DD
DD
Apa yang dapat dipahami tentang lingkungan adalah Negatif: takut dan menjauh dari alam.
lingkungan menurut persepsi kita (perceived
environmental), bukan lingkungan yang sesungguhnya. Saintifik: sifat ingin mengetahui atau memahami tentang
alam.
Filter adalah pembatas pemahaman manusia thd
lingkungan, terdiri dari : Simbolistik: a
lam sebagai sumber komunikasi dan imajinasi.
1. masa pra-modern: pandangan agama, atau kultural Utilitarian: alam sebagai sumber untuk mendapatkan fisik
(animisme, kosmologi) dan materi.
Biofilia adalah ikatan atau kesenangan manusia terhadap Teori Kemungkinan lingkungan
alam dan spesies lainnya sebagai bawaan alami manusia.
Teori Ekologi budaya
9 Jenis biofilia:
Model Sistem ekologi: sosiosistem dan ekosistem
Estetika: cenderung dengan daya tarik fisik dan keindahan
alam. Pandangan konservatif/pesimis (Perspektif Malthusian)
Dominionistis: h
asrat menguasai dan mengontrol alam. SDA yang terbatas tidak akan mampu mendukung
pertumbuhan penduduk yang cenderung tumbuh secara
Humanistis: k
eterkaitan emosional dengan alam. eksponensial.
Produksi dari SDA akan mengalami apa yang disebut sebagai
diminishing return à output per kapita akan mengalami
kecenderungan yang menurun sepanjang waktu. Krisis ekologis menunjukkan kepada kita adanya keterkaitan
pelbagai aspek kehidupan secara global.
Ketika proses ini terjadi, standar hidup juga akan menurun
sampai ke tingkat subsisten yang pada gilirannya akan Penebangan atau pembakaran hutan tropis di Kalimantan
memengaruhi reproduksi manusia. berdampak langsung ke negara tetangga, berdampak pula
thd fenomena pemanasan global yang dirasakan oleh
seluruh dunia.
Cara pandang Sains thd Alam (1) Pandangan ini di satu sisi berhasil mengembangkan sains
dan teknologi yang memudahkan kehidupan manusia,
Berbagai fenomena dewasa ini seperti: namun di sisi lain mereduksi kompleksitas kehidupan
manusia itu sendiri.
Perubahan iklim
Pandangan yang mekanistik terhadap alam t elah
Kerusakan, kemerosotan/kepunahan keanekaragaman melahirkan pencemaran di udara, air, tanah yang
hayati mengancam balik kehidupan manusia.
Peningkatan intensitas dan cakupan kawasan bencana Penekanan yang berlebihan pada metode ilmiah
(banjir, kekeringan, kebakaran hutan) eksperimental dan rasional analitis telah menimbulkan
sikap-sikap yang a
nti-ekologis.
Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
Cara pandang Sains thd Alam (2)
Peningkatan alih fungsi kawasan hutan
Secara umum Sains melihat manusia dan alam adalah
terpisah dan manusia memiliki kemampuan untuk
menguasai alam bagi kepentingan manusia.
menunjukkan aktivitas manusia yang eksploitatif telah
memberikan pengaruh/tekanan/dampak yang besar Sains membantu memecahkan misteri yang dimiliki alam.
terhadap lingkungan/alam
Namun menurut pandangan sejarah alam, sesungguhnya
alam memiliki kaidah-kaidah yang tidak seluruhnya atau tidak
akan mungkin dimengerti manusia.
ketidakseimbangan antara tingkat kebutuhan dibandingkan
dengan ketersediaan sumber daya alam, yang secara nyata Kelangsungan hidup manusia tergantung pada kemitraannya
menimbulkan tekanan yang mengancam kesejahteraan dan dengan alam; dan alam memberikan ‘pelayanan’ yang tidak
kualitas hidup manusia. seluruhnya dimengerti manusia.
Manusia dipahami sebagai penguasa atas alam yang boleh Pemikiran ekologis (ecological thought) menempatkan
melakukan apa saja. ekologi sebagai paradigma saintifik baru dan ekologi sebagai
sistem nilai baru?
Cara pandang seperti ini melahirkan sikap dan perilaku
eksploitatif tanpa kepedulian sama sekali terhadap alam dan Ekologi sebagai sistem nilai baru menurut Hayward (1994)
segala isinya yang dianggap tidak mempunyai nilai pada diri mengajarkan tentang hidup harmonis dengan alam, lebih
sendiri. dari sekedar antroposentrik, serta pengakuan terhadap
nilai-nilai intrinsik makhluk selain manusia.
Antroposentrisme:
2 Cara pandang thd lingkungan
merupakan kesalahan cara pandang Barat
Secara dikotomis kita dapat membagi dua cara pandang
Manusia dipahami hanya sebagai makhluk sosial (social manusia terhadap lingkungannya:
animal), yang eksistensi dan identitas dirinya ditentukan oleh
komunitas sosialnya. Kelompok konvensional
Norma dan nilai moral hanya dibatasi keberlakuannya bagi Perbedaan cara pandang thd:
manusia.
alam
Hanya manusia yang merupakan pelaku moral, yaitu
makhluk yang mempunyai kemampuan untuk bertindak manusia lain
secara moral berdasarkan akal budi dan kehendak bebasnya.
sains dan teknologi
Etika tidak berlaku bagi makhluk lain di luar manusia.
produksi dan ekonomi
politik.
Cara pandang atau paradigma ilmu pengetahuan dan
teknologi modern yang Cartesian dengan ciri utama Keseluruhan cara pandang ini menempatkan pemikiran
mekanistis-reduksionistis. ekologis pada kelompok green pada dasarnya sudah menjadi
suatu isme baru: Environmentalism.
àpemisahan yang tegas antara alam sebagai obyek ilmu
pengetahuan dan manusia sebagai s ubyek.
ada pemisahan yang tegas antara f akta dan nilai. Cara pandang thd A
lam
Antroposentris: Konvensional
memandang m
anusia sbg pusat Manusia dan alam terpisah
dari sistem alam semesta. Alam dapat dan harus dieksploitasi dan didominasi utk
kepentingan manusia
Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling
menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan
Green Teknologi tepat guna, atau menengah atau yg
kepemilikannya demokratik (ex. Solar, angin, dll.)
Manusia adalah bagian dari alam menunjukkan kemajuan
Manusia harus menghargai dan melindungi alam utk Kita dapat menyelesaikan persoalan melalui sintesa –
kepentingan alam itu sendiri memandang semua bagian secara kesatuan dan berkaitan
satu dengan lainnya
Manusia harus mengikuti hukum alam (DDL)
Kita harus mengamati secara holistik.
Cara pandang thd M
anusia
Cara pandang thd
Konvensional
Produksi dan Ekonomi (1)
Manusia, secara naluriah, agresif dan kompetitif
Konvensional
Masyarakat mengorganisir diri secara berhirarki
Terpenting adalah penciptaan modal untuk produksi barang /
Dapat mengukur status sosial dari kepemilikan harta benda jasa
Cara berpikir logis dan rasional adalah lebih absah dan dapat Menurunkan ongkos produksi barang / jasa dibandingkan
dipercaya daripada emosi dan intuisi harga jual – makin efisien
Manusia, secara naluriah, ingin bekerjasama Untuk memaksimasi pertumbuhan, maka perkecil
penggunaan materi yg didaurulang, dan kurangi kontrol
Hirarki sosial adalah tidak alamiah, tidak diinginkan dan dapat polusi
dihindari
Green
Kualitas hidup spiritual lebih penting daripada kepemilikan
material. Hanya memproduksi barang dan jasa yg dibutuhkan
masyarakat, tidak perduli apakah menguntungkan atau tidak
Emosi dan intuisi juga penting dan absah seperti bentuk
pengetahuan lainnya Efisiensi ekonomi harus diukur dari lapangan kerja yg
diciptakan
Pertumbuhan ekonomi yang membabibuta tidak baik, karena
Cara pandang thd Sains & Teknologi terus menggunakan SDA yang terbatas dan menciptakan
polusi
Konvensional
Semua produksi harus menggunakan materi secara minimal,
Sains dan teknologi dapat menyelesaikan persoalan mendaur-ulang
lingkungan hidup, sehingga kita harus berinovasi terus
Kemajuan teknologi ditentukan oleh perubahan sosial dan
ekonomi Carapa pandang thd
Teknologi ‘tinggi’ seperti (c. reaktor nuklir) menunjukkan Produksi dan Ekonomi (2)
kemajuan
Konvensional
Manusia menyelesaikan persoalan melalui analisis –
membaginya menjadi komponen Negara membangun melalui perdaganan antar negara
Manusia memahami alam dengan mengenali materi pada Lebih efisien memproduksi barang secara massal
tingkat terkecil dan gaya yang mengontrolnya
Lebih efisien untuk memekanisasi dan mengotomatisasi
produksi
Keputusan penyelesaian persoalan LH serahkan kepada Kaum environmentalis memiliki pandangan yang kuat atas
ahlinya isu-isu lingkungan hidup dan mengamalkan nilai-nilainya
sebagai aktivis, relawan, akademisi dan profesional
Cara terbaik adalah demokrasi perwakilan
Spektrum Environmentalisme
Pemusatan pemerintah akan tetap diperlukan
Antroposentrisme
Green
Antroposentrisme memandang manusia sebagai pusat dari
Menciptakan masyarakat yg memiliki relasi dengan alam sistem alam semesta.
Andrew Vincent (1993) menyebutkan tipologi Kewajiban dan tanggung jawab terhadap alam hanya
ENVIRONMENTALISME, menjadi dua, didasarkan pada: merupakan perwujudan kewajiban dan tanggung jawab
moral terhadap sesama manusia, bukan merupakan
sistem nilai (hak, obligasi, kewajiban moral) perwujudan kewajiban dan tanggung jawab moral manusia
terhadap alam itu sendiri.
kegunaan (utility) dan kebaikan (good)
Antroposentrisme vs Biosentrisme (1)
Manusia sbg t itik referensi dalam pemikiran mengenai bumi.
Environmentalisme (à Etika Lingkungan)
Kepedulian manusia thd alam ditentukan oleh kegunaannya DE menuntut suatu etika baru yang tidak berpusat pada
bagi manusia manusia, tetapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya
Spesies bukan manusia juga memiliki hak untuk hidup gerakan yang jauh lebih dalam dan komprehensif dari
(biotik) sekadar sesuatu yang instrumental dan ekspansionis.
Ekosentrisme à D
eep Ecology
Komponen ekosistem
Slide 2 EKOSISTEM: Eksosistem terestrial (daratan)
Ekosistem akuatik (perairan)
KONSEP DAN TIPOLOGI ->dikelompokkan berdasarkan (Odum, 1993):
trofik atau nutrisi (autotrof dan heterotrof)
- autotrof, dapat membuat makanan sendiri
Definisi: Tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan
- heterotrof, harus mencari sumber makanan
kesatuan secara utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi
struktur dasarnya (biotik dan abiotik, lebih lanjutnya adalah
dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan
produsen konsumen, dan pengurai)
produktivitas lingkungan hidup (UU 32/2009).
-> Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun
Cara hidup organisme disebut relung atau niche
abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya
Relung suatu organisme ditentukan oleh tempat hidupnya
tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang
(habitat) dan oleh berbagai fungsi yang dikerjakannya,
masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup
sebagai profesi organisme dalam habitatnya.
sendiri, melainkan saling berhubungan, saling memengaruhi,
Berbagai organisme dapat hidup bersama dalam satu habitat.
saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisahpisahkan.
- Jika dua atau lebih organisme mempunyai relung yang
sama dalam satu habitat, maka akan terjadi persaingan.
Biosfer atau ekosfer merupakan bulatan Bumi dimana
- Makin besar kesamaan relung dari organisme-organisme
terdapat kehidupan.
yang hidup bersama dalam satu habitat, maka makin intensif
persaingannya.
Pendekatan ekosistem atau pendekatan holistik.
- Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam pelbagai
ukuran,: kolam, danau, atau sebidang kebun, hutan, atau
lanskap, laboratorium
- Selama komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi
membentuk kerja sama untuk mencapai suatu kemantapan
fungsional, kesatuan tersebut dapat dianggap sebagai suatu
ekosistem.
sangat bervariasi antara budaya dan tingkat
Slide 3 Daya Dukung pembangunan ekonomi masyarakat.
● Mobilitas manusia yang sangat tinggi memengaruhi
Lingkungan batas wilayah pemenuhan kebutuhan manusia
menjadi tidak terbatas.
Apa sih DDL?
● Persamaan IPAT (Commoner, 1972): menjelaskan
● Kemampuan l ingkungan hidup untuk mendukung
bahwa daya dukung terhadap manusia merupakan
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain (UU
fungsi tidak hanya dari jumlah populasi, t etapi j uga
32/2009)
perbedaan tingkat konsumsi yang dipengaruhi oleh
● Jumlah individu suatu spesies yang d apat didukung
teknologi produksi dan konsumsi.
secara tak terbatas dalam suatu ruang atau kawasan
tertentu (Miller, 1986)
● Kemampuan untuk mendapatkan h asil dan produk Persamaan IPAT
di suatu daerah dari sumber daya alam yang I = P x A x T
terbatas, dengan mempertahankan jumlah dan I Impact, dampak lingkungan
kualitas sumber dayanya (Khanna, 1999)
P P
opulation, ukuran populasi manusia
Dari mana munculnya?
A A
ffluence, tingkat konsumsi oleh populasi
Tragedy of commons: k
asus peternak yang
T Technology, proses yang digunakan untuk mendapatkan
menggembalakan ternak di padang rumput
sumberdaya dan mengubahnya menjadi barang berguna
•Lokasi padang rumput yang merupakan sumber daya dan limbah.
dianggap sebagai milik umum.
•Setiap peternak merasa mempunyai hak untuk membiarkan
Dampak pertumbuhan penduduk, kemakmuran,
ternaknya mencari makan di tempat itu.
dan teknologi terhadap lingkungan
•Bila banyaknya petemak dan hewan yang merumput di
padang tsb masih dalam keadaan setimpal dengan
kapasitas milik umum, maka keseimbangan serta
kelangsungan hidup padang rumput masih tidak terancam.
•Namun ketika jumlah peternak semakin bertambah d an
besarnya semakin meningkat dengan kecepatan
pertumbuhan yang lebih cepat dari p
ertumbuhan rumput
maka akan menyebabkan bencana b agi alam maupun
pelaku.
Mengapa DDL Penting?
● Pertambahan jumlah penduduk juga dibarengi
dengan peningkatan konsumsi SDA yang semakin
besar sejalan dengan peningkatan status sosial
ekonomi m asyarakat.
● So, P
eningkatan jumlah penduduk dan perubahan
pola konsumsi masyarakat akan mempengaruhi
Bagaimana DDL dalam kehidupan manusia? DDL
● Konsep daya dukung yang berasal dari kehidupan
bukan manusia k urang sesuai diterapkan untuk Konsep DDL dalam kehidupan manusia
manusia.
● Hakikatnya, DDL terbentuk secara alamiah.
● Dalam hal daya dukung terhadap kehidupan ● Namun, akibat berkembangnya kebudayaan, DD
manusia, terjadi kompleksitas penetapan daya dapat meningkat
dukung y ang disebabkan adanya perbedaan yang
Faktor kebudayaan
sangat besar dalam hal j enis dan jumlah
sumberdaya y ang digunakan oleh masing-masing 1. Pola konsumsi berubah dengan cepat
2. Perkembangan teknologi
individu dan perubahan budaya (teknologi) yang
sangat cepat memengaruhi, sehingga d aya dukung
Komponen DDL:
1. Kapasitas penyediaan
2. Kapasitas penampungan limbah
● Ekosistem suatu lingkungan mempunyai
ketahanan (daya lenting) t erhadap
tekanan yang berbeda-beda.
● Jika potensi ekosistem dilampaui maka
DDL bisa berkurang? daya lenting ekosistem akan tidak kuat
Faktor internal: untuk menahannya dan terjadi kerusakan
● Kerusakan akibat kejadian alamiah, seperti letusan ekosistem yang akan merusak kelestarian
gunung api, gempa bumi, badai, dll. daya dukung.
● Daya dukung lingkungan merupakan
Faktor eksternal
fungsi dari SDA dan ekosistem, sehingga
● Kerusakan akibat ulah manusia
jika ingin memanfaatkan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan manusia haruslah
diketahui terlebih dahulu potensi dan
batasan SDA dan ekosistemnya secara
detail sehingga potensi daya dukung tidak
terlampaui,
● Batasan kenaikkan daya dukung sulit
diketahui k arena sangat ditentukan oleh
Iptek yang dikuasai manusia, energi yang
dimasukkan dan dan sifat-sifat SDA dan
ekosistem dari daya dukung yang
digunakan.
● Secara teoretik, apabila potensi SDA dan
daya lenting ekosistem dilampaui atau
terjadi degradasi maka daya dukung akan
Kaitan DDL dengan SDA dan Ekosistem
terganggu, kecuali kalau sebagian atau
● Daya dukung suatu lingkungan ditentukan oleh dua seluruhnya dari SDA dikorbankan dan
hal pokok, yaitu potensi sumberdaya alam dan
ekosistemnya d iganti bentuk ekosistem
keadaan ekosistem.
yang baru maka daya dukung akan dapat
● Pada saat pemanfaatan sumberdaya alam dan
berubah lagi tetapi lingkungan aslinya akan
penekanan pada ekosistern yang melampaui
berubah.
kemampuannya akan m erusak potensi sumberdaya
alam dan ekosistemnya
● Tekanan yang salah pada SDA yang terbarukan DDL vs Peningkatan IPTEK
dapat mengakibatkan degradasi pontensinya, ● Peningkatan Iptek dalam cara pemanfaatan suatu
bahkan menghancurkan sama sekali sehingga SDA akan d apat meningkatkan DDL
menjadi tidak dapat diperbaharui. ● Karena keterbatasan dari potensi SDA, ekosistem,
● Strategi pemanfaatan SDA tak-terbarukan di m asa dan Iptek yang dikuasai , maka peningkatan DDL
lalu berprinsip pada penggunaan selama mungkin, dapat pula bersifat signoid, bahkan pada ujung grafik
saat ini berubah ke arah penggunaan untuk signoid dapat menurun.
menghasilkan nilai atau manfaat setinggi mungkin
dan tidak menimbulkan pencemaran.
● the law of limiting factors
● di alam dikenal adanya minimum limits d an
maximum limits,
● diluar batas tersebut akan terjadi perusakan SDA dan
ekosistemnya yang berarti perusakan daya dukung
DDL Alamiah dan DDS
● Lingkungan t idak hanya merupakan lingkungan
alamiah saja, namun juga l ingkungan sosial dan
lingkungan binaan.
● Daya dukung lingkungan dapat diperluas menjadi:
–daya dukung alamiah (lingkungan alam)
–daya dukung lingkungan binaan
–daya dukung sosial (yang berupa ketersedian
sumber daya manusia dan kemampuan finansial).
● Dengan adanya pengelolaan lingkungan yang baik
dan input teknologi, maka d
aya dukung lingkungan
secara keseluruhan dapat ditingkatkan, sehingga
dapat menyokong kualitas hidup manusia pada
tingkat yang layak.
EF-DEMAND luas lahan produktif yang secara ekologis
menopang jumlah populasi tertentu (lahan basah, padang
Slide 4 rumput, hutan, laut, kawasan terbangun dll)
JEJAK EKOLOGIS
DEFINISI
Kapasitas hayati menggambarkan jumlah/luas lahan tersedia
yang dapat mendukung kebutuhan lahan bagi kehidupan
manusia.
EF-DEMAND VS EF-SUPPLY
SLIDE 5 SDA dan Komoditas primer
Definisi Sumber daya • SDA dan komoditas primer seringkali digunakan secara
bergantian
• Seluruh Faktor Produksi/input produksi untuk
menghasilkan output. – Komoditas primer merupakan suatu barang yang belum
mengalami proses pabrikasi (manufactured atau refined);
• Berbagai faktor produksi yang dimobilisasikan
dalam suatu proses produksi/aktivitas ekonomi – SDA merupakan semua input y ang diberikan oleh alam,
(modal, tenaga manusia, energi, air, mineral) seperti laut, lahan, dan deposit mineral, yang digunakan
untuk mendapatkan i ncome.
• Aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas
manusia. Contoh:
• Segala bentuk input yang dapat menghasilkan Produk hutan dan pertanian m
erupakan komoditas primer
utilitas (kemanfaatan) dalam proses dan bukan SDA
produksi/penyediaan barang dan jasa.
Tanah adalah SDA; sedangkan kultivasi atau budidaya adalah
• Unsur lingkungan hidup yang terdiri atas cara untuk mengeksploitasinya).
sumberdaya manusia (SDM), sumberdaya alam
(SDA), baik hayati maupun non-hayati, dan KARAKTERISTIK SDA
sumberdaya buatan (SDB).
1. SDA bersifat dinamis. Perubahan yang terjadi dalam
• SDA adalah kesatuan tanah, air, dan ruang informasi, ilmu dan teknologi memungkinkan suatu
udara, termasuk kekayaan alam yang ada di atas sumberdaya yang sebelumnya tidak bermanfaat
dan di dalamnya yang merupakan hasil proses menjadi berguna, misalnya upaya daur ulang limbah
alamiah baik hayati maupun nonhayati, 2. SDA memiliki kelangkaan ( scarcity), k etersediaan
terbarukan dan tidak terbarukan, sebagai fungsi jumlah SDA terbatas dibandingkan dengan jumlah
kehidupan yang meliputi fungsi ekonomi, sosial, yang dibutuhkan.
dan lingkungan 3. SDA bersifat multidimensi, yang mencakup
dimensi k uantitas, kualitas, ruang, dan waktu.
(KemenLH, 2006) Perbedaan dimensi dalam SDA yang sama
menyebabkan distribusi dan alokasi SDA antar
Konsep Sumber daya wilayah tidak sama.
4. Hubungan SDA dengan SDA lain dan
1. Terkait dengan kegunaan ( usefulness) lingkungannya bersifat i nter-d ependent
2. Diperlukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan;
3. Menghasilkan utilitas (kepuasan) melalui aktivitas Perubahan yang terjadi dalam satu SDA akan memengaruhi
produksi kinerja SDA lainnya.
4. Utilitas dikonsumsi baik langsung maupun tidak
langsung (jasa lingkungan, pemandangan, dsb). Prinsip keseimbangan ekosistem menjadi dasar dalam
pengelolaan SDA berkelanjutan.
Kriteria sumberdaya (Rees, 1990)
FUNGSI SDA
• Adanya pengetahuan, teknologi atau
keterampilan untuk memanfaatkannya • Fungsi ekonomi dan sosial/budaya
Klasifikasi SDA
Klasifikasi SDA berdasarkan Laju Regenerasi dan Penyebarannya SDA dapat diperbarui Laju ekstraksi/pemanfaatan tidak
melebihi laju regenerasinya
TRAGEDY OF THE COMMONS • Penetapan status, dan hubungan hukum dengan SDA
– Inti dari semua teori sosial: perbedaan antara manusia yang • Eksplorasi dan eksploitasi SDA
dimotivasi oleh kepentingannya yang sempit dan manusia yang
• Pengolahan dan pengangkutan SDA
• Konservasi, pengembangan, penelitian, dan diklat SDA (state), dan bagaimana respon (response) m
anusia untuk
mengatasi permasalahan tekanan (pressure) t ersebut.
• Kepentingan negara dan umum
Contoh: terjadinya kemacetan lalu-lintas di Kota Jakarta.:
• Pengendalian dampak dan daur ulang
• Pressure: kemacetan lalu-lintas.
• Pengaturan ruang
• State : tinggi-nya polusi udara
Faktor penyebab masalah lingkungan sumber bergerak.
Penyebab degradasi lingkungan SDA terbarukan: Contoh: masalah eksploitasi SDA yang berlebihan pada satu waktu,
mengakibatkan menurunnya keragaman hayati yang dampaknya
Fenomena tragedy of common dirasakan oleh generasi yad.
- overuse terhadap milik umum / free acces resources 4. Masalah lingkungan bersifat lintas sektoral.
- Contoh: air bersih, laut/pantai bebas, ruang terbuka publik, udara Misalnya: Alih fungsi lahan dari sawah ke industri menimbulkan
penurunan kualitas lingkungan dengan meningkatnya limbah serta
penurunan produksi padi.
(daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lainnya), serta Jika suatu spesies tak dapat bertahan lagi melalui proses alamiah
kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dalam perkembang biakannya, sebagai akibat menurunnya
dari keanekaragaman spesies, antar spesies, dan populasi, maka secara berangsur spesies itu akan punah.
ekosistem.
• Hilangnya atau menyempitnya habitat untuk spesies
• Keanekaragaman hayati merupakan issue global, tertentu menyebabkan terjadinya penurunan
karena kepentingannya secara ekologis dan keanekaragaman hayati.
ekonomis
• Pembangunan infrastruktur terutama industri menyebabkan
– Meningkatnya jumlah penduduk berdampak terjadinya peningkatan pembuangan limbah beracun ke
pada kebutuhan pangan, papan dan perairan, secara langsung menyebabkan hilangnya ikan dan
sandang yang menyebabkan terjadinya beberapa organisme.
konversi hutan menjadi ladang, perkebunan,
kegiatan industri. • Kegiatan penambangan menyebabkan erosi tanah yang
diikuti polusi air permukaan, sehingga dampaknya bermuara
– Penebangan pohon di hutan dilakukan oleh kepada hilangnya ikan dan beberapa organisme.
penduduk dan HPH
Kebakaran hutan yang sering terjadi baik karena gejala alam El-Nino maupun
ulah manusia dan kegiatan tebang dan bakar menambah parahnya kondisi
keanekaragaman hayati.
Penurunan Kualitas Lahan/Degradasi Lahan
PENCEMARAN
PERUSAK HUTAN (deforestation)
Limbah industri menjadi lebih kompleks karena mengandung zat kimia yang
sangat berbahaya bagi manusia, misalkan limbah B3.
DEGRADASI LAHAN PEMBUANGAN LIMBAH
MASALAH SAMPAH
slide 6
Slide 6 ( Masalah Lingkungan Perkotaan)
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukimanperkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi (UU 26/2007)
G. Kutub: sumber dan sink; produsen-konsumen;
manusia-alam.
2. Proses Pengkotaan (Urbanisasi)
Kerangka Konseptual Dinamika Ekosistem Perkotaan
Perkembangan perkotaan atau urbanisasi dimanisfestasikan
oleh perubahan-perubahan (Perera, 2006):
Manfaat urbanisasi :
Mudharat urbanisasi :
A. Tujuan: manusia
B. Dinamika: fisik dan manusia
C. Fungsi: produksi, konsumsi, penyangga
D. Konteks: waktu, ruang, institusi, dan budaya
E. Indikator: energi, uang, kekuasaan, spirit-alam
F. Keterlibatan: pengambil keputusan, peneliti,
perencana, investor, dan masyarakat
Ekonomi Masyarakat Alam
(Society)
Kota Berkelanjutan?
SLIDE 7
•Wilayah berdasarkan kegiatan utama:
–Kawasan perkotaan
–Kawasan perdesaan
•
•Perdesaan adalah bagian wilayah non-urban
dengan kepadatan penduduk rendah, ciri
kehidupan agraris atau subsisten serta fasilitas
terbatas.
•Kawasan perdesaan:
kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya
alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial
dan kegiatan ekonomi.
SLIDE 8
akan nampak pada individu-individu dan
slide 9 lembaga-lembaga yang konsumsinya
membangkitkan emisi tsb, bukan pada
Pemanasan global tempat-tempat dimana emisi-emisi itu dilokasikan.
● Meningkatkan temperatur rata-rata di atmosfir, laut
dan daratan di bumi.
● penyebab : Emisi GRK:
pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak dibebankan pada produsen atau Konsumen?
bumi dan gas alam) yg melepas CO2 dan GRK ke •Dilihat dari perspektif tentang dimana emisi GRK, di seluruh
atmosfir. dunia, kota-kota mengemisi antara 30 dan 40% dari semua
● ketika atmosfir banyak GRK, menjadi insulator yang emisi GRK antropogenik
menahan banyak panas dr matahari yg dipancarkan
ke bumi •Kota-kota di negara-negara yang berpendapatan-tinggi
akan mengemisikan sebagian besar emisi-emisi GRK yang
Perubahan iklim : perbuahan jangka panjang dalam lebih tinggi ketimbang proporsi penduduk dunia.
distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu
•Kebanyakan kota di negara-negara yang
perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau berpendapatan-rendah akan mempunyai tingkatan/kadar
tidak langsung oleh aktivitas manusia yang mengubah emisi-emisi GRK yang jauh lebih sedikit per orang dalam
komposisi atmosfer, yang akan memperbesar keragaman batas-batasnya ketimbang kota-kota di negara-negara
iklim teramati pada periode yang cukup panjang. berpendapatantinggi, dari baik perspektif produksi dan
perspektif konsumsi.
Contoh : Jml peristiwa cuaca ekstrim yang semakin banyak
atau sedikit MITIGASI PERUBAHAM IKLIM
•Mitigasi (dalam konteks bencana alam) upaya yang
Perubahan iklim modern :
dilakukan untuk mengurangi resiko atau dampak akibat
dikelompokkan sbg perubahan iklim antropogenik atau
bencana (alam ataupun manusia)
pemanasan global/ pemanasan global antropogenik.
•Mitigasi perubahan iklim
Mengapa terjadi Perubahan iklim?
upaya yang dilakukan untuk mengurangi emisi GRK dari
sumbernya atau dengan meningkatkan kemampuan alam
● karna memanasnya permukaan bumi akibat efek
dalam menyerap emisi GRK tsb.
rumah kaca berlebih
● efek rumah kaca adalah fenomena selimut atmosfer
terbuat dr gas rumah kaca yang membuat bumi Mitigasi dan Adaptasi
hangat
● jika tidak ada efek rumah kaca, bumi akan dingin Mitigasi
● peningkatan akumulasi gas rumah kaca dalam
atmosfer mengakibatkan pemanasan global Berbagai tindakan aktif untuk mencegah/ memperlambat
berlebih. terjadinya perubahan iklim/ pemanasan global dan
mengurangi dampak perubahan iklim/pemanasan global
Kontribusi kota terhadap emisi GRK antropogenik sering (melalui upaya penurunan emisi GRK, peningkatan
terlalu berlebihan. penyerapan GRK, dll.).
Banyak sumber menunjukkan bahwa kota bertanggung
jawab terhadap 75-80% dari semua emisi GRK, namun Adaptasi
statistik IPCC menunjukkan bahwa kontribusi tsb
kebanyakan berasal dari pertanian dan deforestasi, · Tindakan penyesuaian terhadap dampak negatif
industri-industri berat, pembangkit listrik berbahan-bakar perubahan iklim
fosil dan rumah tangga-rumah tangga konsumsi tinggi yang
tidak terletak di kota-kota. · Upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim baik
Perkiraan: di seluruh dunia kurang separuh dari semua emisi sifatnya reaktif maupun antisipatif
gas rumah-kaca antropogenik muncul di ● Penyesuaian dalam sistem alamiah atau sistem
perbatasan-perbatasan kota. manusia, sebagai respons terhadap rangsangan atau
dampak iklim yang aktual ataupun yang
•Jika emisi-emisi gas rumah-kaca dari stasiun-stasiun tenaga
diperkirakan, yang mengurangi kerusakan atau
dan industri-industri diukur berdasarkan lokasi seseorang
mengeksploitasi kesempatan yang menguntungkan.
atau lembaga yang mengonsumsinya (bukan dimana
● Berbagai jenis adaptasi dapat dibedakan: antisipatif
mereka diproduksi), maka kota-kota menjadi suatu proporsi
dan reaktif, otonom dan terencana, serta publik dan
yang lebih tinggi dari total emisi.
swasta.
● Jadi akan lebih menjelaskan kalau kita mengaitkan
emisi GRK ini dengan "kota-kota" secara umum
● Emisi sangat terkonsentrasi pada kota-kota di
negara-negara yang berpendapatan-tinggi dan emisi
• kawasan perkotaan dapat dipandang sebagai
kontributor sekaligus wilayah yang terkena
dampak p erubahan iklim (UN-Habitat, 2011).
Kawasan perkotaan, terutama kota-kota di wilayah pesisir,
mempunyai kerentanan dan resiko untuk menerima
dampak akibat kenaikan permukaan laut dan perubahan
cuaca ekstrim yang mempengaruhi jasa ekosistem pada
Mitigasi & adaptasi Perubahan Iklim wilayah yang lebih luas yang selama ini dinikmati oleh
kawasan perkotaan.
Adaptasi (misal untuk kota pesisir)
• Di masa yang akan datang, sejalan dengan
à Struktural kecenderungan urbanisasi, kawasan perkotaan akan
semakin penting peranannya dalam konteks
- protektif, dengan struktur keras perubahan iklim.
• Secara rinci dampak perubahan iklim di • Resilient city: A city that supports the
kawasan perkotaan mencakup: kenaikan suhu, development of greater resilience in its institutions,
curah hujan yang tinggi, wilayah yang terpengaruh infrastructure, and social and economic life.
oleh peningkatan kekeringan, dan peningkatan
permukaan air laut, berpengaruh besar pada kondisi à Resilient cities reduce vulnerability to extreme
sumberdaya air, kesehatan, industri dan events and respond creatively to economic, social and
permukiman, serta pesisir (IPCC 2007, dalam environmental change in order to increase their long-term
Mulyana 2011). sustainability.
Bertindak secara berbeda diperlukan untuk memungkinkan
masa depan yang berkelanjutan di dunia yang berubah.
Dalam beberapa dekade ke depan, sistem energi dunia harus
ditransformasikan sehingga emisi global turun sebesar 50- 80
%.
• Desain kota cerdas iklim dapat mendorong
sinergi antara mitigasi dan adaptasi terhadap
perubahan iklim.
Slide 10
ANALISIS
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (1):
SUMBER DAYA LAHAN
DASAR PENENTUAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
•Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan
dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan dan SDA
untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk yang
menggunakan ruang bagi kelangsungan hidupnya.
•Besarnya kapasitas suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan
dan karakteristik sumber daya yang ada di hamparan ruang
yang bersangkutan.
•Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya akan menjadi Keterkaitan DDL-DTL, Kriteria Baku Kerusakan , Baku mutu
faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang dan Pelestarian fungsi lingkungan
sesuai.
•Daya dukung lahan berkaitan dengan kemampuan lahan
serta ketersediaan dan kebutuhan lahan dalam suatu
ruang/wilayah.
Dinamika Sistem Aktivitas manusia dan DDL-DTL
•Daya dukung lingkungan hidup: kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lain.
•Lahan: suatu wilayah daratan yang ciri-cirinya merangkum
semua tanda pengenal biosfir, atmosfir, tanah, geologi,
timbulan (relief), hidrologi, populasi tumbuhan, dan hewan,
serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan masa kini, yang
bersifat mantap atau mendaur.
•Kemampuan lahan: karakteristik lahan yang mencakup
sifat-sifat tanah, topografi, drainase, dan kondisi lingkungan
hidup lain untuk mendukung kehidupan atau kegiatan pada
suatu hamparan lahan.
•Kesesuaian lahan: kecocokan suatu hamparan lahan untuk
pemanfaatan ruang tertentu.
•Penentuan kemampuan lahan pada tingkat unit pengelolaan
penting, terutama untuk melakukan evaluasi kecocokan
penggunaan lahan saat ini.
à diperlukan sebagai masukan bagi revisi rencana
tata ruang atau penggunaan lahan yang sudah ada.
CARA MENETUKAN KEMAMPUAN LAHAN
•Langkah penentuan kemampuan lahan:
1. S
iapkan peta:
a. Peta lereng
b. Peta tanah
Kemampuan Lahan dalam Tingkat Subkelas c. Peta erosi
•Kemampuan lahan kategori kelas dapat dibagi ke dalam d. Peta drainase/genangan
kategori subkelas yang didasarkan pada jenis faktor Peta yang digunakan dapat berskala 1:250.000,
penghambat atau ancaman dalam penggunaannya. Kategori 1:100.000, atau 1:50.000.
subkelas hanya berlaku untuk kelas II sd VIII karena lahan Untuk keperluan analisis dan uji silang dari data kelas
kelas I tidak mempunyai faktor penghambat. dan subkelas, diperlukan juga data/laporan yang
•Kelas kemampuan lahan (kelas II sd kelas VIII) dapat dirinci ke memuat sifatsifat biofisik wilayah (tanah, topografi,
dalam subkelas berdasarkan empat faktor penghambat, iklim, hujan, dan genangan/drainase).
yaitu: 2. Lakukan tumpang tindih (overlay) peta lereng,
1. Kemiringan lereng (t) peta tanah, peta erosi dan peta drainase/genangan
2. Penghambat terhadap perakaran tanaman (s) untuk mendapatkan peta kemampuan lahan.
3. Tingkat erosi/bahaya erosi (e) Tumpang tindih dapat dilakukan dengan
4. Genangan air (w) menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG)
maupun secara manual.
Kemampuan Lahan pada Tingkat Unit Pengelolaan
3. Dari overlay peta, didapat kombinasi keempat
•Kategori subkelas dibagi ke dalam kategori unit parameter, sehingga dapat dilakukan identifikasi kelas
pengelolaan yang didasarkan pada intensitas faktor lahan.
penghambat d alam kategori subkelas.
–Besarnya hambatan yang ada untuk tiap parameter
•Dalam kategori unit pengelolaan telah diindikasikan menentukan masuk ke dalam kelas dan subkelas mana lahan
kesamaan potensi dan hambatan/risiko sehingga dapat tersebut.
dipakai untuk menentukan tipe pengelolaan atau teknik
–Dari hasil identifikasi, dapat dideliniasi kelas dan subkelas
konservasi yang dibutuhkan. kemampuan lahan.
•Kemampuan lahan pada tingkat unit pengelolaan –Contoh: lahan yang memiliki lereng datar dan tidak
memberikan keterangan yang lebih spesifik dan detil dari mempunyai hambatan dari paramater lainnya masuk ke
subkelas. dalam kelas I.
à Tingkat unit pengelolaan lahan diberi simbol dengan 4. Apabila peta kemampuan lahan sudah ada, akan
menambahkan angka di belakang simbol subkelas, dapat memudahkan penentuan kelas lahan, karena
yang menunjukkan besarnya tingkat faktor sudah tidak perlu lagi dilakukan langkah tumpang
penghambat yang ditunjukkan dalam subkelas, tindih (overlay) p
eta.
misalnya I Iw1, IIIe3, IVs3, dsb. à Identifikasi dan delineasi kelas lahan tetap harus
dilakukan.
•Evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dilakukan untuk
revisi alokasi pola ruang saat ini.
•Evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dilakukan dengan
membandingkan penggunaan lahan yang ada dengan hasil
analisis kemampuan lahan.
•Cara melakukan evaluasi kesesuaian penggunaan lahan:
1.Siapkan peta k
emampuan lahan
2.Siapkan peta p
enggunaan lahan
3.Lakukan tumpang tindih (overlay) peta kemampuan lahan
dengan peta penggunaan lahan , untuk mendapatkan
satuan lahan (unit lahan).
4. Berdasarkan hasil evaluasi kesesuaian, penggunaan
lahan yang tidak cocok dengan kemampuannya
perlu direkomendasikan perubahan penggunaannya,
atau diterapkan teknologi sesuai dengan syarat yang
diperlukan oleh lahan tersebut, sehingga lahan tidak
rusak dan dapat digunakan secara lestari.
5. Penggunaan lahan hutan yang kelas
kemampuannya cocok untuk pertanian dapat diubah
menjadi lahan pertanian tetapi perubahannya harus
sesuai dengan ketentuan dalam UU 41/1999 tentang
Kehutanan.
à Namun, apabila luas kawasan hutan di daerah
tersebut tidak mencapai 30%, penggunaan lahan hutan
harus dipertahankan.
METODE PERHITUGAN
PENENTUAN STATUS DDL
•Status daya dukung lahan:
Pembandingan antara ketersediaan lahan (S
L ) dan
kebutuhan lahan (DL) .
–Bila S
L > DL , DDL surplus
Bila S
L < DL, DDL defisit atau terlampaui
•Bumi kita, 75%-nya terdiri dari air, tapi hanya kurang dari 1%
Slide 11 yang merupakan air yang siap digunakan untuk seluruh
penduduk bumi yang berjumlah 7 milyar orang (2011)
ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (2): SUMBER DAYA AIR •Pemanfaatan air yang kurang bijak mengakibatkan
terjadinya k
risis air bersih, yang bahkan sudah melanda
berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
PERAN AIR BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
elemen lingkungan yang penting
•Air merupakan bagian dari s
umber daya alam juga sebagai
bagian dari ekosistem
•Air harus ada secukupnya baik k
uantitas maupun kualitas
pada tempat tertentu dan waktu tertentu
•Air merupakan s umber daya mutlak u
ntuk manusia dan
segala aktivitasnya
•Keberadaan dan d
istribusi air dan dinamikanya
mempengaruhi orentasi dan lokus kehidupan
SIKLUS HIDROLOGI
1.Air yang berada dipermukaan bumi (lautan, badan air, tanah
dan tumbuhan) m enguap ke udara;
2.Uap air yang diudara mengalami kondensasi, menjadi awan,
butir-butir hujan dan jatuh ke bumi sebagai h
ujan;
Kompetisi Penggunaan Air
3.Air hujan yang jatuh ke bumi meresap ke dalam tanah Pengguna Domestik Industri Pertanian
(ruang air yang paling ideal) menjadi aliran bawah tanah/air
(persen) (persen) (persen)
tanah, yang tidak teresap m
engalir sebagai air permukaan
Negara Maju 11 30 59
(run-off) d
an masuk ke badan air melalui a liran sungai
Negara Berkembang 8 10 82
hingga ke muara;
Dunia 8 22 70
4. Air di permukaan bumi dan di laut menguap lagi ke udara, Sumber : World Bank (2001)
dst dan proses berputar kembali sebagai siklus AIR SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR
•Kebutuhan manusia terhadap air:
–kebutuhan untuk minum dan mengolah makanan: 5
liter/hari
–mandi dan membersihkan diri 25 - 30 liter/hari
–mencuci dan membersihkan peralatan 25 - 30 liter/hari
–sanitasi 6 - 7 liter
–total kebutuhan air setiap orang mencapai 60 - 70 liter/hari.
–setiap orang akan menghabiskan 25.550 liter dalam 1
tahun.
DASAR HUKUM
•Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat“ (ps 33 UUD-45)
•Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air
bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi
MASALAH KETERSEDIAAN AIR kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif.
(ps 5 UU No. 7/2004 tentang Sumberdaya Air)
rawa & w
et land, daerah rendah & jebakan air sebagai “rumah
•Paradigma tradisional air
>> Sebagai barang publik yang tidak dimiliki oleh POTENSI OKUPANSI MANUSIA THDP AIR
siapapun, melainkan dalam bentuk kepemilikan •Akibat tekanan kependudukan, urbanisasi, kemiskinan (di
bersama c ommon resources, S D Air dikelola secara desa & kota), pembangunan, banyak ruang-ruang rumah air
kolektif, bukan untuk dijual atau diperdagangkan guna diokupasi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya
memperoleh keuntungan.
•Timbul konflik kepentingan ruang a
ntara manusia dan air,
•Paradigma modern dan dalam banyak kasus ruang/rumah air selalu dikorbankan.
à SD air tidak sekedar hanya barang publik tetapi •Mengorbankan ruang-ruang alamiah air u ntuk kepentingan
sudah menjadi k omoditas ekonomi. dan kegiatan-kegiatan manusia yang merusak ruang air,
à Berdasarkan pada n ilai ekonomi intrinsik air, y
ang menimbulkan m asalah lingkungan yang mengancam
didasarkan pada asumsi adanya keterbatasan dan kehidupan manusia,
kelangkaan air serta dibutuhkannya investasi atau
TERGANGGU SIKLUS HODROLOGI
penyediaan air bersih, sebagai pemenuhan hak atas
setiap warganegara. •Global warming (akibat emisi gas rumah kaca/GRK)
perubahan iklim ekstrim -> meningkatnya frekuensi &
magnitude bencana terkait air;
MASALAH KUALITAS AIR
•3 t masalah klasik air yang mengancam manusia
•Kualitas air dunia secara menyeluruh menurun terutama
•too much ->banjir
akibat aktivitas manusia:
•too little ->kekeringan
–Peningkatan pertumbuhan penduduk, urbanisasi
•too dirty -> pencemaran air
yang pesat, pencemaran bahan kimia dari industri
•Kerusakan ekosistem air tawar (fresh-water);
–Penurunan kualitas air terjadi ketika kota dan industri
•Erosi ,Sedimentasi , longsor -> air sebagai pembawa material ,
pengolahan air dan atau prasarana sanitasi
deposisi, penggerusan.
kelebihan beban a tau infrastruktur terkait tidak
tersedia serta limbah dan air limbah dibuang langsung MASLAH PENGELOLAAN SDAir DIINDONESIA
ke lingkungan sehingga dapat mencemari permukaan 1.Adanya fragmentasi pengelolaan antar instansi dan
atau air tanah. sulitnya koordinasi antar berbagai instansi dalam mengelola
Meningkatkan dan memperluas infrastruktur bisa SD air.
sangat mahal dan oleh karena itu pada umumnya tidak 2.Pengelolaan SD air masih t erbatas dan berorientasi hanya
dapat bersaing dengan perkembangan permukiman pada sisi penyediaan s emata bukan pada sisi kebutuhan.
yang pesat
3.Borosnya pemakaian air u ntuk pertanian karena rendahnya
•Perubahan iklim dan peningkatan suhu tertentu serta efisiensi pemakaian air untuk sektor pertanian.
perubahan pola hidrologis seperti kekeringan dan banjir
à Sebagai pengguna 80-90 % dari seluruh
akan memengaruhi kualitas air dan memperburuk
pemanfaat air, pertanian memakai air efektif untuk
pencemaran air dari sedimen, nutrisi, karbon organik terlarut,
pertumbuhan tanaman hanya 50-60%, selebihnya
patogen, pestisida dan garam, serta pencemaran termal.
hilang saat pengaliran di saluran/menggenang tidak
•Kenaikan permukaan air laut diproyeksikan akan optimal di area persawahan.
memperluas wilayah s alinisasi air tanah dan dengan
4. Organisasi pengelolaan SD air m asih
demikian memengaruhi ketersediaan air tawar bagi manusia
tersentralisasi d
i pusat belum terdesentralisasi
dan ekosistem di kawasan pesisir.
walaupun otonomi daerah telah dicanangkan sejak
KONFLIK MANUSIA DAN AIR tahun 2000.
•Manusia memerlukan ruang khususnya di darat untuk 5. R
endahnya partisipasi masyarakat dalam
menjalankan kegiatan sosial, ekonomi. budayanya, dll. mengelola SD air di satu sisi dan di sisi lain masih
–Kawasan permukiman, perdagangan, industri, pertanian, belum banyak melibatkan partisipasi masyarakat
pertambangan dll lokal dalam organisasi pengelolaan SD air.
6. D
istribusi pelayanan air tidak merata.
•Air juga memerlukan ruang untuk :
–Distribusi lebih banyak difokuskan untuk melayani kebiatan
–Berlangsungnya s iklus hidrologi (di ruang udara/ atmosfir, di
komersial yang mendukung pembangunan ekonomi.
ruang darat, dan di ruang laut)
–Hanya konsumen yang mampu membayar yang dapat
–Pembangunan sistim Infrastruktur/PS Air, untuk: memiliki akses terhadap air bersih.
•Konservasi SDA 7. Polusi air yang menyebabkan air di kota besar
•Pendayagunaan SDA tidak layak dijadikan sebagai air minum karena
sumberdaya air yang telah tercemar, seperti adanya
•Pengendalian daya rusak air
kandungan bakteri coli dalam air tanah.
Ruang alamiah air di darat, misalnya kawasan tangkapan air 8. Ketidakmampuan Pemerintah I untuk
(catchment area) d
i daerah hulu, sistim aliran sungai memperluas jaringan irigasi bagi keperluan
termasuk bantarannya, daerah dataran banjir ( flood plain), pertanian, sehingga terjadi penurunan produksi
padi.
9. B
erkurangnya sediaan ( supply) air, baik bagi air sedemikian rupa sehingga delineasi a
tas ekoregion menjadi
bersih maupun air minum yang disebabkan tidak pernah pasti.
berkurangnya daerah tangkapan air akibat alih •Ekoregion sebagai suatu area yang di dalamnya secara
fungsi lahan. terpadu diintegrasikan dalam fenomena geografik sistem
ekologis (ekosistem).
ALASAN EKOREGION MENJADI DASAR PENENTU DD AIR
•Karakteristik dari fenomena geografik d apat mencakup
•Penentuan DDL umumnya dilakukan pada suatu wilayah
unsur-unsur g eologis, fisiografis, vegetasi, iklim, hidrologis,
atau area tertentu.
fauna darat dan perairan dan tanah, serta dapat pula
à Pertanyaan mendasar terkait dengan penentuan
dengan atau tanpa dengan melibatkan faktor pengaruh
daya dukung lingkungan adalah:
aktivitas manusia ( seperti dampak dari perubahan
– Bagaimana menetapkan batasan wilayah di dalam penggunaan lahan, perubahan jenis vegetasi, dll).
menentukan d aya dukung lingkungan?
•Terdapat suatu hubungan/keterkaitan spasial yang
–Tepatkah menentukan daya dukung lingkungan atas suatu signifikan di antara karakteristik unsur-unsur t sb yang
wilayah administrasi? sedemikian rupa sehingga delineasi a tas ekoregion menjadi
–Berapa luas minimal wilayah atau area yang dapat tidak pernah pasti.
digunakan di dalam p enentuan daya dukung lingkungan?
DAS dan SSW
KONSEP WILAYAH FUNGSIONAL EKOREGION
•Daerah Aliran Sungai (DAS)
•Wilayah sistem ekologi (ekosistem) merupakan salah satu
Daerah Aliran Sungai: s uatu wilayah daratan yang
contoh bentuk konsep wilayah sistem/fungsional yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan
kompleks.
anak-anak sungainya, y ang berfungsi menampung,
•Sifat kompleks ditunjukkan dengan banyaknya jumlah dan menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari
jenis komponen yang ada serta keragaman bentuk hubungan curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang
antara komponen-komponen penyusun sistem wilayah batas di darat merupakan p emisah topografis dan
tersebut. batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
•Contoh konsep wilayah sistem ekologi (ekosistem): masih terpengaruh aktivitas daratan.
1.Daerah Aliran Sungai •Sistem Wilayah Sungai
2.Sistem Wilayah Sungai; Sistem wilayah sungai merupakan salah satu contoh
3.Ekosistem Gambut; konsep wilayah sistem ekologis. Yang dimaksud
dengan S atuan Wilayah Sungai (SWS) adalah
4.Ekosistem Karst;
gabungan dari dua atau lebih Daerah Aliran Sungai
5.Teluk; (DAS).
6.Gugus Kepulauan;
7.Bioekoregion;
8.Kawasan Pesisir
•Suatu ekoregion mencakup a rea yang cukup luas
melingkupi lahan dan perairan dengan kekhasan
karakteristik alamiah dan spesiesnya.
à Biasanya dicirikan dengan p
erbedaan karakteristik
keanekaragaman hayati f lora, fauna dan ekosistem
dari wilayah sekitarnya.
•Suatu kesatuan ekoregion biasanya merupakan suatu pola
sistem pemulihan ekosistem-ekosistem yang merupakan
asosiasi dari kombinasi karakteristik tanah (soil) dan
landformnya (Brunckhorst, 2000).
•Ekoregion sebagai suatu area yang di dalamnya secara
terpadu diintegrasikan dalam fenomena geografik sistem
ekologis (ekosistem).
•Karakteristik dari f enomena geografik d apat mencakup
unsur-unsur g eologis, fisiografis, vegetasi, iklim, hidrologis,
fauna darat dan perairan dan tanah, serta dapat pula
dengan atau tanpa dengan melibatkan faktor pengaruh
aktivitas manusia ( seperti dampak dari perubahan
penggunaan lahan, perubahan jenis vegetasi, dll).
•Terdapat suatu hubungan/keterkaitan spasial yang
signifikan di antara karakteristik unsur-unsur t sb yang
Penghitungan Ketersediaan (Supply) Air
•Daerah bukan Cekungan Air Tanah (Non-CAT) adalah
wilayah yang tidak dibatasi oleh batas hidrogeologis dan
tidak atau bukan tempat semua kejadian hidrologi seperti
proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah
berlangsung serta tidak m memilik satu kesatuan sistem
akuifer.
Surface runoff plays an important role in the recycling
process. Not only does it replenish lakes, streams, and Perhitungan dengan menggunakan Metode Koefisien
groundwater; it also creates the landscape by eroding Limpasan yang dimodifikasi dari metode rasional.
topography and transporting the material elsewhere.
SISTEM AIR TANAH
•Ketersediaan air das : air permukaan , dan air tanah
•Tipe das cat memiliki sistem dan mekanisme air tanah dan
permukaan
•Tipe DAS NON CAT TIDAK MEMILIKI SISTEM DAN
MEKANISME AIR TANAH
•Semakin besar kota, cenderung semakin tinggi dalam
penggunaan air tanah (khusus air tanah dalam)
2.Topografi
3.Tanah
4.Pola aliran
7.Penggunaan Lahan
9.Sosial ekonomi
10.Kelembagaan.
Isu/ masalah
1.Lahan kritis (penyebab, luas dan distribusi);
Perhitungan kebutuhan a
ir 2.Kondisi habitat (perlindungan keanekaragaman hayati);
3.Sedimentasi (sumber, laju, dampak);
DA = N x KHLA
4.Kualitas air (sumber polutan, kelas, waktu);
DA Total kebutuhan air (m3/tahun) 5.Masalah penggunaan air tanah dan air permukaan;
N Jumlah penduduk
6.Daerah rawan bencana (banjir, longsor, dan kekeringan);
KHLA Kebutuhan air untuk layak hidup
1600 m3/kapita/tahun 7.Masalah sosial-ekonomi dan kelembagaan;
(800 m3/kapita/tahun kebutuhan domestik dan untuk 8.Masalah tata ruang dan penggunaan lahan;
menghasilkan pangan. 9.Permasalahan antara hulu dan hilir;
Kriteria WHO: 1000-2000 m3/kapita/tahun
10.Konflik pemanfaatan sumberdaya.
Status daya dukung air:
Data spasial DAS
pembandingan antara ketersediaan air (SA) d
an kebutuhan 1.Peta Tanah DAS
air (DA).
2.Peta Geologi DAS
Bila S
A > DA , d
aya dukung air surplus. 3.Peta Hidrogeologi DAS
Bila S
A < DA , d
aya dukung air defisit atau terlampaui 4.Peta Penutupan dan Pengggunaan Lahan DAS
•Daerah Aliran Sungai (catchment area, watershed) suatu 6.Peta Tingkat Bahaya Erosi
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan 7.Peta Lahan Kritis
sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi 8.Peta Kesesuaian Lahan
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang
9.Peta Jaringan Jalan
berasal dari curah hujan k e danau atau ke laut secara alami,
yang batasnya di darat merupakan pemisah topografis d an 10.Peta Iklim/Hujan DAS
11.Peta Demografi
12.Peta Rencana Tata Ruang DAS •SEKTOR BASIS EKONOMI KOTA -> kegiatan ekonomi lapar air,
13.Peta rawan bencana pengkontaminasi air atau tidak
14.Peta konservasi tanah dan air •KARAKTER TUMBUH DAN PERKEMBANGAN -> ekspansif,
okupansi pada zona pengaliran/ peresapan air atau tidak
15.Peta Arahan atau rekomendasi yang terkait dengan
pengelolaan lahan, air, vegetasi, dan pemukiman. •SOSIAL EKONOMI PENDUDUK DAN CARA PANDANG
TERHADAP AIR -> kearifan lokal, kesadaran pemahaman
terhadap memperlakukan air
•SISTEM PERENCANAAN : Rencana Tata Ruang, manajemen
1.Lahan yang produktif dan berkelanjutan sesuai dengan pengolaan air, ketersediaan infrastruktur dalam pengendalian
daya dukungnya. daya rusak dan peningkatan pemanfaatan air
Setiap pengguna lahan hendaknya secara rasional
memanfaatkan lahannya menurut kelas
kemampuan dan kesesuaian lahannya sehingga
produktivitasnya termasuk keanekaragaman hayati
baik di kawasan lindung maupun di kawasan
budidaya tetap dapat dipertahankan, tidak terjadi
erosi yang melebihi tingkat yang dapat
ditoleransikan dan tidak terjadi kerusakan lahan.
2. DAS yang mempunyai tutupan vegetasi tetap yang
memadai dan aliran (debit) air sungai stabil dan jernih
tanpa ada pencemaran air.
P
enggunaan lahan yang rasional dan proporsional
yang ditumbuhi vegetasi yang memadai akan
meningkatkan resapan air ke dalam tanah dan
mengurangi aliran permukaan dan sedimentasi
sehingga fluktuasi debit aliran sungai akan relatif
kecil dan merata sepanjang tahun (water yield
mencukupi kebutuhan) dengan kualitas yang baik.
3. K
esadaran, kemampuan dan partisipasi aktif para pihak
termasuk masyarakat di dalam pengelolaan DAS semakin
lebih baik.
4. Kesejahteraan masyarakat yang lebih baik
P
emanfaatan SDA D dalam DAS secara bijaksana
dan berkelanjutan diharapkan dapat
mensejahterakan masyarakat melalui barang dan
jasa yang dihasilkan DAS.
Struktur Dan Tipe DAS
yang Memengaruhi Daya Dukung Pengembangan
Kota/Wilayah
•Hirarki ->WS, DAS , SUB DAS
•DAS di wilayah pegunungan atau pesisir
•DAS Bagian Hulu, Tengah Dan Hilir
•Morfologi sungai
•Ruang i n stream, off stream
•Bentuk DAS, luas
•Das rentan banjir , rentan kekeringan
•Das tipe cekungan air tanah (CAT) dan non-CAT
•Tipe vegetasi, jenis tanah dan struktur batuan
•Kontur, kemiringan , tipe curah hujan
Struktur dan Tipe Kota:
Interaksinya dengan DAS
•UKURAN KOTA/ WILAYAH-> Semakin besar semakin
membebani DAS (penduduk, kegiatan ekonomi social) Tipologi kota dan bencana air
•Kota/wilayah banjir
•Kota/wilayah kekeringan
•Kota/wilayah mengalami penurunan elevasi tanah, intrusi air
laut
•Kota/wilayah polutif bermasalah dalam kualitas air
•Kota/wilayah rentan longsor, erosi, sedimentasi
•Kota/wilayah dengan semua penyakit ???
••DAS non CAT mempunyai daya dukung rendah, tidak ada
cadangan air tanah, hanya ada di permukaan
•Keberadaan air tergantung kondisi tanah dan vegetasi
alamiah, sangat rentan dengan gangguan sIstem sumber
daya air apabila diutilisi (industri, pertambangan ,
pengembangan kota)
•ISUE PERENCANAAN
–UU PENATAAN RUANG MENYATAKAN HUTAN BERFUNGSI
LINDUNG MIN 30 % DALAM DAS , YANG MENYAMARATAKAN
SELURUH DAS ,
•DAPAT BERMASALAH DALAM PERENCANAAN PADA DAS
NON CAT BILA ATURAN TERSEBUT DIBERLAKUKAN .
–AKIBAT KEBIJAKAN NASIONAL , DAPAT BERKEMBANG KOTA
BARU, PUSAT PERTUMBUHAN BARU KERENA ALASAN
KESTRATEGISAN LOKASI DENGAN PERTIMBANGAN
EKONOMI
•BAGAIMANA APABILA LOKASINYA PADA DAS DENGAN TIPE
NON CAT ?
•PERLU MEMPERTIMBANGKAN DAYA DUKUNG SISTEM SDA
TERKAIT COST AIR DI MASA DEPAN DAN MENJADI
PEMBATAS PERKEMBANGAN KOTA DI MASA DEPAN
Untuk meningkatkan mutu perencanaan
Slide 12 ● Suatu cara untuk mengintegrasikan pertimbangan
KLHS lingkungan dalam proses perencanaan dan
pengambilan keputusan
(KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS)
Memperkuat proses perencanaan melalui:
DEFINISI
● Identifikasi masalah-masalah
UU No.32 Pasal 1 Tahun 2009 ● Menganalisis implikasi berbagai opsi perencanaan
● Merekomendasikan langkah untuk meminimasi
Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan risiko
partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.
Maksud (Aim) Tujuan Generik (Generic
Objectives)
KLHS adalah alat pendukung perencanaan
OBJEK KLHS
b. Hutan Musim
Pengertian hutan:
f. Hutan Pantai
2. K
LASIFIKASI, FUNGSI, DAN TIPE HUTAN a. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan.
Fungsi hutan: E kologi, Biodiversity, Tata Air, Ekonomi-Sosial, b. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Iklim, Penyerap polusi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
Klasifikasi Kawasan Hutan : (UU 41/1999)
c. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
a. H
utan Konservasi: kawasan hutan dengan ciri khas
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
ekosistemnya. Kehutanan Menjadi Undang-Undang
a. H
utan Hujan Tropis : vegetasi selalu hijau, ada variasi dari
tempat ke tempat, memiliki nilai ekonomi, social, ekologi
Faktor penyebab illegal logging (penebangan liar) 1. Kawasan Cagar Alam (CA): mempunyai kekhasan
tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu
1. Ketimpangan pasokan dan permintaan kayu yang
yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung
sangat tinggi.
secara alami.
2. Hutan yang sangat luas dan rentang geografis yang
sangat lebar. 2. Kawasan Suaka Margasatwa (SM): mempunyai ciri
khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa
3. Indonesia memiliki garis batas lintas negara yang yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan
sangat panjang. pembinaan terhadap habitatnya.
4. Keterlibatan pemodal besar dan pemodal asing 3. Taman Hutan Raya: untuk tujuan koleksi tumbuhan
dalam kegia¬tan illegal logging. dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau
5. Keterlibatan oknum aparat penegak hukum. bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya,
6. Kemiskinan masyarakat di dalam dan sekitar hutan. pariwisata dan rekreasi, fungsinya bukan hanya untuk
konservasi in situ tetapi juga ex situ.
Tumpang tindih lahan pertambangan dan kehutanan 4. Taman Wisata Alam: tujuan utama untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.
• Pertambangan dan energi merupakan sektor
pembangunan penting bagi Indonesia.
• Namun dari sisi lingkungan hidup, pertambangan Taman nasional
dianggap paling merusak dibanding kegiatan-kegiatan
Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang
eksploitasi SDA lainnya.
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi
Pertambangan dapat mengubah bentuk bentang yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
alam, merusak dan atau menghilangkan vegetasi, pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata,
menghasilkan limbah tailing, maupun batuan limbah, serta dan rekreasi.
menguras air tanah dan air permukaan.
Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai
kawasan taman nasional meliputi:
Penanganan:
B. Konservasi ex situ
• Konservasi ex situ memiliki kelebihan dibandingkan
konservasi in situ: dapat mencegah terjadinya gangguan,
sehingga keselamatan spesies lebih terjamin. Kelemahannya,
hewan atau tumbuhan tergantung kepada manusia, tidak
hidup bebas di alam. misalnya di kebun binatang bagi hewan, Perubahan fungsi dan peruntukan kawasan hutan
di kebun raya bagi tumbuhan.
4. P
elepasan Kawasan Hutan: perubahan peruntukan
kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi menjadi
bukan kawasan hutan.
Negatif (parasitisme), e.g. polusi hasil produksi
Slide 14 ●
aluminium
Biaya sosial eksternalitas :
Valuasi Ekonomi SDA & Lingkungan Flow pollution (pencemaran aliran)
● Ilmu ekonomi : bagaimana manusia mengalokasikan Stock pollution ( pencemaran stok SDA)
SDA yang langka untuk memberi manfaat ● Pentingnya valuasi ekonomi LSDA :
sebesar2nya bagi masyarakat. Perlu analisis biaya (ekonomi) & manfaat terkait
● SDA : Segala S.D. hayati & nonhayati untuk rusaknya lingkungan & hilangnya SDA seiring
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan pemanfaatannya
hidupnya ● Konsep nilai LSDA :
● Klasifikasi SDA : *Nilai atas dasar penggunaan (use value)
*Nilai yang melekat tanpa penggunaan
● Dampak penting :
1. Banyak orang yang terdampak
2. Luasnya wilayah penyebaran dampak
3. Durasi & intensitas dampak cukup tinggi
4. Banyak komponen lingkungan yang ikut
terdampak
5. Terdapat sifat kumulatif dari dampak
6. Dampak tersebut mengakibatkan tidak
dapat dikembalikannya lingkungan ke
bentuk/keadaan asal
● Metode valuasi ekonomi :
1. Metode atas dasar perubahan produktivitas
dan nilai pasasr
2. Metode yang menggunakan nilai pasar
barang pengganti/pelengkap
● Karakteristik SDA :
3. Metode berdasarkan hasil survei
1. Bersifat dinamis
● Langkah-langkah valuasi :
2. Memiliki kelangkaan
1. Identifikasi dampak penting
3. Multidimensi (distribusi dan alokasi SDA
2. Kuantifikasi besar dampak
antarwilayah tidak sama)
3. Valuasi dampak kuantitatif dinyatakan
4. Hubungan antar-SDA & lingkungannya
dalam nilai uang
bersifat dependen
4. Analisis ekonomi (extended cost-benefit
● Faktor penyebab masalah lingkungan :
analysis, PDRB Hijau)
1. Pertumbuhan penduduk
● Neraca SDA : Berguna untuk menilai potensi, hak
2. Unsustainable resources usage
pemilikan SDA, memperjelas kompensasi, dan
3. Kemiskinan
mengelola SDA secara efektif
4. Tidak dimasukannya biaya lingkungan
1. Neraca fisik : gambaran arus barang
dalam harga pasar
lingkungan ke dalam penggunaan ekonomi
5. Tidak mengikuti cara kerja alam
2. Neraca moneter : menyajikan nilai moneter
6. Lingkungan dianggap tidak penting dalam
SDA setelah dihitung
pengambilan keputusan
● PDRB Hijau
● Pengelolaan SDA (Perspektif Malthusian):
= (PDRB konvensional - deplesi SDA) - degradasi
SDA tidak mampu mendukung pertumbuhan
lingkungan
penduduk eksponensial & produksi SDA mengalami
= (PDRB semi hijau) - degradasi lingkungan
diminishing return, output per kapita menurun
● Pengelolaan SDA (Perspektif Ricardian): Nilai Tambah/Kontribusi thd PDRB
SDA sebagai engine of growth, kebutuhan SDA
dapat diintensifikasi / ekstensifikasi, kelangkaan SDA = (Nilai Produksi) – (Biaya input antara)
tecermin dari harga output dan biya faktor produksi Kontribusi Semi Hijau pada PDRB
● Keterkaitan SDA & Ekonomi : E ksternalitas
Kegiatan produksi/konsumsi satu pihak = (Nilai Tambah) – (Nilai Deplesi SDA)
mempengaruhi kegunaan pihak lain secara tidak
Kontribusi Hijau pada PDRB
diinginkan & pembuat eksternalitas tidak
menyediakan kompensasi terhadap pihak = (Kontribusi Semi Hijau pada PDRB) – Nilai
terdampak. degradasi lingkungan)
Contoh : pabrik kimia mengeluarkan limbah B3 ke ● Valuasi ekonomi SDA terdeplesi
sungai bahan baku PAM Unit rent = (harga produk)-(rerata biaya
● Pembagian eksternalitas : produksi)-(rerata laba layak per unit)
Positif (mutualisme), e.g. spillover teknologi
● Degradasi LSDA : menurunnya kualitas / fungsi
lingkungan, tercermin dari turunnya kemampuan
menghasilkan SDA (jasa lingkungan, kesenangan
langsung, pengolah limbah alami)
-> Dinyatakan dalam jumlah tertentu, lalu dihitung
nilai ekonominya
● Pendekatan pembagian biaya kerusakan lingkungan
:
1. Biaya rata2 : mencari tahu nilai kerusakan
lingkungan per unit biological/chemical
oxygen demand
2. Biaya marjinal : digunakan untuk mencapai
hasil maksimal dari usaha penanggulangan
pencemaran.
● Pentingnya valuasi ekonomi LSDA :
1. Mengubah informasi fisik SDA -> informasi
moneter
2. Mengetahui nilai pengorbanan SDA
3. Mengetahui nilai potensi cadangan SDA
untuk menopang pertumbuhan ekonomi
● Pembayaran jasa lingkungan : pemanfaat di hilir
membayar kompensasi jasa lingkungan kepada
penyedia di hulu
● Instrumen ekonomi lingkungan (PP No. 46 Tahun
2017) :
1. Perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi :
a. Neraca SDA dan LH
b. Penyusunan PDB dan PDRB LH
c. Kompensasi jasa LH antardaerah
d. Internalisasi (pemasukan) biaya LH ke dalam
biaya produksi usaha
2. Pendanaan lingkungan hidup :
a. Dana jaminan pemulihan LH
b. Dana penanggulangan pencemaran
dan/atau kerusakan dan pemulihan LH
c. Dana bantuan konservasi
3. Insentif dan/atau disinsentif
a. pengembangan sistem Label Ramah
Lingkungan Hidup;
b. Pengadaan Barang dan Jasa Ramah
Lingkungan Hidup;
c. penerapan pajak, retribusi, dan subsidi
lingkungan hidup;
d. pengembangan sistem Lembaga Jasa
Keuangan yang ramah lingkungan hidup;
e. pengembangan sistem Perdagangan Izin
Pembuangan Limbah dan/atau Emisi;
f. pengembangan Asuransi Lingkungan
Hidup;
g. pengembangan sistem Pembayaran Jasa
Lingkungan Hidup; dan
h. sistem Penghargaan Kinerja di Bidang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.