Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi
pada Lampiran Bab III Mengenai Beban Belajar menyebutkan bahwa satuan pendidikan pada
semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan program pendidikan dengan
menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester. Hal ini juga tercantum dalam
Pelaksanaan Pembelajaran dalam Sekolah Kategori Mandiri berdasarkan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan telah menetapkan
kebijakan tentang pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar
nasional pendidikan ke dalam kategori standar, mandiri dan bertaraf internasional. Pasal Ayat
2 dan Ayat 3 Peraturan Pemerintah tersebut menyebutkan bahwa dengan diberlakukannya
Standar Nasional Pendidikan, maka Pemerintah memiliki kepentingan untuk memetakan
sekolah menjadi sekolah yang sudah atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan
dan sekolah yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan.
Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah mengkategorikan sekolah yang telah memenuhi
atau hampir memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori mandiri, dan sekolah
yang belum memenuhi Standar Nasional Pendidikan ke dalam kategori standar. Penjelasan
tersebut memberikan gambaran bahwa kategori sekolah standard dan mandiri didasarkan
pada terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan). Pemerintah
telah menetapkan bahwa satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan
tersebut paling lambat 7 (tujuh) tahun sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah tersebut
Dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan, maka perlu disusun suatu acuan dasar
dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, salah satunya adalah kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan sistem Kelas Berpindah (moving class). Moving class merupakan sistem
belajar mengajar yang mencirikan kelas berkarakter mata pelajaran dimana peserta didik akan
berpindah tempat sesuai dengan jadwal mata pelajaran yang telah ditentukan. Konsep moving
class mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan memberikan
lingkungan yang dinamis sesuai dengan yang dipelajarinya.. Dengan demikian diperlukan
adanya kelas mata pelajaran atau kelas mata pelajaran serumpun untuk memudahkan dalam

1
proses keterlaksanaannya dan memudahkan dalam pengaturan kegiatan mengajar guru yang
dilaksanakan secara Team Teaching.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian moving class?
2. Bagaimana pelaksanaan moving class?
3. Bagaimana tujuan moving class?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan moving class?
5. Bagaimana ruang lingkup moving class?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian moving class
2. Untuk mengetahui pelaksanaan moving class
3. Untuk mengetahui tujuan moving class
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan moving class
5. Untuk mengetahui ruang lingkup moving class

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Moving Class


Secara bahasa istilah Moving Class terdiri dari dua kata yaitu moving yang berarti
bergerak dan class yaitu berarti kelas. Berdasarkan pengertian dua kata tersebut, istilah
Moving class bisa diartikan sebagai kelas bergerak. Jadi moving class adalah perpindahan
dari satu kelas ke kelas yang lainnya sesuai dengan pelajarannya. Moving class berarti peserta
didik mempunyai kesadaran untuk mendapatkan il,mu. Artinya jika mereka mau
mendapatkan ilmu, maka mereka harus bergerak ke kelas yang tertentu yang disediakan.
Moving class tidak terbatas pada tempat ruang kelas bisa diluar kelas, lingkungan sekolah,
masjid dan perpustakaan. Dengan demikian, perpindahan tempat belajar dari satu tempat
belajar ke tempat lain dapat mengurangi kejenuhan, peserta didik dapat bersemangat
menerima oelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

No Moving class Kelas menetap


1 Pendidkan menetap dalam ruang Peserta didik menetap dalam kelas, guru
mata pelajaran, peserta didik berpindah-pindah
berpindah-pindah
2 Alat peraga atau alat bantu Alat peraga atau alat alat bantu pembelajaran harus
pembelajaran berada dalam dibawa guru berpindah-pindah kelas
ruang mata pelajaran
3 Ruang belajar mencirikan Ruang belajar tidak mencirikan kekhasan mata
kekhasan mata pelajaran pelajaran
4 Identitas ruang belajar adalah Identitas ruang belajar adalah ruang kelas
ruang mata pelajaran
5 Setiap pergantian pelajaran Suasana baru peserta didik diperoleh sewaktu jam
tercipta suasana baru bagi istirahat dan pulang sekolah.
peserta didik, karena kondisi
ruang mata pelajaran yang
suasananya berbeda-beda

Pembelajaran system moving class dengan demikian memerlukan kelas mata pelajaran
yang serumpun untuk memudahkan dalam proses terlaksana pembelajaran dan memudahkan

3
dalam kegiatan mengajar guru yang dilaksanakan secara team teaching. Adapun perbedaan
antara moving class dengan kelas menetap
Sistem moving class merupakan suatu sistem yang full actifity, karena aktivitas belajar
siswa yang dibutuhkan, dimana ketika sebelum adanya sistem ini, seorang guru harus aktif
memasuki kelas ketika jam pelajaran berganti, tetapi denagn adanya system ini, seorang
siswa dituntut untuk aktif, karena ketika pergantian jam pelajaran bukan lagi guru yang
mencari kelas tetapi siswa lah yang mencari kelas dan guru yang menunggu di kelas. Jadi
pelaksanaan system moving class ini sangat membutuhkan keaktifan siswa dan keaktifan
siswa ini terlihat secara intelektual dan emosional sehingga ia betul-betul berperan dalam
melakukan kegiatan belajar.1

B. Pelaksanaan Moving Class


Dalam pelaksanaan sistem moving class selalu tetap berpijak pada momen yang
telah disepakati bersama dalam suatu lembaga pendidikan. Dalam pelaksanaannya
seorang guru harus mengerti dan memahami bagaiman pelaksanaan sistem moving class
sehingga apa yang menjadi harapan bersama atau tujuan dari sekolah dapat tercapai dan juga
keaktifan dalam belajar dapat berkembang dengan baik.
Pelaksanaan Moving Class tidak hanya dilaksanakan dikelas saja melainkan juga
dapat dilaksanakan di masjid, perpustakaan, dan tempat- tempat yang lain selama masih
berhubungan dengan sekolah dan juga sesuai bila dugunakan untuk proses belajar mengajar.
Pelaksanaan Moving Class sangat menuntut siswa untuk selalu berbuat aktif dan keaktifan
siswa dalam pelajarannya. Dalam setiap memulai pelajaran, hendaknya seorang guru
menjaadikan siswa aktif sejak awal.
Seorang pendidik seharusnya menyusun atktifitas pembuka, karena dengan ini akan
menjadikan siswa lebih mengenal satu sama lain, merasa lebih leluasa ikut berfikir dan
memperhatikan pelajaran.2
Pembelajaran Active atas informasi, ketrampilan dan sikap berlangsung melalui
proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa di kondisikan dalam sikap mencari
(Aktive) bukan sekedar menerima (Pasif/Reaktive). Dengan kata lain mereka mencari
jawaban atau pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau pertanyaan-pertanyaan yang
mereka ajukan. Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh
1
Imam Gunawan, Manajemen Kelas (Teori dan Aplikasinya), (Depok: Rajawali Pers, 2019), hal. 254-
255.
2
Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nuansa dan Media, 2004), hal. 63.

4
pendidik (guru). Mereka tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan
guna menyelesaikan tugas yang di berikan oleh pendidik. Dan mereka dihadapakan kepada
persoalan yang membuat mereka tergerak mengkaji apa yang mereka nilai. Semua ini terjadi
bila siswa dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang mengharuskan mereka untukberpikir,
bekerja dan merasa.

C. Tujuan Moving Class


Penerapan Moving Class sangat berbeda dengan pengelolaan kelas konvensional.
Perbedaan itu dari segi strategi pengelolaan peserta didik, pengelolaan ruang belajar,
pengelolaan administrasi guru dan peserta didik, pengelolaan pembeljaran, pengelolaan
remedial dan pengayaan, dan pengelolaan penilaian.
Tujuan Moving Class adalah:
1. Memfasilitasi peserta didik yang memiliki beraneka macam gaya belajar baik visual,
auditori, dan khususnyakinestetik untukmengembangkan dirinya
2. Menyediakan sumber belajar, alat peraga dan sarana belajar yang sesuaidengan
karakter bidang studi.
Menurut Wahyu Ningsih (2010) menyatakan bahwa tujuan penerapan moving class
dalam pembelajaran adalah :
1. Membiasakan peserta didik agar merasa hidup nyaman dalam belajar. Selain itu, agar
mereka merasa tidak jenuh dan bertanggung jawab terhadap apa yang dipelajarinya.
2. Melatih kemandirian, kerja sama dan kepedulian sosial peserta didik. Karena dalam
Moving class mereka bertemu dengan peserta didik lain, bahkan dari jenjang yang
berbeda setiap ada perpindahan kelas atau pergantian mata pelajaran.
3. Meningkatkan proses pembelajaran. Proses pembelajaran melalui moving class akan
lebih bermakna, karena setiap ruang/ laboratorium mata pelajaran sudah dikondisikan
pemikirannya pada mata pelajaran tersebut.
4. Meningkatkan keaktifan dan efesiensi waktu pembelajaran. Guru mata pelajaran tetap
berada diruang kelas, sehingga waktu guru mengajar tidak terganggu dengan hal-hal
lain.
5. Meningkatkan disiplin peserta didikdan guru. Guru akan dituntut dengan tepat waktu,
karena kunci setiap ruang/ laboratorium dipegang oleh masing-masing guru mata
pelajaran .
6. Meningkatka keterampilan guru dalam memvariasikan metode dan media
pembelajaran yang diaplikasikan dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.
5
7. Meningkatkan keberanian peserta didik untuk bertanya , menjawab, mengemukakan
pendapat dan bersikap terbuka pada setiap mata pelajaran.3

D. Kelebihan dan Kekurangan Moving Class


Kelebihan dari pembelajaran dengan menerapkan moving class adalah:
1. Siswa tetap segar karena selalu bergerak setelah pembelajaran
2. Guru dapat menyiapkan media pembelajaran terlebih dahulu
3. Bisa bertemu teman yang berbeda kelas
4. Melatih kedisiplinan
5. Pada saat jam kosong siswa dapat digunakan untuk mengerjakan tugas-tugas atau diisi
oleh kegiatan yang bermanfaat, misalnya bidang keagamaan, keterampilan dan lai-
lain.
6. Guru berupaya untuk menghitung waktu untuk sebaik-baiknya dan tidak bolos
mengajar karena kalau guru berhalangan hadir akan cepat terdeteksi.
7. Setiap siswa dituntut untuk belajar lebih giat dan aktif karena kalau tidak aktif siswa
akan ketinggalan pelajaran.

Kekurangan system moving class adalah:


1. Siswa bisa merasa lelah
2. Apabila siswa lelah, konsentrasi belajarnya dapat terganggu.
3. Apabila ada barang yang tertinggal maka kan repot untuk mengambilnya, apalagi
kalau kelasnya jauh.
4. Jika guru dan siswa tidak disiplin dalam menggunakan waktu maka akan berakibat
tersendatnya proses pembelajaran bagi pelajaran lainnya.
5. Kehadiran siswa dalam jam tertentu sulit diawasi apalagi kalau seorang guru jarang
mempresensi siswanya
6. biasanya terdapat siswa pada jam pertama ikut belajar tapi jam berikutnya tidak ikut
belajar.

Upaya yang dapat mengatasi kelemahan-kelemahan dari diterapkannya moving class


adalah sebagai berikut :
1. Membudayakan disiplin peserta didik waktu perpindahan belajar

3
Imam Gunawan, Manajemen Kelas (Teori dan Aplikasinya), (Depok: Rajawali Pers, 2019), hal. 256-
257.

6
2. Membudayakan peserta didik untuk cepat dalam berjalan
3. Menekankan agar guru lebih disiplin
4. Menjaga agar jadwal tidak berubah-ubah
5. Selalu memonitoring kehadiran guru disekolah
6. Mengadakan pendekatan persuasive kepada setiap siswa agar terbuka dan terbiasa
bergaul dengan teman tanpa membedakan kondisi dan status sosial.
7. Mengupayakan sendiri media-media yang dapat diusahakan oleh guru dan sekolah,
misalnya bahan ajar, alat peraga, dan bahan praktikum.
Pada dasarnya pengelolaan moving class tujuan utamanya adalah membentuk peserta
didik untuk berpikir dewasa dalam melatih kemandirian, kedisplinan, serta merangsang
perkembangan dan kecerdasan siswa agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. 4

E. Ruang Lingkung Penerapan Moving Class


Sistem belajar yang dimana peserta didik akan berpindah tempat sesuai dengan jadwal
mata pelajarn yang ditentukan. Ruang kelas dalam system belajar moving class pun didesain
sehingga sesuai. Ruang lingkup yang mencangkup penerapan Moving class menurut Wahyu
Ningsih adalah sebagai mencakup:
1. Strategi pelaksanaan moving class, dan
2. Strategi pengelolaan moving class.

1. Strategi pelaksanaan moving class


Strategi pembelajaran melalui penerapan moving class merupakan salah satu syarat
pelaksanaan sekolah kategori mandiri yang dilaksanakandengan pendekatan kelas mata
pelajaran.
Strategi pelaksanaan moving kelas ini memiliki keuntungan, diantaranya:
a. Guru memungkinkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber belajar dan media
pembelajaran
b. Guru berperan aktif dalam mengontrol perilaku peserta didik dalam belajar.

Adapun strategi pelaksanaan moving class ini meliputi:


a. Penanggung Jawab Akademik

4
Imam Gunawan, Manajemen Kelas (Teori dan Aplikasinya), (Depok: Rajawali Pers, 2019), hal. 257-
258.

7
Penanggung jawab akademik secara umum memiliki peran sebagai wali kelas.
Tugas sebagai wali kelas sangat penting dalam memberikan bimbingan bimbingan
terhadap siswa, yang sangat berperan dalam penanganan khusus seperti dalam rangka
meningkatkan hasil belajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Tugas dan kewajiban khusus penanggung jawab akademik ini adalah:
a) Membuat rekap kejadian-kejadian khusus terhadap peserta didik yang menjadi
tanggung jawabnya yang kemudian nanti akan diserahkan kepada pembimbing.
b) Memberikan bimbingan terhadap peserta didik yang yang membutuhkan
penanganan khusus dibidang akademik dalam rangka meningkatkan hasil
belajarnya.
c) Membuat rekap terhadap tingkat kehadiran peserta didik , mengumpulkan nilai
hasil belajar peserta didik yang diserahkan kepada tim (teknologi informasi dan
komunikasi) dalam rangka pengelolaan laporan hasil belajar peserta didik.
b. Tim Pengembang Teknologi Informasi Komunikasi
Tim pengembang teknologi informasi komunikasi (TIK) secara umum
berkewajiban melakukan perawatan dan pengenbangan prasarana TIK yang berkaitan
dengan administrasi dan pembelajaran serta dalam proses pengelolaan nilai, input
rekap kehadiran siswa dan guru.
Tugas dari tim ini adalah:
a) Melakukan pengelolaan nilai , baik untuk nilai ujian tengah semester maupun nilai
ujian akhir semester yang dilakukan oleh penanggung jawab akademik
b) Membuat laporan hasil penilaian sesuai dengan format yang berlaku
c) Membuat hasil analisis penjurusan peserta didik berdasarkan data yang telah
diserahkan oleh penanggung jawab akademik
d) Membuat hasil rekap mengenai kehadiran peserta didik
c. Tim Pengelola Moving Class
Secara akademik pengelolaan moving class dibawah wakil kepala sekolah
urusan kurikulum (wakil bidag akademik) yang secara umum menjelaskan kewajiban
dan tugasnya sesuai dengan beban yang diberikan.
Tim ini dibentuk secara khusus dibawah wakil Bidang Kurikulum yang secara
khusus memiliki tanggung jawab untuk:
a) Pengelola jadwal dan perencanaan moving class
b) Mengoordinasi penanggung jawab akademik dalam pelaksanaan administrasi dan
bimbingan terhadap peserta didik
8
c) Menyiapkan format-format yang diperlukan untuk pengelolaan administrasi
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran
d) Menyusun peraturan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, remedial dan
pengayaan, piket guru dan penetapan peraturan akademiknya.

Adapun strategi moving class agar mencapai hasil yang optimal adalah:
a. Pengelolaan Perpindahan Peserta Didik
Waktu perpindahan kelas adalah 5 menit. Peserta didik diberi kebebasan untuk
menentukan tempat duduknya sendiri. Pesera didik perlu ditegaskan peraturan
tentang penggunaan ruang dan tata tertib dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
serta konsekuensinya. Bel tanda perpindahan pembelajaran dibunyikan pada saat
pelajaran kurang 5 menit. Toleransi terlambat adalah 10 menit. Keterlambatan
berturut-turut lebih dari 3 kali maka diadakan pembinaan yang dilakukan pembimbing
akademik.
b. Pengelolaan Ruang Belajar-Mengajar
Guru diberi wewenang untuk mengatur kelasnya. Ruang belajar setidaknya
memiliki sarana dan media pembelajaran yang sesuai, jadwal mengajar guru, tata
tertib peserta didik, dan daftar inventaris yang ditempel di dinding.
c. Pengelolaan Pembelajaran
Pengelolaan pembelajaran dalam moving class dilaksanakan dengan team
teaching dengan dua cara yaitu team teaching sebagai suatu system pelayanan dimana
dua orang atau lebih dalam mengelola pembelajaran dan semi team teaching yang
mana perbedaannya terletak pada segi pelaksanaan operasionalnya yang dilakukan
secara individu.
d. Pengelolaan Administrasi Guru dan Peserta Didik
Guru berkewajiban mengisi daftar peserta didik dan guru. Guru membuat
catatan-catatan tentang kejadian-kejadian dikelas berdasarkan format yang telah
disediakan, mengisi laporan kemajuan belajar peserta didik, keterlambatan peserta
didik dan membuat rekapan sesuai format yang disediakan.
e. Pengelolaan Remedial dan Pengayaan
Remedial adalah kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran yang bertujuan agar siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan kurikulum. sedangkan

9
pengayaan adalah program pembelajaran yang diberikan peserta didik yang belajar
lebih cepat.
f. Pengelolaan Penilaian
Penilaian dilakukan untuk mengukur proses dan produk hasil pembelajaran.
Penilaian dilakukan setiap saat untuk menilai kemajuan belajar pserta didik,
sedangkan penilaian produk/ hasil belajar melalui ulangan harian, ujuan tengah
semester maupun ujian akhir semester.5

5
Imam Gunawan, Manajemen Kelas (Teori dan Aplikasinya), (Depok: Rajawali Pers, 2019), hal. 258- 264.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Moving class adalah salah satu sistem perpindahan kelas dimana setiap guru mata
pelajaran sudah siap mengajar di ruang kelas yang telah ditentukan sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarnya sehingga setiap mata pelajaran memiliki ruangan atau kelas sendiri-
sendiri. Sistem moving class dapat membawa banyak dampak positif bagi perkembangan
sekolah. Sistem pembelajaran dengan menggunakan moving class dapat menumbuhkan
kesadaran dan tanggung jawab siswa, karena siswa harus mencari ruang kelasnya pada setiap
pergantian pelajaran. Selain itu dapat melatih peserta didik dan guru untuk menggunakan
waktu sebaik mungkin agar waktu pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Penerapkan
moving class ini diharapkan dapat memperoleh suasana belajar yang terasa lebih nyaman dan
kondusif karena selain didukung oleh fasilitas kelas yang memadai juga didukung oleh
kesiapan guru dalam mengajar menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu
dengan menerapkan sistem moving class, siswa tidak akan merasa jenuh untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar, karena siswa tidak akan belajar di kelas yang sama untuk semua
mata pelajaran. Siswa akan merasakan suasana yang berbeda untuk setiap mata pelajaran dan
peserta didik akan lebih mudah menerima pelajaran karena di dalam kelas telah dilengkapi
dengan fasilitas keilmuan sesuai dengan mata pelajaran

B. Saran
Dalam sistem pembelajaran moving class tersebut hendaknya pihak sekolah maupun
guru mata pelajaran selalu mengawasi setiap perkembangan yang terjadi baik terhadap siswa
maupun teknis pelaksanaannya agar kelemahan yang ada dapat diatasi dengan baik

11
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Imam. 2019. Manajemen Kelas. Depok: Rajawali Pers.
Silberman, L. Melvin. 2004. Active Learning. Bandung: Nuansa dan Media.

12

Anda mungkin juga menyukai