Anda di halaman 1dari 106

Infrastruktur Menuju

Indonesia Maju

Laporan
KPPIP

Semester I

2021
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Pendahuluan

Daftar Isi |I
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

II | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Daftar Isi
Pendahuluan
Daftar Isi III
Daftar Istilah VII
Kata Sambutan XII

Bab Profil Dan Pencapaian Komite Percepatan Penye-


01 diaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) 1
A Profil Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur 3
Prioritas
B Ringkasan Capaian KPPIP Semester II Tahun 2020 7

C Pencapaian KPPIP Pada Semester I Tahun 2021 10

Bab Pencapaian KPPIP


02 15
A Dukungan Percepatan Penyediaan Proyek Semester 1 17
Tahun 2021
B Dukungan Terhadap PSN Mulai Beroperasi Semester 1 20
Tahun 2021
C Pemantauan dan Debottlenecking Proyek Infrastruktur 26

Daftar Isi | III


Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Bab Proyek Strategis Nasional


03 47
A Daftar Proyek Strategis Nasional 49

B Status Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional 51

Bab Proyek Infrastruktur Prioritas KPPIP


04 55
A Sebaran Proyek Infrastruktur Prioritas KPPIP 57

B Status Pelaksanaan Proyek Infrastruktur Prioritas 61

Bab Kebijakan Terkait Infrastruktur yang Didukung


05 KPPIP 63
A Dukungan KPPIP terhadap Penetapan Peraturan
Pemerintah turunan dari UU No. 11 Tahun 2020 tentang 65
Cipta Kerja
B Inisiasi Penyempurnaan Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU) dalam Penyediaan
69
Infrastruktur
C Usulan Penyempurnaan Substansi Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 32 Tahun 2020 tentang Pembiayaan 72
Infrastruktur melalui Hak Pengelolaan Terbatas
D Penyusunan RPerpres tentang Penanganan Dampak
Sosial Kemasyarakatan Atas Tanah Musnah dalam 75
Rangka Pembangunan untuk Kepentingan Umum
E Inisiasi Penyusunan Regulasi untuk Implementasi 77
Skema Land Value Capture (LVC) di Indonesia

IV | Daftar Isi
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Bab Rencana KPPIP Kedepan


06 81
A Percepatan PSN Melalui Implementasi Peraturan 89
Pemerintah tentang Kemudahan PSN

Daftar Isi |V
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

VI | Daftar Istilah
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Daftar Istilah
ADB Asian Development Bank
AP Availability Payment/Pembayaran Ketersediaan Layanan
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ASN Aparatur Sipil Negara
Bappenas Badan Perencanaan Nasional
BMN Barang Milik Negara
BPJT Badan Pengaturan Jalan Tol
BPN Badan Pertahanan Nasional
BUJT Badan Usaha Jalan Tol
BLU Badan Layanan Umum
BUMD Badan Usaha Milik Daerah
BUMN Badan Usaha Milik Negara
CJPP Central Java Power Plant
COVID-19 Corona Virus Disease-19
DPP Daerah Prioritas Pariwisata
DPSP Daerah Pariwisata Super Prioritas
EIRR Economic Internal Rate of Return
FBC Final Business Case
FS Feasibility Study
GW Gigawatt
HA Hektar
HPL Hak Pengelolaan
HPT Hak Pengelolaan Terbatas
IPP Independent Power Producer
IPPKH Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
JSS Jakarta Sewerage System
KCJB Kereta Cepat Jakarta Bandung

Daftar Istilah | VII


Laporan KPPIP | Semester 1 2021

KEK Kawasan Ekonomi Khusus


Kementerian ATR Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Kementerian ESDM Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian LHK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kementerian PPN Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
Kementerian PUPR Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KIAT Kemitraan Antara Pemerintah Australia dan Indonesia
KL Kilo Liter
K/L Kementerian atau Lembaga
KPBU Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha
KPPIP Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
KSNT Kawasan Strategis Nasional Tertentu
KSPN Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
k-V Kilo-volt
LCS Limited Concession Scheme/Skema Konsensi Tebatas/Hak
Pengelolaan Terbatas
LMAN Lembaga Manajemen Aset Terbatas
LNG Liquefied Natural Gas
LKPP Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
LPEM UI Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas
Indonesia
LPG Liquefied Petroleum Gas
LRT Light Rail Transit
LVC Land Value Capture
Menteri ATR Menteri Agraria dan Tata Ruang
Migas Minyak dan Gas Bumi
MRT Mass Rapid Transportation
OBC Outline Business Case/Pra-Studi Kelayakan
PDAM Perusahaan daerah Air Minum
PDB Produk Domestik Bruto
PDF Project Development Fund
Penlok Penetapan Lokasi
Permenko Peraturan Menteri Koordinator

VIII | Daftar Istilah


Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Perpres Peraturan Presiden


PHLN Pinjaman/Hibah Luar Negeri
PIP Proyek Infrastruktur Prioritas
PJBAM Perjanjian Jual Beli Air Minum
PJPK Penanggung Jawab Proyek Kerjasama
PKS Perjanjian Kerja Sama
PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PMO Project Management Office
PM Peraturan Menteri
PMN Penyertaan Modal Negara
POD Plan of Development
PP Peraturan Pemerintah
PPJT Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol
PPMU Provincial Project Management Unit
PPN Pajak Pertambahan Nilai
PPP Unit Pubic Private Partnership Unit
Pre-FS Pre-Feasibility Study
PSN Proyek Strategis Nasional
PSO Public Service Obligation
PT AB PT Air Bersih Jawa Timur
PT IIF PT Indonesia Infrastructure Finance
PT PII PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia
PT PLN PT Perusahaan Listrik Negara
PT SMI PT Sarana Multi Infrastruktur
RDMP Refinery Development Master Plan/Revitalisasi Kilang Minyak
Eksisting
RI Repulik Indonesia
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPP Rancangan Peraturan Pemerintah
RTRL Rencana Tata Ruang Laut
RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah
RTRWP Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
RTRWK Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

Daftar Istilah | IX
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

RUPTL Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik


RZ Rencana Zonasi
RZ KAW Rencana Zonasi Kawasan Antarwilayah
RZWP-3-K Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
SDM Sumber Daya Manusia
SHIA Soekarno-Hatta International Airport
SK Surat Keputusan
SLA Service Level Agreement
SLO Sertifikat Laik Operasi
SPAM Sistem Penyediaan Air Minum
TA Tenaga Ahli
TBBM Terminal Bahan Bakar Minyak
TI Teknologi Informasi
TIF Tax Increment Financing
TOD Transit Oriented Development
UU Undang-Undang
UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi

X | Daftar Istilah
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Daftar Istilah | XI
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Kata Sambutan
2
021 merupakan tahun ketujuh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas
(KPPIP) mengemban amanat untuk mendorong tersedianya infrastruktur prioritas sejak
penerbitan Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2014.

Sejak awal tahun hingga medio 2021, ekonomi Indonesia masih terus
mengalami guncangan yang signifikan akibat pandemi COVID-19.
Pagebluk sempat memperlambat roda perekonomian dan
memunculkan gaya hidup baru (new normal). Tidak luput dari
dampak pandemi, pembangunan infrastruktur menghadapi
tantangan seperti melambatnya kegiatan konstruksi karena
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM),
menurunnya demand akibat perlambatan ekonomi, serta adanya
kebijakan realokasi APBN yang diprioritaskan untuk penanganan
dampak COVID-19.

Meski demikian, pada kuartal II tahun 2021,


perekonomian Indonesia berhasil tumbuh 7,07%
(year on year), lebih tinggi dibandingkan ekspektasi
pasar. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi
dalam 16 tahun terakhir. Dari sisi permintaan,
konsumsi pemerintah tumbuh sebesar 8,06%
(year on year) dan konsumsi rumah tangga
tumbuh sebesar 5,93% (year on year).

XII | Kata Sambutan


Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Dari sisi persediaan, sektor lapangan usaha juga mengalami perbaikan di mana sektor
transportasi dan pergudangan tumbuh 25,10% (year on year) serta sektor akomodasi dan
makanan minuman tumbuh sebesar 21,58% (year on year). Membaiknya perekonomian global
juga mendorong ekspor tumbuh sangat tinggi sebesar 31,78% (year on year), sementara itu
impor tumbuh sebesar 31,22% (year on year).

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu strategi untuk mendorong kembali


perekonomian nasional. Pasalnya, pembangunan dan operasional proyek secara nyata mampu
menyerap tenaga dalam jumlah besar. Oleh karena itu, KPPIP telah merumuskan berbagai
kebijakan yang dibutuhkan untuk menjaga kesinambungan Proyek Strategis Nasional (PSN)
seperti ketersediaan pendanaan dan melakukan langkah-langkah strategis untuk mendorong
percepatan proyek agar penyediaan lapangan kerja dapat segera terwujud.

Pada semester I tahun 2021, KPPIP telah mendukung penetapan Peraturan Pemerintah
turunan dari Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Salah satunya
yakni melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2021 tentang Kemudahan Proyek
Strategis Nasional.

Di tengah tantangan pandemi yang belum berakhir, KPPIP berhasil mendorong penyelesaian
6 (enam) proyek PSN dengan total nilai investasi Rp 13.509 miliar pada semester I tahun 2021.
Dengan capaian tersebut, terdapat 18 proyek PSN (sesuai daftar PSN pada Perpres No. 109
Tahun 2021) yang selesai. KPPIP juga berhasil mendorong 8 proyek PSN untuk dapat masuk
dalam tahap beroperasi sebagian. Secara akumulatif, jumlah PSN yang direncanakan selesai
sampai dengan akhir Desember 2021 sebanyak 135 proyek.

Dalam upaya mendorong percepatan penyediaan infrastruktur prioritas, KPPIP mendukung


perumusan kebijakan untuk penyediaan infrastruktur, seperti penerbitan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 66 Tahun 2020 tentang Pendanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum serta Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2020 tentang Hak Pengelolaan
Terbatas.

Kata Sambutan | XIII


Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Bersama dengan pemerintah, BUMN, BUMD, swasta, serta lembaga-lembaga lainnya, KPPIP
mendorong usaha-usaha percepatan agar infrastruktur yang dibangun dapat selesai sesuai
target, bermanfaat bagi masyarakat, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional,
serta mendorong penciptaan lapangan kerja.

Ketua Tim Pelaksana

Wahyu Utomo

XIV | Kata Sambutan


BAB 01
Profil dan Pencapaian
Komite Percepatan
Penyediaan Infrastruktur
Prioritas (KPPIP)
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

2 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

A Profil Komite Percepatan Penyediaan


Infrastruktur Prioritas

P
emerintah berkomitmen untuk terus melakukan percepatan dalam mencapai
target pembangunan infrastruktur nasional dengan membentuk Komite
Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Pembentukan KPPIP pada
tahun 2014, sesuai dengan mandat Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2014
tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas yang kemudian diperbaharui
melalui Peraturan Presiden Nomor 122 Tahun 2016 . Tujuan pembentukan KPPIP
adalah untuk mendorong percepatan penyediaan Proyek Infrastruktur Prioritas (PIP)
dan Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional agar sesuai
dan mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), mulai
dari periode 2014-2019 hingga saat ini yang sudah memasuki periode 2020-2024.

Pelaksanaan infrastruktur prioritas didasarkan pada Peraturan Menteri Koordinator


Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan
Penyiapan Infrastruktur Prioritas. Sedangkan untuk PSN didasarkan pada Peraturan
Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden
Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Pengadaan PIP dan PSN bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian
nasional melalui percepatan pembangunan infrastruktur pada 12 (dua belas) sektor
yaitu Sektor Jalan dan Jembatan, Sektor Pelabuhan, Sektor Bandar Udara, Sektor
Perkeretaapian, Sektor Kawasan, Sektor Perumahan, Sektor Bendungan dan Irigasi,
Sektor Air Bersih dan Sanitasi, Sektor Tanggul Pantai, Sektor Energi, Sektor Teknologi
dan Sektor Pendidikan serta terdapat program-program yang masuk dalam daftar
PSN. Kementerian dan Lembaga serta Pemerintah Daerah bertanggung jawab
melakukan pemantauan dan percepatan proyek-proyek sesuai dengan masing-
masing kewenangannya, KPPIP fokus menjembatani pemantauan dan melakukan

Bab 01 | 3
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

upaya percepatan yang dibutuhkan untuk proyek –proyek yang dinilai strategis dalam
mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

KPPIP dalam menjalankan fungsinya diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang


Perekonomian bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi sebagai Wakil Ketua. Jajaran Anggota Komite diisi oleh 4 (empat) Menteri
yang secara fungsional relevan dengan penyediaan infrastruktur yaitu Menteri
Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS, Menteri
Agraria dan Tata Ruang, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Komite
bertanggung jawab secara langsung kepada Presiden dan memiliki peran dan
tanggung jawab merumuskan strategi percepatan penyediaan infrastruktur,
berkoordinasi dengan Menteri terkait beserta Pemerintah Daerah serta memantau
pelaksanaan kebijakan. Komite dibantu oleh Tim Pelaksana yang diketuai oleh
Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang (Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian), serta beranggotakan Eselon I dari Kementerian
terkait dengan fungsi utama membantu Tim Komite membuat keputusan. Tim
Pelaksana menjalankan tugas dengan didukung oleh Sekretariat dan Tim Teknis
serta Tim Project Management Office (PMO). PMO memiliki fungsi utama memilih dan
melaksanakan proyek prioritas serta mengatasi masalah-masalah baik yang sifatnya
administratif maupun substantif. PMO memberikan rekomendasi kebijakan kepada
Tim Pelaksana, menguatkan Struktur Organisasi KPPIP, memastikan pelaksanaan
proyek prioritas dan membangun kapasitas serta memperbaiki regulasi pendukung
implementasi proyek. Diagram berikut menunjukkan Struktur Organisasi dan Alur
Komunikasi KPPIP.

4 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Struktur Organisasi KPPIP


KOMITE

KETUA
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG PEREKONOMIAN

WAKIL KETUA
MENTERI KOORDINATOR
BIDANG KEMARITIMAN

ANGGOTA

MENTERI MENTERI MENTERI


MENTERI PERENCANAAN LINGKUNGAN
KEUANGAN AGRARIA DAN
PEMBANGUNAN TATA RUANG HIDUP DAN
NASIONAL KEHUTANAN

TIM TEKNIS KPPIP TIM PELAKSANA SEKRETARIAT KPPIP

PMO

KONSULTAN PENDUKUNG PMO

PANEL KONSULTAN

*Catatan
Garis Instruksi
Garis Koordinasi

Seraya berjalannya penyediaan infrastruktur, peran KPPIP pun berkembang,


diantaranya; terlibat dalam prioritisasi pendanaan pengadaan tanah dari Lembaga
Manajemen Aset Negara (LMAN), melakukan pemantauan Proyek Strategis Nasional
(PSN), dan memberikan rekomendasi kebijakan percepatan infrastruktur.

KPPIP memberikan pendampingan penyelesaian permasalahan pembangunan PIP


dan PSN seperti dukungan masukan alternatif pembiayaan untuk proyek-proyek yang
kurang menarik bagi sektor swasta, fasilitasi koordinasi antar pemangku kepentingan
dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan, serta sebagai pusat koordinasi
dalam penyelesaian bottleneck pelaksanaan proyek infrastruktur.

Bab 01 | 5
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Tugas Utama KPPIP Sebagaimana Diamanatkan


dalam Perpres No. 75 Tahun 2014

1
Persiapan standar kualitas
Pra-Studi Kelayakan (OBC)
serta melakukan revisi/re-do
bila diperlukan (3-6 bulan)
Proyek Proyek
Top Down Bottom Up
(usulan (usulan
presiden/ K/L/
wakil) Pemda)

Penetapan Daftar Proyek Prioritas

Penetapan skema & sumber pendanaan untuk


proyek yang ditetapkan sebagai prioritas 3

APBN Penugasan BUMN KPBU Strategic Funding


Koordinasi antara PJP Ditujukan untuk percepatan PPP Unit di Kemenkeu untuk
dengan Kementerian PPN terkait pelaksanaan dan pemanfaatan mengkoordinasikan penyusunan
sumber pendanaan (APBN, kapasitas finansial BUMN Final Business Case (FBC) dan
APBD, PHLN) transaction advisory untuk
implementasi proyek KPBU
(melibatkan konsultan bertaraf
internasional)

Output KPPIP

Daftar Proyek Rencana Aksi dengan Service Level Agreement


Prioritas yang disetujui target pencapaian serta (SLA) yang mengikat
semua pihak insentif dan disinsentif

4 5 6
Monitoring & debottlenecking Memetakan strategi dan Memfasilitasi peningkatan
KPPIP menyusun rencana aksi kebijakan di sektor infrastruktur kapasitas aparatur dan
dan memantau serta melakukan kelembagaan terkait penyediaan
debottlenecking infrastruktur prioritas

Pandemi COVID-19 yang masih terjadi di tahun 2021 menjadi faktor eksternal yang
memengaruhi berbagai pihak dalam percepatan penyediaan proyek infrastruktur,
termasuk KPPIP. Kondisi ini memaksa pengurangan mobilitas dan pembatasan
personil dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemantauan baik koordinasi yang
sekarang dilakukan secara virtual dan pembatasan pelaksanaan monitoring ke lokasi
proyek infrastruktur. Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada penurunan
perekonomian nasional serta peningkatan angka pemutusan kerja. Infrastruktur
merupakan salah satu sektor yang diandalkan dalam mendorong bangkitnya
perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, KPPIP memiliki peran penting untuk
mengawal pembangunan proyek infrastruktur yang memberikan peluang terciptanya
lapangan kerja serta secara signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

6 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

B
Sepanjang Semester II Tahun 2020 Ringkasan Capaian KPPIP Semester II
Tahun 2020
10 (sepuluh) Capaian KPPIP

1 2 3 4 5
Penerbitan Perpres No. Dukungan percepatan Dukungan penyusunan Dukungan implemen- Dukungan percepatan
109Tahun 2020 Tentang penyediaan Proyek RPP Kemudahan tasi Hak Pengelolaan Program Pengemban-
Percepatan Penyediaan Strategis Nasional. Berusaha bagi PSN Terbatas (HPT) / Limited gan Wilayah di Provinsi
Proyek Strategis Nasi- 12 PSN Selesai, 19 PSN sebagai turunan UU No. Concession Scheme (LCS) Jawa Tengah dan Provinsi
onal (perubahan ketiga) Beroperasi Sebagian, 6 11 Tahun 2020 tentang Jawa Timur
PSN keluar dari Tahap Cipta Kerja
Penyiapan

6 7 8 9 10
Inventarisir dan telaah Koordinasi percepatan Kajian optimalisasi ki- Kajian analisis dampak Dukungan KPPIP dalam
proyek dan program Quick Wins Perpres No. nerja Proyek Strategis infrastruktur terhadap penyusunan Dash-
yang tercantum dalam 79 Tahun 2019 dan Nasional yang sudah pengembangan wilayah board Proyek Strategis
Perpres No. 79 Tahun Perpres No. 80 Tahun 2019 beroperasi bersama LPEM UI Nasional
2019 dan Perpres No. 80
Tahun 2019

KPPIP melakukan pemantauan kemajuan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan


melakukan evaluasi atas usulan proyek dan program baru.

Perpres No. 56 Tahun 2018 Perpres No. 109 Tahun 2020


223 Proyek + 3 Program PSN 201 Proyek + 10 Program

Perpres No. 56/2018 menetapkan


223 Proyek dan 3 Program BANDAR
JALAN KERETA PELABUHAN KAWASAN
UDARA

54 15 13 8 18
Sebanyak 92 proyek dinyatakan selesai 92 PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK

selama kurun waktu 2018-2019 Proyek

Sebanyak 9 Proyek dan 1 Program PERUMAHAN


AIR BERSIH &
BENDUNGAN IRIGASI TEKNOLOGI
SANITASI
dikeluarkan dari daftar PSN karena
tidak lagi memenuhi syarat PSN/ 9+1
Proyek Program
2 12 48 9 5
PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK PROYEK
tidak dapat selesai di 2024

Pada tahun 2020 terdapat 90 Proyek TANGGUL


ENERGI PENDIDIKAN
dan 3 Program yang ditetapkan PANTAI

sebagai PSN 15 1 1
PROYEK PROYEK PROYEK

Usulan proyek dan program yang ditetapkan


sebagai PSN pada tahun 2020

• Sektor Jalan dan Jembatan : 15 Usulan KETENAGA-


LISTRIKAN
PEMERATAAN
EKONOMI
AKSES
EXIT TOLL
KSPN PSEL

• Sektor Transportasi : 16 Usulan


1 1 1 1 1
• Sektor Sumber Daya Air : 17 Usulan
• Sektor Kawasan , Energi,
PROGRAM PROGRAM PROGRAM PROGRAM PROGRAM


Kesehatan & Lingkungan
Sektor Teknologi
: 25 Usulan
: 3 Usulan
93
Proyek &

• Sektor Smelter : 3 Usulan


Program

• Sektor Ketenagalistrikan : 8 Usulan


FOOD ESTATE SUPERHUB
KAWASAN PENGEMBANGAN


SMELTER PERBATASAN WILAYAH
Sektor Pangan : 1 Usulan
• Sektor Pengembangan Wilayah : 1 Usulan 1 1 1 1 1
Catatan: terdapat beberapa proyek baru maupun eksisting dari Perpres No. 56/ 2018 yang digabung PROGRAM PROGRAM PROGRAM PROGRAM PROGRAM
kedalam satu program di dalam Perpres No. 109/ 2020

Bab 01 | 7
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Penerbitan Undang Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada Oktober
2020 merupakan salah satu langkah pemerintah untuk menciptakan lapangan
kerja dan meningkatkan investasi dalam rangka menanggulangi dampak pandemi
COVID-19 dan berusaha memulihkan perekonomian yang melemah. Dalam rangka
menjalankan ketentuan dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 26, Pasal 31, Pasal 36, Pasal
124, dan Pasal 137, maka KPPIP merancang peraturan pelaksana yang dituangkan
dalam bentuk peraturan pemerintah. Peraturan Pemerintah tentang kemudahan
PSN serta peraturan-peraturan turunan Undang-Undang No.11 Tahun 2020 lainnya
diharapkan dapat secara nyata menyelesaikan hambatan proyek dan mempercepat
penyelesaiannya.

Skema HPT adalah salah satu skema pembiayaan inovatif yang dicetuskan KPPIP
sejak tahun 2018. HPT adalah skema dimana badan usaha memperoleh konsesi
untuk mengoperasikan dan mengembangkan proyek infrastruktur brownfield dalam
rangka meningkatkan kapasitas atau memberikan layanan yang lebih baik kepada
publik. Sejak penerbitan Peraturan Presiden no. 32 Tahun 2020 di awal tahun 2020,
skema HPT memiliki landasan hukum untuk diterapkan. Tahun 2020 menjadi tahun
KPPIP untuk menyiapkan penerapan skema HPT baik untuk aset dengan status
Barang Milik Negara (BMN) atau aset Milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). KPPIP
mendapatkan dukungan dari KIAT untuk menyusun petunjuk teknis HPT untuk aset
BMN dan dari World Bank untuk aset BUMN.

Daftar proyek dalam program percepatan pengembangan wilayah merujuk kepada


pengembangan Provinsi Jawa Tengah melalui Perpres No. 79 Tahun 2019 tentang
Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Kendal – Semarang – Salatiga – Demak –
Grobogan, Kawasan Purworejo– Wonosobo – Magelang – Temanggung, Dan Kawasan
Brebes – Tegal – Pemalang, serta merujuk kepada kepada pengembangan Provinsi
Jawa Timur melalui Perpres No. 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi
Kawasan Gresi – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan, Kawasan
Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar Wilis dan Lintas Selatan.

Guna mendukung upaya peningkatan status kemajuan atas proyek dalam Perpres No.
79 Tahun 2019 dan Pepres No. 80 Tahun 2019, PMO KPPIP melakukan identifikasi isu/

8 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

hambatan yang dilaporkan oleh masing-masing PPMU dalam pelaksanaan masing-


masing Perpres. PMO KPPIP kemudian menelaah dan mensintesiskan daftar panjang
isu/hambatan tersebut menjadi daftar pendek terkait isu/hambatan strategis yang
dapat didorong penyelesaiannya melalui terobosan kebijakan-kebijakan serta tindak
lanjut debottlenecking isu/hambatan terkait yang direkomendasikan oleh PMO KPPIP.
Kajian analisis dampak infrastruktur wilayah bertujuan untuk melakukan estimasi
dampak nilai investasi infrastruktur PSN terhadap pengembangan wilayah dengan
menggunakan pendekatan kewilayahan. Dengan menggunakan indeks multiplier
Leontief dan indeks multiplier Ghossian, KPPIP dan Tim LPEM UI menghasilkan multiplier
hulu yang digunakan untuk menghitung dampak nilai investasi PSN semasa konstruksi
dan multiplier hilir yang digunakan untuk menghitung dampak nilai investasi PSN
semasa operasional. Dalam pembuatan tools, KPPIP memastikan seluruh sektor
infrastruktur PSN dan sektor infrastruktur potensial diikutsertakan di dalam multiplier
tersebut. Multiplier ini yang diolah untuk menghitung dampak stimulus PSN terhadap
pengembangan wilayah. Data stimulus diolah terhadap tabel multiplier hulu dan
hilir sehingga menghasilkan dampak output sebesar 30 triliun rupiah, dampak nilai
tambah sebesar 14,6 triliun rupiah, dampak pendapatan sebesar 5 triliun rupiah, dan
menciptakan 92.024 tenaga kerja (orang-tahun).

Bab 01 | 9
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

C Pencapaian KPPIP Pada Semester I


Tahun 2021

P
enyediaan infrastruktur di Indonesia pada tahun 2021 masih mendapatkan
tantangan dalam pelaksanaannya dengan masih terjadinya pandemi COVID-19.
Namun KPPIP dengan keterbatasan yang ada terus mengoptimalkan fungsinya untuk
melakukan percepatan penyediaan infrastruktur. Berikut merupakan pencapaian
KPPIP pada Semester 1 Tahun 2021: Selain mengatur daftar PSN Baru, Perpres No.
109 Tahun 2020 juga mencakup penyesuaian pada batang tubuh peraturan untuk
mempercepat PSN berdasarkan pembelajaran kebutuhan proyek-proyek eksisting.
Perpres No. 109 Tahun 2020 telah disosialisasikan ke Kementerian/Lembaga, BUMN,
dan media pada bulan Desember 2020.

1 2 3
Dukungan KPPIP terkait Percepatan Dukungan KPPIP terhadap Inisiasi Penyempurnaan Perpres
Penyediaan Proyek Strategis Penetapan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2015 tentang KPBU
Nasional (PSN) turunan dari UU No. 11 Tahun 2020 dalam penyediaan infrastruktur

4 5 6
Usulan Penyempurnaan Substansi Penyusunan RPerpres tentang Inisiasi Penyusunan Regulasi
Perpres No. 32 Tahun 2020 tentang Penanganan Dampak Sosial Ke- untuk Implementasi Skema LVC
Pembiayaan Infrastruktur melalui HPT masyarakatan atas Tanah Musnah di Indonesia

1. Dukungan KPPIP terkait Percepatan Penyediaan Proyek


Strategis Nasional (PSN)
KPPIP pada Semester 1 Tahun 2021 telah berhasil mendorong penyelesaian 6
PSN yaitu Jalan Tol Medan – Binjai, Jalan Tol Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran,
Bendungan Kuningan, Bendungan Passeloreng, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Semarang Barat, dan SPAM Umbulan. Secara akumulatif, terjadi kemajuan untuk
masing-masing tahapan proyek PSN dengan rincian 41 proyek dan 3 program masih
dalam tahap penyiapan, 10 proyek dalam tahap transaksi, 105 proyek dan 1 program
dalam tahap konstruksi, 27 proyek dan 6 program sudah beroperasi sebagian, dan 18
proyek PSN telah dinyatakan selesai.

10 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

KPPIP juga berhasil mendorong PSN untuk bisa keluar dari tahap penyiapan sebanyak
22 proyek dengan total nilai investasi 392,6 triliun rupiah dimana 7 proyek menuju
tahap transaksi dan 15 proyek ke tahap konstruksi. Sedangkan PSN yang berhasil
didorong untuk bisa beroperasi sebagian sebanyak 8 proyek dengan total nilai
investasi 66,7 triliun rupiah.

2. Dukungan KPPIP dalam Penetapan Peraturan Pemerintah


Turunan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja
Pada periode semester 1 Tahun 2021, KPPIP berhasil mendukung terbitnya Peraturan
Pemerintah (PP) turunan dari UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Terdapat
7 (tujuh) PP yang diterbitkan, salah satunya yaitu PP No. 42 Tahun 2021 tentang
Kemudahan Proyek Strategis Nasional. Dengan adanya dukungan regulasi tersebut
diharapkan dapat mepercepat pelaksanaan penyediaan Proyek Strategis Nasional
kedepannya.

3. Inisiasi Penyempurnaan Pelaksanaan Perpres No. 38 Tahun


2015 tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur
KPPIP menginisiasi dilakukannya penyempurnaan Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang
KPBU daam Penyediaan Infrastruktur. Inisisasi penyempurnaan Perpres tersebut
juga berdasarkan adanya surat permohonan dari Kementerian Perhubungan melalui
surat dengan nomor KL.002/1/1 PHB 2020 tanggal 19 Mei 2020 tentang Usulan
Simplifikasi Proses Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU)
di Lingkungan Kementerian Perhubungan; dan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) melalui surat dengan nomor HK.02.02-Mn/1036 tanggal
12 Juni 2020 tentang Usulan Penyederhanaan Proses Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Kedua surat tersebut ditujukan ke Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian.

KPPIP bersama dengan Bappenas, LKPP, dan Kementerian Keuangan telah melakukan
identifikasi dan melakukan pembahasan beberapa ketentuan yang perlu dilakukan
penyempurnaan pada Perpres No. 38 Tahun 2015. Adanya penyempurnaan

Bab 01 | 11
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

tersebut (simplifikasi proses KPBU) diharapkan dapat mendorong dan mempercepat


pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi COVID-19.

4. Inisiasi Penyempurnaan Substansi Perpres No. 32 Tahun 2020


tentang Hak Pengelolaan Terbatas (HPT)
KPPIP menginisiasi untuk dilakukannya perubahan substansi Perpres No. 32 Tahun
2020 tentang Hak Pengelolaan Terbatas. Urgensi dibutuhkannya perubahan substansi
pada perpres tersebut yaitu untuk memastikan keberhasilan proses implementasi
skema HPT, khususnya untuk aset BUMN. Jika revisi substansi tidak dilaksanakan,
dapat berpotensi mengganggu proses implementasi skema HPT dan menyebabkan
penundaan dalam pelaksanaannya.

5. Dukungan Penyusunan RPerpres tentang Penanganan


Dampak Sosial Kemasyarakatan Tanah Musnah dalam Rangka
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Dukungan regulasi ini sangat diperlukan sebagai payung hukum pemberian bantuan
Dana Kerohiman, salah satunya pada proyek PSN Jalan Tol Semarang – Demak
dan Jalan Tol Semarang – Kendal. RPerpres ini merupakan regulasi pertama yang
mengatur ketentuan penanganan dampak sosial kemasyarakatan atas tanah musnah
dalam rangka pembangunan untuk kepentingan umum serta melengkapi ketentuan
tanah musnah yang diatur dalam:

1 2
PP No. 18 Tahun 2021 tentang Peraturan Menteri ATR/BPN
Hak Pengelolaan, Hak Atas tentang Tata Cara dan
Tanah, Satuan Rumah Susun, Penetapan Tanah Musnah
dan Pendaftaran Tanah

RPerpres ini diharapkan dapat segera ditetetapkan, karena akan diimplementasikan


untuk PSN Jalan Tol Semarang – Demak, yang mana Percepatan penyelesaian
Pengadaan Tanah Tol Tanggul Laut Semarang – Demak berlaku sampai dengan
berakhirnya Penetapan Lokasi yaitu November 2021.

12 | Bab 01
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

6. Inisiasi Penyusunan Regulasi untuk Implementasi Land Value


Capture (LVC) di Indonesia
KPPIP menginisiasi untuk penyusunan regulasi sebagai bentuk dukungan
implementasi LVC. Latar belakang implementasi Land Value Capture (LVC) di Indonesia
yaitu terbentuknya aglomerasi perkotaan, mewujudkan kawasan perkotaan
berkelanjutan, dan penyediaan infrastruktur perkotaan. Pembangunan infrastruktur
perkotaan secara masif membutuhkan investasi yang sangat besar. Adanya
kebutuhan investasi untuk pembangunan infrastruktur dan dibutuhkannya alternatif
pembiayaan lain di luar APBN mengingat keterbatasan APBN yang difokuskan untuk
penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Telah disusun kajian LVC oleh Kemenko Perekonomian bekerjasama dengan ADB
dengan judul “Innovative Infrastructure Financing Through Value Capture in Indonesia”
pada Tahun 2020 dan dilakukan peluncuran hasil kajian LVC tersebut pada tanggal
24 Mei 2021. Acara peluncuran dan diskusi yang diadakan oleh Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian dan ADB ini dibuka oleh Deputy Director General
for Southeast Asia, ADB. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian bertindak
sebagai pembicara kunci pada acara tersebut. Adapun sambutan pengenalan dari
pihak ADB disampaikan oleh Vice-President for Knowledge Management and Sustainable
Development, ADB. Pemaparan mengenai hasil kajian ini disampaikan oleh Co-leader
Capital Project Services, PricewaterhouseCoopers dan Senior Economist, ADB. KPPIP
juga membantu dalam identifikasi potensi pilot project untuk implementasi LVC di

Indonesia.

Bab 01 | 13
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

14 | Bab 01
BAB 02
Pencapaian
KPPIP
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

16 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

A Dukungan Percepatan Penyediaan


Proyek Semester 1 Tahun 2021

K
PPIP terus mendorong percepatan penyediaan PSN dengan melakukan koordinasi,
pemantauan, penyelesaian debottlenecking terhadap isu permasalahan proyek.
Berikut merupakan rekapitulasi status kemajuan PSN berdasarkan tahapan proyek
hingga bulan Juni 2021.

41 Proyek + 3 Program (Super Hub, Food Estate


8% dan Jalan Exit Toll) dalam tahap Penyiapan
21%
16% 10 Proyek dalam tahap Transaksi

Juni 5% 105 Proyek + 1 Program (Pengelolaan Sampah

2021
, Menjadi Energi Listrik) dalam tahap Konstruksi

27 Proyek + 6 Program (Infrastruktur Ketenagalistrikan,


Pemerataan Ekonomi, Kawasan Perbatasan, KSPN,
Smelter, dan Pengembangan Wilayah)
sudah Beroperasi Sebagian
50%
18 Proyek sudah Selesai

Terdapat 41 proyek dan 3 program yaitu Program Superhub, Food Estate dan
Pengembangan Jalan Akses Exit Toll yang masih berada pada tahap penyiapan. 44
PSN tersebut akan terus didorong untuk bisa menuju tahapan pelaksanaan proyek
berikutnya dan diperlukan konfirmasi kepada PJPK terkait pemenuhan target
operasi pada Tahun 2024 sebagai PSN. Sedangkan untuk proyek yang berada pada
tahap transaksi sebanyak 10 PSN dan terdapat 105 proyek dan 1 program yaitu
Program Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) yang sudah masuk tahap
konstruksi. Sedangkan PSN yang sudah Beroperasi Sebagian sebanyak 27 proyek
dan 6 program. Bertambahnya 6 PSN yang selesai pada Semester 1 Tahun 2021
menjadikan akumulasi PSN yang dinyatakan selesai hingga Juni 2021 sebanyak 18
PSN.

Bab 02 | 17
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

KPPIP berhasil memberikan dorongan terhadap PSN untuk bisa melewati tahap
penyiapan menuju tahap transaksi atau tahap konstruksi. Selama Semester 1 Tahun
2021, terdapat 8 PSN yang dinyatakan beroperasi sebagian, dan 22 PSN yang berhasil
didorong melewati tahap penyiapan menuju tahap transaksi dan konstruksi.

32%

22
PSN
68%

7 Proyek keluar Tahap Penyiapan 15 Proyek keluar Tahap Penyiapan


menuju Tahap Transaksi menuju Tahap Konstruksi

Berikut merupakan daftar PSN yang berhasil lepas dari tahap penyiapan dengan
jumlah nilai investasi sebesar 392,6 triliun rupiah dan terbagi menjadi 8 (delapan)
sektor yaitu:

Nomor Nilai Investasi Tahapan


No. Nama PSN Sektor
PSN (Miliar Rupiah) Proyek

1 21 Jalan Tol Muara Enim - Lubuk Linggau - Lahat Jalan dan Jembatan 14.587 Konstruksi

2 22 Jalan Tol Lubuk Linggau - Curup - Bengkulu Jalan dan Jembatan 14.003 Konstruksi

3 50 Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap Jalan dan Jembatan 34.035 Transaksi

4 57 Pelabuhan Likupang Pelabuhan 51 Konstruksi

Pengembangan Pelabuhan Sorong Eksisting


5 64 Pelabuhan 142 Konstruksi
dan Arar

6 65 Pengembangan Peiabuhan Teluk Palu Pelabuhan 1.160 Transaksi

7 69 Bandar Udara Kediri Bandar Udara 8.800 Transaksi

8 70 Bandar Udara Komodo - Labuan Bajo Bandar Udara 1.200 Transaksi

Pengembangan Bandar Udara Internasional


9 71 Bandar Udara 1.176 Konstruksi
Lombok Praya

10 72 Pengembangan Bandar Udara Adi Soemarmo Bandar Udara 1.355 Konstruksi

11 73 Pembangunan Bandar Udara Nabire Baru Bandar Udara 1.217 Konstruksi

12 74 Pembangunan Bandar Udara Siboru Fak Fak Bandar Udara 806 Konstruksi

13 99 Kawasan Industri Teluk Bintuni Kawasan 31.400 Transaksi

18 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Nomor Nilai Investasi Tahapan


No. Nama PSN Sektor
PSN (Miliar Rupiah) Proyek

14 155 Bendungan Jragung Bendungan & Irigasi 2.800 Konstruksi

15 156 Bendungan Sepaku Semoi Bendungan & Irigasi 1.278 Konstruksi

16 157 Bendungan Budong-Budong Bendungan & Irigasi 1.340 Konstruksi

17 158 Bendungan Ameroro Bendungan & Irigasi 1.680 Konstruksi

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Daerah Irigasi


18 164 Bendungan & Irigasi 5.078 Konstruksi
Rentang

19 165 Rehabilitasi Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Glapan Bendungan & Irigasi 660 Konstruksi

20 174 SPAM Regional Karian-Serpong Air Minum 3.350 Transaksi

21 179 Jakarta Sewerage System (JSS) Air Minum 69.600 Transaksi

Upgrading Kilang Eksisting (RDMP) dan Industri


22 186 Energi 196.920 Konstruksi
Petrokimia Balongan

Bab 02 | 19
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

B Dukungan Terhadap PSN Mulai


Beroperasi Semester I Tahun 2021

K
PPIP telah berhasil mendorong PSN untuk bisa beroperasi sebagian dan/atau
dinyatakan selesai. Hingga semester 1 Tahun 2021, terdapat 6 PSN dinyatakan
selesai dan 25 PSN untuk bisa didorong agar bisa beroperasi sebagian.

Pada periode Semester 1 Tahun 2021, KPPIP berhasil mendorong penyelesaian 6


PSN dengan total nilai investasi 13.509 miliar rupiah, sehingga secara akumulatif
meningkatkan jumlah proyek selesai (berdasarkan Perpres 109 Tahun 2020) menjadi
18 PSN. Daftar PSN yang berhasil didorong penyelesaian oleh KPPIP sebagai berikut:

PSN Selesai Semester I Tahun 2021

1 2 3
Jalan Tol Medan - Binjai Jalan Cengkareng - Batu Ceper - Bendungan Kuningan
(Provinsi Sumatera Utara) Kunciran (Provinsi Jawa Barat)
Rp. 2.391 Miliar (Provinsi Banten & DKI Jakarta) Rp. 520 Miliar
Rp. 5.009 Miliar

4 5 6
Bendungan Passeloreng SPAM Semarang Barat SPAM Umbulan
(Provinsi Sulawesi Selatan) (Provinsi Jawa Tengah) (Provinsi Jawa Timur)
Rp. 702 Miliar Rp. 1.169 Miliar Rp. 3.718 Miliar

Terdapat 8 PSN pada semester 1 Tahun 2021 yang berhasil didorong untuk bisa
beroperasi sebagian, yaitu:

PSN Didorong Beroperasi Sebagian Semester I Tahun 2021

1 2 3 4
Jalan Tol Cimanggis - Penambahan Lingkup Penambahan Lingkup
Jalan Tol Serpong - Cinere Jalan Tol Ngawi -
Cibitung Jalan Tol Depok - Antasari
Kertosono - Kediri
KPPIP berhasil mendorong uji Bagian jalan tol yang berhasil Penambahan lingkup masih Penambahan lingkup menjad-
laik fungsi pada Seksi 1 sehingga didorong beroperasi yaitu pada tahap pembebasan lahan dan ikan total panjang tol 27,9 KM &
ruas bisa beroperasi Seksi IA direncanakan mulai konstruksi saat ini proses konstruksi diren-
tahun 2022 canakan beroperasi 2024
No. PSN: 27 No. PSN: 29 No. PSN: 46 No. PSN: 47

5 Makassar New Port


6 Pembangunan Pelabuhan
Patimban 7 Pengembangan Pemban-
gunan Terminal Kijing 8 Pengembangan
Pelabuhan Kupang

Tahap IA berhasil didorong Car Terminal berhasil didorong Berhasil didorong soft opening Berhasil didorong penyelesaian
beroperasi dan pembangunan beroperasi dan sedang didorong dan uji sandar kapal sehingga 12 paket pekerjaan dari total
dilanjutkan pengerukan kolam, penyelesaian 4 paket konstruksi Pelabuhan dapat dioperasikan 19 paket pekerjaan sehingga
pembangunan dermaga 1B, 1C, Pelabuhan dapat beroperasi se-
& Tahap 2 bagian
No. PSN: 58 No. PSN: 61 No. PSN: 62 No. PSN: 63

20 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Sedangkan terdapat 19 PSN lain sudah berstatus beroperasi sebagian yang dilaporkan
pada periode Semester 2 Tahun 2020 yaitu:
1. Jalan Tol Manado – Bitung
Terdapat beberapa bagian ruas yang sudah selesai dan beroperasi yaitu: Seksi 1
(RR Manado Airmadidi), Seksi 2A (Segmen Airmadidi Danowudu), Seksi 2B segmen
SS Danowudu. Direncanakan penyelesaian Seksi 2B (Segmen SS Danowudu
Bitung) Tahun 2021.
2. Jalan Tol Balikpapan – Samarinda
Status terakhir untuk Seksi 1 Segmen 5 telah selesai konstruksi, untuk selanjutnya
proses uji laik fungsional. Direncanakan proyek selesai keseluruhan konstruksi
dan beroperasi pada awal Agustus Tahun 2021.
3. Jalan Tol Sigli - Banda Aceh
Terdapat 2 (dua) ruas yang berhasil didorong untuk beroperasi oleh KPPIP yaitu
Seksi 4 (Indrapuri - Blang Bintang) beroperasi sejak Tahun 2020 dan Seksi 3
(Jantho - Indrapuri) telah terbit SLO dan beroperasi pada Februari 2021.
4. Jalan Tol Kayu Agung - Palembang – Betung
Terdapat 1 (satu) ruas yang berhasil didorong untuk beroperasi oleh KPPIP yaitu
Seksi 1 ruas (Kayuagung - Jalintim) yang sudah beroperasi penuh sejak 26 Januari
2021.
5. Jalan Tol Ciawi - Sukabumi - Ciranjang – Padalarang
Telah dilakukan percepatan penyelesaian konstruksi untuk Seksi 1 sehingga bisa
beroperasi di Semester 1 Tahun 2021.
6. Jalan Tol Cinere – Jagorawi
Terdapat 2 (dua) ruas yang sudah beroperasi dari total 3 (tiga) ruas yaitu Seksi 1
telah beroperasi sejak Tahun 2012 dan Seksi 2 telah beroperasi September 2019.
7. Jalan Tol Bekasi - Cawang - Kampung Melayu
Terdapat bagian ruas yang sudah beroperasi sejak November 2017 yaitu Seksi
1B + 1C (Cipinang – Jakasampurna). Sedangkan Off Ramp D.I. Pandjaitan telah
beroperasi sejak November 2018. Pada Semester 1 Tahun 2021, KPPIP telah
berhasil mendorong pengoperasian Seksi 1A (koneksi Toll to Toll dan On Ramp
Jatiwaringin Barat) yang telah dilakukan uji laik fungsi pada 21 Desember 2020.

Bab 02 | 21
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

8. Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo


Terdapat 3 (tiga) ruas yang sudah beroperasi sejak April 2019 yaitu: Seksi 1
sepanjang 13,50 Km, Seksi 2 sepanjang 6,90 Km, dan Seksi 3 sepanjang 10,90 Km.
9. Jalan Tol Krian - Legundi - Bunder – Manyar
Terdapat 3 (tiga) ruas yang sudah beroperasi sejak November 2020 yaitu Seksi 1
(9,40 Km), Seksi 2 (8,80 Km), Seksi 3 (10,40 Km) sedangkan untuk Seksi 4 masih
dalam tahap pembebasan lahan dan mulai konstruksi pada Semester 1 Tahun
2021 serta direncanakan selesai pada triwulan I Tahun 2023.
10. Penambahan Lingkup Jalan Tol Bogor Ring Road
Terdapat 3 (tiga) ruas yang sudah beroperasi pada proyek penambahan lingkup
Jalan Tol Bogor Ring Road yaitu: Seksi 1 telah beroperasi sejak tahun 2009, Seksi
2A telah beroperasi sejak Mei 2014, dan Seksi 2B telah beroperasi sejak Mei 2018.
KPPIP telah berhasil mendorong Seksi 3A untuk beroperasi sejak Januari 2021.
11. Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung
Proyek pengembangan Fase 1 pelabuhan yaitu Terminal Multipurpose telah
beroperasi. Sedangkan untuk fase 2 yaitu pembangunan Kawasan Industri Kuala
Tanjung masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional dan sudah pada tahap
transaksi sedangkan untuk Fase 3 yaitu pengembangan ultimate masih dilakukan
kajian kembali oleh PT Pelabuhan Indonesia I.
12. Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional Bitung
Pengembangan pelabuhan Fase 1 yaitu perluasan container yard dan dermaga
telah selesai pada tahun 2019 dan telah beroperasi, sedangkan untuk fase 2
pengembangan untuk kawasan industri dan ultimate dalam kajian dan analisis
Rencana Induk Pelabuhan Bitung.
13. Double Track Jawa Selatan
Proyek penambahan jaringan rel kereta api di selatan Pulau Jawa ini dibagi
menjadi 10 segmen dimana telah diselesaikan 6 segmen yaitu Segmen Purwokerto
– Kroya, Segmen Kroya – Kutoarjo, Segmen Solo – Kedungbanteng, Segmen
Kedungbanteng – Madiun, Segmen Madiun – Jombang dan Segmen Jombang –
Mojokerto.
14. Pembangunan Rumah Susun
Telah diselesaikan Pembangunan Rusun Tingkat Tinggi Pasar Jumat sebanyak 460
unit dan Rusun Tinggi Paspampres sebanyak 93 unit. Sedangkan pembangunan

22 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Rumah Susun Tinggi Mahkamah Agung sebanyak 65 unit masih dalam tahap
persiapan.
15. Pembangunan Bantuan Rumah Swadaya
Total target penyelesaian pembangunan bantuan rumah swadaya yaitu 5.579 titik
rumah. Telah selesai konstruksi 4.679 unit di 5 Daerah Pariwisata Super Prioritas
(DPSP) pada tahun 2020. Penyelesaian konstruksi 900 unit di 5 Daerah Prioritas
Pariwisata (5 DPP) lainnya ditargetkan selesai pada 2021.
16. Konstruksi Tangki Penyimpanan BBM
Sebanyak 12 dari 14 tangki telah selesai konstruksi. Progres tangki Waingapu
mencapai 99% sedangkan pekerjaan konstruksi tangki Maumere digabungkan
dengan rencana pengembangan TBBM Maumere 70.000 KL.
17. Pengembangan Lapangan Gendalo, Maha, Gandang, Gehem, dan
Bangka (Indonesia Deepwater Development Project/lDD)
Lapangan Bangka telah beroperasi sejak 2016 sedangkan 4 Lapangan lainnya
sedang dalam proses revisi Plan of Development (POD) 1.
18. Pembangunan Jaringan Gas Kota
Sudah dilakukan penyelesaian pembangunan jaringan gas kota pada beberapa
jaringan dengan skema APBN. Status terakhir yaitu melanjutkan konstruksi
jaringan gas skema APBN dan penyusunan studi pendahuluan untuk skema
KPBU.
19. Percepatan Pembangunan Technopark

Bab 02 | 23
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Direncanakan pada periode bulan Juli sampai dengan Desember 2021 (periode
Semester 2 Tahun 2021), terdapat tambahan 25 proyek PSN yang akan Selesai dengan
total nilai investasi sebesar 234,2 triliun rupiah. Terdapat 8 dari 25 PSN tersebut saat
ini sudah berstatus beroperasi sebagian, sedangkan 17 PSN lainnya masih dalam
tahap konstruksi. Berikut daftar PSN yang direncanakan selesai pada Semester 2
Tahun 2021.

Nomor Nilai Investasi Tahapan


No. Nama PSN
PSN (Miliar Rupiah) Proyek

1 3 Jalan Tol Manado - Bitung 8.935 Beroperasi Sebagian

2 4 Jalan Tol Balikpapan - Samarinda 8.508 Beroperasi Sebagian

3 24 Jalan Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan 15.515 Konstruksi

4 27 Jalan Tol Serpong - Cinere 2.219 Beroperasi Sebagian

5 28 Jalan Tol Cinere - Jagorawi 2.621 Beroperasi Sebagian

6 29 Jalan Tol Cimanggis - Cibitung 4.524 Beroperasi Sebagian

7 30 Jalan Tol Cibitung - Cilincing 4.220 Konstruksi

8 45 Pembangunan FIy Over Dari dan Menuju Terminal Teluk Lamong 900 Beroperasi Sebagian

9 63 Pengembangan Pelabuhan Kupang 223 Beroperasi Sebagian

10 80 Kereta Api Akses Bandar Udara Baru Yogyakarta- Kulon Progo 1.100 Konstruksi

11 97 Kawasan Industri Morowali 80.000 Konstruksi

12 103 Kawasan Industri Weda Bay 70.000 Konstruksi

13 110 Pembangunan Bantuan Rumah Swadaya 65 Beroperasi Sebagian

14 113 Bendungan Bendo 776 Konstruksi

15 114 Bendungan Gongseng 516 Konstruksi

16 116 Bendungan Pidekso 470 Konstruksi

17 117 Bendungan Tugu 653 Konstruksi

18 118 Bendungan Karalloe 519 Konstruksi

19 123 Bendungan Bintang Bano 877 Konstruksi

20 126 Bendungan Way Sekampung 1.835 Konstruksi

21 128 Bendungan Ladongi 845 Konstruksi

22 129 Bendungan Ciawi 827 Konstruksi

23 130 Bendungan Sukamahi 488 Konstruksi

24 141 Bendungan Marga Tiga 871 Konstruksi

25 190 Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran - Tiung Biru 26.728 Konstruksi

24 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

REALISASI ESTIMASI
2016 2017 2018 2019 2020 Juni 2021 Desember 2021
Perubahan PSN Ke-1: Perubahan PSN Ke-2: Perubahan PSN Ke-3:
Penambahan 55 Proyek Penambahan 2 Proyek Pengurangan 9 proyek
+ 1 Program Industri + 1 Program Pemerataan + 1 program
Pesawat Ekonomi Penambahan 90 proyek
+ 5 program

Akumulasi
110 Proyek PSN selesai
Rp 604 T 135 Proyek dari tahun 2016
Rp 838,2 T
62 Proyek 104 Proyek
Rp 302,1 T 92 Proyek Rp 590,5 T
30 Proyek Rp 467 T
Rp 94,7 T
32 Proyek + Proyek Beroperasi
37 Proyek 1 Program 35 GW 27 Proyek + Sebagian
28 Proyek +
dan 1 Program + 1 Program 1 Program 35 GW 6 program
35 GW Pemerataan + 1 Program
24 Proyek +
5 Program 20 Proyek +
20 Proyek Ekonomi Pemerataan
7 program
Rp 33,3 T Ekonomi

Proyek dalam tahap


96 Proyek 105 Proyek +
konstruksi
dan 1 Program 119 Proyek 100 Proyek 95 Proyek 99 Proyek 1 program
88 Proyek
35 GW + 1 Program

Proyek dalam tahap


transaksi
13 Proyek 6 Proyek 6 Proyek 6 Proyek 4 Proyek 10 Proyek 10 Proyek

36 Proyek + Proyek dalam tahap


53 Proyek + 1 Program Industri 41 Proyek + 41 Proyek +
59 Proyek + 1 Program Industri penyiapan
Pesawat 66 Proyek + 3 Program 3 Program
1 Program Pesawat
81 Proyek Industri Pesawat 4 Program

15 Proyek 9 Proyek Proyek keluar dari


29 Proyek 29 Proyek 29 Proyek 9 Proyek + 1 Program 9 Proyek + 1 Program
+ 1 Program daftar PSN

Tambahan 6 PSN yang selesai pada Semester 1 Tahun 2021 dan 25 PSN yang
direncanakan selesai pada Semester 2 Tahun 2021 tersebut menjadikan PSN yang
selesai pada Tahun 2021 menjadi 31 proyek PSN dengan total nilai investasi 247,7
triliun rupiah. Secara akumulatif, jumlah PSN yang direncanakan akan selesai sampai
dengan Desember 2021 yaitu 135 proyek PSN dengan total nilai investasi 838,2 triliun
rupiah.

Bab 02 | 25
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

C Pemantauan dan Debottlenecking


Proyek Infrastruktur

P
emantauan terhadap permasalahan dan debottlenecking pelaksanaan
pembangunan infrastruktur dilakukan oleh KPPIP dengan melakukan koordinasi,
monitoring serta kunjungan lapangan. Pelaksanaan pemantauan dan debottlenecking
diklasifikasikan berdasarkan jenis isu yaitu pendanaan dan pembiayaan, perencanaan
dan penyiapan, perizinan, konstruksi dan pengadaan tanah. Pada Semester 1 Tahun
2021, KPPIP berhasil merangkum 155 isu yang tersebar pada 11 sektor proyek PSN.
Berikut merupakan sebaran isu yang dilaporkan kepada KPPIP, yaitu:

1. Isu Pendanaan dan Pembiayaan


Keterbatasan APBN dalam pendanaan infrastruktur dan kondisi pandemi COVID-19
menjadikan isu pendanaan dan pembiayaan proyek menjadi salah satu fokus
utama dalam percepatan penyediaan Proyek Strategis Nasional. Secara umum,
permasalahan terkait pendanaan dan pembiayaan proyek infrastruktur yaitu
keterbatasan pendanaan oleh APBN, kebutuhan pendanaan tambahan proyek dan
kebutuhan alternatif pembiayaan lain, serta kapasitas fiskal badan usaha pelaksana.

Dukungan Pendanaan APBN

Keterbatasan APBN dikarenakan realokasi dan refocusing anggaran salah satunya


terkait dana pengadaan tanah untuk penanganan dampak pandemi COVID-19. Jadwal
penyelesaian PSN terjadi keterlambatan dari rencana awal akibat adanya refocusing
anggaran tersebut. PJPK dan instansi terkait juga menyusun daftar prioritas proyek
yang akan dilakukan pendanaan pengadaan tanah oleh LMAN sehingga beberapa
proyek dilakukan penundaan konstruksi dan pengadaan tanah. Beberapa badan
usaha pelaksana juga melakukan prioritasisasi proyek infrastruktur mana yang akan
didahulukan dari beberapa proyek yang menjadi tanggungjawabnya.

Proyek Strategis Nasional yang dilaporkan mengalami isu keterbatasan APBN dan
mengalami realokasi dan/atau refocusing anggaran yaitu:
• Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Sisi Selatan

26 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

• Kereta Api Rantau Prapat – Duri – Pekanbaru


• Pengembangan Bandar Udara Adi Soemarmo
• Kawasan Industri Terpadu Batang
• Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Lhok Guci
• Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Jambo Aye Kanan
• Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Glapan
• Pembangunan Jaringan Gas Kota
• Program Pengembangan Jalan Akses Exit Toll
• Program Percepatan Pengembangan Wilayah
• SPAM Kota Bandar Lampung
• SPAM Semarang Barat

Alternatif Sumber Pendanaan Lain dan Dana Tambahan Proyek

Beberapa kendala dalam pendanaan proyek yaitu kebutuhan alternatif sumber


pendanaan lain dan kebutuhan dana tambahan proyek. Diperlukan investor baru
dan/atau sumber pendanaan lain untuk percepatan pembangunan. Selain itu juga
terdapat proyek infrastruktur yang terhenti kerjasama dengan partner sehingga
dibutuhkan skema pendanaan lain atau mencari partner baru untuk pendanaan
proyek. Terdapat pula proyek yang memerlukan dukungan regulasi terhadap
pendanaan proyek. Proyek Strategis Nasional yang dilaporkan membutuhkan
tambahan pendanaan dan/atau alternatif pendanaan lain yaitu:
• Jalan Tol Kayu Agung - Palembang – Betung
• MRT Jakarta North – South
• Pembangunan Bandar Udara Bali Utara
• Sarana dan Prasarana Air Baku Karian
• Tanggul Pantai
• Kilang Minyak Bontang
• Upgrading Kilang-Kilang Eksisting I Refinery Development Master Plan (RDMP)

• SPAM Kota Bandar Lampung

Kapasitas Pembiayaan Konstruksi Proyek

Dikarenakan terjadinya refocusing anggaran pada Tahun 2020–2021 untuk


penanganan dampak pandemi COVID-19, beberapa proyek mengalami keterlambatan
penyelesaian konstruksi. Pada beberapa proyek, dikarenakan satu dan lain hal,

Bab 02 | 27
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

terjadi perubahan nilai investasi yang nilainya


bisa lebih tinggi dikarenakan kebutuhan
yang meningkat atau nilai investasi menjadi
turun dikarenakan tidak dilakukannya bagian
konstruksi yang direncanakan sebelumnya.
Adanya cost overrun yang cukup tinggi juga
mengakibatkan cashflow proyek menjadi
negatif. Beberapa PSN yang dilaporkan
mengalami keterbatasan dana pelaksanaan
konstruksi proyek yaitu:
• Jalan Tol Yogyakarta – Bawen
• Pelabuhan Likupang
• High Speed Railway Jakarta – Bandung
• Bendungan Tiu Suntuk

Kapasitas Fiskal Badan Usaha

Pelaksana

Kapasitas fiskal dan Cashflow badan usaha


pelaksana proyek terganggu sebagai dampak
dari pandemi COVID-19. Hal tersebut
mengakibatkan keterbatasan pendanaan
perusahaan terhadap proyek. Terdapat juga
proyek yang memerlukan pembukaan data
dalam rangka pengalihan/ divestasi porsi
pendanaan proyek serta pencarian operator
baru. Beberapa PSN yang dilaporkan
mengalami kendala terkait kapasitas fiskal
badan usaha pelaksana yaitu:
• Pengembangan Pelabuhan Kupang
• Kawasan Industri Landak
• Kawasan Industri Takalar
• Konstruksi Tangki Penyimpanan LPG
• Pengembangan Lapangan Abadi

28 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Wilayah Kerja Masela


• Pengembangan Lapangan Gendalo,
Maha, Gandang, Gehem, dan Bangka
(Indonesia Deepwater Development
Project/lDD)

2. Isu Perencanaan dan


Penyiapan
Beberapa isu yang dialami Proyek Strategis
Nasional terkait penyiapan dan perencanaan
yaitu terkait regulasi dan perubahan
perencanaan proyek, kajian dan dokumen
perencanaan serta dukungan pemerintah
yang diharapkan.

Regulasi dan Perubahan Perencanaan

Kepastian hukum dan regulasi salah satunya


terkait kebutuhan dukungan regulasi
terkait tanah musnah akibat terendam
air/ terjadinya abrasi laut serta penyiapan
pelaksanaan pembebasan bangunan yang
berdiri di atas tanah negara. Selain itu,
terdapat juga proyek yang memerlukan
dukungan jaminan dari pemerintah pusat
sehingga pada tahap penyiapan proyek perlu
dilakukan pendetailan seperti penetapan
lokasi, dan penetapan trase (untuk proyek
sektor jalan dan kereta). Perubahan
trase suatu proyek juga mempengaruhi
nomenklatur dari Proyek Strategis Nasional
pada daftar lampiran regulasi sehingga perlu
mendapatkan persetujuan dari Presiden
untuk kemudian diubah dan dimasukkan
pada lampiran daftar PSN yang baru.

Bab 02 | 29
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Terdapat pula perubahan rencana pengembangan integrasi dikarenakan adanya


perubahan lokasi proyek infrastruktur lain serta perubahan proposal proyek terutama
pada skema KPBU sehingga mempengaruhi proyek lain terutama kaitannya dengan
integrasi. Terdapat pula proyek ketenagalistrikan yang pada Rancangan RUPTL
terbaru diproyeksikan didominasi oleh kebijakan energi hijau. Terdapat program yang
membutuhkan percepatan dukungan regulasi yaitu berupa Perpres dan penyusunan
Masterplan.

Beberapa PSN yang dilaporkan mengalami isu terkait regulasi dan perubahan
perencanaan yaitu:
• Jalan Tol Semarang – Demak
• Kereta Api Purukcahu – Batanjung melalui Bangkuang
• Kereta Api Logistik Lahat - Muara Enim - Prabumulih - Tarahan/ Lampung dan
Prabumulih – Kertapati/Palembang
• Penyelenggaraan Angkutan Massal Berbasis Rel Wilayah Badung – Buleleng
• LRT Jakarta International Stadium – Kelapa Gading dan Velodrome – Manggarai
• Elevated Inner Loop Line Jatinegara – Tanah Abang – Kemayoran
• Penambahan Lingkup Jalan Tol Solo – Yogyakarta – Kulonprogo
• Program Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK)
• Program Pengembangan Kawasan Perbatasan
• Program Peningkatan Penyediaan Pangan Nasional (Food Estate)

Kajian, Dokumen Perencanaan dan Pemilihan Badan Usaha


Pada beberapa proyek, hasil Outline Business Case atau OBC yang dilakukan
menyatakan bahwa proyek tidak layak secara finansial sehingga membutuhkan
bantuan kelayaan yang cukup besar. Selain itu pada beberapa proyek juga dilakukan
analisis ulang hasil OBC yang dilakukan pada tahun sebelumnya terkait kelayakan
finansial proyek. Terdapat juga proyek yang masih dalam tahap financial close untuk
KPBU terutama pada proyek unsolicited. Terkait proyek KPBU, diperlukan finalisasi
perjanjian fasilitas KPBU antar instansi terkait.

Pada beberapa proyek, juga terjadi perubahan skema pendanaan yang awalnya
skema KPBU menjadi skema pendanaan lain. Perencanaan beberapa proyek juga

30 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

diperlukan pendetailan spesifikasi teknis proyek pendetailan pada spesifikasi teknis


proyek sehingga berdampak juga pada skema pendanaan yang akan diterapkan.
Terdapat juga proyek yang masih belum lengkap dokumen perencanaan sehingga
mempengaruhi permintaan bantuan Project Development Fund atau PDF ke
Kementerian Keuangan. Terdapat juga program PSN yang mengalami keterlambatan
dalam melakukan kajian teknis dan pembiayaan sehingga masih memerlukan
waktu dalam penentuan skema pembiayaan sehingga terjadi keterlambatan target
operasional.

Terdapat penyesuaian lingkup proyek untuk mengakomodasi hasil studi/ tujuan


proyek. Pada proses perencanaan sebelum dilakukannya pembebasan lahan,
terdapat proyek yang masih terkendala terkait sertifikasi serta adanya tumpang tindih
kepemilikan lahan. Terdapat juga perbedaan batas dalam SK Biru pada pelepasan
Kawasan hutan sehingga memerlukan tindak lanjut proses sertifikasi. Pada proyek
sektor kawasan, terdapat isu terkait pemilihan badan usaha pengelola yang perlu
segera untuk ditetapkan.

Beberapa PSN yang dilaporkan mengalami isu terkait hasil kajian, penyiapan dokumen
perencanaan atau pemilihan badan usaha yaitu:
• Inland Waterways Cikarang Bekasi Laut
• Kereta Api Jakarta – Surabaya
• Kereta Api Logistik Lahat – Muara Enim – Prabumulih – Tarahan/ Lampung dan

Bab 02 | 31
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Prabumulih – Kertapati Palembang


• Elevated Inner Loop Line Jatinegara -
Tanah Abang - Kemayoran
• Kawasan Industri Tanggamus
• Kawasan Industri Teluk Bintuni
• Kawasan Industri Tanah Kuning
• Kawasan Industri Tanjung Enim
• Sistem Penyediaan Air Baku Bendungan
Sidan
• Program Pemerataan Ekonomi

Dukungan Pemerintah dalam

Perencanaan dan Penyiapan Proyek

Pada pelaksananaannya, terdapat proyek


yang belum mendapatkan rekomendasi
dari pemerintah daerah setempat. Terdapat
juga proyek yang memerlukan kejelasan
mekanisme penggunaan lahan hutan
lindung yang dikelola oleh Balai Taman
Nasional sehingga memerlukan dukungan
penyelesaian. Dukungan pemerintah
pusat juga diperlukan terkait penugasan
badan usaha serta pemberian jaminan
terhadap resiko politik kedepan. Koordinasi
antar instansi juga diperlukan untuk
perencanaan proyek terutama terkait
konektivitas sehingga adanya pembangunan
infrastruktur tersebut akan mendukung
pertumbuhan perekonomian wilayah sekitar.
Konektivitas juga diperlukan dalam rangka
mengintegrasikan satu proyek dengan proyek
lainnya sehingga memerlukan koordinasi
dan konfirmasi dari instansi terkait.

32 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Pada proyek penyediaan air minum, masih ditemukan kendala belum dilakukannya
sinkronisasi jadwal penyelesaian konstruksi proyek antara unit air baku dengan
jadwal Commercial Operation Date pada proyek KPBU. Proses sinkronisasi tersebut
memerlukan dukungan dari masing-masing pihak yang terlibat dalam penyiapan
proyek. Dukungan penyiapan proyek juga diperlukan terkait akses logistik sehingga
mempermudah mobilitas alat dan bahan yang dibutuhkan.

Beberapa PSN yang dilaporkan memerlukan dukungan pemerintah pada tahap


perencanaan dan penyiapan proyek yaitu:
• Pengembangan Pelabuhan Teluk Palu
• Pembangunan Bandar Udara Bali Utara
• Kereta Api Jakarta – Surabaya
• Kawasan Industri Tanah Kuning
• SPAM Regional Karian – Serpong
• Kilang Minyak Tuban (Ekspansi)
• Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim

3. Isu Konstruksi
Beberapa konstruksi proyek infrastruktur pada masa pandemi COVID-19 menghadapi
tantangan tersendiri terkait jadwal pelaksanaan proyek yang terdampak dengan
adanya pembatasan. Selain itu beberapa hambatan pada pelaksanaan konstruksi
yaitu kondisi alam yang kurang mendukung, adanya perubahan rencana konstruksi
akibat beberapa penyesuaian, dan keterbatasan dana pelaksanan konstruksi proyek.

Isu Teknis Pelaksanaan Konstruksi

Hambatan pada teknis pelaksanaan konstruksi salah satunya dengan adanya


pembatasan kegiatan konstruksi akibat pandemi COVID-19. Selain itu, pada beberapa
proyek juga terjadi keterlambatan pengiriman alat berat pada beberapa proyek
dikarenakan pembatasan akses dampak pandemi COVID-19. Beberapa proyek,
para pekerja terkonfirmasi COVID-19 sehingga pekerjaan konstruksi dihentikan
sementara. Beberapa PSN yang dilaporkan mengalami dampak akibat pembatasan
konstruksi yaitu:
• Pembangunan Bandar Udara Nabire Baru

Bab 02 | 33
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

• Makassar New Port


• Kawasan Industri Ketapang
• Pembangunan Bantuan Rumah Swadaya
• Bendungan Karalloe
• Bendungan Lolak
• Bendungan Way Apu
• Bendungan Tiu Suntuk
• Rehabilitasi Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Rentang
• Proyek Tangguh LNG Train 3
• Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran – Tiung Biru

Kondisi Alam

Curah hujan yang tinggi memperlambat proses konstruksi. Hal ini mengakibatkan
terjadi beberapa kejadian alam disekitar lokasi konstruksi antara lain banjir dan
tanah longsor sehingga mengganggu proses konstruksi. Beberapa konstruksi yang
sudah dikerjakan juga mengalami kerusakan dampak dari kondisi alam sehingga
memerlukan perbaikan. Beberapa PSN yang dilaporkan mengalami kendala alam
pada saat konstruksi yaitu:
• Pembangunan Bandar Udara Siboru Fak Fak
• Jalan Tol Balikpapan – Samarinda
• Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan
• Pelabuhan Sanur – Nusa Ceningan/ Lembongan
• Bendungan Bintang Bano
• Bendungan Ladongi
• Bendungan Way Apu
• SPAM Semarang Barat

Aksesibilitas dan Konektivitas

Pada saat konstruksi dilakukan terdapat infrastruktur penunjang yang dilakukan


perubahan lokasi salah satunya dikarenakan kesulitan pelaksanaan konstruksi pada
lokasi lama sehingga memerlukan perubahan lokasi. Selain itu, dikarenakan terjadi
beberapa hambatan, desain proyek juga dimungkinkan terjadi perubahan. Rencana
konstruksi juga bisa mengalami perubahan akibat tidak terkoneksinya satu proyek
infrastruktur dengan proyek lainnya. Aksesibilitas proyek juga menjadi hambatan

34 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

dalam pelaksanaan konstruksi. Beberapa


PSN yang dilaporkan mengalami perubahan
rencana konstruksi yaitu:
• Jalan Tol Manado – Bitung
• Jalan Tol Probolinggi – Banyuwangi
• Jalan Tol Yogyakarta – Bawen
• Pengembangan Pelabuhan Hub
Internasional Bitung
• Bandar Udara Komodo – Labuan Bajo
• Program Pengembangan Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)

4. Isu Pengadaan Tanah


Beberapa tanah menjadi isu yang paling

banyak dilaporakan pada periode Semester


1 Tahun 2021. Beberapa hal yang dilaporkan
berkaitan dengan dana pengadaan tanah,
konflik pengadaan tanah milik instansi
pemerintahan/ tanah wakaf/ tanah kas
desa, pengurusan perizinan pengadaan
tanah, sengketa dan isu sosial yang terjadi
di masyarakat, serta teknis konstruksi yang
terhambat akibat pengadaan tanah yang
parsial/ bagian-bagian.

Dana Pembebasan Tanah

Kondisi pandemi COVID-19 yang masih


terjadi mengakibatkan anggaran pemerintah
melalui APBN difokuskan pada penanganan
dampak pandemi. Dana pengadaan lahan
mengalami refocusing pada Tahun 2020-2021.
Pada tahun 2021, alokasi dana yang tersedia

Bab 02 | 35
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

setelah refocusing sebesar 13,4 triliun rupiah. Pada pelaksanaan pembebasan


lahan terdapat beberapa hal yang dapat menghambat antara lain spekulasi harga
dan masalah sosial yang mengakibatkan dana pembebasan lahan akan lebih dari
perencanaan awal. Pada pelaksanaannya, terdapat juga proyek yang memerlukan
tambahan dana dalam pembebasan tanah sehingga membutuhkan dukungan dari
pemerintah pusat. Beberapa PSN yang dilaporkan mengalami kendala terkait dana
pembebasan lahan yaitu:
• Kawasan Industri Teluk Bintuni
• Penambahan Lingkup Jalan Tol Solo – Yogyakarta – Kulonprogo
• Pengembangan Bandar Udara Nabire Baru
• Double Track Jawa Selatan
• Bendungan Temef
• Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Baliase
• Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Rawa Telake

Tanah Milik Instansi, Tanah Wakaf, dan Tanah Kas Desa

Pengadaan tanah milik instansi pemerintahan baik lahan milik pemerintah daerah
maupun lahan BUMN/BUMD memerlukan koordinasi lebih lanjut terkait dengan
ganti rugi yang akan diberikan. Terdapat proyek yang masih dalam proses wakaf
ke Kementerian Agama sehingga memerlukan waktu. Beberapa bangunan milik
pemerintah yang masuk dalam pembebasan tanah diperlukan koordinasi terkait
tanah lokasi tanah pengganti untuk dilakukan relokasi bangunan. Alih status lahan
atau relokasi lahan milik pemerintah dan/atau badan usaha juga perlu koordinasi
dan menjadi isu yang perlu segera diselesaikan. Beberapa PSN masih menunggu
ditetapkannya perubahan atas Permendagri No. 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan
Aset Desa terkait dengan relaksasi percepatan pengadaan tanah kas desa. Beberapa
PSN yang dilaporkan mengalami permasalahan terkait pembebasan tanah milik
instansi, tanah wakaf dan/atau tanah kas desa yaitu:
• Jalan Tol Serang – Panimbang
• Jalan Tol Ciawi – Sukabumi – Ciranjang – Padalarang
• Jalan Tol Cengkareng – Batu Ceper – Kunciran
• Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu
• Pelabuhan Patimban

36 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

• Pengembangan Pelabuhan Terminal


Kijing
• Pembangunan Bandar Udara Siboru
Fak Fak
• Kereta Api Akses Bandar Udara Baru
Yogyakarta Kulonprogo
• Bendungan Margatiga
• Bendungan Pidekso
• Bendungan Tugu
• Bendungan Karian
• Bendungan Way Sekampung
• Bendungan Bagong
• Bendungan Randugunting
• Bendungan Kuningan
• Bendungan Jlantah
• Bendungan Cipanas
• Bendungan Semantok

Perizinan, Sengketa dan Isu Sosial

Terdapat proyek yang bersinggungan


dengan infrastruktur eksisting sehingga
diperlukan izin untuk sewa lahan dan
biaya pengawasan untuk teknis konstruksi.
Sengketa atas kepemilikan tanah juga kerap
terjadi sehingga pihak BPN perlu melakukan
validasi atas klaim kepemilikan dan hal
tersebut menghambat pelaksanaan proyek.
Penolakan warga juga kerap terjadi pada
tahap sosialisasi pembangunan infrastruktur
sehingga diperlukan pendekatan kepada
masyarakat.

Bab 02 | 37
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Kondisi pandemi COVID-19 juga mengakibatkan tertundanya kegiatan musyawarah


dan sosialisasi kepada masyarakat. Terdapat pembebasan bagian tanah yang
sebelumnya tidak ada di penlok sehingga diajukan untuk perubahan penlok ke
pemerintah provinsi. Terdapat juga proyek yang masih memerlukan pengaktifan
kembali IPPKH. Masyarakat terdampak proyek pada beberapa proyek juga melakukan
penolakan atas harga appraisal uang ganti kerugian sehingga masih menimbulkan
permasalahan sosial masyarakat. Beberapa PSN yang dilaporkan mengalami kendala
terkait perizinan, sengketa dan isu sosial dalam pengadaan lahan yaitu:
• Jalan Tol Cibitung – Cilincing
• Kereta Api Makassar – Parepare
• Double Track Jawa Selatan
• Bendungan Marangkayu
• Bendungan Kuningan
• Bendungan Tugu
• Bendungan Tapin
• Bendungan Passeloreng
• Bendungan Rukoh
• Bendungan Kuwil Kawangkoan
• Bendungan Ciawi
• Bendungan Cipanas
• Bendungan Semantok

38 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

• Bendungan Bener
• Bendungan Lausimeme
• Bendungan Bagong
• Bendungan Mbay
• Bendungan Sepaku Semoi
• Pembangunan Jaringan Irigasi Daerah Irigasi Rawa Telake

Isu Teknis Pembebasan Tanah

Terdapat beberapa proyek yang berada pada lahan yang cukup ekstrim sehingga
diperlukan perlakuan khusus untuk memudahkan dalam tahapan konstruksi. Pada
beberapa proyek seperti jalan tol dan kereta, teknis waktu pembebasan antar bidang
tanah yang tidak tersambung mengakibatkan proses konstruksi tidak bisa dikerjakan
sehingga menyulitkan mobilisasi alat proyek. Beberapa proyek yang dilaporkan
mengalami kendala teknis konstruksi dan pembebasan tanah yang spot-spot yaitu:
• Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu
• Jalan Tol Pasuruan - Probolinggo

KPPIP kemudian melakukan tindak lanjut atas Isu yang dilaporkan tersebut dengan
melakukan validasi isu dan identifikasi kronologis permasalahan yang kemudian
dilakukan koordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait untuk mendapatkan
kesepakatan penyelesaian permasalahan.

Pelaksanaan debottlenecking oleh KPPIP juga dilakukan dengan melakukan kunjungan


ke lokasi proyek. Beberapa kunjungan dilakukan oleh Menko Perekonomian selaku
Ketua Komite KPPIP dan Deputi Bidang Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang selaku
Ketua Tim Pelaksana KPPIP. Kunjungan ke lokasi proyek dilakukan untuk mengetahui
progres pelaksanaan konstruksi, pengadaan lahan dan isu permasalahan proyek
yang kemudian dilakukan koordinasi dalam rangka penyelesaian dan percepatan
penyediaan proyek.

Bab 02 | 39
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

a. Kunjungan Proyek Jalan Tol Solo – Yogyakarta – Kulonprogo dan Jalan Tol
Yogyakarta Bawen, Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta
Jalan Tol Solo – Yogyakarta – Kulon Progo merupakan salah satu Proyek Strategis
Nasional yang terletak di Provinsi DI Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah dengan
panjang 96,57 km. Jalan Tol ini diharapkan dapat menjadi menjadi alternatif baru
untuk menuju Bandar Udara Internasional Yogyakarta – Kulon Progo (YIA). Jalan
Tol Jogja – Bawen merupakan Proyek Strategis Nasional yang menghubungkan
Kota Yogyakarta dan Kota Bawen. Jalan Tol ini diharapkan dapat mengurangi lalu
lintas padat di jalan arteri serta mendukung pengembangan Kawasan Industri
Ungaran – Bawen dan Kawan Pariwisata Joglosemar. Proyek ini merupakan
proyek segitiga emas yang menghubungkan tiga Bandar Udara yaitu Yogyakarta
International Airport di Kulonprogo, Ahmad Yani di Semarang dan Adi Soemarmo
di Solo.

Kunjungan KPPIP ke 2 lokasi PSN tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator


Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite KPPIP dan didampingi oleh Menteri
Perindustrian, Ketua Tim Pelaksana KPPIP, dan Kepala Badan Pengatur Jalan
Tol Kementerian PUPR. Kunjungan dilakukan pada tanggal 19 Juni 2021
dengan melakukan koordinasi dan monitoring di site office PT Jogjasolo Marga
Makmur (JMM) untuk membahas progres konstruksi, pengadaan lahan dan isu
permasalahan proyek dan kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke lokasi
proyek.

40 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Berdasarkan hasil kunjungan yang dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan dan


tindak lanjut yang kedepannya perlu dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan
pihak terkait yaitu:

1 Terdapat - Kekurangan dana pengadaan tanah tahun anggaran 2021 untuk Ruas
Solo – Yogyakarta – Kulonprogo sebesar Rp2.450 miliar dan Ruas Yogyakarta - Baw-
en sebesar 1.134,4 miliar rupiah agar dapat mengejar target penyelesaian proyek

2 Proses pengajuan Penetapan Lokasi Jalan Tol Solo - Yogyakarta - Kulonprogo


sempat terkendala akibat perubahan desain Trase Mlangi di Seksi III serta rencana
perubahan lokasi gate untuk exit toll Bandara YIA

3
Penetapan Lokasi Jalan Tol Yogyakarta - Bawen di Jawa Tengah memasuki tahapan
pembentukan tim persiapan oleh PPK dan Pemerintah Provinsi dalam rangka
sosialisasi dan konsultasi publik kepada warga terdampak jalan tol

4 Sinkronisasi waktu pelaksanaan konstruksi Seksi I Jalan Tol Yogyakarta -


Bawen dan Seksi II Jalan Tol Solo - Yogyakarta - Kulonprogo (Ramp Trihanggo) agar
Seksi I Jalan Tol Yogyakarta - Kulonprogo - Bawen dapat beroperasi secara efektif

5 Permasalahan Tanah Kas Desa yang terdampak pembangunan Jalan Tol dapat
diselesaikan dengan penggantian tanah dalam bentuk uang

b. Kunjungan Proyek Strategis Nasional Bendungan Sukamahi


Bendungan Sukamahi sudah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional
(PSN) dalam lampiran Perpres No. 109 Tahun 2020 merupakan salah satu dari
13 Bendungan yang ditargetkan dapat selesai pada tahun 2021 ini. Ketiga belas
bendungan tersebut tentu diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar
terhadap penyediaan air bersih dan irigasi pertanian terlebih untuk program
food estate.

Kunjungan KPPIP ke lokasi proyek Bendungan Sukamahi yang merupakan salah


satu Proyek Strategis Nasional di Provinsi Jawa Barat. Kunjungan dilakukan pada
tanggal 3 Juni 2021 dimana kunjungan dipimpin oleh Menko Perekonomian dan
didampingi oleh Bupati Bogor, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan
Keuangan Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital,
Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, dan Dirjen Sumber Daya
Air Kementerian PUPR.

Bab 02 | 41
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Progres pembangunan fisik Bendungan Sukamahi sebagai bendungan kering


(dry dam) pertama di Indonesia yang telah mencapai 75% dan target selesai pada
tahun 2021 dengan estimasi volume total tampungan 1,7 juta m3, diharapkan
bendungan ini mampu mereduksi banjir ibukota sebesar 15,5 m3/detik, serta
berharap bahwa upaya reduksi banjir ini dapat disinergikan dengan rekomendasi
dari Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Terdapat beberapa kendala yang terjadi pada proyek Bendungan Sukamahi yang
kedepannya perlu tindak lanjut penyelesaian terkait percepatan penyelesaian
proyek yaitu:
• Secara teknis, intensitas hujan yang tinggi dan kelembapan udara yang
tinggi dikarenakan area kerja bentuk v-shape (pengeringan membutuhkan
sinar ultraviolet matahari);
• Pengadaan tanah, terdapat satu bidang tanah wakaf mushola seluas
64 m2 dan satu bidang tanah wakaf makam seluas 1.614 m2 yang masih
dalam proses pembayaran penitipan di LMAN serta inventarisasi sisa
bidang perdesa yang terkena dampak dari pembangunan Bendungan
Sukamahi yang tidak dapat dimanfaatkan kembali.

Selain menjadi program pengendalian banjir Jakarta, Bendungan Sukamahi


melalui Kementerian PUPR juga direncanakan akan dijadikan daerah wisata
dengan mengembangkan konsep taman ekowisata (ecotourism park) yang akan
memanfaatkan kawasan konservasi pada Bendungan Sukamahi.

42 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

c. Kunjungan Peresmian dan Penyelesaian Pending Issue Proyek SPAM Umbulan


SPAM Umbulan merupakan salah satu PSN yang dinyatakan selesai Semester
1 Tahun 2021. Proyek penyediaan air bersih ini dapat memenuhi kebutuhan
di wilayah Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Gresik, Kabupaten
Sidoarjo dan Kota Surabaya. Proyek SPAM Umbulan diresmikan oleh Presiden
pada tanggal 22 Maret 2021. Serapan aktual air minum umbulan sebesar 985
liter/detik, sedangkan kapasitas penyaluran SPAM Umbulan sebesar 3920 liter/
detik, dengan demikian perlu segera dilaksanakan optimasi selisih 75% antara
kapasitas penyaluran air dengan serapan air tersebut. Air Kementerian PUPR.

Dilaksanakan Rapat Rencana Optimasi dan Penyelesaian Kendala SPAM


Umbulan pada tanggal 22 Maret 2021, bersama dengan Gubernur dan Wakil
Gubernur Jawa Timur, Deputi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko
Perekonomian selaku Ketua Tim Pelaksana KPPIP, Direktur Jenderal Cipta Karya
Kementerian PUPR, Direktur Utama PT Air Bersih Jawa Timur (PTAB), Direktur
Utama PT. Meta, lenders (PT SMI dan PT IIF), dan PT PII, dimana menghasilkan
kesepakatan sebagai berikut:
• Dinas PU Cipta Karya Pemerintah Provinsi Jawa Timur, PTAB, dan PT
Meta dengan fasilitasi Deputi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang
Kemenko Perekenomian dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
PUPR akan merumuskan strategi dan rencana kerja optimasi serapan
air minum sebagaimana direncanakan dalam Perjanjian Kerjasama
(PKS) tahun 2016 antara PTAB-PT Meta, termasuk di dalamnya rencana

Bab 02 | 43
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

peningkatan sinergi perluasan pemasaran air minum bersama PT Meta;


• PTAB tengah bernegosiasi dengan Kawasan Industri JIIPE dan Industri
Maspion untuk menjual air minum kepada Kawasan Industri JIIPE di
Kabupaten Gresik dengan tawaran serapan 250 liter/detik, dan kepada
industri Maspion 250 liter/detik, dan selanjutnya akan dilaksanakan
percepatan penetapan PJBAM;
• Mempertimbangkan perbedaan asumsi kenaikan tarif pokok dan rencana
serapan air minum pada PKS tahun 2016 antara PTAB-PT Meta dengan
asumsi kenaikan tarif pokok Perjanjian Jual Beli Air Minum (PJBAM) tahun
2017 antara PTAB-PDAM penerima yang mengakibatkan kewajiban
bayar PTAB kepada PT Meta tidak dapat dipenuhi menggunakan potensi
penerimaan PTAB dari PDAM penerima, maka Gubernur Jawa Timur
sebelum menerbitkan Acceptance Letter pembangunan SPAM Umbulan
oleh PT Meta sebagai syarat Commercial Operation Date (COD) akan
bersurat dan berkonsultasi kepada Kepala BPKP;
• Gubernur Jawa Timur sebagai PJPK juga akan mengkaji dan melaksanakan
amandemen PJBAM tahun 2017 setelah berdiskusi dengan Walikota/
Bupati dan PDAM penerima ;
• Lenders bersedia mempertimbangkan perpanjangan penangguhan
pembayaran (standstill) PT Meta yang sedianya akan berakhir pada
tanggal 25 Maret 2021 dengan dasar minute of meeting rapat dan surat
Gubernur Jawa Timur kepada BPKP, dimana persetujuan final dapat
diberikan setelah mendapatkan keputusan dari komite internal lenders;
• PT Meta dalam rangka menjaga Good Corporate Governance akan tetap
menerbitkan tagihan kepada PTAB, dimana kemampuan membayar PTAB
akan disikapi dengan skema- skema yang memungkinkan dan disepakati
bersama, misalnya mengakui selisih kurang bayar PTAB sebagai piutang.

44 | Bab 02
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

d. Kunjungan Monitoring Proyek Pembangunan Kereta Api Akses Bandara


Yogyakarta International Airport
Pembangunan jalur kereta api akses bandar YIA sepanjang 5,4 Km dari Stasiun
Kedundang ke Stasiun YIA yang dibangun secara elevated sepanjang 5,1 Km dan
300 meter at grade. Dengan adanya pembangunan akses kereta bandara tersebut,
menjadikan total Panjang perjalaan KA Bandara dari Stasiun Tugu Yogyakarta
– Stasiun YIA menempuh jarak 40,23 Km. Proyek ini juga menhubungkan 3
bandara besar yang ada di Jateng dan DIY yaitu bandara YIA Kulonprogo,
bandara Adi Sucipto di Yogyakarta dan Adi Sumarmo di Boyolali/Solo. Proyek ini
juga meningkatkan aksesibilitas menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(KSPN) di Jateng dan DIY. Untuk saat ini KA Bandara dari Yogyakarta hanya
sampai di Stasiun Wojo dan dilanjutkan dengan bus DAMRI sampai bandara YIA
di Kulonprogo.

e. Kunjungan Monitoring Pembangunan Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung


Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sabagai salah satu Proyek Strategis
Nasional (PSN) diharapkan dapat mennjadi salah satu infrastruktur pendukung
kemajuan ekonomi Indonesia. KCJB dibangun untuk mempersingkat jarak
tempuh Jakarta-Bandung menjadi 46 menit, dengan total panjang rel sekitar
142,3 km. Nantinya, KCJB akan terintegrasi dengan Light Rail Train (LRT) Jakarta-
Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) di pada stasiun terpadu Halim, Jakarta Timur.
Kunjungan monitoring dilakukan pada tanggal 18 Mei 2021, Deputi Bidang
Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian selaku Ketua

Bab 02 | 45
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Tim Pelaksana KPPIP mendampingi Presiden RI beserta rombongan meninjau


lokasi pembangunan Casting Yard 1 dan Outlet Tunnel 1 KCIC tepat di sebelah
Jalan Tol Jakarta Cikampek arah Jakarta pada KM 29 dan KM 5+500 yang memiliki
luas 165.500 m2 dan memproduksi total 1018 unit box girder yang didistribusikan
ke sepanjang proyek KCJB di area Jakarta-Karawang. Lokasi tinjauan kedua yaitu
Outlet Tunnel 1 yang dapat memuat 2 (dua) lintasan kereta cepat di dalamnya ini
memiliki diameter 13,2 meter dan panjang 1,8 kilometer, telah berhasil ditembus
sejak bulan Desember 2020.

Secara keseluruhan, pembangunan konstruksi KCJB telah mencapai 73%,


dan ditargetkan selesai pada tahun 2022. Terjadi transfer knowledge dalam
pembangunan KCJB sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia
dalam pembangunan infrastruktur transportasi umum, khususnya Kereta Cepat.
KPPIP akan melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan target
penyelesaian proyek KCJB di tahun 2022.

46 | Bab 02
BAB 03
Proyek Strategis
Nasional (PSN)
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

48 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

A Daftar Proyek Strategis Nasional

P
royek Strategis Nasional telah mengalami perubahan ketiga dengan diterbitkannya
Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 menggantikan Perpres No. 56 Tahun
2018. Jumlah PSN menjadi 201 Proyek dan 10 Program. Berikut merupakan rincian
perubahan daftar PSN awal hingga terakhir:

Perpres No. 3 Perpres No. 56


Tahun 2016 Tahun 2018

Perubahan Ke-2

225 Proyek 223 Proyek


1 Program 4 Program

2016 2017 2018 2020

Perpres No. 58 Perpres No. 109


Tahun 2017 Tahun 2020

Perubahan Ke-1 Perubahan Ke-3

245 Proyek 201 Proyek


3 Program 10 Program

Perubahan daftar PSN pertama pada Tahun 2017 menambahkan 55 proyek dan 1
program yaitu Program Industri Pesawat serta pengurangan 15 proyek. Perubahan
kedua pada Tahun 2018, dilakukan penambahan 2 proyek dan 1 program yaitu
Program Pemerataan Ekonomi serta dilakukan pengurangan 29 proyek. Sedangkan
perubahan ketiga daftar PSN pada Tahun 2020, dilakukan penambahan 88 proyek
dan 5 program serta pengurangan 9 proyek dan 1 program. Pengurangan proyek
pada ketiga perubahan daftar PSN dilakukan karena proyek sudah dinyatakan
selesai dan tidak memerlukan fasilitas dukungan sebagai Proyek Strategis Nasional.
Sedangkan penambahan proyek didasarkan pada usulan dari Kementerian dan
Lembaga yang kemudian oleh KPPIP dilakukan seleksi berdasarkan kriteria Proyek
Strategis Nasional.

Bab 03 | 49
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Sebaran Proyek Strategis Nasional


Di dalam Perpres No. 109 Tahun 2020, terdapat 201 Proyek dan 10 Program PSN dengan nilai investasi sekitar Rp 5.607 Triliun.

12 9 TERSEBAR NASIONAL
PROYEK PROGRAM Rp 1.527,3 T

42 SUMATERA
PROYEK Rp 773,6 T

16 KALIMANTAN
PROYEK Rp 505,8 T
9 MALUKU & PAPUA

22 SULAWESI PROYEK Rp 565,2 T


PROYEK Rp 443,6 T

82 1 JAWA
PROYEK PROGRAM Rp 1.925 T
BALI &
18 NUSA TENGGARA
PROYEK Rp 33,1 T

*Catatan:
Nilai dihitung pada saat penyusunan Perpres 109/2020 dan belum memperhitungkan Proyek dan Program baru, seperti Program Percepatan Pengembangan wilayah (Perpres 79 dan 80 Tahun 2019),
Food estate, dan Bandara Bali Bagian Utara

TANGGUL
PANTAI
54 48 18 15 15 13 12 2 8 9 1 1 5

AKSES EXIT PENYEDIAAN INSTALASI KAWASAN STRATEGIS KAWASAN SUPERHUB PENGEMBANGAN


TOLL PANGAN PENGOLAHAN SAMPAH PARIWISATA PERBATASAN WILAYAH

PSN tersebar di 13 sektor dengan jumlah proyek terbanyak terdapat pada sektor jalan
dengan 54 proyek. Sedangkan program dengan proyek paling banyak yaitu Program
Pengembangan Wilayah yaitu gabungan proyek pengembangan wilayah di Provinsi
Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Timur dengan total 469 proyek. Berdasarkan lokasi,
sebaran proyek dan program PSN yaitu proyek yang terdapat di Sumatera sebanyak
42 proyek dengan total nilai investasi 773,6 triliun rupiah, PSN di Kalimantan sebanyak
16 proyek dengan nilai investasi 505,8 triliun rupiah, PSN di Sulawesi sebanyak 22
proyek dengan nilai investasi 443,6 triliun rupiah, PSN di Maluku dan Papua sebanyak
9 proyek dengan nilai investasi 565,2 triliun rupiah, PSN di Bali dan Nusa Tenggara
sebanyak 18 proyek dengan nilai investasi 33,1 triliun rupiah, PSN di Jawa sebanyak
82 proyek dan 1 program yaitu Program Pengembangan Wilayah dengan total nilai
investasi 1.925 triliun rupiah, dan PSN lingkup nasional sebanyak 12 proyek dan 9
program dengan total nilai investasi sebesar 1.527,3 triliun rupiah. Total nilai investasi
dari 201 proyek dan 10 program yaitu sebesar 5.607 triliun rupiah.

50 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

B Status Pelaksanaan Proyek Strategis


Nasional

S
ejak tahun 2016 hingga Juni 2021, KPPIP telah mencatat penyelesaian 110 PSN
dengan total nilai investasi Rp 604 Triliun.

Sebaran Proyek Strategis Nasional yang Telah Selesai


Nasional

PSN selesai 2016 PSN selesai 2017 PSN selesai 2018 PSN selesai 2019 PSN selesai 2020 PSN selesai 2021

20 Proyek (Rp. 33,3 T) 10 Proyek (Rp. 61,4 T) 32 Proyek (Rp. 207,4 T) 30 Proyek (Rp. 165,3 T) 12 Proyek (Rp 123,1 T) 6 Proyek (Rp 13,5 T)
• 7 Bandara • 2 Jalan Tol • 2 Kereta Api • 4 Kawasan • 4 Bandara • 1 Bandara • 2 Jalan Tol
• 1 Jalan Tol • 1 Jalan Akses • 4 Bendungan Industri • 9 Jalan • 1 Kereta • 2 SPAM
• 6 Bendungan • 1 Bandara • 1 Irigasi • 1 Sentra • 6 Kawasan • 2 Jalan Tol • 2 Bendungan
• 1 Pelabuhan • 1 Fasilitas Gas • 10 Jalan Tol Kelautan • 2 Smelter • 1 SPAM
• 1 Jalur Pipa Gas • 3 PLBN • 5 KEK Perikanan • 4 Bendungan • 3 Kawasan Industri
• 4 PLBN • 1 Bendungan • 1 Bandara • 1 Pelabuhan • 3 Bendungan
• 1 Saluran Irigasi • 4 Smelter • 2 Teknologi • 1 Pelabuhan
• 2 Kereta

PSN Selesai Semester I Tahun 2021

1 2 3
Jalan Tol Medan - Binjai Jalan Cengkareng - Batu Ceper - Bendungan Kuningan
(Provinsi Sumatera Utara) Kunciran (Provinsi Jawa Barat)
Rp. 2.391 Miliar (Provinsi Banten & DKI Jakarta) Rp. 520 Miliar
Rp. 5.009 Miliar

4 5 6
Bendungan Passeloreng SPAM Semarang Barat SPAM Umbulan
(Provinsi Sulawesi Selatan) (Provinsi Jawa Tengah) (Provinsi Jawa Timur)
Rp. 702 Miliar Rp. 1.169 Miliar Rp. 3.718 Miliar

Bab 03 | 51
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Hingga bulan Juni 2021, berdasarkan daftar Proyek Strategis Nasional (Perpres No.
109 Tahun 2020) terdapat 18 PSN yang dinyatakan selesai, 33 PSN (27 proyek dan 6
program) telah berhasil beroperasi sebagian, dan 106 PSN (105 proyek dan 1 program)
sudah masuk tahap konstruksi dan 10 PSN pada tahap transaksi. Sedangkan masih
terdapat 44 PSN (41 proyek dan 3 program) yang masih dalam tahap penyiapan
sehingga perlu didorong untuk bisa segera menuju tahapan berikutnya.

41 Proyek + 3 Program (Super Hub, Food Estate


8% dan Jalan Exit Toll) dalam tahap Penyiapan
21%
16% 10 Proyek dalam tahap Transaksi

Juni 5% 105 Proyek + 1 Program (Pengelolaan Sampah

2021
, Menjadi Energi Listrik) dalam tahap Konstruksi

27 Proyek + 6 Program (Infrastruktur Ketenagalistrikan,


Pemerataan Ekonomi, Kawasan Perbatasan, KSPN,
Smelter, dan Pengembangan Wilayah)
sudah Beroperasi Sebagian
50%
18 Proyek sudah Selesai

Berikut merupakan 18 PSN yang telah dinyatakan selesai (sesuai dengan daftar
Proyek Strategis Nasional Perpres No. 109 Tahun 2020).

Nomor Nilai Investasi Skema


No. Nama PSN Selesai
PSN (Miliar Rupiah) Pendanaan

1 2 Jalan Tol Pandaan - Malang 5.970 KPBU

2 5 Jalan Tol Medan – Binjai 2.391 Penugasan BUMN


3 6 Jalan Tol Pekanbaru - Kandis - Dumai 9.921 Penugasan BUMN
4 26 Jalan Tol Cengkareng - Batu Ceper - Kunciran 5.009 KPBU
5 55 Pelabuhan KEK Maloy 204 APBN
6 68 Bandar Udara Baru Yogyakarta - Kulon Progo 10.500 BUMN
7 87 LRT Provinsi Sumatera Selatan (Metro Palembang) 12.500 Penugasan BUMN
8 93 Kawasan Industri Ketapang 6.000 Swasta
9 98 Kawasan Industri Konawe 67.500 Swasta
10 101 Kawasan Industri Wilmar Serang 7.000 Swasta
11 112 Bendungan Kuningan 520 APBN
12 115 Bendungan Tukul 674 APBN
13 120 Bendungan Tapin 897 APBN
14 121 Bendungan Passeloreng 702 APBN
15 146 Bendungan Napungete 884 APBN
16 168 SPAM Semarang Barat 1.169 KPBU
17 170 SPAM Umbulan 3.718 KPBU
18 171 SPAM Kota Bandar Lampung 1.061 KPBU

52 | Bab 03
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Pembiayaan menjadi salah satu isu dalam penyediaan PSN. Anggaran pemerintah
melalui APBN dan APBD yang terbatas sehingga diperlukan alternatif pembiayaan
dengan skema pembiayaan untuk mendukung penyedian PSN. Total investasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan PSN sesuai daftar terbaru Perpres 109 Tahun 2020
yaitu sebesar Rp 5.607 triliun rupiah. Berikut porsi investasi atau pendanaan PSN:

11% 20% 69%

APBN/D BUMN/D Swasta

Porsi pembiayaan terbesar yaitu Swasta dengan skema pendanaan/ pembiayaan


proyek Swasta dengan persentase 69% atau 3.879,4 triliun rupiah. Sedangkan untuk
porsi pendanaan dari BUMN atau BUMD sebesar 20% atau 1.100,5 triliun rupiah dan
porsi APBN/D dengan persentase 11% atau 626,6 triliun rupiah.

KPPIP kedepannya berencana melakukan pemutakhiran daftar Proyek Strategis


Nasional yang ada pada daftar PSN sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020. Terdapat
beberapa usulan PSN baru serta usulan PSN yang dikeluarkan dikarenakan status
proyek yang sudah selesai sehingga tidak memerlukan dukungan fasilitas sebagai
PSN atau proyek yang tidak dimungkinkan untuk dilakukan penyelesaian konstruksi/
beroperasi pada Tahun 2024. Berikut merupakan kriteria proyek untuk bisa ditetapkan
menjadi Proyek Strategis Nasional.

Bab 03 | 53
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Kriteria Proyek Kemenko/K/L:

. Kesesuaian dengan RPJMN dan/atau Renstra


Proyek Kemenko Kriteria . Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW)
Perekonomian/Maritim/
K/L
Dasar . Atau diatur khusus dalam PP atau Perpres
khusus (Perpres 79/2019 dan Perpres
80/2019)

Selain kriteria diatas, PSN dipilih berdasarkan kriteria tambahan:

PSN
. Memiliki peran strategis atas
perekonomian, kesejahteraan sosial,
Kriteria pertahahanan, dan kedaulatan nasional
(memiliki dampak positif atas PDB)
Strategis . Keselarasan antar berbagai sektor
infrastruktur (saling mendukung atau
complementary)
. Distribusi proyek secara regional

. Proposal proyek baru harus memiliki studi


kelayakan yang berkualitas dengan
informasi signifikansi proyek.
Kriteria . Nilai investasi harus diatas Rp 500 Miliar

Operasional . Konstruksi selesai paling lambat di kuartal


III 2024 (Khusus Sektor Migas konstruksi
dimulai paling lambat Kuartal III 2024)
. Pembangunan mendukung/melengkapi
pusat kegiatan ekonomi

Analisis kriteria tambahan meliputi:

Champion yang . Proyek yang harus memiliki Penanggung Jawab Proyek yang jelas (ditingkat Eselon I) dan Kementerian terkait
memiliki komitmen dalam menjalankan proyek (terutama rencana aksi dan jadwal yang jelas)
jelas

EIRR . KPPIP tidak hanya memperhatikan proyek dengan nilai yang tinggi, namun juga akan fokus atas proyek yang memiliki
nilai ekonomi yang tinggi. Oleh sebab itu, idealnya PSN memiliki EIRR dengan quartile teratas dari proposal yang ada

KPPIP tidak hanya memperhatikan proyek dengan nilai investasi yang tinggi, namun
juga akan fokus atas proyek yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Oleh sebab itu,
idealnya PSN memiliki EIRR dengan quartile teratas dari proposal yang ada.

54 | Bab 03
BAB 04
Proyek
Infrastruktur
Prioritas KPPIP
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

56 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

A Sebaran Proyek Infrastruktur Prioritas


KPPIP

B
erdasarkan Permenko No. 5 Tahun 2017, terdapat 37 Proyek dengan total nilai
investasi 2.665,48 triliun rupiah. Daftar PIP termasuk proyek Jalan Tol Trans
Sumatera (JTTS) sejumlah 15 proyek sehingga total proyek menjadi 51 proyek. Proyek
Infrastruktur Prioritas tersebar di masing-masing wilayah yaitu Sumatera dengan 19
PIP dengan nilai investasi 400,55 triliun rupiah, Kalimantan terdapat 4 PIP dengan
nilai investasi 384,18 triliun rupiah, Jawa dengan jumlah PIP 18 proyek dengan nilai
investasi 639,18 triliun rupiah, Sulawesi terdapat 3 PIP dengan nilai investasi 51,83
triliun rupiah, wilayah Maluku dan Papua dengan 2 PIP senilai 428,66 triliun rupiah
serta 5 PIP merupakan proyek nasional dengan nilai investasi 761,08 triliun rupiah.

Sebaran Proyek Infrastruktur Prioritas


5 TERSEBAR NASIONAL
PROYEK Rp 761,08 T

19 SUMATERA
PROYEK Rp 400,55 T

4 KALIMANTAN
PROYEK Rp 384,18 T
2 MALUKU & PAPUA

3 SULAWESI PROYEK Rp 428,66 T


PROYEK Rp 51,83 T

18 JAWA
PROYEK Rp 639,18 T

*Catatan:
Nilai dihitung berdasarkan update per Juni 2021

INSTALASI
PENGOLAHAN SAMPAH AIR MINUM & IRIGASI TRANSPORTASI TANGGUL PANTAI TELEKOMUNIKASI
20 6 7 1 4 11 1 1

Bab 04 | 57
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

1 Jalan Tol Serang- Panimbang BPJT PUPR 9,93 KPBU Banten Konstruksi

2 Jalan Tol Manado – Bitung BPJT PUPR 8,93 KPBU Sulawesi Utara Beroperasi
Sebagian

3 Jalan Tol Balikpapan - Samarinda BPJT PUPR 8,50 KPBU Kalimantan Timur Beroperasi
Sebagian

4a Jalan Tol Medan – Binjai PT. Hutama 2,39 Penugasan BUMN Sumatera Utara Selesai
Karya

4b Jalan Tol Palembang - Simpang PT. Hutama 3,30 Penugasan BUMN Sumatera Selatan Selesai
Indralaya Karya

4c Jalan Tol Pekanbaru - Kandis - Dumai PT. Hutama 9,92 Penugasan BUMN Riau Selesai
Karya

4d Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi PT. Hutama 16,70 Penugasan BUMN Lampung Selesai
Besar Karya

4e Jalan Tol Terbanggi Besar - Pematang PT. Hutama 11,80 Penugasan BUMN Lampung Selesai
Panggang Karya

4f Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu PT. Hutama 10,08 Penugasan BUMN Lampung & Selesai
Agung Karya Sumatera Selatan

4g Jalan Tol Palembang - Tanjung PT. Hutama 14,20 Penugasan BUMN Sumatera Selatan Penyiapan
Api-Api Karya

4h Jalan Tol Kisaran- Tebing Tinggi PT. Hutama 14,25 Penugasan BUMN Sumatera Utara Konstruksi
Karya

4i Jalan Tol Tebing Tinggi - Pematang PT. Hutama 18,82 Penugasan BUMN Sumatera Utara Konstruksi
Siantar - Prapat - Tarutung - Sibolga Karya

4j Jalan Tol Binjai - Langsa PT. Hutama 45,11 Penugasan BUMN Sumatera Utara Konstruksi
Karya & Aceh

4k Jalan Tol Langsa - Lhoksumawe PT. Hutama 50,49 Penugasan BUMN Aceh Penyiapan
Karya

4l Jalan Tol Lhoksumawe - Sigli PT. Hutama 16,52 Penugasan BUMN Aceh Penyiapan
Karya

4m Jalan Tol Sigli - Banda Aceh PT. Hutama 67,42 Penugasan BUMN Aceh Beroperasi
Karya Sebagian

4n Jalan Tol Pekanbaru - Bangkinang - PT. Hutama 22,46 Penugasan BUMN Riau & Sumatera Konstruksi
Payakumbuh - Bukittinggi Karya Barat

4o Jalan Tol Bukittinggi - Padang Pan- PT. Hutama 29,13 Penugasan BUMN Sumatera Barat Konstruksi
jang Lubuk Alung - Padang Karya

5 Jalan Tol Probolinggo - Banyuwangi BPJT PUPR 21,07 KPBU Jawa Timur Konstruksi

6 Jalan Tol Yogyakarta - Bawen BPJT PUPR 12,14 KPBU D.I Yogyakarta & Konstruksi
Jawa Tengah

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

7 Pembangunan Rel Kereta Api PT. Kereta Api 53,30 Swasta Kalimantan Timur Penyiapan
Provinsi Kalimantan Timur Borneo

8 Kereta Api Makassar - Parepare Kementerian 8,25 APBN & KPBU Sulawesi Selatan Konstruksi
Perhubungan

9 Kereta Api Express SHIA (Soekarno Kementerian 2,70 APBN DKI Jakarta dan Selesai
Hatta - Sudirman) Perhubungan Banten

10 Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) PT. MRT 45,40 APBN & APBD DKI Jakarta Beroperasi
North - South Jakarta dengan Pinjaman Sebagian
Luar Negeri

11 Light Rail Transit (LRT) Kementerian 29,90 Penugasan BUMN DKI Jakarta & Jawa Konstruksi
Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi Perhubungan Barat

58 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

12 Light Rail Transit (LRT) Sumatera Kementerian 12,50 Penugasan BUMN Sumatera Selatan Selesai
Selatan Perhubungan

13 Light Rail Transit (LRT) Jakarta Pemprov DKI 14,10 Penugasan BUMD DKI Jakarta Beroperasi
Jakarta Sebagian

14 Pelabuhan Hub Internasional Kuala Kementerian 30,00 Penugasan BUMN Sumatera Utara Beroperasi
Tanjung Perhubungan Sebagian

15 Pelabuhan Hub Internasional Bitung PT. Pelindo IV 34,65 BUMN & Swasta Sulawesi Utara Beroperasi
Sebagian

16 Pembangunan Pelabuhan Patimban Kementerian 43,22 APBN dengan Jawa Barat Beroperasi
Perhubungan Pinjaman Luar Sebagian
Negeri, APBD dan
Swasta

17 Inland Waterways Cikarang Bekasi PT Pelindo II 3,41 KPBU DKI Jakarta & Jawa Penyiapan
Laut (CBL) Barat

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

18 Palapa Ring Broadband Kementerian 5,84 KPBU Nasional Selesai


Komunikasi
dan Informati-
ka

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

19 Central Java Power Plant (CJPP)/PLTU PT. PLN 60,50 KPBU dengan IPP Jawa Tengah Konstruksi
Batang

20 PLTU Indramayu PT. PLN 31,40 APBN dengan Jawa Barat Penyiapan
Pinjaman Luar
Negeri

21 PLTU Mulut Tambang PT. PLN 210,86 Penugasan BUMN Sumatera Selatan, Konstruksi
& IPP Jambi, Riau,
Kalimantan Timur,
dan Kalimantan
Tengah

22 Pembangkit Listrik Berbasis Tenaga PT. PLN 302,12 Penugasan BUMN • Riau Konstruksi
Gas di 18 Provinsi & IPP • Bangka Belitung
• Banten
• Jawa Barat
• Jawa Tengah
• Jawa Timur
• Kalimantan
Tengah
• Kalimantan
Timur
• Kalimantan
Utara
• Sulawesi Tengah
• Sulawesi Selatan
• Sulawesi Teng-
gara
• Nusa Tenggara
Barat
• Nusa Tenggara
Timur
• Maluku
• Maluku Utara
• Papua
• Papua Barat

23 Central-West Java Transmission Line PT. PLN 7,64 BUMN Jawa Tengah dan Beroperasi
500 KV Jawa Barat Sebagian

Bab 04 | 59
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

24 Transmisi Sumatera 500kV PT. PLN 24,40 BUMN & Swasta Pulau Sumatera Konstruksi

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

25 Kilang Minyak Bontang PT. Pertamina 197,58 Penugasan BUMN Kalimantan Timur Transaksi
dengan
Kerjasama Swasta

26 Kilang Minyak Turban (Ekspansi) PT. Pertamina 238,25 Penugasan BUMN Jawa Timur Konstruksi
dengan
Kerjasama Swasta

27 Upgrading Kilang-Kilang Eksisting PT. Pertamina 214,16 Penugasan BUMN Jawa Tengah, Jawa Konstruksi
I Refinery Development Master Plan Barat dan Kali-
(RDMP) mantan Timur

28 Pengembangan Lapangan Abadi Kementerian 287,94 Swasta Maluku Konstruksi


Wilayah Kerja Masela ESDM

29 Pengembangan Lapangan Gendalo, Kementerian 124,80 Swasta Kalimantan Timur Beroperasi


Maha, Gandang, Gehem, dan Bangka ESDM Sebagian
(Indonesia Deepwater Development
Project/lDD)

30 Proyek Tangguh LNG Train 3 Kementerian 140,72 Swasta Papua Barat Konstruksi
ESDM

31 Pengembangan Lapangan Unitisasi Kementerian 26,72 BUMN Jawa Timur Konstruksi


Gas Jambaran - Tiung Biru ESDM

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

32 Sistem Penyediaan Air Minum PDAM Kota 1,16 KPBU Jawa Tengah Selesai
(SPAM) Semarang Barat Semarang

33 Sistem Penyediaan Air Minum Perum Jasa 16,37 KPBU DKI Jakarta dan Transaksi
(SPAM) Regional Jatiluhur Tirta II Jawa Barat

34 Sistem Penyediaan Air Minum PDAM Way 1,06 KPBU Lampung Selesai
(SPAM) Kota Bandar Lampung Rilau

35 Jakarta Sewerage System (JSS) Pemprov DKI 69,60 Pinjaman Luar DKI Jakarta Transaksi
Jakarta Negeri, Potensi
KPBU

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

36 Tanggul Pantai Pemprov DKI 5,67 APBN, APBD, DKI Jakarta Konstruksi
Jakarta BUMN, BUMD
dan Swasta

Nilai Investasi Skema Status


No. Nama Proyek PJPK (Triliun Rupiah) Pendanaan Lokasi Proyek

37 Energi Asal Sampah Kota-Kota Besar Pemprov 28,10 KPBU, Swasta, • DKI Jakarta Beroperasi
atau Pemkot dan Penugasan • Kota Tangerang Sebagian
Terkait BUMN • Kota Bandung
• Kota Surakarta
• Kota Semarang
• Kota Surabaya
• Kota Makassar
• Kota Denpasar

60 | Bab 04
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

B Status Pelaksanaan Proyek


Infrastruktur Prioritas

S
ejak tahun 2017 hingga Juni 2021, KPPIP telah mencatat penyelesaian 11 PIP
dengan total nilai investasi 77,45 triliun rupiah.

Sebaran Proyek Infrastruktur Prioritas yang telah Selesai


PIP Selesai
Nasional
11 Proyek (Rp. 77,45 T)
• 6 Jalan Tol
• 2 Kereta
• 2 SPAM
• 1 Telekomunikasi

Sektor Jalan Sektor Kereta Sektor Air Minum

• Jalan Tol Medan - Binjai • Kereta Api Ekspres SHIA (Soekarno Hatta - • SPAM Semarang Barat
• Jalan Tol Palembang - Simpang Indralaya Sudirman) • SPAM Kota Bandar Lampung
• Jalan Tol Pekanbaru - Kandis - Dumai • LRT Provinsi Sumatera Selatan
• Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar
• Jalan Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang Sektor Telekomunikasi
• Jalan Tol Pematang Panggang - Kayu Agung
• Palapa Ring Broadband

Hingga bulan Juni 2021, selain 11 PIP yang dinyatakan selesai, 11 PIP telah berhasil
beroperasi sebagian, dan 20 PIP sudah masuk tahap konstruksi. Sedangkan masih
terdapat 6 PIP yang masih dalam tahap penyiapan dan 3 PIP masih dalam proses
transaksi sehingga perlu didorong untuk bisa segera menuju tahapan berikutnya. PIP
Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sebanyak 15 proyek dimana 6 proyek sudah Selesai,
1 proyek sudah beroperasi sebagian, 5 proyek masih dalam tahap konstruksi dan 3
proyek masih dalam tahap penyiapan.

Bab 04 | 61
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

12%
22%
6%
51 PIP
(15 Proyek bagian JTTS)

21%
39%

6 Proyek (3 Proyek merupakan bagian JTTS) 11 Proyek (1 Proyek merupakan bagian JTTS)
dalam tahap Penyiapan sudah Beroperasi Sebagian

3 Proyek dalam tahap Transaksi 11 Proyek (6 Proyek merupakan bagian JTTS)


sudah Selesai
20 Proyek (5 Proyek merupakan bagian JTTS)
dalam tahap Konstruksi

KPPIP berencana untuk dilakukan pemutakhiran daftar Proyek Infrastruktur Prioritas


(PIP) berdasarkan Permenko No. 5 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 12 Tahun 2015 tentang Percepatan
Penyiapan Infrastruktur Prioritas. Penyesuaian daftar PIP didasarkan pada daftar
PSN dan dilakukan seleksi berdasarkan kriteria yang nantinya digunakan sebagai
dasar proyek untuk bisa dinyatakan sebagai Proyek Infrastruktur Prioritas.

62 | Bab 04
BAB 05
Kebijakan Terkait
Infrastruktur
yang Didukung
KPPIP
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

64 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

A Dukungan KPPIP terhadap Penetapan


Peraturan Pemerintah Turunan dari UU
No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

T
erdapat 7 Peraturan Pemerintah (PP) turunan dari Undang-Undang No. 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja yang mendukung percepatan penyediaan Proyek
Strategis Nasional. Namun terdapat satu Peraturan Pemerintah yang spesifik dan
rinci yang dikhususkan untuk kemudahan PSN yaitu PP No. 42 Tahun 2021 tentang
Kemudahan Proyek Strategis Nasional.

Tentang Penyelenggaraan
Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Kawasan Ekonomi Khusus
PP PP
No. 40 No. 21
Tahun Tahun
2021 2021

PP
Tentang Penyelesaian PP No. 42 PP Tentang Penyelengaaraan
No. 43 No. 19
Ketidaksesuaian Tata
Ruang, Kawasan Hutan, Izin, Tahun Tahun 2021 Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk
Tahun
dan/atau Hak Atas Tanah 2021 Tentang Kemudahan Kepentingan Umum
2021
Proyek Strategis
Nasional

PP PP
No. 18 No. 23
Tahun Tahun Tentang Penyelenggaraan
2021 2021 Kehutanan
Tentang Hak Pengelolaan, Hak
Atas Tanah, Satuan Rumah
Susun dan Pendaftaran Tanah

Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 173 Undang-Undang Nomor 11 Tahun


2020 tentang Cipta Kerja, Proyek Strategis Nasional adalah salah satu aspek yang
diatur dalam Undang Undang Omnibus. Berdasarkan hal tersebut, maka dibutuhkan
Peraturan Presiden (PP) untuk mengatur penyelenggaraan kemudahan berusaha
untuk Proyek Strategis Nasional.

Proyek Strategis Nasional pada pelaksanaannya mengalami beberapa isu yang


menjadi hambatan. Berdasarkan Laporan Pelaksanaan PSN Semester 1 Tahun 2020,

Bab 05 | 65
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

terdapat 155 isu yang terbagi menjadi isu perencanaan dan penyiapan, isu perizinan,
isu pendanaan, isu konstruksi dan isu pengadaan lahan. Oleh karena itu diperlukan
regulasi yang memberikan fasilitas kemudahan dalam percepatan pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional pada masing-masing tahapan proyek.

Pembiayaan PSN dapat bersumber dari APBN, APBD, dan/atau Pembiayaan lain yang
sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pembiayaan PSN
yang berasal dari sumber pendanaan lain yang sah dapat dilakukan melalui KPBU
dan/atau bentuk pembiayaan lainnya.

PSN yang pembiayaannya bersumber dari sumber pendanaan lain yang sah,
dapat diberikan jaminan pemerintah; bentuk jaminan pemerintah; prinsip yang
dipertimbangkan dalam pemberian jaminan pemerintah; penetapan batas maksimal
jaminan pemerintah dan alokasi anggaran kewajiban pemerintah atas jaminan
pemerintah. Kriteria PSN yang mendapatkan jaminan pemerintah; penugasan
khusus dari Kementerian Keuangan kepada badan usaha penjaminan infrastruktur
untuk memberikan jaminan pemerintah; Kementerian Keuangan mengatur lebih
lanjut mengenai jaminan pemerintah.

PJPK melakukan penyiapan PSN atas rencana dukungan pemerintah dan jaminan
pemerintah dan penetapan tata cara pengembalian investasi badan usaha pelaksana.
Transaksi penyediaan infrastruktur PSN yang bersumber dari pembiayaan lain
yang sah. BUP harus memperoleh pembiayaan PSN paling lama 9 bulan setelah
menandatangani perjanjian.

Keterlibatan KPPIP dalam Penetapan 7 (tujuh) Peraturan Pemerintah


(PP) Turunan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

No. Regulasi Deskripsi

1 PP Nomor 42 Tahun 2021 tentang Merupakan aturan pelaksana berdasarkan Pasal 3 (d), 26, 31, 36, 124, 173, dan 185 (b)
Kemudahan Proyek Strategis UU 11/2020. Peraturan ini mengatur mengenai pemberian kemudahan Proyek Strategis
Nasional Nasional pada tahapan Perencanaan, Penyiapan, Transaksi, Konstruksi, serta Operasi
dan Pemeliharaan. Selain kemudahan tersebut, Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah dalam pelaksanaan Proyek Strategis Nasional juga mendapatkan kemudahan
pengadaan. Peraturan ini memberikan penegasan bahwa perubahan atas daftar Proyek
Strategis Nasional ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian setelah
mendapat persetujuan Presiden.

66 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

No. Nama Proyek PJPK

2 PP Nomor 18 Tahun 2021 tentang Merupakan aturan pelaksana berdasarkan Pasal 142 dan 185 (b) UU 11/2020. Peraturan
Hak pengelolaan atas Tanah, Satuan ini mengatur (kebijakan baru) mengenai hak pengelolaan tanah, hak guna usaha, hak
Rumah Susun dan Pendaftaran guna bangunan dan hak pakai atas tanah, satuan rumah susun, hak atas tanah atau hak
Tanah pengelolaan pada ruang atas tanah dan ruang bawah tanah, dan pendaftaran tanah.
Secara umum, arah kebijakan dalam penguatan hak pengelolaan, hak atas tanah, satuan
rumah susun, penguatan hak pengelolaan, hak atas tanah, satuan rumah susun, pemberi-
an hak pada ruang atas tanah dan ruang bawah tanah, termasuk percepatan pendaftaran
tanah berbasis elektronik adalah untuk mengatasi berbagai hambatan dan tantangan
birokrasi dan regulasi yang menghambat pertumbuhan ekonomi dan bisnis di Indonesia.
Secara khusus, PP ini mengharmoniskan, mensinkronkan, memperbarui, dan mencabut
ketentuan yang sudah tidak relevan berdasarkan UU 11/2020 antara lain Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan
Hak Pakai Atas Tanah, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah, dan Peraturan Pemerintah Nomor 1O3 Tahun 20l5 tentang Pemilikan Rumah Tem-
pat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing Yang Berkedudukan di Indonesia, serta bebera-
pa pengaturan mengenai penguatan Hak Pengelolaan juga akan memperbarui ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953 tentang Penguasaan Tanah-Tanah Negara.

3 PP Nomor 19 Tahun 2021 tentang Merupakan aturan pelaksana berdasarkan Pasal 123, 173, dan 185 (b) UU 11/2020. Pera-
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah turan ini dibuat dalam rangka mencapai tujuan khususnya peningkatan ekosistem investa-
bagi Pembangunan untuk Kepentin- si, dan percepatan Proyek Strategis Nasional’ perlu mengubah beberapa ketentuan dalam
gan Umum bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. Salah satunya adalah peraturan mengenai
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum sebagaimana diatur da-
lam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum. Ketentuan yang diperbaharui antara lain penambahan jenis
pembangunan untuk kepentingan umum, upaya percepatan pengadaan tanah (misalnya
penyelesaian status kawasan hutan), percepatan pengadaan tanah (yang terkait dengan
tanah kas desa, tanah wakaf, dan tanah aset), keterlibatan lembaga pertanahan dalam
membantu penyusunan dokumen perencanaan pengadaan tanah, penambahan jangka
waktu penetapan lokasi, dan penitipan ganti kerugian.

4 PP Nomor 21 Tahun 2021 tentang Merupakan aturan pelaksana berdasarkan 17 (3,4,7,9,10,20,21), 18 (3 dan 21), 19 (4,
penyelenggaraan Penataan Ruang 6, 10), dan 185 (b) UU 11/2020. Peraturan ini mengatur mengenai aspek-aspek dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang (berbagai ketentuan terkait perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, pengawasan penata-an ruang,
pembinaan penataan ruang, dan kelembagaan penataan ruang) yang dilakukan berdasar-
kan pertimbangan kondisi keragaman geografis, sosial budaya, potensi sumber daya
alam, dan peluang pengembangan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam
menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan.

5 PP Nomor 23 Tahun 2021 tentang Merupakan aturan pelaksana berdasarkan Pasal 36 dan 185 (b) UU 11/2020. Peraturan ini
Penyelenggaraan Kehutanan dibuat dalam rangka meningkatkan iklim investasi dan kegiatan berusaha, peningkatan
perlindungan dan kesejahteraan pekerja, kemudahan, pemberdayaan, perlindungan
UMK-M serta perkoperasian, dan percepatan proyek strategis nasional serta mempermu-
dah dalam pengurusan dan memperoleh lahan khususnya Kawasan Hutan di Indonesia
guna menciptakan lapangan kerja. terkait dengan hal tersebut, PP ini merupakan pem-
baharuan terhadap aturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004.

6 PP Nomor 40 Tahun 2021 tentang Merupakan aturan pelaksana berdasarkan Pasal 150 dan 185 (b) UU 11/2020. Peraturan
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi ini dibentuk dalam rangka untuk mengoptimalisasi KEK (serta mendorong penciptaan
Khusus lapangan kerja) yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2009 berdasarkan Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus yang telah diperbaharui dengan
UU 11/2020 yang mengubah, menghapus dan menambahkan pengaturan baru yang
bersifat strategis dalam pengembangan KEK. Di mana berdasarkan evaluasi pengemban-
gan KEK dan mencermati perubahan model bisnis serta pergeseran pusat perekonomian
global, diperlukan adanya langkah-langkah antisipasi dalam penetapan kebijakan dan
strategi yang tepat dalam menjaring penanaman modal melalui berbagai kebijakan yang
termuat dalam UU 11/2020 antara lain mengenai:
1. Revitalisasi kelembagaan;
2. Peningkatan status Sekretariat Dewan Nasional menjadi Sekretariat Jenderal Dewan
Nasional;
3. Akomodasi perluasan cakupan kegiatan utama sektoral sesuai dengan perkemban-
gan baru;
4. Penyederhanaan prosedur pengusulan; dan
5. Peningkatan daya saing KEK melalui peningkatan kualitas pelayanan serta penera-
pan best practices yang setara dengan negara lain.

Bab 05 | 67
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

No. Nama Proyek PJPK

7 PP Nomor 43 Tahun 2021 tentang Merupakan aturan pelaksana berdasarkan Pasal 17 (2) UU 11/2020. Peraturan ini dibuat
Penyelesaian Ketidaksesuaian Antara dalam rangka penyelesaian dan mengatasi berbagai hambatan atas ketidaksesuaian tata
Tata Ruang dengan Kawasan Hutan, ruang, kawasan hutan, izin, konsesi, hak atas tanah, dan/atau hak pengelolaan yang diper-
Izin dan/atau Hak Atas Tanah lukan untuk pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan sinkronisasi pemanfaatan
ruang/ penyelesaian tersebut antara lain adalah:
1. penyelesaian Batas Daerah;
2. penyelesaian Ketidaksesuaian antara RTRWP, RTRWK, Kawasan Hutan, lzin, Konsesi,
Hak Atas Tanah, dan/atau Hak Pengelolaan;
3. penyelesaian Ketidaksesuaian Garis Pantai dengan Hak Atas Tanah, Hak Pengelo-
laan, dan/atau Perizinan terkait Kegiatan yang Memanfaatkan Ruang Laut;
4. penyelesaian Ketidaksesuaian antara RTRL, RZ KSNT, RZ KAW, danf atau RZWP-3-K
dengan Perizinan terkait Kegiatan yang Memanfaatkan Ruang Laut; dan
5. penguatan kelembagaan dan tata kelola penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang,
Kawasan Hutan, lzin, Konsesi, Hak Atas Tanah, dan/atau Hak Pengelolaan.

68 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

B Inisiasi Penyempurnaan Peraturan


Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun
2015 tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha (KPBU) dalam
Penyediaan Infrastruktur

I
nisiasi penyempurnaan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 tahun 2015 tentang
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam Penyediaan Infrastruktur
dilakukan dengan latar belakang adanya pertimbangan surat permohonan dari
Kementerian Perhubungan melalui surat dengan nomor KL.002/1/1 PHB 2020
tanggal 19 Mei 2020 tentang Usulan Simplifikasi Proses Pelaksanaan Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di Lingkungna Kementerian Perhubungan;
dan surat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
melalui surat dengan nomor HK.02.02-Mn/1036 tanggal 12 Juni 2020 tentang Usulan
Penyederhanaan Proses Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
(KPBU) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang ditujukan
kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Adapun rangkuman dari
usulan penyederhanaan dari dua Kementerian tersebut meliputi

Poin Usulan Penyederhanaan Perpres No. 38 Tahun 2015 dari


Kementerian PUPR & Kementerian Perhubungan

1 2 3
Diperlukannya penyederhanaan Penyederhanaan proses pengadaan Izin pemanfaatan Barang Milik Negara
dokumen (lingkup kajian) KPBU badan usaha pelaksana (BMN)

4 5 6
Penyederhanaan proses pengajuan Kombinasi skema pembayaran Peningkatan modal dalam negeri
prakarsa ketersediaan layanan, upfront pay dan
dukungan kelayakan

Bab 05 | 69
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Hal lain yang menjadi latar belakang perlu dilakukannya penyempurnaan Perpres
No. 38 Tahun 2015 tentang KPBU dalam Penyediaan infrastruktur adalah adanya
kebutuhan penyediaan infrastruktur yang tinggi, namun progres pelaksanaan KPBU
yang masih lambat terutama pada tahap penyiapan hingga Perjanjian Kerja Sama
(PKS) yang memerlukan waktu 2,5 hingga 4 tahun.

Untuk menanggapi surat usulan dari dua Kementerian tersebut, Kementerian


Koordinator Bidang Perekonomian melalui Komite Percepatan Penyediaan
Infrastruktur Prioritas (KPPIP) kemudian menyusun Kajian Akademis serta Naskah
Urgensi Rancangan Perubahan Peraturan Presiden tentang KPBU dalam Penyediaan
Infrastruktur. Dalam proses penyusunan kajian tersebut, ikut dilaksanakan kegiatan
diskusi (focus group discussion) dengan pihak-pihak terkait, terutama dengan
Kementerian /Lembaga yang tergabung dalam Kantor Bersama KPBU. Selain itu,
dilakukan pula one-on-one meeting dengan Kementerian Keuangan, Kementerian
PPN/Bappenas, dan LKPP. Ketiga Kementerian/Lembaga tersebut juga telah
mengirimkan surat tertulis serta memberikan masukan secara lisan kepada KPPIP
terkait dengan perubahan yang diusulkan sesuai dengan hasil one-on-one meeting.

Selain adanya usulan penyempurnaan dari dua Kementerian tersebut, muncul pula
kebutuhan untuk melakukan penyempurnaan Perpres No. 38 Tahun 2015 dengan latar
belakang adanya keterbatasan fiskal yang dimiliki oleh Pemerintah untuk membiayai
kebutuhan infrastruktur terutama pada masa pandemi COVID-19. Selain itu, dengan
adanya Perpres No. 79 Tahun 2019 dan Perpres No. 80 Tahun 2019 tentang program
percepatan pengembangan wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, teridentifikasi
perlu dibukanya peluang bagi investor lokal untuk terlibat dalam pembangunan
infrastruktur di wilayah tersebut. Hal ini kemudian perlu didukung dengan adanya
penyederhanaan proses dan juga percepatan prosedur implementasi skema KPBU
untuk proyek skala kecil yang belum diatur pada Perpres No. 38 Tahun 2015.

Seiring dengan dilakukannya kajian akademis serta sejumlah diskusi dengan


Kementerian/Lembaga terkait, ikut teridentifikasi pula beberapa isu penting yang
menguatkan alasan diperlukan adanya penyempurnaan Perpres No. 38 Tahun 2015.
Adapun isu lain yang teridentifikasi diantaranya adalah:

70 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

1 2
KPBU Skala Kecil Implementasi mekanisme swiss
(Small scale PPP) challenge untuk unsolicited project

3 4
Mekanisme dukungan pemerintah Simpul KPBU
untuk proyek KPBU

Dengan mempertimbangkan usulan dari Kementerian Perhubungan, Kementerian


PUPR, serta teridentifikasi isu-isu lainnya, maka penyempurnaan Perpres No. 38
Tahun 2015 perlu dilakukan untuk memfasilititasi perubahan berupa:

Poin Usulan Penyempurnaan Perpres No. 38 Tahun 2015

1 2 3 4
Perubahan ketentuan Perubahan jenis infra- Ketentuan tentang Ketentuan dan tata cara
umum / definisi struktur yang dapat pelimpahan kewenangan izin prakarsa KPBU
dikerjasamakan melalui
skema KPBU

5 6 7 8
Alternatif kompensasi Perubahan terhadap Badan penyiapan dan Penambahan definisi dan
terhadap Badan Usaha pra-studi dan studi seleksi KPBU tata cara pelaksanaan
pemrakarsa KPBU kelayakan KPBU Skala Kecil

9 10 11
Perjanjian KPBU Penyediaan Infrastruktur Penambahan definisi dan
melalui KPBU dengan tata cara
memanfaatkan Barang pelaksanaan mekanisme
Milik Negara / Barang Swiss Challenge
Milik daerah

Usulan penyempurnaan Perpres No. 38 Tahun 2015 diharapkan dapat mempercepat


pelaksanaan penyiapan hingga transaksi KPBU yang dapat dilaksanakan dalam
jangka waktu 1 hingga 1,5 tahun, menambahkan lingkup infrastruktur yang dapat
dikerjasamakan dengan skema KPBU, serta dapat dilakukan penyempurnaan dan
penyederhaan proses dan prosedur pelaksanaan skema KPBU.

Bab 05 | 71
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

C Usulan Penyempurnaan Substansi


Peraturan Presiden (Perpres) Nomor
32 Tahun 2020 tentang Pembiayaan
Infrastruktur melalui Hak Pengelolaan
Terbatas

D
ijelaskan dalam Perpres No. 32 Tahun 2020 bahwa Hak Pengelolaan Terbatas
(HPT) atas aset infrastruktur adalah hak pengelolaan aset infrastruktur dalam
rangka meningkatkan fungsi operasional Barang Milik Negara (BMN) dan/atau aset
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) guna mendapatkan pendanaan untuk pembiayaan
penyediaan infrastruktur. Dana yang didapatkan melalui pengaplikasian skema HPT
ini pemanfaatannya diprioritaskan untuk pembiayaan infrastruktur yang tertera
dalam daftar proyek infrastruktur prioritas dan/atau proyek strategis nasional. Pada
prinsipnya, HPT merupakan skema pendanaan infrastruktur dengan melakukan
transfer hak konsesi dari brownfield asset yang dimiliki oleh Pemerintah atau BUMN
ke badan usaha lain atau pihak swasta untuk mengoperasikan, memelihara, dan
mengembangkan aset tersebut. Sebagai imbalannya, Pemerintah atau BUMN akan
menerima pembayaran dimuka atau pembayaran tahunan selamasa masa konsesi
tersebut. Perlu diperhatikan bahwa capital expenditure (capex) selama masa konsesi
menjadi tanggungjawab pemegang konsesi sehingga akan meringankan beban
Pemerintah atau BUMN.

Mengacu pada Perpres No. 32 Tahun 2020, kriteria BMN maupun aset BUMN yang
dapat dikelola dengan skema HPT adalah:

5 Kriteria Teknis HPT

Beroperasi minimal Membutuhkan Umur manfaat aset Disajikan dalam Memiliki arus kas
2 tahun peningkatan efisiensi infrastruktur minimal Laporan Keuangan positif ≤2 tahun & ≤3
operasi sesuai stan- 10 Tahun K/L yang telah diaudit tahun (aset BMN)
dar internasional (aset BMN)

72 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Sebagai upaya implementasi skema HPT, pada periode semester I 2021 KPPIP telah
menyelesaikan kajian untuk menyusun Petunjuk Teknis Implementasi Skema HPT
pada Barang Milik Negara (BMN) dan juga aset BUMN. Seiring dengan dilakukannya
penyusunan Petunjuk Teknis Implementasi Skema HPT, teridentifikasi bahwa perlu
dilakukan penyempurnaan subtansi pada Perpres No. 32 Tahun 2020. Perubahan
substansi Perpres No. 32 Tahun 2020 diperlukan untuk memastikan keberhasilan
proses implementasi skema HPT, khususnya untuk aset BUMN. Selain itu,
penyempurnaan Perpres No. 32 Tahun 2020 diperlukan dengan mempertimbangan
kondisi BMN maupun aset BUMN yang sulit untuk memenuhi kriteria aset untuk
dikelola dengan skema HPT akibat terdampak oleh pandemi COVID-19.
Adapun usulan penyempurnaan Perpres 32/2020 adalah sebagai berikut:
1. Kriteria aset yang dapat dikelola dengan skema HPT;
• Arus kas positif 2 tahun berturut-turut dianggap kurang feasible pada periode
waktu 2020-2021.
• Karena Perpres No. 32 Tahun 2020 sedang masa uji coba untuk
diimplementasikan, maka harapannya diberi ruang untuk kriteria yang lebih
fleksibel.
2. Penggunaan dana hasil;
• Ditetapkan pada Perpres No. 32 Tahun 2020 bahwa penggunaan dana hasil
HPT akan dialokasikan untuk pembangunan aset infrastruktur atau aset
sejenis lainnya yang termasuk sebagai PIP atau PSN. Namun, tidak semua K/L
atau BUMN memiliki aset yang merupakan PSN/PIP.
• Diperlukan adanya fleksibilitas untuk pemanfaatannya.
• Perlu ditambahkan poin tambahan untuk penggunaan pada aset non PIP/
PSN.
3. Tidak ada definisi yang dimaksud dengan aset BUMN;
4. Jenis aset/infrastruktur yang dapat dikerjasamakan dengan skema HPT;
• Pada Perpres No. 32 Tahun 2020 sudah disebutkan sektor-sektor yang
bisa dikerjasamakan dengan skema HPT. Namun, terdapat sektor-sektor
yang berpotensi untuk dikelola dengan HPT, seperti fasilitas kesehatan dan
gedung, yang belum termasuk sebagai aset yang bisa dikelola dengan skema
HPT.

Bab 05 | 73
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

5. Jenis pembayaran;
• Pada Perpres 32/2020 disebutkan hanya upfront payment dan tidak
menyebutkan jenis pembayaran lain, yang mana semestinya bisa ditawarkan
pembayaran jenis lain.
6. Dukungan dan jaminan pemerintah untuk implementasi skema HPT;
• Perpres 32/2020 belum membahas mengenai dukungan dan jaminan
pemerintah untuk proyek HPT.
7. Isu kelembagaan.
• Pada Perpres 32/2020 ditetapkan bahwa perjanjian HPT untuk BMN akan
ditandatangani oleh BLU di Kementerian Keuangan.
• Jika BLU terpusat di Kementerian Keuangan, maka dana hasil yang didapatkan
perlu di-earmark penggunaannya pada sektor tersebut.

Terkait dengan usulan substansi yang diperlukan untuk dilakukan revisi tersebut
masih dalam tahap menunggu persetujuan Presiden untuk bisa dilakukan koordinasi
lanjutan yang akan dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian.

Selain dibutuhkan adanya petunjuk teknis implementasi dan penyempurnaan


substansi Perpres No. 32 Tahun 2020, disadari bahwa perlu diusulkan aset yang
dapat dijadikan sebagai pilot project untuk mengetahui efektifitas dari Perpres No.
32 Tahun 2020 dan petunjuk teknis yang telah disusun untuk diimplementasikan
skema HPT. Pilot project dibutuhkan untuk memperjelas prosedur perijinan, proses
pemanfaatan, prosedur pengelolaan serta mekanisme penyaluran dana hasil yang
dapat menjadi masukan dan pertimbangan teknis pada usulan penyempurnaan
Perpres No. 32 Tahun 2020. Hingga saat ini, KPPIP masih terus melakukan koordinasi
dengan stakeholder terkait Pilot Project yang akan menggunakan Skema HPT.

74 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

D Penyusunan RPerpres tentang


Penanganan Dampak Sosial
Kemasyarakatan Tanah Musnah
dalam Rangka Pembangunan untuk
Kepentingan Umum

R
Perpres ini mengatur tentang penanganan masalah sosial berupa pemberian
bantuan dana kerohiman oleh instansi yang memerlukan tanah kepada pihak
yang berhak menerima bantuan dana kerohiman dalam rangka pembangunan untuk
kepentingan umum (PSN dan Non-PSN) di atas tanah musnah.

Regulasi ini sangat diperlukan sebagai payung hukum pemberian bantuan dana
kerohiman, salah satunya PSN Jalan Tol Semarang – Demak dan Jalan Tol Semarang
– Kendal. RPerpres ini merupakan RPerpres pertama yang mengatur ketentuan
penanganan dampak sosial kemasyarakatan atas tanah musnah dalam rangka
pembangunan untuk kepentingan umum serta melengkapi ketentuan tanah musnah
yang diatur dalam:
• PP No. 18 Tahun 2021 tentang HPL, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun,
dan Pendaftaran Tanah
• Permen ATR/BPN tentang Tata Cara dan Penetapan Tanah Musnah

Penerima dari bantuan dana kerohiman ini yaitu pemegang hak pengelolaan dan/
atau hak atas tanah baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, yang
ditetapkan oleh tim terpadu. Muatan pokok RPerpres tentang Penanganan Dampak
Sosial Kemasyarakatan Atas Tanah Musnah Dalam Rangka Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum.

Bab 05 | 75
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Cakupan Pembangunan untuk kepentingan umum meliputi PSN dan Non


PSN dengan cakupan seluruh Indonesia dan tidak kasuistis mis-
alnya hanya tanah musnah yang menjadi lokasi Pembangunan
Jalan Tol Semarang – Demak
Penerima Kriteria pihak yang berhak menerima bantuan Dana Kerohiman

Mekanisme dan Jangka Mekanisme dan jangka waktu Pelaksanaan Penanganan Dampak
waktu Sosial Kemasyarakatan Atas Tanah Musnah dalam Rangka Pem-
bangunan untuk Kepentingan Umum
Sumber Dana Sumber Dana Kerohiman berasal dari Instansi yang Memerlukan
Tanah
Perhitungan Dana Penghitungan dan Besaran bantuan Dana Kerohiman:
luas tanah x 25% (dua puluh lima persen) dari NJOP
yang ditetapkan terakhir oleh instansi yang ber-
wenang.
Apabila berdasarkan penghitungan di atas, terdapat nilai bantuan
Dana Kerohiman di bawah Rp 1.000.000,- (misalnya Rp 500.000,-
) maka bantuan Dana Kerohiman yang akan diberikan kepada
Pihak Yang Berhak sebesar Rp 1.000.000,-
Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi untuk Pelaksanaan Penanganan Dampak
Sosial Kemasyarakatan Atas Tanah Musnah dalam Rangka Pem-
bangunan untuk Kepentingan Umum

RPerpres ini diharapkan dapat segera ditetetapkan, karena akan diimplementasikan


untuk PSN Jalan Tol Semarang – Demak, yang mana percepatan penyelesaian
pengadaan tanah Tol Tanggul Laut Semarang – Demak berlaku sampai dengan
berakhirnya Penetapan Lokasi (Penlok) yaitu November 2021.

Pembahasan RPerpres telah dilaksanakan bersama dengan kementerian/ lembaga


dan pemerintah daerah terkait sejak bulan April 2021. Draft serta muatan terakhir
telah disepakati pada tanggal 23 Juni 2021. Saat ini masih menunggu arahan
Presiden terkait proses percepatan penetapan RPerpres Penanganan Dampak
Sosial Kemasyarakatan Atas Tanah Musnah dalam Rangka Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.

76 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

E Inisiasi Penyusunan Regulasi untuk


Implementasi Skema Land Value
Capture (LVC) di Indonesia

D
Dalam istilah perekonomian, Peningkatan Perolehan Nilai Kawasan (Land
Value Capture (LVC)) adalah suatu metode untuk memperoleh manfaat atas
peningkatan harga tanah sebagai akibat dari suatu produktivitas ekonomi yang
ditimbulkan dari adanya perubahan kebijakan atau investasi proyek infrastruktur.
LVC memungkinkan masyarakat untuk memulihkan dan menginvestasikan kembali
peningkatan nilai tanah tersebut. Hal ini dikenal sebagai pengembalian nilai tanah.
Terdapat tiga fungsi dari penerapan LVC yaitu:

A
Memperoleh manfaat atau nilai tambah dari peningkatan harga tanah untuk mem-
fasilitasi pemerintah dalam investasi keuangan publik ke infrastruktur

B
Membuka pendanaan tambahan dimana akses pendanaan terbatas hanya dari
sumber pembiayaan tradisional yaitu pembiayaan sektor publik

C
Memfasilitasi untuk mendapatkan (penggantian uang) pendanaan infrastruktur di
tahap awal

LVC diimplementasikan melalui dua strategis mekanisme yaitu strategi berdasarkan


pembangunan dan strategi berdasarkan perpajakan. Berdasarkan pembangunan
melalui strategi pemanfaatan asset riil public, biaya dampak, biaya pengembangan
(negotiated exaction), dan penggabungan tanah/ penyesuaian kembali tanah
(konsolidasi tanah). Sedangkan berdasarkan perpajakan dilakukan melalui strategi
penilaian khusus/betterment levies dan pembiayaan dari peningkatan pajak/tax
increment financing (TIF).

Bab 05 | 77
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Human
Settlement
Improvement

Value
Uplift
Open
Housing
Settlement

Keep Retain a
Investing- Portion
network
Grows

Land Value Capture (LVC) sebagai inovasi skema pembiayaan infrastruktur dikenalkan
untuk menjawab kebutuhan investasi infrastruktur Indonesia yang meningkat
secara signifikan di periode tahun 2020-2024. Keterbatasan APBN/APBD mendorong
Pemerintah untuk dapat bekerjasama dan berkolaborasi dengan pihak swasta
(investor dan perbankan) untuk memenuhi kebutuhan belanja infrastruktur tersebut.
LVC dapat didefinisikan sebagai kebijakan pemanfaatan peningkatan nilai tanah
yang dihasilkan dari investasi, aktivitas, dan kebijakan Pemerintah di suatu kawasan
dengan menggunakan dua basis penerapan, yaitu LVC berbasis pajak dan LVC
berbasis pembangunan. Implementasi skema LVC di Indonesia diharapkan dapat
membawa berbagai manfaat ekonomi, diantaranya adalah dapat meningkatkan PAD
melalui pajak dan retribusi daerah, pengembangan kawasan perkotaan yang lebih
tertata, mengendalikan pertumbuhan ekonomi kawasan, dan melakukan pemerataan
ekonomi di kawasan perkotaan.

Sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan inovasi pembiayaan untuk


pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui skema LVC, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian bekerjasama dengan Asian Development Bank
(ADB) telah menyusun kajian yang berjudul “Innovative Infrastructure Financing Through
Value Capture in Indonesia”. Pada kajian ini, Land Value Capture (LVC) dikenalkan
sebagai salah satu skema pembiayaan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pembangunan infrastruktur di Indonesia.

78 | Bab 05
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

Peluncuran hasil kajian LVC tersebut dilakukan


pada tanggal 24 Mei 2021. Acara peluncuran
dan diskusi yang diadakan oleh Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian dan ADB
ini dibuka oleh Winfried Wicklein selaku
Deputy Director General for Southeast Asia,
ADB. Bapak Airlangga Hartanto selaku
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
bertindak sebagai pembicara kunci pada acara
tersebut. Adapun sambutan pengenalan dari
pihak ADB disampaikan oleh Bapak Bambang
Susantono selaku Vice-President for Knowledge
Management and Sustainable Development,
ADB.

Implementasi skema LVC di Indonesia


tentunya akan membutuhkan dukungan
regulasi sebagai dasar pemanfaatan skema
tersebut. Dengan mengacu pada studi yang
disusun oleh Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian dan ADB, pada periode
semester 1 2021 KPPIP mulai melakukan
inisiasi penyusunan payung hukum yang
diharapkan dapat menjadi landasan regulasi
dalam mengimplementasikan skema LVC di
Indonesia. Selain itu, latar belakang inisiai
penyusunan regulasi untuk implementasi
skema LVC tersebut dilatarbelakangi
juga oleh adanya kebutuhan alternatif
pembiayaan pembangunan infrastruktur lain
di luar APBN, dengan mempertimbangkan
keterbatasan alokasi APBN yang difokuskan
untuk penanganan Pandemi COVID-19 dan

Bab 05 | 79
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

pemulihan ekonomi nasional pada periode 2020-2024.

Pada tahap awal pengembangan skema LVC, keberadaan pilot project dianggap
penting sebagai media untuk melakukan kajian dan identifikasi kebutuhan teknis,
alur pembiayan, skema koordinasi dan komunikasi, serta aspek-aspek lainnya
dalam mendukung efektifitas implementasi skema LVC. Sehubungan dengan
hal tersebut, KPPIP bekerjasama dengan World Bank telah memilih pilot project
untuk implementasi skema LVC. Pilot project dipilih berdasarkan hasil dari usulan
Kementerian, Pemerintah Daerah, urgensi pembangunan proyek, serta dengan
mempertimbangkan ketersediaan data dan informasi pendukung untuk melakukan
kajian implementasi skema LVC pada proyek yang dipilih. Adapun pilot project yang
dipilih adalah:
1. Pembangunan MRT Fase II, Jakarta;
2. Pembangunan TOD Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah;
3. Pembangunan Perumahan ASN Gedebage, Bandung, Jawa Barat;
4. Proyek Restorasi Sungai Sekanak-Lambidaro, Palembang, Sumatera Selatan;
5. Pembangunan Kawasan TOD Bakauheni, Lampung;
6. Pembangunan TOD Jurang Mangu, Tangerang Selatan, Banten.

Untuk tahap selanjutnya, akan diperlukan sinkronisasi regulasi terkait, khususnya


sinkronisasi dengan peraturan yang berhubungan dengan perpajakan, rencana tata
ruang, pemanfaatan lahan dan juga tata guna lahan. Sinkronisasi regulasi tersebut
tentunya membutuhkan dukungan dari Pemerintah, baik di tingkat nasional maupun
di tingkat daerah. Maka dari itu, kolaborasi yang kuat dengan melibatkan pemangku
kepentingan terkait menjadi langkah penting untuk memastikan efektifitas
implementasi skema LVC di Indonesia.

80 | Bab 05
BAB 06
Rencana
KPPIP
Kedepan
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

82 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

P
ada periode bulan Januari – Juni 2021, KPPIP telah menjalankan tugasnya sebagaimana
diatur dalam peraturan-peraturan terkait Perpres No. 75 Tahun 2014 serta peraturan
terkait. Melanjutkan dari tahun-tahun sebelumnya, KPPIP telah menjalankan mandat
pemantauan proyek, penyelesaian hambatan, koordinasi pemantauan, serta pengeluaran
kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk percepatan infrastruktur.

Lebih lanjut, dalam rangka mendukung percepatan penanggulangan dan pemulihan dampak
global akibat pandemi COVID-19, KPPIP melakukan penyesuaian fokus kerja. Di mana salah
satu masalah yang muncul adalah terganggunya kegiatan serta mobilitas manusia dan barang/
jasa serta memperlambat kegiatan ekonomi akibat diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini memberikan dampak berupa pengurangan aktivitas
dan pengembangan ekonomi oleh pelaku usaha yang juga secara langsung menghambat
pelayanan kesehatan yang merupakan aspek penting dalam penanggulangan pandemi
COVID-19. Guna memberikan kemudahan dalam aspek kesehatan tersebut, Pemerintah
menyesuaikan kebijakan berupa pengalihan anggaran bagi kementerian/lembaga untuk
kepentingan kesehatan sebagai upaya preventif mencegah potensi masalah ekonomi yang
lebih buruk. Relokasi anggaran Pemerintah juga terjadi pada Proyek Strategis Nasional (PSN),
di mana hal ini menyebabkan jadwal penyelesaian sejumlah proyek harus turut disesuaikan.

Dalam rangka penyesuaian anggaran PSN tersebut, KPPIP berencana untuk melakukan
pemutakhiran daftar PSN sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 109
Tahun 2020 dengan menetapkan Peraturan Menteri Koordinator (Peraturan Menteri) Bidang
Perekonomian sebagai pengganti berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2021 tentang Kemudahan Proyek Strategis Nasional serta
Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tersebut. Pemutakhiran dalam kerangka Peraturan
Menteri ini dilakukan dengan menambahkan beberapa PSN berdasarkan usulan instansi terkait
serta telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh KPPIP. Penembahan PSN ini juga sejalan
dengan arahan presiden yaitu telah memenuhi readiness criteria, memiliki skema pembiayaan
di luar APBN, dan memiliki nilai kemanfaatan yang tinggi. Selain pemutakhiran daftar PSN,
KPPIP juga melakukan evaluasi terhadap daftar PSN guna mengkaji proyek yang (berdasarkan
pertimbangan dapat) dikeluarkan dari daftar PSN karena telah dinyatakan selesai (proyek tidak
lagi memerlukan fasilitas sebagai PSN) dan/atau dikarenakan adanya beberapa hal, sehingga
proyek tidak dapat dilakukan penyelesaian sampai dengan tahun 2024. Terkait dengan agenda

Bab 06 | 83
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

pemutakhiran daftar PSN tersebut, saat ini


KPPIP tengah melakukan tahap finalisasi
Peraturan Menteri mengenai daftar PSN
berdasarkan pertimbangan di atas. Terkait
dengan pemutakhiran daftar PSN, KPPIP juga
akan melakukan pemutakhiran daftar Proyek
Infrastruktur Prioritas (PIP) sebagaimana yang
diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Nomor 5 Tahun 2017.
Pemutakhiran daftar PIP ini akan menjadikan
daftar PSN sebagai dasar untuk kemudian
dilakukan pemilihan berdasarkan kriteria-
kriteria PIP untuk nantinya dapat dinyatakan
sebagai PIP.

Sebagai informasi lebih lanjut mengenai


regulasi yang sedang dibentuk, saat ini KPPIP
juga sedang melakukan finalisasi peraturan
mengenai Peraturan Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian tentang komposisi
pembebanan pinjaman pembangunan Mass
Rapid Transit di Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Secara simultan, KPPIP
juga tengah melaksanakan diskusi dan
perumusan mengenai regulasi Land Value
Capture (LVC) bersama-sama dengan Asian
Development Bank (ADB) untuk diundangkan
dan diimplementasikan di Indonesia sebagai
salah satu alternatif sumber pembiayaan
pembangunan kedepan, selain sebelumnya
telah menyelesaikan perumusan Hak
Pengelolaan Terbatas atau Limited Concession
Scheme pada tahun 2020. Masih dalam

84 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

ruang lingkup pembiayaan, mengacu kepada


permasalahan yang ada sampai dengan
saat ini, serta masukan baik dari praktisi,
akademisi, maupun pemerintahan terkait,
KPPIP kedepannya juga akan melakukan
penyempurnaan terhadap ketentuan
Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha atau
disebut KPBU, penyempurnaan terhadap
ketentuan KPBU ini diharapkan dapat
menjadi jawaban atas hambatan-hambatan
yang selama ini dihadapi dalam pelaksanaan
KPBU sehingga dapat mendukung percepatan
penyelesaian proyek PSN dalam sisi finansial.
Selain itu terkait dengan pengembangan
wilayah guna mempercepat pengembangan
wilayah dan pembangunan ekonomi
pada Kawasan Jawa Barat, saat ini sedang
dilakukan pembahasan mengenai dasar
hukum percepatan pembangunan ekonomi
Kawasan Jawa Barat dengan berkoordinasi
dengan Pemerintah Daerah Jawa Barat serta
instansi terkait, kedepannya pengembangan
Kawasan Jawa Barat akan memiliki dasar
hukum yang sama seperti pengembangan
Kawasan Jawa Tengah yaitu Perpres No. 79
Tahun 2019 dan pengembangan Kawasan
Jawa Timur yaitu Perpres No. 80 Tahun 2019.

Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan


pembiayaan pembangunan infrastruktur,
KPPIP terus mencoba melakukan kajian
dan penyempurnaan regulasi sehubungan
dengan implementasi skema alternatif

Bab 06 | 85
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

pembiayaan non APBN, dengan mempertimbangkan kapasitas fiskal pemerintah yang terbatas
untuk pembangunan infrastruktur. Selain itu, penyempurnaan regulasi skema alternatif
pembiayaan infrastruktur juga diperlukan untuk mendukung sektor swasta agar dapat
melakukan investasi pada proyek infrastruktur melalui beberapa pilihan skema pendanaan
proyek infrastruktur.

Terkait dengan pengembangan alternatif pembiayaan infrastruktur, KPPIP akan melanjutkan


kajian dan penyempurnaan regulasi yang telah disusun pada periode Semester I 2021. Adapun
fokus dari kajian dan penyempurnaan regulasi yang akan dilakukan oleh KPPIP pada periode
Semester II 2021 adalah:
1. Untuk mendorong kegiatan penyempurnaan Perpres No. 38 Tahun 2015, akan dilakukan
komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait, khususnya dengan Kementerian/
Lembaga yang merupakan anggota dari Kantor Bersama KPBU, dan juga dengan investor
atau pihak swasta yang saat ini menggunakan skema KPBU. Komunikasi dan koordinasi
perlu dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama atas penyempurnaan Perpres
No. 38 Tahun 2015 yang diusulkan, dan juga berdasarkan kebutuhan dan kendala yang
dihadapi di lapangan.
2. Untuk mendukung penyempurnaan Perpres No. 32 Tahun 2020 dan upaya implementasi
skema HPT, akan dilakukan:
a. Komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait, khususnya dengan
Kementerian/Lembaga dan BUMN sebagai pemilik aset. Komunikasi dan
koordinasi tersebut dibutuhkan untuk menghimpun masukan berdasarkan
kebutuhan dan kondisi pengelolaan aset yang memiliki potensi untuk didukung
oleh penyempurnaan Perpres No. 32 Tahun 2020;
b. Inisiasi usulan penyusunan regulasi teknis dari Kementerian/Lembaga untuk
mendukung upaya implementasi skema HPT sebagai alternatif pembiayaan
infrastruktur;
c. Pemilihan pilot project untuk memperjelas prosedur perijinan, proses pemanfaatan,
prosedur pengelolaan serta mekanisme penyaluran dana hasil yang dapat menjadi
masukan dan pertimbangan teknis pada usulan penyempurnaan Perpres No. 32
Tahun 2020.
3. Untuk mendukung inisiasi penyusunan regulasi untuk implementai skema LVC di
Indonesia, akan dilakukan:

86 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

a. Penyusunan draft legal berupa


rancangan Peraturan Presiden,
sebagai landasan regulasi
implementasi skema LVC di
Indonesia;

Pelaksanaan kajian teknis implementasi


skema LVC pada pilot project yang telah
disepakati oleh KPPIP dan World Bank.

Sebagai bentuk dukungan KPPIP dalam


percepatan penyediaan infrastruktur
sebagaimana diatur Pasal 11 Peraturan
Presiden No 75 Tahun 2014 bahwa dalam
pelaksanaan tugasnya KPPIP dapat melibatkan
kementerian, lembaga, pemerintah daerah,
badan usaha, dan pihak lainnya yang lingkup
tugas dan fungsinya berkaitan dengan
upaya percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas dan dapat merekrut tenaga ahli
perseorangan, institusi dan/atau badan
usaha dan membentuk Panel konsultan.
Pengadaan panel konsultan juga merupakan
salah satu upaya yang disediakan pemerintah
untuk memberikan kemudahan dalam
Proyek Strategis Nasional yang terdapat
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42
Tahun 2021. Pengadaan panel konsultan ini
direncanakan akan di laksanakan di semester
2 Tahun 2021, dengan adanya panel konsultan
diharapkan akan didapatkan badan usaha
dengan SDM/tenaga ahli berpengalaman
sesuai kebutuhan dan mempersingkat waktu

Bab 06 | 87
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

pengadaan pada umumnya karena karena


proses prakualifikasi hanya perlu dilakukan
sekali sebelum dilakukan kontrak payung,
kontrak payung tersebut berdurasi paling
lama 3 tahun sehingga panel tersebut dapat
membantu percepatan Proyek Strategis
Nasional guna mendorong percepatan
pertumbuhan ekonomi.

88 | Bab 06
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

A Percepatan PSN Melalui Implementasi


Peraturan Pemerintah tentang
Kemudahan PSN

P
ada Semester 1 Tahun 2021, KPPIP telah berhasil mendorong penyelesaian 6
Proyek Strategis Nasional sehingga secara akumulatif, PSN yang telah selesai
berdasarkan Perpres No. 109 Tahun 2020 sebanyak 18 proyek dengan total nilai
investasi sebesar 136,6 triliun rupiah. Dengan memperhatikan kondisi Pandemi
COVID-19 dan adanya beberapa realokasi anggaran pembangunan infrastruktur
yang juga berimbas pada progres Proyek Strategis Nasional, KPPIP merencanakan
pada akhir tahun 2021 akan ada penambahan PSN yang dinyatakan selesai sebanyak
25 proyek sehingga menjadikan total jumlah PSN Selesai dari Tahun 2016 sampai
dengan Tahun 2021 menjadi 135 proyek dengan total nilai investasi 838,2 triliun
rupiah.

KPPIP dalam pemantauan kemajuan Proyek Strategis Nasional dan Proyek


Infrastruktur Prioritas akan menggunakan Dashboard yang telah disusun oleh PMO
KPPIP untuk mengidentifikasi isu, pemantauan status proyek dan penyusunan
rekomendasi untuk pengambilan keputusan percepatan proyek atas terjadinya
debottlenecking yang terjadi. Secara langsung KPPIP akan terlibat dalam analisis
masalah dan melakukan koordinasi pemangku kepentingan. Selanjutnya, KPPIP juga
akan memberikan pendampingan, alih pengetahuan, dan pengembangan kapasitas
untuk penanggung jawab proyek untuk penyelesaian hambatan dan percepatan
proyek secara efektif.

Penerbitan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang
ditindaklanjuti dengan penerbitan peraturan turunan termasuk Peraturan Pemerintah
tentang Kemudahan PSN juga dapat menjadi senjata KPPIP untuk percepatan proyek.
Peraturan Pemerintah Tentang Kemudahan PSN serta 6 Peraturan Pemerintah lainnya
akan terus didorong dalam implementasi untuk memudahkan dalam percepatan
penyediaan Proyek Strategis Nasional.

Bab 06 | 89
Laporan KPPIP | Semester 1 2021

90 | Bab 06
Infrastruktur Menuju
Indonesia Maju

Gedung Pos Ibukota, Blok A, Lt. 6 www.kppip.go.id


Jl. Lapangan Banteng Utara No. 1 sekretariat@kppip.go.id
Pasar Baru, Jakarta Pusat 10710, Indonesia
facebook.com/kppip
+62 21 345 3171
+62 21 345 3164 @kppip_ri
+62 21 345 3155 @kppip

Anda mungkin juga menyukai