Anda di halaman 1dari 14

Ahmad Ilyasa (18/424642/SP/28190)

Ghina Aqilaningtyas (18/424648/SP/28196)

Vino Alviano Abdurrahman (18/424662/SP/28210)

Maria Aleisadya Bentya (18/428182/SP/28392)

Devintha Sazqia (18/430739/SP/28583)

Analisis Objektivitas Konten Politik Mengenai Kebijakan Pemerintah di Kanal


YouTube Pandji Pragiwaksono

A. Latar Belakang

Kemunculan media sosial baru menyebabkan terjadinya perubahan pola konsumsi


media di masyarakat. Konsumsi media penyiaran konvensional mulai digantikan dengan media
daring. Karakter media sosial baru yang bersifat partisipatoris memungkinkan setiap orang
menjadi kreator konten di media. Lebih dari sekadar audiens pasif media arus utama,
masyarakat digital masa kini telah menjadi bagian aktif dari produksi konten media baru.
Dengan angka penetrasi sebesar 88% dari keseluruhan pengguna media sosial di
Indonesia, YouTube menjadi salah satu platform media sosial yang berhasil menarik audiens
terbanyak di Indonesia. Durasi yang panjang dan jenis konten yang beragam menjadi
keunggulan media video-sharing ini. Setiap orang dapat mengekspresikan diri dan
menyampaikan pendapatnya mengenai berbagai hal, baik di bidang seni, kecantikan,
pendidikan, sosial, hingga politik. YouTube seolah menjadi media demokrasi baru untuk
mengekspresikan suara dan aspirasi masyarakat.
Selain itu, minimnya keragaman konten dan perspektif di media penyiaran arus utama
dan model partisipatoris di YouTube juga mendorong banyak pembuat konten atau youtuber
di tanah air aktif menyuarakan aspirasinya terhadap pemerintah. Salah satu pembuat konten
YouTube yang sering memproduksi konten yang membahas dan mengkritisi kebijakan
pemerintah adalah Pandji Pragiwaksono. Pandji adalah seorang aktor, komedian, penulis, dan
content creator di YouTube yang dikenal cukup vokal dalam menyuarakan gagasan-gagasan
mengenai politik di Indonesia. Ia telah membuat beberapa konten bermuatan politik dengan
judul yang cukup ‘berani’, antara lain Kebebasan Kebablasan—yang membahas tentang pro
dan kontra UU ITE; Membahas Kabinet Baru Jokowi; Jokowi, Prabowo, dan Pelanggaran
HAM; Banjirnya Baswedan; dan Kebingungan Kebijakan. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dan menguji objektivitas dalam konten-konten politik di kanal
YouTube Pandji Pragiwaksono.

B. Rumusan Masalah:

Apakah konten yang membahas tentang kebijakan pemerintah Indonesia di kanal Youtube
Pandji Pragiwaksono dapat dikategorikan sebagai konten yang objektif?

C. Tujuan Penelitian

Membuktikan objektivitas konten Youtube Pandji Pragiwaksono yang berkaitan dengan politik
dan kebijakan pemerintah Indonesia.
D. Manfaat Penelitian

Dari segi keilmuan, manfaat penelitian ini adalah membuktikan bahwa di era media sosial yang
bersifat partisipatoris ini, kreator konten independen mampu membuat konten yang bersifat
objektif, contohnya Pandji Pragiwaksono.

E. Literature Review

Kehadiran media digital baru memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat modern.
Penetrasi media digital baru ke dalam berbagai aspek kehidupan mendorong banyaknya riset
terhadap platform-platform media digital baru, salah satunya YouTube. Platform untuk berbagi
video secara daring ini telah banyak dikaji melalui berbagai perspektif, di antaranya pola
pengunggahan video, masa hidup suatu akun, jenis video yang populer, perilaku audiens dan
pembuat konten, rating, komentar, resolusi, dan ukuran data video YouTube yang berbeda dari
konten streaming tradisional sehingga membantu penyedia jaringan untuk mengoptimalkan
jaringan mereka.

Sifat partisipatoris dalam sistem pengunggahan video di YouTube memungkinkan masyarakat


untuk mengekspresikan diri, salah satunya dalam bidang politik, terutama di era di mana
objektivitas sulit didapat di media arus utama. Belum banyak penelitian yang dilakukan
terhadap peran YouTube sebagai media demokrasi di era digital. Padahal, YouTube
memungkinkan para pembuat konten independen untuk memproduksi konten-konten yang
objektif tanpa dipengaruhi oleh kepentingan tertentu. YouTube memberikan ruang bagi para
pembuat konten untuk menyuarakan aspirasi dan kritik pada kebijakan-kebijakan pemerintah.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti objektivitas konten yang membahas tentang
kebijakan pemerintah di kanal YouTube seorang pembuat konten yang dikenal vokal dalam
menyuarakan aspirasinya, yaitu Pandji Pragiwaksono.

Objektivitas

Objektivitas merupakan konsep utama bagi media dalam penyediaan informasi yang
berkualitas, khususnya dalam pemberitaan. Kriteria objektivitas yang dikemukakan oleh
Westerstahl dalam McQuail (2005) dibagi menjadi keadilan dan faktualitas. Keadilan berisikan
kriteria keseimbangan (kesetaraan atau proporsi waktu/ruang/penekanan) dan netralitas.
Kriteria kedua, yaitu faktualitas, adalah bentuk pelaporan peristiwa dan pernyataan yang dapat
divalidasi sumbernya serta terbebas dari opini. Faktualitas memiliki dua aspek, yaitu kebenaran
dan relevansi. Kriteria kebenaran sendiri merupakan kelengkapan laporan, akurasi, dan niat
untuk tidak menyesatkan atau menekan fakta yang sebenarnya terjadi. Aspek kedua dari
faktualitas, yaitu relevansi, adalah proses seleksi atas hal yang signifikan bagi penerima atau
masyarakat.

Terdapat elemen tambahan yang dinyatakan oleh Westerstahl untuk melengkapi


kriteria objektivitas, yaitu sumber yang informatif. Syarat utama informasi yang berkualitas
antara lain:

1. Informasi harus relevan dan komprehensif


2. Informasi harus bersifat objektif, yaitu realitasnya lengkap, akurat, dapat dipercaya,
dapat divalidasi kembali, dan memisahkan antara opini dan fakta
3. Informasi harus seimbang dan adil, menyajikan perspektif alternatif, dan tidak bias

Online Content Creators (OCCs)

OCCs atau pembuat konten daring adalah para pengguna ruang daring untuk membuat,
mengunggah, dan membagikan konten. Menurut Van Dijk (2005), terdapat tiga keahlian yang
harus dimiliki oleh seorang pembuat konten. Pertama, seorang pembuat konten harus memiliki
keahlian operasional untuk menggunakan aplikasi dan sistem operasi. Kedua, pembuat konten
harus memiliki keahlian mengolah informasi dan menggunakan internet sebagai alat pencari
informasi. Secara khusus, pembuat konten harus dapat menyaring informasi yang berkualitas
dari sumber yang valid dan mengembangkan pertanyaan pencarian yang baik. Ketiga, seorang
pembuat konten harus memiliki keahlian strategis, yaitu kemampuan untuk mengaplikasikan
dua keahlian sebelumnya untuk menyelesaikan masalah yang konkret atau memenuhi
kebutuhan tertentu.

Dalam praktiknya, pembuatan konten daring sedikit berbeda dengan praktik internet
lainnya karena pembuatan konten daring memerlukan keahlian strategis dalam beberapa hal.
Para pembuat konten harus dapat menjangkau audiens yang sesuai dengan konten yang mereka
produksi. Selain itu, pembuat konten juga harus dapat memengaruhi audiens mereka sehingga
diperlukan kombinasi antara kemampuan persuasif konvensional, antara lain kehumasan dan
periklanan dengan batasan serta penyesuaian tertentu terhadap media digital baru.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan operasionalisasi konsep-konsep yang telah ditentukan


sebelumnya. Operasionalisasi adalah menurunkan konsep sehingga dapat menjadi operasional
yang dapat diukur atau diteliti (Eriyanto, 2011: 189).

Berikut operasional konsep-konsep dalam penelitian ini:

a. Faktualitas
1. Akurasi
Isi konten yang menunjukkan data yang akurat dan sesuai fakta dalam video
YouTube Pandji Pragiwaksono.
2. Niat Baik
Isi konten yang menunjukkan niat baik atau membawa nilai-nilai positif bagi
audiens YouTube Pandji Pragiwaksono.
3. Kelengkapan data
Isi konten yang menunjukkan kelengkapan data dan pembahasan yang
komprehensif dalam video YouTube Pandji Pragiwaksono.
4. Relevansi
Isi konten yang relevan dengan topik yang sedang dibicarakan dalam video
YouTube Pandji Pragiwaksono.

b. Keadilan

1. Keberagaman Sudut Pandang


Konten dan pembahasan video YouTube Pandji Pragiwaksono dapat
menghadirkan perspektif atau sudut pandang yang berbeda.
2. Netralitas
Konten dan pembahasan dalam video YouTube Pandji Pragiwaksono
cenderung netral (tidak memihak).

c. Sumber yang Informatif

1. Bias
Untuk memenuhi syarat sebagau sumber yang informatif, data yang dibahas
dalam konten video YouTube Pandji Pragiwaksono harus berasal dari sumber
dan/atau narasumber yang tidak bias atau tidak parsial.
2. Pemisahan
Konten dan pembahasan video YouTube Pandji Pragiwaksono memisahkan
antara fakta dan opini.

G. Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Subdimensi

Objektivitas Konten Faktualitas Akurasi

Niat Baik

Kelengkapan Data

Relevansi

Keadilan Keberagaman Sudut Pandang

Netralitas
Sumber yang Informatif Bias

Pemisahan

H. Metodologi

1. Metode Penelitian

Analisis isi kuantitatif merupakan suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk
mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis ini ditujukan
untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan
secara objektif, valid, reliabel, serta dapat direplikasi (Eriyanto, 2011:15). Menurut Wimmer
& Dominick (2000) tujuan analisis isi adalah :

1. Menggambarkan isi komunikasi


Mengungkap kecenderungan yang terdapat pada isi komunikasi. Baik melalui media cetak
maupun elektronik.

2. Menguji hipotesis tentang karakteristik pesan


Sejumlah periset akan berusaha menghubungkan karakteristik tertentu dari komunikator
(sumber) dengan karakteristik pesan yang dihasilkan.

3. Membandingkan isi media dengan dunia nyata.


Memprediksi gambaran media terhadap kondisi real kelompok tertentu di masyarakat.

4. Mendukung studi efek media massa


Hal ini bertujuan untuk melihat apakah pesan-pesan di media massa dapat diterima dengan
baik oleh audiens.

Terdapat tiga jenis pendekatan analisis isi; deskriptif, eksplanatif, dan prediktif. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan analisis isi deskriptif. Analisis isi deskriptif dimaksudkan
untuk menggambarkan secara detail suatu pesan atau suatu teks tertentu (Eriyanto, 2011:15).
Desain analisis ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu atau menguji
hubungan diantara variabel. Analisis isi semata untuk mendeskripsikan, menggambarkan
aspek-aspek dan karakteristik dari suatu pesan. Menurut Rakhmat (2009), metode deskriptif
ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi aktual secara terperinci yang melukiskan gejala
yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang
berlaku, dan (3) membuat perbandingan atau evaluasi.

Tahapan dalam melakukan analisis isi kuantitatif menurut (Eriyanto, 2011:57) adalah
sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan analisis


Bagian ini ingin melihat apa saja yang ingin diketahui oleh analisis isi, hal-hal yang
menjadi masalah penelitian, dan apa saja yang ingin dijawab melalui analisis isi.
2. Konseptualisasi dan Operasional
Bagian ini merumuskan konsep penelitian dan melakukan operasionalisasi sehingga
dapat diukur.
3. Lembar coding (coding sheet)
Menurunkan operasionalisasi ke dalam lembar coding. Lembar coding berisi hal yang
ingin dilihat dan bagaimana cara pengukurannya.
4. Populasi dan sampel
Peneliti perlu merumuskan populasi dan sampel analisis isi.
5. Pelatihan coder dan pengujian validitas reliabilitas
Peneliti memberikan pelatihan kepada coder yang akan membaca dan menilai isi.
Setelah itu, peneliti perlu menguji reliabilitas.
6. Proses coding
Mengkode semua isi berita ke dalam lembar coding yang telah disusun.
7. Perhitungan reliabilitas final
Peneliti menghitung angka reliabilitas dari hasil coding dengan menggunakan rumus
atau formula yang telah tersedia.

2. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan (Kriyantono, 2006: 149). Populasi
atau kumpulan objek riset bisa berupa orang, organisasi, kata-kata dan kalimat, simbol-
simbol nonverbal, surat kabar, iklan, dan sebagainya.
Dapat disimpulkan, populasi merupakan sekumpulan objek dari penelitian yang
akan diteliti. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah seluruh konten video di kanal
YouTube Pandji Pragiwaksono yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan
diamati (Kriyantono, 2006: 149). Berdasarkan pengertian tersebut, sampel dapat
disimpulkan sebagai sebagian dari populasi yang diambil oleh peneliti untuk mewakili
objek penelitian.
Eriyanto (2011: 105) mengatakan bahwa dalam densus, peneliti bisa meneliti
isi dari semua anggota populasi. Berdasarkan pernyataan tersebut, jumlah sampel dari
penelitian ini menggunakan seluruh populasi atau konten video di kanal YouTube
Pandji Pragiwaksono yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat dilakukan peneliti
untuk mengumpulkan data (Kriyantono, 2006: 91).

Lembar Coding (coding sheet)


Lembar coding adalah alat yang digunakan untuk menghitung atau mengukur aspek tertentu
dari isi media. Data dalam penelitian ini adalah konten video di kanal YouTube Pandji
Pragiwaksono yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah. Data dikumpulkan dengan
menggunakan lembar koding yang dibuat berdasarkan kategori-kategori tertentu yang telah
ditetapkan terlebih dahulu.

4. Teknik Pengolahan Data


Data yang berhasil dikumpulkan akan dianalisis menggunakan tabel oleh coder. Kemudian
coder akan menilainya sesuai dengan variabel yang sudah tersedia dalam lembar coding.
Penelitian ditentukan dengan Ya (1) dan Tidak (0). Nilai-nilai tersebut selanjutnya akan
dihimpun dan dihitung.

I.Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas
Penelitian ini menggunakan validitas konstruk yang berorientasi pada proses. Validitas
konstruk adalah validitas yang melihat apakah alat ukur disusun atau diturunkan dari
suatu kerangka teori tertentu. Alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas konstruk
apabila tidak asal disusun, melainkan diturunkan berdasarkan suatu teori yang telah
teruji.
Alat ukur yang digunakan dalam analisis isi adalah lembar coding. Lembar coding pada
penelitian ini dibuat berdasarkan turunan pada konsep objektivitas yang dikemukakan
oleh Westerstahl dalam McQuail yang terdiri dari dimensi faktualitas, keadilan, dan
sumber yang informatif.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu cara untuk menilai ketepatan alat ukur yang
digunakan dalam proses penelitian. Apabila di dalam penelitian ditemukan konsistensi
terhadap hasil yang diperoleh dari suatu gejala yang sama, maka dapat dikatakan alat
ukur yang digunakan tersebut reliabel.
Ambang batas penerimaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,75
atau 75%. Jika persetujuan antar coder sudah mencapai 0,75, maka tingkat kategorisasi
yang dibuat sudah mencapai tingkat keterandalan atau kepercayaan.

J. Hasil & Pembahasan

Hasil analisis isi pesan konten video YouTube Pandji Pragiwaksono yang berkaitan dengan
politik dan kebijakan pemerintah Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Akurasi

Subdimensi akurasi yaitu data yang disajikan dalam konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono menunjukkan ketepatan data yang akurat dan sesuai fakta.

Tabel 2. Data konten mengandung keakuratan


Sumber: Hasil Lembar coding

Berdasarkan tabel 2, diperoleh informasi bahwa dari 5 konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono yang berkaitan dengan politik dan kebijakan pemerintah Indonesia, yang
menjadi sampel penelitian. Menunjukkan 80% data yang disajikan akurat sementara hanya
20% data saja yang tidak akurat. Dalam video-videonya, Pandji hampir selalu menyampaikan
argumen dengan didasari oleh data yang didapatkan dari sumber-sumber yang kredibel.
Contohnya, dalam video Banjirnya Baswedan, Pandji selalu menyertakan cuplikan data
dan informasi yang didapatnya dari media yang kredibel. Saat memberikan penjelasan
mengenai perbedaan program normalisasi sungai di Jakarta di era kepeminpinan Basuki
Tjahaya Purnama dengan program naturalisasi sungai di era Anies Baswedan, Pandji
menampilkan penjelasan dari portal berita daring Kompas.com.
Selain itu, saat membahas tentang UU ITE di video Kebebasan Kebablasan, Pandji juga
menampilkan cuplikan pasal-pasal dalam UU ITE untuk memberikan konteks dan dasar yang
kuat dalam penyampaian argumennya. Tidak hanya untuk kedua video tersebut, berdasarkan
analisis peneliti, Pandji hampir selalu menyajikan bukti berupa data yang kredibel dalam video-
videonya.
Walaupun demikian, terdapat 20% dari argumen Pandji yang tidak didasari data yang
akurat. Pada kasus yang demikian, Pandji bukan memberikan data palsu atau hoaks, melainkan
menyampaikan dengan terbuka bahwa ia tidak seratus persen yakin dengan informasi yang
disampaikannya karena, misalnya karena masih bersifat simpang siur. Untuk informasi yang
belum valid semacam ini, Pandji selalu menganjurkan audiensnya untuk melakukan verifikasi
lebih lanjtut akan kebenaran data atau informasi tersebut.

b. Niat Baik

Subdimensi niat baik yaitu pembahasan konten video YouTube Pandji Pragiwaksono
menunjukkan niat baik atau membawa nilai-nilai positif bagi audiens.

Tabel 3. Data konten mengandung niat baik

Sumber: Hasil Lembar coding

Berdasarkan tabel 3, diperoleh informasi bahwa dari 5 konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono yang berkaitan dengan politik dan kebijakan pemerintah Indonesia, yang
menjadi sampel penelitian. Menunjukkan 76% pembahasan konten mengandung niat baik
sementara hanya 24% saja pembahasan konten yang tidak mengandung niat baik.
Berdasarkan analisis kelompok kami, sebagian besar video Pandji Pragiwaksono
menunjukkan tujuan atau niat yang baik. Contohnya, dalam video Kebingungan Kebijakan,
Pandji mengajak audiens untuk menganalisis dan mengkritisi kebijakan pemerintah tentang
sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru, pemblokiran media sosial sebagian saat
kericuhan pasca pengumuman hasil pilpres 2019, penghapusan operasi yustisi di Jakarta, dan
kebijakan IMB reklamasi yang dikeluarkan oleh Anies Baswedan. Dalam video tersebut,
walaupun Pandji melemparkan kritik terhadap pemerintah, ia menekankan bahwa hal tersebut
dilakukannya bukan untuk menjatuhkan pemerintah, melainkan untuk memberikan edukasi
bagi masyarakat untuk peduli politik, mendorong masyarakat untuk terus mengawal jalannya
pemerintahan, dan menyampaikan aspirasi serta membantu memberikan masukan kepada
pemerintah. Selain itu, secara umum, dalam konten-kontennya, Pandji selalu menyampaikan
ajakan pada audiensnya untuk mengawal, mengkritisi, memberikan masukan pada pemerintah,
sembari tetap mendukung jalannya pemerintahan.

c. Kelengkapan Data

Subdimensi kelengkapan data yaitu data yang disajikan dalam konten video YouTube
Pandji Pragiwaksono menunjukkan kelengkapan data dan pembahasan yang komprehensif.

Tabel 4. Data konten mengandung kelengkapan

Sumber: Hasil Lembar coding

Berdasarkan tabel 4, diperoleh informasi bahwa dari 5 konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono yang berkaitan dengan politik dan kebijakan pemerintah Indonesia, yang
menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa 56% data yang disajikan lengkap sementara
44% data tidak lengkap. Hal ini disebabkan Pandji yang tidak selalu memberikan atau
menyertakan sumber data yang menjadi dasar argumennya. Walaupun sebagian besar
kontennya menyertakan sumber data yang valid dan komprehensif, Pandji beberapa kali tidak
dapat menampilkan sumber data untuk informasi yang disampaikannya sehingga harus
meminta audiensnya untuk melakukan verifikasi data lebih lanjut. Meskipun demikian, secara
umum, data yang disampaikan dalam konten video Pandji cukup lengkap dengan persentase
sebesar 56%.

d. Relevansi

Subdimensi relevansi yaitu data yang disajikan dalam konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono relevan dengan topik yang sedang dibicarakan dalam video.

Tabel 5. Data konten mengandung relevansi


Sumber: Hasil Lembar coding

Berdasarkan tabel 5, diperoleh informasi bahwa dari 5 konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono yang berkaitan dengan politik dan kebijakan pemerintah Indonesia, yang
menjadi sampel penelitian menunjukkan 80% data yang disajikan mengandung relevansi
dengan topik yang sedang dibicarakan dalam video sementara 20% data tidak mengandung
relevansi dengan topik yang sedang dibicarakan dalam video.
Berdasarkan analisis peneliti, dalam videonya, Pandji terkadang mengelaborasi topik
bahasan terlalu jauh sehingga sedikit melenceng dari materi awal. Namun, hal tersebut terjadi
sangat jarang dan tidak mengganggu keseluruhan isi video sehingga persentase relevansinya
cukup tinggi, yaitu 80%.

e. Keberagaman Sudut Pandang.

Subdimensi keberagaman sudut pandang yaitu pembahasan konten video YouTube


Pandji Pragiwaksono dapat menghadirkan perspektif atau sudut pandang yang berbeda.

Tabel 6. Data konten menghadirkan keberagaman sudut pandang

Sumber: Hasil Lembar coding

Berdasarkan tabel 6, diperoleh informasi bahwa dari 5 konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono yang berkaitan dengan politik dan kebijakan pemerintah Indonesia, yang
menjadi sampel penelitian. Menunjukkan 60% pembahasan konten menghadirkan perspektif
atau sudut pandang yang berbeda sementara 40% pembahasan konten tidak menghadirkan
perspektif atau sudut pandang yang berbeda.
Dalam videonya, Pandji beberapa kali menghadirkan narasumber, antara lain Naufal
Fileindi, Rian Ernest, dan Faldo Maldini. Narasumber-narasumber tersebut diundang untuk
menghadirkan perspektif lain dalam setiap topik yang dibahas. Contohnya, saat membahas UU
ITE di video Kebebasan Kebablasan, Pandji mengundang Naufal Fileindi, seorang pengacara
dan pengamat hukum dari Legal 101. Dalam video tersebut, Pandji mengutarakan
ketidaksetujuannya akan beberapa pasal di dalam UU ITE. Pandji juga menyampaikan bahwa
terdapat banyak kecaman dan ketidaksetujuan masyarakat terhadap UU ITE.
Untuk mendapatkan penjelasan dan perspektif lain dari praktisi sekaligus pengamat
hukum, Pandji mengundang Naufal Fileindi untuk memberikan sudut pandang baru tentang
sisi positif dari UU ITE. Di akhir video, setelah mendapatkan perspektif baru dari Naufal,
Pandji memberikan kesimpulan bahwa walaupun masih memerlukan penyempurnaan, UU ITE
juga memiliki peran yang penting dan dampak positif bagi penegakan hukum di Indonesia. Hal
tersebut membuktikan bahwa Pandji mampu bersikap objektif dan terbuka terhadap perspektif-
perspektif baru.

f. Netralitas

Subdimensi netralitas yaitu pembahasan konten video YouTube Pandji Pragiwaksono


cenderung netral (tidak memihak).

Tabel 7. Data konten mengandung netralitas

Sumber: Hasil Lembar coding

Berdasarkan tabel 7, diperoleh informasi bahwa dari 5 konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono yang berkaitan dengan politik dan kebijakan pemerintah Indonesia, yang
menjadi sampel penelitian. Menunjukkan 60% pembahasan konten cenderung netral (tidak
memihak) sementara 40% pembahasan konten tidak cenderung netral (tidak memihak).
Berdasarkan analisis peneliti, konten dan argumen Pandji cenderung netral dan tidak
memihak. Hal ini dibuktikan dengan Pandji yang menganalisis suatu kasus atau kebijakan dari
berbagai perspektif. Dalam mengkritisi suatu kebijakan, Pandji tidak hanya membahas sisi
negatif kebijakan tersebut, tetapi juga berusaha memahami standpoint pemerintah dengan
membahas sisi positif dari suatu kebijakan. Dalam video Banjirnya Baswedan, Pandji
melontarkan kritik terhadap pengelolaan banjir di Jakarta, tetapi ia juga berusaha memahami
posisi sulit yang dialami Anies Baswedan, yaitu hambatan program naturalisasi sungai karena
masalah penggusuran. Program naturalisasi membutuhkan lahan yang cukup lebar sehingga
memerlukan adanya penggusuran, tetapi, pada awal kepemimpinannya, Anies telah berjanji
untuk tidak akan melakukan penggusuran. Di akhir video, Pandji menyampaikan ajakan pada
audiensnya untuk berusaha memahami duduk perkara perihal banjir Jakarta, terus bersikap
kritis dan menyampaikan masukan untuk pemerintah, tetapi tetap mendukung pemerintah
untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

g. Bias
Dalam subdimensi bias, data yang disajikan dalam konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono berasal dari sumber dan/atau narasumber yang tidak bias atau tidak parsial.

Tabel 8. Data konten mengandung bias

Sumber: Hasil Lembar coding

Berdasarkan tabel 8, diperoleh informasi bahwa dari 5 konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono yang berkaitan dengan politik dan kebijakan pemerintah Indonesia, yang
menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa hanya 16% data yang disajikan berasal dari
sumber dan/atau narasumber yang parsial sementara 84% data berasal dari sumber dan/atau
narasumber yang tidak parsial.
Berdasarkan analisis peneliti, sebagian besar konten video Pandji menyajikan informasi
dari sumber yang tidak parsial. Sebagian informasi dari sumber yang parsial berasal dari video
berjudul Membahas Kabinet Baru Jokowi. Dalam video tersebut, Pandji menghadirkan Rian
Ernest, yang merupakan kader PSI dan dengan demikian menjadi kubu koalisi dalam kabinet
baru Presiden Joko Widodo, sebagai narasumber.

h. Pemisahan

Subdimensi pemisahan yaitu pembahasan konten video YouTube Pandji Pragiwaksono


memisahkan antara fakta dan opini.

Tabel 9. Data konten mengandung pemisahan

Sumber: Hasil Lembar coding

Berdasarkan tabel 9, diperoleh informasi bahwa dari 5 konten video YouTube Pandji
Pragiwaksono yang berkaitan dengan politik dan kebijakan pemerintah Indonesia, yang
menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa 40% pembahasan konten memisahkan antara
fakta dan opini sementara 60% pembahasan konten tidak memisahkan antara fakta dan opini.
Dalam sebagian besar videonya, Pandji melakukan pemisahan antara fakta dan opini
dalam argumen-argumennya. Dalam video Kebingungan Kebijakan, sebelum menyampaikan
kritik terhadap kebijakan sistem zonasi untuk penerimaan peserta didik baru, Pandji dengan
jelas menyebutkan bahwa argumen yang akan disampaikannya merupakan opininya sebagai
seorang ayah yang menginginkan pendidikan terbaik bagi anaknya. Begitu juga saat membahas
kabinet baru Presiden Jokowi, Pandji menyatakan bahwa argumen dan kritik yang
disampaikannya sedikit banyak merupakan pandangan pribadinya terhadap menteri-menteri di
kabinet baru tersebut. Namun, berdasarkan analisis peneliti, Pandji beberapa kali tidak
memberikan pernyataan pemisahan opini dan fakta tersebut dalam argumennya sehingga
audiens sedikit kesulitan dalam membedakan apakah argumen yang disampaikan merupakan
fakta atau perspektif pribadi Pandji.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap kanal YouTube, Pandji
Pragiwaksono, seorang kreator konten yang dikenal vokal dalam menyampaikan
pandangannya terhadap dinamika politik dan kebijakan pemerintah pusat maupun daerah di
Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa konten-konten
yang membahas tentang kebijakan pemerintah Indonesia di kanal YouTube Pandji
Pragiwaksono bersifat objektif. Hal tersebut dibuktikan dengan analisis peneliti terhadap
konten-konten tersebut dalam delapan dimensi, yaitu akurasi, niat baik, kelengkapan data,
relevansi, keberagaman sudut pandang, netralitas, bias, dan pemisahan antara fakta dengan
opini.

Daftar Pustaka

Eriyanto. (2011). Analisis Isi: Pengantar Metodologi Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-
Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rakhmat, J. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosdakarya

Wimmer, Dominick. (2000). Mass Media Research : An Introduction. Belmont, CA:


Wadsworth Publishing Company.

McQuail, D. (2005). McQuail's Mass Communication Theory. California: SAGE Publications

Zubaidi, A.N. (2011). Ruang Publik dalam Media Baru (www.kaskus.us). Jurnal Ilmu
Komunikasi. Vol.1, 141-160.

Anda mungkin juga menyukai