Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH LUMPUR LAPINDO


Tragedi Lumpur Lapindo dimulai pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa ini
menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas mulai menggenangi areal
persawahan, pemukiman penduduk dan kawasan industri. Hal ini wajar
mengingat volume lumpur diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu meter
kubik perhari (setara dengan muatan penuh 690 truk peti kemas berukuran
besar).( Davies, R, Swarbrick, RE, Evans, RJ & Huuse, M (2007) Birth of a mud
volcano: East Java. GSA Today, 29 May, p.4-9 Kompas (3/06/2006), Sudah
sepekan gas ganggu warga).

Bencana Lumpur Lapindo merupakan fenomena meluapnya semburan lumpur dari perut
bumi yang terjadi di Sidoarjo. Davies (2008, dikutip dari journal Anton Novenanto 2010) sejak
26 Mei 2006, lumpur panas menyembur ke permukaan bumi di Porong, Sidoarjo mencatat :
ekplorasi gas oleh PT Lapindo Brantas Inc. Di desa Siring, kecamatan Porong, berujung pada
munculnya gelembung H²S di permukaan bumi. Semburan air dan lumpur yang terjadi menjadi
polemik yang cukup kompleks hingga saat ini. Terlepas dari penyebabnya yang menjadi
kotroversi, Lumpur Lapindo menghadirkan impact yang cukup komplit salah satunya perubahan
sosial yang terjadi dan banyak institusi sosial yang bubar, demikian juga praktik-praktik sosial
yang terjadi di desa yang tenggelam itu.

Pemicu semburan lumpur masih diperdebatkan (Davieset al., 2007, 2008; Manga, 2007;
Mazzini et al., 2007; Tingay et al., 2008). Terdapat dua hipotesis pemicu semburan lumpur
panas yang dirilis oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo 2013 (BPLS), yaitu hipotesis
underground blow out dari sumur eksplorasi Banjarpanji 1 dan hipotesis remobilisasi zona
bertekanan tinggi (overpressured zone) melalui bidang sesar Watukosek berarah timur laut-
barat daya yang tereaktifikasi oleh kenaikan aktivitas tektonik dan gempa. Jadi pendapat yang
pertama, pemicunya akibat kecelakaan teknologi yang dilakukan oleh perusahaan pengeboran
minyak Lapindo Brantas (Davies, 2007 2008). Kedua, bencana ini dipicu oleh peristiwa alam di
tempat lain, yaitu adanya gempa di Yogyakarta (Mazzini, et al., 2007).
 Tragedi lumpur lapindo dimulai pada tanggal 27 mei 2006. Peristiwa ini menjadi suatu
tragedi ketika banjir lumpur panas mulai mengenangi area persawahan ( Davies,R
swarbick,RE, Evans,RJ & Huuse,M(2007).
 Bencana lumpur lapindo merupakan fenomena meluapnya semburan lumpur dari perut
bumi yang terjadi di sidioarjo.Davies(2008,dikutip dari journal Anton Novenanto 2010).

Anda mungkin juga menyukai