Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Profesi adalah
(4) mempunyai komponen izin kerja (lisensi) dan pengakuan dari masyarakat
(5) mempunyai kode etik dan hak pengelolaan mandiri (Dana Cuff, Architecture : The Story of
Practice, 1992, p23). Dari ke lima karakekter umum tersebut kita bisa melihat bagaimana posisi
profesi arsitektur di dunia modern pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.
Apakah arsitektur merupakan suatu bidang yang dikerjakan oleh pelaku profesi, atau
merupakan hal yang bisa dilakukan oleh siapa saja?.
Terutama di masa sekarang ini, dimana dan bagaimanakah posisi profesi arsitek
sesungguhnya?.
• Pada awal permulaannya, profesi arsitek merupakan profesi kelas tertentu dan merupakan
profesi yang turun temurun dan atau melalui proses pemagangan dalam waktu yang cukup
lama.
• Revolusi Industri yang bermula di akhir abad ke 18 yang membawa perubahan besar dalam
struktur ekonomi, sosial, dan teknologi juga memberikan dampak yang sangat besar di dalam
arsitektur.
• Berubahnya struktur sosial di dalam masyarakat dimana kelas menengah mulai memiliki
peranan di dalam ekonomi, dan banyak dibuatnya publikasi berkenaan dengan arsitektur,
menjadikan profesi arsitektur tidak lagi menjadi profesi eksklusif kelas tertentu tetapi lebih
terbuka bagi semua kalangan.
• Profesi arsitektur mulai menemukan identitasnya setelah membentuk sebuah organisasi yang
dapat melindungi kepentingan dari arsitektur, memperbaiki status sosialnya dan mendirikan
sarana pendidikan formal arsitektur.
Pendidikan dan pelatihan arsitektur sebelumnya berupa sistem pendidikan yang bersifat studio,
‘sekolah seni’ seperti yang diterapkan oleh J.F. Blondel melalui Ecole des Arts – nya dan atau
berupa proses pemagangan di kantor arsitek, diperkenalkan oleh Sir Robert Taylord di Inggris.
• Pendidikan arsitektur secara formal secara teori pertama kali ditawarkan di Royal Academy
Schools di Inggris tahun 1768,
• Pada tahun 1840-an dilakukan usaha yang serius dalam menangani pendidikan arsitektur,
dengan berupaya memenuhi kebutuhan kebutuhan pelatihan spesialisasi, terutama pada aspek
aspek teknis yang berkaitan dengan desain.
• Amerika Serikat belajar dari arsitektur di sekolah Eropa, terutama di The Ecole Des Beaux-Arts,
Paris. Baru di tahun 1865, dibuka sekolah arsitektur pertama di Massachuset Institute of
Technology (MIT), yang diikuti dengan dibukanya 10 sekolah arsitektur hingga akhir abad.
• Di Indonesia sendiri, profesi arsitek ‘modern’ mulai dikenal ketika para arsitek kebangsaan
Belanda yang menempuh pendidikan dan pelatihan arsitektur di Eropa, kembali dan berpraktek
di Indonesia.
• Sebelum itu, bangsa Indonesia yang berprofesi sebagai arsitek mempelajari ilmunya dengan
bekerja pada para arsitek Belanda. Bahkan F. Silaban, salah satu arsitek berpengaruh di
Indonesia tidak memiliki pendidikan formal arsitektur melainkan lulusan dari sekolah menegah
kejuruan atau STM.
• Organisasi profesi yang dibentuk pertama kali merupakan asosiasi artis, asosiasi arsitek yang
pertama kali terbentuk adalah Royal Institute of British Architects (RIBA) pada tahun 1834.
• RIBA memiliki kepentingan dalam standarisasi pendidikan arsitektur, status, dan etika bisnis
dalam arsitektur, termasuk juga mengatur standarisasi fee untuk jasa arsitek.
• The American Institute of Architects (AIA) di tahun 1857. Tujuan awal dibentuknya AIA adalah:
1. Mempromosikan seni, pendekatan ilmiah, dan praktis profesi dari para anggotanya;
untuk memudahkan hubungan dan persekutuan yang baik, untuk meningkatkan
kedudukan profesi,
2. Untuk menggabungkan upaya mereka yang terlibat dalam praktik Arsitektur, untuk
kemajuan Seni secara umum.
• Di Indonesia, asosiasi profesi arsitek terbentuk pada 17 September 1959 yang dipicu oleh
dikeluarkannya instruksi pemerintah untuk membentuk gabungan perusahaan sejenis
• IAI dibentuk atas kesadaran bahwa pekerjaan perancangan berada di dalam lingkup kegiatan
profesional (konsultan), yang mencakupi:
• Meningkatkan penguasaan arsitek pada pengetahuan dan ketrampilan baru seiring kemajuan
teknologi ilmu pengetahuan.
• Meningkatkan tanggung jawab arsitek pada profesinya sebagai penyedia jasa pada masyarakat
• Menempatkan arsitek profesional Indonesia dalam tingkat kompetensi yang diakui secara
internasional.