Anda di halaman 1dari 6

Mentoring & Coaching

Penerapan KAIZEN
Dalam Manajemen Sekolah

disusun oleh:
Rudy Prihatin
Penerapan Kaizen
Dalam Manajemen Sekolah oleh: Rudy Prihatin

Kaizen bila diterjemahkan


terdiri atas dua kata, yaitu
kai (perubahan) dan zen
(kebaikan). Dapat
diterjemahkan sebagai
perubahan menuju
kebaikan.

Kaizen adalah model continuous improvement yang


dijalankan oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang
dipopulerkan oleh Toyota. Perbaikan terus menerus ini
membuat kinerja perusahaan menjadi efektif dan efisien.

Customer satisfaction adalah prioritas utama dari Kaizen.


Dengan kinerja yang efektif dan efisien, diharapkan
pelayanan konsumen menjadi lebih baik. Pelayanan
konsumen bisa berupa harga yang bersaing dan
pengiriman yang tepat waktu.

Berbeda dari inovasi, ciri


khas Kaizen adalah
perbaikan dijalankan
secara bertahap namun
konsisten. Karena ciri
khasnya, Kaizen dapat
dilakukan oleh seluruh
lapisan organisasi, bukan
hanya dilakukan oleh
jajaran pimpinan saja.
Penerapan Kaizen
Dalam Manajemen Sekolah oleh: Rudy Prihatin

Kaizen juga menjadi


payung bagi banyak
metode continuous
improvement dalam
industri manufaktur,
beberapa metode
bahkan diadopsi oleh
perusahaan non-
manufaktur.

Dalam kaizen dikenal juga 3M yang harus dicegah atau


dikurangi. 3M tersebut yaitu:
 MUDA (pemborosan)
 MURA (ketidakseimbangan)
 MURI (beban berlebih)
Dengan mengurangi 3M melalui Kaizen, maka
organisasi akan menjadi lebih efektif dan efisien.

KAIZEN di Sekolah
Sekolah dalam peranannya di masyarakat dalam bidang
pendidikan dituntut untuk memberi pelayanan yang
terbaik. Baik bagi siswa maupun orang tua siswa.
Sekolah sebagai organisasi perlu menjaga kinerjanya
agar selalu efektif dan efisien.

Dengan penerapan Kaizen di sekolah diharapkan


pelayanan kepada siswa dan orang tua siswa menjadi
lebih baik, bahkan prima. Serta organisasi sekolah
menjadi sehat.
Penerapan Kaizen
Dalam Manajemen Sekolah oleh: Rudy Prihatin

Tahapan Mentoring & Coaching

5S/5R: lima langkah untuk perbaikan/menjaga


5S kondisi lingkungan kerja agar bersih, rapi, dan
nyaman. Impact yang lain adalah kerja yang efektif
Sasaran: Manajemen, Guru, Staf, & Karyawan
Sesi:
 Fasilitasi I (6 jam): 3R pertama dari 5R
 (Jeda satu pekan untuk praktek)
 Fasilitasi II (6 jam): 2R terakhir dari 5R
 (Jeda satu pekan untuk praktek)
 Coaching Session (2 x 2 jam)

Perangkat QC: perangkat untuk mengendalikan


QC kualitas dan dapat dijadikan sebagai database
untuk manajemen dalam mengambil keputusan
Sasaran: Manajemen dan Guru (Wali Kelas)
Sesi:
 Fasilitasi I (6 jam): Pengetahuan dan
Keterampilan tentang perangkat QC
 Fasilitasi II (6 jam): Analisa Data QC
 (Jeda satu pekan untuk praktek)
 Coaching Session (2 x 2 jam)

P Siklus PDCA: Siklus perencanaan dan


pelaksanaan dalam continuous improvement.
A D Sasaran: Manajemen
C Sesi:
 Pertemuan I (6 jam): PDCA Knowledge
 Pertemuan II (6 jam): Aplikasi PDCA di Sekolah
 (Jeda satu pekan untuk praktek)
 Coaching Session (3 x 2 jam)
Penerapan Kaizen
Dalam Manajemen Sekolah oleh: Rudy Prihatin

Fasilitasi 5S/5R
di Sekolah Sinar Cendekia Tangsel
Penerapan Kaizen
Dalam Manajemen Sekolah oleh: Rudy Prihatin

Resume Singkat

Rudy Prihatin, SSi

Saat ini diamanahi sebagai Direktur LAZIS Al


Hikmah Kabupaten Maros, dan mengajar Robotika
untuk siswa

Ringkasan Pengalaman :
 4 tahun sebagai Production Manager di PT.
Sanwa Parts Indonesia (Bandung)
 2 tahun sebagai Project Manager di PT. Maxima
Cipta Integrasi (Bandung)
 2 tahun sebagai PPIC & Maintenance Manager
di PT. Tripper Nature (Bekasi)
 1 tahun 6 bulan sebagai Kepala SMPIT Al
Hikmah Amanah Ummah di Kab. Maros
 Pernah mengikuti program Roadmap Of
Outstanding Educators (ROOTS) selama jangka
waktu 18 bulan yang diinisiasi oleh NAMA
Foundation, sebuah program untuk konsultan
pendidikan yang akan mentransfer model
Learning eXperience dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai