Anda di halaman 1dari 75

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) - APBN

I. Informasi Proyek
1. Lokasi :
- X = + 813507.000 m, Y = + 9543910.000 m, Desa Laringgi, Kecamatan Marioriawa,
kabupaten Soppeng., Provinsi Sulawesi Selatan.
II. Latar Belakang Proyek :
pengelolaan dan pengembangan sumber daya air dilaksanakan sebagai upaya dalam terus
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan peningkatan kegiatan ekonomi produktif, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus
berupaya dalam mendorong dan memajukan infrastruktur sumber daya air untuk seluruh rakyat
Indonesia melalui: Pembuatan Tampungan air.

Lokasi pekerjaan proyek terletak di Desa Laringgi Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng
Provinsi Sulawesi Selatan, karakter atau kondisi lapangan di lokasi proyek : Pembangunan Embung
Serbaguna Soppeng Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering
adalah persoalan ketidaksesuaian distribusi air antara kebutuhan dan pasokan menurut waktu
(temporal) dan tempat (spatial). Persoalan menjadi semakin kompleks, rumit dan sulit diprediksi
karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di sepanjang tahun, yang sebarannya tidak
merata walau di musim hujan sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna, murah
dan aplicable untuk mengatur ketersediaan air agar dapat memenuhi kebutuhan air (water demand)
yang semakin sulit dilakukan dengan cara-cara alamiah (natural manner). Teknologi embung atau
tandon air merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan karena teknologinya sederhana,
biayanya relatif murah dan dapat dijangkau kemampuan petani.

Pada lokasi proyek dibutuhkan:

Pembuatan tampungan air di lokasi proyek di butuhkan untuk kebutuhan pertanian, air baku, dan
konservasi dengan dibangun proyek pembangunan Embung Serbaguna Soppeng maka akan
didapatkan tampungan sebesar 52.958 m3 untuk menghadapi musim kemarau sehingga ketahanan
air di lokasi proyek akan terjaga.
III. Maksud dan Tujuan Proyek
Maksud pelaksanaan proyek ini adalah untuk mendukung tercapainya ketahanan air dengan
melaksanakan kegiatan proyek Pembangunan Embung Serbaguna Soppeng Sedangkan
tujuan dari pelaksanaan proyek ini adalah:
- Pembangunan Embung Berfungsi sebagai Embung Konservasi
IV. Sumber Pendanaan
APBN Tahun anggaran 2020
V. Metodologi Pelaksanaan

Mulai
- Kontrak
- SPMK

Biaya penyelenggaraan keamanan dan


kesehatan serta keselamatatan konstruksi
Tidak

Cek

Ya

Mobilisasi

Personil Peralatan Bahan/Material Tidak

Perikasa

Ya

1
1

Pengukuran
Tidak
Cek

Ya

Penggambaran (Working Drawing)


Tidak

Cek

Ya

Pekerjaan Persiapan

Tidak

Cek

Ya

Pekerjaan Coffering / Dewatering


Tidak

Cek

Ya

Galian Bangunan Utama / Timbunan Longstorage


Longstorage Embung

2
2

Cek

Ya

Pengukuran MC 100 %

Tidak

Cek

Ya

Penggambaran
(As-Built Drawing)
Tidak

Cek

Ya

Demibilisasi

Tidak

Cek

3
3

PHO

Tidak

Cek

Ya

Masa Pemeliharaan (180 Hari)

Tidak

Cek

Ya

FHO

Tidak

Cek

Ya

Selesai
VI. Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan proyek 300 (tiga ratus) hari kalender adalah sebagai berikut:

300 Hari (kalender)


No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Pembangunan Embung
Serbaguna Soppeng
Kab. Soppeng

VII. Personil Manajerial

Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat


Tingkat pekerjaan yang akan Kerja
No Kompeten
Pendidikan/ Ijazah dilaksanakan Profesional si Kerja
(Tahun)

SKA SDA
1 S1 Sederajat Manajer Proyek 5
Muda
SKA SDA
2 S1 Sederajat Manajer Teknis 5
Muda

3 S1 Sederajat Manajer Keuangan 3 -

SKA Ahli K3
4 S1 Sederajat Ahli K3 Konstruksi 3
Konstruksi

VIII. Peralatan

No Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan/status

1 Excavator 0,8 m3 2 Unit Milik/Sewa Beli/Sewa

2 Bulldozer 100 Hp 1 Unit Milik/Sewa Beli/Sewa


3 Vibro Roller 10 Ton 1 Unit Milik/Sewa Beli/Sewa
4 Dump Truck 4 m3 6 Unit Milik/Sewa Beli/Sewa
5 Water Tank Truck 5000 Ltr 1 Unit Milik/Sewa Beli/Sewa
IX. Rencana Keselamatan Kerja (RKK)

Jenis/Tipe Identifikasi
No.
Pekerjaan Bahaya
1. Mobilisasi dan 1. Alat Berat Terguling/ terjatuh
Demobilisasi 2. Kecelakaan Lalu Lintas
3. Gangguan Lalu Lintas (Kemacetan)
4. Jalan Umum Rusak dan Berdebu
5. Menimbulkan Kebisingan
2. Pengukuran dan 1. Terpeleset
Penggambaran MC 0% - 2. Terjatuh
MC 100%
3. Coffering & Dewatering 1. Jatuh pada saat bekerja
Selama Konstruksi 2. Kejatuhan benda dari ketinggian, Tergelincir dan
terpental
4. Pembersihan dan striping 1. Jatuh pada saat bekerja
2. Kejatuhan benda dari ketinggian, Tergelincir dan
terpental.
5. Galian tanah mekanis 1. Terperosok karena pek. Galian dan lainnya
dan dibuang di sekitar 2. Tertimbun tanah longsor
lokasi 3. Tertimbun bongkaran material.

6. Pemadatan tanah 1. Terperosok karena pek. Galian dan lainnya


mekanis hasil galian 2. Tertimbun tanah longsor
3. Tertimbun bongkaran material.
7. Pasangan Batu ( 1 : 4 ) - Tertimpah benda keras yang jatuh
- Tertimpa Lonsoran tanah yang jatuh kelokasi
pasangan batu – luka berat
8. Lantai Kerja Beton K 175 Tertimpa atau teriris batu,terhirup debu semen,
tangan atau kaki lecet/luka
9. Beton Cyclop K 175 Tertimpa atau teriris batu,terhirup debu semen,
tangan atau kaki lecet/luka
10. Beton K 225 Tertimpa atau teriris batu,terhirup debu semen,
tangan atau kaki lecet/luka

11. Tulangan ulir Tertusuk besi, terhirup debu besi, tangan atau kaki
lecet/luka
12. Bekisting Beton Biasa Tertusuk kayu,tertusuk paku, tangan atau kaki
Dengan Multiflex 12 mm lecet/luka
13. Angker Dia. 25 mm Tertusuk besi, terhirup debu besi, tangan atau kaki
lecet/luka
Makassar, 18 November 2019
Pejabat Pembuat Komitmen
Danau Situ dan Embung

Muhammad Ryzhal Ariztha, ST


Nip.19801204 201012 1 003
I. SPESIFIKASI UMUM
1 Umum
Spesifikasi dari semua barang dan bahan adalah baru (belum pernah dipergunakan),
kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi.

2 Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Pembangunan Embung Serbaguna Soppeng Kab. Soppeng
terletak di Desa Laringgi, Kecamatan Marioriawa, kabupaten Soppeng., Provinsi
Sulawesi Selatan.

3 Item Pekerjaan Utama:


1) Galian tanah mekanis dan dibuang di sekitar lokasi
2) Pemadatan tanah mekanis hasil galian
3) Pasangan batu 1 PC : 4 PP
4) Beton cyclop K-175
5) Beton K-225

4 Gambar-gambar Yang Dimiliki Penyedia Jasa


4.01 Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
a). Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah
gambar-gambar yang telah ditanda-tangani oleh Direksi, dan apabila ada
perubahan harus di serahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan
sebelum program pelaksanaan dimulai.
b). Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan Gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang dari beton, pasangan batu,
pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan,
pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu,
tempat dan ukuran yang tepat.
c). Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap
di lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi
adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap
gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.
4.02 Gambar-gambar Pekerjaan Sementara
a). Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau
dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara
seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi
sebanyak 2 (dua) rangkap.
b). Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang diusulkan
Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan
kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum
tanggal dimulainya pelaksanaan.

4.03 Gambar-gambar Purnalaksana (as built darwing)


Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set
gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada
gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai
dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar
kemudian dicap "sudah dilaksanakan".
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh
Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila diketemukan hal-
hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus
diperiksa kembali selama 6(enam) hari kerja.

5 Standard
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Normalisasi Standar Indonesia.
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada standard Indonesia, maka dapat
dipakai British Standard yang sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau
dicakup oleh Standard National haruslah bahan dan mutu pekerjaan klas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau
diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan
keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

6 Program Pelaksanaan dan Laporan


6.01 Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa sudah harus melaksanakan MC-0 (MC awal) paling lambat 14
hari kelender setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan
Syarat-Syarat Kontrak dengan menggunakan CPM network. Program
tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang
memperlihatkan setiap kegiatan :
i) Mulai tanggal paling awal
ii) Mulai tanggal paling akhir
iii) Waktu yang diperlukan
iv) Waktu float
v) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.

Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan


pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk
persiapan dan persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan
kelapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun
keagamaan.

6.02 Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Sebelum tanggal sepuluh tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (Dua) salinan laporan Kemajuan
Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan
secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai
pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada
bulan berikutnya.
ii) Prosentasi dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan
yang dicapai pada bulan laporan.
iii) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
v) Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang
dan dipindahkan dari lapangan.
vi) Jumlah volume pekerjaan merupakan bagian Pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton
b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
c) Jumlah banyaknya bangunan, dll.
vii) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa
laporan.
viii) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan bulan berikutnya.
ix) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan.

6.03 Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan


Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari pada rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang
timbul agar dapat segera diselesaikan.

7 Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan
penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto pada kondisi
sebelum pelaksanaan (0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai
dilaksanakan (100%). Titik sudut pengambilan foto untuk tahap-tahap kegiatan
diusahakan dari posisi yang sama. Oleh karena itu sebelum pengambilan foto perlu
dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan
yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
- Nama dan lokasi bangunan.
- Tanggal pengambilan
- Tahap pelaksanaan
Berita acara pembayaran dan laporan bulanan harus dilampiri dengan beberapa foto-
foto pelaksanaan pada periode tersebut. Pada akhir pelaksanaan Kontrak Penyedia
Jasa harus menyerahkan album foto pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi untuk
tiap-tiap bangunan atau bagian konstruksi pada kondisi 0%, 50% dan 100% dalam
satu halaman.Penyerahan dilakukan sebanyak 3 (tiga) rangkap bersama 1 (satu) set
album negatifnya atau dalam bentuk CD.
Seluruh biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam harga
kontrak.

8 Bahan dan Perlengkapan Yang harus Disediakan oleh Penyedia Jasa


8.01 Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak,
semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan sesuai dengan standar yang diberikan dalam spesifikasi atau standar
dalam Spesifikasi Umum.
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan bahan dan perlengkapan tidak sesuai
dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi.

8.02 Perlengkapan Konstruksi


Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi
yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus
segera memenuhi kekurangannya, semua perlengkapan dan peralatan harus
lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan
dapat dikerjakan dengan sempurna.
8.03 Bahan pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan
tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume
pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara
bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.

8.04 Pemeriksaan bahan dan Perlengkapan


Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau
lebih tempat yang ditentukan Direksi :
a). Tempat produksi dan pembuatan
b). Tempat pengapalan
c). Lapangan

Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut


perlengkapan dan bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang dimintanya
untuk tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak merugikan
Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan
bahan sesuai dengan spesifikasi.

8.05 Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang
lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30
(tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
Spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.

9 Survey Dan Pengukuran Pekerjaan


9.01 Bench Mark
Tanda dasar Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan
sungai/ saluran seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench mark ini
adalah didasarkan pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang
diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan
suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting
out pekerjaan, Penyedia Jasa perlu melakukan pengukuran pemeriksaan
untuk kepuasan ia sendiri atas ketelitiannya. Pemberi Tugas tidak akan
bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan
titik referensinya.
Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi tiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan
rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian
yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.

9.02 Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan
Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka
tanah, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja
Penyedia Jasa memberi tahukan kepada Direksi secara tertulis untuk
menyelesaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka
tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai pekerjaan tanah Penyedia Jasa akan
mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan
menggunakan Bench mark atau titik referensi yang disetujui Direksi pada saat
Wakil Direksi berada. Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat
persetujuan Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan
ketinggian yang disetujui.

9.03 Bantuan Pengukuran Staf Direksi


Penyedia Jasa bekerja sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting-out
dan dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti
kemajuan pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran.
Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga,
cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan
pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas
merupakan beban Penyedia Jasa. Dan biaya tersebut sudah termasuk dalam
harga satuan didalam pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.
10 Pekerjaan Sementara
10.01 Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, Spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara
dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan
dilapangan, pertama-tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sesuai dengan prosedur dalam spesifikasi Umum. Apabila
Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara
diluar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah
dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biaya sudah termasuk
pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak
akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan dalam Kontak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan
waktu bila terjadi keterlambatan.

10.02 Lapangan Kerja


Lapangan kerja yang digunakan untuk pelaksanana pekerjaan, dijamin oleh
Pemberi Tugas dan bebas dari biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa
sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada tanah tadi seperti
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa hendaknya
membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang sudah
dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga
mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan kerusakan tanah. Bekas yang
dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh
Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan kekeadaan semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pemberi Tugas untuk
semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik
milik Pemberi Tugas atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian
terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak.

10.03 Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan


Buruh, dan sebagainya
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara mengerjakan dan
memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan,
supaya diserahkan kepada Pemberi Tugas.
Penyedia Jasa supaya meyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada
waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
mendapat persetujuan Direksi.

Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi


dengan semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan,
jalan, gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan
kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang
ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan
yang cukup untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya,
pemondokan buruh, bengkel dan tempat lainnya didaerah kerja.

10.04 Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan


Pembuangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam,
saluran, drainase dan genangan atau bangunan sementara yang lain pada
saat pembuangan air dilaksanakan, Penyedia Jasa harus memasang
mengerjakan, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan
untuk pembuangan air dari bermacam-macam pekerjaan dan untuk
pemeliharaan pondasi serta bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air
dan pekerjaan konstruksi sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa
bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau
kegagalan pembuangan air atau pekerjaan pengaman atas biaya Penyedia
Jasa.
Setelah cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air sementara sudah
berfungsi segera dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak
menggangu kelancaran saluran dan bangunan-bangunan yang berhubungan
dengan pembuangan atau parit alam.
Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi. Kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan
oleh Direksi untuk pekerjaan pembuangan air Penyedia Jasa tidak akan
menggangu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan
pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara
kesetabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua
pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.
Apabila diperlukan pengeringan yang ada, maka Penyedia Jasa harus
mangajukan jadwal waktu dan periode pengeringan kepada Direksi untuk
dibahas dengan instansi terkait sehingga mendapatkan persetujuan dari pihak
yang berwenang. Penyedia Jasa tidak diperkenankan menutup aliran air
sebelum ada jadwal pengeringan yang telah disetujui.

11 Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada
atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan
pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan
bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan
perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai
pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas.
Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
dilapangan kerja, dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang
mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan dilapangan termasuk
peralatan dan tenaga Sub Penyedia Jasa.

12 Papan Nama Pekerjaan (Papan Proyek)


Penyedia Jasa harus membuat dan memasang papan nama pekerjaan. Papan nama
pekerjaan harus menunjukkan dan memuat nama Pengguna Jasa, Nama Pekerjaan,
Nama Penyedia Jasa dan Jumlah hari pelaksanaan. Lokasi pemasangan akan
ditunjukkan oleh Direksi. Bila pekerjaan telah selesai dan diserahterimakan, papan
nama pekerjaan harus dicabut oleh penyedia jasa.

13 Perlengkapan Direksi
Penyedia Jasa harus memberikan bantuan kepada Direksi dengan menyediakan
sebuah bangunan sekurang-kurangnya 36 m2 dan dilengkapi MCK. Semua biaya
untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa.
Kantor Direksi dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1). 2 (dua) meja dengan 4 (empat) kursi dan satu set meja tamu
2). 1 (satu) almari/rak
3). Penerangan lampu secukupnya
4). Toilet dan kamar mandi.

14. Keterangan Gambar

Gambar dan keterangan terlampir


II. SPESIFIKASI TEKNIS

1. Mobilisasi / Demobilisasi
Satuan Mobilisasi dan Nomor
Pekerjaan Demobilisasi Pembayaran :

a. Umum
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua
kegiatan yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan
dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia jasa
harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan
dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan
mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai ke tempat semula.

b. Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai
dengan kebutuhan seperti yang termuat dalam kontrak untuk
menyelesaikan pekerjaan.
• Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus
segera melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta
tambahan peralatan maupun personil atas tanggungan penyedia
jasa.
b. Program dan Pemberitahuan
• Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan
dan personil yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis dan
kapasitas peralatan yang akan didatangkan.
• Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada
direksi perihal kedatangan maupun pengangkutan kembali
peralatan dan personil.
• Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap
perubahan jadwal peralatan dan penyediaan personil.
• Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila
sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan
dengan seijin direksi.

c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko


Identifikasi Pengendalian
Jenis Pekerjaan Bahaya Resiko
Mobilisasi dan 1. Alat Berat 1. Penggunaan
Demobilisasi Terguling/ Rambu
terjatuh Peringatan
2. Kecelakaan 2. Menggunakan
Lalu Lintas Metode Buka
3. Gangguan Tutup Arus
Lalu Lintas 3. Penggunaan
(Kemacetan) APD yang
4. Jalan Umum sesuai
Rusak dan
Berdebu
5. Menimbulkan
Kebisingan

d. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
• Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila peralatan dan personil
telah berada seluruhnya di lapangan dan diterima baik oleh
direksi.
• Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan
demobilisasi telah selesai seluruhnya dan diterima baik oleh
direksi.

2. penyelenggaraan keamanan dan kesehatan kerja serta Keselamatan


Konstruksi

Penyelenggaraaan Sat. Pekerjaan No. Pembayaran


Keamanan dan Ls
kesehatan kerja
serta keselamatan
konstruksi

a. Umum
Penyedia jasa wajib menyelengarakan keamanan dan kesehatan kerja
serta Keselamatan Konstruksi mencakup penyiapan RKK, sosialisasi
dan promosi K3, alat pelindung kerja/diri, asuransi dan perijinan,
personel K3, fasilitas prasarana kesehatan, rambu-rambu yang
diperlukan, konsultasi dengan ahli keselamatan konstruksi, dan lain-
lain terkait pengendalian risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi.

b. Cara Pelaksanaan
a. Penyiapan RK3K terdiri atas:
1. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan
Formulir;
b. Alat Pelindung Diri terdiri atas :
1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
2. Sarung Tangan (Safety Gloves)
3. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); untuk staf
4. Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and toe cap)
5. Rompi Keselamatan (Safety Vest)
c. Asuransi dan Perijinan terdiri atas :
1. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja; (BERDASARKAN
KEPMENAKER NO. : KEP-196/MEN/1999, untuk tenaga harian
proyek)
2. Surat Ijin Kelaikan Alat
3. Surat Ijin Operator
d. Personil K3 Terdiri Atas :
1. Petugas K3
2. Petugas P3K
e. Fasilitas sarana kesehatan; Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung
Oksigen, Obat Luka, Perban, dll)
f. Rambu – rambu tediri atas:
1. Rambu Petunjuk
2. Rambu Larangan
3. Rambu Peringatan
4. Rambu Kewajiban
5. Rambu Informasi
g. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3:
1. Bendera K3
2. Lampu Darurat
h. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan K3 yang sesuai dengan
standar SNI.
i. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan K3 sebelum pekerjaan
dimulai.
j. Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas penyelengaraan
keamanan dan kesehatan kerja.

c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko

Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Resiko


Penyelenggaraaan 1. Terpeleset 1. Menyusun Instruksi
Keamanan dan 2. Terjatuh Kerja
2. Melakukan Pelatihan
kesehatan kerja serta kepada Pekerjan
keselamatan konstruksi 3. Penggunaan APD yang
sesuai
d. Cara Pengukuran dan Penggambaran
Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
Dibayar 100% (seratus persen) penyelengaraan keamanan dan
kesehatan kerja apabila telah berada seluruhnya di lapangan dan
diterima baik oleh direksi.

3. Pengukuran dan Penggambaran MC 0% - MC 100%


Pengukuran dan
Satuan Pekerjaan Nomor Pembayaran :
Penggambaran MC 0% -
LS
MC 100%
a. Umum
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan keadaan topografi
daerah pekerjaan secara memanjang (long section) dan secara melintang
(cross section) sebelum pekerjaan dimulai yang disebut MC 0%. Setelah
pengukuran dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar yang akan dilengkapi
dengan rencana letak bangunan dan sebagai acuan pekerjaan di lapangan.

b. Cara Pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan ukur, termasuk pekerja,
patok-patok, serta peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran.
Penyedia jasa harus menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat
ketelitian yang tinggi untuk pengukuran.

b. Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang terbuat dari balok
kayu 4/6 dengan jarak yang telah ditentukan.

c. Patok – patok yang telah dipasang tidak boleh goyang dan berpindah
tempat karena telah memiliki elevasi yang didasarkan pada BM sekitar
setelah dilakukan pengukuran.

d. Setelah data pengukuran diperoleh dan diolah maka akan dihasilkan


gambar kerja (working drawing) sebagai panduan pekerjaan di lapangan
yang harus disetujui terlebih dahulu oleh direksi.

e. Setelah pekerjaan lapangan selesai maka diadakan pengecekan dan


pengukuran ulang di lokasi pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar
purna laksana (asbuilt drawing) sebagai tanda pekerjaan selesai. Asbuilt
drawing dinyatakan selesai bila direksi telah menyetujui.

f. Penyedia jasa harus segera menyerahkan semua data survey serta hasil
perhitungan dan gambar-gambar dari pengukuran MC 0% dan MC 100%
kepada direksi secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :
− Data ukur 1 (satu) asli dan 1 (satu) rekaman
− Gambar dengan ukuran A3 sebanyak sebanyak 1 (satu) asli dan
2(dua) rekaman.

c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko


Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Resiko
Pengukuran 1. Terpeleset 1. Menyusun
2. Terjatuh Instruksi Kerja
2. Melakukan
Pelatihan kepada
Pekerjan
3. Penggunaan APD
yang sesuai

d. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1) Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif
progress pekerjaan dengan ketentuan akan dibayar 100% bilamana
keseluruhan laporan yang disyaratkan telah disahkan dan disetujui
oleh direksi.
2) Pembayaran didasarkan atas lump sum (LS) sesuai yang tercantum
dalam kontrak.

4. Pekerjaan Coffering dan Dewatering Selama Pekerjaan


Coffering & Dewatering Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan
Selama Konstruksi

a. Umum

Pekerjaan pengalihan sungai dilakukan setelah jalan sementara dari sisi


bangunan telah dikerjakan untuk akses alat berat/excavator dan kendaraan lain
menuju ke area servis penyedia jasa dan menuju ke area kerja utama.
Pengalihan aliran dilakukan pada hulu rencana bangunan. Selanjutnya
pengurugan timbunan dilakukan pada area hulu rencana bangunan hingga
pertemuan alur kearah aliran sungai pada hilir bangunan.

Untuk mendapatkan struktur Coffer dam yang lebih tahan lama terhadap
gerusan air sungai, maka pada sepanjang sisi dalam tanggul diberi susunan
batu rip-rap. Daya tahan dan kestabilan struktur tanggul harus selalu diperiksa
selama pekerjaan utama berlangsung. Dan jika terdapat kerusakan harus
segera diperbaiki.
b. Cara Pelaksanaan
1. Alur tahapan pelaksanaan pekerjaan pengalihan air
− Pembuatan jalan kearah sungai dari hulu
Pembuatan jalan ini merupakan perintisan jalan kearah sungai yang
bertujuan untuk mempermudah jalur alat berat dan Dump truck untuk
pekerjaan pengalihan sungai.
− Penggalian pada area hulu
Penggalian ini dilakukan sebagai awal untuk pembentukan tanggul,
Penyedia jasa harus melakukan survey sipat datar untuk mengetahui
perbedaan tinggi antara dasar bagian hulu sungai (±200 m kearah hulu).
− Pengurugan
Hasil galian dibuat sebagai tanggul. Penggalian ini masih menyisakan
bukaan untuk aliran air sungai sampai pembuatan panjang tanggul
selesai.
Pengurugan ini dilakukan sampai pada pertemuan aliran air sungai yang
ada dengan tetap memperhatikan lebar dan tinggi tanggul yang sesuai.
Pemadatan pada setiap pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan
untuk menjaga kestabilan dan kekuatan tanggul selama pengalihan air.
− Pemasangan boulder anti gerusan
Pada sisi sepanjang tanggul yang dibuat diberi pasangan boulder seperti
rip-rap yang disusun sedemikian rupa sehingga berfungsi menahan
gerusan air terhadap badan tanggul selama pelaksanaan pekerjaan
utama berlangsung.
− Pengalihan air
Setelah proses pembuatan tanggul selesai dilakukan, dan Direksi telah
memeriksa dan menyetujui maka bukaan pada area hulu sungai segera
ditutup dan dibuat berbentuk tanggul pula sampai air mengalir
kesepanjang saluran samping kiri tanggul.

2. Alur tahapan pelaksanaan pekerjaan water control selama konstruksi


Untuk Mata air yang timbul dan mengganggu area kerja dengan debit yang
cukup besar, dilakukan pengeringan dengan tahapan sebagai berikut :
− Penggalian Elevasi yang lebih rendah dari struktur yang dikerjakan.
Penggalian dengan elevasi yang lebih rendah dilakukan diluar area
kerja/area yang akan dikerjakan terutama untuk pekerjaan pembetonan
untuk tempat pompa air (Sum pit), sehingga air akan berkumpul ditempat
yang lebih rendah tersebut untuk kemudian dipompa keluar area kerja.
− Persiapan pompa air sesuai debit air yang muncul
Setelah penggalian elevasi yang lebih dalam untuk tempat pompa, maka
debit air diperhatikan dan disesuaikan dengan pompa yang akan
dipasang.
− Pemasangan pompa dan pengaliran air
Setelah debit diketahui dan pompa yang sesuai telah dipasang, maka air
segera dipompa keluar area kerja, aliar air selalu diperhatikan/dikontrol,
dan penyedia jasa harus menempatkan petugas khusus untuk menjaga
operasional pompa sehingga kelancaran pengaliran terjaga dan tidak
mengganggu selama pekerjaan utama baik pekerjaan pembetonan
maupun pekerjaan timbunan kembali berlangsung.

c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko

Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Resiko


Coffering & 1. Jatuh pada saat 1. Pemasangan
Dewatering Selama bekerja brikade/penghalang
Konstruksi 2. Kejatuhan benda pada lokasi
dari ketinggian, pekerjaan yang
Tergelincir dan mengandung
terpental resiko.
2. Penggunaan APD
yang sesuai

d. Cara pengukuran dan pembayaran


Pengukuran dan pembayaran dilakukan berdasarkan satuan Lump sump
(LS) sesuai yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga dimana 50
% akan dibayar setelah tanggul selesai dan pengalihan air telah lancar,
dan 50 % sisanya akan dibayarkan pada saat seluruh pekerjaan utama
telah selesai dan Pengguna Jasa telah menerima dan menyetujui untuk
pembongkaran kembali tanggul sementara tersebut. Biaya tersebut sudah
termasuk untuk semua perlatan dan bahan yang digunakan oleh Penyedia
jasa.

5. Pembersihan dan striping


Satuan
Pembersihan dan striping Nomor Pembayaran :
Pekerjaan

a. Umum
Pembersihan lokasi pekerjaan dari semua dari semua tumbuhan dan
bambu, termasuk pohon-pohon/semak-semak
Pembersihan dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan

b. Cara Pelaksanaan
▪ Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil, sesuai
kebutuhan, guna menangani pekerjaan.
▪ Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu,semak
belukar dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar
saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga
profil saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya.
▪ Sampah yangberasal daripembersihan harus diatur dan disebar
disekitar lokasi yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan .
Pengaturan dari semua sampah tersebut harus sesuai petunjuk
Direksi.
▪ Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-
lubangnya dengan tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari
tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan
▪ Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan
/ tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia
Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
▪ Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan
apabila keadaan mengijinkan harus dibakar sampai habis.
Penumpukan untuk pembakaran harus dikerjakan dengan cara
dan pada tempat-tempat tertentu agar tidak menimbulkan resiko
terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran harus sesempurna
mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu. Penyedia
Jasa setiap saat harus mengambil langkah-langkah pencegahan
secara khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus mempunyai
peralatan sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan
pemadaman.
▪ Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebanganpohon
dan semak belukar, dimana lokasi tersebut akan dipakai untuk
bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul – tanggul
dan saluran – saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan tidak diperhitungkan dalam pembayaran.

c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko

Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Resiko


Pembersihan dan 1. Jatuh pada saat 1. Pemasangan
striping bekerja brikade/penghalang
2. Kejatuhan benda pada lokasi
dari ketinggian, pekerjaan yang
Tergelincir dan mengandung
terpental. resiko.
2. Penggunaan APD
yang sesuai
d. Cara Pengukuran dan Pembayaran
1) Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
• Dibayar berdasarkan luasan yang dibersihkan sesuai petunjuk
direksi pekerjaan
• Penyedia Jasa bersama Direksi Pekerjaan mengadakan
Pengukuran/perhitungan bersama terhadap luasan yang
berdasarkan gambar desain atau yang ditentukan Direksi
Pekerjaan.

Pembayaran didasarkan atas satuan meter persegi (m2) sesuai yang


tercantum dalam daftar Kuantitas dan Harga

6. Galian tanah mekanis dan dibuang di sekitar lokasi


Galian tanah mekanis dan Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan
dibuang di sekitar lokasi

a. Umum
1) Galian Material Sungai harus mencakup seluruh pekerjaan galian untuk
pekerjaan utama/permanen. Penyedia Jasa harus melakukan kegiatan
pekerjaan Galian Material Sungai sesuai garis dan elevasi yang tertera
pada gambar.
2) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan,
pembuatan stock tanah galian atau material lainnya, atas petunjuk Direksi.
3) Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan
harus dipisahkan dari pembuangan, dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
4) Apabila pekerjaan galian sudah selesai dilakukan, Penyedia Jasa harus
memberitahukan kepada Pengguna Jasa untuk pemeriksaan.
b. Cara Pelaksanaan
1) Galian Material Sungai dilakukan dengan menggunakan alat
berat/Excavator dan hasil galian dibuang ke area yang telah ditentukan
Pengguna Jasa. Material yang dapat dipakai kembali sebagai bahan
timbunan, harus dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditentukan
oleh Pengguna Jasa.
2) Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan timbunan maka bahan
timbunan tersebut harus dibuang oleh Penyedia Jasa dari lokasi yang
ditentukan oleh Pengguna Jasa.
3) PenyediaJasa harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan
biaya pembuangan material yang berlebih tersebut, termasuk juga biaya
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah (jika diluar area) dimana
pembuangan sisa yang tidak terpakai dilakukan.
4) Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus
mengusahakan dan menjamin bahwa bidang galian cukup aman dari
longsoran dan bila diperlukan diberikan alat-alat penyangga atas biaya
Penyedia Jasa.
c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko

Jenis Pengendalian
Identifikasi Bahaya
Pekerjaan Resiko
Galian 1. Terperosok karena 1. Menyusun
tanah pek. Galian dan instruksi kerja
mekanis lainnya 2. Penggunaan
dan 2. Tertimbun tanah rambu
dibuang di longsor peringatan.
sekitar
lokasi 3. Tertimbun
bongkaran material.

d. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran dilakukan sebagai berikut :
1) Pengukuran pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah yang tertera
pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
2) Pembayaran didasarkan atas satuan Meter Kubik (M3) sesuai dengan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran sudah termasuk
segala macam biaya material, peralatan, tenaga, dan semua kegiatan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

7. Pemadatan tanah mekanis hasil galian


Pemadatan tanah mekanis Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan
hasil galian
a. Umum
Yang dimaksud Timbunan dalam hal ini ialah timbunan yang berasal dari
Material galian Tubuh Embung, Area Genangan dan area Sekitar Embung
yang terdiri dari bahan tanah atau padas yang memenuhi persyaratan
untuk urugan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu
tergantung dari maksud peggunaannya

Timbunan-timbunan ini harus dilaksanakan sesuai dengan garis rencana dan


tingkatan Pelaksanaan penggalian, penempatan, pembasahan dan
pemadatan harus dipadatkan secara merata sesuai dengan keperluannya dan
harus homogen tidak terdapat cekungan, kantong-kantong, garis-garis, lapis-
lapis, pemberhentian atau kekurangan-kekurangan lainnya. Kecuali
ditentukan lain, harus disediakan tambahan tinggi timbunan sebanyak 5 (lima
persen).

b. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan timbunan hasil galian dilakukan setelah struktur pada elevasi
bawah telah dilaksanakan, Seperti pada hulu dan hilir Main Dam, Sub Dam
serta pada kiri dan kanan lantai apron. Timbunan menggunakan material
bekas galian yang dihampar lapis demi lapis setebal 35.0 Cm dan dipadatkan
pula lapis demi lapis menggunakan Vibrator roller kapasitas 10 Ton.

Material bekas galian yang akan dipakai harus bebas dari sampah, kayu,
plastik dan bahan lain yang tidak sesuai untuk pekerjaan timbunan. Dasar
tanah timbunan harus dalam keadaan kering terlebih dahulu. Diameter butiran
batu yang terdapat pada material timbunan harus tidak lebih dari 15.0 Cm.
Pengetesan Kepadatan timbunan dilakukan Density lapangan/Sand cone
metode sand replacement, dengan nilai persentase > 90 %.

c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko


Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko
Pemadatan tanah 1. Terperosok karena 1. Menyusun instruksi
mekanis hasil pek. Galian dan kerja
galian lainnya 2. Penggunaan rambu
2. Tertimbun tanah peringatan.
longsor 3. Penggunaan APD
yang sesuai
3. Tertimbun bongkaran
material.

d. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran ini atas pekerjaan timbunan tanah random
harus dibuat berdasarkan bahan - bahan ditempat sesuai dengan garis
rencana, tahapan dan dimensi di atas garis kupasan atau galian serta elevasi
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Pengguna Jasa.
Pembayaran atas timbunan tanah random harus dibuat dalam harga satuan
meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Dimana Harga Satuan tersebut harus sudah termasuk biaya pengangkutan
bahan dari tempat penimbunan sementara termasuk perawatan jika
diperlukan sampai ke tempat penggunaan terakhir dan biaya-biaya
penghamparan bahan lapis demi lapis, pengadaan air, pembasahan dan
pengeringan bahan-bahan dan pemadatan bahan serta pekerjaan-
pekerjaan lain yang dianggap perlu dan berhubungan dengan ini, termasuk
semua biaya upah, bahan- bahan peralatan kerja dan lain-lain.

8. Pasangan batu 1 PC : 4 PP
Satuan Pekerjaan Pasangan Batu ( 1 : 4 ) Nomor Pembayaran :

a. Umum
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu adalah semua
pekerjaan konstruksi yang menggunakan material utama batu kali atau batu
gunung antara lain pekerjaan saluran atau bangunan lainnya.
Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjan pemasangan batu ini
ditentukan dalam gambar rencana atau petunjuk Pengguna Jasa. Jika tidak
ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu harus mempunyai
ketebalan minimal 15 cm.
Batu dapat diambil dari quarry, sungai, atau dari leveransir, yang telah
disetujui oleh Pengguna Jasa.

b. Cara Pelaksanaan
Material :
Batu
Batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, (tidak retak dan rapuh) dan
sejenis sesuai dengan SNI 03-2848-1992 dan SNI 03-2825-1992.
Semen Portland (PC)
Semen yang digunakan mengikuti ketentuan-ketentuan dari PBI 1972-NI.2.
Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %.
Air
Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan batu tidak boleh
mengandung minyak, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis untuk itu
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Adukan Semen
Adukan haruslah merupakan semen mortar yang memenuhi persyaratan
dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasikan menurut perbandingan
campuran antara semen dan pasir. Perbandingan campuran ini adalah
perbandingan volume dan harus mengikuti sesuai dengan yang ditentukan.
Untuk pasangan batu , perbandingan campuran antara semen dan pasir
satu berbanding empat (1 : 4).
Penyampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk
(Molen) atau dengan cara lain.
Campuran dengan tangan hanya boleh dilakukan atas izin Pengguna Jasa.
Penyelesaian
Finishing dan pekerjaan pasangan batu diplester atau disiar seperti yang
ditujukan dalam gambar rencana.
c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko

Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Resiko


Pasangan Batu (1 : 4) - Tertimpah benda - Memperhatikan
keras yang jatuh keadaan saat
- Tertimpa Lonsoran penurunan batu
tanah yang jatuh belah
kelokasi pasangan - Buatkan
batu – luka berat kemiringang lereng
galian yang > 3 m
lebih landau dari
kemiringan tanah
asli.
- Penggunaan APD
yang sesuai

d. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran pekerjaan pasangan batu ini berdasarkan jumlah
yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh Pengguna Jasa
Pembayaran pekerjaan pasangan batu ini berdasarkan satuan meter kubik
(m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material,
upah, buruh, peralatan, dan semua yang diperlukan termasuk untuk
penyelesaian pekerjaan ini.

9. Lantai kerja Beton K-175


Satuan Pekerjaan Lantai Kerja Beton K 175 Nomor Pembayaran :

a. Umum
Secara Umum Beton Kuat Tekan Tinggi 17,5 N/mm2 (K-175) adalah beton
dengan campuran Semen PC/PCC (type semen yang dipakai harus mendapat
persetujuan dari Pengguna Jasa), Agregate 1-2, 2-3 dan agregate halus/pasir
serta air sebagai media penghantar pengikatan dengan jumlah tertentu,
sehingga menghasilkan beton dengan Kuat Tekan Tinggi 17,5 N/mm2 (K-175),
atau dengan perbandingan campuran tertentu dapat menghasilkan kuat tekan
tertentu pula, misalnya Kuat Tekan 18 N/mm2 (K-180), dan lain-lain sesuai kuat
tekan beton yang diinginkan.
b. Cara Pelaksanaan
1) Material :
Agregate kasar/Batu pecah
- Agregate kasar yang dipakai merupakan hasil olahan dari crushing
plant/mesin pemecah batu dengan ukuran yang dipakai adalah 1-2 dan
2-3 cm.
- Batu pecah harus keras, bersih dari lumpur dan tanah serta bahan yang
bersifat minyak.
- Susunan gradasi batu pecah seperti table berikut ini :

Presentase berat yang lolos ayakan


Ukuran ayakan 40 mm – 5 mm 20 mm – 5 mm
(mm)
50.8 100
38.1 90 – 100
25.4 100
19.1 35 – 70 35 – 70
9.5 10 – 30 10 – 30
4.75 0-5 0-5
2.36
Beton Siklop 350 mm ke 150 mm
- Pengetesan contoh aggregate kasar/batu pecah ini harus dilakukan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang diperlukan dan yang bersesuaian
seperti table berikut :

Jenis pengetesan Spesifikasi Methode test


Berat Jenis dan penyerapan >2.5 ASTM 127
Gradasi/susunan butiran ASTM 136
Kadar lumpur <0.25 ASTM 142
Material yang lolos tes cuci
Batuan pecah <1.0 ASTM 117
Yang mengandung lumpur <1.5
Material yang mempunyai berat jenis <0.5 ASTM 123
<1.95%
Test kelayakan (soundness) 5 <12 ASTM C88
putaran, % dengan sodium sulfat
Test Abrasi tingkat I
100 putaran, % <10 ASTM C131
500 putaran, % <40
Catatan : Banyaknya test akan ditentukan oleh Direksi pada saat
pelaksanaan pekerjaan
Agregate halus/Pasir
- Agregate halus yang dipakai harus bersih, butiran keras, solid, kuat
dengan susunan butir yang baik.
- Pasir harus bersih tidak mengandung kotoran, lumpur, garam, bahan
organik dan bahan terlarang lainnya.
- Agregate halus/pasir yang dicampurkan harus merata dan memenuhi
batas-batas seperti table berikut :

Ayakan/saringan Persentase standar dalam berat, yang lolos


mm) saringan
9.5 100
4.75 90 – 100
2.36 80 – 100
1.19 50 – 90
0.60 25 – 65
0.30 10 – 35
0.15 2 - 10

- Pengambilan sampel dan pengetesan untuk pasir harus dilakukan


sesuai dengan klasifikasi masing-masing persyaratan yang diperlukan.
Kriteria pengetesan kualitas untuk material pasir seperti table berikut :
Jenis pengetesan Spesifikasi Methode
test
Berat Jenis dan penyerapan >2.5 ASTM 128
Gradasi/modulus gradasi, variasi FM 1.5 3.3 ASTM 136
(untuk 1 kali) <0.2
Kadar lumpur <1.0 ASTM 142
Material yang lolos tes cuci
Batuan pecah <3.0 ASTM 117
Yang mengandung lumpur batu <5.0
Material yang mempunyai berat jenis <0.5 ASTM 117
<1.95%
Test kelayakan (soundness) 5 putaran, % <10 ASTM 123
dengan sodium sulfat
Catatan : Banyaknya test akan ditentukan oleh Direksi pada saat
pelaksanaan pekerjaan

Semen
- Semen untuk pekerjaan beton yang akan digunakan, harus memenuhi
standar JIS R 5210 dan ASTM C 150 atau standar lain sejenis yang
diakui.
- Setiap semen yang didatangkan harus diambil contohnya dari pabrik
dan harus disertai sertifikat test yang dikeluarkan oleh pabrikan sebagai
bahan konfirmasi tentang produk mereka.
- Pengambilan sampel dan pengujian semen harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan teknis standard dan jenis-jenis
pengetesan yang diperlukan adalah seperti table berikut :

Jenis pengujian Syarat Methode


teknis pengujian
Kehalusan, m2/kg >280 ASTM C150
Berat Jenis >3.05 JIS R 520
Kelayakan (soundness) <0.80 ASTM C150
Waktu pengikatan
Pengikatan awal (menit) >45 ASTM C150
Pengikatan akhir (menit) <375
False set >50 ASTM C150
Kuat Tekan (kg/cm2) ASTM C150
3 hari >120
7 hari >190
28 hari >280
Catatan : Banyaknya test akan ditentukan oleh Direksi pada saat
pelaksanaan pekerjaan
Air
- Air yang digunakan untuk pencampuran harus diambil dari tempat yang
disetujui dan harus jernih serta bebas bahan-bahan seperti lempung,
garam, minyak dan bahan organic lainnya.
- Secara umum jika dikatakan air tersebut dapat diminum, maka cocok
untuk dipakai sebagai campuran beton.

Bahan tambah (additive)


- Bahan tambah untuk campuran beton seperti bahan untuk
mempercepat dan memperlambat pengerasan akan digunakan untuk
meningkatkan kemudahan pengerjaan, jika diperlukan.
- Data teknis tentang tata cara dan jumlah campuran bahan tambah
tersebut harus tertera pada kemasan/brosur dari produk yang akan
dipakai.

Lain-lain
Syarat-syarat dan ketentuan lain yang menyangkut material-material pada
pekerjaan pembetonan dapat dilihat pada spesifikasi teknik.

2) Mix Design
a) Desain pencampuran beton/ Concrete Mix Design harus dilakukan
untuk memastikan beton yang akan ditempatkan atau dicor pada
bagian-bagian struktur bangunan telah sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan.
b) Proporsi pencampuran material-material beton harus ditentukan untuk
mengurangi/menurunkan jumlah air sesuai interval untuk
meningkatkan tekanan karakteristik, kekuatan, umur dan
keseimbangan kemudahan pengerjaannya.
c) Rencana kuat tekan beton harus dibuat dan kriteria kekuatan dari
beton harus diproporsionalkan sehingga 80% dari kriteria kuat tekan
sama dengan kuat tekan spesifikasi, dan persamaan berikut dipakai
untuk menentukan nilai minimum rata-rata dari kuat tekan.

- fav = (fc)/(1-0.883 V), dimana :


- fc = Kuat tekan pada umur 28 hari
- V = Koefisien variasi dalam persen = 15, sehingga 1 - 0.883 V =
0.86755, dan fav = fc/0.86755.
d) Beton diklasifikasikan berdasarkan kuat tekannya pada umur 28 hari
sesuai dengan ukuran maksimum dari agregat/batu pecah seperti
table berikut ini :
Uraian 18 N/mm2 22,5
N/mm2
Ukuran aggregate terbesar (mm) 40 40
Nilai slump (cm) <10 <10
Kuat tekan pada umur 28 hari 180 225
(kg/cm2)
Koefisien variasi 15 15
Minimum kuat tekan rata-rata umur 207 260
28 hari (kg/cm2)

3) Pencampuran dan pengangkutan


a) Pencampuran
- Pencampuran/mixing bahan-bahan beton dilakukan pada area yang
telah ditentukan (area servis Penyedia Jasa) dengan terlebih dahulu
menyiapkan material yang dibutuhkan dan telah mendapat
persetujuan Direksi.
- Pencampuran dengan menggunakan alat penakar yang dibutuhkan
untuk menjamin perbandingan penggunaan material sesuai hasil
trial mix design.
- Pengukuran slump dilakukan untuk mengontrol tingkat kekentalan
beton cair (slump berkisar antara 8 – 12 cm).
b) Pengangkutan
- Pengangkutan beton dari tempat pencampuran dengan
menggunakan truck mixer/agitator truck, setelah semua bahan telah
diisi dan tercampur dengan baik serta slump beton telah diukur.
- Pengangkutan dari area pencampuran/tempat material (area servis
Penyedia Jasa) ke lokasi pengecoran diusahakan dengan jarak
sedekat mungkin, sehingga dibutuhkan waktu yang tidak terlalu lama
untuk menjaga kontinuitas produksi campuran beton selama
pembetonan berlangsung.
4) Pembetonan/placing
a) Pembetonan dilaksanakan setelah bekisting pada area rencana telah
dipasang dengan baik dan kuat sesuai yang tertera pada gambar kerja,
kondisi area rencana telah bersih dan kering serta telah mendapat
persetujuan Direksi untuk dimulainya pelaksanaan pembetonan.
b) Beton cair dihampar ke bidang yang akan dicor lapis demi lapis, sebagai
contoh untuk Main Dam, satu lifting pembetonan dengan tinggi/tebal 1.0
m, kemudian dipadatkan dengan mesin penggetar/vibrator keseluruh
permukaan beton yang telah diratakan.
c) Pembetonan pada lifting lebih dari satu seperti pada Main Dam, Sub-
dam, maka permukaan bawah yang akan tertutup beton harus
dibersihkan dari debu, lumpur, minyak dan semua jenis kotoran,
kemudian permukaan tersebut dibasahi dengan air bersih.
d) Pada saat pembetonan akan segera dimulai, permukaan tersebut diberi
lapisan mortar dengan takaran 1 semen : 4 pasir, dengan cara dihampar
merata keseluruh permukaan yang akan dilakukan pembetonan dengan
ketebalan mortar 1 – 2 cm.
5) Curing
a) Pekerjaan curing dilakukan pada saat beton telah mengeras, curing
menggunakan karung goni yang dibasahi dengan air secukupnya dan
bidang/permukaan beton yang baru harus tertutup.
b) Curing juga dapat dilakukan dengan cara penggenangan air pada
permukaan beton yang baru.
c) Air yang dipakai pada pekerjaan curing harus bersih dan tidak
berlumpur/mengandung tanah atau minyak.
d) Permukaan beton yang di curing harus selalu dalam keadaan basah
sampai pada saat persiapan pembetonan untuk lapisan diatasnya.
e) Khusus untuk permukaan finishing pada apron, Sub-dam dan Main
dam, curing dilaksanakan selama sekitar 7 hari berturut-turut dengan
kondisi permukaan beton yang selalu terlindungi dan dalam keadaan
basah.
6) Chipping pada permukaan tegak pada Construction Joint
a) Pada construction joint/sambungan pembetonan persegmen
permukaan tegak pada main Dam, Apron dan Sub-dam, perlu dilakukan
chipping sedalam 2-3 cm pada bidang yang akan tertutup oleh
beton/segmen selanjutnya.
b) Pekerjaan chipping dilakukan pada saat bekisting tegak selesai
dibongkar dan harus merata mencakup keseluruh permukaan tegak
beton.
7) Lain-lain
a) Sisa-sisa campuran beton/mortar yang terdapat pada permukaan beton
ekspos harus dibersihkanai didapatkan permukaan yang relative halus
dan rata.
b) Bila terdapat permukaan beton yang cembung, cekung atau keropos
maka harus segera dilakukan perbaikan/finishing ulang yang sesuai,
atas arahan Direksi dan segala biaya akibat perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
c) Pada saaat pembetonan pekerjaan utama, yaitu Main Dam, Sub-dam
dan Apron telah selesai, struktur baru tersebut terbebas dari aliran air
sungai sampai umur beton mencapai lebih dari 28 hari, dengan tetap
mempertahankan alur pada pengalihan aliran sungai yang telah
terpakai.
d) Tanggul pengalihan aliran sungai harus dibongkar setelah semua
pekerjaan struktur telah selesai, atas ijin dan petunjuk dari Pengguna
Jasa.
c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko

Jenis
Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Resiko
Beton K175 Tertimpa atau teriris 1. Menggunakan
batu,terhirup debu sarung tangan dari
semen, tangan atau kaki bahan yang aman.
lecet/luka 2. Penggunaan APD
yang sesuai

d. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran dilakukan sebagai berikut :
- Pengukuran pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah yang tertera
pada gambar atau yang ditentukan oleh Direksi.
- Pembayaran didasarkan atas satuan Meter Kubik (M3) sesuai dengan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Pembayaran sudah termasuk
segala macam biaya material, peralatan, tenaga, dan semua kegiatan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

10. Beton cyclop K-175


Satuan Pekerjaan : Nomor Pembayaran :
Beton Cyclop K 175
m3

a. Umum
Secara Umum beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2)
cm, w/c = 0,66 adalah beton dengan campuran Semen PC/PCC
(type semen yang dipakai harus mendapat persetujuan dari
Pengguna Jasa), Agregate 1-2, 2-3 atau krikil dan agregate
halus/pasir serta air sebagai media penghantar pengikatan dengan
jumlah tertentu, sehingga menghasilkan beton dengan beton mutu,
f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66), atau dengan
perbandingan campuran tertentu dapat menghasilkan kuat tekan
tertentu pula, dengan Komposisi 60 % Beton K 175 dan 40 % Batu
Belah
b. Cara Pelaksanaan

a) Material :
▪ Semen Portland (PC)
− Portland Cement yang disimpari dalam gudang lapangan
harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan,
bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak
boleh dipakai untuk campuran.
- Semen untuk pekerjaan beton yang akan digunakan, harus
memenuhi standar JIS R 5210 dan ASTM C 150 atau standar
lain sejenis yang diakui.
- Setiap semen yang didatangkan harus diambil contohnya
dari pabrik dan harus disertai sertifikat test yang dikeluarkan
oleh pabrikan sebagai bahan konfirmasi tentang produk
mereka.
- Pengambilan sampel dan pengujian semen harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan teknis standard dan
jenis-jenis pengetesan yang diperlukan adalah seperti tabel
berikut :
Jenis pengujian Syarat Methode
teknis pengujian
Kehalusan, m2/kg >280 ASTM C150
Berat Jenis >3.05 JIS R 520
Kelayakan (soundness) <0.80 ASTM C150
Waktu pengikatan
Pengikatan awal (menit) >45 ASTM C150
Pengikatan akhir (menit) <375
False set >50 ASTM C150
Kuat Tekan (kg/cm2) ASTM C150
3 hari >120
7 hari >190
28 hari >280

• Catatan : Banyaknya test akan ditentukan oleh Direksi


pada saat pelaksanaan pekerjaan
▪ Agregate kasar/Batu pecah
- Agregate kasar yang dipakai merupakan hasil olahan dari
crushing plant/mesin pemecah batu dengan ukuran yang
dipakai adalah 1-2 dan 2-3 cm.
- Batu pecah harus keras, bersih dari lumpur dan tanah serta
bahan yang bersifat minyak.
- Susunan gradasi batu pecah seperti tabel berikut ini :

Presentase berat yang lolos ayakan


Ukuran ayakan 40 mm – 5 mm 20 mm – 5 mm
(mm)
50.8 100
38.1 90 – 100
25.4 100
19.1 35 – 70 35 – 70
9.5 10 – 30 10 – 30
4.75 0-5 0-5
2.36
Beton Siklop 350 mm ke 150 mm

- Pengetesan contoh aggregate kasar/batu pecah ini harus


dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang diperlukan
dan yang bersesuaian seperti tabel berikut :

Jenis pengetesan Spesifikasi Methode test


Berat Jenis dan penyerapan >2.5 ASTM 127
Gradasi/susunan butiran ASTM 136
Kadar lumpur <0.25 ASTM 142
Material yang lolos tes cuci
Batuan pecah <1.0 ASTM 117
Yang mengandung lumpur <1.5
Material yang mempunyai <0.5 ASTM 123
berat jenis <1.95%
Test kelayakan (soundness) 5 <12 ASTM C88
putaran, % dengan sodium
sulfat

Test Abrasi tingkat I


100 putaran, % <10 ASTM C131
500 putaran, % <40

• Catatan : Banyaknya test akan ditentukan oleh Direksi pada


saat pelaksanaan pekerjaan
▪ Agregate halus/Pasir
- Agregate halus yang dipakai harus bersih, butiran keras,
solid, kuat dengan susunan butir yang baik.
- Pasir harus bersih tidak mengandung kotoran, lumpur, garam,
bahan organik dan bahan terlarang lainnya.
- Agregate halus/pasir yang dicampurkan harus merata dan
memenuhi batas-batas seperti tabel berikut :

Ayakan/saringan Persentase standar dalam berat,


mm) yang lolos saringan
9.5 100
4.75 90 – 100
2.36 80 – 100
1.19 50 – 90
0.60 25 – 65
0.30 10 – 35
0.15 2 - 10
− Pengambilan sampel dan pengetesan untuk pasir harus
dilakukan sesuai dengan klasifikasi masing-masing
persyaratan yang diperlukan. Kriteria pengetesan kualitas
untuk material pasir seperti tabel berikut:

Jenis pengetesan Spesifikasi Methode test


Berat Jenis dan >2.5 ASTM 128
penyerapan
Gradasi/modulus 1.5 3.3 ASTM 136
gradasi, variasi FM
<0.2
(untuk 1 kali)
Kadar lumpur <1.0 ASTM 142
Material yang lolos
tes cuci
<3.0 ASTM 117
Batuan pecah
<5.0
Yang mengandung
lumpur batu
Material yang <0.5 ASTM 117
mempunyai berat
jenis <1.95%
Test kelayakan <10 ASTM 123
(soundness) 5
putaran, % dengan
sodium sulfat

• Catatan : Banyaknya test akan ditentukan oleh Direksi


pada saat pelaksanaan pekerjaan
▪ Air
− Air yang digunakan untuk pencampuran harus diambil dari
tempat yang disetujui dan harus jernih serta bebas bahan-
bahan seperti lempung, garam, minyak dan bahan organic
lainnya.
− Secara umum jika dikatakan air tersebut dapat diminum,
maka cocok untuk dipakai sebagai campuran beton

▪ Bahan tambahan (Additive)


- Bahan tambah untuk campuran beton seperti bahan untuk
mempercepat dan memperlambat pengerasan akan
digunakan untuk meningkatkan kemudahan pengerjaan, jika
diperlukan.
- Data teknis tentang tata cara dan jumlah campuran bahan
tambah tersebut harus tertera pada kemasan/brosur dari
produk yang akan dipakai.
▪ Lain-lain
Syarat-syarat dan ketentuan lain yang menyangkut material-
material pada pekerjaan pembetonan dapat dilihat pada
spesifikasi teknik.

1) Mix Design
− Desain pencampuran beton/ Concrete Mix Design harus
dilakukan untuk memastikan beton yang akan
ditempatkan atau dicor pada bagian-bagian struktur
bangunan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
− Proporsi pencampuran material-material beton harus
ditentukan untuk mengurangi/menurunkan jumlah air
sesuai interval untuk meningkatkan tekanan karakteristik,
kekuatan, umur dan keseimbangan kemudahan
pengerjaannya.
− Rencana kuat tekan beton harus dibuat dan kriteria
kekuatan dari beton harus diproporsionalkan sehingga
80% dari kriteria kuat tekan sama dengan kuat tekan
spesifikasi, dan persamaan berikut dipakai untuk
menentukan nilai minimum rata-rata dari kuat tekan.
- fav = (fc)/(1-0.883 V), dimana :
- fc = Kuat tekan pada umur 28 hari
- V = Koefisien variasi dalam persen = 15,
• sehingga 1 - 0.883 V = 0.86755,
• dan fav = fc/0.86755.
− Beton diklasifikasikan berdasarkan kuat tekannya pada
umur 28 hari sesuai dengan ukuran maksimum dari
agregat/batu pecah seperti tabel berikut ini :
Uraian 18 N/mm2 22,5
N/mm2
Ukuran aggregate 40 40
terbesar (mm)
Nilai slump (cm) <10 <10
Kuat tekan pada umur 28 180 225
hari (kg/cm2)
Koefisien variasi 15 15
Minimum kuat tekan rata- 207 260
rata umur 28 hari
(kg/cm2)
2) Pencampuran dan pengangkutan
▪ Pencampuran
- Pencampuran/mixing bahan-bahan beton dilakukan
pada area yang telah ditentukan (area servis Penyedia
Jasa) dengan terlebih dahulu menyiapkan material yang
dibutuhkan dan telah mendapat persetujuan Direksi.
- Pencampuran dengan menggunakan alat penakar yang
dibutuhkan untuk menjamin perbandingan penggunaan
material sesuai hasil trial mix design.
- Pengukuran slump dilakukan untuk mengontrol tingkat
kekentalan beton cair (slump berkisar antara 8 – 12 cm).
▪ Pengangkutan
- Pengangkutan beton dari tempat pencampuran dengan
menggunakan truck mixer/agitator truck, setelah semua
bahan telah diisi dan tercampur dengan baik serta slump
beton telah diukur.
- Pengangkutan dari area pencampuran/tempat material
(area servis Penyedia Jasa) ke lokasi pengecoran
diusahakan dengan jarak sedekat mungkin, sehingga
dibutuhkan waktu yang tidak terlalu lama untuk menjaga
kontinuitas produksi campuran beton selama
pembetonan berlangsung.
3) Pembetonan/placing
▪ Pembetonan dilaksanakan setelah bekisting pada area
rencana telah dipasang dengan baik dan kuat sesuai yang
tertera pada gambar kerja, kondisi area rencana telah
bersih dan kering serta telah mendapat persetujuan Direksi
untuk dimulainya pelaksanaan pembetonan.
▪ Beton cair dihampar ke bidang yang akan dicor lapis demi
lapis, sebagai contoh untuk Main Dam, satu lifting
pembetonan dengan tinggi/tebal 1.0 m, kemudian
dipadatkan dengan mesin penggetar/vibrator keseluruh
permukaan beton yang telah diratakan.
▪ Pembetonan pada lifting lebih dari satu seperti pada Main
Dam, Sub-dam, maka permukaan bawah yang akan
tertutup beton harus dibersihkan dari debu, lumpur, minyak
dan semua jenis kotoran, kemudian permukaan tersebut
dibasahi dengan air bersih.
▪ Pada saat pembetonan akan segera dimulai, permukaan
tersebut diberi lapisan mortar dengan takaran 1 semen : 4
pasir, dengan cara dihampar merata keseluruh permukaan
yang akan dilakukan pembetonan dengan ketebalan
mortar 1 – 2 cm.
4) Curing
▪ Pekerjaan curing dilakukan pada saat beton telah
mengeras, curing menggunakan karung goni yang
dibasahi dengan air secukupnya dan bidang/permukaan
beton yang baru harus tertutup.
▪ Curing juga dapat dilakukan dengan cara penggenangan
air pada permukaan beton yang baru.
▪ Air yang dipakai pada pekerjaan curing harus bersih dan
tidak berlumpur/mengandung tanah atau minyak.
▪ Permukaan beton yang di curing harus selalu dalam
keadaan basah sampai pada saat persiapan pembetonan
untuk lapisan diatasnya.
▪ Khusus untuk permukaan finishing pada apron, Sub-dam
dan Main dam, curing dilaksanakan selama sekitar 7 hari
berturut-turut dengan kondisi permukaan beton yang selalu
terlindungi dan dalam keadaan basah.
5) Chipping pada permukaan tegak pada Construction Joint
▪ Pada construction joint/sambungan pembetonan
persegmen permukaan tegak pada main Dam, Apron dan
Sub-dam, perlu dilakukan chipping sedalam 2-3 cm pada
bidang yang akan tertutup oleh beton/segmen selanjutnya.
▪ Pekerjaan chipping dilakukan pada saat bekisting tegak
selesai dibongkar dan harus merata mencakup keseluruh
permukaan tegak beton.

6) Lain-lain
▪ Sisa-sisa campuran beton/mortar yang terdapat pada
permukaan beton ekspos harus dibersihkanai didapatkan
permukaan yang relative halus dan rata.
▪ Bila terdapat permukaan beton yang cembung, cekung
atau keropos maka harus segera dilakukan
perbaikan/finishing ulang yang sesuai, atas arahan Direksi
dan segala biaya akibat perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
▪ Pada saaat pembetonan pekerjaan utama, yaitu Main
Dam, Sub-dam dan Apron telah selesai, struktur baru
tersebut terbebas dari aliran air sungai sampai umur beton
mencapai lebih dari 28 hari, dengan tetap
mempertahankan alur pada pengalihan aliran sungai yang
telah terpakai.
▪ Tanggul pengalihan aliran sungai harus dibongkar setelah
semua pekerjaan struktur telah selesai, atas ijin dan
petunjuk dari Pengguna Jasa.
a. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
Jenis Pengendalian
Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko
Beton Cyclop Tertimpa atau teriris 1. Menggunakan
K175 batu,terhirup debu sarung tangan
semen, tangan atau kaki dari bahan yang
lecet/luka aman.
2. Penggunaan
APD yang sesuai

b. Cara Pengukuran dan Pembayaran


2. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
▪ Pekerjaan ini harus berdasarkan gambar desain atau yang
ditentukan Direksi Pekerjaan
▪ Penyedia Jasa bersama Direksi Pekerjaan mengadakan
Pengukuran/perhitungan bersama terhadap pekerjaan yang
telah dikerjakan
3. Pembayaran didasarkan atas satuan Meter Kubik (M3) sesuai
yang tercantum dalam daftar Kuantitas dan Harga

11. Beton K-225


Satuan Pekerjaan : Nomor Pembayaran :
Beton K 225
m3

a. Umum
Secara Umum Beton mutu, f’c = 19,3 MPa (K225), slump (12±2)
cm, w/c = 0,58 adalah beton dengan campuran Semen PC/PCC
(type semen yang dipakai harus mendapat persetujuan dari
Pengguna Jasa), Agregate 1-2, 2-3 dan agregate halus/pasir serta
air sebagai media penghantar pengikatan dengan jumlah tertentu,
sehingga menghasilkan beton dengan Beton mutu, f’c = 19,3 MPa
(K225), slump (12±2) cm, w/c = 0,58, atau dengan perbandingan
campuran tertentu dapat menghasilkan kuat tekan tertentu pula.
Bila dipandang perlu oleh Direksi, , perbandingan campuran
beton akan ditentukan/diperbaiki selama pekerjaan berlangsung
Penyedia tidak merubah perbandingan campuran beton atau
sumber dari bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari direksi.

b. Cara Pelaksanaan
a) Material :
▪ Semen Portland (PC)
− Portland Cement yang disimpari dalam gudang lapangan
harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan,
bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak
boleh dipakai untuk campuran.
- Semen untuk pekerjaan beton yang akan digunakan, harus
memenuhi standar JIS R 5210 dan ASTM C 150 atau standar
lain sejenis yang diakui.
- Setiap semen yang didatangkan harus diambil contohnya
dari pabrik dan harus disertai sertifikat test yang dikeluarkan
oleh pabrikan sebagai bahan konfirmasi tentang produk
mereka.
- Pengambilan sampel dan pengujian semen harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan teknis standard dan
jenis-jenis pengetesan yang diperlukan adalah seperti tabel
berikut :
Jenis pengujian Syarat Methode
teknis pengujian
Kehalusan, m2/kg >280 ASTM C150
Berat Jenis >3.05 JIS R 520
Kelayakan (soundness) <0.80 ASTM C150
Waktu pengikatan
Pengikatan awal (menit) >45 ASTM C150
Pengikatan akhir (menit) <375
False set >50 ASTM C150
Kuat Tekan (kg/cm2) ASTM C150
3 hari >120
7 hari >190
28 hari >280

• Catatan : Banyaknya test akan ditentukan oleh Direksi


pada saat pelaksanaan pekerjaan
▪ Agregate kasar/Batu pecah
- Agregate kasar yang dipakai merupakan hasil olahan dari
crushing plant/mesin pemecah batu dengan ukuran yang
dipakai adalah 1-2 dan 2-3 cm.
- Batu pecah harus keras, bersih dari lumpur dan tanah serta
bahan yang bersifat minyak.
- Susunan gradasi batu pecah seperti tabel berikut ini :

Presentase berat yang lolos ayakan


Ukuran ayakan 40 mm – 5 mm 20 mm – 5 mm
(mm)
50.8 100
38.1 90 – 100
25.4 100
19.1 35 – 70 35 – 70
9.5 10 – 30 10 – 30
4.75 0-5 0-5
2.36
Beton Siklop 350 mm ke 150 mm

- Pengetesan contoh aggregate kasar/batu pecah ini harus


dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang diperlukan
dan yang bersesuaian seperti tabel berikut :

Jenis pengetesan Spesifikasi Methode test


Berat Jenis dan penyerapan >2.5 ASTM 127
Gradasi/susunan butiran ASTM 136
Kadar lumpur <0.25 ASTM 142
Material yang lolos tes cuci
Batuan pecah <1.0 ASTM 117
Yang mengandung lumpur <1.5
Material yang mempunyai <0.5 ASTM 123
berat jenis <1.95%
Test kelayakan (soundness) 5 <12 ASTM C88
putaran, % dengan sodium
sulfat
Test Abrasi tingkat I
100 putaran, % <10 ASTM C131
500 putaran, % <40
• Catatan : Banyaknya test akan ditentukan oleh Direksi pada
saat pelaksanaan pekerjaan
▪ Agregate halus/Pasir
- Agregate halus yang dipakai harus bersih, butiran keras,
solid, kuat dengan susunan butir yang baik.
- Pasir harus bersih tidak mengandung kotoran, lumpur, garam,
bahan organik dan bahan terlarang lainnya.
- Agregate halus/pasir yang dicampurkan harus merata dan
memenuhi batas-batas seperti tabel berikut :
Ayakan/saringan Persentase standar dalam berat,
mm) yang lolos saringan
9.5 100
4.75 90 – 100
2.36 80 – 100
1.19 50 – 90
0.60 25 – 65
0.30 10 – 35
0.15 2 - 10
− Pengambilan sampel dan pengetesan untuk pasir harus
dilakukan sesuai dengan klasifikasi masing-masing
persyaratan yang diperlukan. Kriteria pengetesan kualitas
untuk material pasir seperti tabel berikut:

Jenis pengetesan Spesifikasi Methode


test
Berat Jenis dan penyerapan >2.5 ASTM
128
Gradasi/modulus gradasi, 1.5 3.3 ASTM
variasi FM (untuk 1 kali) 136
<0.2
Kadar lumpur <1.0 ASTM
142
Material yang lolos tes cuci
Batuan pecah <3.0 ASTM
117
<5.0
Yang mengandung lumpur
batu
Material yang mempunyai <0.5 ASTM
berat jenis <1.95% 117
Test kelayakan (soundness) 5 <10 ASTM
putaran, % dengan sodium 123
sulfat

• Catatan : Banyaknya test akan ditentukan oleh Direksi


pada saat pelaksanaan pekerjaan
▪ Air
− Air yang digunakan untuk pencampuran harus diambil dari
tempat yang disetujui dan harus jernih serta bebas bahan-
bahan seperti lempung, garam, minyak dan bahan organic
lainnya.
− Secara umum jika dikatakan air tersebut dapat diminum,
maka cocok untuk dipakai sebagai campuran beton

▪ Bahan tambahan (Additive)


- Bahan tambah untuk campuran beton seperti bahan untuk
mempercepat dan memperlambat pengerasan akan
digunakan untuk meningkatkan kemudahan pengerjaan, jika
diperlukan.
- Data teknis tentang tata cara dan jumlah campuran bahan
tambah tersebut harus tertera pada kemasan/brosur dari
produk yang akan dipakai.

▪ Lain-lain
Syarat-syarat dan ketentuan lain yang menyangkut material-
material pada pekerjaan pembetonan dapat dilihat pada
spesifikasi teknik.

1) Mix Design
− Desain pencampuran beton/ Concrete Mix Design harus
dilakukan untuk memastikan beton yang akan
ditempatkan atau dicor pada bagian-bagian struktur
bangunan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
− Proporsi pencampuran material-material beton harus
ditentukan untuk mengurangi/menurunkan jumlah air
sesuai interval untuk meningkatkan tekanan karakteristik,
kekuatan, umur dan keseimbangan kemudahan
pengerjaannya.
− Rencana kuat tekan beton harus dibuat dan kriteria
kekuatan dari beton harus diproporsionalkan sehingga
80% dari kriteria kuat tekan sama dengan kuat tekan
spesifikasi, dan persamaan berikut dipakai untuk
menentukan nilai minimum rata-rata dari kuat tekan.
- fav = (fc)/(1-0.883 V), dimana :
- fc = Kuat tekan pada umur 28 hari
- V = Koefisien variasi dalam persen = 15,
• sehingga 1 - 0.883 V = 0.86755,
• dan fav = fc/0.86755.
− Beton diklasifikasikan berdasarkan kuat tekannya pada
umur 28 hari sesuai dengan ukuran maksimum dari
agregat/batu pecah seperti tabel berikut ini :
Uraian 18 N/mm2 22,5
N/mm2
Ukuran aggregate terbesar 40 40
(mm)
Nilai slump (cm) <10 <10
Kuat tekan pada umur 28 180 225
hari (kg/cm2)
Koefisien variasi 15 15
Minimum kuat tekan rata- 207 260
rata umur 28 hari (kg/cm2)

2) Pencampuran dan pengangkutan


▪ Pencampuran
- Pencampuran/mixing bahan-bahan beton dilakukan
pada area yang telah ditentukan (area servis Penyedia
Jasa) dengan terlebih dahulu menyiapkan material yang
dibutuhkan dan telah mendapat persetujuan Direksi.
- Pencampuran dengan menggunakan alat penakar yang
dibutuhkan untuk menjamin perbandingan penggunaan
material sesuai hasil trial mix design.
- Pengukuran slump dilakukan untuk mengontrol tingkat
kekentalan beton cair (slump berkisar antara 8 – 12 cm).
▪ Pengangkutan
- Pengangkutan beton dari tempat pencampuran dengan
menggunakan truck mixer/agitator truck, setelah semua
bahan telah diisi dan tercampur dengan baik serta slump
beton telah diukur.
- Pengangkutan dari area pencampuran/tempat material
(area servis Penyedia Jasa) ke lokasi pengecoran
diusahakan dengan jarak sedekat mungkin, sehingga
dibutuhkan waktu yang tidak terlalu lama untuk menjaga
kontinuitas produksi campuran beton selama
pembetonan berlangsung.

3) Pembetonan/placing
▪ Pembetonan dilaksanakan setelah bekisting pada area
rencana telah dipasang dengan baik dan kuat sesuai yang
tertera pada gambar kerja, kondisi area rencana telah
bersih dan kering serta telah mendapat persetujuan Direksi
untuk dimulainya pelaksanaan pembetonan.
▪ Beton cair dihampar ke bidang yang akan dicor lapis demi
lapis, sebagai contoh untuk Main Dam, satu lifting
pembetonan dengan tinggi/tebal 1.0 m, kemudian
dipadatkan dengan mesin penggetar/vibrator keseluruh
permukaan beton yang telah diratakan.
▪ Pembetonan pada lifting lebih dari satu seperti pada Main
Dam, Sub-dam, maka permukaan bawah yang akan
tertutup beton harus dibersihkan dari debu, lumpur, minyak
dan semua jenis kotoran, kemudian permukaan tersebut
dibasahi dengan air bersih.
▪ Pada saat pembetonan akan segera dimulai, permukaan
tersebut diberi lapisan mortar dengan takaran 1 semen : 4
pasir, dengan cara dihampar merata keseluruh permukaan
yang akan dilakukan pembetonan dengan ketebalan
mortar 1 – 2 cm.
4) Pengecoran
Pengecorantidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan
perancah dan pekerjaanpersiapan,telahsempurna
dikerjakandandisetujuioleh direksi.
▪ Persiapan
Sebelumpengecorandimulai,semuaperalatanpenunjang
siap dipakai,materialdanpekerja-pekerja
harussudahberadadi tempat pengecoran. Permukaan
sebelah dalam dariacuan harus sudah dibersihkan
daribahan-bahan lepas, kotoran-kotoran
maupunpotongankawat/besi.Acuanyangterbuatdarikayu
dandimana dikhawatirkanadanya pengisapan air olehkayu,
maka kayutersebutharusterlebihdahuludibasahidenganair
hinggajenuh

• Pelaksanaan Pengecoran
o Sebelum pengecoran beton, harus
dilakukanpersiapan sedemikianrupa sehingga
dalamsemua keadaanadukanbeton dapat diangkat
dengan lancar dan ditempatkan pada posisi
yangdiperlukantanpaperluadanya
pengakutanlebihlanjut sertatidak terjadi pemisahan
bahan-bahan.
o Beton tidakboleh diangkutdengantalang miring atau
dijatuhkandaritempatpengadukanataudengancara lain
dengan ketinggian lebihdari1,5 mkecualidengan
persetujuan direksiyang
dapatmemerintahkanadukanbetondijatuhkanke atas
bakpenampung dan harusdiaduk lagidengan tangan
sebelum ditempat/dicor.
o Tinggi pengangkutan harus lebih kecil dari 1,5 m,
kecualiada ketentuan lain atas ijin direksi.
o Tempatdimanabetonakandituangharusdijagaagarbeb
as darigenanganair
selamapelaksanaanpengecoran,kecualiada
persetujuanlaindaridireksi.Aliranairyang melintasatau
masuk ketempat pekerjaan tersebut harusdiamankan
sebelum prosespengecoranbetondimulai.Jika
pengecorandalam genangan air tidak dapat
dihindari dan telah didapat persetujuan khusus
dari direksi, adukan beton harus dituangkan melalui
pipa.Ketentuan khusus tentang bagian-bagian
campurandantata cara
pengecorandapatditentukanoleh direksidanpenyedia
jasa tidakberhakataskompensasibiaya
yangdiakibatkannya.
o Sebelummelanjutkanpengecoranbetonpada
pekerjaanyang dilaksanakan terdahulu,yang
kemudian diistirahatkan atau dihentikan, permukaan
dan ujungnyaharus dikasarkan dengan
sempurnadenganmenggunakanpahatyangtajamsede
mikian
o Rupa sehinggatidak ada lagi lapisan kulit yang lunak.
Permukaanyang dikasarkan tersebut harus
dibersihkan dengan sempurna dengan penyemprotan
angin dan air atau cara-cara lain yang disetujui, disikat
dan disiram sesaat sebelum proses pengecoran
lapisan beton berikutnya dilaksanakan. Biaya untuk
semua pengkasaran permukaan tersebut harus
dianggap telah termasuk dalam harga-harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
o Beton untuk pekerjaan beton bertulang harus dicor
dalam jumlah sedikit-sedikit, dalam keadaan dapat
dibentuk dengan perbandingan air semen sedemikian
rupa untuk mencapai kekuatan yang ditentukan.
o Pengecoran beton dalam bagian-bagian tersendiri
harus dilaksanakan terus menerus tanpa berhenti
sampai batas sambungan yang disetujui sebelumnya,
atau sampai bagian tersebut selesai dan harus
diselesaikan dengan cara sedemikian rupa sehingga
bagian-bagian sambungan harus monolit, kecuali ada
ketentuan lain.
o Beton bervolume besar harus dilaksanakan dalam
bagian- bagian yang terlebih dahulu dianjurkan atau
disetujui oleh direksi dan harus dikerjakan secara
terus menerus tanpa berhenti sampai selesai dalam
setiap bagiannya dan tidak diijinkan untuk istrahat
selama pekerjaan berjalan. Apabila diperlukan
bekerja diluar batas jam kerja biasa untuk
terpenuhinya kondisi tersebut di atas, penyedia jasa
harus sudah memperhitungkannya dalam harga -
harga satuan beton di dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
o Pengerjaan Beton Tidak Diijinkan Dalam Cuaca Tidak
o Memungkinkan Pengerjaan beton tidak diijinkan
selama ada badai atau hujan lebat. Semua bahan
beton dan perlengkapan instalasinya harus dilindungi
dengan baik terhadap akibat terjadinya badai atau
angin kencang.
o Campuran Yang Sudah Mengeras Tidak Boleh
Digunakan Dalam kejadian apapun campuran yang
sudah mengeras tidak boleh digunakan.
o Direksi berhak menolak beton dalam beberapa
kejadian sebagai berikut:
− Jika pelaksanaan pengadukan tidak dapat
dimulai dalam 30 menit setelah semen
dituangkan kedalam agregat.
− Jika lebih dari 30 menit telah dilampaui antara
adukan yang telah masak dikeluarkan dari alat
pengaduk dengan pengecorannya tanpa
pengaduk lagi.
− Jika telah dilampaui dari 1,5 jam antara
penuangan semen pada agregat dan
pelaksanaan pengecoran beton.
− Jika slump dari beton telah menyusut lebih dari
2,5 cm atau cukup besar menurut tanggapan
direksi, selama jangka waktu mulai matangnya
beton sampai pengecoran beton.
▪ Pemadatan
Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat
pemadat. (concrete vibrator) Ketelitian dalam hal
pemadatan perlu diperhatikan agar supaya sudut-
sudut,sela-sela diantara terisi dan disekeliling terpenuhi.
Semua rongga-rongga/gelembung udara tidak boleh
terjadi pada pemadatan. Harus diperhatikan agar
penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama yang dapat
mengakibatkan pemisahan bahan-bahan ( segregation ).

▪ Permukaan Beton Jadi (Finishing)


Semua permukaan jadi dari pekerjaan beton (finishing) harus
rata, lurus, tidak Nampak bagian-bagian yang keropos,
melendut, atau bagian-bagian yang membekas pada
permukaan.

▪ Perawatan
− Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap
hujan dan panas matahari serta kerusakan-kerusakan
lainnya yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan
sampai beton telah menjadi keras.
− Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam
keadaan lembab, dengan cara menutupinya dengan
karung-karung basah atau menggenangi air sampai
selama paling sedikit 2 minggu.
− Pada hari-hari pertama sesudah
selesai pengecoran proses pengerasan tidak boleh
diganggu. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan
lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat
timbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk
mengangkut bahan-bahan yang berat. Permukaan lantai
beton yang selesai sesudah beton mulai mengeras harus
segera ditutup dengan karung - karung basah agar beton
tetap lembab dan mengeras dengan sempurna.
− Catatan:
✓ beton yang mengunakan semen Portland dan
tidak memakai bahan pembantu pembasahan
dilakukan selama minimum 7 hari.
✓ Beban hanya dapat diizinkan melewatinya setelah
beton berumur 30 hari atau sampai waktu yang
ditentukan oleh direksi.

▪ Pembongkaran Bekisting dan Perancah


− Acuan dan perancah tidak diperbolehkan untuk dibuka
kecuali atas petunjuk direksi. Dalam memberikan
persetujuannya, direksi akan memperhitungkan kekuatan
konstruksi untuk menahan berat sendiri dan beban-
beban selama pelaksanaan sedemikian rupa
sehingga tegangan beton dapat ditampung
seluruhnya berdasarkan kekuatan kubus test pada umur
yang sama dengan masa mulai selesainya pengecoran
sampai waktu pembongkaran acuan. Pada umumnya
dapat dibongkar setelah beton berumur 3 minggu.

5) Curing
▪ Pekerjaan curing dilakukan pada saat beton telah
mengeras, curing menggunakan karung goni yang
dibasahi dengan air secukupnya dan bidang/permukaan
beton yang baru harus tertutup.
▪ Curing juga dapat dilakukan dengan cara penggenangan
air pada permukaan beton yang baru.
▪ Air yang dipakai pada pekerjaan curing harus bersih dan
tidak berlumpur/mengandung tanah atau minyak.
▪ Permukaan beton yang di curing harus selalu dalam
keadaan basah sampai pada saat persiapan pembetonan
untuk lapisan diatasnya.
▪ Khusus untuk permukaan finishing pada apron, Sub-dam
dan Main dam, curing dilaksanakan selama sekitar 7 hari
berturut-turut dengan kondisi permukaan beton yang selalu
terlindungi dan dalam keadaan basah.
6) Chipping pada permukaan tegak pada Construction Joint
▪ Pada construction joint/sambungan pembetonan
persegmen permukaan tegak pada main Dam, Apron dan
Sub-dam, perlu dilakukan chipping sedalam 2-3 cm pada
bidang yang akan tertutup oleh beton/segmen
selanjutnya.
▪ Pekerjaan chipping dilakukan pada saat bekisting tegak
selesai dibongkar dan harus merata mencakup keseluruh
permukaan tegak beton.

7) Lain-lain
▪ Sisa-sisa campuran beton/mortar yang terdapat pada
permukaan beton ekspos harus dibersihkanai didapatkan
permukaan yang relative halus dan rata.
▪ Bila terdapat permukaan beton yang cembung, cekung
atau keropos maka harus segera dilakukan
perbaikan/finishing ulang yang sesuai, atas arahan Direksi
dan segala biaya akibat perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
▪ Pada saaat pembetonan pekerjaan utama, yaitu Main
Dam, Sub-dam dan Apron telah selesai, struktur baru
tersebut terbebas dari aliran air sungai sampai umur beton
mencapai lebih dari 28 hari, dengan tetap
mempertahankan alur pada pengalihan aliran sungai yang
telah terpakai.
▪ Tanggul pengalihan aliran sungai harus dibongkar setelah
semua pekerjaan struktur telah selesai, atas ijin dan
petunjuk dari Pengguna Jasa.
a. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
Jenis Pengendalian
Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko
Beton K225 Tertimpa atau teriris 1. Menggunakan
batu,terhirup debu sarung tangan
semen, tangan atau kaki dari bahan yang
lecet/luka aman.
2. Penggunaan
APD yang sesuai

b. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
▪ Pekerjaan ini harus berdasarkan gambar desain atau yang
ditentukan Direksi Pekerjaan
▪ Penyedia Jasa bersama Direksi Pekerjaan mengadakan
Pengukuran/perhitungan bersama terhadap pekerjaan yang
telah dikerjakan
2. Pembayaran didasarkan atas satuan Meter Kubik (M3) sesuai
yang tercantum dalam daftar Kuantitas dan Harga

12. Tulangan ulir


Satuan Pekerjaan : Nomor Pembayaran :
Tulangan ulir
Kg

a. Umum
Bajatulanganharusterdiridaribesibetonbulatberuliratau besi beton
bulat sesuai ketentuan-ketentuan berikut ini:

Besibetonbulat Besibetonbu
berulir lat
-Kekuatantarik, 49 –63 29 -
kg/mm2 U U –24
53
30 –
-Titikleleh, kg/ mm2 ataulebih >24
3
- 14 2 >20
Potonganmelintang
Penambahanpanjang, darisetiapbatang tulanganyang akan digunakan
ataulebih
harus
% mempunyai bentuk yang tetap dengan diameter yang sama
pada setiap titik sepanjang batang tersebut
Diameterrata-ratatulangan-tulanganyang dipilihdaricontoh
setiapkirimandenganukuranyang samadarisetiaptulangan
betonyang dikirimkankelokasipekerjaan,tidakbolehlebih besar atau
lebih kecildari2 (dua) persen daridiameteryang ditentukan.
Tulangan-tulangan harus bebas darisisik, minyak, karat, kotoran dan
kerusakan-kerusakan struktur
Jika diperlukan oleh direksi, penyedia jasa harus
menyampaikan3(tiga)copy keteranganteknis(mill-sheet)
tentangbaja-bajatulangan yangdikeluarkanolehpabriknya untuk
mendapat persetujuan direksi sebelumnya. Setiap
pengiriman dan pemeriksaan di lokasi harus dilakukan oleh direksi
berdasarkan spesifikasi dan keteranganteknis (mill- sheet) di atas.

b. CaraPelaksanaan
1) Penempatan TulanganBeton
Semua tulangan beton harus dibersihkan sebelum pemasangan
darisisiyang lepas,karatyang lepas,minyak,
gemuk,kotorandanbahan-bahanasing lainnya.Tulangan
harusdipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tepat
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan tidak
berubah pada posisinya didalam cetakan tanpa penggeseran
selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton
ditempat. Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin
harus dibuat kait sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
menurut petunjuk direksi.
Penyedia jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak
yang diperlukan atas biayanya sendiri untuk memelihara
tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat,
sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam
bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung
dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai
kekuatan yang baik. Tulangan- tulangan harus diikat bersama –
sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan direksi, dan pengikatan harus dililit
kuat-kuat dengan tang/pengunci kawat beton. Ujung kawat ikat
harus dilipat ke dalam. Pengelasan besi tulangan tidak
diperbolehkan kecuali ditentukan lain terutama disetujui direksi.
Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk
dilakukan pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh direksi
dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan
Beton telah disetujui. Penyedia jasa harus melaporkan kepada
direksi selambat-lambatnya 24(dua puluh empat) jam
sebelumnya, tentang maksudnya untuk meminta dilakukan
pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan.

2) Penyiapan Gambar Tulangan Beton


Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua
gambar detail tulangan beton berdasarkan gambar- gambar yang
diberikan oleh direksi sebagaimana diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Gambar-gambar tulangan beton ini
harus meliputi gambar penempatan tulangan, gambar
pembengkokantulangan,daftar besidangambar- gambar
penulangan lainnya yang mungkin diperlukan untuk
memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan.
Semua gambar penulangan harus diajukan kepada direksi untuk
mendapat persetujuan. Persetujuan direksi tersebut tidak
membebaskan penyedia jasa dari tanggung jawabnya atas
kebenaran detail atau untuk penyesuaian dengan keperluan
menurut persyaratan.

3) Sambungan TulanganBeton
Jika dianggap perlu untuk meyambung batang tulangan pada
titik-titik lain daripada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi
dan metode penyambungan harus ditetapkan berdasarkan
perhitungan kekuatan dan disetujui oleh direksi. Dalam hal ini
sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan
gambar atau tabel dibawah ini:
Diameter tulangan(mm) 10 12 16 19 22 25
28 32

43 43 45 65 84
Panjang sambungan lewatan 109 136 177
minimum(cm)

Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat diatas


sambungan lewatan dengan menggunakan kawat
besi pengikat dengan diameter lebih dari 0,9 milimeter atau
pengikat yang cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait
pada batang tulangan licin dan kait tidak diperlukan pada tulangan
berulir.

4) Selimut Beton
Selimut beton minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus
sesuai dengan gambar atau daftar dibawah ini:
No Jenis Pekerjaan Selimut
Beton
Minimum
(cm)
Balok 2,5
Plat 1,5
Dinding 2,5
Kolom 3,0
Bangunan yang masuk dalam tanah 5,0
atau nampakdan terpengaruhcuaca
ataukena gerusan
Selimut beton dalam semua hal, paling tidak harus sama dengan
diameter batang tulangan.

c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko


Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko
Tulangan ulir Tertusuk besi, terhirup 1. Menggunakan
debu besi, tangan sarung tangan dari
atau kaki lecet/luka bahan yang aman.
2. Penggunaan APD
yang sesuai

d. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1) Pengukuran untuk pembayaran atas pengadaan dan
pemasangan tulangan beton harus dibuat sesuai
dengan rencana batang tulangan yang terpasang di dalam
beton menurut gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi.
Satuan berat batang tulangan harus seperti berikut,kecuali
ada ketentuan lain.
Tulangan Bulat Yang Licin
Diameter(m 10 12 16 19 22 25 28 32
m)
Satuan 0.6 0.8 1,5 2,2 2,9 3,8 4,8 6,3
Berat(kg/m) 2 9 8 3 8 5 3 1
Tulangan Bulat Yang Berulir
Ukuran D1 D1 D1 D1 D2 D2 D2 D3
Nominal 0 2 6 9 2 5 8 2
(diameterdal
am mm
Satuan 0,5 0,9 1,5 2,2 3,0 3,9 5,0 6,2
Berat (kg/m 6 9 6 5 4 8 4 3

Penjepit,pengikat atau bahan-bahan lain yang digunakan


untuk mengatur dan mengikat batang-batang tulangan
ditempatnya tidak akan diukur untuk pembayaran. Batang-
batang tulangan lewatan yang dinyatakan pada gambar atau
dianggap perlu oleh direksi harus dimasukkan dalam
pengukuran untukpembayaran.
2) Pembayaran untuk penyempurnaan dan pemasangan
tulangan beton harus dibuat dalam harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan sudah
termasuk dalam pembayaran beton. Harga satuan tersebut
harus meliputi biaya-biaya upah kerja, bahan-bahan, instalasi
kerja, danlain-laintermasuk biaya pengadaan tulangan
beton,pengadaan dan pengerjaan penjepit, pengikat dan
penyangga besi, jika dianggap perlu, dan pengiriman,
pemuatan, pengangkutan, penyimpanan, pemotongan,
pengikatan, pembersihan, pemasangan dan pengamanan
serta pemeliharaan dalam posisinya semua tulangan beton
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan petunjuk direksi dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
yang dianggap perlu dan ada hubungannya.

13. Bekisting
Satuan Pekerjaan : Bekisting Beton Biasa Nomor Pembayaran :
m2 Dengan Multiflex 12 mm
a. Umum
Pekerjaan ini harus mencakup memasang bekesting sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk Pengguna Jasa.

b. Cara Pelaksanaan
Cetakan Beton
i. Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus
dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh
kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat
dari kayu atau tripleks ketebalan ± 1 cm, besi atau bahan lainnya yang
cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin
dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi
keberhasilannya.
v. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus
bebas dari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat
lainnya. Mengisi celah–celah sambungan cetakan beton harus
berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah– celah harus diisi
secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
vi. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
vii. Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat
lubang didalam beton tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
viii. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak
diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
ix. Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah
cetakan dibongkar.
x. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya
tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus
dilumasi dengan oli untuk memastikan bahwa cetakan dapat dibuka
dengan mudah.
xi. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang
dan harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai
besi tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah–
celah cetakan yang telah diisi dengan dempul harus dibersihkan dan
dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap untuk pengecoran
maka harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan
mengecor bila cetakan belum disetujui Direksi Pekerjaan.
xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan
sekurang– kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap
untuk diperiksa.

Pembongkaran Cetakan
- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh
perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan
paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah
(parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar
dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih
dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan
perawatan.
c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko
Bekesting Tertusuk 1. Menggunakan
kayu,tertusuk paku, sarung tangan dari
tangan atau kaki bahan yang aman.
lecet/luka 2. Penggunaan APD
yang sesuai

d. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran pekerjaan bekesting ini berdasarkan pada
gambar atau yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Pembayaran pekerjaan bekesting dan bongkaran bekesting ini berdasarkan
satuan meter persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.
Pembayaran untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah,
buruh, peralatan, dan semua yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan ini.

14. Angkur diamater 25 mm


Satuan Pekerjaan : Nomor Pembayaran :
Angker Dia. 25 mm
Kg

a. Umum
Baja tulangan harus terdiri dari besi beton bulat berulir atau besi
beton bulat sesuai ketentuan-ketentuan berikut ini:

Besibetonbulat Besibetonbu
berulir lat
-Kekuatantarik, 49 –63 29 -
kg/mm2 U U –24
53
30 –
-Titikleleh, kg/ mm2 ataulebih >24
3
- 14 2 >20
Penambahanpanjang, ataulebih
%

Potongan melintang dari setiap batang tulanganyang akan


digunakan harus mempunyai bentuk yang tetap dengan diameter
yang sama pada setiap titik sepanjang batang tersebut
Diameter rata-rata tulangan-tulangan yang dipilih dari contoh setiap
kiriman dengan ukuran yang sama dari setiap tulangan beton yang
dikirimkan kelokasi pekerjaan, tidak boleh lebih besar atau lebih
kecildari2 (dua) persen dari diameter yang ditentukan. Tulangan-
tulangan harus bebas darisisik, minyak, karat, kotoran dan
kerusakan-kerusakan struktur
Jika diperlukan oleh direksi, penyedia jasa harus menyampaikan 3
(tiga) copy keterangan teknis (mill-sheet) tentang baja-baja tulangan
yang dikeluarkan oleh pabriknya untuk mendapat persetujuan
direksi sebelumnya. Setiap pengiriman dan pemeriksaan di lokasi
harus dilakukan oleh direksi berdasarkan spesifikasi dan
keteranganteknis (mill- sheet) di atas.

b. Cara Pelaksanaan
1. Penempatan Tulangan Angker
Semua tulangan Angker harus dibersihkan sebelum
pemasangan darisisiyang lepas,karat yang lepas, minyak,
gemuk, kotoran dan bahan-bahan asing lainnya. Tulangan harus
dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tepat sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada
posisinya didalam cetakan tanpa penggeseran selama proses
penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempat.
Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin harus
dibuat kait sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
menurut petunjuk direksi.
Penyedia jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak
yang diperlukan atas biayanya sendiri untuk memelihara
tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat,
sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam
bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung
dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai
kekuatan yang baik. Tulangan- tulangan harus diikat bersama –
sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan direksi, dan pengikatan harus dililit
kuat-kuat dengan tang/pengunci kawat beton. Ujung kawat ikat
harus dilipat ke dalam. Pengelasan besi tulangan tidak
diperbolehkan kecuali ditentukan lain terutama disetujui direksi.
Jika tulangan Angker telah dipasang dan telah siap untuk
dilakukan pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh direksi
dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan
Beton telah disetujui. Penyedia jasa harus melaporkan kepada
direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelumnya, tentang maksudnya untuk meminta dilakukan
pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan.

2. Penyiapan Gambar Tulangan Angker


Penyedia Jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua
gambar detail tulangan beton berdasarkan gambar- gambar yang
diberikan oleh direksi sebagaimana diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Gambar-gambar tulangan beton ini
harus meliputi gambar penempatan tulangan, gambar
pembengkokan tulangan, daftar besidan gambar- gambar
penulangan lainnya yang mungkin diperlukan untuk
memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan.
Semua gambar penulangan harus diajukan kepada direksi untuk
mendapat persetujuan. Persetujuan direksi tersebut tidak
membebaskan penyedia jasa dari tanggung jawabnya atas
kebenaran detail atau untuk penyesuaian dengan keperluan
menurut persyaratan.

c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko


Jenis Pengendalian
Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko
Angker Tertusuk besi, terhirup 1. Menggunakan
diameter 25 mm debu besi, tangan sarung tangan dari
atau kaki lecet/luka bahan yang aman.
2. Penggunaan APD
yang sesuai

d. Cara Pengukuran dan Pembayaran


1. Pengukuran untuk pembayaran atas pengadaan dan
pemasangan tulangan beton harus dibuat sesuai
dengan rencana batang tulangan yang terpasang di dalam
beton menurut gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi.
2. Pembayaran untuk penyempurnaan dan pemasangan
tulangan beton harus dibuat dalam harga satuan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
tersebut harus meliputi biaya-biaya upah kerja, bahan-bahan,
instalasi kerja, dan lain-lain termasuk biaya pengadaan
tulangan Angker pengadaan dan pengerjaan penjepit,
pengikat dan penyangga besi, jika dianggap perlu, dan
pengiriman, pemuatan, pengangkutan, penyimpanan,
pemotongan, pengikatan, pembersihan, pemasangan dan
pengamanan serta pemeliharaan dalam posisinya semua
tulangan beton sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai dengan petunjuk direksi dan pekerjaan-
pekerjaan lainnya yang dianggap perlu dan ada
hubungannya.
LEMBAR PENGESAHAN DESAIN KONSTRUKSI
PADA PPK DANAU SITU DAN EMBUNG
TA. 2020

DIDASARKAN ATAS DETAIL DESAIN :

Kontrak Awal :
Nomor : HK.02.03/BBWS-PJ/PPK-PP/26/II/2017
Tanggal : 28 Februari 2017

Yang dilaksanakan oleh PT. Sarana Bhuana Jaya

UNTUK PAKET PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN EMBUNG SERBAGUNA SOPPENG KABUPATEN SOPPENG

Mengetahui :
Pejabat Pembuat Komitmen
Danau Situ Dan Embung

Muhammad Ryzhal Ariztha, ST


Nip.19801204 201012 1 003
0 4 8 12 16 20 m

Skala 1 : 200

Su
nga
iK
ino
i

1.0
0

14
.3
7
+1
39
.4
2
0
.0
23

2
.3
33

6.3
0
+1

35
.8
7
. 32
38
+1

+1
41
.1
0
.0

1
23

13
.7
1
+1

0
.0
41

32
.7

+1
1

35
.5
4
0
0.8

.80
32
+1
+1
41
.1

2
1

.3
33
+1

E S
A KS
AN
L
JA
Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan

GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 17 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :

Di Periksa Direksi Pekerjaan

Di Setujui PPK Perencanaan & Program

Mengetahui Kabid. Pelaksaan Jaringan Sumber Air


0
.0
810

1.
0.

00
.8
0
E
35.87

+1

1
12.58

1
41

1.
.7

4
+1
1
17
B +141.61 C D +141.01

.8
0

5
.5
16
14.37 6.30 13.71
1.00
I II

+141.71 +141.11

I II
E

A
A

+138.32

+133.32
+133.32

+132.00

+132.80
23.00

23.00
8.00
12.20 4.67
F

0.80
+141.71 +141.11

14.79 6.30 14.12

16
0

.
+1
.8

55
1 B C D +141.01
.7
17
12.58

4
41 +141.61

1.
11
+1 35.54

F
80
0.
0.

1.
8

00
00
0

1.
12.35 35.21 11.47

Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan

DENAH BENDUNG GAMBAR

Skala 1 : 100 Kabupaten Lokasi:


SOPPENG
No. Lembar : 18 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :

0 20 40 60 80 100 Di Periksa Direksi Pekerjaan

Di Setujui PPK Perencanaan & Program

Mengetahui Kabid. Pelaksaan Jaringan Sumber Air


232.132

15.78 0.30

+141.71 +141.71
8.00 1.251.50 6.32 12.20 +141.11 0.80
0.80 5.00

.92
R0

R0
.5
0
+138.32

+133.32 +133.32 +133.32


+132.80
+132.00 +132.00
+131.32 +131.32
+130.33 +130.33 +130.20
+129.80
+129.33
0.40
1.00
1.00 5.00 1.00
1.00
1.002.001.002.00 2.50 2.00 10.57 0.50
0.40

MEMANJANG
Skala 1 : 200

15.78 0.30

+141.71
+141.11
8.00 1.25 1.50 6.32 12.20 0.800.80 5.00
MAB +140.11 Q= 122 m3/det

.92
MAB +139.38

R0

R0
.
50
+138.32

Selimut beton K - 225


Selimut beton K - 225 setebal 30 cm
setebal 30 cm
Selimut beton K - 225 2.11
setebal 30 cm
+133.32 +133.32 Beton Cyclope K-175 +133.32
Beton Cyclope K-175 +132.80

+132.00 +132.00 0.60 - 0.80


+131.32 +131.32

+130.33 +130.33 Beton Cyclope K-175


+130.20
+129.80
+129.33
0.40
1.00 1.00 5.00 1.00 1.00 1.00 2.00 1.00 2.00 2.50 2.00 10.57 0.50
0.40

POTONGAN A - A
Skala 1 : 100
0 20 40 60 80 100

Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan

GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 19 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :

Di Periksa Direksi Pekerjaan

Di Setujui PPK Perencanaan & Program

Mengetahui Kabid. Pelaksaan Jaringan Sumber Air


1.00 23.00 1.00 3.00

+141.71 +141.71
CL

Timbunan Dipadatkan
MAB +140.11 Q= 122 m3/det
2
1
Timbunan Dipadatkan
+138.32

Pas. Batu Kali


Pas. Batu Kali
1 Pc : 4 Ps
1 Pc : 4 Ps
Beton Cyclope K-175

+133.32

+132.32

+130.48 +130.48
+129.83 +129.83

+128.33 +128.33

5.50 23.00 5.50

POTONGAN B - B
Skala 1 : 100

1.00 23.00 1.00 3.00

+141.71 +141.71
CL

Timbunan Dipadatkan
MAB +140.11 Q= 122 m3/det
2
1
Timbunan Dipadatkan
+138.32
Selimut beton K - 225 setebal 30 cm

Pas. Batu Kali


Pas. Batu Kali
1 Pc : 4 Ps
1 Pc : 4 Ps
Beton Cyclope K-175

+133.32

+131.32

+130.48 +130.33 +130.48


+129.83 +129.83
+129.33

+128.33 +128.33
0 20 40 60 80 100

Propinsi
5.50 23.00 5.50 SULAWESI SELATAN
Pekerjaan

POTONGAN C - C GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
Skala 1 : 100 SOPPENG
No. Lembar : 20 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :

Di Periksa Direksi Pekerjaan

Di Setujui PPK Perencanaan & Program

Mengetahui Kabid. Pelaksaan Jaringan Sumber Air


1.00 23.00 1.00 3.00

+141.71 +141.71
CL

Timbunan Dipadatkan

MAB +139.38 2
1
Timbunan Dipadatkan

Pas. Batu Kali


Pas. Batu Kali
1 Pc : 4 Ps
1 Pc : 4 Ps
Beton Cyclope K-175

+132.00
Selimut beton K - 225 setebal 30 cm

+130.48 +130.48
+129.83 +130.00 +129.83
+129.33

+128.33 +128.33

5.50 23.00 5.50

POTONGAN D - D
Skala 1 : 100

1.00 1.00

+141.71 +141.71

Timbunan Dipadatkan

MAB +139.38 MAB +139.38 Timbunan Dipadatkan

Pas. Batu Kali


Pas. Batu Kali
1 Pc : 4 Ps
1 Pc : 4 Ps

+133.32 +133.32

+130.48 +130.48
+129.83 +129.83

+128.33 +128.33

5.50 5.50

POTONGAN E - E POTONGAN F - F 0 20 40 60 80 100

Skala 1 : 100 Skala 1 : 100


Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan

GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 20 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :

Di Periksa Direksi Pekerjaan

Di Setujui PPK Perencanaan & Program

Mengetahui Kabid. Pelaksaan Jaringan Sumber Air


0.66 0.72
0.73

Beton bertulang
K - 225

4.76 8.56

0.80
Beton bertulang 1.13
K - 225
12.20
1.00

3.00
Pemasangan Angkur
Lihat Detail 1

DETAIL PENULANGAN DAN PEMASANGAN ANGKUR


PADA TUBUH BENDUNG Skala 1 : 50

0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50 33.56
Beton bertulang
0.50 0.50 K - 225
0.30 0.20 0.10

0.50
0.50
0.50
0.50 23.00
Angkur D 25 L = 50 cm 0.50
jarak 50 cm dipasang selang seling 0.50
Beton Cyclope K-175 (70%) 0.50
Agregat kasar (30%)

DETAIL 1 DENAH PEMASANGAN ANGKUR PADA DETAIL PENULANGAN SELIMUT BETON


Skala 1 : 20
TUBUH BENDUNG Skala 1 : 50 Skala 1 : 50

0 20 40 60 80 100

Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan

GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 21 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :

Di Periksa Direksi Pekerjaan

Di Setujui PPK Perencanaan & Program

Mengetahui Kabid. Pelaksaan Jaringan Sumber Air


0.20 0.80 0.25

+141.71
0.30 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50
0.30
+166.10
0.41

0.50
0.30 0.15 0.10
Pasangan Batu Kali Beton bertulang 0.50
1 Pc : 4 Ps K - 225
0.50
Pemasangan Angkur Variasi
0.50
Lihat Detail 2 Angkur D 25 L = 50 cm

0.50
jarak 50 cm dipasang selang seling 0.50
+133.32
0.25 0.50

0.50
0.50
1.50 +160.00
1.25 0.25
0.50

Pasangan Batu Kali Beton bertulang 0.50


1.25
1 Pc : 4 Ps K - 250
4.25 0.25 0.50

DETAIL PENULANGAN DAN PEMASANGAN ANGKUR


PADA SAYAP HULU KIRI BENDUNG Skala 1 : 50 DETAIL 2 TAMPAK DEPAN PEMASANGAN ANGKUR
Skala 1 : 20 PADA SAYAP HULU KIRI BENDUNG Skala 1 : 50

0.80 0.25 0.25 0.80

+141.71
0.30

+141.11

0.30
0.30

0.30
Timbunan tanah
Timbunan tanah dipadatkan
dipadatkan
8.40

7.80

7.20
Beton bertulang K-225
7.80

Tebal = 25 cm Beton bertulang K-225


Tebal = 25 cm

Galian tanah Galian tanah

Pasangan Batu Kali


Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 Ps
1 Pc : 4 Ps +133.32 +133.32
0.25

1.50
1.50
1.50

1.25

0.25 4.25
4.25 0.25

POTONGAN I - I POTONGAN II - II
Skala 1 : 100 Skala 1 : 100
0 20 40 60 80 100

Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan

GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 22 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :

Di Periksa Direksi Pekerjaan

Di Setujui PPK Perencanaan & Program

Mengetahui Kabid. Pelaksaan Jaringan Sumber Air

Anda mungkin juga menyukai