I. Informasi Proyek
1. Lokasi :
- X = + 813507.000 m, Y = + 9543910.000 m, Desa Laringgi, Kecamatan Marioriawa,
kabupaten Soppeng., Provinsi Sulawesi Selatan.
II. Latar Belakang Proyek :
pengelolaan dan pengembangan sumber daya air dilaksanakan sebagai upaya dalam terus
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan peningkatan kegiatan ekonomi produktif, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus
berupaya dalam mendorong dan memajukan infrastruktur sumber daya air untuk seluruh rakyat
Indonesia melalui: Pembuatan Tampungan air.
Lokasi pekerjaan proyek terletak di Desa Laringgi Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng
Provinsi Sulawesi Selatan, karakter atau kondisi lapangan di lokasi proyek : Pembangunan Embung
Serbaguna Soppeng Secara kuantitas, permasalahan air bagi pertanian terutama di lahan kering
adalah persoalan ketidaksesuaian distribusi air antara kebutuhan dan pasokan menurut waktu
(temporal) dan tempat (spatial). Persoalan menjadi semakin kompleks, rumit dan sulit diprediksi
karena pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di sepanjang tahun, yang sebarannya tidak
merata walau di musim hujan sekalipun. Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna, murah
dan aplicable untuk mengatur ketersediaan air agar dapat memenuhi kebutuhan air (water demand)
yang semakin sulit dilakukan dengan cara-cara alamiah (natural manner). Teknologi embung atau
tandon air merupakan salah satu pilihan yang menjanjikan karena teknologinya sederhana,
biayanya relatif murah dan dapat dijangkau kemampuan petani.
Pembuatan tampungan air di lokasi proyek di butuhkan untuk kebutuhan pertanian, air baku, dan
konservasi dengan dibangun proyek pembangunan Embung Serbaguna Soppeng maka akan
didapatkan tampungan sebesar 52.958 m3 untuk menghadapi musim kemarau sehingga ketahanan
air di lokasi proyek akan terjaga.
III. Maksud dan Tujuan Proyek
Maksud pelaksanaan proyek ini adalah untuk mendukung tercapainya ketahanan air dengan
melaksanakan kegiatan proyek Pembangunan Embung Serbaguna Soppeng Sedangkan
tujuan dari pelaksanaan proyek ini adalah:
- Pembangunan Embung Berfungsi sebagai Embung Konservasi
IV. Sumber Pendanaan
APBN Tahun anggaran 2020
V. Metodologi Pelaksanaan
Mulai
- Kontrak
- SPMK
Cek
Ya
Mobilisasi
Perikasa
Ya
1
1
Pengukuran
Tidak
Cek
Ya
Cek
Ya
Pekerjaan Persiapan
Tidak
Cek
Ya
Cek
Ya
2
2
Cek
Ya
Pengukuran MC 100 %
Tidak
Cek
Ya
Penggambaran
(As-Built Drawing)
Tidak
Cek
Ya
Demibilisasi
Tidak
Cek
3
3
PHO
Tidak
Cek
Ya
Tidak
Cek
Ya
FHO
Tidak
Cek
Ya
Selesai
VI. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan proyek 300 (tiga ratus) hari kalender adalah sebagai berikut:
1. Pembangunan Embung
Serbaguna Soppeng
Kab. Soppeng
SKA SDA
1 S1 Sederajat Manajer Proyek 5
Muda
SKA SDA
2 S1 Sederajat Manajer Teknis 5
Muda
SKA Ahli K3
4 S1 Sederajat Ahli K3 Konstruksi 3
Konstruksi
VIII. Peralatan
Jenis/Tipe Identifikasi
No.
Pekerjaan Bahaya
1. Mobilisasi dan 1. Alat Berat Terguling/ terjatuh
Demobilisasi 2. Kecelakaan Lalu Lintas
3. Gangguan Lalu Lintas (Kemacetan)
4. Jalan Umum Rusak dan Berdebu
5. Menimbulkan Kebisingan
2. Pengukuran dan 1. Terpeleset
Penggambaran MC 0% - 2. Terjatuh
MC 100%
3. Coffering & Dewatering 1. Jatuh pada saat bekerja
Selama Konstruksi 2. Kejatuhan benda dari ketinggian, Tergelincir dan
terpental
4. Pembersihan dan striping 1. Jatuh pada saat bekerja
2. Kejatuhan benda dari ketinggian, Tergelincir dan
terpental.
5. Galian tanah mekanis 1. Terperosok karena pek. Galian dan lainnya
dan dibuang di sekitar 2. Tertimbun tanah longsor
lokasi 3. Tertimbun bongkaran material.
11. Tulangan ulir Tertusuk besi, terhirup debu besi, tangan atau kaki
lecet/luka
12. Bekisting Beton Biasa Tertusuk kayu,tertusuk paku, tangan atau kaki
Dengan Multiflex 12 mm lecet/luka
13. Angker Dia. 25 mm Tertusuk besi, terhirup debu besi, tangan atau kaki
lecet/luka
Makassar, 18 November 2019
Pejabat Pembuat Komitmen
Danau Situ dan Embung
2 Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Pembangunan Embung Serbaguna Soppeng Kab. Soppeng
terletak di Desa Laringgi, Kecamatan Marioriawa, kabupaten Soppeng., Provinsi
Sulawesi Selatan.
5 Standard
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Normalisasi Standar Indonesia.
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada standard Indonesia, maka dapat
dipakai British Standard yang sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau
dicakup oleh Standard National haruslah bahan dan mutu pekerjaan klas utama.
Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau
diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan
keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
7 Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan
penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto pada kondisi
sebelum pelaksanaan (0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai
dilaksanakan (100%). Titik sudut pengambilan foto untuk tahap-tahap kegiatan
diusahakan dari posisi yang sama. Oleh karena itu sebelum pengambilan foto perlu
dibuat rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan
yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
- Nama dan lokasi bangunan.
- Tanggal pengambilan
- Tahap pelaksanaan
Berita acara pembayaran dan laporan bulanan harus dilampiri dengan beberapa foto-
foto pelaksanaan pada periode tersebut. Pada akhir pelaksanaan Kontrak Penyedia
Jasa harus menyerahkan album foto pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi untuk
tiap-tiap bangunan atau bagian konstruksi pada kondisi 0%, 50% dan 100% dalam
satu halaman.Penyerahan dilakukan sebanyak 3 (tiga) rangkap bersama 1 (satu) set
album negatifnya atau dalam bentuk CD.
Seluruh biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam harga
kontrak.
8.05 Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang
lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30
(tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
Spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.
11 Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada
atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan
pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan
bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan
perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai
pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas.
Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
dilapangan kerja, dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang
mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan dilapangan termasuk
peralatan dan tenaga Sub Penyedia Jasa.
13 Perlengkapan Direksi
Penyedia Jasa harus memberikan bantuan kepada Direksi dengan menyediakan
sebuah bangunan sekurang-kurangnya 36 m2 dan dilengkapi MCK. Semua biaya
untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa.
Kantor Direksi dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1). 2 (dua) meja dengan 4 (empat) kursi dan satu set meja tamu
2). 1 (satu) almari/rak
3). Penerangan lampu secukupnya
4). Toilet dan kamar mandi.
1. Mobilisasi / Demobilisasi
Satuan Mobilisasi dan Nomor
Pekerjaan Demobilisasi Pembayaran :
a. Umum
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua
kegiatan yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan
dipergunakan dalam melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia jasa
harus sudah bisa memperhitungkan semua biaya yang diperlukan
dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan
mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai ke tempat semula.
b. Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
• Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai
dengan kebutuhan seperti yang termuat dalam kontrak untuk
menyelesaikan pekerjaan.
• Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus
segera melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta
tambahan peralatan maupun personil atas tanggungan penyedia
jasa.
b. Program dan Pemberitahuan
• Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan
dan personil yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis dan
kapasitas peralatan yang akan didatangkan.
• Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada
direksi perihal kedatangan maupun pengangkutan kembali
peralatan dan personil.
• Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap
perubahan jadwal peralatan dan penyediaan personil.
• Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila
sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan
dengan seijin direksi.
a. Umum
Penyedia jasa wajib menyelengarakan keamanan dan kesehatan kerja
serta Keselamatan Konstruksi mencakup penyiapan RKK, sosialisasi
dan promosi K3, alat pelindung kerja/diri, asuransi dan perijinan,
personel K3, fasilitas prasarana kesehatan, rambu-rambu yang
diperlukan, konsultasi dengan ahli keselamatan konstruksi, dan lain-
lain terkait pengendalian risiko K3 dan Keselamatan Konstruksi.
b. Cara Pelaksanaan
a. Penyiapan RK3K terdiri atas:
1. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan
Formulir;
b. Alat Pelindung Diri terdiri atas :
1. Topi Pelindung (Safety Helmet)
2. Sarung Tangan (Safety Gloves)
3. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); untuk staf
4. Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and toe cap)
5. Rompi Keselamatan (Safety Vest)
c. Asuransi dan Perijinan terdiri atas :
1. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja; (BERDASARKAN
KEPMENAKER NO. : KEP-196/MEN/1999, untuk tenaga harian
proyek)
2. Surat Ijin Kelaikan Alat
3. Surat Ijin Operator
d. Personil K3 Terdiri Atas :
1. Petugas K3
2. Petugas P3K
e. Fasilitas sarana kesehatan; Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung
Oksigen, Obat Luka, Perban, dll)
f. Rambu – rambu tediri atas:
1. Rambu Petunjuk
2. Rambu Larangan
3. Rambu Peringatan
4. Rambu Kewajiban
5. Rambu Informasi
g. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3:
1. Bendera K3
2. Lampu Darurat
h. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan K3 yang sesuai dengan
standar SNI.
i. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan K3 sebelum pekerjaan
dimulai.
j. Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas penyelengaraan
keamanan dan kesehatan kerja.
b. Cara Pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan ukur, termasuk pekerja,
patok-patok, serta peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran.
Penyedia jasa harus menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat
ketelitian yang tinggi untuk pengukuran.
b. Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang terbuat dari balok
kayu 4/6 dengan jarak yang telah ditentukan.
c. Patok – patok yang telah dipasang tidak boleh goyang dan berpindah
tempat karena telah memiliki elevasi yang didasarkan pada BM sekitar
setelah dilakukan pengukuran.
f. Penyedia jasa harus segera menyerahkan semua data survey serta hasil
perhitungan dan gambar-gambar dari pengukuran MC 0% dan MC 100%
kepada direksi secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :
− Data ukur 1 (satu) asli dan 1 (satu) rekaman
− Gambar dengan ukuran A3 sebanyak sebanyak 1 (satu) asli dan
2(dua) rekaman.
a. Umum
Untuk mendapatkan struktur Coffer dam yang lebih tahan lama terhadap
gerusan air sungai, maka pada sepanjang sisi dalam tanggul diberi susunan
batu rip-rap. Daya tahan dan kestabilan struktur tanggul harus selalu diperiksa
selama pekerjaan utama berlangsung. Dan jika terdapat kerusakan harus
segera diperbaiki.
b. Cara Pelaksanaan
1. Alur tahapan pelaksanaan pekerjaan pengalihan air
− Pembuatan jalan kearah sungai dari hulu
Pembuatan jalan ini merupakan perintisan jalan kearah sungai yang
bertujuan untuk mempermudah jalur alat berat dan Dump truck untuk
pekerjaan pengalihan sungai.
− Penggalian pada area hulu
Penggalian ini dilakukan sebagai awal untuk pembentukan tanggul,
Penyedia jasa harus melakukan survey sipat datar untuk mengetahui
perbedaan tinggi antara dasar bagian hulu sungai (±200 m kearah hulu).
− Pengurugan
Hasil galian dibuat sebagai tanggul. Penggalian ini masih menyisakan
bukaan untuk aliran air sungai sampai pembuatan panjang tanggul
selesai.
Pengurugan ini dilakukan sampai pada pertemuan aliran air sungai yang
ada dengan tetap memperhatikan lebar dan tinggi tanggul yang sesuai.
Pemadatan pada setiap pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan
untuk menjaga kestabilan dan kekuatan tanggul selama pengalihan air.
− Pemasangan boulder anti gerusan
Pada sisi sepanjang tanggul yang dibuat diberi pasangan boulder seperti
rip-rap yang disusun sedemikian rupa sehingga berfungsi menahan
gerusan air terhadap badan tanggul selama pelaksanaan pekerjaan
utama berlangsung.
− Pengalihan air
Setelah proses pembuatan tanggul selesai dilakukan, dan Direksi telah
memeriksa dan menyetujui maka bukaan pada area hulu sungai segera
ditutup dan dibuat berbentuk tanggul pula sampai air mengalir
kesepanjang saluran samping kiri tanggul.
a. Umum
Pembersihan lokasi pekerjaan dari semua dari semua tumbuhan dan
bambu, termasuk pohon-pohon/semak-semak
Pembersihan dikerjakan oleh Penyedia Jasa setelah mendapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan
b. Cara Pelaksanaan
▪ Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil, sesuai
kebutuhan, guna menangani pekerjaan.
▪ Pembersihan terdiri dari penebangan pohon-pohon perdu,semak
belukar dan pembabatan rumput liar yang tumbuh sepanjang dasar
saluran, talud luar dan dalam, serta di atas tanggul saluran, sehingga
profil saluran terlihat rapih kembali seperti sebelumnya.
▪ Sampah yangberasal daripembersihan harus diatur dan disebar
disekitar lokasi yang dijamin tidak akan mengganggu kegiatan .
Pengaturan dari semua sampah tersebut harus sesuai petunjuk
Direksi.
▪ Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-
lubangnya dengan tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari
tempat pekerjaan semula bahan-bahan hasil pembersihan lapangan
▪ Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan
/ tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia
Jasa harus melindunginya dari kerusakan.
▪ Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan
apabila keadaan mengijinkan harus dibakar sampai habis.
Penumpukan untuk pembakaran harus dikerjakan dengan cara
dan pada tempat-tempat tertentu agar tidak menimbulkan resiko
terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran harus sesempurna
mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu. Penyedia
Jasa setiap saat harus mengambil langkah-langkah pencegahan
secara khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus mempunyai
peralatan sesuai untuk digunakan dalam pencegahan dan
pemadaman.
▪ Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebanganpohon
dan semak belukar, dimana lokasi tersebut akan dipakai untuk
bangunan-bangunan permanen, jalan masuk, tanggul – tanggul
dan saluran – saluran. Sedangkan bidang lain yang diperlukan untuk
menunjang pekerjaan tidak diperhitungkan dalam pembayaran.
a. Umum
1) Galian Material Sungai harus mencakup seluruh pekerjaan galian untuk
pekerjaan utama/permanen. Penyedia Jasa harus melakukan kegiatan
pekerjaan Galian Material Sungai sesuai garis dan elevasi yang tertera
pada gambar.
2) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan,
pembuatan stock tanah galian atau material lainnya, atas petunjuk Direksi.
3) Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan timbunan
harus dipisahkan dari pembuangan, dan harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
4) Apabila pekerjaan galian sudah selesai dilakukan, Penyedia Jasa harus
memberitahukan kepada Pengguna Jasa untuk pemeriksaan.
b. Cara Pelaksanaan
1) Galian Material Sungai dilakukan dengan menggunakan alat
berat/Excavator dan hasil galian dibuang ke area yang telah ditentukan
Pengguna Jasa. Material yang dapat dipakai kembali sebagai bahan
timbunan, harus dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang ditentukan
oleh Pengguna Jasa.
2) Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan timbunan maka bahan
timbunan tersebut harus dibuang oleh Penyedia Jasa dari lokasi yang
ditentukan oleh Pengguna Jasa.
3) PenyediaJasa harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan
biaya pembuangan material yang berlebih tersebut, termasuk juga biaya
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah (jika diluar area) dimana
pembuangan sisa yang tidak terpakai dilakukan.
4) Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus
mengusahakan dan menjamin bahwa bidang galian cukup aman dari
longsoran dan bila diperlukan diberikan alat-alat penyangga atas biaya
Penyedia Jasa.
c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
Jenis Pengendalian
Identifikasi Bahaya
Pekerjaan Resiko
Galian 1. Terperosok karena 1. Menyusun
tanah pek. Galian dan instruksi kerja
mekanis lainnya 2. Penggunaan
dan 2. Tertimbun tanah rambu
dibuang di longsor peringatan.
sekitar
lokasi 3. Tertimbun
bongkaran material.
b. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan timbunan hasil galian dilakukan setelah struktur pada elevasi
bawah telah dilaksanakan, Seperti pada hulu dan hilir Main Dam, Sub Dam
serta pada kiri dan kanan lantai apron. Timbunan menggunakan material
bekas galian yang dihampar lapis demi lapis setebal 35.0 Cm dan dipadatkan
pula lapis demi lapis menggunakan Vibrator roller kapasitas 10 Ton.
Material bekas galian yang akan dipakai harus bebas dari sampah, kayu,
plastik dan bahan lain yang tidak sesuai untuk pekerjaan timbunan. Dasar
tanah timbunan harus dalam keadaan kering terlebih dahulu. Diameter butiran
batu yang terdapat pada material timbunan harus tidak lebih dari 15.0 Cm.
Pengetesan Kepadatan timbunan dilakukan Density lapangan/Sand cone
metode sand replacement, dengan nilai persentase > 90 %.
8. Pasangan batu 1 PC : 4 PP
Satuan Pekerjaan Pasangan Batu ( 1 : 4 ) Nomor Pembayaran :
a. Umum
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu adalah semua
pekerjaan konstruksi yang menggunakan material utama batu kali atau batu
gunung antara lain pekerjaan saluran atau bangunan lainnya.
Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjan pemasangan batu ini
ditentukan dalam gambar rencana atau petunjuk Pengguna Jasa. Jika tidak
ditentukan ukurannya dalam gambar rencana batu harus mempunyai
ketebalan minimal 15 cm.
Batu dapat diambil dari quarry, sungai, atau dari leveransir, yang telah
disetujui oleh Pengguna Jasa.
b. Cara Pelaksanaan
Material :
Batu
Batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, (tidak retak dan rapuh) dan
sejenis sesuai dengan SNI 03-2848-1992 dan SNI 03-2825-1992.
Semen Portland (PC)
Semen yang digunakan mengikuti ketentuan-ketentuan dari PBI 1972-NI.2.
Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %.
Air
Air yang digunakan untuk campuran pekerjaan pasangan batu tidak boleh
mengandung minyak, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis untuk itu
sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Adukan Semen
Adukan haruslah merupakan semen mortar yang memenuhi persyaratan
dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasikan menurut perbandingan
campuran antara semen dan pasir. Perbandingan campuran ini adalah
perbandingan volume dan harus mengikuti sesuai dengan yang ditentukan.
Untuk pasangan batu , perbandingan campuran antara semen dan pasir
satu berbanding empat (1 : 4).
Penyampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk
(Molen) atau dengan cara lain.
Campuran dengan tangan hanya boleh dilakukan atas izin Pengguna Jasa.
Penyelesaian
Finishing dan pekerjaan pasangan batu diplester atau disiar seperti yang
ditujukan dalam gambar rencana.
c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
a. Umum
Secara Umum Beton Kuat Tekan Tinggi 17,5 N/mm2 (K-175) adalah beton
dengan campuran Semen PC/PCC (type semen yang dipakai harus mendapat
persetujuan dari Pengguna Jasa), Agregate 1-2, 2-3 dan agregate halus/pasir
serta air sebagai media penghantar pengikatan dengan jumlah tertentu,
sehingga menghasilkan beton dengan Kuat Tekan Tinggi 17,5 N/mm2 (K-175),
atau dengan perbandingan campuran tertentu dapat menghasilkan kuat tekan
tertentu pula, misalnya Kuat Tekan 18 N/mm2 (K-180), dan lain-lain sesuai kuat
tekan beton yang diinginkan.
b. Cara Pelaksanaan
1) Material :
Agregate kasar/Batu pecah
- Agregate kasar yang dipakai merupakan hasil olahan dari crushing
plant/mesin pemecah batu dengan ukuran yang dipakai adalah 1-2 dan
2-3 cm.
- Batu pecah harus keras, bersih dari lumpur dan tanah serta bahan yang
bersifat minyak.
- Susunan gradasi batu pecah seperti table berikut ini :
Semen
- Semen untuk pekerjaan beton yang akan digunakan, harus memenuhi
standar JIS R 5210 dan ASTM C 150 atau standar lain sejenis yang
diakui.
- Setiap semen yang didatangkan harus diambil contohnya dari pabrik
dan harus disertai sertifikat test yang dikeluarkan oleh pabrikan sebagai
bahan konfirmasi tentang produk mereka.
- Pengambilan sampel dan pengujian semen harus dilakukan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan teknis standard dan jenis-jenis
pengetesan yang diperlukan adalah seperti table berikut :
Lain-lain
Syarat-syarat dan ketentuan lain yang menyangkut material-material pada
pekerjaan pembetonan dapat dilihat pada spesifikasi teknik.
2) Mix Design
a) Desain pencampuran beton/ Concrete Mix Design harus dilakukan
untuk memastikan beton yang akan ditempatkan atau dicor pada
bagian-bagian struktur bangunan telah sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan.
b) Proporsi pencampuran material-material beton harus ditentukan untuk
mengurangi/menurunkan jumlah air sesuai interval untuk
meningkatkan tekanan karakteristik, kekuatan, umur dan
keseimbangan kemudahan pengerjaannya.
c) Rencana kuat tekan beton harus dibuat dan kriteria kekuatan dari
beton harus diproporsionalkan sehingga 80% dari kriteria kuat tekan
sama dengan kuat tekan spesifikasi, dan persamaan berikut dipakai
untuk menentukan nilai minimum rata-rata dari kuat tekan.
Jenis
Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Resiko
Beton K175 Tertimpa atau teriris 1. Menggunakan
batu,terhirup debu sarung tangan dari
semen, tangan atau kaki bahan yang aman.
lecet/luka 2. Penggunaan APD
yang sesuai
a. Umum
Secara Umum beton mutu, f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2)
cm, w/c = 0,66 adalah beton dengan campuran Semen PC/PCC
(type semen yang dipakai harus mendapat persetujuan dari
Pengguna Jasa), Agregate 1-2, 2-3 atau krikil dan agregate
halus/pasir serta air sebagai media penghantar pengikatan dengan
jumlah tertentu, sehingga menghasilkan beton dengan beton mutu,
f’c = 14,5 MPa (K175), slump (12±2) cm, w/c = 0,66), atau dengan
perbandingan campuran tertentu dapat menghasilkan kuat tekan
tertentu pula, dengan Komposisi 60 % Beton K 175 dan 40 % Batu
Belah
b. Cara Pelaksanaan
a) Material :
▪ Semen Portland (PC)
− Portland Cement yang disimpari dalam gudang lapangan
harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan,
bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak
boleh dipakai untuk campuran.
- Semen untuk pekerjaan beton yang akan digunakan, harus
memenuhi standar JIS R 5210 dan ASTM C 150 atau standar
lain sejenis yang diakui.
- Setiap semen yang didatangkan harus diambil contohnya
dari pabrik dan harus disertai sertifikat test yang dikeluarkan
oleh pabrikan sebagai bahan konfirmasi tentang produk
mereka.
- Pengambilan sampel dan pengujian semen harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan teknis standard dan
jenis-jenis pengetesan yang diperlukan adalah seperti tabel
berikut :
Jenis pengujian Syarat Methode
teknis pengujian
Kehalusan, m2/kg >280 ASTM C150
Berat Jenis >3.05 JIS R 520
Kelayakan (soundness) <0.80 ASTM C150
Waktu pengikatan
Pengikatan awal (menit) >45 ASTM C150
Pengikatan akhir (menit) <375
False set >50 ASTM C150
Kuat Tekan (kg/cm2) ASTM C150
3 hari >120
7 hari >190
28 hari >280
1) Mix Design
− Desain pencampuran beton/ Concrete Mix Design harus
dilakukan untuk memastikan beton yang akan
ditempatkan atau dicor pada bagian-bagian struktur
bangunan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
− Proporsi pencampuran material-material beton harus
ditentukan untuk mengurangi/menurunkan jumlah air
sesuai interval untuk meningkatkan tekanan karakteristik,
kekuatan, umur dan keseimbangan kemudahan
pengerjaannya.
− Rencana kuat tekan beton harus dibuat dan kriteria
kekuatan dari beton harus diproporsionalkan sehingga
80% dari kriteria kuat tekan sama dengan kuat tekan
spesifikasi, dan persamaan berikut dipakai untuk
menentukan nilai minimum rata-rata dari kuat tekan.
- fav = (fc)/(1-0.883 V), dimana :
- fc = Kuat tekan pada umur 28 hari
- V = Koefisien variasi dalam persen = 15,
• sehingga 1 - 0.883 V = 0.86755,
• dan fav = fc/0.86755.
− Beton diklasifikasikan berdasarkan kuat tekannya pada
umur 28 hari sesuai dengan ukuran maksimum dari
agregat/batu pecah seperti tabel berikut ini :
Uraian 18 N/mm2 22,5
N/mm2
Ukuran aggregate 40 40
terbesar (mm)
Nilai slump (cm) <10 <10
Kuat tekan pada umur 28 180 225
hari (kg/cm2)
Koefisien variasi 15 15
Minimum kuat tekan rata- 207 260
rata umur 28 hari
(kg/cm2)
2) Pencampuran dan pengangkutan
▪ Pencampuran
- Pencampuran/mixing bahan-bahan beton dilakukan
pada area yang telah ditentukan (area servis Penyedia
Jasa) dengan terlebih dahulu menyiapkan material yang
dibutuhkan dan telah mendapat persetujuan Direksi.
- Pencampuran dengan menggunakan alat penakar yang
dibutuhkan untuk menjamin perbandingan penggunaan
material sesuai hasil trial mix design.
- Pengukuran slump dilakukan untuk mengontrol tingkat
kekentalan beton cair (slump berkisar antara 8 – 12 cm).
▪ Pengangkutan
- Pengangkutan beton dari tempat pencampuran dengan
menggunakan truck mixer/agitator truck, setelah semua
bahan telah diisi dan tercampur dengan baik serta slump
beton telah diukur.
- Pengangkutan dari area pencampuran/tempat material
(area servis Penyedia Jasa) ke lokasi pengecoran
diusahakan dengan jarak sedekat mungkin, sehingga
dibutuhkan waktu yang tidak terlalu lama untuk menjaga
kontinuitas produksi campuran beton selama
pembetonan berlangsung.
3) Pembetonan/placing
▪ Pembetonan dilaksanakan setelah bekisting pada area
rencana telah dipasang dengan baik dan kuat sesuai yang
tertera pada gambar kerja, kondisi area rencana telah
bersih dan kering serta telah mendapat persetujuan Direksi
untuk dimulainya pelaksanaan pembetonan.
▪ Beton cair dihampar ke bidang yang akan dicor lapis demi
lapis, sebagai contoh untuk Main Dam, satu lifting
pembetonan dengan tinggi/tebal 1.0 m, kemudian
dipadatkan dengan mesin penggetar/vibrator keseluruh
permukaan beton yang telah diratakan.
▪ Pembetonan pada lifting lebih dari satu seperti pada Main
Dam, Sub-dam, maka permukaan bawah yang akan
tertutup beton harus dibersihkan dari debu, lumpur, minyak
dan semua jenis kotoran, kemudian permukaan tersebut
dibasahi dengan air bersih.
▪ Pada saat pembetonan akan segera dimulai, permukaan
tersebut diberi lapisan mortar dengan takaran 1 semen : 4
pasir, dengan cara dihampar merata keseluruh permukaan
yang akan dilakukan pembetonan dengan ketebalan
mortar 1 – 2 cm.
4) Curing
▪ Pekerjaan curing dilakukan pada saat beton telah
mengeras, curing menggunakan karung goni yang
dibasahi dengan air secukupnya dan bidang/permukaan
beton yang baru harus tertutup.
▪ Curing juga dapat dilakukan dengan cara penggenangan
air pada permukaan beton yang baru.
▪ Air yang dipakai pada pekerjaan curing harus bersih dan
tidak berlumpur/mengandung tanah atau minyak.
▪ Permukaan beton yang di curing harus selalu dalam
keadaan basah sampai pada saat persiapan pembetonan
untuk lapisan diatasnya.
▪ Khusus untuk permukaan finishing pada apron, Sub-dam
dan Main dam, curing dilaksanakan selama sekitar 7 hari
berturut-turut dengan kondisi permukaan beton yang selalu
terlindungi dan dalam keadaan basah.
5) Chipping pada permukaan tegak pada Construction Joint
▪ Pada construction joint/sambungan pembetonan
persegmen permukaan tegak pada main Dam, Apron dan
Sub-dam, perlu dilakukan chipping sedalam 2-3 cm pada
bidang yang akan tertutup oleh beton/segmen selanjutnya.
▪ Pekerjaan chipping dilakukan pada saat bekisting tegak
selesai dibongkar dan harus merata mencakup keseluruh
permukaan tegak beton.
6) Lain-lain
▪ Sisa-sisa campuran beton/mortar yang terdapat pada
permukaan beton ekspos harus dibersihkanai didapatkan
permukaan yang relative halus dan rata.
▪ Bila terdapat permukaan beton yang cembung, cekung
atau keropos maka harus segera dilakukan
perbaikan/finishing ulang yang sesuai, atas arahan Direksi
dan segala biaya akibat perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
▪ Pada saaat pembetonan pekerjaan utama, yaitu Main
Dam, Sub-dam dan Apron telah selesai, struktur baru
tersebut terbebas dari aliran air sungai sampai umur beton
mencapai lebih dari 28 hari, dengan tetap
mempertahankan alur pada pengalihan aliran sungai yang
telah terpakai.
▪ Tanggul pengalihan aliran sungai harus dibongkar setelah
semua pekerjaan struktur telah selesai, atas ijin dan
petunjuk dari Pengguna Jasa.
a. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
Jenis Pengendalian
Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko
Beton Cyclop Tertimpa atau teriris 1. Menggunakan
K175 batu,terhirup debu sarung tangan
semen, tangan atau kaki dari bahan yang
lecet/luka aman.
2. Penggunaan
APD yang sesuai
a. Umum
Secara Umum Beton mutu, f’c = 19,3 MPa (K225), slump (12±2)
cm, w/c = 0,58 adalah beton dengan campuran Semen PC/PCC
(type semen yang dipakai harus mendapat persetujuan dari
Pengguna Jasa), Agregate 1-2, 2-3 dan agregate halus/pasir serta
air sebagai media penghantar pengikatan dengan jumlah tertentu,
sehingga menghasilkan beton dengan Beton mutu, f’c = 19,3 MPa
(K225), slump (12±2) cm, w/c = 0,58, atau dengan perbandingan
campuran tertentu dapat menghasilkan kuat tekan tertentu pula.
Bila dipandang perlu oleh Direksi, , perbandingan campuran
beton akan ditentukan/diperbaiki selama pekerjaan berlangsung
Penyedia tidak merubah perbandingan campuran beton atau
sumber dari bahan-bahan tanpa mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari direksi.
b. Cara Pelaksanaan
a) Material :
▪ Semen Portland (PC)
− Portland Cement yang disimpari dalam gudang lapangan
harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan,
bilamana Portland Cement telah mengeras, maka tidak
boleh dipakai untuk campuran.
- Semen untuk pekerjaan beton yang akan digunakan, harus
memenuhi standar JIS R 5210 dan ASTM C 150 atau standar
lain sejenis yang diakui.
- Setiap semen yang didatangkan harus diambil contohnya
dari pabrik dan harus disertai sertifikat test yang dikeluarkan
oleh pabrikan sebagai bahan konfirmasi tentang produk
mereka.
- Pengambilan sampel dan pengujian semen harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan teknis standard dan
jenis-jenis pengetesan yang diperlukan adalah seperti tabel
berikut :
Jenis pengujian Syarat Methode
teknis pengujian
Kehalusan, m2/kg >280 ASTM C150
Berat Jenis >3.05 JIS R 520
Kelayakan (soundness) <0.80 ASTM C150
Waktu pengikatan
Pengikatan awal (menit) >45 ASTM C150
Pengikatan akhir (menit) <375
False set >50 ASTM C150
Kuat Tekan (kg/cm2) ASTM C150
3 hari >120
7 hari >190
28 hari >280
▪ Lain-lain
Syarat-syarat dan ketentuan lain yang menyangkut material-
material pada pekerjaan pembetonan dapat dilihat pada
spesifikasi teknik.
1) Mix Design
− Desain pencampuran beton/ Concrete Mix Design harus
dilakukan untuk memastikan beton yang akan
ditempatkan atau dicor pada bagian-bagian struktur
bangunan telah sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
− Proporsi pencampuran material-material beton harus
ditentukan untuk mengurangi/menurunkan jumlah air
sesuai interval untuk meningkatkan tekanan karakteristik,
kekuatan, umur dan keseimbangan kemudahan
pengerjaannya.
− Rencana kuat tekan beton harus dibuat dan kriteria
kekuatan dari beton harus diproporsionalkan sehingga
80% dari kriteria kuat tekan sama dengan kuat tekan
spesifikasi, dan persamaan berikut dipakai untuk
menentukan nilai minimum rata-rata dari kuat tekan.
- fav = (fc)/(1-0.883 V), dimana :
- fc = Kuat tekan pada umur 28 hari
- V = Koefisien variasi dalam persen = 15,
• sehingga 1 - 0.883 V = 0.86755,
• dan fav = fc/0.86755.
− Beton diklasifikasikan berdasarkan kuat tekannya pada
umur 28 hari sesuai dengan ukuran maksimum dari
agregat/batu pecah seperti tabel berikut ini :
Uraian 18 N/mm2 22,5
N/mm2
Ukuran aggregate terbesar 40 40
(mm)
Nilai slump (cm) <10 <10
Kuat tekan pada umur 28 180 225
hari (kg/cm2)
Koefisien variasi 15 15
Minimum kuat tekan rata- 207 260
rata umur 28 hari (kg/cm2)
3) Pembetonan/placing
▪ Pembetonan dilaksanakan setelah bekisting pada area
rencana telah dipasang dengan baik dan kuat sesuai yang
tertera pada gambar kerja, kondisi area rencana telah
bersih dan kering serta telah mendapat persetujuan Direksi
untuk dimulainya pelaksanaan pembetonan.
▪ Beton cair dihampar ke bidang yang akan dicor lapis demi
lapis, sebagai contoh untuk Main Dam, satu lifting
pembetonan dengan tinggi/tebal 1.0 m, kemudian
dipadatkan dengan mesin penggetar/vibrator keseluruh
permukaan beton yang telah diratakan.
▪ Pembetonan pada lifting lebih dari satu seperti pada Main
Dam, Sub-dam, maka permukaan bawah yang akan
tertutup beton harus dibersihkan dari debu, lumpur, minyak
dan semua jenis kotoran, kemudian permukaan tersebut
dibasahi dengan air bersih.
▪ Pada saat pembetonan akan segera dimulai, permukaan
tersebut diberi lapisan mortar dengan takaran 1 semen : 4
pasir, dengan cara dihampar merata keseluruh permukaan
yang akan dilakukan pembetonan dengan ketebalan
mortar 1 – 2 cm.
4) Pengecoran
Pengecorantidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan
perancah dan pekerjaanpersiapan,telahsempurna
dikerjakandandisetujuioleh direksi.
▪ Persiapan
Sebelumpengecorandimulai,semuaperalatanpenunjang
siap dipakai,materialdanpekerja-pekerja
harussudahberadadi tempat pengecoran. Permukaan
sebelah dalam dariacuan harus sudah dibersihkan
daribahan-bahan lepas, kotoran-kotoran
maupunpotongankawat/besi.Acuanyangterbuatdarikayu
dandimana dikhawatirkanadanya pengisapan air olehkayu,
maka kayutersebutharusterlebihdahuludibasahidenganair
hinggajenuh
• Pelaksanaan Pengecoran
o Sebelum pengecoran beton, harus
dilakukanpersiapan sedemikianrupa sehingga
dalamsemua keadaanadukanbeton dapat diangkat
dengan lancar dan ditempatkan pada posisi
yangdiperlukantanpaperluadanya
pengakutanlebihlanjut sertatidak terjadi pemisahan
bahan-bahan.
o Beton tidakboleh diangkutdengantalang miring atau
dijatuhkandaritempatpengadukanataudengancara lain
dengan ketinggian lebihdari1,5 mkecualidengan
persetujuan direksiyang
dapatmemerintahkanadukanbetondijatuhkanke atas
bakpenampung dan harusdiaduk lagidengan tangan
sebelum ditempat/dicor.
o Tinggi pengangkutan harus lebih kecil dari 1,5 m,
kecualiada ketentuan lain atas ijin direksi.
o Tempatdimanabetonakandituangharusdijagaagarbeb
as darigenanganair
selamapelaksanaanpengecoran,kecualiada
persetujuanlaindaridireksi.Aliranairyang melintasatau
masuk ketempat pekerjaan tersebut harusdiamankan
sebelum prosespengecoranbetondimulai.Jika
pengecorandalam genangan air tidak dapat
dihindari dan telah didapat persetujuan khusus
dari direksi, adukan beton harus dituangkan melalui
pipa.Ketentuan khusus tentang bagian-bagian
campurandantata cara
pengecorandapatditentukanoleh direksidanpenyedia
jasa tidakberhakataskompensasibiaya
yangdiakibatkannya.
o Sebelummelanjutkanpengecoranbetonpada
pekerjaanyang dilaksanakan terdahulu,yang
kemudian diistirahatkan atau dihentikan, permukaan
dan ujungnyaharus dikasarkan dengan
sempurnadenganmenggunakanpahatyangtajamsede
mikian
o Rupa sehinggatidak ada lagi lapisan kulit yang lunak.
Permukaanyang dikasarkan tersebut harus
dibersihkan dengan sempurna dengan penyemprotan
angin dan air atau cara-cara lain yang disetujui, disikat
dan disiram sesaat sebelum proses pengecoran
lapisan beton berikutnya dilaksanakan. Biaya untuk
semua pengkasaran permukaan tersebut harus
dianggap telah termasuk dalam harga-harga satuan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
o Beton untuk pekerjaan beton bertulang harus dicor
dalam jumlah sedikit-sedikit, dalam keadaan dapat
dibentuk dengan perbandingan air semen sedemikian
rupa untuk mencapai kekuatan yang ditentukan.
o Pengecoran beton dalam bagian-bagian tersendiri
harus dilaksanakan terus menerus tanpa berhenti
sampai batas sambungan yang disetujui sebelumnya,
atau sampai bagian tersebut selesai dan harus
diselesaikan dengan cara sedemikian rupa sehingga
bagian-bagian sambungan harus monolit, kecuali ada
ketentuan lain.
o Beton bervolume besar harus dilaksanakan dalam
bagian- bagian yang terlebih dahulu dianjurkan atau
disetujui oleh direksi dan harus dikerjakan secara
terus menerus tanpa berhenti sampai selesai dalam
setiap bagiannya dan tidak diijinkan untuk istrahat
selama pekerjaan berjalan. Apabila diperlukan
bekerja diluar batas jam kerja biasa untuk
terpenuhinya kondisi tersebut di atas, penyedia jasa
harus sudah memperhitungkannya dalam harga -
harga satuan beton di dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
o Pengerjaan Beton Tidak Diijinkan Dalam Cuaca Tidak
o Memungkinkan Pengerjaan beton tidak diijinkan
selama ada badai atau hujan lebat. Semua bahan
beton dan perlengkapan instalasinya harus dilindungi
dengan baik terhadap akibat terjadinya badai atau
angin kencang.
o Campuran Yang Sudah Mengeras Tidak Boleh
Digunakan Dalam kejadian apapun campuran yang
sudah mengeras tidak boleh digunakan.
o Direksi berhak menolak beton dalam beberapa
kejadian sebagai berikut:
− Jika pelaksanaan pengadukan tidak dapat
dimulai dalam 30 menit setelah semen
dituangkan kedalam agregat.
− Jika lebih dari 30 menit telah dilampaui antara
adukan yang telah masak dikeluarkan dari alat
pengaduk dengan pengecorannya tanpa
pengaduk lagi.
− Jika telah dilampaui dari 1,5 jam antara
penuangan semen pada agregat dan
pelaksanaan pengecoran beton.
− Jika slump dari beton telah menyusut lebih dari
2,5 cm atau cukup besar menurut tanggapan
direksi, selama jangka waktu mulai matangnya
beton sampai pengecoran beton.
▪ Pemadatan
Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat
pemadat. (concrete vibrator) Ketelitian dalam hal
pemadatan perlu diperhatikan agar supaya sudut-
sudut,sela-sela diantara terisi dan disekeliling terpenuhi.
Semua rongga-rongga/gelembung udara tidak boleh
terjadi pada pemadatan. Harus diperhatikan agar
penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama yang dapat
mengakibatkan pemisahan bahan-bahan ( segregation ).
▪ Perawatan
− Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap
hujan dan panas matahari serta kerusakan-kerusakan
lainnya yang disebabkan oleh gaya-gaya sentuhan
sampai beton telah menjadi keras.
− Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam
keadaan lembab, dengan cara menutupinya dengan
karung-karung basah atau menggenangi air sampai
selama paling sedikit 2 minggu.
− Pada hari-hari pertama sesudah
selesai pengecoran proses pengerasan tidak boleh
diganggu. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan
lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat
timbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk
mengangkut bahan-bahan yang berat. Permukaan lantai
beton yang selesai sesudah beton mulai mengeras harus
segera ditutup dengan karung - karung basah agar beton
tetap lembab dan mengeras dengan sempurna.
− Catatan:
✓ beton yang mengunakan semen Portland dan
tidak memakai bahan pembantu pembasahan
dilakukan selama minimum 7 hari.
✓ Beban hanya dapat diizinkan melewatinya setelah
beton berumur 30 hari atau sampai waktu yang
ditentukan oleh direksi.
5) Curing
▪ Pekerjaan curing dilakukan pada saat beton telah
mengeras, curing menggunakan karung goni yang
dibasahi dengan air secukupnya dan bidang/permukaan
beton yang baru harus tertutup.
▪ Curing juga dapat dilakukan dengan cara penggenangan
air pada permukaan beton yang baru.
▪ Air yang dipakai pada pekerjaan curing harus bersih dan
tidak berlumpur/mengandung tanah atau minyak.
▪ Permukaan beton yang di curing harus selalu dalam
keadaan basah sampai pada saat persiapan pembetonan
untuk lapisan diatasnya.
▪ Khusus untuk permukaan finishing pada apron, Sub-dam
dan Main dam, curing dilaksanakan selama sekitar 7 hari
berturut-turut dengan kondisi permukaan beton yang selalu
terlindungi dan dalam keadaan basah.
6) Chipping pada permukaan tegak pada Construction Joint
▪ Pada construction joint/sambungan pembetonan
persegmen permukaan tegak pada main Dam, Apron dan
Sub-dam, perlu dilakukan chipping sedalam 2-3 cm pada
bidang yang akan tertutup oleh beton/segmen
selanjutnya.
▪ Pekerjaan chipping dilakukan pada saat bekisting tegak
selesai dibongkar dan harus merata mencakup keseluruh
permukaan tegak beton.
7) Lain-lain
▪ Sisa-sisa campuran beton/mortar yang terdapat pada
permukaan beton ekspos harus dibersihkanai didapatkan
permukaan yang relative halus dan rata.
▪ Bila terdapat permukaan beton yang cembung, cekung
atau keropos maka harus segera dilakukan
perbaikan/finishing ulang yang sesuai, atas arahan Direksi
dan segala biaya akibat perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
▪ Pada saaat pembetonan pekerjaan utama, yaitu Main
Dam, Sub-dam dan Apron telah selesai, struktur baru
tersebut terbebas dari aliran air sungai sampai umur beton
mencapai lebih dari 28 hari, dengan tetap
mempertahankan alur pada pengalihan aliran sungai yang
telah terpakai.
▪ Tanggul pengalihan aliran sungai harus dibongkar setelah
semua pekerjaan struktur telah selesai, atas ijin dan
petunjuk dari Pengguna Jasa.
a. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
Jenis Pengendalian
Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko
Beton K225 Tertimpa atau teriris 1. Menggunakan
batu,terhirup debu sarung tangan
semen, tangan atau kaki dari bahan yang
lecet/luka aman.
2. Penggunaan
APD yang sesuai
a. Umum
Bajatulanganharusterdiridaribesibetonbulatberuliratau besi beton
bulat sesuai ketentuan-ketentuan berikut ini:
Besibetonbulat Besibetonbu
berulir lat
-Kekuatantarik, 49 –63 29 -
kg/mm2 U U –24
53
30 –
-Titikleleh, kg/ mm2 ataulebih >24
3
- 14 2 >20
Potonganmelintang
Penambahanpanjang, darisetiapbatang tulanganyang akan digunakan
ataulebih
harus
% mempunyai bentuk yang tetap dengan diameter yang sama
pada setiap titik sepanjang batang tersebut
Diameterrata-ratatulangan-tulanganyang dipilihdaricontoh
setiapkirimandenganukuranyang samadarisetiaptulangan
betonyang dikirimkankelokasipekerjaan,tidakbolehlebih besar atau
lebih kecildari2 (dua) persen daridiameteryang ditentukan.
Tulangan-tulangan harus bebas darisisik, minyak, karat, kotoran dan
kerusakan-kerusakan struktur
Jika diperlukan oleh direksi, penyedia jasa harus
menyampaikan3(tiga)copy keteranganteknis(mill-sheet)
tentangbaja-bajatulangan yangdikeluarkanolehpabriknya untuk
mendapat persetujuan direksi sebelumnya. Setiap
pengiriman dan pemeriksaan di lokasi harus dilakukan oleh direksi
berdasarkan spesifikasi dan keteranganteknis (mill- sheet) di atas.
b. CaraPelaksanaan
1) Penempatan TulanganBeton
Semua tulangan beton harus dibersihkan sebelum pemasangan
darisisiyang lepas,karatyang lepas,minyak,
gemuk,kotorandanbahan-bahanasing lainnya.Tulangan
harusdipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tepat
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan tidak
berubah pada posisinya didalam cetakan tanpa penggeseran
selama proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton
ditempat. Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin
harus dibuat kait sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
menurut petunjuk direksi.
Penyedia jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak
yang diperlukan atas biayanya sendiri untuk memelihara
tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat,
sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam
bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung
dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai
kekuatan yang baik. Tulangan- tulangan harus diikat bersama –
sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan direksi, dan pengikatan harus dililit
kuat-kuat dengan tang/pengunci kawat beton. Ujung kawat ikat
harus dilipat ke dalam. Pengelasan besi tulangan tidak
diperbolehkan kecuali ditentukan lain terutama disetujui direksi.
Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk
dilakukan pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh direksi
dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan
Beton telah disetujui. Penyedia jasa harus melaporkan kepada
direksi selambat-lambatnya 24(dua puluh empat) jam
sebelumnya, tentang maksudnya untuk meminta dilakukan
pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan.
3) Sambungan TulanganBeton
Jika dianggap perlu untuk meyambung batang tulangan pada
titik-titik lain daripada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi
dan metode penyambungan harus ditetapkan berdasarkan
perhitungan kekuatan dan disetujui oleh direksi. Dalam hal ini
sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan
gambar atau tabel dibawah ini:
Diameter tulangan(mm) 10 12 16 19 22 25
28 32
43 43 45 65 84
Panjang sambungan lewatan 109 136 177
minimum(cm)
4) Selimut Beton
Selimut beton minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus
sesuai dengan gambar atau daftar dibawah ini:
No Jenis Pekerjaan Selimut
Beton
Minimum
(cm)
Balok 2,5
Plat 1,5
Dinding 2,5
Kolom 3,0
Bangunan yang masuk dalam tanah 5,0
atau nampakdan terpengaruhcuaca
ataukena gerusan
Selimut beton dalam semua hal, paling tidak harus sama dengan
diameter batang tulangan.
13. Bekisting
Satuan Pekerjaan : Bekisting Beton Biasa Nomor Pembayaran :
m2 Dengan Multiflex 12 mm
a. Umum
Pekerjaan ini harus mencakup memasang bekesting sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk Pengguna Jasa.
b. Cara Pelaksanaan
Cetakan Beton
i. Jika disetujui oleh Direksi Pekerjaan, maka acuan dari tanah harus
dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus
dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh
kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
ii. Cetakan harus digunakan, dimana perlu untuk membatasi dan
membentuk beton sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat dibuat
dari kayu atau tripleks ketebalan ± 1 cm, besi atau bahan lainnya yang
cukup kuat sesuai dengan ukuran–ukuran yang ada di dalam gambar.
iii. Cetakan harus diperkuat dan ditopang agar mampu menahan berat
sendiri adukan beton, penggetaran beton, beban konstruksi, angin
dan tekanan lainnya dengan tidak berubah bentuk.
iv. Penyedia Jasa harus menyerahkan satu set yang lengkap, gambar
cetakan sesuai dengan ketentuan diatas, untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan, sebelum memulai pekerjaan,
walaupun demikian penyerahan tersebut kepada Direksi Pekerjaan
untuk disetujui, tidak mengurangi tanggung jawab Kontraktor bagi
keberhasilannya.
v. Permukaan cetakan beton yang berhubungan dengan beton harus
bebas dari sampah, paku, alur–alur, belahan, atau cacat–cacat
lainnya. Mengisi celah–celah sambungan cetakan beton harus
berhati–hati dan dilaksanakan sedemikian rupa agar sanggup
mengembang dibawah pengaruh kelembaban beton tanpa
menimbulkan perubahan bentuk cetakan, celah– celah harus diisi
secukupnya untuk mencegah hilangnya air semen. Bagaimanapun
penggunaan kertas dengan tegas dilarang.
vi. Pembuatan lubang bagian dalam cetakan untuk pemeriksaan,
pembuangan air dapat dilakukan untuk itu cetakan dapat dibuat
sedemikian rupa hingga dapat dengan mudah ditutup sebelum
pengecoran dimulai.
vii. Sebelum pengecoran beton semua baut–baut harus dipasang pada
posisinya, semua yang diperlukan dan alat–alat lain untuk menutup
lubang harus dipasang pada cetakan. Tidak diperbolehkan membuat
lubang didalam beton tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
viii. Penggunaan kawat yang diikat untuk menyangga cetakan tidak
diijinkan dilakukan pada dinding beton yang akan tampak.
ix. Lubang–bekas ikatan kawat harus ditutup dengan beton setelah
cetakan dibongkar.
x. Jika batangan logam digunakan untuk menyangga cetakan ujungnya
tidak boleh kurang dari 3 cm dari permukaan beton yang terbentuk.
Semua permukaan cetakan yang menempel dengan beton harus
dilumasi dengan oli untuk memastikan bahwa cetakan dapat dibuka
dengan mudah.
xi. Pelumas harus diterapkan pada cetakan sebelum tulangan dipasang
dan harus berhati–hati mencegah pelumas jangan sampai mengenai
besi tulangan. Sebelum pengecoran dan pembesian semua celah–
celah cetakan yang telah diisi dengan dempul harus dibersihkan dan
dikeringkan. Bila cetakan beton dibuat dan siap untuk pengecoran
maka harus diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan
mengecor bila cetakan belum disetujui Direksi Pekerjaan.
xii. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan
sekurang– kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum cetakan siap
untuk diperiksa.
Pembongkaran Cetakan
- Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran
beton tanpa mengabaikan perawatan. Acuan yang ditopang oleh
perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau bangunan busur, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian kuat tekan beton menunjukkan
paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton.
- Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembok pengarah
(parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar
dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih
dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca dan tanpa mengabaikan
perawatan.
c. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
Pengendalian
Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya Resiko
Bekesting Tertusuk 1. Menggunakan
kayu,tertusuk paku, sarung tangan dari
tangan atau kaki bahan yang aman.
lecet/luka 2. Penggunaan APD
yang sesuai
a. Umum
Baja tulangan harus terdiri dari besi beton bulat berulir atau besi
beton bulat sesuai ketentuan-ketentuan berikut ini:
Besibetonbulat Besibetonbu
berulir lat
-Kekuatantarik, 49 –63 29 -
kg/mm2 U U –24
53
30 –
-Titikleleh, kg/ mm2 ataulebih >24
3
- 14 2 >20
Penambahanpanjang, ataulebih
%
b. Cara Pelaksanaan
1. Penempatan Tulangan Angker
Semua tulangan Angker harus dibersihkan sebelum
pemasangan darisisiyang lepas,karat yang lepas, minyak,
gemuk, kotoran dan bahan-bahan asing lainnya. Tulangan harus
dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tepat sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada
posisinya didalam cetakan tanpa penggeseran selama proses
penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempat.
Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin harus
dibuat kait sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
menurut petunjuk direksi.
Penyedia jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak
yang diperlukan atas biayanya sendiri untuk memelihara
tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat,
sambungan, atau sambungan sengkang tulangan harus kencang
sehingga tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam
bagian-bagian yang melengkung harus bersentuhan langsung
dengan tulangan-tulangan disekitar mana akan tercapai
kekuatan yang baik. Tulangan- tulangan harus diikat bersama –
sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus
mendapatkan persetujuan direksi, dan pengikatan harus dililit
kuat-kuat dengan tang/pengunci kawat beton. Ujung kawat ikat
harus dilipat ke dalam. Pengelasan besi tulangan tidak
diperbolehkan kecuali ditentukan lain terutama disetujui direksi.
Jika tulangan Angker telah dipasang dan telah siap untuk
dilakukan pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh direksi
dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan
Beton telah disetujui. Penyedia jasa harus melaporkan kepada
direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat) jam
sebelumnya, tentang maksudnya untuk meminta dilakukan
pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan.
Kontrak Awal :
Nomor : HK.02.03/BBWS-PJ/PPK-PP/26/II/2017
Tanggal : 28 Februari 2017
Mengetahui :
Pejabat Pembuat Komitmen
Danau Situ Dan Embung
Skala 1 : 200
Su
nga
iK
ino
i
1.0
0
14
.3
7
+1
39
.4
2
0
.0
23
2
.3
33
6.3
0
+1
35
.8
7
. 32
38
+1
+1
41
.1
0
.0
1
23
13
.7
1
+1
0
.0
41
32
.7
+1
1
35
.5
4
0
0.8
.80
32
+1
+1
41
.1
2
1
.3
33
+1
E S
A KS
AN
L
JA
Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan
GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 17 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :
1.
0.
00
.8
0
E
35.87
+1
1
12.58
1
41
1.
.7
4
+1
1
17
B +141.61 C D +141.01
.8
0
5
.5
16
14.37 6.30 13.71
1.00
I II
+141.71 +141.11
I II
E
A
A
+138.32
+133.32
+133.32
+132.00
+132.80
23.00
23.00
8.00
12.20 4.67
F
0.80
+141.71 +141.11
16
0
.
+1
.8
55
1 B C D +141.01
.7
17
12.58
4
41 +141.61
1.
11
+1 35.54
F
80
0.
0.
1.
8
00
00
0
1.
12.35 35.21 11.47
Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan
15.78 0.30
+141.71 +141.71
8.00 1.251.50 6.32 12.20 +141.11 0.80
0.80 5.00
.92
R0
R0
.5
0
+138.32
MEMANJANG
Skala 1 : 200
15.78 0.30
+141.71
+141.11
8.00 1.25 1.50 6.32 12.20 0.800.80 5.00
MAB +140.11 Q= 122 m3/det
.92
MAB +139.38
R0
R0
.
50
+138.32
POTONGAN A - A
Skala 1 : 100
0 20 40 60 80 100
Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan
GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 19 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :
+141.71 +141.71
CL
Timbunan Dipadatkan
MAB +140.11 Q= 122 m3/det
2
1
Timbunan Dipadatkan
+138.32
+133.32
+132.32
+130.48 +130.48
+129.83 +129.83
+128.33 +128.33
POTONGAN B - B
Skala 1 : 100
+141.71 +141.71
CL
Timbunan Dipadatkan
MAB +140.11 Q= 122 m3/det
2
1
Timbunan Dipadatkan
+138.32
Selimut beton K - 225 setebal 30 cm
+133.32
+131.32
+128.33 +128.33
0 20 40 60 80 100
Propinsi
5.50 23.00 5.50 SULAWESI SELATAN
Pekerjaan
POTONGAN C - C GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
Skala 1 : 100 SOPPENG
No. Lembar : 20 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :
+141.71 +141.71
CL
Timbunan Dipadatkan
MAB +139.38 2
1
Timbunan Dipadatkan
+132.00
Selimut beton K - 225 setebal 30 cm
+130.48 +130.48
+129.83 +130.00 +129.83
+129.33
+128.33 +128.33
POTONGAN D - D
Skala 1 : 100
1.00 1.00
+141.71 +141.71
Timbunan Dipadatkan
+133.32 +133.32
+130.48 +130.48
+129.83 +129.83
+128.33 +128.33
5.50 5.50
GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 20 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :
Beton bertulang
K - 225
4.76 8.56
0.80
Beton bertulang 1.13
K - 225
12.20
1.00
3.00
Pemasangan Angkur
Lihat Detail 1
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50
0.50 33.56
Beton bertulang
0.50 0.50 K - 225
0.30 0.20 0.10
0.50
0.50
0.50
0.50 23.00
Angkur D 25 L = 50 cm 0.50
jarak 50 cm dipasang selang seling 0.50
Beton Cyclope K-175 (70%) 0.50
Agregat kasar (30%)
0 20 40 60 80 100
Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan
GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 21 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :
+141.71
0.30 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50
0.30
+166.10
0.41
0.50
0.30 0.15 0.10
Pasangan Batu Kali Beton bertulang 0.50
1 Pc : 4 Ps K - 225
0.50
Pemasangan Angkur Variasi
0.50
Lihat Detail 2 Angkur D 25 L = 50 cm
0.50
jarak 50 cm dipasang selang seling 0.50
+133.32
0.25 0.50
0.50
0.50
1.50 +160.00
1.25 0.25
0.50
+141.71
0.30
+141.11
0.30
0.30
0.30
Timbunan tanah
Timbunan tanah dipadatkan
dipadatkan
8.40
7.80
7.20
Beton bertulang K-225
7.80
1.50
1.50
1.50
1.25
0.25 4.25
4.25 0.25
POTONGAN I - I POTONGAN II - II
Skala 1 : 100 Skala 1 : 100
0 20 40 60 80 100
Propinsi
SULAWESI SELATAN
Pekerjaan
GAMBAR
Kabupaten Lokasi:
SOPPENG
No. Lembar : 22 / 32
Ketua Tim No. Registrasi :
STUDY- MAPPING-SOIL INVESTIGATION
AND ENGINEERING SERVICE
Direktur Tanggal No. Kontrak :