Disusun oleh:
ADGI | ADPII | AIDIA | HDII | HDMI
Terbitan:
2019
Penerbit:
Badan Ekonomi Kreatif
Gedung Kementerian BUMN
Lantai 15
Jl. Merdeka Selatan No. 13, Jakarta Pusat
2 C O LO P H O N E & DA F TA R I S I
Daftar Isi
Triawan Munaf
Kepala Badan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia
4 S A M B U TA N
Sambutan
Tim Penyusun buku Dasar Pengadaan 3. Para pihak yang telah membantu
dan Pengelolaan Jasa Desain yang sebagai narasumber dan endorser
merupakan gabungan dari Asosiasi dalam penyusunan buku ini:
Desainer Grafis Indonesia (ADGI), Aliansi • Kementerian Koordinator
Desainer Produk Industri Indonesia Perekonomian Republik Indonesia.
(ADPII), AIDIA – Asosiasi profesional • Kementerian Keuangan Republik
desain komunikasi visual Indonesia, Indonesia.
Himpunan Desainer Interior Indonesia • Kementerian Perindustrian Republik
(HDII), dan Himpunan Desainer Mebel Indonesia.
Indonesia (HDMI) mengucapkan terima • Kementerian Perdagangan Republik
kasih kepada: Indonesia.
• Kementerian Koperasi dan UKM
1. Pihak-pihak di Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
(BEKRAF) yang telah bertindak • Kementerian BUMN Republik
sebagai fasilitator dalam semua tahap Indonesia.
penyusunan buku ini: • Lembaga Kebijakan Pengadaan
• Kepala BEKRAF. Barang Jasa Pemerintah (LKPP).
• Wakil Kepala BEKRAF. • BAPPENAS.
• Deputi Riset, Edukasi, dan • KADIN Indonesia.
Pengembangan BEKRAF. • INKINDO.
• Direktur Riset dan Pengembangan
BEKRAF. 4. Seluruh anggota tim penyusun
• Kasubdit Metodologi dan Analisis dengan segenap dedikasinya dalam
Riset BEKRAF. mewujudkan buku ini.
2. Para ketua asosiasi profesi desainer: Semoga hasil kolaborasi ini dapat
ADGI, ADPII, AIDIA, HDII, dan HDMI membawa kehidupan berprofesi desainer
yang telah mengirimkan para anggota Indonesia menuju kemartabatan dalam
terbaiknya sebagai tim penyusun. kontribusi membangun ekosistem
ekonomi kreatif Indonesia.
6 TERIMA KASIH
BAB 1
Pengertian Desain
masalah
masalah
Hasil Manfaat
Luaran Hasil
Output Outcome
Nilai
Tambah
Value Added
Penciptaan
Nilai
Value
Creation
8 P E N G E RT I A N D E S A I N
Desain dan Desainer
Peran desainer dapat menjadi ujung tombak aneka industri barang dan jasa
dalam upaya industri tersebut meningkatkan nilai target konsumennya.
Sebuah kursi bukan hanya dapat berfungsi sebagai sarana duduk, melainkan
dapat merepresentasikan sosok penggunanya. Sebuah mobil bukan sekadar
alat transportasi, melainkan dapat berkembang merepresentasikan kelas sosial
dan gaya hidup pemiliknya. Sebuah logo bukan lagi sekadar visual pembeda
dari sebuah perusahaan, melainkan dapat menjadi identitas pembentuk jati diri
perusahaan. Ruang kantor bukan lagi sekadar tempat bekerja, melainkan dapat
menjadi sebuah identitas perusahaan, penciptaan pengalaman pengguna, dan
peningkatan produktivitas kerja.
10 P E N G E R T I A N D E S A I N
DASAR PENGADAAN & PENGELOL AAN JASA DESAIN DI INDONESI A 11
• Bidang Desain Grafis atau Komunikasi Visual
12 P E N G E R T I A N D E S A I N
menciptakan lingkungan buatan yang interaktif, misalnya pada pameran,
museum, interior bangunan publik, dan ruang ritel.
14 P E N G E R T I A N D E S A I N
Dalam proses kerjanya, desainer produk industri harus mempertimbangkan
beberapa faktor strategis berikut: siapa pembeli produk dan bagaimana
mereka menggunakannya; bagaimana cara membuat produk mudah dan
aman digunakan serta secara visual menarik; bahan apa yang digunakan
agar produk menjadi dapat diandalkan; bagaimana cara membuat produk
hemat biaya dan ramah lingkungan. Lalu, yang terpenting, desainer produk
industri harus cerdas dalam menjelaskan ide kepada orang-orang dengan
berbagai tingkat pengetahuan teknis.
Secara umum, lebih dari 70% hidup manusia dihabiskan dengan duduk.
Atas dasar itu maka desain sarana duduk menjadi hal yang sangat lekat
dengan peradaban manusia. Saat ini, desain mebel berkembang jauh lebih
kompleks daripada sekadar sarana duduk.
16 P E N G E R T I A N D E S A I N
Untuk itu, desainer harus memiliki kemampuan bekerja multi disiplin
dengan divisi produksi dan penjualan untuk mendapatkan solusi
desain terbaik bagi klien dan pasar yang dituju. Desainer juga harus
mampu menyiapkan cetak biru yang memuat spesifikasi teknis, baik
untuk pengembangan purwarupa, produksi skala terbatas, maupun
untuk manufaktur, seperti dimensi, jenis material, hingga metode, dan
persyaratan produksinya.
Peran desainer interior harus dilibatkan dari awal sejak penentuan besaran
dan hubungan antar-ruang terkait dengan pengguna dan aktivitasnya.
Karena itu, profesi desainer interior kerap berurusan dengan berbagai
bidang profesi lainnya, mulai dari teknik sipil, teknik elektro, teknik fisika,
hingga arsitektur.
18 P E N G E R T I A N D E S A I N
Desainer harus memiliki standar keahlian, pengetahuan, dan perilaku
yang dapat menjamin keberhasilan proyek, mulai dari konsep,
perencanaan awal, pengembangan desain, dokumen kerja, serta
pengawasan berkala saat pelaksanaan.
20 P E N G E R T I A N D E S A I N
Kemampuan kolaboratif Keahlian teknologi informasi
dan komunikasi
Desainer harus mampu
berkomunikasi dengan klien, tim Sebagian besar desainer
kerja, dan praktisi dari bidang profesi menggunakan perangkat lunak
lainnya untuk memastikan proses khusus untuk mengerjakan desain
dan arah desain sesuai dengan mereka. Untuk itu, desainer harus
tujuannya secara tepat dan efektif. selalu memperbarui wawasan diri
Desainer harus mampu bekerja terhadap aneka perkembangan
sama dengan para profesional dari teknologi perangkat lunak yang ada,
berbagai keilmuan dan praktik yang mengingat cepatnya perkembangan
dibutuhkan untuk memperkuat dan teknologi. Hal tersebut di samping
melengkapi hasil akhir desain yang dapat mempermudah dan
lebih bermakna dan bermanfaat mempercepat kerja, juga acap kali
untuk publiknya. menjadi tuntutan target luaran yang
diinginkan oleh pihak klien dan
konsumennya.
22 P R O S E S D E S A I N
Keandalan daya inovasi Kemampuan desainer tersebut
sangat dibutuhkan karena desainer
Desainer harus dapat memikirkan harus dapat mengerjakan proyek
berbagai pendekatan baru untuk dengan klien yang berasal dari
mengkomunikasikan ide kepada berbagai status, dengan berbagai
klien serta pengguna yang semakin karakter, aneka proyek yang memiliki
menuntut kebaruan. Desainer lingkup dan spesifikasi berbeda,
dinilai berhasil jika mampu mengelola beberapa proyek dalam
mengembangkan desain yang waktu bersamaan, menghadapi
menyampaikan terobosan baru proyek dengan tingkat kerumitan
dalam memenuhi kebutuhan, berbeda dan situasi kondisi
keinginan, dan dapat memberi keragaman proyek lainnya. Hal yang
inspirasi kepada klien serta menjadi kunci penyelesaian proyek
penggunanya. adalah keterampilan desainer dalam
manajemen proyek, mulai dari sisi
••• waktu, mutu, dan anggaran sehingga
proyeknya menjadi tepat dari sisi
waktu, sasaran, dan kegunaan.
24 P R O S E S D E S A I N
BAB 2
Proses Desain
26 P R O S E S D E S A I N
Penelitian Pengembangan
– –
Kumpul Informasi/fakta Pengembangan Sketsa
– –
Pendataan Aspek Klien & Pengguna Penggunaan
– Kemampuan Artistik
Daftar Persepsi –
– Desain Dipilih
Diagram Visual dan Diimplementasikan
– –
Analisis & Kategorikan Informasi Proses Melibatkan:
– Fase Konsep & Fase Desain
Teknik Analisis: Sketsa Idea, Matriks, –
Pencarian Pola & Kategorisasi Luaran: Bentuk Visual
Imple
Definisi Teliti Gagas Kembang mentasi
Secara umum ada lima tahapan dalam proses desain yang harus dipahami,
dilalui, serta dikelola dengan baik dalam setiap pekerjaan desain, tidak hanya
oleh desainer sebagai penyedia jasa desain, namun juga oleh klien sebagai
pembeli jasa desain. Oleh sebab itu, selain menguasai proses penciptaan
yang bermakna (creativity), desainer juga perlu menguasai pengelolaan
terhadap tahapan proses desain (design management) tersebut agar
menghasilkan proses yang komprehensif dan memudahkan desainer untuk
mengkomunikasikan nilai proses desainnya kepada klien. Tahapan yang
dimaksud secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Brief
Pendefinisian = Klien
Waktu Asumsi Peluang
Pendefinisian dapat dijadikan langkah awal bagi seorang atau tim desainer
untuk memahami fondasi dari kegiatan desain yang akan dilakukan; dalam
suatu proyek hal ini disebut sebagai penjelasan klien (client brief). Pada
tahapan ini dilakukan identifikasi dan definisi yang jelas tentang tujuan,
sasaran, batasan dan ruang lingkup, batasan waktu, asumsi-asumsi,
peluang-peluang inovasi, dan hal-hal lain yang menyangkut pekerjaan
desain. Penjelasan ini harus disepakati dan ditetapkan bersama-sama
dengan klien. Tahapan ini penting untuk dilalui karena akan memberikan
kerangka kerja yang jelas untuk pelaksanaan sebuah pekerjaan desain.
28 P R O S E S D E S A I N
Riset Evaluasi
diagram
Koleksi tujuan, sasaran,
Penelitian Informasi masalah,
perilaku
pengguna
Analisis
pengguna,
kualitatif kuantitatif pendapat ahli,
referensi
30 P R O S E S D E S A I N
Sustainable
Koleksi Analisis
Visi
Solusi
Desain
Desainer Penelitian Klien Jangka
Panjang
Rencana
Organi- Evaluasi
sasi
Long-lasting
Pada tahapan riset ini, desainer harus memiliki kepekaan terhadap fakta-
fakta terkait permasalahan yang muncul, baik yang memiliki keterkaitan
langsung maupun tidak langsung, dan kemudian dihubungkan dengan
kebutuhan klien. Di sisi lain, klien harus dapat secara terbuka menyediakan
informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan, terutama yang bersifat
visi dan rencana strategisnya ke depan.
efek
lingkungan
Penggagasan Desainer konsep
sosial budaya
konkret
edukasi
gagasan
gagasan kenyamanan
gagasan
sketsa efektivitas
simulasi kepuasan & loyalitas
32 P R O S E S D E S A I N
Klien
produser artisan
Desainer pengembang pengrajin
model
Pengembangan konsep craft- purwarupa
manship prototype
mockup
bentuk material
warna teknik
tekstur
Dokumen
Final
Implementasi Arahan Produksi
Desain Produksi
gambar kerja
skema material
spesifikasi produksi
34 P R O S E S D E S A I N
BAB 3
Wadah Bersama
Bidang Profesi
ASOSIASI
Desainer Wujud dari
Bergabung Tanggung Jawab
Tujuan Fungsi
Utama
– –
Memberikan Edukasi Memberikan
– Perlindungan
Advokasi (Pendampingan) –
– Merumuskan, Menyusun,
Mengenai Cara Berpikir, Membuat &
Proses, Ilmu & Praktik Memengaruhi Regulasi
Penyediaan Jasa Desain serta Kebijakan
– –
Mengatur & Mempublikasikan Mengimplementasikan
Etika dalam Berprofesi Kebijakan menjadi
– Kegiatan Internal,
Mengangkat Eksternal & Kerjasama
Harkat Martabat Antar Profesi Desainer
Desainer maupun Non Desainer
36 P
AESN
OGS IEARSTII A
PNR ODFEESSAI I D
NE S A I N D I I N D O N E S I A
Keberadaan Asosiasi Profesi Desain
Secara garis besar, asosiasi profesi desain di Indonesia, memiliki tiga fungsi
utama yaitu
1. memberikan perlindungan terhadap profesi desainer,
2. merumuskan, menyusun, membuat dan mempengaruhi regulasi serta
kebijakan terkait dengan profesi desainer, dan
3. mengimplementasikan kebijakan menjadi kegiatan internal, eksternal serta
kerjasama antar profesi desainer maupun non-desainer.
Dalam kerangka pikir jangka panjang, asosiasi profesi desain saat ini sedang
berproses untuk membentuk sinergi dan aliansi. Aliansi desain tersebut
diharapkan menjadi mitra sejajar bagi pemerintah, swasta dan industri terkait
dengan tujuan besar memperjuangkan terbitnya undang-undang mengenai desain.
38 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
Industri
KAMPUS SEBAGAI
LABORATORIUM
INOVASI DALAM DESAIN
Tujuan: Beyond Industry
PENDIDIKAN
Membina NON
FORMAL
Memberikan rumusan,
masukan, kritik
ASOSIASI PENDIDIKAN
terhadap substansi
pengajaran
PENDIDIKAN
Menggandeng FORMAL
Industri
Sebagai
acuan kurikulum
SKKNI KKNI
Pemerintah ASOSIASI Standar Kerangka
Kompetensi Kualifikasi
Kerja Nasional Nasional
Menunjuk Indonesia Indonesia
Asosiasi
Membuat
SKKNI/KKNI memenuhi kebutuhan industri
sesuai standar kompetensi kerja
Terarah
Undang-undang
Selaras
Sesuai
No.12 tahun 2012
tentang LAM PT
Pendidikan Tinggi Lembaga Akreditasi Mandiri
– Perguruan Tinggi
Permenristekdikti
No.44 Tahun 2015
tentang
Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
Mempengaruhi Kebijakan
–
Memperbaiki Klasifikasi
40 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
a. penyusunan Buku Dasar Pengadaan dan Pengelolaan Jasa Desain yang berisi
panduan pegadaan dan pengelolaan proyek jasa desain di Indonesia, baik sektor
swasta maupun pemerintah, yang diinisiasi oleh AIDIA dan BEKRAF berkolaborasi
dengan ADGI, ADPII, HDII dan HDMI;
b. keterlibatan ADGI dalam pendampingan perancangan identitas Asian Games 2018
bersama BEKRAF;
c. penyelenggaraan Indonesia Good Design Selection (IGDS) oleh Kementerian
Perindustrian, dan Good Design Indonesia (GDI) oleh Kementerian Perdagangan
sebagai upaya seleksi dan kurasi produk desain Indonesia untuk memasuki pasar
internasional yang menerapkan proses kolaboratif Kementerian dengan asosiasi
profesi desain;
d. penyelenggaraan IKKON sebagai program yang menempatkan seseorang atau
sekelompok pelaku kreatif pada suatu wilayah di Indonesia yang bertujuan
untuk mendorong dan membantu pengembangan potensi ekonomi kreatif lokal.
Diharapkan para peserta program IKKON dan masyarakat lokal dapat saling belajar,
berbagi, berinteraksi, bereksplorasi, dan berkolaborasi, sehingga masing-masing
pihak yang terlibat dapat saling memperoleh manfaat secara etis (Ethical Benefit
Sharing) berkelanjutan, serta ORBIT sebagai wahana bagi para desainer muda
Indonesia bertalenta untuk tumbuh berkembang secara maksimal melalui program
pengembangan kapasitas secara berkelanjutan, sehingga dapat berkontribusi
kepada bangsa dan negara melalui profesinya. Kedua program tersebut yang
diselenggarakan oleh BEKRAF dengan pengawalan asosiasi profesi desainer;
e. penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang Desain
Grafis/Desain Komunikasi Visual tahun 2016, dilakukan oleh ADGI dan AIDIA
dengan Kementerian Kominfo dan Kementerian Ketenagakerjaan;
f. AIDIA yang telah memiliki akta pendirian Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) pada
bulan April 2018, di bawah koordinasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP),
akan melakukan proses sertifikasi profesi dengan menerbitkan Sertifikat Keahlian
(SKA) bagi desainer grafis/ komunikasi visual;
g. HDII berkolaborasi dengan pemerintah untuk perancangan interior rumah susun
sederhana sewa (rusunawa) dalam program penyediaan rumah vertikal bagi rakyat;
h. penyusunan dan penerbitan Sertifikat Keahlian (SKA), sebagai bagian dari
sertifikasi profesi desainer interior untuk proyek jasa konstruksi oleh HDII dan
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK);
i. HDMI berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian dalam program pelatihan
kompetensi terkait desain untuk sektor industri mebel;
j. kolaborasi HDMI dengan Bekraf terkait riset dan pengembangan dalam kegiatan
Future Craft, yaitu workshop pengembangan desain baru untuk bidang mebel dan
perangkat dekorasi rumah, untuk meningkatkan potensi produk ekspor; dan
k. perumusan bakuan standar kompetensi (SKKNI) dalam lini profesi Desain Interior
oleh HDII dengan KEMNAKER serta perumusan modul SIBIMA bidang Desain
Interior untuk PUPR.
Selain itu, masih banyak program dicetuskan dan dirintis, terutama di bidang
peningkatan kapasitas dan usulan regulasi serta kebijakan yang memengaruhi
ekonomi kreatif sehingga berdaya saing dan berdaya guna.
Tanggung
ASOSIASI Pengabdian Masyarakat
Jawab
Forum
Profesi
Penggiat
Asosiasi profesi desain melibatkan diri secara aktif dengan komunitas dan
forum penggiat desain dan masyarakat secara umum. Keberadaan asosiasi
tidak dapat lepas dari peran masyarakat Indonesia yang memberi sumbangsih
terhadap keberadaan ilmu dan profesi desain. Pengembangan ilmu desain
dalam koridor berpikir desain sebagai proses pemecahan masalah (problem
solving process), telah dan akan berkontribusi lebih besar dalam memecahkan
permasalahan dan kebutuhan khas yang ada di masyarakat Indonesia.
42 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
Desainer
Vendor
Standarisasi
ASOSIASI Sertifikasi Etika Klien
Advokasi
Perlu dipahami oleh mitra dunia usaha, asosiasi profesi akan mengatur
beberapa hal yang berkaitan dengan pengadaan dan pengelolaan proyek
desain. Standardisasi kompetensi dengan penerbitan Sertifikat Keahlian
(SKA), standardisasi nominal pagu fee termasuk di dalamnya pengaturan
pitching fee, etika, dan advokasi hukum terhadap praktik berprofesi, hingga
isu tentang Kekayaan Intelektual adalah faktor-faktor yang menjadi katalis
pertumbuhan ekonomi yang saling menguntungkan bagi dunia usaha dan
profesi Desainer.
•••
Asosiasi profesi desain di Indonesia muncul sesuai dengan bidang profesi,
industri, dan keilmuan masing-masing. Di antara asosiasi profesi tersebut
dapat ditampilkan sebagai berikut.
44 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
• melayani dan memahami para profesional dengan industri swasta
desainer grafis dalam memajukan serta pemerintahan. Beberapa
karyanya; proyek ADGI Hub, antara lain logo
• mewadahi desain grafis profesional dan identitas visual kemerdekaan
untuk belajar tentang tren, riset dan RI ke-71, ke-72, dan ke-73. Logo
bisnis; dan identitas visual Bekraf, desain
• memperkuat jalinan kekerabatan kemasan 35 produk indikasi
antar anggota dan industri kreatif geografis Indonesia bekerja sama
yang lebih luas; dengan Bekraf, identitas visual
• mendiseminasikan pengetahuan untuk Indonesia dalam Frankfurt
industri terkini guna memajukan Book Fair 2015 bekerja sama
karier dan usaha para anggota serta dengan Kementerian Pendidikan
meningkatkan kualitas industri dan Kebudayaan dan juga
desain grafis Indonesia; beberapa proyek untuk perusahaan
• meningkatkan standar kompetensi multinasional.
keahlian desain grafis anggota; b. ADGI Classroom
• memberikan perlindungan dan Dalam hal pendidikan, ADGI berperan
memperkuat posisi tawar bagi sebagai pusat rujukan profesi desain
para anggota dalam menghadapi grafis bagi anggotanya, mahasiswa,
permasalahan di industri, seperti dan masyarakat. ADGI sebagai pihak
perlindungan kekayaan intelektual, yang terjun langsung di industri,
peniadaan free-pitching, kode etik, menjadi jendela bagi calon desainer
pengadaan sertifikasi profesi, dan grafis untuk mempelajari dunia
peningkatan kualitas penghargaan industri.
karya secara finansial; c. ADGI Talks
• memberdayakan cabang-cabang Program pendidikan yang rutin
ADGI di seluruh Indonesia dengan dilakukan setiap bulannya untuk
mendorong penciptaan dan publik seperti talk show, seminar,
pengimplementasian program- dan juga workshop yang tersebar di
program hilir; dan setiap cabang ADGI.
• menciptakan industri desain
grafis Indonesia yang sehat dan 4. Sekretariat ADGI
membentuk identitas visual Alamat:
Indonesia yang kuat, baik di dalam One Pacific Place 11th Floor
maupun luar negeri. Jln. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta
Situs web: www.ADGI.or.id
4. Program ADGI Telepon: +6221 719 7445
a. ADGI Hub Email: kabar.ADGI@gmail.com
Ini adalah program unggulan yang Facebook: @ADGIpusat
menjembatani desainer grafis Instagram: @kabar.ADGI
46 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
• menyusun standar kecakapan hasil penelitian, eksperimen, serta
profesi anggota sebagai pengakuan pengalaman profesi melalui karya tulis
capaiannya melalui sistem evaluasi ilmiah akademik dan artikel populer.
dan penilaian, baik umum maupun g. Hukum dan peraturan
spesialisasi, serta memperjuangkan ADPII bermitra dengan Kementerian
standar yang diakui oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal
dan industri; dan Hak Kekayaan Intelektual untuk
• bermitra dengan pendidikan dalam meningkatkan wawasan pentingnya
meningkatkan kualitas, wawasan, penghargaan HKI—khususnya Hak
dan kapasitas serta jejaring anggota Cipta dan Hak Desain Industri.
afiliasi perguruan tinggi.
c. Hubungan masyarakat ADPII senantiasa memberikan masukan
dan kemitraan kepada Pemerintah melalui instansi terkait
• bermitra dengan pemerintah, dunia tentang berbagai hal yang menyangkut
usaha, industri, serta masyarakat kebijakan dan peraturan di bidang Desain
luas melalui kerja sama kemitraan; Produk Industri, antara lain
• memberi informasi mengenai profesi 1. Kementerian Perindustrian dalam
serta perannya pada peningkatan meningkatkan kapasitas daya saing
kualitas hidup, daya saing usaha, industri baik industri kecil, menengah,
serta perekonomian; maupun besar, melalui riset dan
• berkomunikasi aktif dengan asosiasi pengembangan desain produk
dan komunitas internasional, serta yang baik;
organisasi lainnya yang dapat 2. Kementerian Perdagangan dalam
meningkatkan profesionalisme. meningkatkan daya saing melalui
d. Promosi dan kegiatan pengembangan desain produk
mempromosikan pentingnya desain berorientasi pasar;
produk, capaian dan potensi sumber 3. bersama Bekraf dalam mendorong
daya profesi, serta peranannya dalam serta menumbuhkembangkan
pertumbuhan ekonomi. peran desain produk terhadap
e. Tanggung jawab sosial pertumbuhan ekonomi kreatif
melaksanakan program di masyarakat.
pemberdayaan masyarakat dengan
menunjuk dan menempatkan 4. Sekretariat ADPII
anggotanya untuk melakukan Alamat:
pendampingan desain produk sesuai Jln. Flores No. 3, Bandung 40115
dengan kebutuhan. Telepon/Fax:+6222 4200 499
f. Penelitian dan pengembangan Situs web: www.adpii.org
menerbitkan Jurnal Desain Email: hello.adpii@gmail.com
Indonesia untuk mempublikasikan
48 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
mengkritisi diri sendiri, dengan skala e. Bidang Inisiatif dan
minimum untuk tingkat nasional. Aktivasi Kegiatan
Program eksperimental, workshop
b. Bidang Tanggung Jawab kolaborasi disiplin ilmu, gerakan
Sosial Profesi publik, ekshibisi, sub-komunitas
Program pemberdayaan masyarakat yang sifatnya progresif dan
untuk memahami makna dan manfaat redekonstruktif agar dapat selalu
desain. Program bidang ini terutama memperbarui pemahaman studi dan
membentuk sekolah/ akademi profesi desainer komunikasi visual.
komunitas, membina dan memperkuat
komunitas terkait Desain Komunikasi f. Bidang Litbang dan Penerbitan
Visual. Program pemetaan dan stakeholder
survei bidang terkait desain
c. Bidang Sertifikasi Profesi komunikasi visual, dari sektor
Program pengembangan kompetensi pendidikan, industri dan profesi,
profesional bidang Desain serta program penerbitan hasil
Komunikasi Visual, terutama untuk penelitian, jurnal profesi nasional,
pembentukan Lembaga Sertifikasi pengembangan buku ajar Desain
Profesi (LSP), pelatihan asesor dan Komunikasi Visual dan literatur
perangkat LSP, penyempurnaan asosiasi.
dan pembuatan SKKNI, KKNI, dan
Peta Okupasi, serta pembentukan g. Bidang Keanggotaan dan
lembaga pelatihan kompetensi. Pengembangan Cabang
Program penguatan komitmen
d. Bidang Kerja Sama dan Komunikasi anggota dan pelayanan manfaat
Program pembentukan jejaring kerja organisasi untuk anggota.
sama untuk membentuk komunitas
utuh yang dapat mendekati solusi 4. Sekretariat AIDIA
yang bersifat luas dan terintegrasi. Alamat:
Program bidang ini berupa kerja Jln. Waru 22, Griya Waru Indah,
sama antar-asosiasi desain (ADGI, Kav 120, Pasarebo Jakarta 13760
HDII, ADPII, HDMI, IFC), dengan Telepon: +6221 8778 3024
pemerintah (Bekraf, Kominfo, Situs web: www.aidia.or.id
Kemenaker, BNSP), dengan Email: info@aidia.or.id
komunitas publik, dan dengan Instagram:@aidianasional
universitas, institut, dan sekolah Facebook:@aidiaindonesia
terkait Desain Komunikasi Visual.
50 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
• Untuk mengikuti perkembangan sebagai tanda bukti kategori desainer
dunia konstruksi, HDII selalu terlibat yang bersangkutan berkompeten sebagai
langsung dalam program-program Desainer Muda, Desainer Madya, atau
LPJKN menyangkut pembahasan Desainer Utama. Selain itu, HDII juga
kebijakan-kebijakan. menjalankan program:
• membuat kode etik profesi bagi para
2. Tujuan HDII anggota HDII sebagai desainer yang
HDII didirikan bertujuan meningkatkan memahami profesionalisme kerja
dan mengembangkan nilai profesi desain; dan
desainer interior guna kemajuan dunia • membangun dan menjaga jejaring
pembangunan serta demi pengabdian dengan pemangku kepentingan
kepada bangsa dan Negara Kesatuan untuk peningkatan kualitas dan
Republik Indonesia. Usaha Perhimpunan bersinergi dalam kepentingan desain
adalah interior pada umumnya.
a. menyebarluaskan apresiasi profesi b. Pemerintah
Desain Interior serta memelihara • mendukung dan terlibat langsung dalam
kerja sama yang serasi antara program-program pemerintah, yaitu
masyarakat pengguna jasa Desain Bekraf, Kementerian Perdagangan,
Interior dan desainer Interior sebagai Kementerian Perindustrian dan
penyedia jasa; Kementerian Ketenagakerjaan.
b. menjaga rasa tanggung jawab para c. Publik
desainer Interior dalam menjalankan • bekerja sama dengan pemangku
profesinya; kepentingan menyelenggarakan
c. mengadakan kerja sama dengan seminar, workshop, pengabdian
lembaga pendidikan, penelitian, masyarakat berupa klinik desain/
kebudayaan dan lembaga lain yang konsultasi kepada publik melalui
terkait; dan event-event pameran, dan lain-lain.
d. mengadakan usaha lain yang sah
sepanjang tidak bertentangan 4. Sekretariat HDII
dengan asas, tujuan dan fungsi Alamat:
Perhimpunan. Gd. Jakarta Design Center, Lt.7
Jln. Jend. Gatot Subroto 53, Slipi
3. Program HDII Petamburan Jakarta 10260
a. Industri desain Telepon: +6221 5304 636
HDII bersama LPJKN melakukan Situs web: www.hdii.or.id
sertifikasi kompetensi dan kemampuan Email: pusathdii@gmail.com
profesi atas keahlian seseorang di Facebook: Hdiipusat atau Hdii Pusat
bidang jasa desain interior. Sertifikasi Instagram: @hdii_pusat
52 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
Berkolaborasi dengan berbagai pihak luar negeri. Berperan aktif dalam upaya
seperti pengusaha dan akademisi dalam pengembangan peran desain bagi
mengembangkan kompetensi, seperti perekonomian bangsa.
masalah etika profesi, kemampuan
berbisnis, produksi, serta wirausaha di e. Networking
bidang desain produk mebel. Berperan Eksistensi profesi dengan membangun
aktif dalam upaya pengembangan jejaring antara segenap insan desain
perekonomian bangsa melalui desain. mebel di dalam maupun luar negeri.
Melalui jejaring ini, bersama-sama
b. Education ditingkatkan kerja sama dan koordinasi
HDMI aktif berkontribusi dalam berbagai dalam berbagai aktivitas, serta saling
kegiatan nasional dan internasional, tukar informasi memberi masukan bagi
di bidang edukasi. Hal ini merupakan upaya peningkatkan eksistensi profesi
upaya berkelanjutan dalam meningkatan Desainer Mebel.
kompetensi SDM desainer produk mebel
agar memiliki kemampuan dan prestasi f. Design dan policy
yang setara dengan desainer dari negara Desain produk mebel merupakan profesi
lain yang sudah lebih maju. yang masih tergolong baru. Maka
dari itu, HDMI berupaya mendorong
c. Design appreciation berbagai pihak dan lembaga terkait untuk
Memberikan apresiasi kepada mewujudkan kebijakan desain yang dapat
masyarakat dan insan desain mebel atas menaungi profesi ini. Salah satunya
peran serta dalam upaya pengembangan adalah dukungan untuk menggunakan KI
profesi desainer mebel, termasuk juga (Kekayaan Intelektual) sebagai strategi
dukungan dalam kegiatan kompetisi pengembangan bisnis.
desain. Hal ini sebagai penghormatan KI menjadi salah satu upaya dalam
dan upaya memotivasi para desainer meningkatkan peran desain di
untuk saling berperan dalam masyarakat melalui penciptaan
pengembangan profesi desainer mebel. karya-karya inovatif sehingga dapat
meningkatkan nilai jual, dan berdampak
d. Designers hub pada peningkatan perekonomian bangsa.
Berperan sebagai sentral dan
penghubung dari berbagai aktivitas 4. Sekretariat HDMI
desain. Hal ini dicapai melalui interaksi Alamat:
dan upaya menjadi hub antara desainer, Jln. Kayu Putih IV, Blok C No. 2
pemerintah, akademisi, pengusaha Jakarta Pusat 13210
dan lembaga lain terkait profesi Telepon/Fax: +6221 4721 658
desainer mebel, baik dalam maupun Email: hdmi.pusat@gmail.com
• Designer-Maker
• Konsultan Desain
• In-House Designer
Kompetensi
• Kompetensi Dasar
• Pengetahuan/Keterampilan
• Pengetahuan Terpadu
54 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
2. Peta Okupasi Profesi Desain Interior
• Perusahaan Desain
• Konsultan Desain
• In-House Designer
/ Konsultan
• Kontraktor
Organisasi
Kerja
• Restaurant • Konseptor Desain
• Museum • Space Planning
• Retail • Stylist
• Industri Pariwisata
Industri Keterampilan • Material & Color
/ Hospitality Scheme
• Industri Pameran Khusus • Quantity Surveyor
& Ekshibisi • 3D Maker
• Rumah Sakit • Project Coordinator
DESAIN
INTERIOR
• Desainer Utama
• Desainer Senior
• Desainer • Formal Sarjana
Latar
• Asisten Desainer
Jabatan • Formal Diploma
• Project Manager Belakang • Formal SMK
• Estimator (QS) Fungsional
Pendidikan • Informal
• Drafter (Pengalaman)
• Color / Material
Schemer
Kompetensi
• SKA Utama
• SKA Madya
• SKA Muda
• Desainer
• Konsultan Desain
• In-House Designer
Kompetensi
• Kompetensi Dasar
• Pengetahuan/Keterampilan
• Pengetahuan Terpadu
56 A S O S I A S I P R O F E S I D E S A I N D I I N D O N E S I A
BAB 4
Jenis Pengadaan
Jasa Desain
Proyek
Proyek
Pemerintah
Perpres No.16
Swasta
Tahun 2018
1 2 1 2
Pengadaan Pekerjaan
Barang Konstruksi Inisiatif Pemilihan
3 4
1
Pitching
2
Bidding
3
Sayembara
Jasa Konsultansi Jasa Lainnya
58 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
Proyek/Pengadaan Jasa Desain
oleh Pemerintah
Pengadaan
Jasa Barang /
Konsultansi Pekerjaan
Konstruksi
60 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
FA (Final Artwork) Fisik 3D (Wayfinding System &
Gambar Skematik Environmental Graphic Design)
DP | DI | DM
Perancangan Interior | Produk | Mebel
Pengadaan
Jasa Pekerjaan Barang /
Konsultansi Konstruksi Pekerjaan
Konstruksi
1 5 7
KAK
2 Kerangka 8
Acuan
Kerja
Penyusunan Pelaksanaan
RKA Pemilihan
K/L/PD
HPS
Harga
Perkiraan
Sendiri
3 9
Penetapan Penetapan
Pagu Pemenang
Rancangan
Anggaran
Kontrak
RKA-K/L
oleh Uang
DPR Muka
RKA-PD
oleh
DPRD Jaminan
10
Pelaksanaan
Kontrak
62 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
Tahapan
Proyek Pemerintah
64 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
1 2
Proses
Proses
Tender/Seleksi Proses
Pra-
Jasa Konsultansi Pemilihan
kualifikasi
Proyek Pemerintah
SecaraPembuktian
garis besar, proses
Penetapan 1. Proses
Pengumuman Prakualifikasi
Pemilihan
seleksi jasa konsultansi pada Di dalam proses ini terdapat
proyek pemerintah dilakukan beberapa hal berikut.
dengan berikut.
a. Undangan prakualifikasi
Dilakukan dengan mengumumkan
di situs SPSE (Sistem Pengadaan
Secara Elektronik) dan dapat
2 ditambahkan dalam situs
web Kementerian/Lembaga/
Undangan Penjelasan Dokumen Pembukaan
Pemilihan Pemilihan
Daftar
Pemerintah
(Aanwijzing) Daerah,
Penawaran papan
Dokumen
66 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
Pra- Evaluasi
Pra- Pra-
kualifikasi Dokumen
kualifikasi kualifikasi
2
Undangan Penjelasan Dokumen Pembukaan
Pemilihan Pemilihan
Daftar
(Aanwijzing) Penawaran Dokumen
b. Prakualifikasi
Pelaku Usaha yang berminat Setelahnya lembaga terkait akan
mengikuti proses Prakualifikasi melakukan evaluasi dokumen
melakukan pendaftaran sebagai prakualifikasi, pembuktian,
Peserta kualifikasi di SPSE, penetapan dan pengumuman hasil
kemudian mengunduh dokumen kualifikasi untuk peserta yang
kualifikasi. Selanjutnya, setelah
Masa
berbentuk konsorsium/kerja sama
Pembukaan Penetapan &
Pengumuman Evaluasi Evaluasi &
Evaluasi Dokumen: Pengumuman
terdaftar sebagai peserta, pelaku Peringkat
Evaluasi Sanggah operasi/ kemitraan/bentuk
(2) Negosiasi kerja
Pemenang
usaha memasukkan dokumen sama lain, penyampaian kualifikasi
kualifikasi melalui formulir isian pada formulir elektronik isian
elektronik kualifikasi yang tersedia kualifikasi dilakukan oleh badan
pada SPSE sesuai dengan jadwal usaha yang ditunjuk mewakili
yang ditetapkan. Ada beberapa konsorsium/kerja sama operasi/
dokumen yang harus disiapkan, kemitraan/bentuk kerja sama lain.
di antaranya pernyataan pakta Anggota konsorsium/kerja sama
integritas tidak akan melakukan operasi/kemitraan/bentuk kerja
praktik KKN (Korupsi, Kolusi, sama lain menyampaikan file formulir
dan Nepotisme), tidak sedang isian kualifikasi melalui fasilitas lain
pailit dan masuk daftar hitam, yang tersedia pada SPSE.
data kualifikasi dalam dokumen
penawaran, dan lain-lain.
2. Proses Pemilihan
Proses ini meliputi hal-hal
sebagai berikut.
a. UndanganPengumuman
pemilihan Masa Pembukaan
Evaluasi Evaluasi & Penetapan &
Evaluasi Dokumen: Pengumuman
Sanggah
Evaluasi
Pokja Pemilihan mengundang
Peringkat Seleksi
(2) dan Pokja Pemilihan
Negosiasi
Pemenang
68 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
Pengumuman Masa Pembukaan Evaluasi & Penetapan &
Evaluasi Evaluasi Pengumuman
Evaluasi Sanggah Dokumen: Negosiasi
(2) Pemenang
Peringkat
Hanya
1 (satu) Di B
Hanya 1 (satu)
Penunjukan Jasa
Pelaku Usaha pemegang Hu
Konsultansi (ko
Langsung yang Mampu (izin) Hak
Cipta ter
Permintaan Berkaitan
dan Ruang Desain
Berulang Berulang
Lingkupnya
Paling Banyak
2 kali
Sama
70 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
Hanya
1 (satu) Di Bidang
Hanya 1 (satu)
Penunjukan Jasa
Pelaku Usaha pemegang Hukum
Konsultansi (kondisi
Langsung yang Mampu (izin) Hak
Cipta tertentu)
Permintaan Berkaitan
dan Ruang Desain
Berulang Berulang
Lingkupnya
Paling Banyak
2 kali
Sama
Penunjukan Langsung
Portfolio Bisnis
Desainer Perusahaan
Analisis Pasar
Studio/Biro Desain Analisis Produk Klien (Klien Lama / Baru)
Metode Desain
Potensi
Solusi Desain
Pemilihan
Proyek/Pengadaan
1
Pitching Jasa Desain oleh Swasta
Kebijakan Asosiasi:
Menolak Free Pitching
Pemilihan
Kebijakan Asosiasi:
1
Pitching Menolak Free Pitching
Pemilihan
2
Bidding
B. Pemilihan.
Metode Jenis
Proyek klien swasta yang dilakukan melalui proses Pemilihan, biasanya melalui
Desainer / Studio Request for Quotation Invitation to Bid
cara berikut ini.
memberikan penawaran (US$2500 - US$100.000) (>US$100.000)
sesuai TOR Proyek lewat Undangan lewat Undangan Resmi
Tidak Resmi
Request for Proposal
Seleksi oleh Klien
1. Pitching (>US$100.000)
lewat Media Massa
Kontrak Dibuat
Pitching dalam proyek swasta Untuk perusahaan yang merupakan
secara umum mengacu pada proses Badan Usaha Milik Negara dan
Pemilihan
kegiatan yang dilakukan oleh pemberi perusahaan swasta yang terdaftar di
jasa3 (klien) untuk mendapatkan bursa saham, pelaksanaan pitching
Sayembara
penawaran harga atau quotation umumnya mengadopsi sistem
dari penyedia jasa (desainer yang digunakan oleh pemerintah
Metode Jenis
perseorangan atau biro/studio/ dan diumumkan di situs web
institusi desain),
Brief dibuat olehdengan
Klien ataupun perusahaan
Terbuka Peserta masing-masing,
Umum (Desainer dengan
& Non-Desainer)
dengan pendampingan Tidak Direkomendasi Asosiasi Profesi
tanpa kompetisi. pertimbangan berlakunya sifat
Desainer dari Asosiasi
Terbatas Peserta Desainer dengan
transparansi klasifikasi tertentu
dan akuntabilitas publik.
Profesi
(Domisili, Kompetensi, Keahlian/SKA, Pengalaman)
Pitching dalam proyek swasta dapat
Dipilih Juri Berkompeten
dilaksanakan Tertutup Peserta Desainer dengan proses seleksi
melalui metode:
(Peserta mendapatkan kompensasi dana operasional
a. pelelangan (kompetisi); untuk konsep desain awal)
Pemenang Terpilih
b. pemilihan langsung; atau
c. penunjukan langsung/undangan.
74 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
Kebijakan asosiasi
mengenai pitching
75
Langsung (Portfolio & SKA) • Sesuai Kualifikasi • Presentasi
• Penunjukan • Pengajuan • Kriteria Pemenang • Persetujuan
Langsung Desain Awal • Presentasi • Pengumuman
• Apresiasi Biaya • Pembayaran
Pemilihan
2
Bidding
Metode Jenis
Desainer / Studio Request for Quotation Invitation to Bid
memberikan penawaran (US$2500 - US$100.000) (>US$100.000)
sesuai TOR Proyek lewat Undangan lewat Undangan Resmi
Tidak Resmi
Request for Proposal
2. Seleksi
Biddingoleh Klien
(>US$100.000)
lewat Media Massa
Kontrak
Bidding Dibuat
dalam proyek desain swasta Dalam beberapa proyek swasta yang
biasanya dilakukan dengan meminta terkait dengan badan atau lembaga
Pemilihan
beberapa studio/biro desain yang dunia seperti PBB dan lembaga
sudah diseleksi dan ditentukan oleh turunannya yang bekerja di Indonesia,
Sayembara
klien,3 untuk memasukkan penawaran proses pengadaan barang/jasa
harga (quotation) sesuai dengan TOR disebut sebagai proses procurement.
(Term of References) proyek yang
Metode Jenis Lembaga ini menganut konsep
diminta. Kemudian proses pemilihan competitive bidding, yang mengacu
Brief dibuat oleh Klien Terbuka Peserta Umum (Desainer & Non-Desainer)
dilakukan pada tiga jenis berikut ini.
dengan oleh perusahaan (klien)
pendampingan Tidak Direkomendasi Asosiasi Profesi
dengan menunjuk
Desainer langsung satu
dari Asosiasi
Terbatas Peserta Desainer dengan klasifikasi tertentu
Profesi
bidder sebagai pemenang. Setelah a. Request for Quotation (RFQ)
(Domisili, Kompetensi, Keahlian/SKA, Pengalaman)
ada pemenang, kontrak akanTertutup Proyek yang dimulai dengan
dibuat Peserta
Dipilih Juri Berkompeten Desainer dengan proses seleksi
termasuk di dalamnya penjelasan undangan
(Peserta mendapatkan tidak resmi
kompensasi kepada
dana operasional
mengenai halTerpilih untuk
apa saja yang harus konsep desain awal)
penyedia barang/jasa/tenaga
Pemenang
dibuat (deliverables), timeline, HKI, kerja, dengan nilai proyek
dan pembiayaan serta sistem US$2.500 hingga US$100.000.
pembayaran. Dalam RFQ, pemenang biasanya
terpilih karena harga yang diajukan
Bidding dapat dilakukan apabila nilai paling rendah di antara kompetitor
untuk pengadaan barang atau jasa
mengacu pada anggaran (budget)
dan ketentuan dari manajemen, serta
pengadaan barang atau jasa yang
diinginkan oleh perusahaan
disediakan oleh berbagai vendor.
76 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
Pemilihan
2
Bidding
Metode Jenis
Desainer / Studio Request for Quotation Invitation to Bid
memberikan penawaran (US$2500 - US$100.000) (>US$100.000)
sesuai TOR Proyek lewat Undangan lewat Undangan Resmi
Tidak Resmi
Request for Proposal
Seleksi oleh Klien (>US$100.000)
lewat Media Massa
Kontrak Dibuat
Pemilihan
Sayembara
b. 3 Invitation to Bid (ITB) c. Request for Proposal (RFP)
Proyek yang masuk pada kategori Metode RFP adalah procurement
ITB
Metode adalah proyek dengan definisi
Jenis yang dimulai dengan permintaan
yang jelas, dimulai dengan formal yang dipublikasikan
Brief dibuat oleh Klien Terbuka Peserta Umum (Desainer & Non-Desainer)
undangan
dengan resmi kepadaTidak
pendampingan penyedia
Direkomendasi(biasanya
Asosiasi di media massa) untuk
Profesi
barang/jasa/tenaga kerja.
Desainer dari Asosiasi memasukkan proposal penawaran
Terbatas Peserta Desainer dengan klasifikasi tertentu
Profesi dariKeahlian/SKA,
(Domisili, Kompetensi, penyedia. Proyek yang
Pengalaman)
Dipilih
NilaiJuri
proyek pada sistemTertutup
ITB memakai
Peserta Desainer metode
dengan RFP
proses berkisar
seleksi
Berkompeten
(Peserta mendapatkan
adalah berkisar pada US$100.000 pada nilai proyek
kompensasi danaUS$100.000
operasional ke
untuk konsep desainatas.
awal)Dalam RFP, harga terendah
ke atas. Ketika
Pemenang Terpilih seluruh kriteria
teknis terpenuhi, pemenang lelang bukan menjadi faktor penentu bagi
adalah yang menawarkan harga pemenang lelang. Kriteria spesifik
terendah di antara kompetitor yang terkait dengan proyek
pengadaan, seperti pemenuhan
standar kualitas dan pengalaman
menjadi faktor yang lebih
berpengaruh ketimbang harga
ajuan proyek.
Pemilihan
3
Sayembara
Metode Jenis
Brief dibuat oleh Klien Terbuka Peserta Umum (Desainer & Non-Desainer)
dengan pendampingan Tidak Direkomendasi Asosiasi Profesi
Desainer dari Asosiasi
Terbatas Peserta Desainer dengan klasifikasi tertentu
Profesi
3. Sayembara (Domisili, Kompetensi, Keahlian/SKA, Pengalaman)
Tertutup Peserta Desainer dengan proses seleksi
Dipilih Juri Berkompeten
(Peserta mendapatkan kompensasi
a. Terbuka, artinya dana
dapatoperasional
diikuti oleh
Sayembara adalah sebuah kompetisi
untuk konsep desain awal)
Pemenang Terpilih semua desainer yang berminat.
untuk mendapatkan desain atau
desainer yang terbaik. Pengertian Sayembara yang terbuka dengan
terbaik disesuaikan dengan kriteria peserta umum (ada desainer
yang diinformasikan oleh pihak dan non-desainer) tidak pernah
penyelenggaranya. Sayembara direkomendasikan oleh asosiasi
memilih desain terbaik diseleksi profesi.
berdasarkan usulan konsep
desain yang dikerjakan dengan b. Terbatas, artinya proses
mengacu pada sebuah brief atau sayembara hanya boleh diikuti
term of references (TOR) yang oleh desainer dengan klasifikasi
diinformasikan. Brief dihasilkan tertentu. Tertentu dapat ditentukan
oleh pihak yang membutuhkan berdasarkan lokasi domisili,
jasa desain, dengan melibatkan dapat berdasarkan kompetensi
perwakilan desainer dari dan keahlian (misalnya hanya
asosiasi profesi. Penyelenggara untuk desainer yang memiliki
(yang diwakilkan oleh juri yang keahlian tertentu atau dibuktikan
berkompeten) dapat mengadakan dengan jenjang SKA), atau dapat
proses seleksi secara terbuka, juga berdasarkan pengalaman
terbatas, atau tertutup (undangan). pekerjaan tertentu.
78 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
Pemilihan
3
Sayembara
Metode Jenis
Brief dibuat oleh Klien Terbuka Peserta Umum (Desainer & Non-Desainer)
dengan pendampingan Tidak Direkomendasi Asosiasi Profesi
Desainer dari Asosiasi
Terbatas Peserta Desainer dengan klasifikasi tertentu
Profesi
(Domisili, Kompetensi, Keahlian/SKA, Pengalaman)
Masih banyak pemahaman yang keliru pada banyak kasus di Indonesia (baik
proyek pemerintah maupun swasta). Pemilihan desainer untuk suatu pekerjaan
yang menuntut kualitas desain yang prima ternyata masih ditentukan semata-
mata berdasarkan usulan nilai fee terendah, seperti tender pelaksanaan proyek.
Penghematan dari nilai fee desain sesungguhnya tidak terlalu berarti dibanding
dengan manfaat dari suatu desain yang terbaik dari segi fungsi, keselamatan
dan kenyamanan pengguna, efisiensi energi, dan keberlanjutan hasil karya
desain (sustainability) bagi publik maupun badan/lembaga/institusi yang
membutuhkan jasa desain.
80 J E N I S P E N G A D A A N J A S A D E S A I N
BAB 5
Mengenai
Pekerjaan Spekulatif
Gratis Pekerjaan
+ Pro Bono
Harapan Spekulatif
Kompetisi Magang
Sukarela
82 M E N G E N A I P E K E R J A A N S P E K U L AT I F
Pandangan Profesional Desain
Menurut AIGA (suatu asosiasi profesional desain tingkat dunia) yang dapat
dikategorikan sebagai pekerjaan spekulatif adalah meliputi hal berikut.
• Pekerjaan yang dilakukan secara gratis, dengan harapan akan diapresiasi/
dibayar dengan hal lain.
• Kompetisi: pekerjaan yang dilakukan dengan harapan akan mendapatkan
hadiah (dalam bentuk apa pun), jika hasil pekerjaannya dipilih sebagai
pemenang.
• Pekerjaan sukarela: pekerjaan yang dilakukan sebagai kesenangan atau
untuk pengalaman desainernya, tanpa harapan dibayar.
• Magang: pekerjaan sukarela dengan harapan akan mendapatkan keuntungan
pendidikan (educational gain).
• Pekerjaan pro bono: pekerjaan sukarela untuk kebaikan publik.
Tentu yang paling diuntungkan dalam hal ini adalah klien―yang mendapatkan
sumber gagasan yang tidak terbatas dengan biaya yang murah―dan lembaga
penyedia jasa crowdsourcing sebagai agennya. Sementara dari sisi desainer
jelas sekali unsur spekulasinya. Desainer yang sudah bekerja tidak mendapat
kepastian memperoleh imbalan atas segenap jerih payahnya.
84 M E N G E N A I P E K E R J A A N S P E K U L AT I F
Sementara itu Ico-D (International Council of Design) telah meratifikasi perihal
praktik spekulatif di Majelis Umum pada bulan Oktober 2007 di La Haban, Cuba,
yang menyebutkan bahwa praktik spekulatif didefinisikan sebagai berikut.
Pada dasarnya pitching itu seperti cara membeli pakaian; pelanggan ingin
melihat dan merasakan dengan “mencobanya” sebelum memutuskan untuk
membeli. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengeliminasi segala risiko pada
proses memilih pakaian.
86 M E N G E N A I P E K E R J A A N S P E K U L AT I F
Tidak Tidak
Profesional Respek
!
Pitching
Gratis Terdengar Ujung Tidak
Seperti Ujungnya Efektif
Bisnis Bayar & Efisien
1. Tidak Profesional
Penyelenggaraan pitching gratis sebagai komitmen awal dari klien, biasanya
akan disertai dengan pengarahan (brief) yang buruk, kemudian dikerjakan
tanpa didasari pada pemahaman yang utuh terhadap bisnis, kebudayaan,
dan tujuan klien. Desainer yang benar-benar profesional akan menghindari
untuk berkompromi atas waktu, sumber daya, dan komitmen yang mereka
sediakan dalam menghargai kliennya dengan bekerja secara spekulatif
seperti itu. Pitching seperti itu merupakan bentuk ketidakprofesionalan
karena tidak bertanggungjawab secara penuh untuk kliennya.
88 M E N G E N A I P E K E R J A A N S P E K U L AT I F
!
Asosiasi desainer di Indonesia yang terlibat di sini,
tidak mendukung terjadinya pitching gratis dan
menolak terlibat dalam pitching gratis.
5. Efisiensi
Perusahaan yang memahami manajemen waktu yang efektif dalam
memperlakukan peluang bisnis akan mempercayai bahwa pitching gratis
adalah cara yang membuang-buang waktu dan tidak efektif dalam memilih
desainer. Tidak hanya dari faktor banyaknya desainer kontestan dengan
ragam standar dan gagasan yang berbeda, sehingga perlu konsentrasi dan
waktu untuk membanding-bandingkan dan memilih satu sebagai pemenang.
Tetapi juga dari fakta bahwa setiap desainer peserta pitching gratis juga
sadar bahwa kegiatan ini spekulatif, sehingga perlakuan manajemen proses
desainnya pastilah tidak sekomprehensif pekerjaan desain yang tidak
spekulatif. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas solusi untuk
pekerjaan pitching gratis yang juga kurang baik.
Perubahan
Desainer Desain Klien Budaya
Value
Creation
Pitching fee harus sesuai dengan nilainya dengan beban pekerjaan yang
dikehendaki dan sebaiknya sama nilainya untuk setiap kontestan yang terlibat,
semua pembuat keputusan yang terlibat dalam proyek harus menyetujui
materinya dan hadir pada saat presentasi proposal kreatif. Desainer akan
mempresentasikan karya mereka secara tertutup (hanya kepada kliennya) tidak
disaksikan oleh kontestan kompetitornya. Dalam pitching ini harus ditentukan
satu pemenang yang akan menyelesaikan proyek yang ditawarkan.
90 M E N G E N A I P E K E R J A A N S P E K U L AT I F
BAB 6
Cara Desainer
Menentukan Biaya Desain
Value-
Retainer Based
Price Pricing
Fixed
Project Bundled-
Budget Price
Strategi Harga
Inter-
Layanan
Credibility-
national Jasa Desain Building
Price Price
Emergency Prestige
Price Price
Loss Extra
Leader Feature
Price Price
Psycho-
Discounted logical
Price Price
92 C A R A D E S A I N E R M E N E N T U K A N B I AYA
Cost to price
Memperhitungkan
biaya-biaya
Strategi Harga
Layanan Jasa Desain
94 C A R A D E S A I N E R M E N E N T U K A N B I AYA
Credibility-
Bundle-Price Building Price
Harga paket
Saling
layanan
memperhitungkan
sekaligus
kredibilitas
96 C A R A D E S A I N E R M E N E N T U K A N B I AYA
Loss Leader Emergency International
Price Price Price
Jangka panjang, Tekanan waktu Penyesuaian
lebih murah di atau penyesuaian dengan harga
awal harga Internasional
98 C A R A D E S A I N E R M E N E N T U K A N B I AYA
Given Price
harga pas yang
terstandar
100 C A R A D E S A I N E R M E N E N T U K A N B I A Y A
2. Proyek Swasta
(sumber dana bukan dari APBN,
APBD, hibah, bantuan Luar negeri)
Model 1:
Termin pembayaran dengan uang muka, diikuti pembayaran berikutnya
yang dibagi menjadi tiga atau empat termin sesuai dengan progres
dan bobot pekerjaan, diakhiri dengan pembayaran akhir berupa retensi.
Model ini biasa digunakan pada proyek pemerintah atau swasta.
Model 2:
Termin pembayaran dibagi dua sama besar yang dibayarkan di awal dan
akhir pekerjaan. Model ini biasa digunakan pada proyek swasta skala
relatif kecil.
Model 3:
Termin pembayaran yang dibayarkan keseluruhannya di akhir pekerjaan/
turn key.
102 C A R A D E S A I N E R M E N E N T U K A N B I A Y A
Kontrak kerja
Komitmen awal kesepakatan suatu ikatan kerja antara desainer dan pemberi
tugas adalah dengan ditandanganinya Surat Kontrak Kerja. Dalam Kontrak Kerja
setidaknya wajib memuat
• para pihak, berisi data pemberi tugas dan penerima tugas;
• lingkup kerja;
• nilai kontrak;
• lama pengerjaan dan berlakunya masa kontrak;
• tata cara pembayaran;
• keluaran dokumen perencanaan dan/atau keluaran pekerjaan;
• aturan mengenai hak cipta dan perwujudan desain; dan
• penyelesaian sengketa/perselisihan antara para pihak.
Perhitungan di atas adalah fondasi dari bisnis desain. Desainer juga akan
menambahkan margin dari harga grosir atau eceran. Hal ini dilakukan selain
untuk jalannya usaha profesi desain, namun yang paling penting adalah
menjadikan pengelolaan kerja menjadi lebih efektif dan efisien dengan
membuat lebih banyak produk atau menyelesaikan proyek dalam jangka waktu
yang lebih singkat dan memberikan kepuasan pada klien.
Standar imbalan jasa dalam profesi desain berupa batas atas dan bawah, tidak
dalam bentuk angka pasti. Berikut beberapa hal yang menjadi pertimbangan
desainer dalam menentukan harga jasa desain. Berikut ini beberapa faktor yang
mempengaruhi besaran harga dari batasan harga yang sudah ditentukan.
104 C A R A D E S A I N E R M E N E N T U K A N B I A Y A
a. Pasar
Desainer menggunakan strategi harga terkait banyak atau sedikitnya produk
atau layanan serupa yang ditawarkan di pasar yang kompetitif. Hal ini
dilakukan untuk memberikan layanan dan kepuasan atas harga dan layanan.
b. Pengalaman
Pengalaman kerja dan karya yang dihasilkan oleh seorang desainer
menentukan kompetensi dan besaran imbalan jasa.
c. Ukuran klien
Desainer mempertimbangkan kondisi klien, mereka dapat memberikan harga
yang berbeda antara dua klien yang berbeda.
d. Layanan
Desainer mempertimbangkan harga atas layanan yang diberikan.
Desainer juga dapat memberikan harga lebih tinggi atau lebih rendah
disebabkan oleh kondisi berikut ini.
• Harga berbasis nilai (value based pricing), desainer terkadang
menggunakan harga berdasarkan nilai pekerjaan. Desainer akan
menggunakan harga yang lebih tinggi apabila dirasakan solusi desain yang
dihasilkan dapat melangkah lebih jauh atau memberikan solusi potensial
dan menciptakan nilai finansial besar bagi klien.
• Adakalanya klien sudah sesuai dengan desain yang diajukan, namun
merasa tidak cocok dengan harganya. Sebagai bentuk layanannya, desainer
dapat juga menurunkan harga desain mengubah bahan atau ukuran (extra
features price).
Perpajakan
Jika desainer yang disewa oleh klien adalah desainer perseorangan (freelance)
dengan menggunakan NPWP Pribadi, desainer tersebut masuk ke dalam
kategori Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP). Sebagai WPOP maka desainer
freelance akan dikenakan pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 Tenaga Ahli, yang
merupakan pajak atas Jasa Konsultansi dengan tarif progresif.
Jika desainer yang disewa adalah desainer yang memiliki studio/biro desain
dan menggunakan NPWP Badan Usaha, penghitungannya akan menyertakan
PPh 23 dengan tarif 2%, dan PPN 10% apabila badan usaha tersebut adalah
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
106 C A R A D E S A I N E R M E N E N T U K A N B I A Y A
BAB 7
Memilih Desainer
yang Tepat
sainer Yan
De g
ih
Te
il
Me m
pat
Portofolio Kredibilitas
Pengalaman
Profesionalitas
Berprofesi
108 C A R A D E S A I N E R M E N E N T U K A N B I A Y A
Setiap proyek desain selalu didasarkan pada spesifikasi dan kebutuhan
Pengguna Jasa. Setelah mengetahui spesifikasi tersebut maka sangat penting
untuk memperhatikan mengenai siapa yang akan menjadi pengolah dan
perancang dalam proyek desain tersebut (desainer).
Secara umum, berikut ini adalah hal-hal dasar yang dapat dijadikan
pertimbangan utama dalam memilih desainer:
1. memenuhi standar kompetensi;
2. keahlian sebagai desainer;
3. kredibilitas;
4. pengalaman berprofesi;
5. profesionalitas (sistem kerja, sikap kerja, pengetahuan, keterampilan dan
kepekaan, kemampuan menerjemahkan brief, alamat dan kontak); dan
6. portofolio (hasil dan capaian dari proyek yang pernah dikerjakannya).
Informasi Proyek Mengundang Desainer Proses Kreatif Desain Serah Terima Final Artwork
Tujuan & Parameter Informasi Paparan Proyek Pengembangan Gagasan Administrasi Proyek Desain
Tepat Guna & Tepat Waktu
Secara umum, langkah memilih desainer yang tepat adalah sebagai berikut:
1. mempersiapkan brief/paparan kebutuhan informasi dasar mengenai proyek
yang akan dikerjakan kepada desainer, lalu tentukan tujuan dan parameter
yang ingin dicapai lewat proyek yang dirancang;
2. melakukan pendataan mengenai profil, kualifikasi, sikap kerja, dan kontak
desainer yang akan dipilih (Asosiasi profesi dapat membantu dalam
kebutuhan ini. Silakan hubungi asosiasi profesi terkait);
3. mengundang desainer terpilih dan menjelaskan paparan dasar informasi
kebutuhan proyek desain;
4. membuat persetujuan kesepakatan kontrak, jangka waktu, detail pekerjaan
dan administrasi proyek desain;
5. mempercayakan pada desainer terpilih mengenai pengembangan gagasan
selama proses kreatif;
6. memperhatikan presentasi proyek dari desainer dari segi pengembangan
gagasan, eksekusi dan kesesuaian hasil akhir dengan tujuan proyek yang
ingin dicapai (jika ada perbaikan terhadap ketidaksesuaian draf desain, dapat
dilakukan diskusi dengan desainer untuk menghasilkan final artwork yang
disetujui);
7. melakukan serah terima hasil karya akhir dan administrasi secara tepat guna
dan tepat waktu sesuai dengan kesepakatan proyek desain dengan desainer.
110 M E M I L I H D E S A I N E R Y A N G T E PAT
BAB 8
Aspek Hukum
& Etika Profesi
Hak
Hak
Kekayaan
Cipta
Industri
Pemegang
Hak Cipta
Rahasia
Merek
Dagang
Hak
Moral
Sirkuit Varietas
Terpadu Tanaman
Hak
Ekonomi
Indikasi
Geografis
Selanjutnya, ada tiga hal yang perlu diketahui oleh para desainer terkait dengan
HKI, yaitu
• klien bisa membayar karya desain yang terdaftar HKI dengan sistem Royalti
kepada Desainer
• karya desain yang belum terdaftar HKI disarankan untuk tidak dipamerkan
atau dipublikasikan
• klien tidak bisa meminta Desainer untuk menjiplak sebuah desain tanpa ijin
si Pembuat Karya.
Sebagai sebuah konsep hukum, HKI adalah sebuah istilah besar yang
memayungi berbagai jenis perlindungan atau hak eksklusif atas karya yang
berasal dari olah pikir pribadi manusia. Hak eksklusif ini diberikan kepada
Pembuat Karya (inventor atau kreator) sesuai peraturan perundangan yang
berlaku di Indonesia maupun internasional. Melalui HKI, negara memberikan
jaminan perlindungan hukum terhadap insan kreatif, termasuk desainer. HKI di
Indonesia terdiri dari dua kategori: Hak cipta dan Hak kekayaan Industri.
Hak Cipta atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Copyrights, diatur dalam
UU No. 28 tahun 2014. Hak cipta memiliki prinsip deklaratif, artinya: ketika
karya dibuat oleh pencipta, saat itu juga hak cipta melekat pada karya tanpa
perlu adanya pendaftaran atau pencatatan terlebih dulu.
Pemegang hak cipta adalah Pencipta sebagai pemilik Hak Cipta, pihak yang
menerima hak tersebut secara sah dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut secara sah..
Adapun definisi ciptaan adalah “setiap hasil karya cipta di bidang ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan,
pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan
dalam bentuk nyata”.
Hasil karya yang tidak dilindungi hak Hak cipta diberikan eksklusif
ciptanya oleh undang-undang adalah kepada pencipta, artinya hanya
1. hasil karya yang belum diwujudkan diberikan kepada dan dimiliki oleh
dalam bentuk nyata; pencipta. Hak eksklusif tersebut
2. setiap gagasan, prosedur, terbagi ke dalam dua hak yaitu hak
sistem, metode, konsep, prinsip, moral dan hak ekonomi. Hak moral
temuan atau data, walaupun sebagaimana dimaksud dalam
telah diungkapkan, dinyatakan, undang- undang, merupakan hak
digambarkan, dijelaskan, atau yang melekat secara abadi pada diri
digabungkan dalam sebuah pencipta untuk
ciptaan;
3. alat, benda, atau produk a. tetap mencantumkan atau tidak
yang diciptakan hanya untuk mencantumkan namanya pada
menyelesaikan masalah teknis salinan sehubungan dengan
atau yang bentuknya hanya pemakaian ciptaannya untuk
ditujukan untuk kebutuhan umum;
fungsional. b. menggunakan nama aliasnya atau
samarannya;
Hasil karya yang tidak memiliki hak c. mengubah ciptaannya sesuai
cipta adalah dengan kepatutan dalam
1. hasil rapat terbuka lembaga masyarakat;
negara; d. mengubah judul dan anak judul
2. peraturan perundang-undangan; ciptaan; dan
3. pidato kenegaraan atau pidato e. mempertahankan haknya dalam
pejabat pemerintah. hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi
4. putusan pengadilan atau ciptaan, modifikasi ciptaan, atau
penetapan hakim; dan hal yang bersifat merugikan
5. kitab suci atau simbol keagamaan. kehormatan diri atau reputasinya.
Hak kekayaan industri yang diatur di Indonesia terdiri atas: Paten, Desain
Industri, Rahasia Dagang, Merek, Sirkuit Terpadu, Varietas Tanaman, dan
Indikasi Geografis. Rincian tentang beberapa Hak Kekayaan Industri adalah
sebagai berikut.
1. Paten
Istilah paten cukup salah kaprah di Indonesia. Paten dengan pemaknaan
“kualitas bagus” berbeda dengan paten pemaknaan HKI. Hak paten dalam HKI
diberikan spesifik dan eksklusif kepada pencipta teknologi. Mengacu pada
Undang-undang No. 13 tahun 2016, paten adalah “Hak eksklusif yang diberikan
oleh Negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang
untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya”. Hak
paten dapat mencakup produk maupun proses.
2. Desain Industri
Dalam desain industri, hak eksklusif diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh)
tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan. Pemegang hak desain industri
memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Hak Desain Industri yang
dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang
yang diberi Hak Desain Industri.
4. Merek
Merek memiliki pemaknaan yang berbeda dengan brand. Khusus terkait dengan
HKI, merek berbicara tentang perusahaan, produk atau program yang memiliki
brand name yang akan diperdagangkan, divisualisasikan dalam bentuk logo.
Inilah yang disebut dengan merek dalam konteks HKI.
Secara definisi dalam Undang-undang No. 20 tahun 2016 mengenai Merek dan
Indikasi Geografis, “Tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,
logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi
dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih
unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh
orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa”.
Merek yang dilindungi di Indonesia terdiri dari Merek Dagang dan Merek
Jasa. Merek dagang adalah “Merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang sejenis lainnya”.
Sementara merek jasa adalah “Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa sejenis lainnya”.
Merek akan dilindungi jika didaftarkan. Prinsip ini berbeda dengan prinsip
deklaratif Hak Cipta sebagaimana dijelaskan di atas. Hak atas merek adalah
hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek yang terdaftar
untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut atau
memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya.
6. Varietas Tanaman
Varietas tanaman menurut Pusat Inovasi LIPI (inovasi.lipi.go.id) adalah
“Sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh
bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi
karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan
dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang
menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan”, sehingga hak
atas varietas tanaman adalah hak ekslkusif yang diberikan kepada pemegang
hak PVT (Perlindungan Varietas tanaman) atau dalam undang-undang disebut
sebagai Pemulia, untuk “menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya
atau memberi persetujuan kepada orang atau badan hukum lain untuk
menggunakannya selama waktu tertentu”. Hal ini diatur dalam Pasal 1 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman.
Setiap perangkat lunak (software) dan materi kreasi (berupa citra/gambar, baik
statis maupun bergerak, dan suara) semuanya memiliki lisensi. Pada setiap
proyek desain, disarankan untuk selalu menggunakan perangkat lunak dan/atau
materi kreasi dengan lisensi yang sah. Penggunaan ilegal atau pembajakan hal
tersebut merupakan masalah serius yang harus diperhatikan oleh pihak klien
maupun desainer karena dapat membawa beberapa konsekuensi hukum, baik
perdata maupun pidana.
Ketika seorang desainer membeli perangkat lunak dan materi kreasi maka
itu artinya dia membeli lisensi dari pencipta/pemilik kekayaan intelektual
perangkat dan materi itu untuk dapat digunakan oleh desainer. Tanpa izin dari
pihak pencipta/pemilik, penggunaannya menjadi ilegal. Meminjam perangkat
lunak dan materi kreasi juga termasuk pencurian dan pelanggaran ketentuan
lisensi dari pihak pencipta/pemilik kekayaan intelektualnya.
Gambar stok (stock images) adalah foto generik, ilustrasi, dan juga ikon yang
dibuat secara lepas tanpa ditujukan untuk proyek tertentu. Stock images untuk
digunakan dalam materi pemasaran, situs web, pengemasan, kover buku, dan
masih banyak lagi. Pada umumnya terdapat lisensi pada setiap gambar yang
biasanya harus dibayar, baik kepada individu atau organisasi yang membuatnya.
Atas dasar lisensinya, gambar stok dibagi sebagai berikut.
Royalty-free
Pengguna tidak harus membayar royalti apa pun dan dapat menggunakan
gambar secara gratis, Demikian juga orang lain. Ini termasuk tipe public domain
(konten yang hak ciptanya telah kedaluwarsa) dan creative commons (seniman
memilih bahwa karya mereka bebas royalti), namun royalty-free mungkin juga
memerlukan penjelasan khusus.
Rights Managed
Gambar yang digunakan harus dibayar dan dapat dilisensikan oleh setiap
proyek dan juga dari jangka waktu tertentu atau berdasarkan lokasi geografis.
Extended/Enhanced Licensed
Model lisensi seperti ini memberikan kebebasan tambahan pada lisensi standar,
termasuk penggunaan gambar yang berulang dan tambahan bayaran apabila
gambar digunakan untuk dijual kembali dan penggunaan untuk komersial
(seperti pada t-shirt).
Font adalah sebuah produk kreatif dan kekayaan intelektual desainer yang
setara dengan karya-karya kreatif lainnya. Karena jenisnya ada di mana-mana
dan font sangat mudah dibagikan di antara pengguna komputer, masalah
hukum dan moral dari proses sederhana dalam penggunaan font sering
diabaikan. Penggunaan font untuk kebutuhan komersial harus memenuhi aspek
legal, antara lain melalui pembelian font.
Pembelian font sama dengan pembelian lisensi asli untuk menggunakan font
tersebut. Hak kepemilikan dari desain sebuah font digital tetap menjadi milik
penciptanya. Biasanya, izin dan pembatasan yang dijelaskan dalam Perjanjian
Lisensi Pengguna Akhir (EULA - End User License Agreement) harus diterima
sebelum membeli dan mengunduh file sebuah font.
Sebagian besar EULA dari sebuah font mirip antara satu sama lain. Akan
tetapi, pada hal tertentu terdapat perbedaan sehingga akan lebih baik untuk
membiasakan diri dengan lisensi font yang akan digunakan desainer.
1. Lisensi Desktop
Setiap asosiasi profesi memiliki kode etik. Secara esensial hal tersebut sangat
membantu membangun dan memperkuat budaya internal organisasi. Desainer
yang merupakan anggota dari suatu asosiasi profesi wajib mematuhi kode etik
yang tercantum di dalam pedoman kode etik profesi yang diberlakukan.
Hanya melalui penerapan kode etik yang kuatlah sebuah asosiasi profesi dapat
membangun budaya integritas, objektivitas, kerahasiaan, dan kompetensinya.
Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Objektivitas
Desainer seyogianya secara jujur dapat menunjukkan obyektivitas
profesionalismenya pada level tertinggi dalam memperoleh, mengevaluasi,
dan mengkomunikasikan aktivitas atau proses kerjanya pada pihak-pihak yang
berkepentingan untuk itu. Lalu, tidak boleh melakukan kegiatan apa pun yang
dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan asosiasi profesi tempat ia
bernaung.
Kompetensi
Desainer wajib mengimplementasikan pengetahuan, kecakapan, dan
pengalaman yang diperlukan dalam memberikan jasa desain dengan cara
berikut ini:
Anggota asosiasi profesi wajib mematuhi kode etik yang tercantum di dalam
pedoman kode etik profesi yang diberlakukan. Asosiasi akan menerapkan
sanksi kepada anggotanya yang melanggar kode etik. Hal ini akan sangat
membantu bagi klien untuk mendapatkan desainer yang berkomitmen terhadap
profesinya. Untuk perincian yang lebih spesifik, silakan mengacu kepada kode
etik pada tiap-tiap asosiasi profesi terkait.
Penutup
AIDIA
Apresiasi ADGI
terhadap HDII
ADPII
Desainer HDMI
Kurang
Tim Perumus
Belum ada
Standar
penghargaan
136 PENUTUP
Buku ini berisi acuan 360º mengenai profesi desain yang ditujukan untuk
membangun pemahaman dan penerapan yang benar dalam dunia profesi
desain di Indonesia. Terlepas dari berbagai kekurangannya, para penulis
berharap bahwa buku ini dapat menjadi langkah awal bersama dalam
mendudukkan keberagaman profesi desain dalam kancah industri desain
di Indonesia.
138 PENUTUP
Sabtu 11 Mei 2019, Badan Ekonomi tentang ekonomi kreatif Indonesia yang
Kreatif Republik Indonesia berduka menggandeng BPPT sebagai mitra.
setelah kehilangan salah satu pimpinan
terbaiknya Dr. Ing. Abdur Rohim Boy Semasa hidup, Boy meraih gelar Master of
Berawi M, Sc yang meninggal dunia di Science dari Politecnico di Milano (Polimi)
usia 38 tahun. Italia. Mantan Ketua Perhimpunan Pelajar
Indonesia (PPI Dunia untuk wilayah
Boy, sapaan akrabnya, didiagnosis Amerika dan Eropa) ini juga telah meraih
Leukemia sejak setahun terakhir. gelar Doctor Ingeneur pada program MIT
Jenazahnya dibawa ke rumah duka, di Portugal, yang merupakan kerjasama
Jalan Imam Bonjol no 105/163, Lebak antara Massachusetts Institute of
Budi, Bandar Lampung dan langsung Technology (USA) dengan University of
dikebumikan pada malam harinya di Porto (Portugal).
TPU Kebon Jahe, Bandar Lampung. Boy
merupakan putra dari mendiang Berawi Selain aktif berkonstribusi dalam
Hadi, tokoh Nahdlatul Ulama Lampung. menulis artikel ilmiah pada jurnal dan
konferensi internasional, Boy juga aktif
Boy merupakan pejabat teras di Bekraf, mengajar pada program Pasca Sarjana
berperan sebagai Deputi I Bidang Riset, di Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Edukasi, dan Pengembangan. Kecerdasan, dan pernah aktif mengajar di Institut
Prestasi, dan kiprahnya yang di atas Teknologi Surabaya. Boy juga pernah
rata-rata, membuatnya meraih jabatan menjabat sebagai Penasihat (Advisor)
mentereng tersebut dalam usia yang pada Kementerian Perhubungan RI dan
terbilang belia. Staf Khusus pada Direktorat Riset dan
Pengabdian Masyarakat Universitas
Sejak bergabung dengan Bekraf pada Indonesia (DRPM UI).
2015 lalu, Boy telah memberikan
kontribusi terbaiknya terhadap Selamat Jalan Pak Boy, kami semua
perkembangan ekonomi kreatif, terutama berterima kasih atas kerja keras Anda
melalui program-program pengembangan selama ini dalam usaha memajukan
kapasitas pelaku ekraf maupun hasil riset ekonomi kreatif di Indonesia.
140 PENUTUP
Buku ini harus menjadi acuan dalam dunia desain baik dalam lingkup industri
maupun pendidikan dalam membangun hubungan kerja profesional yang
bermartabat dan saling menghargai. Penyedia jasa desain, pengguna jasa
desainer, dan pemangku kepentingan lainnya yang terlibat dalam rantai nilai
(value chain) dengan itikad baik bersama-sama harus berkomitmen untuk
membangun ekosistem kreatif yang produktif, adil, dan berkesinambungan.
Buku yang diinisiasi oleh 5 asosiasi profesi desainer dan difasilitasi oleh Badan
Ekonomi Kreatif ini masih akan dikembangkan untuk penyempurnaan konten
dan perluasan lingkupnya, seperti mengenai standar penggajian SDM desain
dan standar harga jasa desain. Hal ini akan melengkapi pedoman bagi para
pemangku kepentingan dalam menjalankan usahanya dan memudahkan para
pengguna jasa desain.
Penyusunan dan penerbitan buku ini layak mendapatkan apresiasi yang tinggi
dalam usaha membawa profesi dan industri desain Indonesia ke arah yang
lebih baik.
Hastjarjo Boedi Wibowo, Ketua Umum AIDIA
•••
Buku ini dapat menjadi dasar untuk proses pekerjaan desain yang lebih baik.
Dengan uraian yang ringkas dari hasil kolaborasi 5 asosiasi desain dan salah
satunya adalah Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), buku ini cukup
penting karena bisa digunakan pedoman jasa terkait pekerjaan desain antara
lain desain interior, desain produk, desain komunikasi dan sejenisnya. Buku ini
juga merupakan pengembangan dari pedoman dari HDII yang telah membuat
buku pedoman tentang pekerjaan desain sebelumnya untuk desain interior.
Terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam proses
pembuatan buku ini, terutama Badan Ekonomi Kreatif Deputi Riset, Edukasi, dan
kelima asosiasi desain dan berharap manfaat besar bagi yang berhubungan
langsung pada pekerjaan jasa desain, juga para pembaca.
Rohadi, Ketua Umum HDII
•••
142 PENUTUP
Daftar Pustaka
Cain, Eileen Mac Avery, 2010. Ethics a Graphic Designer’s Field Guide, Jennifer
Peper (Ed). New York: Campbell Hall.
Designers Association Singapore. tt. Buying and Managing Design Services – The
DAS guide to selecting and working with profesional design consultancy.
Singapura: Designers Association Singapore.
International Council of Design, 2007. Best Practice Paper: Soliciting Work for
Professional Designer. diunduh tanggal 29 Juni 2015 <www.ico-d.org/database/
files/library/IcoD_BP_SolicitingWork.pdf>
___, 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 tentang Syarat dan Tata
Cara Pencatatan Pengalihan Paten.
___, 2014. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif
Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak.
___, 2015. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44
Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
___, 2016. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi
Geografis.
___, 2016. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 3 Tahun
2016 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum
dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perkumpulan.
144 PENUTUP
DASAR PENGADAAN & PENGELOL AAN JASA DESAIN DI INDONESI A 145
146 P E N G E R T I A N D E S A I N
DASAR PENGADAAN & PENGELOL AAN JASA DESAIN DI INDONESI A 147
148 P E N G E R T I A N D E S A I N