Anda di halaman 1dari 54

Rangkuman Materi UAS LSDA 

Yuk Bisa Yuk 


 
The Team of honors: 
 
1. Kelvin - 15418063 
2. Dilham - 
3. Kamili - 
4. sheeps - 
5. el - 
6. nanda - 
7. adiva - 
9. el - 15418009 
10. loise - 15418061 
11. Kamili - 
12. Billa - 15418065 
13. Fadhlan - 
 
“demi tuhan, bangsa, dan almamater” 
 
Naturalistik: ​eksplorasi dan menemukan sesuatu di alam. 
Slide 1 
Moralistis: h
​ ubungan moral dan spiritual dengan alam.   

Apa  yang  dapat  dipahami  tentang  lingkungan  adalah  Negatif: ​takut dan menjauh dari alam. 
lingkungan  menurut  persepsi  kita  ​(perceived 
environmental),​ bukan lingkungan yang sesungguhnya.  Saintifik:  ​sifat  ingin  mengetahui  atau  memahami  tentang 
alam. 
Filter  adalah  pembatas  pemahaman  manusia  thd 
lingkungan, terdiri dari :  Simbolistik: a
​ lam sebagai sumber komunikasi dan imajinasi. 

1. masa  pra-modern​:  pandangan  agama,  atau  kultural  Utilitarian:  ​alam  sebagai  ​sumber  untuk  mendapatkan  fisik 
(animisme, kosmologi)  dan materi. 

2. masa  modern  ​(abad  ke  17)  cara  pandang  sains  yang   


menjadi  sumber  `otoritas',  atau  'kebenaran' 
mengenai dunia yg kita kenali saat ini.   Hubungan  Timbal-balik  Manusia  dan  Lingkungan  terdiri  dari 
4 Teori/Model: 
3. masa  pasca  modern  ​(post  modern)  integrasi  antar 
berbagai  perspektif  pemikiran  terhadap  hubungan  Teori  Dominasi/determinisme  lingkungan  pada  kehidupan 
manusia dan lingkungannya.  manusia 

Biofilia  adalah  ​ikatan  ​atau  ​kesenangan  manusia  terhadap  Teori Kemungkinan lingkungan 
alam dan spesies lainnya sebagai ​bawaan alami manusia. 
Teori Ekologi budaya 
9 Jenis biofilia: 
Model Sistem ekologi: sosiosistem dan ekosistem 
Estetika:  ​cenderung  dengan  daya  tarik  fisik  dan  keindahan 
alam.  Pandangan konservatif/pesimis (Perspektif ​Malthusian) 

Dominionistis: h
​ asrat menguasai dan mengontrol alam.  SDA  yang  terbatas  tidak  akan  mampu  mendukung 
pertumbuhan  penduduk  ​yang  cenderung  tumbuh  secara 
Humanistis: k
​ eterkaitan emosional dengan alam.  eksponensial. 
Produksi  dari  SDA  akan  mengalami apa yang disebut sebagai    
diminishing  return  à  output  ​per  kapita  akan  mengalami 
kecenderungan yang menurun sepanjang waktu.  Krisis  ekologis  menunjukkan kepada kita adanya keterkaitan 
pelbagai aspek kehidupan secara global. 
Ketika  proses  ini  terjadi,  ​standar  hidup  juga  akan  menurun 
sampai  ke  tingkat  subsisten  ​yang  pada  gilirannya  akan  Penebangan  atau  pembakaran  hutan  tropis  di  Kalimantan 
memengaruhi reproduksi manusia.  berdampak  langsung  ke  negara  tetangga,  berdampak  pula 
thd  fenomena  pemanasan  global  yang  dirasakan  oleh 
   seluruh dunia. 

Pandangan Eksploitatif (Perspektif Ricardian)   Penipisan  lapisan  ozon  tidak hanya berdampak buruk kepada 


warga  negara  AS  dan  Eropa  sebagai  wilayah,  melainkan 
SDA  dianggap  sbg  ​mesin  pertumbuhan  ​yang  berdampak global terhadap kesehatan lingkungan dunia. 
mentransformasikan  sumber  daya  ke  dalam  ​man  made 
capital  ​yang    ​akan  menghasilkan  produktivitas  yang  lebih  Krisis  ekologis  tidak  dapat  diisolasi  ​semata  persoalan  suatu 
tinggi di masa mendatang.  negara atau persoalan ekonomi dan teknologi belaka 

Keterbatasan  suplai  dari  SDA  untuk  memenuhi  kebutuhan    


ekonomi  dapat  disubstitusikan  dengan  ​intensifikasi  atau 
ekstensifikasi  Krisis  ekologis  yang  merupakan  isu  global  melibatkan  cara 
pandang manusia modern terhadap alam​. 
Jika  sumber  daya  menjadi  langka,  hal  ini  akan  tercermin 
dalam  dua  indikator  ekonomi:  ​meningkatnya  baik  harga  disadari  sejak  tahun  1975  ketika ​Club of Roma dalam ​Limits of 
output maupun b ​ iaya ekstraksi p
​ er-satuan output.  Growth​,  mengingatkan  malapetaka  akan  mengancam 
peradaban  manusia  jika cara-pandang manusia modern thd 
Kelangkaan  juga  akan  memberikan  insentif  untuk  ekosistem tidak berubah atau diubah 
mengembangkan  inovasi  (pencarian  deposit  baru, 
peningkatan  efisiensi  produksi,  dan  peningkatan  teknologi    
daur  ulang)  sehingga  dapat  mengurangi  tekanan  terhadap 
pengurasan sumber daya alam.  Krisis  lingkungan  global  ​dapat  dilacak  pada  ​cara  pandang 
manusia  ​modern  selama  ini  yang  yang  bersifat 
   mekanistik-linier, Cartesian dan Newtonian. 

Cara pandang Sains thd Alam (1)  Pandangan  ini  di  satu  sisi  berhasil  ​mengembangkan  sains 
dan  teknologi  ​yang  memudahkan  kehidupan  manusia, 
Berbagai fenomena dewasa ini seperti:  namun  di  sisi  lain  ​mereduksi  kompleksitas  kehidupan 
manusia itu sendiri. 
Perubahan iklim 
Pandangan  yang  mekanistik  terhadap  alam  t​ elah 
Kerusakan,  kemerosotan/kepunahan  keanekaragaman  melahirkan  pencemaran  di  udara,  air,  tanah  yang 
hayati  mengancam balik kehidupan manusia. 

Peningkatan  intensitas  dan  cakupan  kawasan  bencana  Penekanan  yang  berlebihan  pada  metode  ilmiah 
(banjir, kekeringan, kebakaran hutan)  eksperimental  dan  rasional  analitis  telah  menimbulkan 
sikap-sikap yang a
​ nti-ekologis. 
Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam 
Cara pandang Sains thd Alam (2) 
Peningkatan alih fungsi kawasan hutan 
Secara  umum  Sains  melihat  ​manusia  dan  alam  adalah 
   terpisah  dan  manusia  memiliki  kemampuan  untuk 
menguasai alam bagi kepentingan manusia. 
menunjukkan  ​aktivitas  manusia  ​yang  eksploitatif  telah 
memberikan  pengaruh/tekanan/dampak  yang  besar  Sains membantu memecahkan misteri yang dimiliki alam. 
terhadap lingkungan/alam 
Namun  menurut  pandangan  ​sejarah  alam​,  sesungguhnya 
   alam memiliki kaidah-kaidah yang tidak seluruhnya atau tidak 
akan mungkin dimengerti manusia. 
ketidakseimbangan  antara tingkat ​kebutuhan ​dibandingkan 
dengan  ​ketersediaan  sumber  daya  alam​,  yang  secara  nyata  Kelangsungan  hidup manusia tergantung pada kemitraannya 
menimbulkan  tekanan  yang  mengancam  kesejahteraan dan  dengan  alam;  dan  alam  memberikan  ‘pelayanan’  yang  tidak 
kualitas hidup manusia.  seluruhnya dimengerti manusia. 

   Dikaitkan  dengan  berbagai  persoalan  lingkungan,  bahkan 


sering  disebut  sebagai  krisis  ekologis,  menjadi  sangat relevan 
Secara global, perkembangan aktivitas manusia  membicarakan  kembali  tentang  ​cara  menghargai 
lingkungan. 
telah  mengubah  lingkungan  dalam  berbagai  bentuk: 
penipisan lapisan ozon, penebangan hutan tropis, hujan asam,  Krisis Lingkungan 
dan  meningkatnya  konsentrasi  gas  rumah  kaca  di  atmosfir 
yang kemudian mengubah iklim global.  dan Cara Pandang Antroposentrisme 
Krisis lingkungan global yang kita alami dewasa ini bersumber  yang  diambil  dalam  kaitan  dengan  alam,  baik  secara 
pada  kesalahan  fundamental-filosofis  dalam pemahaman thd  langsung atau tidak langsung. 
keseluruhan ekosistem. 
Nilai tertinggi adalah ​manusia dan kepentingannya 
kesalahan  pola  perilaku  manusia  yang  bersumber  dari 
kesalahan  cara  pandang  :  manusia  keliru  memandang  alam  Hanya  manusia  yang  mempunyai  nilai  dan  mendapat 
dan  keliru  menempatkan  diri  dalam  konteks  alam  semesta  perhatian.  Segala  sesuatu  yang  lain di alam semesta ini hanya 
seluruhnya.  akan  mendapat  nilai  dan  perhatian  sejauh  menunjang  dan 
demi kepentingan manusia. 
awal  dari  semua  bencana  lingkungan  yang  kita  alami 
sekarang.  Alam  dilihat  hanya  sebagai  obyek​,  alat  dan  sarana  bagi 
pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. 
Cara  pandang/etika  antroposentrisme,  ​yang  memandang 
manusia  sebagai  ​pusat  dari  alam  semesta​,  dan  hanya  Alam tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri. 
manusia  yang  mempunyai  nilai,  sementara  alam dan segala 
isinya  sekadar  ​alat  bagi  pemuasan  kepentingan  dan  Adakah  prinsip-prinsip  berpikir  ekologis  yang  dapat 
kebutuhan hidup manusia.  memandu  pemahaman  kita  tentang  ​lingkungan,  bumi  atau 
alam​, serta bekerja dengannya? 
Manusia  dianggap  berada  di  luar,  di  atas  dan  terpisah  dari 
alam.    

Manusia  dipahami  sebagai  penguasa  atas  alam  yang  boleh  Pemikiran  ekologis  ​(ecological  thought)  ​menempatkan 
melakukan apa saja.  ekologi  sebagai  paradigma  saintifik  baru  dan ekologi sebagai 
sistem nilai baru?  
Cara  pandang  seperti  ini  melahirkan  sikap  dan  perilaku 
eksploitatif  tanpa  kepedulian  sama  sekali  terhadap  alam  dan  Ekologi  sebagai  ​sistem  nilai  ​baru  menurut  Hayward  (1994) 
segala  isinya  yang  dianggap  tidak  mempunyai  nilai  pada  diri  mengajarkan  tentang  ​hidup  harmonis  dengan  alam,  lebih 
sendiri.  dari  sekedar  ​antroposentrik​,  ​serta  pengakuan  terhadap 
nilai-nilai intrinsik makhluk selain manusia. 
  
  
Antroposentrisme: 
2 Cara pandang thd lingkungan 
merupakan kesalahan cara pandang Barat 
Secara  ​dikotomis  kita  dapat  membagi  dua  cara  pandang 
Manusia  ​dipahami  hanya  sebagai  ​makhluk  sosial  ​(social  manusia terhadap lingkungannya: 
animal),  ​yang  eksistensi  dan  identitas  dirinya ditentukan oleh 
komunitas sosialnya.  Kelompok konvensional 

   Kelompok  hijau  ​(Green):  ​mempunyai  cara  pandang  ekologis 


yang  sangat  berbeda/berlawanan  dengan  cara  pandang 
Etika h
​ anya berlaku bagi komunitas sosial manusia.  konvensional 

Norma  dan  nilai  moral  hanya  dibatasi  keberlakuannya  bagi  Perbedaan cara pandang thd: 
manusia. 
alam 
Hanya  manusia  yang  merupakan  ​pelaku  moral​,  yaitu 
makhluk  yang  mempunyai  kemampuan  untuk  bertindak  manusia lain 
secara moral berdasarkan akal budi dan kehendak bebasnya. 
sains dan teknologi 
Etika tidak berlaku bagi makhluk lain di luar manusia. 
produksi dan ekonomi 
  
politik. 
Cara  pandang  atau  paradigma  ilmu  pengetahuan  dan 
teknologi  modern  yang  ​Cartesian  dengan  ciri  utama  Keseluruhan  cara  pandang  ini  menempatkan  pemikiran 
mekanistis-reduksionistis.  ekologis  pada  kelompok  green  pada  dasarnya sudah menjadi 
suatu isme baru: ​Environmentalism. 
àpemisahan  yang  tegas  antara  alam  sebagai  ​obyek  ilmu 
pengetahuan dan manusia sebagai s ​ ubyek.   

ada pemisahan yang tegas antara f​ akta dan nilai.  Cara pandang thd A
​ lam 

Antroposentris:  Konvensional     

memandang m
​ anusia sbg pusat  Manusia dan alam terpisah 

dari sistem alam semesta​.  Alam  dapat  dan  harus  dieksploitasi  dan  didominasi  utk 
kepentingan manusia 
Manusia  dan  kepentingannya  dianggap  ​yang  paling 
menentukan  dalam  tatanan  ekosistem  dan  dalam  kebijakan 
Green  Teknologi  tepat  guna,  atau  menengah  atau  yg 
kepemilikannya  demokratik  (ex.  Solar,  angin,  dll.) 
Manusia adalah bagian dari alam  menunjukkan kemajuan 

Manusia  harus  menghargai  dan  melindungi  alam  utk  Kita  dapat  menyelesaikan  persoalan  melalui  sintesa  – 
kepentingan alam itu sendiri  memandang  semua  bagian  secara  kesatuan  dan  berkaitan 
satu dengan lainnya 
Manusia harus mengikuti hukum alam (DDL) 
Kita harus mengamati secara holistik. 
 
 
Cara pandang thd M
​ anusia 
Cara pandang thd 
Konvensional     
Produksi dan Ekonomi (1) 
Manusia, secara naluriah, agresif dan kompetitif 
Konvensional     
Masyarakat mengorganisir diri secara berhirarki 
Terpenting  adalah  penciptaan modal untuk produksi barang / 
Dapat mengukur status sosial dari kepemilikan harta benda  jasa 

Cara  berpikir  logis  dan  rasional  adalah  lebih  absah  dan  dapat  Menurunkan  ongkos  produksi  barang  /  jasa  dibandingkan 
dipercaya daripada emosi dan intuisi  harga jual – makin efisien 

green  Pertumbuhan ekonomi, seperti apapun, adalah baik 

Manusia, secara naluriah, ingin bekerjasama  Untuk  memaksimasi  pertumbuhan,  maka  perkecil 
penggunaan  materi  yg  didaurulang,  dan  kurangi  kontrol 
Hirarki  sosial  adalah tidak alamiah, tidak diinginkan dan dapat  polusi 
dihindari 
Green 
Kualitas  hidup  spiritual  lebih  penting  daripada  kepemilikan 
material.  Hanya  memproduksi  barang  dan  jasa  yg  dibutuhkan 
masyarakat, tidak perduli apakah menguntungkan atau tidak 
Emosi  dan  intuisi  juga  penting  dan  absah  seperti  bentuk 
pengetahuan lainnya  Efisiensi  ekonomi  harus  diukur  dari  lapangan  kerja  yg 
diciptakan 
 
Pertumbuhan  ekonomi yang membabibuta tidak baik, karena 
Cara pandang thd Sains & Teknologi  terus  menggunakan  SDA  yang  terbatas  dan  menciptakan 
polusi 
Konvensional    
Semua  produksi  harus  menggunakan  materi  secara  minimal, 
Sains  dan  teknologi  dapat  menyelesaikan  persoalan  mendaur-ulang 
lingkungan hidup, sehingga kita harus berinovasi terus 
 
Kemajuan  teknologi  ditentukan  oleh  perubahan  sosial  dan 
ekonomi  Carapa pandang thd 

Teknologi  ‘tinggi’  seperti  (c.  reaktor  nuklir)  menunjukkan  Produksi dan Ekonomi (2) 
kemajuan 
Konvensional     
Manusia  menyelesaikan  persoalan  melalui  analisis  – 
membaginya menjadi komponen  Negara membangun melalui perdaganan antar negara 

Manusia  memahami  alam  dengan  mengenali  materi  pada  Lebih efisien memproduksi barang secara massal 
tingkat terkecil dan gaya yang mengontrolnya 
Lebih  efisien  untuk  memekanisasi  dan  mengotomatisasi 
  produksi 

Green:  Kesempatan kerja penuh adalah kondisi ideal 

Kita  tidak  dapat  bergantung  pada  sains  dan  teknologi  untuk  G


​ reen 
menyelesaikan persoalan lingkungan hidup 
Dimensi  waktu  utk  perencanaan  ekonomi  harusnya  jangka 
Kita  dapat  mengubah  masyarakat  dan  ekonomi.  Teknologi  panjang 
harusnya ‘membantu’ kita bukan ‘master’ 
Relasi  perdagangan  antar  negara  harus  dikurangi  –  tujuan 
seharusnya adalah self sustaining 
Lebih  efisien  untuk  memproduksi  barang  secara  sedikit  Antroposentrisme 
melalui kontrol lokal 
Biosentrisme 
Lebih  efisien  jika  tenaga  kerja  ikut  serta  dalam  sistem 
produksi  Ecosentrisme 

Setiap orang dapat bekerja    

  Siapa kaum environmentalis? 

Cara pandang thd P


​ olitik  Seseorang  atau  sekelompok  orang  ​yang  mendukung  setiap 
tujuan gerakan lingkungan hidup. 
Konvensional   
Secara  politik  dikategorikan  sebagai  ​Greens  ​atau 
Kelompok hijau ingin kita kembali ke zaman ‘batu’  Kelompok/Kaum Hijau 

Keputusan  penyelesaian  persoalan  LH  serahkan  kepada  Kaum  environmentalis  memiliki  ​pandangan  yang  kuat  atas 
ahlinya  isu-isu  lingkungan  hidup  dan  ​mengamalkan  nilai-nilainya 
sebagai aktivis, relawan, akademisi dan profesional 
Cara terbaik adalah demokrasi perwakilan 
Spektrum Environmentalisme 
Pemusatan pemerintah akan tetap diperlukan 
Antroposentrisme 
Green 
Antroposentrisme  memandang  ​manusia  sebagai  pusat  dari 
Menciptakan masyarakat yg memiliki relasi dengan alam  sistem alam semesta​. 

Kita semua adalah ahli yg bisa ikut serta dalam menyelesaikan  Manusia  dan  kepentingannya  dianggap  ​yang  paling 


persoalan LH  menentukan  ​dalam  tatanan  ekosistem  dan  dalam  kebijakan 
yang  diambil  dalam  kaitan  dengan  alam,  baik  secara 
Cara terbaik adalah demokrasi langsung  langsung atau tidak langsung. 

Negara  seharusnya  paling  tidak  berpengaruh terhadap hidup    


sehari-hari 
Nilai tertinggi adalah ​manusia dan kepentingannya 
 
Hanya  manusia  yang  mempunyai  nilai  dan  mendapat 
Apa itu Enviromentalisme?  perhatian.  Segala  sesuatu  yang  lain di alam semesta ini hanya 
akan  mendapat  nilai  dan  perhatian  sejauh  menunjang  dan 
Gerakan  sosial  yang  dimotori  kaum  penyelamat  lingkungan  demi kepentingan manusia. 
hidup (pro-lingkungan) 
Alam  dilihat  hanya  sebagai  obyek​,  alat  dan  sarana  bagi 
Gerakan  environmentalis berusaha dengan segala cara tanpa  pemenuhan  kebutuhan  dan  kepentingan  manusia.  Alam 
kekerasan,  mulai  dari  aksi  jalanan,  lobi  politik,  hingga  tidak mempunyai nilai pada dirinya sendiri. 
pendidikan  publik,  untuk  melindungi  kekayaan  alam  dan 
ekosistem.  Dalam  antroposentrisme  ​nilai  dan  prinsip  moral  ​hanya 
berlaku  bagi  manusia​,  dan  bahwa  kebutuhan/  kepentingan 
Kaum environmentalis peduli pada isu-isu: ​pencemaran, gaya  manusia mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting. 
hidup  rakus  energi,  ancaman  perubahan  iklim,  rekayasa 
genetik pada produk-produk makanan.  Bagi  teori  antroposentrisme,  ​etika  hanya  berlaku  bagi 
manusia  sehingga  segala  tuntutan  mengenai  perlunya 
Gerakan  environmentalisme  saat  ini  telah  bermetamorfosa  kewajiban  dan  tanggung  jawab  moral  manusia  terhadap 
menjadi  gerakan  ​antikorporasi  dan  lingkungan  hidup  dianggap  sbg  tuntutan  yg  berlebihan, 
anti-globalisas​i/kapitalisme global).  tidak relevan dan tidak pada tempatnya. 

   Kewajiban  dan  tanggung  jawab  moral  manusia  terhadap 


lingkungan  ​semata-mata  demi  memenuhi  kepentingan 
Environmentalisme  sesama manusia. 

Andrew  Vincent  (1993)  menyebutkan  tipologi  Kewajiban  dan  tanggung  jawab  terhadap  alam  hanya 
ENVIRONMENTALISME, menjadi dua, didasarkan pada:  merupakan  perwujudan  ​kewajiban  dan  tanggung  jawab 
moral  terhadap  sesama  manusia​,  bukan  merupakan 
sistem nilai (hak, obligasi, kewajiban moral)  perwujudan  kewajiban  dan  tanggung  jawab  moral  manusia 
terhadap alam itu sendiri. 
kegunaan (​utility​) dan kebaikan (​good​) 
Antroposentrisme vs Biosentrisme (1) 
  
Manusia sbg t​ itik referensi​ dalam pemikiran mengenai bumi.  
Environmentalisme (à Etika Lingkungan) 
Kepedulian  manusia  thd  alam  ditentukan  oleh ​kegunaannya  DE  menuntut  suatu  etika  baru  yang  tidak  berpusat  pada 
bagi manusia  manusia, tetapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya 

Alam memiliki peran ​independen ​dalam menciptakan ‘sistem  dalam kaitan dengan upaya mengatasi persoalan lingkungan. 


nilai’ 
Etika  DE  tidak  mengubah  sama  sekali  hubungan  antara 
Kepedulian  manusia  thd  alam  tidak  dapat  diukur  oleh  manusia  dengan  manusia,  namun  ​manusia  dan 
kegunaannya  bagi  manusia  melainkan  ​kearifan manusia thd  kepentingannya  bukan  lagi  ukuran  bagi  segala  sesuatu yg 
keberadaannya.  lain​. 

Antroposentrisme vs Biosentrisme (2)  DE  ​memusatkan  perhatian  kepada  semua  spesies​, 


termasuk spesies bukan manusia. 
Spesies  bukan  manusia  hanya  memiliki  kesempatan  hidup di 
bumi ​jika diketahui kegunaannya​ untuk manusia  Etika  lingkungan  hidup  yang  dikembangkan  DE  dirancang 
sebagai sebuah ​etika praktis,​ sebagai sebuah gerakan. 
Manusia d
​ apat mengatur bumi 
prinsip-prinsip  moral  etika  lingkungan  harus  diterjemahkan 
   dalam a​ ksi nyata dan konkret. 

Spesies  bukan  manusia  juga  memiliki  ​hak  untuk  hidup  gerakan  yang  jauh  lebih  dalam  dan  komprehensif  dari 
(biotik)  sekadar sesuatu yang instrumental dan ekspansionis. 

Gaia:  Bumi  adalah  organisme  hidup  dan  bersifat  ​self   


regulating   

Manusia b
​ ergantung​ pada Bumi 

Biosentrisme   
   
Bagi  biosentrisme,  ​tidak  benar  bahwa  hanya  manusia  yang 
mempunyai nilai. 

Alam  juga  ​mempunyai  nilai  pada  dirinya  sendiri  ​lepas  dari 


kepentingan manusia. 

Setiap  kehidupan  dan  makhluk  hidup  mempunyai  nilai  dan 


berharga  pada  dirinya  sendiri  (​nilai  intrinsik​,  bukan  nilai 
instrumental​ seperti dalam Antroposentrisme) 

Biosentrisme  menganggap  serius  ​setiap  kehidupan  dan 


makhluk hidup​ di alam semesta. 

Karena  semua  makhluk  hidup  bernilai  pada  dirinya  sendiri 


sehingga  pantas  mendapat  pertimbangan  dan  kepedulian 
moral. 

Alam  perlu  diperlakukan  secara  moral,  ​terlepas  dari  apakah 


ia bernilai bagi manusia atau tidak​. 

Ekosentrisme à D
​ eep Ecology 

Ekosentrisme  merupakan  kelanjutan  dari  teori  etika 


lingkungan biosentrisme. 

Jika  pada  biosentrisme,  etika  diperluas  untuk  mencakup 


komunitas  biosentrisme,  pada  ekosentrisme  etika  ​diperluas 
untuk  mencakup komunitas ekologis seluruhnya, ​baik yang 
hidup maupun tidak. 

Secara  ekologis,  makhluk  hidup  dan  ​benda-benda  abiotis 


lainnya saling terkait satu sama lain. 

Kewajiban  dan  tanggung  jawab  moral tidak hanya dibatasi 


pada  makhluk  hidup​,  tapi  juga  berlaku  terhadap  semua 
realitas ekologis. 

Deep Ecology (DE) 

  
Komponen ekosistem 
Slide 2 EKOSISTEM:  Eksosistem terestrial (daratan)  
Ekosistem akuatik (perairan)  
KONSEP DAN TIPOLOGI  ->dikelompokkan berdasarkan (Odum, 1993): 
trofik atau nutrisi (autotrof dan heterotrof) 
 
- autotrof, dapat membuat makanan sendiri 
Definisi​: Tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan 
- heterotrof, harus mencari sumber makanan 
kesatuan secara utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi 
struktur dasarnya (biotik dan abiotik, lebih lanjutnya adalah 
dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan 
produsen konsumen, dan pengurai) 
produktivitas lingkungan hidup (UU 32/2009).  
 
-> Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun 
Cara hidup organisme disebut ​relung​ atau niche  
abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya 
Relung suatu organisme ditentukan oleh tempat hidupnya 
tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang 
(habitat) dan oleh berbagai fungsi yang dikerjakannya, 
masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup 
sebagai profesi organisme dalam habitatnya.  
sendiri, melainkan saling berhubungan, saling memengaruhi, 
Berbagai organisme dapat hidup bersama dalam satu habitat.  
saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah​pisahkan. 
- Jika dua atau lebih organisme mempunyai relung yang 
 
sama dalam satu habitat, maka akan terjadi persaingan.  
Biosfer​ atau ekosfer merupakan bulatan Bumi dimana 
- Makin besar kesamaan relung dari organisme-organisme 
terdapat kehidupan. 
yang hidup bersama dalam satu habitat, maka makin intensif 
 
persaingannya. 
 
 
 
 
 
   

 
Pendekatan ekosistem​ atau pendekatan holistik.  
- Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam pelbagai 
ukuran,: kolam, danau, atau sebidang kebun, hutan, atau 
lanskap, laboratorium 
- Selama komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi 
membentuk kerja sama untuk mencapai suatu kemantapan 
fungsional, kesatuan tersebut dapat dianggap sebagai suatu 
ekosistem. 
sangat bervariasi ​antara budaya dan tingkat 
Slide 3 Daya Dukung  pembangunan ekonomi masyarakat. 
● Mobilitas manusia yang sangat tinggi memengaruhi 
Lingkungan  batas ​wilayah pemenuhan kebutuhan manusia 
menjadi tidak terbatas. 
Apa sih DDL? 
● Persamaan IPAT​ (Commoner, 1972): menjelaskan 
● Kemampuan l​ ingkungan hidup untuk ​mendukung 
bahwa daya dukung terhadap manusia merupakan 
perikehidupan manusia dan​ makhluk hidup​ lain (UU 
fungsi tidak hanya dari jumlah populasi​, t​ etapi j​ uga 
32/2009) 
perbedaan tingkat konsumsi​ yang dipengaruhi oleh 
● Jumlah ​individu suatu spesies yang d​ apat didukung 
teknologi produksi dan konsumsi. 
secara tak terbatas dalam suatu ruang atau kawasan 
tertentu (Miller, 1986)   
● Kemampuan untuk ​mendapatkan h ​ asil dan produk  Persamaan IPAT 
di suatu daerah dari​ sumber daya alam​ yang  I = P x A x T 
terbatas,​ dengan mempertahankan​ jumlah dan  I ​Impact​, dampak lingkungan 
kualitas sumber dayanya​ (Khanna, 1999) 
P P
​ opulation​, ukuran populasi manusia 
Dari mana munculnya? 
A A
​ ffluence, ​tingkat konsumsi oleh populasi 
Tragedy of commons: k
​ asus peternak yang 
T ​Technology, ​proses yang digunakan untuk mendapatkan 
menggembalakan ternak di padang rumput 
sumberdaya dan mengubahnya menjadi barang berguna 
•Lokasi padang rumput yang merupakan ​sumber daya  dan limbah.  
dianggap sebagai milik umum. 
 
•Setiap peternak merasa mempunyai ​hak untuk membiarkan 
Dampak pertumbuhan penduduk, kemakmuran, 
ternaknya ​mencari makan di tempat itu. 
dan teknologi terhadap lingkungan 
•Bila banyaknya petemak dan hewan yang merumput di 
padang tsb masih dalam keadaan ​setimpal dengan 
kapasitas milik umum​, maka ​keseimbangan serta 
kelangsungan hidup ​padang rumput masih tidak terancam. 
•Namun ketika ​jumlah peternak semakin bertambah d ​ an 
besarnya semakin meningkat dengan kecepatan 
pertumbuhan yang lebih cepat dari p
​ ertumbuhan rumput 
maka akan ​menyebabkan bencana b ​ agi alam maupun 
pelaku. 
 

 
 
Mengapa DDL Penting? 
● Pertambahan jumlah penduduk juga dibarengi 
dengan peningkatan konsumsi SDA yang semakin 
besar sejalan dengan ​peningkatan status sosial 
ekonomi m ​ asyarakat. 
● So, P
​ eningkatan jumlah penduduk dan perubahan 
  pola konsumsi masyarakat akan mempengaruhi 
Bagaimana DDL dalam kehidupan manusia?  DDL 
● Konsep daya dukung yang berasal dari kehidupan   
bukan manusia k ​ urang sesuai ​diterapkan untuk  Konsep DDL dalam kehidupan manusia 
manusia. 
● Hakikatnya, DDL terbentuk secara alamiah.  
● Dalam hal daya dukung terhadap kehidupan  ● Namun, akibat berkembangnya kebudayaan, DD 
manusia, terjadi ​kompleksitas penetapan daya  dapat meningkat 
dukung y ​ ang disebabkan adanya perbedaan yang 
Faktor kebudayaan 
sangat besar dalam hal j​ enis dan jumlah 
sumberdaya y ​ ang digunakan oleh masing-masing  1. Pola konsumsi berubah dengan cepat 
2. Perkembangan teknologi 
individu dan perubahan budaya (teknologi) yang 
sangat cepat memengaruhi, sehingga d ​ aya dukung   
 
Komponen DDL: 
1. Kapasitas penyediaan 
2. Kapasitas penampungan limbah 
 

 
● Ekosistem suatu lingkungan mempunyai 
ketahanan (daya lenting) t​ erhadap 
 
tekanan yang berbeda-beda. 
  ● Jika potensi ekosistem dilampaui maka 
DDL bisa berkurang?  daya lenting ekosistem akan tidak kuat 
Faktor internal:  untuk menahannya dan terjadi ​kerusakan 
● Kerusakan akibat kejadian alamiah, seperti letusan  ekosistem yang akan merusak kelestarian 
gunung api, gempa bumi, badai, dll.  daya dukung. 
● Daya dukung lingkungan ​merupakan 
Faktor eksternal 
fungsi dari SDA dan ekosistem, ​sehingga 
● Kerusakan akibat ulah manusia 
jika ingin memanfaatkan lingkungan untuk 
memenuhi kebutuhan manusia haruslah 
diketahui terlebih dahulu ​potensi dan 
batasan SDA dan ekosistemnya ​secara 
detail sehingga potensi daya dukung tidak 
terlampaui, 
● Batasan kenaikkan daya dukung sulit 
diketahui k ​ arena sangat ditentukan oleh 
Iptek yang dikuasai manusia, energi yang 
dimasukkan dan dan sifat-sifat SDA dan 
ekosistem dari daya dukung yang 
digunakan. 
  ● Secara teoretik, ​apabila​ potensi SDA dan 
  daya lenting ekosistem ​dilampaui​ atau 
terjadi degradasi maka ​daya dukung akan 
Kaitan DDL dengan SDA dan Ekosistem 
terganggu​, kecuali kalau sebagian atau 
● Daya dukung suatu lingkungan ditentukan oleh dua  seluruhnya dari SDA dikorbankan dan 
hal pokok, yaitu ​potensi sumberdaya alam dan 
ekosistemnya d ​ iganti bentuk ekosistem 
keadaan ekosistem.  
yang baru ​maka daya dukung akan dapat 
● Pada saat pemanfaatan sumberdaya alam dan 
berubah lagi tetapi lingkungan aslinya akan 
penekanan pada ekosistern yang ​melampaui 
berubah. 
kemampuannya akan m ​ erusak ​potensi sumberdaya 
 
alam dan ekosistemnya 
● Tekanan yang salah pada SDA yang terbarukan  DDL vs Peningkatan IPTEK 
dapat mengakibatkan degradasi pontensinya,  ● Peningkatan Iptek​ dalam cara pemanfaatan suatu 
bahkan menghancurkan sama sekali sehingga  SDA akan d ​ apat meningkatkan DDL 
menjadi tidak dapat diperbaharui.  ● Karena ​keterbatasan​ dari potensi SDA, ekosistem, 
● Strategi pemanfaatan SDA tak-terbarukan di m ​ asa  dan Iptek yang dikuasai , maka peningkatan DDL 
lalu​ berprinsip pada penggunaan ​selama mungkin​,  dapat pula bersifat signoid, bahkan pada ujung grafik 
saat in​i berubah ke arah penggunaan untuk  signoid ​dapat menurun​. 
menghasilkan nilai atau​ manfaat setinggi mungkin 
dan ​tidak menimbulkan pencemaran​. 
 
 
● the law of limiting factors 
● di alam dikenal adanya ​ minimum limits​ d​ an  
maximum limits​, 
● diluar batas tersebut akan terjadi perusakan SDA dan 
ekosistemnya yang berarti perusakan daya dukung 

 
 
DDL Alamiah dan DDS 
● Lingkungan t​ idak hanya merupakan lingkungan 
alamiah saja​, namun juga l​ ingkungan sosial ​dan 
lingkungan binaan. 
● Daya dukung lingkungan dapat diperluas menjadi: 
–daya dukung alamiah (lingkungan alam) 
–daya dukung lingkungan binaan 
–daya dukung sosial (yang berupa ketersedian 
sumber daya manusia dan kemampuan finansial). 
● Dengan adanya pengelolaan lingkungan yang baik 
dan input teknologi, maka d
​ aya dukung lingkungan 
secara keseluruhan dapat ditingkatkan​, sehingga 
dapat menyokong kualitas hidup manusia pada 
tingkat yang layak.  

 
  EF-DEMAND  ​luas  lahan  produktif  yang  secara  ekologis 
menopang  jumlah  populasi  tertentu  (lahan  basah,  padang 
Slide 4  rumput, hutan, laut, kawasan terbangun dll) 

JEJAK EKOLOGIS 

SEBAGAI INDIKATOR DAYA DUKUNG LINGKUNGAN 

DEFINISI 

● Jejak-kaki  (tapak)  dari  kaki  besar  yang  memuat 


jumlah  penduduk,  kota-kota,  pabrik-pabrik  yang 
diciptakan manusia. 
● Sebagai  indikator  keberlanjutan:  alat  ukur  ​dampak 
kegiatan  manusia  terhadap  lingkungan  alami​, 
sebagai  ukuran  konsumsi  SDA  yang  dapat 
diperbaharui (atau equivalensinya) 
● Ukuran luas lahan yang diperlukan oleh manusia 
● Memaparkan  ​dampak  manusia  dalam  sebuah 
indeks  yang  konsisten  dengan  prinsip 
termodinamika dan ekologi 
 
● Masyarakat  yang  memiliki  kehidupan  ​tidak 
berkelanjutan  ​(​unsustainable​)  adalah  masyarakat 
 
yang  ​jejak  ekologinya  melampaui  lahan  yang 
tersedia 
EF-SUPPLY 
KONSEP DASAR JEJAK EKOLOGIS 
● Daya  dukung  lingkungan  (​ecological  carrying 
capacity​)  berbeda-beda  antar  wilayah  karena 
● Aktivitas  manusia  bergantung  pada  biosfir,  yang 
perbedaan  SDA  yang  tersedia,  dan  perbedaan 
memberikan  sejumlah  besar  ​pasokan  sumber  daya 
produktivitas pada tiap jenis lahan 
secara  terus-menerus  untuk  ​mendukung 
● Untuk  mencerminkan  karakteristik  ini  digunakan 
pembangunan ekonomi dan kehidupan sehari-hari 
faktor  panen  yang  mencerminkan  produktivitas 
● Konsumsi  sumber  daya  alam  dan  dampaknya 
lahan  (rasio  produktivitas  jenis  lahan  tertentu 
terhadap  ekosistem  didefinisikan  sebagai  ​ecological 
terhadap  ​rata-rata  produktivitas  global  untuk  jenis 
footprint 
lahan yang sama). 
● Manusia  ​mengonsumsi  ​berbagai  produk  (SD  dan 
jasa). 
Status Keberlanjutan 
● Kebutuhan  hidup  manusia  dari  lingkungan  dapat 
dinyatakan  dalam  ​luas  area  yang ​dibutuhkan untuk 
● Jika  ​EF  demand  ​lebih  kecil  dari  ​EF  supply​,  berarti 
berbagai aktivitasnya 
pola  pembangunan  ekonomi  dan  sosial 
● Untuk  mengetahui  ​tingkat  keberlanjutan  SDA  dan 
berkelanjutan​. 
lingkungan,  ​luas  area JE dibandingkan dengan ​luas 
● Jika  ​EF  demand  ​lebih  besar  dari  ​EF  supply​,  berarti 
aktual  lahan produktif → perbandingan antara ​lahan 
pola  pembangunan  ekonomi  dan  sosial  ​tidak 
yang dibutuhkan (​demand​) ​dan ​lahan yang tersedia 
berkelanjutan​. 
(​supply​)  →  ​menunjukkan  ​kondisi/status  daya 
dukung lingkungan​. 
BIOCAPACITY GLOBAL 
ASUMSI UMUM PERHITUNGAN JE 
● Areal produktif dunia 
● Hanya  ekosistem  produktif  tertentu  yang  dianggap 
1. Semua  sumber daya yang dikonsumsi dan dihasilkan 
dapat  memberikan  dukungan→  ekosistem  yang 
dapat ditelusuri asal muasalnya​. 
produktif  lahan  dan  perairan  yang  ada  mampu 
2. sebagian  besar  aliran  sumber  daya  dan  buangan 
menyokong keberlanjutan populasi 
dapat  diukur  dengan  menggunakan  ​luasan 
● GFN  ​menggunakan  satuan  ​global  hektar  (gha)  → 
bioproduktif. 
rata-rata dari areal produktif dunia 
3. Luasan  bioproduktif  yang  berbeda  dapat  dikonversi 
● 2001  hanya  ​seperempat  permukaan  bumi  atau 
menjadi satu ukuran tunggal:: ​hektar global (gha)​. 
hanya  memberi  jatah  paling  tinggi  ​1,8  gha  per 
4. Luasan  yang  dibutuhkan  dapat  ​lebih  besar  dari 
orang​. 
luasan  pasokan​,  jika  permintaan  pada  suatu 
ekosistem  melebihi  kemampuan  ekosistem  untuk 
FAKTOR  KONVERSI  DALAM  PENGHITUNGAN  EF  DAN 
menyediakannya. 
BIOCAPACITY 
BIOCAPACITY (BC) 

Kapasitas  hayati ​menggambarkan jumlah/luas lahan tersedia 
yang  dapat  mendukung  kebutuhan  lahan  bagi  kehidupan 
manusia. 

EF-DEMAND VS EF-SUPPLY 
 

PERBANDINGAN JE ANTAR NEGARA 

WWF  (2005)  menghitung  bahwa  JE  perkapita di bumi adalah 


2,2  gha  →  rata-rata penduduk bumi mengalami defisit 0,4 gha 
(bumi hanya mempunyai biokapasitas ​1,8 gha ​ perkapita) 
 
Semakin  kaya  suatu  negara  dan  bangsa,  semakin  besar  jejak 
ekologi mereka dalam menguras sumber daya di bumi. 

JE DAN BIOKAPASITAS INDONESIA 

● Dari  hasil  perhitungan menunjukkan penduduk di ​P 


Jawa  dan  Bali  ​telah  menggunakan  SDA  ​melebihi 
kapasitas  alam  dalam  penyedianya  ​dengan  ​nilai 
  defisit  ekologis  (ED):  ​0,81  gha/orang  dan  1,52 
gha/orang.  
● Daya  dukung  wilayah  yang  ​belum  terlampaui 
(surplus)  yang  berada  di  Papua  (ED=6,64)  dan 
Kalimantan (ED=2,79) 
● Jika  melihat  nilai  JE  dan  biokapasitas  untuk  tiap 
pulau  di  Indonesia,  nilai  JE  tertinggi  terdapat  di  P 
Bali  dengan  (1,76  gha/orang),  terendah  di  Nusa 
Tenggara (0,45 gha/orang). 
  ● Nilai  biokapasitas  tertinggi  terdapat  di  Papua  (7,43 
gha/orang), terendah di P Jawa (0,20 gha/orang). 
● Secara  keseluruhan  nilai  biokapasitas  Indonesia 
(1,12  gha/orang)  masih  lebih  tinggi  ​(surplus) 
dibandingkan  dengan  nilai  JE-nya (1,07  gha/orang), 
meskipun  nilainya  tidak  terlalu  berbeda  jauh 
(signifikan). 
IMPLIKASI KEBIJAKAN 
  KEBIJAKAN MAKRO 
● Pembangunan mendistribusikan ​beban secara lebih 
merata  sehingga  tidak  ada  yang  mengalami  ​defisit 
terlalu dalam​ (Jawa dan Bali). 
● Mendorong  ​pengembangan  wilayah  di  luar  P.  Jawa 
dan Bali. 
KEBIJAKAN MIKRO 
● Kebijakan  untuk  ​meningkatkan  biokapasitas 
wilayah  (agar  lingkungan  dapat  menyediakan 
sumber  daya  dalam  jumlah  yang  memadai)  dan 
efisiensi  pemanfaatan  SDA  ​(mengurangi  “tekanan” 
pada lingkungan). 
● Fokus  kebijakan  pada  komponen  yang  menjadi 
dasar  perhitungan  biokapasitas  dan  telapak ekologis 
→  ​peningkatan  produktivitas  (​yield  factor​)  dari  tiap 
komponen. 
● Mengubah  pola  konsumsi  masyarakat  agar  tidak 
boros sumber daya​. 
Kebijakan Berbasis Jejak Ekologis 

1. Penataan ruang berbasis jejak ekologis 


2. Peningkatan  produktivitas  lahan,  mengurangi 
pembukaan hutan untuk kegiatan budidaya 
3. Peningkatan  pengetahuan  dan  penguasaan 
teknologi produksi 
4. Peningkatan  kesejahteraan  tanpa  menaikkan 
tingkat/pola konsumsi 
5. Pengendalian kegiatan ekspor. 
 

   
SLIDE 5  SDA dan Komoditas primer 

Definisi Sumber daya  • ​SDA dan komoditas primer seringkali digunakan secara 
bergantian 
• Seluruh  Faktor  Produksi/input  produksi  untuk 
menghasilkan output.  – ​Komoditas primer ​merupakan suatu barang yang belum 
mengalami proses pabrikasi (​manufactured ​atau ​refined); 
• Berbagai  faktor  produksi  yang  dimobilisasikan 
dalam  suatu  proses  produksi/aktivitas  ekonomi  – ​SDA ​merupakan semua input​ y ​ ang diberikan oleh alam, 
(modal, tenaga manusia, energi, air, mineral)  seperti laut, lahan, dan deposit mineral, yang digunakan 
untuk mendapatkan i​ ncome. 
• Aset  untuk  pemenuhan  kepuasan  dan  utilitas 
manusia.  Contoh: 

• Segala  bentuk  input  yang  dapat  menghasilkan  Produk hutan dan pertanian​ m
​ erupakan komoditas primer 
utilitas  (kemanfaatan)  dalam  proses  dan bukan SDA 
produksi/penyediaan barang dan jasa. 
Tanah adalah SDA; sedangkan kultivasi atau budidaya adalah 
• Unsur  lingkungan  hidup  yang  terdiri  atas  cara untuk mengeksploitasinya). 
sumberdaya  manusia  (SDM),  sumberdaya  alam 
(SDA),  baik  hayati  maupun  non-hayati,  dan  KARAKTERISTIK SDA 
sumberdaya buatan (SDB). 
1. SDA bersifat dinamis​. Perubahan yang terjadi dalam 
• SDA  adalah  kesatuan  tanah,  air,  dan  ruang  informasi, ilmu dan teknologi memungkinkan suatu 
udara,  termasuk  kekayaan alam yang ada di atas  sumberdaya yang sebelumnya tidak bermanfaat 
dan  di  dalamnya  yang  merupakan  hasil  proses  menjadi berguna, misalnya upaya daur ulang limbah 
alamiah  baik  hayati  maupun  nonhayati,  2. SDA memiliki kelangkaan (​ scarcity),​ k​ etersediaan 
terbarukan  dan  tidak  terbarukan,  sebagai fungsi  jumlah SDA terbatas dibandingkan dengan jumlah 
kehidupan  yang  meliputi  fungsi  ekonomi, sosial,  yang dibutuhkan. 
dan lingkungan  3. SDA bersifat multidimensi, ​yang mencakup 
dimensi k​ uantitas, kualitas, ruang, dan waktu​. 
  (KemenLH, 2006)  Perbedaan dimensi dalam SDA yang sama 
menyebabkan distribusi dan alokasi SDA antar 
Konsep Sumber daya  wilayah tidak sama. 
4. Hubungan SDA dengan SDA lain dan 
1. Terkait dengan kegunaan (​ ​usefulness)  lingkungannya bersifat i​ nter​-d​ ependent 
2. Diperlukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan; 
3. Menghasilkan utilitas (kepuasan) melalui aktivitas  Perubahan yang terjadi dalam satu SDA akan memengaruhi 
produksi  kinerja SDA lainnya. 
4. Utilitas dikonsumsi baik langsung maupun tidak 
langsung (jasa lingkungan, pemandangan, dsb).  Prinsip keseimbangan ekosistem menjadi dasar dalam 
pengelolaan SDA berkelanjutan. 
Kriteria sumberdaya (Rees, 1990) 
FUNGSI SDA 
• Adanya pengetahuan, teknologi atau 
keterampilan untuk memanfaatkannya  • Fungsi ekonomi dan sosial/budaya 

• Adanya permintaan (​demand).  – SDA menyediakan beragam materi dan 


energi yang dibutuhkan untuk 
barang netral : S
​ esuatu (barang) ​yang tidak memenuhi kedua  berlangsungnya kegiatan produksi. 
kriteria tersebut. 
– SDA menjadi sarana berlangsungnya 
Bentuk Sumber daya alam  kegiatan sosial/budaya. 

SDA dapat berbentuk:  • Fungsi ekologis/slstem penyangga kehidupan 

– ​Keberadaan SDA (hayati dan non-hayati) bersama 


1. Faktor produksi ​dari alam untuk menyediakan 
dengan komponen lingkungan lainnya 
barang dan jasa; 
membentuk ekosistem. 
2. Komponen dari ekosistem y ​ ang menyediakan 
barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan 
manusia;  – Aliran materi dan energi dan setiap SDA dalam 
3. Sumberdaya yang disediakan/dibentuk oleh alam.  ekosistem saling berhubungan dan membentuk 
kesatuan. 
 
– Dalam ekosistem yang masih alami, 
komponen-komponen SDA yang ada selalu 
berupaya mencapai tingkat keseimbangan 
(equilibrium).​ ​untuk
menjamin Terkonsentrasi Tumbuhan/hewan Berbagai bijih (emas,
berlangsungnya aktifitas makhluk hidup yang memerlukan nikel, dsb)
kondisi tertentu
dan lingkungannya di biosfir secara
wajar.

Klasifikasi SDA

Kriteria Pemanfaatan SDA Berkelanjutan

Komponen Kriteria Pemanfaatan


Berkelanjutan

Klasifikasi SDA berdasarkan Laju Regenerasi dan Penyebarannya SDA dapat diperbarui Laju ekstraksi/pemanfaatan tidak
melebihi laju regenerasinya

Dapat diperbarui Tidak dapat


diperbarui

SDA tidak dapat Laju ekstraksi/pemanfaatan tidak


diperbarui melebihi kemampuan produksi
substitusinya
Tersebar Vegetasi, hutan,tanah Gambut

Satwa liar Berbagai bentukan di


kerak bumi (kerikil,
Air pasir)
Limbah Laju ekstraksi/pemanfaatan tidak
melebihi industri lain dan laju
pendaurannya

Klasifikasi barang menurut sifat persaingan dan eksklusivitasnya


dimotivasi oleh pandangan terhadap orang lain atau untuk masyarakat
secara keseluruhan.

Pembagian cara klasik Excludability


– ​ apat dihindari melalui suatu
​Tragedy of the commons d
mekanisme yang dapat menyebabkan individu memandang
Barang Ekonomi (Kemungkinan eksklusivitas) sumberdaya sebagai milik bersama ​serta adanya ​kelembagaan
yang mengaturnya.

– ​Proses transformasi penguasaan sumberdaya dari sumberdaya


yang dikelola oleh masyarakat (adat) lokal menjadi sumberdaya milik
negara di berbagai negara telah mengarahkan pada:

Ya Tidak – ​Penghilangan kelembagaan kearifan lokal;

– ​Terjadinya situasi kapasitas monitoring dan kontrol institusi


Rivalness Ya Barang Privat Sumberdaya negara menjadi lemah, terutama pada sumberdaya yang berskala luas
(persaingan) Bersama dan kompleks yang diklaim sebagai kekuasaan negara,
(private good) (common pool
resource) – ​Pemanfaatan sumberdaya yang terjebak pada kondisi ​de facto
​ an kecenderungannya para pihak menjadi berlomba
open access d
untuk memanfaatkan sumberdaya sebesar-besarnya untuk
kepentingan masing-masing.

Bentuk​ Property rights ​sumberdaya

1. state property,​ ​klaim sah dimiliki oleh pemerintah, seperti


pada hutan negara atau taman nasional;
Tidak Barang Klub Barang Publik 2. private property,​ ​klaim sah dimiliki oleh individu atau
korporasi;
3. common property atau communal property, ​ s​ ekumpulan
(club good) (publik good)
individu membentuk suatu kelompok dan memiliki klaim sah
terhadap suatu sumberdaya.

Tipe pengelolaan SDA ​sebagai ​common property​, yang diikat oleh


seperangkat norma sosial dan aturan-aturan, dapat disebut sebagai
common-property regimes.
Dari ​Tragedy of The Commons ke The Drama of The Commons

Pada sisi lain, rejim pengelolaan sumberdaya dapat berupa ​private


Debat mengenai ​common pool resources ​(CPRs) mencakup dua isu
penting yaitu: atau state-property.

– ​Konsep yang berkaitan dengan sistem pengelolaannya Pengelolaan SDA:

– ​ Hak kepemilikan yang menyertainya. Penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan

TRAGEDY OF THE COMMONS • ​Penetapan status, dan hubungan hukum dengan SDA

– ​ erupakan fenomena penting yang


​Tragedy of the commons m • ​Wilayah pengelolaan dan wilayah kerja SDA
mendasari konsep-konsep dalam ekologi manusia dan studi
lingkungan.
• ​Kuasa pengambilan dan pengusahaan SDA
– ​Menurut Hardin, ​tragedy of the commons ​terjadi apabila
seseorang membatasi penggunaan sumberdaya yang terbatas namun • ​Hak guna dan ijin bisnis SDA
tetangganya (masyarakat lainnya) tidak melakukannya.
• ​Hak atas tanah
– ​Akibatnya: sumberdaya akan mengalami penurunan dan orang
yang membatasi penggunaan sumberdaya tadi akan tetap kehilangan • ​Hak atas lingkungan sehat
keuntungan jangka pendek akibat alokasi yang dilakukan orang
tersebut.
• ​Penggunaan dan pemanfaatan SDA
– ​Kebanyakan isu lingkungan memilik ciri aspek-aspek ​the
commons. • ​Peruntukan dan pengusahaan SDA

– ​Inti dari semua teori sosial: perbedaan antara manusia yang • ​Eksplorasi dan eksploitasi SDA
dimotivasi oleh kepentingannya yang sempit dan manusia yang
• ​Pengolahan dan pengangkutan SDA
• ​Konservasi, pengembangan, penelitian, dan diklat SDA (​state​), dan bagaimana respon (​response) m
​ anusia untuk
mengatasi permasalahan tekanan ​(pressure) t​ ersebut.
• ​Kepentingan negara dan umum
Contoh: terjadinya kemacetan lalu-lintas di Kota Jakarta.:
• ​Pengendalian dampak dan daur ulang
• ​Pressure: ​kemacetan lalu-lintas.
• ​Pengaturan ruang
• ​State : ​tinggi-nya polusi udara
Faktor penyebab masalah lingkungan sumber bergerak.

1. Pertumbuhan penduduk yang pesat • ​ agaimana kebijakan


​Response : b
2. Penggunaan SDA yang tidak berkelanjutan yang akan dilakukan .
3. Kemiskinan
4. Tidak dimasukkannya biaya lingkungan dari barang dan jasa Persoalan ini tidaklah bisa ditangani secara mandiri oleh satu
ekonomi dalam harga pasar instansi-(misalkan Bapedalda), karena sudah menyangkut ​lintas
5. Upaya untuk mengelola dan menyederhanakan alam pelaku​.
dengan pengetahuan yang terlalu sedikit bagaimana alam
bekerja 3. Masalah lingkungan bersifat ​lintas generasi.​

Penyebab degradasi lingkungan SDA terbarukan: Contoh: masalah eksploitasi SDA yang berlebihan pada satu waktu,
mengakibatkan menurunnya keragaman hayati yang dampaknya
Fenomena ​tragedy of common dirasakan oleh generasi yad.

- overuse ​terhadap milik umum​ / free acces resources 4. Masalah lingkungan bersifat ​lintas sektoral.​

- Contoh: air bersih, laut/pantai bebas, ruang terbuka publik, udara Misalnya: Alih fungsi lahan dari sawah ke industri menimbulkan
penurunan kualitas lingkungan dengan meningkatnya limbah serta
penurunan produksi padi.

– ​Penanganan masalah ini tidak hanya dilakukan oleh satu instansi


saja, namun perlu ​lintas sektoral.​

Dimensi Masalah Lingkungan

1. Masalah lingkungan cenderung ​lintas ruang

Masalah lingkungan cenderung melewati batas wilayah administrasi.


(​1) Masalah Penyediaan Pangan
Contoh: pada kasus banjir, masalah lingkungan tidak terbatas pada
satu kabupaten tertentu; tapi bersifat lintas-wilayah administrasi.
– ​Penyusutan lahan pertanian

2. Masalah lingkungan selalu berkaitan dengan ​lintas pelaku


– ​Hilangnya lahan basah

– ​Perubahan suatu lingkungan diakibatkan adanya


– ​Penurunan kualitas lahan
tekanan oleh kegiatan manusia terhadap SDA. SDA
selanjutnya akan memberikan signal yang berupa status
– ​Erosi tanah Hilangnya Keanekaragaman Hayati

– ​Salinasi tanah • ​Penyebab menurunnya keanekaragaman hewan (darat) dan


tanaman terjadi karena adanya ​permintaan pasokan
– ​Deplesi air tanah konsumsi protein yang berasal dari hewani dan nabati
(tumbuhan).
– ​Pencemaran pesisir
• ​Keanekaragaman organisme air dipengaruhi oleh faktor:
– ​Hilangnya keanekaragaman hayati
– ​Alamiah: perubahan atmosfer yang menimbulkan
RENDAHNYA PRODUKSI PERTANIAN kenaikan suhu air laut menyebabkan rusaknya
terumbu karang, rumput laut (padang lamun),
serta hilangnya beberapa spesies hewan laut.

– ​Kegiatan manusia: pembangunan infrastruktur


dan tata guna lahan.

• ​Eksploitasi ​sumber obat-obatan ​yang berasal dari hewan


dan tumbuhan dalam kondisi tak terkendali dapat
menyebabkan hilangnya SDA yang diperlukan, akibatnya
spesies tanaman atau hewan tsb hilang, berarti menurunnya
keanekaragaman hayati SDA.

• ​Kegiatan perdagangan untuk keperluan tertentu dari bagian


hewan menyebabkan terjadinya pembunuhan terhadap
spesies hewan

– ​Ketertarikan manusia thd kulit hewan untuk


hiasan/bahan pakaian, tas, sepatu, ikat pinggang,
telah menyebabkan hewan tertentu menjadi
Keanekaragaman Hayati langka.

• ​Keanekaragaman hayati • ​Kegiatan turisme (​ecotourism)​ terutama wisata buru yang


menjadikan hewan tertentu sebagai target, jika tidak
Keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua dilakukan dengan penelitian yang benar dan baik akan
sumber menyebabkan ​over hunting/over killing.​

(daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lainnya), serta Jika suatu spesies tak dapat bertahan lagi melalui proses alamiah
kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dalam perkembang biakannya, sebagai akibat menurunnya
dari keanekaragaman spesies, antar spesies, dan populasi, maka secara berangsur spesies itu akan punah.
ekosistem.
• ​Hilangnya atau ​menyempitnya habitat ​untuk spesies
• ​Keanekaragaman hayati merupakan ​issue global,​ tertentu menyebabkan terjadinya penurunan
karena kepentingannya secara ekologis dan keanekaragaman hayati.
ekonomis
• ​Pembangunan infrastruktur terutama industri menyebabkan
– ​Meningkatnya jumlah penduduk berdampak terjadinya peningkatan ​pembuangan limbah beracun ke
pada kebutuhan pangan, papan dan perairan​, secara langsung menyebabkan hilangnya ikan dan
sandang yang menyebabkan terjadinya beberapa organisme.
konversi hutan menjadi ladang, perkebunan,
kegiatan industri. • ​Kegiatan penambangan menyebabkan ​erosi tanah ​yang
diikuti polusi air permukaan, sehingga dampaknya bermuara
– ​Penebangan pohon di hutan dilakukan oleh kepada hilangnya ikan dan beberapa organisme.
penduduk dan HPH

Kebakaran hutan yang sering terjadi baik karena gejala alam El-Nino maupun
ulah manusia dan kegiatan tebang dan bakar menambah parahnya kondisi
keanekaragaman hayati.
Penurunan Kualitas Lahan/Degradasi Lahan

• ​Variabel yang memengaruhi penurunan kualitas lahan


adalah ​erosi tanah ​dan ​kesuburan

• ​Terjadinya erosi bersumber dari ​deforestasi​, ​kelerengan


(topografi), kecepatan angin (atmosfer), ​intensitas curah
hujan​, dan tekstur serta erodibilitas lahan.

• ​Jika kesuburan alamiah tanah semakin menurun, input


produksi semakin besar sehingga harga produk semakin
mahal, maka akan terjadi pembiaran lahan, lahan tidak
diolah lagi karena biaya produksi yang tinggi.

PENCEMARAN
PERUSAK HUTAN (deforestation)

• ​Jumlah penduduk yang terus meningkat dan seiring dengan


• ​6 faktor sosial ekonomi yang menjadi penyebab utama
peningkatan kesejahteraan masyarakat mendorong
menurunnya kualitas lingkungan biofisik melalui ​proses
terjadinya peningkatan ​permintaan kendaraan​.
perusakan lingkungan hutan (deforestasi):

• ​Peningkatan ​jumlah kendaraan ​tidak diimbangi dengan


• ​populasi penduduk
peningkatan ruas jalan sehingga mendorong terjadinya
peningkatan kemacetan lalu lintas​.
• ​tata guna lahan
• ​Peningkatan kemacetan serta jumlah kendaraan berdampak
• ​perdagangan pada ​peningkatan pencemaran udara dan suara ​oleh
sumber bergerak.
• ​Infrastruktur
• ​Pembangunan infrastruktur ekonomi, terutama aktivitas
• ​lemahnya hukum industri secara langsung berpengaruh pada pencemaran
udara.
• ​rendahnya pengetahuan lingkungan.
PEMBUANGAN LIMBAH
• ​Konsekuensi Deforestasi
• ​Sumber masalah pembuangan limbah:
kerusakan karena banjir, tanah longsor, erosi tanah, sedimentasi,
penurunan kualitas lahan, penurunan sumber daya energi, polusi – ​pertambahan jumlah penduduk
udara, erosi tanah, keanekaragaman hayati, serta terbentuknya
lahan tandus atau gurun. – ​peningkatan kegiatan industri

DEFORESTASI – ​ketiadaan pengetahuan teknis pengolahan

– ​ketiadaan sistem pembuangan limbah.

• ​Peningkatan penduduk memberikan konsekuensi


peningkatan ​jumlah serta macam limbah ​yg dihasilkan.

• ​Selain itu peningkatan jumlah penduduk menimbulkan


problem lokasi ​pembuangan limbah padat (TPA).

• ​Pembangunan infrastruktur ekonomi meningkatkan aktivitas


industri yang menimbulkan kenaikan serta variasi jenis
limbah industri.

Limbah industri menjadi lebih kompleks karena mengandung zat kimia yang
sangat berbahaya bagi manusia, misalkan limbah B3.
DEGRADASI LAHAN PEMBUANGAN LIMBAH

PENCEMARAN UDARA DAN SUARA

MASALAH SAMPAH
 

 
   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

 
slide 6 
 
 
  Slide 6 ( Masalah Lingkungan Perkotaan) 

  1.  Definisi Perkotaan 

 
Kawasan  perkotaan  adalah  wilayah  yang  mempunyai 
  kegiatan  utama  bukan  pertanian  dengan  susunan  fungsi 
kawasan  sebagai  tempat  permukimanperkotaan,  pemusatan 
  dan  distribusi  pelayanan  jasa  pemerintahan,  pelayanan  sosial 
dan kegiatan ekonomi (UU 26/2007) 
   G. Kutub:  sumber  dan  sink;  produsen-konsumen; 
manusia-alam. 
2.  Proses Pengkotaan (Urbanisasi) 
Kerangka Konseptual Dinamika Ekosistem Perkotaan  
Perkembangan  perkotaan  atau  urbanisasi  dimanisfestasikan 
oleh perubahan-perubahan (Perera, 2006): 

a. Perubahan  fisik  (dari  kawasan  tidak  terbangun  ke 


kawasan terbangun) 
b. Perubahan  fungsional  (dari  dominasi  penggunaan 
lahan pertanian ke bukan-pertanian) 
c. Pertumbuhan  spasial  (dari  kawasan  kecil  menjadi 
besar, baik secara horisontal maupun vertikal) 
d. Perubahan  sosial-ekonomi  (dari  sektor  primer  ke 
sektor industri, perdagangan dan jasa) 
e. Perubahan  demografis  (dari  kepadatan  penduduk 
rendah ke kepadatan penduduk yang tinggi). 

  

Saat  ini  secara  global  sedang  terjadi  proses  pengkotaan 


(urbanisasi). 

Manfaat urbanisasi : 

● Punya  akses  lebih  baik  kepada  kesehatan, 


pendidikan, dll 
● Tekanan lingkungan di perkotaan lebih kecil 
● Daur  ulang  lebih  layak  karena  banyak  bahan  yang 
dapat didaur ulang 
● Penduduk terkonsentrasi di luasan daerah yang kecil 
● Membantu  pelestarian  alam  karena  tekanan 
lingkungan yang terpusat di perkotaan 

Mudharat urbanisasi :   

● Lusaan  daerah  yang  digunakan  kecil  namun   


mengkonsumsi banyak sumber daya 
● Banyak  terjadi  pencemaran  karena  konsumsi 
sumber daya tinggi dalam kawasan keci 
● Kepadatan  penduduk  tinggi  memudahkan 
penyebaran penyakit, tingkat kriminalitas tinggi 
● RTH yang sedikit karena sedikitnya lahan 
● Kota umumnya lebih panas dibanding desa 
● Lahan di perdesaan menyusut karena perluasan kota 
● Banyak masalah penyediaan air bersih 
● Banjir cenderung lebih besar di kota 

3.  Kota sebagai Ekosistem 

Kota  adalah  sistem  ekologis  kompleks  yang  didominasi  oleh 


manusia. 

A. Tujuan: manusia 
B. Dinamika: fisik dan manusia 
C. Fungsi: produksi, konsumsi, penyangga 
D. Konteks: waktu, ruang, institusi, dan budaya 
E. Indikator: energi, uang, kekuasaan, spirit-alam 
F. Keterlibatan:  pengambil  keputusan,  peneliti, 
perencana, investor, dan masyarakat 
   

  
  Ekonomi  Masyarakat  Alam 
(Society) 

Produ Produk  Sumber  daya  Fotosintesis, 


ksi  manusia  produksi 
Limbah  (tenaga  kerja,  sekunder, 
intelegensia,  sirkulasi 
institusi,  hidrologis 
budaya) 
Konsu Konsumsi  Lingkungan  Predasi,  1. UEMRI, 2007 
msi  komoditas  budaya,  parasitisme,  a. Lingkungan perkotaan: 
(sumber  kesejahteraan  eksploitasi  i. Sumberdaya 
daya  sosial,  sumber  daya,  ii. Proses-proses  yang  mengubah 
produktif  infrastruktir  metabolisme,  sumberdaya  menjadi  bermacam 
dan  sosial  kontaminasi  produk  dan  jasa  yang  dapat 
kebutuhan  digunakan 
sehar-hari)  iii. Dampak  (effect)  ​dari  semua proses 
baik  yang  bersifat  negatif  maupun 
Penya Keseimbang Asuransi,  Self-purification,  positif. 
ngga  an  keamanan,  degradasi,  b. Sumberdaya perkotaan 
penyediaan- legislasi,  etika,  difusi, 
permintaan,  moralitas, religi  dekomposisi,  Sumber  daya  manusia,  lahan,  air,  mineral, 
pemeliharaa perlakuan  energi,  finansial,  produk  antara,  dan 
n  pasar,  buatan,  bahan-bahan yang dapat didaur-ulang. 
intervensi  restorasi 
bank 
c. Proses-proses  yang  terjadi  di  perkotaan: 
pertumbuhan  penduduk,  migrasi, 
transportasi,  manufaktur,  konstruksi, 
pemukiman/bertempat  tinggal,  pelayanan 
sosial-kemasyarakatan  (pendidikan, 
kesehatan). 
   d. Dampak: 
i. dampak  negatif  (pencemaran 
4.  Metabolisme Perkotaan  udara,  pencemaran  air,  kebisingan, 
timbulan  sampah,  kemacetan, 
   kepadatan yang berlebih) 
ii. dampak  positif  (produk-produk, 
Metabolisme Kota secara linier  pertambahan  nilai,  peningkatan 
pendidikan,  akses  terhadap 
  pelayanan yang lebih baik).  
2. Robert, P. et al., 2009 
● Peningkatan  ukuran  kota-kota  dan 
konsentrasi  secara  masif  penduduk  di 
kawasan perkotaan 
● Konsumsi  SDA  yang  terbatas  dan  tidak 
terbarukan secara masif 
● Peningkatan  jumlah  pencemaran  dan 
limbah secara substansial 
● Konsumsi  lahan  untuk  bangunan  dan 
degradasi pada banyak kawasan, 
 
● Penggunaan  yang  menerus terhadap moda 
transportasi  yang  tidak  sesuai  dan  tidak 
Metabolisme Kota secara sirkuler.  
berkelanjutan  serta  pencemaran  dan 
kemacetan yang ditimbulkannya 
● Tidak  adanya  ruang  terbuka  hijau  yang 
cukup  pada  banyak  kota  serta  ancaman 
terhadap keanekaragaman hayati 
● Dampak  urbanisasi  terhadap  perubahan 
iklim 
●   Pengembangan  secara  berlebih  pada 
dataran banjir (​ flood plains) 
● Adanya  hambatan  konseptual  dan 
institusional  terhadap  pengembangan  dan 
implementasi  berbagai  strategi  untuk 
menangani  masalah-masalah  lingkungan 
perkotaan 
● Hambatan sosial dan politis yang mencegah 
dan  menghalangi  keterpaduan  antar sektor 
dan komunitas dalam pengelolaan kota 
5. Masalah lingkungan perkotaan 
● Tidak  adanya  insentif  ekonomi  dan  insentif  deplesi  SDA  dan  perubahan  iklim  secara 
lainnya  untuk  memperbaiki  kondisi  global. 
lingkungan. 
3. World Bank, 1992    
● isu-isu  yang  terkait  kemiskinan  (seperti  air 
bersih dan sanitasi)    Agenda Coklat  Agenda Hijau 
● su-isu  yang  terkait  dengan  pencemaran  (Kesehatan  (Keberlanjutan) 
industrial (seperti PM dan SO2.  Lingkungan) 
● Isu-isu  yang  terkait  dengan  konsumsi 
(limbah padat, dan emis CO2).  Karakteristik  Kesehatan  Kesehatan ekosistem 
4. McGranahan et al. (1994; 2001)  persoalan:  manusia 
● Masalah  lingkungan  dalam  kota  yang  Tertunda 
berpendapatan  rendah  bersifat  terlokalisasi,  Dampak  Segera 
bersifat segera dan mengancam kesehatan  utama  Regional dan global 
●   Masalah  lingkungan  pada  kota  Lokal 
berpendapatan  menengah  adalah  kota  Waktu  Generasi  yang  akan 
secara  keseluruhan  atau  regional,  sifatnya  Kelompok  datang 
agak  tertunda,  dan  mengancam  baik  Skala  masyarakat 
kesehatan maupun keberlanjutan ekologis  berpendapatan 
●   Masalah  lingkungan  pada  kota-kota  kaya  Terdampak  rendah 
(sejahtera)  yang  berhadapan  berkaitan 
dengan  tantangan  global,  antar-generasi,  Posisi  Memanipulasi  Melindungi  dan 
serta mengancam keberlanjutan ekologis.  terhadap:  alam  untuk  bekerja sama 
kebutuhan 
Alam  manusia  Edukasi 

Manusia  Bekerja sama  Menggunakan  lebih 


sedikit 
Jasa  Menyediakan 
lingkungan  lebih banyak 

Aspek  Akses  yang  Penggunaan berlebih; 


penekanan  kurang  dan  kebutuhan  untuk 
dalam  kualitas  yang  melindungi 
hubunganny buruk  sumber-sumber air 
a dengan: 
Paparan  Presipitasi  asam  dan 
Air  pencemar  emisi gas rumah kaca 
berbahaya  yang 
Udara  tinggi  terhadap  Timbulan  yang 
   manusia  berlebihan 
Sampah 
  Kurangnya  Hilangnya  habitat 
Lahan  prasarana  alami  dan  lahan 
5. Isu lingkungan perkotaan: b​ rown, gray​, dan g
​ reen  pengumpulan dan  pertanian  untuk 
1) Pada  mulanya  kota-kota  menghadapi  Air limbah  pembuangan  pengembangan 
agenda  coklat,  yang  meliputi  agenda  perkotaan 
kesehatan  lingkungan  (kualitas  perumahan  Akses  kelompok 
yang  berkualitas  rendah,  berkepadatan  masyarakat  Hilangnya  nutrien 
tinggi,  kurangnya  pelayanan  dasar,  berpendapatan  dalam  saluaran 
pencemaran udara dan air, sampah)  rendah  yang  pembuangan  dan 
2) Ketika  kota-kota  dapat  mengatasi  isu-isu  kurang  terhadap  merusak badan air. 
coklat-nya​,  kota-kota  kemudian  harus  perumahan 
berhadapan  dengan  dengan  agenda    
abu-abu:  dampak  industrialisasi  dan  Kurangnya 
motorisasi  prasarana 
3) Pada  saat  kota  lebih  berkembang  lagi,  pembuangan tinja 
kegiatan  perkotaan  mendorong  munculnya  dan  limbah  air 
agenda  hijau,  seiring  dengan  peningkatan  yang sehat 
konsumsi  dan  timbulnya  limbah  yang 
Tipe  Urbanist  Environmentalist 
merusak  ekosistem  serta  menyebabkan 
pendukung 
  demikian  menggangu  sistem  ekologis  yang  sebelumnya 
bersifat lebih siklis. 
6.  Urban  Sprawl  (kota-kota  yang  tersebar  ke  dalam  wilayah 
pinggiran)  Konflik  yang  mendasar  antara  keberlanjutan  dan  urbanisme: 
analisis dampak lingkungan dari kawasan perkotaan. 
1. tersebarnya  dan  kurang  meratanya  penyediaan 
pelayanan kota  ● Kota-kota  pada  dasarnya  merupakan  tempat 
2. mahalnya biaya pembangunan infrastruktur  konsentrasi  pencemar,  dari  industri  sampai 
3.   meningkatnya  kemacetan  karena  bertambahnya  kendaraan  bermotor,  yang  berkontribusi 
volume lalu lintas  mengganggu  sikus  karbon  di  muka  bumi dan dapat 
4. hilangnya lahan pertanian subur  menyebabkan pemanasan global. 
5. berkurangnya  kenyamanan  hidup  baik  di  kota  ● Besarnya  pangan  dan  penggunaan  energi  di  kota, 
maupun wilayah pinggiran, dan terancamnya kondisi  menciptakan apa yang disebut sebagai jejak ekologis 
stabilitas perdesaan.  (ecological  footprint),  yakni  luas  lahan  yang 
dibutuhkan untuk mendukung kota modern.  
7.  Enger  dan  Bradley,  2004.  Masalah  lingkungan  terkait 
dengan pertumbuhan kota yang tidak terencana  Bukan  hanya  sekarang  saja  kota-kota  tidak  berkelanjutan, 
namun  kota-kota  akan  menjadi  lebih  tidak  berkelanjutan 
● masalah transportasi  sepanjang waktu. 
● pencemaran udara 
● efisiensi energi yang rendah  ● walaupun kota-kota boleh jadi  tidak dapat mencapai 
● hilangnya s​ ense of community  keberlanjutan  secara  aktual,  kota-kota  tersebut 
● biaya infrastruktur yang tinggi  dapat  menjadi  lebih  berkelanjutan  dibandingkan 
● hilangnya ruang terbuka hijau  dengan kondisinya sekarang. 
● hilangnya lahan pertanian 
● pencemaran air  Kota  yang  berkelanjutan  ialah  jika  masyarakat  kota  dan 
● masalah di kawasan rawan banjir.  lingkungan hidupnya berkelanjutan 

8. Skala Spasial Masalah Lingkungan Perkotaan  Kota Berkelanjutan (Leitmann, 1999): 

● Kota-kota  dengan  jejak  ekologis  per-kapita  yang 


relatif kecil atau berkurang; 
● Kota-kota  yang  menciptakan  kesejahteraan 
perkapita yang tidak menurun; 
● Kota-kota  yang  mengurangi  resiko  kesehatan, 
meminimasi  pencemaran,  dan  memaksimasi 
penggunaan sumberdaya yang terbarukan 

Kota Berkelanjutan? 

Kota-kota  sesungguhnya  tidak  pernah  berkelanjutan,  karena 


proses  urbanisasi  sejak  dahulu  kala  seringkali  dikaitkan 
dengan desertifikasi di wilayah belakangnya (Elkin et al. ,1991)   

Kota-kota selalu mengeksploitasi surplus pangan dan material  Sasaran Kota Berkelanjutan : 


yang  dihasilkan  di  wilayah  belakangnya,  dan  dengan 
Mengacu  pada  UN  Habitat  II  City  Summit  di  Istanbul  (1996), 
sasaran kota berkelanjutan adalah: 

● bentuk kota yang kompak 


● preservasi  ruang  terbuka  hijau  dan 
ekosistem-ekosistem yang sensitif 
● mengurangi penggunaan kendaraan bermotor; 
● mengurangi limbah dan polusi 
● penggunaan kembali dan daur-ulang material 
● penciptaan  lingkungan  yang  berorientasi  pada 
komunitas 
● pengalokasian  perumahan  yang  layak  dan 
terjangkau;  peningkatan  pemerataan  sosial;  dan 
pengembangan  ekonomi  lokal  yang  bersifat 
restoratif 

    
SLIDE 7 
•Wilayah berdasarkan kegiatan utama:
–Kawasan perkotaan
–Kawasan perdesaan

•Perdesaan adalah bagian wilayah ​non-urban
dengan kepadatan penduduk rendah, ciri
kehidupan agraris atau subsisten serta fasilitas
terbatas.
•Kawasan perdesaan:
kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya
alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat ​permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi.

SLIDE 8 
 

 
 
 
   
akan  nampak  ​pada  individu-individu  dan 
slide 9  lembaga-lembaga  yang  konsumsinya 
membangkitkan  emisi  tsb,  bukan  pada 
Pemanasan global  tempat-tempat dimana emisi-emisi itu dilokasikan. 
● Meningkatkan  temperatur  rata-rata  di  atmosfir,  laut 
dan daratan di bumi.    
● penyebab :  Emisi GRK: 
pembakaran  bahan  bakar  fosil  (batubara,  minyak  dibebankan pada produsen atau Konsumen? 
bumi  dan  gas  alam)  yg  melepas  CO2  dan  GRK  ke  •Dilihat  dari  perspektif  tentang  dimana  emisi  GRK,  di  seluruh 
atmosfir.  dunia,  kota-kota  mengemisi  antara  30  dan  40%  dari  semua 
● ketika  atmosfir  banyak  GRK,  menjadi  insulator  yang  emisi GRK antropogenik 
menahan  banyak  panas  dr  matahari  yg  dipancarkan 
ke bumi  •​Kota-kota  di  negara-negara  yang  berpendapatan-tinggi 
akan  mengemisikan  sebagian  besar  emisi-emisi  GRK  yang 
Perubahan  iklim  :  ​perbuahan  jangka  panjang  dalam  lebih tinggi ketimbang proporsi penduduk dunia. 
distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu  
•​Kebanyakan  kota  di  negara-negara  yang 
perubahan  pada  iklim  yang  dipengaruhi  langsung  atau  berpendapatan-rendah  ​akan  mempunyai  tingkatan/kadar 
tidak  langsung  oleh  aktivitas  manusia  ​yang  ​mengubah  emisi-emisi  GRK  yang  jauh  lebih  sedikit  per  orang  dalam 
komposisi  atmosfer​,  yang  akan  memperbesar  keragaman  batas-batasnya  ketimbang  kota-kota  di  negara-negara 
iklim teramati pada periode yang cukup panjang.  berpendapatan​tinggi,  dari  baik  perspektif  produksi  dan 
perspektif konsumsi. 
Contoh  :  Jml  peristiwa  cuaca  ekstrim  yang  semakin  banyak 
atau sedikit  MITIGASI PERUBAHAM IKLIM 
 
•​Mitigasi  (dalam  konteks  bencana  alam)  upaya  yang 
Perubahan iklim modern :  
dilakukan  untuk  mengurangi  resiko  atau  dampak  akibat 
dikelompokkan  sbg  perubahan  iklim  antropogenik  atau 
bencana (alam ataupun manusia) 
pemanasan global/ pemanasan global antropogenik. 
  •​Mitigasi perubahan iklim 
Mengapa terjadi Perubahan iklim? 
  upaya  yang  dilakukan  untuk  ​mengurangi  emisi  GRK  dari 
sumbernya  atau  dengan  meningkatkan  kemampuan  alam 
● karna  memanasnya  permukaan  bumi  akibat  efek 
dalam menyerap emisi GRK tsb. 
rumah kaca berlebih 
● efek  rumah  kaca  adalah  fenomena  selimut  atmosfer 
terbuat  dr  gas  rumah  kaca  yang  membuat  bumi  Mitigasi dan Adaptasi 
hangat 
● jika tidak ada efek rumah kaca, bumi akan dingin  Mitigasi 
● peningkatan  akumulasi  gas  rumah  kaca  dalam 
atmosfer  mengakibatkan  pemanasan  global  Berbagai  tindakan  aktif  untuk  mencegah/  memperlambat 
berlebih.  terjadinya  perubahan  iklim/  pemanasan  global  dan 
  mengurangi  dampak  perubahan  iklim/pemanasan  global 
Kontribusi  kota  terhadap  emisi  GRK  antropogenik  sering  (melalui  upaya  penurunan  emisi  GRK,  peningkatan 
terlalu berlebihan​.  penyerapan GRK, dll.). 
Banyak  sumber  menunjukkan  bahwa  kota  bertanggung 
jawab  terhadap  75-80%  dari  semua  emisi  GRK,  namun  Adaptasi 
statistik  IPCC  menunjukkan  bahwa  kontribusi  tsb 
kebanyakan  berasal  dari  ​pertanian  dan  deforestasi​,  ·  Tindakan  penyesuaian  terhadap  dampak  negatif 
industri-industri  berat,  pembangkit  listrik  berbahan-bakar  perubahan iklim 
fosil  dan  rumah  tangga-rumah  tangga  konsumsi  tinggi  ​yang 
tidak terletak di kota-kota​.  ·  Upaya  untuk  ​mengatasi  dampak  ​perubahan iklim baik 
Perkiraan:  di  seluruh  dunia  ​kurang  separuh ​dari semua emisi  sifatnya reaktif maupun antisipatif 
gas  rumah-kaca  antropogenik  muncul  di  ● Penyesuaian  dalam  sistem  alamiah  atau  sistem 
perbatasan-perbatasan kota​.  manusia,  sebagai  respons terhadap rangsangan atau 
dampak  iklim  yang  aktual  ataupun  ​yang 
•Jika  emisi-emisi  gas  rumah-kaca  dari  stasiun-stasiun  tenaga 
diperkirakan,  yang  mengurangi  kerusakan  atau 
dan  industri-industri  diukur  ​berdasarkan  lokasi  seseorang 
mengeksploitasi kesempatan yang menguntungkan. 
atau  lembaga  yang  mengonsumsinya  ​(bukan  dimana 
● Berbagai  jenis  adaptasi  dapat  dibedakan:  antisipatif 
mereka  diproduksi),  maka  kota-kota  menjadi  suatu  proporsi 
dan  reaktif,  otonom  dan  terencana,  serta  publik  dan 
yang lebih tinggi dari total emisi. 
swasta.  
●   Jadi  akan  lebih menjelaskan kalau  kita mengaitkan 
emisi GRK ini dengan "kota-kota" secara umum 
● Emisi  sangat  terkonsentrasi  pada  kota-kota  di 
negara-negara yang berpendapatan-tinggi dan emisi 
•  ​kawasan perkotaan dapat dipandang sebagai 
kontributor  sekaligus  ​wilayah  yang  terkena 
dampak p ​ erubahan iklim (UN-Habitat, 2011). 

•  ​Kontribusi  kawasan  perkotaan  terhadap 


perubahan  iklim  ​dapat  ditinjau  dari  keragaman 
aktivitas  yang  berkontribusi  terhadap  emisi  GRK 
(transportasi,  pembangkit  energi,  industri)  secara 
spasial terkonsentrasi di kawasan perkotaan.  

•  kawasan  perkotaan  juga  ​menerima  dampak 


dari perubahan iklim secara langsung. 

  ​Kawasan perkotaan,  terutama kota-kota di wilayah pesisir, 
mempunyai  ​kerentanan  dan  resiko  ​untuk  menerima 
  dampak  akibat  kenaikan  permukaan  laut  dan  perubahan 
cuaca  ekstrim  ​yang  mempengaruhi  jasa  ekosistem  pada 
Mitigasi & adaptasi Perubahan Iklim  wilayah  yang  lebih  luas  yang  selama  ini  dinikmati  oleh 
kawasan perkotaan. 
Adaptasi (misal untuk kota pesisir) 
•  Di  masa  yang  akan  datang,  sejalan  dengan 
  à Struktural  kecenderungan  urbanisasi,  kawasan  perkotaan  akan 
semakin  penting  peranannya  dalam  konteks 
  - protektif, dengan struktur keras  perubahan iklim. 

  - retreat (pemunduran    terutama  karena  ​pesatnya  pertumbuhan  perkotaan​, 


pesatnya  pertumbuhan  ekonomi  dimana  kota  berperan 
sebagai  mesin penggeraknya; kawasan perkotaan merupakan 
  - akomodatif: perubahan tata guna lahan 
penghasil  emisi  GRK,  dan  pada  saat  yang  sama  kawasan 
perkotan ​mengalami penurunan kualitas lingkungan​.  
  à Non-struktural 
–  Perencanaan  tata  ruang, 
Perkembangan kawasan perkotaandan Perubahan Iklim 
pendidikan, penyadaran 
  

Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 

  

  

Kota dan Perubahan Iklim 

•  Perencanaan  perkotaan  harus  memahami 


faktor-faktor  yang  memengaruhi  perkembangan 
perkotaan  global,  terutama:  ​demografis, 
lingkungan,  ekonomi,  dan  sosio-spasial,  dan   
institusional​ (UN-Habitat, 2009). 
•  Di  Indonesia,  dampak  perubahan  iklim  yang 
•  Tantangan  lingkungan  yang  terkait  dengan  terjadi:  meningkatnya  temperatur/suhu  permukaan, 
kecenderungan  urbanisasi  global  adalah  ​perubahan  variabilitas  iklim,  kenaikan  muka  air  laut,  dan 
iklim  ​yang  kemudian  menjadi  isu  utama  dalam  meningkatnya suhu permukaan laut. 
perencanaan perkotaan global. 
•  Kawasan  perkotaan  sangat  ​rentan  terhadap 
Diperkirakan  bahwa  dalam  konteks  kota-kota,  ​perubahan  dampak  perubahan  iklim  dan  bencana  yang 
iklim  akan  berdampak  negatif  ​pada  akses  terhadap  air  dan  menyertainya​:  banjir,  kenaikan  muka  air  laut, 
ratusan  juta  penduduk  rawan  terhadap  banjir  di  pesisir  dan  kekeringan, dan perubahan iklim mkro.  
bencana alam karena peningkatan pemanasan global. 
 Perubahan iklim memberikan tekanan pada infrastruktur fisik  •  ​Urban  resilience:  ​A  city’s  ability  to  cope  with, 
(transportasi,  sistem  penyediaan  air  bersih,  penyediaan  and  adapt  to,  natural  disasters  and  changing 
energi).   circumstances. 

•  ​Secara  rinci  dampak  perubahan  iklim  di  •  ​Resilient  city:  ​A  city  that  supports  the 
kawasan  perkotaan  mencakup​:  kenaikan  suhu,  development  of  greater  resilience  in  its  institutions, 
curah  hujan  yang  tinggi,  wilayah  yang  terpengaruh  infrastructure, and social and economic life. 
oleh  peningkatan  kekeringan,  dan  peningkatan 
permukaan  air  laut,  berpengaruh besar pada kondisi    à  Resilient  cities  reduce  vulnerability  to  extreme 
sumberdaya  air,  kesehatan,  industri  dan  events  and  respond  creatively  to  economic,  social  and 
permukiman,  serta  pesisir  (IPCC  2007,  dalam  environmental  change  in  order  to  increase  their  long-term 
Mulyana 2011).  sustainability. 

   Resilient  cities  ​define  a  comprehensive  ‘urban  resilience’ 


concept  and  policy  agenda  with  implications  in  the  fields  of 
Cerdas Iklim?  urban  governance,  infrastructure,  finance,  design,  social  and 
economic  development,  and  environmental/resource 
·  Dunia  cerdas  iklim  berada  dalam  jangkauan  kita,  jika  management. 
kita: 

Bertindak  sekarang  ​adalah  hal  yang  penting  atau 


pilihan-pilihan  lainnya  akan  menghilang  dan  biaya  akan 
meningkat 

Bertindak  bersama  ​adalah  kunci  untuk  menjaga  agar  biaya 


tetap  rendah  dan  secara  efektif  menahan  adaptasi  dan 
mitigasi.  Hal  itu  harus  dimulai  dengan  cara  negara-negara 
berpendapatan  tinggi  mengambil  tindakan  agresif  untuk 
mengurangi emisinya sendiri. 

Bertindak  secara berbeda ​diperlukan untuk memungkinkan 
masa  depan  yang  berkelanjutan  di  dunia  yang  berubah. 
Dalam  beberapa  dekade  ke  depan,  sistem energi dunia harus 
ditransformasikan  sehingga  emisi  global turun sebesar 50- 80 
%. 
 
•  ​Desain  kota  cerdas  iklim  dapat  mendorong 
sinergi  antara  mitigasi  dan  adaptasi  terhadap 
perubahan iklim. 

•  Ruang  hijau  memberikan  keteduhan  dan 


kesejukan, mengurangi kebutuhan gedung akan alat 
pendingin  (AC)  atau  mendinginkan  kota  pada  saat 
terjadi gelombang panas. 

• Penghijauan atap dapat menghemat energi,. 

•  Sinergi  antara  adaptasi  dan  mitigasi  kerap  kali 


berkaitan  dengan  ketinggian  gedung,  tata  letak, 
lanskap,  bahan,  peneduhan,  ventilasi,  dan  alat 
pendingin (AC). 

Kota  yang  mempunyai  ketahananterhadap  Perubahan 


Iklim   

•  ​Resilience:  ​The  ability  of  a  social  or ecological   


system  to  absorb  disturbances  while  retaining  the 
same  basic  structure  and  ways  of  functioning,  the  Hutan dan Isu perubahan iklim 
capacity  for  selforganisation,  and  the  capacity  to 
adapt to stress and change. 
•  Mengurangi  laju deforestrasi merupakan suatu 
keniscayaan untuk mencegah bencana lingkungan 

•  Deforestrasi  dan  degradasi  hutan  adalah  salah 


atu sumber emisi karbon? 

  à Fakta atau mitos? 

•  Indonesia,  penyebab  atau  korban  perubahan 


iklim? 

   
Slide 10 
ANALISIS 
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (1): 
SUMBER DAYA LAHAN 

 
DASAR PENENTUAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP 
 
•Penentuan  daya  dukung  lingkungan  hidup  dilakukan 
dengan  ​cara  mengetahui  kapasitas  lingkungan  dan  SDA 
untuk  mendukung  kegiatan  manusia/penduduk  yang 
menggunakan ruang bagi kelangsungan hidupnya. 
•Besarnya  kapasitas  suatu  tempat  dipengaruhi  oleh  keadaan 
dan  karakteristik  sumber  daya  yang  ada  di hamparan ruang 
 
yang bersangkutan. 
•Kapasitas  lingkungan  hidup  dan  sumber  daya  akan  menjadi  Keterkaitan  DDL-DTL,  Kriteria Baku Kerusakan , Baku mutu 
faktor  pembatas  dalam  penentuan pemanfaatan ruang yang  dan Pelestarian fungsi lingkungan 
sesuai. 
•​Daya  dukung  lahan  berkaitan  dengan  kemampuan  lahan 
serta  ketersediaan  dan  kebutuhan  lahan  dalam  suatu 
ruang/wilayah. 
Dinamika Sistem Aktivitas manusia dan DDL-DTL 

 
•​Daya  dukung  lingkungan  hidup:  ​kemampuan  lingkungan 
hidup  untuk  mendukung  perikehidupan  manusia  dan 
makhluk hidup lain. 
•​Lahan:  suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum 
semua  tanda  pengenal  biosfir​,  atmosfir,  tanah,  geologi, 
timbulan  (relief),  hidrologi,  populasi  tumbuhan,  dan  hewan, 
serta  hasil  kegiatan  manusia  masa  lalu  dan  masa  kini,  yang 
bersifat mantap atau mendaur. 
•​Kemampuan  lahan:  ​karakteristik  lahan  yang  mencakup 
sifat-sifat  tanah,  topografi,  drainase,  dan  kondisi  lingkungan 
hidup  lain  untuk  mendukung  kehidupan  atau  kegiatan  pada 
suatu hamparan lahan. 
•​Kesesuaian  lahan:  ​kecocokan  suatu  hamparan  lahan  untuk 
pemanfaatan ruang tertentu. 

DDL BERBASIS KEMAMPUAN LAHAN  


Konsep dasar: 
•​Lahan:  lingkungan  fisik  yang  meliputi  tanah,  iklim,  relief, 
hidrologi  dan  vegetasi,  dimana  faktor-faktor  tsb 
memengaruhi ​potensi penggunaannya​. 
  à  Untuk  menilai  kemampuan  lahan  untuk  tujuan 
tertentu,  perlu  dilakukan  2  pendekatan  ​evaluasi 
kemampuan lahan dan evaluasi kesesuaian lahan 
•​Kemampuan  lahan: ​cerminan kondisi fisik lingkungan dalam 
mendukung penggunaan secara umum. 
  à  Kemampuan  Lahan: ​potensi lahan ​yang didasarkan 
atas  kecocokan  lahan  untuk  penggunaan  pertanian 
secara  umum  (pertanian,  padang  penggembalaan, 
hutan dan cagar alam). 
•​Kesesuaian  lahan:  ​kecocokan  untuk  tipe  penggunaan  lahan 
  seperti jenis tanaman dan tingkat pengelolaan tertentu. 
Daya dukung lingkungan:  >>  Penilaiaan  ​sifat/kualitas  lahan​)  dikaitkan  dengan 
persyaratan  kebutuhan  ​penggunaan  atau  komoditas  yang 
Sumber Daya Lahan dan Air  
direncanakan. 
•Kapasitas  sumber  daya  alam  tergantung  pada  ​kemampuan, 
ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan dan air  •Proses  evaluasi  kemampuan  atau  kesesuaian  lahan  secara 
umum  ditujukan  untuk  ​kawasan  perdesaan,  ​yang  dominan 
•Agar  pemanfaatan  ruang  di  suatu  wilayah  sesuai  dengan 
kawasan diperuntukkan untuk p​ ertanian dan kehutanan. 
kapasitas  lingkungan  hidup  dan  SDA,  alokasi  pemanfaatan 
ruang harus mempertimbangkan k ​ emampuan lahan.   

•Perbandingan  antara  ketersediaan  dan  kebutuhan  DDL BERBASIS NERACA LAHAN  


menentukan  ​keadaan  surplus  atau  defisit  ​dari  lahan  dan air    •Penghitungan  daya  dukung  lahan  dilakukan  dengan 
untuk mendukung kegiatan   membandingkan  ​ketersediaan  dan  kebutuhan  lahan  ​bagi 
•Hasil  penentuan  daya  dukung  lingkungan  hidup  dijadikan  penduduk yang hidup di suatu wilayah. 
acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah.  >>agar tau keadaan ​surplus atau defisit. 
•Daya  dukung  lingkungan  hidup  ​tidak  dapat  dibatasi  –​Surplus: ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih 
berdasarkan  batas  wilayah  administratif​,  penerapannya  dapat  mencukupi  kebutuhan  produksi  hayati  (bioproduct)  di 
dalam  RTRW  harus  memperhatikan  aspek  keterkaitan  wilayah tsb, 
ekologis,  efektivitas  dan  efisiensi pemanfaatan ruang​, serta 
–​Defisit  :  ketersediaan  lahan  setempat  sudah  tidak  dapat 
dalam  pengelolaannya  memperhatikan  ​kerja  sama  antar 
memenuhi kebutuhan produksi hayati di wilayah tersebut. 
daerah: E
​ coregion 
•Secara  konseptual  pendekatan  ini  mendekati  ​konsep 
M​etoda  penentuan  Daya  Dukung  Lahan  untuk  bioregio  yaitu  mendorong  konsumsi  dan  material  pangan 
Perencanaan tata ruang  lokal, menyerupai ​kemandirian pangan d
​ alam skala regional. 
Metoda/pendekatan:  •​Hasil  perhitungan  dengan  neraca  lahan  ​dapat  dijadikan 
1.Berbasis kemampuan lahan  bahan  masukan  atau  pertimbangan  dalam  ​penyusunan 
2.Berbasis Neraca Lahan  rencana  tata  ruang  dan  evaluasi  pemanfaatan ruang​,  yang 
terkait  dengan  penyediaan  produk  hayati  secara 
 
berkelanjutan  melalui  upaya  pemanfaatan  ruang  yang 
Pengertian Dasar DDLahan  menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. 
•Penghitungan  daya  dukung  lahan  berbasis  neraca  lahan 
"idealnya"  diterapkan  pada  wilayah  fungsional  atau  wilayah 
ekologis  atau  ​ekoregion  ​seperti  daerah  aliran  sungai  (DAS) 
atau wilayah pulau yang cukup luas. 
  à  Kemandirian  produk  hayati  ​(biocapacity) 
seharusnya dapat terpenuhi. 
  à  Jika  metode  ini  diterapkan  pada  unit-unit  wilayah 
administasi  (provinsi,  kabupaten/kota),  maka  status 
defisit atau surplus menjadi kurang berarti. 
•Tahapan Penghitungan neraca daya dukung lahan: 
1.Menentukan unit wilayah analisis 
2.Penghitungan ketersediaan ​(supply) l​ ahan 
3.​ ​Penghitungan permintaan (​ demand) l​ ahan 
4.Penentuan  status surplus/defisit dengan menghitung selisih 
supply ​dengan d
​ emand 
5.Penentuan s​ tatus ​"tingkat keberlanjutan" 
 
METODE KEMAMPUAN LAHAN  
•Cara  mengetahui  ​alokasi  pemanfaatan  ruang  yang  tepat 
berdasarkan  ​kemampuan  lahan  ​untuk  pertanian  yang 
dikategorikan dalam bentuk k ​ elas dan subkelas. 
•Dengan  metode ini dapat diketahui ​lahan yang sesuai ​untuk 
pertanian,  lahan  yang  harus  dilindungi  dan  lahan  yang  dapat 
digunakan untuk pemanfaatan lainnya. 
Klasifikasi Kemampuan Lahan 
•​Kemampuan  lahan  merupakan  karakteristik  lahan  yang 
mencakup  sifat  tanah  ​(fisik  dan  kimia),  topografi,  drainase, 
dan  kondisi  lingkungan  hidup  lain.  Berdasarkan  karakteristik 
lahan  tersebut,  dapat  dilakukan  klasifikasi  kemampuan  lahan 
ke dalam tingkat kelas, sub kelas, dan unit pengelolaan. 
•Pengelompokan  kemampuan  lahan  dilakukan  untuk 
membantu  dalam  penggunaan  dan  interpretasi  peta  tanah. 
Kemampuan  lahan  sangat  berkaitan  dengan  tingkat  bahaya 
kerusakan dan hambatan dalam mengelola lahan. 

 
 
•Penentuan  kemampuan lahan pada tingkat unit pengelolaan 
penting,  terutama  untuk  melakukan  ​evaluasi  kecocokan 
penggunaan lahan saat ini. 
  à  diperlukan  sebagai  masukan  bagi  ​revisi  rencana 
tata ruang atau penggunaan lahan yang sudah ada. 

 
CARA MENETUKAN KEMAMPUAN LAHAN  
•​Langkah penentuan kemampuan lahan​: 
1. S
​ iapkan peta: 
  a. Peta lereng 
   b. Peta tanah 
Kemampuan Lahan dalam Tingkat Subkelas  c. Peta erosi 
•Kemampuan  lahan  kategori  kelas  dapat  dibagi  ke  dalam  d. Peta drainase/genangan 
kategori  subkelas  yang  didasarkan  pada  ​jenis  faktor    Peta  yang  digunakan  dapat  berskala  1:250.000, 
penghambat  ​atau  ancaman dalam penggunaannya. Kategori  1:100.000, atau 1:50.000. 
subkelas  hanya  berlaku  untuk  kelas  II  sd  VIII  karena  lahan    Untuk  keperluan  analisis  dan  uji silang dari data kelas 
kelas I tidak mempunyai faktor penghambat.  dan  subkelas,  diperlukan  juga  data/laporan  yang 
•Kelas  kemampuan lahan (kelas II sd kelas VIII) dapat dirinci ke  memuat  sifatsifat  biofisik  wilayah  (tanah,  topografi, 
dalam  subkelas  berdasarkan  empat  ​faktor  penghambat​,  iklim, hujan, dan genangan/drainase). 
yaitu:    2.  ​Lakukan  tumpang  tindih  (​overlay)  ​peta  ​lereng, 
1. Kemiringan lereng (t)  peta  tanah​,  ​peta  erosi  dan  peta  drainase/genangan 
2. Penghambat terhadap perakaran tanaman (s)  untuk mendapatkan peta kemampuan lahan. 
3. Tingkat erosi/bahaya erosi (e)    Tumpang  tindih  dapat  dilakukan  dengan 
4. Genangan air (w)  menggunakan  ​Sistem  Informasi  Geografi  (SIG) 
maupun secara manual. 
 
 
Kemampuan Lahan pada Tingkat Unit Pengelolaan 
3.  Dari  ​overlay  ​peta,  didapat  kombinasi  keempat 
•Kategori  subkelas  dibagi  ke  dalam  ​kategori  unit  parameter​, ​sehingga dapat dilakukan ​identifikasi kelas 
pengelolaan  ​yang  didasarkan  pada  ​intensitas  faktor  lahan​. 
penghambat d ​ alam kategori subkelas. 
–Besarnya  hambatan  yang  ada  untuk  tiap  parameter 
•Dalam  kategori  unit  pengelolaan  telah  ​diindikasikan  menentukan  masuk  ke  dalam kelas dan subkelas mana lahan 
kesamaan  potensi  dan  hambatan/risiko  sehingga  dapat  tersebut. 
dipakai  untuk  menentukan  tipe  pengelolaan  atau  teknik 
–Dari  hasil  identifikasi,  dapat  dideliniasi  kelas  dan  subkelas 
konservasi yang dibutuhkan.  kemampuan lahan. 
•Kemampuan  lahan  pada  tingkat  unit  pengelolaan  –Contoh:  lahan  yang  memiliki  lereng  datar  dan  tidak 
memberikan  keterangan  yang  lebih  spesifik  dan  detil  dari  mempunyai  hambatan  dari  paramater  lainnya  masuk  ke 
subkelas.  dalam kelas I. 
  à Tingkat unit pengelolaan lahan diberi simbol dengan  4.  Apabila  peta  kemampuan  lahan  sudah  ada,  akan 
menambahkan  ​angka  di  belakang  simbol  subkelas​,  dapat  memudahkan  penentuan  kelas  lahan,  karena 
yang  menunjukkan  besarnya  tingkat  faktor  sudah  tidak  perlu  lagi  dilakukan  langkah  tumpang 
penghambat  yang  ditunjukkan  dalam  subkelas,  tindih (​overlay) p
​ eta. 
misalnya I​ Iw1, IIIe3, IVs3​, dsb.    à  Identifikasi  dan  delineasi  kelas  lahan  tetap  harus 
dilakukan. 
•Evaluasi  kesesuaian  penggunaan  lahan  dilakukan  untuk 
revisi alokasi pola ruang ​saat ini. 
•Evaluasi  kesesuaian  penggunaan  lahan  dilakukan  dengan 
membandingkan  penggunaan  lahan  yang  ada  dengan  hasil 
analisis kemampuan lahan. 
•​Cara melakukan evaluasi kesesuaian penggunaan lahan: 
1.Siapkan peta k
​ emampuan lahan 
2.Siapkan peta p
​ enggunaan lahan 
3.Lakukan  tumpang  tindih  (​overlay)  peta  kemampuan  lahan 
dengan  ​peta  penggunaan  lahan  ​,  untuk  mendapatkan 
satuan lahan (unit lahan).   
 

 
4.  Berdasarkan  hasil  evaluasi  kesesuaian,  penggunaan 
lahan  yang  ​tidak  cocok  dengan  kemampuannya 
perlu direkomendasikan perubahan penggunaannya​, 
atau  diterapkan  teknologi  sesuai  dengan  syarat  yang 
diperlukan  oleh  lahan  tersebut,  sehingga  lahan  tidak 
rusak dan dapat digunakan secara lestari. 
5.  Penggunaan  lahan  hutan  yang  kelas 
kemampuannya  cocok  untuk  pertanian  ​dapat  diubah 
menjadi  lahan  pertanian  tetapi  perubahannya  harus 
sesuai  dengan  ketentuan  dalam  UU  41/1999  tentang 
Kehutanan. 
    à  Namun,  apabila  luas  kawasan  hutan  di  daerah 
tersebut tidak mencapai 30%, penggunaan lahan hutan 
harus dipertahankan. 
 
METODE PERHITUGAN 

 
 
 
PENENTUAN STATUS DDL 
•Status daya dukung lahan: 
  Pembandingan  antara  ​ketersediaan  lahan  ​(S
​ L  )  dan 
kebutuhan lahan (DL) . 
–Bila S
​ L > DL , ​DDL ​ surplus 
Bila S
​ L < DL, ​DDL ​ defisit atau ​terlampaui 
 

 
 
 
   
•Bumi kita, 75%-nya terdiri dari air, tapi hanya kurang dari 1% 
Slide 11  yang merupakan ​air yang siap digunakan ​untuk seluruh 
penduduk bumi yang berjumlah 7 milyar orang (2011) 
ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (2): SUMBER DAYA AIR  •Pemanfaatan air yang kurang bijak mengakibatkan 
terjadinya k
​ risis air bersih​, yang bahkan sudah melanda 
 
berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia.  
PERAN AIR BAGI KEHIDUPAN MANUSIA  
elemen lingkungan ​yang penting 
•Air merupakan bagian dari s
​ umber daya alam ​juga sebagai 
bagian dari​ ekosistem 
•Air harus ada secukupnya baik k
​ uantitas ​maupun​ kualitas 
pada tempat tertentu dan waktu tertentu 
•Air merupakan s ​ umber daya mutlak u
​ ntuk manusia dan 
segala aktivitasnya 
•Keberadaan dan d
​ istribusi air dan dinamikanya 
mempengaruhi orentasi dan lokus kehidupan 

KOMPOSISI AIR DI BUMI 


•​Air tawar hanya 2,5 % dari seluruh air di bumi 
–Air tanah menyumbang 30 % 
–Air dari kutub 69,5 % 
–Sisanya adalah air permukaan yang ada pada daratan 
•​Keterbatasan pemanfaatan 
–Air permukaan dipengaruhi ​pola curah hujan s​ ehingga 
bersifat terbarukan (​renewable resources) 
–Air tanah terakumulasi dalam proses ribuan tahun pada 
aquifer, s​ ehingga bersifat n
​ on renewable resources 

SIKLUS HIDROLOGI 
1.Air yang berada dipermukaan bumi (lautan, badan air, tanah 
dan tumbuhan) m ​ enguap ke udara​; 
2.Uap air yang diudara mengalami kondensasi, menjadi awan, 
 
butir-butir hujan dan jatuh ke bumi sebagai h
​ ujan; 
Kompetisi Penggunaan Air 
3.Air hujan yang jatuh ke bumi meresap ke dalam tanah  Pengguna Domestik Industri Pertanian 
(ruang air yang paling ideal) menjadi aliran bawah tanah/air 
(persen) (persen) (persen) 
tanah, yang tidak teresap m
​ engalir sebagai air permukaan 
Negara Maju 11 30 59 
(run-off) d
​ an masuk ke badan air melalui a​ liran sungai 
Negara Berkembang 8 10 82 
hingga ke muara​; 
Dunia 8 22 70 
4. Air di permukaan bumi dan di laut ​menguap lagi ke udara,  Sumber : World Bank (2001)  
dst dan proses berputar kembali sebagai siklus  AIR SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR  
•Kebutuhan manusia terhadap air: 
–kebutuhan untuk minum dan mengolah makanan: 5 
liter/hari 
–mandi dan membersihkan diri 25 - 30 liter/hari 
–mencuci dan membersihkan peralatan 25 - 30 liter/hari 
–sanitasi 6 - 7 liter 
–total kebutuhan air setiap orang mencapai 60 - 70 liter/hari. 
–​setiap orang akan menghabiskan 25.550 liter dalam 1 
tahun. 
 
DASAR HUKUM 
•​Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di 
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk 
sebesar-besar kemakmuran rakyat​“ (ps 33 UUD-45) 
  •​Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air 
bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi 
MASALAH KETERSEDIAAN AIR   kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif​. 
(ps 5 UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air) 
  rawa & w
​ et land​, daerah rendah & jebakan air sebagai “rumah 
•​Paradigma tradisional  air 
>> Sebagai barang publik yang tidak dimiliki oleh  POTENSI OKUPANSI MANUSIA THDP AIR  
siapapun, melainkan dalam bentuk kepemilikan  •Akibat tekanan kependudukan, urbanisasi, kemiskinan (di 
bersama c ​ ommon resources, S​ D Air ​dikelola secara  desa & kota),​ ​pembangunan, banyak ruang-ruang rumah air 
kolektif, bukan untuk dijual atau diperdagangkan guna  diokupasi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya 
memperoleh keuntungan. 
•Timbul ​konflik kepentingan ruang a
​ ntara manusia dan air, 
•​Paradigma modern  dan dalam banyak kasus ruang/rumah air selalu dikorbankan. 
à SD air tidak sekedar hanya barang publik tetapi  •Mengorbankan ​ruang-ruang alamiah air u​ ntuk kepentingan 
sudah menjadi k ​ omoditas ekonomi.  dan kegiatan-kegiatan manusia yang merusak ruang air, 
à Berdasarkan pada n ​ ilai ekonomi intrinsik air, y
​ ang  menimbulkan m ​ asalah lingkungan​ yang mengancam 
didasarkan pada asumsi adanya ​keterbatasan dan  kehidupan manusia, 
kelangkaan air ​serta dibutuhkannya investasi atau 
TERGANGGU SIKLUS HODROLOGI 
penyediaan air bersih, sebagai pemenuhan hak atas 
setiap warganegara.  •Global warming (akibat emisi gas rumah kaca/GRK) 
perubahan iklim ekstrim -> meningkatnya frekuensi & 
 
magnitude bencana terkait air; 
MASALAH KUALITAS AIR  
•3 t masalah klasik air yang mengancam manusia 
•​Kualitas air dunia secara menyeluruh menurun terutama 
•​too much ​->banjir 
akibat aktivitas manusia: 
•​too little ​->kekeringan 
–Peningkatan pertumbuhan penduduk, urbanisasi 
•​too dirty ​-> pencemaran air 
yang pesat, pencemaran bahan kimia dari industri 
•Kerusakan ekosistem air tawar (fresh-water); 
–Penurunan kualitas air terjadi ketika kota dan industri 
•Erosi ,Sedimentasi , longsor -> air sebagai pembawa material , 
pengolahan air dan atau prasarana sanitasi 
deposisi, penggerusan. 
kelebihan beban a ​ tau infrastruktur terkait tidak 
tersedia serta limbah dan air limbah dibuang langsung  MASLAH PENGELOLAAN SDAir DIINDONESIA  
ke lingkungan sehingga dapat mencemari permukaan  1.Adanya ​fragmentasi pengelolaan antar instansi ​dan 
atau air tanah.  sulitnya koordinasi antar berbagai instansi dalam mengelola 
Meningkatkan dan memperluas infrastruktur bisa  SD air. 
sangat mahal dan oleh karena itu pada umumnya tidak  2.Pengelolaan SD air masih t​ erbatas dan berorientasi hanya 
dapat bersaing dengan perkembangan permukiman  pada sisi penyediaan s​ emata bukan pada sisi kebutuhan. 
yang pesat 
3.​Borosnya pemakaian air u​ ntuk pertanian karena rendahnya 
•​Perubahan iklim ​dan peningkatan suhu tertentu serta  efisiensi pemakaian air untuk sektor pertanian. 
perubahan pola hidrologis seperti ​kekeringan dan banjir 
à Sebagai pengguna 80-90 % dari seluruh 
akan memengaruhi kualitas air dan memperburuk 
pemanfaat air, pertanian memakai air efektif untuk 
pencemaran air dari sedimen, nutrisi, karbon organik terlarut, 
pertumbuhan tanaman hanya 50-60%, selebihnya 
patogen, pestisida dan garam, serta pencemaran termal. 
hilang saat pengaliran di saluran/menggenang tidak 
•Kenaikan permukaan air laut diproyeksikan akan  optimal di area persawahan. 
memperluas wilayah s​ alinisasi air tanah ​dan dengan 
4. Organisasi pengelolaan SD air m ​ asih 
demikian memengaruhi ketersediaan air tawar bagi manusia 
tersentralisasi d
​ i pusat belum terdesentralisasi 
dan ekosistem di kawasan pesisir. 
walaupun otonomi daerah telah dicanangkan sejak 
KONFLIK MANUSIA DAN AIR  tahun 2000. 
•​Manusia memerlukan ruang khususnya di darat untuk  5. R
​ endahnya partisipasi masyarakat ​dalam 
menjalankan kegiatan sosial, ekonomi. budayanya, dll.  mengelola SD air di satu sisi dan di sisi lain masih 
–Kawasan permukiman, perdagangan, industri, pertanian,  belum banyak melibatkan partisipasi masyarakat 
pertambangan dll  lokal dalam organisasi pengelolaan SD air. 
6. D
​ istribusi pelayanan ​air tidak merata. 
•​Air juga memerlukan ruang untuk : 
–Distribusi lebih banyak difokuskan untuk melayani kebiatan 
–Berlangsungnya s ​ iklus hidrologi ​(di ruang udara/ atmosfir, di 
komersial yang mendukung pembangunan ekonomi. 
ruang darat, dan di ruang laut) 
–Hanya konsumen yang mampu membayar yang dapat 
–Pembangunan sistim Infrastruktur/PS Air, untuk:  memiliki akses terhadap air bersih. 
•Konservasi SDA  7. Polusi air yang menyebabkan air di kota besar 
•Pendayagunaan SDA  tidak layak dijadikan sebagai air minum ​karena 
sumberdaya air yang telah tercemar, seperti adanya 
•Pengendalian daya rusak air 
kandungan bakteri coli dalam air tanah. 
Ruang alamiah air di darat, misalnya kawasan tangkapan air  8. ​Ketidakmampuan Pemerintah I​ untuk 
(catchment area) d
​ i daerah hulu, sistim aliran sungai  memperluas jaringan irigasi bagi keperluan 
termasuk bantarannya, daerah dataran banjir (​ flood plain),  pertanian, sehingga terjadi penurunan produksi 
padi. 
9. B
​ erkurangnya sediaan (​ supply) ​air, baik bagi air  sedemikian rupa sehingga ​delineasi a
​ tas ekoregion menjadi 
bersih maupun air minum yang disebabkan  tidak pernah pasti. 
berkurangnya daerah tangkapan air akibat alih  •Ekoregion sebagai suatu area yang di dalamnya secara 
fungsi lahan.  terpadu diintegrasikan dalam fenomena geografik sistem 
ekologis (ekosistem​). 
ALASAN EKOREGION MENJADI DASAR PENENTU DD AIR 
•Karakteristik dari ​fenomena geografik d ​ apat mencakup 
•Penentuan DDL umumnya dilakukan pada suatu wilayah 
unsur-unsur g ​ eologis, fisiografis, vegetasi, iklim, hidrologis, 
atau area tertentu. 
fauna darat dan perairan dan tanah​, serta dapat pula 
à Pertanyaan mendasar terkait dengan penentuan 
dengan atau tanpa dengan melibatkan faktor pengaruh 
daya dukung lingkungan adalah: 
aktivitas manusia (​ seperti dampak dari perubahan 
–​ Bagaimana menetapkan batasan wilayah di dalam  penggunaan lahan, perubahan jenis vegetasi, dll). 
menentukan d​ aya dukung lingkungan? 
•​Terdapat suatu hubungan/keterkaitan spasial yang 
–​Tepatkah menentukan daya dukung lingkungan atas suatu  signifikan di antara karakteristik unsur-unsur t​ sb yang 
wilayah administrasi?  sedemikian rupa sehingga ​delineasi a​ tas ekoregion menjadi 
–​Berapa luas minimal wilayah atau area yang dapat  tidak pernah pasti. 
digunakan di dalam p​ enentuan daya dukung lingkungan? 
 
  DAS dan SSW 
KONSEP WILAYAH FUNGSIONAL EKOREGION 
•​Daerah Aliran Sungai (DAS) 
•Wilayah sistem ekologi (ekosistem) merupakan salah satu 
Daerah Aliran Sungai: s​ uatu wilayah daratan yang 
contoh bentuk konsep wilayah sistem/fungsional yang 
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan 
kompleks. 
anak-anak sungainya, y​ ang berfungsi menampung, 
•Sifat kompleks ditunjukkan dengan banyaknya jumlah dan  menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari 
jenis komponen yang ada serta keragaman bentuk hubungan  curah hujan ke danau atau ke laut secara alami​, yang 
antara komponen-komponen penyusun sistem wilayah  batas di darat merupakan p ​ emisah topografis ​dan 
tersebut.  batas di laut sampai dengan daerah perairan yang 
•Contoh konsep wilayah sistem ekologi (ekosistem):  masih terpengaruh aktivitas daratan. 
1.​Daerah Aliran Sungai  •​Sistem Wilayah Sungai 
2.Sistem Wilayah Sungai;  Sistem wilayah sungai merupakan salah satu contoh 
3.Ekosistem Gambut;  konsep wilayah sistem ekologis. Yang dimaksud 
dengan S​ atuan Wilayah Sungai ​(SWS) adalah 
4.Ekosistem Karst; 
gabungan dari dua atau lebih Daerah Aliran Sungai 
5.Teluk;  (DAS). 
6.Gugus Kepulauan;   
7.Bioekoregion; 
8.Kawasan Pesisir 
 
•Suatu ekoregion mencakup a​ rea yang cukup luas 
melingkupi lahan dan perairan dengan kekhasan 
karakteristik alamiah dan spesiesnya​. 
à Biasanya dicirikan dengan p
​ erbedaan karakteristik 
keanekaragaman hayati f​ lora, fauna dan ekosistem 
dari wilayah sekitarnya. 
•Suatu kesatuan ekoregion biasanya merupakan suatu ​pola 
sistem pemulihan ekosistem-ekosistem ​yang merupakan 
asosiasi dari kombinasi karakteristik tanah (soil) dan 
landform​nya (Brunckhorst, 2000). 
•Ekoregion sebagai suatu area yang di dalamnya secara 
terpadu diintegrasikan dalam fenomena geografik sistem 
ekologis (ekosistem​).   
•Karakteristik dari f​ enomena geografik d ​ apat mencakup 
unsur-unsur g ​ eologis, fisiografis, vegetasi, iklim, hidrologis, 
fauna darat dan perairan dan tanah​, serta dapat pula 
dengan atau tanpa dengan melibatkan faktor pengaruh 
aktivitas manusia (​ seperti dampak dari perubahan 
penggunaan lahan, perubahan jenis vegetasi, dll). 
•​Terdapat suatu hubungan/keterkaitan spasial yang 
signifikan di antara karakteristik unsur-unsur t​ sb yang 
   
 
 
 
Penghitungan Ketersediaan (​Supply) Air 
•Daerah bukan Cekungan Air Tanah (Non-CAT) adalah 
wilayah yang tidak dibatasi oleh batas hidrogeologis dan 
tidak atau bukan tempat semua kejadian hidrologi seperti 
proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah 
berlangsung serta tidak m memilik satu kesatuan sistem 
akuifer.  
 
 
Surface  runoff  ​plays  an  important  role  in  the  recycling   
process.  Not  only  does  it  replenish  lakes,  streams,  and  Perhitungan dengan menggunakan Metode Koefisien 
groundwater;  it  also  creates  the  landscape  by  ​eroding  Limpasan yang dimodifikasi dari metode rasional. 
topography​ and transporting the material elsewhere​. 

 
SISTEM AIR TANAH 
•Ketersediaan air das : air permukaan , dan air tanah 
•Tipe das cat memiliki sistem dan mekanisme air tanah dan 
permukaan 
•Tipe DAS NON CAT TIDAK MEMILIKI SISTEM DAN 
MEKANISME AIR TANAH 
•Semakin besar kota, cenderung semakin tinggi dalam 
penggunaan air tanah (khusus air tanah dalam) 

DAS tanpa cekungan air tanah dan DAS dengan cekungan 


air tanah 
batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih 
terpengaruh aktivitas daratan. 
•Sub DAS: bagian DAS yang menerima air hujan dan 
mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai utama. 
à Setiap DAS terbagi habis kedalam Sub DAS – Sub 
DAS. 
•​Wilayah Sungai (WS) atau wilayah DAS​: Kesatuan wilayah 
pengelolaan sumberdaya air dalam satu atau lebih DAS 
dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari atau 
sama dengan 2.000 km​2 ​(200.000 ha). 
 
Karakteristik alami das 

1.Iklim (curah hujan, suhu, kelembaban) 

2.Topografi 

3.Tanah 

4.Pola aliran 

5.Geologi dan hidrogeologi 

6.Hidrologi (kualitas, kuantitas dan distribusi) 

7.Penggunaan Lahan 

8.Erosi dan sedimentasi 

9.Sosial ekonomi 

10.Kelembagaan. 

 
Isu/ masalah 
1.Lahan kritis (penyebab, luas dan distribusi); 

Perhitungan kebutuhan a
​ ir  2.Kondisi habitat (perlindungan keanekaragaman hayati); 
3.Sedimentasi (sumber, laju, dampak); 
DA = N x KHLA 
  4.Kualitas air (sumber polutan, kelas, waktu); 
DA Total kebutuhan air (m3/tahun)  5.Masalah penggunaan air tanah dan air permukaan; 
N Jumlah penduduk 
6.Daerah rawan bencana (banjir, longsor, dan kekeringan); 
KHLA Kebutuhan air untuk layak hidup 
1600 m3/kapita/tahun  7.Masalah sosial-ekonomi dan kelembagaan; 
(800 m3/kapita/tahun kebutuhan domestik dan untuk  8.Masalah tata ruang dan penggunaan lahan; 
menghasilkan pangan.  9.Permasalahan antara hulu dan hilir; 
Kriteria WHO: 1000-2000 m3/kapita/tahun 
10.Konflik pemanfaatan sumberdaya. 
 
 
Status daya dukung air: 
Data spasial DAS 
pembandingan antara ketersediaan air (​SA) d
​ an kebutuhan  1.Peta Tanah DAS 
air (DA). 
2.Peta Geologi DAS 
Bila S
​ A > DA , d
​ aya dukung air surplus.  3.Peta Hidrogeologi DAS 
Bila S
​ A < DA , d
​ aya dukung air defisit atau terlampaui  4.Peta Penutupan dan Pengggunaan Lahan DAS 

  5.Peta Kelas Kemiringan Lahan 

•​Daerah Aliran Sungai ​(catchment area, watershed) ​suatu  6.Peta Tingkat Bahaya Erosi 
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan  7.Peta Lahan Kritis 
sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi  8.Peta Kesesuaian Lahan 
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang 
9.Peta Jaringan Jalan 
berasal dari curah hujan k ​ e danau atau ke laut secara alami, 
yang batasnya di darat merupakan ​pemisah topografis d ​ an  10.Peta Iklim/Hujan DAS 
11.Peta Demografi 
12.Peta Rencana Tata Ruang DAS  •SEKTOR BASIS EKONOMI KOTA -> kegiatan ekonomi lapar air, 
13.Peta rawan bencana  pengkontaminasi air atau tidak 

14.Peta konservasi tanah dan air  •KARAKTER TUMBUH DAN PERKEMBANGAN -> ekspansif, 
okupansi pada zona pengaliran/ peresapan air atau tidak 
15.Peta Arahan atau rekomendasi yang terkait dengan 
pengelolaan lahan, air, vegetasi, dan pemukiman.  •SOSIAL EKONOMI PENDUDUK DAN CARA PANDANG 
TERHADAP AIR -> kearifan lokal, kesadaran pemahaman 
  terhadap memperlakukan air 
  •SISTEM PERENCANAAN : Rencana Tata Ruang, manajemen 
1.​Lahan yang produktif dan berkelanjutan sesuai dengan  pengolaan air, ketersediaan infrastruktur dalam pengendalian 
daya dukungnya​.  daya rusak dan peningkatan pemanfaatan air 
Setiap pengguna lahan hendaknya secara rasional 
memanfaatkan lahannya menurut kelas 
kemampuan dan kesesuaian lahannya sehingga 
produktivitasnya termasuk keanekaragaman hayati 
baik di kawasan lindung maupun di kawasan 
budidaya tetap dapat dipertahankan, tidak terjadi 
erosi yang melebihi tingkat yang dapat 
ditoleransikan dan tidak terjadi kerusakan lahan. 
2. DAS yang mempunyai tutupan vegetasi tetap yang 
memadai dan aliran (debit) air sungai stabil dan jernih 
tanpa ada pencemaran air. 
P
​ enggunaan lahan yang rasional dan proporsional 
yang ditumbuhi vegetasi yang memadai akan 
meningkatkan resapan air ke dalam tanah dan 
mengurangi aliran permukaan dan sedimentasi 
sehingga fluktuasi debit aliran sungai akan relatif 
kecil dan merata sepanjang tahun (water yield 
mencukupi kebutuhan) dengan kualitas yang baik. 
3. K
​ esadaran, kemampuan dan partisipasi aktif para pihak 
termasuk masyarakat di dalam pengelolaan DAS semakin   
lebih baik​. 
4. Kesejahteraan masyarakat yang lebih baik 
P
​ emanfaatan SDA D dalam DAS secara bijaksana 
dan berkelanjutan diharapkan dapat 
mensejahterakan masyarakat melalui barang dan 
jasa yang dihasilkan DAS. 
Struktur Dan Tipe DAS 
yang Memengaruhi Daya Dukung Pengembangan 
Kota/Wilayah  
•Hirarki ->WS, DAS , SUB DAS 
•DAS di wilayah pegunungan atau pesisir 
•DAS Bagian Hulu, Tengah Dan Hilir 
•Morfologi sungai 
 
•Ruang i​ n stream, off stream 
•Bentuk DAS, luas 
•Das rentan banjir , rentan kekeringan 
•Das tipe cekungan air tanah (CAT) dan non-CAT 
•Tipe vegetasi, jenis tanah dan struktur batuan 
•Kontur, kemiringan , tipe curah hujan 
 
Struktur dan Tipe Kota: 
Interaksinya dengan DAS  
 
•UKURAN KOTA/ WILAYAH-> Semakin besar semakin 
membebani DAS (penduduk, kegiatan ekonomi social)  Tipologi kota dan bencana air 
•Kota/wilayah banjir 
•Kota/wilayah kekeringan 
•Kota/wilayah mengalami penurunan elevasi tanah, intrusi air 
laut 
•Kota/wilayah polutif bermasalah dalam kualitas air 
•Kota/wilayah rentan longsor, erosi, sedimentasi 
•Kota/wilayah dengan semua penyakit ??? 
••DAS non CAT mempunyai daya dukung rendah, tidak ada 
cadangan air tanah, hanya ada di permukaan 
•Keberadaan air tergantung kondisi tanah dan vegetasi 
alamiah, sangat rentan dengan gangguan sIstem sumber 
daya air apabila diutilisi (industri, pertambangan , 
pengembangan kota) 
•ISUE PERENCANAAN 
–UU PENATAAN RUANG MENYATAKAN HUTAN BERFUNGSI 
LINDUNG MIN 30 % DALAM DAS , YANG MENYAMARATAKAN 
SELURUH DAS , 
•​DAPAT BERMASALAH DALAM PERENCANAAN PADA DAS 
NON CAT BILA ATURAN TERSEBUT DIBERLAKUKAN . 
–AKIBAT KEBIJAKAN NASIONAL , DAPAT BERKEMBANG KOTA 
BARU, PUSAT PERTUMBUHAN BARU KERENA ALASAN 
KESTRATEGISAN LOKASI DENGAN PERTIMBANGAN 
EKONOMI 
•BAGAIMANA APABILA LOKASINYA PADA DAS DENGAN TIPE 
NON CAT ? 
•​PERLU MEMPERTIMBANGKAN DAYA DUKUNG SISTEM SDA 
TERKAIT COST AIR DI MASA DEPAN DAN MENJADI 
PEMBATAS PERKEMBANGAN KOTA DI MASA DEPAN 

   
Untuk ​meningkatkan mutu perencanaan 
Slide 12  ● Suatu  cara  untuk  mengintegrasikan  pertimbangan 
KLHS  lingkungan  dalam  proses  perencanaan  dan 
pengambilan keputusan 
(KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS) 
Memperkuat proses perencanaan​ melalui: 
DEFINISI 
● Identifikasi masalah-masalah 
UU No.32 Pasal 1 Tahun 2009  ● Menganalisis implikasi berbagai opsi perencanaan 
● Merekomendasikan  langkah  untuk  meminimasi 
Rangkaian  analisis  yang  sistematis,  menyeluruh,  dan  risiko 
partisipatif  ​untuk  memastikan  bahwa  ​prinsip 
pembangunan  berkelanjutan  ​telah  ​menjadi  dasar   
terintegrasi  dalam  pembangunan  suatu  wilayah  dan/atau 
kebijakan, rencana, dan/atau program​. 
Maksud (​Aim​)  Tujuan Generik (​Generic 
Objectives​) 
KLHS adalah alat pendukung perencanaan 

UU No.32 Pasal 15 Ayat 3 Tahun 2009  Instrumental  -Mengidentifikasi  ​dampak 


penting  lingkungan  dari 
KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:  KRP  untuk  proses 
pengambilan keputusan 
1. Pengkajian  ​pengaruh  kebijakan,  rencana, dan/atau  -Mengintegrasikan 
program  terhadap  kondisi  lingkungan  hidup  di  pertimbangan  lingkungan 
suatu wilayah;  ke  dalam  kebijakan 
2. Perumusan  ​alternatif  ​penyempurnaan  kebijakan,  rencana, atau program 
rencana, dan/atau program; dan 
3. Rekomendasi  perbaikan  untuk  pengambilan  Transformatif  -Memperbaiki  mutu  dan 
keputusan  kebijakan,  rencana,  dan  atau  program  proses formulasi KRP 
yang  mengintegrasikan  prinsip  pembangunan  -Memfasilitasi  proses 
berkelanjutan.  pengambilan  keputusan 
agar  dapat 
4 Komponen KLHS  menyeimbangkan  tujuan 
lingkungan  hidup,  sosial, 
1. Diselenggarakan  pada  tahap  awal  perumusan  dan ekonomi 
kebijakan, rencana, dan program (KRP); 
2. Menelaah dampak lingkungan dari KRP;  Substansif  -Meminimumkan  potensi 
3. Mempertimbangkan aspek sosial dan ekonomi;  dampak penting negatif 
4. Mempertimbangkan aspek keberlanjutan.  -Langkah-langkah 
perlindungan lingkungan 
KLHS Mencakup analisis dan konsultasi  -Memelihara potensi SDA 

UU No.32 Pasal 16   

KLHS memuat kajian:  PERBEDAAN DENGAN AMDAL 

1. Kapasitas  daya  dukung  dan  daya  tampung  Atribut  AMDAL  KLHS 


lingkungan hidup untuk pembangunan; 
2. Perkiraan  mengenai  ​dampak  dan risiko lingkungan  Posisi  Akhir siklus  Hulu siklus 
hidup​;  pengambilan  pengambilan 
3. Kinerja​ layanan/jasa ekosistem;  keputusan  keputusan 
4. Efisiensi pemanfaatan​ sumber daya alam; 
5. Tingkat  kerentanan  dan  kapasitas  adaptasi 
Pendekata Cenderung  Cenderung 
terhadap perubahan iklim; 
n  bersifat reaktif  pro-aktif 
6. Tingkat  ketahanan  dan  potensi  keanekaragaman 
hayati. 
Fokus  Identifikasi,  Evaluasi 
HASIL KLHS  Analisis  prakiraan &  implikasi 
evaluasi  lingkungan 
UU No.32 Pasal 17  dampak  dan 
lingkungan  pembangunan 
Hasil  KLHS  menjadi  ​dasar  kebijakan,  rencana,  dan/atau  berkelanjutan 
program dalam suatu wilayah 
Dampak  Amat terbatas  Peringatan dini 
TUJUAN KLHS  Kumulatif  atas adanya 
dampak 
Instrumen  untuk  ​mengarusutamakan  ​pembangunan  kumulatif 
berkelanjutan dalam p
​ roses perencanaan 
Titik berat  Mengendalikan  Memelihara 
3. Program:  instrumen  kebijakan  yang  berisi  satu  atau 
telaahan  dan  keseimbangan  lebih  kegiatan  yang  dilaksanakan  oleh  instansi 
meminimumka alam,  pemerintah/lembaga  untuk  mencapai  sasaran  dan 
n dampak  pembangunan  tujuan  serta  memperoleh  alokasi  anggaran,  atau 
negatif   berkelanjutan  kegiatan  masyarakat  yang  dikoordinasikan  oleh 
instansi pemerintah. 
Alternatif  Alternatif  Banyak  4. Rencana  Tata  Ruang  (RTRWN,  dll)  dan  Rencana 
terbatas  alternatif  Pembangunan (RPJPN, RPJMN, dll) 
jumlahnya 
PELAKU KLHS 
Kedalaman  Sempit, dalam,  Luas dan tidak 
dan rinci  rinci sebagai  1. Instansi  yang  bertugas  menyusun  KRP  (misal, 
landasan untuk  Bappeda) 
mengarahkan  2. Tim yang bertugas menyelenggarakan KLHS 
visi dan  3. Lembaga  yang  memberi  persetujuan  atas  KRP 
kerangka  (misal, DPRD untuk RTRW di daerah) 
umum  4. Lembaga-lembaga terkait (misal, KLH dan Dinas) 
5. Lembaga  yang  memiliki  data/ahli  terkait  dengan 
Deskripsi  Proses  Proses  KLHS (institusi perguruan tinggi, LSM) 
Proses  dideskripsikan  multi-pihak,  6. Para  pemangku  kepentingan  yang  lain  (publik, 
dengan jelas,  tumpang  pebisnis). 
mempunyai  tindih 
awal dan akhir  komponen,  PEDOMAN KLHS 
KRP 
merupakan  1. Satu KLHS untuk setiap proses perencanaan. 
proses literatif  2. Diprakarsai  oleh  pihak  yang  menyusun  KRP  (Ditjen 
dan kontinyu  Penataan  Ruang,  Kementerian  PU;  Ditjen  Bangda, 
Kementerian  Dalam  Negri,  Gubernur,  Bupati, 
Fokus  Menangani  Fokus pada  Walikota, dan lain sebagainya) 
Pengendali simptom  agenda  3. Diaplikasikan  sedini  mungkin  pada  awal  proses 
an  kerusakan  pembangunan  perencanaan 
Dampak  lingkungan  berkelanjutan,  4. Fokus  pada  isu-isu  lingkungan  hidup  atau 
terutama  pembangunan berkelanjutan 
ditunjukkan  5. Mengevaluasi secara kritis berbagai alternatif 
untuk  6. Melibatkan  peluang  keterlibatanpemangku 
menelaah  kepentingan dan masyarakat 
agenda  7. Dilakukan  dengan  metode  yang  tepat, efektif – biaya 
keberlanjutan  dan teknik analisa. 

  NILAI DASAR KLHS 

● KLHS bukan “mega-AMDAL”  1. Keterkaitan (​interdepedency​) 


● KLHS bukan “prosedur yang berdiri sendiri”  2. Keseimbangan (equilibrium) 
3. Keadilan sosial & ekonomi (​socio-economic just​) 
PENTINGNYA KLHS 
PRINSIP-PRINSIP KLHS 
1. Pengambil  keputusan  harus  ​semakin 
mempertimbangkan  dampak  jangka  panjang  dan  1. Sesuai tujuan (fit for purpose) 
kumulatif​ dari berbagai proyek.  2. Bersifat obyektif (objective led) 
2. AMDAL  perlu,  tetapi  tidak  mampu  untuk  mengukur  3. Dijiwai  oleh  semangat  keberlanjutan  (sustainability 
dampak kumulatif secara sistematis​.  led) 
3. KLHS suatu KRP selain dapat menelaah secara efektif  4. Komprehensif (comprehensive scope) 
dampak  yang  bersifat  strategik​,  juga  dapat  5. Relevan untuk keputusan (decision relevant) 
memperkuat  dan  ​mengefisienkan  proses  6. Integratif (integrative) 
penyusunan AMDAL​ suatu rencana kegiatan.  7. Partisipatif (participative) 
4. KLHS menghemat biaya dan waktu  8. Efektif biaya (cost-effectiveness) 
5. Memperbaiki  ​kepercayaan  publik  dan  kepemilikan 
KRP 
6. Memperbaiki  mutu  pengambilan  keputusan  yang 
bersifat strategis 

OBJEK KLHS 

1. Kebijakan:  Arah  atau  tindakan  yang  diambil  oleh 


pemerintah  atau  pemerintah  daerah  untuk 
mencapai tujuan. 
2. Rencana:  hasil  suatu  proses  untuk  menentukan 
tindakan  masa  depan  yang  tepat,  melalui  urutan 
pilihan,  dengan  memperhitungkan  sumber  daya 
yang tersedia. 
 

   
b.​ ​ Hutan Musim 

Slide 13  c.​ ​Hutan Daerah Kering 

PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN   d.​ ​ Hutan Gambut 

1.​ ​SUMBER DAYA HUTAN DAN KAWASAN HUTAN 


e.​ ​Hutan Rawa 

Pengertian hutan: 
f.​ ​Hutan Pantai 

Hutan terdiri dari pada pohon, semak, tumbuhan bawah, 


jasad renik tanah dan hewan lain. Mereka satu sama lain  g.​ ​Hutan Mangrove 

terikat hubungan ketergantungan. 


h.​ ​Hutan Tanaman 

Hutan​: suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan 


berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan   
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan   
lainnya tidak dapat dipisahkan (Pasal 1 angka 2 UU No. 41 
3. MASALAH DI SEKTOR KEHUTANAN 
Tahun 1999) 
• Deforestasi: Perubahan kondisi penutupan lahan dari 
Hutan berbeda dengan Kawasan hutan  hutan menjadi bukan hutan (termasuk perubahan untuk 
perkebunan, pemukiman, kawasan industri, dan lain-lain). 
Kawasan Hutan​: wilayah tertentu yang d
​ itunjuk dan atau  • Kebakaran hutan 
ditetapkan​ oleh pemerintah untuk dipertahankan 
keberadaannya sebagai hutan tetap (Pasal 1 angka 3 UU No. 41  • Perubahan fungsi hutan 
Tahun 1999)   
Ada​ 4 undang-undang​ yang menyangkut kehutanan secara 
   langsung, diantaranya: 

2.​ K
​ LASIFIKASI, FUNGSI, DAN TIPE HUTAN  a. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang 
Kehutanan. 
Fungsi hutan: E​ kologi, Biodiversity, Tata Air, Ekonomi-Sosial,  b. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang 
Iklim, Penyerap polusi  Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan 

Ekosistemnya. 
Klasifikasi Kawasan Hutan : (UU 41/1999) 
c. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang 
a.​ H
​ utan Konservasi​: kawasan hutan dengan ciri khas 
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti 
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan 
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta  Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang 
ekosistemnya.  Kehutanan Menjadi Undang-Undang 

d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang 


b.​ ​Hutan Lindung: ​kawasan hutan yang mempunyai fungsi  Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. 
pokok sebagai perlindungan sistem penyangga 
 
kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, 
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan 
memelihara kesuburan tanah. 

c.​ ​Hutan Produksi: k


​ awasan hutan yang mempunyai 
fungsi pokok memproduksi hasil hutan: 

–​ ​Hutan Produksi Tetap (HP) 

–​ ​Hutan Produksi Terbatas (HPT) 

–​ ​Hutan Produksi yang dapat dikonversi. 

Tipe Hutan Secara Umum 

a.​ H
​ utan Hujan Tropis : vegetasi selalu hijau, ada variasi dari 
 
tempat ke tempat, memiliki nilai ekonomi, social, ekologi 
 
Faktor penyebab illegal logging ​(penebangan liar)  1. Kawasan Cagar Alam (CA): mempunyai kekhasan 
tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu 
1. Ketimpangan pasokan dan permintaan kayu yang 
yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung 
sangat tinggi. 
secara alami. 
2. Hutan yang sangat luas dan rentang geografis yang 
sangat lebar.  2. Kawasan Suaka Margasatwa (SM): mempunyai ciri 
khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa 
3. Indonesia memiliki garis batas lintas negara yang  yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan 
sangat panjang.  pembinaan terhadap habitatnya. 
4. Keterlibatan pemodal besar dan pemodal asing  3. Taman Hutan Raya: untuk tujuan koleksi tumbuhan 
dalam kegia¬tan illegal logging.  dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau 
5. Keterlibatan oknum aparat penegak hukum.  bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, 
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, 
6. Kemiskinan masyarakat di dalam dan sekitar hutan.   pariwisata dan rekreasi, fungsinya bukan hanya untuk 
  konservasi in situ tetapi juga ex situ. 

Tumpang tindih lahan pertambangan dan kehutanan  4. Taman Wisata Alam: tujuan utama untuk 
dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. 
• Pertambangan dan energi merupakan sektor 
pembangunan penting bagi Indonesia.    
• Namun dari sisi lingkungan hidup, pertambangan  Taman nasional 
dianggap paling merusak dibanding kegiatan-kegiatan 
Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang 
eksploitasi SDA lainnya. 
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi 
Pertambangan dapat mengubah bentuk bentang  yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu 
alam, merusak dan atau menghilangkan vegetasi,  pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, 
menghasilkan limbah tailing, maupun batuan limbah, serta  dan rekreasi. 
menguras air tanah dan air permukaan.  
Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai 
  kawasan taman nasional meliputi: 

  • memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem 


yang khas dan unik yang masih utuh dan alami serta gejala 
4. KONSERVASI SUMBER DAYA HUTAN 
alam yang unik; 
Konservasi mencakup arti yang luas, yang mencakup 
pengelolaan, perlindungan dan pelestarian sumberdaya alam  • memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih 
utuh; 
dan lingkungan. 
• mempunyai luas yang cukup untuk menjamin 
 
kelangsungan proses ekologis secara alami; dan 
• Hutan Lindung​: untuk melindungi sistem 
penyangga kehidupan, mengatur tata air, mencegah banjir,  • merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona 
inti, zona pemanfaatan, zona rimba, dan/atau zona lainnya 
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan 
sesuai dengan keperluan. 
memelihara kesuburan tanah 
 
• Hutan Konservasi​: untuk melindungi 
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.  Taman nasional berfungsi/dapat dimanfaatkan untuk 
kegiatan: 
 
• penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan 
• Sumberdaya hayati​ adalah sumberdaya terbarukan, 
sehingga seharusnya tidak akan pernah habis  • pendidikan dan peningkatan kesadartahuan 
selama-lamanya; namun kenyataannya, sumberdaya hayati  konservasi alam 
juga habis.  
• penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, 
  pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata 
alam 
A. Konservasi in situ 
• pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar 
• Salah satu cara untuk mengkonservasi sumberdaya 
hayati adalah mengalokasikan kawasan tertentu sebagai  • pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk 
kawasan yang dilindungi.   penunjang budidaya; misalnya kebun benih, bibit, 
perbanyakan biji, dll. 
Di Indonesia konservasi sumberdaya hayati secara in situ 
dilakukan di Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian  • pemanfaatan tradisional. Pemanfaatan tradisional 
Alam, yang merupakan bagian dari kawasan hutan konservasi  dapat berupa kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu, 
budidaya tradisional, serta perburuan tradisional terbatas 
 
untuk jenis yang tidak dilindungi. 
Kawasan suaka alam: 
 
Kabupaten/Kota dengan Tata Guna Hutan 
Zona dalam kawasan Taman Nasional 
Kesepakatan (TGHK). 
1. Zona inti; bagian taman nasional yang mempunyai 
kondisi alam baik biota atau fisiknya masih asli dan tidak atau    --> Terjadi karena secara teknis ada ketidaksesuaian 
belum diganggu oleh manusia yang mutlak dilindungi,  antara arahan penggunaan sektor lain yang sesuai dengan 
berfungsi untuk perlindungan keterwakilan keanekaragaman  RTRWP/RTRWK dengan peruntukan fungsi hutan sesuai 
hayati yang asli dan khas.  TGHK (peta kawasan hutan). 
2. Zona rimba; Zona perlindungan bahari untuk wilayah 
perairan  •​ ​Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) yang ditetapkan 
berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 137/Kpts-II/1986 
3. Zona pemanfaatan; 
merupakan dasar bagi Kementerian Kehutanan untuk 
4. Zona lain, antara lain:  melakukan ​penataan ruang di sektor kehutanan. 
– Zona tradisional; 
  --> Karena adanya perubahan yang sangat besar 
– Zona rehabilitasi;  terhadap kondisi hutan dan dianggap TGHK sudah tidak 
– Zona religi, budaya dan sejarah;  sesuai lagi dengan realita di lapangan maka dilakukan 
perubahan terhadap TGHK yang ada berdasarkan Surat 
– Zona khusus. 
Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan 
Hutan. 

Penanganan:  

  Kebijakan tentang tata cara perubahan peruntukan 


dan fungsi kawasan hutan melalui PP No. 10 /2010. 

  --> Perubahan peruntukan kawasan hutan: 


perubahan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan 
yang dapat dilakukan secara parsial atau untuk wilayah 
provinsi (tukar-menukar kawasan hutan dan pelepasan 
kawasan hutan. 

 
 
B. Konservasi ex situ 
• Konservasi ex situ memiliki kelebihan dibandingkan 
konservasi in situ: dapat mencegah terjadinya gangguan, 
sehingga keselamatan spesies lebih terjamin. Kelemahannya,   
hewan atau tumbuhan tergantung kepada manusia, tidak 
hidup bebas di alam. misalnya di kebun binatang bagi hewan,  Perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan 
di kebun raya bagi tumbuhan. 

  1.​ ​Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan​: perubahan 


kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan. 
 

2.​ ​Perubahan Fungsi Kawasan Hutan​: perubahan sebagian 


5.​ ​PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN HUTAN 
atau seluruh fungsi hutan dalam satu atau beberapa 
kelompok hutan menjadi fungsi kawasan hutan yang lain. 
Masalah: 

3.​ ​Tukar Menukar Kawasan Hutan​: perubahan kawasan 


•​ ​Penataan ruang dalam suatu wilayah Provinsi atau 
hutan produksi tetap dan/atau hutan produksi terbatas 
Kabupaten yang terkait dengan sektor kehutanan secara 
menjadi bukan kawasan hutan yang diimbangi dengan 
teknis berkaitan dengan k
​ esesuaian antara Rencana 
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi atau 
memasukkan lahan pengganti dari bukan kawasan 
hutan menjadi kawasan hutan. 

4.​ P
​ elepasan Kawasan Hutan​: perubahan peruntukan 
kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi menjadi 
bukan kawasan hutan. 

SISTEM KLASIFIKASI POLA RUANG WILAYAH   

   
Negatif  (parasitisme),  e.g.  polusi  hasil  produksi 
Slide 14  ●
aluminium 
Biaya sosial eksternalitas : 
Valuasi Ekonomi SDA & Lingkungan  Flow pollution​ (pencemaran aliran) 
● Ilmu  ekonomi  : bagaimana manusia mengalokasikan  Stock pollution (​ pencemaran stok SDA) 
SDA  yang  langka  untuk  memberi  manfaat  ● Pentingnya valuasi ekonomi LSDA : 
sebesar2nya bagi masyarakat.  Perlu  analisis  biaya  (ekonomi)  &  manfaat  terkait 
● SDA  :  Segala  S.D.  hayati  &  nonhayati  untuk  rusaknya  lingkungan  &  hilangnya  SDA  seiring 
dimanfaatkan  untuk  meningkatkan  kesejahteraan  pemanfaatannya 
hidupnya  ● Konsep nilai LSDA : 
● Klasifikasi SDA :  *Nilai atas dasar penggunaan (use value) 
*Nilai yang melekat tanpa penggunaan 
● Dampak penting : 
1. Banyak orang yang terdampak 
2. Luasnya wilayah penyebaran dampak 
3. Durasi & intensitas dampak cukup tinggi 
4. Banyak  komponen  lingkungan  yang  ikut 
terdampak 
5. Terdapat sifat kumulatif dari dampak 
6. Dampak  tersebut  mengakibatkan  tidak 
dapat  dikembalikannya  lingkungan  ke 
bentuk/keadaan asal 
 
● Metode valuasi ekonomi : 
1. Metode  atas  dasar  perubahan  produktivitas 
dan nilai pasasr 
  2. Metode  yang  menggunakan  nilai  pasar 
 
barang pengganti/pelengkap 
● Karakteristik SDA : 
3. Metode berdasarkan hasil survei 
1. Bersifat dinamis 
● Langkah-langkah valuasi : 
2. Memiliki kelangkaan 
1. Identifikasi dampak penting 
3. Multidimensi  (distribusi  dan  alokasi  SDA 
2. Kuantifikasi besar dampak 
antarwilayah tidak sama) 
3. Valuasi  dampak  kuantitatif  dinyatakan 
4. Hubungan  antar-SDA  &  lingkungannya 
dalam nilai uang 
bersifat dependen 
4. Analisis  ekonomi  (​extended  cost-benefit 
● Faktor penyebab masalah lingkungan : 
analysis​, PDRB Hijau) 
1. Pertumbuhan penduduk 
● Neraca  SDA  :  Berguna  untuk  menilai  potensi,  hak 
2. Unsustainable resources usage 
pemilikan  SDA,  memperjelas  kompensasi,  dan 
3. Kemiskinan 
mengelola SDA secara efektif 
4. Tidak  dimasukannya  biaya  lingkungan 
1. Neraca  fisik  :  gambaran  arus  barang 
dalam harga pasar 
lingkungan ke dalam penggunaan ekonomi 
5. Tidak mengikuti cara kerja alam 
2. Neraca  moneter  :  menyajikan  nilai  moneter 
6. Lingkungan  dianggap  tidak  penting  dalam 
SDA setelah dihitung 
pengambilan keputusan 
● PDRB Hijau  
● Pengelolaan SDA (Perspektif Malthusian): 
=  (PDRB  konvensional  -  deplesi  SDA)  -  degradasi 
SDA  tidak  mampu  mendukung  pertumbuhan 
lingkungan 
penduduk  eksponensial  &  produksi  SDA  mengalami 
= (PDRB semi hijau) - degradasi lingkungan 
diminishing return​, output per kapita menurun 
● Pengelolaan SDA (Perspektif Ricardian):  Nilai Tambah/Kontribusi thd PDRB  
SDA  sebagai  ​engine  of  growth​,  kebutuhan  SDA 
dapat  diintensifikasi  /  ekstensifikasi,  kelangkaan  SDA  = (Nilai Produksi) – (Biaya input antara) 
tecermin dari harga output dan biya faktor produksi  Kontribusi Semi Hijau pada PDRB 
● Keterkaitan SDA & Ekonomi : E ​ ksternalitas 
Kegiatan  produksi/konsumsi  satu  pihak  = (Nilai Tambah) – (Nilai Deplesi SDA) 
mempengaruhi  kegunaan  pihak  lain  secara  tidak 
Kontribusi Hijau pada PDRB 
diinginkan  &  pembuat  eksternalitas  tidak 
menyediakan  kompensasi  terhadap  pihak    =  (Kontribusi  Semi  Hijau  pada  PDRB)  –  Nilai 
terdampak.  degradasi lingkungan) 
Contoh  :  pabrik  kimia  mengeluarkan  limbah  B3  ke  ● Valuasi ekonomi SDA terdeplesi  
sungai bahan baku PAM  Unit  rent  =  (harga  produk)-(rerata  biaya 
● Pembagian eksternalitas :  produksi)-(rerata laba layak per unit) 
Positif (mutualisme), e.g. spillover teknologi 
● Degradasi  LSDA  :  menurunnya  kualitas  /  fungsi   
lingkungan,  tercermin  dari  turunnya  kemampuan   
menghasilkan  SDA  (jasa  lingkungan,  kesenangan   
langsung, pengolah limbah alami)   
->  Dinyatakan  dalam  jumlah  tertentu,  lalu  dihitung   
nilai ekonominya   
● Pendekatan  pembagian  biaya kerusakan lingkungan 
:  
1. Biaya  rata2  :  mencari  tahu  nilai  kerusakan 
lingkungan  per  unit  ​biological/chemical 
oxygen demand 
2. Biaya  marjinal  :  digunakan  untuk  mencapai 
hasil  maksimal  dari  usaha  penanggulangan 
pencemaran. 
● Pentingnya valuasi ekonomi LSDA : 
1. Mengubah  informasi  fisik  SDA  ->  informasi 
moneter 
2. Mengetahui nilai pengorbanan SDA 
3. Mengetahui  nilai  potensi  cadangan  SDA 
untuk menopang pertumbuhan ekonomi 
● Pembayaran  jasa  lingkungan  :  pemanfaat  di  hilir 
membayar  kompensasi  jasa  lingkungan  kepada 
penyedia di hulu  
● Instrumen  ekonomi  lingkungan  (PP  No.  46  Tahun 
2017) : 
1. Perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi : 
a. Neraca SDA dan LH 
b. Penyusunan PDB dan PDRB LH 
c. Kompensasi jasa LH antardaerah 
d. Internalisasi (pemasukan) biaya LH ke dalam 
biaya produksi usaha 
2. Pendanaan lingkungan hidup : 
a. Dana jaminan pemulihan LH 
b. Dana  penanggulangan  pencemaran 
dan/atau kerusakan dan pemulihan LH 
c. Dana bantuan konservasi 
3. Insentif dan/atau disinsentif 
a. pengembangan  sistem  Label  Ramah 
Lingkungan Hidup;  
b. Pengadaan  Barang  dan  Jasa  Ramah 
Lingkungan Hidup;  
c. penerapan  pajak,  retribusi,  dan  subsidi 
lingkungan hidup;  
d. pengembangan  sistem  Lembaga  Jasa 
Keuangan yang ramah lingkungan hidup;  
e. pengembangan  sistem  Perdagangan  Izin 
Pembuangan Limbah dan/atau Emisi;  
f. pengembangan  Asuransi  Lingkungan 
Hidup;  
g. pengembangan  sistem  Pembayaran  Jasa 
Lingkungan Hidup; dan  
h. sistem  Penghargaan  Kinerja  di  Bidang 
Perlindungan  dan  Pengelolaan  Lingkungan 
Hidup. 
 
  
 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai