PENDIDIKAN EKONOMI
SISTEM INFORMASI
MANUFKTUR
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga proses penulisan tugas Sistem Informasi Manajemen ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata hasil
dari jerih payah penulis sendiri tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak. Oleh
sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. A. M. Irfan Taufan Asfar, MT.,M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Sistem Informasi Manajemen yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis; dan
2. Orang tua penulis, Andi Mappasissing dan Mahfia yang senantiasa
mendukung, mendoakan dan telah membiayai penulis dalam
perkuliahan.
Tidak lupa penulis juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada teman-teman serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan
namanya satu persatu. Semoga bantuan dan motivasi yang diberikan kepada penulis
mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. Sistem Informasi ................................................................................... 3
B. Komputer dalam Sistem Informasi Manufaktur .................................. 10
C. Model Sistem Informasi Manufaktur ................................................... 14
D. Contoh Kasus........................................................................................ 19
BAB III. PENUTUP ........................................................................................... 20
A. Simpulan ............................................................................................... 20
B. Saran ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Informasi
mendefinisikan data apa saja yang perlu kita catat ke dalam sebuah database? Oleh
karena abstrak dan banyaknya data yang harus didokumentasi, maka kita harus bisa
mendefinisikan tujuan akhir dari informasi yang hendak kita buat. Pihak mana-
jemen puncak (eksekutif) harus memberikan pedoman kepada pihak manajemen
informasi untuk membuat sebuah sistem informasi yang dikehendaki. Setelah itu,
pihak manajemen in- formasi dapat memutuskan untuk mengumpulkan data yang
seperti apa untuk dapat mengha- silkan informasi seperti yang diharapkan oleh
pihak eksekutif.
2. Proses
Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan
Database Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen
data, dimana data yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan
ketersediaannya bagi pemakai. Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data
adalah:
1) Pengumpulan (pendokumentasian) data
2) Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3) Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4) Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan
data.
5) Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan
pengolahan data yang lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan
proses khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan
kebutuhan industri yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan
informasi dari pihak eksekutif, peng- olahan data yang ada dapat menimbulkan cost
yang inefektif dan inefisiensi
3. Output
Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan
berdasarkan bebera- pa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output
data menjadi tiga bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya
ini tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
a. Persediaan
7
Penerapan komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik yang melibatkan
penggunaan robot industrial. Robotik merupakan alat yang secara otomatis
menjalankan tugas-tugas tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan
perusahaan untuk memotong biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, juga
digunakan untuk melakukan pekerjaan yang mengandung resiko seperti melakukan
pekerjaan di tempat yang bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja dan
keefektifan robot kurang maksimal.
2. Komputer sebagai Sistem Informasi
Komputer merupakan suatu sistem informasi dalam kegiatan manufaktur.
Output dari sistem informasi menufaktur digunakan untuk menciptakan dan
mengoperasikan sistem produk fisik. Adapun komputer sebagai sistem informasi
berkaitan dengan:
a. Sistem Titik Pemesanan Kembali (Re-order Point/ROP)
Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam area akuntansi,
komputer diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan reaktif yg
sederhana yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai tingkat
tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses produksi.
Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titikpemesanan barang dan
12
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir
proses. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah
tentang UMR, listrik, dll. Sub sitem input terdiri dari sistem informasi akuntansi,
sub sistem industrial engineering, dan subsitem intelejen manufaktur.
a. Sistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data
lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai
contoh, pegawaiproduksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan
kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk
dokumen dengan bar code yang dapat dibaca secara optik atau dengan tanda pensil
yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan garis‐garis catatan yang
dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan
kekomputer pusat untuk memperbarui database.
b. Sistem Industrial Engineering
Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang
mempelajari operasi manufaktur dan membuat saran‐saran perbaikan. Industrial
engineering terdiri dari proyek‐proyek pengumpulan data khusus dari dalam
perusahaan yang menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu
produksi.
c. Subsistem Intelejen Manufaktur
Sub sistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap
mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan
mesin. Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah:
1) Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat
pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam
sistem kontrak, tak berjangka maupun borongan.
2) Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja
dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen
sumber daya manusia dan data dari berbagai elemen lingkungan yang
menghubungkan kepada pihak pelamar.
16
berdasarkan hasil pengolahan data dari input, biasanya memiliki proses pembelian
(purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan
adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan
mentah menjadi bahan jadi.
1) Pentingnya Tingkat Persediaan
Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena menggambarkan
investasi yang besar. Uang yang tertanam dalam persediaan tidak dapat digunakan
untuk hal-hal yang lain. Tingkat persediaan suatu barang tertentu terutama
dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya. Tingkat
persediaan rata-rata dapat diperkirakan separuh kuantitas pesanan ditambah safety
stock. Penentuan kuantitas pemesanan terbaik dipengaruhi oleh dua biaya-biaya
pemeliharaan dan biaya pembelian.
2) Kuantitas Pesanan Ekonomis
Kuantitas pemesanan ekonomis menyeimbangkan biaya pemeliharaan dan
pembelian serta mengidentifikasikanbiaya kombinasi rendah.
3) Kuantitas Manufaktur Ekonomi
Kuantitas manufaktur ekonomis juga disebut ukuran lot ekonomis.
Kuantitas ini menyeimbangkan biaya menyimpan persediaan biaya
ketidakefisienan produksi. Kuantitas ini juga digunakan untuk memesan pengisian
kembali persediaan dari fungsi manufaktur perusahaan sendiri.
c. Subsistem Kualitas
Subsistem kualitas adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas, baik
waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem
kualitas adalah mengukur kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain
yang bukan unsur mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti
proses (Process Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi
(Specification) baik produk jadi maupun material. Sub sistem kualitas mempunyai
pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya dengan
menggunakan total quality management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan
perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa
yang penting bagi semua pelanggan. Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah:
1) Kualitas ditentukan oleh pelanggan dan manajemen yang digunakan
18
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa: Sistem informasi
manufaktur merupakan suatu penerapan teknologi informasi dalam produksi yang
mantap, tetapi hanya satu dimensi dari penggunaan computer. Manajer manufaktur
menggunakan komputer sebagai penunjang dalam kegiatannya yaitu komputer
sebagai sistem fisik dan komputer sebagai informasi. Material Requirements
Planning (MRP) merupakan metode penjadualan agar tidak ada penungguan bahan
baku, Oliver Wight dan George Plossl mengembangkan konsep MRP di luar area
manufaktur sehingga meliputi seluruh perusahaan yang hasilnya di sebut
Manufacturing Resource Planning (MRP II). JIT memiliki perbedaan dengan MRP.
JIT menggunakan pendekatan nonkomputer, sedangkan MRP berdasarkan
komputer. JIT juga memiliki ukuran lot yang kecil. Model sistem informasi
manufaktur terdiri dari 3 subsistem input dan 4 subsistem output. Subsistem input
terdiri dari sistem informasi akuntansi, sistem industrial engineering, dan subsistem
intelejen manufaktur. Subsistem output yaitu subsistem produksi, subsistem
persediaan, subsistem kualitas, dan subsistem biaya. Output dari sistem informasi
manufaktur ini digunakan oleh eksekutif perusahaan, manajer manufaktur, dan
manajer pada bagian lainnya. Manajemen menggunakan subsistem produksi untuk
membangun fasilitas produksi baru dan mengoperasikan fasilitas yang ada.
21
DAFTAR PUSTAKA