Anda di halaman 1dari 7

Revolusi Industri di Jawa Timur

Oleh : Reggina Diah Ayuningtyas – 1806198080

Revolusi Industri merupakan keadaan dimana adanya aspek kehidupan yang terpengaruh
oleh perubahan global mengakibatkan terjadinya perkembangan dalam bidang pertanian,
manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi, serta memiliki dampak yang mendalam
terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi Industri dimulai pada abad ke
18 di Britania Raya dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang,
dan menyebar ke seluruh dunia. Awal mula terjadinya revolusi industry ditandai dengan adanya
peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga
hewan dan manusia, kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur.
Periode awal revolusi tersebut dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil,
pengembangan teknik dalam pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi
perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan serta perbaikan jalan raya dan rel
kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke berbasis manufaktur
menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, yang
menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.
Faktor kunci yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain:
1. Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Inggris dan Skotlandia
2. Tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan Skotlandia
3. Aturan hukum (menghormati kesucian kontrak)
4. Sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan saham gabungan
perusahaan (korporasi)
5. Adanya pasar bebas (kapitalisme)
Produk domestik bruto (PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah
terjadinya Revolusi Industri dan memunculkan sistem ekonomi kapitalis modern. Revolusi
Industri menandai dimulainya era pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi
kapitalis. Revolusi Industri dianggap sebagai peristiwa paling penting yang pernah terjadi dalam
sejarah kemanusiaan. Selain itu, Revolusi Industri juga memberikan dampak bagi kehidupan, di
antaranya:
A. Bidang Ekonomi
1. Barang melimpah serta harga murah
2. Perusahaan kecil gulung tikar akibat tidak mampu bersaing
3. Berkembangnya perdangangan
4. Lancarnya transportasi
B. Bidang Sosial
1. Berkembangnya urbanisasi
2. Upah buruh menjadi rendah
3. Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh
4. Terjadi kesenjangan antara majikan dan buruh
5. Munculnya revolusi social
C. Bidang Politik
1. Munculnya gerakan sosialis dan partai politik
2. Munculnya imperialism modern

Jawa Timur merupakan sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa dengan luas wilayahnya
sebesar 47.922 km² (terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa) serta Ibu kotanya terletak di
Surabaya. Menurut sensus tahun 2017, Jawa Timur memiliki jumlah penduduk sebesar
42.030.633 (terbanyak kedua di Indonesia).

Jawa Timur dikenal memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni
berkontribusi 14,85% terhadap Produk Domestik Bruto nasional. Jawa Timur memiliki sejumlah
industri besar, di antaranya galangan pembuatan kapal terbesar di Indonesia PT PAL di
Surabaya, industri perlengkapan tempur PT Pindad di Malang, industri besar kereta api terbesar
di Asia Tenggara PT INKA di Madiun, pabrik kertas (PT Tjiwi Kimia di Tarik-Sidoarjo, PT
Leces di Probolinggo), pabrik rokok ( Wismilak di Surabaya Gudang Garam di Kediri,
Sampoerna di Surabaya, dan Pasuruan, serta Bentoel di Malang). Di Gresik terdapat Semen
Gresik, dan PT Petrokimia Gresik. Di Tuban terdapat pabrik Semen terbesar di Indonesia yaitu
Semen Indonesia (ex Semen Gresik), dan Semen Holcim serta Kawasan Kilang Petrokimia.
Pemerintah telah menetapkan 12 kawaan industri estate, di antaranya Surabaya Industrial Estate
Rungkut (SIER) di Surabaya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) di Kabupaten
Pasuruan, Madiun Industrial Estate Balerejo (MIEB) di kabupaten Madiun, Ngoro Industrial
Park (NIP) di Kabupaten Mojokerto, Kawasan Industri Jabon di Kabupaten Sidoarjo, serta
Lamongan Integrated Shorebase (LIS) di Kabupaten Lamongan. Sentra industri kecil tersebar di
seluruh kabupaten/kota, dan beberapa di antaranya telah menembus ekspor; Industri kerajinan
kulit berupa tas, dan sepatu di Tanggulangin, Sidoarjo adalah salah satu industri kecil yang
sangat terkenal.

Provinsi Jawa Timur akan terus mengembangkan area kawasan industri (KI) dengan luas
potensi lahan 31.784 ha di sejumlah wilayah guna mengakomodasi kebutuhan investasi bidang
manufaktur dalam beberapa tahun ke depan. Kepala Bidang Pengembangan Industri dan
Perdagangan Disperindag Jatim, Saiful Jasin mengatakan hingga saat ini total kawasan industri
eksisting ada baru sekitar 4.097 ha.

A. Revolusi Industri 1.0 di Jawa Timur

Sebelum Revolusi Industri 1.0 terjadi, manusia memproduksi barang atau jasa hanya
mengandalkan tenaga otot, tenaga air, atau tenaga angin. Hingga pada tahun 1776, James Watt
menemukan mesin uap yang mengubah sejarah. Penemuan mesin uap menjadikan proses
produksi lebih efisien dan murah. Evolusi Industri 1.0 berlangsung periode antara tahun 1750-
1850. Menurut IB Dharmawijaya Mantra, Walikota Denpasar Tahun 2018 mengatakan bahwa
Industri 1.0 merupakan industri yang bersifat agraris dengan teknologi yang digunakan untuk
mengolah bahan-bahan pertanian atau industri yang masih bersifat natural dengan menggunakan
tenaga air dan uap yang sederhana.

Di Jawa Timur terdapat beberapa daerah atau


suku tertinggal (primitive) yang dapat digolongkan
menjadi daerah yang masih menerapkan konsep
revolusi industry 1.0, yaitu tepatnya Suku Samin di
daerah Blora, Pati, Bojonegoro. Suku samin mendiami
tengah hutan di kawasan pegunungan Kendeng.
Rumah masyarakat suku samin terbuat dari kayu
terutama kayu jati dan juga bambu. Masyarakat Samin
memiliki pandangan positif terhadap lingkungan,
mereka memanfaatkan alam (misalnya mengambil
kayu) secukupnya dan tidak melakukan eksploitasi. Tanah bagi mereka ibarat ibu sendiri, artinya
tanah memberi penghidupan kepada mereka. Sebagai petani tradisional maka tanah mereka
perlakukan sebaik-baiknya. Dalam pengolahan lahan (tumbuhan apa yang akan ditanam) mereka
hanya berdasarkan musim saja yaitu penghujan dan kemarau. Masyarakat Samin menyadari isi
dan kekayaan alam habis atau tidak tergantung pada pemakainya. Perubahan zaman yang
mendorong adanya revolusi industry 1.0 telah berhasil mempengaruhi tradisi masyarakat Samin,
yaitu saat ini mereka sudah mulai menggunakan traktor dan pupuk kimiawi dalam pertaniannya.

B. Revolusi Industri 2.0 di Jawa Timur

Revolusi Industri 2.0 atau dikenal juga sebagai Revolusi Teknologi, terjadi di awal abad 20.
Sebelum adanya Revolusi Industri 2.0, proses produksi memang sudah cukup berkembang,
tenaga otot tidak lagi banyak diperlukan. Pabrik pada umumnya telah menggunakan tenaga
mesin uap ataupun listrik. Namun kendala lain ditemukan dalam proses produksi, yaitu proses
transportasi. Untuk memudahkan proses produksi di dalam pabrik yang umumnya cukup luas,
alat transportasi untuk pengangkutan barang berat seperti mobil sangat diperlukan. Sebelum
Revolusi 2.0 proses perakitan mobil harus dilakukan disatu tempat yang sama demi menghindari
proses transportasi dari tempat spare part satu ke tempat spare part lainnya. Hingga akhirnya
pada tahun 1913, Revolusi 2.0 dimulai dengan menciptakan “Lini Produksi” atau Assembly
Line yang menggunakan “Ban Berjalan” atau conveyor belt di tahun 1913. Revolusi industri
generasi 2.0 juga ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran
dalam (combustionchamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil,
pesawat terbang, dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan.

Di Jawa Timur terdapat beberapa daerah yang masih menerapkan konsep revolusi industry
2.0, yaitu salah satunya adalah di Dusun Selogiri, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro,
Banyuwangi. Meski pembangunan Banyuwangi dalam lima tahun sudah meningkat drastis,
namun ratusan kepala keluarga yang tinggal di dusun tersebut hidup dalam kegelapan selama 73
tahun atau sejak Indonesia merdeka. Selama ini, 300 KK hanya mengandalkan genset dan diesel
yang menyala antara 4-5 jam per malamnya selama 73 tahun, bahkan terkadang hanya 5 menit.
Selain itu, ada juga masyarakat yang memanfaatkan petromak, lilin, atau lampu charger untuk
penerangan. Sebelumnya, yang menjadi kendala pemasangan listrik selama ini ialah
dikaremakan secara teritorial kawasan perkebunan Kali Selogiri berbatasan langsung dengan
lahan yang dikelola oleh Perhutani KPH Banyuwangi Utara. Sehingga pihak PLN baik dalam
proses penanaman tiang listrik dan kabelisasi terkendala izin melakukan perempesan pohon
sepanjang jalur menuju permukiman warga yang dikelola oleh perhutani dan PTPN. Namun,
berkat program Listrik Desa (Lisdes) sejumlah 300 KK dapat menikmati listrik. Hal ini
mendorong Dusun Selogiri untuk mengikuti perkembangan dalam Revolusi Industri 2.0.

C. Revolusi Industri 3.0 di Jawa Timur

Revolusi Industri 3.0 adalah penemuan mesin yang


bergerak, yang berpikir secara otomatis, yaitu komputer
dan robot. Saat ini dunia bergerak memasuki era
digitalisasi, sehingga sebagian aktifitas yang sebelumnya
hanya dapat dilakukan oleh manusia seperti menghitung
atau menyimpan hal penting, mulai dapat dilakukan oleh
computer. Revolusi yang terjadi juga bergerak, tidak
hanya mengenai Revolusi di bidang industry namun juga
di bidang informasi.

Dilihat dari sisi postifinya, kemajuan teknologi digital ini


mempermudah perkerjaan manusia. Sehingga potensi terbesar manusia yang sesungguhnya dapat
lebih dioptimalkan, seperti berpikir, memimpin, dan menciptakan karya. Setelah perang dunia
kedua, perkembangan computer juga semakin cepat. Komputer yang dulunya sebesar ruangan,
terus mengecil dengan fungsi yang semakin luar biasa. Saat ini fungsi dari computer tersebut
hanyalah sebagai salah satu perangkat,

Di era milenial seperti saat ini, daerah di Jawa Timur sudah menerakan konsep revolusi
industry 3.0, yaitu salah satunya dengan menerapkan Ujian berbasis computer. Sudah hampir
50% pelajar Jatim yang menerapkan hal tersebut. Sebelumnya, ujian dilakukan dengan berbasis
kertas dan pensil. Hal ini sangat tidak efisien terhadap waktu, tenaga, dan juga alam. Jika ujian
menggunakan kertas dan pensil hal ini sangat membuang-buang waktu hanya untuk menulis
nama serta jawaban, berbeda dengan berbasis computer yang sudah sangat efisien. Selain itu jika
ujian menggunakan kertas, hal ini sangat tidak ramah terhadap lingkungan dikarenakan kertas
terbuat dari pohon, sehingga semakin banyak kertas yang digunakan, maka semakin banyak juga
pohon yang akan ditebang. Akan tetapi, di daerah tertentu ditemui adanya kendala pada
infrastruktur dan teknis, seperti tidak tersedianya hardware komputer dengan jumlah yang
memadai, serta tidak terjangkaunya jaringan internet alias masuk kawasan blank spot atau dapat
juga sudah ada jaringan internet, akan tetapi sinyalnya rendah.

D. Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 mulai dicetuskan pertama kali oleh sekelompok perwakilan ahli
berbagai bidang asal Jerman pada tahun 2011 di acara Hannover Trade Fair. Dipaparkan bahwa
industri saat ini telah memasuki inovasi baru, dimana proses produksi mulai berubah pesat.
Pemerintah Jerman menganggap serius gagasan ini dan tidak lama menjadikan gagasan ini
sebuah gagasan resmi. Setelah resminya gagasan ini, pemerintah Jerman bahkan membentuk
kelompok khusus untuk membahas mengenai penerapan Industri 4.0 .

Pada tahun 2015, Angella Markel mengenalkan gagasan Revolusi Industri 4.0 di acara
World Economic Forum (WEF). Tidak hanya Jerman yang melakukan penelitian serius
mengenai Revolusi Industri 4.0, namun Amerika Serikat juga menggerakkan Smart
Manufacturing Leadership Coalition (SMLC), sebuah organisasi nirlaba yang terdiri dari
produsen, pemasok, perusahaan teknologi, lembaga pemerintah, universitas dan laboratorium
yang memiliki tujuan untuk memajukan cara berpikir di balik Revolusi Industri 4.0.

Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa
memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal vital
yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan biaya.
Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah Smart
Factory. Tidak hanya itu, saat ini pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat dilakukan on
time saat dibutuhkan melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan pembukuan yang
berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang berkepentingan kapan saja dan dimana
saja selama terhubung dengan internet. Terdapat inovasi baru di Industri 4.0, yaitu Internet of
Things, Big Data, percetakan 3D, Artifical Intelligence (AI), kendaraan tanpa pengemudi,
rekayasa genetika, robot dan mesin pintar. Salah satu hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0
adalah Internet of Things. Indonesia pun saat ini mulai menggarap konsep Revolusi Industri 4.0
secara serius. Strategi Indonesia salah satunya, melalui Kementerian Perindustrian mecoba
membuat sebuah roadmap bertajuk Making Indonesia 4.0.

Salah satu kawasan di Jawa Timur yang sudah menerapkan konsep Revolusi Industri 4.0
ialah Kawasan Industri Safe n Lock yang merupakan sebuah komplex pergudangan dan industri
terbesar di Jawa Timur. Di tengah persaingan dunia industri yang memerlukan ketepatan waktu
dan pelayanan prima, Safe n Lock Surabaya menawarkan sebuah konsep pergudangan dan
perindustrian modern terpadu yang dilengkapi dengan fasilitas terkini. Konsep serta struktur
pergudangan yang modern, green dan unik, serta dikemas dengan perpaduan desain modern
minimalis yang compact dan terpadu menjadikan SAFE 'n' LOCK sebagai kawasan perindustrian
dan pergudangan yang unggul dikelasnya.

Berlokasi di selatan Surabaya, dikembangkan di atas lahan seluas 307Ha yang hidup dan
berkembang, dengan didukung berbagai akses sarana dan prasarana yang maju dan memadai,
seperti jalan yang luas dikelilingi oleh berbagai sentra bisnis, industri serta perkantoran SAFE 'n'
LOCK daya tarik investasi yang menjanjikan.

Selain itu, di Jawa Timut tepatnya di Center for Development of Advanced Science and
Technology Universitas Jember, telah ditemukan rekayasa genetic pada hasil tebu. Proses
rekayasa genetika yang menghasilkan varian tebu PRG N11-4T yang kini ditanam oleh PTPN XI
sudah mendapatkan sertifikasi keamanan lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
sertifikasi keamanan pangan dari BPOM, serta sertifikasi keamanan pakan dari Kementrian
Pertanian. Hal ini menjadi menarik minat dan perhatian dari pasar tradisional.

E. Memasuki Society 5.0

Perkembangan teknologi yang begitu pesat, termasuk adanya peran-peran manusia yang
tergantikan oleh kehadiran robot cerdas, dianggap dapat mendegradasi peran manusia. Hal ini
yang melatar belakangi lahirnya Society 5.0 yang diperkenalkan di Kantor Perdana Menteri
Jepang pada hari Senin, 21 Januari 2019. Secara sederhana, Society 5.0 dapat diartikan sebagai
suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi
(technology based).

F. Revolusi Industri Mempengaruhi Sistem Ekologi

Revolusi industry selain memberikan manfaat juga ternyata memberikan dampak negative,
slaah satunya dampak terhadap ekologi. Perubahan-perubahan yang terjadi pada revolusi
industri memberikan dampak negatif dan menyebabkan beberapa kerusakan di 3 ranah ekologi
sekaligus yakni sosial, lingkungan dan ekonomi. Padahal, sebagaimana yang kita tahu ekologi
begitu dekat dan menyatu dengan kehidupan manusia hingga tidak dapat dipisahkan. Artinya,
ketika terjadi kerusakan dan gangguan atau ketidakstabilan dalam ekologi, akan sangat
berdampak terhadap keberlangsungan hidup manusia. Beberapa dampaknya ialah meningkatnya
pengangguran akibat pekerjaan manusia telah diambil alih oleh suatu perangkat (mesin pintar),
adanya ketidakseimbangan ekonomi yang dikarenakan oleh lahirnya warna kapitalisme baru
akibat dari revolusi industry yang berbeda dari sebelumnya. Warna ini menghasilkan angka
ketimpangan ekonomi yang semakin tinggi, serta terjadi juga kerusakan lingkungan akibat dari
meningkatnya tuntutan industri serta teknologi yang semakin maju banyak membuat keruskan
lingkungan akibat dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Daftar Pustaka:

Baenanda, Listhari. 2019. Sejarah dan Perkembangan Revolusi Industri. Binus University.

http://binus.ac.id/knowledge/2019/05/sejarah-dan-perkembangan-revolusi-industri/

Baenanda, Listhari. 2019. Mengenal Lebih Jauh Revolusi Industri 4.0. Binus University.

http://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/

Ahmad, Hafiluddin. 2018. Setelah 73 Tahun, Akhirnya 300 KK di Banyuwangi Bisa Nikmati Listrik.
Jawa Timur Now.

https://jatimnow.com/baca-2281-setelah-73-tahun-akhirnya-300-kk-di-banyuwangi-bisa-nikmati-listrik

Hariawan, Teguh. 2019. 50% Pelajar Jatim Kerjakan Ujian Berbasis Komputer dengan Smartphone.
Detiknews.

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4452852/50-pelajar-jatim-kerjakan-ujian-berbasis-komputer-
dengan-smartphone

Patria, Robby. 2018. Rai Mantra Beberkan Ciri Ciri Perkembangan Industri 1.0 Hingga 4.0. Berita Bali.

https://news.beritabali.com/read/2018/11/23/201811230015/rai-mantra-beberkan-ciri-ciri-perkembangan-
industri-1-0-hingga-4-0

Akasyah. 2018. Revolusi Industri Dari 1.0 Hingga 4.0. Voxpop.

https://ivoox.id/revolusi-industri-dari-1-0-hingga-4-0/

Farocha. 2014. Tebu Rekayasa Genetik Unej Diminati Pasar Internasioal. Antara Jatim News.

https://jatim.antaranews.com/berita/138041/tebu-rekayasa-genetik-unej-diminati-pasar-internasional

Alfa. 2019. Revolusi Peradaban 5.0: Penggunaan Teknologi Untuk Harkat Manusia. Institut Teknologi
Bandung.2019

https://blogs.itb.ac.id/wikia/revolusi-peradaban-5-0/

Zulfa. Ulfah. 2019. Ancaman Industri 4.0 Terhadap Ekologi. Yogyakarta.

https://www.researchgate.net/publication/333486549_Ancaman_Industri_40_Terhadap_Ekologi

Anda mungkin juga menyukai