Anda di halaman 1dari 38

Rakensa Satria Ardipamungkas

RTU 2016
Konversi Termal

BOILER

Ketel Uap (bahasa Inggris:boiler) adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang
akan digunakan untuk pemanasan atau tenaga gerak. Bahan bakar pendidih bermacam-
macam dari yang populer batubara dan minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa,
nuklir dan lain-lain.

Boiler merupakan sebuah alat untuk menciptakan uap air. Keberadaan boiler
menjadi penting sejak pengembangannya di kisaran abad 18 dan 19. Boiler pun
mengambil peran penting di era Revolusi Industri dan mendorong berbagai penemuan
penting lainnya. Pada perkembangan selanjutnya banyak penelitian telah berhasil
memunculkan berbagai desain boiler baru.

Macam - Macam Boiler


Untuk mengklasifikasikan boiler, kita hanya bisa melakukannya dengan melihat dari
berbagai sudut pandang. Berbagai sudut pandang tersebut bergantung atas desain tiga
komponen penyusun boiler yakni unsur air, uap air, serta ruang bakar. Untuk lebih
jelasnya mari kita bahas satu-persatu.

A. Macam-Macam Boiler Berdasarkan Posisi Relatif Air-Uap Air Dengan


Ruang Bakar

1. Boiler Pipa-Api (Fire-Tube Boiler)


Boiler pipa-api menjadi tipe boiler yang paling sederhana. Boiler ini
memungkinkan untuk diaplikasikan pada kebutuhan uap air rendah hingga
menengah. Hal tersebut dimungkinkan karena desainnya yang tidak lebih rumit dari
boiler pipa-air.

Sesuai dengan namanya, boiler pipa-api mengalirkan gas panas hasil


pembakaran ke saluran pipa-pipa yang diselubungi oleh air. Gas panas hasil
pembakaran bahan bakar di ruang bakar (furnace) dialirkan ke pipa-pipa khusus
tersebut sebelum dibuang ke atmosfer. Boiler pipa-api memiliki desain yang sangat
sederhana sehingga hanya membutuhkan ruang yang tidak terlalu besar. Bahkan
banyak desain-desain boiler ini yang memungkinkannya untuk dipindah-pindahkan
ke satu tempat ke tempat lain. Namun demikian, boiler pipa-api memiliki
keterbatasan produksi uap air yang hanya maksimal 9000 kg/jam dengan tekanan
maksimal 17 bar saja.
Boiler pipa-api sendiri masih bisa diklasifikasikan menjadi beberapa tipe:

a. Boiler Haystack
Boiler ini merupakan boiler dengan desain paling sederhana. Hanya tersusun
atas sebuah tungku raksasa yang ditumpangi sebuah panci besar. Boiler yang
berbentuk seperti panci ini memang dahulunya terinspirasi oleh panci
memasak. Boiler yang dikembangkan di abad 18 ini hanya mampu bekerja di
tekanan maksimum 5 psi. Boiler yang saat ini sudah sangat jarang di temui ini
menjadi cikal bakal dikembangkannya berbagai desain boiler baru hingga
ditemukannya desain boiler pipa-api modern.

b. Centre-flue Boiler
Pada perkembangan selanjutnya boiler mulai didesain lebih kompleks. Boiler
centre-flue menjadi awal kelahiran boiler pipa-api, karena gas hasil
pembakaran dialirkan ke dalam tanki air melalui sebuah pipa besar sebelum
dibuang ke udara luar. Pipa gas buang (flue gas) tersebut hanya memiliki satu
arah menjauh dari tungku api.
Boiler ini menjadi populer setelah digunakan sebagai mesin lokomotif pertama.
Boiler ini cukup baik disisi aliran gas buang karena penggunaan cerobong
mininya. Akan tetapi tidak terlalu efisien jika digunakan untuk membakar
terlalu banyak bahan bakar seperti kayu atau batubara.

Flued Boiler

c. Boiler Huber
Boiler Huber menjadi boiler pipa-api pertama yang lebih kompleks dari
beberapa jenis boiler sebelumnya. Boiler ini sudah tidak menggunakan satu
pipa besar sebagai saluran balik gas buang, namun sudah menggunakan
beberapa pipa kecil atau tube dengan tujuan untuk memaksimalkan
perpindahan panas dari gas buang ke air di dalam tanki. Bentuk dari saluran gas
buang setelah keluar dari ruang pembakaran juga memiliki desain lebih baik.
Desain tersebut membuat distribusi gas menjadi lebih maksimal ke semua
saluran pipa.

Huber Steam
d. Boiler Cornish
Pengembangan desain boiler pipa-api yang lain adalah Boiler Cornish. Boiler
ini merupakan boiler horisontal dengan sistem natural draught (suppy udara)
sehingga membutuhkan bentuk cerobong asap yang tinggi untuk menjamin
pasokan oksigen cukup. Boiler ini dibuat dari sebuah tanki air besar dengan
ruang bakar yang tepat berada di tengah-tengahnya. Dengan diapit sebuah
bangunan batu-bata, sedemikian rupa sehingga aliran gas buang pembakaran
yang keluar dari ruang bakar di tengah-tengah tanki, akan mengalir balik
menyusuri pinggiran sisi luar tanki. Selanjutnya bangunan batu-bata akan
mengarahkan gas buang untuk menyusuri sebuah lorong di bawah tanki,
sebelum akhirnya melewati cerobong asap dan keluar ke atmosfer. Untuk lebih
jelasnya mari kita perhatikan gambar tampak samping, atas, dan depan boiler
Cornish ini.

e. Boiler Butterley
Boiler Butterley merupakan pengembangan dari boiler Cornish, yang pada
awalnya bertujuan untuk mengakomodir kebutuhan boiler di Amerika Serikat
bagian utara yang kaya akan batubara dengan nilai kalori lebih rendah dari
daratan selatan. Boiler ini mirip dengan desain boiler Cornish namun dengan
menghilangkan saluran gas buang di bawah tanki air.
f. Boiler Lancashire
Boiler Cornish juga memiliki turunan desain boiler pipa-api yang lain bernama
Boiler Lancashire. Jika boiler Cornish hanya memiliki satu ruang bakar dan
sekaligus satu pipa-api besar di tengah-tengah tanki air, maka boiler Lancashire
memiliki dua ruang bakar yang sekaligus dua pipa-api di tengah-tengah tanki
air. Boiler yang dikembangkan oleh William Fairbairn di tahun 1844 ini
berusaha menyesuaikan desain boiler Cornish jika menggunakan bahan bakar
batubara di area Lancashire di dataran Inggris, yang cenderung berkarakter sulit
dibakar di boiler berukuran kecil.

g. Boiler Lokomotif
Boiler Lokomotif menjadi boiler pipa-api pertama yang cukup kompleks.
Bahkan boiler ini masih sering kita jumpai hingga saat ini. Boiler yang diberi
nama sesuai dengan penggunaannya sebagai mesin penggerak kereta api ini
didesain untuk menghasilkan uap air kering (superheater). Uap air tersebut akan
langsung digunakan sebagai penggerak piston-torak pada mesin uap yang
didesain menyatu dengan sistem boiler Lokomotif. Boiler ini pun sudah
didesain memiliki banyak pipa-pipa api berukuran sedang yang lebih kecil dari
pipa-api pada Boiler Centre-Flue dan Return-Flue, sehingga akan memperbesar
transfer energi panas dari gas pembakaran ke air. Satu komponen penting dari
Boiler Lokomotif adalah keberadaan katup uap superheater yang berada di
dalam bagian bernama dome. Katup satu arah ini hanya akan terbuka oleh uap
air superheater pada saat mencapai tekanan tertentu. Selanjutnya uap air kering
akan masuk menjadi media penggerak piston uap.
h. Boiler Scotch Marine
Boiler Scotch Marine menjadi desain boiler pipa-api yang paling populer
digunakan bahkan hingga saat ini. Boiler ini pada awalnya dibuat untuk
memenuhi kebutuhan uap pada mesin-mesin kapal laut. Bahkan kapal
legendaris Titanic menggunakan total 29 boiler Scotch Marine.

Boiler Scotch Marine memiliki efisiensi tinggi. Hal ini didapat karena desain
pipa api di dalam tanki air yang sangat banyak. Gas panas hasil pembakaran
keluar dari ruang bakar yang berada di tengah-tengah tanki air, menuju pipa-
pipa api yang ada di samping ruang bakar dengan arah aliran berlawanan.
Selanjutnya gas buang kembali mengalir ke pipa-pipa api di sisi atas dengan
arah aliran yang searah dengan arah pembakaran di ruang bakar. Singkat cerita
aliran gas pembakaran di dalam pipa-pipa api tersebut seakan membentuk huruf
S.

i. Boiler Pipa-api Vertikal


Boiler pipa-api dengan yang tersusun atas pipa-pipa api vertikal disebut sebagai
boiler pipa-api vertikal. Boiler tipe ini memiliki kelebihan desain dan proses
pembuatan yang tidak terlalu rumit. Ruang bakar berada di bawah tanki air,
dengan pipa-pipa untuk saluran gas buang yang tersusun vertikal di dalam tanki
air.

j. Boiler Horizontal Return Tubular


Boiler Horizontal Return Tubular mirip dengan boiler-boiler pipa api lain yang
telah kita bahas. Memiliki susunan pipa-pipa api mendatar. Yang sedikit
berbeda adalah desain penempatan ruang bakar yang tidak berada di dalam
tanki air, namun berada di bawah tanki. Pipa-pipa api yang ada di dalam tanki
hanya akan dilewati oleh gas buang panas hasil pembakaran bahan bakar di
ruang bakar tersebut.
k. Admiralty-type direct tube boiler
Boiler pipa-api ini tidak populer dan tidak digunakan banyak pihak sejak
kemunculannya di era kapal perang Ironclad di pertengahan abad 19. Satu hal
yang membuatnya tidak populer adalah desain pipa-api yang terhubung
langsung dengan ruang bakar sehingga sering terjadi over-heat pada pipa
tersebut.

Admiralty-type direct tube boiler


l. Immersion Fired Boiler
Boiler pipa-api terakhir ini memiliki satu ciri khas yang tidak dimiliki oleh
boiler-boiler pipa-api lainnya. Boiler yang dikembangkan oleh pabrikan Sellers
Manufacturing ini didesain agar tiap-tiap pipa-api yang ada di dalam tanki air
berfungsi sebagai ruang bakar sekaligus juga saluran gas buang panas hasil
pembakaran. Sehingga boiler ini memiliki banyak burner (alat pembakar)
dengan jumlah yang sama dengan jumlah pipa-api yang ada. Dengan desain
boiler yang otomatis hanya cocok menggunakan bahan bakar cair atau gas ini,
diklaim memiliki tegangan temperatur yang relatif rendah. Boiler ini masih
dipasarkan hingga saat ini oleh pabrikan Sellers Manufacturing selaku pemilik
desain patennya.

2. Boiler Pipa-Air (Water-Tube Boiler)


Boiler pipa-air memiliki desain berkebalikan dengan boiler pipa-api. Boiler ini
mensirkulasikan air melewati saluran-saluran pipa dengan sumber panas
berasal dari ruang bakar (furnace). Sebuah tanki air yang biasa disebut dengan
steam drum, menjadi salah satu karakteristik boiler pipa-air. Steam drum
berfungsi sebagai tanki air yang dijaga levelnya untuk memastikan selalu ada
air tersirkulasi ke pipa-pipa air. Selain itu steam drum juga berfungsi untuk
memisahkan uap air basah dengan air. Uap air basah yang keluar dari steam
drum biasanya akan dipanaskan lebih lanjut untuk menghasilkan uap panas
lanjut (superheated steam).
Desain boiler pipa-air yang populer dilengkapi dengan pipa-pipa air yang
didesain menjadi dinding ruang bakar (wall-tube). Air dari steam drum turun
melewati pipa bernama downcomer ke sebuah pipa header yang terhubung
dengan semua ujung bawah pipa wall-tube. Ujung wall-tube yang lain yang
berada di bagian atas ruang bakar terhubung langsung dengan steam drum. Di
bagian wall-tube inilah terjadi perubahan fase dari air menjadi uap air. Sistem
pipa-air ini menghasilkan sirkulasi air tertutup antara steam drum–downcomer–
wall-tube– dan kembali ke steam drum. Dari steam drum hanya uap air basah
saja yang akan keluar.

Boiler pipa-air sekalipun memiliki desain yang sedikit lebih kompleks daripada
boiler pipa-api, namun boiler pipa-air cenderung lebih mampu menghasilkan
kualitas uap air yang lebih tinggi (lebih superheated). Oleh karena itulah boiler
pipa-air lebih cocok diaplikasikan pada industri-industri besar yang lebih
menuntut kualitas uap air tinggi seperti pembangkit listrik tenaga uap.

B. FUNGSI BOILER

Boiler berfungsi untuk merubah air menjadi uap superheat yang bertemperatur
dan bertekanan tinggi. Proses memproduksi uap ini disebut ‘Steam Raising” (Pembuat
Uap). Unit/alat yang digunakan untuk membuat uap disebut “Boiler” (Boiler) atau
lebih tepat “steam Generator” (Pembangkit Uap).

Klasifikasi Boiler secara umum dibagi dua yaitu, Boiler pipa api dan Boiler
pipa air. Jenis Boiler pipa api banyak digunakan oleh industri yang memerlukan
tekanan uap yang relatif rendah, misalnya pabrik-pabrik gula. Sedangkan jenis pipa air
digunakan oleh industri/pembangkit listrik yang memerlukan tekanan uap yang tinggi,
misalnya pada pusat-pusat listrik tenaga uap.

KOMPONEN-KOMPONEN BOILER SISI WATER-STEAM

Komponen-komponen dari boiler yang akan saya sebutkan berikut menjadi


komponen yang berhubungan dengan proses perubahan fase dari air menjadi uap air.
Air yang masuk ke boiler berskala besar memiliki temperatur dan tekanan yang tinggi.
Temperatur tinggi didapatkan dari proses preheating, dan dibangkitkan tekanannya
oleh Boiler Feed Water Pump. Selanjutnya air akan mengalami berbagai proses di
boiler sehingga terbentuk uap kering (superheated steam). Dan berikut adalah bagian-
bagian dari boiler yang berhubungan dengan proses perubahan fase air tersebut:
1. Steam Drum
Seperti yang telah saya jelaskan pada artikel sebelumnya, Steam Drum pada
boiler berfungsi sebagai reservoir campuran air dan uap air, dan juga berfungsi
untuk memisahkan uap air dengan air pada proses pembentukan uap superheater.

Prinsip Kerja Steam Drum

Steam drum memiliki beberapa saluran masuk dan dua saluran keluar. Air yang
masuk ke dalam steam drum memiliki fase campuran antara uap air dan cair. Di
dalam steam drum terdapat cyclone separator, bagian ini berfungsi untuk
memisahkan antara uap air saturated dengan air. Uap air akan keluar melalui pipa
sebelah atas steam drum dan menuju ke boiler untuk dipanaskan lebih lanjut
menjadi uap kering. Sedangkan yang masih berfase cair akan menuju ke raiser tube
untuk dipanaskan sehingga berubah fase menjadi uap.

Prinsip Kerja Cyclone Separator

Cyclone separator menjadi bagian paling utama di dalam steam drum. Di dalam
cyclone separator terdapat semacam cakram miring yang dapat berputar terhadap
porosnya. Campuran uap air dan air bertekanan terdorong masuk ke dalam
sehingga menyebabkan cakram ini berputar. Efek putaran dan benturan antara
fluida dengan cakram tersebut secara alami akan memisahkan air dengan uap
saturated, sehingga air akan jatuh ke bawah sedangkan uap air akan naik ke atas.
Di bagian atas keluaran steam drum, terdapat plat-plat miring yang disebut
eliminator / scrubber. Plat ini juga berfungsi untuk memisahkan air dengan uap
sehingga hanya uap saja yang dapat melewati scrubber tersebut.

Bagian-bagian Steam Drum

2. Boiler Water Circulating Pump


Boiler Water Circulating Pump (BWCP) mensupply air feedwater dari steam
drum ke water wall / raiser tube. Pada boiler sub-kritikal sebenarnya air dapat
secara natural mengalir sesuai dengan desain boiler, asalkan saluran perpipaan
didesain dengan hambatan yang sangat rendah. Keberadaan BWCP akan
memastikan air mengisi seluruh bagian pipa boiler, yang hal ini tidak dijamin dapat
dilakukan oleh boiler dengan sistem sirkulasi natural. Sirkulasi air pada boiler
sangat penting untuk diperhatikan, karena selain sebagai fluida kerja air juga
berfungsi sebagai media pendingin pipa-pipa boiler. Sedikit saja bagian dari pipa
boiler tidak terisi air akibat turunnya head keluaran BWCP, akan sangat fatal
akibatnya.
Prinsip Kerja BWCP
Sebagai contoh mari kita perhatikan salah satu desain BWCP pada sebuah
boiler PLTU di atas. Pompa tersebut berjenis sentrifugal berposisi vertikal dengan
satu inlet dan dua outlet. BWCP ini menggunakan sebuah motor listrik khusus
yang seporos dengan pompa. Di antara pompa dengan motor tidak dipergunakan
sistem sealing semacam gland packing atau mechanical seal, karena temperatur
kerja air yang dipompa sudah terlalu tinggi. Untuk mengatasi hal ini, rotor dari
motor pompa didesain dapat terendam air dan digunakan pula heat exchanger
untuk mendinginkan air di dalam motor.

Bagian-bagian BWCP
3. Desuperheater Spray
Uap air superheater yang masuk turbin uap pada sebuah PLTU harus memiliki
spesifikasi yang sesuai dengan ketentuan. Temperatur uap air harus dijaga pada
angka tertentu sehingga sesuai dengan persyaratan untuk menggerakkan turbin uap.
Desuperheater spray adalah sebuah bagian pada boiler yang berfungsi untuk
mengontrol temperatur uap superheater maupun reheater keluaran boiler dengan
jalan menyemprotkan air padanya. Jumlah air yang disemprotkan ke uap air
tersebut dikontrol oleh control valve. Komponen inilah yang berfungsi untuk
menjaga agar spesifikasi uap air selalu dalam parameter terbaik.

Konsep Sistem Desuperheater Spray


Sistem desuperheater mendapatkan input sinyal berupa temperatur uap air
keluaran sistem. Sinyal ini diproses sehingga sistem kontrol dapat mengatur besar
bukaan control valve yang mensupply air ke sistem. Air yang digunakan haruslah
memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan uap air. Maka digunakanlah
air feedwater yang berasal dari outlet Boiler Feedwater Pump.

4. Pipa Boiler (Tube)


Boiler berskala besar dibentuk oleh pipa-pipa (tubing) berukuran antara 25 mm
hingga 100 mm. Pipa-pipa ini memiliki desain material dan bentuk khusus yang
harus tahan terhadap perbedaan temperatur ekstrim antara ruang bakar dengan air /
uap air yang mengalir di dalamnya. Selain itu material pipa haruslah bersifat
konduktor panas yang baik, sehingga perpindahan panas (heat transfer) dari proses
pembakaran ke air / uap air bisa efektif.
Tubing Boiler dengan Ulir Dalam

Ada desain khusus pada pipa-pipa boiler besar yang cukup unik. Pipa-pipa
tersebut berkontur ulir di dalamnya, sehingga menciptakan aliran turbulen pada
saat air atau uap air mengalir di dalam pipa-pipa tersebut. Tujuan diciptakannya
aliran turbulen adalah untuk mengurangi efek gesekan antara air atau uap air
dengan permukaan pipa, sehingga mengurangi resiko kemungkinan adanya aliran
yang mengganggu (turbulensi) pada lekukan pipa. Pada akhirnya hal ini akan
meningkatkan efisiensi perpindahan energi panas dari proses pembakaran ke air.

Macam-macam Ukuran Pipa Boiler


5. Boiler Relief Valve
Boiler relief valve adalah sebuah safety valve yang berfungsi untuk
membuang uap boiler pada saat tekanan terlalu berlebihan di atas ketentuan
produksi boiler. Hal ini untuk mencegah terjadinya ledakan yang lebih besar yang
mungkin diakibatkan oleh tekanan uap superheater yang besar. Boiler relief valve
memiliki tekanan kerja tertentu yang sesuai dengan setting yang telah ditentukan
sebelum boiler beroperasi. Jika tekanan uap boiler lebih besar daripada tekanan
kerja relief valve ini, maka ia akan membuka dan membuang uap air ke atmosfer.

Bagian-bagian Boiler Relief Valve


C. KOMPONEN-KOMPONEN PROSES PEMBAKARAN PADA BOILER

Proses pembakaran pada boiler melibatkan komponen-komponen yang


mengatur supply udara serta bahan bakar ke dalam furnace boiler sehingga terjadi
proses pembakaran yang tepat. Jumlah dari udara serta bahan bakar yang masuk ke
dalam furnace harus tepat sesuai dengan perbandingan rasio bahan bakar / udara
(fuel/air ratio) teoritis sehingga didapatkan proses pembakaran yang sempurna.

Komponen-komponen boiler yang berhubungan dengan proses pembakaran


tersusun atas dua kelompok besar, yaitu sistem supply udara yang biasa disebut draft
system serta sistem supply bahan bakar. Sesuai dengan batasan yang telah saya
sebutkan pada artikel sebelumnya, boiler yang akan kita bahas adalah boiler skala besar
yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga uap. Berikut adalah komponen-
komponen boiler tersebut:

1. Coal Feeder
Coal feeder berfungsi untuk mengatur jumlah batubara yang akan masuk ke
dalam pulverizer. Jumlah batubara diatur sesuai dengan kebutuhan pembakaran
pada furnace. Sistem pengaturan jumlah batubara pada coal feeder dapat dilakukan
dengan dua cara berdasarkan jenisnya, yaitu secara fraksi berat atau secara fraksi
volume batubara.

Coal Feeder

Pengaturan jumlah batubara berdasarkan fraksi berat, menggunakan sensor


gravimetric yang dapat mendeteksi berat dari batubara yang melewati
konveyornya. Coal feeder jenis ini biasa disebut dengan Gravimetric Feeder.
Sedangkan coal feeder fraksi volume memiliki luas penampang jalur konveyor
yang tetap untuk mengatur jumlah batubara yang melewati konveyornya. Kedua
sistem di atas sama-sama menggunakan konveyor yang kecepatannya dapat diatur
secara fleksibel.
2. Pulverizer
Batubara hasil tambang memiliki ukuran fisik yang sangat beragam, dari yang
hanya berukuran butiran pasir hingga seperti bongkahan kerikil berdiameter 20cm.
Ukuran batubara yang terlalu besar dapat mengurangi efisiensi proses pembakaran,
karena semakin kecil ukuran partikel batubara maka akan semakin cepat pula
batubara tersebut terbakar. Untuk mendapatkan ukuran batubara yang cukup kecil
maka sebelum masuk ke furnace boiler, batubara akan mengalami proses grinding
pada sebuah alat bernama pulverizer. Silahkan Anda bayangkan bahwa batubara
keluaran pulverizer akan berukuran selembut tepung, yang dinamakan pulverized
fuel.

Pulverizer

Batubara yang diatur jumlahnya oleh coal feeder masuk ke pulverizer melalui
sisi inlet pada bagian atasnya. Batubara jatuh pada sebuah table yang berputar. Pada
bagian lain terdapat beberapa buah grinding yang dapat berputar bebas karena
permukaan grinding tersebut bersentuhan dengan table yang berputar tadi. Pada
grinding terdapat sistem pegas untuk memudahkan dalam menghancurkan
batubara. Udara panas dengan tekanan dan temperatur yang terjaga dimasukkan ke
dalam pulverizer sebagai media untuk membawa batubara yang telah halus keluar
pulverizer. Pada sisi outlet (bagian atas) terdapat sudu-sudu classifier yang
berfungsi untuk memfilter agar hanya batubara yang telah halus saja yang dapat
melewati sudu-sudu tersebut. Batubara yang tidak dapat melewati classifier akan
jatuh kembali ke table untuk digrinding agar lebih halus.
3. Burner
Burner menjadi alat untuk mencampur batubara dengan udara dan sebagai
nozzle untuk mendorong campuran bahan bakar tersebut ke dalam furnace boiler.
Pulverized fuel yang keluar dari pulverizer dibawa oleh udara bertekanan menuju
ke burner malalui pipa-pipa, di sisi lain ada pula udara tambahan (biasa disebut
secondary air) yang disupply untuk memenuhi kebutuhan pembakaran. Secondary
air dalam debit tertentu tersebut bertemu dengan pulverized fuel pada burner.
Keduanya bercampur dan terdorong menuju ke tengah-tengah furnace untuk
dibakar. Pada proses penyalaan boiler diperlukan proses penyalaan awal untuk
campuran bahan bakar tersebut, dan umumnya boiler-boiler besar menggunakan
bahan bakar bantuan seperti solar (HSD) untuk membantu proses penyalaan awal.

Coal Burner

Komponen-komponen dari coal burner umumnya adalah sebagai berikut:

a. Oil Gun. Bagian ini berfungsi untuk mensupply bahan bakar (biasanya
HSD) ke dalam boiler sebagai proses penyalaan awal boiler dan juga
proses pematian boiler. Pada oil gun terdapat dua saluran utama yakni
saluran fuel oil dan saluran atomizing air. Atomizing air berfungsi untuk
membentuk kabut bahan bakar HSD tadi sehingga lebih mudah
terbakar. Pada oil gun juga terdapat ignitor yang berfungsi sebagai
pemantik untuk menyalakan bahan bakar tadi.
b. Damper udara termasuk di dalam bagian burner. Damper ini mengatur
supply udara pembakaran yang masuk ke boiler.
c. Coal Nozzle. Bagian ini sebagai ujung masuknya pulverized fuel ke
dalam furnace boiler.
d. Flame Scanner. Adalah alat sensor api yang berfungsi untuk membaca
apakah terjadi proses pembakaran pada burner.
Pada proses penyalaan awal, boiler akan menggunakan bahan bakar HSD.
Dengan bantuan ignitor sebagai pemantik apinya, HSD akan terbakar di dalam
furnace dengan jarak aman tertentu. Jika proses pembakaran dengan menggunakan
HSD dirasa telah stabil (biasanya ditandai dengan jumlah tertentu uap air yang
dihasilkan boiler) maka pulverized fuel dapat dimasukkan ke dalam proses
pembakaran dengan tanpa menghentikan supply HSD. Supply HSD akan
dihentikan jika flame scanner telah membaca pulverized fuel terbakar di ujung
burner. Jarak api yang terbentuk pada ujung burner harus dijaga pada jarak aman
tertentu, hal ini berhubungan dengan keselamatan kerja agar api tidak menjalar ke
pipa-pipa supply pulverized fuel.

4. Fan System
Untuk men-supply udara yang digunakan pada proses pembakaran, boiler
membutuhkan kerja beberapa jenis kipas dengan fungsi masing-masing. Dan
berikut adalah sistem-sistem yang berhubungan dengan supply udara untuk proses
pembakaran pada boiler:
Primary Air Fan. Kipas ini berfungsi untuk men-supply udara bertekanan yang
akan digunakan untuk membawa pulverized fuel dari pulverizer menuju ke boiler.
Parameter terkontrol pada primary air adalah besar tekanan kerjanya, sehingga
kipas yang digunakan adalah yang bertipe kipas sentrifugal. Kipas sentrifugal
dikenal dapat menghasilkan tekanan udara keluaran yang lebih tinggi daripada
kipas aksial namun dengan debit aliran yang cukup tinggi pula.

Centrifugal Primary Air Fan

Pada sisi inlet primary air fan terdapat sudu-sudu (inlet vane) yang dapat
bergerak ke arah menutup ataupun membuka 100%. Sudu-sudu ini berfungsi untuk
mengatur debit udara yang masuk ke kipas dan di-supply ke pulverizer.
Secondary Air Fan. Kipas inilah yang menjadi penyupply utama udara ke dalam
furnace boiler untuk memenuhi kebutuhan proses pembakaran. Berbeda dengan
primary air yang menitik beratkan kepada tekanan kerjanya, secondary air lebih
diutamakan kontrol terhadap debit volume-nya. Oleh karena itulah secondary air
umumnya menggunakan kipas dengan tipe aksial yang dapat menghasilkan volume
debit aliran yang tinggi.

Axial Secondary Air Fan

Untuk mengatur jumlah udara yang di-supply ke boiler, sudu-sudu pada


secondary air fan dapat bergerak-gerak fleksibel membuka dan menutup. Semakin
besar bukaan sudu maka akan semakin banyak pula udara yang dialirkan oleh kipas
ini ke boiler untuk mencukupi kebutuhan proses pembakaran.

Air Pre-Heater. Komponen ini berfungsi untuk memanaskan awal primary dan
secondary air dengan menggunakan panas yang dihasilkan oleh gas buang boiler.
Air Pre-Heater tersusun atas plat-plat yang berfungsi untuk menyerap panas dari
gas buang boiler. Plat-plat tersebut tersusun melingkar dan dapat berputar sehingga
aliran udara ataupun gas buang adalah sejajar dengan poros putaran air pre-heater
ini. Putaran yang teratur namun tidak terlalu cepat akan memindahkan panas dari
gas buang boiler ke plat-plat air pre-heater dan berlanjut pindah ke udara-udara
primary dan secondary.
Desain Air Pre-Heater

Temperatur panas pada primary air berfungsi untuk mengeringkan pulverized


fuel yang dihasilkan oleh pulverizer. Karena jika pulverized fuel dalam keadaan
basah (akibat hujan mungkin) akan memperlambat proses pembakaran di dalam
furnace. Selain itu, kondisi basah dari pulverized fuel yang selembut tepung dapat
menempel dan menyebabkan penimbunan pada pipa-pipa saluran menuju furnace.
Hal ini sangat berbahaya karena jika terus dibiarkan dapat menyumbat pipa-pipa
tersebut.

5. Soot Blower
Boiler-boiler modern dilengkapi dengan pembersih jelaga (sootblower) yang
dapat dioperasikan dari jarak jauh (remotely operated) dan dikendalikan secara
bergantian dan berurutan. Fungsi dari sootblower adalah untuk membersihkan abu,
debu atau jelaga yang menempel pada pipa-pipa Boiler, superheater, Economizer
dan pada elemen air heater. Tujuan dari pembersihan tersebut adalah untuk
menaikkan efisiensi dari boiler dan menghindari kerusakan pipa-pipa pada
bolier/superheater. Biasanya sootblower menggunakan uap untuk membersihkan
pipa-pipa boiler/superheater.

Uap yang digunakan untuk pembersihan abu biasanya diambil langsung dari boiler,
dari sisi keluar pemanas lanjut primer atau dari sisi masuk cold reheater, namun
uap dari boiler bantu (auxilary boiler) pun dapat digunakan. Tekanan uap yang
menuju kemasing-masing blower diturunkan seperlunya oleh plat-plat orifis
(orifice plate). Pada pusat pembangkit lain, udara bertekanan juga digunakan
sebagai media pembersih. Sistem sootblowing dengan udara bertekanan ini
memerlukan tambahan modal dan biaya untuk kompressor yang berkapasitas besar.
Jenis dan Konstruksi

Jenis penempatan, ukuran dan tekanan serta frekuensi penggunaan sootblower


sangat bervariasi sesuai dengan disain boiler dan karakter deposit/endapannya .
Oleh karena itu adalah tidak mungkin untuk menguraikan semua pemakaian-
pemakainnya , tetapi secara umum , jenis-jenis utama dari sootblower yang
digunakan adalah seperti diperlihatkan pada gambar, yaitu :
a. Blower-blower yang dapat ditarik (retractable gun blowers) dengan nozle jet
yang berlawanan untuk membersihkan pipa-pipa air ruang bakar.
b. Blower-blower yang dapat ditarik (retractable gun blowers) yang mempunyai
nozle jet tunggal untuk diarahkan pada susunan pipa-pipa boiler dan
superheater.
c. Blower-blower panjang yang dapat ditarik (long retractable lance blowers)
yang bergerak/bergeser diantara susunan pipa-pipa, dengan nozle berputar dan
mempunyai jet yang berlawanan untuk mengimbangkan gaya dorong. Jenis
inilah yang paling efektif, untuk pemanas lanjut pada boiler modern sehingga
memungkinkan mencapai sasaran yang lebar dengan merata/sebanding.
d. Blower dengan nozzle jet banyak (multi jet tube blowers), digunakan untuk
zone temperatur yang lebih rendah seperti economizer dan air heater. Blower
tersebut tidak dapat ditarik (non-retractring) tetapi dapat berputar dan/atau
bergeser.
e. Sama dengan multi jet blower dengan nozzle jet yang dapat digunakan pada
posisi tetap untuk membersihkan lorong-lorong diantara pipa-pipa. Blower ini
hanya cocok untuk zone temperatur yang lebih rendah dan pada zone yang
deposit/endapannya ringan, oleh karena itu tidak perlu daya yang besar untuk
beberapa nozle kecil .

Gambar 7 Jenis-jenis Sootblower


6. Air Heater
Adalah pemanas udara sehingga temperatur udara pembakaran dapat
mencapai + 300oC menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna. Air heater
terpasang dari jenis elemen-elemen plat yang berfungsi mengambil panas dari gas
bekas dan kemudian ditransfer ke udara pembakaran (discharge FD Fan) dengan
mekanisme perpindahan panas konveksi. Lihat gambar.
D. SIRKULASI AIR DAN UAP

Air dipompakan kedalam boiler dengan menggunakan pompa air pengisi


(Boiler Feed Pump/BFP), melalui katup pengatur. Sebelum masuk kedalam boiler
drum, air dipanaskan terlebih dahulu di Low Pressure Heater juga dipanasi di High
Pressure Heater dan terakhir dipanasi di Economizer sehingga temperatur air
mendekati titik didihnya.
Dari dalam boiler drum air bersirkulasi melalui down comer dan riser sehingga
dengan adanya pemanasan dari ruang bakar terbentuklah uap air. Sirkulasi ini dapat
terjadi secara alami (natural circulation) ataupun sirkulasi yang dibantu (assited
circulation) dengan menggunakan pompa sirkulasi. Sirkulasi alami pada Boiler dapat
dilihat pada Gambar.

Sirkulasi Air dan Uap di Boiler

Salah satu bagian dari boiler adalah down comer. Down comer ini berada diluar
ruang bakar, menghubungkan antara boiler drum dengan bagian bawah tube wall
(Riser). Down comer tidak mendapat pemanasan dari ruang bakar boiler. Karena air
didalam riser mendapat pemanasan dari ruang bakar maka akan timbul uap air.
Campuran air dan uap yang berada didalam riser berat jenisnya akan lebih kecil dari
pada air yang ada didalam down comer, karena air didalam down comer tidak
menerima pemanasan. Selanjutnya air dan uap yang ada didalam riser akan naik
sedangkan air yang ada didalam down comer akan turun. Dengan demikian terjadilah
sirkulasi air didalam boiler secara alami. Uap yang dihasilkan ditampung didalam
boiler drum kemudian dialirkan menuju turbin melewati superheater. Komponen utama
boiler dalam sirkulasi air adalah Ekonomiser, drum boiler, heater, riser dan down
comer.

1. Economizer
Economizer adalah Heat Exchanger (penukar kalor) yang dipasang pada
saluran air pengisi sebelum air masuk ke Boiler Drum . Konstruksi Economizer
berupa sekelompok pipa-pipa kecil yang disusun berlapis-lapis. Di bagian dalam
pipa mengalir air pengisi yang dipompakan oleh Boiler Feed Pump dan dibagian
luar pipa mengalir gas panas hasil pembakaran yang terjadi di ruang bakar. Karena
temperatur gas panas lebih tinggi dari temperatur air pengisi maka gas panas
menyerahkan panas kepada air pengisi sehingga temperatur air pengisi menjadi
naik dan diharapkan mendekati titik didihnya, tapi jangan melampaui titik didih
karena akan menyebabkan terbentuknya uap di dalam pipa Economizer dengan
akibat lebih lanjut terjadi overheating pada pipa tersebut.
2. Boiler Drum
Boiler Drum adalah bejana tempat menampung air yang datang dari
Economizer dan uap hasil penguapan dari Tube Wall ( Riser). Kira-kira separoh
dari drum berisi air dan separohnya lagi berisi uap. Boiler Drum terbuat dari plat
baja dilas dan dilengkapi diantaranya :

a. Man hole.
b. Saluran menuju Superheater.
c. Saluran menuju Feedwater Inlet.
d. Saluran menuju Blow Down.
e. Saluran menuju Down Comer.
f. Saluran menuju Safety Valve.
g. Pipa injeksi bahan Kimia.
h. Pipa Sampling.
i. Pipa menuju alat ukur dan alat kontrol.

Seperti terlihat pada Gambar di bagian dalam Boiler Drum terdapat peralatan-
peralatan Screen dryer (pengering uap) dan Steam separator (pemisah uap). Level
air didalam drum harus dijaga agar selalu tetap kira-kira separoh dari tinggi drum.
Banyaknya air pengisi yang masuk ke dalam drum harus sebanding dengan
banyaknya uap yang meninggalkan drum, sehingga level air terjaga konstant.

Pengaturan level didalam Boiler Drum dilakukan dengan mengatur besarnya


pembukaan Flow Control Valve. Apabila level didalam air drum terlalu
rendah/tidak terkontrol akan menyebabkan terjadinya Overheating pada pipa-pipa
Boiler, sedangkan bila level drum terlalu tinggi, kemungkinan butir-butir air
terbawa ke turbin dan mengakibatkan kerusakan pada turbin. Untuk
mengamankannya pada boiler drum dipasang alarm untuk level high dan level low
serta trip untuk level very low dan very high.

Level air didalam boiler drum dapat dimonitor dengan menggunakan perlatan
level gauge/level indikator yang terdapat didekat boiler drum (lokal), atau dengan
cara remote (jarak jauh) di control room, juga dicatat pada level recorder.

Uap yang dihasilkan dari dalam tube wall (riser), terkumpul didalam boiler
drum. Uap akan mengalir ke arah puncak boiler drum melewati steam separator
dan screen dryer lalu keluar dari dalam drum dalam keadaan kering menuju
separator dan akhirnya ke turbin.
Butir-butir air yang terpisah dari uap akan jatuh dan bersirkulasi kembali bersama
air yang baru masuk.
Boiler Drum
3. Header
Dari header air akan masuk ke tube wall (riser) untuk diubah menjadi uap dan
kembali ke Boiler. Header (low header) merupakan tempat penampungan air yang
berasal dari down comer.

4. Riser (Tube Wall)


Didalam tube wall terdapat air yang bersirkulasi dari boiler drum melalui down
comer dan low header. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran didalam
furnance sebagian diberikan kepada air yang ada didalam tube wall sehingga air
berubah menjadi uap.

Selain berfungsi untuk membuat air menjadi uap, tube wall juga mencegah
penyebaran panas dari dalam furnance ke udara luar dan untuk lebih menjamin agar
panas tersebut tidak terbuang ke udara luar melewati tube wall, maka dibalik tube
wall (arah udara luar) dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.

5. Down Comer
Sedangkan pada down comer merupakan pipa yang berukuran besar,
menghubungkan bagian bawah boiler drum dengan lower header. Down comer
(pipa turun) tidak terkena panas secara langsung dari ruang bakar. Dan untuk
menghindari kerugian panas yang terbuang pada down comer, maka down comer
diberi isolasi.

6. Superheater
Sirkulasi uap yang menuju ke superheater dapat dilihat pada gambar.

Sirkulasi Uap Menuju Superheater


Aliran sirkulasi uap yang terjadi adalah sebagai berikut :
a. Uap jenuh dari steam drum dialirkan ke primary superheater. Primary
superheater terletak dibagian belakang dari Boiler dan menerima gas relatif
dingin. Pipa-pipa biasanya diatur dengan konfigurasi horizontal.
b. Uap yang dipanaskan ini selanjutnya mengalir ke secondary superheater
yang terletak pada bagian gas sangat panas. Sebagian dari superheater
terletak tepat diatas ruang bakar dan menerima panas radiasi langsung dari
ruang bakar. Kemudian dari secondary superheater, uap mengalir ke turbin
tekanan tinggi.

7. Reheater
Sirkulasi uap yang menuju ke reheater dapat dilihat pada gambar.

Sirkulasi Uap Reheater

Aliran uap reheat yang terjadi adalah sebagai berikut:


Uap superheat yang berasal dari turbin tekanan tinggi, kembali ke steam
generator (boiler), untuk mendapatkan panas dalam reheat, kemudian setelah
dipanaskan di reheat, uap tersebut mengalir ke turbin tekanan sedang.
E. SISTEM PENGAMAN

1. Katup Pengaman
Katup Pengaman berfungsi sebagai pengaman terhadap tekanan lebih.
Semua bejana atau header bertekanan harus dilengkapi dengan katup
pengaman. Pada Boiler, katup pengaman dipasang pada header superheater
reheater, drum, auxiliary, steam, dan sebagainya. Katup pengaman superheater
diset lebih rendah dari katup pengaman drum. Hal ini bertujuan untuk
mencegah pipa superheater overheat sebab bila katup pengaman drum diset
lebih rendah, pada saat ia kerja (membuka), maka aliran uap menjadi berkurang
padahal aliran uap ke superheater berfungsi sebagai pendingin pipa, sementara
pembakaran tetap tidak berubah. Pada sisi reheater katup pengaman diset lebih
rendah dari pada sisi masuknya dengan tujuan yang sama, yaitu mencegah pipa
reheater overheat. Banyaknya katup pengaman dengan ukuran yang sesuai
dipasang untuk menjamin bahwa pada saat semua katup membuka penuh,
penguapan maksimum dari Boiler dapat dikeluarkan tanpa melebihi tekanan.

Konstruksi katup pengaman yang umum digunakan adalah tipe pegas


(spring type) seperti diperlihatkan pada gambar.

Katup Pengaman
2. Pengaman Boiler
a. Suhu superheater atau reheater tinggi
b. Level air drum tinggi atau rendah
c. Tekanan ruang bakar tinggi atau rendah
d. FD fan ( kipas tekan paksa ) trip
e. Nyala api ( pembakaran ) hilang
f. Aliran udara pembakaran rendah
g. Katup pengaman

F. SISTEM BAHAN BAKAR

1. Bahan Bakar Batubara


Persediaan batubara ditampung dilapangan terbuka (coal stock area) dan
untuk melayani kebutuhan pembakaran di boiler, batubara ditampung pada
bunker (silo) di tiap boiler.

Pemasokan batubara dari bunker ke burner ruang bakar dilakukan melalui


coal feeder, mill pulveriser, dan coal pipe.

Pengaturan dan pencatatan jumlah aliran batubara dilakukan dengan coal


feeder. Mill pulveriser berfungsi untuk menggerus batubara sehingga menjadi
bubuk. Sedang untuk membawa bubuk batubara ke burner, dihembuskan udara
primer ke mill. Udara primer dihasilkan oleh primary air fan (PAF) dan
dipanaskan pada pemanas udara primer sehingga cukup untuk mengringkan
bubuk batubara.

Sistem Bahan Bakar Batubara


Mill Pulveriser

Penempatan burner batubara pada ruang bakar


2. Boiler Minyak
Boiler berbahan bakar minyak cukup populer digunakan untuk skala kecil
saja. Hal ini disebabkan karena desain yang jauh lebih sederhana ketimbang
boiler batubara. Boiler ini umumnya bertipe pipa-api, yang hanya
membutuhkan komponen utama burner dan jaringan pipa-pipa untuk aliran
api (gas panas) yang dibuat berada di dalam tungku air.

Boiler ini umumnya menggunakan bahan bakar solar, atau yang biasa juga
dikenal dengan High Speed Diesel (HSD). Desainnya yang sederhana
membuat boiler ini sangat cocok digunakan untuk produksi uap air bertekanan
rendah dengan kapasitas produksi uap yang rendah pula.

3. Boiler Nuklir
Sesuai namanya, boiler nuklir menggunakan teknologi nuklir sebagai
sumber energi panas. Boiler ini sangat populer digunakan pada pembangkit
listrik tenaga nuklir. Pada boiler tenaga nuklir, energi panas dari reaksi fisi di
dalam reaktor nuklir diserap oleh material pendingin (coolant) yang dapat
berupa gas, cair, atau bahkan logam cair, tergantung dari jenis reaktornya.
Material pendingin inilah yang selanjutnya mengalir ke boiler dan digunakan
untuk memanaskan air sehingga berubah fase menjadi uap panas lanjut. Uap
yang dihasilkan inilah yang dialirkan ke turbin-generator untuk
membangkitkan listrik pada pembangkit listrik tenaga nuklir.

Bahan baku reaktor nuklir yang populer adalah Uranium. Uranium


merupakan jenis logam berat yang tidak banyak bermanfaat di Bumi dan mudah
ditemukan di lautan maupun batuan. Ada dua jenis uranium dengan isotop yang
berbeda yang kita kenal, yaitu uranium-238 (U-238) dan uranium-235 (U-235).
Dua jenis uranium ini memiliki perbedaan utama pada umur reaktifnya. U-238
memiliki umur reaktif yang lebih panjang daripada U-235, yang demikian ini
menunjukkan pula jika U-235 lebih tidak radioaktif ketimbang U-238.
Kubah Reaktor Nuklir

Satu risiko utama penggunaan reaktor nuklir tentu saja adalah bahaya
radioaktif. Oleh karena itulah reaktor nuklir selalu dibuat di dalam sebuah
kubah yang berfungsi untuk mencegah kebocoran radioaktif reaktor. Umumnya
bagian luar reaktor nuklir dibuat berbentuk dome dengan bahan cor konkrit kuat
yang tidak hanya berfungsi untuk mencegah kebocoran radioaktif, tapi juga
untuk menahan gangguan alam dari luar.

4. Boiler Tenaga Surya Terkonsentrasi


Boiler yang akan kita bahas berikut termasuk teknologi yang sangat baru.
Boiler ini menggunakan sumber energi dari sinar matahari yang sangat
terbarukan. Namun demikian, sekalipun sinar matahari hanya ada di siang hari
saja, boiler ini mampu beroperasi siang-malam berkat teknologi larutan khusus
penyimpan panas.

Boiler tenaga surya menggunakan komponen utama berupa sejumlah


banyak cermin yang disusun mengelilingi sebuah menara penangkap panas.
Cermin-cermin diposisikan sedemikian rupa sehingga pantulan sinar matahari
yang ditangkap oleh masing-masing cermin tersebut terpantulkan secara
terpusat ke menara penangkap panas. Masing-masing komponen cermin
dilengkapi sebuah mekanisme otomatis, sehingga ia dapat bergerak mengikuti
sumber sinar matahari, sehingga arah pantulan panas selalu mengarah ke
menara penangkap panas.

Sebuah mekanisme digunakan untuk mengalirkan air garam tertentu ke


menara penangkap panas. Diperkirakan panas yang tertangkap di menara ini
dapat mencapai 1500 kali lebih panas dari apa yang biasa kita rasakan. Panas
tersebut diserap oleh larutan garam dan disimpan ke dalam sebuah tangki
khusus yang tahan panas.

Selanjutnya melalui sebuah heat exchanger, air menyerap panas dari


larutan garam tadi sehingga air mendidih dan mencapai temperatur superheat.
Pada pembangkit listrik tenaga surya terkonsentrasi, uap inilah yang
selanjutnya digunakan untuk memutar turbin uap dan menghasilkan listrik.

Pembangkit listrik yang sudah menggunakan teknologi ini banyak


dibangun di Spanyol, Amerika Serikat, Afrika Selatan, India, dan sedikit di
Cina.

5. Boiler Tenaga Sampah


Boiler tenaga sampah menjadi solusi paling ramah lingkungan terhadap dua
permasalahan sekaligus: sampah dan krisis energi fosil. Produksi sampah yang
terus-menerus meningkat setiap waktunya menjadi salah satu sumber energi
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler.

Boiler berbahan bakar sampah tidak jauh berbeda dengan boiler biomass
lainnya. Pertama-tama sampah yang didatangkan dipilah-pilah untuk
menyingkirkan sampah mampu daur ulang dan material-material berbahaya.
Kemudian sampah yang sudah bersih ditampung terlebih dahulu sebelum
menunggu giliran untuk dibakar. Beberapa pabrik menggunakN proses
gasifikasi, namun lebih banyak yang langsung menggunakan sampah yang ada
karena lebih menghemat biaya proses. Kemudian sampah dapat dimasukkan ke
proses pembakaran di boiler secara bagian-perbagian, atau kontinyu tergantung
dari desain boiler.

Diketahui boiler berbahan bakar sampah memiliki tingkat emisi yang lebih
bersahabat ketimbang boiler batubara. Hal ini dikarenakan tidak terbentuknya
polutan sulfur seperti yang terkandung dalam batubara.

Sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Sampah terbesar di dunia akan


dibangun di Shenzhen, Cina

Pembangkit listrik tenaga sampah sudah digunakan lebih dari dua dekade
di Swedia. Dan kini sudah banyak dibangun di Cina, Amerika Serikat, dan
banyak negara lainnya.

Anda mungkin juga menyukai