Anda di halaman 1dari 4

Ayam merupakan salah satu ternak yang termasuk dalam kelas aves.

Adapun organ-organ yang berkaitan


dalam sistem pernafasan paada aves, yaitu:

1. Nares Anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada pangkal rostrum bagian
dorsal.

2. Nares Posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah.

3. Glottis, terletak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke caudal, ke dalam larynx. Glottis
ini berhubungan dengan rongga mulut melalui celah yang disebut rima Glottis

4. Larink, bagian yang disokong oleh cartilago cricoidea, dan cartilago arytenoidea yang berjumlah
sepasang.

5. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal. Ini berupa suatu pipa mempunyai cincin-cincin
tulang yang disebut annulus trechealis.

6. Bronchus adalah percabangan trachea ke kanan dan ke kiri, disebut Bronchus dexter dan sinister.
Tempat percebangan branchia tadi disebut bifurcatio tracheae. Bronchi ini masih terbagi, ke dalam
bronchi leteralis yang masing-masing akan terbagi lagi parabronchi.

7. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat pada dinding dorsal
thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang disebut pleura.

Pulmo mempunyai hubungan dengan kantong-kantong hawa yang disebut saccus pneumaticus yang
terdiri dari:

a. Saccus abdominalis, terdapat diantara lipatan intestinum.

b. Saccus trhoracalis anterior, terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah muka.

c. Saccus thoracolis posterior, terletak tepat di belakang saccus thoracolis anterior.

d. Saccus interclavicularis, terletak di median, hanya satu buah dan berhubungan dengan kedua
pulmo.

e. Saccus cervicalis, terletak pada pangkal leher, berjumlah sepasang.

f. Saccus axillaris, yaitu saccus yang dibentuk oleh penonjolan sisi-sisi dari saccus interreclavicularis
yang terdapat pada daerah ketiak.

8. Syrinx, terdapat pada bifurcatio tracheae. Tersusun dari beberapa annulus trachealis yang paling
caudal dan annulus bronchialis yang paling cranial. Alat ini membatasi suatu ruangan yang agak melebar
yang disebut tympanum.
Pada bagian trachea yang tercaudal terdapat suatu cartilago yang terletak melintang dan ventral ke
dorsal, yang disebut pessulus. Pessulus ini menyokong suatu lipatan yang disebut membran seminularis.
Adapun otot-otot yang terdapat di trachea dan syarinx, yaitu:

1. Musculus syringealis intrinsic, sepasang berorigo pada dinding trchea, dan berinsertio pada syrinx.

2. Musculus sterno trachealis, sepasang berorigo pada sternum dan berisertio pada trachea.

Suara pada aves dihasilkan oleh getaran dari membrana seminularis. Getaran ini terjadi karena hasil kerja
otot-otot di atas. (Prof. Drs. Radiopoetra,1988).

Rongga hidung dilengkapi dengan silia (bulu getar) yang berperan menyaring partikel-partikel yang
tercampur udara yang dihirup ayam, seperti debu maupun bibit penyakit (virus maupun bakteri).
Sedangkan pada bagian trakea, bronkus dan bronkeolus dilengkapi dengan sel-sel epitel yang juga
mempunyai bulu getar dan sel tak bersilia yang akan menghasilkan lendir yang mengandung enzim
proteolitik dan surfaktan. Adanya enzim dan surfaktan (penurun tegangan permukaan) tersebut mampu
menghancurkan beberapa mikroorganisme patogen. Silia hidung hanya mampu menahan partikel
berukuran 3,7-7,0 mikron, sedangkan partikel yang lebih kecil lagi akan lolos dan bertahan di saluran
pernapasan ayam. Perlu diketahui juga ukuran partikel yang berada di udara kebanyakan memiliki
diameter 1-5 mikron, sedangkan ukuran virus atau bakteri lebih kecil lagi contohnya bakteri Mycoplasma
berukuran 0,25-0,5 mikron atau virus AI hanya berdiameter 0,08-0,12 mikron. Bisa dibayangkan jika silia
mengalami kerusakan (misalnya oleh kadar amonia yang tinggi), maka bibit penyakit akan dengan mudah
masuk ke saluran pernapasan dan pada akhirnya ayam akan mengalami gangguan pernapasan yang
berujung pada terjadinya kasus penyakit.

B. Skema Respirasi Pada Ayam

Dalam sistem respirasi burung tidak memiliki diafragma, melainkan, udara berpindah dan keluar dari
sistem pernapasan melalui perubahan tekanan pada kantung udara. Otot yang berada di dada
menyebabkan sternum yang akan mendorong ke luar. Hal ini mengakibatkan tekanan negatif di udara
kantung, sehingga udara memasuki sistem pernapasan (Drs. Foster dan Smith 2007).

C. Siklus Respirasi Pada Ayam

Siklus respirasi pada ayam berbeda dengan sistem respirasi pada ternak ruminansia. Karena ruminansia
termasuk ternak mamalia, namun secara garis besar siklus respirasi pada ayam sama dengan siklus
respirasi pada aves. Berikut adalah siklus-siklus respirasdi yang terdapat pada ayam:

1. Selama inspirasi pertama, perjalanan udara melalui lubang hidung, ( juga disebut nares yang
terletak di sambungan antara bagian atas paruh atas dan kepala). Seperti dalam mamalia, udara
bergerak melalui lubang hidung ke rongga hidung. Dari rongga hidung udara melalui larink dan ke
trakhea. Udara bergerak melalui trakhea ke syrink, yang terletak di titik sebelum trakhea membagi dua.
Yang kemudian mengalir melalui syrink. Udara tidak pergi langsung ke paru-paru, tetapi perjalanan ke
posterior (kantung udara ekor). Sejumlah kecil udara akan melewati melalui kantung udara ekor untuk
paru-paru.
2. Selama expirasi pertama, udara dipindahkan dari posterior menuju ke kantung udara melalui
ventrobronchi dan dorsobronchi ke paru-paru. Bronkus akan membelah udara ke saluran kapiler dengan
diameter yang lebih kecil. Darah kapiler mengalir melalui kapiler udara dan ini adalah tempat oksigen
dan karbondioksida dipertukarkan.

3. Ketika burung mengulangi inspirasi kedua kalinya, udara bergerak ke kantung-kantung udara
tengkorak.

4. Ekpirasi kedua udara bergerak keluar dari udara tengkorak kantung, melalui syrink ke trakhea,
melalui laring, dan akhirnya melalui rongga hidung dan keluar dari lubang hidung (Foster dan Smith,
2007)

F. Penyakit yang Menyerang Sistem Respirasi Ayam

1. CRD

Chronic respiratory disease (CRD), merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh bakteri
Mycoplasma galisepticum. CRD merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan dan bersifat
kronis, artinya dapat terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Ayam yang terserang
CRD menunjukan gejala ayam terlihat susah bernapas, ngorok dan nafsu makan turun. Pada kasus yang
parah dapat ditemui leleran eksudat dari hidung, terdapat eksudat berbuih pada mata dan kadang sinus
infraorbitalis mengalami pembengkakkan.

2. Korisa

Korisa dapat menyerang ayam layer maupun broiler, penyakit ini mudah menular dengan angka kematian
20 % dan kesakitan 100%. Pada ayam layer, penurunan produksi telur bisa mencapai 10-40%. Korisa
disebabkan oleh bakteri Haemophilus paragallinarum. Ciri khas atau karakteristik korisa yaitu menyerang
rongga hidung dan sinus infraorbitalis, sehingga menyebabkan terjadinya radang pada sinus,
kebengkakan muka dan terjadi leleran hidung yang berbau khas (amis hingga busuk), kadang ditemukan
eksudat serupa keju pada rongga hidung

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Penyakit Pernapasan yang tak Pernah Tuntas.


http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/penyakit/penyakit-pernapasan. Diakses pada tanggal
05 Oktober 2010 pada pukul 13.02 WIB.

Campbell, N.A. 1999. BIOLOGI edisi kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta

Drs. Foster dan Smith. 2007. Respiratory System of Birds: Anatomy and Physiology.
http://www.edb.utexas.edu/petrosino/Legacy_Cycle/mf_jm/Challenge3/Pet%20Educatio-Birds.pdf.
Diakses pada tanggal 05 Oktober 2010 pukul 15.15 WIB.
Diana. 2008. Sistem Respirasi. http://dhedia.wordpress.com/2008/05/23/sistem-respirasi/. Diakses pada
tanggal 06Oktober 2010 pukul 12.30 WIB

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press. Yogyakarta

Irmaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi hewan. Kanisius.Yogyakarta.

Moreng, RE. and John SA. 1985. Poultry Science and Production. Resto Publishing Company. Inc. pp.
135-161

Radiopoetro. 1988. Zoologi. Erlangga. Jakarta

Sembiring, P. 2009. Buku Ajar dan Penuntun Dasar Ternak Unggas. USU press, Medan

Suprijatna, Edjeng. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Bogor..

Wiryadi. 2008. Sistem Respirasi. http://www.scribd.com/doc/22234288/SISTEM-RESPIRASI. Diakses pada


tanggal 05 Oktober 2010 pukul 12.34 WIB.

Villee. 1989. Zoologi umum. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai