Sidang
1. Landasan hukum persidangan
(dikutip dari PO Permusyawaratan)
Pasal 2
A. administrasi
a. Presensi
b. Agenda Sidang
d. Surat Keputusan/konsideran
e. Notulensi
f. Lampiran
B. non administrasi
a. Pimpinan Sidang
b. Peserta Sidang
c. Palu Sidang
- Apabila pimpinan sidang berhalangan maka anggota lembaga legislatif dapat menjadi pimpinan
sidang berdasarkan kesepakan peserta sidang.
- Mengesahkan keputusan.
- Menertibkan persidangan, dapat menegur dan mengeluarkan peserta sidang jika dianggap
melanggar tata tertib atau membuat kericuhan dalam persidangan.
1. Pembukaan
2. Pembahasan dan pengesahan agenda Sidang Pleno BEM - MTM UNJ 2015
3. Pembacaan dan pengesahan Tata Tertib Sidang Pleno BEM UNJ-MTM UNJ 2015
4. Pembacaan laporan program kerja BPH BEM UNJ 2015
5. Pembacaan laporan program kerja Dapertemen, Biro BEM UNJ 2015 dan komisi pengawasan
MTM UNJ 2015
6. Pembacaan laporan Fraksi MTM UNJ 2015
7. Rekomendasi
8. Penutup
Setiap jenis persidangan memiliki agenda persidangan yang berbeda – beda sesuai dengan kebutuhan
dari jenis persidangannya masing – masing. Tetapi dalam pembuatan agenda persidangan ada agenda
yang harus ada dalam persidangan yaitu :
1. Pembukaan
2. Pembacaan dan/atau pengesahan agenda sidang
3. Pembacaan dan/atau pengesahan tata tertib sidang
4. Konten persidangan
5. Rekomendasi
6. Penutup
Tata tertib sidang adalah seperangkat aturan yang mengatur jalannya persidangan mulai dari tugas dan
wewenang pimpinan dan peserta sidang, hak peserta (bicara/suara), etika dalam mengajukan
pendapat, dan lain – lain.
Palu Sidang
2.7 Konsideran
Konsideran atau surat ketetapan dalam persidangan adalah perangkat sidang yang digunakan untuk
mengesahkan agenda yang dilaksanakan. Dengan ditandatanganinya konsideran oleh setiap pimpinan
sidang maka agenda sidang telah di sahkan dan tidak bisa diubah kecuali melalui PK (Peninjauan
Kembali),
A. Kop Surat
A
B. Nomor surat
B
C. Judul surat
C
D. Pertimbangan (hasil
notulensi)
E. Titik mangsa
F. Tanda tangan
G
A. Kop surat
Pada kop surat perlu dicantumkan lambang Universitas di sebelah kiri dan Lambang
Organisasi di sebelah kanan dan di tengannya dicantumkan nama surat, kemudian nama
organisasi lalu nama Universitas. Dapat juga mencantumkan alamat secretariat organisasi.
B. Nomor Surat
Nomor surat pada konsideran disesuaikan dengan urutan pada agenda sidang. Untuk sidang
lanjutan, nomor surat pun juga dilanjutkan. Dalam nomor surat juga diterangkan jenis
persidangan, organisasi pelaksana dan tahun dilaksanakannya sidang.
C. Judul Surat
Mencatumkan agenda yang akan disahkan, nama universitas dan tahun pelaksanaan
D. Pembukaan Surat
Berisi kalimat pembuka yang sesuai dengan etika penulisan surat. Bisa dengan memasukan tu
E. Konten Surat
Terdiri dari:
- Menimbang :
- Mengingat :
-Memperhatikan :
-Menetapkan :
F. Titik mangsa
G. Tanda Tangan
Untuk mengesahkan perlu adanya tanda tangan dan nama jelas dari seluruh pimpinan sidang.
2.6 Notulensi
Notulensi diperlukan untuk mencatat dan merangkum jalannya persidangan mulai dari
pembukaan sampai dengan penutupan.
2.7 Lampiran
Berkas yang disahkan dalam sidang perlu dilampirkan dalam surat keputusan sidang. Seperti
contohnya pengesahan PO atau PK BEM. Berkas yang disahkan haruslah disertai dengan tanda
tangan dari pihak yang berwenang
3. Teknik Persidangan
3.1. Aturan Ketukan Palu
Ketukan palu haruslah keras dan jelas, tidak memantul ketika diketuk. Berikut jumlah ketukan dan
penggunaannya :
1X ketukan :
2X ketukan :
3X kali ketukan :
3.2 Interupsi
Memohon waktu kepada pimpinan sidang, digunakan oleh peserta sidang yang ingin memohon izin
bicara. Dan setiap permohonan izin memiliki prioritas yang berbeda. Berikut macam – macam
permohonan izin, dari yang memiliki prioritas terendah hingga yang tertinggi :
A. Izin bicara
Digunakan untuk berbicara (mengemukakan pendapat) bersifat umum mengenai suatu hal,
juga dapat digunakan untuk bertanya dan meminta kejelasan.
B. Izin menginformasi
Digunakan apabila ingin memberikan suatu informasi yang berkaitan dengan permasalahan
yang sedang dibahas.
C. Peguatan
D. Pernyataan keberatan
E. Izin klarifikasi
F. peringatan
Interupsi yang memiliki prioritas tertinggi. Disampaikan bila jalannya persidangan sudah
melenceng dari pokok pembahasan. Jika peserta sidang telah mengajukan point ini maka
harus segera ditanggapi dan persidangan harus dikembalikan ke pembahasan pokok.
A. Skorsing
B. Pending
Istilah pending dalam persidangan digunakan untuk menunda sidang dengan waktu yang tidak
terhitung atau tidak diakumulasikan, namun ditentukan kapan sidang akan dimulai kembali..
Seperti contonhnya pending hingga pukul 2 siang, atau pending hingga dua hari kedepan.
4. Pengambilan Keputusan
4.2 Syarat pengambilan keputusan (dikutip dari PO permusyawaratan)
Persyaratan Quorum
Pasal 44
Persyaratan quorum merupakan persyaratan sahnya persidangan dan rapat–rapat alat kelengkapan
berdasarkan kehadiran peserta dan dibuktikan dengan daftar hadir
Pasal 45
A. Dihadiri sekurang – kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah Anggota Majelis Tinggi
Mahasiswa UNJ dan disetujui oleh sekurang – kurangnnya 50% (lima puluh persen)
ditambah 1 (satu) Anggota Majelis Tinggi Mahasiswa UNJ untuk mengubah dan
menetapkan anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga OPMAWA UNJ
B. Dihadiri oleh sekurang – kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota Lembaga
Legislatif dan disetujui oleh sekurang – kurangnya 2/3 (duapertiga) dari jumlah anggota
Lembaga Legislatif yang hadir untuk memutuskan pemberhentian Ketua dan/atau Wakil
Ketua Lembaga Eksekutif Mahasiswa
C. Dihadiri sekurang – kurangnya 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Lembaga
Legislatif ditambah 1 (satu) anggota dari seluruh anggota Lembaga Legislatif yang hadir
untuk sidang lain sebagaimana dimaksud dalam huruf A dan B
(2) Syarat kuorum pengambilan putusan alat kelengkapan, selain pimpinan, apabila dihadiri
sekurang – kurangnya 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) dari seluruh anggota Alat
kelengkapan tersebut
Pasal 46
(1) Putusan berdasarkan mufakat adalah putusan yang diambil secara musyawarah untuk mufakat
(2) Putusan berdasarkan mufakat adalah sah jika diputuskan dalam rapat yang telah memenuhi
syarat kuorum
(3) Pengambilan putusan tentang pengubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
dan Peraturan OPMAWA diatur lebih lanjut melalui mekanisme Sidang Istimewa dan
Peraturan OPMAWA tentang Pedoman Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
OPMAWA(P4O)
(4) Pengambilan putusan tentang pemberhentian Ketua dan/atau Wakil Ketua dalam masa
jabatannya, pengangkatan Wakil Ketua menjadi Ketua, dan pemilihan Ketua dan/atau Wakil
Ketua baru dalam hal Ketua dan/atau Wakil Ketua berhalangan tetap, diatur melalui
mekanisme Sidang Istimewa berdasarkan pada Ketetapan Lembaga Legislatif Mahasiswa
UNJ.
(5) Lobi antar peserta sidang dapat dilakukan untuk memudahkan Pengambilan putusan
berdasarkan mufakat
Bagian Kelima
Pasal 47
(1) Putusan berdasarkan suara terbanyak (voting) adalah putusan yang diambil melalui
pemungutan suara.
(2) Pengambilan putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengadakan
penghitungan suara secara langsung dari Anggota.
Pasal 48
(1) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1) dilakukan apabila
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai (deadlock),
(2) Pemungutan suara dilakukan oleh Pimpinan Sidang/Rapat apabila peserta yang hadir telah
memenuhi kuorum
(3) Dalam hal pengambilan putusan berdasarkan suara terbanyak sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) tidak tercapai, dilakukan pemungutan suara ulang.
(4) Dalam hal pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hasilnya masih
belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berlaku ketentuan:
Pasal 49
Pemungutan suara tentang orang dan/atau masalah yang dipandang penting oleh rapat dilakukan
dengan rahasia atau tertutup.
Peninjauan kembali dilakukan untuk merubah keputusan yang sebelumnya telah disahkan, peninjauan
kembali dapat berupa pencabutan SK/Konsideran dapat juga berupa revisi keputusan. PK dapat
dilaksanakan dengan Syarat kuorum yang ada di PO permusyawatan pasal 45 ayat (2). Dengan
membuat konsideran terbaru namun penomorannya dilanjutkan.