Anda di halaman 1dari 9

Paru – paru ( pulmo )

A. DEFINISI
Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan
dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan paru-paru.
Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah.
Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru kanan mempunyai
tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Setiap paru-paru terbagi
lagi menjadi beberapa sub- bagian, terdapat sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut
bronchopulmonary segments. Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri dipisahkan oleh
sebuah ruang yang disebut mediastinum ( Evelyn, 2009 ).

B. FUNGSI PARU-PARU
Untuk fungsi utama paru-paru yakni untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbon dioksida. Udara masuk ke paru-paru melalui sistem berupa pipa
yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru
utama (trachea). Pada pipa tersebut berakhir di gelembung-gelembung paru-paru
(alveoli) yang merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbon
dioksida dipindahkan dari tempat dimana darah . untuk melaksanakan fungsi tersebut
, pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme dasar :

1) Ventilasi merupakan proses masuk dan keluarnya udara atau oksigen antara
alveoli dan atmosfer.
2) Difusi merupakan proses perpindahan oksigen dari alveoli ke pembuluh
darah dan berlaku sebaliknya untuk karbon dioksida.

3) Transport merupakan proses perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari
jaringan ke paru dengan bantuan aliran darah.

4) Untuk pengaturan ventilasi.

C. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Fungsi Paru

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi fungsi paru yaitu:

 Usia
Kekuatan otot maksimal pada usia 20 hingga 40 tahun dan dapat berkurang
sebanyak 20% setelah usia 40 tahun. Selama proses penuaan terjadi
penurunan elastisitas alveoli, penebalan kelenjar bronkial, penurunan
kapasitas paru.
 Jenis Kelamin
Untuk fungsi ventilasi pada laki-laki lebih tinggi 20 hingga 25% dari pada
wanita, karena ukuran anatomi paru laki-laki lebih besar jika dibandingkan
dengan wanita. Selain itu, aktivitas laki-laki lebih tinggi sehingga recoil dan
compliance paru sudah terlatih.
 Tinggi Badan Dan Berat Badan
Seorang yang memiliki tubuh tinggi dan besar, fungsi ventilasi parunya lebih
tinggi dari pada orang yang memiliki tubuh kecil pendek.

D. Bagian-bagian paru-paru ( Pulmo )


1. Pleura
Pleura adalah selaput tipis pembungkus paru-paru. Pleura terbagi
menjadi pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu
selaput tipis yang langsung membungkus paru, sedangkan pleura pariental
yaitu selaput yang menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura
terdapat rongga yang disebut cavum pleura ( Guyton , 2007 ). Pleura
Visceralis langsung melekat pada permukaan pulmo. Pleura Parietalis
berbatasan dengan dinding thorax. Kedua lapisan pleura ini saling
berhubungan pada hilus pulmonis sebagai ligamen pulmonale ( pleura
penghubung ). Pleura parietal berdasarkan letaknya terbagi atas :
a) Cupula pleura ( pleura cervicalis ). Merupakan pleura
parietalis yang terletak di atas costae I . Cupula pleura
terletak setinggi 1-1,5 inchi di atas 1/3 medial os.
Clavicula pleura parietalis pars costalis.pleura menghadap ke
permukaan dalam.
b) Costae , cartilage costae, pinggir corpus vertebrae, dan permukaan
belakang os. Sternum
c) Pleura parietalis pars diapraghmatica. Pleura yang menghadap ke
diapraghma permukaan thoracal yang dipisahkan oleh fascia
endothoracica.
d) Pleura parietalis pars mediastinalis ( medialis ). Pleura yang
menghadap ke mediastinum/terletak di bagian dan membenttuk
bagian medial dan membentuk bagian lateral dari mediastinum.
2.Alveolus
Alveolus merupakan suatu gelembung-gelembung yang berisi udara dalam paru-paru
dengan jumlah sekitar 300 juta buah. Bentuk jamak alveolus adalah alveoli.

Letak alveolus berada pada bagian parenkim paru-paru yang merupakan ujung
saluran pernapasan, dimana kedua sisinya merupakan tempat pertukaran udara
dengan darah.

Gelembung-gelembung tersebut memiliki dinding yang tipis dan memiliki kapiler


darah, setiap gelembung diselimuti oleh pembuluh kapiler darah.

Melalui dinding alveolus tersebut terjadi pertukaran oksigen (O2) yang berasal dari
udara ke sel-sel darah di dalam tubuh, dan pertukaran karbondioksida (CO2) dari sel-
sel darah dalam tubuh ke udara bebas.

Jadi, alveolus merupakan kantung yang memiliki dinding tipis yang ada di ujung
saluran udara terkecil (bronkiolus) di dalam paru-paru yang di dalamnya berisi udara.
Besar dari sebuah alveolus yaitu dapat mencapai diameter antara 200-300
mikrometer. Sehingga keberadaan alveolus menjadikan permukaan paru-paru
menjadi semakin luas, dimana luas dari permukaan paru-paru +/- mencapai 160 M2
atau sekitar 100 kali lebih luas dari permukaan tubuh manusia.

E. Ciri – Ciri Alveolus

 Permukaan dari alveolus yaitu halus.


 Bentuk dari alveolus yaitu berupa gelembung udara yang sangat tipis.
 Alveolus merupakan cabang dari bronkiolus.

F. Fungsi Alveolus

1. Sebagai Tempat dari Pertukaran Gas

Pertukaran gas yang terjadi didalam paru-paru yaitu bersifat difusi pasif, dimana
selama proses pertukaran gas ini berlangsung, sel-sel yang ada didalam organ tersebut
tidak memerlukan energi untuk dibakar.
Proses kerja yang akan terjadi dalam pertukaran gas dari alveolus ke kapiler darah
yaitu sebagai berikut :

 Oksigen (O2) yang ada didalam sebuah alveolus melakukan difusi untuk
menembus dinding alveolus dan kemudian akan menembus dinding kapiler
darah yang menyelubungi alveolus.
 O2 yang masuk ke dalam pembuluh darah, selanjutnya akan melalui proses
pengikatan yang dilakukan oleh hemoglobin (zat merah yang ada pada darah)
yang terkandung di dalam sel-sel darah merah yang akan menghasilkan
oksihemoglobin ( HbO2 )

 Lalu kemudian,Darah akan mengedarkan oksigen ke seluruh organ tubuh


di dalam sel-sel tubuh, O2 ini selanjutnya akan digunakan pada proses
oksidasi (dilepaskan kembali sehingga oksihemoglobin tersebut akan
berubah menjadi sebuah hemoglobin kembali).
 Kadar oksigen yang dapat masuk ke dalam tubuh kita setiap harinya dapat
mencapai 300 liter oksigen yang sebagian besar dari senyawa tersebut
akan diangkut oleh hemoglobin yang ada pada sel darah merah, dan hanya
sekitar 2 sampai 3% saja yang dapat larut di dalam plasma darah

2. Tempat Pertukaran Gas dari Kapiler Darah menuju ke Alveolus

 Dalam kedaan normal, tubuh manusia dapat menghasilkan karbondioksida


yaitu sekitar 200 cc perharinya, dimana hanya sekitar 4,3 cc saja yang
dapat larut kedalam tiap liter darah.

 Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya asam karbonat (H2CO2) yang


dapat menjadikan Ph dalam darah menjadi asam. Untuk menetralkan
keasaman dari ph tersebut, maka sangat diperlukan ion Na+ dan juga ion
K+.

Kemudian, karbondioksida akan dilepaskan kembali kedalam paru-


paru melalui sebuah aliran darah. Pada proses ini, konsentrasi dari
karbondioksida dan asam karbonat menjadi teruraikan, dimana asam dari
karbonat ini kemudian akan terurai menjadi air dan juga karbondioksida
kembali.

Kadar dari CO2 yang dilepaskan darah kembali ke paru-paru yaitu


sekitar 10% dan sisanya berfungsi untuk menjaga keasaman dari ph darah
yaitu dalam bentuk bikarbonat (HCO3-).
3. Tempat Penyimpan Udara didalam Tubuh untuk Sementara
Waktu

Fungsi lain yang dimiliki dari alveoli yaitu sebagai tempat


penyimpanan udara dalam sementara waktu yang kemudian akan
memungkinkan penyerapan udara yang berisi oksigen (O2) tersebut ke
dalam darah.Alveolus juga merupakan struktur anatomi tubuh yang
dapat ditemukan pada sebuah bronkiolus yang berada di dalam paru-
paru. Fungsi dari struktur anatomi ini berawal ketika kita sedang
bernafas atau menghirup udara melalui rongga bagian hidung.

Udara yang berisi oksigen (O2) yang masuk kedalam tubuh ini
nantinya akan diserap oleh darah melalui sebuah kapiler yang
selanjutnya akan diedarkan ke seluruh sistem peredaran darah kedalam
tubuh manusia.

G. Paru- paru dan hubungannya dengan kehamilan

Kaitan paru-paru dengan proses kehamilan adalah ibu hamil rentan kaitannya
dengan penyakit paru-paru. Diantaranya yaitu :

1. Ibu hamil rentan terkena pneumonia

Gejala :

 Sesak napas

 Badan terasa panas dingin

 Nyeri dada

 Batuk yang memburuk

 Kelelahan yang berlebihan

 Demam

 Kehilangan selera makan

 Pola pernapasan menjadi lebih cepat


 Muntah

 Nyeri tenggorokan

2. Ibu hamil rentan terkena emboli


Emboli terbagi menjadi 2
a) Emboli Paru
Emboli paru merupakan suatu kondisi yang terjadi saat
pembuluh darah arteri pada paru-paru tersumbat secara tiba-
tiba. Hal ini disebabkan oleh pecahnya gumpalan darah beku
pada pembuluh darah kaki, yang kemudian bergerak ke
pembuluh arteri pada paru-paru dan menghalangi aliran darah.
Kondisi ini bisa menjadi sangat serius, dan memiliki risiko
lebih besar untuk terjadi pada ibu hamil. Mengapa demikian?
Karena saat hamil, wanita mengalami berbagai perubahan
dalam tubuhnya, sebagai berikut:
 Perubahan hormon dan komposisi darah dalam tubuh,
yang memengaruhi pembekuan darah.
 Berkurangnya aliran darah pada bagian kaki, akibat
berat tubuh janin yang menekan pembuluh-pembuluh
darah.
 Terjadinya cedera pada pembuluh darah saat
melahirkan normal atau dengan bantuan operasi.

Perlu diketahui pula bahwa wanita yang hamil pada usia di atas 35 tahun atau
mengalami obesitas ketika hamil, memiliki risiko yang lebih besar lagi, akan
terjadinya penggumpalan darah yang bisa memicu emboli paru. Namun, setelah
melahirkan, risiko terjadinya emboli paru pun akan berkurang secara perlahan.

2. Emboli Cairan Amniotik

Emboli jenis ini terbilang cukup langka, tetapi jika terjadi dapat menimbulkan
kondisi yang cukup serius. Emboli cairan amniotik merupakan kondisi ketika cairan
amniotik (cairan yang mengelilingi janin dalam rahim), atau material lain yang
berhubungan dengan janin, masuk ke dalam aliran darah sang ibu.

Kondisi ini kemungkinan besar terjadi saat proses melahirkan, atau sesaat
setelahnya, dan bisa juga dipicu oleh trauma, benturan, atau kecelakaan yang terjadi
selama kehamilan. Emboli cairan amniotik merupakan salah satu kondisi yang sulit
untuk terdiagnosis, dan bisa berkembang secara tiba-tiba dengan cepat.

Berikut tanda dan gejala yang akan muncul ketika emboli cairan amniotik terjadi:

 Sesak napas.

 Terdapat cairan yang berlebihan pada paru-paru.

 Kegagalan jantung untuk memompa darah.

 Menurunnya tekanan darah secara mendadak.

 Kedinginan.

 Meningkatnya denyut jantung atau adanya gangguan pada ritme detak


jantung.

 Janin mengalami penurunan denyut jantung, atau kondisi detak jantung yang
tidak normal.

 Kejang-kejang.

 Koma.

Emboli cairan amniotik umumnya terjadi karena beberapa faktor risiko berikut:

 Usia. Ibu hamil yang berusia di atas 35 tahun akan berisiko lebih besar
mengalami emboli cairan amniotik.

 Masalah pada plasenta. Jika terdapat keabnormalan pada plasenta, risiko


terjadinya emboli cairan amniotik pun akan meningkat.

 Kelahiran dengan operasi caesar, karena prosedur operasi ini juga bisa
memecah penghalang fisik antara ibu dan janin.

 Pre-eklampsia, yaitu suatu kondisi tingginya tekanan darah dan adanya


kandungan protein yang berlebihan di dalam urine setelah minggu ke-20
kehamilan.

 Polyhydramnios, yaitu suatu kondisi terlalu banyaknya cairan amniotik yang


mengelilingi janin dalam rahim.

Anda mungkin juga menyukai