Anda di halaman 1dari 8

FAAL HATI

Pemeriksaan lengkap untuk mengetahui kondisi faal hati, faal ginjal, glukosa darah, lemak darah,
enzim-enzim tubuh, dan lainnya dengan mengukur kuantitas kandungan zat kimia organik yang
terlarut dalam volume darah Pemeriksaan kimia klinik dapat menjadi skrining dan diagnosa penyakit,
membantu menentukan terapi, memantau terapi serta membantu menentukan faktor resiko Syarat
: Sebaiknya sebelum melakukan pemeriksaan darah, melakukan puasa selama 8-10 jam sebelum
pengambilan darah, kecuali minum air putih saja.

Faal Liver SGOT


1. Pemeriksaan SGOT adalah pemeriksaan kadar Enzim Glutamic Oxaloacetic Transaminase
dalam tubuh yang berhubungan dengan sel parenkim hati. Pemeriksaan SGOT tidak spesiĄk
untuk mendeteksi kerusakan pada hati karena juga dihasilkan oleh sel Jantung dan sel otot
skelet. Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus.
2. SGPT, Pemeriksaan SGPT adalah pemeriksaan Enzim Glutamic Pyruvic Transaminase atau
Alanine Aminotransferase (ALT) dalam tubuh. Enzim GPT / ALT sebagian besar terdapat
dalam hati, selain itu sebagian kecil lainnya juga terdapat dalam organ jantung ginjal dan sel
otot. ALT / GPT lebih spesiĄk dalam mendeteksi kerusakan hati daripada GPT. Jumlah sel hati
yang mati tidak berkaitan dengan peningkatan konsentrasi kadar ALT/GPT sehingga pada
kerusakan hati yang cukup parah tidak menunjukkan peningkatan ALT dalam darah
Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus.
3. Gamma GT, Pemeriksaan Gamma GT (GGT) untuk mengetahui kadar GGT dalam darah. GGT
adalah enzim yang palin gbanyak ditemukan di hati, saluran empedu dan ginjal. Gamma GT
yang lolos sampai ke aliran darah menjadi penanda sensitif untuk kerusakan saluran empedu
dan membantu mengevaluasi fungsi hati. Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus
4. Alkali Fosfatase (ALP) Pemeriksaan ALP (Alkali Phosphatase) untuk mengetahui kadar ALP
dalam darah. ALP disintesis oleh hati dan disekresikan masuk ke salurna empedu. 80% ALP
dalam darah berasal dari hati, dan tulang, selebihnya disintesa oleh ginjal, plasenta dan usus.
Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus.
5. Protein Total, Pemeriksaan Protein total adalah untuk mengetahui kadar protein total dalam
darah. Protein dalam darah terdiri dari Albumin dan globulin. Hasil pemeriksaan Protein
total dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit dan gangguan hati serta status
nutrisi. Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus
6. Albumin, Pemeriksaan untuk mengetahui kadar albumin dalam darah untuk mendeteksi dan
mengevaluasi kondisi dan gangguan fungsi hati, ginjal serta malnutrisi. Persiapan : Tidak
memerlukan persiapan khusus
7. Bilirubin Total, Pemeriksaan bilirubin total untuk mengetahui total kadar bilirubin dalam
darah baik yang terkonjugasi maupun yang tidak terkonjugasi. Biliburin tidak terkonjugasi
tidak larut dalam air, sehingga tidak ditemukan dalam pemeriksaan urine. Persiapan : Tidak
memerlukan persiapan khusus
8. Bilirubin Direk, Pemeriksaan Bilirubin direk untuk mengetahui kadar bilirubin terkonjugasi
dalam darah. Bilirubin adalah pecahan haem (darah) yang akan berikatan dengan albumin
dan bersikulasi dalam darah, kemudian dikonjugasi dan disekresi oleh hati. Karena bilirubin
direk adalah bilirubin yang terkonjugasi sehingga bersifat larut dalam air, maka dapat pula
ditemukan dalam urine Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus
9. Pemeriksaan LDH adalah untuk membedakan diagnose serangan jantung , anemia ,
kerusakan paru , penyakit hati dari kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala serupa (
Diagnosis diĂerensial ) . Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus
10. Amylase Pancreatic, Pemeriksaan Amylase pancreatic adalah untuk mendiagnosis kondisi
pankreatitis akut Gejala Pancreatitis adalah abdominal pain, epigastric tenderness,nausea,
dan vomiting. Amilase digunakan untuk membedakan diagnosis pankreatitis akut dan kronik,
ada atau tidaknya pada individu alkoholisme. Persiapan : Tidak memerlukan persiapan
khusus
11. Lipase, Pemeriksaan Lipase adalah untuk memperkirakan kondisi pancreatitis akut dan
kronis Persiapan : Tidak memerlukan persiapan khusus
Lalu apa makna hasil tes fungsi hati?

Hasil tes fungsi hati bukanlah sebuah media diagnostik untuk kondisi spesifik;
mereka mengindikasikan bahwa terdapat kemungkinan ada suatu masalah pada
hati. Pada orang yang tidak memperlihatkan gejala atau tidak terindentifikasi adanya
faktor risiko, hasil tes fungsi hati yang abnormal bisa mengindikasikan adanya
perlukaan hati sementara atau sesuatu yang terjadi di lokasi lain di dalam tubuh –
seperti pada otot, pankreas atau jantung. Namun juga bisa menandakan penyakit
hati tahap awal dan memerlukan tes lebih lanjut dan/atau pemantauan secara
berkala.

Hasil-hasil tes fungsi hati biasanya dievaluasi secara bersama-sama. Jadi beberapa
set tes dalam periode tertentu dilihat apakah memiliki pola tertentu. Setiap orang
akan memiliki sebuah set tes fungsi hati yang unik yang biasanya berubah-ubah
seiring berjalannya waktu. Seorang dokter mengamati kombinasi hasil-hasil tes ini
guna mendapatkan petunjuk tentang kondisi yang mendasarinya. Seringkali, tes
lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apa sebenarnya yang menyebabkan
penyakit dan/atau kerusakan hati tersebut.

Tabel berikut menunjukkan beberapa kombinasi hasil yang mungkin ditemukan


pada beberapa tipe kondisi/penyakit hati tertentu.

Jenis Kondisi Bilirubin ALT & AST ALP Albumin PT

Kerusakan hati Normal atau Biasanya Normal atau Normal Biasanya


akut (infeksi, meningkat sangat hanya normal
racun, obat) biasanya setelah meningkat; meningkat
peningkatan ALT umumnya sedikit
ALT & AST lebih tinggi
daripada AST

Penyakit hati Normal atau Sedikit Normal atau Normal Normal


kronis meningkat meningkat sedikit
meningkat

Hepatitis alkoholik Normal atau AST biasanya Normal atau Normal Normal
meningkat dua kali kadar lumayan
ALT meningkat

Sirosis Bisa jadi AST biasanya Normal atau Biasanya Biasanya


meningkat tapi lebih tinggi
hanya pada dari ALT, meningkat menurun memanjang
kondisi yang namun
sudah berlanjut kadarnya
biasanya lebih
rendah
daripada
penyakit
alkoholik

Obstruksi duktus Normal atau Normal hingga Meningkat, Biasanya Biasanya


biliaris, kolestasis meningkat; lumayan sering lebih normal, namun normal
meningkat pada meningkat tinggi 4 kali jika berlangsung
obstruksi penuh dari nilai kronis, kadar
normal dapat menurun

Kanker yang sudah Biasanya Normal atau Biasanya Normal Normal


menyebar ke hati normal sedikit sangat
(metastases) meningkat meningkat

Kanker yang asli Mungkin AST lebih Normal atau Biasanya Biasanya
berasal dari hati meningkat, tinggi dari meningkat menurun memanjang
(hepatoselular umumnya jika ALT, namun
karsinoma) penyakit kadar lebih
progresif rendah
daripada
penyakit
alkoholik

Autoimmune Normal atau Lumayan Normal atau Normal atau Normal


meningkat meningkat sedikit menurun
meningkat

Jika seseorang mengonsumsi obat yang bisa memengaruhi hatinya, maka hasil tes
abnormal bisa jadi mengindikasikan bahwa perlu mengevaluasi lagi dosis dan
pilihan medikasi. Ketika seseorang dengan penyakit hati sedang dalam pemantauan,
maka dokter akan mengevaluasi apakah hasil tes menunjukkan perburukan atau
perbaikan.

Dokter akan menanyakan semua obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien,


termasuk suplemen makanan & produk herbal karena beberapa mungkin memiliki
efek potensial pada hati. Penggunaan acetaminophen berlebih dan alkohol misalnya,
dapat merusak hati sebagaimana terpapar racun misal dari jamur yang beracun.
Gejala awal penyakit hati kadang tidak terlalu kentara, karena hanya berupa
kelelahan dan mual. Namun gejala lain akan muncul jika perburukan kerusakan hati
terjadi.

Tentu saja nilai tes abnormal bisa terjadi walau Anda tidak memiliki penyakit hati.
Beberapa kondisi sementara bisa menyebabkannya, misalnya syok, luka bakar,
infeksi berat, trauma otot, dehidrasi, pankreatitis, hemolisis, dan kehamilan.
1. LDH
Laktat dehidrogenase (LD, LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada hampir semua sel
yang bermetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi dijumpai di jantung, otot rangka, hati, ginjal,
otak, dan sel darah merah. LDH merupakan suatu molekul tetramerik yang mengandung empat
subunit dari dua bentuk; H (jantung) dan M (otot), yang berkombinasi sehingga menghasilkan
lima isoenzim yang diberi nama LDH1 (H4) sampai LDH5 (M4). Isoenzim-isoenzim tersebut
memiliki spesifisitas jaringan yang sangat berguna dalam menentukan organ asal, yaitu :

 LDH1 (HHHH) terdapat di jantung, eritrosit, otak

 LDH2 (HHHM) terdapat di jantung, eritrosit, otak

 LDH3 (HHMM) terdapat di paru, otak, ginjal, limpa, pankreas, adrenal, tiroid

 LDH4 (HMMM) terdapat di hati, otot rangka, ginjal

 LDH5 (MMMM) terdapat di hati, otot rangka, ileum

Aktivitas LDH total dalam serum diperkirakan meningkat pada hampir semua keadaan penyakit
yang mengalami kerusakan atau destruksi sel. Selain itu, aktivitas LDH total juga merupakan
indikator yang relatif sensitiv yang menunjukkan sedang berlangsungnya proses patologik.
Peningkatan LDH total dan rasio LDH1/LDH2 dengan kadar tertinggi LDH1 bermanfaat untuk
memastikan diagnosis infark miokardium (MCI). Kadar LDH meningkat dalam waktu 12-24 jam
setelah terjadinya MCI, mencapai puncaknya dalam 2-5 hari dan tetap tinggi hingga 6-12 hari,
lalu akan menjadi normal kembali dalam waktu 8-14 hari.

Hemolisis invivo akibat keadan seperti anemia hemolitik, anemia sel sabit, anemia
megaloblastik, anemia hemolitik mikroangiopati dan kerusakan mekanis pada eritrosit akibat
katup jantung prostetik akan menyebabkan peningkatan kadar LDH, dengan LDH1 lebih besar
daripada LDH2

LDH3 berhubungan dengan penyakit paru. Selain itu, LDH2, LDH3, dan LDH4 sering meningkat
pada pasien dengan keganasan dan beban tumor yang besar karena metabolisme dan
pertukaran sel tumor, kecuali pada tumor germinativum testis dan ovarium yang cenderung
menyebabkan peningkatan LDH1 dan LDH2. Peningkatan LDH tersendiri yang terdeteksi pada
pemeriksan penyaring perlu dilakukan pemeriksaan terhadap kemungkinan keganasan tersamar.

LDH5 keluar dari otot rangka setelah cedera (tetanus, kejang, cedera mekanis, cedera listrik,
dsb) dan dari hati pada banyak patologi hati (hepatitis, sirosis, kongesti pasif, dsb). Untuk
membedakan sumber peningkatan LDH5 dari otot rangka atau hati, informasi polaenzim lain
sangat bermanfat (misal CK, aminotransferase, ALP, GGT).

Penyakit multisistem dapat menyebabkan peningkatan aktifitas LDH total disertai distribusi
normal isoenzim. Aktifitas LDH dalam cairan pleura bermanfaat untuk membedakan transudat
(ketidakseimbangan hidrostatik dengan LDH rendah) dari eksudat (berasal dari peradangan
dengan banyak sel dan LDH tinggi).

Masalah Klinis
Keadaan yang mempengaruhi aktifitas LDH :

PENINGKATAN MENCOLOK (5 kali normal atau lebih) : anemia megaloblastik, karsinomastosis


luas, syok septik dan hipoksia, hepatitis, infark ginjal, purpura trombositopenik trombositik.

PENINGKATAN SEDANG (3-5 kali normal) : infark miokardium, infark paru, keadan hemolitik,
leukemia, mononukleosis infeksiosa, delirium tremens, distrofi otot.

PENINGKATAN RINGAN (sampai 3 kali normal atau lebih) : sebagian besar penyakit hati, sindrom
nefrotik, hipotiroidisme, kolangitis.

Beberapa jenis narkotika dapat meingkatkan aktifitas LDH, yaitu kodein, morfin, meperidin
(Demerol).

Uji Laboratorium
Banyak tehnik yang digunakan untuk mengukur isoenzim-isoenzim LDH, seperti pemanasan
(LDH5 terurai dan LDH1 stabil), spesifitas substrat (aktivitas hidroksibutirat dehidrogenase
sebenarnya adalah LDH1), elektroforesis, dan imunoinhibisi subunit tertentu. Metode yang
terbanyak dilakukan adalah elektroforesis. Aktifitas LDH total dalam serum dapat diukur dengan
laktat sebagai substrat (LD-L) atau piruvat sebagai substrat (LD-P). Reaksi LD-L paling banyak
digunakan.
Spesimen
Spesimen yang diperlukan untuk mengukur aktifitas LDH adalah serum atau cairan tubuh.
Spesimen harus bebas dari hemolisis dan apabila akan disimpan, spesimen harus dipisahkan
dari bekuan untuk menghindari kemungkinan pengeluaran LDH intrasel. LDH total dan isoenzim
LDH stabil pada suhu kamar selama beberapa hari, tetapi rusak apabila dibekukan.

Nilai Rujukan
DEWASA :

 LDH Total : 100-190 IU/L, 70-250 U/L


 Isoenzim LDH1 : 14-26%; LDH2 : 27-37%; LDH3 : 13-26%; LDH4 : 8-16%; LDH5 : 6-
16%. Perbedaan sebesar 2-4% dianggap normal.

ANAK : Neonatus : 300-1500 IU/L; Anak : 50-150 IU/L, 110-295 U/L.

Nilai rujukan dapat berbeda tergantung metode yang digunakan.

Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium


- Obat narkotik dan injeksi IM dapat meningkatkan kadar
- Hemolisis sampel dapat meningkatkan kadar
- Penyimpanan sampel pada keadan beku dapat menurunkan kadar.

Anda mungkin juga menyukai