Anda di halaman 1dari 18

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SIM


Dosen pengampu Nungki Pradita, SE, MM

Disusun Oleh :
 Meiladina (2117483)
 Fitri Sofiyanti (2117511)
 Chusnul Istiqomah (2117530)

PRODI MANAJEMEN C
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini dan dapat selesai
seperti waktu yang telah penyusun rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah kami.
Kami pun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun masih memiliki banyak
kelemahan serta kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu kami
membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran
dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang.

Kendal, 27 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………… i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………… ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….. 2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Sistem Informasi Manufaktur………………………………………….. 3
B. Komputer Sebagai Bagian dari Sistem Fisik………………………………………. 3
C. Komputer Sebagai Sistem Informasi………………………………………………. 5
D. Jenis-jenis Model dari Sistem Informasi Manufaktur……………………………… 7
E. Model Sistem Informasi Manufaktur………………………………………………. 9
F. Pengaruh Tingkat Dalam Keuangan dan Biaya Perusahaan……………………… 11
G. Penggunaan Sistem Informasi Manufaktur oleh Manajer………………………... 13

Bab III Penutup


Kesimpulan…………………………………………………………………………….…. 14
Saran………………………………………………………………………………………. 14
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian, pemasaran,
mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control,
pengiriman material, support service, dan customer service. Manufaktur, dalam arti yang
paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi
perancangan produk, pemilihan material dan tahap‐tahap proses dimana produk tersebut
dibuat.
Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya.
Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, bahkan
peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan. Oleh karena itu,
perusahaan perlu memiliki sebuah system informasi yang dikhususkan pada department.
Sistem informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam
sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan
mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
Sistem informasi manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam
hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen
perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk
perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini
digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait
dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Adapun manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam suatu perusahaan
manufaktur yaitu: (1) Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem
informasi manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya, (2) Perusahaan lebih
cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya,(3) Arsip lebih terstruktur karena
menggunakan sistem database, dan (4) Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik
robotik, hasil produksi semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak
terpakai.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem informasi manufaktur ?
2. Apa peran komputer sebagai bagian dari sistem fisik?
3. Apa peran komputer sebagai sistem informasi?
4. Bagaimana model dari sistem informasi manufaktur ?
5. Bagaimana pengaruh teknologi dalam perusahaan?
6. Bagaimana penggunaan sistem informasi manufaktur oleh manajer?

1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan maksud dari Sistem Informasi Manufaktur.
2. Mengetahui jenis – jenis model sistem informasi manufaktur
3. Mengetahui penggunaan sistem informasi manufaktur oleh manajer.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Informasi Manufaktur


Manufaktur, dalam arti yang paling luas adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi perancangan produk, pemilihan material dan tahap‐tahap
proses dimana produk tersebut dibuat. Definisi manufaktur secara umum adalah suatu
aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas
perancangan produk, pembelian, pemasaran, mesin dan perkakas, manufacturing,
penjualan, perancangan proses, production control, pengiriman material, support service,
dan customer service.
Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam
hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung manajemen
perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk
perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input, proses dan output. Sistem ini
digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang meliputi seluruh kegiatan yang terkait
dengan perencanaan dan pengendalian proses untuk memproduksi barang atau jasa.
Ruang lingkup sistem informasi manufaktur meliputi Sistem perencanaan manufaktur,
rencana produksi, rencana tenaga kerja, rencana kebutuhan bahan baku dan sistem
pengendalian manufaktur.
Manfaat digunakannya sistem informasi manufaktur di dalam perusahaan adalah
sebagai berikut :
1. Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem
informasi manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2. Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3. Arsip lebih terstruktur karena menggunakan sistem database.
4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi
semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.

B. Komputer Sebagai Bagian dari Sistem Fisik


Telah banyak yang dicapai dalam penggunaan mesin yang dikendalikan komputer di area
produksi. Mesin-mesin tersebut menggantikan kerja para pekerja. Mesin-mesin berbiaya
lebih murah daripada pekerja.
Usaha untuk menggunakan mesin awalnya terdapat penolakan dari para pekerja, karena
mereka menganggap akan ada pengurangan karyawan. Namun semakin berkembangnya
zaman tadi, pekerja mulai dapat menerima karena akan mempermudah pekerjaan mereka
juga.

3
Elemen yang menjadikan komputer sebagai bagian dari sistem fisik, antara lain:
1. Computer-Aided Design (CAD)
Computer-Aided Design (CAD) semakin sering disebut computer-aided engineering
(CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang akan
dimanufaktur. CAD awal munculnya sekitar tahun 1960-an dan kemudian diadopsi oleh
pembuat mobil.
CAD merupakan program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari
suatu produk yang ingin digambarkan yang dapat diwakili oleh garis-garis maupun simbol-
simbol tertentu. CAD dapat berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD
digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan
jembatan hingga bagian-bagian kecil, memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis.
Setelah rancangan tersebut dimasukkan ke dalam komputer, engineer dapat menempatkan
rancangan pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titik-titik lemah. CAD bahkan dapat
membuat bagian-bagian tersebut bergerak seperti yang sedang digunakan. Ketika
rancangan itu selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang
diperlukan untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan.
CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE dan integrasi itu
dimungkinkan karena perangkat lunak CAD kebanyakan merupakan aplikasi 3 dimensi
atau biasa disebut solid modelling yang memungkinkan memvisualisasikan komponen dan
rakitan yang kita buat secara realistik dan mempunyai properti seperti massa, volume, pusat
gravitasi, luas permukaan, dan lain-lain.

2. Computer-Aided Manufacturing (CAM)


Computer-Aided Manufacturing (CAM) adalah penerapan komputer dalam proses
produksi. Penerapan ini seperti bor dan mesin bubut yang menghasilkan produk sesuai
dengan spesifikasi yang diperoleh dari database rancangan. Sebagian mesin produksi
memiliki mikropesesor yang telah terpasang dan sebagian dikendalikan oleh komputer
mini.
Sebagian besar otomatisasi pabrik saat ini terdiri dari teknologi CAM. Produksi dapat
berjalan lebih cepat dari presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja manusia yang
mengendalikan. Presisi yang lebih tinggi memungkinkan lebih sedikit bagian yang cacat
dan terbuang.

3. Robotik
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik yang melibatkan penggunaan
robot industrial.

4
Robotik merupakan alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas tertentu dalam
proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai
tingkat kualitas yang tinggi, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung
resiko seperti melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga
mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.

C. Komputer Sebagai Sistem Informasi


Komputer merupakan suatu sistem informasi dalam kegiatan manufaktur. Output dari
sistem informasi menufaktur digunakan untuk menciptakan dan mengoperasikan sistem
produk fisik.

Adapun komputer sebagai sistem informasi berkaitan dengan:


1. Sistem Titik Pemesanan Kembali (Re-order Point/ROP)
Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi, komputer
diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan reaktif yg sederhana yaitu
menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat tertentu dan kemudian memicu
pesanan pembelian atau suatu proses produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai
pemicu disebut titikpemesanan barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian
pada titik pemesanan kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re‐order point/ROP).
Beberapa istilah dalam ROP antara lain:
• Stock‐out : kehabisan persediaan
• Lead time : waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan
• Safety stock : persediaan aman

Untuk mengantisipasi terjadinya kehabisan persediaan, perusahaan akan melakukan


pesanan pada pemasok ketika saldo mencapai titik pemesanan kembali. Jumlah waktu yang
dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan disebut juga dengan lead time.
Perusahaan biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan
demikian selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil
menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan
dikurangi selama jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan tidak dapat
menjalankan proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi. Dengan
pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi ekstra atau
sering disebut safety stock.

5
2. Material Requirement Planning (MRP)
MRP dikembangkan pada tahun 1960‐an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP
adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan
tanggal yang dibutuhkan.
MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
(1) Sistem penjadwalan produksi menggunakan 4 file data dalam menyiapkan jadwal
produksi induk. Data input mencakup file pesanan pelanggan, file ramalan penjualan, file
persediaan barang jadi, dan file kapasitas produksi. Sistem ini menghasilkan master jadwal
produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang. Master
production schedule memperoyeksikan produksi cukup jauh ke depan untuk
mengakomodasi proses produksi yang merupakan lead ime pemasok dan waktu produksi
terlama.
(2) Sistem MRP menguraikan tagihan material. Sistem ini mengubah kebutuhan bruto
menjadi kebutuhan netto.
(3) Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk menjaga
produksi dalam kapasitas pabrik. Setelah ada penentuan, sistem ini menghasilkan output
utama yaitu jadwal pesanann terencana, dan output lain seperti perubahan pesanan
terencana, laporan pengecualian, laporan kinerja, dan laporan perencanaan.
(4) Sistem pelepasan pesanan menggunakan jadwal pesanan terencana untuk input dan
mencetak suatu laporan pelepasan pesanan.
MRP memungkinkan perusahaan untuk dapat mengelola materialnya secara lebih baik.
Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan yang disebabkan oleh penantian
persediaan yang telah dipesan namun tidak tersedia. Juga dapat mengetahui kebutuhan
material masa depan, pembeli dapat merundingkan perjanjian pembelian dengan pemasok
dan mendapatkan rabat.

3. Manufacturing Resource Planning (MRP II)


MRP II mengintegrasikan semua proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan
manajemen material. MRP II dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy. MRP II
dapat menyediakan informasi bagi sistem informasi eksekutif dan bagi sistem informasi
fungsional lainnya. MRP II juga bertukar informasi dengan subsitem informasi akuntansi
yang terlibat dalam arus material.
Manfaat MRP II, yaitu :
a) Penggunaan sumber daya yang lebih efisien yaitu dengan mengurangi inventori, lebih
sedikit waktu lebih sedikit kemacetan.
b) Perencanaan prioritas lebih baik. Hal ini dengan memulai produksi lebih cepat dan
jadwal lebih fleksibel.

6
c) Meningkatkan pelayanan pelanggan. Hal ini berkaitan dengan kesesuaian tanggal
pengiriman, meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.
d) Meningkatkan moral dan semangat pekerja. Dengan hal ini pegawai dapat memperoleh
keyakinan dalam sistem yang menghasilkan koordinasi antardepartemen lebih baik.
e) Informasi manajemen yang lebih baik. Manajemen dapat menggunakan output sistem
untuk memperoleh pandangan yang lebih baik mengenai sistem produksi fisik dan untuk
mengukut kinerja sistem tersebut.

4. Pendekatan Just In Time (JIT)


Pendekatan JIT merupakan pendekatan yang berhubungan dengan penjadwalan material
sebagai bahan baku agar tiba tepat waktu. Hal ini menjelaskan bahwa JIT menekankan
waktu dan penggunaan sinyal nonkomputer, berbeda dengan MRP. MRP menekankan pada
perencanaan jangka panjang dan memerlukan komputer. JIT didasarkan pada ukuran lot
yang kecil. JIT berusaha untuk meminimalkan biaya inventarisasi dengan cara
memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size (ukuran tumpukan) yang ideal akan
menjadi satu dalam sistem JIT. Satu unit akan bergerak dari workstation ke workstation
berikutnya sampai produksinya selesai

D. Jenis-jenis Model dari Sistem Informasi Manufaktur


Ada empat jenis dasar dari model, antara lain:
1. Model Fisik
Model fisik adalah penggambaran tiga dimensi dari kesatuannya. Dalam beberapa hal,
model ini berukuran lebih kecil dari pada objek yang diwakilinya. Sebagai contoh adalah
mainan anak-anak, seperti boneka dan pesawat terbang mainan, dan prototype rancangan
yang digunakan oleh perancang mobil. Beberapa model mempunyai ukuran yang sama
seperti entity-nya, dan beberapa diantaranya ada yang lebih besar. Ilmuwan mungkin akan
menggunakan model fisik telinga manusia yang lebih besar ketika ia mempelajari masalah
penyakit tuli, misalnya. Model fisik dapat memenuhi tujuan yang tidak dapat dipenuhi oleh
sesuatu yang nyata; bayi tidak dapat dipakai sebagai cetakan untuk pembuatan boneka,
pembuat mobil sangan sulit menggunakan mobil asli untuk pencetakan mobil menurut
idenya. Dari keempat model yang ada, model fisik mungkin merupakan model yang
mempunyai kegunaan paling sedikit bagi manajer bisnis. Biasanya, manajer tidak perlu
melihat sesuatu dalam bentuk tiga dimensi untuk memahami dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.

7
2. Model Naratif
Model naratif adalah sebuah jenis model yang digunakan manajer tiap hari, yang dianggap
sebagai model. Model Naratif menjelaskan entity (kesatuan)-nya dengan kata lisan atau
tertulis. Pendengar atau pembaca dapat memahami entity dari narasi tersebut. Semua
komunikasi lisan dan tertulis adalah model naratif, sehingga menjadikannya jenis yang
paling populer. Dalam bisnis, informasi tertulis dari komputer dan informasi lisan dari
sistem komunikasi informal merupakan contoh dari model naratif ini.
3. Model Grafis
Model grafis jenis model lain yang tetap dalam penggunaannya adalah model grafis. Model
grafis mewakili entity-nya dengan abstraksi garis, symbol dan bentuk. Ia seringkali disertai
dengan penjelasan naratif. Model grafis digunakan dalam bisnis untuk menyampaikan
informasi. Banyak laporan tahunan mengenai pemegang saham perusahaan terdiri dari
grafik berwarna untuk menyampaikan kondisi keuangan perusahaan. Grafik juga digunakan
untuk menyampaikan informasi kepada manajer. Keberadaan software grafik khusus untuk
mikrokomputer sekarang ini lebih difokuskan perhatiannya pada penggunaan grafik dalam
pemecahan masalah. Model grafis juga digunakan dalam perancangan sistem informasi.
Banyak dari peralatan yang digunakan oleh analis sistem dan programmer adalah bersifat
grafis. Yang paling terkenal dari model ini adalah flowchart (kartu pencatat masuk
keluarnya barang). Simbol flowchart mewakili proses yang akan dilakukan dan juga
mewakili file input dan output.

4. Model Matematis
Model matematis digunakan dalam pembuatan model bisnis, segala rumus matematika atau
persamaan adalah model matematis. Banyak model matematis yang digunakan oleh
manajer bisnis bersifat lebih kompleks dari pada yang digunakan dalam pelajaran
matematika di perguruan tinggi. Sebagai contoh, rumus yang digunakan untuk menghitung
break-even point (titik impas) adalah hanya:
BEP = TFC
P-C
Disini TFC adalah total biaya tetap (fixed cost), P adalah harga penjualan per unit, dan C
adalah biaya variabel unit (variable cost). Model titik impas hanya menggunakan satu
pertanyaan. Beberapa model matematis menggunakan sejumlah persamaan, seringkali
sampai ratusan bahkan ribuan. Model perencanaan pendanaan yang dikembangkan oleh
Sun Oil Company, selama tahun awal penggunaan MIS, menggunakan sekitar 2.000
persamaan. Dengan menggunakan model yang begitu banyak mengakibatkan mereka
menjadi bingung dan sulit menggunakannya. Sekarang ini cenderung digunakan model
yang lebih kecil yang hanya dimaksudkan untuk membantu manajer dalam memecahkan
masalah khusus.
8
Karena bahasa matematika bersifat universal, model matematis tidak mengenal wilayah
geografi. Siapa saja yang memahami bahasa dan mengetahui arti simbolnya akan dapat
mengerti model tersebut. Inilah salah satu kelebihan model matematis. Kelebihan lainnya
adalah ketepatan hubungan diantara bagian dari suatu objek dapat di deskripsikan.
Matematika dapat melakukan pengekspresian hubungan dengan lebih banyak dari pada
yang dapat dilakukan oleh dua dimensi model grafis atau tiga model fisik. Bagi ahli
matematika dan manajer bisnis, yang mengetahui kekompleksan sistem bisnis, kemampuan
multidimensional dari model matematis ini merupakan aset yang besar.

E. Model Sistem Informasi Manufaktur


1. Input Data/Informasi
Input data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data intern
system keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal
lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi
kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna
untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses. Contoh data
eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dan
lain-lain.

2. Sub Sistem Input


Sub Sistem Input terdiri dari:
a. Sistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan
yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai
produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang
dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat
dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan
kartu plastik dengan garis‐garis catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca
data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
b. Subsistem Industrial Engineering (IE)
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari
operasi manufaktur dan membuat saran‐saran perbaikan. Industrial engineering terdiri
dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang
menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.

9
c. Subsistem Intelijen Manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap
mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin.
Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja
yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak
berjangka maupun borongan.
2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan
data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur
sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer
mereka.
Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur:
- Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan.
- Pengujian data.
- Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
- Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
- Pengambilan data dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang
lain.

3. Sub Sistem Output


Adalah informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang dapat dibagi
menjadi 3 bagian yaitu produksi, persediaan dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak
meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.

a. Subsistem Produksi
Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja
ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari
satu langkah ke langkah berikutnya.

b. Subsistem Persediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang
besar dimana suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap
kalinya, dan tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan dari separuh kuantitas
pesanan ditambah safety stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya
holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input, biasanya
memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory).
10
Dan fungsi dari sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat
persediaan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.

c. Subsistem Kualitas
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa
kerja, maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur
kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak
kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control),
Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun
material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas
produksinya dengan menggunakan total quality management (TQM) yaitu manajemen
keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk
dan jasa yang penting bagi semua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM
adalah :
- Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
- Kualitas dicapai oleh manajemen
- Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan.

d. Subsistem Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan
produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur
biaya yang terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang
terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian biaya ada dua yaitu
standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses
produksi yang akurat.
Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
- Biaya Pemeliharaan (Biaya penyimpanan) biasanya dinyatakan sebagai
presentase biaya tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak
dan asuransi.
- Biaya Pembelian mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu
pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya

F. Pengaruh Tingkat Dalam Keuangan dan Biaya Perusahaan


Umumnya pertumbuhan industri manufaktur pada awalnya dimulai dalam bidang industri
kerajinan tangan (handicraft).

11
Akan tetapi dengan perkembangan dan kemajuan mesin-mesin dan peralatan lainnya, yang
perkembangannya menggunakan suku cadang (parts) yang seragam (uniform) dan dapat
dipertukarkan, sehingga hal ini dapat mengakibatkan barang-barang dapat diproduksi
dengan lebih cepat dan lebih murah. Dalam hal inilah mulai dipikirkan dan dibicarakan
peranan teknologi, yang akhirnya terlihat dampaknya dalam keuangan dan biaya
perusahaan.

Dengan teknologi ini dimaksudkan sebagai upaya pengembangan peralatan yang sangat
besar pengaruhnya dan sangat umum digunakan dalam suatu proses pengerjaan. Peralatan
tersebut dapat berupa komputer atau mesin-mesin yang mengakibatkan kemampuan
menghasilakn atau berproduksinya meningkat sangat cepat. Termasuk dalam teknologi ini
adalah informasi, pengetahuan, bahan-bahan (materials) dan sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk membantu penyelesaian suatu tugas pekerjaan. Teknologi dapat berupa
sesuatu yang berbentuk (tangible) seperti pemutar sekrup (screwdriver), dan dapat pula
berupa sesuatu yang tidak berbentuk (intangible) seperti pengethauan dalam memory
seorang profesor.

Perkembangan penggunaan teknologi maju, terlihat dari pengoperasian mesin-mesin yang


semula dilakukan secara manual kemudian berkembang menjadi pengoperasian secara
elektrik, dan pada akhir-akhir ini dikembangkan penggunaan elektronik dan otomatisasi
yang sudah terlihat lebih banyak dan umum. Dalam perkembangan otomatisasi, terlihat
pula penggunaan robotik, yang dalam hal ini termasuk penggunaan mesin-mesin yang
dikendalikan komputer atau pengoperasian pabrik yang dikendalikan komputer. Dalam
persaingan pasar dunia semakin tajam, banyak pabrik-pabrik di luar negeri atau negara lain
telah meningkatkan penggunaan robot, terutama untuk pekerjaan dengan reaksi secara
siklus berulang-ulang. Robot banyak dipergunakan untuk pemindahan bahan disekitar
temapt kerja dan tugas-tugas tertentu seperti pengelasan atau welding.

Otomatisasi tidak hanya terbatas penggunaan dalam industri manufaktur, tetapi telah
merambat dalam industri-industri jasa, seperti perusahaan telepon,penerbangan dan pasar-
pasar swalayan yang besar. Pengguanaan komputer serta peralatan otomatis lainnya di
pasar swalayan, dapat terlihat dalam proses pembayaran di kasir, sehingga dapat dilakukan
pengecekan dan penetapan harga untuk barang-barang tertentu. Peralatan ini digunakan
pula dalam pencatatan di gudang persediaan.

Dalam dunia usaha penggunaan teknologi tidka dapat dihindarkan lagi, dan ini punya
dampak terhadap keuangan dan biaya perusahaan.

12
Penggunaan teknologi pada tingkat tertentu membutuhkan dana, di mana teknologi yang
berwujud (tangible) seperti yang diutarakan di atas, untuk mendapatkannya diperlukan dana
bagi pembeliannya sebagai suatu harta (asset). Dana yang dipergunakan untuk pembelian
tersebut menjadi dana investasi, yang tertanam dalam harta tersebut. Demikian pula halnya
dengan teknologi yang tidak berwujud (intangible), untuk memperolehnya dibutukan dana
investasi yang ditanamkan dalam harta tersebut.

G. Penggunaan Sistem Informasi Manufaktur oleh Manajer


Sistem Informasi manufaktur mulai digunakan dalm penciptaan maupun dalam operasi
sistem produksi fisik. Informasi manufaktur ini digunakan oleh eksekutif perusahaan,
manajer bagian manufaktur, maupun manajer lainnya. Penggunaan sistem informasi
manufaktur pada perusahaan, antara lain:
1. Eksekutif perusahaan
Eksekutif perusahaan menerima informasi dari subsistem output yang menjelaskan seluruh
operasi perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pekerja dalam proses
produksi dan hasil produksinya.
2. Manajer bagian manufaktur
Manajer bagian manufaktur menggunakan sistem informasi ini untuk keberlangsungan
proses produksi.
3. Manajer bagian lain
Manajer bagian lain seperti manajer pemasaran dan keuangan juga menggunakan output
dari sistem informasi mannufaktur ini. Pemasar merasa tertarik dengan aspek produksi
seperti biaya, kualitas, dan penyediaan karena faktor-faktor tersebut mempengaruhi
penjualan produk. Manajer keuangan memiliki perhatian khusus pada subsistem
persediaan karena digunakan dalam menentukan investasi persediaan, dan subsistem
produksi, karena digunakan untuk membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau
perluasan pabrik.
Suatu hal penting yang harus diingat adalah sistem informasi manufaktur menyediakan
informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Sistem informasi manufaktur merupakan suatu penerapan teknologi informasi
dalam produksi yang mantap, tetapi hanya satu dimensi dari penggunaan komputer.
Manajer manufaktur menggunakan komputer sebagai penunjang dalam kegiatannya
yaitu komputer sebagai sistem fisik dan komputer sebagai informasi.

Material Requirements Planning (MRP) merupakan metode penjadualan agar tidak


ada penungguan bahan baku, Oliver Wight dan George Plossl mengembangkan
konsep MRP di luar area manufaktur sehingga meliputi seluruh perusahaan yang
hasilnya di sebut Manufacturing Resource Planning (MRP II). JIT memiliki
perbedaan dengan MRP. JIT menggunakan pendekatan nonkomputer, sedangkan
MRP berdasarkan komputer. JIT juga memiliki ukuran lot yang kecil.

Model sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 subsistem input dan 4 subsistem
output. Subsistem input terdiri dari sistem informasi akuntansi, sistem industrial
engineering, dan subsistem intelejen manufaktur. Subsistem output yaitu subsistem
produksi, subsistem persediaan, subsistem kualitas, dan subsistem biaya.
Output dari sistem informasi manufaktur ini digunakan oleh eksekutif perusahaan,
manajer manufaktur, dan manajer pada bagian lainnya. Manajemen menggunakan
subsistem produksi untuk membangun fasilitas produksi baru dan mengoperasikan
fasilitas yang ada.

Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar pengetahuan kita tentang sistem
informasi manufaktur dapat bertambah. Dan dari makalah yang telah kami buat,
mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu dari penulisan atau dari kata-
katanya, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dapat
memberikan motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini nantinya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pohan, H. I., dan K. S. Bahri.1977.Pengantar Perancangan Sistem. Jakarta:Erlangga.


Macleod, R..1995. Sistem Informasi Manajemen (II). Jakarta: PT. Prenhallindo.
Ariayanto, Beni. 2010. Sistem Informasi Manufactur.

15

Anda mungkin juga menyukai