A. UMUM
VIII – 1
pembangunan penduduk di Indonesia; (3) tersusunnya pedoman persebaran dan
mobilitas penduduk, kebijakan pengarahan fertilitas dan kesehatan reproduksi serta
penurunan morbiditas dan mortalitas penduduk; (4) terlaksananya berbagai kajian
yang berhubungan dengan pengembangan standarisasi dokumen kependudukan
tentang sistem prosedur dan standar pelayanan; (5) pengembangan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) yang unik bagi setiap individu; (6) terlaksananya beberapa
kajian untuk mendukung pengembangan NIK; (7) terselesaikannya Rancangan
Undang-Undang (RUU) administrasi kependudukan; (8) terbentuknya forum
konsultasi antar pakar kependudukan yang dapat membantu pemerintah dalam
menentukan kebijakan dan strategi pembangunan yang berwawasan kependudukan;
(9) bantuan kredit usaha keluarga sejahtera (Kukesra) bagi sekitar 558 ribu kelompok
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), atau sekitar 10,2 juta
Keluarga Pra-Sejahtera (Pra-KS) dan Keluarga Sejahtera I (KS-I); (10) peningkatan
pengetahuan wirausaha melalui kegiatan “pendampingan” dan “magang” bagi sekitar
15.000 kader; (11) sekitar 2,5 juta keluarga terdaftar dan aktif menjadi anggota
kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB); (12) terbentuknya 336 pusat
informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja; (13) terbinanya 7.897
Kelompok Keluarga Peduli Remaja (KKPR) dalam bidang reproduksi remaja; (14)
terbinanya kegiatan-kegiatan remaja melalui 4.500 kelompok remaja; (15)
terlayaninya sekitar 4,58 juta peserta KB baru; (16) terpenuhinya keinginan sekitar
24,6 juta atau 68,2 persen pasangan usia subur (PUS) untuk ber-KB; (17)
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mendukung pengelolaan program KB
yang ditunjukkan dengan adanya 83 ribu Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD),
370 ribu Sub-PPKBD, dan lebih dari 1 juta kelompok KB; (18) persentase PUS yang
ingin menjadi peserta KB namun tidak terlayani (unmet-need) sekitar 8 sampai 9
persen dari PUS yang ada; (19) penetapan UU No.23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak; (20) penetapan Keppres No.59 Tahun 2002 Tentang Rencana
Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak; (21)
penetapan Keppres No.87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Eksploitasi Seksual Komersial Anak; (22) penetapan Keppres No.88 Tahun 2002
tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Trafiking Perempuan dan Anak; (23)
tersusunnya profil kesejahteraan dan perlindungan anak; dan (24) tersusunnya
pedoman dan modul pelatihan hak-hak anak.
Di bidang kesejahteraan sosial, hasil yang dicapai antara lain adalah sebagai
berikut: (1) pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi 60 ribu anak terlantar dan 11 ribu
penyandang cacat; (2) santunan sosial bagi 11 ribu lanjut usia (lansia) terlantar; (3)
rehabilitasi sosial bagi 1.500 penyandang tuna sosial; (4) pemberdayaan 44 ribu
kepala keluarga (KK) miskin dan 3 ribu KK dari komunitas adat terpencil melalui
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) pemberian bantuan dan jaminan sosial; (5)
bantuan tanggap darurat dalam bentuk permakanan (beras dan lauk pauk) dan bahan
bangunan rumah (BBR) bagi 3 ribu KK korban bencana dan 1,3 juta jiwa pengungsi;
(6) bantuan tambahan biaya permakanan bagi 2.600 panti sosial, anak terlantar,
lansia, serta penyandang cacat di 30 propinsi; (7) dilaksanakannya berbagai kajian
mengenai alternatif intervensi kesejahteraan sosial, penyusunan perencanaan
pembangunan berbasiskan daerah (kabupaten/kota); (8) pelatihan dan pendidikan
bagi sekitar 1.000 pegawai dan tenaga kesejahteraan sosial masyarakat (TKSM); dan
(9) terlaksananya pengkajian dan perumusan kebijakan publik, pengembangan sistem
kesiap-siagaan menghadapi bencana alam dan bencana sosial, serta pengembangan
sistem informasi kesejahteraan sosial.
VIII – 2
Di bidang kebudayaan, hasil yang dicapai program pelestarian dan
pengembangan kebudayaan antara lain: (1) penyelenggaraan Kongres Kebudayaan
ke-5 di Bukittinggi, Sumatera Barat; (2) pencanangan Gerakan Sadar Budaya dan
Kampanye Hidup dalam Kemajemukan; (3) penyelenggaraan Temu dan Dialog
Budaya; (4) penyelenggaraan Kemah Budaya dan Pekan Budaya; (5) pengembangan
media kebudayaan; (6) pemberian penghargaan kepada media yang berbudaya; (7)
pencanangan Tahun Pusaka; (8) penulisan Sejarah Indonesia; (9) penyelenggaraan
Festival Nasional Kesenian; (10) pertukaran dan muhibah budaya ke Jepang; (11)
pembinaan perfilman nasional; dan (12) pemugaran dan pemeliharaan Benda Cagar
Budaya dan pembangunan lanjutan gedung Museum Nasional.
VIII – 3
pelaksanaan program KB; (iii) sosialisasi Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan
Gerakan PP ASI di daerah-daerah yang mempunyai AKI tinggi;
(7) dalam penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender antara lain: (i)
penetapan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional; (ii) pengembangan Gender Analysis
Pathway (GAP) sebagai alat analisis gender bagi perencanaan pembangunan,
dan penyempurnaan statistik dan indikator gender propinsi dan kabupaten/kota;
(iii) advokasi dan sosialisasi KKG bagi anggota DPRD Propinsi dan
Kabupaten/Kota, aparat penegak hukum, perencana dan pengambil keputusan di
tingkat nasional; (iv) pembentukan forum kesetaraan dan keadilan gender di
tingkat nasional, lembaga pemberdayaan perempuan di 30 propinsi dan 50
kabupaten/kota, dan focal point gender di 14 Departemen/LPND, Markas Besar
(Mabes) Polri, dan di 30 propinsi, termasuk 104 Pusat Studi Wanita/Gender
(PSW/PSG); (v) penyusunan dan sosialisasi Rencana Aksi Nasional
Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan (RAN-PKTP), dan pembentukan
Jejaring RAN-PKTP, 200 Ruang Pelayanan Khusus (RPK) di seluruh Polda, 3
one stop crisis center di rumah sakit, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan (P2TP2) di 6 propinsi dan Forum Komunikasi Media Massa Peduli
Pemberdayaan Perempuan; (vi) advokasi dan sosialisasi pencegahan trafficking
perempuan dan anak, NAPZA, HIV/AIDS, dan penanganan perempuan dan
anak di daerah pengungsian.
Di bidang olahraga, hasil yang dicapai antara lain: (1) terumuskannya kajian
peraturan perundang-undangan bidang olahraga; (2) tersusunnya pedoman yang
mendukung perkembangan olahraga nasional dan daerah; (3) terselenggaranya
bimbingan dan penyuluhan olahraga tentang kesegaran jasmani bagi masyarakat dan
peserta didik; (4) terselenggaranya lomba sehat dan bugar antar warga belajar di
sekolah dan masyarakat; (5) terbentuknya klub olahraga pelajar dan kelompok
berlatih olahraga di masyarakat; (6) terselenggaranya kegiatan olahraga dan
pendidikan jasmani termasuk olahraga ekstrakurikuler di sekolah; (7) dilestarikan
dan terselenggaranya invitasi olahraga tradisional; (8) terlaksananya pembinaan
olahraga di kalangan pelajar termasuk pelajar penyandang cacat, organisasi olahraga
dan masyarakat; (9) terlaksananya bimbingan dan kompetisi olahraga pelajar; (10)
meningkatnya jumlah pelajar yang mengikuti kejuaraan antar Pusat Pendidikan dan
Latihan olahraga Pelajar (PPLP); (11) tersedianya sarana dan prasarana olahraga
yang berkualitas; (12) terlaksananya pemberdayaan institusi iptek olahraga di
Perguruan Tinggi dan organisasi olahraga; (13) terselenggaranya kompetisi olahraga
secara teratur, berjenjang, dan berkesinambungan di sekolah dan masyarakat; dan
(14) meningkatnya jumlah dunia usaha dan industri yang mendukung pembinaan dan
pendanaan olahraga.
Di bidang pemuda, hasil yang dicapai antara lain: (1) tersusunnya data dan
informasi kepemudaan; (2) terumuskannya peraturan perundang-undangan dan
kebijakan mengenai peran organisasi kepemudaan dan kesempatan berkreasi bagi
pemuda; (3) tersusunnya mekanisme koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian pembangunan pemuda; (4) terumuskannya keserasian kebijakan
kepemudaan di tingkat nasional dan daerah; (5) terselenggaranya pelatihan
keterampilan dan manajemen bagi pemuda; (6) terbentuknya kelompok usaha kecil
dan menengah di kalangan pemuda; (7) terselenggaranya pendidikan dan latihan
tentang iptek dan informatika serta pengelolaan lingkungan hidup dan pelestarian
VIII – 4
sumber daya alam bagi pemuda; (8) terselenggaranya pengerahan pemuda terdidik ke
perdesaan; (9) terbentuknya jaringan (networking) kerjasama pemuda antardaerah
dan antarnegara; (10) terlaksananya penyuluhan dan kampanye tentang dampak
negatif budaya asing; (11) terlaksananya upaya untuk meningkatkan pemahaman dan
penghormatan terhadap supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) oleh
pemuda; (12) terselenggaranya aktivitas keagamaan di kalangan pemuda; dan (13)
meningkatnya peran aktif pemuda dalam penanggulangan masalah penyalahgunaan
narkoba, minuman keras, penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual.
VIII – 5
memperhatikan kepentingan anak; dan (15) belum adanya kebijakan menyeluruh dan
terpadu penanganan masalah anak, baik di tingkat nasional maupun di daerah.
VIII – 6
adalah adanya kecenderungan semakin menurunnya tingkat pengelolaan aset-aset
budaya, baik yang bersifat tangible ataupun intangible, terutama yang ada di daerah
pasca otonomi daerah, bahkan terdapat beberapa asset budaya yang sudah
dialihfungsikan. Hal ini jelas akan berbahaya bagi pelestarian aset budaya nasional
yang tidak saja sangat penting peranannya dalam menjaga ikatan kesejarahan, tetapi
juga sangat penting sebagai sumber ilmu pengetahuan.
VIII – 7
yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan
prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai lanjut usia; (2)
meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan dan gizi
melalui pemberdayaan sumber daya manusia bidang kesehatan yang berkelanjutan
dan sarana prasarana bidang medis, termasuk ketersediaan obat yang dapat dijangkau
oleh masyarakat, dan pengawasan obat, makanan, dan bahan berbahaya lainnya; dan
(3) mengutamakan pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin
dan kelompok rentan, pengungsi dan korban bencana; pemenuhan pelayanan yang
berdampak luas bagi masyarakat (public good); pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan di wilayah kawasan timur Indonesia (KTI) dan daerah yang baru
dimekarkan.
Sasaran yang akan dicapai antara lain meliputi: (1) meningkatnya keluarga
yang menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan; (2) meningkatnya
keluarga yang menggunakan air bersih di perkotaan dan perdesaan; (3) menurunnya
beberapa angka kesakitan dan kematian seperti demam berdarah, malaria, pneumonia
balita, diare pada balita; (4) meningkatnya cakupan anak yang mendapat Universal
Child Immunization (UCI); (5) menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita; (6)
menurunnya prevalensi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil; (7)
meningkatnya jumlah penduduk yang menjadi peserta sistem pemeliharaan
kesehatan dengan pembiayaan pra-upaya; (8) meningkatnya proporsi tenaga
kesehatan dibandingkan jumlah penduduk; (9) terkendalinya penyaluran obat dan
nakrotika, psikotropika dan zat adiktif (NAPZA); (10) terhindarnya masyarakat dari
penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat dan NAPZA; (11) tersedianya peraturan
yang menjadi landasan kebijakan program kesehatan; dan (12) meningkatnya
proporsi Kabupaten/Kota yang mempunyai kebijakan kesehatan.
VIII – 8
Sasaran yang akan dicapai antara lain meliputi: (1) mempercepat terbitnya
UU administrasi kependudukan dan catatan sipil; (2) mengkoordinasikan penataan
kelembagaan administrasi kependudukan dengan membangun jejaring pengelolaan
dan pendayagunaan kerjasama antarinstansi yang terkait melalui kesepakatan
bersama, baik di tingkat pusat, maupun di daerah; (3) membangun dan
menyempurnakan bank data kependudukan nasional dengan menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi yang standar serta menerapkan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) yang bersifat unik bagi setiap individu penduduk, serta berlaku
seumur hidup dan nasional; (4) meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan promosi
pengetahuan wawasan kependudukan dan pentingnya peran administrasi
kependudukan kepada masyarakat; (5) meningkatnya jumlah keluarga yang sadar
dan mampu dalam pengasuhan dan penumbuhkembangan anak, mengakses informasi
dan sumber daya ekonomi, serta meningkatkan kualitas lingkungannya bagi
peningkatan kesejahteraan dan ketahanan keluarga; (6) meningkatnya pengetahuan,
sikap, dan perilaku positif remaja, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan reproduksi remaja termasuk masalah bahaya penyakit menular seksual
(PMS), HIV/AIDS serta menurunnya jumlah penduduk yang melangsungkan
perkawinan dan hamil pada usia remaja; (7) menurunnya persentase pasangan usia
subur (PUS) yang ingin ber-KB namun tidak terlayani KB (unmet-need) menjadi
sekitar 6,5 persen; (8) meningkatnya partisipasi laki-laki dalam ber-KB menjadi
sekitar 8 persen; (9) meningkatnya persentase pasangan usia subur (PUS) yang ber-
KB secara mandiri; (10) meningkatnya jumlah lembaga, cakupan dan mutu
pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang diselenggarakan oleh masyarakat dan
mitra kerja lainnya secara mandiri; (11) tersedianya data dan informasi yang sensitif
gender, makin luas dan mantapnya jaringan pelayanan informasi program, serta
meningkatnya kualitas pengelolaan teknologi informasi Program KB Nasional; (12)
terwujudnya sinkronisasi dan integrasi kebijakan peningkatan kesejahteraan dan
perlindungan anak ke dalam berbagai program pembangunan di tingkat nasional dan
daerah; (13) tersusunnya produk hukum yang mendukung peningkatan kesejahteraan
dan perlindungan anak; dan (14) meningkatnya perlindungan dan pemenuhan hak-
hak anak termasuk peningkatan partisipasi anak.
VIII – 9
Di bidang kebudayaan, kebijakan yang akan ditempuh adalah: (1)
Mengembangkan dan memasyarakatkan nilai-nilai budaya bangsa untuk
memperkokoh jati diri bangsa; (2) Memantapkan dan mengembangkan berbagai
wujud ikatan kebangsaan; (3) Meningkatkan pengelolaan multikultur; (4) Menyusun
konsep, melakukan sosialisasi, advokasi dan fasilitasi untuk terciptanya hak cipta
kolektif budaya bangsa; (5) Meningkatkan upaya pelestarian dan pengembangan aset
budaya; dan (6) Mengembangkan kapasitas pelayanan perpustakaan.
VIII – 10
termasuk bagi penyandang cacat terutama di sekolah; pemassalan dan
pemasyarakatan olahraga; dan meningkatkan prestasi olahraga serta mewujudkan
keserasian kebijakan olahraga di berbagai bidang pembangunan.
Sasaran yang akan dicapai antara lain: (1) terumuskannya dan terlaksananya
kebijakan kepemudaan bagi peningkatan kualitas dan peran pemuda di berbagai
bidang pembangunan; (2) meningkatnya keterampilan hidup di kalangan pemuda;
(3) meningkatnya partisipasi pemuda dalam lembaga sosial kemasyarakatan dan
organisasi kepemudaan; (4) meningkatnya jumlah karya, kreasi, karsa, dan apresiasi
pemuda, serta jumlah wirausahawan muda; (5) menurunnya jumlah kasus dan
penyalahgunaan narkoba, serta angka kriminalitas oleh pemuda; (6) meningkatnya
pembinaan keagamaan bagi organisasi kepemudaan; (7) terumuskannya dan
terlaksananya kebijakan olahraga yang serasi bagi peningkatan kualitas dan kuantitas
insan pelaku, pembina, praktisi, dan pendukung olahraga; (8) meningkatnya jumlah
dan kualitas wadah pembinaan olahragawan pelajar; (9) meningkatnya penyediaan
prasarana dan sarana olahraga dengan kualitas yang memadai dan sesuai standar
untuk mendukung kegiatan kesegaran jasmani dan olahraga, baik di tempat kerja
maupun fasilitas umum termasuk untuk penyandang cacat; (10) meningkatnya
kualitas gizi sesuai standar bagi olahragawan berbakat; (11) meningkatnya kualitas
kompetensi pelatih, peneliti, praktisi, dan teknisi olahraga; (12) meningkatnya
penerapan dan pemanfaatan iptek olahraga sebagai pendorong peningkatan prestasi
pada semua cabang olahraga; (13) meningkatnya jumlah dan kualitas kompetisi
berjenjang berdasarkan prioritas cabang olahraga yang diunggulkan; (14)
meningkatnya prestasi dan peringkat olahragawan di tingkat nasional, regional, dan
internasional termasuk bagi penyandang cacat; dan (15) meningkatnya dukungan
dunia usaha, industri, dan partisipasi masyarakat terutama dalam pendanaan dan
pembinaan olahraga prestasi.
B. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Pembangunan bidang sosial dan budaya yang akan dilaksanakan pada tahun
2004 dikelompokkan dalam program pembangunan kesehatan dan kesejahteraan
sosial; kebudayaan; kedudukan dan peranan perempuan; serta pemuda dan olahraga,
dengan uraian sebagai berikut.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Meningkatkan promosi hygiene dan sanitasi di tingkat individu, keluarga, dan
masyarakat, antara lain mencakup penyebarluasan informasi dan penyuluhan
kesehatan; (2) Meningkatkan mutu lingkungan perumahan dan permukiman
termasuk pengungsian, antara lain mencakup pengawasan kesehatan lingkungan;
pengawasan kualitas air; pengamanan dampak limbah (cair dan padat); pengamanan
dampak pencemaran udara dan kebisingan, serta dampak radiasi; penetapan standar
VIII – 11
kesehatan sarana dan bangunan umum; (3) Meningkatkan hygiene dan sanitasi
tempat-tempat umum dan pengelolaan makanan, antara lain mencakup peningkatan
komunikasi, informasi dan edukasi; (4) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan
kerja; antara lain mencakup pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan; (5)
Meningkatkan wilayah/kawasan sehat termasuk kawasan bebas rokok; antara lain
mencakup pengembangan Kabupaten/Kota sehat; (6) Meningkatkan kepedulian
terhadap perilaku bersih dan sehat, antara lain melalui peningkatan kegiatan dan
gerakan masyarakat; peningkatan kegiatan posyandu; dan penyebarluasan informasi
dan penyuluhan kesehatan di media massa seperti radio, televisi, dan media cetak;
(7) Meningkatkan kepedulian terhadap proses perkembangan dini anak; (8)
Meningkatkan upaya anti tembakau dan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
(NAPZA), antara lain mencakup promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan dan
rehabilitasi masalah NAPZA; (9) Meningkatkan pencegahan kecelakaan dan
rudapaksa; (10) Meningkatkan upaya kesehatan jiwa masyarakat, antara lain
mencakup sosialisasi upaya kesehatan jiwa masyarakat secara lintas program dan
lintas sektor; penyuluhan, uji coba dan evaluasi penerapan dan penyebarluasan buku
pedoman kesehatan jiwa masyarakat; pelatihan; serta peningkatan peran serta swasta
dan masyarakat; dan (11) Memperkuat sistem jaringan dukungan masyarakat sesuai
dengan potensi dan budaya setempat, antara lain mencakup peningkatan pengetahuan
para provider dalam analisis gender dan penanganan masalah kekerasan terhadap
perempuan dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Meningkatkan pemberantasan penyakit menular dan imunisasi, antara lain mencakup
kegiatan: (a) pencegahan, penemuan dan pengobatan/tatalaksana kasus/penderita
penyakit menular, termasuk penderita HIV/AIDS; (b) pemberian imunisasi, meliputi
imunisasi BCG, DPT, DT, TT, Campak, Polio dan Hepatitis B; (c) pemberantasan
vektor penyakit, antara lain meliputi penyemprotan secara selektif terhadap rumah-
rumah di daerah endemis malaria dan larvaciding pada tempat perindukan nyamuk;
(2) Meningkatkan pemberantasan penyakit tidak menular, antara lain mencakup
pengembangan sistem, dan aplikasi survailans penyakit tidak menular; (3)
Meningkatkan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan yang terdiri atas
pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan, antara lain meliputi: (a)
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan bagi penduduk miskin; (b) pelayanan
kegawatdaruratan dan bencana; (c) peningkatan kualitas tenaga pelayanan; (d)
pengembangan pelayanan rujukan dan pelayanan kesehatan; (e) peningkatan sarana
dan prasarana pelayanan; (f) peningkatan mutu dan pengembangan standar,
pedoman, dan akreditasi Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan dan Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan; (g) peningkatan pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan dengan prioritas wilayah rawan, terpencil, dan perbatasan; (h)
pengembangan sistem dan model pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan dan
partisipasi masyarakat; (i) peningkatan pelayanan kesehatan unggulan di rumah sakit;
(j) peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan dasar, yang meliputi:
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas antara lain mencakup penyediaan peralatan
medis puskesmas dan puskesmas pembantu, puskesmas keliling roda 4 dan
puskesmas keliling perairan yang dilengkapi peralatan medis; pelayanan kesehatan
keluarga, termasuk peran suami dan istri dalam pemeliharaan kesehatan keluarga; (k)
VIII – 12
pelayanan kesehatan jiwa masyarakat; (l) pengembangan program kesehatan
masyarakat sesuai dengan prioritas daerah; (m) peningkatan dukungan manajemen
program kesehatan masyarakat; (n) peningkatan kualitas dan akses informasi
kesehatan antara lain yang terpilah berdasarkan jenis kelamin; (o) peningkatan
manajemen pelayanan kesehatan rujukan; (p) pengintegrasian pelayanan rumah sakit
dalam sistem kesehatan kabupaten/kota; dan (q) peningkatan pelayanan kesehatan
kerja; (4) Meningkatkan pelayanan kesehatan penunjang, antara lain mencakup
peningkatan mutu eksternal nasional yang meliputi: mikrobiologi, kimia, klinik,
hematologi urinalisa, pestisida dan toksikologi, darah siap pakai; dan peningkatan
pelayanan kalibrasi serta proteksi radiasi; (5) Membina dan mengembangkan
pengobatan tradisional, antara lain mencakup pengembangan Sentra Pusat
Pembinaan Pengobatan Tradisional; pelatihan, penyusunan, pengembangan dan
penerapan jaringan informasi dan dokumentasi pengobatan tradisional; (6)
Meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi; (7) Meningkatkan pelayanan
kesehatan matra, antara lain meliputi penanganan kesehatan dalam situasi khusus,
bumi perkemahan, pengungsi, dan transmigrasi; (8) Mengembangkan surveilans
epidemiologi, antara lain meliputi pengembangan sistem dan aplikasi surveilans; dan
(9) Melaksanakan penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan, antara lain
meliputi pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB)/wabah;
investigasi dan penanggulangan KLB/wabah/bencana; serta penanganan pasca
KLB/wabah/bencana.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Meningkatkan penyuluhan gizi masyarakat, antara lain melalui kampanye di media
massa; penyuluhan penggunaan ASI antara lain melalui pelaksanaan program Rumah
Sakit Sayang Bayi dan Jaringan Peduli ASI; peningkatan kualitas Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) lokal; pengembangan dan penyebarluasan Pedoman
Umum Gizi Seimbang (PUGS) melalui berbagai penyuluhan dan pengembangan
PUGS; pemantapan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), antara lain melalui
kegiatan Pojok Gizi di Puskesmas; serta pembentukan keluarga sadar gizi; (2)
Menanggulangi gizi kurang dan menekan kejadian gizi buruk pada balita, serta
menanggulangi kurang energi kronik (KEK) pada wanita usia subur termasuk ibu
hamil dan ibu nifas, antara lain melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Pemulihan bagi bayi dan balita; (3) Menanggulangi gangguan akibat kurang yodium
(GAKY), antara lain melalui penyediaan dan pemberian kapsul yodium bagi Wanita
Usia Subur (WUS) dan anak SD di kecamatan endemik; (4) Menanggulangi anemia
gizi besi (AGB), terutama melalui penyediaan dan pemberian tablet besi pada ibu
hamil; (5) Menanggulangi kurang vitamin A (KVA), antara lain melalui penyediaan
dan pemberian Vitamin A bagi ibu nifas dan balita; (6) Meningkatkan
penanggulangan kurang gizi mikro lainnya (misalnya calcium, zink, dan sebagainya),
antara lain melalui kegiatan ujicoba pengembangan fortifikasi; (7) Meningkatkan
penanggulangan gizi lebih, antara lain melalui kegiatan pengukuran Indeks Masa
Tubuh (IMT); (8) Melaksanakan fortifikasi dan keamanan pangan, antara lain
melalui kegiatan labeling makanan dan paket fortifikasi; (9) Memantapkan
pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), antara lain melalui
Pemantauan Status Gizi (PSG) di kecamatan, Survei Konsumsi Gizi di
kabupaten/kota dan Jaringan Informasi Pangan dan Gizi; (10) Mengembangkan dan
membina tenaga gizi, antara lain melalui berbagai pendidikan dan pelatihan; (11)
VIII – 13
Melaksanakan penelitian dan pengembangan gizi, antara lain melalui survei GAKY;
(12) Melaksanakan perbaikan gizi di institusi (misalnya sekolah, rumah sakit,
perusahaan dan lain-lain), antara lain melalui Gerakan Pekerja Wanita Sehat
Produktif dan pelayanan pada haji di seluruh embarkasi; dan (13) Melaksanakan
perbaikan gizi akibat dampak sosial, pengungsian dan bencana alam, antara lain
melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Meningkatkan perencanaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan, antara lain
mencakup analisis kebutuhan tenaga kesehatan; pengembangan master plan
pendayagunaan tenaga kesehatan; pengembangan pedoman perencanaan tingkat
propinsi dan kabupaten/kota; pengembangan sistem karier tenaga kesehatan;
peningkatan mutu dan pemerataan tenaga kesehatan; rekruitmen dan pengangkatan,
pembinaan dan pengembangan tenaga kesehatan; pembinaan dokter spesialis
berbasis rumah sakit; pembinaan jabatan fungsional tenaga kesehatan; penempatan
dan penarikan tenaga kesehatan seperti dokter spesialis, dokter/dokter gigi pegawai
tidak tetap (PTT), dan bidan di desa; pengembangan sistem informasi sumber daya
manusia kesehatan (data base tenaga kesehatan, pengembangan pusat sumber
belajar, bursa tenaga kesehatan); peningkatan pemberdayaan profesi dan tenaga
kesehatan ke luar negeri; pengembangan sistem standarisasi, sertifikasi dan
kompetensi serta legislasi profesi, dan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan
berstandar internasional; peningkatan dukungan peraturan perundang-undangan
dalam sistem pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan; dan pengembangan
sistem informasi kepegawaian; (2) Meningkatkan pendidikan dan pelatihan tenaga
kesehatan, antara lain mencakup penyelenggaraan jenjang pendidikan menengah dan
tinggi dari berbagai jenis tenaga kesehatan; pengkajian kebutuhan pelatihan;
pengembangan kurikulum; akreditasi institusi pendidikan tenaga kesehatan dan
institusi pelatihan; penyelenggaraan karya siswa/tugas belajar tenaga kesehatan/
guru/dosen/widyaiswara/instruktur pendidikan tenaga kesehatan, pendidikan dokter
spesialis 4 keahlian dasar (bedah, anak, kandungan, dan penyakit dalam) dan 3
keahlian penunjang (radiologi, anestesi, dan patologi klinik); pelatihan penjenjangan;
pelatihan teknis dan fungsional serta pembelajaran organisasi di lingkungan Pusat
dan Daerah; (3) Mengembangkan sistem pembiayaan praupaya, antara lain
mencakup peningkatan dukungan peraturan perundang-undangan mengenai sistem
jaminan sosial; pengembangan dan penerapan kendali mutu dan biaya pada berbagai
jenjang pelayanan kesehatan; dan pengembangan model pembiayaan kesehatan; dan
(4) Mengembangkan sarana, prasarana dan dukungan logistik pelayanan kesehatan;
antara lain mencakup pengembangan sarana dan prasarana institusi pelayanan
kesehatan
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Meningkatkan pengamanan bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat,
narkotika, psikotropika, zat adiktif, dan bahan berbahaya lainnya, antara lain
mencakup peningkatan upaya pencegahan melalui pemantapan sistem manajemen,
monitoring dan evaluasi mulai dari tingkat produksi sampai dengan distribusi;
pemantapan sistem deteksi dini untuk mencegah dan mengamankan terjadinya
kebocoran; pemantapan kerjasama investigasi dan operasi (joint investigation and
VIII – 14
operation) dengan penekanan pada peningkatan kemampuan intelijen dan analisis
data maupun kajian situasi; dan intensifikasi pengawasan label dan iklan rokok; (2)
Meningkatkan pengamanan dan pengawasan makanan dan bahan tambahan
makanan, antara lain mencakup peningkatan sistem surveilans keamanan pangan
nasional termasuk sistem kewaspadaaan dini keamanan pangan; pengembangan
sistem pengamanan dan penarikan pangan yang tidak memenuhi persyaratan
keamanan; peningkatan penerapan sistem Hazard Analysis and Critical Control
Point (HACCP) pada industri pangan dan sistem food star pada industri rumah
tangga; pemantapan kerjasama lintas sektor khususnya dengan pemerintah daerah
dalam pemberdayaan industri pangan rumah tangga; (3) Meningkatkan pengawasan
obat, obat tradisional, kosmetika, dan alat kesehatan termasuk pengawasan terhadap
promosi/iklan, antara lain mencakup pengamanan peredaran produk yang tidak
memenuhi persyaratan keamanan; intensifikasi pemberantasan obat palsu, produk
ilegal dan tidak terdaftar; upaya penegakan hukum yang transparan dan adil terhadap
pelanggaran; pemantapan sistem regulasi dan penilaian produk sebelum beredar
berdasarkan tingkat resiko dan manfaat; peningkatan jaminan mutu produk yang
beredar melalui intensifikasi pengujian laboratorium hasil sampling dan penelitian
serta pengembangan metoda pengujian laboratorium; intensifikasi pengawasan iklan
yang akan dan telah beredar; mendorong kemandirian institusi/unit pengawas obat
dan makanan, termasuk Balai POM menjadi unit layanan publik strategis; (4)
Meningkatkan penggunaan obat rasional, antara lain mencakup pengembangan
kebijakan penggunaan obat rasional; pengembangan dan penerapan pedoman
pengobatan rasional di berbagai tingkat pelayanan; pengembangan pelayanan farmasi
komunitas dan klinik; pemberdayaan Panitia Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit;
serta pendidikan dan pelatihan; (5) Menerapkan obat esensial, antara lain mencakup
pengadaan buffer stock obat generik esensial; peningkatan profesionalisme tenaga
farmasi melalui pelaksanaan jabatan fungsional apoteker dan asisten apoteker;
revitalisasi pemasyarakatan konsepsi obat esensial dan penerapan penggunaan obat
esensial generik pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta; (6)
Mengembangkan obat asli Indonesia (OAI), antara lain mencakup penerapan
kebijakan nasional OAI dalam upaya integrasi dengan sistem kesehatan nasional;
pengembangan standar mutu OAI; penyelenggaraan program riset tepat guna melalui
kerjasama lintas sektor, swasta dan perguruan tinggi; (7) Membina dan
mengembangkan industri farmasi, antara lain mencakup pelaksanaan rencana
strategis pengembangan industri farmasi dan industri obat tradisional secara nasional
dengan memperhatikan kecenderungan pengembangan tingkat global; penelitian 9
unggulan tanaman obat, peningkatan fasilitasi ekspor industri farmasi; (8)
Meningkatkan mutu pengujian laboratorium pengawasan obat dan makanan, antara
lain mencakup intensifikasi pelaksanaan sistem Total Quality Management (TQM)
laboratorium, terutama pelaksanaan program akreditasi bagi institusi/unit pengawas
obat dan makanan oleh badan akreditasi di tingkat nasional maupun internasional;
peningkatan kemampuan laboratorium di bidang pengujian mikrobiologi;
peningkatan kinerja dan profesionalisme SDM melalui jabatan fungsional pengawas
obat dan makanan; (9) Mengembangkan standar mutu obat dan makanan, antara lain
mencakup peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di bidang standarisasi;
penyempurnaan dan harmonisasi standar produk; pengembangan kajian kebijakan
obat dengan initial pricing scheme, price leader strategy, price comparison, price
monitoring, yang dikelola khusus oleh suatu unit fungsional tetap; dan (10)
Mengembangkan sistem dan layanan informasi pengawasan obat dan makanan,
antara lain mencakup peningkatan efektifitas unit layanan pengaduan konsumen di
VIII – 15
institusi/unit pengawas obat dan makanan; penerapan sistem informasi manajemen
pengawasan obat dan makanan; penerapan electronic performance support system
(EPSS) dan electronic government (E-Gov); serta pemberdayaan masyarakat dalam
rangka sistem pengawasan obat dan makanan.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Mengembangkan kebijakan program kesehatan, antara lain mencakup peningkatan
keterpaduan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pelayanan kesehatan
melalui peningkatan kualitas tenaga perencana; penetapan standar pelayanan
kesehatan; dan penetapan standar pengawasan program kesehatan; (2)
Mengembangkan manajemen pembangunan kesehatan, antara lain pemantapan
kesiapan pelaksanaan desentralisasi dalam perencanaan, penganggaran, pemantauan
dan evaluasi serta tata laksana kerja; (3) Mengembangkan hukum kesehatan,
(termasuk penyempurnaan UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dan
penyusunan RUU tentang Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat serta RUU
tentang Praktek Kedokteran), antara lain melalui telaahan/kajian produk hukum di
bidang kesehatan; penyusunan naskah akademik peraturan perundang-undangan di
bidang kesehatan; penanganan kasus hukum dan peningkatan kualitas tenaga teknis
pengembangan hukum; (4) Mengembangkan sistem informasi kesehatan, antara lain
pengintegrasian sistem informasi kesehatan (SIK) yang ada; pengumpulan
data/informasi yang terkoordinasi, fasilitasi pengembangan SIK Daerah;
pengembangan pelayanan data dan informasi yang terpilah menurut jenis kelamin;
pengembangan teknologi dan sumber daya informasi; serta pengembangan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN); dan (5) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan, antara lain mencakup kegiatan penelitian di antaranya penelitian
pelayanan kesehatan dalam konsep desentralisasi, penelitian di bidang
pengembangan gizi dan makanan bagi golongan rentan, penelitian malaria, TB,
ISPA, obat tradisional, penyakit jantung koroner, pencemaran udara, kualitas
lingkungan, dan penelitian tentang gender dan kesehatan; meningkatkan publikasi
hasil penelitian; pengembangan institusi penelitian; kerjasama kegiatan penelitian
dengan pemerintah daerah, peningkatan jaringan penelitian dan pengembangan
kesehatan, peningkatan alih teknologi ke kabupaten/kota; serta pengembangan
kualitas tenaga dan sarana penelitian.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Meningkatkan pemberdayaan sosial bagi keluarga miskin, perempuan rawan sosial
ekonomi, dan komunitas adat terpencil (KAT); (2) Meningkatkan ketahanan keluarga
dalam rangka mengatasi masalah sosial; (3) Melakukan pembinaan anak terlantar,
anak jalanan, anak nakal, anak cacat, dan penyantunan lanjut usia terlantar serta
peningkatan sarana/prasarana panti sosial; (4) Melakukan komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) tentang hak-hak anak dan perlindungan sosial bagi anak dan
perempuan yang diperlakukan salah; (5) Memberikan bantuan tanggap darurat bagi
korban bencana alam dan bencana sosial, korban tindak kekerasan, pekerja migran
terlantar, pemulangan pengungsi melalui proses rekonsiliasi dan pembangunan
jaringan kerja di daerah asal dan tujuan; (6) Melakukan upaya kesiapsiagaan
penanggulangan bencana termasuk peningkatan sarana/prasarana penanggulangan
bencana dan pemberian bantuan bahan bangunan rumah bagi korban bencana; (7)
VIII – 16
Melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat, tuna sosial,
dan korban penyalahgunaan NAPZA serta peningkatan sarana/prasarana pusat
rehabilitasi, panti sosial, dan Balai Penerbitan Braille; (8) Melaksanakan penyuluhan
sosial, pemberdayaan, penguatan kelembagaan yang berkaitan dengan Usaha
Kesejahteraan sosial (UKS) dan mobilitas penduduk lintas negara; (9) Meningkatkan
upaya penguatan kelembagaan sosial tingkat lokal; (10) Meningkatkan pelayanan,
advokasi dan fasilitasi guna revitalisasi Tempat Penitipan Anak (TPA) bagi anak
balita terlantar; (11) Meningkatkan upaya-upaya pendayagunaan sumber dana sosial
masyarakat; (12) Melakukan pengkajian dan pengembangan program jaminan,
perlindungan dan asuransi kesejahteraan sosial serta mempersiapkan RUU jaminan
sosial; (13) Menyelenggarakan pelestarian nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan,
kejuangan dan kesetiakawanan sosial dengan lembaga terkait, serta meningkatkan
fungsi Taman Makam Pahlawan (TMP)/Makam Pahlawan Nasional (MPN); (14)
Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana penyuluhan sosial; (15)
Memberikan tambahan biaya permakanan dan usaha ekonomis produktif (UEP) bagi
panti sosial; dan (16) Melakukan KIE tentang pencegahan dan penanggulangan
terhadap penyalahgunaan NAPZA.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melaksanakan pengkajian dan penelitian guna perencanaan dan pengembangan
kebijakan, program, dan intervensi jangka pendek, menengah, dan panjang di bidang
kesejahteraan sosial; (2) Meningkatkan kualitas kemampuan perencana, dan
kemantapan sistem perencanaan program Pusat dan Daerah dalam pembangunan
bidang kesejahteraan sosial; (3) Melaksanakan sosialisasi mengenai standardisasi
pelayanan sosial bagi masyarakat, pemerintah daerah dan lembaga legislatif di
tingkat propinsi dan kabupaten/kota; (4) Menyediakan beasiswa bagi mahasiswa
tugas belajar di dalam negeri melalui program S-2 dan S-3 untuk bidang ilmu sosial,
dan ilmu pengembangan masyarakat; (5) Menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan (diklat) tenaga pelayanan sosial dan TKSM, pengembangan kurikulum,
analisis kebutuhan, standardisasi, dan peningkatan sarana/prasarana diklat; (6)
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi serta pengawasan terhadap pembiayaan
pembangunan kesejahteraan sosial di tingkat pusat dan daerah; (7) Menyusun profil
SDM dalam menunjang perencanaan dan pengembangan kapasitas SDM; dan (8)
Mengembangkan sistem legislasi kesejahteraan sosial.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melaksanakan pengkajian dan perumusan kebijakan publik tentang pembangunan
kesejahteraan sosial, ketahanan sosial masyarakat, pengembangan sistem
kesiapsiagaan menghadapi bencana dan konflik sosial, penanggulangan dampak
konflik sosial, serta kesadaran berbangsa dan bernegara; (2) Melaksanakan studi
kebijakan penanganan masalah-masalah sosial; dan (3) Menyelenggarakan sosialisasi
dan advokasi mengenai kebijakan-kebijakan yang telah dihasilkan dalam rangka
penanganan masalah-masalah sosial; (4) Melaksanakan penyerasian dan advokasi
kebijakan kesejahteraan rakyat termasuk Sistem Deteksi Dini Kerawanan Sosial
(SDDKS), kerukunan hidup umat antaragama, dan penanggulangan kemiskinan; dan
VIII – 17
(5) Menyelenggarakan kajian, analisis, pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pembangunan kesejahteraan rakyat.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melakukan pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dasar, dan
menyebarluaskan informasi tentang kebijakan program, potensi dan sumber, serta
permasalahan kesejahteraan sosial; (2) Meningkatkan kemampuan perencana
program dalam hal pengumpulan, pengolahan, penyajian data dasar mengenai
potensi dan sumber serta analisis masalah-masalah kesejahteraan sosial; dan (3)
Melakukan pengembangan jaringan sistem informasi dan komunikasi melalui media
cetak dan elektronik.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melakukan pengkajian dan perumusan konsep kebijakan strategis pembangunan
administrasi kependudukan tahun 2005-2009; (2) Menyusun kebijakan dan strategi
promosi pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, dan pengarahan mobilitas
penduduk dalam kerangka otonomi daerah; (3) Melakukan pengkajian dan
perumusan kebijakan tentang peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan
catatan sipil, serta kuantitas, kualitas, dan mobilitas penduduk; (4) Melakukan
penyempurnaan sistem pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan
informasi kependudukan melalui program rintisan penerbitan NIK termasuk
penerbitan dokumen penduduk; (5) Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM di
bidang manajemen dan pelayanan administrasi kependudukan; (6) Mempercepat
terbitnya UU Administrasi Kependudukan, UU Catatan Sipil, dan penyusunan RUU
Perlindungan Data Pribadi Penduduk, serta penyusunan tindak lanjut yang terkait
dengan peraturan kependudukan; (7) Melaksanakan supervisi, monitoring, dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang administrasi kependudukan; (8) Menyusun
pedoman perlindungan hak-hak anak, serta fasilitasi hak-hak anak melalui
kepemilikan dokumen administrasi kependudukan; (9) Melaksanakan sosialisasi dan
advokasi untuk mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam bidang
administrasi informasi kependudukan; (10) Melaksanakan fasilitasi penataan
kelembagaan administrasi kependudukan di daerah; (11) Merumuskan dan
menyelaraskan kebijakan perlindungan dan kesejahteraan anak, baik di tingkat
nasional maupun daerah; (12) Melakukan fasilitasi, advokasi, dan sosialisasi hak-hak
anak, Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) 2015, dan partisipasi anak
dalam perumusan kebijakan pembangunan di tingkat pusat dan daerah; (13)
Melakukan pengembangan kelembagaan yang mendukung kesejahteraan dan
perlindungan anak; (14) Mengembangkan sistem jaringan informasi di bidang
kesejahteraan sosial termasuk kesejahteraan dan perlindungan anak; (15) Melakukan
penyempurnaan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang kesejahteraan dan
perlindungan anak; dan (16) Menyelaraskan dan merumuskan kebijakan dan strategi
pembangunan kesejahteraan rakyat.
VIII – 18
1.12 Program Pemberdayaan Keluarga
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Menyelenggarakan advokasi, komunikasi, informasi, edukasi (KIE) dan konseling
bagi keluarga (suami dan isteri) tentang pola asuh dan tumbuh-kembang anak,
kebutuhan dasar keluarga, akses terhadap sumber daya ekonomi, peningkatan
kualitas lingkungan keluarga; dan peningkatan peran perempuan/isteri dalam proses
kehidupan keluarga; (2) Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
kewirausahaan melalui pelatihan teknis dan manajemen usaha terutama bagi keluarga
yang belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya; (3) Mengembangkan cakupan
dan kualitas kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
dan menyelenggarakan pendampingan/magang bagi para kader/anggota kelompok
UPPKS; dan (4) Mengembangkan cakupan dan kualitas kelompok bina keluarga bagi
keluarga dengan balita, remaja, dan lanjut usia.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melaksanakan promosi kesehatan reproduksi remaja, termasuk advokasi,
komunikasi, informasi, edukasi dan konseling bagi masyarakat, keluarga dan remaja;
(2) Penguatan dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan
program Kesehatan Reproduksi Remaja yang mandiri; (3) Peningkatan kualitas dan
cakupan pelayanan konseling dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
melalui pusat informasi dan konsultasi kesehatan reproduksi remaja; dan (4)
Menyelenggarakan sistem bimbingan dan monitoring program Kesehatan
Reproduksi Remaja.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Menyelenggarakan promosi dan pemenuhan hak-hak dan kesehatan reproduksi
termasuk advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan konseling bidang KB,
kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah-masalah
kesehatan reproduksi; (2) Menyediakan alat/obat kontrasepsi dan memberikan
pelayanan KB yang berkualitas, termasuk kontrasepsi mantap laki-laki dan
perempuan bagi keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I serta kelompok
rentan lainnya; (3) Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan KB dan
Kesehatan Reproduksi melalui pelayanan klinik KB pemerintah, Tim KB Keliling
(TKBK) serta pelayanan KB swasta; (4) Meningkatkan partisipasi laki-laki dalam
KB dan kesehatan reproduksi; (5) Meningkatkan jaminan dan perlindungan
pengguna kontrasepsi dengan prioritas pada penanggulangan efek samping dan
komplikasi; dan (6) Pelayanan pencabutan implan bagi keluarga Pra-Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I, serta kelompok rentan lainnya.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1) Pembinaan
kapasitas pengelola program KB di daerah; (2) Meningkatkan kemandirian
kelembagaan KB yang berbasis masyarakat melalui pemberdayaan Pembantu
Pembina KB Desa (PPKBD), Sub-PPKBD, kelompok KB dan institusi masyarakat
pedesaan/perkotaan (IMP) lainnya; (3) Meningkatkan promosi kemandirian
VIII – 19
masyarakat dalam ber-KB; (4) Melakukan pelatihan teknis dan bimbingan
manajemen bagi pengelola pelayanan Program KB Nasional; (5) Pembinaan
pendidikan dan pelatihan termasuk pembinaan pusat pelatihan KB internasional serta
pelatihan pengarusutamaan gender dalam Program KB nasional; (6) Peningkatan
dukungan manajemen program, termasuk pengembangan kebijakan Program KB
Nasional selaras dengan Pengembangan Kebijakan Pembangunan Kependudukan;
(7) Menyelenggarakan sistem informasi manajemen, mencakup penyediaan dan
pertukaran data informasi kependudukan, Keluarga Sejahtera, KB dan Kesehatan
Reproduksi, termasuk pengelolaan data mikro keluarga dan pengembangan teknologi
informasinya; dan (8) Melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan, serta
monitoring dan evaluasi operasional Program Pemberdayaan Keluarga, Kesehatan
Reproduksi Remaja, Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Remaja serta Program Penguatan Kelembagaan dan Jaringan KB.
2. Kebudayaan
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1) Menyusun
strategi kebudayaan yang komprehensif dan aplikatif; (2) Mengidentifikasi dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk memperkokoh jati diri
bangsa dan mengidentifikasi serta melakukan transformasi nilai-nilai tradisional
yang menghambat upaya-upaya untuk memperkokoh jati diri dan meningkatkan
kemampuan bangsa; (3) Memperkuat ikatan kebangsaan melalui pengelolaan
keberagaman budaya; (4) Menyusun konsep perlindungan terhadap hak cipta kolektif
budaya bangsa dan konsep pengelolaan industri budaya; (5) Memberdayakan dan
meningkatkan peran masyarakat dalam pelestarian dan pengembangan melalui
pemberian bantuan di bidang kebudayaan dan penyelenggaraan paket film
kompetitif; (6) Meningkatkan kualitas tenaga pengelola kebudayaan; (7)
Meningkatkan pengelolaan pelestarian aset budaya baik yang berupa non benda
(intangible) maupun benda (tangible); (8) Meningkatkan apresiasi dan pelembagaan
budaya melalui pengembangan sikap ilmiah yang mendorong pelestarian dan
pengembangan kebudayaan, dialog budaya melalui media massa termasuk media
tradisional, penghargaan terhadap media dan pelaku kebudayaan, melakukan strategi
pemasaran sosial melalui pengelolaan media untuk kebudayaan, meningkatkan
sistem pembiayaan di bidang kebudayaan; (9) Meningkatkan promosi kebudayaan;
(10) Mengembangkan kesenian dan dunia perfilman yang mendukung
pengembangan karakter bangsa; (11) Meningkatkan pemanfaatan media untuk
pengembangan kebudayaan; (12) Meningkatkan kesadaran sejarah dan pemahaman
makna berbangsa dan bernegara; (13) Pelestarian dan penyelamatan dokumen/arsip
sebagai memori kolektif bangsa; (14) Memperluas jangkauan pelayanan
perpustakaan melalui penyediaan sarana layanan dan pemanfaatan teknologi
informasi; (15) Melestarikan dan memanfaatkan bahan pustaka sebagai sumber
informasi nasional melalui peningkatan jumlah dan jenis bahan pustaka, termasuk
bahan pustaka elektronik/digital, perawatan dan pelestarian bahan pustaka,
pengelolaan dan pendayagunaan koleksi karya cetak dan karya rekam,
mengembangkan dan mendayagunakan naskah kuno (pustaka tertulis); (16)
Mengembangkan statistik penerbitan buku; (17) Meningkatkan minat baca
masyarakat melalui kampanye, lomba, pameran dan pemasyarakatan peran dan
VIII – 20
fungsi perpustakaan; (18) Membina dan mengembangkan kepustakaan melalui
pengembangan jaringan dan kerjasama perpustakaan, dan memberikan bantuan
sarana layanan; dan (19) Mempercepat penyusunan RUU perubahan UU No.5 Tahun
1992 Tentang Benda Cagar Budaya.
Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut di atas dilakukan pula
pengembangan informasi untuk mempermudah penyediaan informasi dalam
penentuan kebijakan baik di bidang kebudayaan dan perpustakaan. Selain itu dalam
rangka peningkatan kualitas pengelolaan aset kebudayaan termasuk perpustakaan
dilakukan pula pengembangan SDM bidang kebudayaan dan perpustakaan.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melakukan koordinasi, fasilitasi, dan advokasi pengintegrasian strategi
pengarusutamaan gender (PUG) ke dalam berbagai kebijakan dan program
pembangunan nasional, serta kaitannya dengan otonomi daerah termasuk
kelembagaan daerah; (2) Melakukan kajian dan fasilitasi penyempurnaan Undang-
undang Perpajakan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kependudukan, dan
Peraturan Daerah yang bias gender; (3) Melakukan kajian dalam rangka ratifikasi
konvensi internasional yang berkaitan dengan perempuan dan anak; (4) Melakukan
fasilitasi penyusunan naskah akademis RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, RUU
Anti Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dan RPP Pemberantasan Perdagangan
Orang; (5) Melakukan analisis gender dalam pemberitaan media massa; (6)
Melakukan koordinasi, advokasi, dan fasilitasi peningkatan produktivitas ekonomi
perempuan (PPEP), termasuk pengembangan model PPEP; dan (7) Melakukan kajian
dan pengembangan kebijakan pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan
HIV/AIDS, dan pasca DOM di propinsi NAD.
VIII – 21
LSM, organisasi keagamaan, dan organisasi kemasyarakatan, termasuk PKK dalam
PUG; (12) Meningkatkan pelayanan informasi bagi tenaga kerja perempuan di
beberapa bandar udara dan kawasan industri; (13) Melakukan PUG dalam program
pendidikan dan pelatihan instansi pemerintah, termasuk program pendidikan
berjenjang; dan (14) Melakukan KIE dan peningkatan kemampuan perempuan dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melaksanakan dan merumuskan pengkajian dan kebijakan pembangunan olahraga;
(2) Melaksanakan dan menyempurnakan pengkajian dan peraturan perundang-
undangan olahraga; (3) Melakukan kajian regionalisasi SLTP/SMU olahraga; (4)
Melakukan pengembangan sistem informasi keolahragaan; (5) Pemetaan dan analisis
pelaksanaan kewenangan wajib dan standar pelayanan minimal di bidang olahraga;
(6) Penyusunan indikator pembangunan olahraga (sport development index); (7)
Mengembangkan model-model pembinaan olahraga bagi masyarakat; dan (8)
Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan olahraga.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Menyelenggarakan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan konseling bagi
masyarakat berolahraga; (2) Mengembangkan pendidikan jasmani di sekolah dan
perguruan tinggi; (3) Mengembangkan minat olahraga di tempat kerja; (4)
Melaksanakan peningkatan kapasitas (capacity building) di bidang pembangunan
olahraga; (5) Mengembangkan olahraga rekreasi, olahraga lanjut usia, olahraga
penyandang cacat, dan olahraga tradisional; (6) Meningkatkan peran masyarakat,
dunia usaha, dan pemerintah daerah dalam mengembangkan prasarana dan sarana
olahraga; dan (7) Menyediakan ruang-ruang publik bagi masyarakat untuk
melaksanakan aktivitas olahraga.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melakukan identifikasi dan mengembangkan olahraga unggulan daerah; (2)
Melakukan identifikasi bakat dan potensi pelajar dalam olahraga; (3) Melakukan
pembinaan dan pembibitan olahragawan berbakat berdasarkan cabang olahraga
prioritas daerah melalui wadah-wadah pembinaan; (4) Melakukan pelatihan guru
pendidikan jasmani dan penilik olahraga; (5) Menyelenggarakan kompetisi olahraga
bagi pelajar; (6) Menyediakan prasarana dan sarana olahraga di sekolah; (7)
Melaksanakan KIE dan advokasi bagi olahragawan berbakat; (8) Memberikan
penghargaan bagi insan olahraga yang berdedikasi dan berprestasi; dan (9)
Melakukan pembinaan manajemen organisasi olahraga.
VIII – 22
4.4 Program Peningkatan Prestasi Olahraga
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melakukan pembinaan cabang olahraga prestasi prioritas di tingkat daerah dan
nasional; (2) Mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan keahlian serta
melakukan penempaan mental atlet; (3) Meningkatkan jaminan kesejahteraan bagi
masa depan atlet, pelatih, dan teknisi olahraga; (4) Menyelenggarakan dan mengikuti
kompetisi olahraga secara teratur dan berjenjang pada tingkat daerah, nasional, dan
internasional yang berkesinambungan baik bagi pelajar, mahasiswa maupun
masyarakat untuk tiap cabang olahraga maupun multi-event; (5) Memberdayakan
Diklat Olahragawan SLTP/SMU Negeri Ragunan dalam rangka peningkatan prestasi
olahraga pelajar; (6) Membentuk dan membina Pusat Pendidikan dan Latihan
Olahraga Mahasiswa (PPLM); (7) Mendidik dan melatih atlet pelajar, mahasiswa
termasuk atlet penyandang cacat sampai pada tingkat nasional dan internasional; (8)
Memberdayakan dan meningkatkan kualitas manajemen organisasi olahraga prestasi
prioritas di tingkat daerah dan nasional; (9) Menyelenggarakan pelatihan olahraga
bagi pembina, pelatih dan wasit dalam rangka peningkatan jumlah dan kualitasnya;
dan (10) Meningkatkan kepedulian masyarakat dan dunia usaha mengenai
pentingnya dukungan pendanaan olahraga terutama olahraga prestasi.
Kegiatan pokok program ini pada tahun anggaran 2004 adalah: (1)
Melakukan kajian kebijakan yang mendukung upaya pemberdayaan pemuda dalam
pembangunan; (2) Melaksanakan pengkajian untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan di bidang kepemudaan; dan (3) Mengintegrasikan kebijakan
pembangunan kepemudaan secara terpadu baik di tingkat nasional maupun daerah.
VIII – 23