Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FAKTOR DOMINAN PEMBANGUNAN NASIONAL

NAMA KELOMPOK:
ASTRID KARTIKANINGRUM
DESI LUSIANA PUTRI
DEVI AMELIA
IANAH
IIS TRIWULAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN
STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan
kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta memperhatikan tantangan perkembangan global (Tap. MPR No.
IV/MPR/1999). Dalam mengimplementasikan Pembangunan Nasional senantiasa
mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk
mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,
maju, serta kokoh, baik kekuatan moral maupun etika bangsa Indonesia.

Pengalaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain mencakup tanggung
jawab bersama dari semua golongan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa secara bersama-sama meletakkan landasan spiritual, moral, dan
etik yang kukuh bagi pembangunan nasional.
Pengalaman Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara lain mencakup
poeningkatan martabat serta hak dan kewajiban asasi warga Negara serta
penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi.
Pengalaman Sila Persatuan Indonesia antara lain mencakup peningkatan
pembinaan bangsa di semua bidang kehidupan manusia, masyarakat, bangsa
dan Negara sehingga rasa kesetiakawanan semakin kuat dalam ragnka
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
Pengalaman Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan anatara lain mencakup upaya makin
menumbuhkan dan mengembangkan system politik Demokrasi Pancasila yang
makin mampu memelihara stabilitas nasional yang dinamis.
Pengalaman Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia antara lain
mencakup upaya untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan. Berdasarkan pokok
pikiran diatas, maka hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman pembangunan
nasional. Pembangunan nasional dilaksanakan merata diseluruh tanah air dan
tidak hanya untuk satu golongan atau sebagian dari masyarakat, tetapi untuk
seluruh masyarakat.
Keseluruhan semangat arah dan gerak pembangunan dilaksanakan sebagai
pengalaman semua sila Pancasila secara serasi dan sebagai kesatuan yang utuh,

yang meliputi :Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana,


menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu
peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang
sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju. Pembangunan
nasional adalah pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat dilaksanakan semua
aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik, ekonomi, social-budaya dan
aspek pertahanan keamanan dengan senantiasa harus merupakan perwujudan
Wawasan Nusantara serta memperkukuh Ketahanan Nasional yang
diselenggarakan dengan sasaran jangka panjang yang ingin diwujudkan.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa Faktor dominan pembangunan nasional ?

BAB II
PEMBAHASAN

Faktor factor dominan yang mempengaruhi dalam pembangunan


nasional meliputi :
a. Dalam pembangunan kependudukan dan keluarga berencana ,
jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat meskipun
laju pertumbuhannya semakin menurun. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk
(SP) 1990 dan 2000, jumlah penduduk Indonesia sebesar 179,4 juta jiwa dan
206,2 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen
pada periode 1990-2000, atau lebih rendah dari laju pertumbuhan penduduk
periode 1980-1990 (1,97 persen). Keberhasilan dalam pengendalian
pertumbuhan penduduk ditunjukkan dengan menurunnya tingkat kelahiran
yang cukup bermakna. Pada tahun 1997, angka kelahiran total (TFR)
diperkirakan 2,8 anak per wanita usia reproduksi, dan telah turun menjadi 2,6
anak pada tahun 2002 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia-SDKI,
2002). Penurunan TFR ini antara lain merupakan akibat dari meningkatnya
pemakaian alat kontrasepsi (prevalensi) pada pasangan usia subur. Angka
prevalensi 57 persen pada tahun 1997, telah meningkat menjadi 60 persen
pada tahun 2002 (SDKI 2002-03). Guna penataan dan pengembangan sistem
informasi administrasi kependudukan, telah dilakukan ujicoba di 13
Kabupaten/Kota di 6 propinsi (Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.

Yogyakarta, Bali, dan Sulawesi Utara). Di samping itu, telah disusun dukungan
peraturan perundang-undangan berupa penyusunan RUU Administrasi
Kependudukan dan naskah akademis perlindungan data pribadi penduduk.

Permasalahan dan tantangan yang masih dihadapi di bidang kependudukan


dan keluarga berencana antara lain adalah masih tingginya kenaikan jumlah
penduduk secara absolut. Meskipun telah terjadi penurunan fertilitas yang
cukup bermakna, namun secara absolut pertambahan penduduk Indonesia
meningkat sekitar 3 sampai 4 juta jiwa per tahun. Apabila penanganan
masalah kependudukan tersebut tidak ditangani dengan baik, maka dapat
berakibat pada semakin beratnya upaya pemenuhan pelayanan sosial dasar
penduduk. Demikian pula, menurunnya tingkat kelahiran telah membawa
perubahan pada struktur penduduk menurut kelompok umur. Proporsi
penduduk usia muda telah menurun, penduduk usia produktif meningkat, dan
penduduk usia lanjut juga meningkat. Sebagai dampaknya, rasio beban
ketergantungan menurun dan struktur penduduk Indonesia cenderung
semakin menua. Sementara itu, tertib administrasi kependudukan belum
dilaksanakan secara menyeluruh.

Tindak lanjut yang diperlukan antara lain adalah: meningkatkan hasil dari
pelaksanaan pemberdayaan keluarga melalui pembinaan usaha ekonomi
produktif keluarga; peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan advokasi,
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dan konseling; meningkatkan akses
dan kualitas pelayanan; peningkatan partisipasi pria dalam ber KB serta
peningkatan partisipasi dan kemandirian masyarakat agar program dapat
dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien, mempercepat terbitnya UU
Administrasi Kependudukan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat
melalui sosialisasi dan advokasi dalam bidang administrasi informasi
kependudukan.

Dalam pembangunan kebudayaan, hasil yang dicapai program


pelestarian dan pengembangan kebudayaan antara lain: (1)
penyelenggaraan temu budaya dan dialog budaya; (2) penyebarluasan
informasi budaya; (3) penulisan sejarah Indonesia; (4) penyelenggaraan
festival seni pertunjukan; (5) pengiriman misi kesenian ke luar negeri; (6)
pemugaran dan pemeliharaan Benda Cagar Budaya; (7) pembangunan
lanjutan Museum Nasional; (8) bantuan kepada organisasi/lembaga seni dan
budaya; (9) pembinaan perfilman nasional; (10) preservasi dan alih media
pustaka langka; dan (11) pengembangan minat baca masyarakat.

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan kebudayaan


adalah ketahanan budaya yang masih rentan, antara lain ditinjau dari
disorientasi tata nilai, keterbatasan sikap kritis terhadap nilai budaya, krisis
identitas, dan lemahnya kemampuan dalam mengelola keragaman budaya.
Rapuhnya ketahanan budaya dapat mengancam integrasi bangsa dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara itu, globalisasi telah
mengakibatkan masuknya arus informasi yang sangat beragam dan nyaris
tanpa batas dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap budaya bangsa
menjadi semakin rentan.

Untuk menjawab permasalahan dan tantangan tersebut, kebijakan


pembangunan kebudayaan diarahkan pada upaya sebagai berikut: (1)
mengembangkan dan membina kebudayaan nasional bangsa Indonesia yang
bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang
mengandung nilai-nilai universal termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanya kerukunan hidup
bermasyarakat dan membangun peradaban bangsa; (2) merumuskan nilainilai kebudayaan Indonesia, sehingga mampu memberikan rujukan sistem
nilai terhadap totalitas perilaku kehidupan ekonomi, politik, hukum dan
kegiatan kebudayaan dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional dan
peningkatan kualitas berbudaya masyarakat; (3) mengembangkan sikap kritis
terhadap nilai-nilai budaya dalam rangka memilah-milah nilai budaya yang
positif dan serasi untuk menghadapi tantangan pembangunan bangsa di masa
depan; (4) mengembangkan kebebasan berkreasi dalam berkesenian untuk
mencapai sasaran sebagai pemberi inspirasi bagi kepekaan rasa terhadap
totalitas kehidupan dengan tetap mengacu pada etika, moral, estetika dan
agama, serta memberikan perlindungan dan penghargaan terhadap hak cipta
dan royalti bagi pelaku seni dan budaya; (5) mengembangkan dunia perfilman
Indonesia secara sehat sebagai media kreatif yang memuat keberagaman
jenis kesenian untuk meningkatkan moralitas agama serta kecerdasan
bangsa, pembentukan opini publik yang positif dan peningkatan nilai tambah
secara ekonomi; (6) melestarikan apresiasi nilai kesenian dan kebudayaan
tradisional serta menggalakkan dan memberdayakan sentra-sentra kesenian
untuk merangsang berkembangnya kesenian nasional yang lebih kreatif dan
inovatif, sehingga menumbuhkan rasa kebanggaan nasional; dan (7)
menjadikan kesenian dan kebudayaan tradisional Indonesia sebagai wahana
bagi pengembangan pariwisata nasional dan mempromosikannya ke luar
negeri secara konsisten sehingga dapat menjadi wahana persahabatan
antarbangsa.
b. WILAYAH BERCIRIKAN KELAUTAN

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kebijakan kelautan nasional


haruslah meliputi paling tidak beberapa faktor penting sebagai berikut:
1. Menyiapkan kemampuan untuk menggunakan kekuatan militer dalam
menangkal atau mengalahkan setiap ancaman atau serangan terhadap
wilayahnya, termasuk wilayah laut, masyarakatnya, maupun kepentingan
nnasional Indonesia di laut, baik pada masa damai atau perang.
2. Menyiapkan kemampuan memproyeksikan pengaruhnya pada wilayah laut
vital strategis, untuk mendukung tujuan nasional, politik, ekonomi dan
keamanan.
3. Menyiapkan kemampuan menegakkan kedaulatan dan hukum di laut dan
menjamin tercapainya keteraturan dan stabilitas di wilayah laut dalam
yurisdiksinya.
4. Menyiapkan kemampuan bantuan maritim termasuk penanggulangan
bencana dan operasi SAR di wilayah maritim yang menjadi tanggung
jawabnya.
5. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menggunakan laut baik
sebagai ruang dalam mendukung transportasi maupun memanfaatkan isinya
sebagai sumber daya kelautan hayati, nabati maupun mineral dan energy
serta semua komoditas yang terkandung di dalam laut untuk kemakmuran
masyarakat.
6. Memanfaatkan posisi strategis Indonesia dalam perdagangan dunia untuk
mengambil manfaat bagi penyiapan pelabuhan berkelas dunia serta fasilitas
pelayanan jasa yang berhubungan dengan hal tersebut.

C.

SUMBER DAYA ALAM YANG MELIMPAH


faktor sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sangat
menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu Negara. Sumber daya
alam yang dimiliki oleh suatu Negara merupakan anugerah yang perlu
disyukuri, sebab tidak semua Negara memiliki kekayaan sumber daya alam
yang melimpah dan lengkap.Sumber daya alam seperti hutan dengan segala
isinya, hasil pertambangan sudah sewajarnya digunakan untuk kepentingan
dan kemakmuran masyarakatnya.
Dalam konsep pembangunan yang berkelanjutan, sumber daya alam yang
memiliki nilai ekonomis tinggi hendaknya tidak dieksploitasi. Sebab
keberadaannya perlu dipikirkan untuk generasi yang akan datang. Jangan
sampai hasil hutan dijarah habis sehingga mengakibatkan hutan gundul dan
pada gilirannya dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.Oleh karena itu
pengelolaan sumber daya alam haruslah dilakukan secara bertanggung
jawab.Artinya harus dilakukan secara bijaksana untuk melestarikan
persediaan sumber daya alam tersebut, sehingga generasi sekarang dan
mendatang dapat menikmatinya.

Pengelolaan sumber daya alam haruslah sedemikian rupa, sehingga sumber


daya alam itu selalu dapat ditingkatkan persediaannya melalui usaha
eksplorasi dan eksploitasi, peningkatan efisiensi proses produksi serta dengan
bantuan teknologi untuk dapat meningkatkan proses daur ulang. Berdasarkan
hal tersebut diatas, dalam pengelolaan sumber daya alam diperlukan suatu
kebijakan yang bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai