Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


I.1.1 Sejarah Asam Fosfat
Penggunaan bahan-bahan fosfat sebagai pupuk telah lama digunakan tanpa disadari,
jauh sebelum fosfor ditemukan dan diisolasi oleh ahli kimia jerman, Brand, pada tahun 1669.
Sejak 200 tahun sebelum Masehi, bangsa Kartego sudah menyarankan dan menggunakan
kotoran burung untuk meningkatkan hasil ladangnya. Orang Inka di Peru menilai tinggi
kotoran guano dan kotoran burung yang terdapat di pulau-pulaunya, sehingga mereka
mengganggap perbuatan membunuh burung merupakan tindakan pidana berat. Kita juga
mengenal penggunaan ikan dan tulang oleh orang-orang Indiana Amerika dalam pertanian
mereka yang primitif. Tulang dan guano masih menjadi sumber utama fosfor dan asam fosfat
sampai pertengahan abad kesembilan belas, tetapi sumber ini sangat terbatas. Pada 1842
suatu paten Inggris diterbitkan atas nama John B. Lawes, yaitu untuk pengolahan abu tulang
dengan asam sulfat. Paten ini merupakan awal dari industri fosfat yang sekarang merupakan
suatu industri besar yang menjadi dasar bagi industri pupuk domestik Amerika Serikat. Tidak
lama sesudah itu, di Inggris ditemukan bijih-bijih fosfat dari berbagai kualitas. Bijih ini mula-
mula digiling sampai halus dan digunakan langsung di tanah. Tetapi, segera itu diketahui pula
bahwa pengolahan mineral fosfat dengan asam sulfat dapat meningkatkan ketersediaan dan
efisiensi fosfat untuk tujuan pertanian (Austin, 1984).

I.1.2 Alasan Pendirian Pabrik


Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan penduduk yang pesat. Seiring
meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan pangan akan semakin meningkat. Untuk dapat
memenuhi kebutuhan pangan tersebut, dibutuhkan peningkatan hasil pertanian. Salah satu
cara untuk meningkatkan hasil pertanian yaitu dilakukan penambahan pupuk untuk menjaga
agar nutrisi yang ada dalam tanah tercukupi sehingga didapatkan hasil pertanian yang
maksimal. Semakin meningkatnya permintaan pupuk di Indonesia, maka akan meningkatkan
kebutuhan bahan baku dari pupuk, salah satunya yaitu asam fosfat. Selain digunakan untuk
industri pupuk, asam fosfat juga digunakan dalam pembuatan deterjen, produksi karbon aktif,
tambahan dalam produk kosmetik dan lain sebagainya.
Kebutuhan asam fosfat di Indonesia dapat dicukupi dengan produksi dalam negeri dan
impor dari luar negeri. Hal ini dikarenakan jumlah produksi dalam negeri tidak dapat
mencukupi kebutuhan asam fosfat di Indonesia sehingga dibutuhkan impor dari luar negeri.
Seiring meningkatnya jumlah impor asam fosfat, maka akan meningatkan jumlah biaya yag
dikeluarkan untuk mendapatkan asam fosfat, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut,
maka perlu didirikan industri asam fosfat di Indonesia, dengan harapan agar dapat mencukupi
kebutuhan asam fosfat di Indonesia.

I-1
I.1.3 Ketersediaan Bahan Baku
Asam fosfat dapat dibuat dari bahan dasar batuan fosfat yang dicampurkan dengan
asam sulfat, di Indonesia asam sulfat telah cukup banyak diproduksi. Data pabrik asam sulfat
di Indonesia dapat dilihat pada Tabel I.1 berikut :

Tabel I.1 Data Pabrik asam Sulfat di Indonesia


No Nama Pabrik Kapasitas Produksi Lokasi
1 PT. Indonesia Acids 82.500 ton/tahun Jl. Raya Bekasi km 21, Pulo
Industry Limited (IAI) Gadung, Jakarta Timur 13001,
Indonesia
2 PT. Liku Telaga 36.000 Ton/Tahun Jl. Raya Sembayat KM 24
Manyar Gresik, Jawa Timur
Indonesia
3 PT. Mahkota Indonesia 225 MTPD Jl. Raya Bekasi Km 21 Pulo
Gadung Jakarta Utara 14250
Indonesia
4 PT. Smelting 920.000 ton/tahun Desa Roomo, Kecamatan
Manyar PO. Box 555 Gresik
61151 Jawa Timur Indnesia
5 PT. Petrokimia Gresik 1.170.000 MTPA Jl. Raya Roomo Manyar,
Gresik 61151 Jawa Timur
Indonesia
6 PT. Utama Inti Hasil Kimia 65.000 MTPA Medan, Indonesia
Industri
7 PT. South Pacific Viscose 220 MTPD Purwakarta, Indonesia
8 PT. Weda Bay Nickel 7.700 MTPD Halmahera Island, Indonesia
9 PT. Indo Bharat Rayon 250 MTPD Desa Cilangkap, Curug,
Purwakarta 41101 Indonesia

I-2
Asam sulfat yang digunakan dalam produksi asam fosfat berasal dari PT. Petrokimia
Gresik. Dengan pertimbangan, PT Petrokimia Gresik memiliki kapasitas produksi yang
paling besar di Indonesia serta lokasi yang dekat dengan lokasi pabrik. Sedangkan untuk
batuan fosfat, menggunakan batuan yang berasal dari China. Data jumlah batuan fosfat yang
ada di dunia dapat dilihat pada Tabel I.2 berikut :

Tabel I.2 Data Batuan Fosfat di Dunia


No Negara Produksi (dalam ‘000 metric tons)
1 China 65.000
2 USA 26.100
3 Morocco and Western Sahara 26.000
4 Tunisia 10.000
5 Jordan 7.600
6 Brazil 6.000
7 Egypt 5.500
8 Israel 5.000
9 Australia 3.000
10 Syria 2.800
11 South Africa 2.300
12 Algeria 2.000
13 Togo 800
14 Canada 700
15 Senegal 650
16 Others Countries 9.500
Sumber : USSG Mineral Commodity Summary 2011

I.1.4 Penentuan Kapasitas Pabrik

I-3
Pemilihan kapasitas perancangan didasarkan pada kebutuhan Asam Fosfat di
Indonesia, tersedianya bahan baku, serta ketentuan kapasitas minimum. Data pabrik asam
fosfat yang ada di Indonesia dapat dilihat pada Tabel I.3 berikut :

Tabel I.3 Data Pabrik Asam Fosfat di Indonesia


No Nama Pabrik Kapasitas (ton/tahun) Alamat
1 PT. Petrokimia Gresik 400.000 Jl. Raya Roomo Manyar,
Gresik 61151 Jawa Timur
Indonesia
2 PT. Petro Jordan Abadi 200.000 Jl. Raya Roomo Manyar,
Gresik 61151 Jawa Timur
Indonesia

Proyeksi kebutuhan Asam Fosfat di Indonesia


Kebutuhan Asam Fosfat di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal
ini menunjukkan pesatnya perkembangan industri kimia di Indonesia. Perkembangan pabrik
Asam Fosfat di rencanakan didirikan pada tahun 2023. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) kebutuhan impor Asam Fosfat lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan
ekspor yang cenderung turun. Data impor dan expor dari Asam Fosfat menurut Badan Pusat
Statistik 2018 dapat dilihat pada Tabel I.4 berikut :

Tabel I.4 Data Impor dan Expor Asam Fosfat di Indonesia


Tahun Impor (ton/tahun) Expor (ton/tahun )
2012 23.650,59 17,955
2013 26.884,11 0,05
2014 29.238,56 0,305
2015 23.496,41 506,6
2016 28.638 0,84
2017 31.677,78 56,4603
Sumber : Badan Pusat Statistik 2018

I-4
Gambar I.1 Grafik Hubungan antara Tahun dan Jumlah Impor Asam Fosfat di Indonesia

y = 1133x – 2X106
= 1133 (2023) – 2X106
= 292.059 Ton/Tahun

Dari Gambar I.1 didapatkan persamaan linier kebutuhan Asam Fosfat di Indonesia
adalah y = 1133x – 2X106. Sehingga dapat diperkirakan bahwa kebutuhan impor Asam Fosfat
di Indonesia tiap tahun meningkat. Pada tahun 2023 diperkirakan kebutuhan Asam Fosfat
akan meningkat jika masih sedikitnya pabrik Asam Fosfat di Indonesia, diperkirakan
kebutuhan Asam Fosfat mencapai 292.059 ton/tahun.

Gambar I.2 Grafik Hubungan antara Tahun dan Jumlah Expor Asam Fosfat di Indonesia

y = 20,034x – 40262
= 20,034 (2023) – 40262
= 266,782 Ton/Tahun

I-5
Dari Gambar I.2 didapatkan persamaan linier kebutuhan Asam Fosfat di Indonesia
adalah y = 20,034x – 40262, sehingga dapat diperkirakan bahwa kebutuhan expor Asam
Fosfat pada tahun 2023 berkisar 266,782 ton/tahun.
Berdasarkan data-data diatas, dapat dihitung kebutuhan Asam Fosfat dalam negeri
pada tahun 2023 sebagai berikut :

Kebutuhan Asam Fosfat dalam negeri


= jumlah produksi + jumlah impor – jumlah expor
= 600.000 + 292.059 - 266,782
= 891.792,218 ton/tahun

Pendirian pabrik Asam Fosfat dengan kapasitas yang cukup besar dirasa perlu,
mengingat jumlah impor Asam Fosfat yang cukup tinggi, serta kebutuhan Asam Fosfat yang
relatif meningkat dalam industri setiap tahunnya.

Kapasitas pabrik Asam Fosfat yang masih dibutuhkan


= kebutuhan Asam Fosfat – produksi Asam Fosfat
= 891.792,218 – 600.000
= 291.792,218 ton/tahun

Kapasitas produksi untuk pabrik yang akan didirikan direncanakan akan mendominasi
40% dai total kebutuhan H3PO4 di Indonesia yang belum terpenuhi, maka kapasitas produksi
menjadi :

Kapasitas pabrik yang direncanakan


= 40% x 291.792,218
= 116.716,8872 ton/tahun
Kapasitas pabrik yang direncanakan sebesar 116.716,8872 ton/tahun, akan dibulatkan
menjadi 120.000 ton/tahun, dimana pabrik akan beroperasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun.

I.1.5 Pemilihan Lokasi


Lokasi pabrik sangat berpengaruh terhadap keadaan suatu proyek industri baik dari
segi komersialmaupun kemungkinan pengembangan dimasa mendatang. Banyak faktor yang
dipertimbangkan dalam memilih lokasi pabrik. Pendirian pabrik direncanakan di kawasan
industri Roomo, Gresik. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan berikut:

I-6
Gambar 1.3 Peta Desa Roomo, Kec. Manyar, Kab. Gresik

a. Sumber Bahan Baku


Penyediaan bahan baku merupakan hal yang paling penting dalam mengoperasikan
pabrik, karena pabrik beroperasi atau tidak sangat tergantung pada persediaan bahan baku
yang digunakan dalam pembuatan asam fosfat, bahan baku tersebut merupakan asam
sulfat yang dapat diperoleh dari pabrik PT. Petrokimia Gresik. Dan lokasi tersebut dekat
dengan Pelabuhan Java Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) sebagai sarana
transportasi impor batuan fosfat dari China.
b. Sarana Transportasi
Sarana pemasaran sebagian besar adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
disamping sebagian sisa lainnya untuk diekspor. Untuk itu lokasi pabrik harus berdekatan
dengan sarana perhubungan laut dan darat. Fasilitas jalan dan pelabuhan di JIIPE
mendukung untuk kepentingan tersebut. Dengan adanya fasilitas tersebut dapat
mendukung keberlangsungan pabrik dan pemasaran hasil produksi juga menjadi lebih
mudah.
c. Pemasaran
Untung dan ruginya suatu pabrik bergantung pada pemasaran produknya, sehingga
lokasi pabrik harus didirikan di daerah yang mendukung untuk prospek pemasarannya.
Asam fosfat merupakan produk yang banyak dibutuhkan oleh industri-industri pembuatan
pupuk, oleh karena itu lokasi pabrik berdekatan dengan lokasi dari industri-industri
tersebut.
d. Utilitas
Adanya sarana pendukung seperti air, listrik, dan lain-lain perlu diperhatikan untuk
kelancaran pabrik, agar proses produksi dapat berjalan dengan baik. Penyediaan tenaga
listrik dapat diperoleh dari PLN dan generator set sebagai sumber cadangan. Penyediaan
air diperoleh dari air sungai, sedangkan steam yang akan digunakan berasal dari unit
boiler.
e. Tenaga Kerja
Dalam proses produksi suatu pabrik mutlak dibutuhkan tenaga kerja untuk
menjalankan mesin-mesin produksi. Dibangunnya pabrik ini diharapkan dapat menyerap
tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.
I.2 Dasar Teori

I-7
I.2.1 Proses Industri Asam Fosfat
Perkembangan pesat dalam pembuatan asam fosfat proses basah terjadi karena
meningkatnya permintaan terhadap pupuk analisis tinggi seperti tripel superfosfat, amonium
dan juga dikalsium fosfat.
Jauh sebelum itu, banyak dihasilkan asam ortofosfat yang dibuat dengan mereaksikan
asam sulfat encer dengan serbuk batuan fosfat atau tulang. Metode ini dilengkapi lagi dengan
proses asam kuat yang menghasilkan asam kuat yang ekonomis. Peralatan yang digunakan
untuk proses ini harus dilengkapi dengan timbal, baja tahan karat, atau baja tahan asam dan
membutuhkan waktu yang lama agar reaksinya berlangsung sempurna. Suhu didalam proses
ini tidak boleh terlalu tinggi agar zat yang mengendap adalah gipsum (CaSO 4.2H2O) dan
bukan anhidritnya. Jika yang tebentuk adalah anhidratnya, maka akan terhidrasi kemudian
dapat menyebabkan kebuntuan pada pipa. Asam yang dibuat dengan proses ini hampir
seluruhya digunakan untuk pembuatan pupuk dan setelah dimurnikan biasanya digunakan
untuk pembuatan berbagai natrium fosfat.
Asam fosfat banyak digunakan adalah untuk pupuk, bahan deterjen, pakan ternak, dan
bahan makanan, minuman, dan tapal gigi.
Proses utama yang digunakan untuk membuat asam fosfat proses basah ialah dengan
menggunakan asam sulfat yang direaksikan dengan batuan fosfat.
Reaksi pokok ialah :

Atau secara lebih sederhana

Batuan fosfat mentah dicampurkan dalam asam sulfat. Waktu retensi berkisar antara
1,5 sampai 12 jam dan kondisinya dikendalikan agar menghasilkan kristal gipsum yang
mudah disaring. Reaksi itu didinginkan dengan menggunakan pendingin vakum. Campuran
reaksi itu disaring dengan filter. proses ini menghasilkan asam 28% sampai 32% yang
kemudian harus dipekatkan untuk nantinya dapat dimanfaatkan dalam berbagai hal.
Proses lain ialah reaktor asam fosfat isotermal Swenson yang menggunakan satu
bejana kristalisator vakum. Proses ini mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut;
biaya investasi lebih rendah, demikian pula konsumsi utilitas dan biaya pemeliharaan,
efisiensi operasi lebih tinggi dan hasil P2O5 lebih baik. Akhir-akhir ini, telah dicoba pula
gagasan untuk membuat kalsium fosfat hemihidrat (CaSO4.½H2O) dan bukan dihidrat yang
biasa. Kerugiannya dari hemihidrat adalah tidak stabil dan dapat membeku di dalam pipa,
tetapi keunggulannya dari hemihidrat sendiri dapat menghasilkan asam 42% sampai 50%
secara langsung tanpa memerlukan evaporasi yang mahal yang harus dilakukan apabila kita
membuat hidrat. Di Amerika Serikat hampir semua produsen menggunakan prosess dihidrat.
Pada tahun 1981 hanya ada satu produsen yang menggunakan proses hemihidrat, tetapi
dengan meningkatnya biaya energi, diperkirakan akan banyak lagi pabrik yang akan
menggunakan proses hemihidrat (Austin, 1984).

I.2.2 Kegunaan

I-8
Menurut Salas, 2017, Asam fosfat merupakan bahan dasar yang digunakan untuk
pembuatan pupuk yang banyak digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian. Selain untuk
bahan dasar pembuatan pupuk, asam fosfat juga dapat digunakan dalam berbagai hal. Berikut
merupakan beberapa kegunaan dari asam fosfat :
1. Pupuk
Asam fosfat dengan proses basah merupakan bagian penting dalam industri pupuk
semenjak unsur utama dalam pupuk merupakan triple superfosfat, amonium fosfat,
dan pupuk NPK campuran. Negara industri menghasilkan pupuk NPK untuk
digunakan secara domestik maupun untuk diekspor. Pupuk sendiri dapat bersifat
asam, netral, maupun basah.
2. Metalurgi
Pelapisan dengan konversi kimia diterapkan pada permukaan baja dan alumunium
untuk perlindungan terhadap korosi. Larutan berfosfat, yang mengandung asam fosfat
digunakan untuk melindungi kendaraan baja, perabot kantor, pesawat, kapal militer,
dan senjata. Pelapisan konversi fosfat merupakan teknik yang paling banyak
digunakan untuk menghasilkan perlindungan korosi yang baik untuk lembaran baja,
khususnya pada industri otomotif.
3. Bahan Kimia
Asam fosfat banyak digunakan pada perangkat dan operasi kimia, antara lain: untuk
menghilangkan endapan mineral, untuk membersihkan noda air keras, untuk
menyesuaikan pH dalam produk kosmetik dan perawatan kulit, sebagai katalis dalam
polimerisasi polipropilen, dan sebagainya.
4. Obat
Asam fosfat yang ditambahkan zinc bubuk akan membentuk zinc fosfat yang mana
dapat digunakan sebagai semen gigi. Garam fosfat juga digunakan untuk mengurangi
rasa nyeri pada gigi sensitif

I.4 Sifat Fisika dan Kimia


I.4.1 Bahan Baku
1. Asam Sulfat (H2SO4)
- Bentuk Fisik : Cair
- Bau : Tidak berbau
- Rasa : Asam kuat
- Berat Molekul : 98,08 g/mol
- Warna : Tidak berwarna
- pH : Asam
- Titik Didih : 270°C (518°F)
- Titik Leleh : -35°C (-31°F)
- Specific Gravity : 1,84
- Densitas uap : 3,4
- Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin. Larut dalam
ethyl alkohol.

2. Phosphat Rock
- Specific Gravity : 0,47

I-9
- pH : 6-7
- Solubility in water : 1-5%
- Bentuk Fisik : Bubuk warna coklat
- Bau : Tidak berbau
I.4.2 Produk
I.4.2.1 Produk Utama
1. Asam fosfat
- Bentuk Fisik : Cair
- Bau : Tidak berbau
- Rasa : Asam
- Berat Molekul : 98
- Warna : Tidak Berwarna
- pH (1% soln/water) : Asam
- Titik Didih : 158°C (316,4°F)
- Titik Leleh : 21°C (69,8°F)
- Specific Gravity : 1,685 pada suhu 25° C (Air = 1)
- Vapor Pressure : 0,3 kPa (pada suhu 20°C)
- Vapor Density : 3,4
- Solubility : Mudah larut dalam air panas. Larut dalam air
dingin.
I.4.2.2 Produk Samping
1. Gypsum
- Bentuk Fisik : Padat (Kristal padat. Bubuk padat.)
- Bau : Tidak berbau
- Berat Molekul : 136.14 g/mol
- Warna : Putih
- Titik Leleh : 1450°C (2642°F)
- Specific Gravity : 2,96
- Kelarutan : Sangat sedikit larut dalam air dingin
I.4.3 Pengotor
1. Asam Fluorida (HF)
- Berat Molekul : 20,01 g·mol−1
-
Bentuk Fisik : Gas atau cairan tak berwarna (dibawah 19,5°C)
- Densitas : 1,15 g/L, gas (25°C)
0,99 g/mL, cairan (19.5°C)
- Titik lebur : −83,6°C (−118,5 °F; 189,6°K)
- Titik didih : 19,5°C (67,1°F; 292,6°K)
- Kelarutan dalam air : Dapat larut dalam air
- Tekanan uap : 783 mmHg (20°C)

I-10

Anda mungkin juga menyukai