Makalah Ilmu Aswat. New
Makalah Ilmu Aswat. New
a. Konsonan (حروف/)صوامت
b. Vokal (حركات/)صوائت
1. KONSONAN (حروف/)صوامت
: الصامت
2
. والصامت في حاجة إلى حركة تسبقه أو تتبعه لكي يسمع بصفة جلية
Adapun konsonan (حروف/)صوامت, bisa bunyi letupan, bunyi geseran, bunyi
bersuara, dan bisa juga bunyi tidak bersuara. Konsonan selalu mendapatkan
hambatan di saluran udara, baik hambatan kuat ataupun lemah sehingga
mengakibatkan adanya letupan atau geseran. Termasuk konsonan semua bunyi
yang udaranya keluar dari hidung ketika di artikulasikan atau bunyi yang
udaranya keluar dari samping kiri atau kanan mulut. Konsonan Arab ada 26, di
antaranya adalah :
1
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Mabâdi ‘Ilm al-Aswât, (Jakarta: Jakarta Press, 2006),
hlm. 75.
2
Mushthafâ Harkât, Al-Shautiyyât wa al-Fûnûlûjiyâ, (Beirût: Al-Maktabah al-‘Ashriyyah,
1998), hlm. 58.
Page 1
Konsonan Arab
Page 2
4. Posisi pita suara, apakah dalam posisi rapat (menutup) atau posisi berjauhan.
5. sumber arus udara.3
Untuk lebih jelas, pembagian tersebut akan dirincikan satu per satu,
sebagai berikut.
A. Pembagian Konsonan dari Sudut Pandang Makhrajnya.
Secara umum konsonan dapat dibagi ke dalam delapan makhraj utama,
sebagai berikut.
a. Konsonan Labial ()شفوية
b. Konsonan Dental ()أسنانية
c. Konsonan Alveolar ()لثوية
d. Konsonan Palatal ()طبقية.
e. Konsonan Velar ()حنكية.
f. Konsonan Uvular ()لهوية.
g. Konsonan Pharyngal ()حلقية.
h. Konsonan Glottal ()حنجرية.
Sebagian ahli fonetik Arab merinci lagi makhraj tersebut sehingga pada
akhirnya diperoleh sebelas makhraj konsonan Arab, yaitu sebagai berikut.
a. Konsonan labial ( )شفوية, terdiri dari و- م- ب
b. Konsonan labiodental ( أسنانية- )شفوية, terdiri dari ف
c. Konsonan interdental ( )بين األسنانية, terdiri dari ث ـ ذ ـ ظ
d. Konsonan alveodental ( لثوية- )أسنانية, terdiri dari ت ـ ط ـ د ـ ض ـ ل ـ ن
e. Konsonan alveolar ( )لثويةterdiri dari ز ـ ر ـ س ـ ص
f. Konsonan alveopalatal ( حنكية- )لثوية, terdiri dari ش ـ ج.
g. Konsonan palatal ( )طبقية, terdiri dari ي.
h. Konsonan velar ( )حنكية, terdiri dari ك ـ غ ـ خ.
i. Konsonan uvular ( )لهويةterdiri dari ق.
j. Konsonan pharyngal ( )حلقيةterdiri dari ع ـ ح.
k. Konsonan glottal ( )حنجريةterdiri dari ء ـ هـ.
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi bahasa ‘Ilm al-Aswât al-‘Arabiyyah, (Jakarta:
3
Page 3
B. Pembagian Konsonan Menurut Sudut Pandang Organ Bicara Aktif
Konsonan dari sudut pandang ini dapat dibagi ke dalam sebelas makhraj,
sebagai berikut.
a. Konsonan bilabial, yang terdiri dari و- م- ب
b. Konsonan labiodental, yang terdiri dari ف
c. Konsonan apikointerdental, yang terdiri dari ث ـ ذ ـ ظ
d. Konsonan apikodental, yang terdiri dari ل ـ ن ـ ت ـ ط ـ د ـ ص.
e. Konsonan apikoalveolar, yang terdiri dari ز ـ ر ـ س ـ ص
f. Konsonan apikopalatal, yang terdiri dari ش ـ ج.
g. Konsonan mediopalatal, yang terdiiri dari ي.
h. Konsonan dorsovelar, yang terdiri dari ك ـ غ ـ خ.
i. Konsonan uvular, yang terdiri dari ق.
j. Konsonan pharyngal, yang terdiri dari ع ـ ح.
k. Konsonan glottal, yang terdiri dari ء ـ هـ.
Pendeskripsian yang terakhir ini, tampak lebih detail dari pendeskripsian
sebelumnya. Sistem ini populer digunakan dalam pendeskripsian konsonan di
indonesia, sedangkan di Arab lebih populer pendeskripsian sebelumnya.
C. Pembagian Konsonan dari Sudut Pandang cara Pengartikulasiannya
Dari sudut pandang ini, konsonan dapat dibagi dalam tiga bagian, masing-
masing konsonan letupan, konsonan geseran, dan konsonan gabungan.
a. Konsonan letupan ( )األصوات اإلنفجاريةadalah bunyi yang ketika diartikulasikan
mendapat hambatan kuat dari organ bicara dan tidak terdapat jalan keluar
udara, baik dari hidung atau dari samping kiri dan kanan mulut sehingga
udara terkepung dibelakang organ tersebut. Kemudian organ bicara yang
menghambat tersebut membuka jalan udara dengan cepat, yang
mengakibatkan terdengarnya bunyi seperti letupan. Konsonan yang terjadi
dengan cara seperti ini disebut dengan bunyi letupan.
Konsonan letupan dalam bahasa Arab adalah
بـتـطـدـكـقـغـء
Sedangkan konsonan letupan dalam bahasa indonesia adalah p, b, t, d, k, q, g.
b. Konsonan geseran ( )األصوات اإلحتكاكيةadalah bunyi yang ketika diartikulasikan
organ bicara tidak merapat kuat, tetapi memberikan peluang untuk udara agar
Page 4
dapat lewat dengan leluasa di areal itu.walaupun harus mengakibatkan
terjadinya semacam getaran.
Konsonan geseran dalam bahasa Arab terdiri atas
ف ـ ث ـ ذ ـ ظ ـ ص ـ ش ـ ز ـ خ ـ غ ـ ح ـ ع ـ هـ
Sedangkan bunyi geseran dalam bahasa indonesia terdiri atas f, v, s, sy, z, kh,
h.
c. Yang dimaksud dengan konsonan gabungan ( )األصوات المركبةadalah bunyi
yang ketika diartikulasikan udara yang datang dari paru-paru mendapat
hambatan kuat dari organ bicara, tetapi ketika organ bicara tersebut
memberikan kesempatan untuk lewatnya udara, hal tersebut tidak terjadi
secarra cepat sehingga tidak terjadi semacam letupan.konsonan gabungan
dalam bahasa Arab adalah ج.
Konsonan gabungan dalam bahasa indonesia adalah j dan c.
Dari sudut pandang cara pengartikulasiannya, konsonan dapat juga dibagi
tiga,yaitu konsonan oral (mulut), nasal (hidung), dan oro nasal (ghunnah).
a. Kosonan oral (الفموية )األصوات adalah konsonan yang ketika
diartikulasikanrongga hidung tidak berfungsi sebagai tempat keluar udara,
akibat mundurnya langit-langit lunak dan naiknya anak lidah menutup pintu
saluran udara dari rongga mulut ke rongga hidung, sehingga udara semua
terpaksa keluar dari rongga mulut. Di antara konsonan oral bahasa Arab
adalah
بـفـذـتـدـسـجـكـق
Sedangkan konsonan oral bahasa indonesia antara lain adalah b, f, t, s, d, z, k,
g, dan lain-lain.
b. Sedangkan konsonan hidung/nasal ( )األصوات األنفيةadalah konsonan yang
ketika diartikulasikan, rongga hidung berfungsi sebagai tempat keluar udara,
akibat majunya langit-langit lunak dan turunnya anak lidah sehingga pintu
udara dari rongga mulut ke rongga hidung terbuka dan udara pun keluar lewat
rongga hidung yang terbuka tersebut.
Konsonan nasal dalam bahasa Arab adalah م ـ نsedangkan konsonan nasal
dalam bahasa indonesia adalah m, n, ny, dan ng.
Page 5
c. Adapun oro nasal ( )الغنةadalah konsonan yang sebagian udaranya keluar dari
rongga mulut dan sebagian yang lain keluar dari rongga hidung.
Dari sudut pandang cara pengartikulasiannya, konsonan dapat dibagi dua,
yaitu konsonan tebal dan tipis.
a. Konsonan tebal ( )األصوات الف ّخمةadalah konsonan yang ketika diartikulasikan,
pangkal lidah diangkat ke atas.konsonan tebal dalam bahasa Arab adalah ظ ـ,
ص ـ ط ـ ضditambah dengan لdalam هللاdan رdengan syarat harus berbaris
fathah atau sebelumnya berbaris fathah atau dhammah.
b. Konsonan tipis ( )األصوات المرققةadalah konsonan yang ketika diartikulasikan,
pangkal lidah tidak di angkat ke atas.
Dari sudut pandang cara pengartikulasiannya, konsonan dapat juga dibagi
dua, masing-masing konsonan berulang dan sampingan.
a. Konsonan berulang ( )األصوت التكراريةadalah konsonan yang terjadi dengan
menutup dan membuka saluran udara berkali-kali ketikamenuturkan sebuah
konsonan, sehingga bunyi yang keluar terasa seperti terputus-putus atau
berulang-ulang.
b. Konsonan sampingan ( )األصوات الجانبيّةadalah konsonan yang terjadi dengan
penutupan saluran udara di bagian tengah rongga mulut, sehingga udara harus
keluar dari pinggir kiri dan kanan ketika menuturkan sebuah konsonan.
Page 6
dengan leluasa keluar masuk tanpa mengakibatkan adanya pergesekan antara
dua pita suara tersebut.
Untuk mengetahui suatu konsonan bersuara atau tidak, dapat
dilakukan salah satu dari tiga cara berikut.
a. Menutup kedua telinga dengan jari tangan, kemudian menuturkan konsonan
yang dimaksud tanpa disertai bunyi lain.
b. Meletakkan ujung jari di jakun (Apel Adam) kemudian menturkan konsonan
yang dimaksud tanpa disertai bunyi lain.
c. Meletakkan tangan di ubun-ubun, kemudian menuturkan konsonan yang
dimaksud tanpa disertai bunyi lain.
Apabila terasa ada getaran atau semacam degungan di ujung jari kita maka
konsonan itu adalah konsonan bersuara, tetapi apabila tidak ada getaran maka
konsonan itu adalah konsonan tidak bersuara.
E. Pembagian Konsonan Dari Sudut Pandang Sumber Arus Udara
Dari sudut pandang ini, konsonan dibagi ke dalam dua bagian yaitu
eksplosif dan implosif.
a) Eksplosif adalah konsonan yang dalam pembetukannya menggunakan arus
udara pernapasan, yang datang dari paru-paru, lalu melewati saluran udara
seperti kerongkongan, lokasi pita suara, tenggorokan, rongga mulut, dan
rongga hidung.
b) Implosif adalah konsonan yang dalam pembetukan menggunakan arus udara
yang datang dari luar, kemudian dibentuk di tempat saluran udara. Konsonan
seperti ini disebut juga dengan konsonan yang dimodifikasi.
Di antara jenis-jenis modifikasi yang terjadi konsonan adalah sebagai
berikut.
a) Nasalisasi ()التأنيف
4
." هو في األصل صوت فموي،التأنيف عبارة عن "تسرب الهواء من األنف عند النطق بالصوت
b) Palatalisasi )(التغوير
5
."التغوير عبارة عن "دفع مقدم اللسان تجاه الغار عند النطق بصوت صامت
4
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Mabâdi ‘Ilm al-Aswât, (Jakarta: Jakarta Press, 2006),
hlm. 81.
5
Ibid. hlm. 82.
Page 7
c) Velarisasi ()اإلطباق
حيث يصحب عند النطق بصوت صامت ارتفاع مؤخر اللسان،اإلطباق عبارة عن عملية عكسية للتغوير
6
.نحو الطبق اللين
d) Labialisasi ()الشفتانية
7
." عبارة عن "استدارة الشـفاه أثنــاء النطــق لــبعض الصوامت،الشفتانية
2. VOKAL (صوائت/)الحركات
و هو من أبرز علماء األصوات المعاصرين،عرف األستاذ كمال محمد بشر
في مصر أن الحركات "صوت مجهور الذي يحدث أثناء النطق به أن يمر
الهواء حرا طليقا خالل الحلق والفم دون أن يقف في طريقة أي عائق أو
ودون أن يضيق مجرى الهواء ضيقا من شأنه أن يحدث احتكاكا،حائل
8
."مسموعا
Page 8
(dhamah) misalnya, pasti berbeda penuturannya dalam bahasa Arab, Inggris,
Jerman, Indonesia, dan bahasa-bahasa dunia lainnya. Bahkan vokal tersebut
berbeda cara menuturkannya dalam dialek-dialek bahasa yang sama.
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi bahasa ‘Ilm al-Aswât al-‘Arabiyyah, (Jakarta:
10
Page 9
a) Standar I )األول (المعيار
Vokal ini dapat dibentuk dengan menaikkan bagian depan lebih ke arah
langit-langit setinggi mungkin, dengan catatan bahwa udara yang keluar tidak
sampai menghasilkan sebuah bunyi aspirasi yang jelas. Standar I ini
menghasilkan sebuah bunyi yang diberi lambang /i/ yaitu bunyi (y). Vokal ini
dideskripsikan dengan /depan/tinggi/membentang/.
Page 10
d) Standar IV )(المعيار الرابع
Vokal ini dibentuk dengan menurunkan bagian depan lidah ke arah dasar
mulut serendah mungkin, sedangkan bibir berada dalam posisi netral. Standar
ini menghasilkan vokal yang diberi lambang /a/. Vokal ini dideskripsikan
dengan /depan/rendah/netral/.
Page 11
i) Standar IX )(المعيار التاسع
Vokal ini dibentuk dengan menaikkan bagian tengah lidah ke arah langit-
langit setinggi mungkin, dengan catatan bahwa udara yang keluar tidak
sampai menghasilkan sebuah bunyi aspirasi yang jelas. Adapun bagian depan
dan belakang lidah tetap pada posisi sentral (tidak tinggi dn tidak rendah),
sedangkan kedua bibir berada dalam posisi netral (tiak membentang dan tidak
membulat). Standar ini menghasilkan sebuah bunyi yang diberi lambang /.../
vokal ini dideskripsikan dengan /sedang/sentral/netral/.
2. Klasifikasi Vokal
Dalam mengklasifikasikan vokal, para ahli fonetik biasanya
mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut.
a. Bagian lidah yang naik melebihi dan bagian lain.
b. Tingkat ketinggian yang dihasilkan oleh lidah.
c. Posisi kedua bibir.
d. Penbentukan vokal.
Berikut akan disampaikan penjelasan dari keempat pertimbangan tersebut.
a. Bagian lidah yang naik melebihi dan bagian lain
Dengan pertimbangan ini vokal dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Vokal depan, terdiri dari standar I s.d. standar IV (i, e, €, a);
2) Vokal belakang, terdiri dari standar V s.d. standar VIII (.., .., .., ..,);
3) Vokal sentral atau netral, yaitu standar IX (..).
b. Tingkat ketinggian yang dihasilkan oleh lidah
Dengan pertimbangan ini vokal dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Vokal tinggi, terdiri dari standar I dan standar VIII (.. dan ..);
2) Vokal agak tinggi, terdiri dari standar II dan standar VII (.. dan..);
3) Vokal agak rendah, terdiri dari standar III dan standar VI (.. dan ..);
4) Vokal rendah, terdiri dari standar IV dan standar V (.. dan..).
c. Posisi Kedua Bibir
Dengan pertimbangan ini vokal dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Vokal membentang, yaitu vokal standar I (..);
2) Vokal semi membentang, yaitu vokal standar II dan standar III (.. dan..);
Page 12
3) Vokal netral, yaitu vokal standar IV,V,dan IX (.. , .., dan ..);
4) Vokal agak membulat, yaitu vokal standar VI dan standar VII (.. dan..);
5) Vokal membulat, yaitu vokal standar VIII (..).
d. Penbentukan vokal
Dengan pertimbangan ini vokal dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Vokal tunggal (monoftong), yaitu semua vokal di atas (standar I s.d. IX)
satu per satu;
2) Vokal rangkap (diftong), yaitu vokal yang terjadi dengan dua unsur, ketika
hendak menuturkan sebuah vokal, lidah membuat posisi untuk menuturkan
sebuah vokal, kemudian dalam waktu yang sangat cepat, lidah mengubah
posisi untuk menuturkan vokal lain.
Dua vokal baru dikatakan diftong jika keduanya berada dalam satu penggalan
kata, bukan dalam dua penggalan, seperti air; yang a dalam penggalan
pertama dan i dalam penggalan kedua bersama r.
Diftong dapat dibagi menjadi:
a) Diftong naik, apabila vokal kedua lebih tinggi dari yang pertama, seperti ai,
oi, ei.
b) Diftong turun, apabila vokal kedua lebih rendah dari yang pertama, seperti ia,
ea, ua, oa.
c) Diftong memusat, apabila diftong kedua sentral, seperti ie, ue.
Dalam bahasa indonessia hanya terdapat diftong naik,seperti dalam kata:
sepoi-sepoi, harimau, sampai.
Ahli fonetik Arab tidak sependapat mengenai ada tidaknya diftong dalam
bahasa Arab. Orang yang mengatakan ada diftong dalam bahasa Arab
memberikan contoh بيع قيل (quila dan bei’a) ketika dibaca dengan imalah.
3. SEMIVOKAL
Sedangkan semi vokal ( )نصف الحركاتadalah bunyi yang ketika hendak
dituturkan, organ bicara telah mengambil posisi seperti hendak menuturkan
sebuah vokal tertentu, kemudian dengan cepat organ bicara tersebut mengubah
Page 13
posisi seperti akan menuturkan sebuah vokal lain, realitanya bunyi yang lahir
bukan yang pertama dan bukan yang kedua, tetapi bunyi yang lain.11
Dalam banyak sifat, bunyi ini bisa disebut dengan konsonan, karena
sifatnya yang banyak mirip dengan sifat konsonan, seperti tidak jelas terdengar,
dan cepatnya proses perubahan posisi organ bicara saat menuturkannya. Yang
mirip dengan penuturan vokal, maka ulama memberi namanya dengan semivokal.
Semivokal secara praktis adalah termasuk konsonan, di mana ia
mempunyai makhraj khusus yang merupakan titik penghambatan terhadap arus
udara yang datang dari paru-paru, dimana kedua ciri ini adalah ciri utama dari
sebuah konsonan. Akan tetapi ketika pengartikulasiannya, konsonan itu tidak
sampai sempurna, bahkan lebih mirip dengan penuturan vokal dari segi bentuk
bibir ketika mengucapkannya (membentang ketika menuturkan (y) dan membulat
ketika menuturkan (w).
Oleh karena itu, semivokal dapat disebut konsonan secara praktis dan
vokal secara realis.
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi bahasa ‘Ilm al-Aswât al-‘Arabiyyah, (Jakarta:
11
Page 14
Kesimpulan
Ulama fonetik membagi bunyi dalam tiga bagian berikut :
a. Vokal (حركات/)صوائت
b. Konsonan (حروف/)صوامت
c. Semi Vokal ()نصف الحركات
Sebagian ahli fonetik Arab merinci lagi makhraj tersebut sehingga pada
akhirnya diperoleh sebelas makhraj konsonan Arab, yaitu sebagai berikut.
a. Konsonan labial ( )شفوية, terdiri dari و- م- ب
b. Konsonan labiodental ( أسنانية- )شفوية, terdiri dari ف
c. Konsonan interdental ( )بين األسنانية, terdiri dari ث ـ ذ ـ ظ
d. Konsonan alveodental ( لثوية- )أسنانية, terdiri dari ت ـ ط ـ د ـ ض ـ ل ـ ن
e. Konsonan alveolar ( )لثويةterdiri dari ز ـ ر ـ س ـ ص
f. Konsonan alveopalatal ( حنكية- )لثوية, terdiri dari ش ـ ج.
g. Konsonan palatal ( )طبقية, terdiri dari ي.
h. Konsonan velar ( )حنكية, terdiri dari ك ـ غ ـ خ.
i. Konsonan uvular ( )لهويةterdiri dari ق.
j. Konsonan pharyngal ( )حلقيةterdiri dari ع ـ ح.
k. Konsonan glottal ( )حنجريةterdiri dari ء ـ هـ.
Sedangkan semi vokal ( )نصف الحركاتadalah bunyi yang ketika hendak
dituturkan, organ bicara telah mengambil posisi seperti hendak menuturkan
sebuah vokal tertentu, kemudian dengan cepat organ bicara tersebut
mengubah posisi seperti akan menuturkan sebuah vokal lain, realitanya
bunyi yang lahir bukan yang pertama dan bukan yang kedua, tetapi bunyi
yang lain.12
Ahmad Sayuti Anshari Nasution, Bunyi bahasa ‘Ilm al-Aswât al-‘Arabiyyah, (Jakarta:
12
Page 15