Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PATEN (PELAYANAN ADMINISTRASI

TERPADU KECAMATAN) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS


PELAYANAN PUBLIK
(Studi pada Pelayanan e-KTP di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo)

Rizqi Fajar Eko J, Mardiyono, Farida Nurani


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: rizqifejun@hotmail.com

Abstract : The Implementation of PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan) to


Increase Public Service Quality. This research aimed for description about the implementation of
PATEN in civil administrasion and registry specially on e-ID Card service in Kecamatan Krian,
Kabupaten Sidoarjo. Researcher using implementation policy model from George Edward III
(1984, quoted from Widodo, 2012, h.96) consisting of four aspect are communication, resources,
disposition, birocratic structure. This Model using for knowing and analyze the success of the
policy implementation. Researcher use qualitatif research method with descriptive approach.while
the data collection technique used is triangulation/group. It can bee seen that research, which is
generally policy implementation can be implementable well. Communication aspect, resources,
and disposition has successfully in supporting the success of implementation PATEN policy, but
still constrained in birocratic structure specially in procedure for issued e-ID Card that take long
time. So it can also be known that civil has not able to feel the impact of success policy
implementation PATEN specially in e-ID Card service.

Keywords : policy implementation, PATEN, e-ID Card

Abstrak : Implementasi Kebijakan PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan)


dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan terkait implementasi kebijakan PATEN di bidang administrasi kependudukan
dan catatan sipil khususnya pada pelayanan e-KTP di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.
Peneliti menggunakan model implementasi kebijakan dari George Edward III (1984, dikutip dari
Widodo, 2012, h.96) terdiri dari empat aspek yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan
struktur birokrasi. Model tersebut digunakan untuk mengetahui dan menganalisis keberhasilan
implementasi kebijakan. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deksriptif, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah triangulasi/gabungan.
Dapat diketahui bahwa hasil penelitian ini, yaitu secara umum implementasi kebijakan dapat
dilaksanakan dengan baik. Aspek komunikasi, sumber daya, dan disposisi telah berhasil dalam
menunjang keberhasilan implementasi kebijakan PATEN, namun masih terkendala pada struktur
birokrasi yaitu khususnya pada prosedur dalam penerbitan e-KTP yang memakan waktu lama. Jadi
dapat diketahui bahwa masyarakat belum dapat merasakan dampak dari keberhasilan implementasi
kebijakan PATEN khususnya pada pelayanan e-KTP.

Kata kunci : implementasi kebijakan, PATEN, e-KTP

Pendahuluan Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman


Kebijakan publik termasuk dalam bahasan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan.
ilmu administrasi publik, karena menyangkut Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut secara
upaya pemerintah di suatu negara dalam tegas mengamanatkan dan menginstruksikan
mengatasi berbagai permasalahan yang dialami bahwa target dari implementasi PATEN dalam
oleh publik. Pengertian kebijakan publik menurut Bab IX Ketentuan Peralihan pasal 29, bahwa
Dye (dikutip dari Widodo, 2012, h.12) kebijakan maksimal pada tanggal 15 Januari 2015 diseluruh
publik adalah apa pun yang dipilih pemerintah Indonesia wajib terselenggaranya PATEN.
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu
Salah satu contoh kebijakan yang dipilih daerah yang telah melaksanakan kebijakan
oleh pemerintah terkait pelayanan publik yaitu PATEN sesuai dengan Amanat Menteri Dalam
dengan adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri Negeri. Dengan upaya yang dilakukan yaitu

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 11, Hal. 1-6 | 1


 

menargetkan tahun 2014 secara optimal Sementara itu pelaksanaan e-KTP yang
implementasi PATEN akan terselenggara dengan berada di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidorajo
segala pemenuhan syarat-syarat PATEN serta masih terdapat beberapa permasalahan teknis,
pembelajaran PATEN yang telah dimulai sejak antara lain yaitu peralatan yang masih sering
tahun 2012. Secara substantif Pemerintah bermasalah dan belum terbitnya e-KTP secara
Kabupaten Sidoarjo telah memiliki landasan keseluruhan, karena saat ini yang memiliki
hukum untuk implementasi kebijakan PATEN kewenangan untuk menerbitkan e-KTP adalah
yaitu dengan adanya Peraturan Bupati Nomor 78 Kementerian Dalam Negeri.
Tahun 2008 tentang Pelimpahan sebagian Dalam kaitannya dengan permasalahan
Kewenangan Bupati kepada Camat dan tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2009 tentang yaitu : (1) Bagaimana bentuk kebijakan PATEN?
Pedoman Teknis Pelaksanaan sebagian (2) Bagaimana implementasi kebijakan PATEN
Kewenangan Bupati yang dilimpahkan Kepada pada pelayanan e- KTP di Kecamatan Krian,
Camat. Kabupaten Sidoarjo? (3) Bagaimana dampak
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 78 implementasi kebijakan PATEN pada pelayanan
Tahun 2008 tentang Pelimpahan Sebagian e- KTP terhadap peningkatan kualitas pelayanan
Kewenangan Bupati kepada Camat pada pasal 2 publik di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo?
ayat (1) dan ayat (2) dijelaskan bahwa Camat
disamping menyelenggarakan tugas umum Tinjauan Pustaka
pemerintahan juga melaksanakan sebagian 1. Kebijakan Publik
kewenangan yang dilimpahkan oleh Bupati. Menurut Dye (dikutip dari Thoha, 2010,
Adapun sebagian kewenangan tersebut meliputi h.107) public policy is whatever government
urusan pemerintahan pada bidang-bidang : choose to do or not to do (kebijakan publik
1. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, adalah apa pun yang dipilih oleh pemerintah
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat untuk dilakukan ataupun untuk tidak dilakukan).
Daerah, Kepegawaian dan Persandian Sedangkan menurut Nugroho (2012, h.123)
2. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa secara sederhana dapat dikatakan bahwa :
3. Pekerjaan Umum “Kebijakan publik adalah setiap
4. Kependudukan dan Catatan Sipil keputusan yang dibuat oleh Negara,
5. Perhubungan sebagai strategi untuk merealisasikan
6. Tenaga Kerja tujuan dari Negara. Kebijakan publik
7. Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan adalah strategi untuk mengantar
Anak masyarakat pada masa awal, memasuki
8. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera masyarakat pada masa transisi, untuk
9. Peindustrian dan Perdagangan menuju masyarakat yang dicita-citakan”.
Dari sembilan urusan yang dilimpahkan
Bupati kepada Camat, peneliti mengkaji satu 2. Implementasi Kebijakan Publik
urusan yaitu terkait Kependudukan dan Catatan Pressman dan Wildavsky sebagai pelopor
Sipil khususnya produk layanan e-KTP, yang studi implementasi memberikan definisi bahwa :
mana e-KTP merupakan produk layanan yang “Implementasi dimaknai dengan beberapa
urgen dan secara nasional telah diinstruksikan kata kunci, yaitu: untuk menjalankan
oleh Menteri Dalam Negeri untuk setiap kebijakan, untuk memenuhi janji-janji
penduduk memiliki satu identitas kependudukan. sebagaimana dinyatakan dalam dokumen
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 kebijakan, untuk menghasilkan output
Tahun 2013 tentang Administrasi sebagaimana dinyatakan dalam tujuan
Kependudukan, bahwa pencetakan e-KTP kebijakan, untuk menyelesaikan misi
diserahkan ke daerah tingkat kabupaten/kota yang harus diwujudkan dalam tujuan
guna efektivitas pencatatan sipil di daerah. kebijakan”. (dikutip dari, Purwanto dan
Pelaksanaan e-KTP yang berada di Kabupaten Sulistyastuti, 2012, h.20)
Sidoarjo, hampir mendekati angka standarisasi
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Dari 3. Model Implementasi Kebijakan Publik
sekitar 2 juta penduduk Sidoarjo, sekitar Menurut Edward III (1984, dikutip dari
1.523.962 jiwa sudah masuk dalam database Widodo, 2012, h.96), bahwa terdapat empat
kependudukan. Dari angka itu sekitar 20 ribu aspek yang dapat digunakan sebagai alat analisa
orang atau sekitar 2 persen yang belum dalam mengukur keberhasilan suatu kebijakan,
mengurus e-KTP. (Kabar Sidoarjo. 2014, yaitu :
www.kabarsidoarjo.com) a. Komunikasi

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 11, Hal. 1-6 | 1


 

Menurut Widodo (2012, h.97) bahwa


komunikasi merupakan proses penyampaian 5. PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu
informasi kebijakan dari pembuat kebijakan Kecamatan)
kepada pelaksana kebijakan. Kemudian Menurut Tim Teknis PATEN Kabupaten
informasi disampaikan kepada para pelaku Sidoarjo (2012, h.43) bahwa :
kebijakan agar dapat mengetahui dan “PATEN merupakan upaya untuk
memahami apa yang menjadi isi, tujuan, mendekatkan pelayanan administratif
arah, dan kelompok sasaran kebijakan. kepada masyarakat. Sistem PATEN yang
b. Sumber Daya ideal digunakan adalah sistem pelayanan
Menurut Widodo (2012, h.98) sumber satu pintu. Dimana sebuah sistem
daya meliputi sumber daya manusia, sumber pelayanan, mulai dari pengajuan
daya keuangan, dan sumber daya peralatan permohonan pelayanan oleh masyarakat,
(gedung, peralatan, tanah, dan suku cadang seluruh proses dan pengambilan dokumen
lain) yang diperlukan dalam melaksanakan hasil pelayanan sepenuhnya dikerjakan
kebijakan. oleh staf diruang PATEN”.
c. Disposisi Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Menurut Widodo (2012, h.104) bahwa Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman
disposisi merupakan kemauan, keinginan, Umum Pelayanan Administrasi Terpadu
dan kecenderungan para pelaku kebijakan Kecamatan pada Pasal 5, bahwa “Kecamatan
untuk melaksanakan kebijakan secara sebagai penyelenggara PATEN harus memenuhi
sungguh-sungguh. syarat substantif, administratif dan teknis”.
d. Struktur Birokrasi Adapun penjelasan dari ketiga syarat tersebut,
Menurut Edward III (1980, dikutip dari yaitu:
Widodo, 2012, h.106) bahwa struktur a. Persyaratan Substansif
birokrasi yang tidak efisien dapat me- Adanya pelimpahan sebagian ke-
nyebabkan implementasi kebijakan masih wenangan bupati/walikota kepada camat.
belum efektif. Struktur birokrasi mencakup Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut
struktur organisasi, pembagian kewenangan, diatur dalam Undang-Undang Nomor 32
hubungan antara unit-unit organisasi yang Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
ada dalam organisasi, dan hubungan antar pada Pasal 126 ayat (2) dan diperjelas
organisasi. Selain itu, adanya standar dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
operasional prosedur untuk memudahkan Tahun 2008 tentang Kecamatan pada Pasal
dan menyeragamkan tindakan dari para 15 ayat (2).
pelaksana kebijakan sesuai dengan bidang Pelimpahan sebagian kewenangan
tugasnya. dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat, sehingga peran dan
4. Pelayanan Publik fungsi kecamatan menjadi lebih optimal
Pengertian pelayanan publik menurut dalam rangka meningkatkan kualitas
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Dalam konteks PATEN,
Pelayanan Publik, pada Pasal 1 ayat (1), yaitu : maka wewenang yang perlu dilimpahkan
“Pelayanan publik adalah kegiatan atau terkait pelayanan administrasi perizinan
rangkaian kegiatan dalam rangka pe- maupun non perizinan.
menuhan kebutuhan pelayanan sesuai b. Persyaratan Administratif
dengan peraturan perundang-undangan Persyaratan administratif mencakup
bagi setiap warga Negara dan penduduk standar pelayanan dan uraian tugas personil
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan kecamatan. Standar pelayanan digunakan
administratif yang disediakan oleh sebagai pedoman penyelenggaraan dan
penyelenggara pelayanan publik”. acuan penilaian kualitas PATEN. Sesuai
Sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan
Pelayanan Publik pada Bab V Penyelenggaraan pada Pasal 8 ayat (2), bahwa standar
Pelayanan Publik, huruf B, bahwa standar pelayanan meliputi a) Jenis pelayanan; b)
pelayanan sekurang-kurangnya meliputi a) Persyaratan pelayanan; c) Proses/prosedur
Prosedur Pelayanan; b) Waktu Penyelesaian; c) pelayanan; d) Pejabat yang bertanggung
Biaya Pelayanan; d) Produk Pelayanan; e) Sarana jawab terhadap pelayanan; e) Waktu
dan Prasarana; f) Kompetensi Petugas Pemberi pelayanan; dan f) Biaya pelayanan.
Pelayanan.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 11, Hal. 1-6 | 1


 

Sedangkan untuk uraian tugas personil purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan
diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota. dengan triangulasi (gabungan), analisis data
c. Persyaratan Teknis bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
Persyaratan teknis meliputi sarana kualitatif lebih menekankan makna daripada
prasarana dan pelaksana teknis di dalam generalisasi.
ruang pelayanan diatur dalam Peraturan Dalam mempertajam penelitian kualitatif
Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 perlu menetapkan fokus untuk merumuskan
tentang Pedoman Umum Pelayanan pokok masalah. Adapun fokus penelitian ini,
Administrasi Terpadu Kecamatan. Sarana yaitu sebagai berikut :
prasarana sesuai dengan Pasal 10, meliputi 1. Bentuk kebijakan PATEN
1) Loket/meja pendaftaran; 2) Tempat a. Amanat Menteri Dalam Negeri
pemrosesan berkas; 3) Tempat pembayaran; b. Adanya Pelimpahan Sebagian Ke-
4) Tempat penyerahan dokumen; 5) Tempat wenangan dari Bupati kepada Camat
pengolahan data dan informasi; 6) Tempat 2. Implementasi kebijakan PATEN pada
penanganan pengaduan; 7) Tempat piket; 8) pelayanan e- KTP di Kecamatan Krian,
Ruang tunggu; 9) Perangkat pendukung Kabupaten Sidoarjo
lainnya. a. Model implementasi kebijakan publik
Sedangkan untuk pelaksana teknis Edward III yang terdiri dari empat
untuk penyelenggaraan PATEN sesuai aspek, yaitu komunikasi, sumber daya,
dengan Pasal 11, meliputi 1) Petugas disposisi, dan struktur birokrasi
informasi; 2) Petugas loket/penerima berkas; b. Tujuan dari implementasi kebijakan
3) Petugas operator komputer; 4) Petugas 3. Dampak implementasi kebijakan PATEN
pemegang kas; 5) Petugas lain. pada pelayanan e- KTP terhadap
peningkatan kualitas pelayanan publik di
6. E-KTP Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo
E-KTP merupakan salah satu bentuk dari Lokasi penelitian berada di Kabupaten
penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis Sidoarjo, sedangkan situs penelitian di ruang
elektronik (e-Government) dalam pemberian PATEN Kecamatan Krian. Alasan peneliti
layanan publik khsususnya pada bidang memilih situs penelitian yaitu karena Kecamatan
Administrasi Kependudukan. Menurut Undang- Krian telah memenuhi syarat sebagai pe-
Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang nyelenggara PATEN. Selain itu Kecamatan
Administrasi Kependudukan, pada Pasal 1 nomor Krian memiliki beberapa prestasi yang patut
14 bahwa : dijadikan tauladan bagi kecamatan lainnya di
“Kartu Tanda Penduduk Elektronik, Kabupaten Sidoarjo maupun kecamatan di
selanjutnya disingkat KTP-el, adalah daerah lain. Salah satunya adalah dinobatkan
Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi sebagai juara ke-2 pelayanan publik terbaik
cip yang merupakan identitas resmi tahun 2012 di Kabupaten Sidoarjo.
penduduk sebagai bukti diri yang Sumber data diperoleh dari hasil
diterbitkan oleh Instansi Pelaksana”. wawancara dengan Sekretaris Camat, Kepala
E-KTP berlaku secara nasional sebagai SIN Sub Bagian Pelayanan Umum, Staf Pelayanan,
(Single Identity Number) yang berbasis NIK dan masyarakat. Selain itu data diperoleh dari
dengan menggunakan teknologi komputer dan observasi, dan dokumentasi yang dilakukan
basis data yang integratif. NIK adalah nomor selama 34 hari jam kerja. Instrumen penelitian
identitas kependudukan yang bersifat unik atau dalam memperoleh data yaitu peneliti sendiri.
khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang Teknik pengumpulan data yang digunakan
terdaftar sebagai penduduk Indonesia. NIK adalah triangulasi dari observasi partisipatif,
hanya bisa diterbitkan oleh instansi pelaksana wawancara, dan dokumentasi. Analisis data
dengan menggunakan Sistem Informasi menggunakan model interaktif dari Miles dan
Administrasi Kependudukan (SIAK). Huberman yang diterjemahkan oleh Sugiyono
(2013, h.337-338). Analisis model interaktif dari
Metode Penelitian Miles dan Huberman terdiri dari empat tahap,
Jenis penelitian yang digunakan adalah yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
penelitian kualitatif dengan pendekatan data, dan kesimpulan. Pengumpulan data
deksriptif. Menurut Sugiyono (2013, h.15), merupakan tahap awal dalam analisis yaitu,
metode penelitian kualitatif digunakan untuk dengan cara memperoleh data dari observasi,
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, wawancara, dan dokumentasi. Reduksi data
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
pengambil sampel sumber data dilakukan secara memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 11, Hal. 1-6 | 1


 

membuang yang tidak perlu. Penyajiian data 2) Sumber Daya terdiri dari sumber daya
dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam manusia, sumber daya peralatan, dan
bentuk uraian singkat berupa teks yang bersifat sumber daya keuangan. Sumber daya
naratif. Tahap akhir dalam analisis yaitu manusia yang ada pada pelayanan e-
kesimpulan. KTP yaitu terdiri dari satu petugas
yang memiliki wawasan dalam
Pembahasan mengoperasikan alat perekam e-KTP,
1. Bentuk Kebijakan PATEN selain itu sumber daya manusia juga
a. Kebijakan PATEN merupakan amanat ditingkatkan kapasitasnya melalui
dari Menteri Dalam Negeri sesuai dengan bimbingan teknis dan rapat yang
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 dilaksanakan secara rutin. Sumber
Tahun 2010. Peraturan Menteri Dalam daya peralatan untuk perekaman e-
Negeri tersebut telah jelas mengatur KTP terdiri dari komputer, kamera
tentang pelaksanaan PATEN, mulai dari beserta tripod, alat perekam sidik jari,
ketentuan umum, ruang lingkup, maksud alat perekam tanda tangan elektronik,
dan tujuan, persyaratan, hingga ketentuan alat perekam iris mata, alat pembaca
yang mengatur target untuk seluruh e-KTP, dan jaringan internet. Sumber
kecamatan di daerah kabupaten/kota di daya peralatan tersebut untuk saat ini
seluruh Indonesia ditetapkan sebagai disediakan oleh Kementerian Dalam
penyelenggara PATEN. Negeri. Sumber daya keuangan untuk
b. Pelimpahan sebagian kewenangan yang kebutuhan layanan e-KTP juga masih
merupakan salah satu syarat untuk dianggarkan secara nasional oleh
menyelenggarakan PATEN harus Kementerian Dalam Negeri yang
dipenuhi oleh daerah guna mendukung bersumber dari Anggaran Pendapatan
keberhasilan implementasi kebijakan dan Belanja Negara (APBN).
PATEN. Seperti halnya Kabupaten 3) Disposisi, untuk petugas perekam e-
Sidoarjo yang telah memiliki landasan KTP sebagai pelaksana (implementor)
hukum yang mengatur pelimpahan kebijakan yang berhubungan langsung
kewenangan dari Bupati Kepada Camat, dengan masyarakat telah memiliki
yaitu adanya Peraturan Bupati Nomor 78 kesungguhan dalam melaksanakan
tahun 2008 tentang Pelimpahan Sebagian tugasnya. Petugas juga memiliki
Kewenangan Bupati Kepada Camat dan kompetensi sesuai dengan bidangnya,
Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2009 karena telah berupaya untuk me-
tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan ningkatkan kapasitas dengan cara rutin
Pelimpahan Sebagian Kewenangan mengikuti kegiatan-kegiatan seperti
Bupati Kepada Camat. bimbingan teknis maupun rapat
koordinasi.
2. Implementasi Kebijakan PATEN pada 4) Struktur birokrasi, diketahui bahwa
Pelayanan e-KTP di Kecamatan Krian implementasi kebijakan PATEN pada
Kabupaten Sidoarjo produk layanan e-KTP di Kecamatan
a. Penulis menggunakan model Krian untuk saat ini hanya diberi
implementasi kebijakan publik dari kewenangan dalam merekam dan
Edward III dengan tujuan untuk menilai menginput data penduduk, sedangkan
keberhasilan implementasi kebijakan untuk pencetakan dan penerbitan
publik yang ditinjau dari empat aspek, merupakan kewenangan Kementerian
yaitu : Dalam Negeri. Dengan demikian
1) Pola komunikasi yang digunakan yaitu struktur birokrasi cenderung hierarkis
top down (dari atas kepada bawahan) yang dapat diketahui dari alur
dari Camat kepada Kepala Sub Bagian prosedur penerbitan e-KTP tersebut,
Pelayanan Umum sebagai petugas sehingga kepastian waktu untuk
pelaksana yang kemudian langsung penerbitan e-KTP tidak dapat
dikoordinasikan dengan staf-staf di diketahui oleh pihak kecamatan
ruang PATEN. Kejelasan dalam maupun masyarakat.
komunikasi dan konsistensi dari aktor b. Tujuan dari implementasi kebijakan
pelaksana kebijakan telah mendukung PATEN tercantum dalam Peraturan
keberhasilan implementasi kebijakan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun
PATEN pada pelayanan e-KTP. 2010 pada Pasal 4, bahwa “PATEN
mempunyai tujuan untuk meningkatkan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 11, Hal. 1-6 | 1


 

kualitas dan mendekatkan pelayanan


kepada masyarakat”. Sedangkan untuk Kesimpulan
bidang kependudukan dan catatan sipil Dari hasil pembahasan dapat ditarik
khususnya pada produk layanan e-KTP kesimpulan bahwa kebijakan PATEN merupakan
mempunyai tujuan yaitu mencegah amanat dari Menteri Dalam Negeri yang
penduduk yang memiliki identitas tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam
kependudukan (KTP) lebih dari 1 (satu) Negeri Nomor 4 Tahun 2010. Salah satu
maupun untuk pemalsuan identitas. Selain persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap
itu untuk mempercepat serta mendukung kecamatan di daerah kabupaten/kota di seluruh
akurasi terbangunnya database ke- Indonesia yaitu adanya pelimpahan sebagian
pendudukan di kabupaten/kota, provinsi, kewenangan dari bupati/ walikota kepada camat,
dan nasional. seperti halnya Kabupaten Sidoarjo yang telah
memiliki landasan hukum yang mengatur
3. Dampak Implementasi Kebijakan PATEN pelimpahan kewenangan dari Bupati Kepada
pada Pelayanan e-KTP terhadap Pe- Camat, yaitu adanya Peraturan Bupati Nomor 78
ningkatan Kualitas Pelayanan Publik di tahun 2008 tentang Pelimpahan Sebagian
Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo Kewenangan Bupati Kepada Camat dan
Mengacu pada Keputusan Menteri Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2009 tentang
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Pedoman Teknis Pelaksanaan Pelimpahan
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Sebagian Kewenangan Bupati Kepada Camat.
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik Implementasi kebijakan PATEN yang telah
pada Bab V Penyelenggaraan Pelayanan dianalisis dengan model implementasi kebijakan
Publik huruf B, bahwa secara umum Edward III, bahwa secara umum dapat terlaksana
implementasi kebijakan PATEN khususnya dengan baik yaitu pada komunikasi, disposisi
pada produk layanan e-KTP telah memenuhi dan sumber daya, namun pada struktur birokrasi
standar pelayanan yang telah ditentukan. masih terdapat kendala yang menyebabkan
Namun, untuk saat ini dampak dari proses penerbitan e-KTP memakan waktu yang
implementasi kebijakan belum dapat dirasakan lama. Sehingga dampak implementasi kebijakan
oleh masyarakat dikarenakan masih terdapat PATEN pada Pelayanan e-KTP untuk saat ini
kendala pada waktu penyelesaian produk belum dapat dirasakan oleh masyarakat.
layanan e-KTP yang tidak ada kepastian bagi
masyarakat pengguna layanan.

Daftar Pustaka

Kabar Sidoarjo. 2014. 1,5 Juta Warga Sidoarjo Sudah Masuk Database e-KTP. Diakses pada tanggal 2
Februari 2014 dari: http://kabarsidoarjo.com/?p=25532
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman
Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Nugroho, Riant. 2012. Public Policy. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan sebagian Kewenangan
Bupati yang dilimpahkan Kepada Camat.
Peraturan Bupati Nomor 78 Tahun 2008 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan kepada Camat.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi
Terpadu Kecamatan.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.
Purwanto, Erwan Agus dan Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2012. Implementasi Kebijakan Publik: Konsep
dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D.Bandung: Alfabeta.
Thoha, Miftah. 2010. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: Kencana.
Tim Teknis PATEN Kabupaten Sidoarjo. 2012. Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelimpahan
Sebagian Kewenangan Bupati kepada Camat dan Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN). Sidoarjo: Tim Teknis PATEN.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 11, Hal. 1-6 | 1


 

Widodo, Joko. 2012. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis ProsesKebijakan
Publik. Malang: Bayumedi Publishing.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 11, Hal. 1-6 | 1

Anda mungkin juga menyukai