Anda di halaman 1dari 19

DISRITMIA

A. PENGERTIAN

Disritmia jantung adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung

yang disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia

adalah gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur jantung.

Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia

dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran

yang terlibat. Misalnya, disritmia yang berasal dari nodus sinus (nodus SA)

dan frekuensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Ada empat

kemungkinan tempat asal disritmia : nodus sinus, atrial, nodus AV atau

sambungan, dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran, fibrilasi, denyut

prematur, dan penyekat jantung.

B. ETIOLOGI

Etiologi aritmia dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :

1. Peradangan jantung

2. Gangguan sirkulasi koroner

3. Karena obat (intoksikasi )

4. Gangguan keseimbangan elektrolit

5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom

6. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat

7. Gangguan metabolik

8. Gangguan irama jantung akibat gagal jantung

9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung

C. PATOFISIOLOGI
Gangguan irama jantung secara elektrofisiologik disebabkan oleh :

1. Gangguan pembentukan rangsangan

2. Gangguan penghantaran (konduksi) rangsangan

3. Gangguan pembentukan dan penghantaran rangsangan

D. KLASIFIKASI DISRITMIA

1. DISRITMIA NODUS SINUS

a. Bradikardi Sinus

Bradikardi sinus didefenisikan sebagai irama dengan impuls

yang berasal dari nodus SA dengan frekuensi kurang dari 60

denyut/menit. Irama ( interval RR ) dapat menjadi kurang teratur

sebagai berlakunya frekuensi jantung lebih lambat, sebaliknya

parameter yang lain normal.

Karakteristik :

 Frekuensi : 40 sampai 60 denyut per menit

 Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS; interval PR

normal

 Kompleks QRS : biasanya normal

 Hantaran : biasanya normsl

 Irama : regular

b. Takikardi Sinus

Takikardi sinus, nodus sinus mempercepat dan menimbulkan

impuls pada frekuensi 100 kali/menit atau lebih. Batas tertinggi dari

sinus takikardi 160 sampai 180 denyut/menit.

Karakteristik :
 Frekuensi : 100 sampai 160-180 denyut / menit

 Gelombang P : mendahului setiap kompleks QRS, dapat

tenggelam dalam

 gelombang T yang mendahuluinya; interval PR normal

 Kompleks QRS : biasanya mempunyai durasi normal

 Hantaran : biasanya normal

 Irama : regular

2. DISRITMIA ATRIUM

a. Kontraksi Prematur Atrium

Kontraksi Prematur Atrium (PAC = premature atrium

contraction) terjadi ketika impuls atrial ektopik keluar secara prematur

dan pada kebanyakan kasus, impuls ini dikonduksi dalam gaya normal

melalui sistem konduksi AV ke ventrikel.

Karakteristik :

 Frekuensi : 60 sampai 100 denyut per menit

 Gelombang P : biasanya mempunyai konfigurasi yang

berbeda dengan gelombang P yang berasal dari nodus SA. Tempat

lain pada atrium telah menjadi iritabel (peningkatan

otomatisasi) dan melepaskan impuls sebelum nodus SA

melepaskan impuls secara normal

 Kompleks QRS : bisa normal, menyimpang atau tidak ada. Bila

ventrikel Sudah menyelesaikan fase repolarisasi, mereka dapat

merespons stimulus atrium ini dari awal.

 Hantaran : biasanya normsl


 Irama : regular, kecuali bila terjadi PAC. Gelombang P

akan terjadi lebih awal dalam siklus dan biasanya tidak akan

mempunyai jeda kompensasi yang lengkap.

b. Takikardi Atrium Paroksismal

Takikardi Atrium Paoksismal (PAT = paroxysmal atrium

tachychardia) adalah takikardi atrium yang ditandai dengan awitan

mendadak dan penghentian mendadak. Dapat dicetuskan oleh emosi,

tembakau, kafein, kelelahan, alcohol. PAT biasanya tidak berhubungan

dengan penyakit jantung organic. Frekuensi yang sangat tinggi dapat

menyebabkan angina akibat penurunan pengisian artei koroner. Curah

jantung akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung.

Karakteristik :

 Frekuensi : 150 sampai 250 denyut per menit

 Gelombang P : ektopik dan mengalami distorsi disbanding

gelombang P normal; dapat ditemukan pada awal gelombang T;

interval PR memendek (kurang dari 0,12 detik)

 Kompleks QR : biasanya normal, tetapi dapat mengalami

distorsi apabila terjadi penyimpangan hantaran

 Hantaran : biasanya normal

 Irama : regular

c. Fluter Atrium

Fluter atrium terjadi bila ada titik focus di atrium yang

menangkap irama jantung dan membuat impuls antara 250 sampai 350

kali per menit. Karakter penting pada disritmia ini adalah terjadinya
penyekat terapi pada nodus AV, yang mencegah penghantaran beberapa

impuls. Penghantaran impuls melalui jantung sebenartnya masih

normal, sehingga komp;leks QRS tak terpengaruh. Inilah tanda penting

dari disritmia tipe ini, karena hantran 1 :1 impuls atrium yang

dilepaskan 250 sampai 350 kali per menit akan mengakibatkan fibrilasi

ventrikel, suatu disritmia yang mengancam jiwa.

Karakteristik :

 Frekuensi : frekuensi atrium antara 250 sampai 350 denyut

per menit

 Gelombang P : tidak ada, melainkan diganti oleh pola gigi

gergaji yang dihasilkan oleh focus di atrium yang melepaskan

impuls dengan cepat. Gelombang ini disebut sebagai gelombang

 Kompleks QRS : konfigurasinya normal dan waktu hantarannya

juga normal.

 Gelkombang T : ada namun bisa tertutup oleh gelombang fluter

 Irama : regular atau ireguler, tergantung jenis

penyekatnya (mis., 2:1 , 3:1, atau kombinasinya)

d. Fibrilasi Atrium

Fibrilasi atrium (kontraksi otot atrium yang tidak terorganisasi

dan tidak terkoordinasi)biasanya berhubungan dengan penyakit

jantung aterosklerotik, penyakit katup jantung, gagal jantung kongestif,

tirotoksikosis, cor pulmonale, atau penyakit jantung congenital.


3. DISRITMIA VENTRIKEL

a. Kontraksi Prematur Ventrikel

Denyut Ventrikel Prematur (DVP) adalah denyut ektopik yang

timbul secara prematur pada tingkatan ventrikel. Impuls ini juga

menunjukkan KPV (kontraksi prematur ventrikel) atau KVP (kontraksi

ventrikel prematur). Karena denyut berasal dari ventrikel, ini tidak

berjalan melalui sistem konduksi normal. QRS tidak hanya prematur,

tetapi akan melebar dan aneh dengan gelombang T yang berlawanan

defleksinya dengan kompleks QRS. Denyut ini jarang, kadang-kadang

atau sering, meskipun ini optimal untuk menggambarkannya dalam

jumlah DVP/menit. Jika DVP terjadi setelah tiap-tiap denyut sinus,

berarti ada ventrikular bigemini. Ventrikuler trigemini adalah DVP

yang terjadi setelah dua buah denyut sinus berurutan. Kontraksi

premature ventrikel (PVC = premature ventricular contraction) terjadi

akibat peningkatan otomatisasi sel otot ventrikel. PVC biasa

disebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia, demam,

asidosis, latihan, atau peningkatan sirkulasi katekolamin.

b. Takikardi Ventrikel

TV didefenisikan sebagai tiga atau lebih DVP dalam satu baris.

Ini dikenali dengan kompleks QRS yang lebar dan dalam satu baris. Ini

dikenali dengan kompleks QRS yang lebar dan aneh terjadi pada irama

yang hampir teratur pada frekwensi lebih dari 100 denyut/menit.

Gelombang P biasanya tidak terlihat dan jika terlihat tidak

berhubungan dengan QRS. TV dapat terjadi sebagai irama yang


pendek, tidak terus menerus atau lebih panjang . Frekwensi 100-170

denyut/menit, irama ini mengganggu irama dasar, irama mungkin

teratur, kompleks QRS . 0,12 detik lebarnya. Takikardi ventrikel sangat

berbahaya dan harus dianggap sebagai keadaan gawat darurat. Pasien

biasanya sadar akan adanya irama cepat ini dan sangat cemas.

c. Fibrilasi Ventrikel

Didefenisikan sebagai depolarisasi ventrikel tidak efektif, cepat

dan tidak teratur. Tidak ada jarak kompleks yang terlihat. Pada

disritmia ini denyut jantung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak

ada respirasi. Polanya sangat ireguler dan dapat dibedakan dengan

disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada koordinasi aktivitas jantung,

maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila fibrilasi ventrikel

tidak segera dikoreksi.

4. ABNORMALITAS HANTARAN

a. Penyekat AV Derajat-Satu

Biasanya berhubungan dengan penyakit jantung organic atau

mungkin disebabkan pleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat pada

pasien dengan infark miokard dinding inferior jantung.

b. Penyekat AV Derajat-Dua

Juga disebabkan oleh penyakit jantung organic, IM, atau

intoksikasi digitalis. Bentuk penyekat ini menghasilkan penurunan

frekuensi jantung dan biasanya penurunan curah jantung(curah jantung

= volume sekuncup x frekuensi jantung).


c. Penyekat AV Derajat-Tiga

Juga berhubungan dengan penyakit jantung organik, intoksikasi

digitalis, dan MI. frekuensi jantung berkurang drastis, mengakibatkan

penurunan perfusi ke organ vital. Seperti otak, jantung, paru, dan kulit.

d. Asistole Ventrikel

Tidak akan terjadi kompleks QRS. Tisdak ada denyut

jantung, denyut nadi dan pernafasan. Tanpa penatalaksanaan segera,

asistole ventrikel sangat fatal.

E. PRINSIP PENANGANAN ARITMIA

1. Setiap aritmia yang menyebabkan gejala-gejala yang jelas atau gangguan

hemodinamik harus segera diobati.

2. Semua obat anti aritmia harus dianggap sebagai obat depresan jantung dan

pada kenyataannya beberapa diantaranya sebenarnya dapat menginduksi

aritmia. Penggunaan bermacam-macam obat harus dihindarkan.

3. Pengobatan elektrik (kardioversi untuk takikardia, pacu jantung pacing )

untuk bradikardia harus lebih digunakan dari pada terapi obat bila terdapat

gangguan hemodinamik yang nyata.

4. Semua pengobatan harus dilakukan dibawah pengawasan dokter

5. Seperti pada setiap disritmia, penilaian keadaan penderita sangat penting.

Toleransi penderita terhadap disritmia dan setiap gejala yang menyertainya

akan menentukan pengobatan yang tepat.


F. PENATALAKSANAAN DISRITMIA

1. Obat-obatan anti disritmia

2. Kardioversi

3. Defibrilasi

4. Pace Maker

KONSEP KEPERAWATAN

A. DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN

1. Aktivitas/ Istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan umum dan karena kerja

Tanda : Perubahan frekuensi jantung/ TD dengan aktivitas/

olahraga

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat IM sebelumnya/ akut ( 90% - 95% ) mengalami

disritmia, kardiomiopati, GJK, Penyakit katup jantung,

Hipertensi.

Tanda : Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama

periode Disritmia.

Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus alternan (

denyut kuat teratur/denyut lemah ); nadi bigeminal

( denyut kuat tak teratur/ denyut lemah. Defisit nadi

( perbedaan antara nadi apikal dan nadi radial). Bunyi


jantung : irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut

menurun

Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis,

berkeringat (gagal jantung, syok)

Edema : dependen, umum, DVJ ( pada adanya gagal jantung ).

Haluan urine : menurun bila curah jantung menurun berat.

3. Integritas Ego

Gejala : Perasaan gugup ( disertai takdisritmia ), perasaan terancam.

Stresor sehubungan dengan masalah medik.

Tanda : Cemas : takut menolak, marah , gelisahd menangis

4. Makanan / Cairan

Gejala : Hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran terhadap

makanan ( karena adanya obat ), Mual / muntah,

perubahan BB

Tanda : perubahan BB, edema, perubahan pada kelembaban

kulit/turgor.

5. Neurosensori

Gejala : Pusing, berdenyut, sakit kepala.

Tanda : Status mental/sensori berubah, contoh disorientasi, bingung,

kehilangan memori, perubahan pola bicara / kesadaran,

pingsan, koma.

Perubahan perilaku, contoh menyerang, letargi, halusinasi

Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar).


Kehilangan refleks tendon dalam dengan disritmia yang

mengancam hidup takikardia ventrikel, bradikardi berat )

6. Nyeri/ Ketidaknyamanan

Gejala : Nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau tidak

bisa hilang oleh obat anti angina

Tanda : Plaku distraksi, conth gelisah.

7. Pernapasan

Gejala : Penyakit paru kronis, Riwayat atau pengguanaan tembakau

berulang Napas pendek, Batuk ( dengan/tanpa produksi

sputum )

Tanda : Perubahan kecepatan/kedalam pernapasan selama episode

disritmia.

Bunyi napas : bunyi tambahan ( krekels, ronki, mengi ) mungkin ada

menunjukkan komplikasi pernapasan, seperti gagal

jantung kiri (edema paru ) atau fenomena trombolitik

pulmonal. Hemoptisis

8. Keamanan

Tanda : Demam

Kemerahan kulit (reaksi obat )

Inflamasi, eritema, edema ( trombosis superfisial )

Kehilangan tonus otot/ kekuatan

9. Penyuluhan dan Pembelajaran

Gejala : Faktor risiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke

Penggunaan/tak menggunakan obat yang diresepkan,


contoh obat jantung (digitalis ); antikoagulan (coumadin);

atau obat yang dijual bebas, contoh

sirup batuk dan analgesik berisi ASA Kurang pemahaman

tentang proses penyakit/program terapeutik Adanya

kegagalan untuk memperbaiki, contoh disritmia berulang

/ tak dapatsembuh yang mengancam hidup.

10. Pertimbangan Rencana Pemulangan :

Perubahan penggunaan obat/terapi

B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan

gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber

disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan

obat jantung.

2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam )

mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia

disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif(dirumah/kerja).

Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu

jantung/efek obat antidisritmia.

3. Foto Dada : Dapat menunjukkan pembesaran

bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel

atau katup.

4. Scan Pencitraan Miocard : Dapat menunjukkan

area iskemik/ kerusakan miocard yang dapat mempengaruhi

konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan


kemampuan pompa.

5. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium,

kalsium dan magnesium dapat menyebabkan disritmia

6. Pemeriksaan Obat : Dapat menyatakan toksisitas

obat jantung, adanya obat jalanan atau dengan interaksi

obat, contoh digitalis, guinidin dll.

7. Laju sedimentasi : Peninggian dapat menunjukkan

proses inflamasi akut/aktif, contoh endokarditis sebagai

faktor pencetus untuk disritmia

8. GDA / nadi oksimetri : Hipoksemia dapat

menyebabkan /mengesaserbasi disritmia

C. PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Mencegah/mengobati disritmia yang mengancam

hidup

2. Mendukung pasien/orang terdekat dalam menerima

kecemasan/takut terhadap potensial situasi yang mengancam hidup

3. Membantu mengidentifikasi penyebab/factor

pencetus

4. Mengkaji informasi sehubungan dengan

kondisi/prognosis/program pengobatan.

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan

dengan gangguan konduksi eliktrikal; penurunan kontraktilitas

miokardial.

Intervensi dan rasional :

 Raba nadi (radial, carotid, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi,

keteraturan, amplitude (penuh/kuat) dan simetris. Catat adanya pulsus

alternan, nadi bigeminal, atau deficit nadi.

Rasional : perbedaan frekuensi, kesamaan dan keteraturan nadi

menunjukkan efek gangguan curah jantung pada sirkulasi

sistemik/perifer.

 Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adaya denyut

jantung ekstra, penurunan nadi.

Rasional : disritmia khusus lebih jelas terdeteksi dengan

pendengaran dari pada dengan palpasi. Pendenganaran terhadap

bunyi jantung ekstra atau penurunan nadi membantu

mengidentifikasi disritmia pada pasien tak terpantau.

 Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi

jaringan. Laporkan variasi penting pada TD/frekuensi nadi,

kesamaan, pernafasan, perubahan pada warna kulit/suhu, tingkat

kesadaran/sensori, dan hakuaran urine selama episode disritmia.

Rasional : meskipun tidak semua disritmia mengancam hidup,

penanganan cepat untuk mengakhiri disritmia diperlukan pada

adanya gangguan curah jantung dan perfusi jaringan.


 Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas

selama fase akut

Rasional : penurunan rangsang dan penghilangan stress akibat

katekolamin, yang menyebabkan/meningkatkan disritmia dan

vasokonstriksi serta meningkatkan kerja miokardia.

 Demonstrasikan/dorong pemnggunaan perilaku pengbaturan stress,

contoh teknik relaksasi, bimbingan imajinasi, nafas lambat/dalam

Rasional : meningkatkan partisipasi pasien dalam mengekluarkan

beberapa rasa control dalam situasi penuh stress.

 Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

Rasional : terjadinya disritmia yang mengancam, hidup memerlukan

upaya intervensi untuk mencegah kerusakan iskemi/kematian.

 Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

Rasional : meningkatkan jumlah sediaan oksigen untuk miokard,

yang menurunkan iritabilitas yang disebabkan oleh hipoksia.

 Siapkan untuk/Bantu penanaman otomatik kardioverter atau

defibrillator (AICD) bila diindikasikan

Rasional : alat ini melalui pembedahan ditanam pada pasien dengan

disritmia berulang yang mengancam hidup meskipun diberi obat

terapi secara hati-hati.

2. Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan

berhubungan dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi

medis/kebutuhan terapi; tidak mengenal sumber informasi; kurang

mengingat
Intervensi dan rasional :

 Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi eliktrikal

Rasional : memvbrikan dasar pengetahuan untuk memahami variasi

individual dan memahami alasan intervensi terapeutik

 Jelaskan/tekankan masalah disritmia khusus dan tindakan terapeutik

pada pasien/orang terdekat

Rasional : informasi terus-menerus/baru dapat menurunkan cemas

sehubungan dnegan ketidaktahuan dan menyiapkan

pasien/orang terdekat. Pendidikan pada orang

terdekat mungkin penting bila pasien lansia,

mengalami gangguan penglijatan atau pendengaran,

atau tak mampu atau tak minat belajar/mengikuti

instruksi. Penjelasan berulang mungkin diperlukan,

karena kecemasan dan/atau hambatan informasi baru

dapat menghambat/membatasi belajar.

 Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung

Rasional : pacu sementara mungkin perlu untuk neningkatkan

pembentukan impuls atau menghambat takidisritmia

dan aktivitas ektopik supaya mempertahankan

fungsi kardiovaskuler sampai pacu spontan

diperbaiki atau pacuan permanent dikakukan.

 Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan

berlebihan. Identifikasi tanda/gejala yang memerlukan aktivitas cepat,

contoh pusing, silau, dispnea, nyeri dada.


Rasional : bila disritmia ditangani dengan tepat, aktivitas normal

harus dilakukan. Program latihan berguna dalam

memperbaiki kesehatan kardiovaskuler.

3. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan

 Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan factor pemberat

dan penurun.Perhatikan petunjuk nonverbal ketidak nyamanan

Rasional : Nyeri secara khas terletak subternal dan dapat menyebar

keleher dan punggung. Namun ini berbeda dari iskemia

infark miokard. Pada nyeri ini dapat memburuk pada

inspirasi dalam, gerakan atau berbaring dan hilang

dengan duduk tegak/membungkuk

 Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan mis:

perubahan posisi, masasage punggung,kompres hangat dingin,

dukungan emosional

Rasional : untuk menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional

pasien

 Berikan aktivitas hiburan yang tepat

Rasional : mengarahkan perhatian, memberikan distraksi dalam

tingkat aktivitas individu

 Berikan obat-obatan sesuai indikasi nyeri

Rasional : untuk menghilangkan nyeri dan respon inflamasi

4. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan

 Kaji respon pasien terhadap aktivitas

Rasional : Dapat mempengaruhi aktivitas curah jantung


 Pantau frekuensi jantung,TD, pernapasan setelah aktivitas

Rasional :Membantu menentukan derajat kompensasi jantung dan

pulmonal, penurunan TD, takikardi,disritmia dan takipneu adalah

indikatif dari kerusakan toleransi terhadap aktivitas

 Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi

Rasional : Meningkatkan resolusi inflamasi selama faseakut dari

perikarditis/endokarditis.

 Bantu pasien dalam program latihan aktivitas

Rasional : Saat inflamasi/ kondisi dasar teratasi, pasien mungkin

mampu melakukan aktivitas yang diinginkan

5. Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan

inadekuat suplay oksigen ke jaringan.

 Selidiki nyeri dada,dispnea tiba-tiba yang disertai dengan takipnea,

nyeri pleuritik,sianosis pucat

Rasional : Emboli arteri. Mempengaruhi jantung dapat terjadi

sebagai akibat penyakit katup dan disritmia kronis.

 Observasi ekstremitas terhadap edema, eroitema

Rasional : Ketidakaktifan/tirah baring lama mencetuskan stasis

vena, meningkatkan resiko pembentukan trombosis vena

 Observasi hematuri

Rasional : Menandakan emboli ginjal

 Perhsatikan nyeri abdomen kiri atas

Rasional : menandakan emboli splenik

Anda mungkin juga menyukai