Anda di halaman 1dari 255

Laporan

KPPIP

Semester I

2019
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

DAFTAR
ISI
Pendahuluan

Daftar Isi I

Daftar Istilah XII

Kata Sambutan XVII

Bab Perkembangan Komite Percepatan Infrastruktur 1


01 Prioritas (KPPIP)

I. Profil Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas 3

II. Pencapaian KPPIP pada Semester I 2019 6

III. Dukungan KPPIP untuk Kebijakan terkait Percepatan Penyediaan 10


Infrastruktur

IV. Pelaksanaan Pengadaan Tanah pada Proyek Strategis Nasional 11

V. Pengembangan Instrumen Keuangan Untuk Pembiayaan 13


Infrastruktur

Daftar Isi | I
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Bab Perkembangan Pembangunan Infrastruktur di 15


02 Indonesia

I. Perbaikan Peraturan Terkait Infrastruktur 17

1. Penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan 17


Kehutanan tentang Pengusulan dan Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Nonfisik Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah
(BLPS)

2. Kebijakan dalam Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk 18


Sektor Energi dan Ketenagalistrikan

3. Dukungan dalam Mekanisme Implementasi atas Putusan 20


Mahkamah Agung No. 05P/HUM/2018 bahwa LNG merupakan
Barang Kena Pajak (BKP)

4. Kebijakan Pendanaan Pengadaan Tanah Melalui Lembaga 22


Manajemen Aset Negara (LMAN)

5. Kebijakan Pembebasan Lahan Tentara Nasional Indonesia (TNI) 24


untuk Pembangunan PSN

6. Kebijakan Pembebasan Lahan Terkait dengan Kawasan Hutan 25

II. Perbaikan Peraturan Terkait Kebijakan Fiskal dan Kelembagaan 28

1. Perkembangan Implementasi Viability Gap Fund (VGF) untuk Proyek 28


Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)

2. Perkembangan Implementasi Project Development Fund (PDF) 29

II | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

III. Perkembangan Alternatif Pendanaan Infrastruktur 32

1. Kemajuan KPBU di Indonesia 32

2. Perkembangan Penyusunan Konsep Hak Pengelolaan Terbatas 36


(HPT)

3. Perkembangan Instrumen Keuangan Baru 37

Bab Pencapaian KPPIP 41


03

I. Dukungan Penyiapan Proyek 43

1. Dukungan Penyiapan Transaksi Proyek Kereta Api Purukcahu - 43


Bangkuang

2. Dukungan Transaksi Proyek KPBU SPAM Semarang Barat 44

II. Pengembangan Skema Pendanaan Proyek 46

1. Dukungan Penyiapan Proyek untuk PLTSa Legok Nangka Regional 46


Jawa Barat, PLTSa Tangerang Selatan, PLTSa Semarang, PLTSa
Makassar dan PLTSa Manado Regional Sulawesi Utara melalui
Kerjasama dengan Lembaga Internasional

III. Pemantauan dan Debottlenecking Proyek 48

1. Beroperasinya Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Bakauheni – 48


Terbanggi Besar

Daftar Isi | III


Laporan KPPIP | Semester 1 2019

2. Beroperasinya Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo dan Pandaan – 49


Malang

3. Debottlenecking Pencapaian Financial Close Pembangkit Listrik IPP 49


dengan Total Kapasitas 2.035 MW

4. Debottlenecking untuk Perolehan Izin Lingkungan Wilayah 50


Konservasi Hutan untuk konstruksi Proyek Palapa Ring KPBU Paket
Timur

5. Pemantauan dan Debottlenecking MRT Jakarta 52

6. Percepatan Konstruksi Pelabuhan Patimban 53

Bab Daftar Proyek Prioritas KPPIP 55


04

Peta Proyek Prioritas 58

Tabel Ringkasan Proyek Prioritas 60

I. Status Proyek Prioritas Sektor Jalan dan Jembatan 65

1. Jalan Tol Balikpapan - Samarinda 65

2. Jalan Tol Manado - Bitung 68

3. Jalan Tol Serang - Panimbang 71

4. Trans Sumatera 74

IV | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

A. Jalan Tol Medan - Binjai 74

B. Jalan Tol Palembang - Indralaya 76

C. Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar 78

D. Jalan Tol Pekanbaru - Dumai 80

E&F. Jalan Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu 83


Agung

G. Jalan Tol Palembang - Tanjung Api-Api 86

H. Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi 88

I,J,K,&L. Jalan Tol Binjai - Langsa (110 Km) 90


Jalan Tol Langsa - Lhokseumawe (135 Km)
Jalan Tol Lhokseumawe - Sigli (135 Km)
Jalan Tol Sigli - Banda Aceh (75 Km)

M&N. Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang - Payakumbuh - 92


Bukit Tinggi (185 Km)
Jalan Tol Bukit Tinggi - Padang Panjang - Lubung Alung -
Padang (80 Km)

O. Jalan Tol Tebing Tinggi - Pematang Siantar - 95


Prapat Tarutung - Sibolga (200 Km)

5. Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi 97

6. Jalan Tol Yogyakarta - Bawen 99

Daftar Isi | V
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

II. Status Proyek Prioritas Sektor Transportasi 102

1. MRT Jakarta Jalur Utara - Selatan 102

2. Kereta Api Ekspres Bandara Soekarno - Hatta (SHIA) 106

3. Kereta Api Makassar - Parepare 109

4. Kereta Api Kalimantan Timur 112

5. Light Rail Transit Sumatera Selatan 114

6. Light Rail Transit DKI Jakarta, Bogor, Depok, & Bekasi 117

7. Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung 120

8. Pelabuhan Hub Internasional Bitung 123

9. Pelabuhan Patimban 126

10. Inland Waterways / Cikarang - Bekasi-Laut 129

11. Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi DKI 132


Jakarta / Light Rapid Transit (LRT) DKI Jakarta

III. Status Proyek Prioritas Sektor Energi dan Ketenagalistrikan 136

1. Central Java Power Plant (PLTU Batang) 136

2. PLTU Indramayu 138

3. PLTU Mulut Tambang 140

4. Pembangkit Listrik Berbasis Tenaga Gas 142

VI | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

5. Central-West Java Transmission Line 500 Kv 145

6. Transmisi Sumatera 500 Kv 148

7. Kilang Minyak Bontang 151

8. Kilang Minyak Tuban 154

9. Revitalisasi Kilang Eksisting (RDMP) 157

10. Pengembangan Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela 160

11. Pengembangan Lapangan Gendalo, Maha, Gandang, Gehem, & 163


Bangka (Indonesia Deepwater Development Project/IDD)

12. Proyek Tangguh LNG Train 3 165

13. Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran - Tiung Birut 167

14. Energi Asal Sampah Kota-Kota Besar 169

IV. Status Proyek Prioritas Sektor SDA dan Sanistasi 174

1. SPAM Semarang Barat 174

2. Jakarta Sewerage System 177

3. Tanggul Laut 180

4. SPAM Lampung 183

5. SPAM Jatiluhur 185

Daftar Isi | VII


Laporan KPPIP | Semester 1 2019

V. Status Proyek Prioritas Sektor Telekomunikasi 188

1. Palapa Ring Broadband 188

Bab Proyek Strategis Nasional 191


05

Proyek Strategis Nasional 193

Bab Kebijakan Terkait Infrastruktur yang Didukung 203


06 KPPIP

I. Regulasi Pendukung Proyek Strategis Nasional 205

A1. Status Penyusunan Peraturan Lintas Sektoral terkait Penyediaan 205


Infrastruktur sebagai Pendukung Proyek Strategis Nasional

A2. Status Penyusunan Peraturan Sektoral terkait Penyediaan 208


Infrastruktur sebagai Pendukung Proyek Strategis Nasional

II. Perubahan Regulasi yang Diperlukan untuk Percepatan Penyediaan 209


Infrastruktur

B1. Perubahan Regulasi Lintas Sektoral untuk Percepatan Penyediaan 209


Infrastruktur

B2. Perubahan Regulasi Sektoral untuk Percepatan Penyediaan 209


Infrastruktur

VIII | Daftar Isi


Laporan KPPIP | Semester 1 2019

III. Kajian Hukum yang Diperlukan untuk Percepatan Penyediaan 212


Infrastruktur

C1. Kajian Hukum terkait Identifikasi Sumber Dana dan Badan Hukum 212
Pengelola untuk Green Fee Fund (GFF)

C2. Kajian Hukum terkait Fasilitas Pajak dan Potensi Dampak 214
Perpajakan yang Timbul dalam Pelaksanaan Proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung

C3. Kajian Hukum terkait Analisis Upaya Penyusunan/Pengembangan 215


Landasan Hukum Skema Pendanaan Infrastruktur Alternatif
berupa Hak Pengelolaan Terbatas

C4. Pengecualian Ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit 217


(“BMPK”) dalam rangka Pemberian Jaminan Pemerintah melalui
PT PII untuk Pelaksanaan Pinjaman dalam Proyek Percepatan
Pembangunan Tol Sumatera

C5. Kajian Hukum mengenai Penyiapan Proses Pengadaan Tanah 218


dalam Proyek Pelabuhan Hub Internasional dan Kawasan Industri
Kuala Tanjung

C6. Kajian Hukum mengenai Status Kepemilikan Aset antara 221


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Penanggung Jawab Proyek
Kerjasama (PJPK) dalam Proyek Kerjasama Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Jatiluhur berdasarkan skema Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU)

C7. Kajian Hukum mengenai Dukungan Pelaksanaan Hak Regres PJPK 221
dalam Proyek Kerjasama SPAM Jatiluhur I berdasarkan skema
KPBU

C8. Kajian Hukum mengenai Penentuan PJPK dalam Proyek SPAM 222
Jatiluhur I berdasarkan skema KPBU

Daftar Isi | IX
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

C9. Kajian Hukum terkait Upaya Hukum terhadap Putusan Mahkamah 223
Agung Nomor 05 P/HUM/2018 atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 252/PMK.011/2012 tentang Gas Bumi yang Termasuk
dalam Jenis Barang yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai

C10. Penyediaan Pendanaan dalam Bentuk Pembiayaan berdasarkan 225


Prinsip Syariah untuk Proyek Percepatan Jalan Tol di Sumatera dan
Proyek Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan

C11. Kajian Hukum mengenai Penyelenggaraan Proyek Bandar Udara 226


berdasarkan Kerjasama Pelayanan Jasa Kebandarudaraan melalui
skema Build Operate Own/Bangun Guna Milik (BOO)

C12. Kajian Hukum terkait Ketentuan Penetapan Tarif Penumpang 227


Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam
Negeri

Bab Rencana KPPIP Kedepan 231


07

Rencana KPPIP Kedepan 233

X | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

DAFTAR
ISTILAH
ABET Accreditation Board of Engineering and Technology
AD ART Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
ANDAL Analisis Dampak Lingkungan
AP Availability Payment/Pembayaran Ketersediaan Layanan
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ASEAN Association of South East Asian Nation
Bapedda Badan Perencanaan Daerah
Bappenas Badan Perencanaan Nasional
BED Basic Engineering Design
BK Badan Kejuruan
BOD Biological Oxygen Demand
BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi
BPJT Badan Pengatur Jalan Tol
BPN Badan Pertahanan Nasional
BP3TI Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan
Informatika
BUJT Badan Usaha Jalan Tol
BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal
BLU Badan Layanan Umum
BUMD Badan Usaha Milik Daerah
BUMN Badan Usaha Milik Negara
B2B Business to Business
CJPP Central Java Power Plant
DED Detail Engineering Design
DINFRA Dana Investasi Infrastruktur
DJKA Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Daftar Istilah | XI
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

DNI Daftar Negatif Investasi


DSRA Debt Service Reserve Account
EBITDA Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, & Amortization
EPC Engineering Procurement and Construction
FAIP Formulir Aplikasi Insinyur Profesional
FBC Final Business Case
FEED Front End Engineering Design
FS Feasibility Study
GRR Grass Root Refinery
G2G Government to Government
HA Hektar
HSBC Hong Kong Shanghai Banking Corporation
HKK Himpunan Keahlian Keinsinyuran
HVDC High Voltage Direct Current
IFC International Finance Corporation
INDII Indonesia Infrastructure Initiative
IP Insinyur Profesional
IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPP Independent Power Producer
IPP Insinyur Profesional Pratama
IPPKH Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
IPM Insinyur Profesional Madya
IPU Insinyur Profesional Utama
ISRM Indonesia Single Risk Management
JABEE Japan Accreditation Board of Engineering Education
JICA Japan International Corporation Agency
JKINFA Nilai Indeks Infrastruktur
JSS Jakarta Sewerage System
KA ANDAL Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan
KAK Kerangka Acuan Kerja
KEK Kawasan Ekonomi Khusus
K/L Kementerian/Lembaga
KLHS Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kementerian ATR Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Kementerian ESDM Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian LHK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian PAN Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara

XII | Daftar Istilah


Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Kementerian PPN Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional


Kementerian PUPR Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kementerian RISTEKDIKTI Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
KPBU Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
KPI Key Performance Indicator
KPPIP Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
KPPIP-SF Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas - Support
Facility
KSP Kantor Staf Presiden
KUR Kredit Usaha Rakyat
kV Kilo-volt
LCS Limited Concession Scheme/Skema Konsensi Tebatas/Hak Pengelo-
laan Terbatas
LMAN Lembaga Manajemen Aset Negara
LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LPJK Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
LRT Light Rail Transit
LSIP Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional
LSP Lembaga Sertifikasi Profesional
MBR Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Menteri ATR Menteri Agraria dan Tata Ruang
MoU Memorandum of Understanding
MRT Mass Rapid Transportation
MW Megawatt
NCICD National Capital Integrated Coastal Development
OBC Outline Business Case/Pra-Studi Kelayakan
ODA Official Development Assistance
OJK Otoritas Jasa Keuangan
PBAS Performance Based Annuity Scheme
PDAM Perusahaan Daerah Air Minum
PDB Produk Domestik Bruto
PDF Project Development Fund
Penlok Penetapan Lokasi
Permenhub Peraturan Menteri Perhubungan
Permenko Peraturan Menteri Koordinator
Perpres Peraturan Presiden
PINA Pembiayaan Infrastruktur Non-Anggaran Pemerintah

Daftar Istilah | XIII


Laporan KPPIP | Semester 1 2019

PJBL Perjanjian Jual Beli Listrik


PJP Penanggung Jawab Proyek
PJPK Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PMO Project Management Office
PM Peraturan Menteri
PMK Peraturan Menteri Keuangan
PMN Penyertaan Modal Negara
PP Peraturan Pemerintah
PPA Power Purchase Agreement
PPI Program Profesi Insinyur
PPJT Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
PPN Pajak Pertambahan Nilai
Pre-FS Pre-Feasibility Study
PSO Public Service Obligation
PT HBAP PT Huadian Bukit Asam Power
PT IIF PT Indonesia Infrastructure Finance
PT KAB PT Kereta Api Borneo
PT KAI PT Kereta Api Indonesia
PT MRTJ PT Mass Rapid Transit Jakarta
PT PII PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia
PTPIN Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara
PT PLN PT Perusahaan Listrik Negara
PT SMI PT Sarana Multi Infrastruktur
PSN Proyek Strategis Nasional
RDMP Refinery Development Master Plan/Revitalisasi Kilang Minyak Eksisting
RI Republik Indonesia
ROW Right of Way
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPL Rekognisi Pembelajaran/Pengalaman Lampau
RRT Republik Rakyat Tiongkok
RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah
RUPTL Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
RPL Rekognisi Pengalaman Lampau
SBOT Supported-Build-Operate-Transfer

XIV | Daftar Istilah


Laporan KPPIP | Semester 1 2019

SBSN Surat Berharga Syariah Negara


SDM Sumber Daya Manusia
SHIA Soekarno-Hatta International Airport
SK Surat Keputusan
SKA Sertifikat Keahlian Kerja
SKKNI Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
SKT Sertifikat Keterampilan Kerja
SLA Service Level Agreement
SOP Standard Operating Procedures
SPAM Sistem Penyediaan Air Minum
SPC Special Purpose Company
SPV Special Purpose Vehicle
S&P Standar & Poor’s
TA Transaction Advisory
TA Tenaga Ahli
TI Teknologi Informasi
TKDN Tingkat Kandungan Dalam Negeri
UGK Uang Ganti Kerugian
UU Undang-Undang
UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi
USD United States Dollar
VfM Value for Money
VGF Viability Gap Funding/Dukungan Kelayakan
WA Washington Accord
WTE Waste-to-Energy

Daftar Istilah | XV
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

XVI | Kata Sambutan


Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Kata Sambutan
D
itahun 2019, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) telah
memasuki tahun kelimanya sejak dibentuk melalui Peraturan Presiden No. 75
Tahun 2014. Sepak terjang KPPIP dalam percepatan infrastruktur di Indonesia
sudah berkembang pesat dan hasil kerjanya pun dapat dilihat secara nyata.

Pada masa awal pembentukannya, KPPIP berfokus pada perbaikan penyiapan


proyek dan penetapan skema pendanaan yang optimal. Hal ini direalisasikan
KPPIP melalui pemberian fasilitas penyusunan Outline Business Case (OBC)
atau kajian-kajian lain yang dibutuhkan agar terdapat landasan penetapan
skema pendanaan berdasarkan analisis-analisis dan standar yang
baik dan diterima pasar. Fasilitasi penyiapan proyek tersebut telah
diberikan diantaranya untuk Proyek Pelabuhan Hub Internasional
Kuala Tanjung dan Bitung, Jalan Tol Serang – Panimbang, dan Kilang
Minyak Bontang.

Di tahun 2016, KPPIP mendapatkan mandat baru melalui Peraturan


Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Penyediaan Proyek
Strategis Nasional (PSN) dimana KPPIP melakukan seleksi proyek
dan melakukan evaluasi berkala untuk memantau kemajuan. Untuk
menjalankan pemantauan, KPPIP telah membangun sistem Teknologi
Informasi untuk mempermudah pencatatan kemajuan proyek yang
dapat diakses berbagai pihak. Selain itu, KPPIP juga menyusun laporan
rutin kepada Presiden setiap 3 (tiga) bulan yang mencakup kemajuan,
hambatan, dan tindak lanjut yang dibutuhkan untuk mendorong proyek.

Upaya pemantauan dan percepatan yang dilakukan oleh KPPIP


memberikan hasil yaitu tercapainya 77 proyek yang sudah selesai sejak
2016. Sampai dengan akhir tahun 2019, ditargetkan terdapat 12 proyek
yang akan selesai.

Melanjutkan dari mandat pemantauan PSN, tugas KPPIP diperluas lagi


dalam Peraturan Presiden No. 102 Tahun 2016 tentang Pendanaan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dalam

Kata Sambutan | XVII


Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Rangka Pelaksanaan PSN. Bersama dengan Lembaga Manajemen Aset Negara, KPPIP berkoordinasi
untuk mengevaluasi rencana kebutuhan dari Penanggung Jawab Proyek (PJP) lebih dari 100 proyek untuk
menentukan daftar peringkat. Pendanaan pengadaan tanah dengan LMAN telah berhasil dilakukan untuk
beragam proyek mulai dari proyek jalan tol sampai proyek pelabuhan dan sampai dengan Juni 2019 telah
terealisasi sebesar Rp 38,32 Triliun.

Di tahun ini, KPPIP juga meningkatkan kerjasamanya dengan lembaga bilateral dan multilateral dalam
penyusunan kajian-kajian untuk percepatan penyediaan infrastruktur. Dukungan-dukungan yang
disalurkan melalui KPPIP termasuk penyusunan Outline Business Case (OBC) dan kajian terkait tindak lanjut
KPPIP ke depan untuk masukan kebijakan.

Tahun 2019 yang merupakan tahun kelima KPPIP juga merupakan tahun pergantian pemerintahan
setelah Pemilihan Umum. Meskipun Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2014 tidak mengatur batas akhir
KPPIP, perlu disadari adanya perubahan kondisi internal dan eksternal yang berdampak pada KPPIP.
Perkembangan di sektor infrastruktur pun terjadi, termasuk proyek yang sudah selesai dan munculnya
lembaga baru untuk percepatan. Akan tetapi di sisi lain muncul hambatan-hambatan baru yang belum
diidentifikasi sebelumnya dan ada kebijakan-kebijakan baru yang perlu diperhatikan oleh KPPIP. Oleh
karena itu, tahun ini KPPIP akan melakukan kajian tentang kebutuhan adaptasinya ke depan.

Dengan terbitnya Laporan ini, kami berharap agar seluruh pihak terkait tetap fokus dalam percepatan
proyek infrastruktur, terutama untuk mencapai target PSN di akhir tahun 2019. Selanjutnya, kita juga
perlu mengambil langkah-langkah terkait kebijakan untuk maju dan menjalankan mandat pemerintahan
berikutnya untuk kesejahteraan Indonesia di masa depan.

Ketua Tim Pelaksana

Wahyu Utomo

XVIII | Kata Sambutan


Bab
Bab
Laporan KPPIP
Laporan 2019
Semester 11 2019
KPPIP Semester
01.
01.

Perkembangan
Perkembangan Komite
Komite
Percepatan
Percepatan Penyediaan
Penyediaan
Infrastruktur
Infrastruktur Prioritas
Prioritas
(KPPIP)
(KPPIP)
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

2 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

I
Profil Komite Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
Prioritas
P
emerintah telah berkomitmen untuk melaksanakan upaya - upaya percepatan
pembangunan infrastruktur untuk mengatasi defisit infrastruktur pada tahun-tahun
sebelumnya dan mencapai target pertumbuhan ekonomi. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 disusun dengan menempatkan penekanan
besar pada percepatan infrastruktur. Dalam periode tahun 2015 hingga 2019, Pemerintah
bertujuan untuk membangun 1.800 km jalan tol, 2.159 km kereta api antar kota, 24
pelabuhan baru, 15 bandara baru, 35.000 MW pembangkit listrik, dan banyak pembangunan
infrastruktur lainnya. Berbagai reformasi telah dilaksanakan oleh Pemerintah sebagai upaya
dalam percepatan pembangunan infrastruktur. Pemerintah telah menetapkan reformasi
fiskal, seperti availability payment, viability gap fund, project preparation development, dan
tax holiday, untuk mendukung kelayakan proyek infrastruktur hingga meningkatkan minat
investor untuk berpartisipasi dalam pembangunannya. Pemerintah juga telah menerbitkan
beberapa reformasi regulasi, seperti Paket Kebijakan Ekonomi, untuk menciptakan ekosistem
yang kondusif baik bagi Pemerintah dan juga Badan Usaha untuk mendorong percepatan
infrastruktur. Pemerintah juga telah melaksanakan reformasi institusi untuk membentuk
katalis dan enabler percepatan infrastruktur, dimana salah satunya adalah pembentukan
KPPIP.

Berdasarkan Perpres No. 75/2014 j.o Perpres No. 122/2016, KPPIP memiliki 6 mandat
utama yaitu untuk (1) menetapkan serta mengendalikan strategi dan kebijakan percepatan
penyediaan infrastuktur prioritas, (2) memantau dan mengendalikan pelaksanaan strategi
dan kebijakan dalam rangka percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, (3) memfasilitasi
peningkatan kapasitas aparatur negara terkait penyediaan infrastruktur prioritas, (4)
menetapkan standar kualitas Pra-Studi Kelayakan dan tata cara evaluasinya, (5) memfasilitasi
penyiapan infrastrukur prioritas, dan (6) melakukan penyelesaian terhadap masalah
(debottlenecking) dalam pelaksanaan penyediaan infrastruktur prioritas.

Struktur KPPIP disusun dengan mempertimbangkan benchmark yang dilakukan pada awal
pembentukan KPPIP dalam rangka membentuk komite yang ramping, efektif, dan efisien.
Susunan kelembagaan, baik dari Komite sampai dengan konsultan pendukungnya, juga

Bab 01 | 3
Laporan KPPIP || Semester
Laporan KPPIP Semester 11 2019
2019

mempertimbangkan pembelajaran dari Komite


Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur
(KPPIP) agar revitalisasinya dapat bekerja
lebih optimal untuk mempercepat penyediaan
infrastruktur.

KPPIP terdiri dari kementerian koordinator dan


kementerian lain yang terkait dengan penyiapan
proyek infrastruktur, yaitu Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman, Kementerian Keuangan,
Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/BAPPENAS, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang, dan Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan. Komite lintas kementerian ini
akan mendampingi setiap kementerian teknis,
yang merupakan Penanggung Jawab Proyek,
untuk mendorong agar proyek infrastruktur dapat
tersedia dengan tepat waktu. KPPIP memiliki Tim
Pelaksana yang terdiri dari Eselon 1 kementerian
terkait yang diketuai oleh Deputi Bidang Koordinasi
Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan
Wilayah. Tim Pelaksana merupakan tim pembuat
keputusan yang dilakukan secara kolektif dari
tingkat Eselon I.

Untuk mendukung pengambilan keputusan oleh


Tim Pelaksana dan Komite, KPPIP dilengkapi
dengan Project Management Office (PMO) yang diisi
oleh tenaga ahli professional dengan pengalaman
mendalam di bidang atau sektor masing-masing.
PMO bertugas memberikan rekomendasi kepada
Tim Pelaksana terkait pemilihan dan pelaksanaan
proyek prioritas serta tindak lanjut penyelesaian
masalah. Berbeda dari Tim Pelaksana KPPIP yang
dapat menjabat dalam posisi lain di pemerintahan,
PMO KPPIP fokus dalam posisinya mendukung

4 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

KPPIP sehingga dapat memberikan dukungan penuh untuk KPPIP dalam memenuhi mandat-
mandat yang diberikan. PMO KPPIP juga didukung oleh Jasa Konsultansi Badan Usaha dalam
melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawabnya.

KOMITE

KETUA
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN

WAKIL KETUA
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG KEMARITIMAN

ANGGOTA

MENTERI MENTERI MENTERI


MENTERI PERENCANAAN LINGKUNGAN
KEUANGAN AGRARIA DAN
PEMBANGUNAN TATA RUANG HIDUP DAN
NASIONAL KEHUTANAN

TIM TEKNIS KPPIP TIM PELAKSANA SEKRETARIAT KPPIP

PMO

KONSULTAN PENDUKUNG PMO

PANEL KONSULTAN

*Catatan
Garis Instruksi
Garis Koordinasi

Bab 01 | 5
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

II
Pencapaian KPPIP pada
Semester I 2019

D
alam pelaksanaan mandatnya sesuai dengan Perpres No. 75/2014 j.o Perpres
No. 122/2016, KPPIP telah berhasil mencapai beberapa milestones penting
dalam percepatan penyediaan Infrastruktur Prioritas pada Semester I 2019.

1. Strategi dan Kebijakan


Percepatan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas

Pada Semester I 2019, KPPIP telah mendukung


proses penyusunan dan penetapan kebijakan
terkait penyediaan Infrastruktur Prioritas, yaitu:
1. Implementasi Rancangan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang
Penyaluran Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah
(BLPS)
2. Implementasi Putusan Mahkamah Agung
No. 05P/HUM/2018 bahwa LNG merupakan
Barang Kena Pajak (BKP)
3. Kebijakan dalam peningkatan Tingkat
Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk
Sektor Energi dan Ketenagalistrikan
4. Kebijakan pendanaan pengadaan tanah
melalui LMAN
5. Kebijakan pengadaan tanah pada kawasan
kehutanan
6. Kebijakan pengadaan tanah pada lahan yang
digunakan TNI

6 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

7. Implementasi potensi pembiayaan dengan prinsip syariah (Pembiayaan Syariah)


untuk Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) dan Pembangunan Infrastruktur
Ketenagalistrikan (PIK)
8. Implementasi stimulus perpajakan untuk KIK DINFRA yang sama dengan yang telah
diterapkan pada produk KIK lainnya (e.g. RDPT, KIK DIRE dan KIK EBA) serta perluasan
daftar investasi bagi institutional investor.

2. Pengembangan
Jawab Proyek
Kapasitas Penanggung

KPPIP tengah menganalisis kebutuhan kegiatan pengembangan kapasitas di antara para


Penanggung Jawab Proyek. Kegiatan pengembangan kapasitas yang telah dilaksanakan pada
Semester I 2019 adalah sharing experience kepada Kementerian ESDM dan para pengembang
IPP terkait masalah-masalah yang dihadapi dalam
penyediaan proyek di sektor Ketenagalistrikan dan
upaya debottlenecking yang dilakukan untuk mencapai
financial close.

3. Standar Kualitas Pra-


Studi Kelayakan dan
Fasilitasi Penyiapan
Infrastruktur Prioritas
Untuk meningkatkan kualitas penyiapan proyek, KPPIP
telah menyusun dan melakukan sosialisasi Standar
Outline Business Case (OBC) kepada para Penanggung
Jawab Proyek. Pada Semester I tahun 2019, KPPIP
telah mendukung penyusunan OBC beberapa
Proyek Prioritas, mencakup beberapa proyek PLTSa,
seperti PLTSa Legok Nangka, PLTSa Makassar, PLTSa
Tangerang Selatan, dan PLTSa Semarang. KPPIP
juga telah mendukung review OBC Kawasan Industri
Bintuni, serta mendukung fasilitasi penyiapan OBC
untuk Jakarta Sewerage System Zona 8.

Bab 01 | 7
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Berikut ini adalah daftar kajian yang difasilitasi oleh KPPIP sejak Semester I tahun
2019:

Sumber
No Kajian Status Target
Pendanaan

1 Outline Business Case (OBC) KEITI Ongoing Juni 2019


PLTSa Tangerang Selatan

2 KPPIP Support Facility (KPPIP-SF) JICA Ongoing Mei 2019

3 Outline Business Case (OBC) KIAT Ongoing Juli 2019

PLTSa Semarang

4 Outline Business Case (OBC) ADB AICOE Ongoing September 2019

untuk Jakarta Sewerage System

Zona 8

5 Kajian Dampak Ekonomi atas KIAT Ongoing Oktober 2019


Penyediaan Proyek Strategis Nasional

6 Kajian Penyusunan Rancangan World Bank Penyiapan Desember 2019

Undang-Undang Penyediaan
Infrastruktur

7 Kajian Optimalisasi Pemanfaatan KPPIP Penyiapan Desember 2019

Infrastruktur

8 Outline Business Case (OBC) KIAT/Pemerintah Penyiapan Desember 2019

PLTSa Manado Perancis/ADB

4. Pemantauan dan Debottlenecking Proyek


Terdapat beberapa pencapaian Proyek Prioritas dalam Semester I 2019. Pada proyek
Kereta Api Makassar-Parepare, pemenang Badan Usaha KPBU telah terpilih pada bulan

8 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Februari 2019 yaitu konsorsium PT PP, PT Bumi Karsa, PT China Communication Construction
Engineering Indonesia, dan PT Iroda Mitra. Lalu, telah dilaksanakan peresmian MRT Jakarta
jalur Lebak Bulus – Bundaran HI pada 24 Maret 2019 dan pada 22 Mei 2019 telah dilaksanakan
penandatanganan berita acara Financial Close proyek SPAM Semarang Barat.

Selain Proyek Prioritas, KPPIP juga turut berperan untuk mendorong pencapaian target
penyediaan Proyek Strategis Nasional (PSN). Sampai dengan Juni 2019, telah tercatat 48
Proyek yang telah selesai, 28 proyek dan 2 program dalam tahap konstruksi dan telah mulai
beroperasi sebagian, serta 100 proyek dalam tahap konstruksi. KPPIP menargetkan bahwa
sampai dengan akhir Kuartal III 2019, total PSN yang selesai akan mencapai sejumlah 89
proyek.

Selain pencapaian dalam pelaksanaan mandat utamanya, pencapaian inovatif yang


terimplementasikan oleh KPPIP adalah pembentukan dan implementasi Panel Konsultan
yang dapat digunakan oleh Penanggung Jawab Proyek untuk menyederhanakan dan
mempersingkat proses pengadaan. Terdapat lima Panel Konsultan yang telah terbentuk yaitu
untuk kebutuhan penyiapan proyek, hukum, keuangan, manajemen proyek, dan pengadaan
tanah/penilaian proyek, dimana kelimanya terisi masing-masing oleh tujuh konsorsium
perusahaan konsultan lokal dan internasional. Untuk pertama kalinya, Panel Konsultan telah
terimplementasi dalam pemilihan Jasa Konsultasi Badan Usaha Pengembangan Strategi
Infrastruktur dalam Pelaksanaan Program Management Office (PMO) pada Semester I 2019.

Bab 01 | 9
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

III
Dukungan KPPIP untuk
Kebijakan terkait Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
Penyiapan Hak Pengelolaan Terbatas
Sejak tahun 2016, KPPIP telah mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan skema
pembiayaan alternatif dalam rangka mengisi kesenjangan pendanaan untuk infrastruktur.
Salah satu yang telah dikembangkan adalah Hak Pengelolaan Terbatas (HPT) atau Limited
Concession Scheme (LCS).

HPT adalah skema pengelolaan aset dimana Badan Usaha memperoleh konsesi untuk
mengembangkan dan mengoperasionalkan aset infrastruktur existing (brownfield) yang
sudah beroperasi tanpa memindahtangankan kepemilikan aset dari pemerintah. Dengan
demikian, diharapkan agar Badan Usaha dapat membawa keahliannya untuk membuat
operasi aset lebih efisien dan efektif dalam memberikan pelayanan kepada publik. Selain itu,
pemerintah juga mendapatkan dana segar yang dibutuhkan untuk penyediaan infrastruktur.

Pada Semester I 2019, fokus KPPIP mendukung proses harmonisasi rancangan Peraturan
Presiden tentang HPT yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Kabinet. Sebelumnya, KPPIP
juga telah melakukan sosialisasi dan konsultasi skema tersebut dengan berbagai pihak,
mulai dari Badan Usaha yang berpotensi menjadi investor, BUMN terkait, perbankan, dan
lembaga donor. Hasil konsultasi dengan investor potensial menunjukan bahwa ketertarikan
untuk mengoptimalisasi aset infrastruktur eksisting di Indonesia bukan hal baru karena
besarnya potensi pengembangan yang dapat dilakukan. Konsultasi dengan lembaga donor
memberikan masukan atas best practice pelaksanaan asset recycling di tingkat internasional.
Selain itu, konsultasi dengan pihak perbankan menunjukkan potensi reaksi positif dan
masukan pasar atas penerapan HPT di Indonesia.

10 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

IV Pelaksanaan Pengadaan
Tanah pada Proyek Strategis
Nasional

P
engadaan tanah merupakan salah satu permasalahan utama yang menghambat
pelaksanaan PSN. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi KPPIP, isu pengadaan
tanah merupakan permasalahan terbesar kedua setelah isu perencanaan
dan penyiapan. Oleh karena itu, sesuai dengan mandat KPPIP untuk memantau dan
mengendalikan pelaksanaan strategi dan kebijakan dalam rangka percepatan penyediaan
Infrastruktur Strategis Nasional dan Infrastruktur Prioritas, KPPIP memberi dukungan
terhadap percepatan pengadaan tanah untuk Proyek Strategis Nasional. Sepanjang Semester
I tahun 2019, terdapat sejumlah isu utama terkait pengadaan tanah yang menjadi perhatian
KPPIP, yaitu:

1. Isu Pendanaan Pengadaan Tanah PSN melalui


LMAN
KPPIP mendukung upaya penyelesaian isu-isu utama yang terkait dengan kepastian
implementasi fleksibiltas pendanaan pengadaan tanah oleh LMAN, percepatan pengembalian
dana talangan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan isu ketentuan penghitungan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Upaya tersebut dapat dilakukan melalui rapat
terbatas dengan pemangku kepentingan utama seperti, Kementerian PUPR, Kantor Staf
Presiden, Sekretariat Kabinet, Kantor Sekretariat Wakil Presiden, dan Kementerian Keuangan.

2. Isu Pembebasan Lahan yang Digunakan TNI


untuk Pembangunan PSN

Sesuai dengan sejumlah pembahasan yang telah dilakukan oleh KPPIP terkait pembebasan
lahan TNI, telah disepakati bahwa tanah tersebut akan dilepaskan untuk pembangunan
PSN. Kemudian, TNI juga diminta dalam mengajukan anggaran pengadaan tanah untuk
memenuhi kebutuhan operasionalnya. Oleh karena itu, pada Semester I tahun 2019, KPPIP
kembali memastikan implementasi dari kesepakatan tersebut, yang mana salah satunya
di Jalan Tol Serang – Panimbang dengan bekerja sama dengan Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta membahas isu penganggaran tanah
TNI dalam APBN.

Bab 01 | 11
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

3. Isu Penggunaan Lahan Kawasan Hutan


untuk Pembangunan PSN

Berdasarkan hasil monitoring KPPIP, terdapat sejumlah isu pengadaan tanah yang terkait
dengan Kawasan Kehutanan. Isu yang dimaksud antara lain Penggantian Lahan dan
tegakan untuk warga di Kawasan Hutan serta Penggantian Lahan Kompensasi untuk dalam
penggunaan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut, KPPIP telah menyelenggarakan Rapat Tim Pelaksana KPPIP yang secara khusus
membahas isu lahan pada Kawasan Hutan. Selain itu, KPPIP juga mengadakan diskusi langsung
dengan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan untuk membahas
beberapa pending issues terkait kebutuhan lahan untuk pembangunan infrastruktur yang
bersinggungan dengan Kawasan Kehutanan.

12 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

V Pengembangan Instrumen
Keuangan Untuk
Pembiayaan Infrastruktur

S
alah satu pengembangan instrumen keuangan untuk pembiayaan infrastruktur yang
menjadi fokus KPPIP adalah Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA). DINFRA adalah
wadah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya sebagian besar diinvestasikan pada aset
infrastruktur oleh manajer investasi. Portofolio DINFRA terdiri dari aset infrastruktur paling
sedikit 51% dari Nilai Aktiva Bersih (langsung melalui pembelian aset infrastruktur atau
tidak langsung melalui efek) dan aset lainnya paling banyak 49% (instrumen pasar uang,
portofolio efek lainnya). Dibandingkan dengan Reksa Dana Penawaran Terbatas (RDPT),
DINFRA menawarkan alternatif yang lebih fleksibel, dimana DINFRA dapat ditawarkan
melalui penawaran umum dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (diperdagangkan di pasar
sekunder).

Pemerintah telah mengatur penerbitan produk Dana Investasi Infrastruktur Berbentuk


Investasi Kolektif (KIK-DINFRA) melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 52/
POJK.04/2017 yang diterbitkan pada bulan Agustus 2017. Pada tanggal 11 Oktober 2018
di salah satu parallel event acara 2018 Annual Meeting International Monetary Fund - World
Bank Group, telah diterbitkan izin efektif DINFRA untuk PT Jasamarga Pandaan Tol yang
mengoperasikan Jalan Tol Gempol - Pandaan sepanjang 13,6 km. Penerbitan DINFRA ini
ditargetkan dapat memperoleh dana dengan plafon hingga Rp1,5 triliun.

Pada tanggal 15 April 2019, produk DINFRA Jalan Tol Gempol-Pandaan telah dicatatkan
dalam Bursa Efek Indonesia dengan nilai transaksi sebesar Rp423,5 miliar. Transaksi
DINFRA digunakan untuk membeli sebagian porsi saham PT Jasamarga Pandaan Tol, selaku
BUJT Jalan Tol Gempol-Pandaan (13,6 km). Unit penyertaan DINFRA diperdagangkan dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Peraturan BEI No. I-W mengenai pencatatan KIK DINFRA
di BEI dan Peraturan BEI No. II-O mengenai perdagangan KIK DINFRA di BEI. Dengan begitu,
perlakuan pajak KIK DINFRA sama seperti saham dimana pajak capital gain hanya sebesar
0,1%.

Fokus dukungan KPPIP pada pengembangan DINFRA adalah mendorong diterapkannya

Bab 01 | 13
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

stimulus perpajakan untuk KIK DINFRA yang sama dengan yang telah diterapkan pada
produk KIK lainnya (e.g. RDPT, KIK DIRE dan KIK EBA) serta perluasan daftar investasi bagi
institutional investor. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan para investor
untuk dapat berivestasi pada KIK DINFRA.

Salah satu tindak lanjut stimulus perpajakan yang tengah berjalan adalah revisi PP No.
16/ 2009 j.o PP No. 100/2013 tentang Pajak Penghasilan Berupa Bunga Obligasi untuk
mengakomodasi usulan perlakukan perpajakan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) termasuk
DINFRA, Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan Efek Beragun Aset (EBA) agar dapat disamakan
dengan Reksa Dana masih terus berjalan. Penyusunan rancangan revisi PP tersebut
dilakukan melalui koordinasi antara Kedeputian 1 Bidang Koordinasi Ekonomi Makro
dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Direktorat Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan. Rancangan final revisi PP No. 16/ 2009 telah selesai disusun
dan telah diharmonisasikan pada minggu ke-2 bulan Mei 2019. Revisi PP diharapkan
dapat segera diundangkan sehingga implementasi produk KIK dapat ditingkatkan untuk
mengakselerasi capital market deepening.

14 | Bab 01
Bab
Laporan KPPIP Semester 1 2019 02.

Perkembangan
Infrastruktur
di Indonesia
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

16 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

I Perbaikan Peraturan
Terkait Infrastruktur
1. Penyusunan Rancangan Peraturan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang
Menteri

Pengusulan dan Penggunaan Dana Alokasi Khusus


Nonfisik Bantuan Biaya Layanan Pengolahan
Sampah (BLPS)

Untuk percepatan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Berbasis Sampah (PLTSa), pada
April 2018, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan
Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah
Lingkungan yang menjadi landasan hukum dalam pelaksanaan proyek-proyek PLTSa di
dua belas kota/provinsi mencakup Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang
Selatan, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya, Kota
Makassar, Kota Denpasar, Kota Palembang, dan Kota Manado. Di dalam Peraturan Presiden
No. 35 Tahun 2018, diatur mengenai Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan dapat didukung oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana yang bersumber dari APBN yaitu berupa
bantuan BLPS dengan besaran paling tinggi sebesar Rp500 ribu per ton sampah. Alokasi
APBN untuk bantuan BLPS diusulkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada
Menteri Keuangan.

Untuk permohonan bantuan BLPS yang bersumber dari APBN oleh Pemerintah Daerah
dan penentuan alokasi besaran APBN untuk bantuan BLPS kepada Pemerintah Daerah
dibutuhkan peraturan pelaksana, Kementerian LHK berkoordinasi dengan Kementerian
Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan KPPIP untuk penyusunan
dan finalisasi rancangan Peraturan Menteri LHK tentang Pengusulan dan Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Nonfisik Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS). Penyusunan
rancangan Permen LHK telah dilakukan sejak Agustus 2018 hingga saat ini.

KPPIP turut berperan aktif dalam menghadiri rapat pembahasan dan memberikan masukan
dalam penyusunan rancangan Permen LHK tersebut terutama terkait dalam hal bantuan

Bab 02 | 17
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

BLPS yang bersifat multiyears dan dapat memberikan kepastian kepada investor. Namun,
berdasarkan hasil koordinasi dengan Kementerian Keuangan, disebutkan bahwa Dana
Alokasi Khusus Nonfisik (DAK Nonfisik) bersifat tahun tunggal atau tidak dapat bersifat
multiyears karena penetapan alokasi dari DAK Nonfisik berdasarkan pada kapasitas fiskal
APBN setiap tahunnya. Oleh sebab itu, berdasarkan koordinasi antara Kementerian LHK,
Kementerian Keuangan dan KPPIP, diputuskan bahwa untuk proyek PLTSa yang telah
memiliki pengembang atau merupakan penugasan BUMD dapat menggunakan bantuan
BLPS sedangkan untuk proyek PLTSa dengan skema KPBU dapat menggunakan VGF.
Kemudian, Kementerian Keuangan menyampaikan bahwa untuk proyek PLTSa, dukungan
keuangan dari Pemerintah Pusat yang dapat diberikan kepada PJPK yaitu bantuan BLPS dari
APBN (Pemerintah Pusat) atau VGF (sebagai last resort).

Pada Juni 2019, Menteri LHK telah menyetujui Rancangan Permen LHK terkait Bantuan BLPS
dari DAK Nonfisik dan saat ini dalam proses untuk perundangan sehingga ditargetkan dalam
waktu dekat peraturan tersebut sudah dapat diterbitkan.

2. Kebijakan dalam Tingkat Kandungan Dalam Negeri


(TKDN) untuk Sektor Energi dan Ketenagalistrikan

Dalam rangka meningkatkan TKDN dalam sektor energi dan ketenagalistrikan, terutama
dalam pembangunan Megaproyek Kilang, PT Pertamina telah menyusun roadmap
peningkatan TKDN dalam pembangunan Megaproyek Kilang yaitu target TKDN untuk RDMP
Balikpapan 30% (2023), RDMP Balongan Fase-1 50% (2023), RDMP Cilacap 60% (2025), GRR
Tuban 60% (2025), RDMP Balongan Fase-2 65% (2026), GRR Bontang 65% (2026), RDMP/
REVAMP RU VII di Sorong 80-100% (2027).

Kelemahan dan tantangan yang dihadapi industri di dalam negeri yaitu adanya keterbatasan
produsen lokal, tingginya harga produksi lokal, harga barang impor yang kompetitif,
perdagangan bebas dunia, dan keharusan penggunaan produk dari licensor. Untuk mencapai
target TKDN tersebut dibutuhkan kepastian pasar, pendampingan kepada pabrikan dalam
negeri, pemberian tax incentive kepada EPC dan pabrikan, dan pemberian soft loan dari
perbankan nasional kepada pabrikan dalam negeri.

Untuk mendukung hal tersebut, KPPIP telah menyusun pembelajaran atas keberhasilan
kebijakan peningkatan TKDN di sektor Telekomunikasi sebagai benchmark untuk dapat
diterapkan di sektor energi dan ketenagalistrikan. Kajian tersebut menyimpulkan bahwa

18 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

dibutuhkan keselarasan antar peraturan, kerjasama


antara pemangku kepentingan, pengaturan efektif
dalam menentukan pihak yang menjadi importir
dan penetuan produk impor sesuai kapasitas dalam
negeri. KPPIP mengusulkan pada sektor energi
dan ketenagalistrikan untuk dapat mengubah
pemberian izin impor yang mulanya diberikan
kepada pemilik proyek (PT Pertamina, PT PLN,
IPP) dapat diberikan kepada pabrikan sehingga
pabrikan dalam negeri dapat dilakukan pembinaan
untuk dapat meningkatkan TKDN. KPPIP juga
mengusulkan agar harga produksi lokal dapat
bersaing dengan harga barang impor maka bagi
pemegang izin impor, yaitu pabrikan, mendapatkan
tax incentive berupa pembebasan Bea Masuk, PPh
dan PPN impor untuk barang modal.

Pada Mei 2019, telah diadakan rapat koordinasi


yang dihadiri oleh Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM,
KPPIP dan PT Pertamina yang menyepakati tindak
lanjut dalam penerapan kebijakan TKDN untuk
sektor energi dan ketenagalistrikan. Kesepakatan
tersebut antara lain dibutuhkan harmonisasi
regulasi antara Kementerian/Lembaga terkait
yaitu di antaranya untuk semua barang wajib dari
Kementerian Perindustrian harus menjadi barang
Larangan dan Pembatasan (Lartas) di Direktorat
Jenderal Bea Cukai, pembahasan untuk pemberian
insentif fiskal dalam upaya penurunan harga
produk dalam negeri, proyek RDMP Balikpapan
akan dijadikan percontohan, sehingga perlu dengan
segera dilaksanakan pemetaan kebutuhan proyek
terhadap kemampuan pasokan dalam negeri, dan
Pemerintah akan mengadakan sosialisasi secara
masif terkait rencana untuk peningkatan TKDN.

Bab 02 | 19
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

3. Dukungan dalam
Mekanisme Implementasi
atas Putusan Mahkamah
Agung No. 05P/HUM/2018
bahwa LNG merupakan
Barang Kena Pajak (BKP)

Pada November 2017, PT Donggi Senoro LNG


(DSLNG) mengajukan permohonan pengujian
peraturan perundang-undangan terhadap Pasal
1 Ayat (2) huruf b PMK No. 252/PMK.011/2012
tentang Gas Bumi yang termasuk dalam Jenis
Barang yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) diantaranya adalah LNG. Kemudian, pada
Mei 2018, Mahkamah Agung RI telah mengabulkan
permohonan keberatan hak uji materiil dari PT
DSLNG dengan membatalkan Pasal 1 Ayat (2) huruf
b PMK 252/2012 sehingga menjadikan bahwa LNG
adalah Barang Kena Pajak (BKP) dan bukan lagi
termasuk jenis gas alam yang diambil langsung dari
sumbernya yang tidak dikenai PPN.

Dampak dari LNG termasuk Barang Kena Pajak


(BKP) yaitu dapat mengganggu mekanisme
reimbursement pada skema cost recovery untuk
aktivitas pada proyek-proyek Hulu Migas, yaitu
Proyek Tangguh Train-3, Proyek Jambaran Tiung
Biru, Proyek Indonesian Deepwater Development
(IDD), dan Proyek Lapangan Abadi Masela. Tidak
hanya itu, dengan status LNG yang dikenai PPN,
maka dampak terbesar terdapat pada PLN sebagai
pembeli LNG untuk bahan bakar Pembangkit
Listrik berbasis Gas Alam yang akan menanggung
PPN 10% dan juga berdampak pada meningkatnya
tarif dasar listrik yang memberatkan masyarakat.
Untuk itu, dibutuhkan produk kebijakan untuk

20 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

implementasi Putusan MA No. 05/2018 sehingga


dapat mengakomodasi skema proses bisnis LNG
Hulu dan Hilir yang tidak memberatkan Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS), sebagai pelaku proyek-
proyek hulu migas, dan PLN serta masyarakat
terkait potensi dampak peningkatan tarif dasar
listrik.

KPPIP berperan aktif dalam melakukan koordinasi


dengan Kementerian/Lembaga serta KKKS untuk
dapat merumuskan produk kebijakan yang dipilih
untuk implementasi Putusan MA No. 05/2018
serta melakukan mitigasi potensi dampak-dampak
seperti peningkatan tarif dasar listrik. Pada
Maret 2019, berdasakan hasil koordinasi dengan
Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, Kantor
Staf Presiden dan lembaga terkait, diputuskan
bahwa implementasi Putusan MA No. 05/2018
dilakukan melalui revisi PP 81/2015 tentang Impor
dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu
yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari
Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan
menambahkan pasal bahwa i) LNG, baik LNG Hulu
maupun LNG Hilir, merupakan Barang Kena Pajak
yang bersifat strategis sehingga dibebaskan dari
pengenaan PPN; ii) KKKS yang bertindak sebagai
penjual LNG bagian negara dan bagian KKKS
yang dihasilkan dari kegiatan usaha hulu migas
tidak perlu dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak (PKP), termasuk atas penyerahan LNG sejak
berlakukan Putusan MA No. 05/2018.

Pada Mei 2019, rancangan revisi PP 81/2015 telah


mendapatkan tanggapan dari Kementerian terkait
dan hingga Juni 2019, rancangan tersebut sedang
dalam proses harmonisasi.

Bab 02 | 21
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4. Kebijakan Pendanaan
Pengadaan Tanah Melalui
Lembaga Manajemen Aset
Negara (LMAN)

KPPIP telah bekerja sama secara intensif dengan


LMAN dalam menyediakan pendanaan untuk
pengadaan tanah PSN. Hal ini didasari oleh
Peraturan Presiden Peraturan Presiden No. 102
Tahun 2016 tentang Pendanaan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional dan Peraturan Menteri Keuangan No. 21
Tahun 2017 (“PMK 21/2017”) tentang Tata Cara
Pendanaan Pengadaan Tanah bagi Proyek Strategis
Nasional dan Pengelolaan Aset Hasil Pengadaan
Tanah oleh Lembaga Manajemen Aset Negara.
Salah satu dukungan yang dilakukan KPPIP adalah
dukungan monitoring dan debottlenecking terkait
percepatan pendanaan pengadaan tanah proyek
PSN melalui LMAN.

Berdasarkan monitoring oleh KPPIP, pada Semester


I Tahun 2019, terdapat beberapa kendala utama
terkait pendanaan pengadaan tanah LMAN, yaitu:

22 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Implementasi Ketentuan Fleksibilitas Pendanaan Lintas Tahun Anggaran

Kendala yang paling krusial selama Semester I Tahun 2019 adalah perubahan
implementasi ketentuan fleksibilitas pendanaan LMAN, dimana berdasarkan rapat
tapada tanggal 15 Februari 2019 di Kantor Setwapres, LMAN tidak dapat melakukan
pendanaan lintas tahun anggaran untuk mekanisme dana talangan, karena adanya
interpretasi/pemahaman terbaru pada pasal 25 ayat 2 PMK 21/2017. Padahal, sejak
awal implementasi PMK 21/2017, pembiayaan melalui mekanisme dana talangan
dapat dilakukan lintas tahun anggaran, dimana sisa tahun anggaran sebelumnya dapat
digunakan pada tahun anggaran berikutnya. Dampak dari kebijakan ini adalah adanya
sisa dari alokasi tahun anggaran 2016, 2017 dan 2018 yang tidak bisa digunakan lagi.
Selain itu, terdapat beberapa proyek yang tidak dapat melanjutkan pengadaan tanah
karena tidak ada alokasi untuk Tahun Anggaran (TA) 2019.

Ketentuan Penghitungan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

Permasalahan ini bermula dari adanya catatan hasil verifikasi BPKP dan temuan BPK,
dimana ditemukan bahwa nilai BPHTB yang diberikan kepada calon penerima ganti rugi
tidak memperhatikan pemotongan Nilai Objek Pajak Tidak Kena Pajak pada jumlah nilai
tanah dan bangunan. Akibat isu BPHTB ini, hingga 10 April 2019, sekitar 65% tagihan
pengembalian dana talangan BUJT yaitu senilai Rp2,961 Triliun dinyatakan ineligible
oleh BPKP yang mengakibatkan keterlambatan pengembalian dana talangan terhadap
proyek yang masih berjalan. Proses pembayaran dana talangan yang diperintahkan oleh
beberapa BUJT kemudian harus dihentikan sementara hingga adanya pengembalian
dana talangan.

Percepatan Pengembalian Dana Talangan BUJT

Isu lainnya yang menjadi perhatian KPPIP adalah masih tingginya gap antara pembayaran
dana talangan oleh BUJT dengan pengembaliannya oleh LMAN. Hingga 10 April 2019,
terdapat Rp16,278 triliun dana talangan BUJT yang belum dikembalikan kepada BUJT.
Hal tersebut membuat sebagian besar BUJT mengeluh akan tidak adanya kepastian
waktu dan jumlah pengembalian dana talangan kepada BUJT.

Bab 02 | 23
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Untuk membantu penyelesaian isu-isu utama


tersebut, KPPIP mengadakan sejumlah pembahasan
dengan stakeholders utama. Pembahasan yang
dimaksud salah satunya membahas mengenai
ketentuan BPHTB dalam rapat yang diadakan di
KPPIP pada tanggal 19 Maret 2019. Kemudian,
KPPIP juga mengadakan Rapat Koordinasi Terbatas
pada tanggal 10 Mei 2019 dengan mengundang
Kementerian PUPR, Kantor Staf Presiden,
Sekretariat Kabinet dan Kantor Sekretariat Wakil
Presiden. Rapat tersebut menyimpulkan bahwa
diperlukan percepatan revisi PMK 21/2017 untuk
dapat mengakomodasi pendanaan lintas tahun
anggaran. Sebagai tindak lanjut, Ketua Tim
Pelaksana KPPIP dan Deputi Bidang Perekonomian
Sekretariat Kabinet juga mengadakan pembahasan
dengan Dirjen Kekayaan Negara untuk membahas
isu pengembalian dana talangan.

Berbagai upaya dan pembahasan tersebut telah


berhasil mempercepat proses penandatangan
MoU Dana Talangan, dimana penandatangan
tahap awal dilakukan pada 20 Mei 2019 untuk ruas
Jalan Tol Cikampek Sisi Selatan, Semanan – Sunter,
Depok – Antasari, dan Cimanggis – Cibitung. Selain
itu, revisi PMK 21/2017 juga telah ditandatangani
oleh Menteri Keuangan dan saat ini sedang dalam
proses pengundangan sehingga ditargetkan pada
awal Juli 2019 sudah dapat diterbitkan.

5. Kebijakan Pembebasan
Lahan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) untuk
Pembangunan PSN

Pembangunan berbagai PSN menyebabkan adanya


sejumlah tanah yang digunakan TNI terkena

24 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

dampak sehingga harus dibebaskan. Namun, pembebasan tersebut sempat terkendala


karena belum ada kejelasan apakah lahan kosong TNI yang aktif digunakan untuk latihan
dapat diganti rugi. Sebagaimana diatur pada Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, pelepasan tanah tidak
diganti rugi, kecuali terdapat bangunan aktif untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan.
Dalam hal ini, tanah dapat diberikan penggantian dalam bentuk tanah dan/atau bangunan
atau direlokasi. Mengingat banyaknya lahan TNI yang digunakan sebagai tempat latihan
berupa tanah kosong, dibutuhkan kesepakatan mengenai ketentuan pelepasan tanah
kosong TNI yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur.

Oleh karena itu, pada semester II Tahun 2018, KPPIP telah mengadakan beberapa
pembahasan ditingkat Menteri yang menghasilkan kesepakatan bahwa TNI siap mendukung
PSN dan akan melepaskan tanahnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.2
Tahun 2012. Sedangkan untuk mengakomodasi kebutuhan lahan TNI, maka TNI diminta
untuk mengajukan pengadaan tanah melalui mekanisme APBN. Selain itu, telah diadakan
pembahasan lanjutan yang menghasilkan kesepakatan bahwa pembebasan lahan pada
Tanah TNI akan menggunakan mekanisme penyerahan aset dari pengguna (TNI) kepada
pengelola (Kementerian Keuangan).

Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, pada Semester I Tahun 2019, tepatnya pada
tanggal 17 Mei 2019 di Sekretariat KPPIP, KPPIP telah mengadakan pembahasan kemajuan
penganggaran untuk tanah TNI. Rapat ini berhasil memberikan kejelasan mekanisme dan
landasan penganggaran bagi masing-masing pihak serta menyepakati bahwa TNI akan mulai
memproses pengajuan kebutuhan pengadaan tanah secara berjenjang untuk kepentingan
TNI yang terkena Proyek Strategis Nasional kepada Kementerian Keuangan.

6. Kebijakan Pembebasan
Kawasan Hutan
Lahan Terkait dengan

Berdasarkan hasil identifikasi isu-isu sektoral yang perlu ditanggulangi, selain terkait dengan
Tanah TNI, pembangunan infrastruktur yang berada pada kawasan kehutanan juga menjadi
isu utama. Permasalahan yang seringkali dilaporkan diantaranya penggantian tanah dan
tegakan bagi warga di kawasan hutan dan penggantian lahan kompensasi Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan (IPPKH). Berdasarkan evaluasi KPPIP, permasalahan tersebut disepakati
untuk dieskalasi dan dibahas dalam Rapat Tim Pelaksana KPPIP yang diadakan pada 22
Februari 2019. Dalam rapat tersebut, dibahas 2 topik utama terkait tanah kawasan hutan,
yaitu:

Bab 02 | 25
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Penggantian Tanah dan Tegakan untuk Warga di Kawasan Hutan

Permasalahan ini dilatarbelakangi oleh belum adanya keputusan mengenai ketentuan


pembayaran ganti kerugian tanah dan tegakan yang berada di Kawasan Hutan bagi warga
yang memiliki bukti kepemilikan yang sah. Saat ini BUJT sudah membayar penggantian
nilai tegakan untuk pengadaan tanah di kawasan hutan tersebut. Namun, sampai saat
ini belum ada kesepakatan akan penggantian biaya tersebut oleh LMAN.

Penggantian Lahan Kompensasi untuk IPPKH

Dalam rangka pembangunan jalan tol yang membutuhkan IPPKH, terdapat kewajiban
untuk memberikan lahan kompensasi sesuai dengan ketentuan pada Permen LHK
27/2018. Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, total kebutuhan lahan kompensasi
mencapai 2.323 Ha. Namun, saat ini Ditjen Bina Marga mengalami kesulitan dalam
penyediaan lahan kompensasi tersebut karena masalah keterbatasan anggaran dan
sulitnya mencari lahan yang sesuai kriteria.

Sebagai usulan solusi, KPPIP mengusulkan opsi penggunaan tanah Hak Guna Usaha (HGU)
yang telah berakhir dan tidak diperpanjang (tanah eks-HGU) sebagai calon lahan kompensasi,
dengan pertimbangan status tanah tersebut akan menjadi Tanah Negara berdasarkan
PP 40/1996 Pasal 17. Penggunaan tanah eks-HGU sebagai Lahan Kompensasi juga sudah
diakomodasi dalam Permen LHK 27/2018. Namun, tanah eks HGU saat ini juga menjadi
obyek redistribusi lahan dalam program Reforma Agraria. Oleh karena itu, saat ini KPPIP
bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian ATR/
BPN melalukan kajian lanjutan mengenai skema penggunaan tanah eks-HGU sebagai Lahan
Kompensasi agar tidak tumpang tindih dengan kebijakan Reforma Agraria.

26 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Bab 02 | 27
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

II
Perbaikan Peraturan Terkait
Kebijakan Fiskal dan
Kelembagaan

1. Perkembangan implementasi Viability


Gap Fund (VGF) untuk Proyek Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Salah satu bentuk dukungan pemerintah untuk proyek infrastruktur dengan skema Kerja
Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) adalah diberikannya VGF dalam bentuk
dukungan fiskal bagi Badan Usaha Pelaksana hingga
sebesar maksimum 49% dari total nilai proyek yang
dikerjasamakan. Diberikannya VGF kepada proyek
KPBU diharapkan meningkatkan kelayakan finansial
proyek dan memungkinkan pihak swasta untuk
terlibat dalam pendanaan dan pelaksanaan proyek
KPBU.

Pada tahun 2019, KPPIP turut berkontribusi dalam


rapat pembahasan isu-isu terkait implementasi
proses pencairan fasilitas VGF untuk para pemangku
kepentingan pada proyek SPAM Umbulan.
Berdasarkan hasil koordinasi, alokasi dana tahun
2019 untuk VGF SPAM Umbulan telah disediakan dan
dapat dicairkan sesuai dengan ketentuan setelah
pengajuan pencairan VGF Tahap 2 dan permohonan
perubahan jadwal pencairan VGF disampaikan
kepada Kementerian Keuangan yang ditargetkan
pada pertengahan 2019.

Selain itu, KPPIP turut mendukung fasilitasi koordinasi


antara Kementerian Keuangan dengan Tim Teknis
PLTSa terkait permohonan Usulan Persetujuan

28 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Prinsip VGF oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk Proyek KPBU PLTSa Legok Nangka
Regional Jawa Barat. Untuk penerbitan Persetujuan Prinsip VGF, Komite VGF Kementerian
Keuangan membutuhkan rekomendasi teknis dari Kementerian Teknis terkait aspek teknis
dan komersial proyek PLTSa, serta penetapan Kementerian Pembina Sektor untuk menjadi
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Kemudian, KPPIP juga mendukung fasilitasi Kementerian
Keuangan dengan Tim Teknis PLTSa terkait usulan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), untuk
pelaksanaan disbursement VGF. Direncanakan untuk dilaksanakan rapat koordinasi oleh Tim
Teknis PLTSa pada Juli 2019 terkait pembahasan mengenai spesifikasi teknis PLTSA Legok
Nangka sebagai bahan pertimbangan Kementerian Keuangan untuk rapat dengan Komite
VGF.

2. Perkembangan implementasi
Development Fund (PDF)
Project

Project Development Facility (PDF) adalah fasilitas yang


disediakan oleh Kementerian Keuangan untuk membantu
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) untuk
menyiapkan Prastudi Kelayakan, menyiapkan Dokumen
Tender, dan membantu PJPK dalam proses transaksi KPBU
hingga proyek mencapai financial close. Dalam pelaksanaan
PDF, Kementerian Keuangan dapat menunjuk PT Sarana
Multi Infrastruktur sebagai pelaksana pendampingan bagi
PJPK. Keuntungan fasilitas ini bagi PJPK adalah tersedianya
dukungan profesional yang memahami proses KPBU dan
dapat berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan
terkait pemberian dukungan lain seperti misalnya VGF atau
availability payment untuk proyek yang mendapat bantuan
PDF.

Salah satu tantangan utama bagi pelaksanaan PDF


adalah terkait sumber pendanaan karena pendampingan
oleh profesional dapat berlangsung cukup lama dan
menelan biaya yang relatif besar. Pembiayaan PDF yang
hanya bersumber dari APBN akan membatasi kapasitas
pemberian PDF seiring terus bertambahnya proyek KPBU
yang membutuhkan pendampingan.

Bab 02 | 29
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Sejak tahun 2018, KPPIP mendukung implementasi kebijakan pembiayaan PDF oleh lembaga
donor internasional yaitu melalui kerjasama antara Kementerian Keuangan dengan Japan
International Cooperation (JICA) dan International Finance Cooperation (IFC) untuk pemberian
fasilitas PDF kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk proyek KPBU PLTSa Legok
Nangka. Pada Januari 2019, General Agreement telah ditandatangani antara Kementerian
Keuangan dengan JICA dan IFC untuk kerjasama lembaga internasional dalam penyediaan
fasilitas PDF. Pada April 2019, Menteri Keuangan telah menyampaikan Surat Persetujuan
atas Permohonan Fasilitas PDF untuk Proyek KPBU Legok Nangka kepada Gubernur Jawa
Barat. Menindaklanjuti persetujuan Menteri Keuangan tersebut, maka pada Mei 2019,
Kementerian Keuangan telah menandatangani Kesepakatan Induk dengan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dan Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Fasilitas dengan JICA dan IFC,
sehingga fasilitas PDF untuk proyek KPBU Legok Nangka telah berjalan.

Saat ini, KPPIP juga turut mendukung implementasi pembiayaan PDF oleh lembaga donor
internasional dari Korea Environmental Industry and Technology Institute (KEITI) (Pemerintah
Korea Selatan) untuk proyek KPBU PLTSa Tangerang Selatan. Saat ini pihak KEITI dalam
proses diskusi internal dengan ADB terkait kerjasama untuk fasilitas PDF pada proyek KPBU
PLTSa Tangerang Selatan.

30 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Bab 02 | 31
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

III Perkembangan
Alternatif Pendanaan
Infrastruktur
1. Kemajuan KPBU di Indonesia
Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) merupakan skema pendanaan
infrastruktur yang menggabungkan keunggulan sektor publik dan swasta yang bertujuan
untuk mengoptimalkan alokasi risiko antara sektor publik dan swasta dalam penyediaan
proyek infrastruktur mulai dari penyiapan, pra-konstruksi, konstruksi sampai dengan
operasi dan pemeliharaan. Saat ini, Pemerintah telah menerbitkan berbagai peraturan dan
membentuk ekosistem yang dibutuhkan untuk mendorong implementasi KPBU di Indonesia.

Terkait dengan dukungan institusional, Pemerintah telah membentuk lembaga-lembaga


khusus untuk mendorong implementasi KPBU di Indonesia, seperti Kantor Bersama KPBU,
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, PT Sarana Multi Infrastruktur, dan juga KPPIP. Dalam
tahap KPBU, KPPIP berperan sebagai unit koordinasi dalam proses pengambilan keputusan
dan upaya debottlenecking untuk percepatan infrastruktur. Kantor Bersama KPBU berperan
sebagai pusat informasi untuk koordinasi kebijakan dan pengembangan kapasitas untuk
mendorong penggunaan skema KPBU. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia berperan
untuk memberikan jaminan dan mendukung persiapan proyek. Lalu, PT Sarana Multi
Infrastruktur berperan untuk memfasilitasi pembiayaan infrastruktur, menyiapkan proyek,
dan menyediakan jasa advisory.

32 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Reformasi Institusional untuk Implementasi KPBU

KPPIP Kantor Bersama KPBU PT Penjaminan Sarana Multi


Unit Koordinasi dalam Pusat informasi untuk Infrastruktur Infrastruktur
proses pengambilan koordinasi kebijakan dan Memberikan jaminan dan Memfasilitasi pembiayaan
keputusan dan upaya pengembangan kapasitas mendukung persiapan infrastruktur, menyiapkan
debottlenecking untuk untuk mendorong proyek proyek, dan menyediakan
percepatan infrastruktur penggunaan skema KPBU jasa advisory

Tahap KPBU

Project Development
Outline Penetapan Facility (PDF)
Business Skema Penyiapan Tender
Perjanjian Financial
Case Pendanaan
document
Final Business Case + Transaksi KPBU Close
(FBC)

1 2 3 4 5
PT PII Kementerian Kementerian Keuangan Kementerian
PPN/Bappenas Business Entry
Kementerian Keuangan
PPN/Bappenas Kantor Bersama KPBU RI
Kantor Bersama Lenders
PT PII
Kantor Bersama KPBU RI
PT SMI
KPBU RI
KPPIP Business Entry
KPPIP

Penanggung Jawab Proyek

Selain, reformasi institusional, Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan


yang mencakup fasilitas end-to-end siklus infrastruktur untuk menarik investor dalam proyek-
proyek KPBU. Fasilitas tersebut diantaranya adalah Project Development Facility, Viability Gap
Funding, Guarantee Scheme, Tax Facilities, Availaibility Payment, dan Land Acquisition.

Project Guarantee Land


Viability Gap Tax Availability
Development
Facility (PDF)
Funding (VGF) Scheme Facilities Payment Acquisition

Preparation Bidding Process Construction

Fasilitas untuk Fasilitas untuk Penjaminan kewajiban Peraturan Menteri Skema pembayaran Fasilitas dana
mendukung PJPK meningkatkan pemerintah dalam Keuangan No. 150/2018 ketersediaan layanan pengadaan tanah
dalam penyiapan kelayakan finansial kesepakatan konsensi menerapkan 100% Tax oleh pemerintah proyek
proyek KPBU proyek infrastruktur Holiday untuk 18 selama masa konsensi
Industri Perintis setelah aset selesai
(PMK No. 129/2016) (PMK No. 143/2013) selama 5 - 20 tahun dikerjakan oleh pihak
tergantung pada nilai swasta agar proyek
investasi bankable

Institusi Pengelola: Institusi Pengelola: Institusi Pengelola: Institusi Pengelola: Institusi Pengelola:
KPPIP, PT SMI, dan Kementrian PT PII dan Kementrian Kementrian Keuangan Kementrian Keuangan,
PT PII, Kementrian Keuangan Keuangan Kementrian Agraria
Keuangan Dan Tata Ruang,
Kementrian
PPN/Bappenas

Komitmen Komitmen Komitmen


Pemerintah: Pemerintah: Pemerintah:
Maksimum 49% biaya US$ 450 Juta US$ 450 Juta
konstruksi proyek

Bab 02 | 33
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Dengan adanya peraturan dan ekosistem yang


dibutuhkan untuk mendorong implementasi KPBU
di Indonesia, telah terdapat beberapa pencapaian
signifikan dalam skema KPBU di Indonesia.

Dalam Proyek Strategis Nasional, salah satu


pencapaian proyek KPBU signifikan yang terjadi
di Semester I 2019 adalah terpilihnya pemenang
Badan Usaha KPBU untuk proyek Kereta Api
Makassar-Parepare pada bulan Februari 2019 dan
tercapainya Financial Close proyek SPAM Semarang
Barat pada bulan Mei 2019.

KPPIP terus mendorong pencapaian proyek KPBU,


khususnya Proyek Strategis Nasional yang masih
dalam tahap penyiapan dan transaksi. Berikut ini
adalah daftar Proyek Strategis Nasional dengan
skema KPBU dalam tahap penyiapan dan transaksi.

34 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Nilai Investasi Status Juni


No Skema Sektor Progres Terakhir
(Rp. Miliar) 2019

1 PLTSa Jawa Barat PLTSa 3.308 Transaksi dan akan Saat ini JICA, sebagai Transaction
Konstruksi pada Advisor (TA), dalam penyusunan Final
2020 Business Case. Ditargetkan pelaksana-
an PQ dapat dilakukan pada Agustus
2019. Usulan persetujuan prinsip VGF
dari pemprov jabar kepada
Kemenkeu ditargetkan akan
disampaikan pada Juli 2019.

2 PLTSa Makassar PLTSa 1.404 Penyiapan dan Pra-studi kelayakan disusun melalui
akan Konstruksi pendanaan pemerintah Makassar
pada 2020 melalui KEITI, KECC dan GTC. Saat ini
dalam proses revisi oleh KEITI,
ditargetkan selesai Agustus 2019.

3 PLTSa Semarang PLTSa 1.620 Penyiapan dan Pra-Studi Kelayakan didanai oleh KIAT.
akan Konstruksi Kick off meeting untuk penyusunan
pada 2020 OBC dengan PwC telah dilakukan
Januari 2019 dan ditargetkan selesai
pada Juli 2019

4 PLTSa Tangerang PLTSa 1.620 Penyiapan dan Penyusunan OBC sedang dilakukan
Selatan akan Konstruksi oleh KEITI dan telah selesai pada Juni
pada 2020 2019. Dokumen telah difinalisasi dan
Pemkot Tangsel akan memproses
permohonan PDF kepada Kemenkeu
pada Juli 2019

5 Kawasan Industri Kawasan Industri 12.015 Penyiapan dan Studi OBC selesai dan ditinjau pada
Bintuni akan Transaksi Desember 2018. Saat ini sedang
pada 2019 proses pengajuan Project
Development Facility ke Kementerian
Keuangan untuk penyusunan Final
Business Case dan pengadaan
Transaction Advisor.

6 Jakarta Sewerage Sumber Daya Air 70.000 Penyiapan Telah dilakukan technical workshop
System untuk JSS Zona 8 pada 27 Juni 2019

Bab 02 | 35
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

2. Perkembangan Penyusunan
Pengelolaan Terbatas (HPT)
Konsep Hak

Penyediaan infrastruktur oleh pemerintah perlu memperhatikan perencanaan yang efektif


dalam mengalokasi pendanaan. Kebutuhan pendanaan rencana pembangunan infrastruktur
tidak dapat dipenuhi dengan anggaran pemerintah saja. Oleh karena itu, dibutuhkan
adanya pengembangan skema pembiayaan alternatif sebagai sumber dana baru yang
dapat mengurangi beban anggaran pemerintah. Salah satu kebijakan pembiayaan baru
yang dikembangkan oleh KPPIP adalah skema Hak Pengelolaan Terbatas (HPT) atau Limited
Concession Scheme (LCS).

Skema HPT bertujuan untuk monetisasi aset infrastruktur yang sudah beroperasi dan
memiliki pendapatan atau demand yang menarik bagi Badan Usaha. Melalui skema ini,
pemerintah tetap menjadi pemilik aset dan bekerja sama dengan Badan Usaha yang
akan menggunakan keahliannya dalam mengoptimalkan existing assets. Optimalisasi yang
dimaksud dapat berupa pengembangan/ekspansi aset, pengenalan teknologi baru untuk
operasional, dan perbaikan operasional.

Dengan demikian, maka aset infrastruktur existing dapat beroperasi dengan baik, memiliki
standar internasional sehingga dapat bersaing di tingkat regional, dan memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada publik.

Untuk mengakomodasi skema HPT, saat ini sedang dilakukan proses harmonisasi rancangan
Peraturan Presiden tentang HPT. Selain itu, saat ini juga diperlukan revisi Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah untuk
mengakomodir HPT. Tujuan penambahan ini adalah untuk mengakomodir skema HPT
sebagai salah satu opsi dalam pemanfaatan Barang Milik Negara.

36 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Konsesi Proyek Kementerian Opsi Jenis Usulan:


Infrastruktur Teknis/BUMN
KPPIP
1. Kemeterian Teknis/
BUMN mengusulkan
potensi
Fasilitas
2. KPPIP melakukan 1. Penetapan
Penyiapan
evaluasi potensi dan Daftar HPT
Skema Proyek
berdiskusi dengan 2. Pemanfaatan
Kementerian Teknis/ Hasil HPT Transaction
BUMN Advisory)

Proyek Prioritisasi
Infrastruktur Pemanfaatan
SKEMA HAK PENGELOLAAN TERBATAS (HPT)
Hasil HPT

Jenis Hanya untuk


KEKAYAAN NEGARA KEKAYAAN NEGARA
Infrastruktur infrastruktur dalam
DIPISAHKAN (KND) DIPISAHKAN (KND)
adalah Aset daftar Proyek Prioritas
Beroperasi yang dan/ atau daftar
merupakan: Proyek Strategis
Nasional
1. Barang Milik BUMN Kementerian Teknis
Negara 1. Meningkatkan
(BMN) fungsi operasional Proses Perjanjian
Proses
Pengadaan Pengadaan Penyerahan
infrastruktur HPT
2. Kekayaan BMN ke BLU
sejenis
Negara Penyerahan
Penerima
yang 2. Pembiayaan BMN ke K/L
Penerima Konsesi
Dipisahkan infrastruktur Konsesi setelah
konsesi
(KND) lainnya Pembayaran selesai
Pembayaran dan
Perjanjian dan
pendapatan dari
HPT pendapatan
HPT 1)
dari HPT 1)
Catatan:
1. Berdasarkan Perjanjian HPT
BUMN Pemilik Aset 2) Badan Pemilik Umum (Nasional)2)
2. Mekanisme Pemanfaatan diatur melalui
Peraturan Menteri BUMN dengan
mengutamakan sinergi BUMN, Partner
Strategis dan TKDN
3. Mekanisme Pemanfaatan diatur melalui
Peraturan Menteri Keuangan
Berdasarkan Perjanjian HPT 1)

3. Perkembangan Instrumen Keuangan Baru

Pemerintah Indonesia terus mendorong upaya pengembangan alternatif pendanaan


infrastruktur, baik dalam bentuk instrumen pasar keuangan ataupun skema pendanaan
alternatif, dengan tujuan untuk menarik lebih besar partisipasi para investor swasta, sehingga
kebutuhan dana dalam mengimplementasikan target pengembangan infrastruktur dapat
terpenuhi.

Pada Semester I tahun 2019, tepatnya pada 15 April 2019, produk KIK DINFRA dengan
underlying asset Jalan Tol Gempol – Pandaan yang dioperasikan oleh anak perusahaan
PT Jasa Marga, yaitu PT Jasamarga Pandaan Tol, telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
dengan nilai transaksi awal yang mencapai Rp423,5 miliar. Transaksi KIK DINFRA digunakan
untuk membeli sebagian porsi saham PT Jasa Marga Pandaan Tol. Unit penyertaan DINFRA
diperdagangkan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Peraturan BEI No. I-W mengenai
pencatatan KIK DINFRA di BEI dan Peraturan BEI No. II-O mengenai perdagangan KIK DINFRA
di BEI.

Bab 02 | 37
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Selain implementasi KIK DINFRA, KPPIP juga tengah mendukung implementasi potensi
pembiayaan dengan prinsip syariah (Pembiayaan Syariah) untuk Proyek Jalan Tol Trans
Sumatera (JTTS) dan Pembangunan In frastruktur Ketenagalistrikan (PIK) yang masing-
masing proyek dikerjakan melalui penugasan kepada PT Hutama Karya melalui Perpres No.
100 tahun 2014 jo. Perpres No. 117 tahun 2015 dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui
Perpres No. 4 tahun 2016. Untuk dapat mengimplementasikan pembiayaan syariah pada dua
proyek tersebut, dibutuhkan klarifikasi dari para pemangku kepentingan terkait, mencakup
Sekretariat Kabinet, Kemenko Bidang Perekonomian, dan Kementerian Keuangan, bahwa
opsi pendanaan untuk kedua proyek melingkup pembiayaan syariah. Pada bulan Mei 2019,
telah disusun Berita Acara Rapat Koordinasi tentang Pembiayaan dengan Prinsip Syariah
untuk Proyek Jalan Tol Trans Sumatera dan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
yang menyepakati bahwa ruang lingkup opsi pendanaan kedua proyek tersebut termasuk
dengan pembiayaan syariah.

Kemudian, KPPIP juga tengah mengkaji skema pembiayaan alternatif bersama dengan Asian
Development Bank (ADB) berupa Debt Service Reserve Account (DSRA). DSRA merupakan suatu
pooling fund yang bertujuan untuk memberikan jaminan pada suatu proyek terhadap resiko
kegagalan pembayaran hutang. Skema pembiayaan alternatif ini nantinya diutamakan
untuk proyek yang tidak terlalu layak secara finansial agar dapat memperoleh pendanaan
dengan biaya modal yang murah memanfaatkan DSRA sebagai credit enhancement yang
dapat meningkatkan kelayakan proyek secara finansial. Berdasarkan hasil analisis awal
yang telah dilakukan oleh KPPIP, untuk mengakomodasi skema ini, disimpulkan bahwa
dana DSRA perlu dikelola oleh sebuah Badan Layanan Umum (BLU). Namun, untuk dapat
mengimplementasikan skema ini, KPPIP masih akan mengkaji dan membahas lebih lanjut
dengan pemangku kepentingan terkait, khususnya terkait dengan aspek kelembagaan,
penyesuaian peraturan, hingga cakupan penjaminan, mempertimbangkan saat ini telah
ada PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) yang memiliki fungsi untuk memberikan
jaminan politik atas penyediaan proyek infrastruktur.

38 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Secara berkala, KPPIP melakukan monitoring terhadap perkembangan alternatif pendanaan


infrastruktur, sebagaimana ditunjukan dalam tabel di bawah ini:

No Skema Penjelasan Status Progres

1 Reksa Dana
Terbatas (RDPT)
Instrumen Pasar Modal dalam bentuk
Reksa Dana yang ditawarkan kepada
Sudah diim-
plementasi-
. Sejak 2015-2018, sudah ada lebih
dari 50 produk RDPT dengan nilai
investor terbatas kan
. perkiraan Rp 27 Triliun.
RDPT pada sektor infrastruktur:
Jalan Tol Kanci-Pejagan, Pasuruan-
Probolinggo dan Pejagan Pemalang
(Rp 5 Triliun) oleh Waskita Karya.

2 Dana Investasi Instrumen Pasar Modal dalam bentuk Sudah diim- PT Jasamarga Pandaan Tol (BUJT
Infrastruktur reksa dana untuk diinvestasikan plementasi- Jalan Tol Gempol-Pandaan) telah
(DINFRA) dalam aset infrastruktur kan mengeluarkan DINFRA pada 15 April
2019 dengan target nilai mencapai
Rp779,9 Miliar. Pada saat DINFRA
diluncurkan unit DINFRA telah terjual
hingga Rp423 Miliar.

3 Asset-backed
securitization
Instrumen Pasar Modal dalam bentuk
Obligasi atau surat hutang yang
Sudah diim-
plementasi- .
Telah dikeluarkan oleh:
PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar

.
(KIK EBA) didukung oleh aset finansial seperti kan Rp2 Triliun pada Agustus 2017.
hutang dan sewa PT Indonesia Power sebesar RP4

. Triliun pada September 2017


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
sebesar RP2 Triliun pada Juli 2018

4 Dana Investasi Instrumen Pasar Modal dalam bentuk Sudah diim- Digunakan dalam proyek Solo Grand
Real Estate (DIRE) Reksa Dana untuk diinvestasikan plementasi- Mall
dalam aset real estate kan

5 Global Bond Instrumen Pasar Modal dalam Sudah diim- . Jasa Marga: Rp 4 Triliun, terdaftar di

.
(Komodo Bond) Denominasi Rupiah yang dikeluarkan plementasi- London Stock Exchange (LSE)
oleh institusi Indonesia yang terdaftar kan Wijaya Karya: IDR 5,4 Triliun, terdaftar
diluar negeri. di LSE bulan Januari 2018

6 Perpetual Bond Instrumen Pasar Modal dalam bentuk Sudah diim- PT PP telah menerbitkan perpetual
Obligasi tanpa tanggal jatuh tempo plementasi- bond senilai IDR 1 Triliun dengan
kan interest 9,65% per tahun yang akan
meningkat 5% jika PT PP tidak
menggunakan opsi beli kembali pada
3 tahun.

Bab 02 | 39
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

No Skema Penjelasan Status Progres

7 Municipal Bond Instrumen Pasar Modal dalam bentuk Sudah diim- Dasar legal untuk telah dibentuk pada
Obligasi yang dikeluarkan oleh plementasi- akhir 2017 (Peraturan OJK No. 61 – 63
Pemerintah Daerah kan 2017). Saat ini, provinsi yang berpotensi
untuk mengeluarkan obligasi tersebut
adalah Jawa Tengah, Jawa Barat dan
DKI Jakarta

8 Green Bond Instrumen Pasar Modal dalam bentuk


Obligasi untuk diinvestasikan dalam
Sudah diim-
plementasi-
. Indonesia menjual Global Green
Bond senilai US$1,25 miliar AS dibulan

.
bisnis ramah lingkungan kan Februari 2018.
Indonesia menerbitkan Global Sukuk
dengan nilai US$740 juta, 3.9% dan
Regular Sukuk dengan nilai US$1,25
miliar, 4,45% pada Februari 2019.

40 | Bab 02
Laporan KPPIP Semester 1 2019

KPPIP
Pencapaian
03.
Bab
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

42 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

I Dukungan
Penyiapan Proyek
1. Dukungan Penyiapan Transaksi Proyek Kereta
Api Purukcahu - Bangkuang
Proyek Kereta Api Purukcahu – Bangkuang di Kalimantan Tengah merupakan proyek kereta
api swasta yang membentang sepanjang 425 km dan terdiri dari 12 stasiun. Trase kereta
api tersebut melewati beberapa pembangkit listrik, area pertambangan dan bermuara
pada pelabuhan sehingga diharapkan proyek ini dapat mengakomodasi permintaan jasa
transportasi batu bara yang berada di Kalimantan Tengah secara lebih efisien dan ekonomis.

Dalam mendukung pelaksanaan Proyek Kereta Api Purukcahu – Bangkuang, KPPIP bersama
Kementerian Keuangan telah melakukan upaya percepatan dengan membantu Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah dalam penyiapan proyek agar target financial close dan
groundbreaking dapat dilakukan pada kuartal IV 2019.

Upaya percepatan dilakukan KPPIP dengan melaksanakan pendampingan secara berkala


terhadap tahap-tahap penyiapan proyek bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Fokus utama pada tahap penyiapan proyek ini adalah permohonan surat jaminan pemerintah
pusat sesuai PMK No. 60 Tahun 2017 dan penyelesaian Coal Transport Agreement (CTA).
Terkait hal tersebut, KPPIP membantu dalam memprioritaskan rencana aksi dan penyusunan
jadwal kegiatan untuk mencapai target di kuartal IV 2019 sebagai acuan para pemangku
kepentingan dalam melaksanakan percepatan penyiapan proyek sesuai kewenangannya.

Dalam rangka pemenuhan persyaratan permohonan surat jaminan pemerintah pusat, salah
satu hal yang krusial adalah permasalahan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Trase
dari Proyek Kereta Api Purukcahu – Bangkuang melewati kawasan eksisting perusahaan
pemegang IPPKH, sehingga KPPIP menginisiasi untuk melakukan koordinasi dengan seluruh
pemangku kepentingan untuk mendapatkan kesepakatan bersama terkait luas kawasan
IPPKH yang dipegang perusahaan yang terdampak oleh trase.

Bab 03 | 43
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

2. Dukungan Transaksi Proyek KPBU SPAM


Semarang Barat

Proyek KPBU SPAM Semarang Barat merupakan salah satu proyek KPBU dengan total nilai
investasi sebesar Rp 1.190.999.000.000, termasuk dukungan pemerintah dalam bentuk
dukungan kelayakan (Viability Gap Fund). Dengan terlaksananya proyek KPBU SPAM
Semarang Barat, diharapkan kebutuhan air minum pada 31 kelurahan di 3 kecamatan
dengan estimasi 60.000 keluarga dapat terpenuhi dan krisis air bersih di Kota Semarang
dapat teratasi. Keberhasilan pelaksanaan proyek KPBU SPAM Semarang Barat juga akan
menjadi tolak ukur dan panduan pelaksanaan proyek KPBU SPAM lainnya di Indonesia.

Dalam mendukung pelaksanaan proyek KPBU SPAM Semarang Barat, KPPIP bersama
dengan PDAM Tirta Moedal, PT SMI, dan PT IIF telah melakukan percepatan pelaksanaan
proyek agar target financial close dan groundbreaking dapat dilakukan pada Kuartal I 2019
yang sebelumnya ditargetkan pada awal Kuartal II 2019. Upaya percepatan dilaksanakan
dengan menentukan tahapan krusial dalam proses lelang dimana telah disepakati bersama
oleh para pemangku kepentingan bahwa tahapan awal yang akan dipercepat adalah target
penandatanganan Perjanjian KPBU.

KPPIP mendukung upaya percepatan tersebut dengan melakukan sosialisasi dan koordinasi
dengan Pemerintah Kota Semarang untuk mendapatkan komitmen dukungan terkait hal-hal
yang dapat menentukan keberhasilan percepatan, seperti dalam hal perizinan pemasangan
pipa di jalan tol dan dukungan keuangan. Dengan koordinasi yang baik antara semua
pihak, proyek SPAM Semarang Barat dapat mencapai tahap penandatanganan Perjanjian
KPBU pada bulan November 2018, dan sejak saat itu telah memasuki periode pemenuhan
persyaratan financial close baik dari sisi PJPK maupun dari sisi Badan Usaha Pelaksana.
Waktu yang diberikan adalah selama enam (6) bulan.

Oleh karena itu, sejak awal tahun 2019, KPPIP berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
memastikan bahwa persyaratan financial close dapat dipenuhi sesuai target waktu, dengan
terlebih dahulu melakukan inventarisasi atas status pencapaian syarat-syarat financial close.
Salah satu hal fokus percepatan yang didukung oleh KPPIP adalah terkait pembebasan lahan
bidang-bidang di lokasi WTP dan Reservoir Manyaran. Berdasarkan masukan dari KPPIP,
pihak Pemerintah Kota Semarang menyiapkan penyerahan pengelolaan dan kepemilikan
lahan-lahan bersangkutan kepada PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. KPPIP juga juga
berkoordinasi dengan BKPM untuk mempercepat proses perizinan untuk izin usaha PT Air

44 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Semarang Barat, salah satunya dengan menggunakan usulan terkait metode yang telah
ada precedent-nya pada proyek air minum di Kota Tangerang. Menjelang financial closing di
bulan Mei 2019, KPPIP juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mempercepat
penerbitan Izin Pembangunan pipa crossing SPAM Semarang Barat di atas jalan tol milik PT Jasa
Marga Tbk di wilayah Kota Semarang, ruas Krapyak-Jatingaleh. Persyaratan tersebut menjadi
tanggung jawab PJPK dan dibutuhkan oleh Badan Usaha Pelaksana untuk memastikan
proses konstruksi setelah groundbreaking dapat berjalan lancar. Dalam upaya percepatan
pembangunan pipa crossing tersebut, KPPIP juga memberikan beberapa masukan termasuk
pertimbangan hukum yang menjadi dasar pembebasan biaya peletakan atau crossing pipa
di wilayah ruang milik jalan tol. Berdasarkan masukan dari KPPIP, pihak Pemerintah Kota
Semarang telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR yang pada akhirnya berhasil
mendorong Kementerian PUPR untuk memberikan izin crossing tanpa mengenakan biaya
tambahan kepada PDAM Tirta Moedal.

Sehubungan dengan telah dipenuhinya syarat financial close sesuai target tanggal efektif
pencapaian Financial Close pada 22 Mei 2019, maka dilaksanakan kegiatan seremoni
Financial Close pada 22 Mei 2019. Acara tersebut dihadiri oleh Walikota Semarang, Direktur
Utama PDAM Kota Semarang selaku PJPK, Direktur Utama PT Air Semarang Barat selaku
Badan Usaha Pelaksana, Direktur Sektor SDA KPPIP sebagai salah satu pembicara mewakili
Ketua Tim Pelaksana KPPIP, dan pihak-pihak terkait.

Bab 03 | 45
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

II
Pengembangan Skema
Pendanaan Proyek
Dukungan Penyiapan Proyek untuk PLTSa Legok
Nangka Regional Jawa Barat, PLTSa Tangerang
Selatan, PLTSa Semarang, PLTSa Makassar dan
PLTSa Manado Regional Sulawesi Utara melalui
Kerjasama dengan Lembaga Internasional
KPPIP mendukung pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di
delapan kota yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Proyek Prioritas. Pada
tahun 2018, telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2018 sebagai landasan hukum
dalam upaya percepatan pembangunan proyek PLTSa di dua belas kota yaitu Palembang, DKI
Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya,
Makassar, Manado dan Bali.

Sejak tahun 2018, KPPIP mendukung proyek-proyek PLTSa yang masih dalam tahap
penyiapan yaitu PLTSa Legok Nangka Regional Jawa Barat, PLTSa Tangerang Selatan, PLTSa
Makassar, PLTSa Semarang, dan PLTSa Manado Regional Sulawesi Utara melalui kerjasama
dengan lembaga internasional untuk penyusunan dokumen Outline Business Case (OBC)
untuk penentuan skema pendanaan dan Final Business Case (FBC) untuk tahapan pemilihan
Badan Usaha.

Dokumen OBC untuk proyek PLTSa Tangerang Selatan dan PLTSa Makassar disusun oleh Korea
Environmental Industry & Technology Institute (KEITI) Korea Selatan berdasarkan kerjasama
antara KEITI dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Penyusunan dokumen
OBC PLTSa Tangerang Selatan dan PLTSa Makassar dilakukan sejak akhir tahun 2018. Pada
tahun 2019, rancangan dokumen OBC PLTSa Tangerang Selatan dan PLTSa Makassar telah
selesai disusun oleh pihak KEITI. KPPIP mendukung dalam upaya penyempurnaan dokumen
OBC, penentuan teknologi yang digunakan dan penentuan skema pendaanan untuk PLTSa
Tangerang Selatan dan PLTSa Makassar, yaitu KPBU. Pada Mei 2019, telah diadakan market
sounding untuk PLTSa Tangerang Selatan. Sedangkan market sounding untuk PLTSa Makassar
akan dilaksanakan pada Agustus 2019.

46 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

KPPIP dengan Kemitraan Indonesia Australia


untuk Infrastruktur (KIAT) bekerja sama untuk
memberikan fasilitas dukungan kepada Pemerintah
Kota Semarang, sebagai Penanggung Jawab Proyek
Kerjasama (PJPK) PLTSa Semarang, dalam rangka
penyusunan Studi Pendahuluan, penetapan
skema pendanaan, dan penyusunan OBC untuk
Proyek PLTSa Semarang. Pada Januari 2019, telah
dilaksanakan kick-off meeting untuk penyusunan
dokumen Studi Pendahuluan dan OBC PLTSa
Semarang oleh tim konsultan terpilih. Saat ini
dokumen OBC PLTSa Semarang sedang disusun
oleh tim konsultan dan direncanakan market
sounding PLTSa Semarang akan dilaksanakan pada
Agustus 2019.

Sejak tahun 2018, KPPIP mendukung pembangunan


proyek PLTSa Legok Nangka Regional Jawa Barat
melalui fasilitasi koordinasi antara Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dengan JICA KPPIP Support
Facility (KPPIP-SF) untuk penyusunan dokumen Final
Business Case (FBC). Pada tahun 2019, Gubernur
Jawa Barat telah menyampaikan surat permohonan
Project Development Facility (PDF) kepada Menteri
Keuangan dan Menteri Keuangan telah memberikan
persetujuan atas pemberian fasilitas PDF untuk
proyek PLTSa Legok Nangka Regional Jawa Barat
berupa penyiapan proyek dan pendampingan
transaksi melalui kerjasama dengan JICA pada April
2019. Saat ini dokumen FBC sedang disusun oleh
tim JICA. KPPIP mendukung fasilitasi koordinasi
antara JICA dengan kementerian/lembaga, seperti
Kementerian Keuangan, Kementerian LHK dan
PLN, dalam penyusunan dokumen FBC sehingga
proyek PLTSa Legok Nangka siap untuk dilelangkan.
Finalisasi dokumen FBC ditargetkan selesai pada Juli
2019 dan tahap pra-kualifikasi dapat dilaksanakan

Bab 03 | 47
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

III Pemantauan dan


Debottlenecking Proyek

1. Beroperasinya Jalan Tol Trans Sumatera Ruas


Bakauheni – Terbanggi Besar
Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)
yang direncanakan membentang dari utara sampai selatan Pulau Sumatera menghubungkan
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai Provinsi Lampung. Ruas ini terletak di Lampung
dengan panjang total 140 km. Ruas ini terbagi kedalam empat paket: (1) Paket I: Bakauheni
– Sidomulyo; (2) Paket II: Sidomulyo - Kotabaru; (3) Paket III: Kotabaru – Metro; (4) Paket
IV: Metro – Terbanggi Besar. Ruas ini akan menjadi akses utama dari dan ke Pelabuhan
Bakauheni.

Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar telah diresmikan pada 8 Maret 2019, untuk beroperasi
penuh pada seluruh seksinya. Saat ini, ruas ini merupakan jalan tol terpanjang yang
beroperasi di Indonesia. Sebelumnya, sejak tahun 2018, jalan tol ini baru mengoperasikan
ruasnya sepanjang sekitar 13,9 km yaitu dari sepanjang Pelabuhan Bakauheni hingga
Interchange (IC) Bakauheni dan Lematang-Kotabaru. Dengan beroperasi secara penuh, jalan
tol ini diharapkan dapat secara signifikan mempercepat distribusi barang dan orang yang
tiba di Sumatera melalui pelabuhan Bakauheni, mengingat Pelabuhan Bakauheni adalah
salah satu pelabuhan utama yang menghubungkan Jawa dengan Sumatera.

Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar merupakan bagian dari Proyek Prioritas. Oleh karena
itu, KPPIP secara intensif melakukan berbagai upaya monitoring dan debottlenecking terhadap
proyek ini, termasuk kunjungan langsung ke jalan tol tersebut.

48 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

2. Beroperasinya Jalan Tol Pasuruan


Probolinggo dan Pandaan – Malang

Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo dan Pandaan – Malang merupakan bagian dari Proyek
Strategis Nasional yang berada di Jawa Timur. Kedua Jalan Tol ini diharapkan dapat
meningkatkan konektivitas sehingga dapat mendukung arus logistik dan juga industri di Jawa
Timur. Selain itu, Jalan Tol Pasuran – Probolinggo juga merupakan bagian dari jaringan Jalan
Tol Trans Jawa yang menghubungkan Pulau Jawa dari Pelabuhan Merak hingga Banyuwangi.

Jalan Tol Pasuruan - Probolinggo sepanjang 31,3 km, telah resmi beroperasi sejak 10 April
2019. Secara total, ruas dengan nilai investasi mencapai Rp3,551 Triliun ini memiliki panjang
45 km sehingga saat ini masih menyisakan sekitar 12,7 km yang masih dalam proses
pengadaan tanah dan konstruksi. Ruas ini diharapkan akan terhubung dengan Jalan Tol
Probolinggo – Banyuwangi pada tahun 2020.

Selanjutnya, Jalan Tol ruas Pandaan – Malang telah diresmikan untuk beroperasi pada tanggal
13 Mei 2019. Untuk tahap pertama, ruas yang diresmikan adalah ruas seksi 1-3 sepanjang
30,6 km. Sedangkan untuk seksi 4-5 sepanjang 7,9 kilometer, saat ini pembangunannya
masih dalam tahap konstruksi yang ditargetkan dapat selesai akhir tahun ini. Keberadaan
jalan tol ini diharapkan dapat mempercepat mobilitas orang, barang, dan jasa sehingga
bisa mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan wisata di kawasan Malang Raya. Seperti
diketahui, Jalan Tol Pandaan-Malang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional yang
dibangun dengan biaya investasi Rp5,9 triliun. Jalan tol Pandaan-Malang terdiri dari lima
seksi yang terbagi menjadi 5 seksi: Seksi 1 Pandaan-Purwodadi sepanjang 15 km; Seksi
2 Purwodadi-Lawang sepanjang 8 km; Seksi 3 Lawang-Singosari sepanjang 7 km; Seksi 4
Singosari-Pakis sepanjang 4 km; dan Seksi 5 Pakis-Malang sepanjang 4 km.

3. Debottlenecking Pencapaian Financial Close


Pembangkit Listrik IPP dengan Total Kapasitas
2.035 MW

Dalam rangka percepatan pembangunan Program 35.000 MW, KPPIP melakukan pemantauan
dan debottlenecking pembangkit IPP yang sudah menandatangani Power Purchase Agreement
(PPA) untuk mencapai Financial Close (FC). Sejak tahun 2016 hingga Mei 2019, KPPIP secara
aktif telah berhasil mendorong pembangkit IPP untuk mencapai Financial Close dengan

Bab 03 | 49
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

total kapasitas 12.185 MW. Pada tahun 2019, KPPIP


berhasil mendorong 2 pembangkit IPP dengan
total kapasitas 500 MW. Hingga saat ini terdapat
sejumlah pembangkit IPP dengan total kapasitas
9.490 MW yang belum mencapai Financial Close
karena terhambat akibat permasalahan seperti
perizinan dan pengadaan lahan yaitu 2.625 MW,
pemenuhan validity conditions yaitu 4.465 MW,
proses ulang seleksi mitra dan persetujuan mitra
untuk skema penugasan anak perusahaan PT PLN
yaitu 2.400 MW.

Dalam upaya percepatan pencapaian Financial Close


pembangkit IPP, KPPIP melakukan pemantauan dan
fasilitasi koordinasi antara pengembang IPP dengan
kementerian/lembaga terkait dukungan dalam
proses penerbitan perizinan, pengadaan tanah
dan pemenuhan validity conditions. Berdasarkan
hasil pemantauan dan koordinasi dengan PT PLN
pada Mei 2019, terdapat pemunduran target
Commercial Operation Date (COD) untuk 2.200 MW
PLTU Mulut Tambang dengan skema penugasan
anak perusahaan PT PLN. Pemunduran target
COD tersebut sesuai dengan RUPTL 2019 – 2028
berdasarkan dengan kebutuhan sistem kelistrikan
di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

4. Duntuk
ebottlenecking
Perolehan Izin
Lingkungan Wilayah
Konservasi Hutan untuk
Konstruksi Proyek
Palapa Ring KPBU Paket
Timur

50 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Dalam rangka pemerataan akses telekomunikasi


di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar),
Kementerian Komunikasi dan Informatika, melalui
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika
(BAKTI), membangun sarana infrastruktur
telekomunikasi yang salah satunya adalah proyek
Palapa Ring Broadband. Palapa Ring Broadband
adalah proyek pembangunan jaringan serat optik
di 57 kabupaten/kota yang merupakan daerah
terpencil dengan kontur geografis yang sulit serta
potensi pengguna yang relatif kecil, sehingga dapat
tercipta tulang punggung sistem telekomunikasi
nasional yang menjangkau seluruh 514 kabupaten/
kota di Indonesia. Proyek ini dibagi menjadi 3 (tiga)
paket, yaitu Paket Barat, Paket Tengah, dan Paket
Timur.

Hingga saat ini, Paket Barat dan Paket Tengah telah


selesai dan beroperasi sejak Maret dan Desember
2018. Satelit paket tersebut juga telah diluncurkan
pada 20 Maret 2019. Sedangkan untuk Paket
Timur, saat ini konstruksi telah mencapai 96%.
Pembangunan Paket Timur mengalami kendala
karena belum terbitnya Izin Lingkungan dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(LHK) untuk kegiatan penggelaran kabel laut yang
melewati kawasan konservasi, yaitu pada Laut
Sawu dan Selat Pantar.

Untuk mendukung agar proyek dapat diselesaikan


sesuai target, KPPIP telah mengeskalasi isu
terkait dan menyelenggarakan sejumlah forum
pembahasan dengan pemangku kepentingan
utama, seperti Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian LHK dan BAKTI. Melalui
berbagai pembahasan tersebut, disepakati
penerbitan surat tentang persetujuan pengecualian

Bab 03 | 51
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

AMDAL untuk kawasan konservasi (Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Laut Sawu, Selat
Pantar dan Taman Nasional Lorentz) yang dilalui oleh Palapa Ring Paket Timur, sehingga
selanjutnya dapat dilakukan proses pembaharuan Izin Lingkungan.

Selain membantu memastikan proses pembaharuan Izin Lingkungan, KPPIP juga akan
mendukung dalam pemenuhan kebutuhan penerbitan Izin Lokasi Perairan untuk seluruh
paket Palapa Ring. Izin Lokasi Perairan akan diterbitkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

5. Pemantauan
Jakarta
dan Debottlenecking MRT

MRT Jakarta adalah transportasi umum yang akan membantu menyelesaikan masalah ke-
macetan, meningkatkan mobilitas penduduk ibukota, mengurangi emisi karbon dan men-
ciptakan lapangan kerja baru di DKI Jakarta. Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di
ibukota untuk meningkatkan fasilitas transportasi umum dan mengurangi kemacetan di Ja-
karta. Tahap pertama dari proyek ini terdiri dari 2 fase: (1) Lebak Bulus - Bundaran HI dan (2)
Bundaran HI - Kampung Bandan.

Pada semester I 2019, hal yang menjadi fokus utama Proyek MRT DKI Jakarta Jalur Utara –
Selatan Fase 1 adalah target peresmian MRT Jakarta Jalur Lebak Bulus – Bundaran HI dan
juga aspek teknis operasional. Untuk memastikan kesiapan operasional dari MRT Jakarta,
KPPIP melakukan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang terkait termasuk
PT MRT Jakarta terkait persiapan kegiatan peresmian oleh Presiden pada tanggal 24 Maret
2019 dan kesiapan operasional meliputi penetapan subsidi tarif MRT Jakarta oleh Gubernur
DKI Jakarta, sertifikasi operasional sarana MRT oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian,
Kementerian Perhubungan, kesiapan instrumen persinyalan dan aspek teknis lainnya.

Sejak resmi beroperasi pada tanggal 24 Maret 2019, tercatat bahwa jumlah penumpang
rata-rata di 3 (tiga) minggu pertama telah mencapai 82.000 penumpang. Terlepas dari animo
masyarakat yang cukup antusias, KPPIP juga melakukan evaluasi operasional setelah jangka
waktu 1 bulan operasi. KPPIP menyusun kajian awal dengan melakukan observasi langsung
dan pengumpulan data dari stakeholder meeting yang digunakan sebagai masukan saran
kepada PT MRT Jakarta untuk peningkatan layanan sebagai penyedia sistem transportasi
massal di Jakarta.

Berdasarkan hasil evaluasi KPPIP, masih terdapat beberapa catatan terkait kendala
operasional diantaranya dari aspek sarana, prasarana dan lainnya. Dari ketiga aspek

52 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

tersebut berikut adalah beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan;


a. Headway kereta yang masih mencapai 10 menit disebabkan oleh 8 kereta yang belum
tersertifikasi dari Direktorat Jenderal Pekeretaapian, Kementerian Perhubungan;
b. Kartu Multi Trip (KMT) yang belum dapat digunakan secara resmi, sehingga calon
penumpang hanya dapat menggunakan kartu single trip ataupun kartu keluaran
bank.
c. Kurangnya sumber daya manusia di stasiun pada saat jam operasional.

6. Percepatan Konstruksi Pelabuhan Patimban


Proyek Pelabuhan Patimban mencakup pengembangan pelabuhan dengan terminal kontainer
dan perkiraan kapasitas sebesar 7,5 juta TEU. Perkiraan kapasitas mempertimbangkan
potensi pertumbuhan demand di wilayah timur Jawa Barat. Pembangunan pelabuhan ini
merupakan strategi Pemerintah untuk mengatasi kelebihan kapasitas di Pelabuhan Tanjung
Priok. Pembangunan Pelabuhan Patimban ini diharapkan juga dapat menjadi stimulator
pengembangan wilayah di daerah Subang.

Sejak bulan Maret 2019, KPPIP telah melakukan upaya debottlenecking di dalam aspek
pengadaan tanah. Setelah menghadiri beberapa rapat dengan seluruh pemangku
kepentingan pada Proyek Pelabuhan Patimban, KPPIP melakukan inventarisasi isu utama
dalam pengadaan tanah. Pada awal bulan April 2019, KPPIP mengadakan rapat koordinasi
dan membantu dalam penyusunan rencana aksi serta target pencapaian. Hingga bulan
Juni 2019, terdapat beberapa pencapaian KPPIP dalam melakukan pemantauan dan
debottlenecking masalah pengadaan tanah diantaranya;
a. Perpanjangan Penetapan Lokasi Proyek Pelabuhan Patimban oleh Gubernur Jawa
Barat untuk keberlanjutan proses pembayaran UGK pengadaan tanah.
b. Kesepakatan dari pengusaha ternak ayam sebagai pemilik lahan di area jalan akses
untuk dilakukan relokasi ke luar area pelabuhan agar pekerjaan konstruksi jalan
akses dapat dilanjutkan.
c. Surat pernyataan Badan Pertanahan Nasional tentang tanah bekas Hak Guna
Usaha PT Laksana Dinamika sebagai tanah negara secara resmi agar dapat segera
dilakukan pembayaran ganti untung kepada penggarap di atas tanah tersebut.

Bab 03 | 53
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

54 | Bab 03
Bab
Laporan KPPIP Semester 1 2019 04.

Daftar Proyek
Prioritas
KPPIP
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

56 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Bab 04 | 57
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Peta Sebaran Pro

Ketenagalistrikan Kereta Api Air dan Sanitasi Telekomunikasi Inla

58 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

oyek Prioritas KPPIP

and Waterways Jalan dan Jembatan Pelabuhan Energi Tanggul Laut

Bab 04 | 59
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Ringkasan Daftar Proyek Prioritas


Sesuai dengan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No. 5/2017

Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)

1 Jalan Tol Balikpapan - Samarinda BPJT & PUPR 9.970 KPBU Kalimantan Timur

2 Jalan Tol Manado - Bitung BPJT & PUPR 5.120 KPBU Sulawesi Utara

3 Jalan Tol Serang - Panimbang BPJT & PUPR 5.330 KPBU Banten

4A Jalan Tol Medan - Binjai BPJT & PUPR 2.500 Penugasan BUMN Sumatera Utara

4B Jalan Tol Palembang - Indralaya BPJT & PUPR 3.300 Penugasan BUMN Sumatera Selatan
J ALAN DAN J EMBATAN

4C Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar BPJT & PUPR 16.700 Penugasan BUMN Lampung

4D Jalan Tol Pekanbaru - Dumai BPJT & PUPR 16.200 Penugasan BUMN Riau

4E & Jalan Tol Terbanggi Besar - Pematang Lampung dan


BPJT & PUPR 43.900 Penugasan BUMN
4F Panggang - Kayu Agung Sumatera Utara

Jalan Tol Palembang - Tanjung


4G BPJT & PUPR 14.200 Penugasan BUMN Sumatera Selatan
Api-Api

4H Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi BPJT & PUPR 13.400 Penugasan BUMN Sumatera Utara

Jalan Tol Binjai - Langsa, Langsa -


Sumatera Utara
4I-L Lhokseumawe, Lhokseumawe - Sigli & BPJT & PUPR 75.138 Penugasan BUMN
dan Aceh
Sigli - Banda Aceh

Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang


4M & - Payakumbuh - Bukit Tinggi & Bukit Riau dan Sumatera
BPJT & PUPR 78.090 Penugasan BUMN
4N Tinggi - Padang Panjang - Lubuk Barat
Alung - Padang

Jalan Tol Tebing Tinggi - Pematang


4O BPJT & PUPR 19.778 Penugasan BUMN Sumatera Utara
Siantar - Prapat Tarutung - Sibolga

5 Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi BPJT & PUPR 21.072 KPBU Jawa Timur

D.I. Yogyakarta dan


6 Jalan Tol Yogyakarta - Bawen BPJT & PUPR 12.140 KPBU
Jawa Tengah

60 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)

APBN dan APBD


PT Mass Rapid
7 MRT Jakarta Jalur Utara - Selatan 39.500 dengan Pinjaman DKI Jakarta
Transit Jakarta
Luar Negeri

Kereta Ekspres Bandara Soekarno Kementerian DKI Jakarta dan


8 24.500 KPBU
- Hatta Perhubungan Banten

Kementerian
9 Kereta Api Makassar - Parepare 8.250 APBN dan KPBU Sulawesi Selatan
Perhubungan
TR ANSP O R T A S I

PT Kereta Api
10 Kereta Api Kalimantan Timur 53.300 Swasta Kalimantan Timur
Borneo

Kementerian
11 Light Rail Transit Sumatera Selatan 12.500 Penugasan BUMN Sumatera Selatan
Perhubungan

Light Rail Transit Jakarta, Bogor, Kementerian DKI Jakarta dan


12 23.000 Penugasan BUMN
Depok dan Bekasi Perhubungan Jawa Barat

Pelabuhan Hub Internasional Kementerian Penugasan


13 30.000 Sumatera Utara
Kuala Tanjung Perhubungan BUMN

Pelabuhan Hub Internasional PT Pelabuhan


14 34.000 BUMN dan Swasta Sulawesi Utara
Bitung Indonesia IV

APBN dengan
Kementerian Pinjaman Luar
15 Pelabuhan Patimban 43.200 Jawa Barat
Perhubungan Negeri, APBD dan
Swasta

Inland Waterways/Cikarang- PT Pelabuhan DKI Jakarta dan


16 3.400 KPBU
Bekasi-Laut Indonesia II Jawa Barat

Penyelenggaraan Perkeretaapian
Pemerintah
Umum di Wilayah Provinsi DKI
17 Provinsi DKI 7.345 Penugasan BUMD DKI Jakarta
Jakarta/Light Rail Transit (LRT) DKI
Jakarta
Jakarta

Nilai
Penanggung Skema Lokasi
TELEKOMUNIKASI

No Nama Proyek Investasi


Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)

18 Palapa Ring Broadband Kementerian 5.840 KPBU Seluruh


Komunikasi dan Indonesia
Informatika

Bab 04 | 61
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)

KPBU dengan IPP PT


Central Java Power Plant (PLTU PT Perusahaan
19 40.000 Bhimasena Power Jawa Tengah
Batang) Listrik Negara
Indonesia

APBN dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap PT Perusahaan
20 27.000 Pinjaman Luar Jawa Barat
(PLTU) Indramayu Listrik Negara
Negeri

Sumatera Selatan,

Jambi, Riau,
Pembangkit Listrik Tenaga Uap PT Perusahaan Penugasan BUMN
KE T EN A GA L I ST R I KA N

21 210.860 Kalimantan Timur


(PLTU) Mulut Tambang Listrik Negara dan IPP
dan Kalimantan

Tengah

Riau, Bangka

Belitung, Banten,

Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa

Timur, Kalimantan

Tengah,

Kalimantan Timur,

Kalimantan

Pembangkit Listrik Berbasis PT Perusahaan Penugasan BUMN Utara, Sulawesi


22 302.120
Tenaga Gas Listrik Negara dan IPP Tengah, Sulawesi

Selatan, Sulawesi

Tenggara, Nusa

Tenggara Barat,

Nusa Tenggara

Timur, Maluku,

Maluku Utara,

Papua dan Papua

Barat

Central-West Java Transmission PT Perusahaan Jawa Tengah dan


23 7.640 BUMN
Line 500 kV Listrik Negara Jawa Barat

PT Perusahaan Penunjukan BUMN


24 Transmisi Sumatera 500 kV 24.400 Pulau Sumatera
Listrik Negara dan Swasta

62 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)

Penugasan PT

25 Kilang Minyak Bontang PT Pertamina 197.580 Pertamina dengan Kalimantan Timur

Kerjasama Swasta

Penugasan PT

26 Kilang Minyak Tuban PT Pertamina 199.300 Pertamina dengan Jawa Timur

Kerjasama Swasta

Jawa Tengah,

27 Revitalisasi Kilang Eksisting (RDMP) PT Pertamina 246.220 Penugasan BUMN Jawa Barat, dan

Kalimantan Timur
ENERGI

Kementerian

Pengembangan Lapangan Abadi Energi dan


28 289.900 Swasta Maluku
Wilayah Kerja Masela Sumber Daya

Mineral

Pengembang Lapangan Kementerian

Gendalo, Maha, Gandang, Gehem Energi dan


29 124.800 Swasta Kalimantan Timur
& Bangka (Indonesia Deepwater Sumber Daya

Development Project/IDD) Mineral

Kementerian

Energi dan
30 Proyek Tangguh LNG Train 3 104.000 Swasta Papua Barat
Sumber Daya

Mineral

Kementerian
Pengembangan Lapangan
Energi dan
31 Unitisasi Gas Jambaran - Tiung 26.728 BUMN Jawa Timur
Sumber Daya
Baru
Mineral

Bab 04 | 63
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)

Sistem Penyediaan Air Minum PDAM Kota


32 1.191 KPBU Jawa Tengah
(SPAM) Semarang Barat Semarang
A IR D A N SAN ITASI

APBN dengan

Pinjaman Luar

Negeri (Zona

Pemerintah 1 dan 6), Potensi

33 Jakarta Sewerage System Provinsi DKI 70 KPBU (Zona 2, 4+10, DKI Jakarta

Jakarta 5, 8, dan 9), serta

Potensi KPBU/

Hutang (Zona

lainnya)

Pemerintah
APBN, APBD, BUMN,
34 Tanggul Laut Fase A Provinsi DKI 2.400 DKI Jakarta
BUMD dan Swasta
Jakarta

Sistem Penyediaan Air Minum


35 PDAM Way Rilau 700 KPBU Lampung
(SPAM) Lampung

Sistem Penyediaan Air Minum DKI Jakarta dan


36 Perum Jasa Tirta II 1.670 KPBU
(SPAM) Jatiluhur Jawa Barat

Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
ENERGI ASAL SAMPAH

(Rp Milyar)

DKI Jakarta,

Tangerang,

Pemerintah Bandung,
KPBU, Swasta
Energi Asal Sampah Provinsi atau Surakarta,
37 19.746 dan Penugasan
Kota-Kota Besar Pemerintah Kota Semarang,
BUMN
Terkait Surabaya,
Makassar, dan
Denpasar

64 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

I Status Proyek Prioritas


Sektor Jalan dan Jembatan

1. JALAN TOL BALIKPAPAN – SAMARINDA

Nilai Investasi Rp9,97 Triliun

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi Kalimantan Timur

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2017

Target Operasi 2019

DESKRIPSI PROYEK
Jalan Tol Balikpapan – Samarinda membentang sepanjang 99 km dari Kota Samarinda hingga
Bandara Internasional Sepinggan di Kota Balikpapan. Jalan tol ini terbagi menjadi 5 seksi dan
direncanakan memiliki dua lajur untuk masing-masing arah.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan jalan tol akan mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri
berbasis kelapa sawit, batubara, migas dan pertanian di kedua kota juga di sepanjang jalan
tol. Proyek jalan tol ini juga akan meningkatkan konektivitas serta mengurangi biaya logistik
dan waktu tempuh antara Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.

STATUS TERAKHIR
Pada Juni 2019, progres konstruksi Jalan Tol Balikpapan – Samarinda telah mencapai 92%,
dimana untuk seksi 1, progres telah mencapai 100%. Untuk kemajuan pengadaan tanah,

Bab 04 | 65
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

saat ini progresnya telah mencapai 99%, dimana pada seksi 3 dan 4 telah mencapai 100%.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Sudah diterbitkan Sudah diterbitkan Telah mencapai 99%

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
KPBU Selesai pada Juni 2016 Konstruksi sebagian Diterbitkan pada 9 Juni 2016
oleh Pemerintah

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Telah Tercapai Telah dimulai pada 2019
2017 (porsi BUJT)

Telah dimulai
pada 2016 (porsi
Pemerintah)

SKEMA PENDANAAN
Jalan Tol Balikpapan - Samarinda menggunakan skema pendanaan Supported-Build-Operate-
Transfer dimana Pemerintah membangun sebagian seksi jalan tol dan sebagian lainnya
dilelang kepada investor swasta. Adapun porsi Pemerintah adalah pembangunan dari Seksi
I yang memiliki panjang 22,03 km dan Seksi V yang memiliki panjang 11,09 km. Pembiayaan
Seksi I diperoleh dari APBN dan APBD, sementara pembiayaan Seksi V bersumber dari
pinjaman Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar Rp720 Miliar. Seksi II, III dan IV
adalah bagian yang dibangun oleh investor pemenang lelang KPBU, dan direncanakan untuk
dibiayai dengan skema Contractor Pre-financing (CPF) sehingga financial close ditargetkan
setelah konstruksi selesai pada akhir 2019.

66 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

PENGADAAN TANAH
Dengan adanya penambahan Right of Way (ROW), saat ini kemajuan pengadaan tanah secara
umum telah mencapai 99%. Adapun rinciannya sebagai adalah berikut:
• Seksi 1: Balikpapan KM 13 – Samboja (APBD) (99%)
• Seksi 2: Samboja - Muara Jawa (99%)
• Seksi 3: Muara Jawa – Palaran (100%)
• Seksi 4: Palaran – Samarinda (99%)
• Seksi 5: Balikpapan – Bandara Sepinggan (APBN-Pinjaman RRT) (95%)

TINDAK LANJUT
i. Pemantauan kemajuan pengadaan tanah dan konstruksi untuk memastikan Jalan
Tol Balikpapan – Samarinda dapat beroperasi sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
ii. PT Jasa Marga Balikpapan Samarinda (JBS) dan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur mempercepat proses serah terima aset

Bab 04 | 67
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

2. JALAN TOL MANADO – BITUNG

Nilai Investasi Rp5,12 Triliun

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi Sulawesi Utara

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2016

Target Operasi 2019

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan jalan tol sepanjang 39 km ini akan menghubungkan dua kota besar di
Provinsi Sulawesi Utara, yaitu Manado dan Bitung. Proyek ini dibagi menjadi dua seksi: Seksi
I Manado – Airmadidi; Seksi II Airmadidi – Bitung.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan Tol Manado - Bitung ini diharapkan dapat mendukung pengembangan pertumbuhan
ekonomi dan pariwisata di kawasan Manado, Minahasa Utara dan Bitung serta menjadi jalan
akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Pelabuhan Internasional Bitung.

STATUS TERAKHIR
Seksi 1 Ring Road Manado-Sukur-Air Madidi, sepanjang 14 km dikerjakan oleh Kementerian
PUPR dengan progres Seksi 1A sudah mencapai 90,65% dan ditargetkan bisa selesai pada
Oktober 2019, sedangkan Seksi 1B sudah selesai 100% dan ditargetkan beroperasi pada
Oktober 2019. Seksi 2, Airmadidi - Bitung sepanjang 25 km, dikerjakan oleh BUJT PT Jasa
Marga Manado Bitung, dimana seksi ini terbagi menjadi: Seksi 2A Airmadidi – Danowudu
(11,5 km) dengan progres sebesar 87,23%; Seksi 2B Danowudo – Bitung (13,5 km) dengan
progres sebesar 19,37%.

68 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Sudah diterbitkan Tidak diperlukan Telah mencapai 93%

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
KPBU Selesai pada Mei 2016 Konstruksi sebagian Diterbitkan pada 9 Juni 2016
oleh Pemerintah

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Ditargetkan pada tahun Dimulai pada 2019
2019 setelah konstruksi semester II 2017 (porsi
selesai BUJT)

Telah dimulai
pada 2016 (porsi
Pemerintah)

SKEMA PENDANAAN
Jalan Tol Manado – Bitung menggunakan skema pendanaan Supported-Build-Operate-Transfer,
dimana Pemerintah membangun sebagian seksi jalan tol dan sisanya dilelang kepada investor
swasta. Adapun porsi Pemerintah adalah pembangunan Seksi I yang memiliki panjang 14,09
km dengan sumber biaya dari APBN, APBD, dan pinjaman dari Republik Rakyat Tiongkok
(RRT) sebesar Rp1 Triliun. Seksi II yang memiliki panjang 25,5 km merupakan porsi swasta.

Lelang investasi untuk porsi KPBU Jalan Tol Manado - Bitung telah selesai pada Mei 2016,
dimana PT Jasamarga Manado – Bitung terpilih sebagai BUJT untuk membangun ruas
tersebut dengan skema pendanaan KPBU. Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol (PPJT) proyek ini telah dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2016. Selain itu, proyek ini juga
mendapatkan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Selain itu,
telah ditandatangani juga pada tanggal 9 Juni 2016 Perjanjian Penjaminan dan Perjanjian
Regres.

PT Jasa Marga Manado Bitung (JMB) menyampaikan belum adanya kepastian untuk
pembiayaan pembangunan Simpang Susun Sukur. Oleh karena itu, PT JMB mengharapkan
adanya kejelasan mengenai sumber pendanaan dan konstruksi Simpang Susun Sukur.
PENGADAAN TANAH

Bab 04 | 69
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Pada bulan April 2019, rincian progres pengadaan tanah adalah sebagai berikut:
• Seksi 1A: 99,9%; Penetapan Lokasi tambahan: 0%
• Seksi 1B: 100%; Penetapan Lokasi tambahan: 0%
• Seksi 2A: 99,8%; Penetapan Lokasi tambahan: 99,5%
• Seksi 2B: 83,8%; Penetapan Lokasi tambahan: 73%
Secara total, saat ini pembebasan lahan masih tersisa di sekitar 13 km panjang ruas.

TINDAK LANJUT
i. Follow up kepastian pendanaan untuk Simpang Susun Sukur pada APBN TA 2019.
ii. Percepatan penyelesaian DED dari Simpang Susun Sukur oleh Ditjen Bina Marga.

70 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

3. JALAN TOL SERANG – PANIMBANG

Nilai Investasi Rp5,33 Triliun

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi Banten

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2017

Target Operasi 2020

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan jalan tol sepanjang 83,6 km ini bertujuan untuk menyediakan akses ke
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon.
Proyek direncanakan akan terdiri dari tiga seksi: Seksi I Serang – Rangkasbitung; Seksi II
Rangkasbitung - Cileles; Seksi III Cileles – Panimbang.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Selain untuk mendukung pengembangan pariwisata di Tanjung Lesung dan Taman Nasional
Ujung Kulon, jalan tol ini diharapkan dapat mengurangi biaya logistik pengiriman barang
dari kawasan industri di Pandeglang ke pelabuhan di Jakarta dan sebaliknya.

STATUS TERAKHIR
Pada Juni 2019, secara umum progres pengadaan tanah telah mencapai 77% (4.948 dari 6.433
Persil), dimana terdapat penambahan jumlah persil setelah adanya permintaan masyarakat
untuk melakukan pecah sertifikat. Pekerjaan konstruksi baru dimulai pada Seksi 1 dengan
progres saatini telah mencapai 49%, dimana progres ini mengalami kenaikan sebesar 8%
dari progres di bulan Mei 2019.

Bab 04 | 71
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai 2016

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Sudah diterbitkan Tidak diperlukan Telah mencapai 77%

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
KPBU Selesai pada Februari Konstruksi sebagian Diterbitkan pada Februari 2017
2017 oleh Pemerintah

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum tercapai Oktober 2017 Awal tahun 2020

SKEMA PENDANAAN
Jalan Tol Serang – Panimbang telah ditetapkan dalam rapat KPPIP pada bulan Juni 2016,
untuk menggunakan skema KPBU dengan dukungan Pemerintah. Dukungan yang dimaksud
adalah dalam bentuk pembangunan sebagian dan jaminan atas tingkat pendapatan tetap,
agar dapat mencapai tingkat kelayakan yang menarik untuk investor. Saat ini, Konsorsium
PT Wijaya Karya Tbk. PT Pembangunan Perumahan Tbk. dan PT Jababeka Infrastruktur telah
ditetapkan sebagai pemenang lelang investasi dengan skema SBOT. Dukungan Pemerintah
tersebut diberikan dalam bentuk konstruksi Seksi Cileles-Panimbang sepanjang 33 km.

Kemudian, mempertimbangkan arahan Presiden untuk dimulainya konstruksi pada tahun


2018, maka saat ini dukungan konstruksi tersebut direncanakan untuk direalisasikan melalui
penerapan skema AP yang mencakup kegiatan konstruksi dan pemeliharaan jalan tol seksi
Cileles-Panimbang oleh Badan Usaha Jalan Tol lain (BUJ) baru. Namun, karena pertimbangan
berbagai hal, saat ini skema pendanaan untuk seksi Cileles – Panimbang diganti menjadi
melalui pinjaman RRT. Saat ini pengajuan pinjaman sedang dalam proses approval dari RRT.

PENGADAAN TANAH
Saat ini proses musyawarah dan pembayaran terus dilakukan untuk mempercepat proses
pembangunan. Secara umum, kemajuan pengadaan tanah telah mencapai 77%.

Atas hasil evaluasi terakhir, telah diidentifikasi bahwa terdapat kebutuhan penambahan
lahan. Oleh karena itu, Ditjen Bina Marga telah mengirimkan usulan revisi Penetapan
Lokasi kepada Gubernur Banten. Oleh karena itu, apabila diperlukan, akan diadakan rapat

72 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

pembahasan progres revisi Penetapan Lokasi.

TINDAK LANJUT
i. Follow up progres pendanaan seksi Cileles-Panimbang yang akan menggunakan
pinjaman dari RRT.
ii. Mendorong percepatan pengadaan tanah dan revisi Penetapan Lokasi.
iii. Follow up perihal pelepasan aset tanah TNI dengan Kementerian Keuangan.

Bab 04 | 73
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4A. JALAN TOL MEDAN – BINJAI (8 RUAS TRANS


SUMATERA)

Nilai Investasi Rp2,5 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Sumatera Utara

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2015

Target Operasi 2017 (Beroperasi Sebagian)

DESKRIPSI PROYEK
Merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menghubungkan Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam dan Provinsi Lampung, ruas ini dibagi menjadi 3 (tiga) seksi dan
akan berlokasi di Sumatera Utara, menghubungkan Kota Medan dengan Binjai. Ketiga seksi
yang dimaksud adalah: (1) Seksi I: Tanjung Mulia – Helvetia; (2) Seksi II: Helvetia – Semayang;
(3) Seksi III: Semayang – Binjai.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebagai bagian dari jaringan JTTS, ruas ini penting untuk mendukung pergerakan barang
dan orang antara Medan dan Binjai. Proyek ini diharapkan dapat menjadi alternatif jalur
kendaraan sehingga dapat mengurangi beban pada jalur yang sudah ada, mempermudah
akses dan meningkatkan konektivitas. Dengan demikian, ruas tol ini dapat berkontribusi
pada pengembangan kawasan dan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera.

STATUS TERAKHIR
Saat ini, Seksi II dan Seksi III telah beroperasi, sedangkan Seksi I sedang dalam tahap
penyelesaian pengadaan tanah dan pelaksanaan konstruksi. Kemajuan konstruksi untuk
Seksi 1 sampai dengan bulan Juni 2019 mencapai 87%, dan untuk pengadaan tanah Seksi I
saat ini mencapai 77%.

74 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Sudah diterbitkan Sudah diterbitkan Seksi 2 dan 3 telah selesai.

Seksi 1 mencapai 77%

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A Penyertaan Modal 2016
Negara (PMN)

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai Telah dimulai pada Sebagian telah mulai
2015 beroperasi pada
Desember 2017

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Medan – Binjai menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani pada tahun 2014. Pada tahun yang sama,
Pemerintah juga memberikan dukungan berupa PMN kepada PT Hutama Karya untuk
mendukung PT Hutama Karya dalam memenuhi mandat penugasan ini. Struktur pendanaan
ruas ini terdiri dari 70% ekuitas dari PT Hutama Karya (pemenuhannya didukung PMN) dan
30% pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI).

PENGADAAN TANAH
Secara umum, kemajuan pengadaan tanah telah mencapai 93%, dimana Seksi I telah
mencapai 77% sedangkan Seksi II dan Seksi III mencapai 100%. Terkait permasalahan
pada Tanah Stanvas, dari total 471 bidang, saat ini telah dibayarkan 92 bidang dan masih
menyisakan 320 bidang.

TINDAK LANJUT
i. Percepatan pengadaan tanah dan konstruksi untuk Seksi I.
ii. Pemantauan perkembangan dari implementasi pembayaran dengan porsi 70:30.

Bab 04 | 75
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4B. JALAN TOL PALEMBANG – INDRALAYA (8


RUAS TRANS SUMATERA)

Nilai Investasi Rp3,3 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Sumatera Selatan

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2015

Target Operasi 2017 (Beroperasi Sebagian)

DESKRIPSI PROYEK
Ruas ini adalah salah satu ruas dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang terletak di Sumatera
Selatan dengan panjang total 22 Km, dan terbagi kedalam tiga seksi: (1) Seksi I: Palembang –
IC Pemulutan; (2) Seksi II: IC Pemulutan – IC KTM; (3) Seksi III: IC KTM – Simpang – Indralaya.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Ruas ini diharapkan dapat mengakomodasi proyeksi pertumbuhan lalu lintas harian antara
Kota Palembang dengan Indralaya di sisi barat daya Kota Palembang. Adanya jalan tol
ini akan membagi volume kendaraan, mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan dan
mempermudah akses menuju dan dari Indralaya serta Palembang.

STATUS TERAKHIR
Saat ini, ruas Palembang – Indralaya Seksi I telah beroperasi sejak Oktober 2017, sedangkan
untuk Seksi II dan III telah beroperasi penuh sejak Oktober 2018.

76 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Sudah diterbitkan Tidak diperlukan Telah mencapai 100%

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A Penyertaan Modal N/A
Negara (PMN)

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai Telah dimulai pada Beroperasi penuh
2015 pada November
2018

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Palembang – Indralaya menggunakan skema penugasan kepada
BUMN yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015 tentang
perubahan atas Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan
Jalan Tol di Sumatera. PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani pada 2015. Pada tahun
yang sama Pemerintah juga memberikan dukungan berupa PMN kepada PT Hutama Karya
untuk mendukung PT Hutama Karya memenuhi mandat penugasan ini. Struktur pendanaan
ruas ini terdiri dari 70% ekuitas PT Hutama Karya (pemenuhannya didukung PMN) dan 30%
adalah pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI).

PENGADAAN TANAH
Progres pengadaan tanah untuk seluruh seksi telah mencapai 100%.

TINDAK LANJUT
Pemantauan operasi dari Jalan Tol Palembang - Indralaya

Bab 04 | 77
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4C. JALAN TOL BAKAUHENI – TERBANGGI


BESAR (8 RUAS TRANS SUMATERA)

Nilai Investasi Rp16,7 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Lampung

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2015

Target Operasi 2018 (Beroperasi Sebagian)

DESKRIPSI PROYEK
Merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang direncanakan akan membentang
dari utara Pulau Sumatera sampai selatan, ruas ini terletak di Sumatera Selatan dengan
panjang total 140 km. Ruas ini terbagi kedalam empat paket: (1) Paket I: Bakauheni –
Sidomulyo; (2) Paket II: Sidomulyo - Kotabaru; (3) Paket III: Kotabaru – Metro; (4) Paket IV:
Metro – Terbanggi Besar.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Ruas ini akan menjadi jalan akses utama dari dan ke Pelabuhan Bakauheni. Mengingat
Pelabuhan Bakauheni adalah salah satu pelabuhan utama yang menghubungkan Pulau
Jawa dengan Sumatera, maka keberadaan ruas ini dapat secara signifikan mempercepat
distribusi barang dan orang yang tiba di Sumatera melalui pelabuhan tersebut.

STATUS TERAKHIR
Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar telah telah beroperasi penuh sejak 8 Maret 2019.

78 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Sudah diterbitkan Sudah diterbitkan Selesai

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A Penyertaan Modal 2016
Negara (PMN)

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai Telah dimulai pada Telah beroperasi
2015 penuh sejak Maret
2019

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar menggunakan skema penugasan
kepada BUMN yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang
perubahan atas Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan
Tol di Sumatera. PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani pada 2015. Pada tahun yang
sama Pemerintah juga memberikan dukungan berupa PMN kepada PT Hutama Karya untuk
mendukung PT Hutama Karya memenuhi mandat penugasan ini. Struktur pendanaan ruas
ini terdiri atas 45% ekuitas (dipenuhi dengan dukungan PMN) serta 55% pinjaman.

PENGADAAN TANAH
Pengadaan tanah di seluruh seksi telah mencapai 100%.

TINDAK LANJUT
Pemantauan operasi dari Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar.

Bab 04 | 79
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4D. JALAN TOL PEKANBARU – DUMAI (8 RUAS


TRANS SUMATERA)

Nilai Investasi Rp16,2 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Riau

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2016

Target Operasi 2019

DESKRIPSI PROYEK
Ruas ini adalah salah satu ruas dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang terletak di Provinsi
Riau dan akan menghubungkan wilayah Pekanbaru, Kandis dan Dumai. Ruas ini terbagi ke
dalam 6 seksi yakni: (1) Seksi I: Pekanbaru – IC Minas; (2) Seksi II: IC Minas- IC Kandis; (3) Seksi
III: IC Kandis Selatan – IC Kandis Utara; (4) Seksi IV: IC Kandis Utara – IC Duri Selatan; (5) Seksi
V: IC Duri Selatan – IC Duri Utara; (6) Seksi VI: IC Dumai – Junction Duri.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Ruas ini akan menghubungkan Kota Pekanbaru dengan Kota Dumai. Dengan potensi
pengembangan agrobisinis serta status Dumai sebagai kota yang memiliki industri
perminyakan yang maju, ruas ini diharapkan dapat terus mendukung pengembangan sektor
industri tersebut.

STATUS TERAKHIR
Saat ini, ruas Pekanbaru – Dumai sedang dalam tahap pengadaan tanah dan konstruksi.
Kemajuan konstruksi umum pada bulan Juni telah mencapai 50%, naik sekitar 1%
dibandingkan bulan Mei 2019. Sedangkan, kemajuan pengadaan tanah secara keseluruhan
mencapai 85%, naik 2% dibandingkan bulan Mei 2019.

80 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Sedang dalam proses
penyusunan

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai (terdapat isu keti- Menunggu Ditargetkan segera Telah mencapai 85%
daksesuaian trase sehing- penyesuaian AMDAL selesai setelah RTRW
ga diperlukan revisi) Provinsi dan Izin
Lingkungan diter-
bitkan

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Penjaminan


Pendanaan Kelayakan
Penugasan BUMN N/A Belum ditentukan N/A

Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Target/Mulai Operasi


Konstruksi
Belum Tercapai Telah dimulai pada 2019
2016

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru – Dumai menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani pada tahun 2015. Ruas Pekanbaru - Dumai
telah mendapatkan dukungan pembiayaan berupa fasilitas kredit yang diberikan secara
integrated dengan 3 (tiga) terms of loan yaitu pinjaman untuk pembangunan jalan, pinjaman
berupa Interest During Construction (IDC) dan Cash Deficiency Support (CDS) dengan total
sekitar Rp12,25 Triliun. Sedangkan untuk porsi equity, dengan diberikannya PMN kepada PT
Hutama Karya sebesar Rp7 Triliun, direncanakan sebesar Rp3 Triliun akan digunakan untuk
pembangunan Jalan Tol Pekanbaru – Dumai.

Bab 04 | 81
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

PENGADAAN TANAH
Total tanah yang sudah dibebaskan adalah sebanyak 82% dengan rincian sebagai berikut.
• Seksi 1: Pekanbaru – Minas: 98%
• Seksi 2: Minas – Petapahan: 89%
• Seksi 3: Petapahan – Kandis Utara: 82%
• Seksi 4: Kandis Utara – Duri Selatan: 85%
• Seksi 5: Duri Selatan – Duri Utara: 68%
• Seksi 6: Duri Utara - Dumai: 100%

TINDAK LANJUT
KPPIP melakukan Rapat Koordinasi Kemajuan Jalan Tol Pekanbaru – Kandis – Dumai

82 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4E & 4F. JALAN TOL TERBANGGI BESAR –


PEMATANG PANGGANG – KAYU
AGUNG (8 RUAS TRANS SUMATERA)

Nilai Investasi Rp 21,950 Triliun (Terbanggi Besar - Pematang Panggang


(100km): Rp11,865 Triliun dan Pematang Panggang - Kayu
Agung (85km): Rp10,085 Triliun)

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Lampung dan Sumatera Utara

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2017

Target Operasi 2019

DESKRIPSI PROYEK
Ruas yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ini, terletak di Provinsi
Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan dengan panjang total 185 km. Ruas ini terbagi
kedalam tiga seksi yakni: (1) Seksi I: Terbanggi Besar – Mengala; (2) Seksi II: Menggala – Sp.
Pematang; (3) Seksi III: Sp. Pematang – Kayu Agung. Ruas ini merupakan gabungan ruas
Terbanggi Besar – Pematang Panggang (100 km) dan Pematang Panggang – Kayu Agung (85
km).

SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebagai bagian dari jaringan JTTS, seksi ini penting untuk mendukung lalu lintas barang
dan orang dari Pelabuhan Bakauheni. Seksi ini juga diharapkan mampu membuka akses
pada daerah-daerah sekitarnya, dan menunjang pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor
kelapa sawit dan perkebunan karet. Selain itu, salah satu peran vital yang diharapkan adalah
pemotongan waktu perjalanan dan biaya logistik dengan menggunakan moda transportasi
darat dari Pelabuhan Bakauheni menuju Sumatera Selatan dan wilayah sekitarnya, sehingga
mampu menunjang pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor kelapa sawit dan perkebunan
karet.

Bab 04 | 83
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

STATUS TERAKHIR
Saat ini, ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sedang dalam tahap akhir
penyelesaian pengadaan tanah dan konstruksi. Kemajuan konstruksi pada ruas Terbanggi
Besar – Pematang Panggang telah mencapai 93%. Sedangkan pada ruas Pematang Panggang
– Kayu Agung, konstruksi telah mencapai 96%. USelanjutnya, kemajuan pengadaan tanah
pada Terbanggi Besar – Pematang Panggang saat ini telah mencapai 95%, sedangkan pada
Pematang Panggang – Kayu Agung telah mencapai 99%.

Walaupun secara umum progres konstruksi belum mencapai 100%, pembangunan main
road Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung telah selesai. Jalan tol ini
diharapkan dapat beroperasi pada Juni 2019.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai 2017

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Selesai Belum dimulai Telah mencapai 97%

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A Dukungan N/A
konstruksi

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum tercapai 2017 2019

(menggunakan skema
modified turnkey)

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung menggunakan
skema penugasan kepada BUMN yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No.
117 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 tentang
Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera. PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani
pada Juni 2016, dengan dukungan konstruksi sepanjang 83 km yang berasal dari sejumlah
pembangunan jalan tol di Pulau Jawa dengan penjabaran sebagai berikut.
• Jalan Tol Semarang – Batang: 25 km
• Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder - Manyar: 25 km

84 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

• Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan: 6 km


• Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevetated: 12 km
• Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Sisi Selatan : 15 km

Konstruksi jalan tol ini menggunakan skema modified turnkey untuk jangka waktu 25 tahun
dengan PT Waskita Karya.

PENGADAAN TANAH
Kemajuan pengadaan tanah pada Terbanggi Besar – Pematang Panggang mencapai 95%
dan pada Pematang Panggang – Kayu Agung mencapai 98%.

TINDAK LANJUT
Penyelesaian pengadaan tanah dan konstruksi agar dapat diselesaikan sesuai dengan target.

Bab 04 | 85
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4G. JALAN TOL PALEMBANG – TANJUNG API-


API (8 RUAS TRANS SUMATERA)

Nilai Investasi Rp14,2 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Sumatera Selatan

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2019

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-Api merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera
(JTTS) yang terletak di Sumatera Selatan.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Ruas ini akan menjadi penghubung utama bagi arus kendaraan yang mengangkut orang
maupun barang dari Palembang menuju KEK Tanjung Api-Api dan Pelabuhan Tanjung Api-
api yang sedang dikembangkan. Kawasan KEK Tanjung Api-Api ini merupakan sentra industri
kelapa sawit dan industri pengolahan ekspor.

STATUS TERAKHIR
Saat ini, pelaksanaan Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-Api masih menunggu adanya
sinkronisasi rencana pembangunan Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-Api dengan
Pelabuhan Tanjung Carat dan KEK Tanjung Api-Api. KPPIP menilai bahwa infrastruktur
pendukung seperti KEK dan Pelabuhan masih belum siap, dan diperkirankan jalan tol paling
cepat konstruksi fisik pada 2020. Oleh karena itu, tingkat prioritas pembangunan Jalan
Tol Palembang – Tanjung Api-Api diturunkan dan ditukar dengan Jalan Tol Tebing Tinggi –
Parapat. Saat ini, PT Hutama Karya tetap melanjutkan proses penyelesaian Basic Design &
penyesuaian Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) pada lokasi yang mengalami

86 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

pergeseran trase sepanjang 25 km, dimana target penyelesaian adalah pada pertengahan
2019.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Sedang dalam proses
penyusunan

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Telah diterbitkan Belum dimulai Belum dimulai

Penetapan Skema
Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan
Pendanaan
Penugasan BUMN N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai Ditargetkan mulai 2020
pada 2019

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-api menggunakan skema penugasan
kepada BUMN yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang
perubahan atas Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan
Tol di Sumatera.

PENGADAAN TANAH
Belum dimulai.

TINDAK LANJUT
Melakukan evaluasi dalam rangka sinkronisasi rencana pembangunan Jalan Tol Palembang
– Tanjung Api-Api dengan Pelabuhan Tanjung Carat dan KEK Tanjung Api-Api.

Bab 04 | 87
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4H. JALAN TOL KISARAN – TEBING TINGGI (8


RUAS TRANS SUMATERA)

Nilai Investasi Rp13,4 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Sumatera Utara

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2019

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Terletak di Sumatera Utara, Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi merupakan bagian dari Jalan
Tol Trans Sumatera (JTTS) yang akan menghubungkan bagian utara sampai selatan Pulau
Sumatera.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Secara umum, jalan tol ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas antar wilayah di
Sumatera Utara dan memberikan opsi transportasi dengan biaya yang relatif lebih rendah
, dan waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan dengan kondisi saat ini. Selain dapat
mempromosikan pariwisata di Tebing Tinggi, proyek ini juga dapat mendukung industri
aluminium yang terletak di Kabupaten Asahan, serta mempermudah akses dan konektivitas
ke Pelabuhan Kuala Tanjung yang merupakan pelabuhan hub internasional.

STATUS TERAKHIR
Saat ini, kemajuan Proyek Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi sedang dalam penyesuaian desain
Rencana Teknik Akhir (RTA) dan DPPT terkait pergeseran trase untuk menghindari lahan PT
Lonsum. Konstruksi fisik telah dimulai pada seksi Tebing Tinggi – Indrapura dimana saat ini
progres mencapai 12%. Sedangkan untuk pengadaan tanah, saat ini kegiatan inventarisasi
dan identifikasi sudah selesai dilaksanakan, namun daftar nominatif baru diumumkan

88 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

secara parsial.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Ditargetkan selesai pada akhir
2018

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Belum dimulai Belum dimulai Belum dimulai Telah dilaksanakan proses
inventarisasi dan identifikasi

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai 2017 2019

SKEMA PENDANAAN
Sesuai notulen rapat tanggal 23 Agustus 2016 di BPJT, terdapat penambahan ruas, dimana
seksi Indrapura - Kuala Tanjung sepanjang 15 km masuk ke dalam Ruas Kisaran - Tebing
Tinggi, dan telah dilaksanakan penandatanganan PPJT untuk ruas Kuala Tanjung - Tebing
Tinggi pada tanggal 22 Februari 2017. Nantinya, ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi
diprioritaskan untuk dibangun lebih awal untuk mengakomodasi pengembangan Pelabuhan
Hub Internasional Kuala Tanjung.

PENGADAAN TANAH
Saat ini, kegiatan inventarisasi dan identifikasi sudah selesai dilaksanakan, namun daftar
nominatif baru diumumkan sebagian.

TINDAK LANJUT
Percepatan pengadaan tanah dan konstruksi fisik.

Bab 04 | 89
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4I, 4J, 4K, & 4L.


JALAN TOL BINJAI - LANGSA (110 KM), JALAN TOL
LANGSA - LHOKSEUMAWE (135 KM), JALAN TOL
LHOKSEUMAWE - SIGLI (135 KM), & SIGLI - BANDA
ACEH (75 KM)
Nilai Investasi Rp75,138 Triliun (Binjai – Langsa: Rp18,823 Triliun; Langsa
– Lhokseumawe: Rp21,765 Triliun; Lhokseumawe – Sigli:
Rp21,786 Triliun dan Sigli – Banda Aceh: Rp12,944 Triliun)
Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Sumatera Utara dan Aceh

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2018

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang direncanakan akan
menghubungkan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Provinsi Lampung. Jalan Tol Medan
– Aceh merupakan salah satu ruas yang menjadi prioritas pembangunan berdasarkan Surat
Menteri PUPR KU.09.01-Mn/784, dimana dalam surat terkait, dinyatakan bahwa terdapat 3
ruas tambahan, yaitu (1) Medan – Banda Aceh, (2) Padang – Pekanbaru dan (3) Tebing Tinggi
– Parapat. Secara keseluruhan Jalan Tol Medan - Aceh dengan panjang ruas sebesar 470 km,
terbagi menjadi 4 ruas, yaitu: (1) Binjai - Langsa, (2) Langsa -Lhokseumawe, (3) Lhokseumawe
– Sigli dan (3) Sigli – Banda Aceh.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan tol ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas antar wilayah di bagian Utara Pulau
Sumatera dengan menghubungkan 2 kota besar, yaitu Medan dan Banda Aceh sehingga
dapat mengurangi biaya logistik dan memberikan alternatif moda transportasi dengan
waktu tempuh lebih cepat.

90 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

STATUS TERAKHIR
Saat ini, sedang dalam proses penyelesaian desain RTA, dimana Seksi 4 (Blangbintang –
Indrapuri) dikonfirmasi telah selesai. Sedangkan proses pengadaan tanah dan konstruksi
telah dimulai dengan progres pengadaan tanah 41%, dengan kenaikan 3% dari progres
bulan Mei 2019, serta progres konstruksi sebesar 3%.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Sudah selesai pada Sudah selesai pada Selesai
2012 2013

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Selesai N/A Telah mencapai 38%

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai Telah dimulai 2021

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.

PENGADAAN TANAH
Penetapan Lokasi ruas Sigli – Banda Aceh sepanjang 73 km telah terbit melalui Keputusan
Gubernur No. 590/1008/2017. PPK menyampaikan bahwa sejauh ini belum ada kendala
yang besar dalam pengadaan tanah. Saat ini pengadaan tanah telah dimulai pada Seksi 4
dengan progres mencapai 41%.

TINDAK LANJUT
Monitoring proses pengadaan tanah dan konstruksi Seksi 4.

Bab 04 | 91
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4M & 4N. JALAN TOL PEKANBARU -


BANGKINANG - PAYAKUMBUH –
BUKIT TINGGI (185 KM) & JALAN TOL
BUKIT TINGGI - PADANG PANJANG -
LUBUK ALUNG - PADANG (80 KM)

Nilai Investasi Rp78,09 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Riau dan Sumatera Barat

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2018

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Jalan Tol Padan-Pekanbaru
merupakan ruas yang menjadi prioritas pembangunan berdasarkan Surat Menteri PUPR
KU.09.01-Mn/784, dimana telah dinyatakan terdapat 3 ruas tambahan, yaitu (1) Medan –
Banda Aceh, (2) Padang – Pekanbaru dan (3) Tebing Tinggi - Parapat. Jalan Tol Padang –
Pekanbaru dengan panjang ruas 240 km, terbagi menjadi 2 ruas, yaitu Jalan Tol Pekanbaru –
Bangkinang – Payakumbuh – Bukittinggi (185 km) dan Jalan Tol Bukittinggi – Padang Panjang
– Lubuk Alung – Padang (80 km).

SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan tol sepanjang 240 km ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas antar wilayah di
Pulau Sumatera, khususnya dengan menjadi ruas penghubung wilayah Barat dengan Timur
Sumatera, sehingga dapat meratakan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera.

92 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

STATUS TERAKHIR
Pada bulan Juni 2019, untuk ruas Padang – Sicincin, pengadaan tanah sudah dimulai pada
seksi Padang – Lubuk Alung dari STA 0+000 hingga STA 4+000, dan sejauh ini progres telah
mencapai 7%. Untuk progres konstruksi, saat ini mencapai 0,3%. Mempertimbangkan
lambatnya proses pengadaan tanah, saat ini sedang dikaji kemungkinan perubahan tahap
pembangunan dimana pembangunan, Jalan Tol Padang – Pekanbaru akan dimulai dari sisi
Pekanbaru.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Sudah selesai pada Sudah selesai pada Ditargetkan selesai pada April
2012 2013 2019

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Ditargetkan selesai pada Ditargetkan selesai N/A 7%
2018 pada 2018

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai 2018 2023

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
Japan International Cooperation Agency (JICA) telah menyatakan ketertarikannya pada proyek
ini dan saat ini telah disepakati bahwa JICA memberikan pinjaman yang terdiri dari direct
loan kepada PT Hutama Karya dan Step Loan kepada Pemerintah Indonesia.

PENGADAAN TANAH
Pengadaan tanah sudah dimulai pada seksi Padang – Lubuk Alung dari STA 0+000 hingga STA
4+000. Namun saat ini masih terdapat kendala dimana warga menolak hasil penilaian Uang
Ganti Rugi (UGR) karena nilai UGR tersebut dianggap jauh dibawah nilai NJOP. Selain itu,
Direktorat Jenderal Bina Marga menyampaikan bahwa terdapat kendala dimana Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat meminta agar pengajuan Penetapan Lokasi disampaikan dan

Bab 04 | 93
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

nantinya dapat diterbitkan per kecamatan. Hal ini cukup memberatkan dari sisi teknis,
khususnya apabila terdapat salah satu kecamatan yang menyatakan penolakan. Oleh
karena itu, KPPIP dalam waktu dekat akan memfasilitasi pembahasan hal tersebut dengan
mengundang Ditjen Bina Marga, Pemprov Sumatera Barat dan BPKP.

Hingga saat ini, tanah yang berhasil dibebaskan adalah sebesar 7%.

TINDAK LANJUT
Follow up kepastian rencana perubahan tahap pembangunan, dimana pembangunan Jalan
Tol Padang – Pekanbaru akan dimulai dari sisi Pekanbaru

94 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4O. TEBING TINGGI - PEMATANG SIANTAR -


PRAPAT TARUTUNG - SIBOLGA (200 KM)

Nilai Investasi Rp19,78 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Riau dan Sumatera Barat

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2017

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Jalan Tol Tebing Tinggi - Pematang Siantar - Parapat - Tarutung - Sibolga merupakan
salah satu ruas dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menjadi prioritas pembangunan
berdasarkan Surat Menteri PUPR KU.09.01-Mn/784 , dimana telah dinyatakan terdapat 3
ruas tambahan, yaitu (1) Medan – Banda Aceh (2) Padang – Pekanbaru dan (3) Tebing Tinggi
- Parapat. Lingkup pekerjaan pada proyek jalan tol ini telah diperluas sehingga mencakup
akses menuju Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan tol ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas di Provinsi Sumatera Utara dan
menjadi infrastruktur akses ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba.

STATUS TERAKHIR
Saat ini , Jalan Tol Tebing Tinggi - Pematang Siantar - Parapat - Tarutung - Sibolga sedang
dalam proses pengadaan tanah dimana daftar nominatif telah disusun dan saat ini sedang
dalam proses pengumuman dan akan dilanjutkan dengan proses penilaian oleh KJPP.
Namun masih diperlukan revisi Penetapan Lokasi untuk mengakomodasi salah satu desa
yang belum masuk kedalam Penetapan Lokasi.

Bab 04 | 95
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Ditargetkan selesai Ditargetkan selesai pada 2019
pada 2019

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Ditargetkan selesai pada Ditargetkan selesai N/A Sedang dalam proses
2019 pada 2019 inventarisasi dan identifikasi

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN Selesai pada Februari N/A N/A
2017

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai Ditargetkan mulai Ditargetkan
konstruksi fisik pada beroperasi pada
2019 2022

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
Pada ruas tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi Parapat, dibentuk konsorsium PT Hutama Marga
Waskita dengan komposisi saham: PT Hutama Karya (40 %), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (30
%) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (30 %).

PENGADAAN TANAH
Saat ini, kegiatan inventarisasi dan identifikasi sudah selesai dilaksanakan. Namun daftar
nominatif baru diumumkan sebagian. Selain itu, diperlukan revisi Penetapan Lokasi untuk
mengakomodasi salah satu desa yang belum masuk ke dalam Penetapan Lokasi.

TINDAK LANJUT
Dukungan percepatan pengadaan tanah, khususnya terkait revisi Penetapan Lokasi untuk
mengakomodasi salah satu desa yang belum masuk ke dalam Penetapan Lokasi.

96 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

5. JALAN TOL PROBOLINGGO – BANYUWANGI

Nilai Investasi Rp21,07 Triliun

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi Jawa Timur

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2017

Target Operasi 2020

DESKRIPSI PROYEK
Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi sepanjang 170 km merupakan bagian akhir dari Jalan
Tol Trans Jawa. Jalan tol ini diproyeksikan akan memiliki 2 jalur dengan desain kecepatan
80-120 km/jam.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi akan meningkatkan konektivitas di Provinsi Jawa Timur
dan mendukung aktivitas transportasi juga logistik melalui penyeberangan Pulau Jawa –
Pulau Bali.

STATUS TERAKHIR
PPK Lahan bersama dengan Satgas BPN Kabupaten Probolinggo telah melakukan proses
pengukuran bidang tanah milik masyarakat dan juga telah melakukan survei lapangan
bersama dengan pihak Perhutani, sebagai proses pengukuran luasan tanah Perhutani
yang akan digunakan. Sedangkan terkait dengan penyelesaian DED, RoW Plan Kabupaten
Situbondo secara gambar telah disetujui oleh Direktorat JBH Kementrian PUPR. Kemudian
untuk Kabupaten Banyuwangi saat masih proses finalisasi dan menunggu keputusan dari
Kementerian PUPR terkait bagian exit Ketapang akibat belum adanya kepastian rencana
pembangunan ring road.

Bab 04 | 97
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

BUJT sedang melaksakan proses tender pengadaan kontraktor dan konsultan supervisi
untuk Seksi 1 (Kabupaten Probolinggo). Namun demikian, saat ini proses tender ditunda
mengingat lahan yang belum bebas.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum N/A Selesai (2006) Belum dimulai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai (2006) Sudah diterbitkan Belum diterbitkan Telah terbit Penetapan Lokasi
(2006) Kabupaten Probolinggo

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
KPBU Selesai Belum ditetapkan Belum ditetapkan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai 2017 Ditargetkan
beroperasi pada
2019

SKEMA PENDANAAN
Proyek ini dikembangkan melalui skema KPBU. Berdasarkan pemaparan JMPB pada Rapat
Koordinasi Trans Jawa pada tanggal 25 Juli 2018, terdapat perubahan komposisi kepemilikan
saham, dimana hampir seluruh saham PT Waskita Toll Road yang awalnya sebesar 40%
dibeli oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

PENGADAAN TANAH
Penetapan Lokasi telah diterbitkan secara parsial untuk Kabupaten Probolinggo.

TINDAK LANJUT
i. Percepatan penerbitan Penetapan Lokasi untuk seluruh bagian.
ii. Pengkajian upaya pengembangan wilayah di sekitar Jalan Tol Probolinggo –
Banyuwangi, khususnya seksi 2 dan 3.
iii. Koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian terkait konfirmasi reaktivitasi
jalur kereta api di Probolinggo.

98 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

6. JALAN TOL YOGYAKARTA – BAWEN

Nilai Investasi Rp12,14 Triliun

Skema Pendanaan Potensi KPBU

Lokasi D.I Yogyakarta dan Jawa Tengah

Penanggung Jawab Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2019

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta - Bawen sepanjang 71 km akan menghubungkan Jalan
Tol Semarang – Solo dengan Provinsi Yogyakarta. Jalan tol ini diproyeksikan akan memiliki
dua jalur dengan desain kecepatan 80-120 km/jam.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek ini memiliki nilai signifikansi yang besar terutama terhadap konektivitas Jalan Tol
Trans Jawa yang sedang dibangun oleh Pemerintah. Jalan tol ini dibuat untuk mengurangi
kepadatan lalu lintas di jalan arteri Yogyakarta – Bawen. Jalan tol ini juga diharapkan akan
mendukung daerah perindustrian di sekitar Ungaran dan Bawen, serta meningkatkan
konektivitas daerah pariwisata di Kota Yogyakarta, Solo, dan Semarang, khususnya akses
menuju Candi Borobudur.

STATUS TERAKHIR
Saat ini , Jalan Tol Yogyakarta -Bawen sedang dalam tahap finalisasi trase oleh Bina Marga.
BPJT menyampaikan bahwa diharapkan proses lelang dapat dimulai pada pertengahan
2019, setelah pengajuan Penetapan Lokasi.

Bab 04 | 99
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai pada Belum dimulai Belum dimulai
Desember 2017

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Ditargetkan selesai pada Belum diterbitkan Belum diterbitkan Belum dimulai
April 2018 (Saat ini men-
galami keterlambatan)

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Belum ditetapkan Belum dimulai Belum ditetapkan Belum ditetapkan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai Ditargetkan dimulai 2021
pada 2019

SKEMA PENDANAAN
Proyek ini memiliki potensi untuk dikembangkan melalui skema KPBU.

PENGADAAN TANAH
Saat ini proses pengadaan tanah belum dimulai menunggu penerbitan Penetapan Lokasi.

TINDAK LANJUT
i. Mendorong percepatan penyelesaian Dokumen AMDAL dan dimulainya proses
lelang investasi.
ii. Mendorong percepatan penerbitan Penetapan Lokasi

100 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Bab 04 | 101
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

II Status Proyek Prioritas


Sektor Transportasi

1. MRT JAKARTA JALUR UTARA-SELATAN

Nilai Investasi Rp17 Triliun (Fase I) dan Rp22,5 Triliun (Fase II)

Skema Pendanaan APBN dan APBD Provinsi DKI Jakarta dengan Pinjaman
Luar Negeri

Lokasi DKI Jakarta

Penanggung Jawab PT Mass Rapid Transit Jakarta

Mulai Konstruksi 2013 (Fase I) dan 2019 (Fase II)

Target Operasi 2019 (Fase I) dan 2024 (Fase II)

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di ibukota untuk meningkatkan fasilitas transportasi
umum dan mengurangi kemacetan di Jakarta. Tahap pertama dari proyek ini terdiri dari 2
fase: (1) Lebak Bulus - Bundaran HI dan (2) Bundaran HI - Kampung Bandan.

SIGNIFIKANSI PROYEK
MRT Jakarta adalah transportasi umum yang akan membantu menyelesaikan masalah
kemacetan, meningkatkan mobilitas penduduk ibukota, mengurangi emisi karbon dan
menciptakan lapangan kerja baru di DKI Jakarta.

STATUS TERAKHIR
Kegiatan konstruksi Fase I telah diselesaikan 100% dan telah diresmikan langsung oleh
presiden pada tanggal 24 Maret 2019. Sejak beroperasi terdapat beberapa kendala yang
perlu dievaluasi lebih lanjut diantaranya; belum disetujuinya Kartu Multi Trip milik PT MRT

102 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Jakarta oleh Bank Indonesia, sehingga pengguna harus menggunakan one single ticket
ataupun kartu bank. Perlu diketahui bahwa kartu bank memiliki tipe spesifikasi kartu
yang berbeda dari Kartu Multi Trip dan memiliki waktu baca yang lebih lama, sehingga
mengakibatkan adanya antrean panjang pada saat tap in maupun tap out. Di samping itu,
masih terdapat 16 rangkaian kereta yang belum mendapat izin operasi sarana. Akibat dari
belum sesuainya Wheel load balance tersebut, maka DJKA memberikan rekomendasi teknis
dengan catatan bahwa rolling stock MRT Jakarta tidak diperkenankan mengangkut lebih
dari 80% kapasitasnya dan harus segera melakukan penyesuaian dengan modifikasi teknis
terhadap rolling stock dalam kurun waktu 1 tahun. Penyesuaian/modifikasi rolling stock MRT
Jakarta diidentifikasi akan ada biaya tambahan. Sementara pihak MRTJ dan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta belum mengantisipasi alokasi anggaran tersebut.

Untuk Fase II, terdapat beberapa pencapaian dan juga hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya;
- Sekretariat Kabinet telah memberikan izin untuk kegiatan konstruksi Stasiun Monas.
- Penentuan lokasi depo dan Transit Oriented Development area depo masih belum
ada kepastian. Akibat hal ini, pihak JICA memerlukan kepastian hal ini karena
akan menyebabkan revisi Loan Agreement. Oleh karena itu, diperlukan pernyataan
resmi dari Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Keuangan dan
Kementerian PPN/Bappenas terkait kepastian relokasi depo dan jalur trase
menuju depo. Pada tanggal 22 April 2019, Gubernur DKI Jakarta telah bersurat
kepada Menteri PPN/Bappenas terkait hal tersebut dan PT MRT Jakarta telah
melakukan kajian tentang alternatif relokasi depo dan trase menuju depo.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Fase I: Selesai Fase I: Selesai Fase I: Selesai
Fase II: Selesai Fase II: Selesai Fase II: Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Sudah diterbitkan Tidak diperlukan Penetapan Lokasi telah dilakukan

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
APBN dan APBD DKI N/A N/A N/A
Jakarta dengan pinjaman
luar negeri

Bab 04 | 103
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai pada Desember Fase 1: Agustus 2013 Fase 1: Maret 2019
2015
Fase 2: 2019 Fase 2: ditargetkan
pada 2024

SKEMA PENDANAAN
Proyek MRT Jakarta jalur Utara – Selatan Fase I menggunakan pendanaan APBN dan
APBD dengan pinjaman asing yang bersumber dari Official Development Assistance (ODA)
Pemerintah Jepang sebesar Rp14,3 Triliun. Pinjaman asing ini dibagi ke dalam tiga paket
pinjaman, yaitu Paket 536 sebesar JPY1,87 Miliar, Paket 554 sebesar JPY48,15 Miliar dan
Paket 571 sebesar JPY75,22 Miliar.

Pada tanggal 24 Oktober 2018, telah dilakukan penandatanganan Loan Agreement untuk
pembangunan Fase II (Bunderan HI – Kampung Bandan) dan Variation Order Fase I dengan
total nilai pinjaman mencapai JPY70,02 Miliar atau setara dengan Rp9,46 Triliun. Pencairan
dana pinjaman dilakukan secara bertahap sesuai progres yang dilakukan MRT Jakarta di
lapangan.

Terkait peraturan komposisi pembebanan pinjaman antara pemerintah pusat dan daerah
yang tertulis pada Permenko Perekonomian No. 1 Tahun 2018, KPPIP dan PT MRT telah
melakukan pembahasan usulan perubahan isi Permenko Perekonomian No. 1 Tahun 2018
terkait kejelasan komposisi nilai pembebanan antara pemerintah pusat dan daerah pada
tanggal 13 Maret 2019.

PENGADAAN TANAH
Berdasarkan laporan per tanggal 31 April 2019, dalam kerangka penyusunan Land
Acquuisition & Resettlement Action Plan (LARAP) diperlukan dukungan Pemerintah sebagai
berikut:
a. Penetapan Lokasi
Penlok MRT Fase II telah diterbitkan melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
No. 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT Koridor
Bundaran HI – Kota tanggal 21 November 2018.
b. Penganggaran Pembebasan Tanah
Rencana penganggaran pembebasan tanah Fase II telah tercantum pada Penetapan
Rencana Aksi Kegiatan Strategis Daerah (F8K). Sesuai dengan Kepgub Penlok No. 1728
tahun 2018, pembiayaan untuk pelaksanaan pengadaan tanah dibebankan pada
APBD melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perhubungan Provinsi DKI

104 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Jakarta. MRTJ sudah berkoordinasi dengan Dishub dan Kanwil BPN DKI Jakarta terkait
rencana pengadaan lahan IV1 RT Fase II.

TINDAK LANJUT
i. KPPIP akan mengadakan rapat koordinasi pembahasan usulan perubahan
Permenko No. 1 Tahun 2018 tentang komposisi pembebanan pinjaman Proyek MRT
Jakarta antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan
tujuan mendapat kesepakatan bersama terkait keputusan dan tindak lanjut dari
usulan perubahan butir-butir Permenko No. 1 Tahun 2018.
ii. PT MRT Jakarta akan melakukan identifikasi lebih lanjut mengenai area jalur MRT
Jakarta Fase II yang berpotensi memerlukan kegiatan pemindahan utilitas.
iii. Gubernur DKI Jakarta segera menyampaikan hasil reviu yang dimaksud pada surat
Gubernur No 174/-1.811.3 kepada Kementrian Bapenas dan Kementerian Keuangan
pada tanggal 22 Februari 2019 tentang pemberitahuan reviu atas Status depo MRTJ
Fase II.

Bab 04 | 105
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

2. KERETA API EKSPRES BANDARA SOEKARNO-


HATTA (SHIA)

Nilai Investasi Rp24,5 Triliun

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi DKI Jakarta dan Banten

Penanggung Jawab Kementerian Perhubungan

Mulai Konstruksi Januari 2015

Target Operasi Desember 2017

DESKRIPSI PROYEK
Proyek Kereta Ekspres Bandara merupakan pembangunan moda transportasi alternatif
menuju Soekarno-Hatta International Airport (SHIA). Kereta Ekspres SHIA menyediakan
stasiun-stasiun di dalam kota yang mudah diakses melalui jalan dan moda transportasi
lainnya serta berlokasi dekat dengan pusat-pusat kegiatan komersial dan wilayah-wilayah
permukiman padat serta terhubung dengan sistem transportasi MRT Jakarta dan jalur kereta
lainnya. Stasiun di Bandara diharapkan akan berlokasi dekat dengan terminal-terminal
penumpang dimana lokasinya dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari stasiun kereta ke
terminal keberangkatan atau dari tempat pengambilan bagasi dan terminal kedatangan.

Kereta Ekspres SHIA mengutamakan kenyamanan dengan kapasitas untuk menyimpan


bagasi penumpang, mempersingkat waktu tempuh, dan dapat diandalkan dibandingkan
dengan moda transportasi lainnya. Tarif akan bersaing dengan moda transportasi lainnya.
Kereta akan memiliki kecepatan yang lebih cepat dibandingkan dengan Kereta Jalur Komuter
dan dengan pemberhentian yang lebih sedikit.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan akses dari dan ke Bandara SHIA,
mendukung pertumbuhan permintaan Bandara SHIA, dan mendorong ekonomi lokal dan

106 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

nasional. Keuntungan ekonomi dari proyek ini diantaranya adalah mendorong peningkatan
aktivitas komersial dan industri di jalur tersebut serta peningkatan lapangan kerja bagi
penduduk lokal.

STATUS TERAKHIR
Pada tanggal 20 Februari 2018, KPPIP telah mengadakan rapat dengan DJKA Kemenhub terkait
status Proyek KA Ekspres SHIA. Berdasarkan informasi yang diperoleh, DJKA menjelaskan
bahwa proyek KA Ekspres SHIA yang tercantum dalam daftar PSN sama dengan Commuter
Line jalur Dukuh Atas – Sudirman sehingga disimpulkan jika proyek telah beroperasi sebagian
karena trase tersebut sama dengan trase KA Ekspres SHIA yang tercantum dalam PSN.

Pada tanggal 7 November 2018, Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan pernyataan


bahwa Proyek KA Ekspress SHIA telah terealisasi atau selesai dengan pertimbangan bahwa
pada tahun 2015-2017, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) telah mengembangkan KA Bandara
dari SHIA ke pusat Jakarta dan menggunakan jalur KA eksisting dengan lintas pelayanan
Stasiun Bandara Soekarno Hatta - Stasiun Batu Ceper - Stasiun Duri - Stasiun Bandara Baru
dimana pembangunan ini sejalan dengan Perpres No. 83 Tahun 2011 tentang Penugasan
Kepada PT KAI untuk menyelenggarakan Prasarana dan Sarana KA Bandara SHIA dan Jalu
Lingkar Jakarta - Bogor - Depok - Tangerang – Bekasi.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Perda DKI Jakarta No. 1 Telah dilakukan Belum diketahui Belum diketahui

Tahun 2014 (koridor


Halim - Palmerah-SHIA);

Perda DKI Jakarta No. 1


Tahun 2012 (rute SHIA-
Manggarai)

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


N/A N/A Tidak diperlukan Penetapan Lokasi telah dilakukan

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
N/A N/A N/A N/A

Bab 04 | 107
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A 2015 Dinyatakan
beroperasi pada
November 2017

SKEMA PENDANAAN
Proyek dikembangkan dan dioperasikan oleh PT Railink, yang merupakan anak perusahaan
dua BUMN yaitu PT KAI dan PT Angkasa Pura II – Kementerian Perhubungan telah
mengeluarkan pernyataan bahwa Proyek KA Ekspress SHIA telah selesai.

PENGADAAN TANAH
Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan pernyataan bahwa Proyek KA Ekspress SHIA
telah terealisasi atau selesai.

TINDAK LANJUT
-

108 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

3. KERETA API MAKASSAR-PAREPARE

Nilai Investasi Rp 8,25 Triliun

Skema Pendanaan APBN dan KPBU

Lokasi Sulawesi Selatan

Penanggung Jawab Kementerian Perhubungan

Mulai Konstruksi 2015

Target Operasi 2019

DESKRIPSI PROYEK
Proyek pembangunan Kereta Api Makassar - Parepare merupakan proyek pembangunan
jalur kereta api sepanjang 142 km yang melalui Makassar - Maros - Pangkep - Barru - Parepare.
Konstruksi telah selesai dilaksanakan untuk jalur sepanjang 16,1 km dari km 76+200 sampai
dengan km 92+300 pada tahun 2016. Sampai dengan tahun 2018, telah tercapai 98,1%
pembangunan segmen dua dengan panjang 27 km.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Merupakan sarana perkeretaapian Sulawesi Selatan dimana dapat berperan sebagai sarana
transportasi yang mampu mendukung permintaan angkutan penumpang dan perpindahan
barang. Jalur kereta api akan menghubungkan pelabuhan di Parepare dan di Makassar.

STATUS TERAKHIR
Pada tanggal 6 Februari 2019, telah ditetapkan pemenang lelang KPBU yaitu konsorsium
PT PP (Persero) Tbk – PT Bumi Karsa – PT China Communication Construction Engineering
Indonesia – PT Iroda Mitra. Adapun lingkup perjanjian KPBU tersebut meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut;
• Pembangunan mainline track segmen F sepanjang 13,8 km
• Fasilitas Depo dan Balai Yasa
• Operation & Maintenance segmen B, C, D & F.

Bab 04 | 109
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Isu - isu yang perlu menjadi perhatian KPPIP salah satunya adalah proses penyelenggaraan
sarana yang masih belum dimulai, sehingga walaupun prasarana telah siap untuk operasional,
belum terdapat Kereta Api yang dapat beroperasi pada prasarana yang telah terbangun.
Selain itu, lelang untuk operator kereta untuk kereta penumpang dan barang juga masih
dalam tahap penyiapan.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Selesai Tidak diperlukan Penetapan Lokasi telah terbit

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
APBN, APBD dan Skema Prakualifikasi KPBU Availability Payment Oleh PT Penjaminan Infrastruktur
KPBU sudah selesai pada Juli Indonesia
2018

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A 2015 2019

SKEMA PENDANAAN
Telah diputuskan kembali bahwa pendanaan konstruksi untuk jalur dari STA 12+150 (Stasiun
Mandai) sampai STA 119+150 (Stasiun Palanro) akan menggunakan dana sebesar Rp 5
Triliun yang berasal dari SBSN. Untuk pembangunan mainline segmen F menuju Bosowa
dan Tonasa serta maintenance segmen B-C-D-F, telah ditetapkan mengunakan skema KPBU
dengan yaitu konsorsium PT PP (Persero) Tbk – PT Bumi Karsa – PT China Communication
Construction Engineering Indonesia – PT Iroda Mitra sebagai pemenang lelang

PENGADAAN TANAH
Berdasarkan surat Sekretaris DJKA Kemenhub kepada Direktur Utama LMAN, kebutuhan
pendanaan lahan untuk KA Makassar-Parepare pada tahun 2017 menjadi Rp1.149,5 Miliar
dari semula Rp2.200 Miliar. Pengadaan tanah untuk proyek KA Makassar – Parepare pada
lokasi yang belum dibebaskan, yakni dari STA 0+000 s/d STA 142+000 akan memanfaatkan
dana pengadaan lahan dari BLU LMAN.

Sementara pada tahun 2019, belum ada kegiatan pengadaan tanah untuk segmen KPBU.

110 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Berdasarkan status terakhir, pelaksana tengah menyelesaikan proses penyusunan Detailed


Engineering Design. Untuk mempercepat proses pengadaan tanah, Menteri Perhubungan
telah memutuskan untuk mengalokasikan panitia pengadaan tanah di Proyek Kereta Api
Makassar – Parepare pada masing-masing kabupaten.

TINDAK LANJUT
i. Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk proses pembebasan lahan.
ii. Percepatan proses perencanaan dan konstruksi untuk segmen KPBU (Tonasa dan
Bosowa)

Bab 04 | 111
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4. KERETA API KALIMANTAN TIMUR

Nilai Investasi Rp53,3 Triliun

Skema Pendanaan Swasta

Lokasi Kalimantan Timur

Penanggung Jawab PT Kereta Api Borneo

Mulai Konstruksi 2018

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Kereta api Kalimantan Timur merupakan proyek pembangunan kereta api single track
sepanjang 203 km yang didukung dengan infrastruktur meliputi stasiun, jetty batubara,
pelabuhan dan PLTU dengan kapasitas 15 MW. PT Kereta Api Borneo (KAB) akan
mengoperasikan proyek ini. Proyek ini akan melewati Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten
Paser, Kabupaten Penajam Paser dan Kota Balikpapan.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek ini bertujuan untuk mengurangi biaya distribusi dan waktu tempuh sehingga dapat
meningkatkan kapasitas produksi perusahan pertambangan. Untuk meningkatkan nilai
kelayakan proyek, pihak investor yaitu PT KAB telah mengajukan permohonan perubahan
status dari kereta api khusus menjadi kereta api umum, yang mana akan memungkinkan
PT KAB untuk mengangkut penumpang dan barang non-afiliasi seperti minyak kelapa sawit
dan kayu.

STATUS TERAKHIR
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 j.o Peraturan Presiden No. 56 Tahun
2018 tentang percepatan penyediaan PSN, proyek ini telah dilepaskan statusnya sebagai
Proyek Strategis Nasional.

112 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


N/A N/A Selesai pada Maret Penetapan Lokasi telah terbit
2015

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Swasta N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A N/A N/A

SKEMA PENDANAAN
Pendanaan proyek ini sepenuhnya dibiayai oleh pihak swasta, yakni PT KAB yang merupakan
anak perusahaan Russian Railways. PT KAB berencana membentuk konsorsium untuk
memenuhi pendanaan kelanjutan proyek.

PENGADAAN TANAH
Pengadaan tanah dibagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah hutan dan non-hutan. Untuk
wilayah hutan telah diperoleh Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk Survey dan
Eksplorasi Jalur Kereta Api No. 41/IPPKH/PMA/2015 tanggal 19 Maret 2015 dari Kepala
BKPM atas nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan untuk wilayah non-
kehutanan telah memperoleh perizinan dari pemilik lahan yang berstatus badan usaha di
jalur perlintasan kereta.

TINDAK LANJUT
-

Bab 04 | 113
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

5. LIGHT RAIL TRANSIT SUMATERA SELATAN

Nilai Investasi Rp12,5 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Sumatera Selatan

Penanggung Jawab Kementerian Perhubungan

Mulai Konstruksi 2015

Target Operasi 2018

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan untuk mendukung
penyediaan angkutan umum massal. Lintas pelayanan LRT dimulai dari stasiun Bandara
Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Jakabaring Sport City. LRT ditargetkan
untuk beroperasi pada Agustus 2018 dalam rangka mendukung perhelatan kompetisi
olahraga Asian Games 2018.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang tengah bertumbuh pesat.
Keberadaan transportasi umum massal diperlukan sebagai upaya preventif prediksi
peningkatan kepadatan lalu lintas di Kota Palembang.

STATUS TERAKHIR
Per awal bulan Juni 2019, kemajuan secara keseluruhan telah mencapai 98,945% dari rencana
realisasi 98,968%. Isu yang masih menjadi perhatian adalah kemajuan status pekerjaan
pembangunan akses Stasiun Asrama Haji dan Stasiun Dishub yang masih terkendala oleh
permasalahan pembebasan lahan akibat kelengkapan administrasi izin para pemilik. Di
samping itu, terdapat pula permasalahan terkait belum adanya sarana dan prasarana yang
terintegrasi. Kedua isu utama tersebut bermuara pada isu masa kontrak kerja kontraktor
yang akan habis di bulan Juni 2019, sementara pekerjaan infrastruktur akses stasiun belum

114 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

terlaksana. Sehingga, Kementerian Perhubungan akan melakukan pengadaan pekerjaan


baru di tahun 2020.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Telah selesai dan disetujui

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai pada tahun 2013 Selesai Tidak diperlukan Penetapan Lokasi telah terbit

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A Kuartal III Agustus 2018
2015-Kuartal III 2018

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan proyek LRT menggunakan skema penugasan kepada PT Waskita Karya
melalui penerbitan Peraturan Presiden No. 116 Tahun 2015 j.o. Peraturan Presiden No. 55
Tahun 2016.

PENGADAAN TANAH
Lahan yang dibutuhkan untuk proyek ini adalah milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
dan Angkasa Pura II serta memanfaatkan ruang milik jalan.

Terkait pemanfaatan tanah untuk pengembangan kawasan sekitra stasiun dengan konsep
Transit Oriented Development (TOD), Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menyatakan
kesediaannya untuk memberikan aset provinsi yang dapat dimanfaatkan oleh Kementerian
Perhubungan untuk dikembangkan atau dikerjasamakan menjadi kawasan TOD.

Bab 04 | 115
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

TINDAK LANJUT
i. Pengawasan kemajuan pengembangan proyek secara berkala.
ii. Melakukan debottlenecking terkait masalah pembebasan lahan dengan pemangku
kepentingan khususnya pada akses Stasiun Asrama Haji dan Stasiun Dishub.
iii. Berdasarkan saran dari Kementerian Keuangan, diperlukan adanya perhitungan
administrasi mengenai aset yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai TOD
antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Pusat.

116 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

6. LIGHT RAIL TRANSIT DKI JAKARTA, BOGOR,


DEPOK DAN BEKASI

Nilai Investasi Rp23 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi DKI Jakarta dan Jawa Barat

Penanggung Jawab Kementerian Perhubungan

Mulai Konstruksi 2015

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan LRT dengan enam lintas pelayanan: (1) Cawang – Cibubur, (2) Cawang –
Kuningan – Dukuh Atas, (3) Cawang – Bekasi Timur, (4) Dukuh Atas – Senayan, (5) Cibubur –
Bogor, dan (6) Palmerah – Bogor. LRT ditargetkan untuk beroperasi pada tahun 2018 sejalan
dengan perhelatan kompetisi olahraga Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta
dan Palembang.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan di wilayah DKI Jakarta, pembangunan LRT
dibutuhkan untuk menyediakan sarana transportasi umum untuk masyarakat sehingga
penggunaan kendaraan bermotor pribadi dapat menurun.

STATUS TERAKHIR
Kemajuan konstruksi lintas pelayanan 1-3 per tanggal 24 Mei 2019 telah mencapai 62,616%
dengan rincian per segmen:
• Cawang – Cibubur: 82,305%
• Cawang – Dukuh Atas: 51,5%
• Cawang – Bekasi Timur: 56,642%

Bab 04 | 117
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Dalam pelaksanaan konstruksi yang sedang berlangsung terdapat beberapa isu yang perlu
diselesaikan sehingga kecepatan kemajuan konstruksi dapat ditambah diantaranya adalah,
a. Adanya isu persinggungan trase jalur bawah tanah Kereta Cepat Indonesia China
(KCIC) dengan bored pile LRT Jabodebek. Pada tanggal 18 April 2019, Direktur Jenderal
Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan telah mengirim surat kepada Direktur
Utama KCIC yang menyatakan persetujuan atas solusi yang telah dikaji oleh tim ahli
struktur untuk perkuatan rekayasa struktur dan KCIC akan menanggung biaya kegiatan
tersebut.
b. PT KAI belum mengirimkan spesifikasi peralatan untuk Depo;
c. Belum adanya penetapan trase untuk lintas pelayanan Dukuh Atas – Palmerah –
Senayan, Cibubur – Bogor, dan Palmerah – Grogol oleh Menteri Perhubungan.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Lintas Pelayanan 1-3 Lintas Pelayanan 1-3 Tidak diperlukan Penetapan Lokasi telah terbit
sudah selesai sudah selesai

Lintas Pelayanan 3
berpotensi untuk
direvisi

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A Kuartal III 2015 Kuartal II 2021

SKEMA PENDANAAN
Pembangunan proyek LRT menggunakan skema penugasan kepada PT Adhi Karya melalui
penerbitan Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2015 j.o. Peraturan Presiden No. 65 Tahun
2016 j.o. Peraturan Presiden No. 49 Tahun 2017. Terkait sumber dan skema pendanaan
penugasan kepada PT Adhi Karya, saat ini Pemerintah sedang mengkaji beberapa opsi
sumber pendanaan dan mekanisme pembayaran untuk mengurangi beban anggaran bagi
Pemerintah (APBN).

118 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

PENGADAAN TANAH
Pembangunan proyek ini memanfaatkan ruang milik jalan. Izin Prinsip oleh Gubernur DKI
Jakarta untuk lintas pelayanan 1-3 telah dikeluarkan.

Penetapan Lokasi untuk lokasi depo dibutuhkan segera dan oleh karenanya Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah perlu segera diselesaikan untuk seluruh area depo.

TINDAK LANJUT
i. Penyelenggaraan sarana oleh PT KAI.
ii. Penetapan trase untuk lintas pelayanan 4 (Dukuh Atas – Palmerah – Senayan), lintas
pelayanan 5 (Cibubur – Bogor) dan lintas pelayanan 6 (Palmerah – Grogol).
iii. Monitoring kegiatan perkuatan struktur untuk menanggulangi permasalahan
persinggungan trase KCIC dengan bored pile LRT.

Bab 04 | 119
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

7. PELABUHAN HUB INTERNATIONAL KUALA


TANJUNG

Nilai Investasi Rp30 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN

Lokasi Sumatera Utara

Penanggung Jawab Kementerian Perhubungan

Mulai Konstruksi 2015

Target Operasi 2019

DESKRIPSI PROYEK
Pengembangan pelabuhan di Kuala Tanjung menjadi pelabuhan hub internasional sebagai
pintu masuk ke wilayah barat Indonesia. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan oleh
Kementerian Perhubungan pada tahun 2015, pengembangan pelabuhan akan meningkatkan
volume arus petikemas hingga 12,4 juta TEUs pada tahun 2039.

Peningkatan volume arus petikemas ini berasal dari permintaan yang berasal dari Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei hingga Provinsi Jambi dan diasumsikan bahwa pelabuhan
akan memperoleh tambahan permintaan dari empat pelabuhan kompetitor yaitu Port of
Singapore, Port of Tanjung Pelepas, Port Klang dan Pelabuhan Penang.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Dengan hub internasional diharapkan Indonesia dapat menikmati demand pelabuhan
yang selama ini dinikmati oleh Singapura dan Malaysia. Berdasarkan dari Rencana Induk
Pelabuhan Kuala Tanjung Tahun 2012, pembangunan pelabuhan ini akan mengakomodasi
kargo untuk mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan
Pelabuhan Belawan.

120 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

STATUS TERAKHIR
Status kemajuan proyek telah mencapai 100% (PHI Kuala Tanjung: Terminal Multipurpose) dan
pada tanggal 8 Maret 2019 dilakukan kunjungan lapangan oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian. Terkait pengembangan fase II Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung, PT
Pelabu han Indonesia I (Persero) kepada LMAN, tetapi belum mendapat persetujuan karena
peruntukan lokasi tanah tersebut adalah bagian dari Kawasan Industri Kuala Tanjung. Secara
prinsip, Kawasan Industri Kuala Tanjung dan Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung.

Pada tanggal 20 Maret 2019, KPPIP telah mengadakan rapat tentang masalah persetujuan
pengajuan dana pengadaan tanah oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) kepada LMAN
tersebut.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Selesai N/A Penetapan Lokasi telah terbit

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A 2015 (Tahap I) 2019 (Tahap I)

SKEMA PENDANAAN
Pada tahun 2018, telah diterbitkan Perpres No. 81 Tahun 2018 tentang percepatan
pembangunan dan pengoperasian Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung dengan
penugasan kepada Badan Usaha Patungan antara PT Pelindo I (Persero) dan PT Indonesia
Asahan Alumunium (Persero) dalam hal pembangunan, pengembangan dan pengelolaan
Kawasan Industri Kuala Tanjung.

PENGADAAN TANAH
Berdasarkan hasil OBC, pengadaan tanah diestimasi membutuhkan pendanaan sebesar
Rp 14,1 Triliun untuk lahan seluas 5.123 ha. Dengan skema KPBU porsi Pemerintah adalah
sebesar 3.000 ha dan porsi Badan Usaha adalah sebesar 2.123 ha.

Bab 04 | 121
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Saat ini, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), bersama dengan Kementerian Perhubungan,


Kementerian Perindustrian, LMAN dan KPPIP tengah mendiskusikan tahap-tahap apa
saja yang perlu disiapkan agar pengadaan tanah pembangunan proyek Pelabuhan Hub
Internasional beserta Kawasan Industri Kuala Tanjung dapat dilakukan melalui anggaran
LMAN.

TINDAK LANJUT
i. Evaluasi usulan pengadaan tanah melalui LMAN
ii. Koordinasi dan monitoring usulan tarif logistik pelabuhan jangka panjang.
iii. Melakukan FGD untuk masalah pengadaan tanah yang berhubungan dengan
Kawasan Industri.

122 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

8. PELABUHAN HUB INTERNATIONAL BITUNG

Nilai Investasi Rp34 Triliun

Skema Pendanaan BUMN dan Swasta

Lokasi Sulawesi Utara

Penanggung Jawab PT Pelindo IV

Mulai Konstruksi 2015

Target Operasi 2018

DESKRIPSI PROYEK
Pelabuhan ini dipilih sebagai Pelabuhan Hub Internasional di Kawasan Timur Indonesia
dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan di Wilayah Timur Indonesia memiliki potensi lebih tinggi
dibandingkan dengan Wilayah Barat Indonesia;
2. Dinamika logistik di Wilayah Timur Indonesia diharapkan bertumbuh secara
eksponensial.

Pembangunan proyek ini direncanakan dikembangkan melalui 3 tahapan, Jangka Pendek


(2015-2019), Jangka Menengah (2020-2024) dan Jangka Panjang (2025-2034). Berikut detail
rencana pengembangan Pelabuhan Hub International Bitung.

Bab 04 | 123
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang


No Skema
2015 - 2016 2020 - 2024 2025 - 2034

. . .
1 Terminal
Multipurpose . Penataan CY/Depo
Perbaikan Dermaga
Relokasi terminal
penumpang
(Tuminting), Pelra dan .
Replacement
dermaga

.
Perbaikan B/M

.
Multipurpose
Konversi kegiatan
Reklamasi kolam ke petikemas

.
nusantara
Penambahan alat
B/M

2 Terminal . Pembangunan . Perluasan CY ke lokasi . Pembangunan


Petikemas
. dermaga petikemas
Reklamasi CY . ASDP
Penambahan . dermaga petikemas
Reklamasi CY

. dermaga

.
Penambahan CY
Penambahan alat
B/M

3 Lokasi Tanjung Pembebasan Lahan . Pembangunan


dermaga
Penambahan dermaga,
lapangan, tangki, stock
Merah (KEK Bitung)

.
multipurpose, Pelra pile, gas, dll
Penambahan alat

.
B/M
Lapangan
penumpukan tangki,

.
dll
Pembangunan Dry
Port

SIGNIFIKANSI PROYEK
Pelabuhan ini akan mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung
yang dinyatakan sebagai salah satu proyek prioritas Pemerintah Daerah. Di samping
itu, keberadaan Pelabuhan Hub Internasional Bitung juga akan mendukung kegiatan
industri kawasan timur Indonesia meliputi Ambon dan Ternate (pertanian, industri dan
pertambangan) serta Samarinda, Balikpapan, Tarakan dan Nunukan (batubara, minyak
bumi dan kayu lapis).

STATUS TERAKHIR
Status kemajuan terakhir pekerjaan Jangka Pendek yaitu, reklamasi dan pembangunan
lapangan penumpukan 5 Ha, pembangunan dermaga 4.585 m2 dan pembangunan trestle

124 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

851 m2 telah mencapai 100%. Dokumen Rencana Induk Pelabuhan (RIP) masih dalam proses
penyesuaian karena perubahan RTRW yang baru.

Berdasarkan informasi terakhir dari Pelindo IV, pengembangan pelabuhan eksisting akan
segera dioperasikan, status terakhir Pelindo IV telah mengirimkan surat kepada Kantor
Syahbandar dan Otorita Pelabuhan untuk mendapatkan izin operasi dermaga.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Dalam tahap I Belum ditentukan Dimulai kuartal III 2018
pengembangan OBC

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Belum ditentukan Belum ditentukan N/A Penetapan Lokasi telah terbit

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Potensi BUMN N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A 2015 (Jangka Pendek) 2019 (Jangka
Pendek)

SKEMA PENDANAAN
Untuk pembangunan jangka pendek (2015-2019) atau pengembangan Pelabuhan Bitung
Eksisting tengah berlangsung dan akan segera dioperasikan oleh PT Pelindo IV.

Sedangkan untuk pembangunan Jangka Menengah (2020 – 2024) dan Jangka Panjang (2025 –
2034) masih belum ditentukan skema pendanaannya. Namun, berdasarkan hasil OBC KPPIP,
pengembangan tersebut berpotensi untuk menggunakan Skema Kerjasama Pemerintah
Badan Usaha (KPBU).

PENGADAAN TANAH
Proses pengadaan tanah untuk jangka pendek telah dilaksanakan.

TINDAK LANJUT
Diskusi rencana dan strategi peningkatan market pada pelabuhan.

Bab 04 | 125
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

9. PELABUHAN PATIMBAN

Nilai Investasi Rp43,2 Triliun

Skema Pendanaan APBN dengan Pinjaman Luar Negeri, APBD & Swasta

Lokasi Jawa Barat

Penanggung Jawab Kementerian Perhubungan

Mulai Konstruksi 2018 (Tahap I)

Target Operasi 2019 (Tahap I)

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan pelabuhan dengan terminal kontainer dan perkiraan kapasitas sebesar 7,5
juta TEU. Perkiraan kapasitas mempertimbangkan potensi pertumbuhan demand di wilayah
timur Jawa Barat.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan pelabuhan ini merupakan strategi Pemerintah untuk mengurangi kelebihan
kapasitas di Pelabuhan Tanjung Priok. Pembangunan Pelabuhan Patimban ini diharapkan
juga dapat menjadi stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang.

STATUS TERAKHIR
Penandatanganan paket konstruksi dilakukan untuk jalan akses sepanjang 8,2 km dengan
nilai Rp1,2 triliun (termasuk paket supervisi). Konstruksi akan dilakukan oleh kerja sama
operasi Shimizu-PT PP-Bangun Cipta Konstruksi selama 18 bulan. Posisi JICA adalah sebagai
pemberi dana pinjaman dan Kementerian Perhubungan selaku pengelola Pelabuhan
Patimban.

Pembangunan jalan akses dilatarbelakangi oleh Perjanjian Kerjasama dengan Pemerintah


Jepang yang menyatakan bahwa sebelum konstruksi pembangunan pelabuhan dilaksanakan,
perlu dilakukan pembangunan infrastruktur pendukung, diantaranya, akses jalan dari

126 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

jalan nasional dan Jalan Tol Subang (Cikopo-Palimanan). Per tanggal 24 Juni 2019, status
kemajuan pembangunan jalan akses telah mencapai 33,97%; untuk pembangunan dermaga
dan reklamasi sebesar 29,15%, dan pembangunan Breakwater & Seawall sebesar 6,62%.
Sementara Untuk pembangunan backup area, masih terkendala oleh beberapa masalah
pengadaan tanah.

Pada bulan Juni, salah satu yang menjadi fokus utama selain masalah pengadaan tanah
di backup area, yaitu adalah penentuan badan pelaksana pelabuhan. Pihak Jepang telah
menyatakan ketertarikannya untuk terlibat di dalam operasional Pelabuhan Patimban,
sehingga berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 51 Tahun 2015 pihak asing
ataupun perusahaan multinasional perlu mengikuti prosedur lelang sesuai peraturan yang
berlaku dan bekerja sama dengan salah satu badan usaha pelabuhan Indonesia.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sedang dalam proses Selesai pada Selesai pada Sedang disusun
September 2015 Desember 2015

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai pada Februari Diterbitkan pada Feb- N/A Penetapan Lokasi telah terbit
2017 ruari 2017

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Tahap I: APBN dengan N/A N/A N/A
pinjaman luar negeri

Tahap II dan III: KPBU dan


Swasta

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A Akhir 2018 Juli 2019

SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan untuk Tahap 1 akan dilakukan dengan APBN dengan pinjaman luar negeri
(ODA Loan). Tahap 2 dan 3 berpotensi menggunakan skema KPBU. Terkait dengan pendanaan
tahap 1, saat ini tengah dilakukan pembahasan tanggapan para pemangku kepentingan
mengenai Exchange of Notes yang merupakan rangkaian proses menuju penyusunan Loan
Agreement antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang. Penandatanganan Loan

Bab 04 | 127
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Agreement telah dilaksanakan pada November 2017. Untuk persiapan Loan Agreement tahap
1-2, dokumen kesiapan sedang difinalisasi dan akan segera dikirimkan kepada Kementerian
PPN/BAPPENAS agar dapat diikutsertakan dalam penerbitan Greenbook.

PENGADAAN TANAH
Kegiatan pengadaan tanah terbagi menjadi dua area utama yaitu, pengadaan tanah pada
jalan akses dan pengadaan tanah pada backup area.
• Pengadaan tanah pada area jalan akses
a. 115 bidang tanah sudah dibayarkan
b. 2 bidang tanah belum terbayarkan karena ketidakhadiran pemilik pada musyawarah
c. 2 bidang tanah masih butuh klarifikasi
d. 2 bidang tanah sedang dalam proses konsinyasi
• Pengadaan tanah pada backup area
a. 422 bidang tanah warga terdampak (168 bidang sudah dibayarkan)
b. 3 bidang tanah eks HGU PT Laksana Dinamika yang masih dalam proses pengajuan
surat penetapan status tanah negara dari Menteri ATR/BPN
c. 60 bidang tanah milik non warga
d. 1 bidang tanah tanah timbul

TINDAK LANJUT
i. Proses lelang Badan Usaha Pelabuhan.
ii. Koordinasi pelaksanaan konstruksi tahap 1.
iii. Koordinasi dan usaha debottlenecking permasalahan pembebasan lahan
pada Kawasan Access Road dan Back up Area. Salah satunya tentang sosialisasi
kesepahamanan proses konsinyasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum.

128 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

10. INLAND WATERWAYS/CIKARANG –BEKASI-


LAUT

Nilai Investasi Rp3,4 Triliun

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi Jawa Barat

Penanggung Jawab PT Pelindo II

Mulai Konstruksi 2019

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Inland Waterways/CBL bertujuan untuk mengoptimalkan potensi jalur kanal
sungai sebagai alternatif transportasi logistik. Optimalisasi ini akan menghubungkan area
off-the-road Pelabuhan Tanjung Priok dengan area hinterland.

Dalam tahap 1, sistem transportasi kanal akan menggunakan kanal eksisting yang
dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu Cikarang –
Bekasi – Laut melewati Marunda, Jakarta Utara. Sedangkan untuk tahap 2, PT Pelindo II
berencana menambahkan rute kanal dari Tanjung Priok menuju Cikampek dimana kanal
akan menghubungkan arus logistik dari Tanjung Priok menuju kawasan industri Cibitung-
Cikarang di Bekasi serta di Cikampek, Karawang.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan Inland Waterways/CBL diharapkan dapat mengurangi kepadatan arus logistik
jalur darat dari kawasan industri Cikarang dan Karawang menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

STATUS TERAKHIR
Pada tanggal 25 Maret, telah diadakan rapat koordinasi oleh Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian membahas rencana aksi dan tindak lanjut setelah ditunjuknya Badan

Bab 04 | 129
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sebagai Penanggung Jawab Proyek kerjasama.


Dalam rapat ini, diputuskan bersama bahwa hal utama yang perlu segera dilakukan adalah
penyusunan dokumen Pra Studi kelayakan dan Studi Kelayakan (Feasibility Study & Pre-
Feasibility Study) oleh PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dan akan diserahkan kepada BPTJ.
Terkait kesesuaian RTRW Kabupaten, BPTJ akan bersurat kepada kementerian ATR/BPN
terkait hal tersebut.

Pada tanggal 22 Mei 2019, KPPIP telah mengadakan rapat koordinasi terkait penyelesaian
isu yang masih menghambat dalam proses penyiapan Proyek CBL.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum kecuali Selesai pada bulan Selesai pada Juni Belum ditentukan
pada Kabupaten Bekasi Februari 2015 2016

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Belum ditentukan Belum ditentukan N/A Belum ditentukan

Penetapan Skema
Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan
Pendanaan
Potensi Penugasan N/A N/A N/A

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A Kuartal III 2019 Beroperasi pada
tahun 2021

SKEMA PENDANAAN
Setelah ditetapkannya BPTJ Penanggung Jawab Proyek oleh Kementerian Perhubungan, telah
ditentukan bahwa skema pendanaan proyek Inland Waterways/CBL akan menggunakan skema
KPBU unsolicited dengan PT Pelabuhan Indonesia II (persero) sebagai calon pemrakarsa.

PENGADAAN TANAH
Pembangunan proyek dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama, pengembangan kanal
sepanjang 40 km dari Tanjung Priok menuju Kawasan Industri Cikarang yang memanfaatkan
jalur kanal yang pernah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Tidak dibutuhkan pengadaan lahan untuk proyek ini, namun perlu dilakukan pengerukan
kanal dan renovasi jembatan penyeberangan. Sedangkan untuk tahapan kedua, yang
merupakan penambahan rute kanal sepanjang 42 km dari Tanjung Priok menuju Cikampek,

130 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

dibutuhkan pengadaan lahan seluas 300 ha yang rencananya akan digunakan untuk
pembangunan dermaga tongkang. Berdasarkan hasil kunjungan lapangan, kepemilikan
lahan pada lokasi rencana dermaga tongkang merupakan tanah persawahan produktif hak
milik warga dan pengembang perumahan.

TINDAK LANJUT
i. Penyelesaian revisi studi kelayakan proyek oleh PT Pelindo II.
ii. Penyelarasan pemahaman terhadap jenis kegiatan diluar konstruksi terminal dan
dermaga yang perlu diketahui PJPK sebagai penanggung jawab keseluruhan
kegiatan proyek.
iii. Penyelesaian izin Tata Ruang dan rekomendasi Kesesuaian Tata Ruang Baru.

Bab 04 | 131
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

11. PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN


UMUM DI WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA/
LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DKI JAKARTA

Nilai Investasi Rp7,345 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan kepada BUMD (PT Jakarta Propertindo)

Lokasi DKI Jakarta

Penanggung Jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Mulai Konstruksi 2016 (Koridor I Fase I)

Target Operasi 2019 (Koridor I Fase I)

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan jaringan kereta api ringan (light rail transit/LRT) di Wilayah DKI Jakarta dengan
total tujuh koridor meliputi: (1) Kebayoran Lama – Kelapa Gading, (2) Pulo Mas – Tanah
Abang, (3) Joglo – Tanah Abang, (4) Puri Indah – Tanah Abang, (5) Pesing – Kelapa Gading, (6)
Ancol – Kemayoran, dan (7) Bandara Soekarno-Hatta – Kemayoran.

SIGNIFIKANSI PROYEK
LRT DKI Jakarta merupakan transportasi umum dengan total panjang jalur ~100 km. Proyek
akan membantu menyelesaikan masalah kemacetan, meningkatkan mobilitas penduduk
ibukota, mengurangi emisi karbon dan menciptakan lapangan kerja baru di Wilayah DKI
Jakarta.

STATUS TERAKHIR
Telah dibentuk PT LRT Jakarta yang nantinya akan bertanggung jawab atas operasi sarana
proyek ini. Saat ini tengah dilakukan kegiatan konstruksi prasarana perkeretaapian untuk
koridor 1 fase 1 (Kelapa Gading – Velodrome) sepanjang 5,8 km oleh PT Wijaya Karya, dan
telah mencapai +/- 98,6% per 20 Juni 2019. Sedangkan untuk kesiapan administrasi badan
usaha sebesar 98%, pengadaan sarana telah mencapai 99,9% dan kesiapan SDM sebesar

132 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

93%. Sampai awal bulan Juni, realisasi penyerapan anggaran telah mencapai Rp 5,799 Triliun.
Pada tanggal 11 Januari 2019, Kementerian Perhubungan telah melakukan uji Ride Comfort
atas sarana dan prasarana LRT DKI Jakarta.

Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan evaluasi atas usulan tarif dan Public
Service Obligation (PSO) untuk proyek ini. Dalam prosesnya terdapat dua dasar perhitungan
yang sedang dikaji yang pertama adalah perhitungan tarif dan PSO yang telah dilaksanakan
oleh konsultan PT Jakpro dengan pendekatan bisnis korporasi yang berorientasi pada return
sedangkan yang kedua adalah perhitungan tarif dan PSO dengan dasar Peraturan Menteri
Perhubungan No. 17 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan dan Penetapan
Tarif Angkutan Orang Dengan Kereta Api. Pada tanggal 12 Februari 2019, telah ditetapkan
besaran tarif oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui rapat penyusunan draf Peraturan
Gubernur. Status saat ini masih menunggu penandatanganan Gubernur DKI Jakarta.

Terkait pengadaan sarana, 8 sarana kereta sepenuhnya telah tersertifikasi oleh Kementerian
Perhubungan.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Koridor I Fase I: Sele- Koridor I Fase I: Koridor I Fase I: Selesai
sai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Koridor I Fase I: Sele- N/A Penetapan lokasi telah terbit
sai

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Koridor I Fase I: APBD DKI N/A N/A N/A
Jakarta

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Persetujuan Penyertaan Koridor I Fase I: 2016 Koridor I Fase I: 2019
Modal Daerah (PMD)
2018

SKEMA PENDANAAN
Pelaksanaan proyek mengacu pada Peraturan Presiden No. 99/2015 j.o. Peraturan Presiden
No. 79/2016 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah

Bab 04 | 133
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Khusus Ibukota Jakarta. Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat menugaskan
pembangunan prasarana perkeretaapian kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi
DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 154 Tahun 2017 tentang
Penugasan kepada PT Jakarta Propertindo untuk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
LRT Jakarta, lingkup penyelenggaraan prasarana (pembangunan, operasi dan pemeliharaan
serta pengusahaan) dan sarana (pengadaan, operasi dan pemeliharaan serta pengusahaan)
LRT DKI Jakarta dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo.

Melanjuti penerbitan Peraturan Presiden tersebut, pendanaan proyek, khususnya untuk


Koridor 1 Fase 1 bersumber dari APBD Provinsi DKI Jakarta dan diteruskan kepada PT Jakarta
Propertindo selaku BUMD melalui PMD.

PENGADAAN TANAH
Saat ini belum dibutuhkan pengadaan tanah mengingat Koridor 1 Fase 1 terdiri atas enam
stasiun layang yang menggunakan median jalan raya dan satu depo untuk pemeliharaan
kereta di atas lahan yang dimiliki oleh PT Jakarta Propertindo.

TINDAK LANJUT
i. Monitoring secara intens terhadap stakeholder terkait agar sertifikat layak operasi
dapat segera terbit
ii. Pelaksanaan konstruksi dan pengadaan sarana oleh PT Jakarta Propertindo.
iii. Finalisasi Perjanjian Penyelenggaraan dan Izin Usaha Prasarana

134 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Bab 04 | 135
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

III Status Proyek Prioritas


Sektor Energi dan
Ketenagalistrikan
1. CENTRAL JAVA POWER PLANT (PLTU BATANG)

Nilai Investasi Rp40 Triliun

Skema Pendanaan KPBU dengan IPP PT Bhimasena Power Indonesia

Lokasi Jawa Tengah

Penanggung Jawab PT PLN

Mulai Konstruksi 2016

Target Operasi 2020

DESKRIPSI PROYEK
PLTU Batang atau Central Java Power Plant (CJPP) adalah proyek pembangkit listrik tenaga
uap ultra critical sebesar 2 x 1.000 MW di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. PLTU Batang
akan dibangun oleh Special Purpose Vehicle (SPV) PT Bhimasena Power Indonesia yang
beranggotakan J-POWER (34%), Adaro (34%), dan Itochu (32%). Proyek ini telah mendapatkan
penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) dan Pemerintah Pusat untuk
risiko politik dan force majeure.

SIGNIFIKANSI PROYEK
PLTU Batang atau Central Java Power Plant (CJPP) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000
MW. Sebagai salah satu pilot project KPBU pertama dan terbesar di Indonesia, PLTU Jawa
Tengah memiliki peran strategis untuk mendorong keterlibatan investasi swasta dalam
pembangunan infrastruktur.

136 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

STATUS TERAKHIR
PLTU Jawa Tengah telah mencapai Financial Closing pada tanggal 6 Juni 2016. Saat ini proyek
sudah memasuki tahap persiapan untuk konstruksi fisik. PT BPI mulai melakukan konstruksi
sebagian dan telah melakukan konsinyasi ke pengadilan untuk membayar uang ganti
rugi masyarakat terdampak yang sebelumnya melakukan gugatan atas pengadaan tanah.
Kemajuan konstruksi sampai dengan Juni 2019 adalah 78%.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Telah diterbitkan Telah diterbitkan Telah diterbitkan Selesai

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
IPP Selesai pada Mei 2011 Tidak diperlukan Selesai pada Mei 2016

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai pada Juni 2016 Sudah dimulai pada Ditargetkan
2016 beroperasi pada
2019

SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan sudah ditetapkan sebagai Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dimana pihak investor pemenang lelang adalah PT Bhimasena Power Indonesia yang
didirikan oleh J-Power (34%), Adaro (34%), dan Itochu (32%).

PENGADAAN TANAH
Proses pengadaan lahan telah selesai.

TINDAK LANJUT
Pemantauan tahap konstruksi

Bab 04 | 137
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

2. PLTU INDRAMAYU

Nilai Investasi Rp27 Triliun

Skema Pendanaan APBN dengan pinjaman luar negeri

Lokasi Jawa Barat

Penanggung Jawab PT PLN

Mulai Konstruksi 2022

Target Operasi 2026

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas 1.000 MW yang akan
menghasilkan listrik untuk kebutuhan di Pulau Jawa dan Pulau Bali.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan PLTU ini bertujuan untuk mendukung penyediaan sistem listrik dan
mengurangi krisis listrik di wilayah Jawa dan Bali. Selain itu proyek ini juga berguna untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan dampak positif di masyarakat dengan
mendukung pertumbuhan kawasan industri di Jakarta wilayah timur dan Jawa Barat.

STATUS TERAKHIR
Penetapan Lokasi telah dilaksanakan pada 24 Mei 2016 melalui surat keputusan Kepala Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat (Surat no. 590/03/14.1.02.0/
BPMPT/2016). Dokumen Land Acquisition Plan (LAP) telah disusun dan dalam proses review
oleh PLN dan JICA. Basic Design dalam proses pengerjaan dengan target selesai pada kuartal
IV 2017. Pembangunan GITET 500 kV dalam proses pengerjaan oleh kontraktor dengan
target penyelesaian 2019. Persetujuan Loan Agreement ditargetkan selesai Juni 2018, namun
keputusan pengadilan terkait gugatan terhadap Izin Lingkungan telah keluar, yaitu Bupati
Indramayu dan PLN kalah dalam gugatan hukum. Proses naik banding ke Pengadilan Tinggi
telah dilaksanakan dan hasil naik banding dimenangkan oleh pihak Bupati Indramayu dan

138 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

PLN. Berdasarkan RUPTL 2018-2027 target operasi diundur menjadi 2026.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Dalam proses dan belum dikon-
firmasikan target penyelesaian
terbaru

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Dalam proses dan belum Dalam proses Dalam proses Dalam proses dan belum dikon-
dikonfirmasikan target dan belum dan belum firmasikan target penyelesaian
penyelesaian terbaru dikonfirmasikan target dikonfirmasikan terbaru
penyelesaian terbaru target penyelesaian
terbaru

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
APBN dengan pinjaman Tidak diperlukan Tidak diperlukan Tidak diperlukan
luar negeri

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Dalam proses dan belum Ditargetkan mulai 2026
dikonfirmasikan target pada 2022
penyelesaian terbaru

SKEMA PENDANAAN
PLTU Indramayu telah ditetapkan menggunakan pendanaan dari APBN dengan pinjaman
asing dari JICA sebesar USD2 Miliar.

PENGADAAN TANAH
Penetapan lokasi telah selesai pada Juni 2016. Pengadaan lahan pada saat ini dalam
tahap finalisasi Land Acquisition Plan (LAP) sebagai bagian dari tahapan pengadaan tanah
dengan pendanaan dari JICA. JICA menginginkan persetujuan atas hasil LAP dari penduduk
yang memiliki lahan dan penduduk yang tidak memiliki lahan namun terkena dampak
pembangunan proyek. Dokumen LAP dalam proses review oleh Divisi Risiko PLN dan JICA.

TINDAK LANJUT
Tidak ada tindak lanjut yang dilakukan karena pelaksanaan proyek diundur menjadi tahun
2026.

Bab 04 | 139
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

3. PLTU MULUT TAMBANG

Nilai Investasi Rp210,86 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN dan IPP

Lokasi Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Timur, Kali-


mantan Tengah

Penanggung Jawab PT PLN

Mulai Konstruksi 2018

Target Operasi 2020

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan 16 PLTU Mulut Tambang di Pulau Sumatera dan Kalimantan dengan total
kapasitas 6.145 MW.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan pembangkit-pembangkit PLTU MT di Pulau Sumatera dan Kalimantan
memiliki dampak yang signifikan bagi ketersediaan listrik dan pertumbuhan ekonomi bagi
Pulau Sumatera dan Kalimantan. Proyek ini akan memastikan bahwa wilayah-wilayah yang
kaya akan sumber daya batubara dapat memanfaatkan energi tersebut.

Proyek ini didukung dalam RUPTL 2018-2027 (Kepmen ESDM No. 1567 K/20/MEM/2018),
yang antara lain menyatakan bahwa PT PLN wajib mengutamakan pembangunan PLTU
Mulut Tambang. Pemanfaatan bahan bakar yang berlokasi dekat dengan pembangkit akan
menjadikan biaya pembangkitan lebih efisien.

STATUS TERAKHIR
Dari 16 proyek PLTU MT yang termasuk, sebanyak empat pembangkit terkontrak oleh
Indonesia Power (IP), enam pembangkit terkontrak PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), lima
terkontrak oleh IPP lain, dan satu pembangkit belum ditentukan pengelolanya. Saat ini
terdapat tiga pembangkit, PLTU MT Kaltim, PLTU MT Sumsel-1, dan PLTU MT Sumsel-8 sudah

140 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

dalam tahap konstruksi.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai 2018 2018

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


2018 2018 2018 2018

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN dan 2017 Tidak diperlukan Tidak diperlukan
IPP

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2017 2018 2020-2027

SKEMA PENDANAAN
Pengelola untuk sebagian besar pembangkit akan ditentukan melalui penunjukan langsung
anak perusahaan PT PLN, yaitu PT Indonesia Power atau PT PJB, dan akan dilakukan seleksi
mitra. PLTU MT Kaltim-5 telah ditetapkan sebagai pemodelan skema pendanaan untuk
PLTU MT skema anak perusahaan. Pada awal September 2018, contract agreement antara
Indonesia Power dan calon mitra yaitu Adaro Power telah habis masa kontraknya dan telah
diputuskan bahwa tidak akan diperpanjang. Oleh sebab itu, seluruh PLTU MT dengan skema
penugasan anak perusahaan PLN akan dilakukan penundaan target COD 1-2 tahun dari
target awal. Saat ini skema pendanaan baru untuk PLTU Mulut Tambang dalam proses
persetujuan oleh para Direksi PLN, akan diadakan rapat koordinasi terkait skema pendanaan
baru pada bulai Mei 2019.

PENGADAAN TANAH
Untuk pembangkit lainnya yang sudah terkontrak, proses pengadaan lahan sedang dilakukan.

TINDAK LANJUT
i. Pemantauan tahap konstruksi PLTU MT Kaltim, PLTU MT Sumsel-1, PLTU MT Sumsel-8.
ii. Pemantauan terkait skema pendanaan yang akan digunakan untuk PLTU Mulut
Tambang dengan penugasan kepada Anak Perusahaan PLN.

Bab 04 | 141
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4. PEMBANGKIT LISTRIK BERBASIS TENAGA GAS

Nilai Investasi Rp 302,12 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN dan IPP

Lokasi Riau, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,


Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,
Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat
Penanggung Jawab PT PLN

Mulai Konstruksi 2017

Target Operasi 2019

DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini meliputi pembangunan 112 pembangkit listrik berbasis tenaga gas (PLTG, PLTGU,
PLTMG, MPP) di 18 provinsi dengan total kapasitas 9.735 MW.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan pembangkit-pembangkit berbasis tenaga gas memiliki dampak yang
signifikan bagi ketersediaan listrik dan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah terkait.

Proyek ini didukung dalam RUPTL 2017-2026 (Kepmen ESDM No. 1415 K/20/MEM/2017),
yang antara lain menyatakan bahwa PT PLN wajib mengutamakan pembangunan
Pembangkit Listrik Gas Bumi di mulut sumur. Pemanfaatan bahan bakar yang berlokasi
dekat dengan pembangkit akan menjadikan biaya pembangkitan lebih efisien. Hal ini juga
akan memastikan bahwa warga di wilayah-wilayah yang kaya akan sumber daya gas, seperti
Papua dan Maluku, dapat menikmati hasil dari eksploitasi energi yang dilakukan di wilayah
setempat.

142 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

STATUS TERAKHIR
Total kapasitas pembangkit dalam tahap operasi untuk PLTG/GU/MG pada November 2018
adalah 971,99 MW.

Status lima paket Infrastruktur gas sebagai berikut:


• Kr. Raya – Nias : penugasan kepada Pertagas Niaga.
• Babel – Pontianak : target pengumuman lelang lelang ditunda.
• Indonesia Tengah : pembatalan proses pengadaan karena perubahan skema.
• FSRU Gorontalo : target pengumuman lelang lelang ditunda.
• Maluku – Papua : target pengumuman hasil Pra-Kualifikasi ditunda.

Surat Permohonan Arahan Tata Ruang untuk lokasi jetty di NTT oleh PLN kepada Kemenko
Perekonomian sudah dikirimkan. RPP Rencana Tata Ruang Laut (RTRL), yang mempengaruhi
seluruh proyek yang memiliki Infrastruktur di wilayah pesisir, saat ini sedang menunggu
persetujuan kementerian teknis.

Pencapaian pada bulan November 2018 untuk infrastruktur gas dan pembangkit listrik
berbasis gas alam adalah untuk alokasi gas 20 mmscfd dari Kilang LNG Tangguh Papua
Barat, PT Papua Doberai Mandiri (PADOMA) dan PT PGN LNG Indonesia telah membentuk
Joint Venture PT Padoma Global Neo Energi pada 9 November 2018 dan PLTGU Jawa-1 telah
mencapai Financial Close pada 16 November 2018 dan ground breaking telah dilaksanakan
pada 19 Desember 2018.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
2018 Selesai Selesai 2018

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


2018 2018 2018 2018

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN dan Selesai Tidak diperlukan Tidak diperlukan
IPP

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2018 2017 2019

Bab 04 | 143
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

SKEMA PENDANAAN
Sebanyak 96 pembangkit listrik dikelola secara langsung oleh PT PLN, dan 16 pembangkit
menggunakan skema IPP.

PENGADAAN TANAH
Sebanyak 25 pembangkit memiliki status lahan yang sudah dibebaskan, 29 pembangkit
memiliki status lahan yang dalam proses pembebasan, dan 58 pembangkit memiliki status
lahan yang belum mulai dibebaskan.

TINDAK LANJUT
i. Penyesuaian tata ruang laut untuk pembangkit berbasis tenaga gas di Indonesia
Timur, yang terletak di Kawasan Lindung Konservasi Laut menunggu penerbitan
Surat Rekomendasi dari Menteri Kelautan dan Perikanan.
ii. Koordinasi terkait perpanjangan Surat Menteri ESDM terkait Alokasi Gas 20 mmscfd
kepada BUMD Papua Barat.

144 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

5. CENTRAL-WEST JAVA TRANSMISSION LINE


500 KV

Nilai Investasi Rp210,86 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN dan IPP

Lokasi Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Timur,


Kalimantan Tengah

Penanggung Jawab PT PLN

Mulai Konstruksi 2018

Target Operasi 2020

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan transmisi 500 kV untuk mengalirkan listrik yang dihasilkan di Jawa Tengah
ke load center Jakarta yang berada di wilayah barat Pulau Jawa. Transmisi ini akan terbagi
menjadi beberapa ruas meliputi:

Ruas Panjang
Tanjung Jati – Tx (Ungaran – Pedan) 144 Km
Tx (Ungaran – Pedan) – Mandirancan 397 Km
Mandirancan – Indramayu 180 Km
Indramayu – Cibatu 260 Km

SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalur transmisi dari Jawa Barat ke Jawa Tengah sangat dibutuhkan untuk mengalirkan listrik
yang akan dihasilkan oleh PLTU Indramayu (1.000 MW), PLTU Jawa 1 (1.000 MW), PLTU
Pemalang (2 x 1.000 MW), PLTU Jawa 3 (2 x 660 MW), PLTU Jawa 4 (2 x 1.000 MW) dan PLTU
Batang (2.000 MW). Oleh karena itu, dibutuhkan sinkronisasi jadwal pembangunan dan
penyelesaian seluruh proyek tersebut.

Bab 04 | 145
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

STATUS TERAKHIR
IPPKH untuk ruas Tanjung Jati – Tx , dan Tx-Mandirancan sudah diterbitkan oleh KLHK. IPPKH
untuk ruas Mandirancan – Indramayu – Cibatu Baru dalam proses penerbitan melalui Sistem
Online Single Submission (OSS).

Pembebasan lahan untuk seluruh ruas sebesar 95% (1.315 dari 1.382 lahan tower). Terdapat
906 dari total 1.382 pondasi tower transmisi atau 66% sudah selesai kontruksi.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Selesai Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Selesai Selesai 95% (1.315 dari 1.382 lahan
tower)

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
BUMN (Anggaran PLN) Tidak diperlukan Tidak diperlukan Tidak diperlukan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Pengembangan proyek April 2017 Ditargetkan
ini dilakukan dengan beroperasi pada Juli
menggunakan anggaran 2019
PT PLN

SKEMA PENDANAAN
Pengembangan proyek ini dilakukan dengan menggunakan anggaran PT PLN.

PENGADAAN TANAH
Pembebasan lahan untuk seluruh ruas sebesar 95% (1.315 dari 1.382 lahan tower). Isu
pembebasan lahan yang dihadapi saat ini adalah tanah TNI, tanah milik swasta, tanah BMN/
BUMN (BBWS, PTPN VIII, Pertamina), Tanah Kas Desa (terkait pelunasan pembayaran), tanah
masyarakat dan telah diadakan rapat koordinasi untuk upaya debottlenecking pada April
2019.

146 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

TINDAK LANJUT
i. Pemantauan tahap konstruksi tower transmisi melalui PLN.
ii. Pemantauan pembebasan lahan pada tanah TNI, tanah milik swasta, tanah BMN/
BUMN (BBWS, PTPN VIII, Pertamina), Tanah Kas Desa (terkait pelunasan
pembayaran), tanah masyarakat.

Bab 04 | 147
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

6. TRANSMISI SUMATERA 500 KV

Nilai Investasi Rp24,4 Triliun

Skema Pendanaan Penunjukan BUMN dan swasta

Lokasi Pulau Sumatera

Penanggung Jawab PT PLN

Mulai Konstruksi 2016

Target Operasi 2019

DESKRIPSI PROYEK
Proyek pembangunan Transmisi Sumatera 500 kV ini bertujuan untuk mengalirkan listrik
yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang berada di bagian selatan ke
bagian utara Pulau Sumatera dengan menggunakan jalur transmisi sepanjang 1.330 km dari
Muara Enim, Sumatera Selatan sampai ke Langsa, Aceh.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Transmisi Sumatera dibutuhkan untuk mengalirkan listrik dari PLTU di Sumatera Selatan
ke wilayah utara Pulau Sumatera dalam upaya untuk meningkatkan akses listrik untuk
masyarakat.

STATUS TERAKHIR
Untuk Paket 1 dan 2 (ruas New Aur Duri – Peranap – Perawang) saat ini dalam tahap
pembebasan lahan dan konstruksi oleh PT Waskita Karya. Untuk Paket 1 pondasi tower yang
telah selesai dibangun mencapai 95% (512 dari 556 tapak tower) dan Paket 2 mencapai 90%
(342 dari 379 tapak tower).

Lelang untuk Paket 3 (ruas New Aur Duri – Muara Enim) telah dilakukan skema repeat order
kepada PT Waskita Karya dan kontrak sudah ditandatangani pada 7 Juli 2017. Namun, hingga
saat ini kontrak belum efektif karena masih menunggu persetujuan PT PLN dan PT Waskita

148 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Karya. PT Waskita Karya telah mengirimkan surat permohonan pendampingan kepada BPKP
untuk lelang bank peminjam pada April 2019.

Untuk lelang pengadaan transmisi Paket 4 (ruas Perawang – Rantau Prapat) dan Paket 5
(ruas Rantau Prapat – Galang) dalam proses lelang EPC.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Selesai Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Selesai Selesai IPPKH untuk Paket-1: 98% (544/556 tapak
Provinsi Jambi dan tower)
Riau sedang dalam
proses. Paket-2: 99% (375/379 tapak
tower)

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Telah ditetapkan skema Lelang untuk ruas Tidak diperlukan Tidak diperlukan
penunjukan BUMN atau New Aur Duri –
Swasta Peranap – Perawang
telah dilaksanakan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Telah mencapai financial Telah dimulai pada Juli Ditargetkan berop-
close untuk ruas New 2016 untuk ruas New erasi pada Juli 2019
Aur Duri – Peranap - Aur Duri – Peranap – untuk ruas New Aur
Perawang Perawang Duri – Peranap –
Perawang

SKEMA PENDANAAN
Lelang untuk Paket 3 (ruas New Aur Duri – Muara Enim) telah dilakukan dengan skema repeat
order kepada PT Waskita Karya dan kontrak sudah ditandatangani pada 7 Juli 2017. Namun,
hingga saat ini kontrak belum efektif karena masih menunggu persetujuan PT PLN dan PT
Waskita Karya terkait Bunga Loan dan Bunga Ekuitas.

PENGADAAN TANAH
Sampai dengan Februari 2019, kemajuan pengadaan tanah telah mencapai 99% (555 dari
556 tapak tower) untuk Paket 1 dan 99% untuk Paket 2 (378 dari 379 tapak tower). Untuk
Paket 1 pondasi tower yang telah selesai dibangun mencapai 92% (512 dari 556 tapak tower)

Bab 04 | 149
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

dan Paket 2 mencapai 90% (342 dari 379 tapak tower).


TINDAK LANJUT
i. Pemantauan pengadaan tanah dan konstruksi untuk ruas New Aur Duri – Peranap
– Perawang dan penyelesaian tahap lelang untuk Paket 4 dan Paket 5
Transmisi Sumatera.
ii. Pemantauan terkait skema pendanaan untuk Paket 3.
iii. Koordinasi dengan K/L terkait untuk percepatan proses konstruksi untuk Paket 1 & 2.

150 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

7. KILANG MINYAK BONTANG

Nilai Investasi Rp197,58 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan kepada PT Pertamina dengan kerjasama


swasta (Overseas Oil & Gas)

Lokasi Kalimantan Timur

Penanggung Jawab PT Pertamina (Persero)

Mulai Konstruksi 2021

Target Operasi 2027

DESKRIPSI PROYEK
Kilang Minyak Bontang adalah proyek pembangunan kilang minyak baru (Grass Root Refinery)
dengan kapasitas produksi bahan bakar minimal 300 ribu barel per hari yang akan dibangun
di Bontang, Kalimantan Timur. Perencanaan pembangunan Kilang Minyak Bontang akan
menggunakan konfigurasi yang mempertimbangkan sistem lain seperti sistem petrokimia.
Selanjutnya, hasil produksi kilang minyak tersebut akan diutamakan untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar dalam negeri.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Mengingat kebutuhan bahan bakar dan upaya pencapaian ketahanan energi di dalam negeri,
maka Indonesia membutuhkan pertumbuhan industri kilang minyak. Kombinasi Grass Root
Refinery (GRR) dan Refinery Development Master Plan (RDMP) dibutuhkan untuk meningkatkan
penyediaan minyak mentah dan bahan bakar di Indonesia sehingga dapat menurunkan
ketergantungan pada impor.

STATUS TERAKHIR
Pada bulan Januari 2018, Pertamina telah memilih konsorsium Overseas Oil and Gas (OOG)
dari Oman sebagai mitra strategis. Frame Work Agreement (FWA) telah ditandatangan pada
tanggal 10 Desember 2018.

Bab 04 | 151
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Kementerian Agraria dan Tata Ruang telah menerbitkan persetujuan substansi Perda Revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang untuk mengakomodasi pelaksanaan proyek.

Basic Feasibility Study (BFS) telah mulai dilaksanakan pada bulan Maret 2019. Diharapkan
dalam proses penyusunan BFS, dapat ditentukan secara jelas apakah pembangunan pabrik
petrokimia perlu dimasukkan ke dalam lingkup proyek untuk meningkatkan keekonomian
proyek. BFS ditargetkan selesai pada bulan September 2019.

Mengingat kebutuhan lahan untuk kilang minyak dan pabrik petrokimia membutuhkan
~800 Ha, maka Pertamina berencana untuk memanfaatkan sebagian area dan utilitas di
kawasan LNG Badak dengan luas total ~187 Ha sebagai area penyimpanan (Tankage Area)
dan memanfaatkan lahan kosong di Bontang Lestari dengan total luas ~702 Ha untuk
menjadi area pembangunan processing facilities.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Dalam proses Selesai pada Januari Ditargetkan selesai Ditargetkan selesai pada Q3 2021
2016 pada Q3 2019

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Ditargetkan selesai pada Ditargetkan selesai Q4 Menunggu revisi Menunggu kepastian kebutuhan
Q4 2019 2019 RTRW lahan

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan kepada PT Mitra Strategis terpilih - -
Pertamina pada Januari 2018

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Ditargetkan selesai 2019 Q4 2021 Q1 2027

SKEMA PENDANAAN
Kilang Minyak Bontang akan dilaksanakan dengan skema penugasan BUMN dengan PT
Pertamina sebagai Penanggung Jawab Proyek (melalui Keputusan Menteri ESDM No. 7935
K/10/MEM/2016). PT Pertamina dan OOG akan membentuk Joint Venture dalam pembangunan
dan pengoperasian kilang.

152 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

PENGADAAN TANAH
Sebagian lahan yang diberikan untuk lokasi kilang tidak sesuai dengan RTRW Provinsi
Kalimantan Timur dan Kota Bontang karena sebagian lahan tersebut saat ini diperuntukan
konservasi hutan mangrove. Saat ini sedang dalam revisi RTRW sudah diajukan kepada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk mendapatkan persetujuan prinsip.

TINDAK LANJUT
i. Pemantauan penerbitan Perda RTRW kota Bontang.
ii. Pemantauan proses penyusunan BFS.

Bab 04 | 153
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

8. KILANG MINYAK TUBAN

Nilai Investasi Rp199,3 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan PT Pertamina dengan kerjasama swasta


(Rosneft)

Lokasi Jawa Timur

Penanggung Jawab PT Pertamina

Mulai Konstruksi 2021

Target Operasi 2026

DESKRIPSI PROYEK
Kilang Minyak Tuban adalah proyek pembangunan kilang minyak baru dengan kapasitas
produksi 300 ribu barel per hari yang akan dibangun di Jawa Timur.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Mengingat kebutuhan bahan bakar dan upaya pencapaian ketahanan energi di dalam
negeri, Indonesia membutuhkan pertumbuhan industri kilang minyak di dalam negeri.
Dengan dibangunnya Kilang Minyak Tuban, diharapkan dapat meningkatkan penyediaan
minyak mentah dan bahan bakar di Indonesia sehingga dapat menurunkan ketergantungan
terhadap impor.

STATUS TERAKHIR
Joint Venture Company, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia didirikan pada
tanggal 28 November 2017. Proses AMDAL telah selesai pada September 2017.

Presiden telah mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan terkait Persetujuan Prinsip
pengadaan lahan BMN dengan skema tukar-menukar untuk proyek Kilang Minyak Tuban.
Menteri LHK telah mengirimkan Surat Persetujuan Tukar-Menukar kepada Pertamina dan
mengusulkan agar pemberian kompensasi kepada penggarap lahan segera dilakukan.

154 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Pada tanggal 8 Maret 2019, masyarakat sekitar mengajukan gugatan ke PTUN Surabaya
atas diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah
untuk Pembangunan Kilang Minyak Tuban. Persidangan telah dilaksanakan pada tanggal
1 April 2019 dimana PTUN Surabaya mengabulkan gugatan tersebut. Pertamina telah
berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dan mengajukan Kasasi kepada Mahkamah
Agung.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Selesai Selesai Dalam proses Ditargetkan selesai 2021

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


September 2017 September 2017 Ditargetkan selesai Dimulai September 2017
pada 2019

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN Selesai pada Mei 2016 Tidak diperlukan 2019

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Ditargetkan selesai pada Ditargetkan dimulai Ditargetkan 2025
2020 2021

SKEMA PENDANAAN
Proyek Kilang Minyak Tuban adalah proyek kerjasama Business-to-Business antara PT
Pertamina dan Rosneft sebagai investor. Seluruh pendanaan untuk investasi proyek akan
diatur dan dilakukan oleh investor.

PENGADAAN TANAH
Presiden telah mengirimkan surat persetujuan prinsip kepada Menteri Keuangan terkait
pengadaan lahan BMN untuk proyek kilang minyak Tuban dengan menggunakan skema
tukar-menukar. Selain itu, masih diperlukan tambahan pengadaan lahan milik masyarakat
sekitar dimana PTUN telah mengabulkan gugatan atas penerbitan SK Gubernur tentang
Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Kilang Minyak Tuban. Pertamina
saat ini sedang dalam proses pengajuan kasasi ke Mahkamah Agung.

Bab 04 | 155
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

TINDAK LANJUT
i. Pemantauan proses pengadaan lahan proyek GRR Tuban.
ii. Mendorong pelaksanaan studi Front End Engineering Design (FEED) untuk proyek
GRR Tuban.

156 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

9. REVITALISASI KILANG EKSISTING (RDMP)

Nilai Investasi Rp246,22 Triliun

Skema Pendanaan Penugasan BUMN (dapat bekerja sama dengan swasta)

Lokasi Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Timur

Penanggung Jawab PT Pertamina (Persero)

Mulai Konstruksi 2019

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Proyek RDMP adalah proyek untuk merevitalisasi kilang minyak lama dengan tujuan untuk
meningkatkan kapasitas kilang minyak di Indonesia dan/atau mengintegrasikan dengan
industri Petrokimia.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Mengingat kebutuhan bahan bakar dan upaya untuk mencapai ketahanan energi dalam
negeri, maka Indonesia membutuhkan pertumbuhan industri kilang minyak dalam negeri.
Pada saat ini, kemampuan Indonesia memenuhi kebutuhan produk dalam negeri sangat
rendah, yaitu hanya dapat memenuhi kebutuhan selama 48 hari pada tahun 2013 dan
diperkirakan akan turun menjadi 38 hari pada tahun 2025. Jika dibiarkan, hal ini berpotensi
menjadi ancaman ketahanan energi.

RDMP dibutuhkan bersamaan dengan proyek kilang minyak baru (Grass Root Refinery) untuk
meningkatkan kapasitas produksi kilang minyak yang sudah ada di Indonesia.

STATUS TERAKHIR
Pengembangan RDMP Balikpapan saat ini dikerjakan oleh PT Pertamina, untuk pekerjaan
terkait dengan engineering dikerjakan oleh Bechtel. Basic Feasibility Study (BFS) sudah
diselesaikan oleh UOP pada Maret 2015. Untuk Basic Engineering Design (BED) disusun oleh

Bab 04 | 157
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Axens, UOP, dan CB&I dimana telah selesai disusun pada Januari 2017. Front End Engineering
Design (FEED) ISBL disusun oleh Bechtel. Pada bulan Desember 2018 telah dilakukan EPC
contract award kepada pemenang lelang EPC yaitu konsorsium SK Engineering & Construction
Co. Ltd, Hyundai Engineering Co. Ltd, PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero). Pada bulan
Februari 2019, telah dilakukan Kick Off Meeting EPC ISBL dan OSBL bersama dengan Joint
Operations Team yang terdiri dari SK, Hyundai, Rekayasa Industri, dan PT Pembangunan
Perumahan.

BFS untuk RDMP Cilacap sudah diselesaikan oleh UOP pada Desember 2015. Surat
rekomendasi tata ruang, surat izin prinsip pengalihan trase jalan, dan surat KA Andal
sudah diterbitkan pada April 2017. Izin Lingkungan diterbitkan pada Bulan September
2017. Penetapan Lokasi diterbitkan pada November 2017. Pertamina telah mengajukan
permohonan persetujuan dimulainya early works untuk proyek RDMP Cilacap yang kemudian
telah disetujui oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Direktorat Jenderal Bina
Marga telah menyetujui usulan desain jalan pengganti dari Pertamina. Saat ini proyek masih
terkendala dengan perbedaan signifikan antara valuasi Pertamina dan Saudi Aramco. JVDA
dengan Saudi Aramco diperpanjang hingga 31 Oktober 2019 dan akan dilakukan valuasi
ulang melalui investment bank.

Proyek RDMP Balongan direncanakan untuk dibangun dan dikelola 100% oleh PT Pertamina.
Saat ini sedang dilaksanakan studi Feasibility Study (FS) dan Basic Engineering Design (BED)
untuk Survival Phase yang ditargetkan akan selesai pada bulan September 2019. Secara
paralel sedang dilaksanakan juga penyusunan Feasibility Study (FS) untuk Flexibility Phase
yang ditargetkan selesai pada bulan Oktober 2019.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah sesuai Selesai Kilang Balikpapan : Kilang Balikkpapan : Juni 2019
Selesai
Kilang Cilacap : 2020
Kilang Cilacap :
Selesai Kilang Balongan : 2020

Kilang Balongan :
2019

158 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Kilang Balikpapan : Kilang Balikpapan : Tidak diperlukan Kilang Balikpapan :Selesai
Selesai pada April 2017 Selesai pada April
2017 Kilang Cilacap :Ditargetkan 2019
Kilang Cilacap :
Selesai pada September Kilang Cilacap : Kilang Balongan :Selesai
2017 Selesai pada
September 2017
Kilang Balongan :
Ditargetkan 2019 Kilang Balongan :
Ditargetkan 2019

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Penugasan BUMN Tidak diperlukan Tidak diperlukan Tidak diperlukan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Kilang Balikpapan : Kilang Balikpapan : Kilang Balikpapan :
Ditargetkan 2019 2019 2021

Kilang Cilacap : Kilang Cilacap : Kilang Cilacap :


Ditargetkan 2019 2020 2024

Kilang Balongan : Kilang Balongan : Kilang Balongan :


Belum ditetapkan 2020 2021

SKEMA PENDANAAN
PT Pertamina akan menjadi PJP untuk seluruh revitalisasi kilang eksisting. Untuk
skema pendanaan, PT Pertamina dapat bekerjasama dengan pihak swasta (B2B) untuk
mengembangkan kilang-kilang tersebut.

PENGADAAN TANAH
Tidak diperlukan pengadaan tanah karena lahan yang digunakan adalah lahan dari kilang-
kilang eksisting milik PT Pertamina (Persero), kecuali untuk proyek Kilang Cilacap.

TINDAK LANJUT
i. Pemantauan proses konstruksi proyek RDMP Balikpapan.
ii. Mendorong pengembangan rencana pendanaan untuk proyek-proyek RDMP.
iii. Pemantauan proses penyusunan studi FS dan BED proyek RDMP Balongan.

Bab 04 | 159
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

10. PENGEMBANGAN LAPANGAN ABADI


WILAYAH KERJA MASELA

Nilai Investasi Rp289,9 Triliun

Skema Pendanaan Swasta (Kontrak Kerja Sama)

Lokasi Maluku

Penanggung Jawab Kementerian ESDM

Mulai Konstruksi 2020

Target Operasi 2027

DESKRIPSI PROYEK
Proyek pengembangan lapangan gas Abadi merupakan proyek infrastruktur hulu minyak
dan gas bumi (migas) di Wilayah Kerja (WK) Masela yang dioperasikan oleh Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) INPEX Masela Ltd. Lapangan ini berlokasi di kedalaman ~800
meter di bawah permukaan laut di wilayah laut Arafura, Provinsi Maluku. Lapangan gas
Abadi di Wilayah Kerja Masela memiliki cadangan gas bumi dengan kapasitas terbesar yang
dikembangkan di Indonesia hingga saat ini dengan volume cadangan kelas dunia, berlokasi
di laut dalam dan dengan biaya investasi tinggi sehingga diperlukan kapasitas kilang LNG 9.5
MTPA.

Kilang LNG dari Lapangan Abadi diperkirakan akan menjadi kilang terbesar di dunia setelah
Sakhalin (Russia), Gorgon (Australia), dan Atlantic (Trinidad & Tobago).

SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan proyek infrastruktur berbasis gas dari Lapangan Abadi, Wilayah Kerja Masela
merupakan proyek strategis di wilayah perbatasan NKRI dan akan mendorong pengembangan
wilayah sekitar khususnya yang berada di Provinsi Maluku maupun pembangunan nasional.
Efek berganda dari proyek hulu migas ini berupa penciptaan lapangan kerja langsung maupun
tidak langsung, peningkatan kapasitas konstruksi nasional, pembangunan infrastruktur

160 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

pendukung kegiatan operasi, akses logistik dan perhubungan, infrastrukur dasar (kesehatan,
pendidikan, perbankan, jalan, dll), meningkatnya pasokan gas bumi nasional, meningkatkan
pendapatan migas dan pajak nasional, peningkatan kebutuhan gas bagi industri di wilayah
Maluku dan sekitarnya khususnya industri perikanan dan maritim.

STATUS TERAKHIR
Pre-FEED telah selesai disusun dan diserahkan kepada SKK Migas. Koordinasi sedang
dilaksanakan untuk penyusunan kebijakan pendukung insentif fiskal proyek hulu migas, saat
ini sedang dilakukan harmonisasi terkait Rancangan Peraturan Menteri Keuangan turunan
dari PP No. 27/2017 oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Pada bulan Juni 2019, Kontraktor K3S Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela telah mengajukan
Plan of Development (POD) kepada SKK Migas.

Kontraktor K3S saat ini sedang memproses penyesuaian Tata Ruang Laut untuk memfasilitasi
pelaksanaan proyek.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Ditargetkan selesai pada Ditargetkan selesai Ditargetkan selesai Ditargetkan selesai pada 2020
2019 pada 2019 pada 2019

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Ditargetkan selesai 2019 Ditargetkan selesai Ditargetkan selesai Ditargetkan selesai 2019
2019 2019

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Swasta (KKS) Selesai Tidak diperlukan Tidak diperlukan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2019 2020 2027

SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan adalah Kontrak Kerja Sama (KKS), dengan INPEX Masela Ltd sebagai pihak
kontraktor, dengan 65% saham kepemilikan oleh INPEX dan 35% saham kepemilikan oleh
Shell.

Bab 04 | 161
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

PENGADAAN TANAH
Pengadaan lahan untuk fasilitas onshore mulai dilaksanakan di awal tahun 2019.

TINDAK LANJUT
i. Koordinasi penyesuaian RTRW
ii. Koordinasi dukungan kebijakan insentif fiskal untuk kegiatan hulu migas.
iii. Dukungan dalam proses pengadaan lahan dan pengurusan izin.

162 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

11. PENGEMBANGAN LAPANGAN GENDALO,


MAHA, GANDANG, GEHEM & BANGKA
(INDONESIA DEEPWATER DEVELOPMENT
PROJECT/IDD)

Nilai Investasi Rp124,8 Triliun

Skema Pendanaan Swasta (Kontrak Kerja Sama)

Lokasi Kalimantan Timur

Penanggung Jawab Kementerian ESDM

Mulai Konstruksi 2012

Target Operasi 2016

DESKRIPSI PROYEK
Proyek IDD adalah pengembangan terintegrasi dari lima lapangan (Bangka, Gendalo,
Gehem, Gandang dan Maha) dalam empat Kontrak Kerja Sama/KKS (Makassar, Rapak,
Ganal dan Muara Bakau). Eksploitasi dan eksplorasi yang dilakukan guna mengembangkan
cadangan gas sebesar kurang lebih 2,55 TCF. Proyek IDD merupakan pengembangan
dengan kedalaman laut terdalam di Indonesia dan akan memerlukan teknologi laut-dalam
yang canggih dan manajemen proyek berkelas dunia untuk mengembangkan sumber daya
tersebut secara aman dan efisien.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Saat ini Proyek IDD diperkirakan mampu memproduksi 2,55 triliun kaki kubik gas dan 46,7
juta barel kondensat. Produksi ini diperkirakan menghasilkan kurang lebih USD8,7 Miliar
penerimaan langsung bagi Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan setara dengan bagian
penerimaan Pemerintah RI sebesar 28.1%. Proyek ini akan meningkatkan pasokan gas alam
dan LNG ke pasar domestik dan mengoptimalkan pemanfaatan Kilang LNG Badak setelah
tahun 2022.

Bab 04 | 163
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

STATUS TERAKHIR
Lapangan Bangka sudah mulai memproduksi gas alam sejak tahun 2016. Untuk lapangan
Gendalo, Gandang dan Maha, Chevron sedang dalam proses pelaksanaan untuk pre-FEED.
Proyek IDD.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Tidak diperlukan Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Telah diterbitkan Selesai Tidak diperlukan Selesai

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Swasta (KKS) Selesai Tidak diperlukan Tidak diperlukan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai 2013 Lapangan Bangka
sudah beroperasi

SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan adalah Kontrak Kerja Sama dengan Chevron Indonesia sebagai kontraktor.

PENGADAAN TANAH
Proses pengadaan lahan tidak dibutuhkan karena lokasi proyek bersifat offshore.

TINDAK LANJUT
i. Koordinasi dukungan kebijakan insentif fiskal untuk kegiatan hulu migas.
ii. Pemantauan dan evaluasi lapangan Gendalo, Gandang, dan Maha.

164 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

12. PROYEK TANGGUH LNG TRAIN 3

Nilai Investasi Rp104 Triliun

Skema Pendanaan Swasta (Kontrak Kerja Sama)

Lokasi Papua Barat

Penanggung Jawab Kementerian ESDM

Mulai Konstruksi 2016

Target Operasi 2020

DESKRIPSI PROYEK
Proyek Tangguh LNG Train 3 meliputi pembangunan kilang beserta fasilitas pendukungnya
(sumur produksi, fasilitas penerimaan gas dan dermaga pengapalan LNG) serta
pengembangan lapangan-lapangan gas untuk memberikan pasokan gas kepada kilang LNG
tersebut. Proyek ini diproyeksikan meningkatkan produksi gas Train 1 dan Train 2 sebesar
3,8 MTPA.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebesar 75% dari volume produksi Tangguh Train 3 telah dialokasikan untuk PT PLN dengan
potensi menghasilkan sekitar 4.000 MW dan diharapkan dapat menghemat biaya pembelian
BBM diesel untuk pembangkitan listrik antara tahun 2020 sampai dengan tahun 2035. BP
juga telah berkomitmen untuk memberikan pasokan gas sebesar 20 MMSCFD (atau 0,16
MTPA) untuk pembangkitan listrik di Papua Barat dan Papua.

STATUS TERAKHIR
Final Investment Decision (FID) telah dilaksanakan pada Juli 2016. Proyek kini dalam tahap
konstruksi. Secara spesifik, fasilitas offshore dalam proses penyelesaian kegiatan engineering
dan pengadaan serta memulai fabrikasi di Karimun pada April 2017. Fasilitas onshore dalam
tahap engineering dan pengadaan dimulai pada Agustus 2016 dan konstruksi dimulai sejak
awal tahun 2017. Per bulan April 2019, pembangunan fasilitas offshore mencapai 89% dan

Bab 04 | 165
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

pembangunan Onshore Kilang LNG mencapai 61%. Proyek ini ditargetkan dapat mulai
beroperasi pada tahun 2020.

Pembangunan Kawasan Industri Teluk Bintuni sebagai pengembangan industri hilir gas
dari Tangguh sedang dikoordinasikan dengan Kementerian Perindustrian. Pemerintah
Kabupaten Bintuni telah memberikan komitmen untuk melakukan pengadaan lahan untuk
proyek Kawasan Industri. Saat ini Kementerian Perindustrian selaku Penanggung Jawab
Proyek sedang dalam proses pengajuan permohonan bantuan Project Development Facility
(PDF) kepada Kementerian Keuangan untuk penyempurnaan OBC dan pendampingan
transaksi.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah sesuai Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Telah diterbitkan Telah diterbitkan Telah diterbitkan Selesai

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Swasta (KKS) Selesai Tidak diperlukan Tidak diperlukan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai 016 Ditargetkan 2020

SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan adalah Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP Berau Ltd. sebagai pihak
kontraktor, yang merupakan kerjasama antara BP dengan lima mitra, yaitu CNOOC (13,9%),
MI Berau (16,3%), Nippon Oil (12,23%), KG (10%), dan LNG Japan (7,35%).

PENGADAAN TANAH
Pengadaan lahan telah selesai.

TINDAK LANJUT
i. Pemantauan tahap konstruksi.
ii. Koordinasi pengembangan industri hilir gas dari Tangguh dengan Kementerian
Perindustrian.

166 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

13. PENGEMBANGAN LAPANGAN UNITISASI GAS


JAMBARAN-TIUNG BIRU

Nilai Investasi Rp26,728 Triliun

Skema Pendanaan BUMN (Kontrak Kerja Sama)

Lokasi Jawa Timur

Penanggung Jawab Kementerian ESDM

Mulai Konstruksi 2017

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Gas Processing Facility (GPF) dengan kapasitas sebesar 330 MMSCFD serta
pembangunan fasilitas pendukungnya untuk memproduksikan gas dan kondensat dari
Lapangan Jambaran-Tiung Biru dengan produksi rata-rata gas mentah sebesar 315 MMSCFD
dan target mulai produksi pada tahun 2021 dengan penjualan gas sebesar 172 MMSCFD.
Proyek ini dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) ditargetkan mulai
berproduksi pada tahun 2021 untuk mendukung penyediaan gas pembangkit tenaga listrik
dalam rangka pelaksanaan Program 35.000 MW guna mendukung pemenuhan kebutuhan
listrik masyarakat Indonesia.

Proyek ini mengalokasikan 100 MMSCFD untuk PT Pertamina (Persero) yang dialirkan ke
PT PLN (Persero) dengan harga gas USD6,7 per MMBTU dengan biaya toll fee USD0,9 per
MMBTU. Sisa gas lainnya akan ditujukan bagi kebutuhan industri Jawa Timur dan Jawa
Tengah.

Bab 04 | 167
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

STATUS TERAKHIR
Pekerjaan ECW telah selesai dilakukan. Kontrak EPC untuk Gas Processing Facilities telah
ditandatangani pada Desember 2017, dan ditargetkan selesai pada Q1 2021. Sedangkan
pengeboran sumur dilakukan pada bulan Maret 2019. Pembangunan Pipa Transmisi Gas
Gresik-Semarang sudah hampir terselesaikan. Saat ini Pertamina EP Cepu selaku pelaksana
proyek sedang dalam proses pengajuan persetujuan Pinjaman Komersial Luar Negeri
kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah sesuai Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Telah diterbitkan Telah diterbitkan Telah diterbitkan Selesai

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
BUMN (KKS) Selesai Tidak diperlukan Tidak diperlukan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai 2017 2021

SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan adalah Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan PT Pertamina EP Cepu sebagai
pihak kontraktor.

PENGADAAN TANAH
Pengadaan lahan telah selesai.

TINDAK LANJUT
Pemantauan tahap konstruksi.

168 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

14. ENERGI ASAL SAMPAH KOTA-KOTA BESAR

Nilai Investasi Rp19,746 Triliun

Skema Pendanaan KPBU, Swasta dan penugasan BUMD

Lokasi DKI Jakarta, Tangerang, Bandung, Surakarta, Semarang,


Surabaya, Makassar dan Denpasar

Penanggung Jawab Pemerintah Provinsi atau Kota terkait

Mulai Konstruksi 2017

Target Operasi 2019

DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan PLTSa di delapan kota besar di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Tangerang,
Bandung, Surakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, dan Denpasar. DKI Jakarta
merencanakan pembangunan empat PLTSa dan kota lainnya merencanakan pembangunan
satu PLTSa di wilayahnya masing-masing. PLTSa di Kota Surakarta direncanakan mampu
mengolah sampah sebanyak 400-450 ton/hari dengan teknologi gasifikasi, sedangkan PLTSa
di kota-kota lain direncanakan mampu mengolah 1.000-2.200 ton/hari dengan teknologi
insinerator termal.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek ini sangat penting bagi kota-kota di Indonesia karena mengalami masalah
pengolahan sampah, di mana kapasitas TPA akan atau sudah melebihi kapasitas, yang
menciptakan masalah sanitasi bagi warga kota. Dengan mengimplementasikan teknologi
PLTSa, diharapkan bahwa sampah akan dapat diolah dalam jumlah besar dalam waktu yang
singkat. Manfaat tambahannya adalah bahwa akan dihasilkan listrik yang dapat dipasok
kepada PT PLN.

STATUS TERAKHIR
Peraturan Presiden No. 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah
Sampah menjadi Listrik telah diterbitkan pada April 2018. Harga pembelian listrik untuk

Bab 04 | 169
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

kapasitas < 20 MW telah ditetapkan sebesar USD13.35 cent/kWH dan untuk besaran bantuan
Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) maksimal adalah Rp500.000/ton.

1. PLTSa di DKI Jakarta


1 (satu) Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter sudah dilakukan penandatangan Joint
Venture Agreement antara PT Jakarta Propertindo (JakPro) dan Fortum Finlandia pada 9
Oktober 2018. Telah dibentuk JV Company antara JakPro dan Fortum yaitu PT Jakarta Solusi
Lestari. Ground breaking telah dilaksanakan pada Desember 2018. Saat ini dalam proses
pemenuhan persyaratan untuk Financial Close dan pengajuan permohonan penugasan
lanjutan kepada PT Jakpro untuk penyelenggaran ITF Sunter. PT Jakarta Solusi Lestari dan PT
PLN dalam proses diskusi terkait PJBL.

2. PLTSa di Tangerang
Walikota Tangerang telah mengirimkan surat tanggal 9 Februari 2018 yang berisi skema
pendanaan akan dilakukan pelelangan mandiri dan menarik/pencabutan permohonan
fasilitas PDF kepada Kementerian Keuangan. Skema pendanaan yang dipilih oleh Pemkot
Tangerang adalah penugasan BUMD PT Tangerang Nusantara Global (Perseroda). Market
sounding telah dilaksanakan pada bulan Mei 2018. Saat ini sedang dalam tahap Pra-Kualifikasi
(PQ) untuk calon mitra BUMD (15 Agustus – 13 September 2018), terdapat 9 (sembilan)
Perusahaan yang telah menyampaikan minatnya. Saat ini dalam proses persetujuan hasil
seleksi mitra BUMD kepada Walikota Tangerang.

3. PLTSa di Bandung (Regional Jawa Barat)


Market sounding sudah dilaksanakan pada 29 Januari 2018. Gubernur Jawa Barat telah
menetapkan JICA untuk dapat mendampingi proses tahap transaksi PLTSa Legok Nangka
dengan bekerja sama dengan LKPP. Saat ini JICA, sebagai Transaction Advisor (TA), dalam
penyusunan Final Business Case. Ditargetkan pelaksanaan PQ dapat dilakukan pada Agustus
2019. Usulan Persetujuan Prinsip VGF telah disampaikan oleh Pemprov Jabar kepada
Kementerian Keuangan pada bulan Mei 2019, saat ini dalam proses pembahasan oleh
Komite VGF.

4. PLTSa di Semarang
Telah dilakukan kunjungan lapangan oleh KIAT dan Pemerintah Kota Semarang. KIAT telah
menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konsultan untuk penyusunan Outline Business
Case (OBC) PLTSa Semarang dan telah ditunjuk konsultan Pricewaterhouse Cooper. Kick-
off Meeting penyusunan OBC PLTSa Semarang telah dilakukan pada Januari 2019. Studi
Pendahuluan direncanakan selesai pada akhir Mei 2019.

170 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

5. PLTSa di Surakarta
Pemkot Surakarta sudah menentukan pengembang PLTSa yaitu PT Solo Citra Metro Plasma
Power (SCMPP). Surat Penugasan Pembelian Tarif Listrik untuk PLTSa Surakarta kepada
PLN dari Menteri ESDM telah diterbitkan pada 11 Juli 2018. Telah diputuskan PT SCMPP
akan membangun tahap pertama 5 MW tanpa BLPS. Penandatanganan PJBL dengan PT PLN
dilakukan pada 28 Desember 2018. PT SCMPP saat ini sedang dalam proses due diligence
oleh PT SMI.

6. PLTSa di Surabaya
Proyek sudah memasuki tahap konstruksi. Surat Penugasan Pembelian Tarif Listrik untuk
PLTSa Surabaya 11 MW kepada PLN dari Menteri ESDM telah diterbitkan pada 11 Juli 2018.
Target penandatanganan PJBL 9 MW pada September 2018. Untuk amademen PJBL PLTSa
Surabaya 2 MW (dari Sanitary Landfill), dibutuhkan koordinasi antara pemangku kepentingan
terkait hasil Legal Opinion (LO) dari Satuan Hukum Korporat PT PLN dan Kejaksaan Tinggi
Jawa Timur.

7. PLTSa di Makassar
Pendanaan untuk penyusunan Pra-Studi Kelayakan dari Korea Selatan masih menunggu
penandatanganan MoU antara Pemerintah Korea dengan Pemerintah Indonesia. Pemerintah
Korea Selatan, melalui KEITI, KECC, dan GTC, dalam proses finalisasi Pra-Studi Kelayakan
untuk PLTSa Makassar.

8. PLTSa di Denpasar (Sarbagita/Suwung)


PJP telah ditetapkan yaitu Gubernur Bali. Skema pendanaan adalah penugasan kepada PT
PLN berdasarkan Surat Menteri ESDM pada bulan Oktober 2017. PT PLN telah menugaskan
PT Indonesia Power (selaku anak perusahaan PLN) sebagai pengembang PLTSa Sarbagita/
Suwung. Pra-Studi Kelayakan telah selesai disusun oleh PT Indonesia Power pada Februari
2018. PT Indonesia Power telah melaksanakan proses seleksi mitra, namun tidak ada
perusahaan yang memenuhi syarat “no tipping fee”. Berdasarkan hasil rapat dan keputusan
Menko Bidang Kemaritiman bahwa PT Waskita Karya sebagai mitra PT Indonesia Power.
Pemprov Bali sedang dalam proses penyusunan Raperda terkait iuran wisatawan untuk
pemasukan tipping fee. Saat ini PT Indonesia Power dalam proses lelang EPC yang dimulai
pada Juni 2019.

Bab 04 | 171
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai Selesai Selesai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Telah diterbitkan Telah diterbitkan N/A N/A

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
KPBU dan Swasta Kota Surabaya dan Dalam proses eval- N/A
Surakarta: Selesai uasi

6 kota lainnya:
2018/2019

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Kota Surabaya: Selesai Kota Surabaya: 2017 Kota Surabaya: 2019

7 kota lainnya: 2019 7 kota lainnya: 2019 7 kota lainnya: 2021

SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan untuk proyek yang belum ditentukan pengembang PLTSa direncanakan
dengan skema KPBU karena dibutuhkan dukungan kelayakan dari Pemerintah berdasarkan
nilai jual listrik yang ditetapkan dan keterbatasan dana Pemda untuk BLPS.

PENGADAAN TANAH
Proses pengadaan tanah hanya dibutuhkan untuk tiga ITF di DKI Jakarta. Lokasi PLTSa lainnya
berada di lahan TPA eksisting sehingga tidak membutuhkan pengadaan lahan tambahan.

TINDAK LANJUT
i. Pemantauan status kemajuan proyek PLTSa di setiap kota.
ii. Pemantauan penerbitan Permen KLHK mengenai mekanisme implementasi
Bantuan Biaya Layanan Pengelolaan Sampah (BLPS) dari Dana Alokasi Khusus
Nonfisik yang telah disetujui Menteri LHK pada 10 Juni 2019.

172 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Bab 04 | 173
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

IV Status Proyek Prioritas


Sektor SDA dan Sanistasi

1. SPAM SEMARANG BARAT

Nilai Investasi Rp 1.191 Miliar

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi Jawa Tengah

Penanggung Jawab PDAM Kota Semarang

Mulai Konstruksi 2019

Target Operasi 2021

DESKRIPSI PROYEK
Proyek SPAM Semarang Barat akan menggunakan air dari Bendungan Jatibarang untuk
menyelesaikan masalah kurangnya penyediaan air baku kota Semarang yang selama ini
mengandalkan penyediaan dari Kabupaten Kudus. Proyek ini bertujuan menyediakan air
minum untuk kurang lebih 60.000 keluarga yang belum tersambung dengan jaringan SPAM
di 31 Kelurahan dalam wilayah Semarang Barat, Tugu, dan Ngaliyan. Proyek ini diharapkan
dapat menaggulangi krisis air bersih dan mengurangi penggunaan air tanah di Kota
Semarang.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat adalah proyek pembangunan SPAM
yang direncanakan sebagai pilot project SPAM dengan skema pendanaan KPBU berdasarkan
PP No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum. SPAM Semarang Barat akan
menaggulangi permasalahan krisis air bersih dan penurunan permukaan tanah akibat

174 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

penggunaan air tanah di Kota Semarang.

STATUS TERAKHIR
Terdapat dua keadaan yang menunjukkan progres terbaru pembangunan SPAM Semarang
Barat. Pertama, telah ditandatangani dokumen perjanjian kerjasama, dan perjanjian
sponsor antara PT Air Semarang Barat dan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang pada tanggal
23 November 2018 di kantor PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. Kedua, telah dilakukan
financial closing pada tanggal 22 Mei 2019.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai pada 2017 Selesai pada Semes- Dalam proses
ter II tahun 2017

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Telah diterbitkan Telah diterbitkan N/A Selesai

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Maret 2017 Telah ditetapkan Telah ditandatangani Letter of intent telah diterbitkan
pemenang persetujuan VGF oleh PT Penjaminan Infrastruktur
oleh Kementerian Indonesia
Keuangan pada Juni
2018

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2019 2019 2021

SKEMA PENDANAAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian telah menerbitkan surat No. S-55/M.EKON
/03/2017 kepada Menteri PUPR yang berisi tentang dukungan skema KPBU untuk Proyek
SPAM Semarang Barat. Menindaklanjuti surat tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat telah mengeluarkan surat No. PR.01.03-Mn/301 kepada Walikota
Semarang yang berisi bahwa Kementrian PUPR mendukung skema KPBU sebagai skema
Proyek SPAM Semarang Barat. Selain itu, Menteri Keuangan juga telah menandatangani
persetujuan skema Viability Gap Fund (VGF) untuk proyek SPAM Semarang Barat. Pada bulan
Juni 2018, telah dikeluarkan surat persetujuan dukungan VGF untuk proyek SPAM Semarang
Barat pada tanggal 28 Juni 2018. Dukungan yang diberikan sebesar Rp. 147,000,000,000,-
atau 38% dari nilai proyek. Namun, pada akhirnya fasilitas dukungan ini tidak digunakan

Bab 04 | 175
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

oleh pemenang lelang.

PENGADAAN TANAH
Pemerintah Kota Semarang telah melakukan pengadaan tanah melalui Dinas Pekerjaan
Umum Kota Semarang, dan melakukan pengalihan hak pengelolaan serta kepemilikan aset
kepada PDAM Kota Semarang.

TINDAK LANJUT
Pelaksanaan aktivitas ground breaking dan konstruksi.

176 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

2. JAKARTA SEWERAGE SYSTEM

Nilai Investasi ±Rp70 Triliun

Skema Pendanaan APBN dengan Pinjaman Asing (Jepang) untuk Zona 1


dan Zona 6, potensi skema KPBU untuk Zona 2, 4+10, 5,
8, dan 9 serta potensi KPBU/ Hutang untuk zona lainnya
Lokasi DKI Jakarta

Penanggung Jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Mulai Konstruksi 2019 (Zona 1 & 6)

Target Operasi 2022 (Zona 1 & 6)

DESKRIPSI PROYEK
Proyek Jakarta Sewerage System (JSS) akan menangani pengolahan limbah domestik di 15
zona (termasuk Zona yang sudah beroperasi), dengan rencana pembangunan awal pada
Zona 1, 6 dan 8. Namun, berdasarkan penerbitan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018
tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Proyek Strategis Nasional, Proyek Jakarta Sewerage System yang termasuk ke dalam daftar
PSN pada tahun 2018 adalah Jakarta Sewerage System Zona KPBU. Zona KPBU yang sudah
mulai memasuki tahap persiapan adalah Zona 8. Zona 8 diestimasikan membutuhkan biaya
±Rp 5,8 Triliun. Zona 8 memiliki cakupan wilayah Marunda dengan estimasi populasi yang
dilayani sebanyak 974 ribu masyarakat. Kapasitas pengolahan air rata-rata 170.561 m3 per
hari.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebagai ibukota negara, DKI Jakarta telah berkembang menjadi pusat pemerintahan,
bisnis, dan industri. Karena perkembangan tersebut tidak disertai dengan perbaikan sistem
pembuangan untuk menangani limbah yang dihasilkan, maka kondisi air dan sanitasi di
Jakarta semakin memburuk. Saat ini, cakupan wilayah (coverage ratio) di DKI Jakarta hanya
meliputi 4% dari keseluruhan wilayah dengan tingkat pencemaran BOD sebesar 84 mg/l.
Dengan kondisi tersebut, DKI Jakarta berada di posisi kedua terendah dalam hal sanitasi di
antara ibu kota di Asia Tenggara. Selain itu, JSS juga dibutuhkan untuk mendukung efektivitas

Bab 04 | 177
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)/National Capital Integrated Coastal


Development (NCICD) yang juga sudah mulai dibangun.

NCICD memerlukan percepatan pembangunan proyek pengolahan air limbah sehingga


proyek ini mendapatkan prioritas khusus dari pemerintah pusat dengan diterbitkannya
surat Deputi Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,
Kementerian Koordinator Perekonomian No: S-130/D.VI.M.EKON/09/2013 mengenai
Percepatan Pengembangan Pengolahan Sistem Air Limbah Terpusat di DKI Jakarta, dengan
target pencapaian 75% cakupan wilayah pelayanan air limbah pada tahun 2022.

Pembangunan Jakarta Sewerage System diharapkan dapat meningkatkan cakupan wilayah


pelayanan air limbah di DKI Jakarta sebesar 20% untuk Zona 1 dan 6. Diharapkan
dengan dimulainya penyiapan proyek untuk Zona 8 dapat menjadi spillover effect kepada
pembangunan zona KPBU lainnya. Pada akhirnya, pembangunan seluruh proyek JSS dapat
melebihi target jangkauan layanan limbah di DKI Jakarta.

STATUS TERAKHIR
Proses penyiapan JSS Zona 8 telah dimulai (Kick-Off) pada bulan Maret 2018, namun
sempat terkendala perubahan skema pendanaan proyek dari KPBU solicited menjadi KPBU
unsolicited. Skema proyek kemudian kembali menjadi KPBU unsolicited melalui penerbitan
surat Gubernur DKI Jakarta No. 33/-1.79 tanggal 10 Januari 2019. Dalam surat ini Gubernur
DKI Jakarta meminta dukungan KPPIP dan ADB-AICOE untuk penyiapan proyek JSS Zona 8
dilanjutkan dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ditunjuk
sebagai PiC proyek di Pemprov DKI Jakarta.

Pada Februari 2019 telah dilakukan kick-off meeting untuk dimulainya kembali proses studi
OBC proyek KPBU JSS Zona 8. Draft pertama dari OBC tersebut ditargetkan dapat selesai
sebelum September 2019. Pada Technical Workshop yang diselenggarakan pada Juni 2019,
pihak ADB-AICOE memberikan keterangan bahwa penyusunan OBC telah selesai untuk
aspek teknis proyek.

178 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai pada 2015 Sedang dipersiapkan Belum dimulai

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Belum dimulai Belum dimulai Tidak diperlukan Belum dimulai

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
KPBU Belum ditetapkan Belum ditetapkan Belum ditetapkan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2020 2021 2023

SKEMA PENDANAAN
Berdasarkan hasil scoping study yang dilakukan KPPIP dengan bantuan INDII, telah
diidentifikasi zona-zona yang memiliki potensi untuk KPBU yaitu zona 2,5,8,9,4+10.

PENGADAAN TANAH
Lahan untuk Zona 8 saat ini telah dimiliki oleh Dinas Sumber Daya Air, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta

TINDAK LANJUT
Menyelesaikan dan melakukan pembahasan atas dokumen OBC yang disusun konsultan
ADB-AICOE. Akan dilakukan Technical Workshop lanjutan di bulan Agustus 2019 untuk
membahas: opsi teknis yang dipilih; aspek komersial; ekonomi dan legal dalam usulan KPBU
dari proyek JSS Zona 8.

Bab 04 | 179
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

3. TANGGUL LAUT

Nilai Investasi ±Rp2,4 Triliun untuk fase A (belum termasuk biaya pem-
bebasan lahan)

Skema Pendanaan APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan Swasta

Lokasi DKI Jakarta

Penanggung Jawab :Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian PUPR

Mulai Konstruksi 2007

Target Operasi 2018

DESKRIPSI PROYEK
Tanggul Laut adalah proyek pembangunan sebuah tanggul skala besar di bagian utara Teluk
Jakarta sebagai cara untuk melindungi Ibukota dari banjir. Di dalam tanggul ini akan dibuat
laguna-laguna besar untuk menampung aliran dari 13 sungai di Jakarta.

Pembangunan Proyek Tanggul Laut dibagi menjadi beberapa fase/tahapan, dimana Prioritas
KPPIP adalah penyelesaian tahap pertama (Tahap A). Tahap A merupakan kegiatan perkuatan
garis pantai dengan pembangunan tanggul pantai serta sungai dengan pencanangan yang
telah dimulai pada awal September 2014. Pembangunan Tahap A sangat mendesak dan
penting untuk segera diselesaikan sebelum 2024.

Tahapan selanjutnya adalah Pembangunan Tanggul Laut Terbuka yang dibagi menjadi dua
Tahap (Tahap B dan Tahap C). Tahap B (sebelah barat Tj. Priok) memiliki sifat yang lebih
mendesak dibandingkan dengan Tahap C (sebelah timur Tj. Priok) mengingat bahwa laju
penurunan muka tanah di pesisir bagian barat lebih besar.

Untuk memastikan agar tingkat perlindungan banjir tetap pada periode ulang 1:1000 atau
lebih tinggi, maka sebagai daerah prioritas tindakan untuk perlindungan banjir (Tanggul
Laut) di daerah barat (Tahap B) perlu diselesaikan di tahun 2030. Sementara itu, pada daerah
pesisir bagian timur yang memiliki urgensinya lebih rendah diasumsikan memerlukan

180 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Tanggul Laut setelah tahun 2035.

Pengembangan Tanggul Laut pada kedua tahap di atas menggunakan pendekatan dua
tahap yang adaptif.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Lebih dari separuh penduduk Jakarta tinggal di area pesisir dan aktivitas perekonomian
utama perkotaan juga banyak berkembang di kawasan pesisir. Di kawasan ini terdapat
aliran 13 sungai besar yang bermuara di Teluk Jakarta, dan 40% wilayahnya merupakan
dataran rendah yang berada di bawah muka air laut pasang. Banjir di kawasan pesisir Jakarta
diperburuk dengan menurunnya muka tanah akibat ekstraksi pemanfaatan air tanah dalam
yang berlebihan. Proyek ini akan membantu penanggulangan penurunan muka tanah di
Jakarta.

STATUS TERAKHIR
Dalam pelaksanaan konstruksi, pada lokasi Kanal Muara telah dibangun tanggul sepanjang
154,5 m pada tahun 2017 dan target realisasi pada tahun 2018 adalah sepanjang 241 m
dan target pembangunan tahun 2019 adalah sepanjang 285 m. Pada lokasi Kali Blencong,
telah terbangun tanggul sepanjang 336,64 m; pada lokasi Muara Baru, pembangunan telah
terealisasi sepanjang 2,137 m; dan pada lokasi Kalibaru, target pembangunan tahun 2018
sudah mencapai 100% yaitu sepanjang 2,200 m.

Terkait dengan perencanaan, Kementerian PUPR dengan yang didukung bantuan dari
Pemerintah Belanda dan Pemerintah Korea telah menyelesaikan Rencana Perlindungan
Banjir Terpadu/Integrated Flood Safety Plan 2019 (RPBT/IFSP 2019).

Dengan telah diselesaikannya dokumen ini, maka tahapan selanjutnya adalah penyelesaian
kajian yang lebih mendalam meliputi penyusunan OBC dan FBC termasuk dukungan teknis
dan dukungan pengadaan.

Saat ini sedang dilaksanakan pembahasan rencana pembangunan Tanggul Laut didalam
penyusunan Rencana Tata Ruang dan Rencana Zonasi Kawasan Strategis (RTR KSN & RZ
KSN) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur)
dan telah dibentuk Badan Koordinasi dan Pengelolaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta (BKP
Pantura Jakarta) melalui Peraturan Gubernur No. 58 Tahun 2018 mengenai Pembentukan,
Organisasi, dan Tata Kerja Badan Koordinasi Pengelolaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta.

Bab 04 | 181
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai tahun 2015 Selesai tahun 2015 Selesai tahun 2016

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Sudah diterbitkan Sudah diterbitkan N/A Belum dimulai

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
APBN, APBD, BUMN, N/A N/A N/A
BUMD, dan Swasta

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Telah tercapai 2007 2018

SKEMA PENDANAAN
Pendanaan Fase A akan menggunakan APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan swasta dengan
pembagian alokasi pendanaan mengikuti trase indikatif yang sudah ditetapkan. Fase
selanjutnya akan direncanakan dengan melibatkan pihak swasta yang akan berinvestasi di
kawasan Tanggul Laut.

PENGADAAN TANAH
Tanggul Laut yang berlokasi di utara Jakarta akan melakukan reklamasi lahan dimana 90 juta
m³ pasir akan dibutuhkan untuk membangun tanggul luar saja. Tambahan sejumlah 210 juta
m³ pasir akan dibutuhkan untuk mereklamasi lahan seluas 1.250 ha yang akan menjadi lokasi
pengembangan perkotaan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan identifikasi
titik-titik peninggian dan pelebaran tanggul yang membutuhkan pembebasan lahan.

TINDAK LANJUT
KPPIP melakukan pemantauan atas pelaksanaan kegiatan kelembagaan program tanggul
laut oleh Pemerintah Pusat dan Daerah (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten), pembahasan
pembangunan Tanggul Laut dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Rencana Zonasi
Kawasan Strategis Jabodetabekpunjur serta pemantauan finalisasi desain tipe Tanggul Laut.

182 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

4. SPAM LAMPUNG

Nilai Investasi Rp700 Miliar

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi Lampung

Penanggung Jawab PDAM Way Rilau

Mulai Konstruksi 2018

Target Operasi 2022

DESKRIPSI PROYEK
SPAM Lampung direncanakan memiliki kapasitas 750 liter per detik untuk melayani sekitar
600.000 jiwa penduduk. Sumber air adalah Sungai Way Sekampung dengan Water Treatment
Plant (WTP) yang berlokasi di Desa Rulung Helok

SIGNIFIKANSI PROYEK
Air akan didistribusikan melalui pipa transmisi sejauh 21 km yang mencakup delapan
kecamatan di Kota Bandar Lampung, yaitu Rajabasa, Labuan Ratu, Way Halim, Kedaton,
Tanjung Senang, Sukarame, Sukabumi dan Kedamaian dengan total sambungan rumah
mencapai 600.000 rumah.

STATUS TERAKHIR
Saat ini, proyek sudah memasuki tahap konstruksi dan ditargetkan konstruksi akan
berlangsung selama 2 tahun, dimana pekerjaan general testing dan commissioning ditargetkan
dilakukan pada bulan Agustus 2020 sampai dengan November 2020 sebelum proyek dapat
beroperasi penuh di tahun 2022.

Pada bulan April 2019, pekerjaan yang menjadi porsi badan usaha masih optimis dapat
diselesaikan lebih cepat dari jadwal pada Desember 2019. Namun pekerjaan yang menjadi
porsi APBN dan APBD masih terkendala proses pengadaannya dan terancam memundurkan

Bab 04 | 183
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

jadwal COD.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum 2017 2017 Sudah diselesaikan

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Sudah diterbitkan Sudah diterbitkan N/A 2018

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
2016 Pemenang telah Sudah dikeluarkan Letter of intent PT Penjaminan
ditetapkan pada bulan surat dukungan Infrastruktur Indonesia sudah
Desember 2017 kelayakan Surat No. diterbitkan
81/MK.08/2018

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2018 2018 2021

SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan proyek adalah KPBU.

PENGADAAN TANAH
Pengadaan tanah sudah selesai dilakukan.

TINDAK LANJUT
Melakukan pemantauan atas timeline dan kegiatan konstruksi proyek.

184 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

5. SPAM Jatiluhur

Nilai Investasi Rp 1.670 Miliar

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi Jawa Barat dan DKI Jakarta

Penanggung Jawab Perum Jasa Tirta II

Mulai Konstruksi 2020

Target Operasi 2022

DESKRIPSI PROYEK
SPAM Jatiluhur adalah proyek sistem penyediaan air minum yang mendayagunakan air dari
Waduk Jatiluhur untuk pengolahan, pentransmisian, dan pendistribusian kebutuhan air
di wilayah Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Provinsi DKI Jakarta.
SPAM Jatiluhur direncanakan memiliki kapasitas sebesar 10.000 liter per detik.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Meningkatnya kebutuhan air di Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, dan Kota Karawang me-
latarbelakangi pengembangan Proyek SPAM Jatiluhur yang akan menambah kapasitas dan
reliabilitas pasokan air bersih, terutama bagi wilayah Provinsi DKI Jakarta. Proyek ini juga
diharapkan dalam mengurangi penggunaan air tanah di Provinsi DKI Jakarta dan mencegah
penurunan muka tanah.

STATUS TERAKHIR
Sampai dengan bulan April 2019, proyek belum dapat memulai tahap request for propo-
sal karena belum tercapainya kesepakatan antara Perum Jasa Tirta II sebagai PJPK dengan
PDAM-PDAM offtakers, salah satunya tentang kepemilikan dan pengelolaan aset setelah
masa konsesi.
Perum Jasa Tirta II sebagai PJPK juga belum dapat memenuhi persyaratan kemampuan fi-
nansial terkait penjaminan. Terkait keterbatasan kemampuan finansial, Menteri PUPR dan

Bab 04 | 185
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Menteri BUMN telah mengirimkan surat permohonan dukungan bagi PJT II kepada Menteri
Keuangan namun ditolak karena kewajiban refe.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Sudah tercantum Selesai pada 2017 Selesai pada 2017 Belum terdapat DED

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Sudah didapatkan izin Sedang dalam proses N/A Dana belum dianggarkan oleh
prinsip pemanfaatan perolehan izin Kementerian PUPR dan masih
lahan dalam proses

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Ditetapkan KPBU Skema saat ini adalah Belum ada Belum didapatkan penjaminan
Unsolicited Bid oleh konfirmasi lebih oleh PT PII
Pemrakarsa lanjut

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2018 2009 2021

SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan untuk SPAM Jatiluhur adalah KPBU dengan potensi unsolicited bid dan
KPPIP terus melakukan penelaahan terkait aspek legal penentuan tersebut.

PENGADAAN TANAH
Saat ini diinformasikan bahwa belum dianggarkan dana untuk pembebasan lahan senilai
Rp. 30 Miliar dari Kementerian PUPR. Akan diusahakan perolehan dana melalui dana LMAN
atau opsi menggunakan dana dari PJT II sebagai PJPK sampai dengan dianggarkannya dana.

TINDAK LANJUT
i. Mengkoordinasikan percepatan finalisasi dokumen perjanjian kesepakatan antara
PJT II dan offtaker terkait kepemilikan aset setelah masa konsesi berakhir.
ii. Melakukan koordinasi dengan stakeholders terkait usulan KPPIP untuk
restrukturisasi proyek.

186 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Bab 04 | 187
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

V Status Proyek Prioritas


Sektor Telekomunikasi

1. PALAPA RING BROADBAND

Nilai Investasi Rp 5,84 Triliun

Skema Pendanaan KPBU

Lokasi Seluruh Indonesia

Penanggung Jawab Kementerian Komunikasi dan Informatika

Mulai Konstruksi Paket Barat dan Tengah pada Kuartal 1 2016 dan Paket
Timur pada Kuartal 1 2017

Target Operasi Paket Barat telah beroperasi pada Maret 2018, Paket
Tengah pada pertengahan 2018, Paket Timur pada April
2019

DESKRIPSI PROYEK
Palapa Ring Broadband adalah proyek pembangunan jaringan serat optik di 57 kabupaten/
kota yang merupakan daerah terpencil dengan kontur geografis yang sulit dan potensi
pengguna yang relatif kecil sehingga dapat tercipta tulang punggung sistem telekomunikasi
nasional yang menjangkau seluruh 514 kabupaten/kota.

SIGNIFIKANSI PROYEK
Penyediaan jaringan serat optik bertujuan untuk pembangunan salah satu upaya Pemerintah
untuk memenuhi target RPJMN 2015-2019 dengan menyediakan akses broadband yang
berkualitas secara merata di seluruh Indonesia. Dengan terciptanya akses komunikasi yang
lebih baik dengan proyek ini, maka diharapkan akan tercipta pemerataan dan kemudahan
akses Telekomunikasi Informasi, membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan berbasis
internet (e-commerce), meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem kerja, dan meningkatkan

188 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

kompetensi untuk berkompetisi di pasar global.

STATUS TERAKHIR
Paket Barat: Telah selesai dan beroperasi pada Maret 2018. Telah diluncurkan pada 20 Maret
2019.

Paket Tengah: Telah selesai dan beroperasi pada Desember 2018. Telah diluncurkan pada
20 Maret 2019.

Paket Timur: Konstruksi fisik telah mencapai 96%.

Pada 28 Maret 2019 telah diterbitkan surat tentang persetujuan pengecualian AMDAL
untuk kawasan konservasi (Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Laut Sawu, Selat Pantar,
dan Taman Nasional Lorentz) yang dilalui oleh Palapa Ring Paket Timur. Selanjutnya Izin
Lingkungan definitive telah diterbitkan untuk Palapa Ring Paket Timur pada 9 Mei 2019.

Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan adanya kebutuhan Izin
Lokasi Perairan untuk seluruh paket Palapa Ring. Izin Lokasi Perairan akan diterbitkan oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan menggunakan Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata
Ruang Laut. Saat ini peraturan tersebut dalam proses penandatanganan Presiden. Pada 9
April 2019, Menteri Kominfo telah menyampaikan surat Permohonan Percepatan Izin Lokasi
Perairan Proyek Strategis Nasional Palapa Ring yang akan ditindaklanjuti oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan.

Selain itu, pada rapat di Sekretariat Kabinet yang diadakan pada 16 April 2019 telah
teridentifikasi isu terkait keamanan konstruksi Palapa Ring Paket Timur. Kekhawatiran
tersebut juga tertuang dalam surat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Komando
Daerah Militer XVII/Cenderawasih kepada Direktur Utama PT Palapa Timur Telematika pada
9 Mei 2019 yang menyampaikan bahwa pengerjaan proyek tidak dapat berjalan sesuai
rencana atau waktu karena adanya kejadian gangguan keamanan di beberapa daerah,
khususnya wilayah pegunungan. Selanjutnya disarankan agar pekerjaan yang sedang
dilaksanakan dapat menyesuaikan dengan situasi di wilayah guna menghindari terjadinya
hal-hal yang tidak diharapkan.

JADWAL PELAKSANAAN PROYEK DAN STATUS PROYEK


RTRW Pra – Studi Kelayakan Studi Kelayakan Rencana Teknik Terinci (DED)
Selesai Selesai Selesai Selesai

Bab 04 | 189
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

AMDAL Izin Lingkungan IPPKH Pengadaan Tanah


Tidak dibutuhkan Paket Timur: 9 Mei Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan
2019

Penetapan Skema Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan


Pendanaan
Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan

Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Paket Barat pada Agustus Paket Barat pada Paket Barat telah
2016. Agustus 2016. beroperasi pada
Maret 2018.
Paket Tengah pada Paket Tengah pada
September 2016. September 2016. Paket Tengah telah
beroperasi pada
Paket Timur pada Maret Paket Timur pada Desember 2018
2017 Maret 2017
Paket Timur pada
April 1 2019.

SKEMA PENDANAAN
Proyek Palapa Ring menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
dimana Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui BAKTI menjadi Penanggung
Jawab Proyek Kerjasama. Selain itu, proyek tersebut juga memperoleh penjaminan dari PT
Penjaminan Infrastruktur Indonesia dan dukungan kelayakan dalam bentuk pembayaran
ketersediaan layanan (availability payment).

PENGADAAN TANAH
Belum dilaporkan adanya isu pengadaan tanah. Izin yang dibutuhkan berikutnya adalah Izin
Lokasi Perairan.

TINDAK LANJUT
i. Permohonan revisi izin sehingga Izin Lingkungan definitif untuk Palapa Ring Paket
Timur dapat diterbitkan.
ii. Pembahasan lebih lanjut terkait rencana pengajuan Izin Lokasi Perairan seluruh
paket Palapa Ring.
iii. Persetujuan perubahan Perjanjian Kerja Sama Proyek Palapa Ring Paket Timur
untuk mengakomodir perubahan target operasi.

190 | Bab 04
Bab
Laporan KPPIP Semester 1 2019 05.

Proyek
Strategis
Nasional
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

192 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

B
erdasarkan hasil monitoring terhadap 223 proyek dan 3 Program yang terdaftar dalam daftar Proyek
Strategis Nasional saat ini (mengacu pada Perpres 56 Tahun 2018), KPPIP telah mengompilasi status
proyek sampai dengan Juni 2019 dan perbandingannya dengan status pada Desember 2018.

Perbandingan Status Kemajuan


223 Proyek + 3 Program

14%
18%
24% 21%

3%
PSN per 15% PSN per
3% Desember Juli
2018 2019 14%

23% 21% 31%


13%

32 proyek sudah selesai (Rp2017 T). 48 proyek sudah selesai (Rp286 T).

32 proyek, 1 program ketenagalistrikan, dan 27 proyek, 1 program ketenagalistrikan, dan


1 program pemerataan ekonomi dalam tahap 1 program pemerataan ekonomi dalam tahap
konstruksi dan mulai beroperasi (Rp1.172 T). konstruksi dan mulai beroperasi (Rp1.345 T).
48 proyek dalam tahap konstruksi dan akan 31 proyek dalam tahap konstruksi dan akan
beroperasi di 2019 (Rp518 T). beroperasi di 2019 (Rp262 T).

52 proyek dalam tahap konstruksi dan akan 70 proyek dalam tahap konstruksi dan akan
beroperasi setelah 2019 (Rp660 T). beroperasi setelah 2019 (Rp717 T).

6 proyek dalam tahap transaksi (Rp653 T). 7 proyek dalam tahap transaksi (Rp660 T).

53 proyek dan 1 program industri pesawat dalam 40 proyek dan 1 program industri pesawat dalam
tahap penyiapan (Rp970 T). tahap penyiapan (Rp911 T).

Dapat dilihat bahwa terdapat penambahan 16 proyek yang selesai pada Semester I tahun 2019. Dari
16 proyek yang dinyatakan selesai pada periode Januari-Juni 2019, terdapat 11 proyek yang mencapai
penyelesaian konstruksi dan terdapat 5 proyek yang disesuaikan statusnya (menjadi selesai) berdasarkan
kriteria status penyelesaian proyek.

Bab 05 | 193
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

krite ria sta tu s se le sa i p ro y e k


Nilai Investasi Nilai Investasi
No Proyek No Proyek

P roy e k y a ng d ise su a ika n


sta tu sny a b e rd a sa rka n
(Rp Miliar) (Rp Miliar)

Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar (140,9km) - 16.795 Pembangunan Jalan Lingkar Trans Morotai Membutuhkan
1 bagian dari 8 ruas Trans Sumatera 12 (231, 84 km) Konfirmasi
Pro y ek ya n g me n c a p a i m i l es t ones

Palapa Ring Broadband di 457 Kab/ Membutuhkan


2 13 Jalan Palu - Parigi (83,6 km) 1.100
Kota melalui Pola Non KPBU Konfirmasi
penyel es a i a n ko n s tr uks i

Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Provinsi 3.400 Jalan Penghubung Gorontalo - Manado Membutuhkan
3 14 Konfirmasi
Kalimantan (301, 7 km)

Membutuhkan
4 Kawasan Ekonomi Khusus Bitung 2.300 15 Jalan Trans Maluku (7 ruas) Konfirmasi

5 Kawasan Ekonomi Khusus Morotai 6.800 16 Pembangunan Smelter Kuala Tanjung 21.016

Kawasan Ekonomi Khusus Belitung


6 1.300
(Tanjung Kelayang)

.
7 Bendungan Mila 107

Pembangun an Jal an Li ngkar T ran s Morotai , Jal an Pal u - Parigi, Jalan


8 Pembangunan Smelter Buli 19.700 Pen ghubun g Goron tal o - Manado, dan Jal an T rans Maluku m erupa-
kan pekerj aan mai n ten an ce s eh i n gga di putus kan akan dicatatat

.
s ebagai s el es ai karena ti dak terdapat pekerj aan kon struksi.
9 Bandara Tjilik Ruwut, Palangkaraya 323
Pembangun an Smel ter Kual a T an j un g tel ah beroperasi sejak 2 01 7
ol eh PT I nal um, s ehi ngga perl u di s es uai kan un tuk dicatat sebagai
10 Bendungan Gondang 681 s el es ai berdas arkan keputus an kri teri a s tatus s el es ai untuk Sm elter
dan Kawas an I ndus tri .

11 Bandara Kertajati 4.916

Selanjutnya, terdapat 7 proyek yang dinyatakan mulai beroperasi pada Semester I tahun 2019 dimana
6 proyek mencapai tahap beroperasi dan 1 proyek disesuaikan statusnya berdasarkan kriteria status
proyek

P roye k ya ng menc apai mi le s ton e s P ro y e k y a n g d i s e s u a i k a n s t a t u sn y a


pe ny eles aian k o ns t r u k s i b e rd a s a rk a n k ri t e ri a s t a t u s s e l e s a i p r oy e k

Nilai Investasi Nilai Investasi


No Proyek No Proyek
(Rp Miliar) (Rp Miliar)

Pengembangan Lapangan Gendalo, Maha,


1 Jalan Tol Pandaan - Malang (37,62 km) 5.970 7 Gandang, Gahem, dan Bangka (Indonesia 124.800
Deepwater Development Project/IDD)
2 Jalan Tol Pasuruan - Probolinggo (45 km) 3.551

Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Koridor 39.557


3
North - South

Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di 7,345


4
wilayah Provinsi DKI Jakarta

5 Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional Bitung 34.365

6 Bandara Internasional di Provinsi DI Yogyakarta 5.200

194 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Bab 05 | 195
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Peta Sebaran PSN

15 16 51
3
10

48
26
56
11 27
53

25
29

31 57
34
4
30
24
47
61
8 45 22 55
49 9 23 54 1
19
35
17 21 62
41 36 37 38 39
40
18 20
42 52 43

196 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Selesai 2016 - 2018

46

5
50

58 2

59 14

60 6

7
33 44
32
28 12
13

Bab 05 | 197
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Daftar
Daftar PSN
PSN Se
Sele

Daftar PSN Sele

# #PSN
PSNselesai 2016
selesai 2016 # #PSN selesai
PSN 2017
selesai 2017

PSN selesai 2016 PSN selesai 2017


1. Jalan Tol Gempol
1. Jalan - Pandaan,
Tol Gempol Jatim Jatim
- Pandaan, 21. Jalan
21. Tol Soreang
Jalan - Pasirkoja,
Tol Soreang Jabar Jabar
- Pasirkoja,
# #
2. Bandara Sentani,
2. Bandara Jayapura,
Sentani, PapuaPapua
Jayapura, 22. Jalan
22. Tol Mojokerto
Jalan - Surabaya,
Tol Mojokerto Jatim Jatim
- Surabaya,

3. Bandara Juwata,
3. Bandara Tarakan,
Juwata, Kaltara
Tarakan, Kaltara 23. Jalan
23. Akses Tanjung
Jalan Akses Priok, Priok,
Tanjung DKI Jakarta
DKI Jakarta
1. Jalan Tol Gempol - Pandaan, Jatim 21. Jalan Tol Soreang - Pasirkoja, Jabar
4. Bandara Fatmawati
4. Bandara Soekarno,
Fatmawati Bengkulu
Soekarno, Bengkulu 24. Bandara Inten II,
24. Bandara Lampung
Inten II, Lampung
2. Bandara Sentani, Jayapura, Papua 22. Jalan Tol Mojokerto - Surabaya, Jatim
5. Bandara Mutiara,
5. Bandara Palu Palu
Mutiara, 25. Lapangan Jangkrik,
25. Lapangan Jangkrik
Jangkrik, North North
Jangkrik East, Kaltim
East, Kaltim
3. Bandara Juwata, Tarakan, Kaltara 23. Jalan Akses Tanjung Priok, DKI Jakarta
6. Bandara Matahora,
6. Bandara Wakatobi,
Matahora, SultraSultra
Wakatobi, 26. PLBN & SP Nanga
26. PLBN Bandau,
& SP Nanga KalbarKalbar
Bandau,
4. Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu 24. Bandara Inten II, Lampung
7. Bandara Labuan
7. Bandara Bajo, Pulai
Labuan Bajo, Komodo
Pulai Komodo 27. PLBN & SP Aruk,
27. PLBN & SP Kalbar
Aruk, Kalbar
5. Bandara Mutiara, Palu 25. Lapangan Jangkrik, Jangkrik North East, Kaltim

8. Pengembangan Bandara
8. Pengembangan Soekarno
Bandara Hatta,Hatta,
Soekarno Banten
Banten 28. PLBN & SP Wini,
28. PLBN & SP NTT
Wini, NTT
6. Bandara Matahora, Wakatobi, Sultra 26. PLBN & SP Nanga Bandau, Kalbar
9. Pelabuhan Kalibaru,
9. Pelabuhan DKI Jakarta
Kalibaru, DKI Jakarta 29. Bendungan Teritip,Teritip,
29. Bendungan KaltimKaltim
7. Bandara Labuan Bajo, Pulai Komodo 27. PLBN & SP Aruk, Kalbar

10. Pipa
10. Belawan-Sei Mengkei,
Pipa Belawan-Sei 75 mmscfd,
Mengkei, Sumut
75 mmscfd, Sumut 30. Pembangunan Saluran
30. Pembangunan Suplesi
Saluran Daerah
Suplesi IrigasiIrigasi
Daerah UmpuUmpu
8. Pengembangan Bandara Soekarno Hatta, Banten 28. PLBN & SP Wini, NTT
System, Lampung
System, Lampung
11. PLBN & Pelabuhan
SP Entikong,
11. 9.PLBN Kab. Sunggau,
& SP Entikong,
Kalibaru,Kab. KalbarKalbar
Sunggau,
DKI Jakarta 29. Bendungan Teritip, Kaltim

12. PLBN & SP Monta’ain,


12. PLBN Kab. Belu,
& SP Monta’ain, Kab. NTT
Belu, NTT
10. Pipa Belawan-Sei Mengkei, 75 mmscfd, Sumut 30. Pembangunan Saluran Suplesi Daerah Irigasi Umpu
System, Lampung
13. PLBN & SP Motamassin,
13. PLBN Kab. Malaka,
& SP Motamassin, NTT NTT
Kab. Malaka,
11. PLBN & SP Entikong, Kab. Sunggau, Kalbar

14. PLBN & SP Skouw,


14.12.PLBN Kota Jayapura,
& SP Skouw, PapuaPapua
Kota Jayapura,
PLBN & SP Monta’ain, Kab. Belu, NTT

15. Bendungan Paya Seunara,


15.13.Bendungan
PLBN & SPPaya
Sabang
Seunara,
Motamassin, Sabang
Kab. Malaka, NTT
16. Bendungan Rajui, Rajui,
16. Bendungan Kab. Pidie, NAD NAD
Kab. Pidie,
14. PLBN & SP Skouw, Kota Jayapura, Papua

17. Bendungan Jatigede,


17. Bendungan Sumedang,
Jatigede, Jabar Jabar
Sumedang,
15. Bendungan Paya Seunara, Sabang

18. Bendungan Bajulmati,


18.16.Bendungan
Bendungan Banyuwangi,
Bajulmati,
Rajui, Jatim Jatim
Kab.Banyuwangi,
Pidie, NAD

19. Bendungan Nipah,Nipah,


19.17.Bendungan
Bendungan Madura, Jatim
Jatigede, Sumedang,
Madura, Jatim Jabar

20. Bendungan Titab, Titab,


Bendungan
20.18.Bendungan Kab. Buleleng,
Bajulmati, Bali Bali Jatim
Banyuwangi,
Kab. Buleleng,

19. Bendungan Nipah, Madura, Jatim

20. Bendungan Titab, Kab. Buleleng, Bali

198 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

esai2016
sai 2016- 2018
- 2018

esai 2016 - 2018

PSNselesai
# # PSN selesai 2018
2018

PSN selesai 2018


31. Kereta Api Prabumulih
31. Kereta - Kertapati
Api Prabumulih - Kertapati 51. Kawasan Ekonomi
51. Kawasan Khusus
Ekonomi Lhokseumawe
Khusus Lhokseumawe
#
32. Bendungan Raknamo
32. Bendungan Raknamo 52. Kawasan Ekonomi
52. Kawasan Khusus
Ekonomi Mandalika
Khusus Mandalika

33. Bendungan Tanju


33. Bendungan Tanju 53. Kawasan Industri
53. Kawasan Tanjung
Industri Buton
Tanjung Buton
31. Kereta Api Prabumulih - Kertapati 51. Kawasan Ekonomi Khusus Lhokseumawe
34. Jalan Tol Palembang
34. Jalan Tol Palembang- Simpang Indralaya
- Simpang Indralaya 54. Kawasan Industri
54. Kawasan Kendal
Industri Kendal
32. Bendungan Raknamo 52. Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika
35. Jalan Tol Pejagan
35. Jalan - Pemalang
Tol Pejagan - Pemalang 55. Kawasan Industri
55. Kawasan Java Java
Industri Integrated Industrial
Integrated Port Estate
Industrial Port Estate
33. Bendungan Tanju (JIIPE),
53. Gresik
(JIIPE),
Kawasan Gresik Tanjung Buton
Industri
36. Jalan Tol Solo
36. Jalan - Ngawi
Tol Solo - Ngawi
34. Jalan Tol Palembang - Simpang Indralaya 56.54.
Kawasan
56. Industri
Kawasan
Kawasan Dumai
Industri
Industri Dumai
Kendal
37. Jalan Tol Pemalang
37. Jalan - Batang
Tol Pemalang - Batang
35. Jalan Tol Pejagan - Pemalang 57.55.
Pembangunan
57. Pembangunan
Kawasan Smelter
Industri JavaKetapang
Smelter Ketapang
Integrated Industrial Port Estate
(JIIPE), Gresik
38. Jalan Tol Ngawi
38. Jalan - Kertosono
Tol Ngawi - Kertosono
36. Jalan Tol Solo - Ngawi 58. Pembangunan Smelter
58. Pembangunan Morowali
Smelter Morowali
56. Kawasan Industri Dumai
39. Jalan Tol Kertosono
39. Jalan - Mojokerto
Tol Kertosono - Mojokerto
37. Jalan Tol Pemalang - Batang 59. Pembangunan Smelter
59. Pembangunan Konawe
Smelter Konawe
57. Pembangunan Smelter Ketapang
40. Jalan Tol Semarang
40. Jalan - Solo
Tol Semarang - Solo
38. Jalan Tol Ngawi - Kertosono 60. Pembangunan Smelter
60. Pembangunan Bantaeng
Smelter Bantaeng
58. Pembangunan Smelter Morowali
41. Jalan
41. Tol Batang - Semarang
39.Jalan
JalanTol
TolBatang - Semarang
Kertosono - Mojokerto 61. Pengembangan Bandara Ahmad Yani Yani
59.61.Pembangunan
Pengembangan Bandara
Smelter Ahmad
Konawe
42. Jalan Tol Gempol
42. Jalan - Pasuruan
Tol Gempol - Pasuruan
40. Jalan Tol Semarang - Solo 62. Irigasi Leuwigong
62. Irigasi Leuwigong
60. Pembangunan Smelter Bantaeng
43. Jalan Tol Medan
43. Jalan - Kualanamu
Tol Medan - Lubuk
- Kualanamu Pakam
- Lubuk - Tebing
Pakam Tinggi
- Tebing Tinggi
41. Jalan Tol Batang - Semarang
61. Pengembangan Bandara Ahmad Yani
44. Bendungan Rotiklod
44. Bendungan Rotiklod
42. Jalan Tol Gempol - Pasuruan
62. Irigasi Leuwigong
45. Bendungan
45. Logung
Bendungan Logung
43. Jalan Tol Medan - Kualanamu - Lubuk Pakam - Tebing Tinggi
46. 46.
Pembangunan Sentra
Pembangunan Kelautan
Sentra dan dan
Kelautan Perikanan Terpadu
Perikanan Talaud
Terpadu Talaud
44. Bendungan Rotiklod
47. Kereta Api Ekspres
47. Kereta SHIASHIA
Api Ekspres (Soekarno Hatta
(Soekarno - Sudirman)
Hatta - Sudirman)
45. Bendungan Logung
48. Kawasan
48.
Ekonomi
46.Kawasan
Pembangunan
Khusus
Ekonomi Sei Mangkei
Khusus
Sentra Sei Mangkei
Kelautan dan Perikanan Terpadu Talaud

49. Kawasan
49. Ekonomi
47.Kawasan
Kereta Api Khusus
Ekonomi
Ekspres Tanjung
Khusus
SHIA Lesung
Tanjung
(Soekarno Lesung
Hatta - Sudirman)

50. Kawasan Ekonomi


Kawasan
48.Kawasan
50.
Khusus
Ekonomi
Ekonomi PaluPalu
Khusus
Khusus Sei Mangkei

49. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung

50. Kawasan Ekonomi Khusus Palu

Bab 05 | 199
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Berdasarkan hasil evaluasi pada Mei 2019, diperkirakan di Kuartal III tahun 2019 akan terdapat tambahan
11 proyek yang selesai secara keseluruhan.

Nilai Investasi
No Nama Proyek Status Juni 2019
(Rp. Miliar)

1 Bandara Sultan Babullah 1.350 Konstruksi dan Mulai Beroperasi

2 Jalan Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang (100 km) - 11.865 Konstruksi dan Akan Beroperasi
bagian dari 8 ruas Trans Sumatera di 2019

3 Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung (85 km) - 10.085 Konstruksi dan Akan Beroperasi
bagian dari 8 ruas Trans Sumatera di 2019

4 Light Rapid Transit (LRT) Provinsi Sumatera Selatan 12.500 Konstruksi dan Mulai Beroperasi

5 Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di wilayah 7.345 Konstruksi dan Mulai Beroperasi


Provinsi DKI Jakarta

6 Palapa Ring Broadband di 57 Kab/Kota melalui Pola KPBU 7.713 Konstruksi dan Mulai Beroperasi

7 Kereta Api Tebing Tinggi - Kuala Tanjung (mendukung KEK 750 Konstruksi dan Akan Beroperasi
Sei Mangkei, bagian dari Jaringan Kereta Api Trans di 2019
Sumatera)

8 Kawasan Ekonomi Khusus Sorong 3.100 Konstruksi dan Akan Beroperasi


di 2019

9 Bendungan Sindang Heula 485 Konstruksi dan Akan Beroperasi


di 2019

10 Bendungan Muara Sei Gong 259 Konstruksi dan Akan Beroperasi


di 2019

11 Kereta Api Akses Bandara Adi Soemarmo 925 Konstruksi dan Akan Beroperasi
di 2019

200 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Dengan demikian, secara total kumulatif, diperkirakan bahwa akan terdapat 89 proyek yang selesai pada
akhir Kuartal III 2019.

REALISASI ESTIMASI
2016 2017 2018 Kuartal III 2019
Perubahan PSN Ke-1: Perubahan PSN Ke-2:
Penambahan 55 Proyek Penambahan 2 Proyek
+ 1 Program Industri Pesawat + 1 Program Pemerataan Ekonomi Proyek Selesai

89 Proyek

62 Proyek
30 Proyek

32 Proyek + 33 Proyek + Proyek dalam tahap


37 Proyek 1 Program 35 GW 1 Program 35 GW konstruksi dan mulai
dan 1 Program + 1 Program + 1 Program beroperasi
35 GW Pemerataan Pemerataan
Ekonomi Ekonomi
20 Proyek

Proyek dalam tahap


96 Proyek konstruksi
dan 1 Program 100 Proyek 106 Proyek dan
35 GW 119 Proyek 1 Program
Industri Pesawat

Proyek dalam tahap


transaksi
13 Proyek 6 Proyek 6 Proyek 6 Proyek

19 Proyek Proyek dalam tahap


53 Proyek +
59 Proyek + penyiapan
1 Program Industri
1 Program Pesawat
81 Proyek Industri Pesawat

15 Proyek Proyek keluar


29 Proyek 29 Proyek
dari daftar PSN

Bab 05 | 201
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

202 | Bab 05
Bab
Laporan KPPIP Semester 1 2019
06.

Kebijakan Terkait
Infrastruktur yang
Didukung KPPIP
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

204 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

B
ab ini mencakup penjelasan mengenai hasil identifikasi dan analisis terhadap peraturan perundang-
undangan eksisting yang dapat disesuaikan dengan arah kebijakan percepatan infrastruktur,
termasuk peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk mendorong percepatan
pelaksanaan Proyek Prioritas dan Proyek Strategis Nasional (“PSN”).

Bab ini juga menjelaskan mengenai arah kebijakan infrastruktur sesuai dengan instruksi Presiden Republik
Indonesia sehubungan dengan percepatan pelaksanaan proyek strategis untuk memenuhi kepentingan
umum dan kemanfaaatan umum yang dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (“Inpres No. 1/2016”).

I
Regulasi Pendukung Proyek
Strategis Nasional
A1. Status Penyusunan Peraturan Lintas Sektoral
terkait Penyediaan Infrastruktur sebagai
Pendukung Proyek Strategis Nasional

Penyusunan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik


Indonesia tentang Penetapan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas Sebagai Pelaksana Monitoring Dan Evaluasi Penyelenggaraan Proyek
Strategis Nasional

Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016
tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional (“Perpres No. 3/2016”), dibutuhkan adanya penetapan KPPIP sebagai pelaksana
monitoring dan evaluasi dalam penyelenggaraan PSN. Peraturan ini juga dimaksudkan untuk
memberikan wewenang kepada KPPIP dalam menjalankan fungsinya antara lain untuk
melaksanakan monitoring dan evaluasi termasuk memberikan rekomendasi penyelesaian
masalah yang ada sesuai dengan hasil koordinasi dengan para penanggung jawab proyek
PSN.

Bab 06 | 205
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Penyusunan Produk Hukum setelah Putusan Mahkamah Agung Nomor 05


P/HUM/2018 atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.011/2012
tentang Gas Bumi yang Termasuk dalam Jenis Barang yang Tidak Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai

Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui putusannya Nomor 05 P/HUM/2018 atas


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.011/2012 tentang Gas Bumi yang Termasuk
dalam Jenis Barang yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai tertanggal 3 Mei 2018
(“Putusan MA No. 05/2018”) telah memutus pada pokoknya bahwa Pasal 1 ayat (2) huruf b
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.011/2012 tentang Gas Bumi yang Termasuk
dalam Jenis Barang yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai (“PMK No. 252/2012”)
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, yaitu Pasal 4A ayat
(2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 (“UU
PPN”) dan Pasal 7 dan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan, dan karenanya pasal-pasal terkait tidak lagi mempunyai
kekuatan hukum mengikat dan tidak berlaku untuk umum. Adapun Putusan MA No. 05/2018
tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kegiatan usaha hulu dan hilir
migas khususnya kepada pelaku usaha dan konsumen.

Dengan demikian, dipandang perlu untuk melakukan perubahan terhadap peraturan


sebagai berikut berdasarkan kegiatan usaha dari gas bumi, antara lain:
a. Perubahan PMK No. 252/2012 atau penetapan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan
baru yang merujuk Pasal 7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983
Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 (“PP No. 1/2012”) jo. Pasal 4A ayat (2) huruf
a UU PPN untuk jenis barang gas bumi yang tidak dikenakan PPN yang merupakan
hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya,
meliputi:
1. gas bumi yang dialirkan melalui pipa;
2. gas bumi yang disalurkan/diangkut dalam bentuk Liquified Natural Gas (“LNG”);
3. gas bumi yang disalurkan/diangkut dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG);
4. gas lain yang terintegrasi dengan gas bumi;

206 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

5. Liquified Petroleum Gas (LPG) hulu/upstream; dan/atau


6. Gas Own Used (Gas Bumi yang digunakan oleh KKKS untuk keperluan sendiri); atau

b. Perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 tentang


Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang
Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (“PP No. 81/2015”) jo. Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 268/PMK.03/2015 tentang Tata Cara
Pemberian Fasilitas Dibebaskan dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor
dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Tata
Cara Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat
Strategis yang Telah Dibebaskan serta Pengenaan Sanksi (“PMK No. 268/2015”) guna
mengakomodir pengaturan mengenai LNG di kegiatan usaha hilir gas bumi sebagai
barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis sehingga dibebaskan dari pengenaan
PPN.

Telah diterbitkan Perubahan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia


terkait Mekanisme Pembayaran Biaya Pengadaan Tanah PSN

Sehubungan dengan mekanisme pembayaran biaya pengadaan tanah PSN sebagaimana


diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Pengadaan Tanah bagi Proyek Strategis Nasional dan Pengelolaan Aset Hasil Pengadaan
Tanah oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (“PMK No. 21/2017”), Kementerian Keuangan
Republik Indonesia telah melakukan perubahan terhadap PMK No. 21/2017 melalui Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 100/PMK.06/2019 Tahun 2019 yang diterbitkan pada tanggal 10
Juli 2019 sebagai perubahan kedua atas PMK No. 21/2017. Peraturan tersebut diterbitkan
dalam rangka mengakomodasi perkembangan kebutuhan pendanaan pengadaan tanah
untuk PSN atas penggunaan alokasi dana yang lebih fleksibel.

Bab 06 | 207
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

A2. Status Penyusunan Peraturan Sektoral terkait


Penyediaan Infrastruktur sebagai Pendukung
Proyek Strategis Nasional

Rancangan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik


Indonesia tentang Tata Cara Penyediaan Bantuan Biaya Layanan Pengelolaan
Sampah dalam rangka Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah
menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan

Sebagai bentuk tindak lanjut dari pelaksanaan pembangunan instalasi Pengolah Sampah
menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PLTSa) dengan bantuan
Biaya Layanan Pengelolaan Sampah (“BLPS”), maka disusun rancangan peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tentang tata cara penyediaan bantuan
biaya layanan pengelolaan sampah dalam rangka percepatan pembangunan instalasi
Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PLTSa).
Pada intinya peraturan ini membahas terkait mekanisme permohonan bantuan BLPS oleh
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat.

208 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

II
Perubahan Regulasi yang
Diperlukan untuk Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
B1. Perubahan Regulasi Lintas Sektoral untuk
Percepatan Penyediaan Infrastruktur

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan


Barang Milik Negara/Daerah

Dalam rangka pelaksanaan penyediaan infrastruktur demi tercapainya percepatan


pembangunan nasional, dibutuhkan pendanaan alternatif selain bersumber dari APBN.
Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi pendanaan salah satunya dalam bentuk partisipasi
badan usaha melalui Hak Pengelolaan Terbatas (“HPT”) terhadap aset infrastruktur berupa
Barang Milik Negara (“BMN”) atau aset Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”) sebagai bentuk
optimalisasi BMN dan/atau investasi badan usaha kepada BUMN guna mendapatkan
pendanaan untuk pembiayaan penyediaan infrastruktur lainnya.

Sehubungan dengan pengembangan skema HPT tersebut, dipandang perlu untuk melakukan
perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (“PP No. 27/2014”) terkait harmonisasi dan keselarasan
ketentuan antara pemanfaatan BMN dalam skema HPT dengan skema pemanfaatan BMN
yang telah diatur PP No. 27/2014.

B2. Perubahan Regulasi Sektoral untuk Percepatan


Penyediaan Infrastruktur

Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan


sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015

Perubahan dipandang perlu terhadap mekanisme investasi Badan Usaha Pelabuhan yang
pemberian konsesinya dilakukan melalui skema penugasan/pnunjukan. Pasal 74 ayat (2a)
mengatur bahwa dalam hal pemberian konsesi melalui mekanisme penugasan/penunjukan,

Bab 06 | 209
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

investasi sepenuhnya dilakukan oleh Badan Usaha


Pelabuhan dan tidak menggunakan pendanaan
yang bersumber dari APBN/Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (“APBD”). Dalam rangka
mengakomodir pendanaan tanah oleh Negara
melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (“LMAN”),
terdapat urgensi untuk melakukan perubahan
terhadap pasal tersebut agar pendanaan dari
LMAN yang bersumber dari APBN dapat digunakan
untuk biaya pengadaan tanah dalam sektor
kepelabuhanan yang skema penyelenggaraannya
dilakukan melalui penugasan/penunjukan.

Perubahan Peraturan Pengadaan Tanah


untuk Pembangunan Kepentingan Umum
dalam rangka Pembangunan Kawasan
Industri

Perubahan dipandang perlu terhadap Pasal 10


Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang
Penyediaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum (“UU No. 2/2012”) agar kawasan
industri termasuk ke dalam pembangunan untuk
kepentingan umum. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan pengaturan yang lebih jelas terhadap
pembangunan kawasan industri sebagai salah satu
infrastruktur yang dipertimbangkan penyediaan
infrastrukturnya dipergunakan untuk kepentingan
umum.

Perubahan Peraturan Presiden Nomor 29


Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan
dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat
dalam rangka Percepatan Penyediaan Air
Minum

Dalam rangka percepatan penyediaan air minum

210 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

bagi penduduk dan untuk mencapai millennium development goals, perlu diberikan akses
pembiayaan bagi Perusahaan Daerah Air Minum (“PDAM”) untuk memperoleh kredit investasi
dari perbankan nasional. Guna merealisasikan pemerolehan kredit investasi tersebut,
Pemerintah memberikan jaminan dan subsidi bunga atas kewajiban pembayaran kredit
investasi PDAM kepada bank melalui Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang
Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Percepatan
Penyediaan Air Minum (“Perpres No. 29/2009”). Namun, dipandang perlu untuk melakukan
perubahan terhadap Perpres No. 29/2009 mengingat jaminan dan subsidi bunga Pemerintah
Pusat hanya diberikan kepada bank yang melakukan penandatanganan perjanjian kredit
investasi dengan PDAM dan diberikan sejak berlakunya Peraturan Presiden ini sampai
dengan tanggal 31 Desember 2014. Dengan demikian, perubahan terhadap Perpres No.
29/2009 dipandang perlu guna memberikan jaminan kepada bank yang memberikan kredit
investasi pada periode saat ini.

Bab 06 | 211
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

III
Kajian Hukum yang
Diperlukan untuk Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
C1. Kajian Hukum terkait Identifikasi Sumber Dana
dan Badan Hukum Pengelola untuk Green Fee
Fund (“GFF”)

GFF merupakan salah satu bentuk upaya pengembangan skema pembiayaan alternatif atas
kerjasama Pemerintah melalui KPPIP bekerjasama dengan Asian Development Bank (“ADB”)
untuk meningkatkan dukungan kredit (credit enhancement) proyek infrastruktur sehingga
fasilitas pinjaman dari investor menjadi bankable dan memiliki bunga pinjaman (cost of fund)
yang rendah. Fasilitas ini dapat diberikan baik untuk proyek infrastruktur KPBU maupun Non-
KPBU atas risiko gagal bayar (Credit Default) ataupun sebagai dana talangan atas rendahnya
beginning cash-flow aset infrastruktur pada awal tahun operasi (5 (lima) hingga 8 (delapan)
tahun pertama).

Dalam rangka pelaksanaan GFF, terdapat beberapa opsi sumber dana GFF sebagai berikut:
1. Alokasi APBN pembiayaan investasi kepada Badan Layanan Umum (“BLU”), yaitu
pembiayaan investasi Pemerintah termasuk ke dalam pendapatan bagi BLU;
2. Penyertaan modal negara tanpa melalui mekanisme APBN, yaitu penyertaan modal
negara yang berasal dari kekayaan negara berupa saham milik negara pada BUMN
atau Perseroan Terbatas kepada BUMN atau Perseroan Terbatas lainnya, yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat tanpa melalui mekanisme APBN;
3. Pendapatan BLU, yaitu sumber penerimaan BLU yang berasal dari pendapatan dari
jasa layanan, hasil investasi, hibah, pinjaman, rupiah murni dari APBN, dan/atau
sumber lainnya yang sah.

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (“BUN”) memiliki kewenangan untuk
menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara termasuk alokasi
anggaran pembiayaan investasi kepada BLU dan penyertaan modal negara kepada BUMN.
Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran menunjuk pejabat di lingkungan Direktorat
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko selaku Kuasa Pengguna Anggaran (“KPA”). Dalam

212 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

rangka pengusulan alokasi anggaran pembiayaan investasi kepada BLU atau penyertaan
modal negara kepada BUMN, penyusunan anggaran dilakukan pada tahun anggaran
berjalan untuk dapat dipersiapkan pada APBN tahun anggaran berikutnya. Dibutuhkan
waktu pengusulan sejak awal tahun hingga bulan Desember tahun anggaran berjalan.

Berikut merupakan mekanisme penyusunan dan penetapan alokasi anggaran BUN:

Alur Proses Penganggaran

Perencanaan Penyusunan Pembahasan Penetapan

7 11
12
Pembicaraan
Pembahasan Persetujuan
DPR Pendahuluan
RAPBN, RUU- RUU APBN
RAPBN (KEM,
APBN, &
PPKF, dan RKP)
Nota
di Bulan Mei
Keuangan

8 13

Menteri Penyusunan
dan
Penyusunan
dan
Keuangan penetapan
10b penetapan
Pagu Alokasi
Anggaran Penyusunan & Anggaran
BUN Penetapan BUN
RAPBN, RUU-
3 5 APBN, & 15 16 18
Penyusunan Penyusunan
Penyusunan Penyusunan Nota Keuangan dan Perpres Pengesahan
resource Pagu 6
DJA envelope dan Indikatif
penetapan
RDP-BUN
Rincian
APBN
DIPA BUN

Penyesuaian
Pagu BUN Indikasi
Indikatif
Kebutuhan Dana 10a
Pengeluaran BUN
Penelaahan
(paling lambat
RDP-BUN
bulan Juni)
2 4
Usulan Penyusunan
PPABUN Indikasi Awal Pagu 9b
Kebutuhan Indikatif
Dana Penyusunan
BUN
RDP-BUN 14b 17
Penyusunan Penyusunan
RKA-BUN RKA-BUN

1 9a 14a
KPABUN Indikasi Awal Penyusunan Penyusunan
Kebutuhan RKA-BUN RKA-BUN
Dana

Bab 06 | 213
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Dalam penyelenggaraan GFF, Pemerintah dapat membentuk BLU untuk melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan skema PPK-BLU. Dalam rangka pengelolaan BLU, BLU dapat melakukan
penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran BLU untuk dapat menjadi dokumen pelaksanaan
anggaran yang disahkan oleh Menteri Keuangan dan menjadi dasar bagi penarikan dana
yang bersumber dari APBN.

C2. Kajian Hukum terkait Fasilitas Pajak dan


Potensi Dampak Perpajakan yang Timbul dalam
Pelaksanaan Proyek Kereta Cepat Jakarta-
Bandung

Keseluruhan pembayaran atas impor dan penyerahan komponen atau bahan yang
digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan dan
pemeliharaan, dan prasarana perkeretaapian oleh pihak yang ditunjuk PT Kereta Cepat
Indonesia China (“KCIC”), yang akan digunakan KCIC tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2015 tentang Impor dan Penyerahan
Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu
yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193
Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai
atas Impor dan/atau Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak
Terkait Alat Angkutan Tertentu.

Sehubungan dengan fasilitas Tax Holiday, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/
PMK.010/2018 Tahun 2018 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan
Badan mengatur bahwa wajib pajak badan yang melakukan penanaman modal baru pada
industri pionir dapat memperoleh pengurangan PPh badan atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari kegiatan usaha utama yang dilakukan.

Infrastruktur transportasi tidak termasuk dalam industri pionir yang dapat memperoleh
pengurangan PPh badan mengingat infrastruktur ekonomi yang dimaksud dalam Peraturan
Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Rincian Bidang Usaha dan Jenis Produksi Industri Pionir yang Dapat Diberikan Fasilitas
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Serta Pedoman dan Tata Cara Pemberian Fasilitas
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan hanya mencakup (i) pembangkit tenaga listrik
energi baru dan terbarukan; (ii) pembangunan jalan tol yang mempunyai IRR rendah; (iii)
pembangunan pelabuhan yang mempunyai IRR rendah; dan (iv) kegiatan investasi dan

214 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

pengoperasian tangki penampungan minyak bumi


dan/atau bahan bakar minyak (oil tanking).

C3. Kajian Hukum


terkait Analisis
Upaya Penyusunan/
Pengembangan
Landasan Hukum
Skema Pendanaan
Infrastruktur
Alternatif berupa Hak
Pengelolaan Terbatas

HPT merupakan skema pemanfaatan aset BMN


atau BUMN oleh badan usaha selaku investor yang
mengelola aset BMN atau BUMN tersebut dalam
jangka waktu tertentu dengan membayarkan
uang dalam jumlah besar (upfront cash) di awal
kerja sama sebagai pendapatan yang diterima
di muka untuk BUMN atau Negara. Adapun BMN
yang menjadi objek HPT memiliki kriteria tertentu
yaitu BMN yang telah beroperasi (brownfield) dan
memiliki arus kas positif untuk dikembangkan dan
diefisiensikan pengoperasiannya.

Perbedaan utama dari skema pemanfaatan


BMN yang telah diatur dalam PP No. 27/2014
dengan pemanfaatan BMN dalam skema HPT
adalah tujuan dari dilaksanakannya kerjasama.
Tujuan dari pelaksanaan skema HPT adalah
dalam rangka mendapatkan pendanaan untuk
pembiayaan penyediaan infrastruktur lainnya
melalui pengelolaan dari suatu aset berupa
BMN infrastruktur yang telah beroperasi dengan

Bab 06 | 215
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

pembayaran di muka berdasarkan kriteria BMN yang memiliki arus kas positif dan telah
beroperasi. Sedangkan tujuan dari pemanfaatan BMN adalah untuk optimalisasi BMN tanah
dan/atau bangunan, baik keseluruhan maupun sebagian, dan/atau selain tanah dan/atau
bangunan.

Sementara itu, skema HPT juga memiliki persamaan dengan skema pemanfaatan BMN
lainnya yang telah diatur dalam PP No. 27/2014 di mana skema HPT juga bertujuan
untuk mengoptimalisasi BMN dengan tidak mengubah status kepemilikan dari BMN yang
dimanfaatkan oleh badan usaha. Selain itu, pelaksanaan optimalisasi BMN baik pada skema
pemanfaatan BMN yang telah diatur dalam PP No. 27/2014 maupun skema HPT dilakukan
melalui kerja sama dengan pihak ketiga sebagai mitra pemanfaat BMN yang akan menerima
penyerahan pengelolaan BMN.

Dengan demikian, dalam hal pemanfaatan BMN direncanakan untuk dapat diterapkan
untuk skema HPT, maka dipandang perlu untuk melakukan perubahan pada PP No. 27/2014
di mana skema HPT perlu diatur sebagai salah satu bentuk pemanfaatan BMN.

Guna mencapai tujuan efisiensi pelaksanaan operasi pemanfaatan BMN dengan skema HPT,
perlu dikedepankan pengelolaan aset BMN melalui kementerian-kementerian teknis sebagai
Pengguna Barang. Pengelolaan aset BMN pada kementerian teknis dapat dilakukan melalui
BLU yang ada pada masing-masing kementerian tersebut. BLU sebagai perpanjangan tangan
dari kementerian teknis bertindak sebagai pihak penanggung jawab dalam menjalankan
kerja sama dengan pihak ketiga dengan skema HPT ini.

Oleh karena itu, dalam skema HPT menjadi suatu hal yang penting untuk menggunakan
konsep delegasi kewenangan dari masing-masing kementerian teknis sebagai Pengguna
Barang untuk menggunakan BLU sebagai Kuasa Pengguna Barang dalam rangka pelaksanaan
skema HPT, termasuk namun tidak terbatas pada pengurusan BMN yang akan dimanfaatkan,
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas BMN, serta kerja sama dengan investor
untuk skema HPT.

Dalam pelaksanaan pemanfaatan BMN melalui skema HPT, maka penerimaan dana dari
hasil pemanfaatan tersebut dapat dilakukan oleh BLU sesuai dengan delegasi yang diberikan
oleh kementerian teknis selaku pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab sebagai
Pengguna Barang. Penerimaan dana hasil pemanfaatan BMN dengan skema HPT termasuk
kedalam hasil usaha lainnya di mana BLU melakukan kegiatan usaha manajerial dan
inventaris kerja sama pemanfaatan BMN dengan skema HPT, yang kerjasamanya dilakukan

216 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

antara badan usaha dan BLU tersebut.

C4. Pengecualian Ketentuan Batas Maksimum


Pemberian Kredit (“BMPK”) dalam rangka
Pemberian Jaminan Pemerintah melalui PT PII
untuk Pelaksanaan Pinjaman dalam Proyek
Percepatan Pembangunan Tol Sumatera

Pengusahaan Proyek dapat dilakukan oleh Pemerintah atau dilaksanakan oleh BUMN
melalui penugasan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 sebagaimana
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015 tentang Percepatan
Pembangunan Jalan Tol di Sumatera, Pemerintah menugaskan PT Hutama Karya (Persero)
(“HK”) dalam pengusahaan 24 (dua puluh empat) ruas jalan tol yang direncanakan akan
diusahakan dalam rangka mempercepat pembangunan jalan tol di Sumatera. Penugasan
kepada HK meliputi pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian,
dan pemeliharaan.

Dalam pelaksanaan penugasannya, HK dapat bekerja sama dengan pihak lainnya melalui
pembentukan anak perusahaan di mana HK menjadi pemegang saham mayoritas, dan
setelah pelaksanaan konstruksi selesai dilakukan, HK dapat mengalihkan hak pengusahaan
jalan tol kepada anak perusahaan dan/atau pihak lain atas persetujuan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (“Menteri PUPR”) setelah mendapat pertimbangan dari
Menteri Keuangan dan Menteri BUMN. Dalam pelaksanaannya, HK bekerjasama dengan
PT Jasamarga (Persero) (“JS”) dan WK membentuk PT Hutama Marga Waskita (“HMW”) dan
HK menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 40% (empat puluh persen) dari total
kepemilikan saham HMW.

Dalam hal penugasan Proyek dilaksanakan dengan bekerjasama dengan pihak lain melalui
pembentukan anak perusahaan (yaitu HMW), maka ketentuan pengecualian BMPK tidak
dapat diterapkan mengingat perjanjian pinjaman dilakukan antara HMW dengan kreditur
dan bukan dilakukan oleh kreditur dengan HK selaku terjamin dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 253/PMK.08/2015 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian
Jaminan untuk Percepatan Proyek Pembangunan Jalan Tol di Sumatera jo. Peraturan Menteri
Keuangan No. 101/PMK.08/2018 tentang Tata Cara Pemberian dan Pelaksanaan Jaminan
Pemerintah Bersama atau Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur Terhadap Risiko

Bab 06 | 217
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Gagal Bayar dari Badan Usaha Milik Negara yang


Melakukan Pinjaman dan/atau Penerbitan Obligasi
Terhadap Risiko Gagal Bayar dari Badan Usaha Milik
Usaha Negara yang Melakukan Pinjaman dan/atau
Penerbitan Obligasi untuk Membiayai Penyediaan
Infrastruktur.

C5. Kajian Hukum


mengenai Penyiapan
Proses Pengadaan
Tanah dalam Proyek
Pelabuhan Hub
Internasional dan
Kawasan Industri Kuala
Tanjung

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun


2018 tentang Percepatan Pembangunan dan
Pengoperasian Pelabuhan dan Kawasan Industri
Kuala Tanjung di Provinsi Sumatera Utara (“Perpres
No. 81/2018”), penugasan terhadap Proyek dilakukan
oleh: (i) PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) (“Pelindo
I”) untuk membangun dan mengoperasikan
Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung; (ii)
Pelindo I dengan mengikutsertakan dan bersama PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (“Inalum”)
yang dilakukan melalui pembentukan badan
usaha patungan antara Pelindo I dan Inalum untuk
membangun, mengembangkan, dan mengelola
Kawasan Industri Kuala Tanjung. Penugasan
terhadap Proyek berdasarkan Perpres No. 81/2018,
termasuk juga terkait dengan pengadaan tanahya
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengadaan tanah
bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

218 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Lebih lanjut, berdasarkan Pasal 10 Undang-


Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum (“UU No. 2/2012”), pembangunan kawasan
industri tidak diatur dalam jenis pembangunan
untuk kepentingan umum yang dimaksud dalam
ketentuan tersebut. Namun, ketentuan tersebut
tidak menutup kemungkinan untuk pengadaan
tanah Kawasan Industri Kuala Tanjung dilaksanakan
melalui pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum. Hal ini didasarkan pada
ketentuan dalam Pasal 21 ayat (3) Perpres No.
3/2016 yang mengatur bahwa proyek PSN yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, atau BUMN yang ditugaskan oleh
Pemerintah Pusat, penyediaan tanahnya dilakukan
melalui ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum sesuai dengan UU No.
2/2012.

Disamping itu, Pasal 54A Peraturan Kepala Badan


Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan
Tanah sebagaimana telah diubah terkahir dengan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 22 Tahun 2015
(“Perka BPN No. 5/2012”) menyebutkan bahwa
dalam hal pengadaan tanah dilaksanakan untuk
kepentingan program prioritas pemerintah dapat
menggunakan ketentuan dalam UU No. 2/2012 dan
peraturan pelaksanaannya.

Terhadap ketentuan dalam Pasal 21 Perpres No.


3/2016 jo. Pasal 54A Perka BPN No. 5/2012, maka
Proyek yang termasuk sebagai proyek PSN dan

Bab 06 | 219
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Infrastruktur Prioritas dapat termasuk ke dalam


program prioritas Pemerintah yang ditetapkan
dalam Perpres No. 3/2016 jo. Perpres No. 81/2018.

Pendanaan pengadaan tanah melalui LMAN dapat


dilakukan terhadap penyelenggaraan pengadaan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum yang dilaksanakan berdasarkan UU No.
2/2012. Pendanaan tersebut diberikan kepada
kementerian/Lembaga dan/atau BUMN yang
melaksanakan proyek PSN. Untuk pengadaan
tanah Proyek khususnya pengadaan tanah
Kawasan Industri Kuala Tanjung sebagai proyek
PSN, penyelenggaraan pengadaan tanahnya dapat
dilakukan berdasarkan UU No. 2/2012. Dengan
demikian, pendanaan pengadaan tanah Kawasan
Industri Kuala Tanjung dapat diberikan melalui
LMAN.

Pengajuan permohonan pendanaan pengadaan


tanah Kawasan Industri Kuala Tanjung kepada
pimpinan LMAN dilakukan dengan melampirkan
dokumen rencana kebutuhan pengadaan tanah
berdasarkan persetujuan Menteri Perindustrian
sebagai menteri yang melakukan pembinaan
teknis atas pelaksanaan Kawasan Industri
Kuala Tanjung sesuai dengan rencana strategis
Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019 yang
diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian
Nomor 31.1/M-IND/PER/3/2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Perindustrian Tahun 2015-
2019 dimana Kuala Tanjung termasuk ke dalam
Program Percepatan Penyebaran dan Pemerataan
Pembangunan Industri.

220 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

C6. Kajian Hukum mengenai Status Kepemilikan Aset


antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan
Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (“PJPK”)
dalam Proyek Kerjasama Sistem Penyediaan Air
Minum (“SPAM”) Jatiluhur berdasarkan skema
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
(“KPBU”)

Terhadap penyelenggaraan Proyek, maka Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta II (“PJT
II”) selaku BUMN yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2010
tentang Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta II dapat diberikan Dukungan Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah (“DPP”) dalam bentuk Dukungan Pemerintah Lainnya
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupa bantuan infrastruktur yakni pembangunan
jaringan pipa distribusi di wilayah Provinsi DKI Jakarta yang pelaksanaannya dilakukan
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/
PRT/M/2016 tentang Pemberian Dukungan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah Dalam Kerjasama Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. Oleh karenanya,
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dapat memperoleh kepemilikan aset BMD berupa
jaringan pipa distribusi di wilayah Provinsi DKI Jakarta yang menjadi bantuan infrastruktur
dalam penyelenggaraan Proyek.

Pada saat perjanjian KPBU SPAM berakhir, perolehan aset BMD dinilai pada awal
pelaksanaan kerjasama sebagai perolehan aset BMD milik instansi yang memberikan
dukungan dan dilakukan pemisahan perhitungan aset BMD yang didapat dari dukungan
tersebut. Pemisahan aset sebagaimana dimaksud, dicatat perolehan aset BMD sebagai nilai
tetap tanpa penyusutan.

C7. Kajian Hukum mengenai Dukungan Pelaksanaan


Hak Regres PJPK dalam Proyek Kerjasama SPAM
Jatiluhur I berdasarkan skema KPBU

Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur dalam


Proyek Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha yang Dilakukan melalui Badan Usaha
Penjaminan Infrastruktur (“Perpres No. 78/2010”) telah mengatur bahwa pemenuhan regres

Bab 06 | 221
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

oleh PJPK yang merupakan BUMN, maka pemenuhannya dilakukan dengan mekanisme
korporasi berdasarkan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, pembayaran
regres tetap berada pada Perum Jasa Tirta II (“PJT II”) selaku BUMN yang bertindak sebagai
PJPK Proyek yang dilakukan melalui mekanisme korporasi.

Dengan demikian, Menteri Keuangan tidak dapat menjadi pihak yang melakukan pembayaran
kewajiban regres. Tugas tersebut juga tidak dapat diemban oleh Menteri PUPR sebagai
pemberi penugasan mengingat PJPK yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kewajiban
finansialnya sendiri dalam rangka penyelenggaraan Proyek.

Dalam rangka memitigasi risiko terjadinya gagal bayar regres PJT II selaku PJPK Proyek,
perlu untuk memastikan kapasitas finansial PJT II untuk bertindak sebagai PJPK Proyek.
Selain itu PJT II dapat dipertimbangkan untuk memperoleh penyertaan modal negara
sebagai salah satu sumber pendanaan bagi PJT II untuk dapat melaksanakan tugasnya
dalam menyelenggarakan Proyek, khususnya pelaksanaan regres berdasarkan mekanisme
korporasi PJT II sesuai dengan Perpres No. 78/2010.

C8. Kajian Hukum mengenai Dukungan Pelaksanaan


Hak Regres PJPK dalam Proyek Kerjasama SPAM
Jatiluhur I berdasarkan skema KPBU

Pasal 1 ayat (3) Perpres No. 38/2015 mengatur bahwa suatu proyek KPBU diselenggarakan
oleh PJPK dimana PJPK adalah Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah, atau Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah sebagai penyedia atau penyelenggara infrastruktur
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kewenangan bertindak sebagai PJPK oleh
Menteri/Kepala Lembaga didasarkan pada ruang lingkup, tugas dan tanggung jawab yang
meliputi sektor infrastruktur yang diatur dalam Peraturan Perpres No. 38/2015.

Sehubungan dengan penyelenggaraan Proyek, melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum


dan Perumahan Rakyat Nomor 561/KPTS/M/2017 tentang Penugasan Kepada Direktur
Utama Perusahaan Umum Jasa Tirta II untuk Menjadi Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
dalam Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Sistem Penyediaan Air Minum Regional
Jatiluhur, Pemerintah telah menugaskan PJT II untuk bertindak sebagai PJPK Proyek. Untuk
dapat meninjau kewenangan PJT II sebagai PJPK Proyek yang merupakan salah satu PSN
maka dipandang perlu untuk mengidentifikasi pihak yang berwenang untuk bertindak
sebagai PJPK berdasarkan ketentuan KPBU dan sektor air minum.

222 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Dasar hukum yang digunakan untuk menentukan pihak yang bertindak sebagai PJPK atas
Proyek berdasarkan peraturan KPBU diantaranya adalah Perpres No. 38/2015 jo. Peraturan
Bappenas No. 4/2015. Perpres No. 38/2015 menentukan bahwa PJPK merupakan Menteri/
Kepala Lembaga/Kepala Daerah, atau BUMN/BUMD sebagai penyedia atau penyelenggara
infrastruktur berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kemudian berdasarkan
Peraturan Bappenas No. 4/2015, PJPK merupakan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah,
atau direktur BUMN/BUMD sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
sektor.

Lebih lanjut, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (“UU No. 23/2014”)
jo. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
(“PP No. 122/2015”), Pemerintah Pusat pada dasarnya dapat melakukan penyelenggaraan
SPAM pada wilayah lintas provinsi. Sehubungan dengan Proyek, mengingat bahwa rencana
pengembangan SPAM akan dilakukan di wilayah Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi,
Kota Bekasi, dan Ibu Kota Jakarta, maka penyelenggaraan SPAM dilakukan secara lintas
Provinsi. Dengan demikian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (“PUPR”)
memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan SPAM lintas Provinsi terhadap Proyek.
Adapun berdasarkan Pasal 36 PP No. 122/2015, Pemerintah Pusat/Daerah membentuk
BUMN dan/atau BUMD sebagai pelaksanaan kewenangan Pemerintah Pusat/Daerah dalam
penyelenggaraan SPAM.

Terkait dengan pelaksanaan kewenangan tersebut, maka Pemerintah Pusat dapat


membentuk BUMN untuk penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam Pasal 36 PP No. 122/2015. Salah satu pembentukan BUMN
untuk penyelenggaraan SPAM tersebut dilakukan Pemerintah Pusat melalui pembentukan
PJT II berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2010 tentang Perusahaan Umum
(Perum) Jasa Tirta II.

C9. Kajian Hukum terkait Upaya Hukum terhadap


Putusan Mahkamah Agung Nomor 05 P/HUM/2018
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/
PMK.011/2012 tentang Gas Bumi yang Termasuk
dalam Jenis Barang yang Tidak Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai

Bab 06 | 223
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Mahkamah Agung Republik Indonesia melalui putusannya Nomor 05 P/HUM/2018 atas


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.011/2012 tentang Gas Bumi yang Termasuk
dalam Jenis Barang yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai tertanggal 3 Mei 2018 telah
memutus pada pokoknya bahwa Pasal 1 ayat (2) huruf b Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 252/PMK.011/2012 tentang Gas Bumi yang Termasuk dalam Jenis Barang yang Tidak
Dikenai Pajak Pertambahan Nilai (“PMK No. 252/2012”) bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, yaitu Pasal 4A ayat (2) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 (“UU PPN”) dan Pasal 7 dan Pasal
8 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (“UU No. 12/2011”), dan karenanya tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat
dan tidak berlaku untuk umum. Putusan tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan
bagi kegiatan usaha hulu dan hilir migas khususnya kepada pelaku usaha dan konsumen.

Pasal 9 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang Hak
Uji Materil (“Perma No. 1/2011”) telah mengatur bahwa putusan mengenai permohonan
keberatan tidak dapat diajukan Peninjauan Kembali. Keberatan yang dimaksud dalam pasal
tersebut adalah permohonan uji materil suatu peraturan perundang-undangan di bawah
Undang-Undang terhadap Undang-Undang.

Dengan demikian, keberatan atas Pasal 1 ayat (2) huruf b PMK No. 252/2012 terhadap
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yaitu Pasal 4A ayat (2) Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pasal 7 dan Pasal 8 UU Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan-Perundang-undangan yang telah diputus
melalui Putusan MA No. 05/2018 tidak dapat dilakukan upaya hukum Peninjauan Kembali
ataupun upaya hukum lainnya.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan upaya untuk merubah PMK No.
252/2012 atau menerbitkan peraturan baru yang pada pokoknya memuat ketentuan terkait
klasifikasi Liquified Natural Gas (“LNG”) pada kegiatan usaha hulu gas bumi, dan melakukan
perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 tentang Impor
dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan
dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai jo. Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 268/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Dibebaskan
dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena
Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Tata Cara Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai

224 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis


yang Telah Dibebaskan serta Pengenaan Sanksi
guna mengakomodir pengaturan mengenai LNG di
kegiatan usaha hilir gas bumi sebagai barang kena
pajak tertentu yang bersifat strategis sehingga
dibebaskan dari pengenaan PPN.

C10. Penyediaan
Pendanaan dalam
Bentuk Pembiayaan
berdasarkan Prinsip
Syariah untuk Proyek
Percepatan Jalan
Tol di Sumatera dan
Proyek Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur
Ketenagalistrikan

Sehubungan dengan pendanaan dalam rangka


Proyek Tol Sumatera maupun PIK, terdapat rencana
pendanaan melalui pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah. Namun, dalam dasar hukum kedua
proyek tersebut, yaitu Proyek Tol Sumatera diatur
melalui Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014
tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di
Sumatera (“Perpres No. 100/2014”) dan Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
(“Perpres No. 4/2016”), tidak menyebutkan secara
spesifik mengenai cakupan pendanaan dalam
bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
Selain itu, kedua regulasi tersebut mengatur bahwa
penjaminan Pemerintah hanya dapat diberikan

Bab 06 | 225
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

untuk pendanaan dalam bentuk pinjaman.

Pada dasarnya, pinjaman dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah merupakan bentuk
dan tujuan yang sama dalam rangka penyaluran dana kepada nasabah debitur yang pada
jangka waktu tertentu, uang yang disalurkan akan dikembalikan lagi oleh nasabah debitur
kepada bank. Adapun untuk pinjaman/kredit pelunasan utang dilakukan beserta dengan
bunganya, sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dilakukan dengan imbalan
atau bagi hasil. Sehingga, dalam pelaksanaan pendanaan, pinjaman dan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah merupakan lingkup penyaluran dana yang sama. Namun,
yang membedakan hanyalah semata-mata pada penerapan prinsip syariah dan dokumen
perjanjian dari pelaksanaan pendanaan. Oleh karena itu, pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah memiliki konsep kegiatan penyaluran dana yang sama.

Pendanaan melalui pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dapat dilakukan melalui akad
pembiayaan mudharabah (pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil), akad pembiayaan
musharakah (pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal), akad musyarakah
mutanaqisah, akad murabahah (prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan),
atau akad pembiayaan ijarah (pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan). Keseluruhan akad-akad tersebut masing-masing diatur dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional.

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah merupakan bentuk dan tujuan yang sama dengan
pinjaman dalam rangka penyaluran dana kepada nasabah debitur. Oleh karenanya, dalam
pelaksanaan pendanaan proyek PIK, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah termasuk
dalam pinjaman menurut Perpres No. 4/2016 dan dapat diberikan jaminan Pemerintah
dalam bentuk jaminan pinjaman terhadap kewajiban pembayarannya.

C11. Kajian Hukum mengenai Penyelenggaraan


Proyek Bandar Udara berdasarkan Kerjasama
Pelayanan Jasa Kebandarudaraan melalui skema
Build Operate Own/Bangun Guna Milik (“BOO”)

Berdasarkan peraturan sektoral kebandarudaraan, kerja sama pelayanan jasa


kebandarudaraan harus dituangkan ke dalam perjanjian. Sehingga, apabila kerja sama
dilakukan dalam bentuk pemberian izin dari Menteri Perhubungan Republik Indonesia saja

226 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

tanpa disertai perjanjian kerja sama yang mendasarinya, maka hal tersebut bertentangan
dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (“UU No. 1/2009”).
Walaupun UU No. 1/2009 mengakui eksistensi BOO sebagai salah satu bentuk dari kerja
sama lainnya selain konsesi untuk kerja sama pelayanan jasa kebandarudaraan yang
diusahakan secara komersial oleh BUBU, terdapat perbedaan ruang lingkup kerja sama
antara bentuk konsesi dan bentuk lainnya. Dalam peraturan sektoral kebandarudaraan,
BOO hanya diatur sebagai bentuk kerja sama antara Pemerintah dengan BUBU dalam
kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan di Bandar Udara selain dari bentuk konsesi.
Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa dalam bentuk kerja sama BOO, badan usaha tidak
diberikan kewenangan untuk mengelola bandar udara secara penuh sebagaimana halnya
dalam kerja sama konsesi.

Sebagaimana telah diuraikan di atas, terhadap pengusahaan pelayanan jasa kebandarudaraan


kerja samanya dituangkan ke dalam suatu perjanjian. Perjanjian antara Pemerintah dengan
BUBU tersebut termasuk pada ruang lingkup kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha
dalam pemanfaatan infrastruktur di bidang transportasi dengan skema KPBU. Sebagaimana
diatur dalam Peraturan Bappenas No. 4/2015 jo. Permenhub No. 58/2018, disebutkan bahwa
infrastruktur yang dapat dikerjasamakan adalah infrastruktur ekonomi dan infrastruktur
sosial, yaitu salah satunya adalah infrastruktur transportasi berupa penyediaan dan/
atau pengelolaan fasilitas dan/atau pelayanan jasa kebandarudaraan, termasuk fasilitas
pendukung seperti terminal penumpang dan kargo. Dengan demikian, penyelenggaraan
Proyek dilakukan berdasarkan perjanjian penyediaan infrastruktur kebandarudaraan
melalui skema KPBU.

C12. Kajian Hukum terkait Ketentuan Penetapan Tarif


Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan
Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri

Dalam rangka melindungi konsumen dari pemberlakuan tarif tinggi oleh badan usaha
angkutan udara niaga berjadwal serta melindungi kelangsungan usaha angkutan udara dari
persaingan tarif penerbangan antara badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang
bertujuan untuk mengeluarkan badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang menjadi
pesaing dari rute yang dilayani, maka perlu adanya campur tangan Pemerintah dalam
penentuan tarif penerbangan di Indonesia. Penetapan tarif penerbangan kelas ekonomi
didasarkan pada komponen-komponen berupa tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan
biaya tuslah/tambahan (surcharge) yang didasarkan kepada Peraturan Menteri Perhubungan

Bab 06 | 227
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

Republik Indonesia Nomor PM.20 Tahun 2019


tentang Tata Cara dan Formulasi Perhitungan Tarif
Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi
Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri
(“Permenhub No. 20/2019”) jo. Keputusan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM.72
Tahun 2019 tentang Tarif Batas Atas Penumpang
Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga
Berjadwal Dalam Negeri (“Kepmenhub No.
72/2019”).

Hasil perhitungan komponen-komponen di atas


merupakan batas atas tarif penumpang pelayanan
kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal
dalam negeri. Tarif batas atas sebagaimana
dimaksud ditetapkan oleh Menteri Perhubungan
berdasarkan Pasal 130 UU No. 1/2009 jo. Pasal 2
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan,
dengan mempertimbangkan aspek perlindungan
konsumen dan badan usaha angkutan udara niaga
berjadwal dari persaingan tidak sehat. Tarif batas
atas diterapkan berdasarkan kelompok pelayanan
yang diberikan oleh Badan Usaha Angkutan
Udara Niaga Berjadwal sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Perhubungan mengenai Standar
Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan
Udara Niaga Berjadwal yaitu Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM.185 Tahun 2015 tentang
Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi
Angkutan Udara Niaga Berjadwal (“Permenhub No.
185/2015”). Besaran tarif berdasarkan kelompok
pelayanan untuk Badan Usaha Angkutan Udara
Niaga Berjadwal terdiri atas:
a. Penerapan tarif 100% dari tarif maksimum
yang memberikan pelayanan dengan
standar maksimum (full services);

228 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

b. Penerapan tarif setinggi-tingginya 90% dari


tarif maksimum, untuk pelayanan dengan
standar menengah (medium services); dan
c. Penerapan tarif setinggi-tingginya 85% (dari
tarif maksimum, untuk pelayanan dengan
standar minimum (no-frills services).

Badan usaha angkutan udara niaga berjadwal


dalam negeri dilarang menjual harga tiket kelas
ekonomi melebihi tarif batas atas yang ditetapkan
Menteri Perhubungan. Dalam hal Badan usaha
angkutan udara melanggar ketentuan tersebut,
maka akan dikenakan sanksi administratif berupa
sanksi peringatan dan/atau pencabutan izin rute
penerbangan.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara akan


melakukan evaluasi terhadap besaran tarif yang
telah ditetapkan dengan ketentuan bahwa evaluasi
dilaksanakan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan dan/
atau sewaktu-waktu dalam hal terjadi perubahan
signifikan yang mempengaruhi kelangsungan
kegiatan badan usaha angkutan udara. Perubahan
signifikan yang dimaksud merupakan perubahan
yang menyebabkan terjadinya kenaikan total biaya
operasi pesawat udara hingga paling sedikit 10%
yang disebabkan adanya perubahan:
a. Harga avtur;
b. Harga nilai tukar rupiah; dan
c. Harga komponen biaya lainnya.

Bab 06 | 229
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

230 | Bab 06
Laporan KPPIP Semester 1 2019

KPPIP Kedepan
Rencana
07.
Bab
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

232 | Bab 07
Penciptaan situasi
Milestones KPPIP berkesinambungan dalam
implementasi Proyek
Prioritas dan PSN
Implementasi Proyek
Prioritas dan
PSN 2019
Penciptaan sistem dan
lingkungan yang kondusif
untuk percepatan proyek
infrastruktur 2018
Penguatan Berfokus pada upaya
kelembagaan
• implementasi Proyek
Prioritas dan PSN
KPPIP 2017 agar berjalan tepat
Persiapan operasional Berfokus pada upaya waktu & biaya, dan
implementasi Proyek
dan pembentukan
• dengan kualitas
Prioritas dan PSN yang telah disetujui
image KPPIP 2016
Berfokus pada upaya sehingga dapat oleh berbagai pihak
• penyelesaian mulai konstruksi
atau mencapai Melakukan kegiatan
2015 hambatan Proyek • debottlenecking
Prioritas dalam Financial Close
Penambahan demi tercapainya
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

• mandat melalui rangka memastikan Peningkatan target penyelesaian


target operasional
2014 Perpres No. 3/2016
• kapasitas pemangku proyek
untuk monitoring & proyek tercapai kepentingan, terkait
Project dengan topik Peningkatan
• Management Office evaluasi pelaksanaan Peningkatan •
alternatif pendanaan kapasitas pemangku
PSN
(PMO) KPPIP telah
• kapasitas pemangku
dan mekanisme kepentingan, terkait
terbentuk dan Penyelesaian kepentingan, terkait dengan topik
Penerbitan monitoring &
beroperasi • identifikasi isu sektor dengan topik administrasi kontrak
Perpres No. 75/2014 debottlenecking
infrastruktur dan alternatif pendanaan yang baik dan
sebagai landasan Tata Kelola secara mandiri dan
hambatan Proyek dan mekanisme terstruktur
hukum pendirian dan • Organisasi (SOP) dan proses Financial
Prioritas monitoring &
mandat KPPIP mekanisme Close
debottlenecking Perbaikan peraturan
monitoring & Penerapan dan secara mandiri Implementasi
• dan kebijakan sektor
debottlenecking • mekanisme • standar penyiapan infrastruktur guna
telah terbentuk monitoring & Implementasi mencapai target
• peraturan dan dokumen OBC dan
Pemetaan perbaikan debottlenecking FBC yang memiliki pembangunan
kebijakan sektor infrastruktur
• peraturan di sektor Penerapan dan infrastruktur guna nilai bankable
infrastruktur
• penyempurnaan mencapai target Pendampingan Pendampingan
Sistem TI agar siap aparatur
Pembuatan sistem TI pembangunan • aparatur

• untuk monitoring digunakan untuk infrastruktur penanggung jawab penanggung jawab
pelaksanaan Proyek memantau proyek dalam proyek dalam
pelaksanaan PSN Pendampingan melakukan
Prioritas • aparatur melakukan
dan Prioritas KPPIP debottlenecking PSN debottlenecking
Rancangan penanggung jawab secara mandiri
Sosialisasi dan proyek dalam selektif sesuai arahan
• Organisasi sistem • peningkatan melakukan Komite
pengadaan telah
tersedia kapasitas berfokus debottlenecking PSN
pada pemahaman selektif sesuai arahan
SOP, panduan Komite
penyusunan OBC
dan success story
mekanisme
monitoring &
debottlenecking oleh
KPPIP

Bab 07 | 233
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

T
ahun 2019 adalah tahun kelima sejak pembentukan KPPIP. Sejak 2014, KPPIP telah menjalankan
mandat yang diberikan, mulai dari mandat dari Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2014 sampai
dengan mandat-mandat lain yang diberikan, seperti mandat terkait PSN dan pembiayaan pengadaan
tanah melalui LMAN. Selama lima tahun ke belakang, kegiatan KPPIP berfokus pada upaya-upaya untuk
mempercepat penyediaan proyek, baik dengan memberikan fasilitas penyiapan proyek (Outline Business
Case) dan mengoordinasi kegiatan debottlenecking bersama dengan pemangku kepentingan terkait baik
dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan badan usaha. Kegiatan percepatan proyek juga
mendorong KPPIP untuk membangun sistem Teknologi Informasi untuk memantau kemajuan proyek
dan Panel Konsultan untuk mempermudah proses pengadaan konsultan untuk menyusun kajian terkait
proyek.

Pada tahun 2019, KPPIP melanjutkan pemantauan dan upaya percepatan untuk mencapai target
penyelesaian PSN pada Kuartal III dan Kuartal IV 2019, dimana 89 PSN akan beroperasi penuh dan 33
proyek, 1 program ketenagalistrikan, dan 1 program pemerataan ekonomi akan beroperasi sebagian.

REALISASI ESTIMASI
2016 2017 2018 Kuartal III 2019
Perubahan PSN Ke-1: Perubahan PSN Ke-2:
Penambahan 55 Proyek Penambahan 2 Proyek
+ 1 Program Industri Pesawat + 1 Program Pemerataan Ekonomi Proyek Selesai

89 Proyek

62 Proyek
30 Proyek

32 Proyek + 33 Proyek + Proyek dalam tahap


37 Proyek 1 Program 35 GW 1 Program 35 GW konstruksi dan mulai
dan 1 Program + 1 Program + 1 Program beroperasi
35 GW Pemerataan Pemerataan
Ekonomi Ekonomi
20 Proyek

Proyek dalam tahap


96 Proyek konstruksi
dan 1 Program 100 Proyek 106 Proyek dan
35 GW 119 Proyek 1 Program
Industri Pesawat

Proyek dalam tahap


transaksi
13 Proyek 6 Proyek 6 Proyek 6 Proyek

19 Proyek Proyek dalam tahap


53 Proyek +
59 Proyek + penyiapan
1 Program Industri
1 Program Pesawat
81 Proyek Industri Pesawat

15 Proyek Proyek keluar


29 Proyek 29 Proyek
dari daftar PSN

Selanjutnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua KPPIP memberikan arahan agar
di tahun 2019 kegiatan KPPIP dapat diberatkan pada pengembangan kebijakan untuk mengoptimalisasi

234 | Bab 07
Laporan KPPIP | Semester 1 2019

pemanfaatan infrastruktur yang sudah dibangun. Tujuan dari arahan ini adalah untuk memastikan
agar infrastruktur yang terbangun dapat memberikan dampak semaksimal mungkin bagi masyarakat.
Menindaklanjuti hal tersebut, KPPIP bekerja sama dengan KIAT dalam menyusun Kajian Dampak
Pembangunan Infrastruktur yang akan diselesaikan pada bulan Oktober 2019.

Bab 07 | 235
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Sekretariat Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)

Gedung Pos Ibukota, Blok A, Lt. 6 www.kppip.go.id


Jl. Lapangan Banteng Utara No. 1 sekretariat@kppip.go.id
Pasar Baru, Jakarta Pusat 10710, Indonesia
facebook.com/kppip
+62 21 345 3171
+62 21 345 3164 @kppip_ri

+62 21 345 3155 @kppip_ri

Anda mungkin juga menyukai