Anda di halaman 1dari 8

A.

OPERATOR DIFERENSIAL V
Dituliskan ∇, didefinisikan oleh:

𝜕 𝜕 𝜕 𝜕 𝜕 𝜕
∇= 𝜕𝑥 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗 + 𝜕𝑧 𝑘 = 𝑖 𝜕𝑥 + 𝑗 𝜕𝑦 + 𝑘 𝜕𝑧

Operator vektor ini memiliki sifat-sifat yang analog dengan


vektor-vektor biasa. Adalah bermanfaat untuk mendefinisikan tiga
buah besaran yang muncul dalam pemakaian praktis yang dikenal
sebagai gradien, vergensi, dan curl. Operator ∇ juga dikenal sebagai
nabla.
B. GRADIEN
Misalkan ∅ 𝑥,y,𝑧 terdefinisikan dan diferensiabel pada tiap-tiap titik
(𝑥,𝑦,𝑧) dalam suatu daerah tertentu dari ruang (yakni ∅ mendefinisikan
sebuah medan skalar diferensialbel). Gradien dituliskan ∇∅ atau grad ∅,
didefinisikan oleh:

𝜕 𝜕 𝜕 𝜕∅ 𝜕∅ 𝜕∅
∇∅= 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗 + 𝜕𝑧 𝑘 ∅ = 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗 + 𝜕𝑧 𝑘
𝜕𝑥 𝜕𝑥

Contoh:
Jika ( 𝑥,y,𝑧) =3𝑥 2 𝑦 − 𝑦 3 𝑧 2,carilah ∇𝜑(carilah gradien 𝜑)pada titik (1,-2,-1)
C. DIVERGENSI
Misalkan ⋁ (𝑥,y,𝑧) =𝑣1 𝑖 + 𝑣2 𝑗 + 𝑣3 𝑘 terdefinisikan dan diferensiabel dalam
suatu daerah tertentu dari ruang (yakni, ⋁ mendefinisikan sebuah medan vektor).
Maka divergensi dari ⋁, dituliskan ∇.⋁ atau div ⋁, didefinisikan oleh:

𝜕 𝜕 𝜕 𝜕𝑣1 𝜕𝑣2 𝜕𝑣3


∇.⋁=. 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗 + 𝜕𝑧 𝑘 . 𝑣1 𝑖 + 𝑣2 𝑗 + 𝑣3 𝑘 = + +
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

Contoh:
Jika 𝐴=𝑥 2 𝑧𝑖−2𝑦 3 𝑧 2 𝑗+𝑥𝑦 2 𝑧𝑘,carilah ∇.𝐴 (atau div A)pada titik (1,-1,1)
D. CURL
Jika ⋁(𝑥,𝑦,𝑧) adalah sebuah medan vektor diferensiabel maka curl atau rotasi
dari ⋁. Dituliskan curl ⋁ atau rot ⋁, didefinisikan oleh:

𝜕 𝜕 𝜕 𝜕𝑣1 𝜕𝑣2 𝜕𝑣3


∇×⋁= 𝑖 + 𝜕𝑦 𝑗 + 𝜕𝑧 𝑘 𝑥 𝑣1 𝑖 + 𝑣2 𝑗 + 𝑣3 𝑘 = + +
𝜕𝑥 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝑖 𝑗 𝑘
𝜕 𝜕 𝜕
=
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
𝑣1 𝑣2 𝑣3

𝜕 𝜕 𝜕 𝜕 𝜕 𝜕
𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝜕𝑦
= 𝑣 𝑣 𝑖− 𝑣1 𝑣3 𝑗+ 𝑣 𝑣 𝑘
2 3 1 2

𝜕𝑣 𝜕𝑣2 𝜕𝑣 𝜕𝑣1 𝜕𝑣 𝜕𝑣1


=( 𝜕𝑦3 - )𝑖 - ( 𝜕𝑥3 - )𝑗 + ( 𝜕𝑥2 - )𝑘
𝜕𝑧 𝜕𝑧 𝜕𝑦
Contoh:
Jika 𝐴=𝑥𝑧 3 𝑖−2𝑥 2 𝑦𝑧𝑗+2𝑦𝑧 4 𝑘, carilah ∇×𝐴 (atau curl A) pada titik (1, -1, 1).
E. RUMUS-RUMUS YANG MENGANDUNG 𝛁
Jika A dan B adalah fung∇si-fungsi vektor yang diferensiabel, dan
∅ 𝑑𝑎𝑛 𝜓 fungsi-fungsi skalar dari kedudukan (𝑥,y,𝑧) yang diferensiabel,
maka:

1. ∇( ∅+𝜓) = 𝛻∅ + 𝛻ψ atau grad (∅+𝜓 )= grad 𝜙 + grad 𝜓

2. ∇.( 𝐴+𝐵) =⋁.𝐴+⋁.𝐵 atau div( 𝐴+𝐵) =𝑑𝑖𝑣 𝐴+𝑑𝑖𝑣 𝐵

3. ∇× (A+B) =∇×A+∇×B atau curl (𝐴+ )=𝑐𝑢𝑟𝑙 𝐴+𝑐𝑢𝑟𝑙 𝐵

4. ∇.( ϕA) = (∇ϕ) .A+ϕ (∇.A)

5. ∇×( 𝜙𝐴) = (∇𝜙) ×𝐴+𝜙( ∇×𝐴)


6. ∇.( 𝐴×𝐵) =𝐵. (∇×𝐴) −𝐴.( ∇×𝐵)
7. ∇×(𝐴×𝐵) = (𝐵.∇) 𝐴−𝐵 (∇.𝐴) – (𝐴.∇ )𝐵+𝐴 (∇.𝐵 )

8. ∇ (𝐴.𝐵) =( 𝐵.∇) 𝐴+ (𝐴.∇) 𝐵+𝐵×( ∇×𝐴 )+𝐴× (∇×𝐵 )

𝜕2 𝜑 𝜕2 𝜑 𝜕2 𝜑 𝜕2 𝜕2 𝜕2
9. ∇. (∇𝜙 )=∇2𝜙≡ (𝜕𝑋 2 + 𝜕𝑌 2 + 𝜕𝑍2 )dimana ∇2= (𝜕𝑋 2 + 𝜕𝑌 2 + 𝜕𝑍2 )disebut

operator laplace.

10. ∇× (∇ϕ )=0. Curl dari gradien 𝜙 adalah nol.

11. ∇. (∇×𝐴 )=0. Divergensi dari curl A adalah nol.

12. ∇× (∇×𝐴) =∇ (∇. )− 𝑣 2 𝐴


Contoh:
Bila 𝐴=2𝑦𝑧𝑖−𝑥2𝑦𝑗+𝑥𝑧2𝑘,=𝑥2𝑖+𝑦𝑧𝑗−𝑥𝑦𝑘 dan 𝜙=2𝑥2𝑦𝑧3, carilah:
a) (𝐴. ∇) 𝜙

b) 𝐴.∇ 𝜙

c) (𝐵.∇) A

d) (𝐴×∇) 𝜙

e) 𝐴×∇ 𝜙

Anda mungkin juga menyukai