Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL RENCANA USAHA

“REPACK MAKANAN RINGAN CHIP I

CHIP”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan


Islami yang diampu oleh Ibu Nuri Kartini MT..

Disusun oleh :

Dimas Sugiarto 210411070

PRODI TEKNIK

INDUSTRI FAKULTAS

TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

CIREBON 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
bisnis usaha ini. Adapun dalam penulisan proposal ini, produk yang akan
ditawarkan adalah “CHIP I CHIP”.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini masih


banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal ini.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan proposal ini, khususnya kepada dosen pembimbing
mata kuliah kewirausahaan Islami yaitu ibu Ibu Nuri Kartini MT..Akhir kata
semoga proposal ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan dalam
mempelajari “Kewirausahawan” serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Cirebon, 2024

Penyusun

i
RINGKASAN

1. Konsep Usaha
Chip I Chip adalah usaha yang bergerak di bidang repack makanan ringan
pedas, yaitu mengemas ulang makanan ringan pedas dengan kemasan yang lebih
menarik, higienis, dan praktis. serta menyediakan berbagai macam makanan
ringan pedas, seperti keripik, basreng, seblak, dan lain-lain, yang memanfaatkan
teknologi digital dalam mempromosikan dan memasarkan usahanya, seperti
menggunakan media sosial, website, dengan harga yang terjangkau.

2. Visi Misi
Visi : Menjadi usaha repack makanan yang terdepan dan terpercaya di Indonesia,
yang dapat menghasilkan produk berkualitas dengan harga terjangkau dan
memberikan kepuasan dan kesejahteraan bagi konsumen, mitra kerja, serta
lingkungan.

Misi :

 Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan selalu bersikap


ramah, sopan dan santun
 Menyediakan produk makanan ringan pedas yang berkualitas, aman, dan
bervariasi, yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
 Selalu memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghasilkan stok produk
selalu aman dan proses distribusi yang cepat

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

RINGKASAN.........................................................................................................ii

1. Konsep Usaha...............................................................................................ii

2. Visi Misi.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan Pelaksana...........................................................................................2

1.4 Manfaat Usaha...............................................................................................3

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA..........................................4

2.1 Gagasan Kegiatan usaha................................................................................4

2.1.1 Marketing MIX.......................................................................................4

2.1.2 Product Life Cycle (PLC).......................................................................6

2.2 Peluang Pasar.................................................................................................7

2.2.1 Analisis SWOT.......................................................................................7

2.2.2 Analisis IPA Importance Performance Analysis)...................................9

2.3 Strategi Pemasaran.......................................................................................11

2.3.1 Desain Produk.......................................................................................11

2.3.2 Analisa Desain Kemasan.......................................................................12

2.3.3 Promosi Penjualan.................................................................................14

BAB III METODE PELAKSANAAN................................................................15

3.1 Pra Produksi.................................................................................................15

iii
3.2 Proses Produksi............................................................................................17

3.3 Promosi dan Penjualan.................................................................................18

3.4 Pasca Produksi.............................................................................................20

BAB IV ANGGARAN BIAYA............................................................................21

4.1 Biaya Tetap..................................................................................................21

4.2 Biaya Variable..............................................................................................21

4.3 Analisa BEP.................................................................................................22

BAB V PENUTUP................................................................................................24

5.1 Kesimpulan..................................................................................................24

5.2 Saran.............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Industri makanan ringan adalah industri yang terus berkembang di
Indonesia. Makanan ringan adalah istilah bagi makanan yang bukan merupakan
menu utama. Makanan ringan dikonsumsi dengan tujuan mengisi perut sesaat dan
memasok sedikit energi untuk tubuh. Di Indonesia sendiri makanan ringan dapat
dijumpai dalam berbagai jenis mulai dari keripik-keripik hingga snack ekstrudat.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Snapcart, setengah dari populasi
Indonesia mengkonsumsi snack dua kali sehari atau bahkan lebih (Snapcart 2017).

Makanan ringan merupakan salah satu produk yang banyak diminati oleh
masyarakat Indonesia, terutama oleh kalangan anak muda dan remaja. Makanan
ringan memiliki berbagai macam jenis, rasa, dan bentuk yang dapat memenuhi
selera dan kebutuhan konsumen. Salah satu jenis makanan ringan yang populer di
Indonesia adalah makanan ringan yang pedas, seperti keripik, basreng, seblak, dan
lain-lain. Makanan ringan pedas memiliki daya tarik tersendiri bagi para
penikmatnya, karena dapat memberikan sensasi rasa yang menggugah selera dan
menantang.

Namun, di balik popularitas makanan ringan pedas, terdapat beberapa


masalah yang perlu diatasi oleh para pelaku usaha di bidang ini. Pertama, kualitas
dan keamanan produk yang belum terjamin, karena banyaknya penggunaan bahan
tambahan yang berbahaya, seperti pewarna, pengawet, dan penyedap rasa. Kedua,
persaingan yang ketat antara para produsen dan penjual makanan ringan pedas,
baik yang berskala besar maupun kecil. Ketiga, rendahnya inovasi dan kreativitas
dalam mengembangkan produk makanan ringan pedas, sehingga banyak produk
yang monoton dan tidak memiliki keunikan.

Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan adanya usaha yang dapat


menawarkan solusi bagi para konsumen dan pelaku usaha makanan ringan pedas.

1
Usaha tersebut adalah Chip I Chip, sebuah usaha yang bergerak di bidang repack
makanan ringan pedas. Chip I Chip merupakan usaha yang menyediakan berbagai
macam makanan ringan pedas yang dikemas ulang dengan kemasan yang
menarik, higienis, dan praktis. Chip I Chip juga menjamin kualitas dan keamanan
produknya dengan menggunakan bahan baku yang berkualitas, bebas dari bahan
tambahan yang berbahaya, dan telah mendapatkan izin edar dari BPOM. Selain
itu, kedepannya Chip I Chip akan terus berinovasi dan berkreasi dalam
mengembangkan produknya tidak hanya focus pada makanan ringan pedas saja.

Dengan demikian, Chip I Chip memiliki potensi untuk menjadi usaha yang
sukses dan berkembang di pasar makanan ringan pedas di Indonesia. Chip I Chip
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang mencari makanan
ringan pedas yang berkualitas, aman, dan bervariasi. Chip I Chip juga dapat
memberikan keuntungan bagi para pelaku usaha makanan ringan pedas, baik
sebagai mitra kerja maupun sebagai pesaing sehat yang dapat mendorong
peningkatan kualitas produk dan layanan di bidang ini. Oleh karena itu, proposal
usaha ini bertujuan untuk menjelaskan secara lebih rinci tentang konsep, rencana,
dan analisis usaha Chip I Chip.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari Proposal rencana usaha ini adalah :

1. Bagaimana Rencana Usaha Chip I Chip dapat Berjalan dengan Baik?


2. Berapa Break Even Point (BEP) pada Usaha Chip I Chip?
3. Bagaimana Rencana Inovasi Kedepannya untuk Pengembangan Produk
Makanan Ringan Pedas oleh Chip I Chip?

1.3 Tujuan Pelaksana


Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :

1. Menganalisis strategi operasional dan pemasaran yang dapat memastikan


kelancaran dan keberhasilan usaha Chip I Chip dalam menyediakan
makanan ringan pedas yang berkualitas, aman, dan bervariasi.

2
2. Menghitung Break Even Point (BEP) sebagai indikator keberlanjutan
usaha Chip I Chip, dengan tujuan menentukan titik di mana pendapatan
usaha cukup untuk menutup semua biaya operasional, sehingga mencapai
titik impas atau keuntungan.
3. Merancang rencana inovasi untuk pengembangan produk makanan ringan
oleh Chip I Chip, dengan fokus pada peningkatan keunikan, kreativitas,
dan diversifikasi produk guna menjawab tuntutan pasar yang terus
berkembang.

1.4 Manfaat Usaha


Manfaat usaha penyusun berharap kesuksesan Chip I Chip dapat
menciptakan peluang usaha baru dalam industri makanan ringan. Hal ini dapat
berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja
bagi masyarakat. Dan dapat memberikan kontribusi pada perekonomian lokal,
baik melalui pembayaran pajak maupun dukungan terhadap pemasok lokal. Ini
menciptakan dampak positif pada ekosistem ekonomi setempat.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Gagasan Kegiatan usaha
2.1.1 Marketing MIX
1. Product (Produk)

Usaha repack makanan ringan adalah bisnis yang mengemas ulang


makanan ringan dalam kemasan yang lebih menarik dan
memasarkannya kembali. Konsep dari bisnis ini adalah membeli
cemilan dalam jumlah banyak, sehingga tidak perlu melakukan
produksi. Setelah itu, cemilan tersebut dikemas ulang dan dipasarkan
kembali. Nama Brandnya adalah "Chip I Chip" usaha adalah
memasarkan repack makanan ringan berfokus pada rasa pedas
dengan menggunakan kemasan yang menarik, higienis, dan praktis.
Produk ini menawarkan variasi yang luas seperti keripik, basreng,
seblak, dan lainnya. Keberagaman produk memungkinkan "Chip I
Chip" memenuhi selera pelanggan yang berbeda-beda, sementara
kualitas dan kebersihan dijamin melalui proses pengemasan yang
cermat.

2. Price (Harga)

"Chip I Chip" menetapkan harga yang sangat terjangkau untuk


pelanggan eceran, yakni Rp 10.000 per kemasan. Harga ini
mencakup berbagai variasi makanan ringan pedas dengan berat isi
yang bervariasi sesuai dengan jenis produk. Keputusan ini diambil
dengan tujuan untuk memastikan bahwa produk dapat diakses oleh
kalangan menengah ke bawah maupun menengah ke atas, sehingga
dapat menjangkau sebanyak mungkin segmen pasar.

Untuk distributor, "Chip I Chip" menawarkan harga yang lebih


kompetitif. Harga untuk distributor berkisar antara Rp 9.500 hingga
Rp 9.000 per kemasan, tergantung pada isi kemasan yang telah

4
disepakati. Penetapan harga ini bertujuan untuk memberikan insentif
kepada distributor, menjaga kerjasama yang baik, dan memastikan
bahwa produk dapat didistribusikan secara efisien ke berbagai titik
penjualan.

Dengan penetapan harga yang fleksibel ini, "Chip I Chip" dapat


memenuhi kebutuhan pasar secara luas, dari konsumen eceran
hingga distributor, sambil mempertahankan daya saingnya di pasar
makanan ringan pedas.

3. Place (Tempat)

Produk "Chip I Chip" tersedia di toko offline yang strategis,


terutama di pasar. Keputusan ini didasarkan pada keinginan untuk
memberikan akses langsung kepada konsumen yang mengunjungi
pasar secara fisik. Selain itu, produk dapat didistribusikan ke
berbagai toko konvensional lainnya dan dijual melalui platform e-
commerce. Prisip distribusi ini dirancang untuk memastikan
ketersediaan produk di berbagai tempat dan untuk memperluas
pemasaran.

4. Promotion (Promosi)

Strategi promosi "Chip I Chip" sangat berfokus pada media sosial.


Melalui platform seperti Instagram, Facebook, dan Tiktok,
perusahaan dapat membangun citra merek, berinteraksi dengan
pelanggan, dan memperluas jaringan pelanggan. Konten-konten
menarik, ulasan positif, dan penawaran spesial menjadi daya tarik
utama dalam kampanye promosi. Bisa juga dengan Pemanfaatan
teknologi digital juga mencakup situs web yang menyediakan
informasi rinci tentang produk, testimoni pelanggan, dan berbagai
promosi yang sedang berlangsung. Dengan pendekatan ini, "Chip I
Chip" dapat memaksimalkan visibilitas dan daya tariknya di pasar.

5
2.1.2 Product Life Cycle (PLC)
Strategi pemasaran untuk siklus hidup produk bisnis dapat
mencangkup beberapa tahap perencanaan, pengenalan, pertumbuhan,
kematangan, dan penurunan, berikut adalah beberapa stategi yang dapat
diterapkan pada tiap tahap tersebut :

1. Tahap perencanaan untuk "Chip I Chip" mencakup formulasi visi,


misi, dan identifikasi target pasar. Analisis SWOT membantu
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan
ancaman eksternal. Fokus pada pengembangan rencana bisnis yang
komprehensif termasuk keuangan, operasional, dan pemasaran. Riset
pasar mendalam membantu memahami tren industri, perilaku
konsumen, dan pesaing. Perencanaan yang matang memberikan arah
dan menjadi dasar keputusan strategis selanjutnya.
2. Pengenalan, Pada tahap ini, fokus utama adalah membangun
kesadaran merek dan memperkenalkan produk. Kampanye iklan
kreatif, pameran produk, dan promosi penjualan yang menarik dapat
membantu menarik perhatian konsumen. Memanfaatkan media sosial
untuk menyebarkan informasi dan mendapatkan umpan balik
konsumen juga menjadi kunci. Kejelasan mengenai manfaat unik dan
keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing juga perlu
ditekankan.
3. Pertumbuhan, Seiring dengan meningkatnya permintaan, strategi
pertumbuhan melibatkan ekspansi distribusi dan peningkatan
jangkauan pasar. Memperkuat hubungan dengan pemasok untuk
memastikan ketersediaan bahan baku yang cukup dan
mempertahankan kualitas produk menjadi kunci. Upaya dalam
meningkatkan efisiensi operasional juga dapat membantu memenuhi
permintaan yang meningkat.
4. Kematangan, Di tahap ini, fokus beralih ke pemeliharaan pangsa pasar
dan peningkatan kualitas produk. Inovasi produk dan diversifikasi
dapat membantu memperpanjang siklus hidup produk. Strategi

6
pemasaran yang lebih segmentasi dan peningkatan layanan pelanggan
dapat membantu mempertahankan loyaltas pelanggan di tengah
persaingan yang semakin ketat. Evaluasi portofolio produk secara
reguler dan penyesuaian strategi distribusi menjadi penting.
5. Penurunan, Pada tahap ini, keputusan strategis harus diambil, apakah
untuk menarik produk dari pasar atau memodifikasi dan menyegarkan
produk. Penyesuaian harga dan promosi penjualan dapat membantu
memperlambat penurunan penjualan, sambil mempertimbangkan
inovasi atau pembaruan produk. Memahami pasar dengan baik,
mungkin dengan melakukan survei dan analisis pasar, dapat
membantu dalam mengambil keputusan strategis yang tepat.

2.2 Peluang Pasar


2.2.1 Analisis SWOT
Adapun analisis SWOT dari usaha repack makanan ringan ini adalah
sebagai berikut :

1. Strengths (Kekuatan)
 Makanan ringan merupakan produk yang biasa dicari dan sering
dibeli secara berulang. Hal ini dapat mudah mendapatkan pelanggan
yang setia dan menciptakan pendapatan.
 Repackaging makanan ringan tidak memerlukan biaya yang banyak
dan mudah untuk mengontrol biaya produksi serta mudah
menentukan harga jual.
 Makanan ringan adalah produk yang sangat dicari oleh berbagai
segmen pasar, termasuk anak-anak, remaja, orang dewasa, dan
bahkan orang tua.
 Repack makanan ringan sangat mudah untuk menyesuaikan dengan
selera konsumen, seperti camilan sehat, gurih, pedas, manis dan
sebagainya.
 Makanan ringan mempunyai jaringan distribusi yang luas dan mudah
diakses oleh konsumen

7
2. Weaknesses (Kelemahan)
 Industri makanan ringan memiliki pesaing yang kuat, termasuk
merek-merek besar.
 Regulasi Makanan perlu mematuhi peraturan ketat terkait keamanan
makanan dan label.
 Membutuhkan investasi awal untuk peralatan, bahan kemasan, dan
membeli persediaan makanan ringan.
 Selera konsumen bisa berubah, dan perlu beradaptasi dengan cepat.
 Perlu promosi dan membangun merek yang kuat
 Jika tidak ada permintaan yang cukup untuk produk Repack
Makanan Ringan, ini dapat menghasilkan persediaan stok yang tidak
terjual dan mengalami kerugian ditambah lagi setiap makanan ringan
memiliki tanggal kadaluarsa yang tidak menentu.
 Usaha Makanan ringan sulit dalam mempertahankan kualitas rasa
dan konsistensi produk
3. Opportunities (Peluang)
 Bisa memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk
mencapai pasar yang lebih luas.
 Bisa menjalin kemitraan dengan produsen makanan untuk
mendapatkan produk dengan harga yang lebih baik.
 Bisa mengembangkan dan menghadirkan produk camilan yang baru
dan menarik, sesuai dengan tren dan selera konsumen yang
berkembang, dapat membantu tetap relevan di pasar.
 Bisa melakukan Kerjasama dengan pihak pihak seperti peasok,
disribusi, retail.
4. Threats (Ancaman)
 Persaingan di industri makanan ringan sangat kuat, terutama dari
merek-merek besar.
 Peraturan pemerintah terkait makanan bisa berubah, dan melanggar
regulasi dapat mengakibatkan masalah hukum.

8
 Jika selera konsumen berubah, produk mungkin tidak lagi diminati.
 Gangguan Pasokan: Gangguan dalam pasokan bahan kemasan atau
bahan baku dapat mempengaruhi produksi.
 makanan ringan mudah terkontaminasi itu merusak reputasi bisnis
dan bisa masalah hukum yang serius.
 Adanya masalah keluhan, Komplain atau tuntunan dari konsumen
atau pihak lain yang dapat merusak citra merek
5. Kesimpulan Analisis SWOT
Adapun kesimpulan dari analisis SWOT adalah perlu menggali
potensi dari analisis SWOT "Chip I Chip" yang mengungkapkan peluang.
Dengan kekuatan dalam beragam produk, jaringan distribusi yang luas,
dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan selera konsumen,
perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang luas. Melihat potensi di
media sosial dan e-commerce, peluang untuk mencapai pasar yang lebih
luas terbuka lebar. Kerjasama dengan produsen dan pengembangan produk
baru bisa menjadi jalan untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif.
Namun, untuk meraih kesuksesan, perlu menyadari tantangan.
Persaingan yang ketat dan perubahan regulasi memerlukan strategi
pemasaran yang kuat dan kepatuhan yang ketat. Melalui inovasi
berkelanjutan dan kerjasama yang efektif, "Chip I Chip" dapat
mengarahkan peluang ini ke pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar
makanan ringan yang dinamis.

2.2.2 Analisis IPA Importance Performance Analysis)


Analisis IPA (Importance Performance Analysis) adalah metode
yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas produk atau layanan yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Metode ini dapat
digunakan untuk mengukur hubungan antara realita yang didapat
pelanggan/konsumen dengan harapan pelanggan terhadap peningkatan
kualitas produk atau jasa

9
Importance Merujuk pada sejauh mana suatu atribut atau faktor
dianggap penting oleh pelanggan atau konsumen. Ini biasanya diukur
melalui survei atau wawancara dengan pelanggan, di mana mereka diminta
untuk menilai seberapa penting setiap atribut atau faktor dalam
pengambilan keputusan pembelian mereka.

Performance Merujuk pada sejauh mana perusahaan atau produk


memenuhi harapan pelanggan dalam hal atribut atau faktor tersebut. Ini
juga biasanya diukur melalui survei atau wawancara, di mana pelanggan
diminta untuk menilai seberapa baik perusahaan atau produk melakukan
dalam hal atribut atau faktor yang relevan.

Kuadran 1 : Kuadran 2 :
Penting
Sangat

 Harga Produk  Kualitas Produk


Kepentingan
Importance /

 Pemasaran  Layanan Pelanggan

Kuadran 3 : Kuadran 4 :
Kur
ang

  Distribusi

Rendah Tinggi
Performance / Kinerja

 Kualitas Produk (Importance: Tinggi, Performance: Tinggi)


konsumen biasa mencari produk yang memiliki kualitas baik dan higienis.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa produk yang ditawarkan
memiliki kualitas yang baik dan memenuhi standar keamanan pangan.
 Harga (Importance: Tinggi, Performance: Rendah)
Harga merupakan faktor perlu dipertimbangkan. konsumen biasanya
mencari produk yang terjangkau dan memiliki kualitas baik.
 Pemasaran (Importance: Tinggi, Performance: Rendah)

1
Strategi pemasaran yang efektif diperlukan untuk menjangkau pelanggan
yang lebih luas.
 Distribusi (Importance: Rendah, Performance: Tinggi)
Distribusi merupakan faktor penting sebab jika Memiliki jaringan
distribusi yang luas dapat membantu untuk menjangkau pelanggan di
berbagai area.
 Layanan Pelanggan (Importance: Tinggi, Performance: Tinggi)
Ini menunjukkan bahwa layanan pelanggan sangat penting bagi pelanggan
dan telah memenuhi ekspektasi mereka. Layanan pelanggan dapat
membantu membangun hubungan yang baik dengan pelanggan dan
meningkatkan loyalitas mereka.

2.3 Strategi Pemasaran


2.3.1 Desain Produk
 Desain Label Produk

 Desain Mockups Kemasan

1
2.3.2 Analisa Desain Kemasan
Jenis Target Desain Produk &
No Harga Tempat Promosi
Produk Pasar Kemasan
1 Makanan Remaja Desain produk Rp.10.000 Online Offline
Ringan sampai menggunakan Offline Online
Pedas Dewasa warna yang cerah
(15 – 45 seperti merah
tahun) menyala dan oranye
dengan aksen
hitam, menciptakan
tampilan modern
.Grafis mencakup
elemen pedas
seperti cabai merah
dan api kecil,
menciptakan
identitas yang

1
energik dan
mencolok. Logo
yang mudah
diingat. Informasi
produk jelas dengan
penekanan pada
rasa dan tingkat
kepedasan, dan
menggunakan tipe
kemasan foil atau
kantong resealable
menawarkan
kenyamanan untuk
konsumen

1
2.3.3 Promosi Penjualan

Produk Chip I Chip dipasarkan secara offline (toko) dan online melalui
platform seperti Shopee dan Tokopedia. Serta aktif mempromosikan produk
melalui media sosial seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram. melalui
konten-konten yang menarik, aktif berinteraksi dengan pelanggan,
memberikan informasi terbaru, dan menciptakan konten yang menarik
perhatian. Dengan begitu, dapat membangun citra positif produk Chip i Chip
di benak konsumen. Dengan tujuan dapat membuat produk lebih dikenal.

Adapun salah satu upaya promosi dengan membuat poster diatas yang
menawarkan promo menarik. Pembeli yang berbelanja produk baru senilai
100 ribu akan mendapatkan satu pack makanan ringan secara gratis. Tujuan
dari promo ini tidak hanya untuk meningkatkan penjualan tetapi juga untuk
pembeli lebih mengenal produk.

1
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Pra Produksi
1. Lokasi

Untuk memulai usaha repack makanan ringan, penting untuk memilih


lokasi yang strategis dan memiliki potensi pasar yang tinggi. Pilihlah tempat yang
ramai dan mudah diakses oleh konsumen potensial, seperti area padat penduduk,
pusat perbelanjaan, perkantoran, atau pusat bisnis.

Tempat penjualan yang baik dapat berupa toko kecil, booth di pusat
perbelanjaan, atau kios di area yang sering dilalui oleh orang-orang. Pastikan
bahwa tempat penjualan mudah terlihat dan menarik perhatian konsumen. Desain
interior dan tata letak yang menarik juga dapat membantu menciptakan
pengalaman berbelanja yang mudah dan menyenangkan.

Rencana lokasi yang akan dibangun adalah di dekat pasar sumber Dimana akses
mendapatakan distribusi barang yang mudah yaitu berlokasi di pasar Plered,
berada di area perkantoran, dekat dengan area padat penduduk, pusat
perbelanjaan, dan lokasi berada di yang strategis terletak ditengah antara kota
Cirebon, kuningan, dan majalengka.

2. Peralatan dan alat

Untuk menjalankan usaha repack makanan ringan, memerlukan sejumlah


alat dan peralatan yang penting. Masker dan sarung tangan merupakan
perlengkapan wajib untuk menjaga kebersihan dan keamanan produk. Kantong
kresek diperlukan sebagai wadah kemasan, sementara timbangan digital
digunakan untuk mengukur jumlah dan berat makanan yang akan dikemas. Sealer
plastik menjadi alat esensial untuk menutup kemasan makanan secara rapat,
sehingga produk tetap segar dan terlindungi dari kontaminasi. Sabun cuci tangan
adalah kebutuhan dasar untuk menjaga kebersihan tangan, yang sangat penting
dalam industri makanan. Plastik, cap, dan gunting juga merupakan peralatan dasar
untuk proses repacking makanan ringan.

1
Kemampuan untuk memilih dan menggunakan bahan kemasan yang sesuai
dengan jenis makanan ringan adalah keterampilan yang perlu dikuasai. Pemilihan
plastik yang aman untuk makanan dan penutup yang pas adalah bagian integral
dari proses repacking. Selain itu, pastikan memiliki ruang kerja yang bersih dan
terorganisir untuk memudahkan proses repackaging. Peralatan tambahan seperti
meja kerja, rak penyimpanan, dan label untuk identifikasi produk juga dapat
meningkatkan efisiensi operasional dan presentasi produk.

3. Regulasi Tentang Repackaging Makanan Ringan


 Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)

Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) wajib


dimiliki oleh pelaku usaha repackaging makanan ringan, meskipun produk asli
sudah memiliki SPP-IRT. Hal ini disebabkan oleh pengemasan ulang yang bukan
bawaan produsen pertama. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan No. 22
tahun 2018 mengatur bahwa izin repackaging setara dengan izin produksi pangan
SPP-IRT. Untuk memperoleh SPP-IRT, pelaku usaha harus mengikuti penyuluhan
keamanan pangan dan mengajukan pemeriksaan sarana produksi pangan, dengan
persyaratan seperti formulir, surat izin usaha, rancangan label pangan, fotokopi
KTP, dan pas foto pemilik usaha..

 Surat Keterangan Ketersediaan Kerjasama Repacking dari Produsen

Produk repackaging dapat beredar jika produsen asli setuju dikemas ulang,
sesuai dengan peraturan BPOM. Diperlukan Sertifikat Produksi Pangan dan
MoU/Perjanjian Kerjasama yang mencakup persetujuan produsen snack terhadap
repackaging oleh pelaku usaha yang bersangkutan atau pihak lain.

 Standar Kemasan Pangan

Standar kemasan pangan, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 86


Tahun 2019, mengharuskan bahan kemasan melindungi mutu pangan dari
pengaruh luar, tahan terhadap perlakuan selama pengolahan, pengangkutan, dan
peredaran. Peraturan ini juga menetapkan beberapa ketentuan, antara lain:

1
1. Kemasan pangan digunakan untuk membungkus pangan baik yang
bersentuhan langsung maupun tidak.
2. Keamanan pangan dilaksanakan melalui penetapan standar kemasan.
3. Produksi pangan dalam kemasan harus menggunakan bahan kemasan yang
tidak membahayakan kesehatan.
4. Bahan kemasan yang bersentuhan langsung dengan pangan harus aman
dan memenuhi persyaratan batas migrasi.
5. Kemasan pangan dilarang mengandung zat kontak pangan yang dilarang.
6. Kemasan akhir pangan tidak boleh dikemas kembali dan diperdagangkan,
kecuali untuk pangan yang lazim dikemas ulang dalam jumlah kecil.
7. Tata cara pengemasan pangan harus memenuhi persyaratan seperti
melindungi mutu pangan, tahan terhadap perlakuan selama proses
pengolahan dan distribusi, melindungi dari cemaran, mencegah kerusakan,
dan memungkinkan pelabelan yang baik.

Regulasi lebih lanjut diatur oleh Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan. Bahan yang diizinkan
untuk kemasan pangan termasuk plastik, karet, kertas, logam, dan lainnya.
Penggunaan zat kontak pangan dan bahan kontak pangan tertentu memerlukan
persetujuan dari Kepala BPOM, yang diajukan melalui permohonan tertulis
dengan formulir yang ditentukan.

3.2 Proses Produksi


Langkah pertama dalam repack makanan ringan adalah mencari produsen
atau pemasok makanan ringan yang berkualitas dari pasar Plered. Pastikan bahwa
produk yang akan diambil telah memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan,
seperti memiliki izin dari BPOM PIRT atau sertifikat Halal. Jika memungkinkan,
dapatkan Surat Keterangan Ketersediaan Kerjasama Repacking dari produsen
untuk memperkuat kerjasama.

Proses repackaging dimulai dengan pengemasan ulang produk. Gunakan


peralatan dan kemasan yang sesuai dengan standar kemasan pangan, seperti
Plastik Klip Aluminium Foil. Saat melakukan pengemasan, pastikan pekerja

1
mengenakan sarung tangan dan masker atau face shield untuk memastikan
kebersihan dan keamanan produk.

Setelah produk selesai dikemas dengan aman melalui proses sealer,


langkah berikutnya adalah memberikan label atau stiker pada kemasan. Proses ini
penting untuk memberikan identifikasi yang jelas terhadap produk, termasuk
informasi seperti nama produk, tanggal kadaluarsa, dan informasi penting lainnya.
Dengan memberikan label, pelanggan dapat dengan mudah mengenali dan
memahami produk yang mereka beli.

3.3 Promosi dan Penjualan


Promosi dan penjualan yang dilakukan adalah secara offline dan online adalah
sebagai berikut :

1. Penjualan Produk Chip I Chip Secara Offline

Pemasaran produk Chip I Chip secara offline yaitu penempatan toko di


lokasi yang Strategis, seperti di daerah dengan tingkat kunjungan pelanggan yang
tinggi seperti pasar, atau tempat destinasi wisata. Pastikan produk ditata secara
rapih dan menarik di rak untuk menarik perhatian calon pelanggan. Atau bisa
dipasarkan kepada toko kelontong, minimarket, atau bermitra dengan toko toko
yang sudah memiliki banyak pelanggan. Adapun Bermitra dengan pemilik toko
atau pengelola tempat penjualan juga bisa menjadi langkah strategis. Diskusikan
manfaat bersama dan tawarkan insentif khusus untuk memotivasi mereka
memajang produk "Chip I Chip" dengan menarik di area yang strategis di dalam
toko.

Kemudian melakukan promosi di tempat penjualan dengan memberikan


contoh gratis produk atau memberikan diskon khusus untuk pembelian dalam
jumlah tertentu. Langkah ini tidak hanya akan meningkatkan kesadaran konsumen
terhadap "Chip I Chip," tetapi juga memberi mereka peluang untuk mencicipi rasa
unik produk secara langsung. Kemudian Penting juga untuk membangun
hubungan yang baik atau kokoh dengan pelanggan melalui kegiatan sampling di
tempat umum atau kehadiran pada acara lokal, seperti pasar malam atau festival

1
makanan. Dengan cara ini, dapat membentuk citra merek yang positif dan
mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen.

2. Penjualan Produk Chip I Chip Secara Online

Strategi pemasaran untuk produk makanan ringan Chip-i Chip secara


online dimulai dengan memanfaatkan media sosial sebagai platform utama untuk
membangun keberadaan merek dan menarik perhatian calon pelanggan. Dalam
hal ini, perlu dikembangkan konten yang kreatif untuk memikat selera konsumen
dengan menonjolkan keunikan rasa pedas dari produk Chip-i Chip. Video singkat
yang menampilkan cara menikmati camilan ini atau pengalaman menyajikannya
dapat meningkatkan daya tarik secara visual.

Selanjutnya, memberikan penawaran istimewa atau potongan harga


kepada pelanggan baru atau yang berbagi pengalaman mereka dengan produk ini
menjadi strategi yang efektif. Kemudian kerja sama dengan pengaruh kuliner atau
penulis blog makanan yang memiliki basis penggemar yang sesuai dapat
diterapkan untuk memperluas jangkauan dan membangun kepercayaan pelanggan.

Dalam hal distribusi, memastikan ketersediaan produk di berbagai


platform e-commerce dan marketplace terkemuka seperti Tiktok Tokopedia,
shoope adalah langkah kunci untuk memastikan kemudahan akses bagi konsumen.
Layanan pelanggan yang responsif dan bersahabat di media sosial atau platform
penjualan online juga akan memberikan pengalaman positif kepada pelanggan.
Memajukan testimoni pelanggan dan ulasan positif dapat dipromosikan untuk
memperkuat kepercayaan dan membangun citra Chip-i Chip sebagai camilan
pedas pilihan.

Penting juga untuk memperkuat strategi penjualan dengan mengadakan


challenge online atau tantangan yang mengajak pelanggan untuk berbagi ide
kreatif dan penggunaan unik Chip-i Chip atau membuat tantangan tahan makanan
pedas. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan keterlibatan pelanggan, tetapi juga
memperluas jangkauan merek secara alami. Dengan menggabungkan inovasi
dalam pemasaran dan fokus pada pengalaman pelanggan, diharapkan strategi ini

1
dapat meningkatkan penjualan produk makanan ringan pedas Chip-i Chip secara
online.

3.4 Pasca Produksi


Setelah proses produksi repack makanan ringan selesai, sangat penting
untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh rangkaian kegiatan.
Evaluasi pasca produksi ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk yang
dihasilkan memenuhi standar kualitas dan keamanan yang ditetapkan. Pertama-
tama, tim produksi perlu melakukan pemeriksaan visual terhadap setiap produk
yang telah dikemas ulang. Hal ini melibatkan pengecekan apakah kemasan masih
utuh, label sudah ditempatkan dengan benar, dan tidak ada kerusakan atau
kontaminasi pada produk.

Selanjutnya, lakukan pengukuran berat masing-masing kemasan untuk


memastikan bahwa jumlah produk yang dikemas sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Proses ini membantu menjamin konsistensi dalam pelayanan kepada
pelanggan. Setelah itu, seluruh tim dapat melakukan uji rasa dan kualitas produk
untuk memastikan bahwa tidak ada perubahan yang tidak diinginkan selama
proses repackaging.

Evaluasi pasca produksi juga melibatkan peninjauan terhadap efisiensi


operasional. Tinjau kembali proses repackaging untuk mengidentifikasi area-area
yang dapat ditingkatkan atau dioptimalkan. Hal ini dapat melibatkan perbaikan
dalam penggunaan peralatan, proses pengemasan, atau manajemen inventaris.

Selain itu, pastikan bahwa seluruh dokumen dan izin terkait seperti label
produk, sertifikat Halal atau BPOM PIRT, dan Surat Keterangan Ketersediaan
Kerjasama Repacking tetap tercatat dan terdokumentasi dengan baik. Hal ini akan
membantu memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan standar yang berlaku

2
BAB IV
ANGGARAN BIAYA
4.1 Biaya Tetap
• Harga Makanan Ringan

• Kemasan & Cap

4.2 Biaya Variable


 Biaya Tenaga Kerja Langsung

 Biaya Overhead
• Masker, Sarung Tangan, dan Kantong kresek

• Alat-Alat dan Sabun

2
• Biaya Perawatan Tempat, Listrik, dan Trasnportasi

4.3 Analisa BEP


 Total Biaya HPP

 Harga Pokok Produksi

𝐻𝑃𝑃𝑖 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 + (10% 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖)

𝐻𝑃𝑃𝑖 = 𝑅𝑝. 1.288.905 + (10% 𝑥𝑅𝑝. 1.266.905 )

𝐻𝑃𝑃𝑖 = 𝑅𝑝. 𝑅𝑝 1.417.796

 Harga Pokok Produk

𝐻𝑃𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 = 𝐻𝑃𝑃


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛
𝑅𝑝. 1.417.796
𝐻𝑃𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 =
175
𝐻𝑃𝑃 𝑝𝑒𝑟 𝑈𝑛𝑖𝑡 = 𝑅𝑝. 8.102
 Proyeksi Laba Rugi

2
𝐿𝑎𝑏𝑎 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 − 𝐻𝑃𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐿𝑎𝑏𝑎 = 𝑅𝑝. 10.000 − 𝑅𝑝. 8.102
𝐿𝑎𝑏𝑎 = Rp. 1.898
 Menghitung BEP

𝐵𝐸𝑃 (𝑈𝑛𝑖𝑡) = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝


(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡)
𝑅𝑝. 186.944
𝐵𝐸𝑃 (𝑈𝑛𝑖𝑡) =
(𝑅𝑝. 10.000 − 𝑅𝑝. 6.214)
𝐵𝐸𝑃 (𝑈𝑛𝑖𝑡) = 49,4

Berdasarkan perhitungan Break Even Point (BEP) pada Usaha Chip I Chip
adalah sekitar 49,4 unit. Artinya, untuk mencapai titik impas, bisnis perlu menjual
sekitar 50 unit chip. Jika penjualan mencapai atau melebihi angka ini, maka bisnis
akan mulai menghasilkan keuntungan setelah menutup semua biaya tetap dan
variabel.

2
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Untuk memastikan keberhasilan "Chip I Chip", fokus pada riset pasar,
kualitas produk, dan pemasaran yang kreatif. Gunakan makanan ringan
yang berkualitas, dan gunakan media sosial untuk promosi. Jaga rantai
pasokan dan distribusi agar terorganisir, serta memantau keuangan dengan
cermat. Tetap inovatif, beradaptasi dengan perubahan pasar, dan yang
terpenting adalah responsif terhadap umpan balik pelanggan.
2. Berdasarkan perhitungan, Break Even Point (BEP) pada Usaha Chip I
Chip adalah sekitar 49,4 unit. Artinya, untuk mencapai titik impas, bisnis
perlu menjual sekitar 50 unit chip, dengan harga jual Rp.10.000 dan laba
Rp.1898.
3. Rencana inovasi kedepannya dari usaha chip I chip adalah dengan
berinovasi dan memperluas segmenasi pasar tidak hanya remaja sampai
dewasa tetapi anak anak hingga remaja dimana tidak hanya berfokus pada
varian pedas saja tetapi makanan ringan asin dan manis.

5.2 Saran
Untuk menjaga kelangsungan usaha "Chip I Chip", perlu fokus pada riset
pasar terus-menerus untuk memahami perubahan tren dan selera konsumen.
Selalu terapkan inovasi dalam produk dan proses produksi agar tetap menarik dan
berkualitas. Aktif di media sosial dengan pelanggan untuk mendapatkan umpan
balik dan memahami kebutuhan mereka. Dan yang terpenting adalah menjaga
kualitas dan kebersihan produk, serta perhatikan efisiensi operasional dan
keuangan untuk menjaga keberlanjutan usaha.

2
DAFTAR PUSTAKA

Bernadetha Aurelia Oktavira, S. (2020, Februari 24). Langkah Jika Melakukan


Repackaging Kemasan Produk Makanan. Retrieved from Hukum Online:
https://www.hukumonline.com/klinik/a/langkah-jika-melakukan-
irepackaging-i-kemasan-produk-makanan-lt5e4a4c620d424
Jukri. (2021, Maret 16). Syarat dan alur pengajuan izin repacking Snack.
Retrieved from Bisnis UKM: https://bisnisukm.com/syarat-dan-alur-
pengajuan-izin-repacking-snack-kamu-wajib-tahu.html
simon, M. (2019). Laporan Kerja Praktek 2019 Departemen Product
Development & Quality ControlPT. Indofood Fritolay Makmur, Cikupa.
Retrieved from Respository WIMA:
http://repository.wima.ac.id/24637/44/BAB%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai