Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MANAJEMEN FARMASI

Riyantita Tunjung Sari 051411131139

Dita Errin Martdina 051411133032

M. Dzul Azmi A. A. 051511133230

Indah Septiani 051511133235

Nur Syarif H. 051511133236

Desty Anggita Putri 051511133237

Ardisa Ratna Syafira 051511133238

Fitri Puspitasari 051511133240

Etza Fadila 051511133241

Shoffa Illiyyin E. 051511133242

Muhammad Reza A. MSU

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
SOAL
1. Mencari definisi obat dari berbagai textbook dan regulasi
2. Menuliskan penggolongan obat dari berbagai sumber
3. Menjelaskan salah satu kelas terapi obat di DOEN dan menuliskan pula nama
IUPAC, trivial, dan dagang serta bentuk sediaan dan kegunaan obat tersebut
serta yang tersedia di Indonesia

JAWAB

1. Basic & Clinical Pharmacology 14th Ed., 2017


Obat dapat didefinisikan sebagai senyawa yang membawa perubahan
fungsi biologis melalui mekanisme kimia.
Goodman & Gilman’s The Pharmaogical Basis of Therapeutics 13th Ed.,
2017
Obat dapat didefinisikan sebagai senyawa yang memengaruhi protoplasma
hidup.
Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery System 9th
Edition., 2011
Obat dapat didefinisikan sebagai agen yang digunakan dalam diagnosis,
mitigasi, pengobatan, penyembuhan, atau pencegahan penyakit pada
manusia atau hewan.
Buku Ajar Preskripsi Obat dan Resep jilid 1, 2011
Obat merupakan bahan yang ditujukan untuk menyembuhkan atau
mencegah penyakit, menghilangkan penyakit dan gejalanya serta
kegunaan lain pada manusia maupun hewan.
Farmakologi dan Terapi Edisi 6, 2016
Obat didenifisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah,
mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu
kondisi tertentu, misalnya membuat seseorang infertile, atau
melumpuhkan otot rangka selama pembedahan.
Food and Drug Administration
Obat merupakan zat yang diakui oleh farmakope resmi atau formularium.
Undang – Undang No. 36 Tahun 2009
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia.
Kepmenkes RI No. 193/Kab/B.VII/1971
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 917/Menkes/Per/x/1993
Obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnose, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1799/MENKES/PER/XII tahun 2010 mengenai Industri Farmasi
Obat adalah bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan atau kontrasepsi untuk
manusia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 tahun 2014
mengenai Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Obat adalah bahan atau paduan bahan termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan atau kontrasepsi untuk
manusia.
Permenkes No. 72, 73, dan 74 Tahun 2016
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
Kepmenkes RI No. 189/Menkes/SK/III/2006
Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk produk biologi.

2. Berikut beberapa penggolongan obat :


 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993
yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor
949/Menkes/Per/VI/2000. Penggolongan obat terdiri dari :
a. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan


dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada
kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau
dengan garis tepi berwarna hitam.

b. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk


obat keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa
resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda
khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas
terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran
panjang 5 (lima) sentimeter, lebar 2 (dua) sentimeter dan memuat
pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut:

c. Obat Keras
a. Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek
dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan
etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan
garis tepi berwarna hitam.

b. Keras Tertentu (Psikotropika)

Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun


sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

c. Obat Wajib Apotek (tanpa R/)

Adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker di


apotek tanpa resep dokter.
d. Obat Narkotika
Menurut UU No. 22 tahun 1997 (1 September
1997): Obat narkotika adalah suatu zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan
ketergantungan.

Obat Narkotika Obat Narkotika Obat Narkotika

Gol I Gol II Gol III

Hanya dapat digunakan Dapat digunakan Dapat digunakan untuk


untuk kepentingan ilmu untuk kepentingan pelayanan
pengetahuan dan dilarang kepentingan kesehatan dan/ atau
digunakan untuk kepentingan pelayanan pengembangan ilmu
lainnya. Dilarang diproduksi kesehatan pengetahuan. Distribusi
dan/atau digunakan dalam dan/atau diatur oleh pemerintah.
proses produksi, kecuali pengembangan
dalam jumlah yang sangat ilmu
terbatas untuk kepentingan pengetahuan.
pengembangan ilmu Distribusi diatur
pengetahuan dan dilakukan oleh pemerintah.
dengan pengawasan yang
ketat dari Menteri Kesehatan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


20 Tahun 2016: Narkotika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat
di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan
ilmu pengetahuan, tetapi dapat juga menimbulkan ketergantungan yang
sangat merugikan apabila disalahgunakan atau digunakan tanpa
pengendalian dan pengawasan yang ketat dan saksama. hal tersebut
yang mendorong pemerintahan perlu menetapkan Peraturan Menteri
Kesehatan tentang Perubahan penggolongan narkotika.

 Penggolongan Obat Tradisional

Penggolongan obat di atas adalah obat yang berbasis kimia


modern, selain itu obat juga dapat berasal dari alam, yang biasa dikenal
sebagai obat tradisional. Obat tradisional Indonesia semula hanya
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan
fitofarmaka. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi, telah
diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu proses produksi
sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu
dalam bentuk ekstrak. Pengelompokan obat bahan alam Indonesia ini
menjadi jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Pokok – pokok
pengelompokan tersebut sesuai SK Kepala Badan POM No.
HK.00.05.2411 tanggal 17 Mei 2004.

a. Jamu (Empirical based herbal medicine)

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara


tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan,
pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan
secara tradisional. Bentuk jamu tidak memerlukan
pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti
empiris.
b. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)

Obat herbal terstandar adalah obat tradisional yang


disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang
dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.
Obat ini dibuktikan ilmiah berupa penelitian-penelitian
pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat,
standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart
pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut
maupun kronis.

c. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)

Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam


yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena
proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang
dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada
manusia.

 Penggolongan obat berdasarkan Permenkes NOMOR


HK.02.02/MENKES/068/I/2010 :
- Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non
Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
- Obat Paten adalah obat yang masih memiliki hak paten.
- Obat Generik Bermerek/Bernama Dagang adalah obat generik
dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat
yang bersangkutan.
- Obat Esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk
pelayanan kesehatan bagi masyarakat mencakup upaya diagnosis,
profilaksis, terapi dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang
ditetapkan oleh Menteri.
 Penggolongan Obat berdasarkan pada indikasi terapinya (Martindale
36th ed.) :
- Analgesik dan Antipiretik - Anthelmintic
- Antibakteri - Antidepresan
- Antidiabet - Antiepilepsi
- Antigout - Antifungal
- Antihistamin - Antimalaria
- Antimigrain - Antimyasthenics
- Antineoplastic - Antiparkinson
- Antiprotozoal - Antiviral
- Anxiolitik dan Antipsikotik - Obat Jantung
- Produksi Plasma Darah dan Hemostatik - Kortikosteroid
- Nutrisi, Suplemen dan Vitamin - Elektrolit
- Bone Modulating Drugs - Obat Pencernaan
- Bronkodilator dan Antiasma - Anestesi
- Antagonis dan Antidot Kelat - Immunosupresan
- Mukolitik dan Ekspektoran - Obstretic Drug
- Hormon pertumbuhan - Muscle relaxant
- Antiglaukoma dan Miotik Midriatik - Vaksin
- Neuromuskular blocker

 Penggolongan Obat berdasarkan rute pemakaian :


a. Sistemik
Obat yang diberikan secara sitemik yaitu obat akan beredar ke
seluruh tubuh melalui aliran darah. Contoh : per oral, buccal,
sublingual
b. Lokal
Obat yang memiliki efek lokal artinya obat hanya memiliki efek
terapi pada tempat dimana obat itu diberikan. Contoh : obat topikal
(permukaan kulit)
 Penggolongan Obat berdasarkan pada bentuk sediaan (Farmakope
Indonesia V) :
a. Aerosol : sediaan semprotan kabut tipis dari suatu sistem bertekanan
tinggi, digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga
pemakaian lokal pada hidung (aerosol nasal), mulut (aerosol lingual)
atau paru-paru (aerosol inhalasi).
b. Emulsi : Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Pada
umumnya kedua fase tersebut adalah fase minyak dan fase air.
c. Gel : sistem semipadatterdiridarisuspensi yang dibuatdari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan.
d. Inhalasi : sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau
lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau
mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik.
e. Implan atau Pelet : sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil,
berisi obat dengan kemurnian tinggi (dengan atau tanpa eksipien),
dibuat dengancarapengempaan atau pencetakan.
f. Irigasi : larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau
membersihkan luka terbuka atau rongga-rongga tubuh.
g. Kapsul : sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut.
h. Krim : bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
i. Larutan : sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur.
j. Pasta : sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal.
k. Plester : bahan yang digunakan untuk pemakaianluar terbuatdaribahan
yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.
l. Serbuk : campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
m. Suppositoria : sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra.
n. Suspensi : sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut
yang terdispersi dalam fase cair.
o. Salep : sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pad
kulit atau selaput lendir.
p. Tablet : sediaanadat mengandungbahanobat dengan atau tanpa bahan
pengisi.
q. Vaksin : sediaan yang mengandung zat antigenik yang mampu
menimbulkan kekebalan aktif dan khas pada manusia.

3. Kelas terapi 27 (obat THT) 28 dan 29 (Vitamin dan Mineral)


A. OBAT TELINGA, HIDUNG, DAN TENGGOROKAN
 KARBOGLISERIN:
Obat tetes telinga yang berfungsi sebagai pelembab dan zat yang
melunakkan. Karbogliserin mirip dengan fenol gliserol yang juga
umum ditemukan di pasaran. Obat ini mengandung fenol sebagai
bahan aktifnya. Sediaan ini aman digunakan pada kulit yang
terkelupas, dan jarang menimbulkan iritasi pada penggunaannya dalam
melunakan serumen. Karbogliserin tidak membuat kanal telinga
menjadi kering sehingga menghindari terjadinya rasa gatal atau iritasi.
Karbogliserin digunakan sebagai lini pertama untuk mengatasi
gangguan atau infeksi pada saluran telinga luar. Obat ini juga dapat
digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal yang disebabkan
oleh peradangan pada telinga luar.
NAMA LAIN OBAT:
a. IUPAC : Hydroxybenzene 1,2,3-Propanetriol
b. Dagang : Karbogliserin tetes telinga
c. Trivial : Carbo glycerin phenolum liquidum, Phenol glycerol,
carbolic acid glycerine.
BENTUK SEDIAAN:
Di Indonesia, karbogliserin yang umum tersedia sesuai Daftar Obat
Esensial Nasional (DOEN) adalah dalam bentuk cairan tetes telinga
10% dengan ukuran 5 ml dan 10 ml.
 HIDROGEN PEROKSIDA
Nama IUPAC
(H2O2) Hidrogen peroksida
Nama Trivial
Hidrogen peroksida, Hydrogene peroxide, Hydrogenii peroxidum
Nama Dagang
H2O2 Hydrogen peroxide 3% One Med
Kegunaan
Oksidator yang digunakan sebagai antiseptik, disinfektan, dan
deodorant. Memiliki aktivitas antimikroba yang lemah.
Bentuk sediaan
Larutan topikal Hidrogen peroksida 3%
 OKSIMETAZOLIN
Nama IUPAC
(C16H24N2O.HCl) 6-tert-Butil-3-(2-imidazolin-2-imetil)-2,4-
dimetilfenol monohidroklorida
Nama Trivial
Oksimetazolin hidroklorida
Nama Dagang
Iliadin (tetes hidung 0,025%) ; Iliadin (semprot hidung 0,05%) ;
Afrin tetes hidung 0,25 mg/ml (0,025%) ; Afrin semprot hidung
0,50 mg/ml (0,05%)
Kegunaan
Simpatomimetik kerja langsung yang berfungsi sebagai
vasokonstriktor dan mengurangi pembengkakan serta mengurangi
sumbatan pada membran mukus. Dapat juga digunakan untuk
mengatasi flu.
Bentuk sediaan
- Tetes hidung 0,025% dan 0,050% mg/ml (DOEN, 2008)
- Semprot hidung 0,050% dan 0,50 mg/ml
- Tetes hidung 0,025% dan 0,25 mg/ml (Licatan ed, 2018).
-
 LIDOKAIN
Nama IUPAC
(C14H22N2O) 2-(dietilamino)-N-(2,6-dimetilfenil)asetamida
Nama Trivial
Lidokain hidroklorida
Nama Dagang
Bioneuron, Xylocaine
Kegunaan
Lidocaine adalah anestesi lokal yang bekerja dengan menyebabkan
mati rasa sementara/hilangnya rasa pada kulit dan membran
mukosa. fungsi untuk menghentikan rasa gatal dan nyeri dari
kondisi kulit tertentu (contoh, luka gores, luka bakar ringan, eksim,
gigitan serangga) dan untuk mengobati rasa tidak nyaman dan gatal
yang disebabkan oleh wasir dan masalah tertentu pada bagian
genital/anal (contoh, anal fissures, gatal di sekitar vagina/dubur)

Bentuk sediaan
- Anastesi local : injeksi 5% ; gel 2% ; dan semprot 10%
(DOEN, 2013)

B. VITAMIN DAN MINERAL


 VITAMIN C
Vitamin C atau asam askorbat adalah vitamin yang dibutuhkan
oleh tubuh untuk menghasilkan zat yang disebut kolagen. Kolagen
sangat penting untuk menjaga kesehatan serta perbaikan pada tulang
rawan, gigi, tulang, dan kulit. Selain dari suplemen, vitamin C juga
bisa didapat dari sebagian besar buah-buahan dan sayuran, seperti
kiwi, jeruk, tomat, stroberi, lemon, nanas, pepaya, brokoli, cabai,
kentang, dan paprika. Fungsi utama suplemen vitamin C adalah untuk
mencegah dan mengobati defisiensi vitamin C.
Namun suplemen ini juga memiliki berbagai peran penting bagi
tubuh, misalnya membantu penyembuhan luka, memelihara kesehatan
jaringan penghubung, dan membantu melindungi sel-sel tubuh. Dosis
vitamin C yang dikonsumsi harus disesuaikan dengan kondisi. Untuk
mengatasi defisiensi vitamin C, dosis biasanya berkisar antara 25-300
mg per hari. Sedangkan untuk mencegah defisiensi vitamin C, dosis
biasanya berkisar antara 25-75 mg per hari.
NAMA LAIN OBAT:
a. IUPAC : (5R)-[(1S)-1,2-Dihydroxyethyl]-3,4-
dihydroxyfuran-2(5H)-one
b. Dagang : Bekamgin Forte, Biferce, Probio-C, Prove-C,
Sankorbin, Ulvice, Flavettes
c. Trivial : Asam Askorbat

BENTUK SEDIAAN:
Bentuk sediaan vitamin C di Indonesia ada bermacam macam
meliputi: Oral dan IV. Untuk Oral, tersedia dalam bentuk: hard tablet,
effervescent tablet, chewable tablet, dan kapsul. Dosis setiap bentuk
sediaan oral berbeda beda yaitu:
a. Tablet : 50 mg, 100 mg, 250 mg, 500 mg
b. Effervescent : 1000 mg
c. Tab. Kunyah : 100 mg, 150 mg, 250 mg, 500 mg
d. Kapsul : 500 mg
 VITAMIN B1
Kelas Terapi
Vitamin dan Mineral.
Nama IUPAC
2-[3-[(4-amino-2-methylpyrimidin-5-yl)methyl]-4-methyl-1,3-
thiazol-3-ium-5-yl]ethanol;chloride.
Nama Trivial
Tiamin.
Bentuk Sediaan
Tablet, Vial, dan Ampul.
Kegunaan Obat
Koenzim essensial untuk memetabolisme karbohidrat dalam
bentuk difosfat.
Tersedia di Indonesia
Vitamin B1 5 mg, 10 mg, 25 mg, 50 mg, dan 100 mg, Vitamin B1
IPI dan Vitamin B1 Injeksi 100 mg/ml vial 10 ml dan ampul 1 ml.
 VITAMIN A
Kelas Terapi
Vitamin dan MineraL.
Nama IUPAC
(2E,4E,6E,8E)-3,7-dimethyl-9-(2,6,6-trimethylcyclohexen-1-
yl)nona-2,4,6,8-tetraen-1-ol.

Nama Trivial
Retinol.
Bentuk Sediaan
Kapsul lunak, ampul, sachet, tablet.
Kegunaan Obat
Untuk pertumbuhan, pengembangan, pemeliharaan epitel jaringan,
dan untuk penglihatan terutama dalam cahaya redup.
Tersedia di Indonesia
D2 (Ampul 2ml), Vitamin A Velvet Mask “BRTC” (Sachet 25g),
Vitamin A Kapsul lunak 200.000 IU, Vitamin A IPI,
EVITDERMA (ampul 2ml).
 KALSIUM GLUKONAT
Kelas Terapi
Vitamin dan MineraL.
Nama IUPAC
Calcium (2R,3S,4R,5R)- 2,3,4,5,6-pentahydroxyhexanoate
Nama Trivial
Kalsium Glukonat
Bentuk Sediaan
Ampul, tablet.
Kegunaan Obat
Suplemen kalsium biasanya hanya diperlukan bila asupan kalsium
tidak cukup. Kebutuhan diet berbeda menurut usia dan relatif lebih
besar pada anak-anak, kehamilan, dan sewaktu menyusui karena
kebutuhan yang lebih besar, dan pada lansia karena kelainan
absorpsi.
Tersedia di Indonesia
Calcii Gluconas, Calcium Gluconate,

 VITAMIN D2 (C28H44O)
Kelas Terapi
Vitamin dan MineraL.
Nama IUPAC
(3β,5Z,7E,22E)-9,10-secoergosta-5,7,10(19),22-tetraen-3-ol
Nama Trivial
Ergokalsiferol
Bentuk Sediaan
Bentuk sediaan vitamin D2 yang ada di Indonesia adalah
kapsul 50.000 IU dan suspensi 10.000 IU/ml. Vitamin D2 juga
tersedia dalam bentuk kaplet kombinasi multivitamin..
Kegunaan Obat
Ergokalsiferol adalah vitamin yang larut dalam lemak yang
membantu tubuh Anda menyerap kalsium dan fosfor
Tersedia di Indonesia
D2 (Ampul 2ml), Vitamin D2 Kapsul lunak 1000 IU, tablet 800IU,
tablet 2400IU
Vitamin dan Mineral Nama IUPAC dan Trivial Indikasi Bentuk Sediaan Merek Dagang
Kombinasi : Ferro sulfat Suplemen tablet tambah darah Tablet salut gula. Ferro Folat (sirup)
a. ferro sulfat/ IUPAC : besi(II) sulfat bagi wanita usia subur dan ibu 150mg/5ml –
ferro fumarat/ Trivial : ferro sulfat, hamil, sekurangnya mengandung : Spesifikasi produk yang Generik
ferro glukonat vitriol hijau, vitriol besi, a. Zat besi setara dengan 60 mg dipersyaratkan Permenkes RI
(setara zat besi copperas besi elemental : No. 88 Tahun 2014 tentang Ferro Folat (tablet
60 mg) Ferro fumarat 200 mg ferro fumarat  65 mg Standar Tablet Tambah Darah salut selaput)
b. asam folat IUPAC : besi(II) (E)-but- zat besi Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu 200mg+0,25mg –
0,4 mg 2-enedioate 300 mg ferro glukonat  35 mg Hamil, sebagai berikut : Generik
Trivial : ferro fumarat, zat besi 1. Warna : merah tua
feostat 300 mg ferro sulfat  60 mg zat 2. Bentuk : bulat atau lonjong Biosanbe (kapsul)
Ferro glukonat besi 3. Tablet salut gula – Sanbe Farma
IUPAC : besi(II) b. Asam Folat 0,400 mg 4. Kemasan : sachet, blister,
(2R,3R,4S,5S)-2,3,4,5,6- strip, botol dengan dimensi yang Dasabion (kapsul)
pentahydroxyhexanoic Bagi wanita usia subur diberikan proporsional dengan isi tablet. – Kimia Farma
acid sebanyak 1 (satu) kali seminggu Kemasan harus dapat menjamin
Trivial : ferro glukonat dan 1 (satu) kali sehari selama stabilitas dan kualitas tablet
Asam folat haid. tambah darah bagi wanita usia Durol Tonic (sirup)
IUPAC : asam (2S)-2- subur dan ibu hamil. – Actavis
[[4-[(2-amino-4-okso- Untuk ibu hamil diberikan setiap
1H-pteridin-6-il) hari selama masa kehamilannya Folamil (kaptabs
metilamino]benzoil] atau minimal 90 (sembilan puluh) salut selaput) –
amino]pentanadioat tablet. Dexa Medica
Trivial : asam folat,
folacin, vitamin B9, asam
pteroylmonoglutamic
DAFTAR PUSTAKA

Allen L.V., Popovich N.G., and Ansel H.C., 2011. Ansel’s Pharmaceutical
Dosage Form and Drug Delivery Systems. 9th edition. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins, Inc. pp. 1
Athijah U., Pristianty L., and Puspitasari H.P., 2011. Buku Ajar Preksripsi Obat
dan Resep. 1st edition. Surabaya: Airlangga University Press. pp. 2
ASAM ASKORBAT – http://pionas.pom.go.id/monografi/asam-askorbat
Badan POM. Obat Gangguan Telinga Ringan. Diunduh dari
http://pionas.pom.go.id/artikel/obat-gangguan-telinga-ringan.
Cekbpom.po.go.id
Chambial, et al. (2013). Vitamin C in Disease Prevention and Cure: An Overview.
Indian Journal of Clinical Biochemistry, 28(4), pp. 341-328.
Departemen Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Food Drug Administrations - https://www.fda.gov/drugs/drug-approvals-and-
databases/drugsfda-glossary-terms
Katzung B.G., 2017. Introduction: The Nature of Drugs & Drug Development &
Regulation. In: Katzung B.G., Masters S.B., and Trevor A.J., (Eds), 2017.
Basic & Clinical Pharmacology. 14th edition. USA : The McGraw-Hill
Companies, Inc. pp. 3
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Permenkes NOMOR
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000
tentang Wajib Daftar Obat Jadi. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 1993. Permenkes RI Nomor 917/Menkes/Per/X/1993
tentang Wajib Daftar Obat Jadi. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Permenkes RI Nomor
1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Permenkes RI Nomor 72,73 dan 74 tahun 2016.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. 2006. Kepmenkes RI Nomor
189/Menkes/SK/III/2006. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Permenkes RI Nomor 58 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. KepMenKes RI NOMOR 312/MENKES/SK/IX/2013
tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013.
Kementerian Kesehatan RI. KepMenKes RI NOMOR 193/KAB/B.VII/1971
tentang Peraturan Pembungkusan dan Penandaan Obat.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/395/2017 Tentang Daftar Obat Esensial Nasional.
Kramer G. Ear Drops for Clogged Ears. Diunduh dari
http://earwaxbuildup.net/ear-drops-for-clogged-ears/.
Licatan ed. 2018. MIMS Referensi Obat Informasi Ringkas Produk Obat Bahasa
Indonesia Edisi 19 (2018). Jakarta (ID): PT Bhuana Ilmu Populer
(Kelompok Gramedia).
MIMS Indonesia (2018). Ascorbic Acid.
MIMS Indonesia.(2018). Lidocaine.
http://mims.com/Indonesia/Home/GatewaySubscription/?generic=Lidocai
ne diakses pada 17 Agustus 2019
One Med. 2019. Medikom Alat-Alat Kesehatan: H2O2 Hydrogen peroxide 3%
One Med diambil dari medikom.co.id/products/h2o2-hydrogen-peroxide-
3nemed-100ml diakses pada tanggal 17 Agustus 2019.
Permenkes RI No. 88 Tahun 2014 tentang Standar Tablet Tambah Darah Bagi
Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil
pionas.pom.go.id/monografi/besi-asam-folat
pionas.pom.go.id/monografi/kalsium
Rivera S.M and Gilman A.G., 2017. Drug Invention and the Phamaceutical
Industry. In: Brunton L.L., Hilal-Dandan R., and Knollman B.C., (Eds),
2017. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of
Therapeutics. 13th edition. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc. pp.
3
Suyatna and Gayatri, 2016. Pengantar Farmakologi. In: Gunawan, Sulistia G.
et.al., 2016. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-6, Jakarta: Badan penerbit
FKUI. pp. 1.
Sweetman, Sean C. 2009. Martindale The Complete Reference 36thed hh. 1567,
1647-1648. London: Pharmaceutical Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal I
Vitamin D2- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-8604/ergocalciferol-vitamin-
d2-oral/details

Anda mungkin juga menyukai