Disusun Oleh :
Meiladina (2117483)
Fitri Sofiyanti (2117511)
Chusnul Istiqomah (2117530)
PRODI MANAJEMEN C
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah ini dan dapat selesai
seperti waktu yang telah penyusun rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah kami.
Kami pun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun masih memiliki banyak
kelemahan serta kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu kami
membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran
dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………… i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………… ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………… 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….. 2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Sistem Informasi Manufaktur………………………………………….. 3
B. Komputer Sebagai Bagian dari Sistem Fisik………………………………………. 3
C. Komputer Sebagai Sistem Informasi………………………………………………. 5
D. Jenis-jenis Model dari Sistem Informasi Manufaktur……………………………… 7
E. Model Sistem Informasi Manufaktur………………………………………………. 9
F. Pengaruh Tingkat Dalam Keuangan dan Biaya Perusahaan……………………… 11
G. Penggunaan Sistem Informasi Manufaktur oleh Manajer………………………... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem informasi manufaktur ?
2. Apa peran komputer sebagai bagian dari sistem fisik?
3. Apa peran komputer sebagai sistem informasi?
4. Bagaimana model dari sistem informasi manufaktur ?
5. Bagaimana pengaruh teknologi dalam perusahaan?
6. Bagaimana penggunaan sistem informasi manufaktur oleh manajer?
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan maksud dari Sistem Informasi Manufaktur.
2. Mengetahui jenis – jenis model sistem informasi manufaktur
3. Mengetahui penggunaan sistem informasi manufaktur oleh manajer.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Elemen yang menjadikan komputer sebagai bagian dari sistem fisik, antara lain:
1. Computer-Aided Design (CAD)
Computer-Aided Design (CAD) semakin sering disebut computer-aided engineering
(CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan produk yang akan
dimanufaktur. CAD awal munculnya sekitar tahun 1960-an dan kemudian diadopsi oleh
pembuat mobil.
CAD merupakan program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari
suatu produk yang ingin digambarkan yang dapat diwakili oleh garis-garis maupun simbol-
simbol tertentu. CAD dapat berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi. CAD
digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti bangunan dan
jembatan hingga bagian-bagian kecil, memperbaiki gambar dengan menghaluskan garis.
Setelah rancangan tersebut dimasukkan ke dalam komputer, engineer dapat menempatkan
rancangan pada berbagai pengujian untuk mendeteksi titik-titik lemah. CAD bahkan dapat
membuat bagian-bagian tersebut bergerak seperti yang sedang digunakan. Ketika
rancangan itu selesai, perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang
diperlukan untuk memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan.
CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAE dan integrasi itu
dimungkinkan karena perangkat lunak CAD kebanyakan merupakan aplikasi 3 dimensi
atau biasa disebut solid modelling yang memungkinkan memvisualisasikan komponen dan
rakitan yang kita buat secara realistik dan mempunyai properti seperti massa, volume, pusat
gravitasi, luas permukaan, dan lain-lain.
3. Robotik
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik yang melibatkan penggunaan
robot industrial.
4
Robotik merupakan alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas tertentu dalam
proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai
tingkat kualitas yang tinggi, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung
resiko seperti melakukan pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga
mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot kurang maksimal.
5
2. Material Requirement Planning (MRP)
MRP dikembangkan pada tahun 1960‐an oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP
adalah suatu strategi material proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan
tanggal yang dibutuhkan.
MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
(1) Sistem penjadwalan produksi menggunakan 4 file data dalam menyiapkan jadwal
produksi induk. Data input mencakup file pesanan pelanggan, file ramalan penjualan, file
persediaan barang jadi, dan file kapasitas produksi. Sistem ini menghasilkan master jadwal
produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu produksi terpanjang. Master
production schedule memperoyeksikan produksi cukup jauh ke depan untuk
mengakomodasi proses produksi yang merupakan lead ime pemasok dan waktu produksi
terlama.
(2) Sistem MRP menguraikan tagihan material. Sistem ini mengubah kebutuhan bruto
menjadi kebutuhan netto.
(3) Sistem perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk menjaga
produksi dalam kapasitas pabrik. Setelah ada penentuan, sistem ini menghasilkan output
utama yaitu jadwal pesanann terencana, dan output lain seperti perubahan pesanan
terencana, laporan pengecualian, laporan kinerja, dan laporan perencanaan.
(4) Sistem pelepasan pesanan menggunakan jadwal pesanan terencana untuk input dan
mencetak suatu laporan pelepasan pesanan.
MRP memungkinkan perusahaan untuk dapat mengelola materialnya secara lebih baik.
Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan yang disebabkan oleh penantian
persediaan yang telah dipesan namun tidak tersedia. Juga dapat mengetahui kebutuhan
material masa depan, pembeli dapat merundingkan perjanjian pembelian dengan pemasok
dan mendapatkan rabat.
6
c) Meningkatkan pelayanan pelanggan. Hal ini berkaitan dengan kesesuaian tanggal
pengiriman, meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.
d) Meningkatkan moral dan semangat pekerja. Dengan hal ini pegawai dapat memperoleh
keyakinan dalam sistem yang menghasilkan koordinasi antardepartemen lebih baik.
e) Informasi manajemen yang lebih baik. Manajemen dapat menggunakan output sistem
untuk memperoleh pandangan yang lebih baik mengenai sistem produksi fisik dan untuk
mengukut kinerja sistem tersebut.
7
2. Model Naratif
Model naratif adalah sebuah jenis model yang digunakan manajer tiap hari, yang dianggap
sebagai model. Model Naratif menjelaskan entity (kesatuan)-nya dengan kata lisan atau
tertulis. Pendengar atau pembaca dapat memahami entity dari narasi tersebut. Semua
komunikasi lisan dan tertulis adalah model naratif, sehingga menjadikannya jenis yang
paling populer. Dalam bisnis, informasi tertulis dari komputer dan informasi lisan dari
sistem komunikasi informal merupakan contoh dari model naratif ini.
3. Model Grafis
Model grafis jenis model lain yang tetap dalam penggunaannya adalah model grafis. Model
grafis mewakili entity-nya dengan abstraksi garis, symbol dan bentuk. Ia seringkali disertai
dengan penjelasan naratif. Model grafis digunakan dalam bisnis untuk menyampaikan
informasi. Banyak laporan tahunan mengenai pemegang saham perusahaan terdiri dari
grafik berwarna untuk menyampaikan kondisi keuangan perusahaan. Grafik juga digunakan
untuk menyampaikan informasi kepada manajer. Keberadaan software grafik khusus untuk
mikrokomputer sekarang ini lebih difokuskan perhatiannya pada penggunaan grafik dalam
pemecahan masalah. Model grafis juga digunakan dalam perancangan sistem informasi.
Banyak dari peralatan yang digunakan oleh analis sistem dan programmer adalah bersifat
grafis. Yang paling terkenal dari model ini adalah flowchart (kartu pencatat masuk
keluarnya barang). Simbol flowchart mewakili proses yang akan dilakukan dan juga
mewakili file input dan output.
4. Model Matematis
Model matematis digunakan dalam pembuatan model bisnis, segala rumus matematika atau
persamaan adalah model matematis. Banyak model matematis yang digunakan oleh
manajer bisnis bersifat lebih kompleks dari pada yang digunakan dalam pelajaran
matematika di perguruan tinggi. Sebagai contoh, rumus yang digunakan untuk menghitung
break-even point (titik impas) adalah hanya:
BEP = TFC
P-C
Disini TFC adalah total biaya tetap (fixed cost), P adalah harga penjualan per unit, dan C
adalah biaya variabel unit (variable cost). Model titik impas hanya menggunakan satu
pertanyaan. Beberapa model matematis menggunakan sejumlah persamaan, seringkali
sampai ratusan bahkan ribuan. Model perencanaan pendanaan yang dikembangkan oleh
Sun Oil Company, selama tahun awal penggunaan MIS, menggunakan sekitar 2.000
persamaan. Dengan menggunakan model yang begitu banyak mengakibatkan mereka
menjadi bingung dan sulit menggunakannya. Sekarang ini cenderung digunakan model
yang lebih kecil yang hanya dimaksudkan untuk membantu manajer dalam memecahkan
masalah khusus.
8
Karena bahasa matematika bersifat universal, model matematis tidak mengenal wilayah
geografi. Siapa saja yang memahami bahasa dan mengetahui arti simbolnya akan dapat
mengerti model tersebut. Inilah salah satu kelebihan model matematis. Kelebihan lainnya
adalah ketepatan hubungan diantara bagian dari suatu objek dapat di deskripsikan.
Matematika dapat melakukan pengekspresian hubungan dengan lebih banyak dari pada
yang dapat dilakukan oleh dua dimensi model grafis atau tiga model fisik. Bagi ahli
matematika dan manajer bisnis, yang mengetahui kekompleksan sistem bisnis, kemampuan
multidimensional dari model matematis ini merupakan aset yang besar.
9
c. Subsistem Intelijen Manufaktur
Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap
mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin.
Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah :
1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja
yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak
berjangka maupun borongan.
2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan
menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan
data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur
sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer
mereka.
Kegiatan‐kegiatan yang terjadi di dalam intelijen manufaktur:
- Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan.
- Pengujian data.
- Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
- Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
- Pengambilan data dalam bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang
lain.
a. Subsistem Produksi
Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi disetiap divisi kerja
ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari
satu langkah ke langkah berikutnya.
b. Subsistem Persediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan investasi yang
besar dimana suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap
kalinya, dan tingkat persediaan rata-rata dapat diperkirakan dari separuh kuantitas
pesanan ditambah safety stock. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya
holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input, biasanya
memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory).
10
Dan fungsi dari sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat
persediaan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.
c. Subsistem Kualitas
Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa
kerja, maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur
kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak
kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control),
Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun
material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas
produksinya dengan menggunakan total quality management (TQM) yaitu manajemen
keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk
dan jasa yang penting bagi semua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM
adalah :
- Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
- Kualitas dicapai oleh manajemen
- Kualitas adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan.
d. Subsistem Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan
manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan
produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur
biaya yang terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang
terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian biaya ada dua yaitu
standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses
produksi yang akurat.
Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :
- Biaya Pemeliharaan (Biaya penyimpanan) biasanya dinyatakan sebagai
presentase biaya tahunan dari barang, mencakup kerusakan, pencurian, keusangan, pajak
dan asuransi.
- Biaya Pembelian mencakup biaya‐biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu
pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya
11
Akan tetapi dengan perkembangan dan kemajuan mesin-mesin dan peralatan lainnya, yang
perkembangannya menggunakan suku cadang (parts) yang seragam (uniform) dan dapat
dipertukarkan, sehingga hal ini dapat mengakibatkan barang-barang dapat diproduksi
dengan lebih cepat dan lebih murah. Dalam hal inilah mulai dipikirkan dan dibicarakan
peranan teknologi, yang akhirnya terlihat dampaknya dalam keuangan dan biaya
perusahaan.
Dengan teknologi ini dimaksudkan sebagai upaya pengembangan peralatan yang sangat
besar pengaruhnya dan sangat umum digunakan dalam suatu proses pengerjaan. Peralatan
tersebut dapat berupa komputer atau mesin-mesin yang mengakibatkan kemampuan
menghasilakn atau berproduksinya meningkat sangat cepat. Termasuk dalam teknologi ini
adalah informasi, pengetahuan, bahan-bahan (materials) dan sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk membantu penyelesaian suatu tugas pekerjaan. Teknologi dapat berupa
sesuatu yang berbentuk (tangible) seperti pemutar sekrup (screwdriver), dan dapat pula
berupa sesuatu yang tidak berbentuk (intangible) seperti pengethauan dalam memory
seorang profesor.
Otomatisasi tidak hanya terbatas penggunaan dalam industri manufaktur, tetapi telah
merambat dalam industri-industri jasa, seperti perusahaan telepon,penerbangan dan pasar-
pasar swalayan yang besar. Pengguanaan komputer serta peralatan otomatis lainnya di
pasar swalayan, dapat terlihat dalam proses pembayaran di kasir, sehingga dapat dilakukan
pengecekan dan penetapan harga untuk barang-barang tertentu. Peralatan ini digunakan
pula dalam pencatatan di gudang persediaan.
Dalam dunia usaha penggunaan teknologi tidka dapat dihindarkan lagi, dan ini punya
dampak terhadap keuangan dan biaya perusahaan.
12
Penggunaan teknologi pada tingkat tertentu membutuhkan dana, di mana teknologi yang
berwujud (tangible) seperti yang diutarakan di atas, untuk mendapatkannya diperlukan dana
bagi pembeliannya sebagai suatu harta (asset). Dana yang dipergunakan untuk pembelian
tersebut menjadi dana investasi, yang tertanam dalam harta tersebut. Demikian pula halnya
dengan teknologi yang tidak berwujud (intangible), untuk memperolehnya dibutukan dana
investasi yang ditanamkan dalam harta tersebut.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Sistem informasi manufaktur merupakan suatu penerapan teknologi informasi
dalam produksi yang mantap, tetapi hanya satu dimensi dari penggunaan komputer.
Manajer manufaktur menggunakan komputer sebagai penunjang dalam kegiatannya
yaitu komputer sebagai sistem fisik dan komputer sebagai informasi.
Model sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 subsistem input dan 4 subsistem
output. Subsistem input terdiri dari sistem informasi akuntansi, sistem industrial
engineering, dan subsistem intelejen manufaktur. Subsistem output yaitu subsistem
produksi, subsistem persediaan, subsistem kualitas, dan subsistem biaya.
Output dari sistem informasi manufaktur ini digunakan oleh eksekutif perusahaan,
manajer manufaktur, dan manajer pada bagian lainnya. Manajemen menggunakan
subsistem produksi untuk membangun fasilitas produksi baru dan mengoperasikan
fasilitas yang ada.
Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar pengetahuan kita tentang sistem
informasi manufaktur dapat bertambah. Dan dari makalah yang telah kami buat,
mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu dari penulisan atau dari kata-
katanya, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca, agar dapat
memberikan motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini nantinya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15