Naskah Akademik KWU-Isi
Naskah Akademik KWU-Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil studi cepat tentang pendidikan kewirausahaan pada pendidikan dasar dan menengah
yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan (27 Mei 2010)
diperoleh informasi bahwa pendidikan kewirausahaan mampu menghasilkan persepsi positif
akan profesi sebagai wirausaha. Bukti ini merata ditemukan baik di tingkat sekolah dasar,
menengah pertama, maupun menengah atas, bahwa peserta didik di sekolah yang memberikan
pendidikan kewirausahaan memberikan persepsi yang positif akan profesi wirausaha.
Persepsi positif tersebut akan memberi dampak yang sangat berarti bagi usaha penciptaan dan
pengembangan wirausaha maupun usaha-usaha baru yang sangat diperlukan bagi kemajuan
Bangsa.
Tantangan internal yang dihadapi bangsa Indonesia terutama semakin meningkatnya jumlah
penduduk usia produktif yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat
angkanya mencapai 70%. Perkembangan penduduk ini merupakan bonus demografi yang
harus dimanfaatkan menjadi sumberdaya manusia Indonesia yang memiliki kompetensi dalam
hal penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap, sehingga membentuk karakter generasi
penerus bangsa menjadi warga negara yang mandiri dalam meniti masa depan kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Sedangkan tantangan eksternal terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait
dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, serta kebangkitan
industri kreatif dan budaya. Semua ini hendaknya dapat dimanfaatkan untuk dapat
menguatkan budaya lokal, nilai-nilai karakter sebagai pembangunan kembali potensi lokal,
pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang dan dasar pengembangan kewirausahaan,
sehingga mampu membangun citra dan identitas bangsa, serta memberikan dampak ekonomi
dan sosial yang positif.
Kenyataan menunjukkan bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) di perguruan tinggi pada tahun
2013 sebesar 29,9 % artinya bahwa anak usia 19-23 tahun (lulusan SMA dan SMK) tidak
semuanya dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, sebanyak 70,1 % tidak dapat melanjutkan,
sementara sebagian mereka belum memiliki keterampilan untuk terjun dimasyarakat.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 1-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
Hal ini terjadi karena mereka tidak memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berwirausaha yang baik.
Engkoswara (1999), menyatakan bahwa kehidupan manusia Indonesia menjelang tahun 2020
diharapkan akan semakin membaik dan dinamik. Untuk itu kualitas lulusan dituntut memiliki
kemampuan kemandirian yang tangguh agar dapat menghadapi tantangan, ancaman,
hambatan yang diakibatkan terjadinya perubahan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa tantangan
yang terjadi pada era global adalah semakin menipisnya kualitas kemandirian manusia
Indonesia. Krisis yang melanda Indonesia yang multidimensi mengakibatkan budaya bangsa
semakin memudar, yaitu terjadinya degradasi moral spiritual, semangat berusaha dan bekerja
yang semakin melemah, kreativitas yang semakin mengerdil dan menjurus ke arah yang
negatif. Melalui pengembangan individu diharapkan secara keseluruhan masyarakat akan
mengalami “self empowering” untuk lebih kreatif dan inovatif. Kecenderungan terjadinya
perubahan tidak dapat dihindari semua pihak, baik individu, kelompok masyarakat, bangsa,
maupun negara, sehingga dituntut untuk lebih memfokuskan diri pada penyusunan rencana
strategik dengan visi yang jauh ke depan agar siap menghadapi setiap perubahan. Realita yang
ada, banyak lulusan pendidikan yang tidak mampu mengisi lowongan pekerjaan karena
ketidak cocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan kemampuan yang dibutuhkan dunia
kerja. Disamping itu penyerapan tenaga kerja oleh instansi pemerintah maupun swasta yang
sangat terbatas, akan memberi dampak jumlah tingkat pengangguran akan meningkat pada
setiap tahunnya.
Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional, terutama yang mengarah pada
pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan wira usaha, maka pengelolaan pendidikan
diharapkan mampu menemukan strategi yang lebih baik sehingga mampu menghasilkan
lulusan yang berkualitas baik di bidang akademik maupun non akademik. Kualitas akademik
yang dimaksud adalah kualitas peserta didik yang terkait dengan bidang ilmu, sedangkan
kualitas non akademik berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja dan membuka
usaha/lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan wirausaha yang tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kualitas pendidikan harus terus menerus ditingkatkan, baik
kualitas proses maupun produk. Kualitas proses dapat dicapai apabila proses pembelajaran
berlangsung secara efektif dan peserta didik dapat menghayati dan menjalani proses
pembelajaran tersebut secara bermakna. Kualitas produk tercapai apabila peserta didik
menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar sesuai dengan
kebutuhannya dalam kehidupan dan tuntutan dunia kerja. Dengan demikian untuk mencapai
kemampuan di atas perlu dikembangkan model program kewirausahaan pada satuan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 2-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
pendidikan yang mampu menumbuhkan sikap, minat dan perilaku wirausaha pada peserta
didik.
B. Kebijakan
Pelaksanaan program kewirausahaan pada naskah akademik ini didasarkan pada butir-butir
kebijakan nasional dalam bidang pendidikan yang terdapat dalam dokumen PRJMN 2015 –
2019. RPJMN 2015—2019 telah menetapkan sembilan agenda prioritas, yang dikenal sebagai
Nawacita, yang sepenuhnya berlandaskan ideologi Trisakti.Ideologi Trisakti mencakup
kedaulatan di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam
kebudayaan. Sementara itu Nawacita meliputi, (1)menghadirkan kembali negara untuk
melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara; (2)
membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, danterpercaya; (3) membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerahdan desa dalam kerangka negara kesatuan; (4) memperkuat
kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebaskorupsi, bermartabat, dan terpercaya; (5) meningkatkan kualitas hidup
manusiaIndonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsaAsia
lainnya; (7) mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik; (8) melakukan revolusi karakter bangsa;serta (9) memperteguh
kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai
terwujudnya tujuh elemen ekosistem. Tujuh elemen ekosistem pendidikan tersebut
adalah sebagai berikut:
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 3-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 4-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
pendidikan di Indonesia. Selain dukungan finansial, peran industri yang penting ialah
menyelesaikan permasalahan peralihan dari dunia pendidikan ke dunia kerja. Dunia
industri dapat berfungsi sebagai tempat praktik, magang kerja, belajar manajemen
industri dan tempat menambah wawasan dunia kerja bagi siswa. Kerjasama sekolah
dan industri harus dibangun berdasarkan kemauan dan saling membutuhkan. Pihak
dunia kerja dan industri seharusnya menyadari bahwa pihak industri tidak akan
mendapatkan tenaga kerja siap pakai yang diperlukan sesuai kualifikasi yang
diharapkan, tanpa membangun program pendidikan bersama.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 5-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
Arah pembangunan dalam RPJMN 2015 - 2019 ialah mewujudkan Indonesia yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong. Kebijakan ini
selanjutnya dijabarkan dalam kerangka pembangunan yang dapat memastikan Indonesia
dapat tumbuh lebih cepat dan kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Perekonomian Indonesia
harus bertransformasi dari ekonomi yang mengandalkan eksploitasi sumber daya alam
sebagai barang mentah, tenaga kerja murah dengantingkat pendidikan yang rendah dan
kualitas iptek yang relatif rendah menjadi perekonomian yang memperoleh nilai tambah
tinggi dari pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, industri pengolahan dan
jasa yang didukung oleh manusia yang berkualitas, dan mempunyai daya saing serta
didukung kualitas iptek yang terus meningkat. Kualitas iptek dan manusia yang diukur
dengan tingkat pendidikan merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menjabarkan
arah kebijakan dan strategi nasional ke depan. Arah kebijakan dan strategi nasional dalam
pembangunan pendidikan dan kebudayaan dipengaruhi oleh permasalahan pokok dan
tantangan yang dihadapi bangsa dalam lima tahun ke depan dan kondisi lingkungan
strategis. Permasalahan pokok bangsa yang mendasar dalam pembangunan pendidikan
dan kebudayaan adalah intoleransi dan krisis kepribadian bangsa. Lunturnya budaya
menghormati keragaman memupuk munculnya sikap-sikap permusuhan, diskriminasi,
dan tindakan kekerasan di masyarakat yang diperburuk dengan tergerusnya karakter
bangsa akibat kemajuan teknologi informasi dan transportasi yang begitu cepat telah
melahirkan dunia tanpa batas yang merupakan ancaman bagi pembangunan karakter
bangsa. Adapun tantangan utama pembangunan pendidikan dan kebudayaan dalam lima
tahun ke depan ialah : (i) peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan pengurangan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 6-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
kesenjangan antar wilayah; serta (ii) pembangunan tata kelola untuk menciptakan
birokrasi yang efektif.
C. Landasan Hukum
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 7-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
dan dapat diperkaya dengan muatan lokal oleh pemerintah daerah dan/atau satuan
pendidikan.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 8-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Konsep Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan
merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri, memiliki proses sistematis, dan dapat diterapkan
dalam bentuk penerapan kreatifitas dan keinovasian. Seperti dikemukanan Thomas W.
Zimmerer (1996), “Entrepreneurship is the result of disciplined, systematic prossec of applying
creativity and innovations to needs and opportunities in the marketplace”. Kewirausahaan
merupakan hasil dari suatu disiplin, proses sitematis penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Karena kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam
berkreasi dan berinovasi, maka objek studi kewirausahaan adalah kemampuan yaitu
kemampuan merumuskan tujuan hidup, kemampuan memotivasi diri, kemampuan
berinisiatif, kemampuan membentuk modal, kemampuan mengatur waktu, dan kemampuan
membiasakan diri untuk belajar dari pengalaman. Oleh sebab itu objek studi kewirausahaan
adalah kemampuan, sifat-sifat, nilai-nilai, dan kepribadian seseorang yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku.
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang memandang dan menafsirkan bahwa
kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh para pengusaha atau
pelaku bisnis (businessmen). Pandangan tersebut kurang tepat, kewirausahaan tidak selalu
identik dengan perilaku dan watak pengusaha saja karena sifat ini dimiliki juga oleh mereka
yang bukan pengusaha, seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru,
arsitektur, seniman, artisan, pemimpin proyek, peneliti, dan pekerjaan lainnya yang
dilakukan secara kreatif dan inovatif. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang
memiliki kemampuan dan inovatif, dan pada setiap orang yang menyukai perubahan,
pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Seperti dikemukakan Soeparman Soemahamidjaja
(1980) bahwa kewirausahaan meliputi semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta
maupun pemerintah. Wirausahawan adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan
inovatif dengan jalan mengembangkan ide atau meramu sumber daya untuk menemukan
peluang dan perbaikan hidup (Soeharto Prawirokusumo, 1977:5).
inovatif menciptakan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara baru
(Zimmerer, 1996:51).
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah
memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri
ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha. Seperti telah dikemukakan di atas,
bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu
dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new anddifferent) atau
kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil
tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan
untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari
peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung resiko (riskbearing)
dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya.
Kewirausahaan merupakan suatu proses dinamis untuk melakukan aktivitas ekonomi yang
terencana dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dan peluang dan hambatan
dalam melakukan suatu usaha yang bemanfaat bagi kesejahteraan. Oleh karenanya makna
penting yang terkandung dalam kewirausahaan, menurut Kristanto (2009), yaitu: ilmu, seni,
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 10-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan
gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif (create a new and different). Jadi ada tiga
indikator utama dari kewirausahaan yaitu: berpikir sesuatu yang baru (kreatif), bertindak
melakukan sesuatu yang baru (inovatif), dan berkeinginan menciptakan nilai tambah (value
added). Oleh karena itu, seseorang yang disebut dengan “wirausahawan” mutlak harus
memiliki kemampuan untuk selalu berpikir sesuatu yang baru, bertindak melakukan sesuatu
yang baru, dan berkeinginan menciptakan nilai tambah.
B. Program Kewirausahaan
2013
Jenis Kegiatan
Februari
1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 175 098 712
2 Angkatan Kerja 121 191 712
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69.21
b. Bekerja 114 021 189
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 11-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
Data berkenaan dengan pengangguran terbuka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik
(2013) menunjukan bahwa jumlah terbesar pengangguran terbuka berasal dari tamatan
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang disajikan
dalam ilustrasi sebagai berikut.
2013
No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Februari
1 Tidak/belum pernah sekolah 109 865
2 Belum/tidak tamat SD 513 534
3 SD 1 421 653
4 SLTP 1 822 395
5 SLTA Umum 1 841 545
6 SLTA Kejuruan 847 052
7 Diploma I,II,III/Akademi 192 762
8 Universitas 421 717
Total 7 170 523
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2013
Dalam konteks ini, pendidikan kewirausahaan harus mampu mengubah pola pikir para
peserta didik sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2006). Pendidikan
kewirausahaan adalah mendorong para pelajar dan mahasiswa agar memulai mengenali dan
membuka usaha atau berwirausaha. Pola pikir yang selalu beorientasi menjadi karyawan
diputar balik menjadi berorientasi untuk mencari karyawan. Transformasi pengetahuan
kewirausahaan menurut Alma (2009) telah berkembang pada akhir-akhir ini. Demikian pula
di Indonesia, pengetahuan kewirausahaan diajarkan di sekolah dasar, sekolah menengah
hingga perguruan tinggi dan berbagai kursus bisnis. Dengan demikian, kewirausahaan itu
dapat diajarkan melalui penanaman sikap-sikap dan perilaku untuk membuka bisnis agar
para peserta didik dapat menjadi pengusaha yang berbakat di kemudian hari.
Sekolah atau lembaga pendidikan menjadi tempat yang sangat strategis untuk
menumbuhkan bakat wirausaha. Karakteristik wirausaha merupakan bagian dari pendidikan
kecakapan hidup (life skills). Life skills dalam pendidikan kewirausahaan adalah interaksi
berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki oleh siswa sehingga
mereka dapat hidup mandiri sebagai wirausahawan. Maka 4 (empat) prinsip penting dalam
menjalankan pembelajaran kewirausahaan sebagai life skills tidak boleh ditinggalkan, yaitu :
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 12-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
Hal yang tidak bisa dilupakan dan dirasakan sangat penting dalam konteks pendidikan yang
berwawasan kewirausahaan di sekolah yaitu perlunya membuat kerangka pengembangan
kewirausahaan yang ditujukan bagi kalangan pendidik dan kepala sekolah.Mereka adalah
agen perubahan ditingkat sekolah yang diharapkan mampu menanamkan semangat atau jiwa
kewirausahaan bagi jajaran dan peserta didiknya. Pendidikan yang berwawasan
kewirausahan ditandai dengan proses pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan
metodologi kearah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didik melalui
kurikulum yang dikembangkan di sekolah.
Saat ini, telah semakin disadari bahwa kurikulum yang hanya bersifat menghafal, tidak akan
berdampak pada daya juang anak didik di kehidupan nyata. Daya juang sebenarnya adalah
olah kreativitas, karena daya juang menantang manusia memecahkan suatu permasalahan,
bila ia tidak cukup kreatif, permasalahannya tidak selesai dan ia akan tersingkirkan. Banyak
ditemui, lulusan‐lulusan pendidikan tinggi dengan IPK tinggi ternyata tidak berprestasi
didunia kerja, bahkan jadi pengangguran.Dengan kenyataan ini, sektor pendidikan, sejak dini
harus mengimbangi kurikulum berbasis menghafal dengan kurikulum berorientasi kepada
kreativitas dan terbentuknya jiwa kewirausahaan.Kreativitas yang dimaksud adalah
mengasah kepekaan dan kesiapan untuk proaktif di dalam menghadapi
perubahan‐perubahan yang ditemui dilingkungan nyata.
C. Nilai-nilai Kewirausahaan
Nilai-nilai kewirausahaan dapat dilihat dari perangai, watak, jiwa, perilaku, dan ukuran baku.
Milton Rockeach (1973:4), membedakan konsep nilai menjadi dua, yaitu nilai sebagai sesuatu
yang dimiliki oleh seseorang dan nilai sebagai sesuatu yang berkaitan dengan obyek.
Pandangan pertama, manusia memiliki nilai, yaitu sesuatu yang dijadikan ukuran baku bagi
persepsi terhadap dunia luar. Menurut Sidarta Poespadibrata (1993:91), watak seseorang
merupakan sekumpulan perangai yang tetap. Sekumpulan perangai yang tetap tersebut
dapat dipandang sebagai sistem nilai (Milton Rockeach, 1973). Oleh karena itu, watak dan
perangai yang melekat pada wirausahawan dan menjadi ciri-ciri wirausahawan dapat
dipandang sebagai sistem nilai kewirausahaan.
NILAI DESKRIPSI
1. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
2. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai habatan
4. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil berbeda dari produk/jasa yang telah ada
5. Inovatif Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
meningkatkan dan memperkaya kehidupan
6. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas
7. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan mampu
melaksanakan tugas dan kewajibannya
8. Kerja sama Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam
melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.
9. Kepemimpinan Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap
saran dan kritik,mudah bergaul, bekerjasama, dan
mengarahkan orang lain.
10. Ulet Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah menyerah
untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai alternatif
11. Berani Menangung Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan yang
Resiko menantang, berani dan mampu mengambil risiko kerja
12. Komitmen Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang,
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
13. Realistis Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai landasan
berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan
maupun tindakan/ perbuatannya.
14. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
secara mendalam dan luas dari apa yang yang dipelajari, dilihat,
dan didengar
15. Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerjasama dengan orang lain
16. Menghargai akan Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
prestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain
Tabel 4. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Kewirausahaan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 14-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau
bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP
atau MTs. Menurut Piaget, anak SMA/MA/SMALB masuk dalam tahapan operasional
formal (11– dewasa). Anak yang termasuk dalam tahapan pra operasional konkrit,
menurut piaget memiliki ciri-ciri:
1. Kemampuan berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan
dari informasi yang tersedia.
2. Memahami hal-hal seperti bukti logis, dan nilai.
3. Tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi
abu-abu" di antaranya.
4. Penalaran moral, dan perkembangan sosial.
Program kewirausahaan di SMA bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh (holistik),
sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha.
Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara terpadu dengan
kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan
oleh kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik secara bersama-sama
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 15-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pengembangan program kewirausahaan di SMA
antara lain:
Hakikat persiapan seorang wirausaha adalah dalam segi penempaan sikap mental
wirausaha. Dengan perkataan lain, persiapan seorang wirausaha terletak pada
penempaan semua daya kekuatan pribadi peserta didik untuk menjadikannya kreatif
dan inovatif, disamping mampu berusaha untuk hidup maju dan berprestasi. Salah satu
ciri seorang wirausaha adalah memiliki kepribadian yang kuat.
Hubungan pribadi antar peserta didik di dalam kelas mempunyai pengaruh terhadap
belajar mereka. Aktivitas belajar peserta didik dapat dipengaruhi oleh perasaannya
tentang diri sendiri dalam hubungannya dengan guru-guru serta teman-temannya.
Pertumbuhan peserta didik banyak tergantung pada suasana emosional dari kelompok
kelasnya. Proses-proses kelompok di kelas bukan hanya mempengaruhi perasaan dan
sikap para peserta didik, tetapi juga mempengaruhi hasil belajar mereka. Oleh karena itu
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 16-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
guru dituntut untuk berusaha membentuk kelompok dengan anggota kelompok yang
bervariasi di dalam kelas agar jiwa kewirausahaan pada diri peserta didik tumbuh dan
berkembang.
5. Pengembangan Pendidik
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 17-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
BAB III
Implementasi kewirausahaan juga dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan sekolah yang diikuti
seluruh peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Program kewirausahaan
dibuat sejak awal tahun pelajaran, dimasukkan ke dalam kalender akademik dan dilakukan sehari-
hari sebagai bagian dari budaya sekolah. Contoh kegiatan yang dapat dimasukkan ke dalam
program sekolah adalah lomba berbagai produk yang telah dihasilkan oleh peserta didik, pameran
hasil karya peserta didik yang terkait dengan kewirausahaan, melakukan wawancara dengan
wirausahawan setempat dan tokoh yang berkaitan dengan kewirausahaan, mengundang berbagai
narasumber untuk berdiskusi, berceramah, dan lain-lain.
Kewirausahaan dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh seluruh atau
sebagian peserta didik, dirancang sekolah sejak awal tahun pelajaran,dan dimasukkan ke dalam
kalender akademik. Misalnya, kunjungan ke tempat-tempat yang menumbuhkan semangat
berwirausaha, melakukan pengabdian masyarakat untuk mengimplementasikan hasil produk
prakarya agar dapat dimanfatkan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat, dan lain-lain.
Program kewirausahaan yang dikembangkan harus disesuaikan dengan ruang lingkup materi
pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. Hal ini dilakukan agar program tersebut
selaras dengan materi dan tuntutan kompetensi pada mata pelajaran tersebut. Berdasarkan
ruang lingkup materi pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, maka sekolah dapat
menetapkan program-program kewirausahaan yang sesuai dengan kondisi sekolah.
Berikut ini contoh bentuk aktualisasi kewirausahaan berdasarkan ruang lingkup materi pada
mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan yang dapat dikembangkan di sekolah:
1. Kunjungan ke tempat-tempat yang dapat menumbuhkan semangat usaha.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 18-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 19-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
Kerja keras Mengerjakan semua tugas kelas selesai dengan baik pada waktu
yang telah ditetapkan
Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam belajar
Selalu fokus pada pelajaran
Mandiri Melakukan sendiri tugas kelas yang jadi tanggungjawabnya
Tidak tergantung pada orang lain
Rasa ingin tahu Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran
Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi
Bertanya atau membaca sumber di luar buku teks tentang materi
yang terkait dengan pelajaran
Membaca atau mendiskusikan gejala alam yang baru terjadi
Menghargai akan Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya
prestasi Berlatih keras untuk berprestasi dalam olahraga dan kesenian
Menghargai hasil karya sendiri dan orang lain
Komunikatif Mendengarkan secara aktif
Berbicara dengan teman sekelas
Berbicara dengan guru , kepala sekolah, dan personalia sekolah
lainnya
Menyampaikan pesan dengan berbagai media
Tanggung jawab Melaksanakan tugas-tugas individu
Menjalankan tugas kelompok
Komitmen Mematuhi kesepakatan dengan orang lain
Mematuhi kesepakatan terhadap dirinya sendiri
Ulet Tidak mudah menyerah dalam mengerjakan tugas
Melakukan berbagai alternatif cara dalam mengerjakan tugas
Tabel 5: Deskripsi nilai-nilai kewirausahaan
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 20-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
a. Kerajinan Batik
b. Budidaya Anggrek
c. Produksi Nata De Coco
d. Elektonika
e. Dsb.
Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
keseharian, dan simbul-simbul yang dipraktekkan oleh kepala sekolah, pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan
ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas (Blog
education-mantap)
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 21-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
BAB IV
Profil Program Kewirausahaan mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri
dari 8 komponen, yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar penilaian,
dan standar pembiayaan yang diintegrasikan dengan program kewirausahaan. Setiap komponen
terdiri dari beberapa aspek dan indikator.
Berikut ini diuraikan secara garis besar komponen, aspek dan indikator yang menggambarkan
sebagai profil sekolah pelaksana program kewirausahaan.
Sekolah memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memuat
komponen yang dipersyaratkan dan telah disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
Penyusunan KTSP dilakukan secara mandiri dengan membentuk Tim Pengembang KTSP dan
Tim Pengembang Kewirausahaan. Komponen KTSP memuat tentang visi, misi, tujuan, struktur
dan muatan KTSP, yang mengimplementasikan program kewirausahaan. KTSP dilengkapi
dengan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang penyusunan dan
pelaksanaannya mengikut sertakan seluruh warga sekolah.
Aspek dan indikatornya adalah :
1. Memiliki Dokumen Kurikulum
Melakukan analisis program kewirausahaan dengan kegiatan:
a. Pemetaan kompetensi pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan untuk
menentukan program kewirausahan yang akan dikembangkan.
b. Penelusuran bakat minat peserta didik untuk mengembangkan program
kewirausahaan yang sesuai dengan kebutuhan sertaber manfaat bagi peserta didik.
c. Pengkajian jenis program kewirausahaan yang dapat dilaksanakan oleh satuan
pendidikan.
d. Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan pada kegiatan ekstrakurikuler dan budaya
sekolah.
2. Komponen KTSP, memuat:
a. Visi, misi, tujuan satuan pendidikan dan strategi yag mencerminkan upaya untuk
mencapai hasil belajar peserta didik yang berkualitas, dan didukung dengan suasana
belajar dan suasana sekolah yang memadai, kondusif, menyenangkan dan mencirikan
adanya program kewirausahaan.
b. Muatan yang terkandung dalam KTSP mencerminkanprogram kewirausahaan
melalui:
1) Aktualisasi pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
2) Integrasi nilai-nilai kewirausahaan melalui kegiatan ekstrakurikuler, dan budaya
sekolah.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 22-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
B. Standar Proses
Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas
sumberdaya manusia sekolah yang terdiri dari pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga
pendidik secara kualitas harus memenuhi kualifikasi akademik, sertifikasi profesi dan
kesesuaian pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Sedangkan secara kuantitas
harus memenuhi ketentuan rasio pendidik dan peserta didik. Sedangkan tenaga kependidikan
sekurang-kurangnya terdiri dari kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan,
tenaga laboratorium dan tenaga kebersihan. Tenaga kependidikan sekolah harus memenuhi
persyaratan kompetensi yang dibutuhkan. Aspek dan indikatornya adalah :
1. Kualifikasi akademik pendidik
a. Memiliki kualifikasi pendidik untuk program kewirausahaan sesuai dengan aspek
prakarya yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.
b. Adanya tenaga ahli/pengajar dari satuan pendidikan formal lain atau lembaga
pendidikan non formal di lingkungan setempat, yang dapat membantu pelaksanaan
program kewirausahaan di sekolah.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 23-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
2. Tenaga kependidikan
a. Seluruh tenaga kependidikan memiliki keinginan dan pengetahuan dalam upaya
implementasi program kewirausahaan.
b. Seluruh tenaga kependidikan mendukung pelaksanaan program kewirausahaan.
D. Standar Sarana dan Prasarana
Standar sarana dan prasarana pendidikan terutama meliputi: satuan pendidikan, sarana
perpustakaan dan ruang guru. Aspek dan indikatornya adalah:
1. Satuan pendidikan
a. Adanya program dan upaya optimalisasi sarana dan prasarana guna mendukung
implementasi program kewirausahaan melalui aktualisasi mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan.
b. Adanya program dan upaya optimalisasi sarana dan prasarana dalam mendukung
pengembangan nilai-nilai kewirausahaan melalui ekstrakurikuler dan budaya
sekolah.
2. Sarana Perpustakaan
a. Buku (buku teks pelajaran, buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi,
bahan ajar, dan sumber belajar lain) yang dapat mendukung program kewirausahaan.
b. Tersedianya buku tentang pengembangan nilai-nilai kewirausahaan.
3. Ruang Guru
a. Pengaturan ruang guru memungkinkan untuk mobilitas MGMP mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan.
b. Pengaturan ruang guru memungkinkan untuk diskusi dalam rangka mengembangkan
nilai-nilai kewirausahaan.
E. Standar Pengelolaan
Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja,
pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen. Sekolah
mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan, dan rencana
kerja. Pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur organisasi dan pedoman
pengelolaan secara tertulis dibidang kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran,
pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan.
Disamping itu pelaksanaannya juga mempertimbangkan budaya sekolah, serta melibatkan
peran serta masyarakat. Aspek dan indikatornya adalah:
1. Program kerja sekolah
a. Memiliki Dokumen Program Kerja Sekolah dalam rangka pengembangan dan
penyempurnaan program rutin.
b. Memiliki Dokumen Program Kerja Sekolah dalam rangka pengembangan dan
penyempurnaan program kewirausahaan.
2. Penyiapan perangkat/panduan operasional oleh satuan pendidikan
a. Menyusun panduan penyelenggaraan program kewirausahaan.
b. Menyusun panduan pembelajaran dan penilaian program kewirausahaan yang
dilaksanakan melalui: aktualisasi kewirausahaan pada mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan, dan pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan melalui
ekstrakurikuler dan budaya sekolah.
c. Menyusun panduan pelaksanaan penelusuran dan analisis program kewirausahaan.
d. Menyusun panduan penetapan jenis program kewirausahaan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan ketersediaan daya dukung dan
minat, bakat serta kebutuhan peserta didik.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 24-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
F. Standar Pembiayaan
Pembiayaan sekolah didasarkan pada rancangan biaya operasional program kerja tahunan
meliputi investasi, operasi, bahan atau peralatan dan biaya personal. Sumber pembiayaan
sekolah dapat berasal orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah dan donatur lainnya.
Penggunaan dana harus dipertanggungjawabkan dan dikelola secara transparan dan
akuntabel. Aspek dan indikatornya adalah :
1. Jenis dan sumber pembiayaan
a. Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi dalam upaya
Implementasi program kewirausahaan (penyediaan sarana prasarana,
pengembangan SDM, dan modal kerja tetap), biaya operasi (gaji pendidik dan tenaga
kependidikan), bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, biaya operasi
pendidikan tak langsung), dan biaya personal (biaya pendidikan dari peserta didik)
b. Memiliki program dan upaya sekolah menggali dan mengelola serta memanfaatkan
dana dari berbagai sumber dalam Implementasi kewirausahan (orang tua peserta
didik, masyarakat, pemerintah dan donatur lainnya) melalui laporan pertanggung-
jawaban secara akuntabel dan transparan.
c. Sekolah memiliki pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang
mengacu pada standar pendidikan dalam upaya implementasi kewirausahaan.
2. Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS)
a. Menyusun program dan strategi sekolah menggali dan mengelola serta
memanfaatkan dana dari berbagai sumber termasuk upaya implementasi program
kewirausahaan (orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah dan donatur
lainnya) melalui laporan pertanggung-jawaban secara akuntabel dan transparan.
b. Menyusun program dan strategi pengelolaan biaya investasi dan operasional
termasuk upaya implementasi program kewirausahaan yang mengacu pada SNP.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 25-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 26-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
BAB V
A. Kesimpulan
Disamping itu, pelaksanan pendidikan kewirausahaan, merupakan suatu hal yang tidak
bertentangan dengan:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,
menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Butir-butir kebijakan nasional dalam bidang pendidikan yang terdapat dalam dokumen
RPJMN 2015 - 2019, yang telah menetapkan arah pembangunan dalam RPJMN 2015—
2019 ialah mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berlandaskan gotong-royong. Kebijakan ini selanjutnya dijabarkan dalam kerangka
pembangunan yang dapat memastikan Indonesia dapat tumbuh lebih cepat dan kuat,
inklusif, dan berkelanjutan. Perekonomian Indonesia harus bertransformasi dari ekonomi
yang mengandalkan eksploitasi sumber daya alam sebagai barang mentah, tenaga kerja
murah dengan tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas iptek yang relatif rendah
menjadi perekonomian yang memperoleh nilai tambah tinggi dari pengelolaan sumber
daya alam yang berkelanjutan, industri pengolahan dan jasa yang didukung oleh manusia
yang berkualitas, dan mempunyai daya saing serta didukung kualitas iptek yang terus
meningkat. Kualitas iptek dan manusia yang diukur dengan tingkat pendidikan
merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menjabarkan arah kebijakan dan
strategi nasional ke depan. Arah kebijakan dan strategi nasional dalam pembangunan
pendidikan dan kebudayaan dipengaruhi oleh permasalahan pokok dan tantangan yang
dihadapi bangsa dalam lima tahun ke depan dan kondisi lingkungan strategis.
Berdasarakan hal tersebut di atas, perlu disusun Naskah Akademik Program Kewirausahaan di
SMA sebagai pedoman dalam penyusunan panduan implementasi kewirausahaan di SMA.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 27-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
B. Rekomendasi
Berdasarkan naskah akademik program kewirausahaan di SMA, maka perlu dilakukan kegiatan
dalam bentuk penyusunan naskah berikut ini:
1. Naskah Konsep dan Strategi Implementasi Kewirausahaan di SMA
2. Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Program Kewirausahaan di SMA
3. Pedoman Verifikasi dan Validasi Program Kewirausahaan di SMA
4. Panduan Pendampingan SMA Pelaksana Program Kewirausahaan
5. Pedoman Supervisi SMA Pelaksana Program Kewirausahaan
6. Panduan Kewirausahaan Aspek Kerajinan
7. Panduan Kewirausahaan Aspek Rekayasa
8. Panduan Kewirausahaan Aspek Budidaya
9. Panduan Kewirausahaan Aspek Pengolahan
10. Naskah-naskah lain yang mendukung pembinaan dan pelaksanaan implementasi
kewirausahaan di SMA.
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 28-29
Naskah Akademik Program Kewirausahaan di SMA
DAFTAR PUSTAKA
2016, Direktorat Pembinaan SMA, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah 29-29