Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PEMBAHASAN

A. Struktur dan Fungsi Sistem Pernapasan Manusia


1. Organ-Organ Pernapasan pada Manusia
Sistem pernapasan manusia tersusun atas berbagai organ
pernapasan. Udara masuk ke tubuh melalui organ-organ pernapasan yang
meliputi hidung, faring, laring, trankea, brongkus, bronkiolus, dan
alveolus.

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


Hidung merupakan tempat pertama yang dilalui udara dari luar.
Udara keluar masuk melalui rongga hidung. Rongga hidung selalu
lembab karena adanya selaput lendir. Di dalam rongga hidung juga
terdapat rambut-rambut pendek dan halus. Selaput lendir dan rambut-
rambut halus berfungsi menyaring debu dan kotoran yang masuk
Bersama udara, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur
suhu udara pernapasan, serta mengenali adanya bau.
Udara rongga hidung masuk, faring merupakan perseimbangan
antara rongga hidung ke tenggorokan (saluran pernapasan) dan rongga
mulut ke kerongkongan (saluran pencernaan). Pada bagian belakang
faring terdapat laring.

1
b. Pangkal Tenggorokan
Pada laring terdapat pita syuara dan epiglotis atau katub
pangkal tenggorokan. Pada waktu menelan makanan epiglotis
menutupi laring sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan.
Sebaliknya, Pada waktu bernapas epiglotis akan membuka sehingga
udara masuk ke laring, lalu menuju ke tenggorokan.

c. Batang Tenggorokan (Trakea)


Batang tenggorokan berbentuk seperti pipa dengan Panjang
kurang lebih 10 cm. Trakea bercabang dua di dalam paru-paru
membentuk bronkus. Dinding batang tenggorokan terdiri atas tiga
lapisan berikut:
1) Lapisan paling luar terdiri atas jaringan ikat
2) Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan.
Trakea tersusun dari 16-20 cincin tulang rawan yang berbentuk
huruf C. Bagian belakang cincin tulang rawan ini tidak
tersambung dan menempel pada esofagus. Keadaan tersebut
berguna untuk mempertahankan trakea tetap terbuka.
3) Lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitel silidris selapis bersilia
yang menghasilkan banyak lendir. Lendir ini berfungsi menangkap
debu dan mikro organisme yang masuk saat menghirup udara.
Selanjutnya, debu dan mikroorganisme didorong oleh Gerakan sili
menuju bagian belakang mulut. Sila-sila ini berfungsi menyaring
dan mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama udara
pernapasan. Sementara itu, debu dan mikro organisme akan
dikeluarkan melalui batuk.

d. Cabang Batang Tenggorokan (Brongkus)


Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan yang
berjumlah sepasang. Satu cabang menuju paru-paru kanan dan cabang
lainnya menuju paru-paru kiri. Percabanggan bronkus ke arah kiri
lebih Panjang, sempit, dan mendatar dari pada percabangan kearah
kanan. Keadaan tersebut yang menyebabkan paru-paru kanan lebih

2
mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir sama
dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada
dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus.

e. Bronkiolus
Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkus kanan
bercabang menjadi tiga bronkiolus, sedangkan bronkus kiri bercabang
menjadi dua bronkiolus. Bronkiolus bercabang-cabang menjadi
saluran yang semakin luas, kecil, dan dindingnya semakin tipis.
Bronkus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi tetappi rongganya
bersila. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.

f. Alveolus
Alveolus merupakan saluran akhir dari alat pernapasan.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah. Pada alveolus terjadi
petukaran oksigen (O2) dari udara bebas ke sel-sel darah dan karbon
dioksida (CO2 ) dari sel-sel darah ke atmosfer udara. Struktur alveolus
yang mendukung fungsinya sebagai tempat pertukaran gas-gas berikut.
1) Dinding alveolus sangat tipis sehingga gas-gas dapat berdifusi
dengan mudah melewati membran alveolus.
2) Alveolus berupa kantong-kantong kecil mirip anggur (alveoli )
yang jumblahnya sangat banyak. Alveoli yang berjumblah banyak
ini dapat memperluas permukaan yang digunakan untuk pertukaran
gas.
3) Permukaan bagian dalam alveolus dilapisi oleh sel epitelium yang
memungkinkan terjadinya difusi gas antara oksigen karbon
dioksida.
4) Pada permukaan bagian luar alveolus terdapat jaringan kapiler
darah. Jaringan kapiler darah ini mempercepat terjadinya proses
difusi dan pengankutan gas-gas pernapasan.

3
g. Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama pada manusia.
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas. Paru-paru
manusia berjumlah sepasang yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus. Paru-paru
kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri mempunyai dua lobus.
Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis rangkap dua yang disebut
pluera. Kedua lapisan tersebut dibatasi oleh cairan pluera yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pluera mencegah
terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang bergerak
saat bernapas.

2. Mekanisme Pernapasan Eksternal dan Internal


Pernapasan pada manusia merupakan kegiatan mengambil dan
mengeluarkan udara pernapasan. Mengambil udara pernapasan disebut
inspirasi, sedangkan mengeluarkan udara pernapasan disebut ekspirasi.
Pada pernapasan berlangsung proses pertukaran gas melalui dua tahap
yaitu pernapasan luar (eksternal) dan pernapasan dalam (internal).
Pernapasan luar merupakan pertukaran gas (O2 dan CO2) yang
terjadi antara udara dan darah. Selama pernapasan luar, di dalam paru-
paru akan terjadi pertukaran gas yaitu CO2 meninggalkan darah dan O2
masuk ke darah secara difusi. selanjutnya, sejenis protein dalam sel drah
merah yang disebut hemoglobin (Hb) mengikat oksigen membentuk
oksihemoglobin (HbO2 ). Reaksinya sebagai berikut:
Hb + O2 → HbO2

4
Pernapasan dalam merupakan pertukaran gas di dalam jaringan
tubuh. Pada pernapasan dalam, darah masuk ke jaringgan tubuh. Oksigen
melepaskan ikatannya dengan hemoglobin dab berdifusi masuk ke cairan
jaringan tubuh. Reaksi kimia sebagai berikut:
HbO2 → Hb + O2
Proses difusi oksigen terjadi karena tekanan parsial oksigen dalam
kapiler darah lebih tinggi daripada tekanan parsial oksigen dalam sel-sel
tubuh. Setelah sampai dalam jaringan, gas O 2 digunakan untuk respirasi
sel yaitu untuk mengondisikan zat makanan (glukosa) sehingga dapat
dihasilkan energi, gas CO2, dan uap air. Energi hasil respirasi sek berupa
ATP. ATP dibentuk melalui tiga tahap yaitu glikolisis, daur krebs, dan
sistem traspor electron. Proses pembentukan ATP sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 38 ATP
Semakin banyak oksigen yang digunakan oleh sel-sel tubuh,
semakin banyak Karbon dioksida yang terbentuk dari proses respirasi.
Keadaan tersebut mengakibatkan tekanan parsial karbon dioksida dalam
sel-sel tubuh lebih tinggi dibandingkan tekanan parsial karbon dioksida
dalam kapiler darah. Oleh karna itu, karbon dioksida akan berdifusi dari
sel-sel tubuh ke kapiler darah yang kemudian akan dibawa eritrosit menuju
ke paru-paru. Di dalam paru-paru, CO2 akan berdifusi dari kapiler darah
menuju alveolus. Peristiwa tersebut terjadi karena tekanan parsial CO 2
dikapiler darah lebih tinggi daripada tekanan parsial CO 2 dalam alveolus.
Akhirnya, karbon dioksida dikeluarkan dari tubuh melalui ekspirasi.
Pada keadaan biasa tubuh menusia menghasilkan 200 ml karbon
dioksida per hari. Pengangkutan CO2 di dalam darah dapat dilakukan
dengan tiga cara berikut.
a. Sekitar 60%-70% CO2 diangkut dalam bentuk ion bikarbonat (HCO -3)
oleh plasma darah. Setelah asam karbonat yang terbentuk dalam darah
terurai menjadi ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCO-3), ion H+
bersifat racun sehingga segera diikat oleh Hb (hemoglobin). Sementara
itu, ion HCO-3 meninggalkan erotosit masuk ke pelasma darah.
Kedudukan ion HCO-3 dalam eritosit masuk ke dalam plasma darah.

5
Kedudukan ion HCO-3 dalam eritrosit diganti oleh ion klorit.
Persamaan raksinya sebagai berikut:
H2O + CO2 → H2 CO3 → H+ + HCO-3
b. Kurang lebih 25% CO2 diikat oleh hemoglobin membentuk
karboksihemoglobin membentuk karboksihemoglobin. Reaksi CO2
dengan Hb sebagai berikut:
CO2 + Hb → HbCO2
Karboksihemoglobin disebut juga karbominohemoglobin karena bagian
hemoglobin yang mengikat CO2 adalah gugus amino.
Reaksinya sebagai berikut:
CO2 adalah gugus amino. Reaksi sebagai berikut:
CO2 + RNH2 → RNHCOOH
c. Sekitar 6-10% CO2 diangkut plasma darah dalam bentuk senyawa asam
karbonat (H2C-3). Tidak semua CO2 yang diangkut darah melalui Paru-
paru dibebaskan ke udara. Darah yang melewati paru-paru hanya
membebeskan 10% CO2 . Sisanya sebesar 90% tetap bertahan di dalam
darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat berperan dalam menjaga
stabilitas PH darah. Apabila terjadi gangguan pengangkutan CO 2
dalam darah, kadar asam karbonat (H2CO3) akan menggikat sehingga
kadar alkali darah turun. Keadaan tersebut akan mengakibatkan
gangguan fisilogis yang disebut asidosis metabolik. Sebaliknya,
apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah, dapat muncul gejala
alkalosis.

3. Mekanisme Pernapasan Dada dan Pernapasan Perut


Berdasarkan jenis otot yang berperan aktif, pernapasan manusia
dibedakan menjadi dua masam yaitu pernapasan dada dan pernapasan
perut.
a. Pernapasan Dada
Otot yang berperan aktif dalam pernapasan dada adalah otot
antar tulang rusuk (interkostal). Mekanisme pernapasan dada.

6
1) Inspirasi
Mekanisme fase inspirasi pada pernapasan dada. Otot
antar tulang rusuk luar berkontraksi → tulang rusuk terangkat →
volume rongga dada membesar → tekanan udara dalam rongga
dada lebih kecil daripada tekanan udara di luar tubuh → udara
masuk ke paru-paru.
2) Ekresi
Mekanisme fase ekresi pada pernapasan dada. Otot antar
tulang rusuk dalam berkontraksi → tulang rusuk turun → volume
rongga dada mengecil → tekanan udara dalam rongga dada lebih
besar daripada tekanan udara di luar tubuh → udara keluar dari
paru-paru.

b. Pernapasan Perut
Otot yang berperan aktif dalam pernapasan perut adalah otot
diafgram. Mekanisme pernapasan perut sebagai berikut:
1) Inspirasi
Mekanisme fase inspirasi pada pernapasan perut sebagai
berikut:
Otot diafragman berkontraksi → diafgram akan mendatar →
volume rongga dada membesar → tekanan udara dalam rongga
dada mengecil → udara masuk paru-paru.
2) Ekspirasi
Mekanisme fase ekspirasi pada pernapasan perut sebagai
berikut:
Otot diafragram berelaksasi → diafragram akan cekung ke arah
ronggo dada → volume rongga dada mengecil → tekanan udara
dalam rongga dada meningkat → udara keluar dari paru-paru.

7
4. Volume Udara Pernapasan
Volume udara pernapasan adalah jumlah udara pernapasan yang
keluar masuk melalui sistem pernapasan. Volume udara pernapasan dapat
dibedakan menjadi beberapa macam sebagai berikut:
a. Volume tidal (tidal volume) yaitu volume udara pernapasan biasa,
besarnya kurang lebih 500 cc atau 500 ml.
b. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume) atau udara
komplementer yaitu udara yang masuk dapat di masukan secara
maksimal setelah melakukan inspirasi biasa, besarnya kurang lebih
1.500 cc atau 1.500 ml.
c. Volume cadangan ekresi (expiratory reserve volume) atau udara
suplementer yaitu udara yang masih dapat dikeluarakan secara
makasimal setelah melakukan ekspirasi biasa, besarnya kurang lebih
1.500 cc atau 1.500 ml.
d. Volume sisa/residu (residual volume) yaitu volume udara yang masih
tersisa di dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi maksimal,
besarnya kurang lebih 1.000 cc atau 1.000 ml.
e. Kapasitas vital (vital capacity) yaitu volume udara dapat dikeluarkan
semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi maksimal, bersarnya
kurang lebih 3.500 cc atau 3.500 ml. Kapasitas vital merupakan
jumlah dari volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi dan
volume cadangan ekspirasi.

8
f. Volume total paru-paru (total lung volume) yaitu volume udara yang
dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin, besarnya kurang
lebih 4.500 cc atau 4.500 ml. Volume total paru-paru merupakan
jumlah dari volume sisa ditambah kapasitas vital.

Volume udara pernapasan setiap orang berbeda-beda. Keadaan


tersebut disebabkan volume paru-paru setiap orang berbeda-beda.
Volume paru-paru dipengaruhi oleh faktor genetik, aktivitas olahraga,
kondisi lingkungan, dan jenis kelamin. Orang yang sering berolahraga
memiliki volume paru-paru lebih besar daripada orang yang jarang
berolahraga. Orang yang tinggal di dataran tinggi dengan kadar
oksigen yang rendah biasanya mempunyai volume paru-paru yang
lebih besar daripada orang yang tinggal di dataran rendah. Laki-laki
biasanya mempunyai volume paru-paru lebih besar daripada
perempuan.
Pada umumnya manusia mampu bernafas antara 15-18 kali
setiap menitnya. Namun, frekuensi pernapasan yaitu umur, jenis
kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh, dan aktivitas tubuh. Bayi dan balita
mempunyai frekuensi bernapas lebih tinggi daripada orang dewasa.
Frekuesi pernapasan perempuan pada umumnya lebih tinggi daripada
laki-laki, karena perempuan memiliki volume paru-paru lebih kecil
dari laki-laki. Semakin tinggi suhu tubuh, frekuensi pernapasannya
semakin tinggi. Pada posisi tubuh berdiri, frekuensi pernapasannya
lebih tinggi daripada posisu duduk atau tiduran. Frekuensi pernapasan

9
orang yang melakukan banyak aktivitas lebih tinggi daripada orang
yang tidak melakukan banyak aktivitas.
B. Gangguan atau Kelainan pada Sistem Pernapasan Manusia
1. Asma
Asma yaitu gangguan pada rongga saluran pernapasan yang
diakibatkan oleh kontaksi otot polos pada bronkus sehingga
mengakibatkan penderita sulit bernapas. Adapun gejala-gejala penyakit
asma yaitu sesak napas, nyeri di bagian dada, dan napas berbunyi. Cara
mencegah timbulnya penyakit asma yaitu menghindari tempat dengan
kadar polusi udara yang tinggi, menghindari kontak langsung dengan
hewan, dan menjaga kebersihan tempat tinggal. Adapun cara mengatasi
penyakit asma yaitu dengan pemberikan oksigen atau nebulizer, membantu
latihan napas yang Panjang dan dalam, serta menciptakan lingkungan yang
nyaman dan tenang agar tidak memperparah sesak napas.

2. Bronkitis
Bronkitis yaitu infeksi pada bronkus yang dapat menyebabkan
terjadinya peradangan atau inflamasi. Gejala-gejala yang timbul adalah
batuk berdahak, sakit pada tenggorokan, sesak napas, hidung tersumbat,
dan demam. Cara mencegah penyakit brokintis yaitu berhenti merokok,
menhindari terkena paparan asap rokok, dan menghindari mengomsumsi
akohol. Cara mengatasi penyakit bronkitis yaitu melakukan senam
pernapasan, mengomsumsi air putih yang cukup, dan menggunakan
masker untuk mengurangi resiko infeksi.

3. Difteri
Difteri biasanya menyerang saluran pernapasan anak bagian atas
yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae.

4. Kanker Paru-Paru
Kanker paru-paru diakibatkan oleh adanya tumor ganas yang
berbentuk berkepanjangan, napas menjadi lebih pendek, dada terasa sakit,
dan berat badan menurun. Cara mencegah penyakit kanker paru-paru

10
adalah berhenti merokok, menghindari asap rokok, berolahraga secara
teratur, dan mengonsumsi makanan bergizi.
5. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) yaitu penyakit paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, tandanya terbentuk bintik-bintik kecil pada
dinding alveolus. Gejala- gejala yang timbul yaitu batuk berpanjangan,
batuk disertai dahak dan kadang-kadang berdarah, demam, nafsu makan
hilang, serta penurunan berat badan.

C. Struktur dan Fungsi Sistem Eksresi Manusia


Sistem eskeresi berperan dalam mengeluarkan zat-zat sisa
metabolisme. Zat-zat metabolism harus dikeluarkan agar tidak meracuni
tubuh. Zat-zat sisa tersebut dikeluarkan dari tubuh dengan cara berkeringat,
buang air kecil, dan menghembuskan napas. Pengeluaran zat-zat sisa tersebut
dilakukan oleh organ-organ ekskresi.
1. Struktur dan Fungsi Organ Ginjal
Manusia memiliki dua buah ginjal yang berwarna merah gelap dan
bentuk seperti kacang merah. Panjang sekitar 10-13 cm.
a. Letak Ginjal
Ginjal terletak di sebelah kiri dan kanan ruas tulang pinggang
di dalam rongga perut. Ginjal berada di bawah diafragma dan di
belakang peritonium, tempatnya di bawah hati pada sisi kanan dan di
bawah limpa pada sisi kiri. Letak ginjal kiri lebih tinggi daripada
ginjal kanan karena di atas ginjal kanan terdapat hati yang menempati
sebagian besar ruang di rongga perut.

b. Struktur Ginjal
Ginjal manusia tersusun atas tiga korteks, medulla, dan pelvis.
Korteks atau kulit ginjal merupakan bagian luar ginjal. Sementara itu,
medula atau sumsum ginjal merupakan bagian sebelah dalam ginjal.
Adapun pelvis ginjal (rongga ginjal) merupakan bagian dalam ginjal
yang berupa ruang kosong.

11
Pada satu unit ginjal manusia terdapat sekitar satu juta nefron.
Nefron merupakan unit fungsional dan struktur terkicil dalam sistem
ekskresi pada ginjal. Setiap nefron terdiri atas badan malpighi dan
saluran nefron. Pada bagian nefron inilah berlangsung proses
penyaringan darah. Nefron terdapat di bagian korteks dan medulla
ginjal.

Pada bagian korteks terdapat badan malpighi dan saluran


nefron yang mliputi tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus
distal. Badan malpighi mengandung glomerulus yang diselubungi oleh
kapsula bowman. Glomerulus berupa anyaman pembuluh kapiler
darah, sedangkan kapsula Bowman berbentuk cawan berdinding tebal
yang mengelilingi glomerulus. Glomerulus menghubungkan arteriola
aferen (lebar) dengan arteriola eferen (sempit). Oleh karena itu,
glomerulus turut berparan mengatur tekanan darah. Fungsi utama
glomerulus sebagai penyaring/filtrasi cairan darah.
Pada bagian medulla terdapat lengkung Henle naik, lengkung
Henle turun, dan pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi untuk
mengumpulkan hasil ekskresi. Pembuluh-pembuluh itu disebut
tubulus kolektivus. Tubulus kolektivis berhubungan dengan ginjal
(pelvis ginjal) yang berfungsi menampung sementara urine yang telah
terbentuk. Selanjutnya, urine tersebut akan dialirkan menuju ureter
yang bermuara pada kantong kemih (vesica urinaria). Kantong kemih
berfungsi sebagai tempat penampung urine sementara. Jika kantong
kemih telah mengandung banyak urine, dinding kantong kemih akan
tertekan sehingga otot melingkar pada pangkal kantong kemih

12
meregang. Akibatnya, akan timbul rasa ingin buang air kecil.
Selanjutnya, urine tersebut akan dikeluarkan melalui uretra.

13
c. Fungsi Ginjal
1) Menjaga keseimbangan air dalam tubuh dengan mengatur volume
plasma darah dan volume air.
2) Membuang sisa metabolism, missal urea, asam urat, kreatinin,
kreatin, obat-obatan, dan zat lain yang bersifat racun.
3) Mengandung kandungan elektrolit dengan menyaring zat-zat kimia
yang masih berguna bagi tubuh (natrium, fosfor, dan kalium) dan
mengembalikannya kesaluran peredaran darah.
4) Menjaga tekanan osmosis dengan cara mengatur ekskresi garam-
garam.
5) Menjaga asam basa cairan darah dengan mengekskresikan urine
yang bersifat basa atau mengekskresikan urine yang bersifat asam.
6) Menghasilkan zat-zat berikut:
a) Eritropoietin (EPO) yang merangsang sumsum tulang membuat
sel-sel darah merah (eritrosit).
b) Kalsitrol merupakan bentuk aktif vitamin D yang membantu
penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan kimia dalam
tubuh.

d. Poses Pembentukan Urine


1) Filtrasi
Pembentukan urine diawali dengan filtrasi yang terjadi di
dalam kapiler glomerulus, yaitu kapiler darah yang bergulung-
gulung di dalam Kapsula Bowman. Filtrasi berlangsung saat darah
masuk ke nefron melalui arteriola aferen.
2) Reabsorsi
Proses reabsorsi yang berlangsung di tubulus kontortus
proksimal meliputi reabsorsi air, reabsorsi zat-zat tertentu, dan
reabsorsi zat-zat penting yang masih di perlukan tubuh.
3) Augmentasi
Augmentasi atau sekresi tubular adalah proses penambahan
zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus
kontortus distal. Sel-sel tubulus menyekresi ion hydrogen (H+), ion

14
kalium (K+), ammonium (NH3), urea, kreatinin, dan racun kedalam
lumen tubulus melalui proses difusi. Ion-ion ini lali menyatu
dengan urine sekunder.

e. Mikturasi
Mikturasi adalah proses mengeluarkan urine dari dalam tubuh.
Jika didalam kandung kemih tersimpan urea sekitar 200-300 ml, akan
timbul reflek buang air kecil. Proses mikturasi ini dimulai dari ginjal-
ureter-kandung kemih-uretra. Zat-zat yang terkandung di dalam urine
diantaranya air, garam, urea, dan sisa substansi lain seperti pigmen
empedu.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Urine


Volume urine yang di keluarkan setiap orang tidak sama karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi urine sebagai berikut:
a. Hormon Antidiuretik
b. Usia
c. Gaya hidup dan aktivitas
d. Kondisi kesehatan
e. Pisikologis
f. Cuaca
g. Jumlah air Yang di minum

2. Struktur dan Fungsi Organ Kulit


Kulit merupakan lapisan terluar yang membungkus seluruh
permukaan tubuh manusia. Sebagian besar kulit ditumbuhi rambut.
a. Struktur Kulit
a. Epidermis
Epidermis terdiri atas beberapa lapisan berikut.
a) Stratum korneum (lapisan tanduk)
Stratum korneum merupakan lapisan kulit yang paling luar,
tersusun atas sel-sel mati yang bersifat keras, tahan terhadap

15
air, dan selalu mengelupas (deskuamasi). Lapisan ini akan
mengalami pembaruan selama proses kratinisasi (pembentukan
zat tanduk/ keratin).
b) Stratum Lusidum
Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berintibdan
berfungsi mengganti stratum korneum.
c) Stratum Granulosum
Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan
mengandung pigmen melani.
d) Stratum Germanitivum
Stratum germanitivum tersusun atas sel-sel yang selalu
membentuk sel-sel bar uke arah luar.

b. Dermis
Dermis merupakan lapisan yang terletak di bawah
epidermis. Lapisan yang bias di sebut jangat ini di dalamnya
terdapat akar rambut, pembulu darah, kelenjar, dan saraf.

b. Fungsi Kulit
1) Proteksi
Kulit berfungsi melindungi organ tubuh dari kontak
mekanis yang dapat mengakibatkan cedera dan melindungi kontak
langsung dari sinar matahari.
2) Regulator suhu
Kulit melakukan fungsi ini dengan cara memproduksi
keringat dan mengkonstriksikan pembulu darah dalam kulit.
3) Penentu warna kulit
Warna kulit salah satunya ditentukan oleh kandungan
melanosit pada kulit.
4) Pembentukan Vitamin D
Vitamin D di bentuk dari provitamin D yang terdapat di
bawah kulit dengan bantuan sinar matahari.

16
5) Ekskresi
Kulit berfungsi mengeluarkan keingat pada ekskresi.

3. Struktur dan Fungsi Organ Paru-Paru


Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga
dada. Paru-paru ini mempunyai fungsi utama sebagai alat pernapasan.
Oleh karena itu paru- paru juga berperan mengekskresikan zat sisa
metabolisme maka organ ini juga berperansebagai alat ekskresi. Sebagai
organ ekskresi, paru-paru berfungsi mengeluarkan karbon dioksida (CO2)
dan uap air (H2O). Karbon dioksida dan uap air berdifusi didalam
alveolus, lalu di keluarkan melalui lubang hidung.

4. Struktur dan Fungsi Organ Hati


Hati organ dalam manusia yang berukuran paling besar. Organ ini
mempunyai besar sekitar 1,5 kg atau sekitar 3-5% dari berat badan. Hati
berada di bagian atas sebelah kanan abdomen dan di bawah tulang rusuk.
Hati mempunyai keunikan di antaranya dapat memperbarui atau
menumbuhkan kembali sel-sel yang sudah rusak akibat terluka atau
penyakit. Namun jika hati mengalami kerusakan secara berulang-ulang
dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini dapat mengakibatkan
kerusakan hati sehingga sel-selnya tidak dapat diperbarui lagi.
a. Struktur Hati
Hati terdiri atas dua lobus utama, yaitu lobus kiri dan lobus
kanan, dengan posisi saling menindih. Lobuskanan memiliki dua

17
lobusyang salah satunya berukuran lebih kecil. Setiap lobus terdiri
atas banyak lobulus. Lobulus merupakan unsur terkecil yang
menyusun hati. Struktur lobulus berbentuk persegi enam, dangan
Panjang kurang lebih 1 mm.
Bagian luar hati dilindungi oleh kapsula hepatica. Dalam
jaringan hati terdapat beberapa pembulu darah, yaitu ateri hepatika dan
vena porta hepatika. Ateri hepatika mengangkut 30% darah dari
jumlah total darah di hati. Darah ini berasal dari percabangan aorta
sehingga darah yang diangkut merupakan darah yang mengandung
banyak oksigen. Sementara itu, vena porta hepatika mengangkut 70%
darah dari jumlah total darah yang ada di hati. Darah ini
mengankutsari-sari makanan dari usus halus. Pembulu yang
mengangkut darahkeluar dari hati yaitu vena hepatika. Pertemuan
antara pembuku ateri hepatika dan vena porta hepatika membentuk
sinusoid. Pada sinusoid terjadi spesialisasi sel yang membentuk sel
Kupffer. Sel ini bertugas memfagositosis organisme asing atau zat-zat
berbahaya. Dari fagositosis ini akan menghasilkan bilirubin. Bilirubin
ini kemudian diekskresikan oleh kanalikuli dalam wujud empedu.
Jaringan hati tersusun oleh sel-sel hepatosit. Antar lapisan
hepatosit dipisahkan oleh lacuna sedangkan antara hepatosit atau
dengan hepatosit yang lain dipisahkan oleh kanalikuli.

18
b. Fungsi Hati
1) Tempat untuk Menyimpan Energi
Hati menyimpan energi dalam bentuk gligogen. Golikogen
dibentuk dari satu jenis zat gula yang disebut glukosa. Ketika
kadar gula dalam darah tinggi, hati mengombinasikan molekul-
molekul glukosa yang tersusun dalam rantai Panjang menjadi
glikogen melalui proses glikoganesis
Hati mengambil vitamin dari aliran darah yang diangkut
oleh pembulu portal hepatik. Hati selalu mengumpulkan dan
menyimpan persediaan vitamin A,D,E, dan K. Vitamin ini dapat
disimpan hingga dua sampai empat tahun.
2) Sebagai Pabrik Kimia Tubuh
Beberapa protein penting yang ditemukan didalam darah
dihasilkan oleh hati. Salah satu jenis protein tersebut yaitu
albumin. Albumin berfungsi membantu pergerakan air dari aliran
darah ke jaringan tubuh. Selain albumin, hati juga memproduksi
globin. Globin turut membentuk hemoglobin yang merupakan
pembawa oksigen dalam sel darah merah.
Jenis protein lain yang ditemukan dalam hati yaitu globulin.
Globulin yaitu sekelompok protein. Yang di dalamnya terdapat
antibody. Globulin berperan dalam sistem kekebalan tubuh yang
berkerja sama dengan antibodi melawan mikroorganisme yang
menyerang tubuh. Selain itu, globulin juga merupakan komponen
kunci dari membran sel yang menggangkut lemak dalam aliran
darah ke dalam jaringan tubuh. Zat kimia lain yang dihasilkan oleh
hati yaitu fibrinogen dan prothrombin. Zat kimia ini membantu
menyembuhkan luka serta membantu darah membentuk zat
pembeku dan kolestrol.
3) Hati atau Detoksifikasi
Hati membantu membersihkan zat-zat beracun, seperti obat
dan alcohol dari aliran darah. Hati melakukannya dengan cara

19
menyarap zat-zat berbahaya tersebut lalu menetralkannya
menggunakan cairan empedu.
4) Memproduksi Cairan Empedu
Selain berperan dalam sistem pencernaan, hati berperan
dalam sistem ekskresi. Fungsi hati dalam sistem ekskresi yaitu
mengekskresikan cairan empedu secara terus menerus.
Setiapharinya, hati mampu mengekskresikan cairan empedu 800-
1.000 ml. Cairan empedu mengandung air, asam empedu, garam
empedu, kolestrol, fosfolipid (lesitin), zat warna empedu (pigmen
bilirubin dan biliverdin), serta beberapa ion.
Cairan empedu berperan mencerna dan mengelmusikan
lemak dan usus, mengatifkan lipase, mengubah zat yang tidak larut
dalam air menjadi zat yang larut dalam air,serta membentuk urea
dan amino. Cairan empedu berasal dari penghancuran hemoglobin
dan erotosit yang lebih tua. Hemoglobin ini akan diuraikan
menjadi hemin, zat besi,dan globin. Zat besi dan globin akan
disimpan di dalam hati, lalu dikirim ke sumsum tulang merah. Zat-
zattersebut digunakan dalam pembentukan antibodi atau
hemoglobin baru. Sementara itu, hemin akan dirombak menjadi
bilirubin dan biliverdin. Blirudin dan biliverdin ini merupakan
zar warna bagi empedu dan mengandung warna hijau-biru. Zat
warna tersebut di dalam usus akan mengalami oksidasi menjadi
urobilin. Urobilin lalu diekskresikan dari dalam tubuh serta
memberi warna kuningan pada fase dan urine.

D. Gangguan dan Penyakit pada Sistem Ekskresi


1. Gangguan dan Penyakit pada Ginjal
a. Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan masa padat seperti batu yang terbentuk
disepanjang saluran kemih. Batu ini juga dapat terbentuk di dalam
ginjal. Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis. Batu ginjal
dapat terbentuk apabila urine mengalami jenuh garam garaman

20
b. Diabetes Melitus (DM)
Diabetes Meletus yang umum dikenal sebagai kencing manis
merupakan penyakit yang ditandai dengan hipergliesemia
(Peningkatan kadar gula darah).
c. Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal kronis yaitu keadaan ginjal yang mengalami
kerusakan permanen sehingga ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya. Gagal ginjal ditandai dengan oedema (Pembengkakan)
diseluruh tubuh, hipertensi, dan kadar kreatinin lebih dari 25 mg/kg
berat badan.

2. Gangguan dan Penyakit Pada Kulit


a. Xerosis
Xerosis merupakan keadaan kulit yang kering dan tampak
kasar. Keadaan ini terjadi pada seluruh tubuh terutama pada tungkai
bawah yang diakibatkan oleh kelembapan kulit yang rendah.
b. Lentigo
Lentigo ditandai adanya bercak-bercak hiperpigmantasi pada
kulit yang berwarna coklat hitam. Jika bercak ini terdapat pada kulit
yang terkena sinar matahari, disebut Solar lentigo.
c. Jerawat
Jerawat merupakan kondisi abnormal pada kulit akibat dari
produksi kelenjar minyak yang berlebih. Berlebihannya produksi
kelenjar minyak ini mengakibatkan terjadinya penyumbatan saluran
folikel rambut dan pori-pori kulit. Kondisi ini mengakibatkan kulit
menjadi meradang. Bagian tubuh yang mudah terkena jerawat yaitu
wajah, dada, dan punggung.

3. Gangguan dan Penyakit pada Paru-paru


a. Pneumonia
Pneumonia merupakan penyakit peradang paru-paru pada
bagian alveolus. Peradangan tersebut dapat disebabkan oleh infeksi
seperti Diplococus Pneumonie atau Streptococcus Pneumonie.

21
Peradangan pada alveolus tersebut dapat menyebabkan terbentuknya
cairan kental di dalam kantong alveolus. Adanya cairan tersebut dapat
menggangu proses pertukaran gas antara oksigen dengan karbon
dioksida. Akibatnya, oksigen yang diserap oleh darah menjadi
berkurang. Gejala-gejala yang dapat menimbulkan penyakit
pneumonia di antaranya batuk berdahak, demam, nyeri dada saat
bernapas, serta kelelahan dan nyeri otot.

b. Emfisema
Emfisema merupakan penyakit yang terjadi karena ketidak
normalan susunan dan fungsi alveolus. Ketidak normalan pada
alveolus tersebut berupa hilangnya elastisitas alveolus sehingga dapat
menyebabkan fungsi alveolus menurun gejala yang dialami oleh
penderita emfisema yaitu sulit bernapas, batuk kronis, nafsu makan
berkurang, berat badan menurun, dan sering kelelahan. Pencegahan
paling utama dilakukan untuk menghindari polusi udara dan memulai
gaya hidup sehat.

c. Kanker Paru-paru
Kanker paru-paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel pada paru-paru yang tidak terkendali. Sel-sel tersebut
dapat menyebar ke seluruh jaringan paru-paru bahkan disekitar paru-
paru. Gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit paru-paru yaitu
batuk disertai darah, berat badan menurun secara drastis, nyeri di
bagian dada, dan sulit bernapas.

4. Gangguan dan Penyakit pada Hati


a. Hepatitis atau Radang Hati
Hepatyitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh
kebiasaan mengonsumsi minuman berakohol dan menggunakan obat-
obat yang berdosis tinggi. Hepatitis juga dapat terjadi karena infeksi
virus hepatitis. Radang hati ini dapat mengakibatkan terjadinya

22
komplikasi pada organ tubuh yang lain. Hepatitis ada tinga macam
yaitu hepatitis A hepatitis B, dan Hepatitis C.
1) Hepatitis A
Hepatitis A terjadi akibat adanya kerusakan pada jaringan
organ hati yang terjadi secara mendadak. Kerusakan ini
disebabkan oleh virus hepatitis A yang biasa ada di air yang kotot
2) Hepatitis B
Hepatitis B terjadi akibat adanya kerusakan pada jaringan
hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Penyakit ini umumnya
menyerang orang dewasa. Pada umumnya penyakit ini muncul
akibat dari kekebalan tubuh yang menurun. Hepatitis B dapat
menular melalui kontak darah, keringat, dan air liur.
3) Hepatitis C
Hepatitis C terjadi akibat adanya kerusakan pada jaringan
hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Penyakit ini biasanya
ditularkan secara langsung melalui darah, jarum suntik, atau ibu
hamil kepada janinnya.
Penyakit kuning dapat menyerang orang dewasa maupun
anak-anak. Penyakit ini disebut sebagai jaundice karena gejala
awal ditandai dengan warna kulit dan mata menjadi kuning.
Penyakit ini merupakan gejala awal yang menunjukkan adanya
gangguan pada hati, penyumbatan saluran empedu, atau adanya
gangguan pada metabolisme bilirubin.
Gejala penyakit ini di antaranya mata dan kulit berwarna
kuning, terjadi demam, cepat Lelah, pusing dan kadang disertai
pinsan. Kulit dan maja menjadi kuning karena bilirubin dalam
tubuh meningkat.

b. Sirosis Hati
Penyakit ini ditandai oleh kerusakan pada sel hati yang
disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi obat-obatan atau minuman
beralkohol. Selain itu, penyaki ini juga dapat diakibatkan oleh infeksi
virus atau bakteri, adanya sel tumor atau kanker, serta adanya
penumpukan racun dalam tubuh yang berlebihan.

23
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Organ pernapasan manusia terdiri atas: rongga hidung, tekak, pangkal
tenggorokan, cabang batang tenggorokan, bronkiolus, alveolus dan paru-
paru.
2. Mekanisme pernapasan terdiri atas pernapasan dada dan perut.
3. Gangguan atau kelainan pada sistem pernapasan manusia terdiri atas:
asma, bronkitis, difteri, kanker paru-paru dan TBC.
4. Organ-organ yang terlibat dalam proses eskresi adalah ginajl, hati, paru-
paru, dan kulit.
5. Gangguan atau kelainan pada ginjal adalah batu ginjal, diabetes melitus,
gagal ginjal kronis.
6. Gangguan atau kelainan penyakit pada kulit terdiri atas exrosis, lentigo
dan jerawat.
7. Gangguan atau penyakit pada paru-paru terdiri atas penuomonia,
emfisema, dan kanker paru-paru.
8. Gangguan atau penyakit pada hati terdiri atas hepatitis atau radang hati dan
sirtosis hati.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Wegati dan Siti Nurhidayah. Biologi. Jakarta. PT Intan Pariwara, 2017.
Sugiri, Nawangsari dan soetarmi. IPA Biologi. Jakarta: Erlangga, 2009.
Suwarno. Panduan dan Pembelajaran Biologi XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Dapetermen Pendidikan Nasional, 2009.
Teo, Sukoo dan Omegawati. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2013.

25

Anda mungkin juga menyukai