Makalah Sistem Perpipaan
Makalah Sistem Perpipaan
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada mulanya manusia
memindahkan air dari sungai ke rumah dengan menggunakan ember. Lalu berkembang
dari satu orang menjadi banyak orang yang berurutan sehingga proses pengambilan air
menjadi lebih mudah. Melalui analogi sederhana ini manusia berfikir untuk lebih
mengefisienkan waktu dan tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan.
Saat ini sistem perpipaan sudah amat maju, sebagai contoh sistem perpipaan yang
dibuat untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara lain melalui sistem
perpipaan bawah laut (offshore). Dengan sistem ini akan dihemat waktu lebih banyak,
walaupun kendala yang akan dihadapi lebih banyak.
Sistem perpipaan identik dengan saluran pembuluh darah yang mengalirkan darah
keseluruh bagian tubuh. Sistem perpipaan digunakan untuk penyediaan dan
pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan industri ataupun dari
fasilitas publik lainnya. Selain itu, sistem pemipaan digunakan untuk
mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak menuju tangki yang kemudian
akan diproses selanjutnya, mentransportasikan dan mendistribusikan gas alam dari
sumber gas menuju tangki penyimpanan. Sistem perpipaan juga di aplikasikan dalam
pendistribusian minyak atupun gas untuk menyuplai kebutuhan industri, mesin
pembangkit tenaga dan keperluan komersial. Sistem perpipaan juga digunakan untuk
mengangkut cairan, bahan kimia, campuran kimia dan uap pada industri makanan,
pabrik kimia dan industri lainnya. Sistem pemipaan juga digunakan untuk instalasi
pemadam kebakaran, untuk keperluan mesin-mesin dan lain – lain.
Semakin banyak penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia maka semakin
banyak di perlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya bagian perpipaan dan
detailnya merupakan standar dari unit, seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan
dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan
demikian akan terdapat keseragaman ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di
pasaran telah terdapat berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu
sesuai dengan kebutuhan seperti dari bahan Carbon Steel, PVC (Polyvinil Chloride),
stainless Steel, dan lain-lain. Peralatan sistem perpipaan yang berbeda-beda yang
memiliki jenis dan fungsi masing-masing terkadang sulit untuk membedakan yang satu
1
dengan yang lain. Oleh karena itu dibuatlah makalah “Sistem Perpipaan” ini agar
nantinya mahasiswa yang ingin bekerja di suatu industri dapat memahami seperti
apakah sistem perpipaan itu dan memperluas pengetahuannya di bidang sistem
perpipaan.
1. 2. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pipa adalah benda berbentuk lubang silinder dengan lubang di tengahnya yang
terbuat dari logam maupun bahan-bahan lain sebagai sarana pengaliran atau
transportasi fluida berbentuk cair,gas maupun udara.
Fluida ynang mengalir ini memiliki temperature dan tekanan yang berbeda-beda.
Pipa biasanya ditentukan berdasarkan nominalnya sedangkan ‘TUBE’ adalah salah
satu jenis pipa yang ditetapkan berdasarkan diameter luarnya.
Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan fluida cair,gas maupun uap
dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan efek,temperature dan
tekanan fluida yang dialirkan,lokasi serta pengaruh lingkungan sekitar. Selain fungsi di
atas jenis pipa tertentu bisa juga digunakan sebagai konstruksi bangunan
gedung,gudang dan lain-lain.
Dalam dunia industri fungsi pipa bisa kita lihat di bawah ini :
1. Perpipaan untuk pembangkit tenaga
2. Perpipaan untuk industri bahan migas
3. Perpipaan untuk penyulingan minyak mentah
4. Perpipaan untuk pengangkutan minyak
5. Perpipaan untuk proses pendinginan
6. Perpipaan untuk tenaga nuklir
7. Perpipaan untuk distribusi dan transmisi gas dan lain-lain.
3
2.2. Macam-Macam dan Jenis-Jenis Pipa
Dilihat dari struktur bahan baku yang digunakan secara umum kita mengenal jenis-
jenis pipa sebagai berikut :
Selain itu ada juga jenis pipa dari bahan khusus antara lain :
4
Berdasarkan klasifikasi pengguna (user), pipa dapat dikelompokkan menjadi 6,
1. Standard pipe
2. Pressure pipe
Digunakan untuk membawa fluida atau gas pada tekanan atau temperature
normal, subzero/ atau tinggi. Berukuran Ll8 in. nominal size sampai 36 in. actual OD
dengan berbagai ketebalan dinding.
3. Line Pipe
Dihasilkan dalam bentuk welded dan seamless Berukuran 1/8 in. nominal OD
sampai 36 in. actual OD. Digunakan untuk membawa gas, minyak atau air.
4. Water-well pipe
Casing digunakan sebagai structural retainer untuk dinding sumur minyak atau
gas dan juga untgk mengeluarkan fluida yang tidak diinginkan, dan untuk melindungi
dan mengalirkan minyak atau gas dari sumber di bawah permukaan menuju
permukaan tanah. Casing dihasilkan dalam ukuran 4 1/2 - 20 in . OD.
Ukuran Standar Pipa
- Diameter LZ in. dan kurang dari L2 in. memiliki nomin size yang menyatakan
mendekati diameter dalam dari pipa standar. Diameter luar nominal sudah standar
dengan mengabaikan berat. Penambahan ketebal dinding berarti akan memperkecil
diameter dalam. Standarisasi pipa diatas 12 in. beralasarkan pada diameter luar actual,
ketebalan dindi,rg, dan berat per ft.
5
2.3. Pemilihan bahan :
Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan pada spesifikasi yg telah dibuat
sebelum mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan kekuatan,
kebutuhan, dengan tidak melupakan faktor efektifitasnya. Sambungan cabang itu
sendiri merupakan sambungan antara pipa dengan pipa, misal sambungan antara header
dengan cabang yg lain apakah memerlukan alat bantu penyambung lainnya atau dapat
dihubungkan secara langsung, hal ini tergantung kebutuhan serta perhitungan kekuatan.
6
B. Fitting
Fittings diperlukan untuk mengubah arah baik 450 maupun 900, dan
melakukan percabangan, maupun merubah diameter aliran.
1. 45 derajat elbow
2. 90 derajat elbow
3. 180 derajat elbow
4. Concentric reducer (pemerkecil sepusat)
5. Eccentric reducer ( pemerkecil tak sepusat)
6. Tee
7. Cross (silang)
8. Cap (tutup)
9. Red Tee (pemerkecil tee)
10. Swage concentric BSE (sweg sepusat ujung bevel)
11. Swage eccentric (sweg tak sepusat ujung bevel)
1. Bushing (paking)
2. Cap (tutup)
3. Coupling
4. Red coupling (kopling pemerkecil)
5. 45 derajat elbow
6. 95 derajat elbow
7. 45 derajat lateral
8. Reducer (pemerkecil)
9. Tee
10. Red Tee
11. Cross (silang)
12. Plug (sumbat)
13. Union
14. Swage concentric (sweg sepusat)
15. Swage eccentric (sweg tak sepusat)
7
Ada beberapa cara penyambungan fittings, yaitu:
a. Butt-weld (BW)
Digunakan pada secara luas untuk proses, keperluan umum, dsb. Cocok untuk pipa
dan fitting berukuran besar, dengan reliabilitas yang tinggi (leak-proof). Prosedur
fabrikasinya adalah dengan menyatukan masing-masing ujung sambungan (bevel),
diluruskan (align), tack-weld, lalu las kontinu. Beberapa contoh fitting yang
menggunakan BW antara lain:
• BW Tee, dipakai untuk membuat percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat
berukuran lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee)
• Stub-in digunakan untuk membuat cabang langsung ke pipa utama. Cabang
berukuran lebih kecil.
• Weldolet digunakan untuk membuat percabangan 900 pada pipa utama.
• Elbolet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu elbow.
• Sweepolet digunakan untuk membuat percabangan 900. Umumnya dipakai pada
pipa transmisi dan distribusi (pipe line system)
b. Socket-weld (SW)
SW digunakan untuk ukuran kecil (dibawah 2�). Ujung pipa dibuat rata,
lalu didorong masuk ke dalam fitting, valve atau flange. Dibandingkan dengan BW,
SW memiliki kelebihan dalam hal penyambungan dan pelurusan yang lebih mudah,
terutama untuk ukuran kecil. Tetapi, adanya sisa jarak 1/16 in antara pertemuan ujung
pipa dan fittings, valve, atau flange dapat menyebabkan kantung cairan. Penggunaan
SW juga dilarang per ASME B31.1.0-1967 jika terdapat erosi atau korosi cresive.
Beberapa contoh SW fittings:
- Ful-coupling untuk menyambung pipa ke pipa
- Swage Nipples (Plain Both Ends/PBE) digunakan untuk menyambung SW item ke
BW pipa atau fitting berukuran lebih besar
- SW Elbow digunakan untuk menghasilkan perubahan arah 900 atau 450.
- Nipolet digunakan untuk sambungan ke valve berukuran kecil.
- SW Tee dipakai untuk membuat percabangan 900 dari pipa utama. Cabang dapat
berukuran lebih kecil (reduced tee) atau sama dengan pipa utama (equal tee)
- Sockolet digunakan untuk membuat percabangan 900 pada pipa utama.
- SW elbowlet digunakan untuk membuat percabangan tangensial pada suatu elbow
8
c. Screwed
Seperti SW, screwed piping digunakan untuk pipa berukuran kecil. Umumnya
tidak dipakai untuk proses, meskipun mungkin pressure-temperature ratingnya
memenuhi. SW dan screwed fitting umumnya berkelas 2000, 3000, dan 6000 PSI.
Valve atau sering disini disebut sebagai katup (terjemahan resmi mungkin)
juga disebut Klep (terjemahan Bengkel) adalah piranti yang berfungsi mengatur aliran
suatu fluida (baik berupa gas, cair, padatan atau mixed sekalian). Biasanya Valve
terpasang dengan istem perpipaan karena di sistem perpipaan itulah fluida mengalir.
3. Safety valves : mengatur tekanan (jika berlebih maupun kekurangan). Biasanya hal
ini terkait dengan nilai ambang tekanan maksimum atau minimum pada sistem.
Contoh : relief valve, back pressure valve
Fungsi valve :
9
Globe, angle, needle, dnd butterfly valve
1. GLOBE valvesØ
Hanya digunakan sbg stop valve, biasanya digunakan untuk tekanan yg sangat
tinggi. Buka tutup katup dilakukan dengan memutar roda engkol (untuk tipe
manual).
2. GATE valvesØ
Gate valve digunakan untuk membuka dan menutup aliran dan tidak
digunakan untuk tekanan tinggi serta memberikan pressure drop yg lebih
rendah. Selain itu Gate valves juga dapat difungsikan untuk mengontrol
tekanan dan debit aliran. Relative lebih murah daripada Globe valve. Disebut
gate karena ada kayak gerbang yg naik turun.
3. BALL valvesØ
Hanya digunakan sebagai stop valve untuk tekanan rendah saja. Memberikan
pressure drop yang lebih rendah namun tidak dapat digunakan untuk mengatur
tekanan dan kapasitas aliran.
4. BUTTERFLY valvesØ
Hanya digunakan sebagai stop valve untuk tekanan rendah saja. Memberikan
pressure drop yang paling rendah (dibanding kawan2-nya sesama stop valve)
dan tidak dapat digunakan untuk mengatur tekanan dan kapasitas aliran.
10
5. NON RETURN valvesØ
Disebut juga check valve. Valve jenis ini digunakan pada tekanan rendah.
Terdapat dua tipe check valve yaitu lift check valve dan swing check valve.
Check valve didesain untuk mencegal, terjadinya aliran balik. Jenis-jenis
check valve, yaitu: lift check, swing check, dan ball check. Yang paling
banyak digunakan adalah swing check, Lift atau poppet atau piston check
sering digunakan pada pipeline vertikal. Gaya gravitasi menggerakkan salah
satu bagian dalam memfungsikan check valve dan posisi valve harus selalu
diperhitungkan. L'ft dan ball check harus dipasang sedemikian rupa sehingga
arah lift vertical Swing check ditempatkan untuk memastikan flappe selalu
tertutup dengan bebas dengan gaya gravitasi. Lift check digunakan untuk
tekanan tinggi dengan kecepatan aliran yang tinggi.
6. SAFETY valvesØ
Disebut juga Relief Valve, biasanya safety valve ini bias diatur seberapa
batasan tekanan yang dapat terjadi (disesuaikan dengan keinginan). safety
valve digunakan untuk mencegah terjadinya overpressure pada sisterm proses
dan piping dan mencegah terjadinya (erusakan pada peralatan dan piping. Ada
dua jenis safety valve, yaitu relief valve dan pop valve. Kedua jenis valve ini
membuka secara cepat. Relief valve terutama digunakan untuk membebaska
tekanan berlebih pada liquid service. Pop valve digunakan pada aplikasi
tekanan tinggi (balanced type). Kedua valve ini sebaiknya tidak dipakai jika
1. Fluida bersifat korosif pada komponen valve
2. Melibatkan back-pressure
3. Memerlukan piping pengeluaran ke remote location
4. Melibatkan pressure contol atau bypass valve
Jenis khusus dari pressure relief device adalah menggunakan rupture disk.
Disk didesain akan hancur dengan sendirinya pada tekanan tertentu yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Valve jenis ini memiliki sangat menguntungkan
jika harus segera melepaskan sejumlah besar gas atau liquid clalam waktu
yang singkat.
11
pemasangan dan banyak pilihan material untuk body lining, dan diaphragm.
Diaphragm valve biasanya digunakan di berbagai industri untuk mengatasi
masalah korosi, abrasi, kontamina penyumbatan, kebocoran, dan valve
maintenance. Valve ini cocok untuk fluida korosif, viscous materials, vibrous
slurries, sludges, solids in suspension, minuman makanan semifluida, air, gas,
dan udara bertekanan. Untuk aplikasi pada fluida yang korosif, diaphragm
valve terbuat dari stainless steel atau plastik PVC, atau dilapis dengan glass,
rubber, lead, plastik, titanium, dll.
D. Flanges
Flange atau yang memiliki nama lain forging (untuk jenis yang self
reinforcement), dapat di bagi menjadi beberapa jenis bila di lihat dari ratingnya. Yaitu
flange rating 150#, 300#, 600#, 900#, 1500# bahkan sampai 2500#. Pembagian flange
dari jenis ratingnya dikarenakan flange tersebut bekerja dalam pressure (tekanan) yang
berbeda sesuai dengan ratingnya, rating flange tersebut dalam satuan pound. Lain
kesempatan, saya akan membahasnya lebih dalam mengenai rating pada flange.
Flange juga dapat dibagi menurut ukuran pipanya. Jadi antara satu pipa dengan pipa
lainya yang ukurannya berbeda, jenis flangenya pun berbeda. Dalam artikel sejarah dan
teori dasar pemipaan, disinggung bahwa untuk menyebut ukuran dalam pipa kita
mengenalnya dengan istilah NPS. NPS adalah kependekan dari nominal pipe size, yaitu
suatu ukuran nominal yang digunakan untuk membedakan pipa.
Kembali mengenai flange, pembagian jenis flange beradarkan NPSnya kita akan
mengenal ukuran ½”, ¾”, 1”, 2” … 10”, 12”… 24” dan seterusnya, mengikuti ukuran
dari pipa yang akan di pasangkan flange. Saya tidak mebahasnya secara detail
pembagian jenis flange ini karena cukup mudah untuk dipahami.
Di flange ANSI, kita akan membedakan flange dari bentuknya dan kegunaanya. Agak
membingungkan sebenarnya meberikan jenis klasifikasi flange dari sisi ini, soalnya ada
yang menyebutkan pembagian flange ini karena design-nya. Satu sisi lagi, klasifikasi
flange disini bisa di dibilang di bedakan dari jenis sambungan flangenya, mirip dengan
artikel sebelumnya yang membahas jenis sambungan pada pipa.
Tapi saya tidak akan memperdebatkanya karena esensinya sama, namun saya akan
12
mengikuti literatur yang saya baca, saya membanginya berdasar ANSI. Apa itu ANSI?
Ansi adalah American National Standards Institute. Berdaraskan ansi, flange dibedakan
jenisnya menjadi :
Weldneck flange, flange jenis ini memiliki ciri yang amat ketara yaitu penyambungan
flangenya mengunakan las. Flange jenis ini biasa dan paling banyak digunakan dalam
sebuah plant, karena sifatnya mudah untuk disambungkan dengan pipa. Flange jenis ini
dapat digunakan untuk pressureyang tinggi, baik untuk temperature rendah atau tinggi.
Untuk tipe flange slip–on, sebenarnya hampir mirip bentuknya dengan jenis flange lap
joint. Kedua jenis flange ini sama sama memasukan pipa utamanya ke dalam flange,
bedanya kalau slip on si pipa tidak sampai keluar dari flange, sedangakan tipe lap joint,
ada sisi pipa yang keluar dari flange, dan sisi samping dalam flangenya pun biasanya
radial.
Dalam slip on, flange hanya masuk sebagain, sisi luar dan dalamnya akan di las. Oleh
karena si pipa itu masuk ke dalam flange, maka diametar dalam slip on harus lebih besar
daripada diameter outside si pipa, lihat gambar di bawah.
13
Dalam beberapa literatur, slip opening ada yang menyebutnya dengan sleeve opening.
Untuk lap joint flange sendiri, jenis flange ini biasanya digunakan untuk pipa yang
sering dibongkar, atau di dimana fluida tidak diperkenankan kontak dengan las lasan
atau tipe penyambungan lainya. Karena pipa ini tidak di las, maka penyambungannya
dapat di puntir tanpa memikirkan posisi
bautnya. Jenis flange ini tidak bisa disarankan untuk pressure yang tinggi.
Seperti namanya, jenis flange ini memiliki tipe penyambungan mengunakan ulir.
Biasanya digunakan untuk system yang sangat rawan kebakaran kalau mengunakan las,
disamping itu flange tipe ini harganya lebih murah.
14
Soket flange, jenis flange ini mirip dengan slip on, hanya saja pada sisi terluar dari
flange terdapat tahanan yang menyebabkan pipa yang dimasukan ke dalamnya tidak
tembus.
5. Reducing Flange
Reducing flange, jenis flange yang satu ini memiliki fungsi untuk mengabungkan pipa
yang memiliki diameter berbeda.
6. Blind Flange
Blind flange adalah jenis flange yang berfungsi untuk menutup aliran, seperti halnya
cap dalam fitting. Jenis flange ini rata, tidak ada apapanya karena memang berfungsi
untuk menutup.
Lalau kenapa aliran itu di tutup? Bisa jadi pipa yang di tutup alirannya di maksudnya
untuk dilakukan maintenance kemudian hari, atau memang aliran itu di tutup untuk
akeses manusia. Untuk akeses manusia? Iya, seperti dalam nozzle, biasanya ada
manhole yang di tutup dengan blind flange. Untuk yang belum tau manhole, bisa
15
membaca artikel istilah istilah dalam vessel.
Masih ada satu lagi pembagian flange berdasarkan cara ia di pasang di dalam pipa atau
vessel. Memang semua pembagian tersebut tidak ada aturan bakunya, hanya pembagian
dari flange dari ANSI yang mungkin paling mendekati klasifikasi sebenarnya dari
flange.
Namun pembagian lain dari jenis flange yang saya sebutkan disini adalah untuk
mengenalkan kepada anda berbagai istilah istilah yang biasa di gunakan dalam dunia
piping. Paling tidak anda harus membiasakan dengan istilah istilah tersebut sehingga
suatu saat menemui istilah tersebut, anda mengerti maksudnya. Untuk pembagian tipe
flange ini, mungkin, lain waktu saya akan menjelaskan jenis pembagian flange ini.
Piping Standar : Piping standar mendefinisikan desain aplikasi dan aturan konstruksi
dan persyaratan untuk komponen perpipaan seperti flensa, siku, tee, katup dll
16
Sebuah standar memiliki ruang lingkup terbatas didefinisikan oleh standar.
ASME / ANSI B16.1 - 1998 - Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens
Standar ini untuk Kelas 25, 125, dan 250 Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens
meliputi:
(a) tekanan-suhu peringkat,
(b) ukuran dan metode mengurangi bukaan menunjuk fitting,
(c) tanda,
(d) persyaratan minimum untuk bahan,
(e) dimensi dan toleransi,
(f) baut, mur, dan paking dimensi dan
(g) tes.
17
(d) bahan
(e) dimensi dan toleransi
(f) threading
(g) lapisan
ASME / ANSI B16.11 - 2001 - Forged Steel Fittings, Socket-Welding dan Threaded
Standar ini meliputi penilaian, dimensi, toleransi, menandai dan material alat
kelengkapan persyaratan untuk dipalsukan, baik soket-pengelasan dan benang.
18
(a) ukuran dan metode dalam mengurangi bukaan menunjuk alat kelengkapan
(b) tanda
(c) bahan
(d) dimensi dan toleransi
(e) threading
(f) rusuk
(g) lapisan
(h) wajah bevel pengosongan nozel, input shaft, pangkal piring, dan dasar lubang baut
(lihat Tabel 1 dan 2).
ASME / ANSI B16.14 - 1991 - Ferrous Pipe Plugs, Bushings dan Locknuts dengan
Pipa Threads
Standar ini Ferrous Pipe Plugs, Bushings, dan Pipa Threads Locknuts dengan
meliputi:
(a) tekanan-suhu rating:
(b) ukuran;
(c) tanda;
(d) bahan;
(e) dimensi dan toleransi;
(f) threading; dan
(g) pola lancip.
ASME / ANSI B16.18 - 1984 (R1994) - Pemain Copper Alloy Solder Joint Pressure
Fittings
Standar ini untuk cor paduan tembaga tekanan bersama fitting solder dirancang untuk
digunakan dengan tabung air tembaga, menetapkan persyaratan untuk:
(a) Tekanan-suhu pemberian peringkat;
(b) Singkatan untuk mengakhiri sambungan;
(c) Ukuran dan metode bukaan menunjuk fitting;
(d) Pemberian tanda;
(e) Material;
(f) Dimensi dan toleransi; dan
(g) Tes.
19
ASME / ANSI B16.20 - 1998 - Metallic Gaskets untuk Pipa flensa-Ring-Joint, Spiral-
Apakah, dan memakai jas
Standar ini meliputi bahan, dimensi, toleransi, dan tanda-tanda untuk logam bersama
cincin gasket, spiral-luka gasket logam, dan logam berjaket gasket dan pengisi materi.
Gasket adalah dimensi ini cocok untuk digunakan dengan flensa dijelaskan dalam
referensi standar mengarah ASME / ANSI B16.5, ASME B16.47, dan API-6A.
Standar ini mencakup spiral-luka logam dan logam berjaket gasket gasket untuk
digunakan dengan wajah dan mengangkat wajah datar flensa. Menggantikan API-601
atau API-601.
ASME / ANSI B16.21 - 1992 - bukan logam Datar untuk Pipe Flange Gaskets
Standar ini bukan logam datar gasket untuk mengunci sendi dalam pipa flens
meliputi:
(a) tipe dan ukuran;
(b) bahan;
(c) dimensi dan toleransi yang diperbolehkan.
ASME / ANSI B16.22 - 1995 - Tempa Tembaga dan Copper Alloy Solder Joint
Pressure Fittings
Standar menetapkan spesifikasi untuk tempa tempa tembaga dan paduan tembaga,
solder-sendi, mulus fitting, dirancang untuk digunakan dengan tabung tembaga mulus
sesuai dengan ASTM B 88 (air dan sistem pemipaan umum), B 280 (lemari pendingin
udara dan pelayanan), dan B 819 (medis sistem gas), serta alat kelengkapan
dimaksudkan untuk dirakit dengan bahan-bahan solder sesuai dengan ASTM B 32,
mematri bahan sesuai dengan AWS A5.8, atau dengan pipa tapered thread sesuai
dengan ASME B1.20.1. Standar ini bersekutu dengan ASME B16.18, yang mencakup
tekanan paduan tembaga cast fitting. Memberikan persyaratan untuk tujuan
pemasangan cocok untuk penyolderan. Standar ini meliputi:
(a) tekanan suhu pemberian peringkat;
(b) singkatan untuk mengakhiri sambungan;
(c) ukuran dan metode bukaan menunjuk fitting;
(d) tanda;
(e) bahan;
(f) dimensi dan toleransi; dan
(g) tes.
ASME / ANSI B16.23 - 1992 - Cast Copper Alloy Solder Drainase Bersama
Kelengkapan (DWV)
Standar menetapkan spesifikasi untuk cast pateri tembaga paduan drainase bersama
fitting, dirancang untuk digunakan dalam selokan, sampah, dan ventilasi (DWV)
sistem. Fitting ini dirancang untuk digunakan dengan tabung tembaga mulus sesuai
dengan ASTM B 306, Copper Tube Drainase (DWV), serta alat kelengkapan
dimaksudkan untuk dirakit dengan bahan-bahan solder sesuai dengan ASTM B 32,
20
atau pipa tapered thread sesuai dengan ASME B1.20.1 . Standar ini bersekutu dengan
ASME B16.29, Tempa Tembaga dan Tempa Copper Alloy Solder Drainase Bersama
Fittings - DWV. Memberikan persyaratan untuk tujuan pemasangan cocok untuk
penyolderan. Standar ini meliputi:
(a) deskripsi;
(b) pitch (kemiringan);
(c) singkatan untuk mengakhiri sambungan;
(d) ukuran dan metode untuk merancang bukaan untuk mengurangi alat kelengkapan;
(e) menandai;
(f) bahan; dan
(g) dimensi dan toleransi.
ASME / ANSI B16.24 - 1991 (R1998) - Pemain Copper Alloy Pipa flensa dan flens
Fittings
Standar ini untuk Kelas 25, 125, 250, dan 800 Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens
meliputi:
(a) tekanan suhu peringkat,
(b) ukuran dan metode untuk mengurangi bukaan menunjuk fitting,
(c) tanda,
(d) persyaratan minimum untuk bahan,
(e) dimensi dan toleransi,
(f) baut, mur, dan paking dimensi, dan
(g) tes.
ASME / ANSI B16.26 - 1988 - Cast Copper Alloy Kelengkapan untuk menyala
Copper Tubes
Standar ini untuk Pemain Copper Alloy Fitting untuk menyala Tubes Tembaga
meliputi:
(a) tekanan nilai;
(b) bahan;
(c) ukuran;
21
(d) threading;
(e) menandai.
ASME / ANSI B16.28 - 1994 - Wrought Steel Buttwelding Short Radius Elbows and
Returns
Standar ini meliputi penilaian, keseluruhan dimensi, pengujian, toleransi, dan tanda-
tanda untuk tempa karbon dan baja paduan buttwelding siku dan jari-jari pendek
kembali. Istilah tempa menunjukkan fiting terbuat dari pipa, tabung, piring, atau
forgings.
ASME / ANSI B16.29 - 1994 - Tempa Tembaga dan Tempa Copper Alloy Solder
Bersama Drainase Kelengkapan (DWV)
Standar untuk tempa tembaga dan paduan tembaga tempa bersama drainase fitting
solder, dirancang untuk digunakan dengan tembaga tabung penyalur, meliputi:
(a) Keterangan,
(b) Pitch (kemiringan),
(c) Singkatan untuk Akhir Sambungan,
(d) Ukuran dan Metode menunjuk Openings untuk Pengurangan Fittings,
(e) Menandai,
(f) Bahan,
(g) Dimensi dan Toleransi.
ASME / ANSI B16.33 - 1990 - Dioperasikan secara manual Metalic Gas Valves
untuk Penggunaan di Gas Piping Systems Up to 125 psig
Umum Standar ini mencakup persyaratan untuk beroperasi secara manual katup
metalik NPS ukuran 1,2 melalui NPS 2, untuk instalasi outdoor gas katup menutup-
off di akhir baris layanan gas dan sebelum gas regulator dan meteran di mana ditunjuk
tekanan gauge pipa gas sistem tidak melebihi 125 psi (8,6 bar). Standar berlaku untuk
katup dioperasikan dalam lingkungan suhu antara ,20 derajat F dan 150 derajat F (.29
derajat C dan 66 derajat C). Desain ini akan menetapkan standar kemampuan
minimum, karakteristik, dan properti, yang katup pada saat pembuatan harus dimiliki,
agar bisa dianggap cocok untuk digunakan dalam sistem pipa gas.
ASME / ANSI B16.34 - 1996 - Valves - flens, Threaded, dan Welding Akhir
Standar ini berlaku untuk konstruksi katup baru dan tekanan-temperatur meliputi
penilaian, dimensi, toleransi, materi, nondestructive persyaratan pemeriksaan,
pengujian, dan menandai untuk cast, palsu, dan mengarang flens, ulir, dan akhir
pengelasan, dan wafer atau katup flangeless baja , paduan nikel-dasar, dan paduan
lainnya ditunjukkan pada Tabel 1. Wafer atau flangeless katup, melesat atau melalui-
baut jenis, yang dipasang antara flensa atau terhadap mengarah akan diperlakukan
sebagai ujung flens katup.
22
memiliki perbedaan tekanan lubang koneksi. Cakupan adalah terbatas pada hal
berikut:
(a) las leher flensa Kelas 300, 400, 600, 900, 1500, dan 2500
(b) slip-on dan threaded Kelas 300
Lubang, Nozzle dan Venturi Flow Rate Meter
ASME / ANSI B16.38 - 1985 (R1994) - Large Metallic Valves untuk Distribusi Gas
Standar hanya meliputi dioperasikan secara manual katup metalik ukuran pipa
nominal 2 1 / 2 sampai 12 mempunyai inlet dan outlet pada garis tengah yang umum,
yang cocok untuk mengendalikan aliran gas dari terbuka untuk benar-benar tertutup,
untuk digunakan dalam distribusi dan layanan garis di mana tekanan pengukuran
maksimum di mana sistem pipa distribusi tersebut dapat dioperasikan sesuai dengan
kode peraturan federal (CFR), judul 49, bagian 192, transportasi dan alam dengan
pipa gas lainnya; standar keamanan minimal, tidak melebihi 125 psi (8,6 bar). Valve
kursi, anjing laut dan pengepakan batang mungkin bukan logam.
ASME / ANSI B16.39 - 1986 (R1998) - Threaded Pipa Besi lunak Serikat
Standar ini threaded besi malleable serikat, kelas 150, 250, dan 300, menyediakan
persyaratan sebagai berikut:
(a) desain
(b) tekanan-suhu pemberian peringkat
(c) ukuran
(d) menandai
(e) bahan
(f) sendi dan kursi
(g) thread
(h) kekuatan hidrostatik
(i) kekuatan tarik
(j) tekanan udara tes
(k) sampling
(l) lapisan
(m) dimensi
23
dengan Standar ini. Standar ini menetapkan persyaratan untuk katup baru yang dibuat
untuk digunakan dalam sistem pipa di bawah tanah untuk gas alam [termasuk gas
alam sintetis (SNG)], dan bahan bakar (LP) gas (didistribusikan sebagai uap, dengan
atau tanpa campuran udara) atau campuran daripadanya.
ASME / ANSI B16.42 - 1998 - ulet Besi Pipa flensa dan flens Fittings, Kelas 150 dan
300
Standar mencakup persyaratan minimum untuk Kelas 150 dan 300 besi cor ulet flens
pipa flensa dan fiting. Persyaratan yang dibahas adalah sebagai berikut:
(a) tekanan-suhu pemberian peringkat
(b) ukuran dan metode menunjuk bukaan
(c) menandai
(d) bahan
(e) dimensi dan toleransi
(f) bercak, kacang-kacangan, dan gasket
(g) tes
ASME / ANSI B16.45 - 1998 - Cast Iron Kelengkapan untuk Solvent Sistem
Drainase
Standar untuk alat kelengkapan besi cor drainase digunakan pada aerating diri, satu-
pipa Solvent sistem drainase, meliputi berikut:
(a) deskripsi
(b) ukuran dan metode untuk menunjuk alat kelengkapan bukaan untuk mengurangi
(c) menandai
(d) bahan
(e) pitch
(f) desain
(g) dimensi dan toleransi
(h) uji
ASME / ANSI B16.47 - 1996 - Large Diameter Steel flensa: NPS 26 dan NPS 60
Standar ini mencakup tekanan-suhu peringkat, bahan, dimensi, toleransi, tanda, dan
pengujian untuk pipa flensa dalam ukuran NPS 26 dan NPS 60 dan di peringkat Kelas
75, 150,0300, 400, 600, dan 900. Flensa mungkin akan dilemparkan, dipalsukan, atau
piring (untuk buta hanya flensa) bahan. Persyaratan dan rekomendasi tentang lari dan
gasket juga disertakan.
24
ASME / ANSI B16.48 - 1997 - Steel Line Kosong
Standar mencakup tekanan-suhu peringkat, bahan, dimensi, toleransi, tanda, dan
pengujian untuk mengoperasikan baris kosong dalam ukuran NPS 1 / 2 melalui NPS
24 untuk instalasi antara ASME B16. 5 flensa di 150, 300, 600, 900, 1500, dan 2500
kelas tekanan.
ASME / ANSI B16.49 - 2000 - Buatan Pabrik Baja Tempa Buttwelding Induction
Bends untuk Sistem Transportasi dan Distribusi
Standar ini meliputi perencanaan, bahan, manufaktur, pengujian, tanda, dan
persyaratan inspeksi buatan pabrik pipa baja karbon membungkuk bahan kimia dan
dikendalikan memiliki sifat mekanik, yang dihasilkan oleh proses pembengkokan
induksi, dengan atau tanpa garis singgung. Standar ini mencakup induksi
membungkuk untuk transportasi dan distribusi pipa aplikasi (misalnya, ASME B31.4,
B31.8, dan B31.11) Proses dan kekuasaan pipa memiliki persyaratan yang berbeda
dan bahan-bahan yang mungkin tidak sesuai dengan pembatasan dan pemeriksaan
dijelaskan di sini, dan karena itu tidak termasuk dalam Standar ini
25
2.6. Kode Warna pada Pipa
Label Keterangan
1. Gas Bertekanan.
1. Pipa Pemadam
Kebakaran.
1. Bahan Mudah
Terbakar.
1. Bahan Beracun.
2. Bahan Korosif.
26
Ukuran Label (Tanda)
Untuk pipa dengan ukuran kurang dari 3/4 inch direkomendasikan untuk membuat
tanda yang mudah dilihat secara permanen.
Asam/Alkalis Ungu
27
Keperluan listrik atau ventilasi Oranye
Australia juga mengeluarkan standar dengan kode AS 2700 dengan versi terbarunya
dirilis pada tahun 2011, berdasarkan standar tersebut berikut pewarnaan pipanya :
Air Hijau
Asam/Alkalis Ungu
Adapun standar yang penulis bersama tim HSE lainnya gunakan, sebagaimana telah
disinggung sebelumnya, akan dijabarkan sebagai berikut :
28
Warna
Warna Warna Dasar
Jenis Cairan Dasar Huruf & Tulisan
Cairan Beracun & Korosif / Toxic and corrosive fluids Jingga Hitam Hitam
Abu-
Lainnya / Others abu Putih Putih
1. Pipa di cat berdasarkan persyaratan warna menurut ANSI A13.1, lalu diberi
stiker (Brand, Jenis Cairan, Tanda)
2. Pipa tidak perlu di cat, tetapi di tempel stiker menurut persyaratan ANSI
A13.1
¾ – 1 ¼ inch (19-32 mm) ½ inch (13 mm) 8 inch (200 mm) ½ inch (13 mm)
1 ½ – 2 inch (38-51 mm) ¾ inch (19 mm) 8 inch (200 mm) ¾ inch (19 mm)
2 ½ – 6 inch (64-150 mm) 1 ¼ inch (32 mm) 12 inch (300 mm) 1 ¼ inch (32 mm)
8 – 10 inch (200-250 mm) 2 ½ inch (64 mm) 24 inch (600 mm) 2 ½ inch (64 mm)
Lebih dari 10 inch 3 ½ (89 mm) 32 inch (800 mm) 3 ½ inch (89 mm)
29
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Fungsi pipa yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan bahan fluida cair,gas
maupun uap dari suatu tempat ke tempat tertentu dengan mempertimbangkan
efek,temperature dan tekanan fluida yang dialirkan,lokasi serta pengaruh lingkungan
sekitar. Selain fungsi di atas jenis pipa tertentu bisa juga digunakan sebagai konstruksi
bangunan gedung,gudang dan lain-lain.
Piping Standar : Piping standar mendefinisikan desain aplikasi dan aturan konstruksi
dan persyaratan untuk komponen perpipaan seperti flensa, siku, tee, katup dll
Kode Warna pada Pipa
Ada yang berdasarkan kode standar warna Inggri dan Australia
30
Standar berdasarkan tim HSE
Cairan Pendingin api : Merah
Cairan Beracun : Jingga
Cairan mudah terbakar : Kuning
Cairan dapat diminum,pendingin,pengisi boiler dll : Coklat
Udara bertekanan : Biru
Lainnya : Abu-abu
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran kepada
pembaca sebagai berikut:
1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas
dengan banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat
dipercaya.
2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau
menyalurkan ilmu yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga
bermanfaat dan tercipta kelestarian lingkungan hidup.
31