Anda di halaman 1dari 43

ANALISA SWOT UKP, KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM

1. Loket dan RM
a. IFAS
Strength Weaknes
1. Loket puskesmas melayani pasien 1. Petugas RM hanya ada 2 orang
BPJS dan non BPJS dengan RM dan rata-rata pasien per
2. Loket puskesmas melayani sesuai harinya yang banyak sehingga
antrian dapat menambah jam kerja bagian
3. Terdapat antrian khusus bagi pasien RM
poli umum, poli KIA, dan gawat 2. Belum ada panduan alur masuk
darurat yang dapat diketahui dan
4. RM disusun menurut nomor memudahkan semua pengunjung
urutnya
5. Memiliki ruangan RM tersendiri
6. Memiliki kotak RM sendiri untuk
setiap urutan untuk memudahkan
pencarian

b. EFAS
Opportunity Threat
1. Bagian RM memiliki aplikasi serah terima RM yang -
memudahkan bagian RM
2. Bagian loket memiliki aplikasi tersendiri yang dapat
memudahkan
3. Jumlah peserta terdaftar mulai Januari 2019 hingga 19
Desember 2019 adalah sebanyak 26.453 peserta
4. Letak loket pendaftaran yang strategis sehingga dapat
langsung dijangkau pengunjung

c. Matriks EFAS dan IFAS


EFAS Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
IFAS
Peluang 1. Memaksimalkan 1. Membuat panduan alur
(Opportunity) penggunaan aplikasi RM masuk dan ditempatkan di
untuk meningkatkan lokasi yang strategis pada
layanan bagian pendaftaran dalam
2. Memaksimalkan bentuk poster atau
penggunaan aplikasi flipchart duduk
pendaftaran pengunjung 2. Memaksimalkan
untuk meningkatkan penggunaan aplikasi RM
layanan untuk efektivitas waktu
3. Merapikan penyusunan RM
sesuai aplikasi untuk
efektivitas waktu
Ancaman - -
(Threat)

d. Analisis SWOT
No Unsur Manajemen Bobot Rating Bobot x Rating
Strength
1. Loket puskesmas melayani pasien (S-W)
0,2 4 0,8
BPJS dan non BPJS 3,55-
2. Loket puskesmas melayani sesuai 3,5 =
0,15 3 0,45
antrian 0,05
3. Terdapat antrian khusus bagi pasien
poli umum, poli KIA, dan gawat 0,15 4 0,6
darurat
4. RM disusun menurut nomor urutnya 0,1 4 0,4
5. Memiliki ruangan RM tersendiri 0,15 2 0,3
6. Memiliki kotak RM sendiri untuk
setiap urutan untuk memudahkan 0,25 4 1
pencarian
Total 1 - 3,55
Weakness
1. Petugas RM hanya ada 2 orang
dengan RM dan rata-rata pasien per
0,5 4 2
harinya yang banyak sehingga dapat
menambah jam kerja bagian RM
2. Belum ada panduan alur masuk yang
dapat diketahui dan memudahkan 0,5 3 0,15
semua pengunjung
Total 1 3,5
Opportunity
1. Bagian RM memiliki aplikasi serah (O-T)
terima RM yang memudahkan 0,2 3 0,6 3,4
bagian RM
2. Bagian loket memiliki aplikasi
0,2 3 0,6
tersendiri yang dapat memudahkan
3. Jumlah peserta terdaftar mulai
Januari 2019 hingga 19 Desember 0,1 2 0,2
2019 adalah sebanyak 26.453 peserta
4. Letak loket pendaftaran yang
strategis sehingga dapat langsung 0,5 4 2
dijangkau pengunjung
Total 1 3,4

e. Diagram Layang

Interpretasi: Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa penilaian bagian


loket dan RM berada pada kuadran I yang mendukung strategi agresif. Hal ini
dapat dikatakan bahwa bagian loket dan RM memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada

2. Pemeriksaan Kesehatan Umum


a. IFAS
Strength Weaknes
1. Memiliki ruang tersediri yang terpisah 1. Ruangan kurang luas dan
dari ruang pemeriksaan lainnya penataan kurang rapi
2. Terdapat 2 tenaga dokter umum dan 1 2. Tidak ada program
tenaga administrasi penyuluhan khusus
3. Melayani semua kalangan dengan semua 3. Belum terdapat alur periksa
penyakit yang jelas di bagian
4. Melayani rujukan dengan BPJS pemeriksaan kesehatan umum
5. Memiliki buku catatan kunjungan
tersendiri
6. Melayani konseling bagi pengunjung
yang sehat
7. Terdapat daftar 10 diagnosis terbanyak

b. EFAS
Opportunity Threat
1. Digunakan sebagai lahan praktek 1. Banyak tenaga kesehatan yang
dokter internship membuka praktek mandiri di
2. Merupakan pelayanan FKTP yang sekitar puskesmas
dapat melayani BPJS
3. Digunakan sebagai lahan praktek
mahasiswa profesi keperawatan

c. Matriks EFAS dan IFAS


EFAS Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
IFAS
Peluang 1. Memaksimalkan 1. Mengadakan penyuluhan
(Opportunity) penggunaan buku catatan rutin berdasarkan 10
kunjungan sebagai bukti diagnosis tersering
pelayanan 2. Membuat alur periksa
2. Berbagi pengetahuan yang jelas dan dapat
dengan dokter internship dibaca semua pengunjung
dan mahasiswa praktek
profesi keperawatan
3. Memaksimalkan
penggunaan layanan BPJS
Ancaman 1. Membuat ruangan rapi 1. Meningkatkan kualitas
(Threat) sehingga menambah minat layanan kesehatan
pengunjung 2. Mengukur tingkat
2. Mengadakan penyuluhan kepuasan pengunjung
dan demonstrasi untuk menentukan tindak
lanjut pelayanan

d. Analisis SWOT
No Unsur Manajemen Bobot Rating Bobot x Rating
Strength
1. Memiliki ruang tersediri yang terpisah (S-W)
0,15 3 0,45
dari ruang pemeriksaan lainnya 3,6-2,2
2. Terdapat 2 tenaga dokter umum dan = 1,4
0,15 3 0,45
1 tenaga administrasi
3.
Melayani semua kalangan dengan
0,2 4 0,8
semua penyakit
4. Melayani rujukan dengan BPJS 0,2 4 0,8
5. Memiliki buku catatan kunjungan
0,1 4 0,4
tersendiri
6. Melayani konseling bagi pengunjung
0,1 4 0,4
yang sehat
7. Terdapat daftar 10 diagnosis
0,1 3 0,3
terbanyak
Total 1 3,6
Weakness
1. Ruangan kurang luas dan penataan
0,2 3 0,6
kurang rapi
2. Tidak ada program penyuluhan
0,5 2 1
khusus
3. Belum terdapat alur periksa yang jelas
di bagian pemeriksaan kesehatan 0,3 2 0,6
umum
Total 1 2,2
Opportunity
1. Digunakan sebagai lahan praktek (O-T)
0,25 3 0,75
dokter internship 3,5 – 2
2. Merupakan pelayanan FKTP yang = 1,5
0,5 4 2
dapat melayani BPJS
3. Digunakan sebagai lahan praktek
0,25 3 0,75
mahasiswa profesi keperawatan
Total 1 3,5
Threat
1. Banyak tenaga kesehatan yang 1 2 2
membuka praktek mandiri di sekitar
puskesmas
Total 1 2

e. Diagram Layang
3. Upaya program gizi masyarakat
a. Kegiatan
1) Pelayanan Gizi Masyarakat
2) Penanggulangan Gangguan Gizi
3) Pemantauan Status Gizi

b. Jumlah petugas
1 orang ahli gizi yaitu Azizatul Laili.,S.Gz sebagai koordinator dari puskesmas dan
bekerja sama dengan 10 orang bidan wilayah.

c. Target
Pelayanan Gizi Masyarakat:
1. Pemberian kampsul vitamin A dosis tinggi pada bayi umur 6-11 bulan: 85%
2. Pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita umur 12-59 bulan 2
(dua) kali setahun: 85%
3. Pemberian 90 tablet besi pada ibu hamil
4. Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK): 21,1%
Penanggulangan Gangguan Gizi:
1. Pemberian tablet penambah darah pada remaja putri: 20%
2. Pemberian PMT-P pada balita kurus85%
3. Ibu hamil KEK yang mendapat PMT-Pemulihan: 65%
Pemantauan Status Gizi:
1. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sesuai standar tatalaksana
gizi buruk: 100%
2. Cakupan penimbangan balita D/S: 79%
3. Balita naik berat badannya (N/D): 60%
4. Balita Bawah Garis Mera (BGM): 1,9%
5. Rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium: 90%

d. Pencapaian kesehatan (Tahun 2016):


1) Upaya perbaikan gizi yang sudah mencapai target yaitu :
a) pemberian vitamin A : 100%
b) ASI eksklusif: 100%
c) Jumlah kelompok peduli ASI: 100%
d) Balita gizi buruk mendapat perawatan : 100%
e) MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan : 100%
f) Balita bawah garis merah (BGM) pada anak : 100%
g) Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium pada KK :
100%
h) Penanggulangan anemi pada balita : 100%
i) Penanggulangan anemi pada murid SD/MI : 100%
j) Balita naik berat badannya : 84,67%
k) Presentase balita yang ditimbang berat badannya : 100%
l) Jumlah balita gizi buruk tanda-tanda klinisnya : 100%
m) Balita KEP ringan : 100%
2) Upaya perbaikan gizi yang belum mencapai target yaitu :
a) Pemberian tablet pada bumil : 67% (Fe3): 65% (Fe2): 80% (Fe1)
b) Bumil KEK : 58%
c) Pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk /kurus 1,7%
d) Desa bebas rawan gizi 80%
e) Penanggulangan anemi pada WUS/Pondok pesantren 0%
Sumber: Program Gizi Puskesmas Rambipuji

e. Kendala
1) SDM masyarakat terkait kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencari
informasi kesehatan
2) Belum optimalnya pelaksanaan promosi kesehatan di posyandu dilaksanakan
oleh kader dimeja ke 4
3) Belum optimalnya pemberian tablet
4) Fe pada bumil karena keterbatasan pasokan tablet tambah darah dari
pemerintah.

f. Sumber dana
1) Sumberdana gizi untuk pasien yang ada di rawat inap Puskesmas Rambipuji
berasal dari BOK dan APBD
2) Konseling gizi di Poli Gizi Puskesmas Rambipuji bersifat gratis (tidak
dipungut biaya)
3) Sumberdana pemberian vitamin A di Posyandu Rambipuji berasal dari APBN
4) Sumber dana pemberian PMT di Posyandu Rambipuji berasal dari APBD
g. Sarana Prasarana
Untuk kegiatan penyuluhan dan alat kesehatan puskesmas yang memfasilitasi
h. Program Layanan
Bekerjasama dengan kader posyandu balita yang berada di masing-masing desa
untuk pelaksanaan kegiatan
i. Frekuensi Penyakit
Seluruh masalah gizi yang dilayani

j. Internal Faktor Analisis Situasi (IFAS)

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)


1. Puskesmas memfasilitasi segala
kebutuhan yang diperlukan saat 1. Belum optimalnya peran kader dalam
dilaksanakannya Promosi Kesehatan penyuluhan kesehatan pada meja 4
Gizi dalam konsep 5 meja.
2. Memiliki SDM yang memumpuni dalam 2. Visi dan Misi Program Gizi masih
pelayanan promosi kesehatan mengikuti visi misi Puskesmas, belum
3. Program yang disusun mencakup memiliki visi misi sendiri
kebutuhan gizi diseluruh lapisan 3. Belum optimalnya peran masyarakat
masyarakat khususnya maternal dan terhadap kegiatan KPA (Kelompok
anak-anak Peduli ASI).
4. Konseling gizi di Poli Gizi Puskesmas 4. Belum optimalnya kegiatan kelas ibu
Rambipuji bersifat gratis (tidak dipungut hamil dan parenting.
biaya)
5. Banyak program sudah mencapai target
6. Adanya dukungan dana dari APBD dan
BOK
k. Eksternal Faktor Analisis Situasi (IFAS)

Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)


1. Upaya program gizi kerjasama
dengan bidan wilayah dan sekolah 1. Kurangnya kesadaran masyarakat
sekolah untuk memaksimalkan untuk menerapkan materi promosi
layanan kesehatan tentang gizi yang telah
2. Bekerjasama dengan kader psoyandu ditawarkan
balita di masing-masing desa untuk 2. Belum optimalnya pemberian tablet
pelaksanaan kegiatan program gizi Fe pada bumil karena keterbatasan
3. Bertambahnya ilmu pengetahuan dan pasokan tablet tambah darah dari
teknologi yang dapat menunjang pemerintah hal ini mengakibatkan
untuk promosi kesehatan target penyelesaian masalah pada ibu
4. Minat dan antusias yang tinggi dari hamil belum tercapai
lembaga-lembaga pendidikan seperti
sekolah-sekolah dan pondok
pesantren dalam hubungan lintas
sektor

l. Matriks SWOT
EFAS Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)

EFAS
Peluang
(Opportunity) 1. Pelaksanaan promosi 1. Pembaharuan konsep
kesehatan dengan metode promosi kesehatan
yang lebih menarik untuk kepada masyarakat
meningkatkan minat dan misalkan dengan games,
antusiasme masyarakat emo demo dan lain
terhadap promosi kesehatan sebagainya untuk
tentang gizi yang akan meningkatkan minat
diberikan masyarakat dan
2. Pelaksanaan sosialisasi lebih memudahkan materi
digalakkan terkait promosi untuk dicerna
kesehatan tentang gizi untuk 2. Penggunaan media
meningkatkan tingkat promosi kesehatan
kesehatan pada masyarakat booklet/leaflet dan
3. Melakukan kerja sama lintas poster kepada sasaran
sektoral pada sekolah- kegiatan promosi
sekolah lebih banyak lagi kesehatan tentang gizi
untuk memperluas cakupan untuk memaksimalkan
promosi kesehatan tentang hasil promosi kesehatan.
gizi yang akan diberikan

Ancaman (Threat)
1. Melakukan kerjasama 1. Membuat visi misi
dengan pemegang untuk kegiatan program
kekuasaan, dan pemerintah gizi untuk menambah
setempat dalam semangat dan fokus
meningkatkan semangat dan kerja
motivasi masyarakat dalam 2. Memasukkan program
promosi kesehatan serta promosi kesehatan
memperluas cakupan daerah tentang gizi dalam
promosi kesehatan tentang kegiatan-kegiatan
gizi masyarakat seperti
2. Melakukan program- Rapat PKK, dan
program dengan inovasi- pertemuan RT RW serta
inovasi terbaru dan kegiatan
pemberian penghargaan kemasyarakatan
terhadap masyarakat dalam lainnya.
melaksanakan program
promosi kesehatan tetang
gizi.

m. Saran
Dalam setiap kegiatan promosi kesehatan tentang Gizi selalu disertai dengan
penggunaan fasilitas dan media promosi yang menarik untuk menarik minat
masyarakat. Kegiatan Promosi Kesehatan tentang Gizi memberikan media berupa
booklet/leaflet setiap melakukan penyuluhan, memberikan poster mengenai 5 meja
kepada setiap Posyandu sebagai pengingat untuk mengoptimalkan peran kader
dalam konsep 5 meja, terutama dalam meja 4 penyuluhan. Mengoptimalkan
kegiatan pembuatan larutan vitamin tambahan bagi bumil dan balita dengan gizi
buruk. Mengoptimalkan kegiatan kelas parenting dan ibu hamil saat setelah
dilaksanakan Posyandu serta mengoptimalkan kelompok ibu menyusui.
Mengoptimalkan Pos Gizi di setiap dusun untuk mengenalkan menu makanan
bergizi, sehingga ibu dapat menyajikan makanan bergizi yang murah dan menarik
dengan tujuan akhir agar program UKM Esensial Gizi dapat terwujud atau tercapai.

n. Analisis SWOT
UNSUR MANAJAMEN BOBOT RATING BOBOT x
RATING
INTERNAL FACTOR (IFAS)
1. STRENGTH
Puskesmas memfasilitasi segala kebutuhan yang
diperlukan saat dilaksanakannya Promosi Kesehatan 0,25 4 1
Gizi masyarakat khususnya maternal dan anak-anak
Program yang disusun mencakup kebutuhan gizi
0,15 3 0,45
diseluruh lapisan
Memiliki SDM yang memumpuni dalam pelayanan
promosi kesehatan 0,2 3 0,6

Konseling gizi di Poli Gizi Puskesmas Rambipuji


0,05 1 0,05
bersifat gratis (tidak dipungut biaya)
Banyak program sudah mencapai target 0,2 3 0,6
Adanya dukungan dana dari APBD dan BOK 0,15 2 0,3
TOTAL STRENGTH 1 15 3
1. WEAKNESS
Belum optimalnya peran kader dalam penyuluhan
kesehatan pada meja 4 dalam konsep 5 meja. 0,5 4 2

Visi dan Misi Program Gizi masih mengikuti visi


0,15 2 0,3
misi Puskesmas, belum memiliki visi misi sendiri
Belum optimalnya peran masyarakat terhadap
kegiatan KPA (Kelompok Peduli ASI). 0,15 3 0,45

Belum optimalnya kegiatan kelas ibu hamil dan


parenting. 0,2 1 0,2

TOTAL WEAKNESS 1 12 2,95


JUMLAH TOTAL IFAS S-W = 3-2,95= 0,5
3. OPPORTUNITY
Upaya program gizi kerjasama dengan bidan 0,4 4 1,6
wilayah dan sekolah sekolah untuk memaksimalkan
layanan
Bekerjasama dengan kader psoyandu balita di 0,3 3 0,9
masing-masing desa untuk pelaksanaan kegiatan
program gizi
Bertambahnya ilmu pengetahuan dan teknologi 0,15 2 0,3
yang dapat menunjang untuk promosi kesehatan
Minat dan antusias yang tinggi dari lembaga 0,15 2 0,3
lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah dan
pondok pesantren dalam hubungan lintas sektor
TOTAL OPPORTUNITY 1 7 3,1
4. THREATENED
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk 0,6 3 1,8
menerapkan materi promosi kesehatan tentang gizi
yang telah ditawarkan
Belum optimalnya pemberian tablet Fe pada bumil 0,4 2 0,8
karena keterbatasan pasokan tablet tambah darah
dari pemerintah hal ini mengakibatkan target
penyelesaian masalah pada ibu hamil belum tercapai
TOTAL THREATENED 1 13 2,6
JUMLAH TOTAL EFAS O-T= 3,1-2,6 0,5
o. Diagram Layamg

Opportunity

III. Turn Around I. Agresif

Strength
Weakness

IV. Defensif II. Defersifikasi

Threats

Diagram 1. Diagram layang UKM Esensial Gizi

Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa UKM Esensial Gizi berada


pada kuadran I. Kuadran I merupakan situasi yang menguntungkan, bagi UKM
Esensial Gizi memiliki kekuatan dan peluang, sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif. memanfaatkan peluang yang ada.

4. Kesehatan Gizi dan Mulut


1. Kegiatan
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut memiliki kegiatan didalam dan
diluar ruangan
a. Kegiatan didalam gedung
1) Promotif preventif: health education, kontrol gigi,
dan aplikasi topical;
2) Kuratif;
3) Pencabutan tanpa komplikasi, penumpatan gigi,
perawatan saluran akar untuk gigi yang berakar
satu, terapi periodontal, pembersihan karang gigi,
penyakit mulut dan rujukan.
4) Pelayanan darurat dasar;
5) Mengurangi rasa sakit;
6) Pembersihan karang gigi;
7) Penambalan sementara;
8) Ekstraksi gigi;
9) Fissure sealant;
10) Restorasi/tumpatan;
11) Perawatan saluran akar;
12) Perawatan penyakit/kelainan jaringan mulut;
13) Menghilangkan traumatic oklusi;
b. Kegiatan diluar gedung
1) Pelayanan Upaya Kegiatan Gigi Sekolah (UKGS)
2) Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)
seperti posyandu balita, bina keluarga balita,
poskestren.

2. Sasaran
a. Masyarakat umum, ibu hamil, balita dan anak
prasekolah di wilayah kerja Puskesmas
Rambipuji;
b. Murid TK, SD/MI diwilayah kerja Puskesmas Rambipuji;
c. Masyarakat umum, ibu hamil dan balita di
Posyandu binaan wilayah kerja Puskesmas
Rambipuji

3. Jumlah Petugas
a. Drg. Sri Ekoprapti Wahyuni selaku penanggung jawab program
UKGMD/UKSG;
b. 1 perawat gigi.
4. Target Pencapaian Kegiatan
Kegiatan Target/thn Total Pencapaian
Jumlah %
I. UPAYA PEMBINAAN/PENGEMBANGAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
1. Frekuensi kunjungan ke SD 12 12 100
2. Frekuensi kunjungan ke TK 12 12 100
II. UPAYA PELEYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
A. JUMLAH PERAWATAN GIGI YANG DITANGANI
1. Usia 0-4 tahun yang dirawat di puskesmas 100
2. Usia 5-14 tahun yang dirawat di puskesmas 100
3. Usia 15-19 tahun yang dirawat di puskesmas 100
4. Usia 20-44 tahun yang dirawat di puskesmas 100
5. Usia 45-54 tahun yang dirawat di puskesmas 100
6. Usia 55-59 tahun yang dirawat di puskesmas 100
7. Usia 60-64 tahun yang dirawat di puskesmas 100
8. Usia 65-69 tahun yang dirawat di puskesmas 100
9. Usia 70 tahun keatas yang dirawat di puskesmas 100

B. KUNJUNGAN DOKTER GIGI KE POSYANDU


1 Kunjungan ke Posyandu 6 6 100

C. RATIO GIGI TETAP YANG DITAMBAL TERHADAP GIGI TETAP YANG DICABUT
1. Jumalah penambalan gigi tetap 100
2. Jumlah pencabutan gigi tetap 100
No Jenis Kegiatan Satuan Target Pencapaian Cakupan Kesenjangan
Sasaran satuan % %
1 Upaya pembinaan/pengembangan kesehatan gigi
a. Frekuensi penyuluhan kesehatan gigi di murid TK Kali 12 12 100 100
b. Demo sikat gigi massal di SD/MI Kali 12 12 100 100
2. Pelayanan kesehatan gigi
a. Jumlah perawatan gigi yang ditangani
1) Usia 0-4 tahun yang dirawat di puskesmas Orang 100 100
2) Usia 5-14 tahun yang dirawat di puskesmas Orang 100 100
3) Usia 15-19 tahun yang dirawat di puskesmas Orang 100 100
4) Usia 20-44 tahun yang dirawat di puskesmas Orang 100 100
5) Usia 45-54 tahun yang dirawat di puskesmas Orang 100 100
6) Usia 55-59 tahun yang dirawat di puskesmas Orang 100 100
7) Usia 60-64 tahun yang dirawat di puskesmas Orang 100 100
8) Usia 65-69 tahun yang dirawat di puskesmas Orang 100 100
9) Usia 70 tahun keatas yang dirawat di puskesmas Orang 100 100
10) Ratio gigit tetap yang ditambal terhadap yang 100 100
Dicabut
11) Jumlah pencabutan gigi 100 100
12) Jumlah penambalan gigi 100 100
5. Masalah
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Jumlah tenaga ada 1 dokter gigi dan 1. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
1 perawat gigi belum maksimal di posyandu
2. Kegiatan yang dilakukan yaitu 2. Kurangnya kesadaran siswa
penyuluhan kesehatan gigi, terhadap kesehatan gigi dan mulut
demontrasi sikat gigi dan 3. Banyak siswa yang tidak mau untuk
pemeriksaan kesehatan gigi dan mengikuti kegiatan periksa gigi
mulut karena takut
3. Sasarannya yaitu ibu hamil,
masyarakat, balita, anak prasekolah,
TK dan sekolah Dasar (SD)
4. Sumber dana yang digunakan
berasal dari badan operasional
kegiatan
5. Sarana dan prasarana terpenuhi
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Adanya lintas sektor seperti bidan 1. Kesadaran masyarakat akan
desa, pustu, ponkesdes serta kesehatan gigi dan mulut serta
posyandu pemeriksaan rutin di puskesmas
kurang peminatan
2. Masyarakat hanya ke puskesmas
jika sudah memiliki kondisi
pemasalahan yang buruk.

Tabel Skoring
Faktor-Faktor Bobot Rating Jumlah (Bobot
Strategis x Rating)
Kekuatan
1. Jumlah tenaga 0,18 3 0,54 S-W=
ada 1 dokter gigi 3,54-1,4= 2,14
dan 1 perawat
gigi

2. Kegiatan yang 0,23 4 0,92


dilakukan yaitu
penyuluhan
kesehatan gigi,
demontrasi sikat
gigi dan
pemeriksaan
kesehatan gigi
dan mulut

3. Sasarannya 0,23 4 0,92


yaitu ibu hamil,
masyarakat,
balita, anak
prasekolah, TK
dan sekolah
Dasar (SD)

4. Sumber dana 0,23 4 0,92


yang digunakan
berasal dari
badan
operasional
kegiatan

5. Sarana dan 0,12 2 0,24


prasarana
terpenuhi
Jumlah 1 17 3,54
Kelemahan
1. Pelaksanaan 0,2 2 0,4
pendidikan
kesehatan belum
maksimal di
posyandu

2. Kurangnya 0,2 1 0,2


kesadaran siswa
terhadap
kesehatan gigi
dan mulut

3. Banyak siswa 0,4 2 0,8


yang tidak
berpartisipasi
dalam
pemeriksaan
karena takut

Jumlah 1 5 1,4
Peluang
1.. Adanya lintas 1 4 4 O-T=
sector seperti 4-1,8= 2,2
bidan desa,
pustu, ponkesdes
serta posyandu
Jumlah 1 4 4
Ancaman
1. Kesadaran 0,4 2 0,8
masyarakat akan
kesehatan gigi
dan mulut serta
pemeriksaan
rutin di
puskesmas
masih kurang
2. Masyarakat 0,6 3 1,8
hanya ke
puskesmas jika
sudah memiliki
kondisi
pemasalahan
yang parah.
Jumlah 1 5 2,6

6. Matrik SWOT rencana tindak lanjut


EFAS KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN
IFAS (WEAKNESS)
PELUANG 1. Mengoptimalkan pelayanan 1. Memberikan sosialisasi
(OPPORTUNITY) yang diberikan pada sasaran mengenai pelayanan
masyarakat kesehata gigi dan mulut
2. Membantu meningkatkan yang bisa diakses oleh
pengetahuan masyarakat masyarakat
3. Memberikan peluang bagi 2. Meningkatkan program
masyarakat untuk melakukan promosi kesehatan
pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut
ANCAMAN 1. Mengoptimalkan penyuluhan 1. Memberikan sosialisasi atau
(TREAT) kesehatan gigi dan mulut pendidikan kesehatan
secara merata oleh tenaga mengenai pentingnya
kesehatan kesehatan gigi kepada
masyarakat
7. Diagram Layang

(2,14, 2,2)

Berdasarkan hasil analisis diagram layang di atas, diketahui bahawa kesehatan gigi
dan mulut berada pada kuadran I, yang berarti berada pada posisi yang
menguntungkan. Puskesmas Rambipuji pada program kesehatan gigi dan mulut
memiliki kekuatan dan peluang yang cukup baik. strategi yang harus dilakukan di
antaranya adalah :
a. Mengoptimalkan pelayanan yang diberikan pada sasaran dan masyarakat
b. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait gigi dan mulut
c. Memberikan peluang bagi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
gigi dan mulut

8. Implementasi
Pendidikan kesehatan tentang gigi pada balita dan ibu dilakukan pada bulan januari
2020 mengikuti jadwal kegiatan yang ada di Puskesmas Rambipuji
5. SWOT PELAYANAN TB-HIV
a. Kegiatan
- Kunjungan ke rumah pasien indeks setiap bulan
- Kunjungan ke rumah sekitar pasien indeks
- Penyuluhan tentang TB setiap bulan di rumah pasien
- Refreshing kader dan PPM setiap 1 bulan (review tentang TB,
sosialisasi tentang IK)
b. Jumlah petugas
Terdapat 1 penanggung jawab, dan 1 petugas entry dara TB
c. Target
- 1400 kasus per tahun
- 140 suspec per bulan
- 14 kasus per bulan
d. Pencapaian kesehatan
e. Kendala
- Pasien kurang tanggap terhadap penyakit batuk, seringkali batuk
dianggap sebagai penyakit biasa
f. Sumber dana
- Sumber dana dalam melaksanakan kegiatan progam berasal dari
puskesmas
g. Pemasaran
- Mendatangi pasien indeks dan sekitar rumah pasien indeks untuk
memberikan pendidikan kesehatan mulai dari pengertian, tanda dan
gejala, penatalaksanaan, pencegahan, dan pengobatan TB
h. Sarana prasarana
- Pada saat penyuluhan dibutuhkan LCD dan proyektor yang telah
disediakan oleh puskesmas
i. Frekuensi penyakit
- Semua masalah penyakit menular (penyakit yang berisiko terjadi KLB
atau wabah)
j. Program layanan
- TB dan penyakit menular
k. Internal Faktor Analisis Situasi (IFAS)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Memiliki kegiatan kunjungan ke 1. Petugas harus turun ke lapangan
rumah pasien indeks setiap bulan untuk menyeser pasien yang
2. Memiliki kegiatan kunjungan ke batuk agar sesuai target
rumah sekitar pasien indeks
3. Memiliki kegiatan penyuluhan
tentang TB setiap bulan di rumah
pasien
4. Memiliki kegiatan refreshing
kader dan PPM setiap 1 bulan
5. Melayani seluruh penyakit
menular

l. Eksternal Faktor Analisis Situasi (EFAS)


Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Sumber dana dalam 1. Pasien kurang tanggap terhadap
melaksanakan kegiatan penyakit batuk, seringkali
progam berasal dari batuk dianggap sebagai
puskesmas penyakit biasa
2. Bekerja sama dengan lintas
sektor

m. Tabel Skoring SWOT


Faktor- faktor strategis Bobot Rating Jumlah
(bobot x
rating)
Kekuatan (Strength)
1. Memiliki kegiatan kunjungan 0,2 4 0,8
ke rumah pasien indeks setiap
bulan 0,2 4 0,8
2. Memiliki kegiatan kunjungan
ke rumah sekitar pasien indeks 0,2 4 0,8
3. Memiliki kegiatan penyuluhan
tentang TB setiap bulan di 0,2 3 0,6
rumah pasien
4. Memiliki kegiatan refreshing 0,2 3 0,6
kader dan PPM setiap 1 bulan
5. Melayani seluruh penyakit
menular
Jumlah 1 18 3,6
Kelemahan (Weakness) 1 3 3
1. Petugas harus turun ke
lapangan untuk menyeser
pasien yang batuk agar sesuai
target
Jumlah 1 3 3
Peluang (Opportunity)
1. Sumber dana dalam 0,5 3 1,5
melaksanakan kegiatan
progam berasal dari 0,5 3 1,5
puskesmas
2. Bekerja sama dengan lintas
sektor
Jumlah 1 6 3
Ancaman (Threat) 1 2 2
1. Pasien kurang tanggap
terhadap penyakit batuk,
seringkali batuk dianggap
sebagai penyakit biasa
Jumlah 1 2 2
n. Diagram layang

1
Kuadran III. Turn Around 0,8 Kuadran I. Agresif
0,6
0,4
0,2
-1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1
-0,2
Kuadran IV. Defensif -0,4 Kuadran II. Difersifikasi
-0,6
-0,8
-1

s-w = 0,6
o-t = 1

6. SWOT UNIT GAWAT DARURAT


a. Kegiatan
- Pelayanan gawat darurat
b. Jumlah petugas
Terdapat 12 petugas UGD
c. Target
- Pelayanan gawat darurat pada seluruh usia
d. Pencapaian kesehatan
-
e. Kendala
- Kurang lengkapnya alat di UGD
f. Sumber dana
- Sumber dana dalam melaksanakan kegiatan progam berasal dari
puskesmas
g. Pemasaran
- Tidak ada pemasaran khusus
h. Sarana prasarana
- Bed
- Sphygmomanometer
- Stetoskop
- Standart infus
- Set rawat luka
- Spuit
- Cairan infus dan obat-obatan
- Meja
- kursi
i. Frekuensi penyakit
- Semua masalah gawat darurat
j. Program layanan
- Pelayanan gawat darurat
k. Internal Faktor Analisis Situasi (IFAS)
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Menyediakan pelayanan gawat 1. Kurang lengkapnya alat di
darurat UGD
2. Terdapat 12 petugas

l. Eksternal Faktor Analisis Situasi (EFAS)


Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Sumber dana dalam 1. Tidak ada pemasaran khusus
melaksanakan kegiatan progam
berasal dari puskesms

o. Tabel Skoring SWOT


Faktor- faktor strategis Bobot Rating Jumlah
(bobot x
rating)
Kekuatan (Strength)
1. Menyediakan pelayanan 0,5 4 2
gawat darurat 0,5 4 2
2. Terdapat 12 petugas
Jumlah 1 18 4
Kelemahan (Weakness) 1 3 3
1. Kurang lengkapnya alat di
UGD

Jumlah 1 3 3
Peluang (Opportunity)
1. Sumber dana dalam 1 4 4
melaksanakan kegiatan
progam berasal dari puskesms

Jumlah 1 4 4
Ancaman (Threat) 1 3 3
1. Tidak ada pemasaran khusus
Jumlah 1 3 3
Diagram layang

1
Kuadran III. Turn Around 0,8 Kuadran I. Agresif
0,6
0,4
0,2
-1 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1
-0,2
Kuadran IV. Defensif -0,4 Kuadran II. Difersifikasi
-0,6
-0,8
-1

Sw = 4-3 = 1

Ot = 4-3 = 1

7. SWOT IVA
a. Kegiatan
Tidak memiliki kegiatan khusus
b. Jumlah Petugas
1. Hanya ada 2 Bidan yang sudah mengikuti workshop
2. Terdapat 24 bidan desa
3. Belum ada bidan yang memiliki lisensi pemeriksaan IVA (belum ada yang
mengikuti pelatihan IVA
4. Belum ada struktur organisasi

c. Target
1. Dipuskesmas induk dibuka pemeriksaan IVA setiap hari
2. Terdapat poli IVA dan KB secara khsusu
3. Pemeriksaan dapat dilakukan 100% pada seluruh kelompok perempuan
yang sudah melakukan hubungan intim mulai dari usia subur sampai
manapouse
d. Pencapaian kesehatan
1. Mulai oktober – desember 2019 sudah memeriksa IVA pada 135
perempuan
2. Sudah ada hasil terkait pemeriksaan IVA dan terdapat 2 perempuan yang
dicurigai berisiko kanker servik dan sudah dirujuk ke RS besar
3. Masyarakat sudah mulai terbuka terkait pemeriksaan IVA khususnya para
pekerja seks komersial
e. Kendala
1. Belum sadarnya masyarakat terkait pemeriksaan IVA
2. Bidan harus mendatangi pos kader agar banyak masyarakat yang mau
memeriksakan IVA
3. Masyarakat takut akan pemeriksaan IVA karena takut jika hasilnya
positif
4. Belum ada jadwal pelaksanaan untuk melukan pemeriksaan IVA
f. Sumberdana
1. Seluruh alat dan bahan untuk pemeriksaan IVA sudah disediakan dari
pemerintah.
2. Pemeriksaan IVA dilakukan secara gratis
g. Pemasaran
Belum pernah dilakukannya sosialisasi pada masyarakat.
h. Sarana Prasarana
Alat dan bahan pemeriksaan IVA sudah lengkap dan tidak ada kendala
i. Program layanan
Bekerja sama dengan program Puskesmas seperti di posyandu dan posbindu
j. Frekuensi penyakit
Melayani semua kelompok perempuan
k. Internal Faktor Analisis Situasi (IFAS)
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Terdapat 24 bidan desa 1. Tidak memiliki kegiatan khusus
2. Mulai oktober – desember 2019 2. Hanya ada 2 Bidan yang sudah
sudah memeriksa IVA pada 135 mengikuti workshop
perempuan 3. Belum ada bidan yang memiliki
3. Sudah ada hasil terkait pemeriksaan lisensi pemeriksaan IVA (belum
IVA dan terdapat 2 perempuan yang ada yang mengikuti pelatihan
dicurigai berisiko kanker servik dan IVA
sudah dirujuk ke RS besar 4. Belum ada struktur organisasi
4. Masyarakat sudah mulai terbuka
terkait pemeriksaan IVA khususnya
para pekerja seks komersial

l. Eksternal Faktor Analisis Situasi (EFAS)


Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Dipuskesmas induk dibuka 1. Belum sadarnya masyarakat
pemeriksaan IVA setiap hari terkait pemeriksaan IVA
2. Terdapat poli IVA dan KB secara 2. Bidan harus mendatangi pos
khsusu kader agar banyak masyarakat
yang mau memeriksakan IVA
3. Pemeriksaan dapat dilakukan 100% 3. Masyarakat takut akan
pada seluruh kelompok perempuan pemeriksaan IVA karena takut
yang sudah melakukan hubungan jika hasilnya positif
intim mulai dari usia subur sampai 4. Belum ada jadwal pelaksanaan
manapouse untuk melukan pemeriksaan IVA
4. Seluruh alat dan bahan untuk serta belum pernah dilakukannya
pemeriksaan IVA sudah disediakan sosialisasi pada masyarakat.
dari pemerintah.
5. Pemeriksaan IVA dilakukan secara
gratis
6. Bekerja sama dengan program
Puskesmas seperti di posyandu dan
posbindu

m. Matriks SWOT
EFAS Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
IFAS
Peluang 1. Peningkatan kerja sama 1. Pengajuan pada
(Opportunity) lintas program dan sector pemerintah untuk
untuk mengembangkan diberikan pelatihan
program pemeriksaan terkait pemeriksaan IVA
IVA
2.
Ancaman 1. Promosi program 1. Membuat program
(Threat) kesehatan pemeriksaan pemeriksaan IVA
IVA dengan dengan target capaian
memanfaatkan kerja sama dan sasaran seluruh
lintas program puskesmas lapisan masyarakat

n. Tabel skoring SWOT

Faktor-faktor strategis Bobot Rating Jumlah


(bobot x
rating)
KEKUATAN
1. Terdapat 24 bidan desa 0,34 4 1,36
2. Mulai oktober – desember 2019 sudah
0,25 4 1
memeriksa IVA pada 135 perempuan
3. Sudah ada hasil terkait pemeriksaan IVA dan 0,25 3 0,75
terdapat 2 perempuan yang dicurigai berisiko
kanker servik dan sudah dirujuk ke RS besar
0,16 3 0,48
4. Masyarakat sudah mulai terbuka terkait
pemeriksaan IVA khususnya para pekerja seks
komersial
Jumlah 1 14 3,59
KELEMAHAN
1. Tidak memiliki kegiatan khusus 0,24 3 0,72
2. Hanya ada 2 Bidan yang sudah mengikuti 0,27 4 1,08
workshop
3. Belum ada bidan yang memiliki lisensi 0,33 4 1,32
pemeriksaan IVA (belum ada yang mengikuti
pelatihan IVA
4. Belum ada struktur organisasi 0,16 3 0,48
Jumlah 4 14 3,6

Jumlah: S-W= 3,59-3,6= -0,01

1. Dipuskesmas induk dibuka pemeriksaan IVA 0,20 4 0,8


setiap hari
2. Terdapat poli IVA dan KB secara khsusu 0,14 3 0,42
3. Pemeriksaan dapat dilakukan 100% pada 0,16 3 0,48
seluruh kelompok perempuan yang sudah
melakukan hubungan intim mulai dari usia
subur sampai manapouse
4. Seluruh alat dan bahan untuk pemeriksaan IVA
0,14 4 0,56
sudah disediakan dari pemerintah.
5. Pemeriksaan IVA dilakukan secara gratis
0,20 3 0,6
6. Bekerja sama dengan program Puskesmas 0,16 3 0,48
seperti di posyandu dan posbindu

Jumlah 1 20 3,34
ANCAMAN
1. Belum sadarnya masyarakat terkait 0,27 3 0,81
pemeriksaan IVA
2. Bidan harus mendatangi pos kader agar 0,26 4 1,04
banyak masyarakat yang mau memeriksakan
IVA
3. Masyarakat takut akan pemeriksaan IVA 0,23 3 0,69
karena takut jika hasilnya positif
4. Belum ada jadwal pelaksanaan untuk melukan 0,24 3 0,72
pemeriksaan IVA serta belum pernah
dilakukannya sosialisasi pada masyarakat.
Jumlah 1 13 3,26
Jumlah: O-T= 3,34-3,26= 0,8

o. Diagram layang

Opportunity

III. Turn Around I. Agresif

Strength
Weakness

IV. Defensif II. Defersifikasi

Threats

Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa program puskesmas pemeriksaan


IVA mempunyai peluang yang besar, tapi di lain pihak juga mempunyai kelemahan
internal. Strategi yang bisa dilakukan adalah meminimalkan masalah internal.
Saran:
1. Disediakan poli IVA sendiri
2. Pelayanan IVA di Puskesmas dilaksanakan setiap hari
3. Sosialisasi pada kelompok perempuan terkait pemeriksaan IVA, agar banyak
yang berminat memeriksakan dirinya
4. Diberikan pelatihan terkait pemeriksaan IVA secara gratis pada bidan yang
bertugas
8. SWOT PUSKESMAS KELILING
a. Kegiatan
Memiliki kegiatan puskesmas keliling masjid
b. Jumlah Petugas
Terdapat 2 dokter, 1 apoteker, dan 6 perawat
c. Target
Dapat menjangkau seluruh masyarakat yang jauh dari fasilitas kesehatan
d. Pencapaian kesehatan
Pelaksanaan pusling masjid terlaksana sesuai jadwal dan cukup banyak yang
mengikuti (paling sedikit 25 orang)
e. Kendala
1. Belum sadarnya masyarakat terkait kesehatan sehingga sedikit yang minat
untuk mendatangi puskesmas keliling
2. Petugas tidak selalu lengkap saat dilaksanakan puskesmas keliling,
sehingga ada yang merangkap
3. Belum terbentuk struktur organisasi
f. Sumberdana
1. Seluruh alat dan bahan untuk pemeriksaan sudah disediakan dari
pemerintah dan puskesmas induk
2. Pemeriksaan dilakukan secara gratis
g. Pemasaran
Belum pernah dilakukannya sosialisasi pada masyarakat.
h. Sarana Prasarana
Alat dan bahan pemeriksaan puskesmas keliling sudah lengkap dan tidak ada
kendala
i. Program layanan
Bekerja sama dengan program Puskesmas seperti di posyandu dan posbindu
j. Frekuensi penyakit
Melayani semua kelompok dengan seluruh penyakit
k. Internal Faktor Analisis Situasi (IFAS)
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Memiliki kegiatan puskesmas 1. Petugas tidak selalu lengkap
keliling masjid saat dilaksanakan puskesmas
2. Alat dan bahan pemeriksaan keliling, sehingga ada yang
puskesmas keliling sudah lengkap merangkap
dan tidak ada kendala 2. Belum terbentuk struktur
3. Melayani semua kelompok organisasi
dengan seluruh penyakit 3. Belum pernah dilakukannya
sosialisasi pada masyarakat.
l. Eksternal Faktor Analisis Situasi (EFAS)
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Seluruh alat dan bahan untuk 1. Belum sadarnya masyarakat
pemeriksaan sudah disediakan terkait kesehatan sehingga
dari pemerintah danpuskesmas sedikit yang minat untuk
induk mendatangi puskesmas
2. Pemeriksaan dilakukan secara keliling
gratis

m. Matriks SWOT
EFAS Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
IFAS
Peluang Peningkatan kerja sama dilakukan kolaborasi dengan
(Opportunity) lintas program dan sector kader dan pemerintah desa
untuk mengembangkan (seperti kasun, RT dan RW)
program pemeriksaan untuk memberikan informasi
pada masyarakat jika aka
nada puskesmas keliling
Ancaman dilakukan sosialiasi secara Memaksimalkan program
(Threat) rutun terkait adanya pemeriksaan puskesmas
puskesmas keliling dalam keliling masjid dengan target
memfasilitasi masyarakat capaian dan sasaran seluruh
yang jauh darai fasilitas lapisan masyarakat
kesehatan

Faktor-faktor strategis Bobot Rating Jumlah


(bobot x
rating)
KEKUATAN
1. Memiliki kegiatan puskesmas keliling masjid 0,50 4 2
2. Alat dan bahan pemeriksaan puskesmas keliling 0,25 2 0,5
sudah lengkap dan tidak ada kendala
3. Melayani semua kelompok dengan seluruh
0,25 2
penyakit 0,5
Jumlah 1 8 3
KELEMAHAN
1. Petugas tidak selalu lengkap saat dilaksanakan 0,35 4 1,4
puskesmas keliling, sehingga ada yang
merangkap
2. Belum terbentuk struktur organisasi 0,32 3 0,96
3. Belum pernah dilakukannya sosialisasi pada 0,33 3 0,99
masyarakat.
Jumlah 1 10 3,35

Jumlah: S-W= 3-3,35= -0,35

PELUANG
1. Seluruh alat dan bahan untuk pemeriksaan 0,66 3 1,98
sudah disediakan dari pemerintah
danpuskesmas induk
2. Pemeriksaan dilakukan secara gratis 0,35 3 1,05
Jumlah 1 6 3,03
ANCAMAN
Belum sadarnya masyarakat terkait kesehatan 1 2 3
sehingga sedikit yang minat untuk mendatangi
puskesmas keliling

Jumlah 1 2 3
Jumlah: O-T= 3,03-3= 0,3
n. Diagram layang

Opportunity

III. Turn Around I. Agresif

Strength
Weakness

IV. Defensif II. Defersifikasi

Threats

Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa program puskesmas keliling


mempunyai peluang yang besar, tapi di lain pihak juga mempunyai kelemahan
internal. Strategi yang bisa dilakukan adalah meminimalkan masalah internal.
Saran:
5. Penambahan sosialisasi terkait adanya puskesmas keliling
6. Penyuluhan kesehatan untuk menambah kesadaran masyarakat tentang
kesehatan
7. Petugas yang terjadwal harus siap agar tidak terjadi rangkap tugas

9. LABORATORIUM
a. Kegiatan
Tidak memiliki program kegiatan khusus, hanya mengikuti kegiatan
puskesmas induk
b. Jumlah Petugas
Terdapat 1 petugas lab
c. Target
Memiliki program sendiri terkait pemeriksaan laboratorium pada masyarakat
d. Pencapaian kesehatan
1. Pelaksanaan pengadaan barang dilakukan secara tepat
2. Pelaporan pengadaan barang dilakukan secar tepat waktu dan sesuai
e. Kendala
1. Hanya ada 1 petugas
2. Belum ada alat pemeriksaan seperti TCM, repit HIV dll, sehingga dalam
pemeriksaan lebih lanjut harus dirujuk
3. Tidak memiliki pencapaian, semua yang dilakukan petugas lab hanya
sesuai permintaan dari petugas kesehatan (seperti dokter dan bidan) yaitu
seperti pemeriksaan darah, dahak dll
f. Sumberdana
Sumberdana dari Pemerintah dan JKN
g. Pemasaran
Belum pernah dilakukannya sosialisasi pada masyarakat.
h. Sarana Prasarana
Alat dan bahan pemeriksaan laboratorium yang ringan sudah disediakan
pemerintah
i. Program layanan
Bekerja sama dengan program Puskesmas
j. Frekuensi penyakit
Melayani semua kelompok dengan seluruh penyakit
k. Internal Faktor Analisis Situasi (IFAS)
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Pelaksanaan pengadaan barang 8. Tidak memiliki program
dilakukan secara tepat kegiatan khusus, hanya
2. Pelaporan pengadaan barang mengikuti kegiatan
dilakukan secar tepat waktu dan puskesmas induk
sesuai 9. Terdapat 1 petugas lab
10. Tidak memiliki pencapaian,
semua yang dilakukan
petugas lab hanya sesuai
permintaan dari petugas
kesehatan (seperti dokter dan
bidan) yaitu seperti
pemeriksaan darah, dahak dll

l. Eksternal Faktor Analisis Situasi (EFAS)


Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Sumberdana dari Pemerintah 1. Belum ada alat pemeriksaan
dan JKN seperti TCM, repit HIV dll,
2. Alat dan bahan pemeriksaan sehingga dalam pemeriksaan
laboratorium yang ringan lebih lanjut harus dirujuk
sudah disediakan pemerintah
m. Matriks SWOT
EFAS Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
IFAS
Peluang Peningkatan kerja sama lintas membentuk program
(Opportunity) program dan sector untuk kegiatan khsusus sebagai
mengembangkan program peningkatan pemeriksaan
pemeriksaan laboratorium
Ancaman pelaporan lebih lanjut dan Penambahan SDM
(Threat) pengajuan alat kesehatan
lebih lengkap, seperti
pemeriksaan repit dan TCM

n.Tabel skoring SWOT


Faktor-faktor strategis Bobot Rating Jumlah
(bobot x
rating)
KEKUATAN
1. Pelaksanaan pengadaan barang dilakukan secara 0,75 4 3
tepat
2. Pelaporan pengadaan barang dilakukan secar 0,25 2 0,5
tepat waktu dan sesuai

Jumlah 1 6 3,5
KELEMAHAN
1. Tidak memiliki program kegiatan khusus, 0,25 2 0,5
hanya mengikuti kegiatan puskesmas induk
2. Terdapat 1 petugas lab 0,25 2 0,5
3. Tidak memiliki pencapaian, semua yang 0,50 3 1,5
dilakukan petugas lab hanya sesuai permintaan
dari petugas kesehatan (seperti dokter dan
bidan) yaitu seperti pemeriksaan darah, dahak
dll
Jumlah 1 7 2,5

Jumlah: S-W= 3,5-2,5= 1

PELUANG
1. Sumberdana dari Pemerintah dan JKN 0,35 3 1,05
0,65 4 2,6
2. Alat dan bahan pemeriksaan laboratorium
yang ringan sudah disediakan pemerintah
Jumlah 1 7 3,65
ANCAMAN
Belum ada alat pemeriksaan seperti TCM, repit 1 4 4
HIV dll, sehingga dalam pemeriksaan lebih lanjut
harus dirujuk

Jumlah 1 4 4
Jumlah: O-T= 3,65-4= -0,35

n. Diagram layang

Opportunity

III. Turn Around I. Agresif

Strength
Weakness

IV. Defensif II. Defersifikasi

Threats

Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa program laboratorium mempunyai


peluang yang besar, tapi di lain pihak juga mempunyai kelemahan internal. Strategi
yang bisa dilakukan adalah meminimalkan masalah internal.
Saran:
1. Penambahan SDM
2. Pelaksanaan program khusus terkait pemeriksaan laboratorium gratis pada
masyarakat
10. SWOT FARMASI DAN PENGADAAN OBAT
a. Kegiatan
Tidak memiliki program kegiatan khusus, hanya mengikuti kegiatan
puskesmas induk
b. Jumlah Petugas
Terdapat 2 petugas yaitu 1 petugas pelayanan dan 1 petugas gudang obat
c. Target
Memiliki program sendiri terkait farmasi
d. Pencapaian kesehatan
1. Pelaksanaan pengadaan barang dilakukan secara tepat
2. Pelaporan pengadaan barang dilakukan secar tepat waktu dan sesuai
e. Kendala
1. Hanya ada 2 petugas
2. Terkadang tida dapat mengikuti kegiatan puskesmas karena tidak ada
yang menggantikan untuk melayani dipuskesma
f. Sumberdana
Sumberdana dari Pemerintah dan JKN
g. Pemasaran
Belum pernah dilakukannya sosialisasi pada masyarakat.
h. Sarana Prasarana
Obat sudah disediakan oleh pemerintah
i. Program layanan
Bekerja sama dengan program Puskesmas
j. Frekuensi penyakit
Melayani semua kelompok dengan seluruh penyakit
k. Internal Faktor Analisis Situasi (IFAS)
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Pelaksanaan pengadaan 1. Tidak memiliki program
barang dilakukan secara tepat kegiatan khusus, hanya
2. Pelaporan pengadaan barang mengikuti kegiatan puskesmas
dilakukan secar tepat waktu induk.
dan sesuai 2. Terdapat 2 petugas yaitu 1
3. Melayani semua kelompok petugas pelayanan dan 1 petugas
dengan seluruh penyakit gudang obat
l. Eksternal Faktor Analisis Situasi (EFAS)
Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)
1. Sumberdana dari Pemerintah 2. Terkadang tidak dapat mengikuti
dan JKN kegiatan puskesmas karena tidak
2. Obat disediakan pemerintah ada yang menggantikan untuk
melayani dipuskesmas
3. Belum pernah dilakukannya
sosialisasi pada masyarakat

m. Matriks SWOT
EFAS Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
IFAS
Peluang membentuk program penambahan SDM
(Opportunity) pengadaan obat dari
puskesmas ke mayarakat
Ancaman melakukan sosialisasi pada -
(Threat) masyarakat terkait obat-obat
yang bisa didapatkan
n. Tabel skoring SWOT
Faktor-faktor strategis Bobot Rating Jumlah
(bobot x
rating)
KEKUATAN
1. Pelaksanaan pengadaan barang dilakukan secara 0,35 3 1,05
tepat
2. Pelaporan pengadaan barang dilakukan secar 0,29 2 0,58
tepat waktu dan sesuai
3. Melayani semua kelompok dengan seluruh
penyakit 0,38 3 1,14

Jumlah 1 14 2,77
KELEMAHAN
1. Tidak memiliki program kegiatan khusus, 0,40 3 1,2
hanya mengikuti kegiatan puskesmas induk.
2. Terdapat 2 petugas yaitu 1 petugas pelayanan 0,60 3 1,8
dan 1 petugas gudang obat

Jumlah 1 6 3

Jumlah: S-W= 2,77-3= -0,23

PELUANG
1. Sumberdana dari Pemerintah dan JKN 0,56 4 2,24
2. Obat disediakan pemerintah 0,44 4 1,76
Jumlah 1 8 4
ANCAMAN
1. Terkadang tidak dapat mengikuti kegiatan 0,50 3 1,5
puskesmas karena tidak ada yang
menggantikan untuk melayani dipuskesmas
0,50 3 1,5
2. Belum pernah dilakukannya sosialisasi pada
masyarakat

Jumlah 1 6 3
Jumlah: O-T= 4-3= 1
o. Diagram laying

Opportunity

III. Turn Around I. Agresif

Strength
Weakness

IV. Defensif II. Defersifikasi

Threats

Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa program farmasi puskesmas mempunyai peluang
yang besar, tapi di lain pihak juga mempunyai kelemahan internal. Strategi yang bisa dilakukan
adalah meminimalkan masalah internal.
Saran:
1. Penambahan SDM
2. Pelaksanaan program khusus terkait pemberian obat gratis pada masyarakat

Anda mungkin juga menyukai