Anda di halaman 1dari 3

Pemilihan Gigi Posterior

1. Bentuk Permukaan Oklusal

a). Gigi anatomis : bentuk gigi sama bentuk gigi asli dengan tonjolan sudut
33 derajat.

1. Gigi anatomis dipakai pada pasien dengan ridge baik mengurangi


tekanan lateral bila tekanan jatuh kelereng dan biasanya dikurangi tinggi
cupsnya.

2. resobsi tulang alveolar besar.

b). Gigi non anatomis tidak mempunyai tonjol (datar)/cusp/sudut 0 derajat,


sehingga tidak terjaadi gigitan mengunci.

Tinggi cups tergntung ruang antara prosesus alveolaris ( inter ridge space ),
jika ruang besar, berarti ridge alveolaris makin datar. Apabila memilih cups yang
tinggi karena jarak cups dengan dasar prosesus alveolaris makin jauh sedangkan
oklusal plane tetap, daya ungkit makin besar sehingga untuk mendapatkan
protesa yang stabil maka pakai gigi tiruan yang permukaan oklusal yang datar.

2. Ukuran Gigi

a). Kemampuan ridge untuk menahan daya kunyah

Luas jaringan pendukung rahang bawah lebih kecil karena resorbsi pilih
gigi yang kecil, untuk melindungi prosesus alveolaris makin besar permukaan
oklusal, maka tekanan kunyah yang diteruskan akan lebih besar.

b). Ruang yang tersedia ( 3 dimensi)

1. Mesio-distal : distal kaninus bawah Apek retromolar pad/ 5 mm depan


retromolar pad/ sampai batas naik atau miring ke atas. Setelah enam gigi
anterior bawah dipasang pada posisi akhirnya, dibuat tanda titik dipuncak
alveolarbawah ditepi anterior Retromolar. Merupakan batas maksimum ke
posterior yang masih dapat ditempati oleh gigi tiruan pada puncak alveolar
bawah. Penggaris dapat digunakan untuk mengukur jarak dari permukaan
distal kaninus bawah ke titik yang dibuat pada ujung ruang yang tersedia.
Gigi posterior tidak boleh diletakkan terlalu dekat dengan tepi posterior gigi
tiruan atas karena dapat menimbulkan kebiasaan pipi tergigit dan gigi
posterior tidak disusun diatas ridge alveolar.

2. Buko-Lingual : Neutral Zone zona dimana aktivitas otot pipi (luar),


lidah (dalam) dan bibir tidak mempengaruhi posisi gigi. Lebar buko lingual
gigi tiruan harus lebih kecil dari lebar gigi asli yang digantikan. Gigi
posterior yang sempit dalam arah bukolingual memudahkan pembuatan
bentuk permukaan poles gigi tiruan secara benar dengan membuat
permukaan bukal dan lingual sayap gigi tiruan landai dari permukaan
oklusalnya. Sehingga membantu mempertahankan gigi tiruan dari aktivitas
otot otot pipi, bibir, dan lidah.

3. Ruang antar rahang (vertikal) : gigi posterior tiruan yang dibuat oleh
pabrik dengan panjang oklusoservikal yang berbeda beda. Panjang
premolar satu atas harus sebanding dengan panjang kaninus atas untuk
mendapatkan efek estetis diperhatikan jarak antar dengan baik. Gambar
16-19. Jika ridge alveolar menunjukkan jarak horizontal tipis dan panjang
gigi posterior dapat dengan mudah disusun diatas ridge alveolar tanpa
mengorbankan estetis. Jika jarak bite rim dengan basisi tipis pada dimensi
vertikal tertentu, sebagai pedoman untuk menentukan panjang gigi.

B. Persyaratan Estetis

Ukuran antara kaninus dan premolar harmonis natural


apprearance effect. Pemilihan gigi C besar, supaya harmonis dengan gigi
C pilih P1 yang lebih besar sedangkan yang lain kecil.

1. Prognatik : pada processus alveolaris bawah kecil indikasi


pemilihan gigi posterior dapat dari set yang sama tetapi
jumlah gigi dikurangi, biasanya gigi P1 tidak disusun
dan ruang yang sempit kadang-kadang M1/M2 tidak
disusun.
2. Retrognatik : lengkung prosesu alveolaris rahang bawah besar pilih
atas dasar rahang bawah gigi besar, pilih sesuai dengan
lengkung prosesus alveolaris atas.

3. Gigi non anatomis / flap plane teeth/ mono plane estetisnya kurang
baik untuk kontur bukal unnatural terutama bagian bukal
cups premolar satu terlihat datar.

Anda mungkin juga menyukai