VENTILASI TAMBANG

(HTKB632)
DOSEN:
1. RISWAN, S.T., M.T.
2. KARINA SHELLA PUTRI, S.T., M.T.
PERHITUNGAN JARINGAN
VENTILASI
HEAD VS KUANTITAS VS TAHANAN
𝐻~𝑄2 (PERSAMAAN HEAD LOSS)
2 2
𝐻1 𝑄1 𝑄2
= ATAU 𝐻2 = 𝐻1
𝐻2 𝑄2 𝑄1

TAHANAN SALURAN UDARA TAMBANG (AIRWAY RESISTANCE)

𝐻𝐿 = 𝑅𝑄2 (PERSAMAAN ATKINSON)
R = TAHANAN EKUIVALEN → SISTEM ALIRAN LISTRIK (HUKUM OHM)
HUKUM KIRCHOFF 1
BILA ADA ALIRAN-ALIRAN UDARA YANG MASUK MELALUI SUATU TITIK
ATAU DISEBUT JUGA “JUNCTION” DAN KELUAR LAGI KE PERCABANGAN,
MAKA UDARA KELUAR HARUS SAMA DENGAN UDARA MASUK.
𝑄1 + 𝑄2 = 𝑄3 + 𝑄4 = 0
Q1 BILA ALIRAN UDARA KELUAR PERSIMPANGAN
Q3 DINYATAKAN POSITIF DAN YANG MASUK DINYATAKAN
NEGATIF, MAKA:
Q2 𝑄1 + 𝑄2 − 𝑄3 − 𝑄4 = 0 ATAU
Q4
෍𝑄 = 0
HUKUM KIRCHOFF 2
PENJUMLAHAN KEHILANGAN TEKANAN PADA JALUR TERTUTUP SAMA
DENGAN NOL; σ 𝐻𝐿 = 0
Q1 a 𝐻𝐿 = 𝐻𝐿𝑎 + 𝐻𝐿𝑏 + 𝐻𝐿𝑐 − 𝐻𝐿𝑑 = 0
Q
Q2 b
MENURUT PERSAMAAN ATKINSON :
d
෍ 𝐻𝐿 = 𝑅𝑎 𝑄1 2 + 𝑅𝑏 𝑄1 2 + 𝑅𝑐 𝑄1 2 − 𝑅𝑑 𝑄2 2 = 0
Q c
JARINGAN SERI
𝑄 = 𝑄1 = 𝑄2 = 𝑄3
a = SEKAT/PINTU UDARA
𝐻𝐿1 + 𝐻𝐿2 + 𝐻𝐿3 − 𝐻𝑠 = 0 atau
b
𝐻𝐿 = 𝐻𝐿1 + 𝐻𝐿2 + 𝐻𝐿3 …
d c g
MAKA PERSAMAAN HEAD LOSS :
e f 𝐻𝐿 = 𝑅1 𝑄2 + 𝑅2 𝑄2 + 𝑅3 𝑄2 atau
𝐻𝐿 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ 𝑄2 = 𝑅𝑒𝑞. 𝑄2

A B B
A

R1 𝑅𝑒𝑞 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3
𝐻
R3 𝑅𝑒𝑞 = 𝐿ൗ 2
Q 𝑄
Q
R2 Q
JARINGAN PARALEL
HUKUM KIRCHOFF 1
a d i 𝑄 = 𝑄1 + 𝑄2 + 𝑄3 + ⋯
HUKUM KIRCHOFF 2
b e h
𝐻𝐿 = 𝐻𝐿1 = 𝐻𝐿2 = 𝐻𝐿3 = …
c f g

𝐻𝐿 𝐻𝐿 𝐻𝐿
d 𝑄= ൗ𝑅1 + ൗ𝑅2+ ൗ𝑅3 atau
a e i
𝑄= 𝐻𝐿 1൘ + 1൘ + 1൘ = 𝐻𝐿 1ൗ𝑅
𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑒𝑞
b h
c f g
1 1 1 1
= + + +…
𝑅𝑒𝑞 𝑅1 𝑅2 𝑅3
JARINGAN KOMPLEKS
JIKA SIRKUIT-SIRKUIT PARALEL
A H SALING TUMPANG DAN TERKAIT

1/2” 1”
25.000 2”

C 40.000 3” D 1”
B G
B TIDAK DAPAT DISEDERHANAKAN
10.000 MENJADI SALURAN EKUIVALEN
1/2”
15.000 1/2” 2”

3” 35.000 1”
E F
20.000 3”
CONTROLLED SPLITTING
o JIKA SALURAN UDARA SECARA PARALEL DAN JUMLAH UDARA YANG
MENGALIR KE SETIAP CABANGNYA DITENTUKAN
o CARA KONTROL → MEMBUAT TAHANAN (RESISTEN) BUATAN PADA SALAH
SATU CABANG
o FREE SPLIT: CABANG YANG TIDAK DIBERI TAHANAN BUATAN
o REGULATOR: ALAT YANG MENIMBULKAN SHOCK LOSS UNTUK MENGONTROL
TAHANAN
o TUJUAN → PENGATURAN JUMLAH ALIRAN UDARA KE MUKA KERJA SESUAI
KEBUTUHAN
o EFEK → HEAD TOTAL & KEBUTUHAN DAYA MENINGKAT
→ PENINGKATAN BIAYA
UKURAN REGULATOR

HUKUM KIRCHOFF 2: PADA SALURAN UDARA

PARALEL, MEMILIKI NILAI HEAD LOSS YANG SAMA.

BESAR SHOCK LOSS TIAP CABANG SAMA DENGAN

SELISIH ANTARA HEAD LOSS PADA FREE SPLIT
DENGAN HEAD LOSS TIAP CABANG

SALURAN Q
R x 1010 HL (in) Mx (in)
UDARA (cfm)
1 20.000 23,50 0,940 Free Split
2 15.000 1,35 0,30 (0,940 - 0,030) = 0,910
3 35.000 3,12 0,382 (0,940 - 0,382) = 0,559
4 30.000 3,55 0,320 (0,940 – 0,320) = 0,620
 UKURAN REGULATOR (LANJUTAN)
KOEFISIEN KONTRAKSI (SALURAN POJOK SIKU, Z = 2,50
N 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 BERDASARKAN PERHITUNGAN
Cc 0,63 0,64 0,65 0,67 0,69 0,71 0,75 0,81 0,88 1,0 SHOCK LOSS SECARA LANGSUNG :
𝐻𝑥 = 𝑋𝐻𝑣
X 217,97 46,38 17,03 7,61 3,67 1,78 0,81 0,30 0,07 0

2
FAKTOR KONTRAKSI KOEFISIEN SALURAN MASUK 1ൗ
𝑋= 𝐶𝑐 − 𝑁 𝑁
EDGE Z EDGE Z Cc X
FORMED 1,05 FORMED 1,05 0,975 0,0006
KETERANGAN:
ROUNDED 1,50 ROUND 1,5 0,785 0,05 N = RATIO LUAS REGULATOR/ LUAS LUBANG BUKAAN
Cc = KOEFISIEN KONTRAKSI
SMOOTH 2,00 SQUARE 2,50 0,630 0,34 X = FAKTOR SHOCK LOSS
Z = FAKTOR KONTRAKSI
SQUARE 2,50 Hx = SHOCK LOSS YG HARUS DITIMBULKAN REGULATOR
SHARP 3,80 Hv = VELOCITY HEAD

Source: McElroy, 1935

PERENCANAAN VENTILASI
TAMBANG
PENENTUAN VENTILASI YANG DIPERLUKAN
 JUMLAH UDARA MASUK PER TON PRODUKSI SEHARI
 JUMLAH PANCARAN GAS DAN PAPARAN DEBU
 TINGKAT PEMUSATAN FACE PENAMBANGAN
 JUMLAH ALIRAN CABANG

 PERATURAN KESELAMATAN
 KANDUNGAN OKSIGEN DAN KARBONDIOKSIDA KEPEMEN PE NO.
 VOLUME DAN KECEPATAN UDARA VENTILASI 555.K/26/M.PE/1995
 TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIVE
 KANDUNGAN GAS-GAS BERACUN, BERHAHAYA, DAN MUDAH TERBAKAR
STRUKTUR PIT DARI SEGI VENTILASI
SISTEM TERPUSAT DAN SISTEM DIAGONAL
 SISTEM TERPUSAT (INTAKE AIRWAY DAN RETURN AIRWAY SALING
BERDEKATAN) → KONSTRUKSI AWAL TBT
 SISTEM DIAGONAL (INTAKE AIRWAY DAN RETURN AIRWAY TERPISAH
JAUH) → PENGEMBANGAN DAN PERLUASAN AREA PENAMBANGAN
 TIDAK ADA KEKHAWATIRAN EXHAUST AIR BERCAMPUR KE DALAM INTAKE
AIR AKIBAT ARAH ANGIN
STRUKTUR PIT DARI SEGI VENTILASI
(LANJUTAN)
PEMBAGIAN ALIRAN UDARA
 TAHANAN VENTILASI LEBIH KECIL → 1 FAN UNTUK VENTILASI UDARA LEBIH
BANYAK
 SUPPLY UDARA SEGAR KE SETIAP MUKA KERJA SETIAP BLOK
 PENGARUH KERUSAKAN AIRWAY DAPAT DIBATASI 1 BLOK SAJA
 PENGARUH KEBAKARAN, SEMBURAN GAS, SWABAKAR, DAN LEDAKAN DAPAT
DIBATASI 1 BLOK SAJA
 MENGURANGI KECEPATAN ANGIN TEROWONGAN UTAMA
 TEMPERATUR RELATIF RENDAH HINGGA DEKAT MUKA KERJA
VENTILASI UTAMA – JENIS VENTILASI UTAMA
 METODE PEMBANGKITAN DAYA VENTILASI
 VENTILASI ALAMI
 VENTILASI MESIN
 TEKANAN PADA VENTILASI MESIN
 VENTILASI TIUP
 VENTILASI SEDOT
 LETAK INTAKE DAN OUTTAKE AIRWAY
 VENTILASI TERPUSAT
 VENTILASI DIAGONAL
VENTILASI UTAMA – VENTILASI ALAMI
MUSIM MUSIM
DINGIN PANAS

L ` L
`

KETERANGAN:
h = TEKANAN VENTILASI (mmaq)
4,17 L = BEDA TINGGI (m)
ℎ= 𝐿 𝑡 − 𝑡𝑎
1000 t = TEMPERATUR EXHAUST (oC)
ta = TEMPERATUR UDARA LUAR (oC)
VENTILASI UTAMA – VENTILASI MESIN

 FAN MENCIPTAKAN TEKANAN VENTILASI DI MULUT TAMBANG

(INTAKE/OUTTAKE)
 PEMILIHAN FAN SESUAI :
 JUMLAH UDARA YANG DIBUTUHKAN
 PERBEDAAN TEKANAN VENTILASI UNTUK MENGALIRKAN UDARA
VENTILASI UTAMA
SISTEM TIUP DAN SISTEM SEDOT
 VENTILASI SISTEM TIUP
 MENINGKATKAN TEKANAN (INTAKE > ATMOSFIR)
 PADA TAMBANG BATUBARA,
 FAN OPERASI: GAS METAN DAPAT TERPERANGKAP DI DINDING BATUBARA
 FAN BERHENTI OPERASI: POTENSI GAS METAN MENGALIR SECARA BERSAMAAN
 PINTU VENTILASI HARUS DIBUAT DI INTAKE
→ MENGGANGGU TRANSPORTASI

 VENTILASI SISTEM SEDOT

 FAN DITEMPATKAN PADA OUTTAKE
 TEKANAN INTAKE < ATMOSFIR
 TAMBANG BATUBARA MENGGUNAKAN METODE INI
DAYA VENTILASI

DAYA ℎ𝑄
PENGGERAK
𝑁= MINE FAN = 1,5 – 3 KALI N
75
Keterangan :
N = daya penggerak udara (HP)
TAHANAN h = tahanan ventilasi (mm)
VENTILASI Q = jumlah angina ventilasi (m3/s)
DAYA VENTILASI (CONTOH SOAL)
BERAPAKAH DAYA PENGGERAK UDARA YANG DIBUTUHKAN PADA SUATU
TUNNEL DENGAN TEKANAN VENTILASI 150 mm DAN DEBIT ANGIN 150
m3/s?
150 × 150 ~ 1,5 KALI
𝑁= = 300 𝐻𝑃
75

DALAM HAL INI, WALAUPUN DIGUNAKAN FAN DENGAN EFISIENSI

TERBAIK, DIPERLUKAN DAYA PALING TIDAK 450 HP.
DAYA VENTILASI (CONTOH SOAL-LANJUTAN)
JIKA TETAP MEMPERTAHANKAN KUANTITAS UDARA, MAKA TEKANAN
DAPAT DIJADIKAN 100 mm (MISAL: MEMPERBESAR TUNNEL;
MEMPERPENDEK TUNNEL).
100 × 150
𝑁= = 200 𝐻𝑃 ~ 1,5 KALI = 300 HP
75

TEKNIS MENGURANGI TAHANAN VENTILASI:

• MEMPERKECIL KOEFISIEN GESEK
• MEMPERPENDEK PANJANG TEROWONGAN
• MEMPERKECIL KECEPATAN ALIRAN
• MEMPERBESAR LUAS PENAMPANGAN TEROWONGAN
TEORI KIPAS ANGIN - TAHANAN
𝑸
𝑶 = 𝟎, 𝟑𝟖 ×
GESEKAN 𝒉𝒐
SAYAP FAN TABRAKAN KETERANGAN:
TAHANAN
vs PELAT UDARA O = PASSAGE ORIFICE (m2)
LUAR Q = DEBIT ANGIN (m3/s)
ho = TAHANAN FAN (mm)

PASSAGE ORIFICE OF FAN → LUAS PENAMPANGAN LUBANG,

DIMANA TAHANAN PADA FLUIDA MENGALIR DIEKUIVALENKAN

DENGAN TAHANAN WAKTU MELEWATI LUBANG TIPIS
TEORI KIPAS ANGIN - KAIDAH
CONTOH:
APABILA KIPAS ANGIN DENGAN PUTARAN 200 RPM, TEKANAN 80 mm DAN KAPASITAS ANGIN 4.700 m3,
KEMUDIAN PUTARAN DIJADIKAN 300 RPM.

1. PERBEDAAN TEKANAN EFEKTIF KIPAS ANGIN BERBANDING LURUS DENGAN KUADRAT JUMLAH
PUTARAN
3002
TEKANAN MENJADI → 80 𝑚𝑚 × = 180 𝑚𝑚
2002

2. KAPASITAS ANGIN PADA KIPAS ANGIN BERBANDING LURUS DENGAN JUMLAH PUTARAN
300
JUMLAH ANGIN MENJADI → 4.700 𝑚3 × = 7.050 𝑚3
200

3. DAYA PENGGERAK UDARA KIPAS ANGIN BERBANDING LURUS DENGAN 3 JUMLAH PUTARAN ATAU
JUMLAH ANGIN
3002
DAYA PENGGERAK MENJADI → = 3,375 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑛𝑦𝑎
2002
TEORI KIPAS ANGIN – KURVA KARAKTERISTIK
(CONTOH)
PENGUKURAN – KECEPATAN ANGIN
ANEMOMETER TABUNG PITOT

𝛾𝑣 2൘
∆𝑃 = 2𝑔
KETERANGAN:
ΔP = TEKANAN DINAMIS
γ = BERAT JENIS UDARA
v = KECEPATAN ANGIN
g = PERCEPATAN GRAVITASI
PENGUKURAN – TEKANAN UDARA

BAROMETER
AIR RAKSA

BAROMETER ANEROID
TUGAS VENTILASI TAMBANG
 SOAL 1
0,1
A 2 R= 0,6 Ns2/m8
0,15
1
C 5
0,3
0,12 3
4 0,1
8
10
7 B
6

0,17

9
D

0,13 TENTUKAN RESISTEN EKUIVALEN (Req)

 SOAL 1-SOLUSI

• AIRWAY 1, 2, DAN 3 TERHUBUNG SECARA SERI DAN MEMILIKI RESISTEN

EKUIVLEN (Ra)
• Ra TERHUBUNG SECARA PARALEL DENGAN JUNCTION A DAN B,
SEHINGGA MEMILIKI RESISTEN EKUIVALEN (Rb)
• Rb TERHUBUNG SECARA SERI DENGAN AIRWAY 5 DAN 6 → Rc
• Rc TERHUBUNG SECARA PARALEL DENGAN JUNCTION C DAN D → Rd
• Rd TERHUBUNG SERI DENGAN AIRWAY 8 DAN 9 → Req
 SOAL 2
SUATU JARINGAN VENTILASI PADA DOWNCAST DAN UPCAST SHAFT
MENGALIRKAN UDARA SEBANYAK 100 m3/s, DENGAN NILAI RESISTEN
DITAMPILKAN PADA GAMBAR. BOOSTER FAN DILETAKAN PADA CABANG
CENTRAL (B-C) = 40 m3/s. TENTUKAN DISTRIBUSI DEBIT UDARA DAN TOTAL
100
PRESSURE (Pb) PADA BOOSTER FAN.
Q
R = 0,2 B
A
100
1
R=1 40 R = 0,5
2 Q - 40
R = 0,1 Pb
100 - Q D
C R = 0,25

140 - Q
 SOAL 2-SOLUSI
APLIKASIKAN HUKUM KIRCHOFF II
෍ 𝐻𝐿 = 𝑅𝑎 𝑄1 2 + 𝑅𝑏 𝑄1 2 + 𝑅𝑐 𝑄1 2 − 𝑅𝑑 𝑄2 2 = 0 ………….. (Pa)
Pb MESH 1 =
MESH 1 Pb MESH 2
BRANCH FRICTIONAL PRESSURE DROP (RQ2) FAN
AB … -
BC … -Pb DISTRIBUSI
TENTUKAN
CA … - NILAI Q TIAP
NILAI Q
CABANG
MESH 2
BRANCH FRICTIONAL PRESSURE DROP (RQ2) FAN
BD … - HITUNG
NILAI Pb
CD … -
BC … Pb
TERIMAKASIH