Anda di halaman 1dari 79

BEBAN GEMPA

SESUA! SNt - 03 - 1726 - 2002

\;,
l\
'f
$

ffi
REKAYASA GEMPA
(DILENGKAPI DENGAN ANALISIS BEBAN GEMPA
sESLrAr SNr - 03 - 1726 - 2OO2)

SI,JHARIANTO
Rureyase Gnvrpa
(DrrEucrepr DENGAN ANALrsrs BEBAN GEMpA sEsuAr sNI-03-1725 -2002)

Suharjanto
@ penulis

Desain cover : Edy Basley KATA PENGANTAR


Layout : Bemadia Errisa Maharani

Gempa bumi yang sering teriadi di Indonesia hampir


selalu menelan korban jiwa. Namun dapat dipastikan bahwa
Cetakan pertama, Februari 2013
korban jiwa tersebutbukan diakibatkan secara langsung oleh
gempa, tetapi diakibatkan oleh keruntuhan bangunan pada
saat terjadi gempa dan mengakibatkan koban jiwa.
Diterbitkan oleh Penerbit Kepel press
Untuk |anabadra University press Hal tersebut diminimalkan dengan membuat suatu
Universitas Janabadra Yogyakarta
bangunan yang tahan gempa. Yang dimaksud dengan
bangunan tahan gempa disini adalah bangunan yang tidak
mengalami kerusakan pada saat terjadi gempa ringary
mengalami kerusakan non struktural yang dapat diperbaiki
ISBN : 978-602-937 4-52-0 pada saat terjadi gempa sedang, dan tidak runtuh tetapi
hanya mengalami kerusakan struktural dan non struktural
pada saat teriadi gempa kuat.
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Untuk lebih mendalami tentang perilaku dan anlisis beban
Dilarang memperbanyak karyatulis ini dalam bentuk beban akibat gempa maka disusunlah buku Rekayasa Gempa
a-papln dan dengan cara apapury tanpa izin tertulis yang dilengkapi dengan analisis Beban Gempa Berdasar
dari Penulis dan Penerbit SNI-03-1726-2002 khususnya untuk Gedung Beraturan
dengan ketinggian dibawah 40 meter, dengan metode
Beban Gemapa Statik Ekivalen. Buku ini diharapkan akan
Dicetak oleh percetakan Amara Books
bermanfaat bagi masyarakat, praktisi maupun akademisi
Isi di yang diharapkan bermanfaat bagi semua kalangan.

Yogyakar ta, 7 F ebruari 2013

Suharjanto
DAFTAR ISI

Kara Pnncaxren v
Daftar Isi vii

Ben 1 Tnrurx Grupa Dau FTNoMENA Gnvrre

1.1 Definisi dan Deskripsi Gempa 1,

L.2 Proses Terjadinya Gempa Bumi 2


1.3 Teori Lempeng Tektonik 3
L.4 Fenomena Gempa Bumi di Indonesia 9

B.ls 2 Srera nax Uxumru Gnurre


2.1. Pusat Gempa, Hypocenter, Epicenter 16
2.2 Gelombang Gempa 19
2.3 Istilah-Istilah Dalam Gempa Bumi 2L
2.4 Klasifikasi Gempa Bumi 22
2.5 Cara Menentukan Letak Epicenter 23
2.6 Skala Kekuatan Gempa 25
2.7 Alat Pencatat Gempa 39

Ban 3 KEnusnxau Srnuxrun Baucursml Armar Gnprpa


3.1 Kerusakaan Permukaan Tanah
(Surface Faulting) 42
3.2 Kerusakan Akibat Getaran di permukaan
Tanah
46
3.3 Kerusakan Akibat Kelongsoran Lereng Tanah
3.4 Kerusakan Akibat Bencana Tsunami.__
48 Bab
_
50

Ban 4 Mnroor PEnHrrurucaN BrsaN GsMpa Mrrons


Srerx
Exurvernu (nsnnesen SNI , 0g - lT26 _ 20021
4.1, Konsep dan Definisi
58 Teknik Gempa dan Fenomena Gempa
4.2 Analisis Beban Statik Ekivalen 75
4.3 Perencanaan Gedung - Beban Statik Ekivalen
89
4.4 Ilustrasi Perhitungan Beban Gempa Statik Bab L ini:
Ekivalen
99 r Definisi dan deskripsi gempa
o Proses terjadinya gempa bumi
Iln, 5 RarucxurraaN srsru^a srRuxruRer Barucurva*
Trrvccr . Teori lempeng tektonik
PnrvnllaN BEnaru GEnapa (nEnoasan SNI _ 0g _
1.726 _ o Fenomena gempa bumi di Indonesia
2002 oarv SNI 03-28 4Z-2OO2|
5.1
f..i*ip Rancangan Secara Umum ..
122
l.L Definisi dan Deskripsi Gempa Bumi
5.2 Sistem Struktur Bangunan Tahan Gempa........
l2S Teknik Gempa dapat didefinisikan sebagai cabang dari
5.3 Sistem Struktur Dinding Geser lZ7 teknik yang ditujukan untuk mengurangi bahaya gempa.
5.4 Sistem Struktur Rangka pemikul Momen ........
130 Dalam arti luas Teknik Gempa meliputi penyelidikan
Derran Pusrexa dan penyelesaian masalah yang dibuat oleh gempa bumi
148 ytrtg merusak, yang meliputi perenczlnaan, perancangan,
pembangunan dan pengelolaan struktur tahan gempa dan
fasilitasnya.
Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat
alamiah, yangterjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak
berkelanj utan. Gempabumibiasa disebabkan oleh pergerakan
kerak bumi (lempeng bumi) secara tiba-tiba (sudden slip).
Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya sumber
gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam
maupun dari bantuan manusia (artificial earthquakes). Selain
disebabkan oleh sudden slip, getaran pada bumi juga bisa
disebabkan oleh gejala lain yang sifahrya lebih halus atau

vllt
lrrnrl,ir llr,lrlrrur krr rl kr,t'il yilllB sulit dirasakan manusia. tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya teriadi
( .rrl.lr 1',r'lrrrirr lr.r'r rl ,r.l,rl,rlr gt.tirran yang disebabkan oleh di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
l,rlu lrrrl,lr, rrrnlrtl, Lr.rr.lrr ,rPi, 11,,rr.,n angin pada pohon Gempa bumi kemungkinan besar terjadi karena materi
rlittt l,rirr l,rrrr (ir.lrlt.ln :rr.lx.t'li ilri tlikelompokan sebagai lapisan litosfer yang teriepit kedalam mengalami transisi fase
mi kroseisrr r isi l,rs (ti(.1.u'.r r r rrrr r rtlrrt I kr.r'i I ). pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gemPa bumi
Berdasarkarr hirsil l)(.n(.ltli.ln tl,rr.i Pt.rrcliti kebumian, tain iuga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
menyimpulkan bahwa harrrpir ().ri pr.rst.rr lt.lrih gempa bumi gunungberapi. Gempabumi seperti itu dapat menjadi gejala
alamiah yang cukup besar biirsa tcrjltli tli daerah batas akan terjadinya letusan gunungberapi. ]ika gunung tersebut
pertemuan antar lempeng yang mcnyusLnr kt.rak bumi dan mulai aktif, akan terjadi getaran di permukaanbumi dan itu
di daerah sesar ataufault. Bumi kita walaupun padat, selalu termasuk gempa vulkanik.
bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tc'kanan yang Beberapa Bempa bumi (namun jarang terjadi) jrga
terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk terjadi karena menumpuk yu massa air yang sangat besar
dapat ditahan. di balik dam, seperti Dam Karibia di Zarnbia, Afrika.
Indonesia termasuk negara yang sering tertimpa bencana Sebagian lagi (jarang iuga) iuga dapat teriadi karena injeksi
g-eTp1 bumi. Gempa bumi baik yang skala kecil maupun atau ekstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada
skala besar pernah terjadi di Indonesia. Letak geogiafis beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di
Indonesia yang berada di pertemuan perbatasan 3(tiga) Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi
lempeng tektonik, yitu lempeng Australia,lempene pacifin dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat
dan lemene Euroasia (lihat Gambar 2) mengakibatkan para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yarrg
Indonesia menjadi daerah yang rawan gempa. Selain di dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh
Indonesia, negara yang sering terkena benianagempa bumi manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
adalah ]epang. Bahkan bisa dikatakan, ]epang adalah negara
yang paling sering terkena bencana gempa bumi. Sekitar 90 Tektonik
1.3 Teori Lempeng
persen gempabumi terjadi dibawah air. Tepabrya,didaerah
cincin api yang terletak di lingkaran Lautan pasffik. Bumi terdiri dari banyak lapisan. Lapisan terluar burni
adalah litosfer. Di bawah permukaan litosfer terdapat
1.2 Proses Teriadinya Gempa Bumi lapisan yang menyerupai kerang yang terdiri dari tujuh batu
piringan tebal, seperti terlihat pada Gambar 1-. Batu tersebut
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan tebalnya sekitar 100 km yang bisa bergerak sepanjang
energi yar.g dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh L0 sentimeter tiap tahunnya. Gempa bumi sering terjadi
lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian karena adanya pergerakan di antara dua lapisan batu tebal.
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana Gerakan batu itu juga bisa terjadi karena ada tekanan dari
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran permukaan bumi selama bertahun-tahun. Pergeseran itulah
lempengan. Pada saat itulah gempa bumi alian terj adi. Cempa yarrrg membuat gempa bumi terjadi dan sering disebut
bumi biasanya terjadi di perbatasan lempenganlempengan sebagai gempa tektonik.
Potensi gempa di Indonesia memang terbilang besar,
"l sebab berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik
besar yang aktif bergerak. Kemudian interaksi lempeng
India-Australia, Eurasia dan Pasifik yangbertemu di Banda
serta pertemuan lempeng Pasifik-Asia di Sulawesi dan
Halmahera.Kata Sukhyar, terjadinya Bempa juga berkaitan
dengan sesar aktif. Di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu,
atau sesar di yang berada di Papua. Ada iuga sesar yang
lebih kecil di ]awa seperti sesar Cimandiri,lawaBarat.
Sedangkan peta pelat tektonik dan garis patahan atau
sesar (fault line) dl wilayah hrdonesia terlihat pada Gambar
1.3 berikut.

@.il;fa"-ffi X;il Frate: aftd Fdu n Lircs

,,::IH1;1,,'r#ffH#:.*
Lapisan kulit bumi terbagi dalam beberapa
-lempeng tektonik seperti
perat atau
teilihat pada Ganibar'1.2. perat
pktoni\ yang satu dengan yang la-innya cenderung untuk
bergerak.

Gambar 1.3 Pelat tektonik dan sesar di wilayah Indonesia


Sumber Gambar : www.o chaonline.un.org

Para peneliti kebumian berkesimpulan bahwa penyebab


utama terjadinya gempa bumi beriwal dari adahya gaya
Gambar 1.2. I'eta lrr.lat't'ektorrik !)unia pergerakan di dalam interior bumi (guya konveksi mantel)
(Strmber ( ianrlrirr: w ww.ofspi r.i l,rr rtlsotr Lcom)
yang menekan kerak bumi (outer layer) yang bersifat rapuh,
sehingga ketika kerak bumi tidak lagi ktr,rt tl.rl,rrr*rcrespon
gaya gerak dari dalam bumi terst:but rrrlk.r .k.ur nrcm6uat
sesar dan menghasilkan gempa bunri.
Akibat gaya gerak dari dalam bumi irri rrraka kcrak bumi
telah terbagi-bagi menjadi beberapa fragmcn yang di sebut
lempeng (Plate). Gaya gerak penye,bab gcrnpa'bumi ini
selanjutnya disebut gaya sumber tektonik (tt:ctrinic source).
Bentuk pergerakan pada batas pelat (platc boundary) yang
satu denganpelatyang lain secara garis besa r d i kerompoi.ku"
atas tiga pergeraakn sebagai berikut

1. Dio ergent plate b oun daries (saling meni auh)


Pada Gambar 1 .4, terlihat proses pergerakan pelat tektonik
Iarg _saling menjluh, sehingga terbentuk limbah pada
boundary (Rift valley), yang memungkinkan terbukanya
mantle dan magma di dalamnya terdorong keluar

Contin*nlal Shelf

Gambar 1.4 Dioergent Plate B ounilaries


Sumber : www.belmont.sd62.bc.ca
2. Cono ergent plate b oundaries (sal in g mcnd e ka t) 5iflh[) utrri*tr-slip f*ullng
iruirlli.rg wdi l-ilu* \ .*^-
Pada Gambar 1.5, terlihat pros(,s pcrgcrakan pelat
tektonik yang saling mcndckat, pelat tektonik yang satu
akan menelusup dibawah pclat tcktonik yang lainnya, yang
memungkinkan terbentuknya gelombang tsunami.

l$l';
' e
.'t
UL r"t
.,,r'-.::'_ :"::.:-

ffi.#s&ni{ frfl{rs's \-.. i "a!


:' i
ic, ir,1al iai-r;tit-1ii i
I
fi :l rJ rr",::! i h:e';l: {

Gambar 1.6. Transform Plate Boundaies


Sumber : wulw.britannica.com
Gambar 7.5 Conztergent Plate Bounilaies
Terjadi pada tanggal 27 Mei2006. Gempa terjadi selama
Sumber : www-plainedgeschools_org
57 detik dengan kekuatan 5,9 skala richter. Lebih dari 6000
jiwa meninggal. Titik pusat gempa pada koordinat 8.24"L5
dan L10.43" BT pada kedalaman laut 33.000 meter.
3. Transfonn plflte b oundartes (bergeser)
Pada Gambar 1.6, terlihat proses pergerakan pelat L.4 Fenomena Gempa Bumi di Indonesia
tektonik yanlg saling bergeser, pelat tektonik yang satu
akan saling bergeser dalam arah samping atau bawah pelat Sejumlah wilayah di Indonesia berulang kali dilanda
tektonik yang lainnya, yang memungkinkan terbentuknya gempa bumi. Dalam rentang waktu yang terbilang singkat
gelombang tsunami. gempa mengguncang Tasikm alay a, Yogyakarta, Aceh, Nusa
Tenggara Barat, Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Akibat gempa
tidak hanya merusakan bangunan, namun banyak menelan
korban jiwa.
Selama ada dinamika di lapisan bumi, maka akan tetap
terjadi potensi gempa. Menurut Badan Geologi Departemen
ESDM, setiap hari kita mencat ada gempa, cuma skalanya
beragam. Lempeng-lempeng yang bergerak menjadikan di koordinat 8,007" LS dan 1.10,286" BT pada kedalaman
potensi gempa. 17,LktrL. Sedangkan menurut BMG, posisi episenter SemPa
o
Daerah rawan gempa tersebut membentang di sepanjang terletak di koordinat 8,26o LS dan 1 1-0,31 BT pada kedalaman
ha tas lempeng tektonik Australia dengan Asia, lempeng Asia 33 km.itu di release sesaat teriadi gemPa-
dt'ngan Pasifik dari timur hingga barat Sumatera simpai
Secara umum Posisi gempa berada sekitar 25 km
sclirtan Jawa, Nusa Tenggara, serta Banda. Daerah rawan
selatan-barat daya Yogyakarta, 1 L 5 km selatan Sem ar ang, 145
gcmpil tcrsebut membentang di sepanjang batas lempeng km selatan-tenggara Pekalongan dan440 km timur-tenggara
tektonik Australia dengan Asia, lempeng Asia dengan
Pasifik dari timur hingga barat Sumatera sampai selatan ]akarta. Walaupun hiposenter SemPa berada di laut, tetapi
tidak mengakibatkan tsunami. Gempa juga dapat dirasakan
lawa, Nusa Tenggara, serta Banda. di Solo, Semarang, Purworejo, Kebumen dan Banyumas.
Berhubung sampai saat ini belum ada teknologi yang
- Getaran juga sempat dirasakan sejumlah kota di provinsi
dapat memprediksi baik waktu, tempat dan intensital g"*pu
di Indonesia, maka zorra-zorta yang masuk rawan g"*pu Jawa Timur seperti Ngawi, Madiun, Kediri, Trenggalek,
Magetan, Pacitan, Blitar dan Surabaya. Yang pusat Gernpa
harus mendapat perhatian. Ada 3 (tiga) pendekatan untuk
dan sebarannya terliahat padaGambar 1.7 berikut.
mengantisipasi terjadinya gempa agar tidak menimbulkan
dampak yang besar. Gempa bumi berkekuatan 5.9 SR itu menguncang-
Pertama, pendekatan struktural yakni mengikuti kaidah- guncang bumi Yogyakarta dan sekitarnya selama hampir
kaidah konstruksi yang benar dan memasukan parameter 1 menit. Korban jiwa melayang, ribuan bangunan runtuh,
kegempaan dalam mendirikan bangunan. ribuan orang jadi korban luka dan jutaan orang menjadi
Kedua, pendekatan nonstruktural dengan membuat korban trauma.
peta rawan bencana gempa. Informasi potensi gempa ini
dimasukan dalam perencanaan wilayah.
Ketiga, intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat
terhadap pemahaman dan pelatihan penyelamatan dampak
gemPa.
Fenomena gempa bumi yang banyak menimbulkan
korban jiwa di Inonesia antara lain, diilustrasikan berikut
ini
Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2O06 adalah peristiwa
gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006
kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 52 detik. Gempa Bumi
tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.
T,okasi gempa menurut Badan Geologi Departemen
Energi dan sumber Daya Mineral Republik Indoneiia terjadi
11
,arffl.nsl a
uh
Tabel 1.1 Daftar gempa Bumi besar (di atas skala Richter 5)
YOlfdflO *rYs-tr
-'' - lr;j, l
di Indonesia
,i4i.4.:;
Sumber : www. wikipedia.org
.. :.,
-
i Jalyd .:..1*+, '"f j
t:l
25 November 1833 2.5.LU 100.5"87 Gempa
disebabkan
pecahnya
regmen Palmg
::i Sumatera
:i .' li
' i'--.rl;r , sepanjang 1000
',;r.'..j .,' km di tenggara
*"$i; ," .t
area ymg
mengalami
I: i'r.n 1

:4.,ta 1' 1'. ffii,j,., hal yang sama


pada gempa
I +, ?.:., j 26 Desember
r.-;
tii.
] l 2004. Gempa
)rt
1 '\.'=';:
lrli*,hliifn',
kemudim
memicu
tery'adinya
1\
tsrmmiymg
menerjang
pesisir baat
Sumatera
Gambar 1.7 Gempa Yogyakarta dan |awa Tengah 27 Mei2OO6 dengm
wilayah
Sumber : www. wikipedia.org terdekat
dari pusat
gempa adalah
Berikut ini Daftar Gempa Bumi Besar yarrg terjadi di Pariaman
hingga
Indonesia , di atas skala Richter 5 di Indone;ia, berikut Bengkulu.
Tsunami juga
dampak korban jiwa yang terjadi . menyebabkan
kerusakm
parah di
Maladewa dm
Sri Langka.
Selain itu,
tsunami juga
mmcapai
Australia
Utara, Teluk
Benggala,
dan Thailand.
Bencma ini
tidak terdoku-
mmtasi
denagan baik
dan tidak
diketahui pasti
dampak dan
korbmya.

12 13
2Februai 1938 85 5.05"LU 131.62.87 Pulau Banda dnrr ( itnrpa Rmi 17 November 2fi)8 7.7 Sulawesi Tengah 4
Pulau Kai l.rut llanda 7.2 Manolqryari 2
l().ilt, dan
4 Jmuari 2009
'l srrrrami yang Informasi
2 September 2009 8.24L5107.32"W Tasikmalaya dan >87
rrrcrt'riang P. Cianiur laniutan:
Il rrrda& P. Kai Gempa Bumi
Agustus 1958 ]awa Barat
14 7.8 Srrlawrsi tltlrr :t(r? 2009
26lutt1976 7.1 I'apua (t.(xxl
30 September 2009 7.5 M_ 0.725'LS 99.856'BT Padang 1 115 Informasi
19 Agustus 1977 8.0 Kepulaunn 2.2(X) Pariamary laniutan:
Sunda Pariamn, Gempa Bumi
Padang, dm Smtera Barat
12 Desember 1992 7.5 Pu]au Irlom 2. | (X) 20w
lnformasi Agam
Ianiutan: 135.299 mah
(lempa Bumi rusak berat,
Flore 1992 65.306 rumah
ruak sedang,
2 Juni 1994 7.2 Banyuwangi 200 & 78.591 rusak
4Mei 20fi) 65 Kepulauan 54
ringan
Banggai
1 Oktober 2009 6.6 M 2.44"LS 101.59'BT Kerinci 2
4Imi2m0 7.3 Bengkulu >100
9 November 20G 5.7 8.24'LS 118.65'8T Pulau Sumbawa 80 orang luka
12 November 2004 7.3 AIor 26
&282mah
rusak berat.
26Dember2fiX 93 Samudn Hindia Nanggroe Aceh 131.028 lnfomasi
Darusslamdm tews, lanjutan: 25 Oktober 2010 7.7 3.51'LS 99.93"87 Smatera Barat 408
Sumatera Utara 37.000 Gempa Bmi
ormS Smudera
hila.g Hindia 2004
28 Maet 2005 8.2 z.M"LU97"W Pulau Nias lnfomasi
Samudm Hindia lmiutan:
Gempa Bmi
Smtera 2fi)5
27 Is/Iu2OO6 5.9 7977"151.10378"W D.I- Istimewa 6.2U In{omasi
Bantul, Yogyakarta Yogyakarta dm laniutm:
Klaten GempaBmi
Yogyakarta
2.W6
17Idt2W6 7.7 9314,"IS 107.263Bif Cimisdm >400 Informasi
Cilacap lanlutan:
Gempa Bmi
jawa 2fiX
11 Agustus 2fi)6 5.0 2.374LU96.321 W Pulau Simeulue
6Maret2ffi7 6.4n{{*, 0.49'ts 100.529"9r Sololg Kota >60 lnfomasi
6.3M_ Solok, Tanah lanjutan:
Datar, Kota GempaBmi
Bukittinggi Smatera Baat
2M7
12 September 2007 4.517"tS 101382"BT Kepulauan 10 Infomasi
Mmtawai laniutan:
Genpa Bmi
Bengkulu 2ffi7
26 November 2fi)7 6.7 8.294"rS 11836 BT Smbawa >3

t4 15
terlatak langsung di atas hyposenter ataufocus. titik di mana
sebuah gempa bumi atau ledakan bawah tanah berasal. Kata
Bab ini berasal dari kata benda episentrzru Neolatin dari kata
sifat dalam bahasa Yunani (epikentros). Epi artinya di atas,

2 dankentron artinya pusat .


Gambar 2.1 menunjukkan ilustrasi letak atau posisi
hr1 o c ent er dan epicent er.
p

Skala dan Ukuran Gempa

Bab 2 ini :
o Pusat gempa, hypocenter, epicenter
o Gelombang gempa
o Istilah-istilah dalam gempa bumi
. Klasifikasi gempa bumi
. Cara menenfukan letak epicenter
. Skala kekuatan gempa
o Alat pencatat gempa
Berikut ini akan diuraikan bagaimana menentukan pusat
Gempa, serta uraian Gelombang dan Klasifikasi gempa

2"1 Pusat Gempa Hypocenter, Epicenter Garnbar 2.1 Hypocenter dan Epicenter
Sumber : www" earthquakesandplates.wordpress
Pergerakan pelat tektonik seperti yang diuraikan di atas,
pada awalnya tertahan oleh masing-masing pelat itu sendiri, Pusat-pusat gempa di dunia selalu terletak perbatasan
sehingga menimbulkan energi potensial yang sangat besar antara pelat tektonik sebagaimana terlihat pada Gatnbar 2-2
pada plate boundaries. Pada suatu saat energy tersebut akan berikut.
terus meningkat, sehingga tidak tertahan lagi dan terjadilah
pelepasan energy secara tiba-iba.
Pelepasan energi yangtiba-tiba dan sangatbesar tersebut
dapat menggetarkan daerah sekitarnya dan timbulah Bempa
bumi. Titik tejadinya pelepasan energy tiba-tiba dan sangat
besar di atas disebut dengan Pusat Gempa atauHypocenter
(Focus). Epicenter adalah titik di permukaan bumi yang
T6 t7
2.2 Gelombang Gempa

Gelombang Gempa adalah gelornbang suara yang


merambat melalui inti bumi atau media elastis lainnya,
merupakan energi akustik frekuensi rendah. Gelornbang
semDa diukur densan seismomaf. Penvebaran keceoatan
eelombane tereantuns pada densitas dan elastisitas dari
UUOOI
media. Kecepatan cenderung meningkatseiring dengan
kedalaman, dan berkisar dari kurang lebih 2-B km/detik
di kulit bumi sampai 13 km/detik di dalam mantel. Gempa
bumi menimbulkan berbagai jenis gelombang dengan
kecepatan yang berbeda; ketika mencapai pencatat gempa
(seismometer). Perbedaan kecepatan ini menimbulkan
perbedaan wakfu tempuh dan memungkinkan para ilmuwan
Gambar 22letakpusat Gempa di dunia untuk menemukan posisi pusat gempa .
Sumber: www. rcad inessinio.com
Ada duaienis gelombang gempa yaitu gelombang-dalam
sedangkan letak pusat Gempa di Indonesia tanah (body Taawes) yartg merambat dari pusat gempa ke
I bisa ditihat permukaan tanah dan gelombang permukaan (surfoce waoes)
pada Gambar 2.3 berikut.
yang merambat sepanjang permukaan tanah.
Gelombang dalam tanah (bs@-wave$ terdiri dari 2 (dua)
macam gelomban g, y aitu :,
Gelnmhang-P (gelombang-+rimer) adalah gelombang
yang merambat secara longitudinal atau kompresi,
seperti terlihat pada Gambar 1.L0 Dalam media padat
(solid), gelombang ini umumnya merambat hampir dua
kali lebih cepat gelombang S dan dapat berjalan melalui
semua ienis material.

Cetomhanps {geto@ yang merambat


secara transversal atau geser, yang berarti bahwa
tanah tersebut dipindahkan tegak lurus terhadap arah
Gambar 2.3 Letak pu""t propagasi, seperti terlihat pada Gambar 2.4. Gelombang-S
Cu-p, di Indonesia hanya dapat melakukan perialanan melalui benda padat
Sumber: civil-engg_image.biogspot.
com dan cairan (liquid). Kecepatan gelombang-S adalah
sekitar 60"/" dari gelombang-P.
18
19
pada Gambar 2.5. Gelombang diberi nama setelah
AEH Love oleh seorang matematikawan Inggris yang
menciptakan model matematika dari gelombang pada
tahun 19L1.. Gelombang ini biasanya merambat sedikit
lebih cepat daripada gelombang
,$srfe*s 15*rms

Gambar 2.4 Gelombr"mT;Hft,.:*ans sekunder sumber :

Getomhang perurukaan (surfree_wweo) analog dengan


g^el-omlang air dan perjalanan sepanjang permukian brimi.
Gelombang ini merambat lebih lambat diribody waoes. Ada
dua jenis gelombang permukaan: gelombane fr.ayleigh dan
Gambar 2.5 Surface u)aoes: Gelombang Love
gelombang Love. dan Gelombang Rayleigh
o Gelombang Rayleigh, juga disebut grounil roll, adalah Sumber : www.livescience.com
gelombang permukaan yang berjilan sebagai riak
dengan gerakan
I*g mirip dengan geiombang . Rayleigh, sekitar 90% dari kecepatan gelombang-S'
glda pgrmukaan air, seperti-terlihat padi Gambai Gelombang ini merupakan gelombang dengan kecepatan
2.5. Keberadaan gelombang ini dipertenalkan oleh paling lambat dan memiliki amplitudo terbesar.
|ohn William Strutt, Lord Rayleigh , pada tahun 1gg5.
$_elolbang ini lebih lambaf aan Uoay u)a.oes, sekitar 2.3 Istilah-istilah dalam Gempa Bumi :
90/" dari kecepatan gelombang-s untuk media elastis
homogen. Beberapa istilah yang umum dipakai dalam Gempa bumi
. Gelombang:fo-v5 adalah gelombang permukaan yang adalah sebagai berikut :
menyebabkan lingkaran geser tanih, seperti teitihai

21
I
2.
ls-p*-slggi
I. illlu.yang nrcnrlx,lirjrrri
{*
t: alat pencatat
13'nrpa bumi Gempa Buguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan
oleh runtuhnya bagian gua.
g.t lrrpa
3. Seismogram hasil gambararr st'imogrirf yang berupa garis- Gempa tumbukan, yaittt gempa yar'g disebabkan oleh
meteor besar yangjatuh ke bumi.
rypPat+
4. Hypocenter plsa't gennpa di dalarn bumi b. Berdasarkarrbenhrk-epicenter :
5. Epicenter tempat di permuka- Ur-r/p;;;k;;" tr,rt o Gempa sentral, yaitu gemPa yang epicenternya titik
yang tepat di atas hiposentrum. pusat gempa di o Gempa linier, yaitu gemPa yangepicenternya garis.
permlrKaan burnt c. Berdasarkankedalaman hypocenter
6. Homoseista garis khayal pada permukaan bumi yang . Gempa dalam, yaitu lebih dari 300 km
mencatat gelombang gempa primer pada
yang sama
waktl o Gempa menengah, yaitu antara 100-300 km
7. Pleistoseista
o Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km
garis khayal y-ur,g membatasi sekitar episentrum
yang mengalami kerusakan terhebat akibat d. Berdasarkan jarak episcenter
. Gempa lokal, yaitu epicenternya kurang dari 10000 km.
1s. Isoseista garis pada peta yang menghubungkan tempat-
o GemPa irrh, yaitu epicenternya sekitar 10000 km.
tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang o GemPa sangat juuh, yaitu epicenternya lebih dari 10000
sama km.
9. Mikroseista
Empa yang terjadi sangat halus/lemah dan Selain klasifikasi gempa di atas dikenal iuga gempa
d.apat diketahui hanya d=engan menggunakan
alat gempa laut, yaitu gempa yang episentrumnya terdapat di bawah
10. Makroseista gempa yang terjadi sangat besar kekuatarnya, permukan laut. Gempa ini menyebabkan terjadinya
:9hTggu.lur,pa menggunakan al,at mengetahui
gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami.
JrKa rerJadr gempa

2.5 Cara Menenfukan Letak Epicenter


2.4 Klasifikasi Gempa Bumi
Hasil pencatatan 3 seismograf A, B dan C dapat digunakan
_ Kejadianbencanaalamtidakdapatdicegahdanditentukan menentukan letak epicenter gemPa. Seismograf yang
kapan dan dima11- lokasinya akan t-etapi pencegahan digunakan yaifu seismograf vertikal, seismograf horisontal
jatuhnya korban akibat bencana ini dapat alimun uita (dipasang b ar at timur), dan seism ogr af horisontal (dipasang
terdapat cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat bencana utaia selatan). Dengan mengukur perbedaan waktu pada
tersebut. Klasifikasi gempa, antara iain: setiap seismograf seria jarak pada grafik waktu perjalanan di
a. Ber.dasarkan penyebabnya : mani-gelombang P dan S-gelombang memiliki pemisahan
o Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh yart1 si*a, ahli geologi dapat menghitung jarak 19 p":1t
pergeseran_lapisan bafuan pada daerah patahan. g"*pu gempa bumi. ]aiak ini disebutiarakepicentral, Setelah
o lempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh llrak epicentral telah dihitung dari setidaknya tiga mengukuJ
aktivitas vulkanisme stasiun seismograf, ini adalah masalah sederhana untuk
mencari tahu di mana pusat gempa terletak menggunakan
metoda triangulation.
Dalam kondisi seperti itulah, peralatan seismometer
mulai mencatat waktu terjadinya gempa. Gelombang waktu
pertama disebut primer time, waktu kedua disebut second
time, dan seterusnya. Secara sederhana , pada seismometer
lama, unfuk menentukan pusat gempa, pira ahli umumnya
menggunakan selisih waktu antara keduanya atau S-p Time
(Second Time dikurangi Primer Time). Dari perhitungan itu,
ditemukan angka, biasanya dalam hitung;n detik. Angka
waktu itu, kemudian ditransformasikarr dalam jarak1",
4o dat A" (jarak epicentral dari seismograf A,B-dan i)
dengan mengalikan dalam S-T I<m/ detik.Dari perhitungan
tersebut, dengan mudah segera bisa diketahui pusat dan
arah gempa.
Demikian juga untuk menentukan kedalaman pusat Gambar 2.6 Ilustrasi Penentuan Letak Epicenter
gempa. Karena kulit bumi terdiri atas lapisan-lapisan
batuan, dari seismometer juga akan diperoleh ielisih waktu
yalg sama. Selanjutnya, bisa ditentukan kedalamannya. 2.6 Skala Kekuatan Gempa
Pada seismometer modem atau sudah menggunakan
s-igtem digital, proses penghitungan sudah -otomatis Besarnya kekuatan gempa diukur dengan menggunakan
dilakukan- alat yang disebut seismograf Digital 3 3(tiga) macam skala sebagai berikut :
-Dengal
Componut (lihat sketsa) itu, sekaligus juga bisa dikLtahui
f9{atary. dT posisi lintang dan-bujur pusat gempanya. L. Skala Richter
Makin banyak catatan waktu yang digunakan dari
seismometer, akan makin mendekiti pIrU (urit baca atau Skala Richter atau S& skala ukuran kekuatan gempa yang
rekonstruksi. diusulkan oleh fisikawan Charles Richter, didefinisikan
Dengan membuat lingkaran dengan berpusat di sebagai logaritma dari amplitudo maksimum yang diukur
.
masing-m1i.g seismograf (misal A,B dan C dengan jari- dalam satuan mikrometer (pm) dari rekaman gempa oleh
iu:i _ ,, o dan ., dan titik potong ke tiga lingkaran t"rseb,.rt alat pengukur gempa Wood-Anderson, padajarak 100 km
adalah epicenter seperti dilustrasikan pada Gambar 2.6. dari pusat gempa.
Sebagai contoh, Misal kita mempunyai rekaman gempa
bumi dari seismograf yang terpasang sejauh 100 km dari
pusat gempanya. ]ika amplitudo maksimumnya sebesar 1

24
mm/ maka kekuatan gempa tersebut adalah log (103) pm pusat gempanya dalam dan jauh, maka tidak akan terasa
sama dengan 3,0 skala Richter. di permukaan tanah. Skala Richter ini hanya cocok dipakai
Skala Richter dirancang dengan logaritma, yang berarti untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo Sempa
bahwa setiap langkah menunjukkan kekuatan yang 10 di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan
kali lebih hebat dari para pendahulunya. Skala Richter 5 teknik Richter ini menjadi tidak representatif lagi.
menunjukkan benturan keras, yang 10 kali lebih kuat dari
Skala Ricter 4 dan 100 kali lebih kuat Skala Richter 3. 2. Skala Modified Mercalli Intensity (MMI)
Perhitungan ini sering disebut sebagai Skala Richter
terbuka, karena tidak beroperasi tanpa batas atas. [lkuran Pada 1902, seorang Vulkanolog Italia bemama Giuseppe
Skala Richter dapat dilihat pada tabel berikut: Mercalli (1850-1914) mengklasifikasi skala intensitas gemPa
bumi dan pengaruhnya terhadap manusia, bangunan, dan
Skala
Efek Gempa tanah. Klasifikasi tersebut bemama Skala Mercalli yang
Richter
ditentukan berdasarkan kerusakan akibat gemPa dan
<2.0 Gempa kecil , tidak terasa wawancara kepada para korbary sehingga bersifat sangat
2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat subyektif. Oleh karena itu, pada tahun 1931 seorang ilmuwan
3.0-3.9
Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan dari Amerika memodifikasi Skala Mercalli (Modified Mercalli
kerusakan lntensity )ini dan sampai sekarang digunakan di banyak
Dapat diketahui dari bergetamya perabot dalam wilayah Bempa. Klasifikasi intensitas gempa dengan Skala
4.04.9 ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak Mercalli dapat dilihat di Tabel2.2
terlalu signifikan.
Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan
5.0-5.9 pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada T abel 2.2 Deskripsi Skala MMI
bangunan yang didesain dengan baik
6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km Ukuran Keterangan
Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area I Direkam hanya oleh seismograf .
7.0-7.9
lebih luas
II Getaran hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar
Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam pusat gempa.
8.0-8.9
area ratusan mil
m Getaran dirasakan oleh beberapa orang.
9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil
tV Getaran akan dirasakan oleh banyak orang.
> 10.0 Belum pernah terekam Porselin dan barang pecah belah berkerincing dan pintu
berderak.
Tabel2.1. Deskripsi Ukuran Skala Richter
V Binatang merasa kesulitan dan ketakutan.
Bangunan mulai bergoyang.
Skala Richter ini tidak selalu dapat menggambarkan Banyaft orang akanbangun dari tidumya.
tingkat kerusakan atau bahaya yarrg terjadi akibat gempa,
VI Benda-benda mulai berjatuhan dari rak.
karena meskipun skalanya besar, namun kalau lokasi
27
VII Banyak orang cemas, keretakan pada dinding dan
jalan.
VTII Pergeseran barang-barang dirumah.
x Kepanikan meluas, tanah longsor, banyak atap dan
dinding yang roboh.
X Banyakbangunan rusak, lebar keretakan di dalam tanah
mencapai hingga 1 meter.
XI Keretakan dalam tanah makin melebar, banyak tanah
longsor dan batu yangiatuh. l"irils nlftltrta
XII Hampir sebagian besar bangunan hancur, permukaan
tanah perubahan menjadi radikal.

Skala MMI ini mempunyai nilai besar pada daerah *.#{s'


pusat gempa/ dan mengecil pada jarak semakin jauh dari
pusat gempa seperti terlihat pada Gambar 2.7. Skala I \ '**i4.,' . rg] :" Batffi5.H
I Ptnific &effi E r" - {
ini menggambarkan tingkat kerusakan struktur yang i F- .'"Tr',, .1' ':/. "F

--
diakibatkan gempa. ,u,l_ ffih*'T: " 1. .':h'* .. { r
II l:J" rr-rv.' " 1.J '
I "----jErhra
\ -----: "-i$a,rr ' -/ i
i -q'-* ,- './ '
! \. :rfr r,1"' ,rf I
If HotFeh \tJ- . '"- ;
-..1 - -----.( ',l;fu",
'* | It-Iv damEe
Feh" m to=

I1r Smdl&jectsryett{uid*rfisffied *---'\


I

I Vf Ftmitwem*ud"dishsb'ro'her'koo&soffi'hehm* ft#
I Vff ftaf,glr;Enry*trruten, danrye to mttnmr5r
-*"1 {H- B- AIory tLe frult tme marFndftld' ftmc mrc
I]"f ****"J*nr}*iath srornalandk{bnrndqwrd
i f.p*itUtu*r*mnylr*mcia*dwithirtmir1rftrdl}il
l .-....-,- ----,.," .-- -,!.:; ^ ;i:
I tlG

Gambar 2.7 Ilustrasi skala MMI (Modified Mercalli lntensityl


Sumber gambar :www.earthquake.usgs'gov

28 29
3. Skala Peak Ground Acceleration (PGA) rendah 60 dan tidak ada lapisan batuan lain di bawahnya
yang memiliki nilai hasilTest Penetrasi Standar yang kurang
Skala Percepatan Puncak Tanah atau Peak Ground dari itu, atau yang memiliki kecepatan rambat gelombang
Acceleration (PGA) menggambarkan percepatan tanah geser yang mencapai 750 m/detik dan tidak ada lapisan
maksimum yang terjadi pada saat gempa. Skala ini biasanya batuan lain di bawahnya yang memiliki nilai kecepatan
diekspresikan dalam g (percepatan gravitasi bumi). rambat gelombang primer (geser) yang kurang dari itu.
Percepatan gelombang gempa yang sampai di permukaan )enis tanah ditetapkan sebagai Tanah Keras, Tanah Sedang
bumi disebut juga percepatan tanah, merupakan gangguan dan Tanah Lunak, apabila untuk lapisan setebal maksimum
yangperlu dikaji untuk setiap gempa bumi, kemudian dipilih 30 m paling atas dipenuhi syarat-syarat yartg tercantum
percepatan puncak t anah atau P eak Ground Acceler ation (PGA) dalam Tabel2.3.
untuk dipetakan agar bisa memberikan pengertian tentang
efek paling parah yang pernah dialami suatu lokasi. Tabel 2.3 jenis-jenis tanah
Faktor yang merupakan sumber kerusakan dinyatakan Sumber Tabel: SNI-03-1725-2002
datram parameter percepatan tanah. Sehingga data PGA
Kecepatan
akibat getaran gempabumi pada suatu lokasi menjadi penting Nilai hasil Test
rarnbat Kuat geser
untuk menggambarkan tingkat resiko gempabumi di suatu Penehasi Standar
|enis tanah gelombang
rataJata
niralir rata-rata
lokasi tertentu. Semakinbesar nilai PGA yang pernah terjadi geoer rata-rata, Su (kPa)
N
disuafu tempat, semakin besar resiko gempabumi yang vs (rn/det)
mungkin terjadi. Tanah Keras
Di Indonesia, pengaruh Gempa Rencana di muka tanah v5 > 350 N >SO su > 100
harus ditentukan dari hasil analisis perambatan gelornbang
gempa dari kedalaman batuan dasar ke muka tanah Tanah Sedang 50< Su <
dengan menggunakan gerakan gempa masukan dengan 350
15 < N.SO 100
percepatan puncak untuk batuan dasar menurut Tabel 2.3.
Akselerogram gempa masukan yang ditinjau dalam analisis ;, < L75 N <15 su <50
ini, harus diambil dari rekaman gerakan tanah akibat gempa atau, setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total
Tanah Lunak lebihdari3mdenganPl>20, rv" >407o dan S, <
yang didapat di suatu lokasi yang mirip kondisi geologi,
25 kPa
topografi dan seismotektoniknya dengan lokasi tempat
Tanah Khusus Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi
struktur gedung yang ditinjau berada. Untuk mengurangi
ketidak-pastian mengenai kondisi lokasi ini, paling sedikit Gempa besar bisa terjadi berulang-ulang di suatu tempat.
harus ditinjau 4 buah akselerogram dari 4 gempa yang Kita kenal sebagai perioda ulang gempa bumi. Hal ini
berbeda, salah satunya harus diambil Gempa El Centro N-S didukung oleh teori elastic rebound yang mempunyai fasa
yangtelah direkam pada tanggal15 Mei 1940 diCalifornia. pengumpulan energi dalam jangka waktu tertentu dan
Batuan dasar adalah lapisanbatuan di bawah muka tanah kemudian masa pelepasan energi pada saat gempa besar.
yang memiliki nilai hasil Test Penetrasi Standar N paling
31
Perioda ulanggempabesarbisa 10 tahun,50 tahun, 100 tahun Sedangkan SNI-03-1726-2002 menetapkan Indonesia
atau 500 tahun. Sehingga tingkat resiko bangunan terhadap terbagi dalam 6 Wilayah Gempa seperti ditunjukkan dalam
Bempa bumi bisa terkait dengan periode ulang gempabumi. Gambar '1,.16, di mana Wilayah Gempa 1 adalah wilayah
Kita ambil contoh jika bangunan dirancang untuk berumur dengan kegempaan paling rendah dan Wilayah Gempa
pakai 50 tahun dan perioda ulang gempa ditempat tersebut 6 dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian Wilayah
100 tahun, maka percepatan maksimum di tempat tersebut Gempa ini, didasarkan atas PGA percepatan puncakbatuan
tentu akan kecil. Skala PGA ini mempunyai nilai besar pada dasar akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda
daerah pusat gempa, dan mengecil pada jarak semakin jauh ulang 500 tahun, yang nilai rata-ratanya untuk setiap
dari pusat gempa seperti terlihat pada Gambar 2.8. Wilayah Gempa ditetapkan dalam Cambar 2.1-1.
Apabila percepatan puncak permukaan tanah tidak
r.rj '
didapat dari hasil analisis perambatan gelornbang, maka
%g percepatan maksimum permukaan tanah tersebut untuk
masing-masing Wilayah Gempa dan untuk masing-masing
W :Ii jenis tanah ditetapkan dalam Tabel.2.4.
m l,}}
r,x
.tfl
r,r l' I t'3
ry
*f
F.:1

i:r
t-

-i
+rB
','i

i{
-m ffi
r&

ffil- o
ffi-+
*{'
*t' ffif
es'

Gambar 2.8 llushasi Skala PGA(Peak Ground Acceleration)


Sumber Gambar : www.eas.slu.edu

Skala ini menggambarkan tingkat kerusakan struktur


yang diakibatkan Bempa. Kementerian Pekerjaan LJmum,
pada Tahun 2010 telah menerbitkan Peta Zonasi Gempa
Indonesia perioda ulang 50 tahun dengan redaman 57o
untuk berbagi respons spectra seperti terlihat pada Gambar
2.9 sd2.ll.

32 33
o
oJ;J
+U
g
(.d
4t
H} I
F)F1 UI
lrI ;;
{! &I
.{
B
(0
to
=N)
UH 2
I i .*q
/.. a
g)u '6
Oa l,i$"r=. !t
ol \J -oE
EfD
\+
rJ 9) H t,.g
36) # EJ
FG
D5 x
trl
tr(J
(gtr
'u=
E"c iU il o-
q.)
$r UI
&E:
u-1
.rD , 5S
EH 1 * ri.
*l
"i D)
$H B f- t)
3'O Qu
!p
DC F
arl
A El
I+ P
tg t
rdo
It .r
>Q
YT D) '=(6
F,rt }
ilfft
r H}
orE
BO
(D F.l t3
'H N
{
E-g
sb
'6$' t< Lr
*:r
gr I{,l
= $d
!X f.< (,
'(6
)) E:
+
sft a6 I
o-E
G
c^) ilt *" &; L-o
'.!tD
60- g ,d
0re
an "u
\-/ o
qJ o) I$r
s .sls
trJ O)
OH t ts. rst fl*'
o.3
I
$iI
l(,l
v -o
3) o\
Fr
,* %ts
rfi$
r;*
l&F IA
(B
o- $8: -o
{s
'E ;!\ ;3$ tr
s #ffi
I5
j* *d
k$ (d
U
:$$
r $:l
fl ssr
I$
qr ffi
r$$$
I F rfi
E r&i
T abel Z.4Percepatan puncak batuan dasar dan-percepatan puncak
muka tanah untuk masing-masing Wilayah Gempa Indonesia'
p
6 Wilayah Percepatan Percepatan maksimum permukaan tanah
p)
,.t Gempa puncak (PGA), A" (',g',)
N)
P
batuan Tanah Tanah Tanah Tanah
ts dasar Khusus
Keras Sedang Lunak
FU
o ('s')
D,
1 0,03 0,04 0,05 0,08 Diperlukan
{ 2 0,10 0,L2 0,15 0,20
evaluasi
!, khusus di
3 0,15 0,18 0,23 0,30 setiap lokasi
9)

4 0,20 024 0,28 0,34


o
o 0,28 a32 0,36
q6it
'd it
5
6
0,25
0,30 0,33 036 0,38
x'D)
Etr
Perhitungan Percepatan Puncak Tanah (PGA)
$!q
co.
=o)
BB
q
4 menggunalian beberaPa formula empiris PGA antara lain
0q Fr
(,t*o metode Donavan, Esteva, Murphy-O'Brein, Gutenberg-
oo .t
Richter, Kanai, Kawasumi dan lain-lain. Formula-
g.'3 E
formula empiris tersebut ditentukan berdasarkan suafu
ID
L+
')
5pt E kasus gempabumi Pada suatu tempat tertentu, dengan
'o 6 memperhitungkan karakteristik sumber gempabuminya,
tr
.) kondisi geologi dan geotekniknya.. Formula Murphy-
D)
7f t O'Brein memberikan hasil yang mirip dengan formula
qr
D 6
.t Gutenberg-Richter yang dikombinasikan dengan fungsi
d
p) attenuasi gempabumi yang ditentukan berdasarkan Sempa
5 s
o- Flores, 12 Desember L99L.
A)
cn
$ t - Formula MurPhlz OlBrein:
H
r
o t
5 PGA:10(0J4r+0r4M) - 0168(lo9 d + 0r7 )
gq q
n)
5
U dimana:
tr a
PGA = Peak Ground Acceleration
tl'1 I - lntensitas standard MMI
M = Magnitude gempabumi
36
d = jarak antara lokasi dengan sumber 2.7 Alal Pencatat GemPa
gempabumi
Seismograf merupakan instrumen yang mengukur
- FormulaGutenberg:Richter :
ger akan tanah, termasuk gelombangseismik yan gdihasilkan

a: I/3 -0.5 dan Io: oleh gempa-bumi , ledakannuklir , dan lain sumber gemPa
log 1,5 (M-0,5)
seperti terlihatpada Gambar 2-12- Rekaman gelombang
dimana : seismik memungkinkan seismologis untuk memetakan
bagian dalam Bumi, dan menemukan dan mengukur
a -
percepatan (gal),
ukuran sumber-sumber yang berbeda. Kata berasal dari
I = Intensitas (MMI) dan
bahasa Yunani, seism6s, sebuah gemetar atau gempa, dari
Io = Intensitas pada hypocenter.
. kata kerja, sef6, mengguncang, dan, m6tron, mengukur.
sedangkan, I - In .eco'oozt x),
seismogiaf terus menerus memberikan catatan pergerakan
Dan, tanah; ini membedakan mereka dari seismoscoPes/ yang
hanya menunjukkan bahwa gerakan telah terjadi.
I = intensitas pada jarak X km dari Io

4. Skala kekuatan Moment

Skala kekuatan moment diperkenalkan pada 1979


oleh Tom Hanks dan Hiroo Kanamori sebagai pengganti
skala Richter dan digunakan oleh seismologis untuk
rnembandingkan energi yang dilepas oleh sebuah gempa
bumi. Kekuatan moment Mw adalah sebuah angka tanpa
dimensi yang didenifinisikan sebagai berikut

i,* * I (**,-$}. -0,) * (*,,,dk * rs.r)


#
di mana Mo adalah Moment seismic (menggunakan
satu newton metre [N.m] sebagai moment).
Sebuah peningkatan satu tahap dalam skala logaritmik ini Gambar 2.12 AlatPencatat Gemp a atau Seismograph
berarti sebuah peningkatan 10L,5 = 37,6 kali dari jumlah Sumber gambar : www.lhuP.edu
energi y ang dilepas, dan sebuah peningk atan 2 tahap berarti
sebuah peningkatan 103 = 1000 kali kekuatan awal.

38 39
Seismograf yang dirancang untuk mcndeteksi
dan
mengukur getaran di dalam buii, dan catatan yang
mereka
hasilkan disebut seismogrnm seperti terlihat puau"cu*uu.
2.13. Bab

3
Kerusakan Struktur Bangunan
I
Akibat Gempa
H
,[-
t
t Bab 3
.
ini :
Kerusakaan Permukaan tanah (Surface Faulting)
o Kerusakan Akibat Getaran di Permukaan Tanah
. Kerusakan Akibat Kelongsoran Lereng Tanah
. Kerusakan Akibat Bencana Tsunami
Indonesia merupakan daerah kepulauan yang diapit
fitf,*M i iU{
lempeng Eropa Asia - Australia di Selatan serta lempeng
Pasifik dan Philipine dibagian Timur-Utara. Pergeseran
Cambar 2.13 Seismogram diantara lempeng tersebut dapat mengakibatkan proses
Sumber gambar : http://talk.o-nevietnam.or
gempa terjadi disuatu titik kedalaman dan menjalar
sepanjang patahan/sesar. Jika bidang patahan terjadi didasar
laut kestabilan air laut terganggu secara vertikal maupun
horizontal. Bahkan jika gempa yang terjadi magnitudenya
besar (9 skala Richter) seperti Aceh terjadi sesar sepanjang
ribuan kilometer sehingga menyebabkan terjadinya Tsunami
(Desember 2004) yang menelan korban jiwa hampir 300.000
orang serta kerusakan infrastruktur yang amat besar. Pada
bulan Mei tahun 2006 kembali terjadi gempa tektonik di
Selatan Yogyakarta juga akibat pergeseran lempeng Asia-
Australia yang juga mengakibatkan korban jiwa mendekati
angka 5000 jiwa dan kerusakan infra struktur yang besar. Di
Pangandaran terjadi Tsunami dengan gelombang setinggi
40 41,
5 meter menyapu daerah Pantai Pangandaran dan lagi-lagi yang rusak adalah struktur tanahnya yang mengakibatkan
terjadi korban jiwa sekitar 400 orang dan kerusakan infra ut.ritw bangunan diatasnya terimbas mengalami kerusakan
struktur. iuga. terbelah
Kerusakan struktur bangunan bisa dikelompokkan Kerusakan tanah tersebut seperti tanah ambles'
ada di
berdasar penyebabnya yaitu : dan terbuka menyebabkan kerusakan struktur yang
uiut"yu t"perti jalan, saluran irigasi, gedung dll sebagaimana
L. Kerusakan strukfur bangunan akibat langsung dari terlihat pada Gambar 3.1'
SemPa
2. Liquifaksi
Kerusakan struktur akibat- -langsung dari gempa
]ika muka air tanah tinggi dan butir tanahnya
lepas'
disebabkan oleh kerusakan-perrnukaanlanah dan efek
tinggi dan
saat teriadi gemp-a yang intensitasnya
getaran yang ditransmisikan-darl-tanah ke shuktur. *uku pada
Penyebab kerusakan struktur akibat langsung dari gempa lama getaran gernPa .""t"i'- qi$i"e akan.terjadi.tekanan
harus diperhatikan dan diantisipasi. air poii hidroJatir'yur,g uerteuit ar, yu^g disebut.likuifaksi
(tiqie7action). PerambJan getaran -g"PPu itulah yang
2. Kerusakan struktur banguan akibat tidak langsung i"i"y"UrUkan beban siklik piau tanah dan mengakibatkan
bumi' Beban siklik yang
dari gempa. ;#.;; hquefactiondi permukaan
ilkup lama pad'atanah dapat mengurangi void ratio pada
angkan kerus akan struktur akibat tidaklan gsung dari
Sed batas tertentu walaupun dlngan kecepatan yang semakin
gempa disebabkan oleh, kelongsoran lereng, banjir akibat -
menurun.
hcndrrngan pecah, kebakaran dan tsunami d11. s"iu*u pembebanan gravitasi ditransfer dari butiran
tanah ke aii pori akan m6nyebabkan peningkatan tekanan
tanah
3.1 Kerusakan Permukaan Tanah (Surface Faulting) air pori dengin Pengurangin ]<a3asitis kemamPuan
memikul beban. Ge"mpa 6umi, ledakan, dan pile driving
Akibat kerusakan permukakaan tanah yang disebabkan adalah contoh dari pembebanan dinamik YTg dapat
gempa baik yang berupa tanah ambles, terbelah dan terbuka *"*i." terjadinya fliw liquefaction. sekali telah memicu
yang
rnaupun karena liquifaksi, akan menimbulkan kerusakan m1ka. kekuatan dari tanah
struktur bangunan di atasnya permukaan tanah tersebut ffiJi"yu iow liqueiacfion,
*riaun'*"^gutu* i'flow li.quefaction tidak lagi cukup untr,rk
yang sulit untuk diantisipasi. tanah
dapat *"n"rl*u pembebanan statis yang ada sebelum
mengalami kerusakan.
L. Tanah terbelatg ambles dan terbuka Liluifaksi d.apat menyebabkan penurunan yulg berbeda
Kerusakan permukaan tanah (surface faulting) adalah padapermukaantanahya\gmenjadikanstrukturbangunan
kerusakan yang terjadi pada permukaan tanah pada saat
ili;J"y, ambles, miring bahkan terguling seperti terlihat
pada Gambat 3-2
gempa berlangsung. Kerusakan ini sulit diantisipasi karena
ffir;$

Gambar 3.2 Kerusakan Gedung dan ]alan akibat t iquifaksi


Sumber Gambar : www. nisee.berkeley.edu

Gambar 3.1 Kerusakan Akibat Kerusakan Permukaan Tanah


Sumber gambar : www nisee.berkeley.edu

45
3.2 Kerusakan Akibat Getaran di permukaan Tanah 2. Kerusakan struktur sebagian (partially collapsel
Pada saat terjadi gempa permukaan tanah bawah Kerusakan yarrg terjadi pada sebagian elemen struktur
struktur bangunan akan bergetar. Getaran tersebut akan dari bangunan seperti kotrom, balok, pelat, furniture dll akibat
ditransmisikan ke struktur bangunan di atasnya sehingga getaran gempa, dan struktur tidak mengalami kerunfuhan
memungkinkan terjadinya kerusakan struktur. Kerusakin total atau masih berdiri seperti terlihat pada Gambar 3.4.
ini dapat diminimalisir dengan sistsn struktur lahan
gerypa guna menghindari terjadinya total failure dan
korban jiwa manusia. Berdasar tingkit kerusakan struktur
bangunan akibat getaran gempa dibedakan atas 3 (tiga)
jenis kerusakan yaitu : kerusakan non struktural, kerusakan
struktur sebagian (partially collapse) dan kerusakan struktur
total (totally collapse) .

L. Kerusakan non struktural


Keruqlk1nyang terjadi elemennon struktur daribangunan
seperti dinding /tembok, partisi, pintu, jendela,
furnitir e dll
akibat getaran gempa, seperti terlihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.4 Kerusakan struktur sebagian


Sumber gambar : w\,vw. nisee.berkeley.edu

3. Kerusakan Struktur Total (Totally Collapse\


Kerusakan yang terjadi elemen struktur dari bangunan
yang mengakibatkan bangunan mengalami kerunfuhan
total akibat getaran Bempa, seperti terlihat di Gambar 3.5.

Gambar 3.3 Kerusakan Nonstruktural


Sumber gambar : www. nisee.berkeley.edu

46 47
Akibatpengaruh gempa, teganganpori udara dalam lap isan
tanah pasir (lensa lensa pasir) meningkat, mengakibatkan
.i::ii.
tegangan efektif tanah menurun dan bahkan mencapai nilai
terendah (= 0). Hal ini berarti tanah kehilangan kekuatan
dukungnya dan berakibat pada runtuhnya lapisan diatas
pembentuk lereng sehingga memicu terjadi tanah longsor.
Selain itu, apabila lapisan tanah lempung terletak di atas
.$ lapisan batuan keras (bed rock), akibat pengaruh gempa
t pada ke dua massa tersebut (tanah dan batuan) mempunyai
I percepatan yang berbeda, sehingga bidang kontak ke dua
lapisan ini menjadi bagian yang lemah, terjadi rekahan yang
:il
F
,
juga sewaktu-waktu dapat memicu terjadinya longsoran.
Adapula yang masih berupa rekahan sekunder, yang
sewaktu-waktu bisa saja berubah menjadi longsoran dan
jatuhan dan potensial mengancam pemukiman penduduk
yang ada dibawahnya. Sejalan dengan hal ini, para ahli
Geologi menunjukan bahwa memang longsoran (Rock Slide)
serta jatuhan (Rock Fall) banyak sekali terjadi pada lereng-
lereng yg kritis disekitar pusat gempa. Dengan demikian
kita tahu bahwa longsoran-longsoran ifu memang benar
dipicu oleh gempa.
Ancaman longsor menjadi makin besar ketika di lereng
Gambar 3.5 Kerusakan Struktur Total yang rapuh itu bertengger bangunan, apalagi ketika
Sumber gambar : www. nisee.berkeley.edu diguncang gempa. Selain longsor, amblesnya permukaan
juga dapat terjadi di daerah yangditerjang gempa. Teorinya,
akibat gempa, sumber air di bawah tanah akan teraduk
3.3 Kerusakan Akibat Kelongsoran Lereng Tanah hingga terjadi likuifaksi atau pelembekan tanah. Tanah
yang mengalami pembebanan tinggi dan berongga pun
, Guncangan gempa bumi ternyata tidak hanya merusak
bangunan rumah.
akan mudah ambles.
-Gempa
bumi juga memba#a dampak Gambar 3.6 meng ilustrasikan kondisi tanah iongsor
lusr kondisi lingkungin, r"p".[i terpicunya longsoran di Tandikat Padang akibat gempa 30 September 2009.
dan terjadi perubahur, struktui tanah prau irururr-8ru.uh
Longsoran tersebut menimbun pemukiman penduduk
berlereng curam yang berada daram kondisi kritis akibat
dan menutup aliran sungai di bawah lereng tanah tempat
Suncangan gempa. terjadinya longsoran tersebut.
vertikal memanjang (kasus Aceh patahan mencapai ribuan
kilometer) sehingga air laut terhisap masuk dalam patahan
dan kemudian secara hukum fisika air laut tadi terlempar
kembali setelah patahan tadi mencapai keseimbangan.
Kecepatan air/gelombang yang sangat cepat terjadi. Pada
kasus Tsunami di Aceh kecepatannya dapat mencapai
ratusan kilometer per iam nya. Antara terjadinya gemPa
dan Tsunami ada ieda waktu yang dapat digunakan untuk
memberikan peringatan dini pada masyarakat. Pengalaman
di Aceh menuniukkan peringatan dini belum berjalan. Secara
diagramatis terlihat pada Gambar 3.7 proses terjadinya
Tsunami.
e#!S ttr6lTs&l&mfidrt
Fe#gersfBn uErtll{e, &rl
dmx$outyang
rTlsraiEdel'd{sa eir lfi,tt
Gambar 3.6 Tanah longsor akibat getaran
Gempa
(Lokasi : Kecamatan Tandikat padang)
Grl*rnbx:g bGcritr r*csr a
-sE***.-.+ f$diffl b*tE*rsh hBlcfirila tyt

3.4 Kerusakan Akibat Bencana Tsunami


I'cngertian Tsunami berasal dari bahasa
artinya Tsu berati pelabuhan dan nami berartiJepang yang
gelombang.
Kata ini secara mendunia sudah diterima
dan secara harfiah
yang
.berarti gelombang. tinggj /besar yang menghantam
pantai/pesisir. Tsunami ,"i-rli.i tg4aai "rkibat" gempa
Gambar 3.7 Proses terjadinya tsunami
Richter .yang besar ditaut (ebih besar dari T.S skata
l*19"ft dan Sumber Gambar : www.news.bbc.co.uk
kedallman episentrum lebih kecil dari 70
mengakibatkan terjadinya patahan/rekahan
91, Lr",
y:lT:jjlTTj*S (kasus Aceh pataiun h".,"upui ribuan
Kilometer):"mSSu air laut terhisap masuk dalam patahan 3.4.1Penyebab Tsunami
aan Kemudran secara hukum fisika air laut
tadi te;lempar Tsunami disebabkan oleh gerakan tiba-tiba bumi yang
X:*:",:^_'"^Yil,lrohan tadi mencapai r."r"i_rffin.
recepatan arlgelompang yang sangat cepat terjadi. p"ada terjadi di bawah laut. Gelombang Tsunami sebagian besar
kasus Tsunami di Aceli ke"e"putrrirrya disebabkan oleh gempa bumi, tetapi penyebab juga dapat
iapat'_r,"^rlui
51
mencakup letusan gunungberapi, tanah longsor
atau bahkan
komet memukul laut. Tsunami bisa mencapai kecepatan melebihi 600 mph dan
Kulit bumi terdiri dari sekitar serusin rempeng tektonik bahkan di perairan dangkal mencapai ketinggian lebih dari
ylttg mengambang dan terus bergerak bu.r* u_Eama dan 100 kaki Tsunami telah sebenarnya telah dilaporkan sejak
saling berbatasan berbentuk gigi- gergaji. Gempa zaman kuno, dengan tsunami yang tercatat pertama yang
bumi terjadi di lepas pantai Syria pada tahun 2000 SM .
terjadi iika salah
Tt l"*p"ig b-"TF+ti" a""gu" i"*peng
lain pada sisi pembatasnya. alabiii a"u r"*p"?-rj
bJrat dan
ringan terjebak daram- p-e.gusikun tersebut inut"u
rempeng
yang lebihberat mencobl meluncur atau menelusup Dini Tsunami
3.4.2 Sistem Peringatan
dibawah
lempeng. ringan. Hal ini aiseU"i-suUa,furi yang (Indonesian Tsunami Early Warning System/ITWS)
Iu.g
menyebabkan terangkat serta tertekuknyu t"*p""g
.i.,gur, Sistem peringatan dini ITWS (seperti terlihat pada Gambar
tersebut. Hal ini menyebabkan tekanur, du.,gu.,
k?kuatan 3.9) adalah sistem yang menginformasikan kemungkinan
Iuar biasa keatas dan menimbulkan ke"uit ui-f"ri.rrtuu.,
air laut yulg san-gat besar dan terjadi g,rnung bJrJli. teriadinya bahaya sebelumbahaya tersebut terjadi. Termasuk
yang menimbuk1 q"l"Tpu"S -pasang tsunami. fur, sistem biologis yang dimiliki oleh makhluk hidup maupun
Seperti sistem hasil buatan manusia.
terlihat pada Gambar S.S ai ba*ln i.,i.
Yang termasuk sistem biologis adalah rasa sakit dan rasa
takut (yang umurnnya menjadi bagian dari insting) yang
dimiliki makhluk hidup secara alamiah.
Sementara yang termasuk sistem buatan adalah sistem
yang dirancang manusia unfuk mengumpulkan data-data
terkait dan mengolahnya menjadi parameter kemungkinan
terjadinya bahaya. Sistem buatan manusia ada yang dibuat
untuk tujuan sipil dan ada juga yang khusus untuk tujuan
militer.
Dalam hal ini sistem peringatan dini untuk tsunami
termasuk untuk tujuan sipil. Begitu pula dengan alat
pendeteksi asap, alat pendeteksi gempa, dan lain
sebagainya.
Sementara alat peringatan dini untuk militer antara lain
adalah alat pendeteksi misil balistik, pendeteksi serangan
nuklir, alat peringatan antirudal pesawat tempur, dan lain
sebagainya.
Gambar 3.8 Pusaran
gtlomUaSS.Tsunami saat terjadi Gempa
di Jepang Tahun 2011
Sumber gambar i ntt{: / / revrews.in.ggclb.coma

52
53
antara gempa bumi sampai tsunami mencapai daratan
cukup singkat.
Terdapat dua jenis peringatan dini tsunami: peringatan
dini inteinasional dan peringatan dini regional. Keduanya
bergantung pada kenyataan bahwa tsunami bergerak dengan
talu SOO - IOOO km/jam (sekitar 0,1,4-0,28 km/detik) di laut
lepas, sementara gemPa bumi dapat terdeteksi dengan cepat
*"1r1,ri gelombang seismik yang bergerak dengan laju rata-
rula1.4.40A km/jam atau sekitar 4 km/detik.
Dengan memperhatikan gelombang seismik yang
rnuncul, dimungkinkan adanya tenggang waktu untuk
prakiraan tsunami sekaligus PenyamPaian peringatan ke
daerah yarlig terancam tsunami. Hanya saja, karena belum
ada model yang jelas yang dapat menghubungkan gemPa
bumi dan isunami, peringatan oleh gelombang seismik
menjadi kurang dapat diandalkan. Metode yang lebih pasti
adalah dengan menggunakan alat pengamat dasar laut
Gambar 3.9 Indonesian Tsunami Warning System (ITWS) untuk melihat gelombang tsunami di laut lepas dengan
(Sumber gambar : www.swaberita.com) jarak sejauh mungkin dari garis pantai'
' Metode Penyampaian Peringatan, terlihat pada Gambar
Indonesia Tsunami Warning System (ITWS) dibangun 3.1"0 berikut.
untuk mendeteksi gejala-gejala alam yang berpotensi untuk
mendatangkan bencana tsunami sekaligus mencari lokasi
pusat gempa yang menyebabkan tsunami tersebut.
Laporan yang diberikan oleh TWS ini bisa digunakan
untuk memprediksi besar kerusakan yang akan ditimbulkan
dan daerah-daerah yang akan terkena dampak tsunami.
Sistem. ini terbagi menjadi dua komponen penting, yaitu
jaringan sensor-sensor pendeteksi tsunami dan infrastruktur
komunikasi yang berguna untuk menyampaikan peringatan
dini.
Peringatan dini tsunami menghendaki kewaspadaan
dan evakuasi sebelum tsunami datang. Laju informasi
peringatan dini sangatlah penting mengingat selang waktu

55
54
j MajorUnderseaEanhquake/Lmdslide Dari Garnbar 3.10 di atas merupakan mekanisme kerja
4_____::"*irude 7.0 or greater)
% dari system , dapat kita lihat bahwa setiap ada gempa
Seismic Measuing Equioment I riu"-s"u-r-",J louiili ,-
yang te{adi di bawah laut maka akan setiap instrurnent-
NOAA Tsunmi Detection Buoys instrurnent yang berkaitan akan mengirimkan data hasilnya
\ kepada Tsunami Warnings Ccntre, dari data tersebut apakah
\
Tsunami Wming Cerrtres akan menghasilkan tsunami atau ticlak tetap di treritahukan
-West Coast/Aluka (palmer, AK) kepada badan-badan pemerintah yang bennu,enang yang
selanjutnya akan di analisa dan di beritahukan kepada
-Pacific (Ewa Beach. HI)

Issue Tsumi
Waming for Areas masyarakat umum melalui sirine perfulgatan maupun
Close to Earthquake Televisi, radio dan televisi kabel.

Kelernahannya:
Tak ada sistem yang dapat melindungi manusia dari
Continue/Expand Tsunam lnfomation Tsmmi Infomation tsuiletin - No
bencana tsunami yang te4adi tiba-tiba. Oleh karena itu,
Bulletins, Tsrmmi Advisories, Tsmmi Getrented, Cancel Tsunmi sarnpai saat ini peringatan dini tsunarni belum Pernah
Watches md Wmngs for Rcspetive Warning for Areas Close to
Earthquahe
menvelarnatkan seorang purr dari bencana tsunarni
Areas
mendadak. Walaupun dernikian, peringatan dini tsunami
masih dapat bekerja efektil jika jarak pusat gempa sangat
National Woathcr Servicc (\rastal Oltioes \ jauh. Hal ini dapat memberikan kesernpatan bagi para
aclivatc liAS lirr'Isunanri Watches anrl State md loal Energency penduduk untuk melakukan evakuasi. Sistem Peringatart
Mmagement Officials
Wanrings via NOAA
Wcarhcr Radio
Dini merupakan mata rantai yang spesi{ik (hubungan
H
FI yang kritis) antara tinda-kan-tindakan dalam kesiapsiagaan
s
Thoose with NOAA Weafher
Actiyatc EAS for Evacuation of
dengan kegiatan tanggap darurat. Ada 2 (dua) faktor vang
Radio Iteceivers (homes,
business,schools, et al)
Low-Lying Coastal Areas berperan dalam kerangka Sistem Peringatart Dini yaitu
pihak Pengambil Keputusan dan Masyarakat.
F-\-_-
fi -l-,".-**e@ffi-@ Di pihak masyarakat ada tiga unsur yang menentukan
bagaimana masyarakat bereaksi terhadap sistem peringatan
_-JY#
% fc-*,,;il rfl
tt
dini. Unsur-unsur tersebut terdiri dari pengetahuan, sikap,
dan perilaku. Selain faktor masyarakat, faktor lain yang
Gambar 3.I0 Flow Chart dari Tsunarni Warning berperan dalam kerangka kerja Sistem Peringatan Dini
Systern NOAA
(Sumber gambar :http: / / wuwv.t;;;;;;gr"7iJrg*7;;.;ilg- adalah pihak Pengambil Keputusan.
system-smaller jpg)

56
57
3. Membatasi ketidaknyamanan penghunianbagi penghuni
gedung ketika terjadi gemPa ringan sampai seda.nq;
Bab 4. [4empertahankan setiap saat layanan vital dari fungsi
gedung.

4 Dari konsep di atas berarti maka tujuan dari teknik


pembangunan tahan gemPa:
Metode Perhitungan Beban Gempa
i. Cara-terbaik untuk melindungi nyawa manusia adalah
memastikan bahwa gedung tidak runtuh'
Metode Statik Ekuivalen 2. Kerapuhan tiba-tibi akibat bangunan menggunakan
(berdasar SNI - 03 - 1726 - 2002) bahan yang lemah adalah penyebab utama dari
keruntuhan dan harus dicegah.
Atau dengan kata yang lain dengan:
Bab 4 ini : 1. Gempa {it garr,iika gempa tersebut tidak menirnbulkan
o Konsep dan Definisi keruikan baik-elemen ltruktural dan non struktural
o Analisis Beban Statik Ekivalen dari gedung
. Perencanaan Gedung - Beban Statik Ekivalen 2. Gem-pa Sedang, jika gempa tersebut mengakibatkan
o Ilustrasi Perhitungan Beban Gemapa Statik Ekivalen elemen non struktural boleh rusak tetapi dapat diperbaiki
Cempa menyebabkan guncangan pada tanah.Guncangan komponen struktural tidak rusak-
tanah clapat menambah beban pada unsur-unsur bangunan, 3. Gempa Kuat , jika gemPa tersebut mengakibatkan
gLrncangantanah yatlg lebih kuat atau unsur-unsur elemen struktural dan non struktural rusak (terjadi
barngunan yang lebih besar dapat menambahbeban. Beban sendi plastis pada struktur) tetapi struktur tidak roboh
gempa cenderung berarah horizontal (walaupun tetap (mekanisme keruntuhan didesain).
ada komponen vertikal). Gempa dapat datang dari arah o Mekanisme keruntuhan lokal, tidak dianjurkan
manapun dan akan datang bersiklus. karena keruntuhan terjadi pada kolam lokal lantai
tertentu, dimana terjadi sendi plastis di ujung kolom,
4.1 Konsep dan Definisi sehingga keruntuhan terjadi struktur gedung akan
roboh, seperti terlihat di Gambar 4.1'-
Struktur gedung tahan gempa yang direncanakan . Mekanisme keruntuhan global, lini dikenal dengan
rnenurut SNI - 03 -1726 - zD0zini mempunyai konsep dasar : istilah strong column weak beam, yang terjadi sendi
1. Menghindari terjadinya korban jiwa manusia oleh plastis di ujung balok, sehingga keruntuhan- terjadi
runtuhnya gedung akibat gempa yang kua| hlbulok bukan di kolom dan struktur masih berdiri,
2. Membatasi kerusakan gedung akibat gempa ringan seperti terlihat di Gambar 4.1
sampai sedang, sehingga masih dapat diperbaiki;

59
mauplln dari barang yang dapat berpindah atau mesin dan
peralatan serta komPonen yang tidak meruPakan bagian
yang tetap dari gedung, yang nilai seluruhnya adalah
sedemikian rupa sehingga probabilitas untuk dilampauinya
dalam kurun waktu tertentu terbatas pada suatu persentase
tertentu.
Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk
dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50
tahun dan ditetapkan sebesar 10%. Namun demikian, beban
hidup rencana yang biasa ditetapkan dalam standar-standar
pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai
beban hidup nominal.

2. Beban Mati Nominal


Kerunlqhan bltal dimana kolom
lelohtebelwn hald(
Kerunfuhan global dimana brlol
lolsh Bstolum kolorn
Beban yang berasal dari berat sendiri semua bagian dari
gedung yang bersifat tetaP, termasuk dinding dan sekat
pemisah, kolom, balok, lantai, atap,penyelesaian, mesin dan
Gambar 4.1 Mekanisme Keruntuhan Lokal dan Global
peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari gedung,yangnilai seluruhnya adalah sedemikian ruPa
sehingga probabilitas untuk dilampauinya dalam kurun
4.1.1 Beban dan Perpindahan Akibat Gempa
waktu tertentu terbatas pada suatu persentase tertentu-
Ketika gempa mengguncang tanah, tanah dibawah sebuah Pada umumnya, probabilitas beban tersebut untuk
bangunan akan berpindahsecara lateral. Beban di bagian dilampaui adalah dalam kurun waktu umur gedung 50
atas bangunan disebabkan oleh pengaruh dariperpindahan tahun dan ditetapkan sebesar L0%. Namun demikian, beban
tersebut. Tekanan terberat dan perpindahan biasanya terjadi mati rencana yang biasa ditetapkan dalam standar-standar
sedikit diatasketinggian fondasi (reaksinya kadang berbeda pembebanan struktur gedung, dapat dianggap sebagai
pada gediing tinggi dan lentur). beban mati nominal.

4.1.2Beban Nominal 3. Beban Gempa Nominal Secara Umum


1. Beban Hidup Nominal Struktur Gedung Beban gempa yang nilainya ditentukan oleh 3 hal, yaitu
oleh besarnya probabilitas lebanjtu dilampaui dalam
Beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan kurun waktulertentu, oleh tingkat daktilitas struktur yar.g
gedung tersebut, baik akibat beban yang berasal dari orang

67
mengalaminya dan oleh kekuatan lebih-yang terkandung di
dalam strukfur tersebut.
Faktor Keutamaan
4.1.3 Gempa Rencana dan Kategori Gedung Kategori gedung
L L
1. Gempa Rencana Gedung umurn seperti untuk
penghuniary perniagaan dan 1,0 l,a 1,0
Gempa Rencana ini menyebabkan struktur gedung perkantoran
mencapai kondisi di ambang keruntuhan, tetapi masih Monumen dan bangunan monu-
1,0 1,6 1,6
dapat berdiri sehingga dapat mencegah jatuhnya korban mental
manusia..Gempa Rencana ditetapkan mempunyai perioda Gedung penting pasca gempa
ulang 500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada seperti rumah sakit, instalasi air
10% selama umur gedung 50 tahun. bersih, pembangkit tenaga lis-
t,4 1,0 1,4
trik, pusat penyelamatan dalam
keadaan darurat, fasilitas radio
2. Kategori Gedung
dan televisi.
Untuk berbagai kategori gedung, bergantung pada Gedung untuk menyimpan bah-
probabilitas terjadinya keruntuhan struktur gedung selama anberbahaya seperti gas, produk
1,6 1,0 1,6
umur gedung dan umur gedung tersebut yang diharapkan, minyak bumi, asam, bahan bera-
pengaruh Gempa Rencana terhadapnya harus dikalikan cun.
dengan suatu Faktor Keutamaan I menurut persamaan : Cerobong, tangki di atas menara 1,5 1,0 1^5

I: I, I, (4.1) Tabel 4.1 Faktor Keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan
bangunan
dimana
4.1.3 Daktilitas
I,: Faktor Keutamaan perioda ulang gempa berkaitan dengan pe- Daktilitas adalah kemampuan sebuah bangunan
nyesuaian probabilitas terjadinya gempa selama umur ge-
untuk menahan dan mengurangi pengaruh beban yang
dung, berulang-ulang setelah tekanan pertama, artinya bangunan
tersebut dapat menahan beban gravitasi tanpa mengalami
Ir: Faktor Keutamaan perioda ulang gempa berkaitan dengan pe- kerunfuhan.
nyesuaian umur gedung tersebut. Sebuah bangunan atau elemen yang daktail biasanya
tak kuat menahan tegangan. Perancang harus memastikan
Faktor-faktor Keutam aan I' I, dan I ditetapkan dalam Tabel 4. 1.
bahwa elemen-elemen tersebut disusun dengan baik untuk
menghindari kerunfuhan akibat tegangan. Bangunan
satu dan dua lantai biasanya dirancang sebagai bangunan
elastis.
62
satu dan dua lantai biasanya dirancang sebagai bangunan
elastis.
Rancangan daktail sebaiknya diaplikasikan pada semua
jenis bangunan, termasuk bangunan elastis. Bangunan
yang memiliki ductility cenderung akan bertahan lebih lama
Gaya Geye
daripada bangunan biasa. (Catatan: bahan atau unsur yang
rapuh/getas atau brittle bisa hancur tiba-tiba jika sudah
melewati batas elastisitasnya.)
Kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami
simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali
dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa Debrmacl

yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil


mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup,
sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun 'Excolhnt. Bood
sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
o Mekanisme kerusakan yang boleh terjadi adalah yang Gambar 4.2 Perilaku Stmktur Daktail
bersifat daktil dan mampumendisipasikan energi secara Perilaku deformasi struktur tidak daktail pada saat terjadi Gaya
Gempa berulang atau siklik terlihat di Gambar 4-3.
stabil
. Melibatkansebanyakmungkinelemenuntukmendisipasi
enerSy
o Perlu perencanaan hirarki keruntuhan, baik dilevel
material, penampang, elemen maupun struktur desain
kapasitas
. Diperlukan pen-detail-an yang memadai danpembatasan
drift/ deformasi struktur

PltlCllEO (with strength loss) BRITILE


Foor Umscoptabl$

Gambar 4.3 Perilaku Stmktur Tak-Daktail

65
64
keruntuhan di nyatakan sebagai berikut.
2. Faktor Daktilitas
\/ V.
Faktor daktilitas struktur gedung adalah rasio antara
simpangan maksimum strukfur akibat pengaruh Gempa
'y t (4.3)

Rencana pada kondisi di ambang keruntuhan dan simpangan dengan, V : Beban saat leleh pertama
struktur gedung pada saat terjadinya pelelehan pertama V : Beban saat
(Seperti dilustrasiakan pada Gambar 4.1) yang nilainya p" : Faktor Daktilitas
harus memenuhi Persamaan sebagai berikut:
Sedangkan beban gemPa nominal akibat pengaruh
t,o < p:P=
o,
u- ........(4.2)
Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam Perencanaan
struktur gedung, maka berlaku hubungan sebagai berikut
dengan,
p: Faktor Daktilitas
6_:Simpangan maksimum di ambang runtuh
:
6, Simpangan pada saat leleh pertama f, : 1,6 (factor kuat lebih)
R : faktor reduksi gempa ,
dimana1,6 ( R = pf1 < R*
R^: faktor reduksi gempa maksimum
Dalam Tabel4.2 dicantumkan nilai R untuk berbagai nilai
p yang bersangkutan dengan ketentuan bahwa nilai dan R
tidak dapat melampaui nilai maksimumnya R-.

F*

Gambar 4.4 Diagram Beban - Simpangan (V-6 ) Gedung

Dari Gambar 4.4 rnenunjukkan bahwa hubungan Beban


Elastik dan beban leleh, maka dengan asumsi bahwa
struktur gedung daktail dan struktur gedung elastik penuh
akibat pengaruh Gernpa Rencana menunjukkan simpangan
maksimurn 6_ yang sama dalam kondisi di arnbang
66
67
T abel 4.2 Parameter Daktilitas Struktur Gedung \: Faktor reduksi gempa masing-masing subsistem struktur
gedung
Taraf kineria struktur gedung F R
V,: Gaya geser dasar yang dipikul oleh masing-masing subsistem
Elastik penuh 1,0 1,6 struktur gedung
1,5 2,4 Metoda ini hanya boleh dipakai, apabila rasio_ antara
2,0 3,2 nilai-nilai faktor reduksi gemPa dari ienis-ienis subsistem
)\ 4,0 struktur gedung yang ada tidak lebih dari 1,5'
Daktail parsial 3,0 4,8 Untuk" jenis- iubJistem struktur gedung -Iu^g tidak
3,5 5,6
tercantum dalam Tabel 4. 3, nilai faktor daktilitasnya dan
faktor reduksi gempanya harus ditentukan dengan cara-
cara rasional, niisalnya'dengan menentukannya dari hasil
4,0 6,4
na
4,5
analisis beban dorong statik (static push-oaer annlysis)'
5,0 8,0

Daktail'penuh 5,3 8,5 Tabel 4.3 Faktor daktilitas maksimum, faktor reduksi gemPa
*ukrir.,r*, faktor tahanan lebih total beberapa jenis sistem dan
subsistem str,uktur gedung
Nilai faktor daktilitas struktur gedung p di dalam
perencanaan struktur gedung dapat dipilih menurut Sistem dan Uraian sistem Rm f
kebutuhan, tetapi tidak boleh diambil lebih besar dari nilai subsistern struktur pemikul beban [r-
faktor daktilitas maksimum F* yang dapat dikerahkan oleh gedung gempa
masing-masing sistem atau subsistem struktur gedung. 1. Sistem dinding 1. Dinding geser 2,7 4,5 2,8
penumpu beton bertulang
Dalam Tabel 4.2 di atas ditetapkan nilai p^ yang dapat
(Sistem struktur
dikerahkan oleh beberapa jenis sistem dan subsistem yang tidak merniliki
2. Dinding
struktur gedung, berikut faktor reduksi maksimum R* yang PenumPu ))
rangka ruang dengan rangka 1,8 2,8
bersangkutan. pemikul beban baja ringan dan
Apabila sistem struktur gedung terdiri dari beberapa gravitasi secara bresing tarik
lengkap. Dinding
jenis subsistem struktur gedung yang berbeda, faktor penumpu atau 3. Rangka bresing di mana
reduksi gempa representatif dari struktur gedung itu untuk sistem bresing bresingnya memikul beban
memikul hampir gravitasi
arah pembebanan gempa tersebut, dapat dihitung sebagai
semua beban 2,8 4,4 ))
nilai rata-rata berbobot dengan gaya geser dasar yang gravitasi. Beban
a. Baja
dipikul oleh masing-masing jenis subsistem sebagai besaran lateral dipikul b.Beton bertulang
pembobotnya menurut persamaan : dinding geser atau (tidak untuk 1,8 2,8 2,2

XV, lrangka bresing). Wilayah 5 & 6)


R (4.5)
t vs /Rs
di mana,

69
58
Sistem dan Uraian sistem Sistem dan Uraian sistem I
subsistem struktur pemikul,beban u
Rm f subsistem struktur pemikul beban F^
Rm
qedung gempa gedung gempa
4.Sistem rangka l.Rangka bresing 6. Sistem rangka 1. Rangkapemikulmomen
gedung eksentris baja 4,3 7,0 2,8 pemikul momen khusus (SRPMK)
(Sistem struktur (RBE) (Sistem struktur
a. Baia 5,2 8,5 2,8
yang pada dasarnya yang pada dasarnya
2.Dinding geser b. Beton 5,2 8,5 2,8
memiliki rangka J,J 5,5 2,8 memiliki rangka
beton bertulang bertulang
ruang pemikul ruang pemikul
beban gravitasi 3.Rangka bresing beban gravitasi 2. Rangka 3,3 5,5 2,8
secara lengkap. biasa secara lengkap. pemikul momen
Beban lateral a.Baja 3,6 5,6 7) Beban lateral menengah beton
dipikul dinding dipikul rangka (SRPMM)
geser atau rangka b.Beton bertulang pemikul momen
bresing). (tidak untuk 3,6 5,6 )') terutama melalui 3. Rangka pemikul momenbiasa
Wilayah 5 & 6) mekanisme lentur) (SRPMB)
4. Rangka bresing konsentrik a.Baia 2,7 4,5 2,8
khusus b.Betonbertulang 2,1 3,5 2,9
a.Baja 4,7 6,4 '), 4. Rangka batang 4,0 6,5 2,8
5.Dinding geser baja pemikul
beton bertulang 4,0 6,5 2,8 momen khusus
berangkai daktail (SRBPMK)
6.Dinding geser
beton bertulang
3,6 6,0 2,8
kantilever daktail
penuh
T.Dinding geser
beton bertulang
J,J 5,5 2,8
kantilever daktail
parsial

7A 71,
Sistem dan Uraian sistem Sistem dan Uraian sistem
subsistem struktur pemikul beban u
Rm f subsistem struktur pemikul beban u
Rm t
gedung gempa gedung gempa
7. Sistem ganda l. Dinding geser
(Terdiri dari: 1) rangka
5.Sistem struktur Sistem struktur lo,4 2,2 2
a. Betonbertulang q', 8,5 2,8 gedung kolom kolom kantilever
ruang yang memikul
seluruh beban gravitasi;
dengan SRPMK beton kantilever:
bertulang', (Sistem
2) pemikul beban
lateral berupa dinding b. Betonbertulang 2,6 4,2 2,8
struktur yang
geser atau rangka dengan SRPMB baja memanfaatkan
kolom kantilever
bresing dengan rangka c. Betonbertulang 4,0 6,5 2,8
pemikul momen. dengan SRPMM beton
untuk memikul
beban lateral)
Rangka pemikul momen bertulang
harus direncanakan
2. RBE baja
6.Sistem interaksi Beton bertulang 3,4 5,5 2,8
secara terpisah mampu dinding geser biasa (tidak
memikui sekurang-
a. DenganSRPMK 5,2 8,5 2,8 dengan rangka untukWilayah 3,
baia
knrangnya 25Y" dari 4,5 &.6)
seluruh beban lateral; b. DenganSRPMB 2,6 t) 2,8
7. Subsistem l.Rangka terbuka 5,2 8,5 2,8
3) kedua sistem harus baja
tunggal baja
direncanakan unfuk 3. Rangka bresing biasa (Subsistem
memikul secara 2. Rangka terbuka 5,2 8.5 2,8
a. Baja dengan 4,0 6,5 1a struktur bidang beton bertulang
bersama-sama seluruh
SRPMK baja yang membentuk
beban lateral dengan 3. Rangka terbuka 3,3 5,5 2,8
b. Baja dengan
struktur gedung
memperhatikan interaksi 2,6 4,2 2,8 beton bertulang
secara keseluruhan)
/sistem ganda) SRPMB baja
dengan balok
c.Beton bertulang 4,0 6,5 2,8 beton pratekan
dengan SRPMK beton ftergantung pada
bertulang (tidak indeks baia total)
untukWilayah5&6)
4. Dinding geser 4,0 6,5 2,8
d. Beton bertulang 2,6 4,2 2,8 beton bertulang
dengan SRPMM berangkai daktail
beton bertulang (tidak penuh.
untukWilayah5&6)
5.Dinding geser 3,3 5,5 2,8
4. Rangka bresing konsentrik <husus
beton bertulang
a,Bajadengan 4,6 7,5 2,8 kantilever daktail
SRPMKbaja parsial
b. Baja dengan 2,6 4,2 2,8
SRPMB baja

72 /3
4.1.4 Dinding Geser regangan. Rasio antara bentang dan tinggi balok perangkai
tidakboleh lebih dai4.
1. Dinding geser beton bertulang kantilever
Suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya 4.2 Analisis Beban Statik Ekivalen
adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh Gempa
Rencana, yang runtuhnya disebabkan oleh momen lentur Suatu cara analisis statik struktur, dimana pengaruh
dengan terjadinya sendi plastis pada kakinya (lihat Gambar gempa pada struktur dianggap sebagai beban-beban
4.6). Rasio antara tinggi dan lebar dinding geser tidak boleh statik horisontal untuk menirukan Pengaruh gempa yang
kurang dari 2 dan lebar tersebut tidak boleh kurang dari sesungguhnya akibat gerakan tanah.
1,5 m. Merupakan metode penyederhanaan dari analisis
dinamik. Beban gempa yang bekerja diasumsikan sebagai
beban titik yang bekerja pada tiap lantai
Besaran gaya gempanya merupakan fungsi dari beberapa
hal, antara lain :jenis struktur, tingkat kepentingan struktur,
faktor daktilitas, berat bangunan, faktor keutamaan struktur
dinding geser dan lokasi bangunan.

L.L.L Syarat Penggunaan Analisis Statik Ekuivalen Pada


Gedung
sendi plaslis
1. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan
lateral tidak lebih dari 10lantai atau 40 m,(lihat Gambar
G amb a r 4.5 Mekanis5f"jffiH::, Id eal Gedung den gan 4.7).
2. Denah struktur gedung adaiah persegi panjang tanpa
tonjolan dan kalaupun mempunyai toniolan, panjang
2. Dinding geser beton bertulang berangkai
tonjolan tersebut tidak lebih dari 25"/' dari ukuran
Suatu subsistem struktur gedung yang fungsi utamanya terbesar denah struktur gedung dalam arah tonjolan
adalah untuk memikul beban geser akibat pengaruh Gempa tersebut, (lihat Gambar 4.8)
Rencana, yang terdiri dari dua buah atau lebih dinding 3. Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan
geser yang dirangkaikan oleh balok-balok perangkai dan sudut dan kalaupun mempunyai coakan sudut, panjang
yang runtuhnya terjadi dengan sesuatu daktilitas tertentu sisi coakan tersebut tidak lebih dari L5% dari ukuran
oleh terjadinya sendi-sendi plastis pada ke dua ujung balok- terbesar denah struktur gedung pada arah sisi coakan,
balok perangkai dan pada kaki semua dinding geser, di (lihat Gambar 4.8)
mana masing-masing momen lelehnya dapat mengalami 4. Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem-
peningkatan hampir sepenuhnya akibat pengerasan subsistem penahan beban lateral yang arahnya saling
tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu utama lantai tingkat dengan lubang atau bukaan seperti itu,
ortogonatr denah strukfur gedung secara keseluruhan jumlahnyi tidak boleh melebihi 20"/" dari iumlah lantai
(lihat pada Gambar 41 dan4.8) tingkat seluruhnYa.
5. Sistem sttuktur gedung tidak menunjukkan loncatan
bidang muka dan kalaupun mempunyai loncatanbidang Struktur gedung yang tidak mernenuhiketentuan rrtenurut
muka, ukuran dari denah struktur bagian gedung yang persyarata" al utui, ditetapkan sebagai struktur gedung
menjulang dalam masing-masing arah, tidak kurang dari iiaul beraturan. Untuk struktur gedung tidak berahlran,
75"h dari ukuran terbesar denah struktur bagian gedung pengaruh Gempa Rencana harus ditiniau sebagai pengaruh
sebelah bawahnya. Dalam hal ini, struktur rumah atap p"ni6"Uut ar, ge.t pu dinamik, sehingga-analisisnya harus
yang tingginya tidak lebih dari 2 tingkat tidak perlu dilukrkur, berdasarkan analisis resPons dinamik
dianggap menyebabkan adanya loncatan bidang muka,
seperti terlihat pada ilustrasi Gambar 4.75.
6. Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral yang
beraturan, tanpa adanya tingkat lunak. Yang dimaksud
dengan tingkat lunak adalah suatu tingkat dimana
kekakuan lateralnya adalah kurang dari 70"/" kekakuan
lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80% kekakuan
lateral rata-rata 3 tingkat di atasnya. Dalam hal ini, yang
dimaksud dengan kekakuan lateral suatu tingkat adalah
gaya geser yang bila bekerja di tingkat itu menyebabkan
satu satuan simpangan antar tingkat.
7. Sistem struktur gedung memiliki berat lantai tingkat
yang beraturan, artinya setiap lantai memiliki berat yang IIS 4S nt
tidak lebih dari 150% dari berat lantai tingkat di atasnya 4 10 tr-sstai
atau di bawahnya. Berat atap atau rumah atap tidak
perlu memenuhi ketentuan ini.
(1. Sistem struktur gedung memiliki unsur-unsur vertikal
dari sistem penahan beban lateral yang menerus, tanpa
perpindahan titik beratnya, kecuali bila perpindahan
tersebut tidak lebih dari setengah ukuran unsur dalam
arah perpindahan tersebut.
9. Sistem struktur gedung memiliki lantai tingkat yang
menerus, tanpa lubang atau bukaan yang luasnya lebih
dari 50% luas seluruh lantai tingkat. Kalaupun ada

76 n
percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh Gempa
:rX.\;ll;
Rencana seperti terlihat pada Tabel2.4.
.ii;' .,i
Beban geser dasar nominal statik ekuivalor akibat Gernpa
tlffiatt ii$,i,
i,$"i "1:;t:l Rencana pida struktur gedungberaturan seperti yang diuraikan di
{AieO.75(Al+,42}
::1i.,:;::: '):lf atas, untuk WilayahGempaditetapkanSpektrum
:.i1 i:l
..'::"\: Respons Gunpa Rencana C-T seperti terlihat dalam Gambar 4.9.
:li:.iti,.,
ll::i:;:i::
.\:i:. ili
Unfuk T = 0 nilai C brsebut menjadi sama derrgan Ao, di rnarur
Ao merupakan percepatan puncak muka tanah menurut Tabel
Gambar 4.7 Persyaratan Tinggi Gedung dan Luasan Loncatan 2.4Sedangkan percepatan respons maksimum A^ sebesar
Bidang Muka A^:2,5 A,.. .... .... ........... (4.6)

dan waktu getar alami sudut T" sebesar 0,5 detik, 0,6
detik dan 1,0 detik untukberbagai jenis tanah, maka, Faktor
Respons Gempa C ditenfukan oleh persamaan-persamaan
sebagai berikut :
untukT <Tcm:C:A ........ (4.7)
A
untukT>T'C:"'
CT
(4.8)
l-,st}.25"$- dengan, I
Almc:A .T .............. (4.e)

Dalam Tabel4.4, nilai-nilai A* dan. dicantumkan untuk


rnasing-masing Wilayah Gempa dan masing-masing jenis
tanah.
Tabel4.4 Spektrum Respons Gempa Rencana
trenaft Gedung l_anrai Scnyak Tanah keras Tanah Sedang Tanah Lunak
Wilayah T-= 0,5 det. T.= 0,6 det. T-= L,0 det.
Gambar 4.8 Persyaratan Tonjolan dan Coakan Gempa A A A A A A
I 0,10 0,05 0,13 o08 0,20 0,20
2 0,30 0,15 0,38 a,23 0,50 0,50
1.1.2 Respon Spektra Gempa dan Waktu Getar Alami 3 0,45 0,23 0,55 0,33 0,75 a,75
4 0,60 0,30 0,70 0,42 0,85 0,85
Menurut SNI 03-1726-2002 dan seperti yang telah 5 0,70 0,35 0,83 0,50 0,90 0,90
6 0,83 0,42 0,90 0,54 0,95 oes
diuraikan pada Bab Z,Indonesia ditetapkan terbigi Jalam 6
wilayah Gempa seperti ditunjukkan dalam Gambir 2.11atas
79
Ir

Wilayah Gernpa 3
o.75

g: !.s i1*r,u,*t1
a
I
0.5s
I
0.45
|
c
0.3s
c-ofl pr**r.*oo*)
*-22
0-18

T ------* T *------t

Gambar 4.9c. Respons Spectra Gempa Rencana Wilayah 3


Gambar 4.9a Respons Spectra Gempa Rencana Wilayah 1

o"s5 Witayah Gempa 4

0.70 6=
o{1
6r6rutr luruk)

u,60
c=
o{1
{ramhsedanq)
I
I
C
c-91.,1 ffanulrralann) 03{

c - 9'15 {Ta,rut, k",*} 3tx

il *.2 0.5 0"5 *.75 ?.0 3.0


T --*--*--a

Gambar 4.9d Respons Spectra Gempa Rencana Wilayah 4

Gambar 4.9b Respons Spectra Gempa Rencana Wilayah 2

81
*l

1. Pengaruh Gempa Vertikal


Unsur-unsur struktur gedung yang memiliki kepekaan
yang tinggi terhadap beban gravitasi seperti balkon, kanopi
,fi ,balok kantilever berbentang panjang, balok transfer pada
c-T {raruhkerln)
struktur gedung tinggi yang memikul beban gravitasi ciari
I
C dua atau lebih tingkat di atasnya serta balok beton pratekan
0,36
0.33
berbentang panjang, harus diperhitungkan terhadap
$.?9
komponen vertikal gerakan tanah akibat pengaruh Gempa
Rencana Vertikal nominal statik ekuivalen yang bekerja ke
atas atau ke bawah yang besamya dihitung sebagai perkalian
Faktor Respons Gempivertikai C, menuiut peisamaan,
C,:V.A..I (4.10)
T -----r dengan,
Gambar 4.9e Respons Spectra Gempa Rencana Wiilayah ry: koefisien Faktor Gempa vertikal(Tabel4.5)
5
A.: percepatan puncak muka tanah (Tabel4.3)
I : Faktor Keutamaan gedung (Tabel4.1).
Tabel 4.5 Koefisien y
Wilayah gempa v
1 0,5
(- * o.a4 (Tandh luluh) 2 0,5
3 0,5
q --.9*l lrandh sedano) 4 0,6
5 0,7

i
C
6 0,8

2. Pembatasan Waktu Getar Alami Fundamental


Untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang
terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental T, dari
struktur gedung harus dibatasi, bergantungpada koefisien
( untuk berbagai jenis struktur, adalah :
T ----) T,<q.H3'0.... (4.11)
Gambar 4.9f. Respons Spectra Gempa Rencana Wilayah di mana koefisien ( ditetapkan menurut Tabel4.6.
6

83
82
strukfur tersebut, berupa beban gempa nominal statik
Tabel4.6 Koefisien ( ekuivalen,.
Beban geser dasar nominal statik ekuivalen V yang terjadi
F1*g dan ringan : Rangka Auyu di tingkat dasar dapat dihitung menurut persamaan :
dan rhgan: Rangka Beion dan RBE
1"1*S
*d*g dan rin[an : Banfrman lainnya
rerat :RangkaBaja - (4.12)
Bera t : Ran[ka Beiondan RBE
Berat :
di mana,
Ada 4 alasan untuk membatasi waktu getar C, : Faktor Respons Gempa berdasar Spektrum Respons
fundamental Gempa Rencana (Gambar 4.9) untuk waktu getar
suafu skukfur gedung, yaifu:
t^tuf mencegah pengaruh p_Delta yang berlebihan; al,ami fundamental T,
r: untuk mencegah iimpangan intai_Ungkat W,: adalah berat total gedung, termasuk beban hidup ,yang
yang
berlebihan pada merupakan jumlah dari beban - beban berikut
,taraf peribebrnan gempa yang
menyebabkan pelelehan a. Beban mati total struktur dari bangunan,
pirtama, yattu,",i.,t"[ menilmin
I"ly:.*u"ln pbnghunian dan .""i.uuirri il;;;i;r" b. Bila digunakan dindingparatisipadaperencanaan lantai,
terjadinya kerusakan struktur akibat pelelehaJ;l;;r" maka harus diperhitungkan tambahan beban sebesar 0,5
peretakan beton yang berlebihan, maupun kPa,
kerusakan
non-strukfur.
o untukmencegahsimpanganantar_tingkatyangberlebihan c. Pada gudang-gudang dan tempat penyimpanan
barang, maka 25h dari beban hidup rencana harus
p ada.tar af pembebanarr-gempa *ufli_.i_,
membatasi kemungki.ru., t"4uair.,ya keruntu(ur,irir" ""rrt diperhitungkan,
yang menelan korbanfiwa manusia.
rtrrkt r. d. Beban tetap dari seluruh peralatan dalam struktur
. untuk mglcegah,kekuatan (kapasitas) struktur bangunan gedung harus diperhitungkan.
terpasang
yang terlalu rendah, mengingit struktur Beban geser dasar nominal V diatas harus didistribusikan
gua*gt""gu.,
waktu getar fundr3:"lut3ilg pu.r;urg menyerap bagikan sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban-
beban
qe}pa -yang rendah (terlihat dari spekt.r- ."rpo., beban gempa nominal statik ekuivalen F yang menangkap
C-T), sehingga gaya intemal yang terjadi pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan:
di dalam;;;._
unsur strukfur menghasilkan kekuatan terpasang
yarg
rendah. q = ,*''' u (4.13)
3. Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen Iw
i=l ''
beraturan dapat direncanakan rerhadap di mana
^^1.1l5ff 1*g
pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa W.: berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup
Kencana dalam arah masing_masing sumbtiuta^,
a"r,ln zit tirggi lantai tingkat ke-i diukur dari taraf peniepitan
lateral, seperti berikut,
84
a. Apabila tidak dilakukan analisis interaksi tanah-struk- sesuai Persaman (4.1,4) yang berlaku untuk struktur 2D.
tur, struktur atas dan strukfur bawah dari suafu struk- Rumus ini diturunkan dari hukum kekekalan energi pada
tur gedung dapat dianalisis terhadap pengaruh Gempa suatu struktur 2D yang dalam keadaan melendut sewaktu
Rencana secara terpisah, di mana struktur atas dapat bervibrasi, disamakan energi potensialnya dengan energi
dianggap te4epit lateral Pada-taraf,,lantai dasar' Selan- kinetiknya.
jutnya siruktur bawah dapat dianggap sebagai struktur Waktu getar alami fundamental struktur gedung
iersendiri yang berada di dalam tanah yang dibebani beraturan dalam arah masing-masing sumbu utama dapat
oleh kombinasi beban-beban SemPa yang berasal dari ditentukan dengan rumus Rayleigh sebagai berikut :
struktur atas, beban gempa yang berasal dari gaya in-
ersia sendiri dan beban gemPa yarrg berasal dari tanah
sekelilingnya.
b. Pada gedung tanpa besmen, taraf-peniepitan-Jateral
struktur atasdapatdianggaPleqadi4ada-birlang-tela. Tt = 6,3 .(4.14)
pakfondasilangsung, bidang telapak fondasi rakit dan
bidang atas kepala (pur) fondasi tiang.
sIFtdt
i=I
n : nomor lantai tingkat paling atas. di mana W dan F, mempunyai arti yang sama seperti
yang disebut dalam Persamaan (4.12), d, adalah simpangan
Apabila rasio antara tinggi struktur gedung dan ukuran horisontal lantai tingkat ke-i dinyatakan dalam mm dan'g'
denahnya dalam arah pembebanan gemPa sama dengan adalah percepatan gravitasi yang ditetapkan sebesar 9810
atau melebihi 3, maka 0,1 V harus dianggap sebagai beban mm/det2.
horisontal terpusat yang menangkap pada pusat massa lantai Untuk menentukan beban gemPa nominal statik
tingkat paling atas, sedangkan 0,9 V sisanya harus dibagikan ekuivalen, waktu getar alami fundamental yang dihitung
sepanjang tirggi struktur gedung meniadi beban-beban dengan rumus Rayleigh ditetapkan sebagai standar. Waktu
gempa nominal statik ekuivalen menurut Persamaan 4.13. getar alami boleh saja ditentukan dengan cara lain, asal
- pida tangki di atas menara, beban gemPa nominal statik
hasilnya tidak menyimpang (ke atas atau ke bawah) lebih
ekuivalen sebesar V harus dianggap bekerja pada titik berat d.ari2}o/" dari nilai yang dihitung dengan rumus Rayleigh-
massa seluruh struktur menara dan tangki berikut isinya.
4.2.4Pengaruh P-Delta
4.2.3 Waktu getar alami fundamental
Struktur gedung yang tingginya diukur dari taraf
Berhubung struktur gedung beraturan dalam arah penjepitan lateral adalah lebih dari 10 tingkat atau 40 m,
masing-masing sumbu utama denah struktur praktis harus diperhitungkan terhadap Pengaruh P-Delta, yaitu
berperilaku sebagai struktur 2D, maka waktu getar alami suatu gejala yang terjadi .pada struktur gedung yang
fundamentalnya dalam arah masing-masing sumbu fleksibel, di maira simpangan ke samping yang besar akibat
utama tersebut dapat dihitung dengan rumus Rayleigh beban gempa lateral menimbulkan beban lateral tambahan
86
akibat momen guling yang terjadi olehbeban gravitasi yang 4.3 Perencanaan Gedung - Beban Statik Ekivalen
titik tangkapnya menyimpang ke samping.
4.3.1Perencanaan Struktur Atas dan Struktur Bawah
4.2.5 Arah Pembebanan Gempa Pada perencanaan struktur gedung denganbesmen dalam
Arah utama pengaruh Gempa Rencana harus ditentukan yang terdiri dari banyak lapis, dihadapi masalah interaksi
sedemikian rupa, sehingga memberi pengaruh terbesar tanah-struktur yang rumit. Penyederhanaan masalahnya
terhadap unsur-unsur sistem struktur gedung adalah dengan memisahkan peninjauan struktur atas dari
secara
keseluruhan. struktur bawah, dengan asumsi sbb :
1. Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian
- Pengaruh pembebanan gempa,dalam arah utama yang
ditentukan harus dianggap efektif 100% dan c{ian ggap struktur gedung yang berada di atas muka tanah, dan
terjadi bersamaan dengan pengaruh pembebanan gempa dianggap terjepit pada taraf lantai dasar,
dalam arah tegak lurus pada arah utama dengan efektifitas 2. Struktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung
30%. (lihat Gambar 4.10) yang berada di bawah muka tanah, yang terdiri
dari struktur besmen (kalau ada) dan/atau struktur
fondasinya.
J. Struktur bawah dapat ditinjau sebagai struktur 3D
tersendiri di dalam tanah yang mengalami pembebanan
dari strukfur atas, dari gaya inersianya sendiri dan dari
tanah sekelilingnya.
4. Pada gedung tanpa besmen, taraf penjepitan lateral
struktur atas dapat dianggap terjadi padabidang telapak
fondasi langsung, bidang telapak fondasi rakit dan
bidang atas kepala (pur) fondasi tiang.
5. Dalam perencanaan struktur atas dan struktur bawah
suatu gedung terhadap pengaruh Gempa Rencana,
struktur bawah tidak boleh gagal lebih dahulu dari
struktur atas. Pengaruh Cempa Rencana unsur-unsur
struktur bawah harus tetap berperilaku elastik penuh,
tak bergantung pada tingkat daktilitas yang dimiliki
struktur atasnya.
6. Pengaruh Gempa Rencana struktur bawah yang
berperilaku elastik penuh, harus ditentukan atas dasar p
\Ja[rual. +.lu. AfaIr rerlruelrartan \Jelltpa
= 1 dan R = fr = 1,6, sebagaimanaberlaku untuk struktur
elastik penuh.

88
ikatan suatu skuktur gedung yang tidak kaku dalam
4.3.2 Perencanaan Struktur Penahan Beban Gempa
bidangnya, jika mengandung lubang-lubang ataubukaan
Dalam perencanaan struktur gedung terhadap pengaruh yang lrast ya lebih dari 50% luas seluruh lantai tingkat,
Gempa Rencana, harus diperhatikan hal-hal sbb: ikan me.,galami deformasi dalam bidangnya akibat
1 . Semua unsur struktur gedung, baik bagian dari subsistem beban gempa horisontal, yang harus diperhitungkan
struktur gedung maupun bagian dari sistem struktur pengaruhnya terhadap pembagian beban gemPa
gedung seperti rangka (portal), dinding geser, kolom, horiiontal tersebut kepada seluruh sistem struktur
balok, lantai, lantai tanpa balok (lantai cendawan) dan tingkat yang ada.
kombinasiny a,harus diperhitungkan memikul pengaruh
Gempa Rencana. 4.3.4 Eksentrisitas Fusat Massa Terhadap Pusat Rotasi
2. Pengabaian pemikulan pengaruh Gempa Rencana oleh Lantai Tingkat
salah satu atau lebih kolom atau subsistem struktur
gedung yar.g disebut butir L hanya diperkenankan, Pada perencanaan struktur gedung, perlu ditentukan
bila partisipasi pemikulan pengaruh gempanya adalah atau dihitung letak Pusat Massa dan Pusat Rotasi Lantai
kurang dari 1,0"/". Tetapi, unsur atau sistem strukfur tingkat untulimengetahui eksentrisitas dan perilaku stryktur
tersebut harus diperhitungkan terhadap simpangan pada saat Gempa Rencana.
struktur gedung akibatbeban gempa nominal, seandainya i. Pusat Massi Lantai Tingkat adalah titik tangkap beban
struktur gedung tersebut berperilaku elastik penuh. gempa statik ekuivalen atau gaya gemPa dinamik yang
3. Dalam suatu sistem struktur yang terdiri dari kombinasi merupakan titik tangkap resultante beban mati, berikut
dinding-dinding geser dan rangka-rangka terbuka, beban beban hidup yang sesuai, yang bekerja pada lantai
geser dasar nominal akibat pengaruh Gempa Rencana t, tingkat itu.
yang dipikul oleh rangka-rangka terbuka tidak boleh 2. PuJat rotasi lantai tingkat suatu struktur gedung adalah
kurang dari 25"/, dari beban geser nominal total yang suatu titik pada lantai tingkat itu yang bila suatu beban
bekerja dalam arah kerja beban gempa tersebut. horisontal 6ekerja padanya, lantai tingkat tersebut tidak
I
berotasi, tetapi hanya bertranslasi, sedangkan lantai-
4.3.3 Lantai Tingkat Sebagai Diafragma I lantai tingkat lainnya yarrg tidak mengalami beban
I
horisontal semuanya berotasi dan bertranslasi.
Dalam perencanaan struktur atas bangunan gedung, 3. Antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat harus
lantai tingkat beton diasumsikan sebagai diafragama, ditinjatr, suatu eksentrisitas rencana eo. Apabila- ukuran
dengan ketentuan sebagai berikut: horisontal terbesar denah struktur gedung pada lantai
1. Lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan ikatan I tingkat itu, diukur tegak lurus pada arah pembebanan
suatu struktur gedung dapat dianggap sangat kaku I gempa, dinyatakan denganb, maka eksentrisitas rencana
dalambidangnya dan karenanya dapat dianggap bekerja {l eo harus ditentukan sebagai berikut :
sebagai diafragma terhadap beban gempa horisontal. - untuk0 < e < 0,3b:
2. Lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan il ed : 1,5e + 0,05b ......(4'14)
91
oo: e - 0,05b (4.15)
dan dipilih di antara keduanya yang pengaruhnya c. alok perangkai dengan tulangan diagonal :40"h
paling menentukan untuk unsur atau subsistem struktur d. balok perangkai dengan tulangan memanjang:2}%
gedung yang ditinjau; Dalam perencanaan strukfur gedung terhadap pengaruh
- untuk e > 0,3 b: Gempa Rencana, kekakuan unsur strukfur yang ditetapkan
ed : 1,33e + 0,1 b......... (4-t6) yang diuarikan di atas harus dipakai baik dalam analisis
e, : l,l7e - 0,1 b.................---...-.-(4.17) statik maupun dalam analisis dinamik 3 dimensi.
din dipilih di antara keduanya yang pengaruhnya paling
menentukan untuk unsur atau subsistem struktur gedung 4.3.6 Beban Ultimit dan Kuat Ultimit
yang ditinjau.
. balam perencanaan strukfur gedung terhadap pengaruh
Kuat Ultimit dan Beban Ultimit Struktur Gedung
diformulasikan berturut-turut sebagai berikut:
Gempa Rencana, eksentrisitas rencana eo antara pusat Ru = 0 R, (4'18)
massa dan pusat rotasi lantai tingkat di atas harus ditinjau y Qo
......
(4.19)
Qo
baik dalam analisis statik, mauPun dalam analisis dinamik di mana S AA;Hh'fikii;;"ieaiiKi'kekuatan, \ adalah
3 dimensi. kekuatan nominal struktur gedung, y adalah faktor beban
dan Q adalah pembebanan nominal pada struktur gedung
4.3.5 Kekakuan Struktur tersebut, maka menurut Perencanaan Beban dan Kuat
Terfaktor harus dipenuhi persyaratan keadaan batas ultimit
Dalam perencanaan struktur gedung terhadap pengaruh sebagai berikut:
Gempa Rencana, pengaruh peretakan beton pada unsur-
unsur struktur dari beton bertulang, beton pratekan dan baja Dengan meiiyittklii bebaii'inaTi'iio'riiinil sebagai D,
komposit harus diperhitungkan terhadap kekakuannya. beban hidup nominal sebagai \ dan beban gempa nominal
Untuk itu, momen inersia PenamPang unsur strukfur sebagai E., maka Perencanaan Beban dan Kuat Terfaktor
dapat ditentukan sebesar momen inersia Penampang utuh harus dilakukan dengan meninjau pembebanan ultimit
dikalikan dengan suatu persentase efektifitas penamPang pada struktur gedung sebagai berikut:
sebagai berikut : - untuk kombinasi pembebanan oleh beban mati dan beban
1. untuk kolom dan balok rangka beton bertulang terbuka hidup
:7Soh Qu : yn D, + Tr Ln @.2L)
2. untuk dinding geser beton bertulang kantilever :60"/" untuk kombinasi pembebanan oleh beban mati, beban
3. untuk dinding geser beton bertulang berangkai hidup danbeban gempa :

a. dinding yang mengalami tarikan aksial :50"h Qo = ToD, +TrLn +TaEo (4.22)
b. dinding yang mengalami tekanan aksial : 80% di mana \w Tr dan y, adalah faktor-faktor beban untuk
c. alok perangkai dengan tulangan diagonal: 40% beban mati nominal, beban hidup nominal dan beban gempa
d. balok perangkai dengan tulangan memanjang:Z}% nominal, yang nilai-nilainya ditetapkan dalam standar
93
gedung yang dipisah dengan sela pemisah (sela delatasi).
pembebanan struktur gedung dan/ atau dalam standar Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas ultimit gedung,
beton atau standar baja yang berlaku. dalam segala hal simpangan antar tingkat yang dihitung dari
Beban mati nominal dan beban hidup nominal adalah simpangan struktur (6*x 0 tidakboleh melampaui O02 kali tinggi
beban-beban yang nilainya adalah sedemikian rupa, tingkat yang bersangkutan.
sehingga probabilitas adanya beban-beban yang lebih besar Untuk struktur gedung beraturan : ( = 0,7 R, maka :
dari itu dalam kurun waktu umur gedung terbatas sampai - 6m . 1< 0,02 .Hringkat, maka
suatu persentase tertenfu. Namun demikian, beban mati
rencana dan beban hidup rencana yang ditetapkan dalam
- 6m (0,7 R) < 0,02I1**u* (4.2s)
standar pembebanan struktur gedung, dapat dianggap di mana
sebagai beban-beban nominal. R : faktor reduksi gempa struktur gedung tersebut.
|arak pemisah antar-gedung harus ditentukan paling
4.3.7 Kineria Struktur Gedung sedikit sama dengan jumlah simpangan maksimum masing-
masing struktur gedung pada taraf itu segala hal masing-
1. Kineria Batas Layan masing jarak tersebut tidak boleh kurang dari 0,025 kali
Kinerja batas layan struktur gedung ditentukan untuk ketinggian taraf itu diukur dari taraf penjepitan lateral.
membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton Dua bagian struktur gedung yang tidak direncanakan
yang berlebihan disamping untuk mencegah kerusakan non- untuk bekerja sama sebagai satu kesatuan dalam mengatasi
struktur dan ketidaknyaman, ditentukan oleh simpangan pengaruh Gempa Rencana, harus dipisahkan yang satu
antar-tingkat akibat pengaruh Gempa Nominal yang telah terhadap yang lainnya dengan suatu sela pemisah (sela
dibagi Faktor Skala. dan ketidaknyamanan penghuni. delatasi) yartg lebarnya paling sedikit harus sama dengan
Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan iumlah simpangan masing-masing bagian struktur gedung
struktur gedung, maka simpangan antar-tingkat maksimum pada taraf itu yang dihitung dengan cara di atas. Dalam
(0, ) harus memenuhi persyaratan berikut segala hal lebar sela pemisah tidak boleh ditetapkan kurang
dari 75 mm.
a-<99 ."........
Hnnskat .........dariPersamaan (4.23) Sela pemisah yang disebut di atas harus direncanakan
A.<30 mm............ dariPersamaan(4.24) detailnya dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga
senantiasa bebas dari kotoran atau benda-benda penghalang.
Lebar sela pemisah juga harus memenuhi semua toleransi
2. Kineria batas ultimit pelaksanaan.
Kinerja batas ultimit untuk membatasi kemungkinan
terjadinya keruntuhan struktur gedung yang dapat
menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah
benfuran berbahaya antar-gedung atau antar bagian strukfur

95
a. Unfuk menentukan Faktor Keutamaan (I), digunakan
4.3.7 Tahapan Perencanaan Beban Gempa Statik Tabel4.1 di atas ( Tabel 1 SNI 03-t726-2002)
Ekivalen pada Gedung b. Untuk menentukan Faktor Reduksi (R), digunakan
Tabel 4.2 sd Tabel 4.3 diatas ( Tabel 2 dan 3- SNI 03-
Tahapan Perencanaan Gedung - Beban Statik Ekivalen. 1726-2002)
t. Modelisasi dan identifikasi Struktur Bangunan Gedung 5. Menghitung Berat Struktur Total.
yang akan dianalisis.
Berai Per lantai bangunan dihitung Beban Matrl/z tinggi
a. Ketinggian struktur, penjepitan lateral kolom diatas dan dibaewah lantai yangbersangkutan dan
b. |enis struktur, struktur beton, baja dll
Beban Hidup Rencana. Khusus Untuk Lantai Dasar atau
c. Dimensi komponen pembentuk strukfur, balok,
kolom pelat, dinding geser, guna menghitung Lantai 0 memikul beban mattr/z tinggi kolom di atas dan
kekakuan lantai tingkat, pusat masa, pusat rotasi dan seluruh tinggi kolom di bawah Lantai Dasar tersebut.
ensentisitasnya. 6. Menentukan Pembebanan dan Arah Pembebanan
d. Data material pembenfuk komponen strukfur, seperti Pengaruh pembebanan gempa,dalam arah utama
Kekuatan ijir. (f'cf' ,), modulus elastis yang ditentukan harus dianggap efektif 100% dan
e. Pembebanan , Beban Hidup dan Beban mati yang hurus dianggap terjadi bersamaan dengan pengaruh
direncanakan sesuai fungsi gedung. pembebanan-gempa dalam arah tegak lurus pada arah
2. Identifikasi data lokasi dan situasi Bangunan Gedung .rtarr,u pembebanan tadi, tetapi dengan efektifitas hanya
yang akan dianalisis, yang meliputi: 30%. (lihat Gambar 4.10)
a. Lokasi bangunan untuk menenfukan klasifikasi 7. Menghitung Berat Struktur per Lantai (Wt) dan tinggi
Wilayah Gempa. musing-n aiing lantai (2,), serta menghitung I(W,.2,)
b. Data Tanah setempat (lunak, sedang atau keras) a. Tinggi mising-masing lantai (zr) diukur dari
_

3. Menentukan Percepatan Puncak Spectrum Percepatan penjepitan lateral.


Respons Gempa. Berdasar data di butir dua bisa -met,.,.pakan
b. W, hasil hitungan langkah/prosedur
ditentukan:
pada butir 4 di atas
a. Percepatan Puncak Bafuan dasar, berdasar Tabel2.4 8. Menghitung Nilai Waktu Getar Alami (T) dan Faktor
pada Bab 2 (Tabel5 SM-03-1V26-2002)
Respons Gempa (C).
b. Percepatan Puncak Muka tanah, berdasar Tabel2.4
pada Bab 2 (Tabel5 SNI-03-1726-2002) a. Waktu Getar Alami Fundamental (T,) dihitung
c. Spectrum Percepatan Gempa (A^), dan Pembilang berdasar Rurmus Empirik berdasar Pers. 4.11 dan
Faktor Respons Spectrum Gempa di Kurva Hiperbola Tabel 4.6 (Tabel 7 - SNI-03-1726-2002), seperti yang
(R) serta Waktu Getar Alami Sudut (T"), ditentukan diuraikan di atas.
berdasar Tabel 4.4 di atas ( Tabel 6 SNI -09-1726- b. Berdasar Waktu Getar Alami fundamental (T,) ditas
2002) dapat ditentukan Factor Respons Gempa (C) berdasar
4. Menentukan Faktor Keutamaan (I), Factor Reduksi (R) Peiasamaan 4.6 sd 4.9 atau kurva Respons Spectra
dan jenis konstruksi. sesuai Wilayah Gempa dimana bagunan ini terletak'
9. Menghitung Gaya Geser Dasar Nominal statik Ekivalen 4.4 Ilustrasi Perhitungan Beban Gempa Statik Ekivalen
(v),
10. beban-beban gempa nominal statik Uraian berikut adalah ilustrasi perhitungan beban Gempa
YTgTtury
F, yur,g dengan metada Analisis Beban Statik Ekivilen.
g.kuivalgn menangkap pada pusat massa lantai
tingkat ke-i. Bangunan Kantor Empat Lantai dengan denah lantai dan
11. Kontrol rasio antara ti"gg struktur gedung dan ukuran potongan tergambar, terbuat dari struktur beton, dengan
denahnya dalam arah pembebananlempi U7f
a. Iika, H/L> 3, maka lantai atas-dik6reksi dengan T.,!, beton yang dipakai f',= 20 MPa. Rangunan terleiak
di daerah Yogyakarta, dan dianggap terletak diatas tanah
menambahkan nilai Gaya Lateral sebesar 0,1.V: sedang. Ukuran semua kolom, balok untuk masing lantai
b. Jika H/L< 3, maka tidak perlu koreksi terlihat dan dideskripsikan dalam Gambar Denah ueritcut.
12. Kontrol Waktu Getar Alami dengan cara Rayteigh. Tentukan, dengan metoda Beban Statik Ekivalen :
a. Menghitung T**,,nb€rdasar pers. 4.14 a. Gaya Gempa pada masing-masing lantai
b. Iika [T-TR ktsh]:z}"(, yaka koreksi beban_beban b. Gaya Geser Gempa Dasar pada Struktur bangunan terse-
gempa nominal statik ekuivalen F. but
c. Ii\u t|-f*rua,l < 2l/o,malcatidak ierlu ada koreksi Penyelesaian:
beban-bebari gempa nominal statik ekuivalen F. 1. Modelisasi danidentifikasi StrukturBangunan Gedung
I
13. Kontrol Kinerja Struktu Gedung yang akan dianalisis.
a. Kinerja Batas simpangan antar,tingkat a. Ketinggian struktur, tinggi penjepitan lateral, serta
maksimum @,) !uy*,
harus memenuhl p".ryurXtur, dimensi komponen pembentuk struktur terlihat
berikut pada modelisasi denah lantai dan potongan portal
tegambar pada Gambar 4.11 sd 4.15.
u-'W',rr*, """"""""' .dari Persamaan (4.23) b. ]enis strukfur, struktur beton, dengan data material
0,.30 mm ............-- f'c =20 MPa dan Fy = 240 Mpa
.............dari persamaan (4.24)
c. Pembebanan, Beban Hidup dan Beban mati yang
b. Kinerja batas ultimit simpangan antar tingkat yang direncanakan untuk kantor adalah debagai berikut.
dihitung dari simpangan struktur (Arn .6i, hJrur! a Beban Mati :
memenuhi persayaratan,:
- 6m .E<0,02.H-_ , Beton bertulang = 2.400 kg/m3
.
Dinding BataYzbatu = 250 kg/rnz
di *ur,ff*' Finishing (keramik) = 100 kg/mz
6 = 0,7'R a Beban Hidup :
R : faktor reduksi
Kantor = 250kg/rfi
- Atap = 100 kglm'z

98 99
lfw Furrl.s, ;i"iffirrff;,
6 s dt c ,6 r tb.;*d)
i'&ni *,
rH lilrlt 2-aa {t?fin r

Gambar 4.11 Modelisasi - Denah Fondasi Gambar 4.13 Modelisasi - Denah Lantai 23 dan4 (tipikal)

0EllArr SLEEI $.mt5& GHI


TENAH AIAF

Gambar 4.12 Modelisasi - Denah sloof Gambar 4.13 Modelisasi - Denah Atap

100 101
3. Menentukan Percepatan Puncak Spectrum Percepatan
Respons Gempa.
t*fl41. Dari Tabel Percepatan Puncak Batuan Dasar Dan
Percepatan Puncak Muka Tanah untuk masing-masing
Wilayah Gempa Indonesia (Tabel 5 SNI-03-1726-2002)
berikut, maka :

Percepatan Percepatan maksimum permukaan tanah


puncak (PGA), A^ (',g',)
Wilayah
batuan
Gempa Tanah Tanah Tanah Tanah
dasar
('g') Keras Sedang Lunak Khusus

1 0,03 0,04 0,05 0,08


Diperlukan
2 0,10 0,12 0,15 0,20
3
4
@0,20
0,L8
0,24
@ 0,28
0,30
0,34
evaluasi
khusus
Gambar 4.15 Modelisasi - Potongan Portas As A,B,C, D dan E di setiap
5 0,25 0,28 0,32 0,36
lokasi
6 0,30 0,33 0,36 0,38
Kesimpulan : Peniepitan Lateral di Lantai Dasar
Percepatan puncak untuk Yogyakarta (Wilayah Gempa
3, Tanah Sedang) adalah
2.Identifikasi Data Lokasi dan Situasi Bangunan . A = 0,L5
Percepatan Puncak Bafuan Dasar,
Gedung . Percepatan Maksimum Permukaan Tanah, Ao= 0,23
Lokasi bangunan di Yogyakarta , maka dari ta lokasi Dari Tabel Spektrum respons gempa rencana (Tabel 6
gempa di atas maka Yogyakarta ada di Wilayah Gempa 3 - SNI-03-1726-2003) untuk Tanah Sedang di Yogyakarta,
maka ditentukan:
Tanah Keras Tanah Sedang Tanah Lunak
Wilayah
T-= 0,5 det. T-= 0,6 det. T.= 1,0 det.
Gempa
A A A A, A A
1 0,10 0,05 0,L3 0,08 0,20 0,20
2 0,30 0,15 0,38 0,23 0,50 0,50
J 0,45 0,23 <'6- @ 0,75 0,75
4 0,60 0,30 0,70 0,42 0,85 0,85
5 0,70 0,35 0,83 0,50 0,90 0,90
6 0,83 0,42 0,90 0,54 0,95 0,95

c{mbrr 2.1. rrvil.yrh Gehp.Indongir dc6gu perceprhapuEcrk b.srtr d$ar den8{tr pcridr uhng 500 tlhun
T -0 ,6 A -0 ,55, Ar -0 ,J5
102 103
Wilayah Gempa 3 Kategori gedung Faktor Keutamaan
I1 r2 I
*.75

Gedung untuk menyimpan ba-


!=ry {Trarahlunak} han berbahaya seperti gas, produk
1,0 1,6
0.s1 minyak bumi, asam, bahan bera- 1,6
_ (r.ij
t .tE- ._
{lafianseqano} cun.
o+:
I Cerobong, tangki di atas menara 1,5 7,0 7,5
C
0.10 Dari Tabel di atas I = 1,0
0.1?
0.18 b. Untuk menentukan Faktor Reduksi (R), digunakan Tabel
4.2 sd Tabel 4.3 diatas ( Tabel 2 dan 3- SNI 03-1726-2002)

0 ll'? fl5{l'fr0-l'r7 )'o 3'* Taraf kinerja


struktur qedung tl R , pers.( 5)
T --------}
Elastik penuh 1.,0 1,6
Respons Spectra Wilayah Gempa 3
1,5 2,4
2,0 3,2
4. Menentukan Faktor Keutamaan (I), Factor Reduksi (R)
2,5 4,0
dan jenis konstruksi.
3,0 4,8
Daktail parsial
a.Untuk menentukan Faktor Keutamaan (I), digunakan 3,5 5,6
Tabel4.1 di atas ( Tabel l SNI 03-1726-2002) 4,0 6,4
4,5 na
Kategori gedung Faktor Keutamaan
5,0 8,0
I1 12 I
Daktail penuh 5,3 8,5
Gedung umum seperti untuk pen- Dalam Tabel 3 ditetapkan nilai Fr^ yang dapat dikerahkan
ghunian, perniagaan dan perkan- 1,0 1,0 1,0
toran oleh beberapa jenis sistem dan subsistem struktur gedung,
Monumen dan bangunan monu- berikut faktor reduksi maksimum R- yang bersangkutan.
mental 1,0 1,,6 1,6 Faktor daktilitas maksimum, faktor reduksi gempa
Cedung penting pasca gempa sep- maksimum, faktor tahananlebih struktur dan faktor tahanan
erti rumah sakit, instalasi airbersih, lebih total beberapa jenis sistem dan subsistem struktur
pembangkit tenaga listrik, pusat 1,4 1,0 7,4 gedung
penyelamatan dalam keadaan dar-
urat, fasilitas radio dan televisi.

104 105
Sistem dan Uraian sistem Sistem dan Uraian sistem
Rm F Rm F
subsistem struktur pemikul beban u subsistem struktur pemikul beban u
gedung gempa qedunq gempa

1. Dinding geser 2. Sistem rangka 1. c.Rangka 4,3 7,0 2,8


l. Sistem dinding 2,7 4,5 2,8 gedung (Sistem bresing eksentris
penumpu (Sistem beton bertulang
struktur yang pada baja (RBE)
struktur yang tidak 2. Dinding dasarnya memiliki
memiliki rangka penumPu 2. Dinding geser J,J 5,5 2,8
rangka ruang
ruang pemikul dengan rangka 1,8 2,8 ,, pemikul beban
beton bertulang
beban gravitasi baja ringan dan gravitasi secara 3. Rangka
secara lengkap. bresine tarik bresing biasa
lengkap. Beban
Dinding penumpu lateral dipikul ,')
3. Rangka bresing di mana a.Baia 3,6 5,6
atau sistem bresing
bresingnya memikul beban dinding geser atau 'r)
memikul hampir b.Beton bertulang 3,6 5,6
gravitasi rangka bresing).
semua beban (tidak untuk
gravitasi. Beban a.Baia 2,8 4,4 2,2 Wilayah 5 & 6)
lateral dipikul b.Beton bertulang 4. Rangka bresing konsentrik
dinding geser atau (tidak untuk 1,8 2,8 ,) khusus
rangka bresing). Wilayah 5 & 6) ,) .)
b. Baja 4,7 6,4
5. Dinding geser 4,0 6,5 2,8
beton bertulang
berangkai daktail
6. Dinding geser 3,6 6,0 2,8
beton bertulang
kantilever daktail
penuh
7. Dinding geser 3,5 5,5 2,8
beton bertulang
kantilever daktail
parsial

106 t07
Sistem dan Uraian sistem
Rh F
ini pada dasarmnya memiliki daktilitas penuh dan
subsistem struktur pemikul beban F- wajib digunakan di zona resiko gemPa tinggi yaitu di
gedung gempa zona 5 hingga zona 6. Struktur harus direncanakan
3.Sistem rangka 1. Rangka pemikul momen menggunakan system penahan beban lateral yang
pemikulmomen khusus (SRPMK)
memenuhi persyaratan detailing yang khusus dan
(Sistem struktur
a.Baia 5,2 8,5 2,8 mempunyai daktilitas penuh.
yang pada dasamya
memilikirangka b.Beton bertulang 4) 8,5 2,8 Untuk Yogyakarta yang termasuk Daerah Wilayah
ruang pemikul 2.Rangka 3,3 5J 2,8 Gempa 3, lebih tepat menggunakan perecanaan SRPMM,
beban gravitasi pemikul momen
secara lengkap.
dengan R-uk, = 5,5 (Tabel 3- SNI 03-1726-2002). Sedangkal
menengahbeton
Beban lateral (SRPMM) dari (Tabel 2 SNt 03-1726-2002 ) Faktor Reduksi , R, untuk
dipilul rangka
3. Rangka pemikul momen Daktilitas Parsial atau Sedang dapat diambil antara (2,4 -
pemikulmomen 9,0).
biasa (SRPMB)
terutama melalui
mekanisme lentur) a.Baia 2,7 4,5 2,8 Maka diambil R: R.uo,: 5,5
b.Beton bertulang 2,L 3,5 2,8
4.Rangka batang 4,0 6F 2,8
baja pemikul 5. Menghitung Berat Struktur Total, Pusat Masa dan
momen khusus Eksentrisitas
(SRBPMK)
Berat Per lantai bangunan dihitung Beban i|datil/z tinggi
Dari Denah dan potongan tergambar di atas , maka dapat dis-
kolom diatas dan di baewah lantai yang bersangkutan dan
impulkan sistem struktur di idealisasikan memiliki rang-
Beban Hidup Rencana. Khusus Untuk Lantai Dasar atau
ka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban
lateral akibat gempa dipikul rangka pemikul momen Lantai 0 memikul beban mati 1/2. tinggi kolom di atas dan
terutama melalui mekanisme lentur.
seluruh tinggi kolom di bawah Lantai Dasar tersebut.
Perhitungan Beban masing-masing Lantai
SRPMM (Sistem rangka pemikul momen menengah)/ o Beban Mati
yaifu sistem rangka ruang dalam mana komponen- a. Lantai Atap
komponen struktur dan joint-jointnya menahan gaya - pelat lantai (15 cm) = 0,15 x2400 =360 kg/mz
yangbekerja melalui aksi lentur, geser dan aksial, sistem - finishing = 4C kg/mz
ini pada dasarnya memiliki daktilitas sedang dan dapat - plafon = 20 kg/mz
digunakan di zona t hingga zona4. . M/E = 20 kg/mz
SRPMK (Sistem rangka pemikul momen khusus), ]umlah = 440 kg/mz
yaifu system rangka ruang dalam mana komponen- b. Lantai2,3,4
komponen struktur dan joint-jointnya menahan gaya - pelat lantai (15 cm)= 0,1.5 x2400 = 360 kg/mz
yangbekerja melalui aksi lentur, geser dan aksial, sistem - finishing = 100 kg/rn2
109
- plafon = 20 kg/mz bagian sumbu x dan y positif, seperti terlihat pada Tabel
- M/E = 20 kg/mz Perhitungan Letak Pusat Masa dan Berat Total Diafragma
]umiah = 500 kg/rnz Lantai Ke-Z, ke-3 dan ke-4 berikut ini.
c. Tangga
bh{aE:
- Pelat tangga(1S cm)=9,15 x2400 = 360 kg/m? M
m
Bd(D Pi P.y

- trap tangga (10 cm) =0,10 x2400 = 240 kg/rnz


- finishing =100 kglm2
- Railing = 50 kg/mz
Jumlah =750 kg/mz
d. Bordes I&
I-h
rDhi r ai tr-r
lrtri a q< m-l

- pelat bordes (15 cm) = 0,15 x2400 = 360 kg/mz


- finishing = 65 kg/m2
- railing = 25 kg/mz r&
(lG
bn4i
btri,
4 qr
q. v-n
vn

Jumlah = 450 kg/mz


. Beban Hidup
a. Lantai 2,3,4 (Kantor) = 250 kg/mz
b. Atap = 1p0 kg/rn2
c. Tangga 300 kg/mz
150

Besarnya eksentrisitas (e) diukur dari letak Pusat Masa ke


Pusat Kekakuan atau Pusat Rotasi tiap lantai gedung.
Letak pusat kekakuan adalah tepat di sumbu x dan y, rrd rnml

karena dimensi balok dan kolom sama dan penempatan


denah balok dan kolom simetris untuk semua lantai. 6ml
rrd
r<ml
rnml
Letak pusat masa lantai Atap adalah tepat disumbu x-y, rflml
,AMI
mml
INMI

karena denah gedung yang simetris dan letak beban


bangunan dengan besar yang sama pada setiap bagian rP = ffi,827.fiks
x P.x - km
seperti terlihat pada Tabel Perhitungan Letak Pusat Masa
8,093,355.m
:P.y = 5,6tr,821.efs.E
* = =
dan Berat Total Diafragma Lantai Atap berikut ini. -*e"'- lz.2l m

Pada lantai ke-2, ke-3 dan ke-4 struktur gedung letak "=-+?- * ro.n.

pusat masa bergeser ke arah sumbu x dan y positif, Tabel(.7 Perhitungan Pusat Massa dan Berat Total Lantai 4
karena letak beban hidup yang lebih besar terdapat di

110 111
3. PERHITUNCAN PUSAT MASSA DAN BERAT TOTAL LANTAI 3

Jeni3 brngutran : XANTOR 4. PEREITUNGAN PUSAT MASSA DAN BERAT TOTAL I-ANTAI 2

Berrt (P) P.y Jebb.qltrm : KmOR


Jenis Struktur
oor hi(P) P.y

OlYNAY'AMY'r' t, nr
Olrn6YTdmvra l7 0r

i1 \ na\ 7t nt1tr ont 86 {00 0


nlYo6YrrnnYr4 l0 0l
A.l^L l.nrii 1 a.-In
Rrl6t l,nhi 1,.-n
R6 400 0t
o0r
t' I

I
1, oot I K.l.m lantci ?,. V A
li K.lnh l,n,ci , c( V,A
oo f,^tom lqntri, ael-R
t' knr^o lnn1.i , qs rr,P

I tl t1) n 7rto 0t
7 ?8001
740 50

)
lro 100 tt 4170
7,
(.Ifrn l,ntqi , ,e I n
sl R4n fl (^l.m linrai, cs Il n
(^lom lnni,i , rllll
7 lso 20 ?16 0( 5t 840 0r
(^l^n "(
ranioi ) 4s v-n
t, ot 15 0t
oml 200

I 00{
20 0(

t i? s4 0r

DI elrt lanhi 3f l\
hr -41"r rrnr,i 1 /r\ rrlcrlm - 45OO0OI
nr lanlri 1 /1\ i00 non 0
^.lar
1ofl 000 0l
ai IIFl,tlanti312)
txtroool l2 0r 2r6.000.01 llt
o0
l?o 000 0
78fl 000 0r
1)O
,nt,\Atn = ?400001
on ?00 000 0(

to ooo ol 60

2U UtX' U 200 000 0r


480 000 0
tp 669,215-@ ts
, x = 8,131,680mtam
5
,P.Y. 6,712,712.50k*n
001
x =-+?- : r2.r5m
Ip = 669,2t5.ookg
y lo.or m
Ep.x = 8,131.680.00 kg.m
-f'x-
,P.y = 6.712,712.50 kgm

-' Ip - Il.lr m
Tabel 4.9 Perhitungan Pusat Massa dan Berat Total Lantai 2
-----J-u - lo.orm
"

Tabel4.8 Perhitungan Pusat Massa dan Berat Total Lantai 3


113
112
6. Menentukan Pembebanan dan Arah Pembebanan
Antara pusat massa dan pusat rotasi lantai tingkat harus
ditinjau suatu eksentrisitas rencana er. Apabila ukuran o Arah Y (utarna), L=24 m. pem-bebanan efektif 100%
horisontal terbesar denah struktur gedung pada lantai " Arah X , B= 20 m pembebanan efektif hanya 30%.
tingkat itu, diukur tegak lurus pada arah pembebanan
gempa, dinyatakan dengan b, maka eksentrisitas rencana ed
harus ditentukan sebagai berikut : 7. MenghitungBerat Struktur per Lantai (Wt) dan tinggi
untuk0 < e < 0,3b: rmasing-masing lantai (2,), serta menghitung E(W..2,)
ed = 1,5e + 0,05b dari(4.14)
ed = e - 0,05b dari(4.15) a. Tinggi masing-masing lantai (2,) diukur dari penjepitan
dan dipilih di antara keduanya yang pengaruhnya paling lateral.
menenfukan unfuk unsur atau subsistem struktur gedung b. W. merupakan hasil hitungan langkah/ pada butir 4 di
yang ditinjau; atas
unfuk e > 0,3 b: Tabel4.11 Perhitungan Berat Strukturper Lantai Wi dan Wi.zi
ed = 1,33 e + 0,Lb dari Pers. (4.16)
ed = 1,L7 e dari Pers. (4.Ln W Z. w,z
Lantai ke
dan dipilih di antara keduanya yang pengaruhnya paling (kN) (m) (kN.m)
menenfukan untuk unsur atau subsistem struktur gedung Atap 4.580,00 L6,00 73.280,00
yang ditinjau.
4 6.628,28 L2,00 79.539,30
Arah x, nilai b= 20 m dan arah y,nilai b = 24 m, maka
besarnya eksentrisitas dihitung seperti Tabel 4.10 berikut 3 6.692,L5 8,00 53.537,20
ini 2 6.692,L5 4,00 26.768,60

Tabel 4.10 Perhitungan Eksentrisitas 24.592,58 233.125,t0

Lt. Eksentritas Eksentritas Rencana (e,)


ke- e" (m) e,. (m) e,- (m) e,.. (m) 8. Menghitung Waktu Getar Alarni (T) dan Faktor
0,00<
ltespons Gempa (C).
Atap 0.00<0,03(24) 0.05x20 = 1.0 A.05x24=1.2
0,3.(20)
Waktu Getar Alami Fundamental (T1)), seperti yang
021< 1,5x0,04 + 1,2
4
0,3.(20)
0.04<0,03(24) 1,5x0,2'1, +1,,0 =1,,315
=1,260
diuraikan di atas.
0,15< 7,5x0,03 + 1,2
T1<(.H3/4 dari Persamaan (4.11)
3
0,3.(20)
0.03<0,03(24) 1. 5x0,1.5 +1.,0 =1.,225
=1.,245 di mana koefisien ( ditetapkan menurut Tabel 4.6.
0,15< 1,5x0,43 +1,2
2 0.03<0,03(24) I,5x0,15+1,0=1,225
0,3.(20) =7,45

114
115
Wilayah Gempa Tabel4.12 Perhitungan Beban Gempa Per Gempa Per Node

Sedang dan ringan: Rangka Baja 0,119


F"_u,^, Arah Utama
Sedang dan ringan: Rangka Beton dan RBE 0,102 Fr_*,* Tgk lurus Arah Arah -z
Sedang dan ringan : Bangunan lainnya 0,068 L00%
Utama,30%
Berat : RangkaBaja 0,111
Berat : Rangka Beton danRBE 0,095 Lt. Per F. Per
F. Iml F. M Per Node
Berat :Bangunanlainnya 0,063 Ke Node Jrnl Node
(kN) Node (kN)
(kN) Node (kN) (kN.m)
Jadi T, = 0.095.163/a =0,76 detik > T" =0,6 detik dan karena Atap 183.00 25 7,32 610,00 25 24,40 878,40 35,L4
sistem sama antara Arah-X dan Arah-Y, maka C* = C, = A,/
4 381.63 25 15,27 1272,70 25 50,88 2655,75 106,23
Tt= 0,33/0,76 = 0,434 J 515.33 25 20,6r 17t7,75 25 68,77 3261,,63 L30,47

9. Menghitung Gaya Geser Dasar Nominal (V), 2 582.17 25 23,29 t940,58 25 n,62 3684,73 147,39

V
Ditentukanberdasar Pers 4.12 di atas,,R : $ *, Tabel4.13 Perhitungan Beban Gempa Per Portal
F, Tgk ltuus Arah Utama, 30% F, u,,-, Arah Utama 100%
: $J w : o,o?oj''' 24.592,58 :r.940,578 kN
v"'R'5,5 Lantai ke
u,,-

Fr-.u- Jml Per Portal F,,, Jrnl Per Portal


(kN) Node (kN) (kN) Node (kN)

v,, : 9-l w, :o,4?4_1,0 24.5g2,5g:r.940,57g /.N Atap 183.00 5 36.60 610,00 5 t22.00

'R'5,5 4 381.63 5 76.33 t272.70 5 254.42

L0. Menghitung beban-beban gempa nominal statik 3 515.33 5 t03.07 L7I7.75 5 343.55

ekuivalen F. pada pusat massa lantai tingkat ke-i. 2 582.L7 5 t16.43 1940.58 5 388.12

Ditentukanberdasar Pers4.L3
F,
diatas = w''' v 11. Kontrol rasio antara tinggi struktur gedung dan
,, ukuran denahnya dalam arah pembebanan gempa [I/L
I*,
i=1 o H/L=16/24=0,67 <3,0
Tabel4.LL Perhitungan Momen Torsi Lantai
o H/B = 1.6/20 = 0,80 < 3,0
Tidak perlu koreksi Nilai gaya lateral di lantai Atap
Lt. M
w..2. F =F F=F e. euv
Ke V .e. +V .e. 12. Kontrol Waktu Getar Alami dengan cara Rayleigh
(kN.m) (kN) (kN) m (*)
(k.Nm)

Atap 73280p 610,00 6W,9968 1,2 878,39il


a. Menghitung T*u,",*nberdasar Pers. 4.14
4 79s393 662,L0 t272,W7 1,315 1,26 2655,75
b. ]ika [T-Toubrgh] > 20o/", maka koreksi beban-beban
3 53537,2 M5,65 t717,751 '1,225 124s 326L,633

2 26768,6 222,82 194J.J578 t,2E 1245 36U,732

233.125,7

177
tl6
gempa nominal statik ekuivalen F. Kp"._r*ta = 25.( 4,2563475) = 106,4087kN/mm
c. , \"' [J-J**onl < zToL,maka tidak perlu ada koreksi
beban-beban"gempa l
Tabel4.14 Waktu Getar Cara Rayleigh Arah-X = Arah-Y
Kontrol Waktu Getar dengan Cara Rayleigh, Lantai F, K. d. dr w. w..d., F..d.
u*,
ftN) &N/mm) (mm) (mm) (kN) kN.mm2 kN.mm
Rumus Rayleigh , T =6,31m , Atap 6W,99,68 l0rA087 5,73 5,73 4580,00 150510,33 3496,1%

4 1272,O97 106,40,87 11,95 17,69 6628,28 2073619,65 22500,10


dengan d, = simpangan horizontal lantai 3 L7L7,751 106,4.087 t6,t4 33,&i 5692,15 7659121,,29 58112,14

2 1940578 106,4087 18,24 52,07 6692,t5 t8142503,r7 101040,82


Rumus kekakuan,
Total 28025754,M 185t49,97

K.A, maka A =
F F
F= atau d =
I

2802s75444
K *, Jadi Tp"y1"ig1:6,3 dtk: 0,78 detik
Dengan: 9800xl85l4q9l
[Tr-T*r.onl = [0.76 -0,781 = 0,02 detik = 2,6"/"T r
F,= Gaya Gempa pada Lantai ke i. (Tidak perlu koreksi perhitungan beban gempa F)
Ki = Kekakuam gabunhgan Lantai ke i. =
13. Kontrol Kineria Struktur Gedung
: 12.8t
)knoro*-ru,,t i I h3
a. Kinerja Batas Layan, simpangan antar-tingkat maksimum
(0, ) harus memenuhi persyaratan berikut
Menghitung kekakuan kolom lantai IG.

E: 47oo..m : 4TooJ2o :21o19,o4 Mpa U


- =Y H,ingko, dari Persam aarr (4.23)
:2,l}l9.x 1O3 MPa :2,l}l9 I(N/mm2
I *"-.rukolom: :I,O8xlo'omm4 A* .4000 mm : 21,8 mm
l'.OOO.OOO3 , =(0,03/5.5)
12
Kolom Lantai Dasar sampai dengan Atap A-<3O mm .......-- dari Persamaan(4.24)
l2x2,lOl9x1,08x1Oro
K-per_kolm :4,2563475 kN/mm Diambil 0^ : 21,8 mm
40003

118 ttg
Tabel4.15. Kontrol Kinerja Batas LaYan Struktur berulang akibat gemapa, maka kekakukan kolom di atas
Lantai d. 6 Kontrol lantai dasar diperkaku dengan cara :
ke (mm) (mm)
o Meningkatkan mutu bahan ( f'c ditingkatkan > 20
MPa)
d< d. ( Aman)
Atap 0.34 21.82
. Memperbesar dimensi kolom
4 1.06 2t.82 d5 d* (Aman)
. Memperkuat dengan dinding geser di daerah ooid/
2.03 21..82 d.< d- ( Aman)
.1
tangga
2 3.t2 21.82 d< d ( Aman) o Memasangbracins di daerah core/ooid/tangga
b. Kinneja batas ultimit, fi}BMST
5m (0,7 R) < 0,02 H
6m (0,7 x 5,5) <0,02 x 4000 6ffilnw
3,85.6m<8mm
Tabel4.16 Kontrol Kinerja Batas Ultimit Struktur fi5 fi5lilf
Lantai d.I d.. € 0,02.H,..1,, Kontrol
Hli*? 1-*r
ke (mm) (mm) (mm)
dt. €<0,02.
Atap 0.u t.32 8,00 mlI!tilrrl
H.,--,".
dr.6<0,02.
4 1.06 4.09 8.00
H",--"". Gambar 4.16 Pembebanan Portal Arah X ( As A-RC-D-E)
dt. E<0,02.
J 2.03 7.81. 8.00
H._ ___ Lrfli
I&1ffiIlt
2 3.12 12.03 8.00
di. E>0,02. "tq
H*--u..
I98&S$ L6ri 4
Total 1,793

133 rltl -- Ixlei 1


Catatan:
1. Padakeadaanbatas(ultimit),danpadaPercePatanPuncak 6t{ t$ *sr I.rGtri I
dimungkinkan terjai retak rambut di kolom lantai dasar
I"dd
(daktilitas terbatas)
2. Hal ini dimungkinkan, dengan Persyaratan kolom *IIIIIIEII]

dirancang maih cukup mamPu rnenahan kombinasi


pembebanan antara Beban Tetap dan Beban Gempa.
3. Gambar 4.17 Pembebanan Portal Arah Y ( As 1-2-&4-=5)
Jika dikehendaki tidak terjadi retak beton akibat beban
120 t27
2002), dan arahpembebanan Bempa cenderung horizontal
(walaupun tetap adakomponen vertical), serta akan datang
bersiklus.
Bab Bangunan yang tak terlalu berat, dan terkoneksi dengan
I baik dan proporsional baikdengan fondasinya akan
5 lebih tahan menahan beban gempa.Bangunan yang telah
memenuhi semua syaratbangunan tahan gempa belum
tentu dapat bertahan melawan tsunami.
Rangkuman Sistem Struktural Bangunan
Tinggi Penahan Beban Gempa(berdasar 5.1.2 Konsep Perancangan Beban Gempa
SNI - 03 - 1726 - 2OO2 dan SNI 03-2847-2OO2l Beban gempa merupakan fungsi dari:
1. Zona Wilayah Gempa dan jarak ke pusat gempa.
Bab 5 ini: 2. Berat ienis bangunan
. Prinsip Rancangan Secara Umum
3. Masa getaran bangunan - biasanya ditenfukan oleh
. ketinggian bangunan atau elemen yang digunakan untuk
Sistem Struktur Bangunan Tahan Gempa
. menahanbeban.
Sistem Struktur Dinding Geser
o Sistem Struktur Rangka Pemikul Momen
4. Bahan-bahan fondasi (tanah atau batu-batuan).
5. Perhitungan tipe bangunan (bahan, tingkat ductility,
peredaman getaran).
S.l.Prinsip Rancangan Secara Umum 6. Kategori Bangunan (Faktor Resiko dan Keutamaan)
Dalam bab sebelumnya telah dibahas bahwa bangunan 7. Faktor-faktor khusus.
tahan gempa harus bisa menahan tekanan horizontal Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perancangan
dari arah marur pun, berikut beberapa hal yang dapat di beban gempa:
intisarikan dari bahasan tersebut. 1. Bangunan kaku (rigid)ataubahan kaku seperti rigid wall
(tembok kokoh) akan lebih mendistribusi bebandaripada
5.1.1 Prinsip Beban Gempa elemen-elemen yang lebih lentur seperti rangka penahan
momen.
Gempa menyebabkan getaran pada lapisan tanah. Getaran
pada lapisan tanah dapat menimbulkan Beban Gempayang
2. Bahan berat seperti genteng beton akan menyebabkan
beban lebih besar daripada bahan yang lebih ringan.
bekerja beban pada elemen bangunan, selain Beban Tetap
yang telah ada (Exsisiting Load: Beban Hidupdan Beban
3. Zona Wilayah Gempa dan jarak bangunan dari pusat
gempa sangat berpengaruh pada perancangan beban
Mati).
gemPa.
Tingkat keparahan beban gempa tergantung pada lokasi
bangunan sesuai Wilayah Gempa berdasar ( SM-03-1726-
4. Tipe lapis dasar bangunan (Subgrade type), tanah dasar,
L22 L23
sedang dan keras (bebatuan / rockdll) berpengaruh dalam (Catatan: bahan atau unsur yang rapuh bisa hancur tiba-
perhitungan beban gempa. tiba jika sudah melewati batas elastisitasnya.)
5. Bahan yarrg lemah dan rapuh /getas, sambungan yang
kurang bark, dan kesalahan dalam perencanaan dapat
mengurangi kemampuan bangunandalam menahan 5.2 Sistem Struktur Bangunan Tahan Gempa
beban horizontal akibat gempa. Padabangunan tinggi tahan gempa umunmya gaya-gaya
6. Pada saat terjadi gempa sedang hingga besar, kerusakan pada kolom cukup besar untuk menahan beban gempa
pun diijinkandengan syarat tidak-runtuh walaupun yang terjadi sehingga umumnya perlu menggunakan
mengalami kerusakan.Sangat tidak praktis dan mahal elemen-elemen strukfur kaku berupa dinding geser untuk
perancanganbangunan yang tidak akan rusak sedikitpun menahan kombinasi gaya geser, momen, gaya aksial yang
saat gempa sedang hingga besar. Hal ini sanagat terkait timbul akibat beban gempa.Dinding geser yang kaku pada
dengan daktilitas bangunan. bangunan, akan menyerap sebagian besar beban gempa.
Keria sama antara sistem rangka penahan momen dan
5.L.3 Perancangan Daktilitas dinding geser merupakan suatu keadaan khusus, dimana
dua struktur yang berbeda sifahrya tersebut digabungkan.
Daktilitasadalah kemampuan sebuah bangunan Dari gabungan keduanya diperoleh suatu struktur yang
untuk menahan dan mengurangi pengaruh beban yang lebih kuat dan ekonomis.
berulang-ulang setelah tekanan pertama, artinya bangunan Kerja sama ini dapat dibedakan meniadibeberapa macam
tersebut dapat menahan beban gravitasi tanpa mengalami sistem struktur yang tercantum dalam Tabel3 - SNI 03-1726-
keruntuhan. 2002,sebagai berikut
o Perancangan daktilitilitas harus menghasilkan kepastian :

bahwa komponen strukfur pembentuk bangunan harus 1. Sistem dinding penumpu yaitu sistem struktur yang
disusun dengan baik untuk menghindari keruntuhan tidak memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi
akibat pembebanan. secara lengkap. Dinding penumpu atau sistem bresing
. Tabel daktiltas SNI-03-1726-2002, memperbolehkan memikul hampir semua beban gravitasi. Beban lateral
digunakannya beban seismis yang lebih rendah pada dipikul dinding geser atau rangka bresing. Sistem
saat merancang struktur daktaildibanding beban seismis Dinding Penumpu, lang bisa diklasifikasikan sebagai
yang boleh digunakan pada bangunan elastis. berikut,
o Bangunan satu dan dua lantai biasanya dirancang sebagai a. DSBB ( Dinding Struktural Beton Biasa)
bangunan elastis. b. DSBK (Dinding Struktural Beton Khusus)
o Perancangan daktailsebaiknya diaplikasikan pada semua 2. Sistem Rangka Bresing (SRB), yang dapat diklasifikasikan
jenis bangunan, termasuk bangunan elastis. Bangunan sebagai berikut,
yang memiliki daktilitas cenderung akan bertahan lebih a. SRBKB (Sistem Rangka Bresing Konsentris Biasa)
lama daripada bangunan biasa. b. SRBKK (Sistem Rangka Bresing Konsentris
Khusus)
124
t25
c. SR.BE (Sistemftangka Eksentris)
Sistem rangka gedung ini pada dasarnya ilremiliki rangka struktur berteknologi modern. Pemahaman akan peraturan
ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban gempa dan beton yang baru yaitu SM-03-1726-2002 (Tata
lateral dipikul dinding geser atau rangka bresing. cara perencanaan ketahanan gempa unfuk bangunan
3. Sistern Rangka Pemikul Momen (SRPM), yang dapat gedung) dan SNI- 03-2847-2002 (Tata cara perencanaan
diklasifikasikan, sebagai berkut, struktur beton untuk bangunan dengan gedung) yang telah
direvisi dengan detailing menengah atau khusus mengacu
a. SRPMB (Sistem Rangka Pernikul Mornen Biasa) dengan perkembangan teknologi bangunan saat ini.
b. SRPMM (Sistem [tangka Pemikul Momen Semua elemen yang dibutuhkan untuk menahan
Menengah)
beban dari dua arahorthogonal dan banyak elemenyang
c. SRPMK (Sistenn Rangka Pemikul Beban Khusus) dibutuhkan harus cukup untuk setiap arah dan sebaiknya
Sistem rangka pemikul momen ini pada dasarnya tersebarmenutupi lebar dan ti.gg gedung.
memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara
lengkap. Beban lateral dipikul rangka pemikul momen 5.3 Sistem Struktur Dinding Geser
terutama melalui mekanisme lentur.
4. Sistem ganda terdiri dari: Berdasarkan SNI 03-1726-2002, pengertian dinding geser
a. Rangka ruang yang memikul seluruhbeban beton bertulang kantilever adalah suatu subsistem struktur
gravitasi; gedung yang fungsi utamanya adalah untuk memikulbeban
b. Pemikul beban lateral berupa dinding geser atau geser akibat pengaruh gempa rencana, yang runtuhnya
rangka bresing dengan rangka pemikul momen. disebabkan oleh momen lentur (bukan oleh gaya geser)
Rangka pemikul momen harus direncanakan secara dengan terjadinya sendi plastis pada kakinya, dimana nilai
momen lelehnya dapat mengalami peningkatan terbatas
terpisah mampu memikul sekurang-kurangny a 25"/"
akibat pengerasan regangan. Dinding geser kantilever
dari seluruh beban lateral;
termasuk dalarn flexural wall dimana rasio tinggi dan lebar
c. Kedua sistem harus direncanakan untuk memikul dinding, H*/L* > 2 dan lebarnya tidak boleh kurang dari
secara bersama-sama seluruh beban lateral dengan 1,5 m.
memperhatikan interaksi /sistem ganda. Oleh karena itu dinding geser atau shear wall selain
5. Sistem struktur gedung kolom kantilever: menahan geser (shear force) juga menahan lentur. Panjang
Sistem struktur yang memanfaatkan kolom kantilever horisontal dinding geser biasanya 3-6 meter, dengan
untuk memikul beban lateral. ketebalan kurang lebih 30 cm. Beberapa dinding geser
6. Sistern interaksi dinding geser dengan rangka dihubungkan oleh plat lantai beton (sebagai diafragma)
7. Subsistem tunggal membentuk suatu sistem skuktur 3 dimensi. Dinding
Subsistem struktur bidang ya+g membentuk struktur geser pada umumnya bersifat kaku, sehingga deformasi
gedung secara keseluruhan (lendutan) horizontal menjadi kecil.Kerusakan pada elemen
Gempa y angbersifat unpredictable accidenf meniadi faktor non struktural (dinding pembagi ruang, elemen fasad,
penting yang perlu dipertimbangkan dalam mendisain langit-langit) baru terjadi pada gempayan9 relatif kuat.
127
Berdasarkan SNI 03-2847'2002, suatu dinding
dikategorikan kedalam dinding geser jika Eaya geser
rencana melebihi
io-,[U , (dimana A* adalah luas
brutto penampangbeton yang dibatasi oleh tebalbadan dan
panjang penampang geser yang ditinjau, mm2)Jika kurang
dari nilai tersebut maka dinding tersebut dianggap hanya
sebagai dinding penumpu (memikul beban gravitasi).
Jenis dinding geser berdasarkan bentuk dinding dibagi
atas :
Gambar 5.2 Variasi susunan dinding geser
1. Dinding geser sebagai dinding tunggal (Gambar 5.1a)
2. Dinding geser disusun membentuk core (gambar 5.1b)
Jenis dinding geser (lihat Gambar 5.3) biasanya
dikategorikan berdasarkan geometrinya yaitu:
1.. Flexurttl wall, dinding geser dengan rasio }{.w/Lw > 2 ,
ciesain dikontrol oleh lentur sehingga memiiiki rasio
perbandingan lvlornen dan Gaya Geser (M/V) yang
tinggi.
2. Squat zuall, dinding geser dengan rasio tlw/Lw<Z, dan
(a) (b) desain dikontrol oleh geser sehingga memiliki rasio
perbandingan M/V yang rendah.
Gambar 5.1 Dinding Geser Tunggal dan Cote
Coupled shear wnll, dimana momen yang terjadi pada
Jenis dinding geser berdasarkan variasi susunan dinding dasar dinding dikonversikan menjadi gaya tarik tekan yang
Beser dalam denah dibagi atas: bekerja pada coupled beam-nya.
1. Dinding geser sebagai dinding eksterior (Gambar 5.2a)
2. Dinding geser sebagai dinding interior (Gambar 5.2b)
3. Dinding geser simetri (Gambar 5.2c)
4. Dinding geser asimetri (Gambar 5.2d)
5. Dinding geser penuh selebar bangunan
6. Dinding geser hanya sebagian dari lebar bangunan

Gambar 5.3 Kategori Dinding Geser


t28
t29
5.4.2 Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah
(SRPMM)

Yaitu system rangka ruang dalam mana komponen-


komponen struktur dan joint-jointnya menahan gaya yang
bekerja melalui aksi lentur, geser dan aksial, system ini pada
dasarmnya memiliki daktilitas sedang dan SRPMM (Struktur
Rangka Pemikul Momen Menengah) adalah struktur tahan
gempa untuk wilayah gempa tnenengah, dapat digunakan
di Wilayah Ger,npa t hingga Wiliyah Gempa 4. Memiliki
Faktor Reduksi Gempa (R) antara 5 - 5,5 .
Adapun penjelasan yang lebih rinci (Lihat Garnbar 5.5):
1. Detail penulangan komponen SRPMM harus memenuhi
ketentuan-ketentuan SNI 03-2847-02 Pasal 23.1,0@)foita
Gambar 5.4 Pembesian dinding Geser beban aksial tekan terfaktor pada komponen struktur
tidak melebihi ( Ag.f'c/\O ). Bila beban aksial tekan
terfaktor pada komponen struktur melebihi ( Ag.f'cl10
5.4 Sistem Struktur Rangka Pemikul Mornen ), maka 23.10(5) harus dipenuhi kecuali bila dipasang
tulangan spiral sesuai persamaan 27. Bila konstruksi
Sistem rangka pemikul momen (SRPM) adalah Sistern pelat dua arah tanpa balok digunakan sebagai bagian
struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul dari sistem rangka pemikul beban lateral, maka detail
beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul rangka penulangarmya' harus rnemenuhi SNI 03-2847-A2 Pasal
pemikul momen terutama melalui mekanisme lentur) 23.10(6).
2. Kuat geser rencana balok, kolom, dan konstruksi pelat
Struktur Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)
5.4.1
dua arahyang memikulbeban gempa tidakboleh kurang
SRPMB adalah struktur tahan gempa untuk
daripada:
gempa kecil Metode ini sering dipakai (efisien) untuk a. Jumlah Baya lintang yang timbul akibat
mengantisipasi bangunan pada Wilayah Gempa 1 dan 2 termobilisasinya kuat lentur nominal komponen
]ika kita lihat Tabel3 SNI Gempa, faktor reduksi gempa struktur pada setiap ujung bentang bersihnya dan
maximum (R max) sistem SRPMBmemitiki nilai anatar gaya lintang akibat beban gravitasi terfaktor (lihat
2,5 dan2,7.Mka penggunaan SRPMB pada wilayah SNI 03-2847 -02 P asal Gambar 47), atat t
gempa tinggf akan sangat boros pada sisi ekonomi karena b. Gaya lintang maksimum yar.g diperoleh dari
menghasilkan dimensi beton yang sangat besar. kombinasi beban rencana termasuk pengaruh beban

130 131
gempa, E, dimana nilai E diambil sebesar dua Xcali 3. Balok
nilai yang ditentukan dalam peraturan perencanaan a. Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada
tahap gempa. muka kolom tidak boleh lebih kecil dari sepertiga
kuat lentur negatifnyapadamuka tersebut. Baik kuat
lentur negatif maupun kuat lentur positif pada setiap
irisan penampang di sepanjang bentang tidak boleh
kurang dari seperlima kuat lentur yang terbesar yartg
disediakan pada kedua muka-muka kolom di kedua
ujung komponen struktur tersebut.
b. Pada kedua uiung komponen struktur lentur tersebut
harus dipasang sengkang sepanjang jarak dua
kali tinggi komponen struktur diukur dari muka
perletakan ke arah tengah bentang. Sengkang pertama
r-ffi, 1 #+ t,s f-
[] harus dipasang pada jarak tidak lebihdaripada 50 mm
e-/ a &&&$t {,i B 6{*,
{ & dari rnuka perletakan. Spasi rnaksimurn sengkang
vH tidakboleh melebihi:
ria***ntmU psd-*b**
i. d/ 4,
ii. Delapan kali diameter tulangan longitudinal
terkecil,
iii. 24kali diameter sengkang, dan
iv. 300 mm.
v. Sengkang harus dipasang di sepanjang bentang
balok dengan spasi tidak rnelebihi d/2.
lF"
* t[. Kolom
erq ffi.*
a. Spasi maksimum sengkang ikat yang dipasang pada
ttll"
@

T ffil rentang 01 dari muka hubunganbalok-kolom adalah


t--ts- -Gdt8lint3n0padahesn
fI"ll ffit s0. Spasi s0 tersebut tidak boleh melebihi:
rTT i.
Il*
fifinb hr*
L
f-"":--'{
H u,-{"#k 11.
Delapan kali diameter tulangan longitudinal
terkeci[,
Zlkali diameter sengkang ikat,
Ip" iii. Setengah dimensi penampang terkecil komponen
struktur, dan
Gambar 5.5 Gaya Lintang Rencana [Jntuk SRPMM lV. 300 mm.
(Sumber SNI 03-2847 -2002)

133
v. Panjang 1o tidak boleh kurang daripada nilai
terbesar berikut ini:
vi. Seperenam tinggi bersih kolom,
b. Dimensi terbesar penampang kolom, dan
i. 500 mm. s{fi}ldl trjLryia} ydng
dianr"lrB rHlr$( m&E{trit
ii. Sengkang ikat pertama harus dipasang pada tti{r lr{fts flrsfilddts ff
doq"ah hiui(a${rn
jarak tidak lebih daripada 0,5 s0 dari muka (?r.rqq1[]

hubungan balok-kolom.
iii. Tulangan hubungan balok-kolom harus
memenuhi SN{ 03-2847-A2 Pasal 13.11(2).
iv. Spasi sengkang ikat pada sebarang penampang
kolom tidak boleh melebihi 2 s0.
sdlrrl, iuiry{EIt yarE rllraftcilE
5" Felat dua arah tanpa balok r{tfis( mens{d nl(. lryr $orl
Lwni!0 ddri Estefu,ah tubngm
a. Momen pelat terfaktor pada tumpuan akibat beban
gempa harus ditentukan untuk kombinasi beban vang
cntslf,n; xBlettluan ini beflsks urlt lrffrrarlg{n ffi* dgn bawEh,
didefinisikan pada persamaan 6 dan 7. Semua tulangan
yang disediakan untuk memikul Ms, yaitu bagian dari Gambar 5.6 Lokasi Tulangan Pada Struktur Pelat Dua Arah
mornen pelat yang diimbangi oleh momen tumpuan, (Sumber SNI 03-2847-2002)
harus dipasang di dalam lajur kolom yang didefinisikan
dalam SNI 03-2847 -02 P asal 15.2(1 ). d. Paling sedikit seperempat dari seluruh jumlah tulangan
b. Bagian dari momen I\{s yang ditentukan oleh persamaan atas lajur kolom di daerah tumpuan harus dipasang
89 harus dipikul oleh tulangan yang dipasang pada menerus di keseluruhan panjang bentang.
daerah lebar efektif yang ditentukan dalam SNI 03-2847- ]umlah tulangan bawah yang menerus pada lajur kolom
02 Pasal15.5(3(2)). tidak boleh kurang daripada sepertiga jumlah tulangan
c. Setidak-tidaknya setengah jumlah tulangan lajur kolom atas lajur kolom di daerah tumpuan.
di tumpuan diletakkan di dalam daerah lebar efektif Setidak-tidaknya setengah dari seluruh tulangan bawah
pelat sesuai SNI 03-28 47 -02 Pasal 15.5(3(2)). di tengah bentang harus diteruskan dan diangkur hingga
mampu mengembangkan kuat lelehnya pada muka
tumpuan sesuai SNI 03-284742Pasal 15.6(2(5)).
0
b' Pada tepi pelat yang tidak menerus, semua tulangan
atas dan bawah pada daerah tumpuan harus dipasang
sedemikian hingga mampu mengembangkan kuat
lelehnya pada muka tumpuan sesuai SNI 03-2847-02
Pasal 15.6(2(5)). Lihat Gambar 5.7.

1U
penuh. Memiliki Faktor Reduksi Gempa, (R) antara 8 - 8,5
Adapun penjelasan yang lebih rinci:

1.. Penggunaan SRPMK dalam balok


Faling sedikit 113 lulangan stas
tumpuan yf,Eg dile.uslsfl
Ga}? aksiel t6k€n tcrfaktor pad* k*mpcnen str$ktur trdak melebrhr tl,l.l*1,
T
&f,
, l**-1

_J.l I L
pef,yaluran tutangail stas ddn
bsrah [23.10{6{6}dan {7i1. Faltng ,
sGdikii 112 rulanEsn bawah te*gah
bsntilng di*f, uslGnt?3-1 0{6{6i }
lil Loisr Kolom
h

t"'
t* *ff,lo
penyalsran tulangan liaE dsn bffiBh
I
_u"
ro',
-J:
*
tr .} -::tt ellli
psling Bedikit l12 lulangan bsnah
pada isngah ilentang diiBrushaB < rc*l*"|ul
{33.1S(6(Siil
(bl Lliur Tetrg.h
Gambar 5.8 Bentang, dimensi dan gaya Aksial -SRPMK
(Sumb er SNI 03-2847 -2002)
Gambar 5.7 Pengaturan Tulangan Pada Pelat
(Sun'rber SNI 03-2847 -2002) 5.8 diatur mengenai ketentuan di mana
Pada Gambar
terdapat pengaruh panjang,b,h dan gaya aksial di batasi
sesuai dengan ketentuan SNI 03 -2847'02.Komponen struktur
5.4.3 Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) tersebut juga harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini:
Yaitu sistem rangka ruang dalam mana komponen- a. Gaya aksial tekan terfaktor pada komponen struktur
tidak boleh melebihi 0,1. Ag.f'c t
komponen struktur dan joint-jointnya menahan gaya yang
b. entang bersih komponen struktur tidak boleh kurang
bekerja meialui aksi lentur, geser dan aksial, system ini pada
dari empat kali tinggi efektifnya.
dasarmnya memiliki daktilitas penuh dan wajib digunakan
Perbandingan lebar terhadap tinggi tidak boleh kurang
di zona resiko gempa tinggi yaitu di Wilayah Gempa 5 C.
dari 0,3.
hingga Wilayah Gempa 6. Struktur harus direncanakan
*"r,[grr.rakan system penahanbeban lateral yang memenuhi d. Lebarnya tidak boleh (a) kurang dari 250 mm, dan (b)
lebih dari lebar komponen struktur pendukung (diukur
persyirata n detailingyang khusus dan mempunyai daktilitas

136 137
pada bidang tegak lurus terhadap surnbu longitudinal c.
lambyngan lewatan pada tulangan lentur hanya
komponen struktur lentur) ditambah jarak pada tiap sisi diizinkan jika ada tulangan spiral atau sengkang tertutup
komponen struktur pendukung yang tidak melebihi tiga yang mengikatbagiansambungan lewatan tersebut. Spaii
perempat tings komponen strukfur lentur. sengkang yang mengikat daerah sambungan lewitan
tersebut tidak melebihi d/4 atau 100 mm. Sambungan
2. Tulangan Longitudinal lewatan tidak boleh digunakan:
i. padadaerahhubunganbalok-kolom
ii. pada daerah hingga jarak dua kali tinggi balok dari
muka kolom, dan
iii. pada tempat-tempat yang berdasarkan analisis,
memperlihatkan kemungkinan terjadinya leleh
lentur akibat perpindahan lateral inelastis struktur
rangka.
fli$i K &l;i sr $ry xcls * 3 lffi{ Hs e &ks .ldnl I
d. Sarnbungan mekanis harus sesuai SNI 03-284I-02.pasal
23.2(6) dan sambungan las harus sesuai SNI 03-2842-02.
Pasal 23.2(7(1)).
Gambar 5.9 Pengaturan Penulangan Longitudinal -SRPMK
(Sumber SNI 03-2847-2002) 3. Tulangan Transversal

Komponen struktur SRMPK harus memenuhi persyaratan i,f{


sebagai berikut ini : l&c,,tnq.l,,.
a. Pada setiap irisan penampang komponen strukfur lentur, l;44ru,1ru,
yang ditentukan jumlah tulangan
kecuali sebagaimana
l1r.r

dan tidak boleh kurang dari 1.,4b*.d/f,, dan rasio


fulangan p<0,025. Sekurang-kurangnya harus ada dua
batang tulangan atas dan dua batang tulangan bawah
yang dipasang secara menerus.
L-{*''
- I
b. Kuat lentur positif komponen struktur lentur pada muka I

kolom tidak boleh lebih kecil dari setengah kuat lentur


negatifnya pada muka tersebut. Baik kuat lentur negatif
t_.-jJ \t,ri*
maupun kuat lentur positif pada setiap Penampang di
sepanjang bentang tidak boleh kurang dari seperempat Gambar 5.9 Pengaturan Penulangan Tranversal -SRPMK
kuat lentur terbesar yang disediakan pada kedua muka (Sumber SM 03-2842-2002)
kolom tersebut.
138
Penjelasan Gambar 5.9.: sama, kait 90 derajatnya harus dipasang secara berselang-
a. Sengkang tertutup harus dipasang pada komponen seling. Jika tulangan memanjang yang diberi pengikat
struktur pada daerah-daerah di bawah ini: silang dikekang oleh pelat lantai hanya pada satu sisi saja
i. Pada daerah hingga dua kali ti.ggi balok diukur dari inaka kait 90 derajatnya harus dipasang pada sisi yang
muka tumpuan ke arah tengahbentang,di kedua ujung ctikekang.
komponen struktur lentur.
ii. Di sepanjang daerah dua kali tir,ggi balok pada
kedua sisi dari suatu penampang dimana leleh
lentur diharapkan dapat terjadi sehubungan dengan
terjadinya deformasi inelastik struktur rangka.
b. Sengkang tertutup pertama harus dipasang tidak lebih
dari 50 mm dari muka tumpuan. |arak maksimum antara
sengkang tertutup tidak boleh melebihi (a) d/4, b)
delapan kali diameter terkecil tulangan memanjang, (c)
24kali diameter batang tulangan sengkang tertutup, dan
(d) 300 mm.
c. Pada daerah yang memerlukan sengkang tertutup,
tulangan memanjang pada perimeter harus rnempunyai
pendukung lateral sesuai SNI 03-2847-02. Pasal Garnbar' 5.tr{J Contoir Peni.rlangan T ranversai -SRPMK
(sumber SNi 03-2847-2002)
e.10(s(3)).
d. Pada daerah yang tidak memerlukan sengkang tertutup,
sengkang dengan kait gempa pada kedua ujungnya harus
dipasang dengan spasi tidak lebih dari d/2 di sepanjang
4. Fersyaratan kuat geser
bentang komponen struktur ini. Lihat SI{I 03-2847-02.
Gambar 40.
e. Sengkang atau sengkang ikat yang diperlukan untuk l;.I$,lelk he{nh *, * k"}k*S
memikul geser harus dipasang di sepanjang komponen
struktur seperti ditentukan pada SM 03-2847-02. Pasal B*bef, Wrs{it6*i li!i(, s *.Sn! $ t r0tr.
23.3(3), 23.4(4), dan 23.5(2) .

f. Sengkang tertutup dalam komponen struktur lentur


diperbolehkan terdiri dari dua unit tulangan, yaitu:
sebuah sengkang dengan kait gempa pada kedua uiung
dan ditutup oleh pengikat silang. Pada pengikat silang
yang berurutan yang mengikat tulangan memanjang yang

140 147
u.'u, ...-. ,
"-(l+ lY' geser perlu maksimum di sepanjang daerah tersebut,
dan
+i]* ii. Gaya aksial tekan terfaktor, terrnasuk akibat gempa,
,t lebih kecil dari Ag.f'c/2A .

. *:":,-
ld + frll o,t
5. Hubungan balok-kolom pada SRPMK
Unt$I - ^.,
hclcln V.

vr y.
ir- t &sr*fnlrlltistr, &$ rt
p,t-,l t *1* P"
Lua* *k'**{
&*k
'll I
t ild5* ,i, eB+rf{dsi*is
#P*r
Mdeqhrhilsi*fr
ft s&rqBbsbSHp*$y

Gambar 5.10 Perencanaan Geser Balok dan Kolom -SRPMK


(Sumber SNI 03-2847 -2002)

Penjelasan Gambar 5.11 :

a. Gaya rencana
Gaya geser rencana V" harus ditentukan dari peninlar.ran
gaya statik'pada bagian komponen struktur antara dua
muka tumpuan. Momen-momen dengan tanda berlawanan
sehubungan dengan kuat lentur maksimum, Mr, , harus Gambar 5.11 Luas Efektif Hubungan Balok dan Kolom -SRPMK
dianggap bekerja pada muka-muka tumpuan, dan kbmponen (Sumber SNI 03-2&17-2002)
struktur tersebut dibebani dengan beban gravitasi terfaktor
di sepaniang bentangnya. Suatu_balok yang merangka pada suatu hubungan balok-
- dianggap memberikan
\o.lq* kekangan bila r"tiduk,yu-
b. Tulangan transversal tidaknya tiga per empat bidang muka hubungan balok-
Tulangan transversal sepanjang daerah yang ditentukan kolom tersebut tertutupi olehbalok yang merangfa tersebut.
p ada SNI 03-2847 -02. P asal 23.3 (3(1 )) harus dirancang untuk Hubungan balok-kolom dapat dianggap terkeking bila ada
rnemikul geser dengan menganggap Vc = 0 bila: empat balok yang merangka pada keempat sisi liubungan
i. Gaya geser akibat gempa yarrg dihitung sesuai dengan balok-kolom tersebut.
23.3(4(1) mewakili setengah atau lebih daripada kuat

142 143
23.4(4(1)). Tulangan transversal ini dipasang di daerah
a. Ketentuan umum
hubungan balok-kolorn disetinggi balok terendah yang
i. Gaya-gaya pada tulangan longitudinal balok di muka
-balok-kolom r-nerangka ke hubungan tersebut.Pada daerah tersebut,
hrrbrrigin harus ditentukan dengan spasi tulangan transversal yang ditentukan SNI 03-2847-
*"t griggap bahwa tegangan pada tulangan tarik lentur 02 Pasal 23.4(4(2b)) dapat diperbesar menjadi 150 rnrn.
adalah 1.,25fy. iii.Pada hubungan balok-kolom, dengan lebar balok lebih
i,i. Kuat hubungan balok-kolom harus direncanakan besar daripada lebar kolom, tulangan transversal yang
menggunakan faktor reduksi kekuatan sesuai dengan ditentukan pada SNI 03-2847-02 Pasal 23-4(4) harus
SNI 03-28 47 -02. Pasal 11 -3. dipasang pada hubungan tersebut untuk memberikan
rii.Tulangan longitudinai balok yang berhenti pada.suatu kekangan terhadap tulangan longitudinal balok yang
kolom hatrs ditet,rskan hingga mencapai sisi jauh dari berada diluar daerah inti kolom; terutama bila kekangan
inti kolom terkekang dan diangkur sesuai dengan SNI 03- tersebut tidak disediakan olehbalokyang merangka pada
2847-02.. Pasal 23.5(4) untuk tulangan tarik dan pasatr L4 hubungan tersebut.
untuk tulangan tekan.
iv"Bila tulangin longitudinal balok diteruskan hingga c. Kuat geser
melewati hubungan balok-kolom, climensi kolom dalam
arah paralel terhadap tulangan longitudinal _ halok i. Kuat geser nominal hubungan balok-kolom tidak boleh
tidak boleh kurang daripada 20 kali diameter tulangan diambil lebih besar daripada ketentuan berikut ini untuk
longitudinal terbeiar baiok untuk beton berat normal. beton berat normal.
niii digunakan beton ringan rnaka dimensi tersebut o Untuk hubungan balok-kolom yang terkekang pada
tidak uoten kurang daripada 26 kali diameter tulangan keempat sisinya..... 7,7. A I'c.
longitudinal terbesar balok. o Untuk hubungan yang terkekang pada ketiga sisinya
atau dua sisi yang berlawanan ...-.1',25-

b. Tulangan transversal Ajf'c


o Untuk hubungan lainnya .......1,0. Af'c
i. Tulangan transversalberbentuk sengkang tertutup sesuai Luas efektif A, ditunjuukan dalam Gambar 5.11
SNI 03-2847-02"Pasal 23.4(4) harus dipasang di dalam i. Untuk betoh ringan, kuat geser nominal hubungan
daerah hubttngan balok-kolom, kecuali bila hubungan balok-koiom tidak boleh diambil lebih besar daripada
balok-kolomtersebut dikekang olehkomponen-komp onen tiga per empat nilai-nilai yang diberikan pada SNI 03-
struktur sesuai SNI 03-28 47 -02 P asai 23 .5 (2(2)) - 2847-02 Pasal 23.5(3(1)), sepeti dalam butir (i.) di atas
ii. Pada hubungan balok-kolom dimana balok-balok,
dengan lebar setidak-tidaknya sebesar tiga per empat d. Paniang penyaluran tulangan tarik
lebai kolom, merangka pada keempat sisinya, harus
dipasang tulangan transversal setidak-tidaknya sejumlah i. Panjang penyaluran lon untuk tulangan tarik dengan
sei"t guli dari yang ditentukan pada SNI 03-2847-02Pasal kait standar 90o dalam beton berat normal tidak boleh
145
1,44
diambil lebih kecil daripada 8do, 150 mm, dan nilai yang 5.4.4 Interaksi Dinding Geser Dengan Sistem Rangka
ditentukan oleh Persamaan berikut ini, Pemikul Momen (SI{PM)
i.dh=f .d. /5,4f'c (5'1)
Kerja sama antara rangka struktur dan dinding geser
,/"titt diameter tulangan sebesar 10 mm sd 36 mm' merupakan suatu keadaan khusus, dimana dua struktur
Untuk beton ringan, panjang penyaluran tulangan tarik
yang berbeda sifatnya digabungkan. Dari gabungan
keduanya diperoleh suatu struktur yang lebih kuat dan
dengan kait standar 90" tida[ boleh diambil lebih kecil
ekonomis. Sistem interaksi dinding geser dengan rangka.
darilada 10.db, 190 mm, dan1.,25 kali nilai yang ditentukan Sistem ini merupakan gabungan dari sistem dinding beton
p"rr'u*uun S.f ai atas. Kait standar 90o harus ditempatkan bertulang biasa dan sistem rangka pemikul rnomen biasa.
dl dolu* inti terkekang kolom atau komponen batas'
Kerja sama ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam
ii. Untuk d,iameter 10 mm hingga 36 mm, panjang penyaluran sebagai berikut :
tulangan tarik d I tanpa kait tidak boleh diambil lebih
kecil daripada 1. Sistem rangka gedung yaitu sistem skuktur yang
. dua seiengahkalipanjangpenyaluranyang ditentukan pacla dasarnya memitriki rangka ruang pemikul beban
pada SNt-Oa-2S47-OZ Pasal 23'5(4(1)) bila ketebalan gravitasi secara lengkap. Pada sistem ini, beban lateral
pengecoran beton di bawah tulangan tersebut kurang dipikul dinding geser atau rangka bresing. Sistem
daripada 300 mrn, dan rangka gedung dengan dinding geser beton bertulang
. tigaietengahkalipanjangpenyaluranliiF ditentukan yang bersifat daktail penuh dapat direncanakan dengan
plau SNi 03-2847-02 Pasal 23-5(4(1)) bila ketebalan menggunakan nilai faktor modifikasi respon, R, sebesar
pengecoran beton di bawah tulangan tersebut melebihi 6,0.
300 mm. 2. Sistem ganda, yang terdiri dari:
iii. Tulangan tanpa kait yang berhenti pada hubunganbalok- a. Rangka ruang yangmemikul seluruh beban
kolom harui diteruskan melewati inti terkekang dari gravitasi.
kolom atau elemen batas. setiap bagian dari tulangan b" Pernikul beban lateral berupa dinding geser atau
tanpa kait yang tertanam bukan di dalam daerah inti rangka bresing dengan rangka pemikul momen.
kolfm terkekang harus diperpanjang sebesar 1,6 kali. Rangka pemikul momen harus direncanakan secara
terpisah mampu memikul sekurang-kurangnya 25"h
iv. Bila digunakan tulangan yang dilapisi-e-pok:1l.p.u"ju"g dari seluruh beban lateral.
penyaliran pada SNI 03-2847-02 Pasal 23'5(4(1)) hingga
za.Si+ta)l hirus dikalikan dengan faktor-faklol fang c. Kedua sistem harus direncanakan untuk memikul
berlaku yang ditentukan pada sNI 03-2847-02 Pasal secara bersama-sama seiurr"rh beban lateral dengan
14.2(4) atau 14.5(3(6)) emperhatikan interaksi /sistem ganda.
Nilai R yang direkomendasikan untuk sistem ganda
dengan rangka SRPMK adalah 8,5.

t46 147
Anonim, 2002,. SNI 03-2729-2002 Tata Cara Perhitungan
Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung,
Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah
,Badan Penelitian Dan Pengembangan Permukiman
Dan Prasarana Wilayah, Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Teknologi Permukiman, Bandung,
Indonesia
Solikin M. ,2007,Pengaruh Eksentrisitas Pusat Massa Portal
DAFTAR PUSTAKA Beton Bertulang
Terhadap Stabilitas Struktur Yang Mengalarni Beban
Gempa, ]urnal Dinarnika TEKNIK SIPIL, Volurne
Anonim, 2002, Standar Nasional Indonesia 03 - 2847 -
2042:
7, Nomor 1, Januari 2007 :37 - 44.
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton,Untuk
Bangunan Gedung , Departemen Permukiman Faulay, T, Priestley, MJ.N, 1992, Seismic Design of
Dan Prasarana Wilayah ,Badan Penelitian Dan Reinforced Concrete and Masonry Building, ihon
Pengembangan Permukiman Dan Prasarana Wiley and Sons,Inc.,
Wiliyah, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Imam Satyarno, 2A02, Analisis Dinamik Struktur dan
Teknologi Permukirnan, Bandung, Indonesia Teknik Gernpa, Jurusan Teknik Sipil Universitas
Anonim, 2002, Standar Nasional Indonesia 03 -1726 -2002 Gadjah Mada Yogyakarta
: Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Widodo. 2001. Respon Dinamik Struktur Elastik.
Gedung, Departemen Permukiman Dan Prasarana Yogyakarta : UII Press
Wilayafi ,Bahan Peneiitian Dan, !9ng9mb1lga.,
permukiman Dan Prasarana Wil,ayah, Pusat
Penelitian Dan Pengembanga,n Teknologi
Permukiman, Bandung, Indonesia
Anonim, 1rg1g, SNI 03-1727'1989 Tata Cara Perhitungan
Pembeb ananUntuk Bangunan Rumah dan Gedung,
Departernen Permukiman Dan Prasarana Wilayah
,Ba'dan Penelitian Dan Pengemb an gan Permukiman
Dan Prasarana Wilayah, Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Teknoiogi Permukiman, Bandung,
Indonesia

148 149

Anda mungkin juga menyukai