Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah : Etika Profesi

Nama : Murista Mutiara Masayu


NIM : 16.A1.0052
Dosen : Christian Moniaga, ST., M.Ars

TUGAS ETIKA PROFESI

A. Mengenal Desain Interior


Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Himpunan Desainer Interior
Indonesia (HDII) makadari itu pertama sekali kita harus mengetahui mengenai desain
interior. Dengan penjelasan tentang sejarah dan pengertian desain interior itu sendiri.
1. Sejarah Desain Interior
Tidak diketahui secara pasti darimana sejarah desain interior dimulai.
Akan tetapi dengan begitu banyaknya ditemukan bukti-bukti besar yang
menunjukkan keberadaan dari penerapan ilmu desain interior di sepanjang
sejarah peradaban manusia, maka sejarah desan interior dapat dilacak
keberadaannya. Artefak-artefak yang ditemukan merupakan gambaran riil dari
peradaban saat itu. Dari sini terlihat bahwa setiap kebudayaan memiliki pola
perkembangan yang masing-masing berbeda. Setiap peradaban
mengembangkan seni arsitektur, gaya furnitur dan asesoris ruang berdasarkan
ketersediaan bahan di wilayah geografis masing-masing atau didapatkan dari
perdagangan dan tersedianya tenaga kerja yang murah.
Mesir, Yunani dan Romawi telah mencapai peradaban yang tinggi pada
era kuno (ancient era), merupakan peradaban yang ditandai dengan adanya
kelompok elit, banyaknya sumber daya manusia yang murah serta memiliki
tradisi relijius yang mendorong timbulnya ketrampilan artistik dan keinginan
untuk mendapatkan keabadian/immortality melalui bangunan-bangunan dan
harta bendanya. (Wealle, 1982:199).
Peradaban Mesir, Yunani dan Romawi dapat dijadikan sebagai titik
tolak pada perkembangan desain interior karena karya-karya seni dan desain
yang diciptakan pada masa itu masih sangat mempengaruhi bentuk-bentuk
furnitur, arsitektur dan benda-benda seni pada masa kini.
Keberadaan decorator interior di perkirakan mulai muncul pada tahun
1720 di Eropa Barat. Dekorator interior yang terkenal pada masa itu adalah
William Kent, yang meskipun profesi utamanya adalah pelukis, tetapi ia juga
mengerjakan pekerjaan dekorasi meliputi pemilihan furniture, warna ruang
maupun elemen estestis ruang seperti lukisan dan hiasan lainnya.
2. Pengertian Desain Interior
Desain interior adalaha ilmu yang mempelajari perancangan suatu karya seni
yang ada di dalam suatu bangunan dan digunakan untuk memecahkan masalah
manusia. Salah satu bidang studi keilmuan yang di dasarkan pada ilmu desain,
bidang keilmuan ini bertujuan menciptakan suatu lingkungan binaan dalam
ruangan bangunan serta elemen elemen pendukung.
B. Mengenal Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII)

HDII atau Himpunan Desainer Interior Indonesia (Indonesian Society of


Interior Designer), merupakan asosiasi profesi desainer interior di Indonesia. Lalu,
apa manfaat bergabung dalam perhimpunan ini? Apakah sekedar sertifikasi profesi
atau persyaratan administrasi semata atau masih adakah manfaat lainnya? Selain
itu, bagaimana posisi HDII dalam dunia rancang bangun di Indonesia dan
internasional ?
Kalau memang sekedar persyaratan administrasi untuk mendapat sertifikasi
profesi, ternyata Sertifikat Keahlian (SKA) profesi desainer juga bisa didapat tanpa
harus melalui HDII.
Di mata masyarakat awam, profesi desainer dianggap tertinggal jauh
dibanding profesi arsitek yang seolah-olah membutuhkan tanggung jawab yang
lebih besar. Anggapan inilah yang mendorong para desainer interior untuk
memperjelas keberadaan profesinya agar masyarakat bisa mengenal serta lebih
menghargai profesi ini. Inilah dasar dibentuknya HDII di Jakarta pada tanggal 17
Januari 1983 yang diprakarsai Hoemar Tjokrodiatmo, Fred Haradiran, dan Maya
Soehamoko.
1. Sejarah Berkembangnya HDII
Gagasan untuk mempertemukan para desainer interior dari berbagai pelosok
tanah air melalui suatu wadah atau organisasi profesi desainer interior di
Indonesia diprakarsai oleh Hoemar Tjokrodiatmo, Fred Haradiran dan Maya
Soeharnoko di pertengahan tahun 1982. Dari diadakannya pertemuan-
pertemuan kecil yang berpindah-pindah tempat, akhirnya kerja keras para
pemrakarsa membuahkan hasil dengan dideklarasikannya Himpunan Desainer
Interior Indonesia atau disingkat HDII pada tanggal 17 Januari 1983. Istilah
Himpunan dipakai karena lebih mengarah kepada rasa persaudaraan,
menghimpun ; jadi para Desainer Interior bisa berhimpunan bersama dalam
meningkatkan apresiasi profesi. Dalam hal diperlukan pemakaian terjemahan
untuk tujuan-tujuan tertentu, maka dipakai nama “INDONESIAN SOCIETY
OF INTERIOR DESIGNERS”
Dalam Kongres Nasional pertamanya bertempat di Ruang Serba GunaErasmus
Huis Jakarta dengan Ketua Umum untuk pertama kalinya dipegang oleh
Solichin Gunawan, Naning Adiwoso sebagai Sekretaris jenderal dibantu oleh
Dewan Ketua Fred Haradiran dan Abendanoe Muljono. Joop Ave sebagai
pelindung dan Achmad Sadali salah seorang perintis pendidikan Desain Interior
di Indonesia sebagai Anggota Kehormatan yang berlaku seumur hidup. Majelis
Himpunan dipimpin Widagdo dengan anggotanya Hoemar Tjokrodiatmo,
Farouk Kamal dan Eny Zaenuddin. Kantor sekretariat HDII pertama berada di
kantor Naning Adiwoso di jalan Melawai X/14, Jakarta Selatan.
Legalitas HDII diperkuat dengan dibuatnya Akta Notaris oleh Kantor Notaris
Mohamad Ali dengan nomer 10, tertanggal 13 Maret 1983 dibuat di Jakarta.
Dengan rasa kebersamaan terwujudlah HDII yang sekarang ini, semakin kuat,
semakin luas , semakin ada di hati pencinta interior. Pada usianya yang kedua,
HDII diterima menjadi anggota penuh IFI ( International Federation of Interior
Architects / Interior Designers ) pada tahun 1985 di kantor pusatnya di
Amsterdam, negeri Belanda. Di tingkat regional HDII kemudian bergabung
dalam APSDA (Asia Pacific Space Designers Association) pada tahun 1989.
Melalui kedua organisasi ini, HDII semakin dikenal di mancanegara dan para
anggotanya dapat bertukar pandangan.
2. Keberadaan HDII
Hingga saat ini HDII memiliki 11 cabang (DKI Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Solo, Surabaya, Bali, Makasar, Padang, Medan, Pekanbaru, Riau) dan akan
terus berkembang menyebar diseluruh Indonesia. Dengan Kantor Pusat berada
di Jl. Gatot Subroto No. 53, RT.10/RW.6, Petamburan, Jakarta Pusat

C. Dasar Hukum HDII


• UU No. 18 th 1999 tentang Jasa Konstruksi PP No. 28 th 2000 tentang Usaha
dan peran masyarakat jasa konstruksi,
• PP No. 29 th 2000 tentang Penyelenggaraan jasa konstruksi,
• PP No. 30 th 2000 tentang penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi.

D. Fungsi HDII
• Sebagai wadah komunikasi, konsultasi dan koordinasi antar anggota (desainer),
antara asosiasi dengan asosiasi lainnya yang sejenis di dalam maupun di luar
negeri, dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJKN), dengan
Pemerintah, dan dengan Perguruan Tinggi terkait.Sebagai Mitra Kerja
Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka mengembangkan serta
meningkatkan peran serta jasa konstruksi bidang desain interior dalam memberi
kontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
• Mengembangkan profesi desainer Interior di Indonesia ke arah yang dicita-
citakan.
• Melakukan komunikasi dengan Perguruan Tinggi Desain Interior agar terjadi
kesinambungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja di bidang desain
interior.

E. Tugas dan Wewenang HDII


• Memberikan status kesetaraan sertifikat keahlian tenaga kerja asing yang akan
bekerja di Indonesia.
• Menyusun dan merumuskan ketentuan-ketentuan mengenai tanggung jawab
profesi berdasarkan prinsip keahlian, kaidah keilmuan, kepatuhan dan kejujuran
intelektual dengan mengutamakan kepentingan umum.
• Menyusun dan merumuskan pedoman hubungan kerja antar desainer dan
pemberi tugas, pedoman imbalan jasa desain, dan standar / model hubungan
kerja.
• Memberikan sangsi organisasi kepada anggota yang melanggar ketentuan-
ketentuan organisasi.
• Meningkatkan kemampuan profesional anggota melalui pelatihan, seminar,
workshop dan lain-lain.
• Memberikan informasi penting kepada anggota menyangkut kebijakan-
kebijakan pemerintah tentang jasa konstruksi.

F. Keanggotaan HDII
Terdapat dua jenis keanggotaan Himpunan Desainer Interior Indonesia, yaitu
1. Anggota Biasa
Perorangan yang berijazah pendidikan formal Desain Interior atau
Arsitektural tingkat Strata – Satu (S-1) resmi dan diakui oleh Pemerintah
Republik Indonesia. Secara Aktif bekerja khusus dalam pelayanan jasa
konstruksi perencanaan desain Interior dengan sedikitnya 2 (dua) tahun
pengalaman kerja profesi.
Perorangan yang berijazah pendidikan formal Desain Interior tingkat
Diploma Tiga (D.III) resmi dan diakui oleh pemerintah Republik Indonesia.
Secara aktif bekerja khusus dalam pelayanan jasa konstruksi perencanaan
Desain Interior dengan sedikitnya 3 (tiga) tahun pengalaman kerja profesi.
Pendidik pada perguruan tinggi Desain atau Seni, yang bergerak dalam
bidang Desain Interior dan berprestasi dalam pelayanan jasa perencanaan
Desain Interior.
Perorangan yang bukan dari atau tidak berkesempatan memperoleh
pendidikan formal Desain Interior, namun bekerja dalam pelayanan jasa
konstruksi perencanaan Desain Interior dan berprestasi dengan sedikitnya 6
(enam) tahun pengalamn kerja profesi. Keanggotaannya akan diperoleh melalui
rekomendasi Dewan Majelis atas prestasi profesinya dan pengakuan dari
masyarakat merupakan salah satu pertimbangan penting untuk penilaian yang
bersangkutan.
2. Anggota Luar Biasa
• Anggota Muda
Status keanggotaan yang diberikan pada perorangan seperti yang
termaksud dalam isi penjelasan anggota biasa, tetapi belum memenuhi
persyaratan sebagai Anggota Biasa tersebut.
• Anggota Afiliasi
Status keanggotaan yang diberikan pada perorangan yang bergerak
dalam bidang keahlian yang menunjang dan mempunyai manfaat bagi
profesi Desain Interior, yang berminat untuk menjadi anggota
Perhimpunan, namun belum memenuhi persyaratan Anggota Biasa.

Anda mungkin juga menyukai