Anda di halaman 1dari 35

•DARYATMO, S.IP.

•MARSDYA TNI (PURN)


•SEKJEN DPP IKAL-LEMHANNAS

1
PERAN ALUMNI
KEBANGSAAN SEBAGAI
KATALISATOR
PEMBANGUNAN NASIONAL
(dengan pendekatan Ketahanan Nasional)
• TEMA, YANG SEKALIGUS DIJADIKAN
JUDUL, TERDAPAT 3 (TIGA) VARIABLE :
- PERAN (ALUMNI KEBANGSAAN)

PERAN ALUMNI - KATALISATOR


KEBANGSAAN - PEMBANGUNAN NASIONAL
SBG KATALISATOR
PEMBANGUNAN • PERAN (SINONIM), TUGAS, DHARMA,
NASIONAL KEWAJIBAN, BEBAN, PEKERJAAN DLL.
• KATALISATOR (SINONIM),
MENINGKATKAN KECEPATAN UTK
MENCAPAI KESEIMBANGAN
Peran Alumni Kebangsaan
Sebagai Katalisator Dalam
Pembangunan Nasional = Tugas
atau Dharma Alumni Kebangsaan
Dalam Mempercepat Tujuan
Nasional Melalui Pembangunan
Nasional.
Pembangunan Nasional
merupakan usaha bersama dalam
meningkatkan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia secara
berkelanjutan dengan
memanfaatkan Ilpengtek dan
memperhatikan tantangan global
• Usaha Bersama : merata di seluruh
lapisan masyarakat dan di seluruh tanah
air.

• Mengingat, pembangunan nasional itu


merupakan usaha bersama yang harus
merata, Alumni kebangsaan yang
kelahirannya ditujukan untuk
berkontribusi kpd bangsa dan negara,
maka merasa terpanggil untuk terlibat
secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembangunan nasional.
Ruang lingkup pembahasan Pembangunan
Nasional ini difokuskan aspek SDM dengan
pendekatan Ketahanan Nasional, yang
disusun dengan tata urut, sebagai berikut :
• Pendahuluan
• Makna Pembangunan Nasional
• Eksistensi Alumni Kebangsaan
Lemhannas
• Sekilas Perjalanan Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara
• Ketahanan Nasional
• Peran Alumni Kebangsaan Sebagai
Katalisator
• Kesimpulan
• Penutup
Makna Pembangunan Nasional
1. Pembangunan nasional dilaksanakan
sebagai upaya bersama untuk mewujudkan
tujuan nasional, yaitu melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial, yang meliputi semua aspek
kehidupan bangsa, ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan Hankam.
2. Tahun 2045, Indonesia diprediksi akan
mengalami bonus demografi, ditandai dengan
banyaknya jumlah angka usia produktif yang
apabila ditangani dengan sistematis, terarah dan
konsisten, maka akan menjadi masa keemasan
bagi Indonesia.
3. Namun, sebaliknya bila gagal menangani bonus
demografi tersebut, Indonesia akan kebanjiran
pengangguran, mengingat jumlah usia
produktif itu mencapai 60 %-70%. Karena itu,
pengembangan kualitas manusia melalui
pendidikan dan pelatihan menjadi penting
bahkan mutlak harus dilakukan, disamping
memperluas pasar tenaga kerja, mengelola
pertumbuhan populasi dan meningkatkan
tingkat kesehatan penduduk.

PEMBANGUNAN NASIONAL ADALAH PENGAMALAN PANCASILA

Pengamalan sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, untuk meletakkan


landasan spiritual, moral dan etik yang kokoh.

Pengamalan sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, yaitu untuk
meningkatkan martabat serta hak dan kewajiban azasi warga negara serta
penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka bumi.

Pengamalan sila ketiga, Persatuan Indonesia, yaitu untuk mempersatukan


rasa kesetiakawanan dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan
bangsa.
PEMBANGUNAN NASIONAL ADALAH PENGAMALAN PANCASILA

Pengamalan sila keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan /Perwakilan, antara lain untuk menumbuhkan dan
mengembangkan sistem politik demokrasi Pancasila, yaitu konsep demokrasi
berlandaskan nilai Pancasila.

Pengamalan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, yaitu
untuk mengembangan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam sistem ekonomi
berdasar asas kekeluargaan.

.
• Demokrasi Pancasila, kedaulatan
rakyat adalah prinsip utama yang
dijunjung tinggi.

• Prinsip ini menegaskan bahwa


kekuasaan politik berada di tangan
rakyat dan rakyat memiliki hak
untuk memilih pemimpin melalui
proses Pemilu yang demokratis.
Ciri Demokrasi Pancasila
1) Mendasarkan kepada nilai Pancasila
2) Kedaulatan rakyat, sebagai prinsip utama
3) Keberagaman dan toleransi, pengakuan terhadap keberagaman sosial, budaya dan agama di Indonesia.
4) Gotong royong, mendorong masyarakat untuk Kerjasama dalam mencapai tujuan bersama, baik dalam
pembangunan maupun dalam menjaga keharmonisan sosial.
5) Perlindungan hak-hak azsi manusia. Bahwa setiap manusia memiliki hak dasar yang harus dihormati dan
dilindungi, termasuk hak kebebasan berpendapat, berekspresi, hak untuk berorganisasi dan hak memeluk
agama yang diyakini.
6) Partisipasi publik. Mendoromg partisipasi masyarakat dalam proses politik dan pengambilan keputusan.
7) Sistem ketatanegaraan, melibatkan sistem ketatanegaraan yang menjunjung tinggi prinsip pembagian
kekuasaan antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
EKSISTENSI ALUMNI
KEBANGSAAN
• Para Alumni kebangsaan pada umumnya keinginan mengikuti pendidikannya
atas dorongan kuat dari dirinya sendiri, sehingga sedari awal para Alumni
meniatkan diri memberikan yang terbaik yang dimiliki untuk bangsa dan negara.

• Para Alumni adalah kader bangsa yang terdidik, berpengalaman dan berkarakter,
sehingga diyakini mampu menjadi contoh teladan, motivator, penggerak
sekaligus katalisator keutuhan bangsa dan pembangunan nasional. Para
alumni kebangsaan juga kader bangsa yang memiliki watak pejuang dan
berwawasan kebangsaan yang tidak diragukan lagi kesetiannya kepada
Pancasila, UUD 1945 dan cita-cita Proklamasi kemerdekaan Ri tahun 1945.
• Jumlah Alumni mencapai puluhan ribu dan akan terus bertambah dari tahun
ke tahun yang tersebar di seluruh kota Provinsi bahkan Kabupaten/Kota.
Jumlah yang demikian banyak dengan sebaran di seluruh kota Indonesia, para
Alumni Ikabnas akan dapat berperan lebih banyak. Disinilah pentingnya
Ikabnas berkerjasama dan berkoordinasi dengan seluruh kepengurusan DPD
dan DPA IKAL-Lemhannas, karena para Alumni pemantaban kebangsaan yang
berada di daerah telah masuk dalam kepengurusan DPD.

• Alumni kebangsaan umumnya masih berusia muda, sangat enerjik dan


memiliki jaringan luas, yang sangat memungkinkan bergerak dan bertindak
cepat dan dinamis. Dengan kondisi seperti itu, saya meyakini Ikabnas tidak
akan pernah kehabisan energi untuk menggerakkan organisasinya dalam
pembangunan nasional, dengan syarat para Alumnus yang tergabung dalam
Ikabnas harus solid.
SEKILAS PERJALANAN KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA

Sejak Kemerdekaan 17 Agustus 1945, atau 78 tahun kehidupan berbangsa dan bernegara, kepemimpinan
nasional sudah beralih hingga Presiden ke-7 dan sebentar lagi Pemilihan Umum untuk memilih Presiden ke-8
pada tahun 2024. Harus kita akui bahwa amanat Proklamasi yang tertera jelas pada Pembukaan UUD 1945,
dimana ada 4 Tujuan Nasional seperti yang telah dijelaskan diatas.

Perjalanan masa kemerdekaan kita tidak berjalan baik-baik saja, dari masa ke masa selalu ada AGHT yang
tidak hanya kecil bahkan kadangkala mengarah pada instabilitas bahkan disintegrasi atau perpecahan.
Berbagai Lembaga Peneliti level strategis mencatat gejala melemahnya kerukunan masyarakat karena
faktor identitas, politik dan ideologi, sebagai dampak dari proses politik beberapa tahun belakangan.

Disamping itu faktor external juga menjadi pemicu seperti Perang Rusia dan Ukrania yang berdampak pasokan
pangan dan energi hingga ke Indonesia. Demikian pula Perang Israel dan Palestina yang melukai rasa
kemanusiaan, yang tentu melukai pula rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab bangsa Indonesia yang
merupakan sila kedua dari dasar negara kita Pancasila.
SEKILAS (lanjutan…)

Dalam kondisi-kondisi yang bervariasi dalam kendali kita maupun diluar kendali Negara, tentu berpengaruh
pula pada suasana kebatinan Bangsa dan Rakyat Indonesia. Keadaan ini tentu harus kita waspadai, karena
banyak aktor luar yang boleh jadi menginginkan Indonesia jatuh dan hancur berkeping. Terlalu banyak
alasan bagi luaran menginginkan Indonesia pecah, karena Indonesia kaya sumberdaya alamnya dan
beraneka, sementara sumberdaya alam ditempat lain mulai terancam penurunan produksi.

Sebagai bangsa yang ratusan tahun didera penjajahan, dan dalam masa kemerdekaan masih harus
menghadapi berbagai bentuk pengkhianatan dan pemberontakan bahkan separatisme, maka tidak ada
pilihan bagi anak Bangsa yang setia pada Proklamasi Kemerdekaan RI 1945 untuk tetap teguh bersatu
menjawab tantangan, mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Kita tidak melihat besar atau kecilnya ancaman,
tetapi kita harus punya tekad untuk tidak memberi ruang dan kesempatan terjadinya disharmoni sosial
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
KETAHANAN • Untuk tetap memungkinkan
berjalannya pembangunan nasional,
NASIONAL dan agar selalu terelakkan dari AGHT,
baik yang timbul dari dalam maupun
luar, maka pembangunan nasional
diselenggarakan melalui pendekatan
ketahanan nasional yang
mencerminkan keterpaduan semua
aspek kehidupan bangsa secara utuh
dan menyeluruh.
• Kondisi mental bangsa Indonesia yang
berlandaskan keyakinan dan
kebenaran ideologi Pancasila yang
KETAHANAN mengandung kemampuan
menggalang dan memelihara
DI BIDANG persatuan dan kesatuan nasional
IDEOLOGI untuk menangkal penetrasi ideologi
asing dan nilai-nilai yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa.
Kondisi kehidupan politik bangsa yang
berlandaskan demokrasi Pancasila dan
KETAHANAN UUD 1945, yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas
DI BIDANG politik yang sehat dan dinamis.
POLITIK
• Kondisi kehidupan perekonomian bangsa
yang berlandaskan demokrasi ekonomi
Pancasila, yang mengandung kemampuan
KETAHANAN memelihara stabilitas ekonomi yang sehat
DI BIDANG dan dinamis serta menciptakan
kemandirian ekonomi nasional dengan
EKONOMI daya saing tinggi dan mewujudkan
kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
Kondisi kehidupan sosial budaya yang
dijiwai kepribadian nasional berdasar
Pancasila yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan
kehidupan sosial budaya manusia dan
KETAHANAN masyarakat Indonesia yang beriman dan
DI BIDANG bertaqawa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
SOSIAL rukun bersatu, cinta tanah air, berkualitas,
maju dan sejahtera dalam kehidupan yang
BUDAYA serba selaras, serasi dan seimbang serta
kemampuan menangkal budaya asing.

CATATAN
• KEHIDUPAN YANG SERBA
SELARAS, SERASI DAN
SEIMBANG ITU DIKANDUNG
MAKSUD BAHWA
HUBUNGAN ANTAR SESAMA
MANUSIA, BAIK SEBAGAI
INDIVIDU MAUPUN
KELOMPOK MASYARAKAT
DAPAT SEIRING SEJALAN,
SATU PEMAHAMAN DAN
BERLANGSUNG SECARA ADIL.
• Kondisi daya tangkal bangsa yang
dilandasi kesadaran bela negara seluruh
rakyat yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas pertahanan
KETAHANAN keamanan negara yang dinamis,
DI BIDANG mengamankan pembangunan dan hasil-
HANKAM hasilnya, serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan
menangkal segala bentuk ancaman.
Keberhasilan
pembangunan nasional
akan meningkatkan
ketahanan nasional dan
untuk selanjutnya
ketahanan nasional yang
tangguh akan lebih
mendorong pembangunan
nasional.
Peran Sebagai
Katalisator
• Terlalu banyak peran yang dapat dilakukan,
bila para alumni kebangsaan berkeinginan
ikut ambil bagian dalam pembangunan
nasional, tak terkecuali perannya dalam
meningkatkan SDM unggul dalam
menyongsong era bonus geografi.
• Tentu saja peran serta yang diambil
disesuaikan dengan cirikhas dan budaya
organisasi yang menanungi. Seperti
Webinar tentang pembangunan nasional
yang dilaksanakan ini sangat relevan
dengan keberadaan alumni.
Para alumni yang tersebar di • Menjadi katalisator dalam menggalang
seluruh kota Provinsi hingga dan memelihara persatuan dan
Kabupaten/kota hendaknya kesatuan Masyarakat Indonesia
mampu dan bersedia khususnya kaum muda, guna
mengintegrasikan diri dengan menangkal penetrasi ideologi asing dan
lingkungan, baik lingkungan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
Pemerintah, swasta, organisasi kepribadian bangsa. Kaum muda yang
pemuda, organisasi masyarakat nantinya akan menjadi pimpinan
untuk secara bersama-sama nasional, sedari awal harus diberikan
ambil bagian dalam contoh pemimpinnya untuk
pembangunan nasional di di mengaktualisasikan nilai-nilai
semua aspek kehidupan : Pancasila.
• Menjadi katalisator dalam memelihara
stabilitas politik yang sehat dan
dinamis. Memelihara stabilitas politik
di era sekarang, sungguh beda dengan
upaya memelihara stabilitas politik di
masa lalu, karena adanya kemajuan
teknologi informasi. Apa yang terjadi

Peran
dalam proses politik langsung
diketahui masyarakat luas secara real

Sebagai
time. Para Alumni kebangsaan, yang
telah memperoleh pengetahuan
kebangsaan di Lemhannas dan
Katalisator pengalaman yang diperoleh di berbagai
penugasan hendaknya menjadi garda
terdepan dalam memberi contoh
perilaku politik di tengah masyarakat,
mengingat proses politik saat ini masih
hanya procedural ketimbang
substantial. Kondisi seperti ini belum
ideal bagi kaum muda Indonesia.
• Menjadi katalisator dalam memelihara
stabilitas ekonomi yang sehat dan
dinamis serta memberikan dukungan
dalam menciptakan kemandirian
Peran ekonomi nasional. Tidak kalah
pentingnya, para Alumni kebangsaan
Sebagai Lemhannas sedapat mungkin bisa
bekerjasama dengan pemiliki modal
Katalisator untuk membuka peluang kerja,
sehingga resiko angka pengangguran
yang dikhawatirkan membludak akan
terminimalisir.
Menjadi katalisator dalam membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial budaya
manusia dan masyarakat Indonesia yang
beriman dan betaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Para alumni libatkan diri dalam
mempengaruhi masyarakat untuk hidup rukun,
bersatu, cinta tanah air, berkehidupan yang
selaras, serasi dan seimbang.

Peran •Pemimpin diharapkan mampu


memberi contoh ketauladanan kepada

Sebagai
masyarakat dalam hal kedisiplinan
menjalani kehidupan dan ketaatan
menjalankah ibadah sesuai agamanya

Katalisator masing-masing. Bagi kaum muda,


leadership is example, dalam artian cukup
memberikan contoh yang baik, tidak
perlu banyak bicara apalagi instruksi. Bila
melihat kehidupan sosial politik seperti
saat ini, para elite diharapkan adanya
satunya kata dengan perbuatannya.

• Menjadi katalisator dalam upaya bela
negara sesuai ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku.
Dalam kaitan ini seluruh Alumni
kebangsaan dimanapun bertugas dan
berada, hendaknya dapat mengajak
Peran anggota masyarakat khususnya kaum
muda untuk bekerjasama menjaga
Sebagai kedaulatan, keutuhan wilayah serta
keselamatan bangsa dan negara. Ingat,
Katalisator bela negara bagi kaum muda Indonesia
adalah kehormatan yang harus
dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada bangsa dan
negara.
KESIMPULAN
• Bahwa pembangunan nasional itu merupakan
pengamalan Pancasila dan juga merupakan usaha
bersama (pemerintah/negara dan masyarakat) untuk
menuju bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Membangun sebuah bangsa, umumnya terdapat
Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangannya
(AGHT).


• Agar terhindar dari AGHT tersebut, maka pembangunan nasional diselenggarakan
melalui pendekatan ketahanan nasional yang meliputi semua aspek kehidupan
bangsa yaitu ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan Hankam.
• Sebagai usaha bersama, maka Alumni kebangsaan yang berhimpun di organisasi
Ikabnas, merasa terpanggil untuk ikut berperan sebagai katalisator dalam
pembangunan nasional. Keberadaan Alumni kebangsaan dalam mengintegrasikan
diri dalam pembangunan nasional, sudah menjadi takdirnya, mengingat kelahiran
Ikabnas memang sengaja untuk menebar kebaikan khususnya dalam memberikan
yang terbaik kepada bangsa dan negara tercinta Indonesia.
• Bila para Alumni kebangsaan mampu menjalankan peran sebagai
katalisator pembangunan nasional yang dalam hal ini
dititikberatkan pemangunan SDM, maka itu artinya Alumni
kebangsaan telah ikut andil menyongsong bonus demografi
untuk menuju masyarakat Indonesia yang maju, adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
PENUTUP
• Demikian makalah tentang Peran Ikabnas
Sebagai Katalisator Pembangunan Nasional
ini dibuat, sebagai masukan dalam Webinar
yang diselenggarakan Ikabnas dalam rangka
menyongsong era bonus demografi tahun 2045.
Semoga bermanfaat. Aamiin

Anda mungkin juga menyukai