Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Hari / Tanggal : Kamis, 31mei 2018

Waktu : Pukul 08.00 WIB – 09.00 WIB

Pokok Bahasan : Bahya Napza

Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan mengenai bahaya Napza

Sasaran : Siswa-siswa SMA N 5 Jember

Penyuluh : Kelompok 4

Tempat : Aula SMA N 5 Jember

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Peserta yang mengikuti acara penyuluhan mampu memahami tentang narkotika, alkohol,
psikotrpika, dan zat adiktif lainnya.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan, peserta penyuluhan dapat menjelaskan:

a. Menjelaskan pengertian tentang NAPZA dan macamnya.


b.Menyebutkan faktor penyalahgunaan NAPZA.
c.Menyebutkan tanda dan gejala ketergantungan obat.
d.Menyebutkan bahaya penggunaan NAPZA.
e.Menyebutkan cara pencegahan penggunaan NAPZA

III. Garis-garis Besar Materi

a.Faktor penyalahgunaan NAPZA


b.Tanda dan gejala ketergantungan obat.
c.Bahaya penggunaan NAPZA.
d.Cara pencegahan penggunaan NAPZA
e Pengertian dan macam- macam NAPZA.

IV. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Demonstrasi

V. Media dan Alat Peraga

1. Leaflet

VI. Proses Kegiatan Penyuluhan


No KEGIATAN Respon siswa Waktu

Pendahuluan :
 Ø Membalas
salam
 Ø Memberi salam pembuka dan  Ø
perkenalan diri Mendengarkan 5
 Ø Menjelaskan tujuan  Ø Memberi Menit
1.  Ø Kontrak waktu respon

Penjelasan :
 Pengertian tentang napza dan
macamnya
 Faktor penyebab penyalahgunaan
napza
 Tanda dan gejala keterantungan
obat
 Bahaya penunaan napza
 Cara pencegahan penunaan napza
 Pengertian dan macam-macam Mendengarkan dengan 20
2. napza penuh perhatian Menit

 Menanyakan
hal yang belum
Penutup : jelas
 Ø Tanya jawab  Aktif bersama
 Ø Menyimpulkan hasil menyimpulkan
penyuluhan  Membalas 15
3.  Ø Memberikan salam penutup salam Menit

VII. Evaluasi

1. Mengajukan pertanyaan lisan.


 Tes awal.
 apa yang dimaksud dengan pengertian napza?
 Apa saja faktor penyebab penyalahgunaan napza?
 Apa saja tanda gejala ketergantungan obat?
 Apa saja bahaya dari napza?
 Bagaimana cara mencegah napza?
 Tes akhir
 Coba jelaskan kembali pengertian napza?
 Sebutkan faktor penyalahgunaan napza?
 Sebutkan apa saja tanda gejala ketergantungan obat?
 Sebutkan apa saja bahaya napza?
 Bagaimana cara menceah penyalahunaan napza?
2. Observasi.
 Respon/tingkah laku ibu saat diberi pertanyaan: apakah diam atau menjawab (benar atau
kurang tepat).
 Siswa antusias atau tidak.
 Siswa mengajukan pertanyaan atau tidak.
MATERI

NAPZA

A. Pengertian

NAPZA merupakan singkatan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang bekerja pada pusat
penghayatan kenikmatan otak sebagaimana kenikmatan sensasi, makan, dan stimulasi seksual. Karena itu
bagi yang sudah menghayatinya selalu muncul dorongan kuat untuk menggunakan napza guna memperoleh
kenikmatan lahir batin atau eforia. Semakin kuat napza mempengaruhan pusat-pusat penghayatan maka
semakin kuat pula potensi ketergantungan yang akan ditimbulkan.
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Kata lain yang
sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan-bahan berbahaya lainnya)
( http://www.bkkbn.go.id ).
NARKOTIKA: zat-zat alamiah maupun buatan (sintetik) dari bahan candu/kokaina atau turunannya dan
padanannya – digunakan secara medis atau disalahgunakan yang mempunyai efek psikoaktif.

ALKOHOL : zat aktif dalam berbagai minuman keras, mengandung etanol yang berfungsi menekan syaraf
pusat

PSIKOTROPIKA: adalah zat-zat dalam berbagai bentuk pil dan obat yang mempengaruhi kesadaran
karena sasaran obat tersebut adalah pusat-pusat tertentu di sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Psikotropik meliputi : Ecxtacy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/ tidur, obat anti depresi dan
anti psikosis.

ZAT ADIKTIF lainnya yaitu zat-zat yang mengakibatkan ketergantungan (aseton, thinner cat, lem). Zat-
zat tersebut sangat berbahaya karena bisa mematikan sel-sel otak. Zat adiktif juga termasuk nikotin
(tembakau) dan kafein (kopi).

NAPZA adalah zat-zat kimiawi yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik secara oral (melalui
mulut), dihirup (melalui hidung) maupun intravena (melalui jarum suntik) sehingga dapat mengubah
pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Penggunaan NAPZA berlanjut akan
mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan/ atau psikologis serta kerusakan pada sistem syaraf dan
organ-organ otonom. NAPZA terdiri atas bahan-bahan yang bersifat alamiah (natural) maupun yang
sintetik (buatan). Bahan alamiah terdiri atas tumbuhan dan tanaman, sedangkan yang buatan berasal dari
bahan-bahan kimiawi.

B. Berbagai Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA


Pada setiap kasus, ada berbagai penyebab yang khas mengapa seseorang menyalahgunakan NAPZA dan
ketergantungan. Artinya, mengapa seseorang akhirnya terjebak dalam perilaku ini merupakan sesuatu yang
unik dan tidak dapat disamakan begitu saja dengan kasus lainnya. Beberapa faktor yang berperan pada
penyalahgunaan NAPZA adalah :

a) Faktor Keluarga
Faktor orangtua atau keluarga yang ikut menjadi pencetus remaja menjadi penyalahgunaan napza
adalah orangtua yang:

 Kurang komunikatif dengan anak dan terlalu menuruti kemauan anak (permisif).
 Terlalu sibuk dan kurang memberi perhatian pada anak, Tidak sepaham dalam mendidik anak.
 Keluarga yang memiliki sejarah (termasuk orangtua) mengalami ketergantungan NAPZA
 Keluarga dengan manajemen keluarga yang kacau, yang terlihat dari pelaksanaan aturan yang tidak
konsisten dijalankan oleh ayah dan ibu.
Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada upaya penyelesaian yang
memuaskan semua pihak yang berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah dan anak,
ibu dan anak, maupun antar-saudara.
Keluarga dengan orangtua yang otoriter. Di sini peran orangtua sangat dominan, dengan
anak yang hanya sekadar harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan santun, adat
istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk
berdialog dan menyatakan ketidaksetujuannya.
 Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang menuntut anggotanya mencapai kesempurnaan
dengan standar tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal.
 Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi kecemasan dengan alasan yang kurang kuat,
mudah cemas dan curiga, dan sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.

b) Faktor Kepribadian
Kepribadian penyalahguna NAPZA juga turut berperan dalam perilaku ini. Pada remaja, biasanya
penyalahguna NAPZA memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah. Perkembangan emosi
yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidak mampuan mengekspresikan emosinya secara wajar, mudah
cemas, pasif agresif dan cenderung depresi, juga turut mempengaruhi.

Selain itu, kemampuan remaja untuk memecahkan masalahnya secara adekuat berpengaruh terhadap
bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan melarikan diri. Hal ini juga berkaitan dengan
mudahnya ia menyalahkan lingkungan dan lebih melihat faktor- faktor di luar dirinya yang menentukan
segala sesuatu. Dalam hal ini, kepribadian yang dependen dan tidak mandiri memainkan peranan penting
dalam memandang NAPZA sebagai satu-satunya pemecahan masalah yang dihadapi.

Sangat wajar bila dalam usianya remaja membutuhkan pengakuan dari lingkungan sebagai bagian
pencarian identitas diri. Namun bila ia memiliki kepribadian yang tidak mandiri dan menganggap segala
sesuatunya harus diperoleh dari lingkungan, akan sangat memudahkan kelompok teman sebaya untuk
mempengaruhinya menyalahgunakan NAPZA. Di sinilah sebenarnya peran keluarga dalam meningkatkan
harga diri dan kemandirian pada anak remajanya.

c) Faktor Kelompok

Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan kelompok, yaitu cara teman-teman atau
orang-orang seumur untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti kelompok itu. Tekanan
kelompok dialami oleh semua orang bukan hanya remaja, karena pada kenyataannya semua orang ingin
disukai dan tidak ada yang mau dikucilkan.

Kegagalan untuk memenuhi tekanan dari kelompok teman sebaya, seperti berinteraksi dengan
kelompok teman yang lebih populer, mencapai prestasi dalam bidang olah raga, sosial dan akademik, dapat
menyebabkan frustrasi dan mencari kelompok lain yang dapat menerimanya. Sebaliknya, keberhasilan dari
kelompok teman sebaya yang memiliki perilaku dan norma yang mendukung penyalahgunaan NAPZA
dapat muncul.

d) Faktor Kesempatan

Ketersediaan NAPZA dan kemudahan memperolehnya juga dapat dikatakan sebagai pemicu.
Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar narkotika internasional, menyebabkan zat-zat ini dengan mudah
diperoleh. Bahkan beberapa media massa mendapat informasi bahwa para penjual narkotika menjual
barang dagangannya di sekolah-sekolah, termasuk sampai di SD. Penegakan hukum yang belum
sepenuhnya berhasil tentunya dengan berbagai kendalanya juga turut menyuburkan usaha penjualan
NAPZA di Indonesia.

e) Faktor lingkungan

Lingkungan masyarakat yang bayak berperan dalam menentukan karakteristik seseorang, sifat serta
perilaku seseorang akan sangat berpengarug terhadap penyalah gunaan obat tersebut karena kondisi
lingkungan yang kurang aktiv dalam upaya pemberantasan peredaran obat- obatan tersebut atau sikap tak
acuh seolah membiarkan penyalahgunaan napza.

C. Tanda dan gejala ketergantungan obat

Tanda-tanda umum untuk mengenali apakah anak sudah mulai terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA:

1. Perubahan Fisik
 Badan kurus
 Tampak mengantuk
 Mata merah, cekung
 Bekas suntikan/goresan di lengan /kaki

2. Perubahan Perilaku
 Emosi labil
 Takut sinar/air
 Menyendiri
 Bohong/mencuri.
 Menjual barang
 Pergi tanpa pamit
 Halusinasi
 Paranoid

D. Bahaya penggunaan NAPZA.

Semua jenis obat dan zat dapat membahayakan tubuh bila digunakan tidak sesuai dengan aturan
pemakaiannya. Efek obat akan sangat tergantung pada berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seberapa
besar efeknya bagi tubuh tergantung pada jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering digunakan,
bagaimana cara menggunakan obat itu, dan apakah digunakan bersama obat lain. Efek obat terhadap tubuh
manusia juga tergantung dari berbagai faktor psikologis seperti kepribadian, harapan atau perasaan saat
memakai, dan faktor biologis seperti berat badan, kecenderungan alergi, dll. Secara fisiologis organ tubuh
yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat (SSP) , termasuk otak dan sumsum belakang
organ-organ otonom seperti jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan pancaindera. Kerusakan pada organ-organ
tubuh itu menghilangkan dan merusak fungsi-fungsi tubuh pemakai sebagai manusia normal, sehingga
selanjutnya pemakai tidak dapat lagi hidup normal.

NAPZA membahayakan hidup pemakai sendiri maupun orang lain. Bagi pemakai, selain tidak dapat
hidup normal, ia juga bisa menghadapi kematian karena overdosis atau penyakit lain. Para pemakai
NAPZA biasanya juga menjadi beban bagi orang-orang lain di sekitarnya mulai dari keluarganya sendiri
sampai masyarakat luas.
Orang yang menyalahgunakan NAPZA disebut pengguna obat biasanya tidak dapat hidup normal.
Penyalahgunaan obat menciptakan ketergantungan fisik maupun psikologis pada tingkat yang berbeda-
beda. Ketergantungan atau kecanduan menyebabkan pengguna tidak dapat hidup tanpa obat.
Ketergantungan dimulai ketika orang dengan sadar memilih untuk menyalahgunakan obat. Ketergantungan
bukan hanya berarti memakai obat secara berlebih. Ketergantungan disebabkan efek obat pada kerja dan
metabolisme otak yang merubah penyalahgunaan menjadi ketergantungan akan obat dan sebuah penyakit
kronis.

Ketergantungan fisik menyebabkan timbulnya rasa sakit luar biasa bila ada usaha untuk mengurangi
pemakaiannya atau bila pemakaian akan dihentikan. Ketergantungan secara psikologis menimbulkan
tingkah laku yang kompulsif (berkeras, ngotot) untuk memperoleh obat-obatan tersebut Ketergantungan ini
menyebabkan perilaku orang tersebut menjadi aneh dan kadang-kadang tak terkendali.

Keadaan ini semakin buruk manakala tubuh sang pemakai menjadi kebal, sehingga kebutuhan tubuh akan
zat yang biasa dipakainya tersebut meningkat untuk dapat sampai pada efek yang sama “tingginya” (disebut
toleransi). Dosis yang tinggi dan pemakaian yang sering diperlukan untuk menenangkan keinginan yang
besar. Semakin tinggi dosis dan semakin sering pemakaian, semakin besar kemungkinan pemakai
mengalami over dosis (takaran melebihi kemampuan tubuh menerimanya) yang menyebabkan kematian.

a. Penyalahgunaan NAPZA menimbulkan berbagai perasaan enak, nikmat, senang, bahagia, tenang
dan nyaman pada pemakainya. Tetapi perasaan positif ini hanya berlangsung sementara, yaitu
selama zat bereaksi dalam tubuh. Begitu efek NAPZA habis, yang terjadi adalah justru rasa sakit
dan tidak nyaman sehingga pemakai merasa perlu menggunakannnya lagi. Hal ini terus berulang
sampai pemakai menjadi tergantung. Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan
berbagai dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.
b. Fisik : sistim syaraf pusat yaitu otak dan sum-sum tulang belakang, organ-organ otonom (jantung,
paru, hati, ginjal) dan pancaindera.
c. Psikologis atau kejiwaan : Perasaan tertekan bila tidak memakai obat tersebut, percobaan bunuh diri
karena tidak dapat mendapatkan obat yang dibutuhkan, melakukan tindak kekerasan.
d. Sosial dan Ekonomi : Merugikan keluarga, sekolah, lingkungan, masyarakat bahkan bangsa.
e. Hukum Dan Keamanan : Pemakai NAPZA seringkali tidak dapat mengendalikan diri dan bersikap
sesuai dengan norma-norma umum masyarakat dan hal itu melanggar hukum yang berlaku di negera
Indonesia.
f. Lingkungan : pengguna NAPZA akan cenderung berperilaku tidak sesuai dengan norma dalam
masyarakat.

E. Cara Pencegahan Penggunaan NAPZA

Penyembuhan ketergantungan Napza di bagi menjadi tiga bagian yaitu pencegahan, terapi (pengobatan) dan
rehabilitasi. Terapi di bagi menjadi dua tahapan, detoksifikasi (membersihkan Napza dari tubuh ) dan pasca
detoksifikasi ( pemantapan ), yang dalam pengobatannya bermaksud bukan hanya fisik pasien yang
disembuhkan tetapi juga kejiwaan, sosial dan keimanannya.

1. Peranan Diri Sendiri


 Jangan pernah mencoba
 Bergaul dengan selektif
 Jadi diri sendiri
 Melakukan kegiatan yang positif
 Pendirian yang teguh
 Kenali lingkungan dengan benar
 Kenali dengan benar informasi tentang Napza
 Mendekatkan diri dengan Tuhan
2. Peranan Orang Tua

 Menciptakan keluarga yang harmonis


 Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri
 Menciptakan komunikasi secara terbuka dan harmonis
 Menyalurkan hobi dan bakatnya secara positif
 Memperlakukan anak secara adil

3. Peranan Masyarakat

 Gerakan kampanye anti Napza


 Bekerjasama dengan orang yang berpengaruh

4. Peranan Pemerintah

 UU tentang Narkotika dan Psikotropika


 Pembentukan LSM
 Pembentukan Tempat Rehabilitasi

Meskipun kita harus bergaul dengan sesama teman tanpa memilih-milih, namun kita harus tetap
menjaga agar pergaulan tidak merugikan dan membahayakan diri kita. Sedekat apapun hubungan
pertemanan kita, kita harus selalu berani menolak ajakan yang :

 Tidak bermanfaat (misalnya nonkrong sambil mengisap ganja sampai malam).


 Jelas merugikan atau melanggar aturan (misalnya permintaan untuk menjualkan obat/NAPZA).
 Menakutkan atau mencurigakan (misalnya menemui bandar NAPZA).
 Menolak ajakan teman tidak perlu dilakukan dengan kasar atau marah, tetapi dapat dilakukan
dengan halus dan sopan tetapi harus tegas, dan dengan alasan yang masuk akal. Dengan cara yang
baik tetapi tegas, teman yang mengajak dapat mengerti dan berhenti merayu atau memaksa kita.
Carilah alasan yang tepat untuk menolak seperti : “terima kasih, tapi saya tidak mau karena saya
tidak suka nongkrong”, “terima kasih, tapi saya tidak mau terlibat dalam kegiatan yang merugikan
saya”, “saya tidak mau karena saya harus mengerjakan hal penting di rumah”.
 Bentengi dirimu dengan iman dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena dirimu sungguh berarti.
Masa depan yang cerah menantimu selalu. Say No To Drug.
Daftar pustaka

Depkes RI. (2000). Pedoman Terapi Pasien Ketergantngan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya. Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik. Depkes RI. Jakarta.

Imran, (1999). Narkoba dan Remaja. Penerbit: PKBI Bandung


Margono, Hendy (2002). Gangguan Mental Prilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif. Kumpulan Catatan
Kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai