KPPIP
Semester I
2019
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DAFTAR
ISI
Pendahuluan
Daftar Isi I
Daftar Isi | I
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
II | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
4. Trans Sumatera 74
IV | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Daftar Isi | V
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
6. Light Rail Transit DKI Jakarta, Bogor, Depok, & Bekasi 117
VI | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
C1. Kajian Hukum terkait Identifikasi Sumber Dana dan Badan Hukum 212
Pengelola untuk Green Fee Fund (GFF)
C2. Kajian Hukum terkait Fasilitas Pajak dan Potensi Dampak 214
Perpajakan yang Timbul dalam Pelaksanaan Proyek Kereta Cepat
Jakarta-Bandung
C7. Kajian Hukum mengenai Dukungan Pelaksanaan Hak Regres PJPK 221
dalam Proyek Kerjasama SPAM Jatiluhur I berdasarkan skema
KPBU
C8. Kajian Hukum mengenai Penentuan PJPK dalam Proyek SPAM 222
Jatiluhur I berdasarkan skema KPBU
Daftar Isi | IX
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
C9. Kajian Hukum terkait Upaya Hukum terhadap Putusan Mahkamah 223
Agung Nomor 05 P/HUM/2018 atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 252/PMK.011/2012 tentang Gas Bumi yang Termasuk
dalam Jenis Barang yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai
X | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DAFTAR
ISTILAH
ABET Accreditation Board of Engineering and Technology
AD ART Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
ANDAL Analisis Dampak Lingkungan
AP Availability Payment/Pembayaran Ketersediaan Layanan
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ASEAN Association of South East Asian Nation
Bapedda Badan Perencanaan Daerah
Bappenas Badan Perencanaan Nasional
BED Basic Engineering Design
BK Badan Kejuruan
BOD Biological Oxygen Demand
BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi
BPJT Badan Pengatur Jalan Tol
BPN Badan Pertahanan Nasional
BP3TI Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan
Informatika
BUJT Badan Usaha Jalan Tol
BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal
BLU Badan Layanan Umum
BUMD Badan Usaha Milik Daerah
BUMN Badan Usaha Milik Negara
B2B Business to Business
CJPP Central Java Power Plant
DED Detail Engineering Design
DINFRA Dana Investasi Infrastruktur
DJKA Direktorat Jenderal Perkeretaapian
Daftar Istilah | XI
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Daftar Istilah | XV
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Kata Sambutan
D
itahun 2019, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) telah
memasuki tahun kelimanya sejak dibentuk melalui Peraturan Presiden No. 75
Tahun 2014. Sepak terjang KPPIP dalam percepatan infrastruktur di Indonesia
sudah berkembang pesat dan hasil kerjanya pun dapat dilihat secara nyata.
Rangka Pelaksanaan PSN. Bersama dengan Lembaga Manajemen Aset Negara, KPPIP berkoordinasi
untuk mengevaluasi rencana kebutuhan dari Penanggung Jawab Proyek (PJP) lebih dari 100 proyek untuk
menentukan daftar peringkat. Pendanaan pengadaan tanah dengan LMAN telah berhasil dilakukan untuk
beragam proyek mulai dari proyek jalan tol sampai proyek pelabuhan dan sampai dengan Juni 2019 telah
terealisasi sebesar Rp 38,32 Triliun.
Di tahun ini, KPPIP juga meningkatkan kerjasamanya dengan lembaga bilateral dan multilateral dalam
penyusunan kajian-kajian untuk percepatan penyediaan infrastruktur. Dukungan-dukungan yang
disalurkan melalui KPPIP termasuk penyusunan Outline Business Case (OBC) dan kajian terkait tindak lanjut
KPPIP ke depan untuk masukan kebijakan.
Tahun 2019 yang merupakan tahun kelima KPPIP juga merupakan tahun pergantian pemerintahan
setelah Pemilihan Umum. Meskipun Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2014 tidak mengatur batas akhir
KPPIP, perlu disadari adanya perubahan kondisi internal dan eksternal yang berdampak pada KPPIP.
Perkembangan di sektor infrastruktur pun terjadi, termasuk proyek yang sudah selesai dan munculnya
lembaga baru untuk percepatan. Akan tetapi di sisi lain muncul hambatan-hambatan baru yang belum
diidentifikasi sebelumnya dan ada kebijakan-kebijakan baru yang perlu diperhatikan oleh KPPIP. Oleh
karena itu, tahun ini KPPIP akan melakukan kajian tentang kebutuhan adaptasinya ke depan.
Dengan terbitnya Laporan ini, kami berharap agar seluruh pihak terkait tetap fokus dalam percepatan
proyek infrastruktur, terutama untuk mencapai target PSN di akhir tahun 2019. Selanjutnya, kita juga
perlu mengambil langkah-langkah terkait kebijakan untuk maju dan menjalankan mandat pemerintahan
berikutnya untuk kesejahteraan Indonesia di masa depan.
Wahyu Utomo
Perkembangan
Perkembangan Komite
Komite
Percepatan
Percepatan Penyediaan
Penyediaan
Infrastruktur
Infrastruktur Prioritas
Prioritas
(KPPIP)
(KPPIP)
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
2 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
I
Profil Komite Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
Prioritas
P
emerintah telah berkomitmen untuk melaksanakan upaya - upaya percepatan
pembangunan infrastruktur untuk mengatasi defisit infrastruktur pada tahun-tahun
sebelumnya dan mencapai target pertumbuhan ekonomi. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 disusun dengan menempatkan penekanan
besar pada percepatan infrastruktur. Dalam periode tahun 2015 hingga 2019, Pemerintah
bertujuan untuk membangun 1.800 km jalan tol, 2.159 km kereta api antar kota, 24
pelabuhan baru, 15 bandara baru, 35.000 MW pembangkit listrik, dan banyak pembangunan
infrastruktur lainnya. Berbagai reformasi telah dilaksanakan oleh Pemerintah sebagai upaya
dalam percepatan pembangunan infrastruktur. Pemerintah telah menetapkan reformasi
fiskal, seperti availability payment, viability gap fund, project preparation development, dan
tax holiday, untuk mendukung kelayakan proyek infrastruktur hingga meningkatkan minat
investor untuk berpartisipasi dalam pembangunannya. Pemerintah juga telah menerbitkan
beberapa reformasi regulasi, seperti Paket Kebijakan Ekonomi, untuk menciptakan ekosistem
yang kondusif baik bagi Pemerintah dan juga Badan Usaha untuk mendorong percepatan
infrastruktur. Pemerintah juga telah melaksanakan reformasi institusi untuk membentuk
katalis dan enabler percepatan infrastruktur, dimana salah satunya adalah pembentukan
KPPIP.
Berdasarkan Perpres No. 75/2014 j.o Perpres No. 122/2016, KPPIP memiliki 6 mandat
utama yaitu untuk (1) menetapkan serta mengendalikan strategi dan kebijakan percepatan
penyediaan infrastuktur prioritas, (2) memantau dan mengendalikan pelaksanaan strategi
dan kebijakan dalam rangka percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, (3) memfasilitasi
peningkatan kapasitas aparatur negara terkait penyediaan infrastruktur prioritas, (4)
menetapkan standar kualitas Pra-Studi Kelayakan dan tata cara evaluasinya, (5) memfasilitasi
penyiapan infrastrukur prioritas, dan (6) melakukan penyelesaian terhadap masalah
(debottlenecking) dalam pelaksanaan penyediaan infrastruktur prioritas.
Struktur KPPIP disusun dengan mempertimbangkan benchmark yang dilakukan pada awal
pembentukan KPPIP dalam rangka membentuk komite yang ramping, efektif, dan efisien.
Susunan kelembagaan, baik dari Komite sampai dengan konsultan pendukungnya, juga
Bab 01 | 3
Laporan KPPIP || Semester
Laporan KPPIP Semester 11 2019
2019
4 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
KPPIP sehingga dapat memberikan dukungan penuh untuk KPPIP dalam memenuhi mandat-
mandat yang diberikan. PMO KPPIP juga didukung oleh Jasa Konsultansi Badan Usaha dalam
melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawabnya.
KOMITE
KETUA
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN
WAKIL KETUA
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG KEMARITIMAN
ANGGOTA
PMO
PANEL KONSULTAN
*Catatan
Garis Instruksi
Garis Koordinasi
Bab 01 | 5
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
II
Pencapaian KPPIP pada
Semester I 2019
D
alam pelaksanaan mandatnya sesuai dengan Perpres No. 75/2014 j.o Perpres
No. 122/2016, KPPIP telah berhasil mencapai beberapa milestones penting
dalam percepatan penyediaan Infrastruktur Prioritas pada Semester I 2019.
6 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
2. Pengembangan
Jawab Proyek
Kapasitas Penanggung
Bab 01 | 7
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Berikut ini adalah daftar kajian yang difasilitasi oleh KPPIP sejak Semester I tahun
2019:
Sumber
No Kajian Status Target
Pendanaan
PLTSa Semarang
Zona 8
Undang-Undang Penyediaan
Infrastruktur
Infrastruktur
8 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Februari 2019 yaitu konsorsium PT PP, PT Bumi Karsa, PT China Communication Construction
Engineering Indonesia, dan PT Iroda Mitra. Lalu, telah dilaksanakan peresmian MRT Jakarta
jalur Lebak Bulus – Bundaran HI pada 24 Maret 2019 dan pada 22 Mei 2019 telah dilaksanakan
penandatanganan berita acara Financial Close proyek SPAM Semarang Barat.
Selain Proyek Prioritas, KPPIP juga turut berperan untuk mendorong pencapaian target
penyediaan Proyek Strategis Nasional (PSN). Sampai dengan Juni 2019, telah tercatat 48
Proyek yang telah selesai, 28 proyek dan 2 program dalam tahap konstruksi dan telah mulai
beroperasi sebagian, serta 100 proyek dalam tahap konstruksi. KPPIP menargetkan bahwa
sampai dengan akhir Kuartal III 2019, total PSN yang selesai akan mencapai sejumlah 89
proyek.
Bab 01 | 9
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
III
Dukungan KPPIP untuk
Kebijakan terkait Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
Penyiapan Hak Pengelolaan Terbatas
Sejak tahun 2016, KPPIP telah mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan skema
pembiayaan alternatif dalam rangka mengisi kesenjangan pendanaan untuk infrastruktur.
Salah satu yang telah dikembangkan adalah Hak Pengelolaan Terbatas (HPT) atau Limited
Concession Scheme (LCS).
HPT adalah skema pengelolaan aset dimana Badan Usaha memperoleh konsesi untuk
mengembangkan dan mengoperasionalkan aset infrastruktur existing (brownfield) yang
sudah beroperasi tanpa memindahtangankan kepemilikan aset dari pemerintah. Dengan
demikian, diharapkan agar Badan Usaha dapat membawa keahliannya untuk membuat
operasi aset lebih efisien dan efektif dalam memberikan pelayanan kepada publik. Selain itu,
pemerintah juga mendapatkan dana segar yang dibutuhkan untuk penyediaan infrastruktur.
Pada Semester I 2019, fokus KPPIP mendukung proses harmonisasi rancangan Peraturan
Presiden tentang HPT yang dikoordinasikan oleh Sekretariat Kabinet. Sebelumnya, KPPIP
juga telah melakukan sosialisasi dan konsultasi skema tersebut dengan berbagai pihak,
mulai dari Badan Usaha yang berpotensi menjadi investor, BUMN terkait, perbankan, dan
lembaga donor. Hasil konsultasi dengan investor potensial menunjukan bahwa ketertarikan
untuk mengoptimalisasi aset infrastruktur eksisting di Indonesia bukan hal baru karena
besarnya potensi pengembangan yang dapat dilakukan. Konsultasi dengan lembaga donor
memberikan masukan atas best practice pelaksanaan asset recycling di tingkat internasional.
Selain itu, konsultasi dengan pihak perbankan menunjukkan potensi reaksi positif dan
masukan pasar atas penerapan HPT di Indonesia.
10 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
IV Pelaksanaan Pengadaan
Tanah pada Proyek Strategis
Nasional
P
engadaan tanah merupakan salah satu permasalahan utama yang menghambat
pelaksanaan PSN. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi KPPIP, isu pengadaan
tanah merupakan permasalahan terbesar kedua setelah isu perencanaan
dan penyiapan. Oleh karena itu, sesuai dengan mandat KPPIP untuk memantau dan
mengendalikan pelaksanaan strategi dan kebijakan dalam rangka percepatan penyediaan
Infrastruktur Strategis Nasional dan Infrastruktur Prioritas, KPPIP memberi dukungan
terhadap percepatan pengadaan tanah untuk Proyek Strategis Nasional. Sepanjang Semester
I tahun 2019, terdapat sejumlah isu utama terkait pengadaan tanah yang menjadi perhatian
KPPIP, yaitu:
Sesuai dengan sejumlah pembahasan yang telah dilakukan oleh KPPIP terkait pembebasan
lahan TNI, telah disepakati bahwa tanah tersebut akan dilepaskan untuk pembangunan
PSN. Kemudian, TNI juga diminta dalam mengajukan anggaran pengadaan tanah untuk
memenuhi kebutuhan operasionalnya. Oleh karena itu, pada Semester I tahun 2019, KPPIP
kembali memastikan implementasi dari kesepakatan tersebut, yang mana salah satunya
di Jalan Tol Serang – Panimbang dengan bekerja sama dengan Kementerian Koordinator
Bidang Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta membahas isu penganggaran tanah
TNI dalam APBN.
Bab 01 | 11
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Berdasarkan hasil monitoring KPPIP, terdapat sejumlah isu pengadaan tanah yang terkait
dengan Kawasan Kehutanan. Isu yang dimaksud antara lain Penggantian Lahan dan
tegakan untuk warga di Kawasan Hutan serta Penggantian Lahan Kompensasi untuk dalam
penggunaan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut, KPPIP telah menyelenggarakan Rapat Tim Pelaksana KPPIP yang secara khusus
membahas isu lahan pada Kawasan Hutan. Selain itu, KPPIP juga mengadakan diskusi langsung
dengan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan untuk membahas
beberapa pending issues terkait kebutuhan lahan untuk pembangunan infrastruktur yang
bersinggungan dengan Kawasan Kehutanan.
12 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
V Pengembangan Instrumen
Keuangan Untuk
Pembiayaan Infrastruktur
S
alah satu pengembangan instrumen keuangan untuk pembiayaan infrastruktur yang
menjadi fokus KPPIP adalah Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA). DINFRA adalah
wadah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya sebagian besar diinvestasikan pada aset
infrastruktur oleh manajer investasi. Portofolio DINFRA terdiri dari aset infrastruktur paling
sedikit 51% dari Nilai Aktiva Bersih (langsung melalui pembelian aset infrastruktur atau
tidak langsung melalui efek) dan aset lainnya paling banyak 49% (instrumen pasar uang,
portofolio efek lainnya). Dibandingkan dengan Reksa Dana Penawaran Terbatas (RDPT),
DINFRA menawarkan alternatif yang lebih fleksibel, dimana DINFRA dapat ditawarkan
melalui penawaran umum dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (diperdagangkan di pasar
sekunder).
Pada tanggal 15 April 2019, produk DINFRA Jalan Tol Gempol-Pandaan telah dicatatkan
dalam Bursa Efek Indonesia dengan nilai transaksi sebesar Rp423,5 miliar. Transaksi
DINFRA digunakan untuk membeli sebagian porsi saham PT Jasamarga Pandaan Tol, selaku
BUJT Jalan Tol Gempol-Pandaan (13,6 km). Unit penyertaan DINFRA diperdagangkan dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Peraturan BEI No. I-W mengenai pencatatan KIK DINFRA
di BEI dan Peraturan BEI No. II-O mengenai perdagangan KIK DINFRA di BEI. Dengan begitu,
perlakuan pajak KIK DINFRA sama seperti saham dimana pajak capital gain hanya sebesar
0,1%.
Bab 01 | 13
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
stimulus perpajakan untuk KIK DINFRA yang sama dengan yang telah diterapkan pada
produk KIK lainnya (e.g. RDPT, KIK DIRE dan KIK EBA) serta perluasan daftar investasi bagi
institutional investor. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan para investor
untuk dapat berivestasi pada KIK DINFRA.
Salah satu tindak lanjut stimulus perpajakan yang tengah berjalan adalah revisi PP No.
16/ 2009 j.o PP No. 100/2013 tentang Pajak Penghasilan Berupa Bunga Obligasi untuk
mengakomodasi usulan perlakukan perpajakan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) termasuk
DINFRA, Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan Efek Beragun Aset (EBA) agar dapat disamakan
dengan Reksa Dana masih terus berjalan. Penyusunan rancangan revisi PP tersebut
dilakukan melalui koordinasi antara Kedeputian 1 Bidang Koordinasi Ekonomi Makro
dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Direktorat Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan. Rancangan final revisi PP No. 16/ 2009 telah selesai disusun
dan telah diharmonisasikan pada minggu ke-2 bulan Mei 2019. Revisi PP diharapkan
dapat segera diundangkan sehingga implementasi produk KIK dapat ditingkatkan untuk
mengakselerasi capital market deepening.
14 | Bab 01
Bab
Laporan KPPIP Semester 1 2019 02.
Perkembangan
Infrastruktur
di Indonesia
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
16 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
I Perbaikan Peraturan
Terkait Infrastruktur
1. Penyusunan Rancangan Peraturan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang
Menteri
Untuk percepatan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Berbasis Sampah (PLTSa), pada
April 2018, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan
Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah
Lingkungan yang menjadi landasan hukum dalam pelaksanaan proyek-proyek PLTSa di
dua belas kota/provinsi mencakup Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang
Selatan, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya, Kota
Makassar, Kota Denpasar, Kota Palembang, dan Kota Manado. Di dalam Peraturan Presiden
No. 35 Tahun 2018, diatur mengenai Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan dapat didukung oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana yang bersumber dari APBN yaitu berupa
bantuan BLPS dengan besaran paling tinggi sebesar Rp500 ribu per ton sampah. Alokasi
APBN untuk bantuan BLPS diusulkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada
Menteri Keuangan.
Untuk permohonan bantuan BLPS yang bersumber dari APBN oleh Pemerintah Daerah
dan penentuan alokasi besaran APBN untuk bantuan BLPS kepada Pemerintah Daerah
dibutuhkan peraturan pelaksana, Kementerian LHK berkoordinasi dengan Kementerian
Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan KPPIP untuk penyusunan
dan finalisasi rancangan Peraturan Menteri LHK tentang Pengusulan dan Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Nonfisik Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS). Penyusunan
rancangan Permen LHK telah dilakukan sejak Agustus 2018 hingga saat ini.
KPPIP turut berperan aktif dalam menghadiri rapat pembahasan dan memberikan masukan
dalam penyusunan rancangan Permen LHK tersebut terutama terkait dalam hal bantuan
Bab 02 | 17
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
BLPS yang bersifat multiyears dan dapat memberikan kepastian kepada investor. Namun,
berdasarkan hasil koordinasi dengan Kementerian Keuangan, disebutkan bahwa Dana
Alokasi Khusus Nonfisik (DAK Nonfisik) bersifat tahun tunggal atau tidak dapat bersifat
multiyears karena penetapan alokasi dari DAK Nonfisik berdasarkan pada kapasitas fiskal
APBN setiap tahunnya. Oleh sebab itu, berdasarkan koordinasi antara Kementerian LHK,
Kementerian Keuangan dan KPPIP, diputuskan bahwa untuk proyek PLTSa yang telah
memiliki pengembang atau merupakan penugasan BUMD dapat menggunakan bantuan
BLPS sedangkan untuk proyek PLTSa dengan skema KPBU dapat menggunakan VGF.
Kemudian, Kementerian Keuangan menyampaikan bahwa untuk proyek PLTSa, dukungan
keuangan dari Pemerintah Pusat yang dapat diberikan kepada PJPK yaitu bantuan BLPS dari
APBN (Pemerintah Pusat) atau VGF (sebagai last resort).
Pada Juni 2019, Menteri LHK telah menyetujui Rancangan Permen LHK terkait Bantuan BLPS
dari DAK Nonfisik dan saat ini dalam proses untuk perundangan sehingga ditargetkan dalam
waktu dekat peraturan tersebut sudah dapat diterbitkan.
Dalam rangka meningkatkan TKDN dalam sektor energi dan ketenagalistrikan, terutama
dalam pembangunan Megaproyek Kilang, PT Pertamina telah menyusun roadmap
peningkatan TKDN dalam pembangunan Megaproyek Kilang yaitu target TKDN untuk RDMP
Balikpapan 30% (2023), RDMP Balongan Fase-1 50% (2023), RDMP Cilacap 60% (2025), GRR
Tuban 60% (2025), RDMP Balongan Fase-2 65% (2026), GRR Bontang 65% (2026), RDMP/
REVAMP RU VII di Sorong 80-100% (2027).
Kelemahan dan tantangan yang dihadapi industri di dalam negeri yaitu adanya keterbatasan
produsen lokal, tingginya harga produksi lokal, harga barang impor yang kompetitif,
perdagangan bebas dunia, dan keharusan penggunaan produk dari licensor. Untuk mencapai
target TKDN tersebut dibutuhkan kepastian pasar, pendampingan kepada pabrikan dalam
negeri, pemberian tax incentive kepada EPC dan pabrikan, dan pemberian soft loan dari
perbankan nasional kepada pabrikan dalam negeri.
Untuk mendukung hal tersebut, KPPIP telah menyusun pembelajaran atas keberhasilan
kebijakan peningkatan TKDN di sektor Telekomunikasi sebagai benchmark untuk dapat
diterapkan di sektor energi dan ketenagalistrikan. Kajian tersebut menyimpulkan bahwa
18 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 02 | 19
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
3. Dukungan dalam
Mekanisme Implementasi
atas Putusan Mahkamah
Agung No. 05P/HUM/2018
bahwa LNG merupakan
Barang Kena Pajak (BKP)
20 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 02 | 21
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
4. Kebijakan Pendanaan
Pengadaan Tanah Melalui
Lembaga Manajemen Aset
Negara (LMAN)
22 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Kendala yang paling krusial selama Semester I Tahun 2019 adalah perubahan
implementasi ketentuan fleksibilitas pendanaan LMAN, dimana berdasarkan rapat
tapada tanggal 15 Februari 2019 di Kantor Setwapres, LMAN tidak dapat melakukan
pendanaan lintas tahun anggaran untuk mekanisme dana talangan, karena adanya
interpretasi/pemahaman terbaru pada pasal 25 ayat 2 PMK 21/2017. Padahal, sejak
awal implementasi PMK 21/2017, pembiayaan melalui mekanisme dana talangan
dapat dilakukan lintas tahun anggaran, dimana sisa tahun anggaran sebelumnya dapat
digunakan pada tahun anggaran berikutnya. Dampak dari kebijakan ini adalah adanya
sisa dari alokasi tahun anggaran 2016, 2017 dan 2018 yang tidak bisa digunakan lagi.
Selain itu, terdapat beberapa proyek yang tidak dapat melanjutkan pengadaan tanah
karena tidak ada alokasi untuk Tahun Anggaran (TA) 2019.
Ketentuan Penghitungan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Permasalahan ini bermula dari adanya catatan hasil verifikasi BPKP dan temuan BPK,
dimana ditemukan bahwa nilai BPHTB yang diberikan kepada calon penerima ganti rugi
tidak memperhatikan pemotongan Nilai Objek Pajak Tidak Kena Pajak pada jumlah nilai
tanah dan bangunan. Akibat isu BPHTB ini, hingga 10 April 2019, sekitar 65% tagihan
pengembalian dana talangan BUJT yaitu senilai Rp2,961 Triliun dinyatakan ineligible
oleh BPKP yang mengakibatkan keterlambatan pengembalian dana talangan terhadap
proyek yang masih berjalan. Proses pembayaran dana talangan yang diperintahkan oleh
beberapa BUJT kemudian harus dihentikan sementara hingga adanya pengembalian
dana talangan.
Isu lainnya yang menjadi perhatian KPPIP adalah masih tingginya gap antara pembayaran
dana talangan oleh BUJT dengan pengembaliannya oleh LMAN. Hingga 10 April 2019,
terdapat Rp16,278 triliun dana talangan BUJT yang belum dikembalikan kepada BUJT.
Hal tersebut membuat sebagian besar BUJT mengeluh akan tidak adanya kepastian
waktu dan jumlah pengembalian dana talangan kepada BUJT.
Bab 02 | 23
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
5. Kebijakan Pembebasan
Lahan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) untuk
Pembangunan PSN
24 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Oleh karena itu, pada semester II Tahun 2018, KPPIP telah mengadakan beberapa
pembahasan ditingkat Menteri yang menghasilkan kesepakatan bahwa TNI siap mendukung
PSN dan akan melepaskan tanahnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.2
Tahun 2012. Sedangkan untuk mengakomodasi kebutuhan lahan TNI, maka TNI diminta
untuk mengajukan pengadaan tanah melalui mekanisme APBN. Selain itu, telah diadakan
pembahasan lanjutan yang menghasilkan kesepakatan bahwa pembebasan lahan pada
Tanah TNI akan menggunakan mekanisme penyerahan aset dari pengguna (TNI) kepada
pengelola (Kementerian Keuangan).
Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, pada Semester I Tahun 2019, tepatnya pada
tanggal 17 Mei 2019 di Sekretariat KPPIP, KPPIP telah mengadakan pembahasan kemajuan
penganggaran untuk tanah TNI. Rapat ini berhasil memberikan kejelasan mekanisme dan
landasan penganggaran bagi masing-masing pihak serta menyepakati bahwa TNI akan mulai
memproses pengajuan kebutuhan pengadaan tanah secara berjenjang untuk kepentingan
TNI yang terkena Proyek Strategis Nasional kepada Kementerian Keuangan.
6. Kebijakan Pembebasan
Kawasan Hutan
Lahan Terkait dengan
Berdasarkan hasil identifikasi isu-isu sektoral yang perlu ditanggulangi, selain terkait dengan
Tanah TNI, pembangunan infrastruktur yang berada pada kawasan kehutanan juga menjadi
isu utama. Permasalahan yang seringkali dilaporkan diantaranya penggantian tanah dan
tegakan bagi warga di kawasan hutan dan penggantian lahan kompensasi Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutan (IPPKH). Berdasarkan evaluasi KPPIP, permasalahan tersebut disepakati
untuk dieskalasi dan dibahas dalam Rapat Tim Pelaksana KPPIP yang diadakan pada 22
Februari 2019. Dalam rapat tersebut, dibahas 2 topik utama terkait tanah kawasan hutan,
yaitu:
Bab 02 | 25
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Dalam rangka pembangunan jalan tol yang membutuhkan IPPKH, terdapat kewajiban
untuk memberikan lahan kompensasi sesuai dengan ketentuan pada Permen LHK
27/2018. Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, total kebutuhan lahan kompensasi
mencapai 2.323 Ha. Namun, saat ini Ditjen Bina Marga mengalami kesulitan dalam
penyediaan lahan kompensasi tersebut karena masalah keterbatasan anggaran dan
sulitnya mencari lahan yang sesuai kriteria.
Sebagai usulan solusi, KPPIP mengusulkan opsi penggunaan tanah Hak Guna Usaha (HGU)
yang telah berakhir dan tidak diperpanjang (tanah eks-HGU) sebagai calon lahan kompensasi,
dengan pertimbangan status tanah tersebut akan menjadi Tanah Negara berdasarkan
PP 40/1996 Pasal 17. Penggunaan tanah eks-HGU sebagai Lahan Kompensasi juga sudah
diakomodasi dalam Permen LHK 27/2018. Namun, tanah eks HGU saat ini juga menjadi
obyek redistribusi lahan dalam program Reforma Agraria. Oleh karena itu, saat ini KPPIP
bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian ATR/
BPN melalukan kajian lanjutan mengenai skema penggunaan tanah eks-HGU sebagai Lahan
Kompensasi agar tidak tumpang tindih dengan kebijakan Reforma Agraria.
26 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 02 | 27
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
II
Perbaikan Peraturan Terkait
Kebijakan Fiskal dan
Kelembagaan
28 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Prinsip VGF oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk Proyek KPBU PLTSa Legok Nangka
Regional Jawa Barat. Untuk penerbitan Persetujuan Prinsip VGF, Komite VGF Kementerian
Keuangan membutuhkan rekomendasi teknis dari Kementerian Teknis terkait aspek teknis
dan komersial proyek PLTSa, serta penetapan Kementerian Pembina Sektor untuk menjadi
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Kemudian, KPPIP juga mendukung fasilitasi Kementerian
Keuangan dengan Tim Teknis PLTSa terkait usulan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), untuk
pelaksanaan disbursement VGF. Direncanakan untuk dilaksanakan rapat koordinasi oleh Tim
Teknis PLTSa pada Juli 2019 terkait pembahasan mengenai spesifikasi teknis PLTSA Legok
Nangka sebagai bahan pertimbangan Kementerian Keuangan untuk rapat dengan Komite
VGF.
2. Perkembangan implementasi
Development Fund (PDF)
Project
Bab 02 | 29
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Sejak tahun 2018, KPPIP mendukung implementasi kebijakan pembiayaan PDF oleh lembaga
donor internasional yaitu melalui kerjasama antara Kementerian Keuangan dengan Japan
International Cooperation (JICA) dan International Finance Cooperation (IFC) untuk pemberian
fasilitas PDF kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk proyek KPBU PLTSa Legok
Nangka. Pada Januari 2019, General Agreement telah ditandatangani antara Kementerian
Keuangan dengan JICA dan IFC untuk kerjasama lembaga internasional dalam penyediaan
fasilitas PDF. Pada April 2019, Menteri Keuangan telah menyampaikan Surat Persetujuan
atas Permohonan Fasilitas PDF untuk Proyek KPBU Legok Nangka kepada Gubernur Jawa
Barat. Menindaklanjuti persetujuan Menteri Keuangan tersebut, maka pada Mei 2019,
Kementerian Keuangan telah menandatangani Kesepakatan Induk dengan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat dan Perjanjian Kerja Sama Pelaksanaan Fasilitas dengan JICA dan IFC,
sehingga fasilitas PDF untuk proyek KPBU Legok Nangka telah berjalan.
Saat ini, KPPIP juga turut mendukung implementasi pembiayaan PDF oleh lembaga donor
internasional dari Korea Environmental Industry and Technology Institute (KEITI) (Pemerintah
Korea Selatan) untuk proyek KPBU PLTSa Tangerang Selatan. Saat ini pihak KEITI dalam
proses diskusi internal dengan ADB terkait kerjasama untuk fasilitas PDF pada proyek KPBU
PLTSa Tangerang Selatan.
30 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 02 | 31
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
III Perkembangan
Alternatif Pendanaan
Infrastruktur
1. Kemajuan KPBU di Indonesia
Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) merupakan skema pendanaan
infrastruktur yang menggabungkan keunggulan sektor publik dan swasta yang bertujuan
untuk mengoptimalkan alokasi risiko antara sektor publik dan swasta dalam penyediaan
proyek infrastruktur mulai dari penyiapan, pra-konstruksi, konstruksi sampai dengan
operasi dan pemeliharaan. Saat ini, Pemerintah telah menerbitkan berbagai peraturan dan
membentuk ekosistem yang dibutuhkan untuk mendorong implementasi KPBU di Indonesia.
32 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Tahap KPBU
Project Development
Outline Penetapan Facility (PDF)
Business Skema Penyiapan Tender
Perjanjian Financial
Case Pendanaan
document
Final Business Case + Transaksi KPBU Close
(FBC)
1 2 3 4 5
PT PII Kementerian Kementerian Keuangan Kementerian
PPN/Bappenas Business Entry
Kementerian Keuangan
PPN/Bappenas Kantor Bersama KPBU RI
Kantor Bersama Lenders
PT PII
Kantor Bersama KPBU RI
PT SMI
KPBU RI
KPPIP Business Entry
KPPIP
Fasilitas untuk Fasilitas untuk Penjaminan kewajiban Peraturan Menteri Skema pembayaran Fasilitas dana
mendukung PJPK meningkatkan pemerintah dalam Keuangan No. 150/2018 ketersediaan layanan pengadaan tanah
dalam penyiapan kelayakan finansial kesepakatan konsensi menerapkan 100% Tax oleh pemerintah proyek
proyek KPBU proyek infrastruktur Holiday untuk 18 selama masa konsensi
Industri Perintis setelah aset selesai
(PMK No. 129/2016) (PMK No. 143/2013) selama 5 - 20 tahun dikerjakan oleh pihak
tergantung pada nilai swasta agar proyek
investasi bankable
Institusi Pengelola: Institusi Pengelola: Institusi Pengelola: Institusi Pengelola: Institusi Pengelola:
KPPIP, PT SMI, dan Kementrian PT PII dan Kementrian Kementrian Keuangan Kementrian Keuangan,
PT PII, Kementrian Keuangan Keuangan Kementrian Agraria
Keuangan Dan Tata Ruang,
Kementrian
PPN/Bappenas
Bab 02 | 33
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
34 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
1 PLTSa Jawa Barat PLTSa 3.308 Transaksi dan akan Saat ini JICA, sebagai Transaction
Konstruksi pada Advisor (TA), dalam penyusunan Final
2020 Business Case. Ditargetkan pelaksana-
an PQ dapat dilakukan pada Agustus
2019. Usulan persetujuan prinsip VGF
dari pemprov jabar kepada
Kemenkeu ditargetkan akan
disampaikan pada Juli 2019.
2 PLTSa Makassar PLTSa 1.404 Penyiapan dan Pra-studi kelayakan disusun melalui
akan Konstruksi pendanaan pemerintah Makassar
pada 2020 melalui KEITI, KECC dan GTC. Saat ini
dalam proses revisi oleh KEITI,
ditargetkan selesai Agustus 2019.
3 PLTSa Semarang PLTSa 1.620 Penyiapan dan Pra-Studi Kelayakan didanai oleh KIAT.
akan Konstruksi Kick off meeting untuk penyusunan
pada 2020 OBC dengan PwC telah dilakukan
Januari 2019 dan ditargetkan selesai
pada Juli 2019
4 PLTSa Tangerang PLTSa 1.620 Penyiapan dan Penyusunan OBC sedang dilakukan
Selatan akan Konstruksi oleh KEITI dan telah selesai pada Juni
pada 2020 2019. Dokumen telah difinalisasi dan
Pemkot Tangsel akan memproses
permohonan PDF kepada Kemenkeu
pada Juli 2019
5 Kawasan Industri Kawasan Industri 12.015 Penyiapan dan Studi OBC selesai dan ditinjau pada
Bintuni akan Transaksi Desember 2018. Saat ini sedang
pada 2019 proses pengajuan Project
Development Facility ke Kementerian
Keuangan untuk penyusunan Final
Business Case dan pengadaan
Transaction Advisor.
6 Jakarta Sewerage Sumber Daya Air 70.000 Penyiapan Telah dilakukan technical workshop
System untuk JSS Zona 8 pada 27 Juni 2019
Bab 02 | 35
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
2. Perkembangan Penyusunan
Pengelolaan Terbatas (HPT)
Konsep Hak
Skema HPT bertujuan untuk monetisasi aset infrastruktur yang sudah beroperasi dan
memiliki pendapatan atau demand yang menarik bagi Badan Usaha. Melalui skema ini,
pemerintah tetap menjadi pemilik aset dan bekerja sama dengan Badan Usaha yang
akan menggunakan keahliannya dalam mengoptimalkan existing assets. Optimalisasi yang
dimaksud dapat berupa pengembangan/ekspansi aset, pengenalan teknologi baru untuk
operasional, dan perbaikan operasional.
Dengan demikian, maka aset infrastruktur existing dapat beroperasi dengan baik, memiliki
standar internasional sehingga dapat bersaing di tingkat regional, dan memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada publik.
Untuk mengakomodasi skema HPT, saat ini sedang dilakukan proses harmonisasi rancangan
Peraturan Presiden tentang HPT. Selain itu, saat ini juga diperlukan revisi Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah untuk
mengakomodir HPT. Tujuan penambahan ini adalah untuk mengakomodir skema HPT
sebagai salah satu opsi dalam pemanfaatan Barang Milik Negara.
36 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Proyek Prioritisasi
Infrastruktur Pemanfaatan
SKEMA HAK PENGELOLAAN TERBATAS (HPT)
Hasil HPT
Pada Semester I tahun 2019, tepatnya pada 15 April 2019, produk KIK DINFRA dengan
underlying asset Jalan Tol Gempol – Pandaan yang dioperasikan oleh anak perusahaan
PT Jasa Marga, yaitu PT Jasamarga Pandaan Tol, telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
dengan nilai transaksi awal yang mencapai Rp423,5 miliar. Transaksi KIK DINFRA digunakan
untuk membeli sebagian porsi saham PT Jasa Marga Pandaan Tol. Unit penyertaan DINFRA
diperdagangkan dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Peraturan BEI No. I-W mengenai
pencatatan KIK DINFRA di BEI dan Peraturan BEI No. II-O mengenai perdagangan KIK DINFRA
di BEI.
Bab 02 | 37
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Selain implementasi KIK DINFRA, KPPIP juga tengah mendukung implementasi potensi
pembiayaan dengan prinsip syariah (Pembiayaan Syariah) untuk Proyek Jalan Tol Trans
Sumatera (JTTS) dan Pembangunan In frastruktur Ketenagalistrikan (PIK) yang masing-
masing proyek dikerjakan melalui penugasan kepada PT Hutama Karya melalui Perpres No.
100 tahun 2014 jo. Perpres No. 117 tahun 2015 dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui
Perpres No. 4 tahun 2016. Untuk dapat mengimplementasikan pembiayaan syariah pada dua
proyek tersebut, dibutuhkan klarifikasi dari para pemangku kepentingan terkait, mencakup
Sekretariat Kabinet, Kemenko Bidang Perekonomian, dan Kementerian Keuangan, bahwa
opsi pendanaan untuk kedua proyek melingkup pembiayaan syariah. Pada bulan Mei 2019,
telah disusun Berita Acara Rapat Koordinasi tentang Pembiayaan dengan Prinsip Syariah
untuk Proyek Jalan Tol Trans Sumatera dan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan
yang menyepakati bahwa ruang lingkup opsi pendanaan kedua proyek tersebut termasuk
dengan pembiayaan syariah.
Kemudian, KPPIP juga tengah mengkaji skema pembiayaan alternatif bersama dengan Asian
Development Bank (ADB) berupa Debt Service Reserve Account (DSRA). DSRA merupakan suatu
pooling fund yang bertujuan untuk memberikan jaminan pada suatu proyek terhadap resiko
kegagalan pembayaran hutang. Skema pembiayaan alternatif ini nantinya diutamakan
untuk proyek yang tidak terlalu layak secara finansial agar dapat memperoleh pendanaan
dengan biaya modal yang murah memanfaatkan DSRA sebagai credit enhancement yang
dapat meningkatkan kelayakan proyek secara finansial. Berdasarkan hasil analisis awal
yang telah dilakukan oleh KPPIP, untuk mengakomodasi skema ini, disimpulkan bahwa
dana DSRA perlu dikelola oleh sebuah Badan Layanan Umum (BLU). Namun, untuk dapat
mengimplementasikan skema ini, KPPIP masih akan mengkaji dan membahas lebih lanjut
dengan pemangku kepentingan terkait, khususnya terkait dengan aspek kelembagaan,
penyesuaian peraturan, hingga cakupan penjaminan, mempertimbangkan saat ini telah
ada PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) yang memiliki fungsi untuk memberikan
jaminan politik atas penyediaan proyek infrastruktur.
38 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
1 Reksa Dana
Terbatas (RDPT)
Instrumen Pasar Modal dalam bentuk
Reksa Dana yang ditawarkan kepada
Sudah diim-
plementasi-
. Sejak 2015-2018, sudah ada lebih
dari 50 produk RDPT dengan nilai
investor terbatas kan
. perkiraan Rp 27 Triliun.
RDPT pada sektor infrastruktur:
Jalan Tol Kanci-Pejagan, Pasuruan-
Probolinggo dan Pejagan Pemalang
(Rp 5 Triliun) oleh Waskita Karya.
2 Dana Investasi Instrumen Pasar Modal dalam bentuk Sudah diim- PT Jasamarga Pandaan Tol (BUJT
Infrastruktur reksa dana untuk diinvestasikan plementasi- Jalan Tol Gempol-Pandaan) telah
(DINFRA) dalam aset infrastruktur kan mengeluarkan DINFRA pada 15 April
2019 dengan target nilai mencapai
Rp779,9 Miliar. Pada saat DINFRA
diluncurkan unit DINFRA telah terjual
hingga Rp423 Miliar.
3 Asset-backed
securitization
Instrumen Pasar Modal dalam bentuk
Obligasi atau surat hutang yang
Sudah diim-
plementasi- .
Telah dikeluarkan oleh:
PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar
.
(KIK EBA) didukung oleh aset finansial seperti kan Rp2 Triliun pada Agustus 2017.
hutang dan sewa PT Indonesia Power sebesar RP4
4 Dana Investasi Instrumen Pasar Modal dalam bentuk Sudah diim- Digunakan dalam proyek Solo Grand
Real Estate (DIRE) Reksa Dana untuk diinvestasikan plementasi- Mall
dalam aset real estate kan
5 Global Bond Instrumen Pasar Modal dalam Sudah diim- . Jasa Marga: Rp 4 Triliun, terdaftar di
.
(Komodo Bond) Denominasi Rupiah yang dikeluarkan plementasi- London Stock Exchange (LSE)
oleh institusi Indonesia yang terdaftar kan Wijaya Karya: IDR 5,4 Triliun, terdaftar
diluar negeri. di LSE bulan Januari 2018
6 Perpetual Bond Instrumen Pasar Modal dalam bentuk Sudah diim- PT PP telah menerbitkan perpetual
Obligasi tanpa tanggal jatuh tempo plementasi- bond senilai IDR 1 Triliun dengan
kan interest 9,65% per tahun yang akan
meningkat 5% jika PT PP tidak
menggunakan opsi beli kembali pada
3 tahun.
Bab 02 | 39
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
7 Municipal Bond Instrumen Pasar Modal dalam bentuk Sudah diim- Dasar legal untuk telah dibentuk pada
Obligasi yang dikeluarkan oleh plementasi- akhir 2017 (Peraturan OJK No. 61 – 63
Pemerintah Daerah kan 2017). Saat ini, provinsi yang berpotensi
untuk mengeluarkan obligasi tersebut
adalah Jawa Tengah, Jawa Barat dan
DKI Jakarta
.
bisnis ramah lingkungan kan Februari 2018.
Indonesia menerbitkan Global Sukuk
dengan nilai US$740 juta, 3.9% dan
Regular Sukuk dengan nilai US$1,25
miliar, 4,45% pada Februari 2019.
40 | Bab 02
Laporan KPPIP Semester 1 2019
KPPIP
Pencapaian
03.
Bab
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
42 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
I Dukungan
Penyiapan Proyek
1. Dukungan Penyiapan Transaksi Proyek Kereta
Api Purukcahu - Bangkuang
Proyek Kereta Api Purukcahu – Bangkuang di Kalimantan Tengah merupakan proyek kereta
api swasta yang membentang sepanjang 425 km dan terdiri dari 12 stasiun. Trase kereta
api tersebut melewati beberapa pembangkit listrik, area pertambangan dan bermuara
pada pelabuhan sehingga diharapkan proyek ini dapat mengakomodasi permintaan jasa
transportasi batu bara yang berada di Kalimantan Tengah secara lebih efisien dan ekonomis.
Dalam mendukung pelaksanaan Proyek Kereta Api Purukcahu – Bangkuang, KPPIP bersama
Kementerian Keuangan telah melakukan upaya percepatan dengan membantu Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah dalam penyiapan proyek agar target financial close dan
groundbreaking dapat dilakukan pada kuartal IV 2019.
Dalam rangka pemenuhan persyaratan permohonan surat jaminan pemerintah pusat, salah
satu hal yang krusial adalah permasalahan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Trase
dari Proyek Kereta Api Purukcahu – Bangkuang melewati kawasan eksisting perusahaan
pemegang IPPKH, sehingga KPPIP menginisiasi untuk melakukan koordinasi dengan seluruh
pemangku kepentingan untuk mendapatkan kesepakatan bersama terkait luas kawasan
IPPKH yang dipegang perusahaan yang terdampak oleh trase.
Bab 03 | 43
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Proyek KPBU SPAM Semarang Barat merupakan salah satu proyek KPBU dengan total nilai
investasi sebesar Rp 1.190.999.000.000, termasuk dukungan pemerintah dalam bentuk
dukungan kelayakan (Viability Gap Fund). Dengan terlaksananya proyek KPBU SPAM
Semarang Barat, diharapkan kebutuhan air minum pada 31 kelurahan di 3 kecamatan
dengan estimasi 60.000 keluarga dapat terpenuhi dan krisis air bersih di Kota Semarang
dapat teratasi. Keberhasilan pelaksanaan proyek KPBU SPAM Semarang Barat juga akan
menjadi tolak ukur dan panduan pelaksanaan proyek KPBU SPAM lainnya di Indonesia.
Dalam mendukung pelaksanaan proyek KPBU SPAM Semarang Barat, KPPIP bersama
dengan PDAM Tirta Moedal, PT SMI, dan PT IIF telah melakukan percepatan pelaksanaan
proyek agar target financial close dan groundbreaking dapat dilakukan pada Kuartal I 2019
yang sebelumnya ditargetkan pada awal Kuartal II 2019. Upaya percepatan dilaksanakan
dengan menentukan tahapan krusial dalam proses lelang dimana telah disepakati bersama
oleh para pemangku kepentingan bahwa tahapan awal yang akan dipercepat adalah target
penandatanganan Perjanjian KPBU.
KPPIP mendukung upaya percepatan tersebut dengan melakukan sosialisasi dan koordinasi
dengan Pemerintah Kota Semarang untuk mendapatkan komitmen dukungan terkait hal-hal
yang dapat menentukan keberhasilan percepatan, seperti dalam hal perizinan pemasangan
pipa di jalan tol dan dukungan keuangan. Dengan koordinasi yang baik antara semua
pihak, proyek SPAM Semarang Barat dapat mencapai tahap penandatanganan Perjanjian
KPBU pada bulan November 2018, dan sejak saat itu telah memasuki periode pemenuhan
persyaratan financial close baik dari sisi PJPK maupun dari sisi Badan Usaha Pelaksana.
Waktu yang diberikan adalah selama enam (6) bulan.
Oleh karena itu, sejak awal tahun 2019, KPPIP berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk
memastikan bahwa persyaratan financial close dapat dipenuhi sesuai target waktu, dengan
terlebih dahulu melakukan inventarisasi atas status pencapaian syarat-syarat financial close.
Salah satu hal fokus percepatan yang didukung oleh KPPIP adalah terkait pembebasan lahan
bidang-bidang di lokasi WTP dan Reservoir Manyaran. Berdasarkan masukan dari KPPIP,
pihak Pemerintah Kota Semarang menyiapkan penyerahan pengelolaan dan kepemilikan
lahan-lahan bersangkutan kepada PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. KPPIP juga juga
berkoordinasi dengan BKPM untuk mempercepat proses perizinan untuk izin usaha PT Air
44 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Semarang Barat, salah satunya dengan menggunakan usulan terkait metode yang telah
ada precedent-nya pada proyek air minum di Kota Tangerang. Menjelang financial closing di
bulan Mei 2019, KPPIP juga berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mempercepat
penerbitan Izin Pembangunan pipa crossing SPAM Semarang Barat di atas jalan tol milik PT Jasa
Marga Tbk di wilayah Kota Semarang, ruas Krapyak-Jatingaleh. Persyaratan tersebut menjadi
tanggung jawab PJPK dan dibutuhkan oleh Badan Usaha Pelaksana untuk memastikan
proses konstruksi setelah groundbreaking dapat berjalan lancar. Dalam upaya percepatan
pembangunan pipa crossing tersebut, KPPIP juga memberikan beberapa masukan termasuk
pertimbangan hukum yang menjadi dasar pembebasan biaya peletakan atau crossing pipa
di wilayah ruang milik jalan tol. Berdasarkan masukan dari KPPIP, pihak Pemerintah Kota
Semarang telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR yang pada akhirnya berhasil
mendorong Kementerian PUPR untuk memberikan izin crossing tanpa mengenakan biaya
tambahan kepada PDAM Tirta Moedal.
Sehubungan dengan telah dipenuhinya syarat financial close sesuai target tanggal efektif
pencapaian Financial Close pada 22 Mei 2019, maka dilaksanakan kegiatan seremoni
Financial Close pada 22 Mei 2019. Acara tersebut dihadiri oleh Walikota Semarang, Direktur
Utama PDAM Kota Semarang selaku PJPK, Direktur Utama PT Air Semarang Barat selaku
Badan Usaha Pelaksana, Direktur Sektor SDA KPPIP sebagai salah satu pembicara mewakili
Ketua Tim Pelaksana KPPIP, dan pihak-pihak terkait.
Bab 03 | 45
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
II
Pengembangan Skema
Pendanaan Proyek
Dukungan Penyiapan Proyek untuk PLTSa Legok
Nangka Regional Jawa Barat, PLTSa Tangerang
Selatan, PLTSa Semarang, PLTSa Makassar dan
PLTSa Manado Regional Sulawesi Utara melalui
Kerjasama dengan Lembaga Internasional
KPPIP mendukung pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di
delapan kota yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Proyek Prioritas. Pada
tahun 2018, telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 35 Tahun 2018 sebagai landasan hukum
dalam upaya percepatan pembangunan proyek PLTSa di dua belas kota yaitu Palembang, DKI
Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya,
Makassar, Manado dan Bali.
Sejak tahun 2018, KPPIP mendukung proyek-proyek PLTSa yang masih dalam tahap
penyiapan yaitu PLTSa Legok Nangka Regional Jawa Barat, PLTSa Tangerang Selatan, PLTSa
Makassar, PLTSa Semarang, dan PLTSa Manado Regional Sulawesi Utara melalui kerjasama
dengan lembaga internasional untuk penyusunan dokumen Outline Business Case (OBC)
untuk penentuan skema pendanaan dan Final Business Case (FBC) untuk tahapan pemilihan
Badan Usaha.
Dokumen OBC untuk proyek PLTSa Tangerang Selatan dan PLTSa Makassar disusun oleh Korea
Environmental Industry & Technology Institute (KEITI) Korea Selatan berdasarkan kerjasama
antara KEITI dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Penyusunan dokumen
OBC PLTSa Tangerang Selatan dan PLTSa Makassar dilakukan sejak akhir tahun 2018. Pada
tahun 2019, rancangan dokumen OBC PLTSa Tangerang Selatan dan PLTSa Makassar telah
selesai disusun oleh pihak KEITI. KPPIP mendukung dalam upaya penyempurnaan dokumen
OBC, penentuan teknologi yang digunakan dan penentuan skema pendaanan untuk PLTSa
Tangerang Selatan dan PLTSa Makassar, yaitu KPBU. Pada Mei 2019, telah diadakan market
sounding untuk PLTSa Tangerang Selatan. Sedangkan market sounding untuk PLTSa Makassar
akan dilaksanakan pada Agustus 2019.
46 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 03 | 47
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar telah diresmikan pada 8 Maret 2019, untuk beroperasi
penuh pada seluruh seksinya. Saat ini, ruas ini merupakan jalan tol terpanjang yang
beroperasi di Indonesia. Sebelumnya, sejak tahun 2018, jalan tol ini baru mengoperasikan
ruasnya sepanjang sekitar 13,9 km yaitu dari sepanjang Pelabuhan Bakauheni hingga
Interchange (IC) Bakauheni dan Lematang-Kotabaru. Dengan beroperasi secara penuh, jalan
tol ini diharapkan dapat secara signifikan mempercepat distribusi barang dan orang yang
tiba di Sumatera melalui pelabuhan Bakauheni, mengingat Pelabuhan Bakauheni adalah
salah satu pelabuhan utama yang menghubungkan Jawa dengan Sumatera.
Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar merupakan bagian dari Proyek Prioritas. Oleh karena
itu, KPPIP secara intensif melakukan berbagai upaya monitoring dan debottlenecking terhadap
proyek ini, termasuk kunjungan langsung ke jalan tol tersebut.
48 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo dan Pandaan – Malang merupakan bagian dari Proyek
Strategis Nasional yang berada di Jawa Timur. Kedua Jalan Tol ini diharapkan dapat
meningkatkan konektivitas sehingga dapat mendukung arus logistik dan juga industri di Jawa
Timur. Selain itu, Jalan Tol Pasuran – Probolinggo juga merupakan bagian dari jaringan Jalan
Tol Trans Jawa yang menghubungkan Pulau Jawa dari Pelabuhan Merak hingga Banyuwangi.
Jalan Tol Pasuruan - Probolinggo sepanjang 31,3 km, telah resmi beroperasi sejak 10 April
2019. Secara total, ruas dengan nilai investasi mencapai Rp3,551 Triliun ini memiliki panjang
45 km sehingga saat ini masih menyisakan sekitar 12,7 km yang masih dalam proses
pengadaan tanah dan konstruksi. Ruas ini diharapkan akan terhubung dengan Jalan Tol
Probolinggo – Banyuwangi pada tahun 2020.
Selanjutnya, Jalan Tol ruas Pandaan – Malang telah diresmikan untuk beroperasi pada tanggal
13 Mei 2019. Untuk tahap pertama, ruas yang diresmikan adalah ruas seksi 1-3 sepanjang
30,6 km. Sedangkan untuk seksi 4-5 sepanjang 7,9 kilometer, saat ini pembangunannya
masih dalam tahap konstruksi yang ditargetkan dapat selesai akhir tahun ini. Keberadaan
jalan tol ini diharapkan dapat mempercepat mobilitas orang, barang, dan jasa sehingga
bisa mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan wisata di kawasan Malang Raya. Seperti
diketahui, Jalan Tol Pandaan-Malang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional yang
dibangun dengan biaya investasi Rp5,9 triliun. Jalan tol Pandaan-Malang terdiri dari lima
seksi yang terbagi menjadi 5 seksi: Seksi 1 Pandaan-Purwodadi sepanjang 15 km; Seksi
2 Purwodadi-Lawang sepanjang 8 km; Seksi 3 Lawang-Singosari sepanjang 7 km; Seksi 4
Singosari-Pakis sepanjang 4 km; dan Seksi 5 Pakis-Malang sepanjang 4 km.
Dalam rangka percepatan pembangunan Program 35.000 MW, KPPIP melakukan pemantauan
dan debottlenecking pembangkit IPP yang sudah menandatangani Power Purchase Agreement
(PPA) untuk mencapai Financial Close (FC). Sejak tahun 2016 hingga Mei 2019, KPPIP secara
aktif telah berhasil mendorong pembangkit IPP untuk mencapai Financial Close dengan
Bab 03 | 49
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
4. Duntuk
ebottlenecking
Perolehan Izin
Lingkungan Wilayah
Konservasi Hutan untuk
Konstruksi Proyek
Palapa Ring KPBU Paket
Timur
50 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 03 | 51
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
AMDAL untuk kawasan konservasi (Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Laut Sawu, Selat
Pantar dan Taman Nasional Lorentz) yang dilalui oleh Palapa Ring Paket Timur, sehingga
selanjutnya dapat dilakukan proses pembaharuan Izin Lingkungan.
Selain membantu memastikan proses pembaharuan Izin Lingkungan, KPPIP juga akan
mendukung dalam pemenuhan kebutuhan penerbitan Izin Lokasi Perairan untuk seluruh
paket Palapa Ring. Izin Lokasi Perairan akan diterbitkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.
5. Pemantauan
Jakarta
dan Debottlenecking MRT
MRT Jakarta adalah transportasi umum yang akan membantu menyelesaikan masalah ke-
macetan, meningkatkan mobilitas penduduk ibukota, mengurangi emisi karbon dan men-
ciptakan lapangan kerja baru di DKI Jakarta. Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di
ibukota untuk meningkatkan fasilitas transportasi umum dan mengurangi kemacetan di Ja-
karta. Tahap pertama dari proyek ini terdiri dari 2 fase: (1) Lebak Bulus - Bundaran HI dan (2)
Bundaran HI - Kampung Bandan.
Pada semester I 2019, hal yang menjadi fokus utama Proyek MRT DKI Jakarta Jalur Utara –
Selatan Fase 1 adalah target peresmian MRT Jakarta Jalur Lebak Bulus – Bundaran HI dan
juga aspek teknis operasional. Untuk memastikan kesiapan operasional dari MRT Jakarta,
KPPIP melakukan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang terkait termasuk
PT MRT Jakarta terkait persiapan kegiatan peresmian oleh Presiden pada tanggal 24 Maret
2019 dan kesiapan operasional meliputi penetapan subsidi tarif MRT Jakarta oleh Gubernur
DKI Jakarta, sertifikasi operasional sarana MRT oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian,
Kementerian Perhubungan, kesiapan instrumen persinyalan dan aspek teknis lainnya.
Sejak resmi beroperasi pada tanggal 24 Maret 2019, tercatat bahwa jumlah penumpang
rata-rata di 3 (tiga) minggu pertama telah mencapai 82.000 penumpang. Terlepas dari animo
masyarakat yang cukup antusias, KPPIP juga melakukan evaluasi operasional setelah jangka
waktu 1 bulan operasi. KPPIP menyusun kajian awal dengan melakukan observasi langsung
dan pengumpulan data dari stakeholder meeting yang digunakan sebagai masukan saran
kepada PT MRT Jakarta untuk peningkatan layanan sebagai penyedia sistem transportasi
massal di Jakarta.
Berdasarkan hasil evaluasi KPPIP, masih terdapat beberapa catatan terkait kendala
operasional diantaranya dari aspek sarana, prasarana dan lainnya. Dari ketiga aspek
52 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Sejak bulan Maret 2019, KPPIP telah melakukan upaya debottlenecking di dalam aspek
pengadaan tanah. Setelah menghadiri beberapa rapat dengan seluruh pemangku
kepentingan pada Proyek Pelabuhan Patimban, KPPIP melakukan inventarisasi isu utama
dalam pengadaan tanah. Pada awal bulan April 2019, KPPIP mengadakan rapat koordinasi
dan membantu dalam penyusunan rencana aksi serta target pencapaian. Hingga bulan
Juni 2019, terdapat beberapa pencapaian KPPIP dalam melakukan pemantauan dan
debottlenecking masalah pengadaan tanah diantaranya;
a. Perpanjangan Penetapan Lokasi Proyek Pelabuhan Patimban oleh Gubernur Jawa
Barat untuk keberlanjutan proses pembayaran UGK pengadaan tanah.
b. Kesepakatan dari pengusaha ternak ayam sebagai pemilik lahan di area jalan akses
untuk dilakukan relokasi ke luar area pelabuhan agar pekerjaan konstruksi jalan
akses dapat dilanjutkan.
c. Surat pernyataan Badan Pertanahan Nasional tentang tanah bekas Hak Guna
Usaha PT Laksana Dinamika sebagai tanah negara secara resmi agar dapat segera
dilakukan pembayaran ganti untung kepada penggarap di atas tanah tersebut.
Bab 03 | 53
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
54 | Bab 03
Bab
Laporan KPPIP Semester 1 2019 04.
Daftar Proyek
Prioritas
KPPIP
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
56 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 04 | 57
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
58 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 04 | 59
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)
1 Jalan Tol Balikpapan - Samarinda BPJT & PUPR 9.970 KPBU Kalimantan Timur
2 Jalan Tol Manado - Bitung BPJT & PUPR 5.120 KPBU Sulawesi Utara
3 Jalan Tol Serang - Panimbang BPJT & PUPR 5.330 KPBU Banten
4A Jalan Tol Medan - Binjai BPJT & PUPR 2.500 Penugasan BUMN Sumatera Utara
4B Jalan Tol Palembang - Indralaya BPJT & PUPR 3.300 Penugasan BUMN Sumatera Selatan
J ALAN DAN J EMBATAN
4C Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar BPJT & PUPR 16.700 Penugasan BUMN Lampung
4D Jalan Tol Pekanbaru - Dumai BPJT & PUPR 16.200 Penugasan BUMN Riau
4H Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi BPJT & PUPR 13.400 Penugasan BUMN Sumatera Utara
5 Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi BPJT & PUPR 21.072 KPBU Jawa Timur
60 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)
Kementerian
9 Kereta Api Makassar - Parepare 8.250 APBN dan KPBU Sulawesi Selatan
Perhubungan
TR ANSP O R T A S I
PT Kereta Api
10 Kereta Api Kalimantan Timur 53.300 Swasta Kalimantan Timur
Borneo
Kementerian
11 Light Rail Transit Sumatera Selatan 12.500 Penugasan BUMN Sumatera Selatan
Perhubungan
APBN dengan
Kementerian Pinjaman Luar
15 Pelabuhan Patimban 43.200 Jawa Barat
Perhubungan Negeri, APBD dan
Swasta
Penyelenggaraan Perkeretaapian
Pemerintah
Umum di Wilayah Provinsi DKI
17 Provinsi DKI 7.345 Penugasan BUMD DKI Jakarta
Jakarta/Light Rail Transit (LRT) DKI
Jakarta
Jakarta
Nilai
Penanggung Skema Lokasi
TELEKOMUNIKASI
Bab 04 | 61
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)
APBN dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap PT Perusahaan
20 27.000 Pinjaman Luar Jawa Barat
(PLTU) Indramayu Listrik Negara
Negeri
Sumatera Selatan,
Jambi, Riau,
Pembangkit Listrik Tenaga Uap PT Perusahaan Penugasan BUMN
KE T EN A GA L I ST R I KA N
Tengah
Riau, Bangka
Belitung, Banten,
Tengah, Jawa
Timur, Kalimantan
Tengah,
Kalimantan Timur,
Kalimantan
Selatan, Sulawesi
Tenggara, Nusa
Tenggara Barat,
Nusa Tenggara
Timur, Maluku,
Maluku Utara,
Barat
62 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)
Penugasan PT
Kerjasama Swasta
Penugasan PT
Kerjasama Swasta
Jawa Tengah,
27 Revitalisasi Kilang Eksisting (RDMP) PT Pertamina 246.220 Penugasan BUMN Jawa Barat, dan
Kalimantan Timur
ENERGI
Kementerian
Mineral
Kementerian
Energi dan
30 Proyek Tangguh LNG Train 3 104.000 Swasta Papua Barat
Sumber Daya
Mineral
Kementerian
Pengembangan Lapangan
Energi dan
31 Unitisasi Gas Jambaran - Tiung 26.728 BUMN Jawa Timur
Sumber Daya
Baru
Mineral
Bab 04 | 63
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
(Rp Milyar)
APBN dengan
Pinjaman Luar
Negeri (Zona
33 Jakarta Sewerage System Provinsi DKI 70 KPBU (Zona 2, 4+10, DKI Jakarta
Potensi KPBU/
Hutang (Zona
lainnya)
Pemerintah
APBN, APBD, BUMN,
34 Tanggul Laut Fase A Provinsi DKI 2.400 DKI Jakarta
BUMD dan Swasta
Jakarta
Nilai
Penanggung Skema Lokasi
No Nama Proyek Investasi
Jawab Proyek Pendanaan (untuk di Peta)
ENERGI ASAL SAMPAH
(Rp Milyar)
DKI Jakarta,
Tangerang,
Pemerintah Bandung,
KPBU, Swasta
Energi Asal Sampah Provinsi atau Surakarta,
37 19.746 dan Penugasan
Kota-Kota Besar Pemerintah Kota Semarang,
BUMN
Terkait Surabaya,
Makassar, dan
Denpasar
64 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Jalan Tol Balikpapan – Samarinda membentang sepanjang 99 km dari Kota Samarinda hingga
Bandara Internasional Sepinggan di Kota Balikpapan. Jalan tol ini terbagi menjadi 5 seksi dan
direncanakan memiliki dua lajur untuk masing-masing arah.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan jalan tol akan mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri
berbasis kelapa sawit, batubara, migas dan pertanian di kedua kota juga di sepanjang jalan
tol. Proyek jalan tol ini juga akan meningkatkan konektivitas serta mengurangi biaya logistik
dan waktu tempuh antara Kota Samarinda dan Kota Balikpapan.
STATUS TERAKHIR
Pada Juni 2019, progres konstruksi Jalan Tol Balikpapan – Samarinda telah mencapai 92%,
dimana untuk seksi 1, progres telah mencapai 100%. Untuk kemajuan pengadaan tanah,
Bab 04 | 65
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
saat ini progresnya telah mencapai 99%, dimana pada seksi 3 dan 4 telah mencapai 100%.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Telah Tercapai Telah dimulai pada 2019
2017 (porsi BUJT)
Telah dimulai
pada 2016 (porsi
Pemerintah)
SKEMA PENDANAAN
Jalan Tol Balikpapan - Samarinda menggunakan skema pendanaan Supported-Build-Operate-
Transfer dimana Pemerintah membangun sebagian seksi jalan tol dan sebagian lainnya
dilelang kepada investor swasta. Adapun porsi Pemerintah adalah pembangunan dari Seksi
I yang memiliki panjang 22,03 km dan Seksi V yang memiliki panjang 11,09 km. Pembiayaan
Seksi I diperoleh dari APBN dan APBD, sementara pembiayaan Seksi V bersumber dari
pinjaman Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar Rp720 Miliar. Seksi II, III dan IV
adalah bagian yang dibangun oleh investor pemenang lelang KPBU, dan direncanakan untuk
dibiayai dengan skema Contractor Pre-financing (CPF) sehingga financial close ditargetkan
setelah konstruksi selesai pada akhir 2019.
66 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
PENGADAAN TANAH
Dengan adanya penambahan Right of Way (ROW), saat ini kemajuan pengadaan tanah secara
umum telah mencapai 99%. Adapun rinciannya sebagai adalah berikut:
• Seksi 1: Balikpapan KM 13 – Samboja (APBD) (99%)
• Seksi 2: Samboja - Muara Jawa (99%)
• Seksi 3: Muara Jawa – Palaran (100%)
• Seksi 4: Palaran – Samarinda (99%)
• Seksi 5: Balikpapan – Bandara Sepinggan (APBN-Pinjaman RRT) (95%)
TINDAK LANJUT
i. Pemantauan kemajuan pengadaan tanah dan konstruksi untuk memastikan Jalan
Tol Balikpapan – Samarinda dapat beroperasi sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
ii. PT Jasa Marga Balikpapan Samarinda (JBS) dan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur mempercepat proses serah terima aset
Bab 04 | 67
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan jalan tol sepanjang 39 km ini akan menghubungkan dua kota besar di
Provinsi Sulawesi Utara, yaitu Manado dan Bitung. Proyek ini dibagi menjadi dua seksi: Seksi
I Manado – Airmadidi; Seksi II Airmadidi – Bitung.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan Tol Manado - Bitung ini diharapkan dapat mendukung pengembangan pertumbuhan
ekonomi dan pariwisata di kawasan Manado, Minahasa Utara dan Bitung serta menjadi jalan
akses utama menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Pelabuhan Internasional Bitung.
STATUS TERAKHIR
Seksi 1 Ring Road Manado-Sukur-Air Madidi, sepanjang 14 km dikerjakan oleh Kementerian
PUPR dengan progres Seksi 1A sudah mencapai 90,65% dan ditargetkan bisa selesai pada
Oktober 2019, sedangkan Seksi 1B sudah selesai 100% dan ditargetkan beroperasi pada
Oktober 2019. Seksi 2, Airmadidi - Bitung sepanjang 25 km, dikerjakan oleh BUJT PT Jasa
Marga Manado Bitung, dimana seksi ini terbagi menjadi: Seksi 2A Airmadidi – Danowudu
(11,5 km) dengan progres sebesar 87,23%; Seksi 2B Danowudo – Bitung (13,5 km) dengan
progres sebesar 19,37%.
68 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Ditargetkan pada tahun Dimulai pada 2019
2019 setelah konstruksi semester II 2017 (porsi
selesai BUJT)
Telah dimulai
pada 2016 (porsi
Pemerintah)
SKEMA PENDANAAN
Jalan Tol Manado – Bitung menggunakan skema pendanaan Supported-Build-Operate-Transfer,
dimana Pemerintah membangun sebagian seksi jalan tol dan sisanya dilelang kepada investor
swasta. Adapun porsi Pemerintah adalah pembangunan Seksi I yang memiliki panjang 14,09
km dengan sumber biaya dari APBN, APBD, dan pinjaman dari Republik Rakyat Tiongkok
(RRT) sebesar Rp1 Triliun. Seksi II yang memiliki panjang 25,5 km merupakan porsi swasta.
Lelang investasi untuk porsi KPBU Jalan Tol Manado - Bitung telah selesai pada Mei 2016,
dimana PT Jasamarga Manado – Bitung terpilih sebagai BUJT untuk membangun ruas
tersebut dengan skema pendanaan KPBU. Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan
Tol (PPJT) proyek ini telah dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2016. Selain itu, proyek ini juga
mendapatkan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII). Selain itu,
telah ditandatangani juga pada tanggal 9 Juni 2016 Perjanjian Penjaminan dan Perjanjian
Regres.
PT Jasa Marga Manado Bitung (JMB) menyampaikan belum adanya kepastian untuk
pembiayaan pembangunan Simpang Susun Sukur. Oleh karena itu, PT JMB mengharapkan
adanya kejelasan mengenai sumber pendanaan dan konstruksi Simpang Susun Sukur.
PENGADAAN TANAH
Bab 04 | 69
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Pada bulan April 2019, rincian progres pengadaan tanah adalah sebagai berikut:
• Seksi 1A: 99,9%; Penetapan Lokasi tambahan: 0%
• Seksi 1B: 100%; Penetapan Lokasi tambahan: 0%
• Seksi 2A: 99,8%; Penetapan Lokasi tambahan: 99,5%
• Seksi 2B: 83,8%; Penetapan Lokasi tambahan: 73%
Secara total, saat ini pembebasan lahan masih tersisa di sekitar 13 km panjang ruas.
TINDAK LANJUT
i. Follow up kepastian pendanaan untuk Simpang Susun Sukur pada APBN TA 2019.
ii. Percepatan penyelesaian DED dari Simpang Susun Sukur oleh Ditjen Bina Marga.
70 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Lokasi Banten
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan jalan tol sepanjang 83,6 km ini bertujuan untuk menyediakan akses ke
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon.
Proyek direncanakan akan terdiri dari tiga seksi: Seksi I Serang – Rangkasbitung; Seksi II
Rangkasbitung - Cileles; Seksi III Cileles – Panimbang.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Selain untuk mendukung pengembangan pariwisata di Tanjung Lesung dan Taman Nasional
Ujung Kulon, jalan tol ini diharapkan dapat mengurangi biaya logistik pengiriman barang
dari kawasan industri di Pandeglang ke pelabuhan di Jakarta dan sebaliknya.
STATUS TERAKHIR
Pada Juni 2019, secara umum progres pengadaan tanah telah mencapai 77% (4.948 dari 6.433
Persil), dimana terdapat penambahan jumlah persil setelah adanya permintaan masyarakat
untuk melakukan pecah sertifikat. Pekerjaan konstruksi baru dimulai pada Seksi 1 dengan
progres saatini telah mencapai 49%, dimana progres ini mengalami kenaikan sebesar 8%
dari progres di bulan Mei 2019.
Bab 04 | 71
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum tercapai Oktober 2017 Awal tahun 2020
SKEMA PENDANAAN
Jalan Tol Serang – Panimbang telah ditetapkan dalam rapat KPPIP pada bulan Juni 2016,
untuk menggunakan skema KPBU dengan dukungan Pemerintah. Dukungan yang dimaksud
adalah dalam bentuk pembangunan sebagian dan jaminan atas tingkat pendapatan tetap,
agar dapat mencapai tingkat kelayakan yang menarik untuk investor. Saat ini, Konsorsium
PT Wijaya Karya Tbk. PT Pembangunan Perumahan Tbk. dan PT Jababeka Infrastruktur telah
ditetapkan sebagai pemenang lelang investasi dengan skema SBOT. Dukungan Pemerintah
tersebut diberikan dalam bentuk konstruksi Seksi Cileles-Panimbang sepanjang 33 km.
PENGADAAN TANAH
Saat ini proses musyawarah dan pembayaran terus dilakukan untuk mempercepat proses
pembangunan. Secara umum, kemajuan pengadaan tanah telah mencapai 77%.
Atas hasil evaluasi terakhir, telah diidentifikasi bahwa terdapat kebutuhan penambahan
lahan. Oleh karena itu, Ditjen Bina Marga telah mengirimkan usulan revisi Penetapan
Lokasi kepada Gubernur Banten. Oleh karena itu, apabila diperlukan, akan diadakan rapat
72 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
TINDAK LANJUT
i. Follow up progres pendanaan seksi Cileles-Panimbang yang akan menggunakan
pinjaman dari RRT.
ii. Mendorong percepatan pengadaan tanah dan revisi Penetapan Lokasi.
iii. Follow up perihal pelepasan aset tanah TNI dengan Kementerian Keuangan.
Bab 04 | 73
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menghubungkan Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam dan Provinsi Lampung, ruas ini dibagi menjadi 3 (tiga) seksi dan
akan berlokasi di Sumatera Utara, menghubungkan Kota Medan dengan Binjai. Ketiga seksi
yang dimaksud adalah: (1) Seksi I: Tanjung Mulia – Helvetia; (2) Seksi II: Helvetia – Semayang;
(3) Seksi III: Semayang – Binjai.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebagai bagian dari jaringan JTTS, ruas ini penting untuk mendukung pergerakan barang
dan orang antara Medan dan Binjai. Proyek ini diharapkan dapat menjadi alternatif jalur
kendaraan sehingga dapat mengurangi beban pada jalur yang sudah ada, mempermudah
akses dan meningkatkan konektivitas. Dengan demikian, ruas tol ini dapat berkontribusi
pada pengembangan kawasan dan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera.
STATUS TERAKHIR
Saat ini, Seksi II dan Seksi III telah beroperasi, sedangkan Seksi I sedang dalam tahap
penyelesaian pengadaan tanah dan pelaksanaan konstruksi. Kemajuan konstruksi untuk
Seksi 1 sampai dengan bulan Juni 2019 mencapai 87%, dan untuk pengadaan tanah Seksi I
saat ini mencapai 77%.
74 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai Telah dimulai pada Sebagian telah mulai
2015 beroperasi pada
Desember 2017
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Medan – Binjai menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani pada tahun 2014. Pada tahun yang sama,
Pemerintah juga memberikan dukungan berupa PMN kepada PT Hutama Karya untuk
mendukung PT Hutama Karya dalam memenuhi mandat penugasan ini. Struktur pendanaan
ruas ini terdiri dari 70% ekuitas dari PT Hutama Karya (pemenuhannya didukung PMN) dan
30% pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI).
PENGADAAN TANAH
Secara umum, kemajuan pengadaan tanah telah mencapai 93%, dimana Seksi I telah
mencapai 77% sedangkan Seksi II dan Seksi III mencapai 100%. Terkait permasalahan
pada Tanah Stanvas, dari total 471 bidang, saat ini telah dibayarkan 92 bidang dan masih
menyisakan 320 bidang.
TINDAK LANJUT
i. Percepatan pengadaan tanah dan konstruksi untuk Seksi I.
ii. Pemantauan perkembangan dari implementasi pembayaran dengan porsi 70:30.
Bab 04 | 75
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Ruas ini adalah salah satu ruas dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang terletak di Sumatera
Selatan dengan panjang total 22 Km, dan terbagi kedalam tiga seksi: (1) Seksi I: Palembang –
IC Pemulutan; (2) Seksi II: IC Pemulutan – IC KTM; (3) Seksi III: IC KTM – Simpang – Indralaya.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Ruas ini diharapkan dapat mengakomodasi proyeksi pertumbuhan lalu lintas harian antara
Kota Palembang dengan Indralaya di sisi barat daya Kota Palembang. Adanya jalan tol
ini akan membagi volume kendaraan, mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan dan
mempermudah akses menuju dan dari Indralaya serta Palembang.
STATUS TERAKHIR
Saat ini, ruas Palembang – Indralaya Seksi I telah beroperasi sejak Oktober 2017, sedangkan
untuk Seksi II dan III telah beroperasi penuh sejak Oktober 2018.
76 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai Telah dimulai pada Beroperasi penuh
2015 pada November
2018
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Palembang – Indralaya menggunakan skema penugasan kepada
BUMN yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015 tentang
perubahan atas Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan
Jalan Tol di Sumatera. PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani pada 2015. Pada tahun
yang sama Pemerintah juga memberikan dukungan berupa PMN kepada PT Hutama Karya
untuk mendukung PT Hutama Karya memenuhi mandat penugasan ini. Struktur pendanaan
ruas ini terdiri dari 70% ekuitas PT Hutama Karya (pemenuhannya didukung PMN) dan 30%
adalah pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI).
PENGADAAN TANAH
Progres pengadaan tanah untuk seluruh seksi telah mencapai 100%.
TINDAK LANJUT
Pemantauan operasi dari Jalan Tol Palembang - Indralaya
Bab 04 | 77
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Lokasi Lampung
DESKRIPSI PROYEK
Merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang direncanakan akan membentang
dari utara Pulau Sumatera sampai selatan, ruas ini terletak di Sumatera Selatan dengan
panjang total 140 km. Ruas ini terbagi kedalam empat paket: (1) Paket I: Bakauheni –
Sidomulyo; (2) Paket II: Sidomulyo - Kotabaru; (3) Paket III: Kotabaru – Metro; (4) Paket IV:
Metro – Terbanggi Besar.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Ruas ini akan menjadi jalan akses utama dari dan ke Pelabuhan Bakauheni. Mengingat
Pelabuhan Bakauheni adalah salah satu pelabuhan utama yang menghubungkan Pulau
Jawa dengan Sumatera, maka keberadaan ruas ini dapat secara signifikan mempercepat
distribusi barang dan orang yang tiba di Sumatera melalui pelabuhan tersebut.
STATUS TERAKHIR
Ruas Bakauheni – Terbanggi Besar telah telah beroperasi penuh sejak 8 Maret 2019.
78 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai Telah dimulai pada Telah beroperasi
2015 penuh sejak Maret
2019
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar menggunakan skema penugasan
kepada BUMN yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang
perubahan atas Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan
Tol di Sumatera. PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani pada 2015. Pada tahun yang
sama Pemerintah juga memberikan dukungan berupa PMN kepada PT Hutama Karya untuk
mendukung PT Hutama Karya memenuhi mandat penugasan ini. Struktur pendanaan ruas
ini terdiri atas 45% ekuitas (dipenuhi dengan dukungan PMN) serta 55% pinjaman.
PENGADAAN TANAH
Pengadaan tanah di seluruh seksi telah mencapai 100%.
TINDAK LANJUT
Pemantauan operasi dari Jalan Tol Bakauheni – Terbanggi Besar.
Bab 04 | 79
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Lokasi Riau
DESKRIPSI PROYEK
Ruas ini adalah salah satu ruas dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang terletak di Provinsi
Riau dan akan menghubungkan wilayah Pekanbaru, Kandis dan Dumai. Ruas ini terbagi ke
dalam 6 seksi yakni: (1) Seksi I: Pekanbaru – IC Minas; (2) Seksi II: IC Minas- IC Kandis; (3) Seksi
III: IC Kandis Selatan – IC Kandis Utara; (4) Seksi IV: IC Kandis Utara – IC Duri Selatan; (5) Seksi
V: IC Duri Selatan – IC Duri Utara; (6) Seksi VI: IC Dumai – Junction Duri.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Ruas ini akan menghubungkan Kota Pekanbaru dengan Kota Dumai. Dengan potensi
pengembangan agrobisinis serta status Dumai sebagai kota yang memiliki industri
perminyakan yang maju, ruas ini diharapkan dapat terus mendukung pengembangan sektor
industri tersebut.
STATUS TERAKHIR
Saat ini, ruas Pekanbaru – Dumai sedang dalam tahap pengadaan tanah dan konstruksi.
Kemajuan konstruksi umum pada bulan Juni telah mencapai 50%, naik sekitar 1%
dibandingkan bulan Mei 2019. Sedangkan, kemajuan pengadaan tanah secara keseluruhan
mencapai 85%, naik 2% dibandingkan bulan Mei 2019.
80 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru – Dumai menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani pada tahun 2015. Ruas Pekanbaru - Dumai
telah mendapatkan dukungan pembiayaan berupa fasilitas kredit yang diberikan secara
integrated dengan 3 (tiga) terms of loan yaitu pinjaman untuk pembangunan jalan, pinjaman
berupa Interest During Construction (IDC) dan Cash Deficiency Support (CDS) dengan total
sekitar Rp12,25 Triliun. Sedangkan untuk porsi equity, dengan diberikannya PMN kepada PT
Hutama Karya sebesar Rp7 Triliun, direncanakan sebesar Rp3 Triliun akan digunakan untuk
pembangunan Jalan Tol Pekanbaru – Dumai.
Bab 04 | 81
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
PENGADAAN TANAH
Total tanah yang sudah dibebaskan adalah sebanyak 82% dengan rincian sebagai berikut.
• Seksi 1: Pekanbaru – Minas: 98%
• Seksi 2: Minas – Petapahan: 89%
• Seksi 3: Petapahan – Kandis Utara: 82%
• Seksi 4: Kandis Utara – Duri Selatan: 85%
• Seksi 5: Duri Selatan – Duri Utara: 68%
• Seksi 6: Duri Utara - Dumai: 100%
TINDAK LANJUT
KPPIP melakukan Rapat Koordinasi Kemajuan Jalan Tol Pekanbaru – Kandis – Dumai
82 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Ruas yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ini, terletak di Provinsi
Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan dengan panjang total 185 km. Ruas ini terbagi
kedalam tiga seksi yakni: (1) Seksi I: Terbanggi Besar – Mengala; (2) Seksi II: Menggala – Sp.
Pematang; (3) Seksi III: Sp. Pematang – Kayu Agung. Ruas ini merupakan gabungan ruas
Terbanggi Besar – Pematang Panggang (100 km) dan Pematang Panggang – Kayu Agung (85
km).
SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebagai bagian dari jaringan JTTS, seksi ini penting untuk mendukung lalu lintas barang
dan orang dari Pelabuhan Bakauheni. Seksi ini juga diharapkan mampu membuka akses
pada daerah-daerah sekitarnya, dan menunjang pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor
kelapa sawit dan perkebunan karet. Selain itu, salah satu peran vital yang diharapkan adalah
pemotongan waktu perjalanan dan biaya logistik dengan menggunakan moda transportasi
darat dari Pelabuhan Bakauheni menuju Sumatera Selatan dan wilayah sekitarnya, sehingga
mampu menunjang pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor kelapa sawit dan perkebunan
karet.
Bab 04 | 83
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Saat ini, ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung sedang dalam tahap akhir
penyelesaian pengadaan tanah dan konstruksi. Kemajuan konstruksi pada ruas Terbanggi
Besar – Pematang Panggang telah mencapai 93%. Sedangkan pada ruas Pematang Panggang
– Kayu Agung, konstruksi telah mencapai 96%. USelanjutnya, kemajuan pengadaan tanah
pada Terbanggi Besar – Pematang Panggang saat ini telah mencapai 95%, sedangkan pada
Pematang Panggang – Kayu Agung telah mencapai 99%.
Walaupun secara umum progres konstruksi belum mencapai 100%, pembangunan main
road Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung telah selesai. Jalan tol ini
diharapkan dapat beroperasi pada Juni 2019.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum tercapai 2017 2019
(menggunakan skema
modified turnkey)
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung menggunakan
skema penugasan kepada BUMN yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No.
117 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 tentang
Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera. PPJT untuk ruas tol ini telah ditandatangani
pada Juni 2016, dengan dukungan konstruksi sepanjang 83 km yang berasal dari sejumlah
pembangunan jalan tol di Pulau Jawa dengan penjabaran sebagai berikut.
• Jalan Tol Semarang – Batang: 25 km
• Jalan Tol Krian – Legundi – Bunder - Manyar: 25 km
84 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Konstruksi jalan tol ini menggunakan skema modified turnkey untuk jangka waktu 25 tahun
dengan PT Waskita Karya.
PENGADAAN TANAH
Kemajuan pengadaan tanah pada Terbanggi Besar – Pematang Panggang mencapai 95%
dan pada Pematang Panggang – Kayu Agung mencapai 98%.
TINDAK LANJUT
Penyelesaian pengadaan tanah dan konstruksi agar dapat diselesaikan sesuai dengan target.
Bab 04 | 85
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-Api merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera
(JTTS) yang terletak di Sumatera Selatan.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Ruas ini akan menjadi penghubung utama bagi arus kendaraan yang mengangkut orang
maupun barang dari Palembang menuju KEK Tanjung Api-Api dan Pelabuhan Tanjung Api-
api yang sedang dikembangkan. Kawasan KEK Tanjung Api-Api ini merupakan sentra industri
kelapa sawit dan industri pengolahan ekspor.
STATUS TERAKHIR
Saat ini, pelaksanaan Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-Api masih menunggu adanya
sinkronisasi rencana pembangunan Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-Api dengan
Pelabuhan Tanjung Carat dan KEK Tanjung Api-Api. KPPIP menilai bahwa infrastruktur
pendukung seperti KEK dan Pelabuhan masih belum siap, dan diperkirankan jalan tol paling
cepat konstruksi fisik pada 2020. Oleh karena itu, tingkat prioritas pembangunan Jalan
Tol Palembang – Tanjung Api-Api diturunkan dan ditukar dengan Jalan Tol Tebing Tinggi –
Parapat. Saat ini, PT Hutama Karya tetap melanjutkan proses penyelesaian Basic Design &
penyesuaian Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT) pada lokasi yang mengalami
86 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
pergeseran trase sepanjang 25 km, dimana target penyelesaian adalah pada pertengahan
2019.
Penetapan Skema
Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan
Pendanaan
Penugasan BUMN N/A N/A N/A
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai Ditargetkan mulai 2020
pada 2019
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Palembang – Tanjung Api-api menggunakan skema penugasan
kepada BUMN yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang
perubahan atas Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan
Tol di Sumatera.
PENGADAAN TANAH
Belum dimulai.
TINDAK LANJUT
Melakukan evaluasi dalam rangka sinkronisasi rencana pembangunan Jalan Tol Palembang
– Tanjung Api-Api dengan Pelabuhan Tanjung Carat dan KEK Tanjung Api-Api.
Bab 04 | 87
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Terletak di Sumatera Utara, Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi merupakan bagian dari Jalan
Tol Trans Sumatera (JTTS) yang akan menghubungkan bagian utara sampai selatan Pulau
Sumatera.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Secara umum, jalan tol ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas antar wilayah di
Sumatera Utara dan memberikan opsi transportasi dengan biaya yang relatif lebih rendah
, dan waktu tempuh yang lebih cepat dibandingkan dengan kondisi saat ini. Selain dapat
mempromosikan pariwisata di Tebing Tinggi, proyek ini juga dapat mendukung industri
aluminium yang terletak di Kabupaten Asahan, serta mempermudah akses dan konektivitas
ke Pelabuhan Kuala Tanjung yang merupakan pelabuhan hub internasional.
STATUS TERAKHIR
Saat ini, kemajuan Proyek Jalan Tol Kisaran - Tebing Tinggi sedang dalam penyesuaian desain
Rencana Teknik Akhir (RTA) dan DPPT terkait pergeseran trase untuk menghindari lahan PT
Lonsum. Konstruksi fisik telah dimulai pada seksi Tebing Tinggi – Indrapura dimana saat ini
progres mencapai 12%. Sedangkan untuk pengadaan tanah, saat ini kegiatan inventarisasi
dan identifikasi sudah selesai dilaksanakan, namun daftar nominatif baru diumumkan
88 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
secara parsial.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai 2017 2019
SKEMA PENDANAAN
Sesuai notulen rapat tanggal 23 Agustus 2016 di BPJT, terdapat penambahan ruas, dimana
seksi Indrapura - Kuala Tanjung sepanjang 15 km masuk ke dalam Ruas Kisaran - Tebing
Tinggi, dan telah dilaksanakan penandatanganan PPJT untuk ruas Kuala Tanjung - Tebing
Tinggi pada tanggal 22 Februari 2017. Nantinya, ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi
diprioritaskan untuk dibangun lebih awal untuk mengakomodasi pengembangan Pelabuhan
Hub Internasional Kuala Tanjung.
PENGADAAN TANAH
Saat ini, kegiatan inventarisasi dan identifikasi sudah selesai dilaksanakan, namun daftar
nominatif baru diumumkan sebagian.
TINDAK LANJUT
Percepatan pengadaan tanah dan konstruksi fisik.
Bab 04 | 89
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang direncanakan akan
menghubungkan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Provinsi Lampung. Jalan Tol Medan
– Aceh merupakan salah satu ruas yang menjadi prioritas pembangunan berdasarkan Surat
Menteri PUPR KU.09.01-Mn/784, dimana dalam surat terkait, dinyatakan bahwa terdapat 3
ruas tambahan, yaitu (1) Medan – Banda Aceh, (2) Padang – Pekanbaru dan (3) Tebing Tinggi
– Parapat. Secara keseluruhan Jalan Tol Medan - Aceh dengan panjang ruas sebesar 470 km,
terbagi menjadi 4 ruas, yaitu: (1) Binjai - Langsa, (2) Langsa -Lhokseumawe, (3) Lhokseumawe
– Sigli dan (3) Sigli – Banda Aceh.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan tol ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas antar wilayah di bagian Utara Pulau
Sumatera dengan menghubungkan 2 kota besar, yaitu Medan dan Banda Aceh sehingga
dapat mengurangi biaya logistik dan memberikan alternatif moda transportasi dengan
waktu tempuh lebih cepat.
90 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Saat ini, sedang dalam proses penyelesaian desain RTA, dimana Seksi 4 (Blangbintang –
Indrapuri) dikonfirmasi telah selesai. Sedangkan proses pengadaan tanah dan konstruksi
telah dimulai dengan progres pengadaan tanah 41%, dengan kenaikan 3% dari progres
bulan Mei 2019, serta progres konstruksi sebesar 3%.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai Telah dimulai 2021
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
PENGADAAN TANAH
Penetapan Lokasi ruas Sigli – Banda Aceh sepanjang 73 km telah terbit melalui Keputusan
Gubernur No. 590/1008/2017. PPK menyampaikan bahwa sejauh ini belum ada kendala
yang besar dalam pengadaan tanah. Saat ini pengadaan tanah telah dimulai pada Seksi 4
dengan progres mencapai 41%.
TINDAK LANJUT
Monitoring proses pengadaan tanah dan konstruksi Seksi 4.
Bab 04 | 91
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Jalan Tol Padan-Pekanbaru
merupakan ruas yang menjadi prioritas pembangunan berdasarkan Surat Menteri PUPR
KU.09.01-Mn/784, dimana telah dinyatakan terdapat 3 ruas tambahan, yaitu (1) Medan –
Banda Aceh, (2) Padang – Pekanbaru dan (3) Tebing Tinggi - Parapat. Jalan Tol Padang –
Pekanbaru dengan panjang ruas 240 km, terbagi menjadi 2 ruas, yaitu Jalan Tol Pekanbaru –
Bangkinang – Payakumbuh – Bukittinggi (185 km) dan Jalan Tol Bukittinggi – Padang Panjang
– Lubuk Alung – Padang (80 km).
SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan tol sepanjang 240 km ini diharapkan akan meningkatkan konektivitas antar wilayah di
Pulau Sumatera, khususnya dengan menjadi ruas penghubung wilayah Barat dengan Timur
Sumatera, sehingga dapat meratakan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera.
92 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Pada bulan Juni 2019, untuk ruas Padang – Sicincin, pengadaan tanah sudah dimulai pada
seksi Padang – Lubuk Alung dari STA 0+000 hingga STA 4+000, dan sejauh ini progres telah
mencapai 7%. Untuk progres konstruksi, saat ini mencapai 0,3%. Mempertimbangkan
lambatnya proses pengadaan tanah, saat ini sedang dikaji kemungkinan perubahan tahap
pembangunan dimana pembangunan, Jalan Tol Padang – Pekanbaru akan dimulai dari sisi
Pekanbaru.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai 2018 2023
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
Japan International Cooperation Agency (JICA) telah menyatakan ketertarikannya pada proyek
ini dan saat ini telah disepakati bahwa JICA memberikan pinjaman yang terdiri dari direct
loan kepada PT Hutama Karya dan Step Loan kepada Pemerintah Indonesia.
PENGADAAN TANAH
Pengadaan tanah sudah dimulai pada seksi Padang – Lubuk Alung dari STA 0+000 hingga STA
4+000. Namun saat ini masih terdapat kendala dimana warga menolak hasil penilaian Uang
Ganti Rugi (UGR) karena nilai UGR tersebut dianggap jauh dibawah nilai NJOP. Selain itu,
Direktorat Jenderal Bina Marga menyampaikan bahwa terdapat kendala dimana Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat meminta agar pengajuan Penetapan Lokasi disampaikan dan
Bab 04 | 93
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
nantinya dapat diterbitkan per kecamatan. Hal ini cukup memberatkan dari sisi teknis,
khususnya apabila terdapat salah satu kecamatan yang menyatakan penolakan. Oleh
karena itu, KPPIP dalam waktu dekat akan memfasilitasi pembahasan hal tersebut dengan
mengundang Ditjen Bina Marga, Pemprov Sumatera Barat dan BPKP.
Hingga saat ini, tanah yang berhasil dibebaskan adalah sebesar 7%.
TINDAK LANJUT
Follow up kepastian rencana perubahan tahap pembangunan, dimana pembangunan Jalan
Tol Padang – Pekanbaru akan dimulai dari sisi Pekanbaru
94 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Jalan Tol Tebing Tinggi - Pematang Siantar - Parapat - Tarutung - Sibolga merupakan
salah satu ruas dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang menjadi prioritas pembangunan
berdasarkan Surat Menteri PUPR KU.09.01-Mn/784 , dimana telah dinyatakan terdapat 3
ruas tambahan, yaitu (1) Medan – Banda Aceh (2) Padang – Pekanbaru dan (3) Tebing Tinggi
- Parapat. Lingkup pekerjaan pada proyek jalan tol ini telah diperluas sehingga mencakup
akses menuju Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan tol ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas di Provinsi Sumatera Utara dan
menjadi infrastruktur akses ke Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Danau Toba.
STATUS TERAKHIR
Saat ini , Jalan Tol Tebing Tinggi - Pematang Siantar - Parapat - Tarutung - Sibolga sedang
dalam proses pengadaan tanah dimana daftar nominatif telah disusun dan saat ini sedang
dalam proses pengumuman dan akan dilanjutkan dengan proses penilaian oleh KJPP.
Namun masih diperlukan revisi Penetapan Lokasi untuk mengakomodasi salah satu desa
yang belum masuk kedalam Penetapan Lokasi.
Bab 04 | 95
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai Ditargetkan mulai Ditargetkan
konstruksi fisik pada beroperasi pada
2019 2022
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera menggunakan skema penugasan kepada BUMN
yakni PT Hutama Karya melalui Peraturan Presiden No. 117/2015 tentang perubahan atas
Peraturan Presiden No. 100/2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera.
Pada ruas tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi Parapat, dibentuk konsorsium PT Hutama Marga
Waskita dengan komposisi saham: PT Hutama Karya (40 %), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (30
%) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (30 %).
PENGADAAN TANAH
Saat ini, kegiatan inventarisasi dan identifikasi sudah selesai dilaksanakan. Namun daftar
nominatif baru diumumkan sebagian. Selain itu, diperlukan revisi Penetapan Lokasi untuk
mengakomodasi salah satu desa yang belum masuk ke dalam Penetapan Lokasi.
TINDAK LANJUT
Dukungan percepatan pengadaan tanah, khususnya terkait revisi Penetapan Lokasi untuk
mengakomodasi salah satu desa yang belum masuk ke dalam Penetapan Lokasi.
96 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi sepanjang 170 km merupakan bagian akhir dari Jalan
Tol Trans Jawa. Jalan tol ini diproyeksikan akan memiliki 2 jalur dengan desain kecepatan
80-120 km/jam.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi akan meningkatkan konektivitas di Provinsi Jawa Timur
dan mendukung aktivitas transportasi juga logistik melalui penyeberangan Pulau Jawa –
Pulau Bali.
STATUS TERAKHIR
PPK Lahan bersama dengan Satgas BPN Kabupaten Probolinggo telah melakukan proses
pengukuran bidang tanah milik masyarakat dan juga telah melakukan survei lapangan
bersama dengan pihak Perhutani, sebagai proses pengukuran luasan tanah Perhutani
yang akan digunakan. Sedangkan terkait dengan penyelesaian DED, RoW Plan Kabupaten
Situbondo secara gambar telah disetujui oleh Direktorat JBH Kementrian PUPR. Kemudian
untuk Kabupaten Banyuwangi saat masih proses finalisasi dan menunggu keputusan dari
Kementerian PUPR terkait bagian exit Ketapang akibat belum adanya kepastian rencana
pembangunan ring road.
Bab 04 | 97
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
BUJT sedang melaksakan proses tender pengadaan kontraktor dan konsultan supervisi
untuk Seksi 1 (Kabupaten Probolinggo). Namun demikian, saat ini proses tender ditunda
mengingat lahan yang belum bebas.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai 2017 Ditargetkan
beroperasi pada
2019
SKEMA PENDANAAN
Proyek ini dikembangkan melalui skema KPBU. Berdasarkan pemaparan JMPB pada Rapat
Koordinasi Trans Jawa pada tanggal 25 Juli 2018, terdapat perubahan komposisi kepemilikan
saham, dimana hampir seluruh saham PT Waskita Toll Road yang awalnya sebesar 40%
dibeli oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
PENGADAAN TANAH
Penetapan Lokasi telah diterbitkan secara parsial untuk Kabupaten Probolinggo.
TINDAK LANJUT
i. Percepatan penerbitan Penetapan Lokasi untuk seluruh bagian.
ii. Pengkajian upaya pengembangan wilayah di sekitar Jalan Tol Probolinggo –
Banyuwangi, khususnya seksi 2 dan 3.
iii. Koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian terkait konfirmasi reaktivitasi
jalur kereta api di Probolinggo.
98 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta - Bawen sepanjang 71 km akan menghubungkan Jalan
Tol Semarang – Solo dengan Provinsi Yogyakarta. Jalan tol ini diproyeksikan akan memiliki
dua jalur dengan desain kecepatan 80-120 km/jam.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek ini memiliki nilai signifikansi yang besar terutama terhadap konektivitas Jalan Tol
Trans Jawa yang sedang dibangun oleh Pemerintah. Jalan tol ini dibuat untuk mengurangi
kepadatan lalu lintas di jalan arteri Yogyakarta – Bawen. Jalan tol ini juga diharapkan akan
mendukung daerah perindustrian di sekitar Ungaran dan Bawen, serta meningkatkan
konektivitas daerah pariwisata di Kota Yogyakarta, Solo, dan Semarang, khususnya akses
menuju Candi Borobudur.
STATUS TERAKHIR
Saat ini , Jalan Tol Yogyakarta -Bawen sedang dalam tahap finalisasi trase oleh Bina Marga.
BPJT menyampaikan bahwa diharapkan proses lelang dapat dimulai pada pertengahan
2019, setelah pengajuan Penetapan Lokasi.
Bab 04 | 99
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Belum dimulai Ditargetkan dimulai 2021
pada 2019
SKEMA PENDANAAN
Proyek ini memiliki potensi untuk dikembangkan melalui skema KPBU.
PENGADAAN TANAH
Saat ini proses pengadaan tanah belum dimulai menunggu penerbitan Penetapan Lokasi.
TINDAK LANJUT
i. Mendorong percepatan penyelesaian Dokumen AMDAL dan dimulainya proses
lelang investasi.
ii. Mendorong percepatan penerbitan Penetapan Lokasi
100 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 04 | 101
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Nilai Investasi Rp17 Triliun (Fase I) dan Rp22,5 Triliun (Fase II)
Skema Pendanaan APBN dan APBD Provinsi DKI Jakarta dengan Pinjaman
Luar Negeri
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di ibukota untuk meningkatkan fasilitas transportasi
umum dan mengurangi kemacetan di Jakarta. Tahap pertama dari proyek ini terdiri dari 2
fase: (1) Lebak Bulus - Bundaran HI dan (2) Bundaran HI - Kampung Bandan.
SIGNIFIKANSI PROYEK
MRT Jakarta adalah transportasi umum yang akan membantu menyelesaikan masalah
kemacetan, meningkatkan mobilitas penduduk ibukota, mengurangi emisi karbon dan
menciptakan lapangan kerja baru di DKI Jakarta.
STATUS TERAKHIR
Kegiatan konstruksi Fase I telah diselesaikan 100% dan telah diresmikan langsung oleh
presiden pada tanggal 24 Maret 2019. Sejak beroperasi terdapat beberapa kendala yang
perlu dievaluasi lebih lanjut diantaranya; belum disetujuinya Kartu Multi Trip milik PT MRT
102 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Jakarta oleh Bank Indonesia, sehingga pengguna harus menggunakan one single ticket
ataupun kartu bank. Perlu diketahui bahwa kartu bank memiliki tipe spesifikasi kartu
yang berbeda dari Kartu Multi Trip dan memiliki waktu baca yang lebih lama, sehingga
mengakibatkan adanya antrean panjang pada saat tap in maupun tap out. Di samping itu,
masih terdapat 16 rangkaian kereta yang belum mendapat izin operasi sarana. Akibat dari
belum sesuainya Wheel load balance tersebut, maka DJKA memberikan rekomendasi teknis
dengan catatan bahwa rolling stock MRT Jakarta tidak diperkenankan mengangkut lebih
dari 80% kapasitasnya dan harus segera melakukan penyesuaian dengan modifikasi teknis
terhadap rolling stock dalam kurun waktu 1 tahun. Penyesuaian/modifikasi rolling stock MRT
Jakarta diidentifikasi akan ada biaya tambahan. Sementara pihak MRTJ dan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta belum mengantisipasi alokasi anggaran tersebut.
Untuk Fase II, terdapat beberapa pencapaian dan juga hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya;
- Sekretariat Kabinet telah memberikan izin untuk kegiatan konstruksi Stasiun Monas.
- Penentuan lokasi depo dan Transit Oriented Development area depo masih belum
ada kepastian. Akibat hal ini, pihak JICA memerlukan kepastian hal ini karena
akan menyebabkan revisi Loan Agreement. Oleh karena itu, diperlukan pernyataan
resmi dari Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Keuangan dan
Kementerian PPN/Bappenas terkait kepastian relokasi depo dan jalur trase
menuju depo. Pada tanggal 22 April 2019, Gubernur DKI Jakarta telah bersurat
kepada Menteri PPN/Bappenas terkait hal tersebut dan PT MRT Jakarta telah
melakukan kajian tentang alternatif relokasi depo dan trase menuju depo.
Bab 04 | 103
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai pada Desember Fase 1: Agustus 2013 Fase 1: Maret 2019
2015
Fase 2: 2019 Fase 2: ditargetkan
pada 2024
SKEMA PENDANAAN
Proyek MRT Jakarta jalur Utara – Selatan Fase I menggunakan pendanaan APBN dan
APBD dengan pinjaman asing yang bersumber dari Official Development Assistance (ODA)
Pemerintah Jepang sebesar Rp14,3 Triliun. Pinjaman asing ini dibagi ke dalam tiga paket
pinjaman, yaitu Paket 536 sebesar JPY1,87 Miliar, Paket 554 sebesar JPY48,15 Miliar dan
Paket 571 sebesar JPY75,22 Miliar.
Pada tanggal 24 Oktober 2018, telah dilakukan penandatanganan Loan Agreement untuk
pembangunan Fase II (Bunderan HI – Kampung Bandan) dan Variation Order Fase I dengan
total nilai pinjaman mencapai JPY70,02 Miliar atau setara dengan Rp9,46 Triliun. Pencairan
dana pinjaman dilakukan secara bertahap sesuai progres yang dilakukan MRT Jakarta di
lapangan.
Terkait peraturan komposisi pembebanan pinjaman antara pemerintah pusat dan daerah
yang tertulis pada Permenko Perekonomian No. 1 Tahun 2018, KPPIP dan PT MRT telah
melakukan pembahasan usulan perubahan isi Permenko Perekonomian No. 1 Tahun 2018
terkait kejelasan komposisi nilai pembebanan antara pemerintah pusat dan daerah pada
tanggal 13 Maret 2019.
PENGADAAN TANAH
Berdasarkan laporan per tanggal 31 April 2019, dalam kerangka penyusunan Land
Acquuisition & Resettlement Action Plan (LARAP) diperlukan dukungan Pemerintah sebagai
berikut:
a. Penetapan Lokasi
Penlok MRT Fase II telah diterbitkan melalui Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
No. 1728 Tahun 2018 tentang Penetapan Lokasi untuk Pembangunan Jalur MRT Koridor
Bundaran HI – Kota tanggal 21 November 2018.
b. Penganggaran Pembebasan Tanah
Rencana penganggaran pembebasan tanah Fase II telah tercantum pada Penetapan
Rencana Aksi Kegiatan Strategis Daerah (F8K). Sesuai dengan Kepgub Penlok No. 1728
tahun 2018, pembiayaan untuk pelaksanaan pengadaan tanah dibebankan pada
APBD melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perhubungan Provinsi DKI
104 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Jakarta. MRTJ sudah berkoordinasi dengan Dishub dan Kanwil BPN DKI Jakarta terkait
rencana pengadaan lahan IV1 RT Fase II.
TINDAK LANJUT
i. KPPIP akan mengadakan rapat koordinasi pembahasan usulan perubahan
Permenko No. 1 Tahun 2018 tentang komposisi pembebanan pinjaman Proyek MRT
Jakarta antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan
tujuan mendapat kesepakatan bersama terkait keputusan dan tindak lanjut dari
usulan perubahan butir-butir Permenko No. 1 Tahun 2018.
ii. PT MRT Jakarta akan melakukan identifikasi lebih lanjut mengenai area jalur MRT
Jakarta Fase II yang berpotensi memerlukan kegiatan pemindahan utilitas.
iii. Gubernur DKI Jakarta segera menyampaikan hasil reviu yang dimaksud pada surat
Gubernur No 174/-1.811.3 kepada Kementrian Bapenas dan Kementerian Keuangan
pada tanggal 22 Februari 2019 tentang pemberitahuan reviu atas Status depo MRTJ
Fase II.
Bab 04 | 105
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Proyek Kereta Ekspres Bandara merupakan pembangunan moda transportasi alternatif
menuju Soekarno-Hatta International Airport (SHIA). Kereta Ekspres SHIA menyediakan
stasiun-stasiun di dalam kota yang mudah diakses melalui jalan dan moda transportasi
lainnya serta berlokasi dekat dengan pusat-pusat kegiatan komersial dan wilayah-wilayah
permukiman padat serta terhubung dengan sistem transportasi MRT Jakarta dan jalur kereta
lainnya. Stasiun di Bandara diharapkan akan berlokasi dekat dengan terminal-terminal
penumpang dimana lokasinya dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari stasiun kereta ke
terminal keberangkatan atau dari tempat pengambilan bagasi dan terminal kedatangan.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan akses dari dan ke Bandara SHIA,
mendukung pertumbuhan permintaan Bandara SHIA, dan mendorong ekonomi lokal dan
106 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
nasional. Keuntungan ekonomi dari proyek ini diantaranya adalah mendorong peningkatan
aktivitas komersial dan industri di jalur tersebut serta peningkatan lapangan kerja bagi
penduduk lokal.
STATUS TERAKHIR
Pada tanggal 20 Februari 2018, KPPIP telah mengadakan rapat dengan DJKA Kemenhub terkait
status Proyek KA Ekspres SHIA. Berdasarkan informasi yang diperoleh, DJKA menjelaskan
bahwa proyek KA Ekspres SHIA yang tercantum dalam daftar PSN sama dengan Commuter
Line jalur Dukuh Atas – Sudirman sehingga disimpulkan jika proyek telah beroperasi sebagian
karena trase tersebut sama dengan trase KA Ekspres SHIA yang tercantum dalam PSN.
Bab 04 | 107
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A 2015 Dinyatakan
beroperasi pada
November 2017
SKEMA PENDANAAN
Proyek dikembangkan dan dioperasikan oleh PT Railink, yang merupakan anak perusahaan
dua BUMN yaitu PT KAI dan PT Angkasa Pura II – Kementerian Perhubungan telah
mengeluarkan pernyataan bahwa Proyek KA Ekspress SHIA telah selesai.
PENGADAAN TANAH
Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan pernyataan bahwa Proyek KA Ekspress SHIA
telah terealisasi atau selesai.
TINDAK LANJUT
-
108 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Proyek pembangunan Kereta Api Makassar - Parepare merupakan proyek pembangunan
jalur kereta api sepanjang 142 km yang melalui Makassar - Maros - Pangkep - Barru - Parepare.
Konstruksi telah selesai dilaksanakan untuk jalur sepanjang 16,1 km dari km 76+200 sampai
dengan km 92+300 pada tahun 2016. Sampai dengan tahun 2018, telah tercapai 98,1%
pembangunan segmen dua dengan panjang 27 km.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Merupakan sarana perkeretaapian Sulawesi Selatan dimana dapat berperan sebagai sarana
transportasi yang mampu mendukung permintaan angkutan penumpang dan perpindahan
barang. Jalur kereta api akan menghubungkan pelabuhan di Parepare dan di Makassar.
STATUS TERAKHIR
Pada tanggal 6 Februari 2019, telah ditetapkan pemenang lelang KPBU yaitu konsorsium
PT PP (Persero) Tbk – PT Bumi Karsa – PT China Communication Construction Engineering
Indonesia – PT Iroda Mitra. Adapun lingkup perjanjian KPBU tersebut meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut;
• Pembangunan mainline track segmen F sepanjang 13,8 km
• Fasilitas Depo dan Balai Yasa
• Operation & Maintenance segmen B, C, D & F.
Bab 04 | 109
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Isu - isu yang perlu menjadi perhatian KPPIP salah satunya adalah proses penyelenggaraan
sarana yang masih belum dimulai, sehingga walaupun prasarana telah siap untuk operasional,
belum terdapat Kereta Api yang dapat beroperasi pada prasarana yang telah terbangun.
Selain itu, lelang untuk operator kereta untuk kereta penumpang dan barang juga masih
dalam tahap penyiapan.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A 2015 2019
SKEMA PENDANAAN
Telah diputuskan kembali bahwa pendanaan konstruksi untuk jalur dari STA 12+150 (Stasiun
Mandai) sampai STA 119+150 (Stasiun Palanro) akan menggunakan dana sebesar Rp 5
Triliun yang berasal dari SBSN. Untuk pembangunan mainline segmen F menuju Bosowa
dan Tonasa serta maintenance segmen B-C-D-F, telah ditetapkan mengunakan skema KPBU
dengan yaitu konsorsium PT PP (Persero) Tbk – PT Bumi Karsa – PT China Communication
Construction Engineering Indonesia – PT Iroda Mitra sebagai pemenang lelang
PENGADAAN TANAH
Berdasarkan surat Sekretaris DJKA Kemenhub kepada Direktur Utama LMAN, kebutuhan
pendanaan lahan untuk KA Makassar-Parepare pada tahun 2017 menjadi Rp1.149,5 Miliar
dari semula Rp2.200 Miliar. Pengadaan tanah untuk proyek KA Makassar – Parepare pada
lokasi yang belum dibebaskan, yakni dari STA 0+000 s/d STA 142+000 akan memanfaatkan
dana pengadaan lahan dari BLU LMAN.
Sementara pada tahun 2019, belum ada kegiatan pengadaan tanah untuk segmen KPBU.
110 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
TINDAK LANJUT
i. Koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk proses pembebasan lahan.
ii. Percepatan proses perencanaan dan konstruksi untuk segmen KPBU (Tonasa dan
Bosowa)
Bab 04 | 111
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Kereta api Kalimantan Timur merupakan proyek pembangunan kereta api single track
sepanjang 203 km yang didukung dengan infrastruktur meliputi stasiun, jetty batubara,
pelabuhan dan PLTU dengan kapasitas 15 MW. PT Kereta Api Borneo (KAB) akan
mengoperasikan proyek ini. Proyek ini akan melewati Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten
Paser, Kabupaten Penajam Paser dan Kota Balikpapan.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek ini bertujuan untuk mengurangi biaya distribusi dan waktu tempuh sehingga dapat
meningkatkan kapasitas produksi perusahan pertambangan. Untuk meningkatkan nilai
kelayakan proyek, pihak investor yaitu PT KAB telah mengajukan permohonan perubahan
status dari kereta api khusus menjadi kereta api umum, yang mana akan memungkinkan
PT KAB untuk mengangkut penumpang dan barang non-afiliasi seperti minyak kelapa sawit
dan kayu.
STATUS TERAKHIR
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 j.o Peraturan Presiden No. 56 Tahun
2018 tentang percepatan penyediaan PSN, proyek ini telah dilepaskan statusnya sebagai
Proyek Strategis Nasional.
112 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A N/A N/A
SKEMA PENDANAAN
Pendanaan proyek ini sepenuhnya dibiayai oleh pihak swasta, yakni PT KAB yang merupakan
anak perusahaan Russian Railways. PT KAB berencana membentuk konsorsium untuk
memenuhi pendanaan kelanjutan proyek.
PENGADAAN TANAH
Pengadaan tanah dibagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah hutan dan non-hutan. Untuk
wilayah hutan telah diperoleh Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk Survey dan
Eksplorasi Jalur Kereta Api No. 41/IPPKH/PMA/2015 tanggal 19 Maret 2015 dari Kepala
BKPM atas nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan untuk wilayah non-
kehutanan telah memperoleh perizinan dari pemilik lahan yang berstatus badan usaha di
jalur perlintasan kereta.
TINDAK LANJUT
-
Bab 04 | 113
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan untuk mendukung
penyediaan angkutan umum massal. Lintas pelayanan LRT dimulai dari stasiun Bandara
Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II hingga Jakabaring Sport City. LRT ditargetkan
untuk beroperasi pada Agustus 2018 dalam rangka mendukung perhelatan kompetisi
olahraga Asian Games 2018.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang tengah bertumbuh pesat.
Keberadaan transportasi umum massal diperlukan sebagai upaya preventif prediksi
peningkatan kepadatan lalu lintas di Kota Palembang.
STATUS TERAKHIR
Per awal bulan Juni 2019, kemajuan secara keseluruhan telah mencapai 98,945% dari rencana
realisasi 98,968%. Isu yang masih menjadi perhatian adalah kemajuan status pekerjaan
pembangunan akses Stasiun Asrama Haji dan Stasiun Dishub yang masih terkendala oleh
permasalahan pembebasan lahan akibat kelengkapan administrasi izin para pemilik. Di
samping itu, terdapat pula permasalahan terkait belum adanya sarana dan prasarana yang
terintegrasi. Kedua isu utama tersebut bermuara pada isu masa kontrak kerja kontraktor
yang akan habis di bulan Juni 2019, sementara pekerjaan infrastruktur akses stasiun belum
114 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A Kuartal III Agustus 2018
2015-Kuartal III 2018
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan proyek LRT menggunakan skema penugasan kepada PT Waskita Karya
melalui penerbitan Peraturan Presiden No. 116 Tahun 2015 j.o. Peraturan Presiden No. 55
Tahun 2016.
PENGADAAN TANAH
Lahan yang dibutuhkan untuk proyek ini adalah milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
dan Angkasa Pura II serta memanfaatkan ruang milik jalan.
Terkait pemanfaatan tanah untuk pengembangan kawasan sekitra stasiun dengan konsep
Transit Oriented Development (TOD), Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah menyatakan
kesediaannya untuk memberikan aset provinsi yang dapat dimanfaatkan oleh Kementerian
Perhubungan untuk dikembangkan atau dikerjasamakan menjadi kawasan TOD.
Bab 04 | 115
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
TINDAK LANJUT
i. Pengawasan kemajuan pengembangan proyek secara berkala.
ii. Melakukan debottlenecking terkait masalah pembebasan lahan dengan pemangku
kepentingan khususnya pada akses Stasiun Asrama Haji dan Stasiun Dishub.
iii. Berdasarkan saran dari Kementerian Keuangan, diperlukan adanya perhitungan
administrasi mengenai aset yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai TOD
antara Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Pemerintah Pusat.
116 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan LRT dengan enam lintas pelayanan: (1) Cawang – Cibubur, (2) Cawang –
Kuningan – Dukuh Atas, (3) Cawang – Bekasi Timur, (4) Dukuh Atas – Senayan, (5) Cibubur –
Bogor, dan (6) Palmerah – Bogor. LRT ditargetkan untuk beroperasi pada tahun 2018 sejalan
dengan perhelatan kompetisi olahraga Asian Games 2018 yang diselenggarakan di Jakarta
dan Palembang.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebagai upaya untuk mengurangi kemacetan di wilayah DKI Jakarta, pembangunan LRT
dibutuhkan untuk menyediakan sarana transportasi umum untuk masyarakat sehingga
penggunaan kendaraan bermotor pribadi dapat menurun.
STATUS TERAKHIR
Kemajuan konstruksi lintas pelayanan 1-3 per tanggal 24 Mei 2019 telah mencapai 62,616%
dengan rincian per segmen:
• Cawang – Cibubur: 82,305%
• Cawang – Dukuh Atas: 51,5%
• Cawang – Bekasi Timur: 56,642%
Bab 04 | 117
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Dalam pelaksanaan konstruksi yang sedang berlangsung terdapat beberapa isu yang perlu
diselesaikan sehingga kecepatan kemajuan konstruksi dapat ditambah diantaranya adalah,
a. Adanya isu persinggungan trase jalur bawah tanah Kereta Cepat Indonesia China
(KCIC) dengan bored pile LRT Jabodebek. Pada tanggal 18 April 2019, Direktur Jenderal
Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan telah mengirim surat kepada Direktur
Utama KCIC yang menyatakan persetujuan atas solusi yang telah dikaji oleh tim ahli
struktur untuk perkuatan rekayasa struktur dan KCIC akan menanggung biaya kegiatan
tersebut.
b. PT KAI belum mengirimkan spesifikasi peralatan untuk Depo;
c. Belum adanya penetapan trase untuk lintas pelayanan Dukuh Atas – Palmerah –
Senayan, Cibubur – Bogor, dan Palmerah – Grogol oleh Menteri Perhubungan.
Lintas Pelayanan 3
berpotensi untuk
direvisi
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A Kuartal III 2015 Kuartal II 2021
SKEMA PENDANAAN
Pembangunan proyek LRT menggunakan skema penugasan kepada PT Adhi Karya melalui
penerbitan Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2015 j.o. Peraturan Presiden No. 65 Tahun
2016 j.o. Peraturan Presiden No. 49 Tahun 2017. Terkait sumber dan skema pendanaan
penugasan kepada PT Adhi Karya, saat ini Pemerintah sedang mengkaji beberapa opsi
sumber pendanaan dan mekanisme pembayaran untuk mengurangi beban anggaran bagi
Pemerintah (APBN).
118 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
PENGADAAN TANAH
Pembangunan proyek ini memanfaatkan ruang milik jalan. Izin Prinsip oleh Gubernur DKI
Jakarta untuk lintas pelayanan 1-3 telah dikeluarkan.
Penetapan Lokasi untuk lokasi depo dibutuhkan segera dan oleh karenanya Dokumen
Perencanaan Pengadaan Tanah perlu segera diselesaikan untuk seluruh area depo.
TINDAK LANJUT
i. Penyelenggaraan sarana oleh PT KAI.
ii. Penetapan trase untuk lintas pelayanan 4 (Dukuh Atas – Palmerah – Senayan), lintas
pelayanan 5 (Cibubur – Bogor) dan lintas pelayanan 6 (Palmerah – Grogol).
iii. Monitoring kegiatan perkuatan struktur untuk menanggulangi permasalahan
persinggungan trase KCIC dengan bored pile LRT.
Bab 04 | 119
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pengembangan pelabuhan di Kuala Tanjung menjadi pelabuhan hub internasional sebagai
pintu masuk ke wilayah barat Indonesia. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan oleh
Kementerian Perhubungan pada tahun 2015, pengembangan pelabuhan akan meningkatkan
volume arus petikemas hingga 12,4 juta TEUs pada tahun 2039.
Peningkatan volume arus petikemas ini berasal dari permintaan yang berasal dari Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei hingga Provinsi Jambi dan diasumsikan bahwa pelabuhan
akan memperoleh tambahan permintaan dari empat pelabuhan kompetitor yaitu Port of
Singapore, Port of Tanjung Pelepas, Port Klang dan Pelabuhan Penang.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Dengan hub internasional diharapkan Indonesia dapat menikmati demand pelabuhan
yang selama ini dinikmati oleh Singapura dan Malaysia. Berdasarkan dari Rencana Induk
Pelabuhan Kuala Tanjung Tahun 2012, pembangunan pelabuhan ini akan mengakomodasi
kargo untuk mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dan
Pelabuhan Belawan.
120 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Status kemajuan proyek telah mencapai 100% (PHI Kuala Tanjung: Terminal Multipurpose) dan
pada tanggal 8 Maret 2019 dilakukan kunjungan lapangan oleh Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian. Terkait pengembangan fase II Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung, PT
Pelabu han Indonesia I (Persero) kepada LMAN, tetapi belum mendapat persetujuan karena
peruntukan lokasi tanah tersebut adalah bagian dari Kawasan Industri Kuala Tanjung. Secara
prinsip, Kawasan Industri Kuala Tanjung dan Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung.
Pada tanggal 20 Maret 2019, KPPIP telah mengadakan rapat tentang masalah persetujuan
pengajuan dana pengadaan tanah oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) kepada LMAN
tersebut.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A 2015 (Tahap I) 2019 (Tahap I)
SKEMA PENDANAAN
Pada tahun 2018, telah diterbitkan Perpres No. 81 Tahun 2018 tentang percepatan
pembangunan dan pengoperasian Pelabuhan dan Kawasan Industri Kuala Tanjung dengan
penugasan kepada Badan Usaha Patungan antara PT Pelindo I (Persero) dan PT Indonesia
Asahan Alumunium (Persero) dalam hal pembangunan, pengembangan dan pengelolaan
Kawasan Industri Kuala Tanjung.
PENGADAAN TANAH
Berdasarkan hasil OBC, pengadaan tanah diestimasi membutuhkan pendanaan sebesar
Rp 14,1 Triliun untuk lahan seluas 5.123 ha. Dengan skema KPBU porsi Pemerintah adalah
sebesar 3.000 ha dan porsi Badan Usaha adalah sebesar 2.123 ha.
Bab 04 | 121
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
TINDAK LANJUT
i. Evaluasi usulan pengadaan tanah melalui LMAN
ii. Koordinasi dan monitoring usulan tarif logistik pelabuhan jangka panjang.
iii. Melakukan FGD untuk masalah pengadaan tanah yang berhubungan dengan
Kawasan Industri.
122 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pelabuhan ini dipilih sebagai Pelabuhan Hub Internasional di Kawasan Timur Indonesia
dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Pertumbuhan di Wilayah Timur Indonesia memiliki potensi lebih tinggi
dibandingkan dengan Wilayah Barat Indonesia;
2. Dinamika logistik di Wilayah Timur Indonesia diharapkan bertumbuh secara
eksponensial.
Bab 04 | 123
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
. . .
1 Terminal
Multipurpose . Penataan CY/Depo
Perbaikan Dermaga
Relokasi terminal
penumpang
(Tuminting), Pelra dan .
Replacement
dermaga
.
Perbaikan B/M
.
Multipurpose
Konversi kegiatan
Reklamasi kolam ke petikemas
.
nusantara
Penambahan alat
B/M
. dermaga
.
Penambahan CY
Penambahan alat
B/M
.
multipurpose, Pelra pile, gas, dll
Penambahan alat
.
B/M
Lapangan
penumpukan tangki,
.
dll
Pembangunan Dry
Port
SIGNIFIKANSI PROYEK
Pelabuhan ini akan mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung
yang dinyatakan sebagai salah satu proyek prioritas Pemerintah Daerah. Di samping
itu, keberadaan Pelabuhan Hub Internasional Bitung juga akan mendukung kegiatan
industri kawasan timur Indonesia meliputi Ambon dan Ternate (pertanian, industri dan
pertambangan) serta Samarinda, Balikpapan, Tarakan dan Nunukan (batubara, minyak
bumi dan kayu lapis).
STATUS TERAKHIR
Status kemajuan terakhir pekerjaan Jangka Pendek yaitu, reklamasi dan pembangunan
lapangan penumpukan 5 Ha, pembangunan dermaga 4.585 m2 dan pembangunan trestle
124 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
851 m2 telah mencapai 100%. Dokumen Rencana Induk Pelabuhan (RIP) masih dalam proses
penyesuaian karena perubahan RTRW yang baru.
Berdasarkan informasi terakhir dari Pelindo IV, pengembangan pelabuhan eksisting akan
segera dioperasikan, status terakhir Pelindo IV telah mengirimkan surat kepada Kantor
Syahbandar dan Otorita Pelabuhan untuk mendapatkan izin operasi dermaga.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A 2015 (Jangka Pendek) 2019 (Jangka
Pendek)
SKEMA PENDANAAN
Untuk pembangunan jangka pendek (2015-2019) atau pengembangan Pelabuhan Bitung
Eksisting tengah berlangsung dan akan segera dioperasikan oleh PT Pelindo IV.
Sedangkan untuk pembangunan Jangka Menengah (2020 – 2024) dan Jangka Panjang (2025 –
2034) masih belum ditentukan skema pendanaannya. Namun, berdasarkan hasil OBC KPPIP,
pengembangan tersebut berpotensi untuk menggunakan Skema Kerjasama Pemerintah
Badan Usaha (KPBU).
PENGADAAN TANAH
Proses pengadaan tanah untuk jangka pendek telah dilaksanakan.
TINDAK LANJUT
Diskusi rencana dan strategi peningkatan market pada pelabuhan.
Bab 04 | 125
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
9. PELABUHAN PATIMBAN
Skema Pendanaan APBN dengan Pinjaman Luar Negeri, APBD & Swasta
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan pelabuhan dengan terminal kontainer dan perkiraan kapasitas sebesar 7,5
juta TEU. Perkiraan kapasitas mempertimbangkan potensi pertumbuhan demand di wilayah
timur Jawa Barat.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan pelabuhan ini merupakan strategi Pemerintah untuk mengurangi kelebihan
kapasitas di Pelabuhan Tanjung Priok. Pembangunan Pelabuhan Patimban ini diharapkan
juga dapat menjadi stimulator pengembangan wilayah di daerah Subang.
STATUS TERAKHIR
Penandatanganan paket konstruksi dilakukan untuk jalan akses sepanjang 8,2 km dengan
nilai Rp1,2 triliun (termasuk paket supervisi). Konstruksi akan dilakukan oleh kerja sama
operasi Shimizu-PT PP-Bangun Cipta Konstruksi selama 18 bulan. Posisi JICA adalah sebagai
pemberi dana pinjaman dan Kementerian Perhubungan selaku pengelola Pelabuhan
Patimban.
126 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
jalan nasional dan Jalan Tol Subang (Cikopo-Palimanan). Per tanggal 24 Juni 2019, status
kemajuan pembangunan jalan akses telah mencapai 33,97%; untuk pembangunan dermaga
dan reklamasi sebesar 29,15%, dan pembangunan Breakwater & Seawall sebesar 6,62%.
Sementara Untuk pembangunan backup area, masih terkendala oleh beberapa masalah
pengadaan tanah.
Pada bulan Juni, salah satu yang menjadi fokus utama selain masalah pengadaan tanah
di backup area, yaitu adalah penentuan badan pelaksana pelabuhan. Pihak Jepang telah
menyatakan ketertarikannya untuk terlibat di dalam operasional Pelabuhan Patimban,
sehingga berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 51 Tahun 2015 pihak asing
ataupun perusahaan multinasional perlu mengikuti prosedur lelang sesuai peraturan yang
berlaku dan bekerja sama dengan salah satu badan usaha pelabuhan Indonesia.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A Akhir 2018 Juli 2019
SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan untuk Tahap 1 akan dilakukan dengan APBN dengan pinjaman luar negeri
(ODA Loan). Tahap 2 dan 3 berpotensi menggunakan skema KPBU. Terkait dengan pendanaan
tahap 1, saat ini tengah dilakukan pembahasan tanggapan para pemangku kepentingan
mengenai Exchange of Notes yang merupakan rangkaian proses menuju penyusunan Loan
Agreement antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang. Penandatanganan Loan
Bab 04 | 127
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Agreement telah dilaksanakan pada November 2017. Untuk persiapan Loan Agreement tahap
1-2, dokumen kesiapan sedang difinalisasi dan akan segera dikirimkan kepada Kementerian
PPN/BAPPENAS agar dapat diikutsertakan dalam penerbitan Greenbook.
PENGADAAN TANAH
Kegiatan pengadaan tanah terbagi menjadi dua area utama yaitu, pengadaan tanah pada
jalan akses dan pengadaan tanah pada backup area.
• Pengadaan tanah pada area jalan akses
a. 115 bidang tanah sudah dibayarkan
b. 2 bidang tanah belum terbayarkan karena ketidakhadiran pemilik pada musyawarah
c. 2 bidang tanah masih butuh klarifikasi
d. 2 bidang tanah sedang dalam proses konsinyasi
• Pengadaan tanah pada backup area
a. 422 bidang tanah warga terdampak (168 bidang sudah dibayarkan)
b. 3 bidang tanah eks HGU PT Laksana Dinamika yang masih dalam proses pengajuan
surat penetapan status tanah negara dari Menteri ATR/BPN
c. 60 bidang tanah milik non warga
d. 1 bidang tanah tanah timbul
TINDAK LANJUT
i. Proses lelang Badan Usaha Pelabuhan.
ii. Koordinasi pelaksanaan konstruksi tahap 1.
iii. Koordinasi dan usaha debottlenecking permasalahan pembebasan lahan
pada Kawasan Access Road dan Back up Area. Salah satunya tentang sosialisasi
kesepahamanan proses konsinyasi pengadaan tanah untuk kepentingan umum.
128 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Inland Waterways/CBL bertujuan untuk mengoptimalkan potensi jalur kanal
sungai sebagai alternatif transportasi logistik. Optimalisasi ini akan menghubungkan area
off-the-road Pelabuhan Tanjung Priok dengan area hinterland.
Dalam tahap 1, sistem transportasi kanal akan menggunakan kanal eksisting yang
dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu Cikarang –
Bekasi – Laut melewati Marunda, Jakarta Utara. Sedangkan untuk tahap 2, PT Pelindo II
berencana menambahkan rute kanal dari Tanjung Priok menuju Cikampek dimana kanal
akan menghubungkan arus logistik dari Tanjung Priok menuju kawasan industri Cibitung-
Cikarang di Bekasi serta di Cikampek, Karawang.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan Inland Waterways/CBL diharapkan dapat mengurangi kepadatan arus logistik
jalur darat dari kawasan industri Cikarang dan Karawang menuju Pelabuhan Tanjung Priok.
STATUS TERAKHIR
Pada tanggal 25 Maret, telah diadakan rapat koordinasi oleh Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian membahas rencana aksi dan tindak lanjut setelah ditunjuknya Badan
Bab 04 | 129
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Pada tanggal 22 Mei 2019, KPPIP telah mengadakan rapat koordinasi terkait penyelesaian
isu yang masih menghambat dalam proses penyiapan Proyek CBL.
Penetapan Skema
Pelelangan Investasi Dukungan Kelayakan Penjaminan
Pendanaan
Potensi Penugasan N/A N/A N/A
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
N/A Kuartal III 2019 Beroperasi pada
tahun 2021
SKEMA PENDANAAN
Setelah ditetapkannya BPTJ Penanggung Jawab Proyek oleh Kementerian Perhubungan, telah
ditentukan bahwa skema pendanaan proyek Inland Waterways/CBL akan menggunakan skema
KPBU unsolicited dengan PT Pelabuhan Indonesia II (persero) sebagai calon pemrakarsa.
PENGADAAN TANAH
Pembangunan proyek dibagi menjadi dua tahapan. Tahap pertama, pengembangan kanal
sepanjang 40 km dari Tanjung Priok menuju Kawasan Industri Cikarang yang memanfaatkan
jalur kanal yang pernah dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Tidak dibutuhkan pengadaan lahan untuk proyek ini, namun perlu dilakukan pengerukan
kanal dan renovasi jembatan penyeberangan. Sedangkan untuk tahapan kedua, yang
merupakan penambahan rute kanal sepanjang 42 km dari Tanjung Priok menuju Cikampek,
130 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
dibutuhkan pengadaan lahan seluas 300 ha yang rencananya akan digunakan untuk
pembangunan dermaga tongkang. Berdasarkan hasil kunjungan lapangan, kepemilikan
lahan pada lokasi rencana dermaga tongkang merupakan tanah persawahan produktif hak
milik warga dan pengembang perumahan.
TINDAK LANJUT
i. Penyelesaian revisi studi kelayakan proyek oleh PT Pelindo II.
ii. Penyelarasan pemahaman terhadap jenis kegiatan diluar konstruksi terminal dan
dermaga yang perlu diketahui PJPK sebagai penanggung jawab keseluruhan
kegiatan proyek.
iii. Penyelesaian izin Tata Ruang dan rekomendasi Kesesuaian Tata Ruang Baru.
Bab 04 | 131
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan jaringan kereta api ringan (light rail transit/LRT) di Wilayah DKI Jakarta dengan
total tujuh koridor meliputi: (1) Kebayoran Lama – Kelapa Gading, (2) Pulo Mas – Tanah
Abang, (3) Joglo – Tanah Abang, (4) Puri Indah – Tanah Abang, (5) Pesing – Kelapa Gading, (6)
Ancol – Kemayoran, dan (7) Bandara Soekarno-Hatta – Kemayoran.
SIGNIFIKANSI PROYEK
LRT DKI Jakarta merupakan transportasi umum dengan total panjang jalur ~100 km. Proyek
akan membantu menyelesaikan masalah kemacetan, meningkatkan mobilitas penduduk
ibukota, mengurangi emisi karbon dan menciptakan lapangan kerja baru di Wilayah DKI
Jakarta.
STATUS TERAKHIR
Telah dibentuk PT LRT Jakarta yang nantinya akan bertanggung jawab atas operasi sarana
proyek ini. Saat ini tengah dilakukan kegiatan konstruksi prasarana perkeretaapian untuk
koridor 1 fase 1 (Kelapa Gading – Velodrome) sepanjang 5,8 km oleh PT Wijaya Karya, dan
telah mencapai +/- 98,6% per 20 Juni 2019. Sedangkan untuk kesiapan administrasi badan
usaha sebesar 98%, pengadaan sarana telah mencapai 99,9% dan kesiapan SDM sebesar
132 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
93%. Sampai awal bulan Juni, realisasi penyerapan anggaran telah mencapai Rp 5,799 Triliun.
Pada tanggal 11 Januari 2019, Kementerian Perhubungan telah melakukan uji Ride Comfort
atas sarana dan prasarana LRT DKI Jakarta.
Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta telah melakukan evaluasi atas usulan tarif dan Public
Service Obligation (PSO) untuk proyek ini. Dalam prosesnya terdapat dua dasar perhitungan
yang sedang dikaji yang pertama adalah perhitungan tarif dan PSO yang telah dilaksanakan
oleh konsultan PT Jakpro dengan pendekatan bisnis korporasi yang berorientasi pada return
sedangkan yang kedua adalah perhitungan tarif dan PSO dengan dasar Peraturan Menteri
Perhubungan No. 17 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara Perhitungan dan Penetapan
Tarif Angkutan Orang Dengan Kereta Api. Pada tanggal 12 Februari 2019, telah ditetapkan
besaran tarif oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui rapat penyusunan draf Peraturan
Gubernur. Status saat ini masih menunggu penandatanganan Gubernur DKI Jakarta.
Terkait pengadaan sarana, 8 sarana kereta sepenuhnya telah tersertifikasi oleh Kementerian
Perhubungan.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Persetujuan Penyertaan Koridor I Fase I: 2016 Koridor I Fase I: 2019
Modal Daerah (PMD)
2018
SKEMA PENDANAAN
Pelaksanaan proyek mengacu pada Peraturan Presiden No. 99/2015 j.o. Peraturan Presiden
No. 79/2016 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah
Bab 04 | 133
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Khusus Ibukota Jakarta. Oleh karenanya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat menugaskan
pembangunan prasarana perkeretaapian kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi
DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 154 Tahun 2017 tentang
Penugasan kepada PT Jakarta Propertindo untuk Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
LRT Jakarta, lingkup penyelenggaraan prasarana (pembangunan, operasi dan pemeliharaan
serta pengusahaan) dan sarana (pengadaan, operasi dan pemeliharaan serta pengusahaan)
LRT DKI Jakarta dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo.
PENGADAAN TANAH
Saat ini belum dibutuhkan pengadaan tanah mengingat Koridor 1 Fase 1 terdiri atas enam
stasiun layang yang menggunakan median jalan raya dan satu depo untuk pemeliharaan
kereta di atas lahan yang dimiliki oleh PT Jakarta Propertindo.
TINDAK LANJUT
i. Monitoring secara intens terhadap stakeholder terkait agar sertifikat layak operasi
dapat segera terbit
ii. Pelaksanaan konstruksi dan pengadaan sarana oleh PT Jakarta Propertindo.
iii. Finalisasi Perjanjian Penyelenggaraan dan Izin Usaha Prasarana
134 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 04 | 135
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
PLTU Batang atau Central Java Power Plant (CJPP) adalah proyek pembangkit listrik tenaga
uap ultra critical sebesar 2 x 1.000 MW di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. PLTU Batang
akan dibangun oleh Special Purpose Vehicle (SPV) PT Bhimasena Power Indonesia yang
beranggotakan J-POWER (34%), Adaro (34%), dan Itochu (32%). Proyek ini telah mendapatkan
penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) dan Pemerintah Pusat untuk
risiko politik dan force majeure.
SIGNIFIKANSI PROYEK
PLTU Batang atau Central Java Power Plant (CJPP) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
tenaga listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000
MW. Sebagai salah satu pilot project KPBU pertama dan terbesar di Indonesia, PLTU Jawa
Tengah memiliki peran strategis untuk mendorong keterlibatan investasi swasta dalam
pembangunan infrastruktur.
136 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
PLTU Jawa Tengah telah mencapai Financial Closing pada tanggal 6 Juni 2016. Saat ini proyek
sudah memasuki tahap persiapan untuk konstruksi fisik. PT BPI mulai melakukan konstruksi
sebagian dan telah melakukan konsinyasi ke pengadilan untuk membayar uang ganti
rugi masyarakat terdampak yang sebelumnya melakukan gugatan atas pengadaan tanah.
Kemajuan konstruksi sampai dengan Juni 2019 adalah 78%.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai pada Juni 2016 Sudah dimulai pada Ditargetkan
2016 beroperasi pada
2019
SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan sudah ditetapkan sebagai Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
dimana pihak investor pemenang lelang adalah PT Bhimasena Power Indonesia yang
didirikan oleh J-Power (34%), Adaro (34%), dan Itochu (32%).
PENGADAAN TANAH
Proses pengadaan lahan telah selesai.
TINDAK LANJUT
Pemantauan tahap konstruksi
Bab 04 | 137
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
2. PLTU INDRAMAYU
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap dengan kapasitas 1.000 MW yang akan
menghasilkan listrik untuk kebutuhan di Pulau Jawa dan Pulau Bali.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan PLTU ini bertujuan untuk mendukung penyediaan sistem listrik dan
mengurangi krisis listrik di wilayah Jawa dan Bali. Selain itu proyek ini juga berguna untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan dampak positif di masyarakat dengan
mendukung pertumbuhan kawasan industri di Jakarta wilayah timur dan Jawa Barat.
STATUS TERAKHIR
Penetapan Lokasi telah dilaksanakan pada 24 Mei 2016 melalui surat keputusan Kepala Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat (Surat no. 590/03/14.1.02.0/
BPMPT/2016). Dokumen Land Acquisition Plan (LAP) telah disusun dan dalam proses review
oleh PLN dan JICA. Basic Design dalam proses pengerjaan dengan target selesai pada kuartal
IV 2017. Pembangunan GITET 500 kV dalam proses pengerjaan oleh kontraktor dengan
target penyelesaian 2019. Persetujuan Loan Agreement ditargetkan selesai Juni 2018, namun
keputusan pengadilan terkait gugatan terhadap Izin Lingkungan telah keluar, yaitu Bupati
Indramayu dan PLN kalah dalam gugatan hukum. Proses naik banding ke Pengadilan Tinggi
telah dilaksanakan dan hasil naik banding dimenangkan oleh pihak Bupati Indramayu dan
138 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Dalam proses dan belum Ditargetkan mulai 2026
dikonfirmasikan target pada 2022
penyelesaian terbaru
SKEMA PENDANAAN
PLTU Indramayu telah ditetapkan menggunakan pendanaan dari APBN dengan pinjaman
asing dari JICA sebesar USD2 Miliar.
PENGADAAN TANAH
Penetapan lokasi telah selesai pada Juni 2016. Pengadaan lahan pada saat ini dalam
tahap finalisasi Land Acquisition Plan (LAP) sebagai bagian dari tahapan pengadaan tanah
dengan pendanaan dari JICA. JICA menginginkan persetujuan atas hasil LAP dari penduduk
yang memiliki lahan dan penduduk yang tidak memiliki lahan namun terkena dampak
pembangunan proyek. Dokumen LAP dalam proses review oleh Divisi Risiko PLN dan JICA.
TINDAK LANJUT
Tidak ada tindak lanjut yang dilakukan karena pelaksanaan proyek diundur menjadi tahun
2026.
Bab 04 | 139
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan 16 PLTU Mulut Tambang di Pulau Sumatera dan Kalimantan dengan total
kapasitas 6.145 MW.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan pembangkit-pembangkit PLTU MT di Pulau Sumatera dan Kalimantan
memiliki dampak yang signifikan bagi ketersediaan listrik dan pertumbuhan ekonomi bagi
Pulau Sumatera dan Kalimantan. Proyek ini akan memastikan bahwa wilayah-wilayah yang
kaya akan sumber daya batubara dapat memanfaatkan energi tersebut.
Proyek ini didukung dalam RUPTL 2018-2027 (Kepmen ESDM No. 1567 K/20/MEM/2018),
yang antara lain menyatakan bahwa PT PLN wajib mengutamakan pembangunan PLTU
Mulut Tambang. Pemanfaatan bahan bakar yang berlokasi dekat dengan pembangkit akan
menjadikan biaya pembangkitan lebih efisien.
STATUS TERAKHIR
Dari 16 proyek PLTU MT yang termasuk, sebanyak empat pembangkit terkontrak oleh
Indonesia Power (IP), enam pembangkit terkontrak PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), lima
terkontrak oleh IPP lain, dan satu pembangkit belum ditentukan pengelolanya. Saat ini
terdapat tiga pembangkit, PLTU MT Kaltim, PLTU MT Sumsel-1, dan PLTU MT Sumsel-8 sudah
140 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2017 2018 2020-2027
SKEMA PENDANAAN
Pengelola untuk sebagian besar pembangkit akan ditentukan melalui penunjukan langsung
anak perusahaan PT PLN, yaitu PT Indonesia Power atau PT PJB, dan akan dilakukan seleksi
mitra. PLTU MT Kaltim-5 telah ditetapkan sebagai pemodelan skema pendanaan untuk
PLTU MT skema anak perusahaan. Pada awal September 2018, contract agreement antara
Indonesia Power dan calon mitra yaitu Adaro Power telah habis masa kontraknya dan telah
diputuskan bahwa tidak akan diperpanjang. Oleh sebab itu, seluruh PLTU MT dengan skema
penugasan anak perusahaan PLN akan dilakukan penundaan target COD 1-2 tahun dari
target awal. Saat ini skema pendanaan baru untuk PLTU Mulut Tambang dalam proses
persetujuan oleh para Direksi PLN, akan diadakan rapat koordinasi terkait skema pendanaan
baru pada bulai Mei 2019.
PENGADAAN TANAH
Untuk pembangkit lainnya yang sudah terkontrak, proses pengadaan lahan sedang dilakukan.
TINDAK LANJUT
i. Pemantauan tahap konstruksi PLTU MT Kaltim, PLTU MT Sumsel-1, PLTU MT Sumsel-8.
ii. Pemantauan terkait skema pendanaan yang akan digunakan untuk PLTU Mulut
Tambang dengan penugasan kepada Anak Perusahaan PLN.
Bab 04 | 141
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Proyek ini meliputi pembangunan 112 pembangkit listrik berbasis tenaga gas (PLTG, PLTGU,
PLTMG, MPP) di 18 provinsi dengan total kapasitas 9.735 MW.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan pembangkit-pembangkit berbasis tenaga gas memiliki dampak yang
signifikan bagi ketersediaan listrik dan pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah terkait.
Proyek ini didukung dalam RUPTL 2017-2026 (Kepmen ESDM No. 1415 K/20/MEM/2017),
yang antara lain menyatakan bahwa PT PLN wajib mengutamakan pembangunan
Pembangkit Listrik Gas Bumi di mulut sumur. Pemanfaatan bahan bakar yang berlokasi
dekat dengan pembangkit akan menjadikan biaya pembangkitan lebih efisien. Hal ini juga
akan memastikan bahwa warga di wilayah-wilayah yang kaya akan sumber daya gas, seperti
Papua dan Maluku, dapat menikmati hasil dari eksploitasi energi yang dilakukan di wilayah
setempat.
142 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Total kapasitas pembangkit dalam tahap operasi untuk PLTG/GU/MG pada November 2018
adalah 971,99 MW.
Surat Permohonan Arahan Tata Ruang untuk lokasi jetty di NTT oleh PLN kepada Kemenko
Perekonomian sudah dikirimkan. RPP Rencana Tata Ruang Laut (RTRL), yang mempengaruhi
seluruh proyek yang memiliki Infrastruktur di wilayah pesisir, saat ini sedang menunggu
persetujuan kementerian teknis.
Pencapaian pada bulan November 2018 untuk infrastruktur gas dan pembangkit listrik
berbasis gas alam adalah untuk alokasi gas 20 mmscfd dari Kilang LNG Tangguh Papua
Barat, PT Papua Doberai Mandiri (PADOMA) dan PT PGN LNG Indonesia telah membentuk
Joint Venture PT Padoma Global Neo Energi pada 9 November 2018 dan PLTGU Jawa-1 telah
mencapai Financial Close pada 16 November 2018 dan ground breaking telah dilaksanakan
pada 19 Desember 2018.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2018 2017 2019
Bab 04 | 143
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
SKEMA PENDANAAN
Sebanyak 96 pembangkit listrik dikelola secara langsung oleh PT PLN, dan 16 pembangkit
menggunakan skema IPP.
PENGADAAN TANAH
Sebanyak 25 pembangkit memiliki status lahan yang sudah dibebaskan, 29 pembangkit
memiliki status lahan yang dalam proses pembebasan, dan 58 pembangkit memiliki status
lahan yang belum mulai dibebaskan.
TINDAK LANJUT
i. Penyesuaian tata ruang laut untuk pembangkit berbasis tenaga gas di Indonesia
Timur, yang terletak di Kawasan Lindung Konservasi Laut menunggu penerbitan
Surat Rekomendasi dari Menteri Kelautan dan Perikanan.
ii. Koordinasi terkait perpanjangan Surat Menteri ESDM terkait Alokasi Gas 20 mmscfd
kepada BUMD Papua Barat.
144 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan transmisi 500 kV untuk mengalirkan listrik yang dihasilkan di Jawa Tengah
ke load center Jakarta yang berada di wilayah barat Pulau Jawa. Transmisi ini akan terbagi
menjadi beberapa ruas meliputi:
Ruas Panjang
Tanjung Jati – Tx (Ungaran – Pedan) 144 Km
Tx (Ungaran – Pedan) – Mandirancan 397 Km
Mandirancan – Indramayu 180 Km
Indramayu – Cibatu 260 Km
SIGNIFIKANSI PROYEK
Jalur transmisi dari Jawa Barat ke Jawa Tengah sangat dibutuhkan untuk mengalirkan listrik
yang akan dihasilkan oleh PLTU Indramayu (1.000 MW), PLTU Jawa 1 (1.000 MW), PLTU
Pemalang (2 x 1.000 MW), PLTU Jawa 3 (2 x 660 MW), PLTU Jawa 4 (2 x 1.000 MW) dan PLTU
Batang (2.000 MW). Oleh karena itu, dibutuhkan sinkronisasi jadwal pembangunan dan
penyelesaian seluruh proyek tersebut.
Bab 04 | 145
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
IPPKH untuk ruas Tanjung Jati – Tx , dan Tx-Mandirancan sudah diterbitkan oleh KLHK. IPPKH
untuk ruas Mandirancan – Indramayu – Cibatu Baru dalam proses penerbitan melalui Sistem
Online Single Submission (OSS).
Pembebasan lahan untuk seluruh ruas sebesar 95% (1.315 dari 1.382 lahan tower). Terdapat
906 dari total 1.382 pondasi tower transmisi atau 66% sudah selesai kontruksi.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Pengembangan proyek April 2017 Ditargetkan
ini dilakukan dengan beroperasi pada Juli
menggunakan anggaran 2019
PT PLN
SKEMA PENDANAAN
Pengembangan proyek ini dilakukan dengan menggunakan anggaran PT PLN.
PENGADAAN TANAH
Pembebasan lahan untuk seluruh ruas sebesar 95% (1.315 dari 1.382 lahan tower). Isu
pembebasan lahan yang dihadapi saat ini adalah tanah TNI, tanah milik swasta, tanah BMN/
BUMN (BBWS, PTPN VIII, Pertamina), Tanah Kas Desa (terkait pelunasan pembayaran), tanah
masyarakat dan telah diadakan rapat koordinasi untuk upaya debottlenecking pada April
2019.
146 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
TINDAK LANJUT
i. Pemantauan tahap konstruksi tower transmisi melalui PLN.
ii. Pemantauan pembebasan lahan pada tanah TNI, tanah milik swasta, tanah BMN/
BUMN (BBWS, PTPN VIII, Pertamina), Tanah Kas Desa (terkait pelunasan
pembayaran), tanah masyarakat.
Bab 04 | 147
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Proyek pembangunan Transmisi Sumatera 500 kV ini bertujuan untuk mengalirkan listrik
yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang berada di bagian selatan ke
bagian utara Pulau Sumatera dengan menggunakan jalur transmisi sepanjang 1.330 km dari
Muara Enim, Sumatera Selatan sampai ke Langsa, Aceh.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Transmisi Sumatera dibutuhkan untuk mengalirkan listrik dari PLTU di Sumatera Selatan
ke wilayah utara Pulau Sumatera dalam upaya untuk meningkatkan akses listrik untuk
masyarakat.
STATUS TERAKHIR
Untuk Paket 1 dan 2 (ruas New Aur Duri – Peranap – Perawang) saat ini dalam tahap
pembebasan lahan dan konstruksi oleh PT Waskita Karya. Untuk Paket 1 pondasi tower yang
telah selesai dibangun mencapai 95% (512 dari 556 tapak tower) dan Paket 2 mencapai 90%
(342 dari 379 tapak tower).
Lelang untuk Paket 3 (ruas New Aur Duri – Muara Enim) telah dilakukan skema repeat order
kepada PT Waskita Karya dan kontrak sudah ditandatangani pada 7 Juli 2017. Namun, hingga
saat ini kontrak belum efektif karena masih menunggu persetujuan PT PLN dan PT Waskita
148 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Karya. PT Waskita Karya telah mengirimkan surat permohonan pendampingan kepada BPKP
untuk lelang bank peminjam pada April 2019.
Untuk lelang pengadaan transmisi Paket 4 (ruas Perawang – Rantau Prapat) dan Paket 5
(ruas Rantau Prapat – Galang) dalam proses lelang EPC.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Telah mencapai financial Telah dimulai pada Juli Ditargetkan berop-
close untuk ruas New 2016 untuk ruas New erasi pada Juli 2019
Aur Duri – Peranap - Aur Duri – Peranap – untuk ruas New Aur
Perawang Perawang Duri – Peranap –
Perawang
SKEMA PENDANAAN
Lelang untuk Paket 3 (ruas New Aur Duri – Muara Enim) telah dilakukan dengan skema repeat
order kepada PT Waskita Karya dan kontrak sudah ditandatangani pada 7 Juli 2017. Namun,
hingga saat ini kontrak belum efektif karena masih menunggu persetujuan PT PLN dan PT
Waskita Karya terkait Bunga Loan dan Bunga Ekuitas.
PENGADAAN TANAH
Sampai dengan Februari 2019, kemajuan pengadaan tanah telah mencapai 99% (555 dari
556 tapak tower) untuk Paket 1 dan 99% untuk Paket 2 (378 dari 379 tapak tower). Untuk
Paket 1 pondasi tower yang telah selesai dibangun mencapai 92% (512 dari 556 tapak tower)
Bab 04 | 149
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
150 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Kilang Minyak Bontang adalah proyek pembangunan kilang minyak baru (Grass Root Refinery)
dengan kapasitas produksi bahan bakar minimal 300 ribu barel per hari yang akan dibangun
di Bontang, Kalimantan Timur. Perencanaan pembangunan Kilang Minyak Bontang akan
menggunakan konfigurasi yang mempertimbangkan sistem lain seperti sistem petrokimia.
Selanjutnya, hasil produksi kilang minyak tersebut akan diutamakan untuk memenuhi
kebutuhan bahan bakar dalam negeri.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Mengingat kebutuhan bahan bakar dan upaya pencapaian ketahanan energi di dalam negeri,
maka Indonesia membutuhkan pertumbuhan industri kilang minyak. Kombinasi Grass Root
Refinery (GRR) dan Refinery Development Master Plan (RDMP) dibutuhkan untuk meningkatkan
penyediaan minyak mentah dan bahan bakar di Indonesia sehingga dapat menurunkan
ketergantungan pada impor.
STATUS TERAKHIR
Pada bulan Januari 2018, Pertamina telah memilih konsorsium Overseas Oil and Gas (OOG)
dari Oman sebagai mitra strategis. Frame Work Agreement (FWA) telah ditandatangan pada
tanggal 10 Desember 2018.
Bab 04 | 151
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Kementerian Agraria dan Tata Ruang telah menerbitkan persetujuan substansi Perda Revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang untuk mengakomodasi pelaksanaan proyek.
Basic Feasibility Study (BFS) telah mulai dilaksanakan pada bulan Maret 2019. Diharapkan
dalam proses penyusunan BFS, dapat ditentukan secara jelas apakah pembangunan pabrik
petrokimia perlu dimasukkan ke dalam lingkup proyek untuk meningkatkan keekonomian
proyek. BFS ditargetkan selesai pada bulan September 2019.
Mengingat kebutuhan lahan untuk kilang minyak dan pabrik petrokimia membutuhkan
~800 Ha, maka Pertamina berencana untuk memanfaatkan sebagian area dan utilitas di
kawasan LNG Badak dengan luas total ~187 Ha sebagai area penyimpanan (Tankage Area)
dan memanfaatkan lahan kosong di Bontang Lestari dengan total luas ~702 Ha untuk
menjadi area pembangunan processing facilities.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Ditargetkan selesai 2019 Q4 2021 Q1 2027
SKEMA PENDANAAN
Kilang Minyak Bontang akan dilaksanakan dengan skema penugasan BUMN dengan PT
Pertamina sebagai Penanggung Jawab Proyek (melalui Keputusan Menteri ESDM No. 7935
K/10/MEM/2016). PT Pertamina dan OOG akan membentuk Joint Venture dalam pembangunan
dan pengoperasian kilang.
152 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
PENGADAAN TANAH
Sebagian lahan yang diberikan untuk lokasi kilang tidak sesuai dengan RTRW Provinsi
Kalimantan Timur dan Kota Bontang karena sebagian lahan tersebut saat ini diperuntukan
konservasi hutan mangrove. Saat ini sedang dalam revisi RTRW sudah diajukan kepada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk mendapatkan persetujuan prinsip.
TINDAK LANJUT
i. Pemantauan penerbitan Perda RTRW kota Bontang.
ii. Pemantauan proses penyusunan BFS.
Bab 04 | 153
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Kilang Minyak Tuban adalah proyek pembangunan kilang minyak baru dengan kapasitas
produksi 300 ribu barel per hari yang akan dibangun di Jawa Timur.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Mengingat kebutuhan bahan bakar dan upaya pencapaian ketahanan energi di dalam
negeri, Indonesia membutuhkan pertumbuhan industri kilang minyak di dalam negeri.
Dengan dibangunnya Kilang Minyak Tuban, diharapkan dapat meningkatkan penyediaan
minyak mentah dan bahan bakar di Indonesia sehingga dapat menurunkan ketergantungan
terhadap impor.
STATUS TERAKHIR
Joint Venture Company, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia didirikan pada
tanggal 28 November 2017. Proses AMDAL telah selesai pada September 2017.
Presiden telah mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan terkait Persetujuan Prinsip
pengadaan lahan BMN dengan skema tukar-menukar untuk proyek Kilang Minyak Tuban.
Menteri LHK telah mengirimkan Surat Persetujuan Tukar-Menukar kepada Pertamina dan
mengusulkan agar pemberian kompensasi kepada penggarap lahan segera dilakukan.
154 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Pada tanggal 8 Maret 2019, masyarakat sekitar mengajukan gugatan ke PTUN Surabaya
atas diterbitkannya Surat Keputusan Gubernur tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah
untuk Pembangunan Kilang Minyak Tuban. Persidangan telah dilaksanakan pada tanggal
1 April 2019 dimana PTUN Surabaya mengabulkan gugatan tersebut. Pertamina telah
berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dan mengajukan Kasasi kepada Mahkamah
Agung.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Ditargetkan selesai pada Ditargetkan dimulai Ditargetkan 2025
2020 2021
SKEMA PENDANAAN
Proyek Kilang Minyak Tuban adalah proyek kerjasama Business-to-Business antara PT
Pertamina dan Rosneft sebagai investor. Seluruh pendanaan untuk investasi proyek akan
diatur dan dilakukan oleh investor.
PENGADAAN TANAH
Presiden telah mengirimkan surat persetujuan prinsip kepada Menteri Keuangan terkait
pengadaan lahan BMN untuk proyek kilang minyak Tuban dengan menggunakan skema
tukar-menukar. Selain itu, masih diperlukan tambahan pengadaan lahan milik masyarakat
sekitar dimana PTUN telah mengabulkan gugatan atas penerbitan SK Gubernur tentang
Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Kilang Minyak Tuban. Pertamina
saat ini sedang dalam proses pengajuan kasasi ke Mahkamah Agung.
Bab 04 | 155
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
TINDAK LANJUT
i. Pemantauan proses pengadaan lahan proyek GRR Tuban.
ii. Mendorong pelaksanaan studi Front End Engineering Design (FEED) untuk proyek
GRR Tuban.
156 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Proyek RDMP adalah proyek untuk merevitalisasi kilang minyak lama dengan tujuan untuk
meningkatkan kapasitas kilang minyak di Indonesia dan/atau mengintegrasikan dengan
industri Petrokimia.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Mengingat kebutuhan bahan bakar dan upaya untuk mencapai ketahanan energi dalam
negeri, maka Indonesia membutuhkan pertumbuhan industri kilang minyak dalam negeri.
Pada saat ini, kemampuan Indonesia memenuhi kebutuhan produk dalam negeri sangat
rendah, yaitu hanya dapat memenuhi kebutuhan selama 48 hari pada tahun 2013 dan
diperkirakan akan turun menjadi 38 hari pada tahun 2025. Jika dibiarkan, hal ini berpotensi
menjadi ancaman ketahanan energi.
RDMP dibutuhkan bersamaan dengan proyek kilang minyak baru (Grass Root Refinery) untuk
meningkatkan kapasitas produksi kilang minyak yang sudah ada di Indonesia.
STATUS TERAKHIR
Pengembangan RDMP Balikpapan saat ini dikerjakan oleh PT Pertamina, untuk pekerjaan
terkait dengan engineering dikerjakan oleh Bechtel. Basic Feasibility Study (BFS) sudah
diselesaikan oleh UOP pada Maret 2015. Untuk Basic Engineering Design (BED) disusun oleh
Bab 04 | 157
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Axens, UOP, dan CB&I dimana telah selesai disusun pada Januari 2017. Front End Engineering
Design (FEED) ISBL disusun oleh Bechtel. Pada bulan Desember 2018 telah dilakukan EPC
contract award kepada pemenang lelang EPC yaitu konsorsium SK Engineering & Construction
Co. Ltd, Hyundai Engineering Co. Ltd, PT Rekayasa Industri, dan PT PP (Persero). Pada bulan
Februari 2019, telah dilakukan Kick Off Meeting EPC ISBL dan OSBL bersama dengan Joint
Operations Team yang terdiri dari SK, Hyundai, Rekayasa Industri, dan PT Pembangunan
Perumahan.
BFS untuk RDMP Cilacap sudah diselesaikan oleh UOP pada Desember 2015. Surat
rekomendasi tata ruang, surat izin prinsip pengalihan trase jalan, dan surat KA Andal
sudah diterbitkan pada April 2017. Izin Lingkungan diterbitkan pada Bulan September
2017. Penetapan Lokasi diterbitkan pada November 2017. Pertamina telah mengajukan
permohonan persetujuan dimulainya early works untuk proyek RDMP Cilacap yang kemudian
telah disetujui oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Direktorat Jenderal Bina
Marga telah menyetujui usulan desain jalan pengganti dari Pertamina. Saat ini proyek masih
terkendala dengan perbedaan signifikan antara valuasi Pertamina dan Saudi Aramco. JVDA
dengan Saudi Aramco diperpanjang hingga 31 Oktober 2019 dan akan dilakukan valuasi
ulang melalui investment bank.
Proyek RDMP Balongan direncanakan untuk dibangun dan dikelola 100% oleh PT Pertamina.
Saat ini sedang dilaksanakan studi Feasibility Study (FS) dan Basic Engineering Design (BED)
untuk Survival Phase yang ditargetkan akan selesai pada bulan September 2019. Secara
paralel sedang dilaksanakan juga penyusunan Feasibility Study (FS) untuk Flexibility Phase
yang ditargetkan selesai pada bulan Oktober 2019.
Kilang Balongan :
2019
158 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Kilang Balikpapan : Kilang Balikpapan : Kilang Balikpapan :
Ditargetkan 2019 2019 2021
SKEMA PENDANAAN
PT Pertamina akan menjadi PJP untuk seluruh revitalisasi kilang eksisting. Untuk
skema pendanaan, PT Pertamina dapat bekerjasama dengan pihak swasta (B2B) untuk
mengembangkan kilang-kilang tersebut.
PENGADAAN TANAH
Tidak diperlukan pengadaan tanah karena lahan yang digunakan adalah lahan dari kilang-
kilang eksisting milik PT Pertamina (Persero), kecuali untuk proyek Kilang Cilacap.
TINDAK LANJUT
i. Pemantauan proses konstruksi proyek RDMP Balikpapan.
ii. Mendorong pengembangan rencana pendanaan untuk proyek-proyek RDMP.
iii. Pemantauan proses penyusunan studi FS dan BED proyek RDMP Balongan.
Bab 04 | 159
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Lokasi Maluku
DESKRIPSI PROYEK
Proyek pengembangan lapangan gas Abadi merupakan proyek infrastruktur hulu minyak
dan gas bumi (migas) di Wilayah Kerja (WK) Masela yang dioperasikan oleh Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) INPEX Masela Ltd. Lapangan ini berlokasi di kedalaman ~800
meter di bawah permukaan laut di wilayah laut Arafura, Provinsi Maluku. Lapangan gas
Abadi di Wilayah Kerja Masela memiliki cadangan gas bumi dengan kapasitas terbesar yang
dikembangkan di Indonesia hingga saat ini dengan volume cadangan kelas dunia, berlokasi
di laut dalam dan dengan biaya investasi tinggi sehingga diperlukan kapasitas kilang LNG 9.5
MTPA.
Kilang LNG dari Lapangan Abadi diperkirakan akan menjadi kilang terbesar di dunia setelah
Sakhalin (Russia), Gorgon (Australia), dan Atlantic (Trinidad & Tobago).
SIGNIFIKANSI PROYEK
Pembangunan proyek infrastruktur berbasis gas dari Lapangan Abadi, Wilayah Kerja Masela
merupakan proyek strategis di wilayah perbatasan NKRI dan akan mendorong pengembangan
wilayah sekitar khususnya yang berada di Provinsi Maluku maupun pembangunan nasional.
Efek berganda dari proyek hulu migas ini berupa penciptaan lapangan kerja langsung maupun
tidak langsung, peningkatan kapasitas konstruksi nasional, pembangunan infrastruktur
160 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
pendukung kegiatan operasi, akses logistik dan perhubungan, infrastrukur dasar (kesehatan,
pendidikan, perbankan, jalan, dll), meningkatnya pasokan gas bumi nasional, meningkatkan
pendapatan migas dan pajak nasional, peningkatan kebutuhan gas bagi industri di wilayah
Maluku dan sekitarnya khususnya industri perikanan dan maritim.
STATUS TERAKHIR
Pre-FEED telah selesai disusun dan diserahkan kepada SKK Migas. Koordinasi sedang
dilaksanakan untuk penyusunan kebijakan pendukung insentif fiskal proyek hulu migas, saat
ini sedang dilakukan harmonisasi terkait Rancangan Peraturan Menteri Keuangan turunan
dari PP No. 27/2017 oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Pada bulan Juni 2019, Kontraktor K3S Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela telah mengajukan
Plan of Development (POD) kepada SKK Migas.
Kontraktor K3S saat ini sedang memproses penyesuaian Tata Ruang Laut untuk memfasilitasi
pelaksanaan proyek.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2019 2020 2027
SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan adalah Kontrak Kerja Sama (KKS), dengan INPEX Masela Ltd sebagai pihak
kontraktor, dengan 65% saham kepemilikan oleh INPEX dan 35% saham kepemilikan oleh
Shell.
Bab 04 | 161
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
PENGADAAN TANAH
Pengadaan lahan untuk fasilitas onshore mulai dilaksanakan di awal tahun 2019.
TINDAK LANJUT
i. Koordinasi penyesuaian RTRW
ii. Koordinasi dukungan kebijakan insentif fiskal untuk kegiatan hulu migas.
iii. Dukungan dalam proses pengadaan lahan dan pengurusan izin.
162 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Proyek IDD adalah pengembangan terintegrasi dari lima lapangan (Bangka, Gendalo,
Gehem, Gandang dan Maha) dalam empat Kontrak Kerja Sama/KKS (Makassar, Rapak,
Ganal dan Muara Bakau). Eksploitasi dan eksplorasi yang dilakukan guna mengembangkan
cadangan gas sebesar kurang lebih 2,55 TCF. Proyek IDD merupakan pengembangan
dengan kedalaman laut terdalam di Indonesia dan akan memerlukan teknologi laut-dalam
yang canggih dan manajemen proyek berkelas dunia untuk mengembangkan sumber daya
tersebut secara aman dan efisien.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Saat ini Proyek IDD diperkirakan mampu memproduksi 2,55 triliun kaki kubik gas dan 46,7
juta barel kondensat. Produksi ini diperkirakan menghasilkan kurang lebih USD8,7 Miliar
penerimaan langsung bagi Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan setara dengan bagian
penerimaan Pemerintah RI sebesar 28.1%. Proyek ini akan meningkatkan pasokan gas alam
dan LNG ke pasar domestik dan mengoptimalkan pemanfaatan Kilang LNG Badak setelah
tahun 2022.
Bab 04 | 163
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Lapangan Bangka sudah mulai memproduksi gas alam sejak tahun 2016. Untuk lapangan
Gendalo, Gandang dan Maha, Chevron sedang dalam proses pelaksanaan untuk pre-FEED.
Proyek IDD.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai 2013 Lapangan Bangka
sudah beroperasi
SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan adalah Kontrak Kerja Sama dengan Chevron Indonesia sebagai kontraktor.
PENGADAAN TANAH
Proses pengadaan lahan tidak dibutuhkan karena lokasi proyek bersifat offshore.
TINDAK LANJUT
i. Koordinasi dukungan kebijakan insentif fiskal untuk kegiatan hulu migas.
ii. Pemantauan dan evaluasi lapangan Gendalo, Gandang, dan Maha.
164 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Proyek Tangguh LNG Train 3 meliputi pembangunan kilang beserta fasilitas pendukungnya
(sumur produksi, fasilitas penerimaan gas dan dermaga pengapalan LNG) serta
pengembangan lapangan-lapangan gas untuk memberikan pasokan gas kepada kilang LNG
tersebut. Proyek ini diproyeksikan meningkatkan produksi gas Train 1 dan Train 2 sebesar
3,8 MTPA.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebesar 75% dari volume produksi Tangguh Train 3 telah dialokasikan untuk PT PLN dengan
potensi menghasilkan sekitar 4.000 MW dan diharapkan dapat menghemat biaya pembelian
BBM diesel untuk pembangkitan listrik antara tahun 2020 sampai dengan tahun 2035. BP
juga telah berkomitmen untuk memberikan pasokan gas sebesar 20 MMSCFD (atau 0,16
MTPA) untuk pembangkitan listrik di Papua Barat dan Papua.
STATUS TERAKHIR
Final Investment Decision (FID) telah dilaksanakan pada Juli 2016. Proyek kini dalam tahap
konstruksi. Secara spesifik, fasilitas offshore dalam proses penyelesaian kegiatan engineering
dan pengadaan serta memulai fabrikasi di Karimun pada April 2017. Fasilitas onshore dalam
tahap engineering dan pengadaan dimulai pada Agustus 2016 dan konstruksi dimulai sejak
awal tahun 2017. Per bulan April 2019, pembangunan fasilitas offshore mencapai 89% dan
Bab 04 | 165
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
pembangunan Onshore Kilang LNG mencapai 61%. Proyek ini ditargetkan dapat mulai
beroperasi pada tahun 2020.
Pembangunan Kawasan Industri Teluk Bintuni sebagai pengembangan industri hilir gas
dari Tangguh sedang dikoordinasikan dengan Kementerian Perindustrian. Pemerintah
Kabupaten Bintuni telah memberikan komitmen untuk melakukan pengadaan lahan untuk
proyek Kawasan Industri. Saat ini Kementerian Perindustrian selaku Penanggung Jawab
Proyek sedang dalam proses pengajuan permohonan bantuan Project Development Facility
(PDF) kepada Kementerian Keuangan untuk penyempurnaan OBC dan pendampingan
transaksi.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai 016 Ditargetkan 2020
SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan adalah Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BP Berau Ltd. sebagai pihak
kontraktor, yang merupakan kerjasama antara BP dengan lima mitra, yaitu CNOOC (13,9%),
MI Berau (16,3%), Nippon Oil (12,23%), KG (10%), dan LNG Japan (7,35%).
PENGADAAN TANAH
Pengadaan lahan telah selesai.
TINDAK LANJUT
i. Pemantauan tahap konstruksi.
ii. Koordinasi pengembangan industri hilir gas dari Tangguh dengan Kementerian
Perindustrian.
166 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan Gas Processing Facility (GPF) dengan kapasitas sebesar 330 MMSCFD serta
pembangunan fasilitas pendukungnya untuk memproduksikan gas dan kondensat dari
Lapangan Jambaran-Tiung Biru dengan produksi rata-rata gas mentah sebesar 315 MMSCFD
dan target mulai produksi pada tahun 2021 dengan penjualan gas sebesar 172 MMSCFD.
Proyek ini dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) ditargetkan mulai
berproduksi pada tahun 2021 untuk mendukung penyediaan gas pembangkit tenaga listrik
dalam rangka pelaksanaan Program 35.000 MW guna mendukung pemenuhan kebutuhan
listrik masyarakat Indonesia.
Proyek ini mengalokasikan 100 MMSCFD untuk PT Pertamina (Persero) yang dialirkan ke
PT PLN (Persero) dengan harga gas USD6,7 per MMBTU dengan biaya toll fee USD0,9 per
MMBTU. Sisa gas lainnya akan ditujukan bagi kebutuhan industri Jawa Timur dan Jawa
Tengah.
Bab 04 | 167
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Pekerjaan ECW telah selesai dilakukan. Kontrak EPC untuk Gas Processing Facilities telah
ditandatangani pada Desember 2017, dan ditargetkan selesai pada Q1 2021. Sedangkan
pengeboran sumur dilakukan pada bulan Maret 2019. Pembangunan Pipa Transmisi Gas
Gresik-Semarang sudah hampir terselesaikan. Saat ini Pertamina EP Cepu selaku pelaksana
proyek sedang dalam proses pengajuan persetujuan Pinjaman Komersial Luar Negeri
kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Selesai 2017 2021
SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan adalah Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan PT Pertamina EP Cepu sebagai
pihak kontraktor.
PENGADAAN TANAH
Pengadaan lahan telah selesai.
TINDAK LANJUT
Pemantauan tahap konstruksi.
168 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Pembangunan PLTSa di delapan kota besar di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, Tangerang,
Bandung, Surakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, dan Denpasar. DKI Jakarta
merencanakan pembangunan empat PLTSa dan kota lainnya merencanakan pembangunan
satu PLTSa di wilayahnya masing-masing. PLTSa di Kota Surakarta direncanakan mampu
mengolah sampah sebanyak 400-450 ton/hari dengan teknologi gasifikasi, sedangkan PLTSa
di kota-kota lain direncanakan mampu mengolah 1.000-2.200 ton/hari dengan teknologi
insinerator termal.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Proyek ini sangat penting bagi kota-kota di Indonesia karena mengalami masalah
pengolahan sampah, di mana kapasitas TPA akan atau sudah melebihi kapasitas, yang
menciptakan masalah sanitasi bagi warga kota. Dengan mengimplementasikan teknologi
PLTSa, diharapkan bahwa sampah akan dapat diolah dalam jumlah besar dalam waktu yang
singkat. Manfaat tambahannya adalah bahwa akan dihasilkan listrik yang dapat dipasok
kepada PT PLN.
STATUS TERAKHIR
Peraturan Presiden No. 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah
Sampah menjadi Listrik telah diterbitkan pada April 2018. Harga pembelian listrik untuk
Bab 04 | 169
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
kapasitas < 20 MW telah ditetapkan sebesar USD13.35 cent/kWH dan untuk besaran bantuan
Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS) maksimal adalah Rp500.000/ton.
2. PLTSa di Tangerang
Walikota Tangerang telah mengirimkan surat tanggal 9 Februari 2018 yang berisi skema
pendanaan akan dilakukan pelelangan mandiri dan menarik/pencabutan permohonan
fasilitas PDF kepada Kementerian Keuangan. Skema pendanaan yang dipilih oleh Pemkot
Tangerang adalah penugasan BUMD PT Tangerang Nusantara Global (Perseroda). Market
sounding telah dilaksanakan pada bulan Mei 2018. Saat ini sedang dalam tahap Pra-Kualifikasi
(PQ) untuk calon mitra BUMD (15 Agustus – 13 September 2018), terdapat 9 (sembilan)
Perusahaan yang telah menyampaikan minatnya. Saat ini dalam proses persetujuan hasil
seleksi mitra BUMD kepada Walikota Tangerang.
4. PLTSa di Semarang
Telah dilakukan kunjungan lapangan oleh KIAT dan Pemerintah Kota Semarang. KIAT telah
menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konsultan untuk penyusunan Outline Business
Case (OBC) PLTSa Semarang dan telah ditunjuk konsultan Pricewaterhouse Cooper. Kick-
off Meeting penyusunan OBC PLTSa Semarang telah dilakukan pada Januari 2019. Studi
Pendahuluan direncanakan selesai pada akhir Mei 2019.
170 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
5. PLTSa di Surakarta
Pemkot Surakarta sudah menentukan pengembang PLTSa yaitu PT Solo Citra Metro Plasma
Power (SCMPP). Surat Penugasan Pembelian Tarif Listrik untuk PLTSa Surakarta kepada
PLN dari Menteri ESDM telah diterbitkan pada 11 Juli 2018. Telah diputuskan PT SCMPP
akan membangun tahap pertama 5 MW tanpa BLPS. Penandatanganan PJBL dengan PT PLN
dilakukan pada 28 Desember 2018. PT SCMPP saat ini sedang dalam proses due diligence
oleh PT SMI.
6. PLTSa di Surabaya
Proyek sudah memasuki tahap konstruksi. Surat Penugasan Pembelian Tarif Listrik untuk
PLTSa Surabaya 11 MW kepada PLN dari Menteri ESDM telah diterbitkan pada 11 Juli 2018.
Target penandatanganan PJBL 9 MW pada September 2018. Untuk amademen PJBL PLTSa
Surabaya 2 MW (dari Sanitary Landfill), dibutuhkan koordinasi antara pemangku kepentingan
terkait hasil Legal Opinion (LO) dari Satuan Hukum Korporat PT PLN dan Kejaksaan Tinggi
Jawa Timur.
7. PLTSa di Makassar
Pendanaan untuk penyusunan Pra-Studi Kelayakan dari Korea Selatan masih menunggu
penandatanganan MoU antara Pemerintah Korea dengan Pemerintah Indonesia. Pemerintah
Korea Selatan, melalui KEITI, KECC, dan GTC, dalam proses finalisasi Pra-Studi Kelayakan
untuk PLTSa Makassar.
Bab 04 | 171
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
6 kota lainnya:
2018/2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Kota Surabaya: Selesai Kota Surabaya: 2017 Kota Surabaya: 2019
SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan untuk proyek yang belum ditentukan pengembang PLTSa direncanakan
dengan skema KPBU karena dibutuhkan dukungan kelayakan dari Pemerintah berdasarkan
nilai jual listrik yang ditetapkan dan keterbatasan dana Pemda untuk BLPS.
PENGADAAN TANAH
Proses pengadaan tanah hanya dibutuhkan untuk tiga ITF di DKI Jakarta. Lokasi PLTSa lainnya
berada di lahan TPA eksisting sehingga tidak membutuhkan pengadaan lahan tambahan.
TINDAK LANJUT
i. Pemantauan status kemajuan proyek PLTSa di setiap kota.
ii. Pemantauan penerbitan Permen KLHK mengenai mekanisme implementasi
Bantuan Biaya Layanan Pengelolaan Sampah (BLPS) dari Dana Alokasi Khusus
Nonfisik yang telah disetujui Menteri LHK pada 10 Juni 2019.
172 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 04 | 173
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Proyek SPAM Semarang Barat akan menggunakan air dari Bendungan Jatibarang untuk
menyelesaikan masalah kurangnya penyediaan air baku kota Semarang yang selama ini
mengandalkan penyediaan dari Kabupaten Kudus. Proyek ini bertujuan menyediakan air
minum untuk kurang lebih 60.000 keluarga yang belum tersambung dengan jaringan SPAM
di 31 Kelurahan dalam wilayah Semarang Barat, Tugu, dan Ngaliyan. Proyek ini diharapkan
dapat menaggulangi krisis air bersih dan mengurangi penggunaan air tanah di Kota
Semarang.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat adalah proyek pembangunan SPAM
yang direncanakan sebagai pilot project SPAM dengan skema pendanaan KPBU berdasarkan
PP No. 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum. SPAM Semarang Barat akan
menaggulangi permasalahan krisis air bersih dan penurunan permukaan tanah akibat
174 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Terdapat dua keadaan yang menunjukkan progres terbaru pembangunan SPAM Semarang
Barat. Pertama, telah ditandatangani dokumen perjanjian kerjasama, dan perjanjian
sponsor antara PT Air Semarang Barat dan PDAM Tirta Moedal Kota Semarang pada tanggal
23 November 2018 di kantor PDAM Tirta Moedal Kota Semarang. Kedua, telah dilakukan
financial closing pada tanggal 22 Mei 2019.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2019 2019 2021
SKEMA PENDANAAN
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian telah menerbitkan surat No. S-55/M.EKON
/03/2017 kepada Menteri PUPR yang berisi tentang dukungan skema KPBU untuk Proyek
SPAM Semarang Barat. Menindaklanjuti surat tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat telah mengeluarkan surat No. PR.01.03-Mn/301 kepada Walikota
Semarang yang berisi bahwa Kementrian PUPR mendukung skema KPBU sebagai skema
Proyek SPAM Semarang Barat. Selain itu, Menteri Keuangan juga telah menandatangani
persetujuan skema Viability Gap Fund (VGF) untuk proyek SPAM Semarang Barat. Pada bulan
Juni 2018, telah dikeluarkan surat persetujuan dukungan VGF untuk proyek SPAM Semarang
Barat pada tanggal 28 Juni 2018. Dukungan yang diberikan sebesar Rp. 147,000,000,000,-
atau 38% dari nilai proyek. Namun, pada akhirnya fasilitas dukungan ini tidak digunakan
Bab 04 | 175
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
PENGADAAN TANAH
Pemerintah Kota Semarang telah melakukan pengadaan tanah melalui Dinas Pekerjaan
Umum Kota Semarang, dan melakukan pengalihan hak pengelolaan serta kepemilikan aset
kepada PDAM Kota Semarang.
TINDAK LANJUT
Pelaksanaan aktivitas ground breaking dan konstruksi.
176 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
DESKRIPSI PROYEK
Proyek Jakarta Sewerage System (JSS) akan menangani pengolahan limbah domestik di 15
zona (termasuk Zona yang sudah beroperasi), dengan rencana pembangunan awal pada
Zona 1, 6 dan 8. Namun, berdasarkan penerbitan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018
tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Proyek Strategis Nasional, Proyek Jakarta Sewerage System yang termasuk ke dalam daftar
PSN pada tahun 2018 adalah Jakarta Sewerage System Zona KPBU. Zona KPBU yang sudah
mulai memasuki tahap persiapan adalah Zona 8. Zona 8 diestimasikan membutuhkan biaya
±Rp 5,8 Triliun. Zona 8 memiliki cakupan wilayah Marunda dengan estimasi populasi yang
dilayani sebanyak 974 ribu masyarakat. Kapasitas pengolahan air rata-rata 170.561 m3 per
hari.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Sebagai ibukota negara, DKI Jakarta telah berkembang menjadi pusat pemerintahan,
bisnis, dan industri. Karena perkembangan tersebut tidak disertai dengan perbaikan sistem
pembuangan untuk menangani limbah yang dihasilkan, maka kondisi air dan sanitasi di
Jakarta semakin memburuk. Saat ini, cakupan wilayah (coverage ratio) di DKI Jakarta hanya
meliputi 4% dari keseluruhan wilayah dengan tingkat pencemaran BOD sebesar 84 mg/l.
Dengan kondisi tersebut, DKI Jakarta berada di posisi kedua terendah dalam hal sanitasi di
antara ibu kota di Asia Tenggara. Selain itu, JSS juga dibutuhkan untuk mendukung efektivitas
Bab 04 | 177
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Proses penyiapan JSS Zona 8 telah dimulai (Kick-Off) pada bulan Maret 2018, namun
sempat terkendala perubahan skema pendanaan proyek dari KPBU solicited menjadi KPBU
unsolicited. Skema proyek kemudian kembali menjadi KPBU unsolicited melalui penerbitan
surat Gubernur DKI Jakarta No. 33/-1.79 tanggal 10 Januari 2019. Dalam surat ini Gubernur
DKI Jakarta meminta dukungan KPPIP dan ADB-AICOE untuk penyiapan proyek JSS Zona 8
dilanjutkan dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ditunjuk
sebagai PiC proyek di Pemprov DKI Jakarta.
Pada Februari 2019 telah dilakukan kick-off meeting untuk dimulainya kembali proses studi
OBC proyek KPBU JSS Zona 8. Draft pertama dari OBC tersebut ditargetkan dapat selesai
sebelum September 2019. Pada Technical Workshop yang diselenggarakan pada Juni 2019,
pihak ADB-AICOE memberikan keterangan bahwa penyusunan OBC telah selesai untuk
aspek teknis proyek.
178 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2020 2021 2023
SKEMA PENDANAAN
Berdasarkan hasil scoping study yang dilakukan KPPIP dengan bantuan INDII, telah
diidentifikasi zona-zona yang memiliki potensi untuk KPBU yaitu zona 2,5,8,9,4+10.
PENGADAAN TANAH
Lahan untuk Zona 8 saat ini telah dimiliki oleh Dinas Sumber Daya Air, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta
TINDAK LANJUT
Menyelesaikan dan melakukan pembahasan atas dokumen OBC yang disusun konsultan
ADB-AICOE. Akan dilakukan Technical Workshop lanjutan di bulan Agustus 2019 untuk
membahas: opsi teknis yang dipilih; aspek komersial; ekonomi dan legal dalam usulan KPBU
dari proyek JSS Zona 8.
Bab 04 | 179
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
3. TANGGUL LAUT
Nilai Investasi ±Rp2,4 Triliun untuk fase A (belum termasuk biaya pem-
bebasan lahan)
DESKRIPSI PROYEK
Tanggul Laut adalah proyek pembangunan sebuah tanggul skala besar di bagian utara Teluk
Jakarta sebagai cara untuk melindungi Ibukota dari banjir. Di dalam tanggul ini akan dibuat
laguna-laguna besar untuk menampung aliran dari 13 sungai di Jakarta.
Pembangunan Proyek Tanggul Laut dibagi menjadi beberapa fase/tahapan, dimana Prioritas
KPPIP adalah penyelesaian tahap pertama (Tahap A). Tahap A merupakan kegiatan perkuatan
garis pantai dengan pembangunan tanggul pantai serta sungai dengan pencanangan yang
telah dimulai pada awal September 2014. Pembangunan Tahap A sangat mendesak dan
penting untuk segera diselesaikan sebelum 2024.
Tahapan selanjutnya adalah Pembangunan Tanggul Laut Terbuka yang dibagi menjadi dua
Tahap (Tahap B dan Tahap C). Tahap B (sebelah barat Tj. Priok) memiliki sifat yang lebih
mendesak dibandingkan dengan Tahap C (sebelah timur Tj. Priok) mengingat bahwa laju
penurunan muka tanah di pesisir bagian barat lebih besar.
Untuk memastikan agar tingkat perlindungan banjir tetap pada periode ulang 1:1000 atau
lebih tinggi, maka sebagai daerah prioritas tindakan untuk perlindungan banjir (Tanggul
Laut) di daerah barat (Tahap B) perlu diselesaikan di tahun 2030. Sementara itu, pada daerah
pesisir bagian timur yang memiliki urgensinya lebih rendah diasumsikan memerlukan
180 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Pengembangan Tanggul Laut pada kedua tahap di atas menggunakan pendekatan dua
tahap yang adaptif.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Lebih dari separuh penduduk Jakarta tinggal di area pesisir dan aktivitas perekonomian
utama perkotaan juga banyak berkembang di kawasan pesisir. Di kawasan ini terdapat
aliran 13 sungai besar yang bermuara di Teluk Jakarta, dan 40% wilayahnya merupakan
dataran rendah yang berada di bawah muka air laut pasang. Banjir di kawasan pesisir Jakarta
diperburuk dengan menurunnya muka tanah akibat ekstraksi pemanfaatan air tanah dalam
yang berlebihan. Proyek ini akan membantu penanggulangan penurunan muka tanah di
Jakarta.
STATUS TERAKHIR
Dalam pelaksanaan konstruksi, pada lokasi Kanal Muara telah dibangun tanggul sepanjang
154,5 m pada tahun 2017 dan target realisasi pada tahun 2018 adalah sepanjang 241 m
dan target pembangunan tahun 2019 adalah sepanjang 285 m. Pada lokasi Kali Blencong,
telah terbangun tanggul sepanjang 336,64 m; pada lokasi Muara Baru, pembangunan telah
terealisasi sepanjang 2,137 m; dan pada lokasi Kalibaru, target pembangunan tahun 2018
sudah mencapai 100% yaitu sepanjang 2,200 m.
Terkait dengan perencanaan, Kementerian PUPR dengan yang didukung bantuan dari
Pemerintah Belanda dan Pemerintah Korea telah menyelesaikan Rencana Perlindungan
Banjir Terpadu/Integrated Flood Safety Plan 2019 (RPBT/IFSP 2019).
Dengan telah diselesaikannya dokumen ini, maka tahapan selanjutnya adalah penyelesaian
kajian yang lebih mendalam meliputi penyusunan OBC dan FBC termasuk dukungan teknis
dan dukungan pengadaan.
Saat ini sedang dilaksanakan pembahasan rencana pembangunan Tanggul Laut didalam
penyusunan Rencana Tata Ruang dan Rencana Zonasi Kawasan Strategis (RTR KSN & RZ
KSN) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur)
dan telah dibentuk Badan Koordinasi dan Pengelolaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta (BKP
Pantura Jakarta) melalui Peraturan Gubernur No. 58 Tahun 2018 mengenai Pembentukan,
Organisasi, dan Tata Kerja Badan Koordinasi Pengelolaan Reklamasi Pantai Utara Jakarta.
Bab 04 | 181
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Telah tercapai 2007 2018
SKEMA PENDANAAN
Pendanaan Fase A akan menggunakan APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan swasta dengan
pembagian alokasi pendanaan mengikuti trase indikatif yang sudah ditetapkan. Fase
selanjutnya akan direncanakan dengan melibatkan pihak swasta yang akan berinvestasi di
kawasan Tanggul Laut.
PENGADAAN TANAH
Tanggul Laut yang berlokasi di utara Jakarta akan melakukan reklamasi lahan dimana 90 juta
m³ pasir akan dibutuhkan untuk membangun tanggul luar saja. Tambahan sejumlah 210 juta
m³ pasir akan dibutuhkan untuk mereklamasi lahan seluas 1.250 ha yang akan menjadi lokasi
pengembangan perkotaan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan identifikasi
titik-titik peninggian dan pelebaran tanggul yang membutuhkan pembebasan lahan.
TINDAK LANJUT
KPPIP melakukan pemantauan atas pelaksanaan kegiatan kelembagaan program tanggul
laut oleh Pemerintah Pusat dan Daerah (DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten), pembahasan
pembangunan Tanggul Laut dalam penyusunan Rencana Tata Ruang dan Rencana Zonasi
Kawasan Strategis Jabodetabekpunjur serta pemantauan finalisasi desain tipe Tanggul Laut.
182 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
4. SPAM LAMPUNG
Lokasi Lampung
DESKRIPSI PROYEK
SPAM Lampung direncanakan memiliki kapasitas 750 liter per detik untuk melayani sekitar
600.000 jiwa penduduk. Sumber air adalah Sungai Way Sekampung dengan Water Treatment
Plant (WTP) yang berlokasi di Desa Rulung Helok
SIGNIFIKANSI PROYEK
Air akan didistribusikan melalui pipa transmisi sejauh 21 km yang mencakup delapan
kecamatan di Kota Bandar Lampung, yaitu Rajabasa, Labuan Ratu, Way Halim, Kedaton,
Tanjung Senang, Sukarame, Sukabumi dan Kedamaian dengan total sambungan rumah
mencapai 600.000 rumah.
STATUS TERAKHIR
Saat ini, proyek sudah memasuki tahap konstruksi dan ditargetkan konstruksi akan
berlangsung selama 2 tahun, dimana pekerjaan general testing dan commissioning ditargetkan
dilakukan pada bulan Agustus 2020 sampai dengan November 2020 sebelum proyek dapat
beroperasi penuh di tahun 2022.
Pada bulan April 2019, pekerjaan yang menjadi porsi badan usaha masih optimis dapat
diselesaikan lebih cepat dari jadwal pada Desember 2019. Namun pekerjaan yang menjadi
porsi APBN dan APBD masih terkendala proses pengadaannya dan terancam memundurkan
Bab 04 | 183
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
jadwal COD.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2018 2018 2021
SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan proyek adalah KPBU.
PENGADAAN TANAH
Pengadaan tanah sudah selesai dilakukan.
TINDAK LANJUT
Melakukan pemantauan atas timeline dan kegiatan konstruksi proyek.
184 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
5. SPAM Jatiluhur
DESKRIPSI PROYEK
SPAM Jatiluhur adalah proyek sistem penyediaan air minum yang mendayagunakan air dari
Waduk Jatiluhur untuk pengolahan, pentransmisian, dan pendistribusian kebutuhan air
di wilayah Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, dan Provinsi DKI Jakarta.
SPAM Jatiluhur direncanakan memiliki kapasitas sebesar 10.000 liter per detik.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Meningkatnya kebutuhan air di Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, dan Kota Karawang me-
latarbelakangi pengembangan Proyek SPAM Jatiluhur yang akan menambah kapasitas dan
reliabilitas pasokan air bersih, terutama bagi wilayah Provinsi DKI Jakarta. Proyek ini juga
diharapkan dalam mengurangi penggunaan air tanah di Provinsi DKI Jakarta dan mencegah
penurunan muka tanah.
STATUS TERAKHIR
Sampai dengan bulan April 2019, proyek belum dapat memulai tahap request for propo-
sal karena belum tercapainya kesepakatan antara Perum Jasa Tirta II sebagai PJPK dengan
PDAM-PDAM offtakers, salah satunya tentang kepemilikan dan pengelolaan aset setelah
masa konsesi.
Perum Jasa Tirta II sebagai PJPK juga belum dapat memenuhi persyaratan kemampuan fi-
nansial terkait penjaminan. Terkait keterbatasan kemampuan finansial, Menteri PUPR dan
Bab 04 | 185
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Menteri BUMN telah mengirimkan surat permohonan dukungan bagi PJT II kepada Menteri
Keuangan namun ditolak karena kewajiban refe.
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
2018 2009 2021
SKEMA PENDANAAN
Skema pendanaan untuk SPAM Jatiluhur adalah KPBU dengan potensi unsolicited bid dan
KPPIP terus melakukan penelaahan terkait aspek legal penentuan tersebut.
PENGADAAN TANAH
Saat ini diinformasikan bahwa belum dianggarkan dana untuk pembebasan lahan senilai
Rp. 30 Miliar dari Kementerian PUPR. Akan diusahakan perolehan dana melalui dana LMAN
atau opsi menggunakan dana dari PJT II sebagai PJPK sampai dengan dianggarkannya dana.
TINDAK LANJUT
i. Mengkoordinasikan percepatan finalisasi dokumen perjanjian kesepakatan antara
PJT II dan offtaker terkait kepemilikan aset setelah masa konsesi berakhir.
ii. Melakukan koordinasi dengan stakeholders terkait usulan KPPIP untuk
restrukturisasi proyek.
186 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 04 | 187
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Mulai Konstruksi Paket Barat dan Tengah pada Kuartal 1 2016 dan Paket
Timur pada Kuartal 1 2017
Target Operasi Paket Barat telah beroperasi pada Maret 2018, Paket
Tengah pada pertengahan 2018, Paket Timur pada April
2019
DESKRIPSI PROYEK
Palapa Ring Broadband adalah proyek pembangunan jaringan serat optik di 57 kabupaten/
kota yang merupakan daerah terpencil dengan kontur geografis yang sulit dan potensi
pengguna yang relatif kecil sehingga dapat tercipta tulang punggung sistem telekomunikasi
nasional yang menjangkau seluruh 514 kabupaten/kota.
SIGNIFIKANSI PROYEK
Penyediaan jaringan serat optik bertujuan untuk pembangunan salah satu upaya Pemerintah
untuk memenuhi target RPJMN 2015-2019 dengan menyediakan akses broadband yang
berkualitas secara merata di seluruh Indonesia. Dengan terciptanya akses komunikasi yang
lebih baik dengan proyek ini, maka diharapkan akan tercipta pemerataan dan kemudahan
akses Telekomunikasi Informasi, membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan berbasis
internet (e-commerce), meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem kerja, dan meningkatkan
188 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
STATUS TERAKHIR
Paket Barat: Telah selesai dan beroperasi pada Maret 2018. Telah diluncurkan pada 20 Maret
2019.
Paket Tengah: Telah selesai dan beroperasi pada Desember 2018. Telah diluncurkan pada
20 Maret 2019.
Pada 28 Maret 2019 telah diterbitkan surat tentang persetujuan pengecualian AMDAL
untuk kawasan konservasi (Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Laut Sawu, Selat Pantar,
dan Taman Nasional Lorentz) yang dilalui oleh Palapa Ring Paket Timur. Selanjutnya Izin
Lingkungan definitive telah diterbitkan untuk Palapa Ring Paket Timur pada 9 Mei 2019.
Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan menyampaikan adanya kebutuhan Izin
Lokasi Perairan untuk seluruh paket Palapa Ring. Izin Lokasi Perairan akan diterbitkan oleh
Menteri Kelautan dan Perikanan menggunakan Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata
Ruang Laut. Saat ini peraturan tersebut dalam proses penandatanganan Presiden. Pada 9
April 2019, Menteri Kominfo telah menyampaikan surat Permohonan Percepatan Izin Lokasi
Perairan Proyek Strategis Nasional Palapa Ring yang akan ditindaklanjuti oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
Selain itu, pada rapat di Sekretariat Kabinet yang diadakan pada 16 April 2019 telah
teridentifikasi isu terkait keamanan konstruksi Palapa Ring Paket Timur. Kekhawatiran
tersebut juga tertuang dalam surat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Komando
Daerah Militer XVII/Cenderawasih kepada Direktur Utama PT Palapa Timur Telematika pada
9 Mei 2019 yang menyampaikan bahwa pengerjaan proyek tidak dapat berjalan sesuai
rencana atau waktu karena adanya kejadian gangguan keamanan di beberapa daerah,
khususnya wilayah pegunungan. Selanjutnya disarankan agar pekerjaan yang sedang
dilaksanakan dapat menyesuaikan dengan situasi di wilayah guna menghindari terjadinya
hal-hal yang tidak diharapkan.
Bab 04 | 189
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Target/Mulai
Pencapaian Pembiayaan Target/Mulai Operasi
Konstruksi
Paket Barat pada Agustus Paket Barat pada Paket Barat telah
2016. Agustus 2016. beroperasi pada
Maret 2018.
Paket Tengah pada Paket Tengah pada
September 2016. September 2016. Paket Tengah telah
beroperasi pada
Paket Timur pada Maret Paket Timur pada Desember 2018
2017 Maret 2017
Paket Timur pada
April 1 2019.
SKEMA PENDANAAN
Proyek Palapa Ring menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
dimana Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui BAKTI menjadi Penanggung
Jawab Proyek Kerjasama. Selain itu, proyek tersebut juga memperoleh penjaminan dari PT
Penjaminan Infrastruktur Indonesia dan dukungan kelayakan dalam bentuk pembayaran
ketersediaan layanan (availability payment).
PENGADAAN TANAH
Belum dilaporkan adanya isu pengadaan tanah. Izin yang dibutuhkan berikutnya adalah Izin
Lokasi Perairan.
TINDAK LANJUT
i. Permohonan revisi izin sehingga Izin Lingkungan definitif untuk Palapa Ring Paket
Timur dapat diterbitkan.
ii. Pembahasan lebih lanjut terkait rencana pengajuan Izin Lokasi Perairan seluruh
paket Palapa Ring.
iii. Persetujuan perubahan Perjanjian Kerja Sama Proyek Palapa Ring Paket Timur
untuk mengakomodir perubahan target operasi.
190 | Bab 04
Bab
Laporan KPPIP Semester 1 2019 05.
Proyek
Strategis
Nasional
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
192 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
B
erdasarkan hasil monitoring terhadap 223 proyek dan 3 Program yang terdaftar dalam daftar Proyek
Strategis Nasional saat ini (mengacu pada Perpres 56 Tahun 2018), KPPIP telah mengompilasi status
proyek sampai dengan Juni 2019 dan perbandingannya dengan status pada Desember 2018.
14%
18%
24% 21%
3%
PSN per 15% PSN per
3% Desember Juli
2018 2019 14%
32 proyek sudah selesai (Rp2017 T). 48 proyek sudah selesai (Rp286 T).
52 proyek dalam tahap konstruksi dan akan 70 proyek dalam tahap konstruksi dan akan
beroperasi setelah 2019 (Rp660 T). beroperasi setelah 2019 (Rp717 T).
6 proyek dalam tahap transaksi (Rp653 T). 7 proyek dalam tahap transaksi (Rp660 T).
53 proyek dan 1 program industri pesawat dalam 40 proyek dan 1 program industri pesawat dalam
tahap penyiapan (Rp970 T). tahap penyiapan (Rp911 T).
Dapat dilihat bahwa terdapat penambahan 16 proyek yang selesai pada Semester I tahun 2019. Dari
16 proyek yang dinyatakan selesai pada periode Januari-Juni 2019, terdapat 11 proyek yang mencapai
penyelesaian konstruksi dan terdapat 5 proyek yang disesuaikan statusnya (menjadi selesai) berdasarkan
kriteria status penyelesaian proyek.
Bab 05 | 193
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar (140,9km) - 16.795 Pembangunan Jalan Lingkar Trans Morotai Membutuhkan
1 bagian dari 8 ruas Trans Sumatera 12 (231, 84 km) Konfirmasi
Pro y ek ya n g me n c a p a i m i l es t ones
Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Provinsi 3.400 Jalan Penghubung Gorontalo - Manado Membutuhkan
3 14 Konfirmasi
Kalimantan (301, 7 km)
Membutuhkan
4 Kawasan Ekonomi Khusus Bitung 2.300 15 Jalan Trans Maluku (7 ruas) Konfirmasi
5 Kawasan Ekonomi Khusus Morotai 6.800 16 Pembangunan Smelter Kuala Tanjung 21.016
.
7 Bendungan Mila 107
.
s ebagai s el es ai karena ti dak terdapat pekerj aan kon struksi.
9 Bandara Tjilik Ruwut, Palangkaraya 323
Pembangun an Smel ter Kual a T an j un g tel ah beroperasi sejak 2 01 7
ol eh PT I nal um, s ehi ngga perl u di s es uai kan un tuk dicatat sebagai
10 Bendungan Gondang 681 s el es ai berdas arkan keputus an kri teri a s tatus s el es ai untuk Sm elter
dan Kawas an I ndus tri .
Selanjutnya, terdapat 7 proyek yang dinyatakan mulai beroperasi pada Semester I tahun 2019 dimana
6 proyek mencapai tahap beroperasi dan 1 proyek disesuaikan statusnya berdasarkan kriteria status
proyek
194 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 05 | 195
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
15 16 51
3
10
48
26
56
11 27
53
25
29
31 57
34
4
30
24
47
61
8 45 22 55
49 9 23 54 1
19
35
17 21 62
41 36 37 38 39
40
18 20
42 52 43
196 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
46
5
50
58 2
59 14
60 6
7
33 44
32
28 12
13
Bab 05 | 197
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Daftar
Daftar PSN
PSN Se
Sele
# #PSN
PSNselesai 2016
selesai 2016 # #PSN selesai
PSN 2017
selesai 2017
3. Bandara Juwata,
3. Bandara Tarakan,
Juwata, Kaltara
Tarakan, Kaltara 23. Jalan
23. Akses Tanjung
Jalan Akses Priok, Priok,
Tanjung DKI Jakarta
DKI Jakarta
1. Jalan Tol Gempol - Pandaan, Jatim 21. Jalan Tol Soreang - Pasirkoja, Jabar
4. Bandara Fatmawati
4. Bandara Soekarno,
Fatmawati Bengkulu
Soekarno, Bengkulu 24. Bandara Inten II,
24. Bandara Lampung
Inten II, Lampung
2. Bandara Sentani, Jayapura, Papua 22. Jalan Tol Mojokerto - Surabaya, Jatim
5. Bandara Mutiara,
5. Bandara Palu Palu
Mutiara, 25. Lapangan Jangkrik,
25. Lapangan Jangkrik
Jangkrik, North North
Jangkrik East, Kaltim
East, Kaltim
3. Bandara Juwata, Tarakan, Kaltara 23. Jalan Akses Tanjung Priok, DKI Jakarta
6. Bandara Matahora,
6. Bandara Wakatobi,
Matahora, SultraSultra
Wakatobi, 26. PLBN & SP Nanga
26. PLBN Bandau,
& SP Nanga KalbarKalbar
Bandau,
4. Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu 24. Bandara Inten II, Lampung
7. Bandara Labuan
7. Bandara Bajo, Pulai
Labuan Bajo, Komodo
Pulai Komodo 27. PLBN & SP Aruk,
27. PLBN & SP Kalbar
Aruk, Kalbar
5. Bandara Mutiara, Palu 25. Lapangan Jangkrik, Jangkrik North East, Kaltim
8. Pengembangan Bandara
8. Pengembangan Soekarno
Bandara Hatta,Hatta,
Soekarno Banten
Banten 28. PLBN & SP Wini,
28. PLBN & SP NTT
Wini, NTT
6. Bandara Matahora, Wakatobi, Sultra 26. PLBN & SP Nanga Bandau, Kalbar
9. Pelabuhan Kalibaru,
9. Pelabuhan DKI Jakarta
Kalibaru, DKI Jakarta 29. Bendungan Teritip,Teritip,
29. Bendungan KaltimKaltim
7. Bandara Labuan Bajo, Pulai Komodo 27. PLBN & SP Aruk, Kalbar
10. Pipa
10. Belawan-Sei Mengkei,
Pipa Belawan-Sei 75 mmscfd,
Mengkei, Sumut
75 mmscfd, Sumut 30. Pembangunan Saluran
30. Pembangunan Suplesi
Saluran Daerah
Suplesi IrigasiIrigasi
Daerah UmpuUmpu
8. Pengembangan Bandara Soekarno Hatta, Banten 28. PLBN & SP Wini, NTT
System, Lampung
System, Lampung
11. PLBN & Pelabuhan
SP Entikong,
11. 9.PLBN Kab. Sunggau,
& SP Entikong,
Kalibaru,Kab. KalbarKalbar
Sunggau,
DKI Jakarta 29. Bendungan Teritip, Kaltim
198 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
esai2016
sai 2016- 2018
- 2018
PSNselesai
# # PSN selesai 2018
2018
49. Kawasan
49. Ekonomi
47.Kawasan
Kereta Api Khusus
Ekonomi
Ekspres Tanjung
Khusus
SHIA Lesung
Tanjung
(Soekarno Lesung
Hatta - Sudirman)
Bab 05 | 199
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Berdasarkan hasil evaluasi pada Mei 2019, diperkirakan di Kuartal III tahun 2019 akan terdapat tambahan
11 proyek yang selesai secara keseluruhan.
Nilai Investasi
No Nama Proyek Status Juni 2019
(Rp. Miliar)
2 Jalan Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang (100 km) - 11.865 Konstruksi dan Akan Beroperasi
bagian dari 8 ruas Trans Sumatera di 2019
3 Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung (85 km) - 10.085 Konstruksi dan Akan Beroperasi
bagian dari 8 ruas Trans Sumatera di 2019
4 Light Rapid Transit (LRT) Provinsi Sumatera Selatan 12.500 Konstruksi dan Mulai Beroperasi
6 Palapa Ring Broadband di 57 Kab/Kota melalui Pola KPBU 7.713 Konstruksi dan Mulai Beroperasi
7 Kereta Api Tebing Tinggi - Kuala Tanjung (mendukung KEK 750 Konstruksi dan Akan Beroperasi
Sei Mangkei, bagian dari Jaringan Kereta Api Trans di 2019
Sumatera)
11 Kereta Api Akses Bandara Adi Soemarmo 925 Konstruksi dan Akan Beroperasi
di 2019
200 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Dengan demikian, secara total kumulatif, diperkirakan bahwa akan terdapat 89 proyek yang selesai pada
akhir Kuartal III 2019.
REALISASI ESTIMASI
2016 2017 2018 Kuartal III 2019
Perubahan PSN Ke-1: Perubahan PSN Ke-2:
Penambahan 55 Proyek Penambahan 2 Proyek
+ 1 Program Industri Pesawat + 1 Program Pemerataan Ekonomi Proyek Selesai
89 Proyek
62 Proyek
30 Proyek
Bab 05 | 201
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
202 | Bab 05
Bab
Laporan KPPIP Semester 1 2019
06.
Kebijakan Terkait
Infrastruktur yang
Didukung KPPIP
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
204 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
B
ab ini mencakup penjelasan mengenai hasil identifikasi dan analisis terhadap peraturan perundang-
undangan eksisting yang dapat disesuaikan dengan arah kebijakan percepatan infrastruktur,
termasuk peraturan perundang-undangan yang diperlukan untuk mendorong percepatan
pelaksanaan Proyek Prioritas dan Proyek Strategis Nasional (“PSN”).
Bab ini juga menjelaskan mengenai arah kebijakan infrastruktur sesuai dengan instruksi Presiden Republik
Indonesia sehubungan dengan percepatan pelaksanaan proyek strategis untuk memenuhi kepentingan
umum dan kemanfaaatan umum yang dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (“Inpres No. 1/2016”).
I
Regulasi Pendukung Proyek
Strategis Nasional
A1. Status Penyusunan Peraturan Lintas Sektoral
terkait Penyediaan Infrastruktur sebagai
Pendukung Proyek Strategis Nasional
Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 28 Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016
tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional (“Perpres No. 3/2016”), dibutuhkan adanya penetapan KPPIP sebagai pelaksana
monitoring dan evaluasi dalam penyelenggaraan PSN. Peraturan ini juga dimaksudkan untuk
memberikan wewenang kepada KPPIP dalam menjalankan fungsinya antara lain untuk
melaksanakan monitoring dan evaluasi termasuk memberikan rekomendasi penyelesaian
masalah yang ada sesuai dengan hasil koordinasi dengan para penanggung jawab proyek
PSN.
Bab 06 | 205
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
206 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 06 | 207
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Sebagai bentuk tindak lanjut dari pelaksanaan pembangunan instalasi Pengolah Sampah
menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PLTSa) dengan bantuan
Biaya Layanan Pengelolaan Sampah (“BLPS”), maka disusun rancangan peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tentang tata cara penyediaan bantuan
biaya layanan pengelolaan sampah dalam rangka percepatan pembangunan instalasi
Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PLTSa).
Pada intinya peraturan ini membahas terkait mekanisme permohonan bantuan BLPS oleh
Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat.
208 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
II
Perubahan Regulasi yang
Diperlukan untuk Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
B1. Perubahan Regulasi Lintas Sektoral untuk
Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Sehubungan dengan pengembangan skema HPT tersebut, dipandang perlu untuk melakukan
perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (“PP No. 27/2014”) terkait harmonisasi dan keselarasan
ketentuan antara pemanfaatan BMN dalam skema HPT dengan skema pemanfaatan BMN
yang telah diatur PP No. 27/2014.
Perubahan dipandang perlu terhadap mekanisme investasi Badan Usaha Pelabuhan yang
pemberian konsesinya dilakukan melalui skema penugasan/pnunjukan. Pasal 74 ayat (2a)
mengatur bahwa dalam hal pemberian konsesi melalui mekanisme penugasan/penunjukan,
Bab 06 | 209
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
210 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
bagi penduduk dan untuk mencapai millennium development goals, perlu diberikan akses
pembiayaan bagi Perusahaan Daerah Air Minum (“PDAM”) untuk memperoleh kredit investasi
dari perbankan nasional. Guna merealisasikan pemerolehan kredit investasi tersebut,
Pemerintah memberikan jaminan dan subsidi bunga atas kewajiban pembayaran kredit
investasi PDAM kepada bank melalui Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2009 tentang
Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga oleh Pemerintah Pusat dalam rangka Percepatan
Penyediaan Air Minum (“Perpres No. 29/2009”). Namun, dipandang perlu untuk melakukan
perubahan terhadap Perpres No. 29/2009 mengingat jaminan dan subsidi bunga Pemerintah
Pusat hanya diberikan kepada bank yang melakukan penandatanganan perjanjian kredit
investasi dengan PDAM dan diberikan sejak berlakunya Peraturan Presiden ini sampai
dengan tanggal 31 Desember 2014. Dengan demikian, perubahan terhadap Perpres No.
29/2009 dipandang perlu guna memberikan jaminan kepada bank yang memberikan kredit
investasi pada periode saat ini.
Bab 06 | 211
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
III
Kajian Hukum yang
Diperlukan untuk Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
C1. Kajian Hukum terkait Identifikasi Sumber Dana
dan Badan Hukum Pengelola untuk Green Fee
Fund (“GFF”)
GFF merupakan salah satu bentuk upaya pengembangan skema pembiayaan alternatif atas
kerjasama Pemerintah melalui KPPIP bekerjasama dengan Asian Development Bank (“ADB”)
untuk meningkatkan dukungan kredit (credit enhancement) proyek infrastruktur sehingga
fasilitas pinjaman dari investor menjadi bankable dan memiliki bunga pinjaman (cost of fund)
yang rendah. Fasilitas ini dapat diberikan baik untuk proyek infrastruktur KPBU maupun Non-
KPBU atas risiko gagal bayar (Credit Default) ataupun sebagai dana talangan atas rendahnya
beginning cash-flow aset infrastruktur pada awal tahun operasi (5 (lima) hingga 8 (delapan)
tahun pertama).
Dalam rangka pelaksanaan GFF, terdapat beberapa opsi sumber dana GFF sebagai berikut:
1. Alokasi APBN pembiayaan investasi kepada Badan Layanan Umum (“BLU”), yaitu
pembiayaan investasi Pemerintah termasuk ke dalam pendapatan bagi BLU;
2. Penyertaan modal negara tanpa melalui mekanisme APBN, yaitu penyertaan modal
negara yang berasal dari kekayaan negara berupa saham milik negara pada BUMN
atau Perseroan Terbatas kepada BUMN atau Perseroan Terbatas lainnya, yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat tanpa melalui mekanisme APBN;
3. Pendapatan BLU, yaitu sumber penerimaan BLU yang berasal dari pendapatan dari
jasa layanan, hasil investasi, hibah, pinjaman, rupiah murni dari APBN, dan/atau
sumber lainnya yang sah.
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (“BUN”) memiliki kewenangan untuk
menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara termasuk alokasi
anggaran pembiayaan investasi kepada BLU dan penyertaan modal negara kepada BUMN.
Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran menunjuk pejabat di lingkungan Direktorat
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko selaku Kuasa Pengguna Anggaran (“KPA”). Dalam
212 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
rangka pengusulan alokasi anggaran pembiayaan investasi kepada BLU atau penyertaan
modal negara kepada BUMN, penyusunan anggaran dilakukan pada tahun anggaran
berjalan untuk dapat dipersiapkan pada APBN tahun anggaran berikutnya. Dibutuhkan
waktu pengusulan sejak awal tahun hingga bulan Desember tahun anggaran berjalan.
7 11
12
Pembicaraan
Pembahasan Persetujuan
DPR Pendahuluan
RAPBN, RUU- RUU APBN
RAPBN (KEM,
APBN, &
PPKF, dan RKP)
Nota
di Bulan Mei
Keuangan
8 13
Menteri Penyusunan
dan
Penyusunan
dan
Keuangan penetapan
10b penetapan
Pagu Alokasi
Anggaran Penyusunan & Anggaran
BUN Penetapan BUN
RAPBN, RUU-
3 5 APBN, & 15 16 18
Penyusunan Penyusunan
Penyusunan Penyusunan Nota Keuangan dan Perpres Pengesahan
resource Pagu 6
DJA envelope dan Indikatif
penetapan
RDP-BUN
Rincian
APBN
DIPA BUN
Penyesuaian
Pagu BUN Indikasi
Indikatif
Kebutuhan Dana 10a
Pengeluaran BUN
Penelaahan
(paling lambat
RDP-BUN
bulan Juni)
2 4
Usulan Penyusunan
PPABUN Indikasi Awal Pagu 9b
Kebutuhan Indikatif
Dana Penyusunan
BUN
RDP-BUN 14b 17
Penyusunan Penyusunan
RKA-BUN RKA-BUN
1 9a 14a
KPABUN Indikasi Awal Penyusunan Penyusunan
Kebutuhan RKA-BUN RKA-BUN
Dana
Bab 06 | 213
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Dalam penyelenggaraan GFF, Pemerintah dapat membentuk BLU untuk melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan skema PPK-BLU. Dalam rangka pengelolaan BLU, BLU dapat melakukan
penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran BLU untuk dapat menjadi dokumen pelaksanaan
anggaran yang disahkan oleh Menteri Keuangan dan menjadi dasar bagi penarikan dana
yang bersumber dari APBN.
Keseluruhan pembayaran atas impor dan penyerahan komponen atau bahan yang
digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan dan
pemeliharaan, dan prasarana perkeretaapian oleh pihak yang ditunjuk PT Kereta Cepat
Indonesia China (“KCIC”), yang akan digunakan KCIC tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2015 tentang Impor dan Penyerahan
Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak Terkait Alat Angkutan Tertentu
yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 193
Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai
atas Impor dan/atau Penyerahan Alat Angkutan Tertentu dan Penyerahan Jasa Kena Pajak
Terkait Alat Angkutan Tertentu.
Sehubungan dengan fasilitas Tax Holiday, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/
PMK.010/2018 Tahun 2018 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan Pajak Penghasilan
Badan mengatur bahwa wajib pajak badan yang melakukan penanaman modal baru pada
industri pionir dapat memperoleh pengurangan PPh badan atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh dari kegiatan usaha utama yang dilakukan.
Infrastruktur transportasi tidak termasuk dalam industri pionir yang dapat memperoleh
pengurangan PPh badan mengingat infrastruktur ekonomi yang dimaksud dalam Peraturan
Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Rincian Bidang Usaha dan Jenis Produksi Industri Pionir yang Dapat Diberikan Fasilitas
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Serta Pedoman dan Tata Cara Pemberian Fasilitas
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan hanya mencakup (i) pembangkit tenaga listrik
energi baru dan terbarukan; (ii) pembangunan jalan tol yang mempunyai IRR rendah; (iii)
pembangunan pelabuhan yang mempunyai IRR rendah; dan (iv) kegiatan investasi dan
214 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 06 | 215
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
pembayaran di muka berdasarkan kriteria BMN yang memiliki arus kas positif dan telah
beroperasi. Sedangkan tujuan dari pemanfaatan BMN adalah untuk optimalisasi BMN tanah
dan/atau bangunan, baik keseluruhan maupun sebagian, dan/atau selain tanah dan/atau
bangunan.
Sementara itu, skema HPT juga memiliki persamaan dengan skema pemanfaatan BMN
lainnya yang telah diatur dalam PP No. 27/2014 di mana skema HPT juga bertujuan
untuk mengoptimalisasi BMN dengan tidak mengubah status kepemilikan dari BMN yang
dimanfaatkan oleh badan usaha. Selain itu, pelaksanaan optimalisasi BMN baik pada skema
pemanfaatan BMN yang telah diatur dalam PP No. 27/2014 maupun skema HPT dilakukan
melalui kerja sama dengan pihak ketiga sebagai mitra pemanfaat BMN yang akan menerima
penyerahan pengelolaan BMN.
Dengan demikian, dalam hal pemanfaatan BMN direncanakan untuk dapat diterapkan
untuk skema HPT, maka dipandang perlu untuk melakukan perubahan pada PP No. 27/2014
di mana skema HPT perlu diatur sebagai salah satu bentuk pemanfaatan BMN.
Guna mencapai tujuan efisiensi pelaksanaan operasi pemanfaatan BMN dengan skema HPT,
perlu dikedepankan pengelolaan aset BMN melalui kementerian-kementerian teknis sebagai
Pengguna Barang. Pengelolaan aset BMN pada kementerian teknis dapat dilakukan melalui
BLU yang ada pada masing-masing kementerian tersebut. BLU sebagai perpanjangan tangan
dari kementerian teknis bertindak sebagai pihak penanggung jawab dalam menjalankan
kerja sama dengan pihak ketiga dengan skema HPT ini.
Oleh karena itu, dalam skema HPT menjadi suatu hal yang penting untuk menggunakan
konsep delegasi kewenangan dari masing-masing kementerian teknis sebagai Pengguna
Barang untuk menggunakan BLU sebagai Kuasa Pengguna Barang dalam rangka pelaksanaan
skema HPT, termasuk namun tidak terbatas pada pengurusan BMN yang akan dimanfaatkan,
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas BMN, serta kerja sama dengan investor
untuk skema HPT.
Dalam pelaksanaan pemanfaatan BMN melalui skema HPT, maka penerimaan dana dari
hasil pemanfaatan tersebut dapat dilakukan oleh BLU sesuai dengan delegasi yang diberikan
oleh kementerian teknis selaku pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab sebagai
Pengguna Barang. Penerimaan dana hasil pemanfaatan BMN dengan skema HPT termasuk
kedalam hasil usaha lainnya di mana BLU melakukan kegiatan usaha manajerial dan
inventaris kerja sama pemanfaatan BMN dengan skema HPT, yang kerjasamanya dilakukan
216 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Pengusahaan Proyek dapat dilakukan oleh Pemerintah atau dilaksanakan oleh BUMN
melalui penugasan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 sebagaimana
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 117 Tahun 2015 tentang Percepatan
Pembangunan Jalan Tol di Sumatera, Pemerintah menugaskan PT Hutama Karya (Persero)
(“HK”) dalam pengusahaan 24 (dua puluh empat) ruas jalan tol yang direncanakan akan
diusahakan dalam rangka mempercepat pembangunan jalan tol di Sumatera. Penugasan
kepada HK meliputi pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian,
dan pemeliharaan.
Dalam pelaksanaan penugasannya, HK dapat bekerja sama dengan pihak lainnya melalui
pembentukan anak perusahaan di mana HK menjadi pemegang saham mayoritas, dan
setelah pelaksanaan konstruksi selesai dilakukan, HK dapat mengalihkan hak pengusahaan
jalan tol kepada anak perusahaan dan/atau pihak lain atas persetujuan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (“Menteri PUPR”) setelah mendapat pertimbangan dari
Menteri Keuangan dan Menteri BUMN. Dalam pelaksanaannya, HK bekerjasama dengan
PT Jasamarga (Persero) (“JS”) dan WK membentuk PT Hutama Marga Waskita (“HMW”) dan
HK menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 40% (empat puluh persen) dari total
kepemilikan saham HMW.
Dalam hal penugasan Proyek dilaksanakan dengan bekerjasama dengan pihak lain melalui
pembentukan anak perusahaan (yaitu HMW), maka ketentuan pengecualian BMPK tidak
dapat diterapkan mengingat perjanjian pinjaman dilakukan antara HMW dengan kreditur
dan bukan dilakukan oleh kreditur dengan HK selaku terjamin dalam Peraturan Menteri
Keuangan No. 253/PMK.08/2015 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian
Jaminan untuk Percepatan Proyek Pembangunan Jalan Tol di Sumatera jo. Peraturan Menteri
Keuangan No. 101/PMK.08/2018 tentang Tata Cara Pemberian dan Pelaksanaan Jaminan
Pemerintah Bersama atau Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur Terhadap Risiko
Bab 06 | 217
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
218 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 06 | 219
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
220 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Terhadap penyelenggaraan Proyek, maka Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta II (“PJT
II”) selaku BUMN yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2010
tentang Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta II dapat diberikan Dukungan Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah (“DPP”) dalam bentuk Dukungan Pemerintah Lainnya
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupa bantuan infrastruktur yakni pembangunan
jaringan pipa distribusi di wilayah Provinsi DKI Jakarta yang pelaksanaannya dilakukan
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/
PRT/M/2016 tentang Pemberian Dukungan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah Dalam Kerjasama Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum. Oleh karenanya,
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dapat memperoleh kepemilikan aset BMD berupa
jaringan pipa distribusi di wilayah Provinsi DKI Jakarta yang menjadi bantuan infrastruktur
dalam penyelenggaraan Proyek.
Pada saat perjanjian KPBU SPAM berakhir, perolehan aset BMD dinilai pada awal
pelaksanaan kerjasama sebagai perolehan aset BMD milik instansi yang memberikan
dukungan dan dilakukan pemisahan perhitungan aset BMD yang didapat dari dukungan
tersebut. Pemisahan aset sebagaimana dimaksud, dicatat perolehan aset BMD sebagai nilai
tetap tanpa penyusutan.
Bab 06 | 221
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
oleh PJPK yang merupakan BUMN, maka pemenuhannya dilakukan dengan mekanisme
korporasi berdasarkan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, pembayaran
regres tetap berada pada Perum Jasa Tirta II (“PJT II”) selaku BUMN yang bertindak sebagai
PJPK Proyek yang dilakukan melalui mekanisme korporasi.
Dengan demikian, Menteri Keuangan tidak dapat menjadi pihak yang melakukan pembayaran
kewajiban regres. Tugas tersebut juga tidak dapat diemban oleh Menteri PUPR sebagai
pemberi penugasan mengingat PJPK yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kewajiban
finansialnya sendiri dalam rangka penyelenggaraan Proyek.
Dalam rangka memitigasi risiko terjadinya gagal bayar regres PJT II selaku PJPK Proyek,
perlu untuk memastikan kapasitas finansial PJT II untuk bertindak sebagai PJPK Proyek.
Selain itu PJT II dapat dipertimbangkan untuk memperoleh penyertaan modal negara
sebagai salah satu sumber pendanaan bagi PJT II untuk dapat melaksanakan tugasnya
dalam menyelenggarakan Proyek, khususnya pelaksanaan regres berdasarkan mekanisme
korporasi PJT II sesuai dengan Perpres No. 78/2010.
Pasal 1 ayat (3) Perpres No. 38/2015 mengatur bahwa suatu proyek KPBU diselenggarakan
oleh PJPK dimana PJPK adalah Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah, atau Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah sebagai penyedia atau penyelenggara infrastruktur
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kewenangan bertindak sebagai PJPK oleh
Menteri/Kepala Lembaga didasarkan pada ruang lingkup, tugas dan tanggung jawab yang
meliputi sektor infrastruktur yang diatur dalam Peraturan Perpres No. 38/2015.
222 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Dasar hukum yang digunakan untuk menentukan pihak yang bertindak sebagai PJPK atas
Proyek berdasarkan peraturan KPBU diantaranya adalah Perpres No. 38/2015 jo. Peraturan
Bappenas No. 4/2015. Perpres No. 38/2015 menentukan bahwa PJPK merupakan Menteri/
Kepala Lembaga/Kepala Daerah, atau BUMN/BUMD sebagai penyedia atau penyelenggara
infrastruktur berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kemudian berdasarkan
Peraturan Bappenas No. 4/2015, PJPK merupakan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah,
atau direktur BUMN/BUMD sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
sektor.
Lebih lanjut, berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (“UU No. 23/2014”)
jo. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum
(“PP No. 122/2015”), Pemerintah Pusat pada dasarnya dapat melakukan penyelenggaraan
SPAM pada wilayah lintas provinsi. Sehubungan dengan Proyek, mengingat bahwa rencana
pengembangan SPAM akan dilakukan di wilayah Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi,
Kota Bekasi, dan Ibu Kota Jakarta, maka penyelenggaraan SPAM dilakukan secara lintas
Provinsi. Dengan demikian, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (“PUPR”)
memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan SPAM lintas Provinsi terhadap Proyek.
Adapun berdasarkan Pasal 36 PP No. 122/2015, Pemerintah Pusat/Daerah membentuk
BUMN dan/atau BUMD sebagai pelaksanaan kewenangan Pemerintah Pusat/Daerah dalam
penyelenggaraan SPAM.
Bab 06 | 223
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Pasal 9 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang Hak
Uji Materil (“Perma No. 1/2011”) telah mengatur bahwa putusan mengenai permohonan
keberatan tidak dapat diajukan Peninjauan Kembali. Keberatan yang dimaksud dalam pasal
tersebut adalah permohonan uji materil suatu peraturan perundang-undangan di bawah
Undang-Undang terhadap Undang-Undang.
Dengan demikian, keberatan atas Pasal 1 ayat (2) huruf b PMK No. 252/2012 terhadap
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yaitu Pasal 4A ayat (2) Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pasal 7 dan Pasal 8 UU Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan-Perundang-undangan yang telah diputus
melalui Putusan MA No. 05/2018 tidak dapat dilakukan upaya hukum Peninjauan Kembali
ataupun upaya hukum lainnya.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan upaya untuk merubah PMK No.
252/2012 atau menerbitkan peraturan baru yang pada pokoknya memuat ketentuan terkait
klasifikasi Liquified Natural Gas (“LNG”) pada kegiatan usaha hulu gas bumi, dan melakukan
perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2015 tentang Impor
dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan
dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai jo. Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 268/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Pemberian Fasilitas Dibebaskan
dari Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena
Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis dan Tata Cara Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai
224 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
C10. Penyediaan
Pendanaan dalam
Bentuk Pembiayaan
berdasarkan Prinsip
Syariah untuk Proyek
Percepatan Jalan
Tol di Sumatera dan
Proyek Percepatan
Pembangunan
Infrastruktur
Ketenagalistrikan
Bab 06 | 225
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Pada dasarnya, pinjaman dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah merupakan bentuk
dan tujuan yang sama dalam rangka penyaluran dana kepada nasabah debitur yang pada
jangka waktu tertentu, uang yang disalurkan akan dikembalikan lagi oleh nasabah debitur
kepada bank. Adapun untuk pinjaman/kredit pelunasan utang dilakukan beserta dengan
bunganya, sedangkan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dilakukan dengan imbalan
atau bagi hasil. Sehingga, dalam pelaksanaan pendanaan, pinjaman dan pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah merupakan lingkup penyaluran dana yang sama. Namun,
yang membedakan hanyalah semata-mata pada penerapan prinsip syariah dan dokumen
perjanjian dari pelaksanaan pendanaan. Oleh karena itu, pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah memiliki konsep kegiatan penyaluran dana yang sama.
Pendanaan melalui pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dapat dilakukan melalui akad
pembiayaan mudharabah (pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil), akad pembiayaan
musharakah (pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal), akad musyarakah
mutanaqisah, akad murabahah (prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan),
atau akad pembiayaan ijarah (pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan). Keseluruhan akad-akad tersebut masing-masing diatur dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional.
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah merupakan bentuk dan tujuan yang sama dengan
pinjaman dalam rangka penyaluran dana kepada nasabah debitur. Oleh karenanya, dalam
pelaksanaan pendanaan proyek PIK, pembiayaan berdasarkan prinsip syariah termasuk
dalam pinjaman menurut Perpres No. 4/2016 dan dapat diberikan jaminan Pemerintah
dalam bentuk jaminan pinjaman terhadap kewajiban pembayarannya.
226 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
tanpa disertai perjanjian kerja sama yang mendasarinya, maka hal tersebut bertentangan
dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (“UU No. 1/2009”).
Walaupun UU No. 1/2009 mengakui eksistensi BOO sebagai salah satu bentuk dari kerja
sama lainnya selain konsesi untuk kerja sama pelayanan jasa kebandarudaraan yang
diusahakan secara komersial oleh BUBU, terdapat perbedaan ruang lingkup kerja sama
antara bentuk konsesi dan bentuk lainnya. Dalam peraturan sektoral kebandarudaraan,
BOO hanya diatur sebagai bentuk kerja sama antara Pemerintah dengan BUBU dalam
kegiatan pelayanan jasa kebandarudaraan di Bandar Udara selain dari bentuk konsesi.
Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa dalam bentuk kerja sama BOO, badan usaha tidak
diberikan kewenangan untuk mengelola bandar udara secara penuh sebagaimana halnya
dalam kerja sama konsesi.
Dalam rangka melindungi konsumen dari pemberlakuan tarif tinggi oleh badan usaha
angkutan udara niaga berjadwal serta melindungi kelangsungan usaha angkutan udara dari
persaingan tarif penerbangan antara badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang
bertujuan untuk mengeluarkan badan usaha angkutan udara niaga berjadwal yang menjadi
pesaing dari rute yang dilayani, maka perlu adanya campur tangan Pemerintah dalam
penentuan tarif penerbangan di Indonesia. Penetapan tarif penerbangan kelas ekonomi
didasarkan pada komponen-komponen berupa tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan
biaya tuslah/tambahan (surcharge) yang didasarkan kepada Peraturan Menteri Perhubungan
Bab 06 | 227
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
228 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 06 | 229
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
230 | Bab 06
Laporan KPPIP Semester 1 2019
KPPIP Kedepan
Rencana
07.
Bab
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
232 | Bab 07
Penciptaan situasi
Milestones KPPIP berkesinambungan dalam
implementasi Proyek
Prioritas dan PSN
Implementasi Proyek
Prioritas dan
PSN 2019
Penciptaan sistem dan
lingkungan yang kondusif
untuk percepatan proyek
infrastruktur 2018
Penguatan Berfokus pada upaya
kelembagaan
• implementasi Proyek
Prioritas dan PSN
KPPIP 2017 agar berjalan tepat
Persiapan operasional Berfokus pada upaya waktu & biaya, dan
implementasi Proyek
dan pembentukan
• dengan kualitas
Prioritas dan PSN yang telah disetujui
image KPPIP 2016
Berfokus pada upaya sehingga dapat oleh berbagai pihak
• penyelesaian mulai konstruksi
atau mencapai Melakukan kegiatan
2015 hambatan Proyek • debottlenecking
Prioritas dalam Financial Close
Penambahan demi tercapainya
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
Bab 07 | 233
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
T
ahun 2019 adalah tahun kelima sejak pembentukan KPPIP. Sejak 2014, KPPIP telah menjalankan
mandat yang diberikan, mulai dari mandat dari Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2014 sampai
dengan mandat-mandat lain yang diberikan, seperti mandat terkait PSN dan pembiayaan pengadaan
tanah melalui LMAN. Selama lima tahun ke belakang, kegiatan KPPIP berfokus pada upaya-upaya untuk
mempercepat penyediaan proyek, baik dengan memberikan fasilitas penyiapan proyek (Outline Business
Case) dan mengoordinasi kegiatan debottlenecking bersama dengan pemangku kepentingan terkait baik
dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan badan usaha. Kegiatan percepatan proyek juga
mendorong KPPIP untuk membangun sistem Teknologi Informasi untuk memantau kemajuan proyek
dan Panel Konsultan untuk mempermudah proses pengadaan konsultan untuk menyusun kajian terkait
proyek.
Pada tahun 2019, KPPIP melanjutkan pemantauan dan upaya percepatan untuk mencapai target
penyelesaian PSN pada Kuartal III dan Kuartal IV 2019, dimana 89 PSN akan beroperasi penuh dan 33
proyek, 1 program ketenagalistrikan, dan 1 program pemerataan ekonomi akan beroperasi sebagian.
REALISASI ESTIMASI
2016 2017 2018 Kuartal III 2019
Perubahan PSN Ke-1: Perubahan PSN Ke-2:
Penambahan 55 Proyek Penambahan 2 Proyek
+ 1 Program Industri Pesawat + 1 Program Pemerataan Ekonomi Proyek Selesai
89 Proyek
62 Proyek
30 Proyek
Selanjutnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua KPPIP memberikan arahan agar
di tahun 2019 kegiatan KPPIP dapat diberatkan pada pengembangan kebijakan untuk mengoptimalisasi
234 | Bab 07
Laporan KPPIP | Semester 1 2019
pemanfaatan infrastruktur yang sudah dibangun. Tujuan dari arahan ini adalah untuk memastikan
agar infrastruktur yang terbangun dapat memberikan dampak semaksimal mungkin bagi masyarakat.
Menindaklanjuti hal tersebut, KPPIP bekerja sama dengan KIAT dalam menyusun Kajian Dampak
Pembangunan Infrastruktur yang akan diselesaikan pada bulan Oktober 2019.
Bab 07 | 235
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi:
Sekretariat Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)