Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA (Blok 9)

SKILL LAB VITAL SIGN

I. PENDAHULUAN
Pemeriksaan Fisik mempunyai nillai yang sangat penting untuk memperkuat temuan-
temuan dalam anamnesis. Pemeriksaan Fisik terdiri dari keadaan umum, tanda-tanda vital,
dan pemeriksaan organ (jantung, paru, abdomen, ekstremitas). Tekhnik pemeriksaan fisik
terdiri dari Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan Auskultasi.
Sikap sopan santun dan rasa hormat terhadap tubuh dan pribadi pasien yang sedang
diperiksa harus diperhatikan dengan baik oleh pemeriksa. Hindarkan segala tindakan yang
dapat mengakibatkan rasa malu atau rasa tidak nyaman pada diri pasien.

II. TUJUAN
Untuk mendapatkan keadaan umum pasien saat diperiksa dengan penekanan pada tanda-
tanda kehidupan (vital sign)

III. LEARNING OBJECTIVE


Setelah mengerjakan skill lab vital sign, mahasiswa diharapkan mampu:
 Menilai keadaan umum pasien
 Mengukur tingkat kesadaran pasien
 Mengukur suhu tubuh pasien
 Mengukur tekanan darah pasien
 Menghitung dan mengukur nadi pasien
 Menghitung frekuensi pernapasan pasien

IV. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN


WAKTU AKTIVITAS KETERANGAN
20 menit Pendahuluan Narasumber
15 menit Demonstrasi Narasumber dan mahasiswa
Demonstrasi oleh instruktur,
mahasiswa melakukan simulasi secara Instruktur dan mahasiswa
40 menit
bergantian, dengan dibimbing oleh (kelompok kecil)
instruktur dst........
Mahasiswa melakukan sendiri secara Instruktur dan mahasiswa
70 menit
bergantian dst.... (kelompok kecil)
V. SARANA DAN ALAT YANG DIPERLUKAN
 Tensimeter
 Stetoskop
 Termometer
 Jam tangan

VI. PROSEDUR
 Keadaan Umum
Dapat menilai apakah pasien dalam keadaan darurat medik atau tidak.
Keadaan gizi dan habitus.
Habitus : - Atletikus à BB dan bentuk badan ideal
- Astenikus à pasien yang kurus
- Piknikus à pasien yang gemuk
Keadaan gizi à kurang, cukup atau berlebih.
BB dan TB harus diukur sebelum pemeriksaan fisis dilanjutkan.
Indeks Masa Tubuh (Body Mass Index) :
BB ideal = IMT 18,5 – 25
– BB kurang = IMT < 18,5
– BB lebih = IMT > 25
– OBESITAS = IMT > 30

 Tingkat kesadaran :
o Kompos mentis :
 Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan.
 Pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dgn baik
o Apatis :
 Pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya.
o Delirium :
 Penurunan kesadaran disertai kekacauan motorik.
 Gaduh gelisah, kacau, disorientasi, meronta-ronta.
o Somnolen :
 Mengantuk yg masih pulih bila dirangsang.
 Tidur kembali bila rangsangan berhenti.
o Sopor (stupor) :
 Keadaan mengantuk yg dalam
 Dapat bangun dgn rangsangan yg kuat
 Tidak dapat memberi jawaban verbal yang baik
o Koma :
 Penurunan kesadaran berat
 Tidak ada gerakan spontan
 Tidak ada respons terhadap rangsangan nyeri

 Suhu
Ukur suhu tubuh pasien dengan termometer badan. Sebelum mengukur suhu
tubuh pasien kibaskan termometer hingga ke nilai 35C atau di bawahnya. Ada
beberapa cara memeriksa suhu :
i. Suhu oral: Termometer dimasukkan di bawah lidah, anjurkan pasien
menutup kedua bibirnya dan tunggu selama 10 menit. Kemudian baca
termometer , masukkan kembali selama 1 menit dan baca kembali.
Normal 37 C. Sangat berfluktasi dari dini hari sampai petang/
malamhari.
ii. Suhu rektal: Termometer dimasukkan ke dalam anus selama 2-5 menit,
sebelumnya olesi termometer dengan pelicin. Hasil biasanya lebih
tinggi daripada suhu oral sekitar 0,4 – 0,5 C.
iii. Suhu axila: Termometer dimasukkan di axila kemudian lengan
menutupnya.Tunggu selama kurang lebih 15 menit. Hasil biasanya
lebih rendah dibanding suhu oral yakni sekitar 1 C.

Suhu tubuh normal à 36 – 37 ºC


Grafik suhu tubuh à 3 stadium :
 Std. inkrementi à suhu tubuh mulai meningkat
 Std. fastigium à puncak dari peningkatan suhu tubuh
 Std. dekrementi à turunnya suhu tubuh yg tinggi

 Tekanan Darah
 Diukur dgn tensimeter (sfigmometer)
 Dengan stetoskop terdengar denyut nadi Korotkof :
 Korotkof I à suara denyut mulai terdengar, tapi masih lemah
dan akan mengeras setelah tekanan diturunkan 10-15 mmHg à
sesuai dg tekanan sistolik
 Korotkof II à suara terdengar seperti bising jantung (murmur)
selama 15-20 mmHg berikutnya
 Korotkof III à suara menjadi kecil kualitasnya, lebih jelas dan
keras selama 5-7 mmHg berikutnya
 Korotkof IV à suara meredup sampai kemudian menghilang
setelah 5-6 mmHg berikutnya
 Korotkof V à titik dimana suara menghilang à sesuai dengan
tekanan diastolik.

Cara mengukur tekanan darah :


1.Persiapan
 Sebaiknya untuk mengukur tekanan darah pasien tidak merokok atau minum
minuman berkafein selama kurang lebih 30 menitsebelum pengukuran dan istirahat
sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran.
 Lengan yang diperiksa tidak tertutup pakaian.
 Palpasi arteri brachialis
 Atur posisi lengan sedemikan sehingga arteri brachialis pada fosaantecubital terletak
setinggi jantung (kira-kira sejajar denganintercosta 4).
 Letakkan manset di tengah arteri brachialis pada lengan kanan, sisi bawah manset
kurang lebih 2,5 cm diatas fosa antecubital. Lingkarkan manset dengan tepat ,
posisikan lengan pasien sedikit flexi

2. Tentukan dahulu tekanan sistolik palpasi.Caranya, palpasi arteri radialis dekat pergelangan
tangan dengan satu jari sambil pompa manset sampai denyut nadi arteri radialis
menghilang. Baca berapa nilai tekanan ini pada manometer. Itulah tekanan sistolik
palpasi. Lalu kempiskan manset

3.Sekarang ukur tekanan darah. Letakkan bel stetoskop di atas arteri brachialis. Kunci bagian
pengeluaran udara. Pompa manset sampai kurang lebih 30mmhgdiatas tekanan sistolik
palpasi. Kemudian kempiskan denganmembuka kunci pengeluaran udara perlahan-lahan
dengan kecepatan kira-kira 2-3 mmhg/detik. Dengarkan bunyi ketukan pada stetoskop
anda.

Yang disebut tekanan sistolik adalah bunyi ketukan pertama yangterdengar (Korotkoff I).
Yang disebut tekanan diastolik adalah saat bunyi ketukan sama sekali hilang (korotkoff V)

 Nadi
• Pemeriksaan nadi umumnya dilakukan dgn palpasi a. radialis kanan dan kiri dekat
pergelangan tangan. Lakukan palpasi dengan 2 atau 3 jari. Hitunglah frekuensi denyut
nadi per menit. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan setelah pasien istirahat 5 – 10
menit.
• Tempat lain à a. brakialis, a. femoralis, a. poplitea, a. dorsalis pedis
• Yang perlu diperhatikan :
– Frekwensi denyut nadi
– Irama
– Isi nadi
– Kualitas nadi
– Kualitas dinding arteri

• Frekuensi Nadi :
– Normal à 80 x permenit
– Bila > 100 x permenit à takikardia
– Bila < 60 x permenit à bradikardia
• Irama denyut nadi :
– reguler atau ireguler
– pulsus defisit à frekuensi denyut nadi lebih kecil dari denyut
jantung
– pulsus bigeminus à 2 denyut nadi dipisahkan oleh interval yg
panjang
– pulsus trigeminus à 3 denyut nadi dipisahkan oleh interval yang
panjang
– pulsus alternans à denyut yg kuat dan lemah terjadi bergantian
• Isi Nadi :
– Cukup
– Kecil à pulsus parvus (pada perdarahan, infark miokard, efusi
perikardial, stenosis aorta
– Besar à pulsus magnus (demam, bekerja keras)
• Kualitas Nadi :
– Bila tekanan nadi besar, pengisian dan pengosongan nadi berlangsung
mendadak à pulsus celer
– Bila tekanan nadi kecil, pengisian dan pengosongan nadi lambat à
pulsus tardus

• Kualitas dinding arteri :


– Mengeras pada aterosklerosis

 Frekuensi Pernapasan
Hitunglah jumlah pernapasan dalam 1 menit. Lakukan dengan inspeksi atau
auskultasi.
• Normal à 16 – 24 kali per menit dalam keadaan tenang.
• Bila < 16 x/menit à bradipneu
• Bila > 24 x/menit à takipneu
• Pernapasan yg dalam à hiperpneu
• Pernapasan yg dangkal à hipopneu
• Kesulitan bernapas atau sesak napas à dispneu
• Sesak napas bila berbaring , nyaman bila dalam posisi tegak à ortopneu
• Sesak napas malam hari à paroxysmal nocturnal dyspnoe
• Sifat pernapasan :
– Pd wanita à abdomino-torakal à torakal lebih dominan
– Pd laki2 à torako-abdominal à abdominal lebih dominan
– Kussmaull à cepat dan dalam à pd asidosis metabolik
– Biot à tidak teratur irama dan amplitudonya, diselingi periode apneu
– Cheyne-Stokes à amplitudo mula2 kecil, kemudian membesar dan
mengecil kembali, diselingi periode apneu
• Biot dan Cheyne-Stokes à pada kerusakan otak

VII. PELAKSANAAN
Kelas Reguler: Senin tanggal 25/9/2017 pukul 08.00
Kelas Non reguler: Senin tanggal 25/9/2017 pukul 10.00

SKILL LAB VITAL SIGN


GRUP:

No.Mh
s NIM A B C D E F Total/18x100%
(Absen)
Materi Presentasi yang di nilai

A. Menilai keadaan umum


B. Mengukur tingkat kesadaran
C. Mengukur suhu tubuh
D. Mengukur tekanan darah
E. Menghitung dan mengukur nadi
F. Menghitung frekuensi pernapasan

Penilaian:
1 : melakukan dengan banyak perbaikan
2 : melakukan dengan sedikit perbaikan
3 : melakukan dengan sempurna

.steteskop .timbangan
.tensi .penlight
.termometer .tinggi badan

Anda mungkin juga menyukai