Anda di halaman 1dari 23

PRESBIOPIA DAN DESAIN KACAMATA

PRESBIOPIA
Tanggal : 30-Oct-2018 | Dilihat : 1182 kali

Oleh: Magdalena Purnama Soeprajogo, dr / dr.Ine Renata Musa, SpM.,(K)

PMN RS Mata Cicendo

Presbiopia adalah gangguan penglihatan yang berkaitan dengan usia seba-


gai

akibat dari penurunan bertahap dari akomodasi. Presbiopia dapat mempen-


garuhi

kualitas penglihatan serta kualitas hidup. Prevalensi presbiopia mencapai


35,6%

pada usia 35 tahun, 40,3% pada usia lebih dari 50 tahun, dan lebih dari 90%
pasienpresbiopia berada di negara berkembang.

Penatalaksanaan presbiopia dapat dilakukan dengan dua metode yaitu ter-


api

bedah dan non-bedah. Salah satu terapi bedah untuk presbiopia adalah
laserassistedin situ keratomieleusis (LASIK). Terapi non-bedah meliputi ka-
camata danlensa kontak. Pilihan lensa kacamata antara lain single vision
lenses, bifokal,progressive addition lenses (PAL).

Presbiopia merupakan kondisi penurunan bertahap dari amplitudo ako-


modasi

seiring dengan bertambahnya usia. Kemampuan akomodasi mulai menurun


padausia 40-45 tahun seiring dengan perubahan lensa karena proses penu-
aan. Keluhanutama presbiopia adalah penglihatan buram dan tidak mampu
melihat jelas padajarak dekat. Gejala umum lainnya adalah lambat merubah
fokus fiksasi dari jarakjauh ke jarak dekat ataupun dari jarak dekat ke jarak
jauh, nyeri kepala, kelelahansaat kerja jarak dekat, jarak kerja yang
meningkat dan kebutuhan akan cahaya yanglebih terang untuk membaca.

Patofisiologi presbiopia sampai saat ini belum dapat dipahami sepenuhmya.

Teori Helmholtz mengatakan bahwa akomodasi terjadi akibat dari sifat elastis
darilensa dan vitreous yang memungkinkan lensa untuk mencembung dan

meningkatkan kekuatan ketika tegangan zonula berkurang selama kontraksi


otot

siliaris. Lensa mengalami perubahan yang terus menerus dengan bertam-


bahnyausia, kemampuan untuk mencembung akan berkurang. Teori
Helmholtz tentangsklerosis lensa sebagai penyebab presbiopia ditentang
pada tahun 1992 olehSchachar.

Schachar menunjukkan bahwa kontraksi otot siliaris selama akomodasi mem-


berikan tekanan pada ekuator zonula disertai relaksasi bagian anterior dan
posterior zonula. Diameter ekuator lensa meningkat akibat tekanan dari kon-
traksi

otot siliaris dan menurunnya volume perifer serta meningkatkan volume sen-
tral.

Teori Schachar menyebutkan bahwa presbiopia terjadi karena meningkatnya

diameter ekuator dari lensa yang mengalami proses penuaan.

Usia yang bertambah mengakibatkan massa lensa dan ketebalan lensa

bertambah tetapi permukaan lensa posterior menetap. Hal ini mengaki-


batkan

terjadinya gerakan anterior dari lensa. Perubahan lokasi otot siliaris dalam
segmen

anterior terjadi karena pertumbuhan lensa dan gaya distorsi pada otot untuk

menghilangkan tekanan berlebihan. Perubahan tersebut mengakibatkan


penurunan

amplitudo akomodasi. Amplitudo akomodasi adalah kemampuan maksimal


mata

untuk mencapai titik fokus terjauh hingga titik fokus terdekat pada kondisi
koreksi

terbaik. Penurunan akomodasi dimulai pada usia 40 tahun sebesar 1 dioptri


setiap

4 tahun, setelah usia 40 tahun akomodasi menurun lebih cepat. Salah satu
cara untuk

mengukur amplitudo akomodasi adalah dengan mengukur near point of

accomodation (NPA) yang merupakan titik terdekat mata untuk melihat jelas
suatu

objek dengan akomodasi maksimal. Near point of accommodation yang di-


dapatkan menunjukkan kemampuan akomodasi maksimal yang dapat di-
hasilkan oleh

mata.

Metode penatalaksanaan presbiopia non bedah dengan menggunakan ka-


camata

memiliki berbagai macam pilihan desain kacamata yang harus disesuaikan


dengan

kebutuhan pasien. Desain kacamata presbiopia terdiri dari beberapa jenis,


yaitu

single vision lenses, lensa bifokal, lensa trifokal dan lensa tambahan progre-
sif

Kekuatan lensa tambahan untuk jarak dekat diperoleh dari hasil pemeriksaan

amplitudo akomodasi dan jarak kerja. Pasien membutuhkan setengah dari

amplitudo akomodasi yang dimilikinya untuk melakukan pekerjaan jarak


dekat

yang sesuai dengan jarak kerja.

Single vision lenses adalah pilihan pada pasien dengan presbiopia yang
memilih

menggunakan kacamata terpisah untuk melihat jarak jauh dan jarak dekat.
Pasien

yang memilih desain single vision lenses adalah pasien presbiopia dengan
kondisi

emetropia, pasien dengan derajat ametropia rendah (yang tidak memerlukan


koreksijauh), dan pasien yang mengalami kesulitan menggunakan lensa mul-
tifokal. Single

vision lenses dengan koreksi dekat memberikan luas pandangan yang luas
yangtidak dapat diberikan oleh lensa jenis lain.

Lensa bifokal menggabungkan penglihatan jarak jauh dan jarak dekat dalam
satulensa. Lensa bifokal dapat dikategorikan berdasarkan bentuk, ukuran
dan kekuatanadisi dari tiap segmennya. Segmen bifokal dapat berbentuk
round top, flat-top,

curved-top dan model Franklin atau executive. Tipe – tipe tersebut memiliki

kelebihan dan kekurangan masing – masing.

Segmen flat top memiliki lapangan pandangan yang lebih lebar yang dapat

diterima secara cepat oleh pasien dan hanya diperlukan sedikit gerakan de-
presi darimata untuk memasuki fokus optikal segmen flat top. Derajat image
jump yang terjadi lebih kecil. Kekurangan segmen flat top adalah pantulan
cahaya ke dalammata akibat tepi segmen yang lebar dan datar, secara kos-
metik kurang disukai dandebu mudah melekat pada tepi segmen. Pasien
miopia lebih tepat menggunakan

lensa bifokal jenis flat top karena image jump yang terjadi lebih kecil.

Segmen round membutuhkan gerakan depresi dari mata lebih banyak untuk

memperoleh lapangan pandangan lateral secara penuh. Derajat image jump


yangterjadi lebih besar. Keuntungan segmen round adalah tepi segmen yang
tipis danmelengkung sehingga tidak memantulkan cahaya terlalu banyak dan
secarakosmetik lebih disukai karena tepi segmen tidak terlalu terlihat. Pasien

hipermetropia lebih tepat menggunakan lensa bifokal jenis round top karena
imagejump yang terjadi lebih kecil.

Bifokal tipe Franklin atau executive tidak menimbulkan image jump karena
fokus

optikal terletak tepat pada batas atas segmen yang datar. Tipe Franklin
memiliki segmenpenglihatan jarak dekat yang luas. Akan tetapi, tipe Franklin
memiliki batas tepi yangterlihat jelas sehingga secara kosmetik kurang
disukai.

Progressive addition lenses memiliki kekuatan lensa yang berubah secara

progresif, yang menghubungkan segmen jarak jauh dengan segmen dekat


lensa.

Progressive addition lenses dapat memberikan penglihatan yang jelas untuk

berbagai jarak. Desain PAL yang tersedia memiliki distribusi kekuatan dan
transisikekuatan yang berbeda yang dapat dipertimbangkan untuk kebu-
tuhan masingmasingpasien. Pasien memerlukan waktu untuk beradaptasi
terhadap desain lensaprogresif.

  Progressive addition lenses memiliki ciri terdapat perubahan kekuatan se-


carabertahap di sepanjang permukaan lensa dari bagian atas ke bawah yang

memungkinkan penglihatan yang jelas terus menerus di semua jarak,


meliputi jarakpandang jauh, menengah dan jarak pandang dekat. Progres-
sive addition lenses memiliki tampilan lensa yang mulus. Progressive addi-
tion lenses terdiri dari empatzona optik yaitu zona sferis yang menyediakan
jarak pandang jauh, zona baca yangmenyediakan jarak pandang dekat, zona
transisi atau zona koridor, dan zona distorsiperifer. Kekurangan PAL adalah
distorsi yang tidak diinginkan pada zona periferlensa.

 Kekuatan lensa jarak dekat akan mempengaruhi efek distorsi yang

ditimbulkan, adisi yang lebih tinggi akan menghasilkan peningkatan astigma-


tismadi zona perifer akibat perubahan yang lebih besar pada kelengkungan
lensa. Efekdistorsi yang ditimbulkan memberikan sensasi berenang pada
pasien saat

menggerakan kepala.

Meridian vertikal yang menghubungkan optik jarak jauh dan dekat bebas dari

permukaan astigmatisma dan memberikan ketajaman penglihatan yang


maksimal.

Desain lensa dengan area distorsi perifer yang lebih lebar menyebabkan

penyempitan zona bebas distorsi, efek ini adalah dasar dari PAL soft design.
Desainlensa dengan zona bebas distorsi yang lebih luas untuk jarak jauh dan
dekat tetapimenimbulkan zona distorsi lateral yang lebih kuat. Efek ini adalah
dasar dari PALhard design. Zona koridor yang panjang menyebabkan efek
distorsi lebih kecil.

Ukuran PAL yang tersedia adalah -8.00 sampai +7.50 dioptri untuk sferis dan

sampai 4.00 dioptri untuk silinder. Ukuran kekuatan tambahan yang tersedia
adalah+1.50 dioptri sampai +3.50 dioptri.

Presbiopia adalah suatu keadaan penurunan akomodasi yang diakibatkan


oleh

proses penuaan terkait dengan usia. Gejala presbiopia yang utama adalah

penglihatan kabur saat melihat dekat. Pemeriksaaan amplitudo akomodasi

digunakan dalam menentukan kekuatan lensa tambahan jarak dekat untuk

mengkoreksi presbiopia. Pemeriksaan akomodasi ada dua yaitu subjektif


dan

objektif. Pemeriksaan akomodasi subjektif yang sering digunakan adalah


metodepush up dan lensa sferis, sedangkan pemeriksaan objektif adalah
dengan retinoskopidinamik.

Tatalaksana presbiopia terdiri dari metode bedah dan metode non bedah.
Metodenon bedah meliputi kacamata dan lensa kontak. Desain kacamata
presbiopia yaitusingle vision lenses, lensa bifokal, lensa trifokal dan PAL. De-
sain kacamata

presbiopia dapat menjadi terapi presbiopia yang tepat bila diberikan sesuai
dengankebutuhan pasien.

PRESBIOPIA DAN DESAIN KACAMATA


PRESBIOPIA
Tanggal : 30-Oct-2018 | Dilihat : 1182 kali

Oleh: Magdalena Purnama Soeprajogo, dr / dr.Ine Renata Musa, SpM.,(K)


PMN RS Mata Cicendo

Presbiopia adalah gangguan penglihatan yang berkaitan dengan usia seba-


gai

akibat dari penurunan bertahap dari akomodasi. Presbiopia dapat mempen-


garuhi

kualitas penglihatan serta kualitas hidup. Prevalensi presbiopia mencapai


35,6%

pada usia 35 tahun, 40,3% pada usia lebih dari 50 tahun, dan lebih dari 90%
pasienpresbiopia berada di negara berkembang.

Penatalaksanaan presbiopia dapat dilakukan dengan dua metode yaitu ter-


api

bedah dan non-bedah. Salah satu terapi bedah untuk presbiopia adalah
laserassistedin situ keratomieleusis (LASIK). Terapi non-bedah meliputi ka-
camata danlensa kontak. Pilihan lensa kacamata antara lain single vision
lenses, bifokal,progressive addition lenses (PAL).

Presbiopia merupakan kondisi penurunan bertahap dari amplitudo ako-


modasi

seiring dengan bertambahnya usia. Kemampuan akomodasi mulai menurun


padausia 40-45 tahun seiring dengan perubahan lensa karena proses penu-
aan. Keluhanutama presbiopia adalah penglihatan buram dan tidak mampu
melihat jelas padajarak dekat. Gejala umum lainnya adalah lambat merubah
fokus fiksasi dari jarakjauh ke jarak dekat ataupun dari jarak dekat ke jarak
jauh, nyeri kepala, kelelahansaat kerja jarak dekat, jarak kerja yang
meningkat dan kebutuhan akan cahaya yanglebih terang untuk membaca.

Patofisiologi presbiopia sampai saat ini belum dapat dipahami sepenuhmya.

Teori Helmholtz mengatakan bahwa akomodasi terjadi akibat dari sifat elastis
darilensa dan vitreous yang memungkinkan lensa untuk mencembung dan

meningkatkan kekuatan ketika tegangan zonula berkurang selama kontraksi


otot

siliaris. Lensa mengalami perubahan yang terus menerus dengan bertam-


bahnyausia, kemampuan untuk mencembung akan berkurang. Teori
Helmholtz tentangsklerosis lensa sebagai penyebab presbiopia ditentang
pada tahun 1992 olehSchachar.

Schachar menunjukkan bahwa kontraksi otot siliaris selama akomodasi mem-


berikan tekanan pada ekuator zonula disertai relaksasi bagian anterior dan

posterior zonula. Diameter ekuator lensa meningkat akibat tekanan dari kon-
traksi

otot siliaris dan menurunnya volume perifer serta meningkatkan volume sen-
tral.

Teori Schachar menyebutkan bahwa presbiopia terjadi karena meningkatnya

diameter ekuator dari lensa yang mengalami proses penuaan.

Usia yang bertambah mengakibatkan massa lensa dan ketebalan lensa

bertambah tetapi permukaan lensa posterior menetap. Hal ini mengaki-


batkan

terjadinya gerakan anterior dari lensa. Perubahan lokasi otot siliaris dalam
segmen

anterior terjadi karena pertumbuhan lensa dan gaya distorsi pada otot untuk

menghilangkan tekanan berlebihan. Perubahan tersebut mengakibatkan


penurunan

amplitudo akomodasi. Amplitudo akomodasi adalah kemampuan maksimal


mata

untuk mencapai titik fokus terjauh hingga titik fokus terdekat pada kondisi
koreksi

terbaik. Penurunan akomodasi dimulai pada usia 40 tahun sebesar 1 dioptri


setiap

4 tahun, setelah usia 40 tahun akomodasi menurun lebih cepat. Salah satu
cara untuk

mengukur amplitudo akomodasi adalah dengan mengukur near point of

accomodation (NPA) yang merupakan titik terdekat mata untuk melihat jelas
suatu

objek dengan akomodasi maksimal. Near point of accommodation yang di-


dapatkan menunjukkan kemampuan akomodasi maksimal yang dapat di-
hasilkan oleh

mata.

Metode penatalaksanaan presbiopia non bedah dengan menggunakan ka-


camata

memiliki berbagai macam pilihan desain kacamata yang harus disesuaikan


dengan

kebutuhan pasien. Desain kacamata presbiopia terdiri dari beberapa jenis,


yaitu

single vision lenses, lensa bifokal, lensa trifokal dan lensa tambahan progre-
sif

Kekuatan lensa tambahan untuk jarak dekat diperoleh dari hasil pemeriksaan

amplitudo akomodasi dan jarak kerja. Pasien membutuhkan setengah dari

amplitudo akomodasi yang dimilikinya untuk melakukan pekerjaan jarak


dekat

yang sesuai dengan jarak kerja.

Single vision lenses adalah pilihan pada pasien dengan presbiopia yang
memilih

menggunakan kacamata terpisah untuk melihat jarak jauh dan jarak dekat.
Pasien

yang memilih desain single vision lenses adalah pasien presbiopia dengan
kondisi

emetropia, pasien dengan derajat ametropia rendah (yang tidak memerlukan


koreksijauh), dan pasien yang mengalami kesulitan menggunakan lensa mul-
tifokal. Single

vision lenses dengan koreksi dekat memberikan luas pandangan yang luas
yangtidak dapat diberikan oleh lensa jenis lain.

Lensa bifokal menggabungkan penglihatan jarak jauh dan jarak dekat dalam
satulensa. Lensa bifokal dapat dikategorikan berdasarkan bentuk, ukuran
dan kekuatanadisi dari tiap segmennya. Segmen bifokal dapat berbentuk
round top, flat-top,

curved-top dan model Franklin atau executive. Tipe – tipe tersebut memiliki

kelebihan dan kekurangan masing – masing.

Segmen flat top memiliki lapangan pandangan yang lebih lebar yang dapat

diterima secara cepat oleh pasien dan hanya diperlukan sedikit gerakan de-
presi darimata untuk memasuki fokus optikal segmen flat top. Derajat image
jump yang terjadi lebih kecil. Kekurangan segmen flat top adalah pantulan
cahaya ke dalammata akibat tepi segmen yang lebar dan datar, secara kos-
metik kurang disukai dandebu mudah melekat pada tepi segmen. Pasien
miopia lebih tepat menggunakan

lensa bifokal jenis flat top karena image jump yang terjadi lebih kecil.

Segmen round membutuhkan gerakan depresi dari mata lebih banyak untuk

memperoleh lapangan pandangan lateral secara penuh. Derajat image jump


yangterjadi lebih besar. Keuntungan segmen round adalah tepi segmen yang
tipis danmelengkung sehingga tidak memantulkan cahaya terlalu banyak dan
secarakosmetik lebih disukai karena tepi segmen tidak terlalu terlihat. Pasien

hipermetropia lebih tepat menggunakan lensa bifokal jenis round top karena
imagejump yang terjadi lebih kecil.

Bifokal tipe Franklin atau executive tidak menimbulkan image jump karena
fokus

optikal terletak tepat pada batas atas segmen yang datar. Tipe Franklin
memiliki segmenpenglihatan jarak dekat yang luas. Akan tetapi, tipe Franklin
memiliki batas tepi yangterlihat jelas sehingga secara kosmetik kurang
disukai.

Progressive addition lenses memiliki kekuatan lensa yang berubah secara

progresif, yang menghubungkan segmen jarak jauh dengan segmen dekat


lensa.

Progressive addition lenses dapat memberikan penglihatan yang jelas untuk

berbagai jarak. Desain PAL yang tersedia memiliki distribusi kekuatan dan
transisikekuatan yang berbeda yang dapat dipertimbangkan untuk kebu-
tuhan masingmasingpasien. Pasien memerlukan waktu untuk beradaptasi
terhadap desain lensaprogresif.

  Progressive addition lenses memiliki ciri terdapat perubahan kekuatan se-


carabertahap di sepanjang permukaan lensa dari bagian atas ke bawah yang

memungkinkan penglihatan yang jelas terus menerus di semua jarak,


meliputi jarakpandang jauh, menengah dan jarak pandang dekat. Progres-
sive addition lenses memiliki tampilan lensa yang mulus. Progressive addi-
tion lenses terdiri dari empatzona optik yaitu zona sferis yang menyediakan
jarak pandang jauh, zona baca yangmenyediakan jarak pandang dekat, zona
transisi atau zona koridor, dan zona distorsiperifer. Kekurangan PAL adalah
distorsi yang tidak diinginkan pada zona periferlensa.

 Kekuatan lensa jarak dekat akan mempengaruhi efek distorsi yang

ditimbulkan, adisi yang lebih tinggi akan menghasilkan peningkatan astigma-


tismadi zona perifer akibat perubahan yang lebih besar pada kelengkungan
lensa. Efekdistorsi yang ditimbulkan memberikan sensasi berenang pada
pasien saat

menggerakan kepala.

Meridian vertikal yang menghubungkan optik jarak jauh dan dekat bebas dari

permukaan astigmatisma dan memberikan ketajaman penglihatan yang


maksimal.

Desain lensa dengan area distorsi perifer yang lebih lebar menyebabkan

penyempitan zona bebas distorsi, efek ini adalah dasar dari PAL soft design.
Desainlensa dengan zona bebas distorsi yang lebih luas untuk jarak jauh dan
dekat tetapimenimbulkan zona distorsi lateral yang lebih kuat. Efek ini adalah
dasar dari PALhard design. Zona koridor yang panjang menyebabkan efek
distorsi lebih kecil.

Ukuran PAL yang tersedia adalah -8.00 sampai +7.50 dioptri untuk sferis dan

sampai 4.00 dioptri untuk silinder. Ukuran kekuatan tambahan yang tersedia
adalah+1.50 dioptri sampai +3.50 dioptri.

Presbiopia adalah suatu keadaan penurunan akomodasi yang diakibatkan


oleh

proses penuaan terkait dengan usia. Gejala presbiopia yang utama adalah

penglihatan kabur saat melihat dekat. Pemeriksaaan amplitudo akomodasi

digunakan dalam menentukan kekuatan lensa tambahan jarak dekat untuk

mengkoreksi presbiopia. Pemeriksaan akomodasi ada dua yaitu subjektif


dan

objektif. Pemeriksaan akomodasi subjektif yang sering digunakan adalah


metodepush up dan lensa sferis, sedangkan pemeriksaan objektif adalah
dengan retinoskopidinamik.

Tatalaksana presbiopia terdiri dari metode bedah dan metode non bedah.
Metodenon bedah meliputi kacamata dan lensa kontak. Desain kacamata
presbiopia yaitusingle vision lenses, lensa bifokal, lensa trifokal dan PAL. De-
sain kacamata

presbiopia dapat menjadi terapi presbiopia yang tepat bila diberikan sesuai
dengankebutuhan pasien.PRESBIOPIA DAN DESAIN KACAMATA PRES-
BIOPIA

Tanggal : 30-Oct-2018 | Dilihat : 1182 kali


Oleh: Magdalena Purnama Soeprajogo, dr / dr.Ine Renata Musa, SpM.,(K)

PMN RS Mata Cicendo

Presbiopia adalah gangguan penglihatan yang berkaitan dengan usia seba-


gai

akibat dari penurunan bertahap dari akomodasi. Presbiopia dapat mempen-


garuhi

kualitas penglihatan serta kualitas hidup. Prevalensi presbiopia mencapai


35,6%

pada usia 35 tahun, 40,3% pada usia lebih dari 50 tahun, dan lebih dari 90%
pasienpresbiopia berada di negara berkembang.

Penatalaksanaan presbiopia dapat dilakukan dengan dua metode yaitu ter-


api

bedah dan non-bedah. Salah satu terapi bedah untuk presbiopia adalah
laserassistedin situ keratomieleusis (LASIK). Terapi non-bedah meliputi ka-
camata danlensa kontak. Pilihan lensa kacamata antara lain single vision
lenses, bifokal,progressive addition lenses (PAL).

Presbiopia merupakan kondisi penurunan bertahap dari amplitudo ako-


modasi

seiring dengan bertambahnya usia. Kemampuan akomodasi mulai menurun


padausia 40-45 tahun seiring dengan perubahan lensa karena proses penu-
aan. Keluhanutama presbiopia adalah penglihatan buram dan tidak mampu
melihat jelas padajarak dekat. Gejala umum lainnya adalah lambat merubah
fokus fiksasi dari jarakjauh ke jarak dekat ataupun dari jarak dekat ke jarak
jauh, nyeri kepala, kelelahansaat kerja jarak dekat, jarak kerja yang
meningkat dan kebutuhan akan cahaya yanglebih terang untuk membaca.

Patofisiologi presbiopia sampai saat ini belum dapat dipahami sepenuhmya.

Teori Helmholtz mengatakan bahwa akomodasi terjadi akibat dari sifat elastis
darilensa dan vitreous yang memungkinkan lensa untuk mencembung dan

meningkatkan kekuatan ketika tegangan zonula berkurang selama kontraksi


otot

siliaris. Lensa mengalami perubahan yang terus menerus dengan bertam-


bahnyausia, kemampuan untuk mencembung akan berkurang. Teori
Helmholtz tentangsklerosis lensa sebagai penyebab presbiopia ditentang
pada tahun 1992 olehSchachar.

Schachar menunjukkan bahwa kontraksi otot siliaris selama akomodasi mem-


berikan tekanan pada ekuator zonula disertai relaksasi bagian anterior dan

posterior zonula. Diameter ekuator lensa meningkat akibat tekanan dari kon-
traksi

otot siliaris dan menurunnya volume perifer serta meningkatkan volume sen-
tral.

Teori Schachar menyebutkan bahwa presbiopia terjadi karena meningkatnya

diameter ekuator dari lensa yang mengalami proses penuaan.

Usia yang bertambah mengakibatkan massa lensa dan ketebalan lensa

bertambah tetapi permukaan lensa posterior menetap. Hal ini mengaki-


batkan

terjadinya gerakan anterior dari lensa. Perubahan lokasi otot siliaris dalam
segmen

anterior terjadi karena pertumbuhan lensa dan gaya distorsi pada otot untuk

menghilangkan tekanan berlebihan. Perubahan tersebut mengakibatkan


penurunan

amplitudo akomodasi. Amplitudo akomodasi adalah kemampuan maksimal


mata

untuk mencapai titik fokus terjauh hingga titik fokus terdekat pada kondisi
koreksi

terbaik. Penurunan akomodasi dimulai pada usia 40 tahun sebesar 1 dioptri


setiap

4 tahun, setelah usia 40 tahun akomodasi menurun lebih cepat. Salah satu
cara untuk

mengukur amplitudo akomodasi adalah dengan mengukur near point of

accomodation (NPA) yang merupakan titik terdekat mata untuk melihat jelas
suatu

objek dengan akomodasi maksimal. Near point of accommodation yang di-


dapatkan menunjukkan kemampuan akomodasi maksimal yang dapat di-
hasilkan oleh

mata.

Metode penatalaksanaan presbiopia non bedah dengan menggunakan ka-


camata

memiliki berbagai macam pilihan desain kacamata yang harus disesuaikan


dengan

kebutuhan pasien. Desain kacamata presbiopia terdiri dari beberapa jenis,


yaitu

single vision lenses, lensa bifokal, lensa trifokal dan lensa tambahan progre-
sif

Kekuatan lensa tambahan untuk jarak dekat diperoleh dari hasil pemeriksaan

amplitudo akomodasi dan jarak kerja. Pasien membutuhkan setengah dari

amplitudo akomodasi yang dimilikinya untuk melakukan pekerjaan jarak


dekat

yang sesuai dengan jarak kerja.

Single vision lenses adalah pilihan pada pasien dengan presbiopia yang
memilih

menggunakan kacamata terpisah untuk melihat jarak jauh dan jarak dekat.
Pasien

yang memilih desain single vision lenses adalah pasien presbiopia dengan
kondisi

emetropia, pasien dengan derajat ametropia rendah (yang tidak memerlukan


koreksijauh), dan pasien yang mengalami kesulitan menggunakan lensa mul-
tifokal. Single

vision lenses dengan koreksi dekat memberikan luas pandangan yang luas
yangtidak dapat diberikan oleh lensa jenis lain.

Lensa bifokal menggabungkan penglihatan jarak jauh dan jarak dekat dalam
satulensa. Lensa bifokal dapat dikategorikan berdasarkan bentuk, ukuran
dan kekuatanadisi dari tiap segmennya. Segmen bifokal dapat berbentuk
round top, flat-top,

curved-top dan model Franklin atau executive. Tipe – tipe tersebut memiliki

kelebihan dan kekurangan masing – masing.

Segmen flat top memiliki lapangan pandangan yang lebih lebar yang dapat

diterima secara cepat oleh pasien dan hanya diperlukan sedikit gerakan de-
presi darimata untuk memasuki fokus optikal segmen flat top. Derajat image
jump yang terjadi lebih kecil. Kekurangan segmen flat top adalah pantulan
cahaya ke dalammata akibat tepi segmen yang lebar dan datar, secara kos-
metik kurang disukai dandebu mudah melekat pada tepi segmen. Pasien
miopia lebih tepat menggunakan

lensa bifokal jenis flat top karena image jump yang terjadi lebih kecil.

Segmen round membutuhkan gerakan depresi dari mata lebih banyak untuk

memperoleh lapangan pandangan lateral secara penuh. Derajat image jump


yangterjadi lebih besar. Keuntungan segmen round adalah tepi segmen yang
tipis danmelengkung sehingga tidak memantulkan cahaya terlalu banyak dan
secarakosmetik lebih disukai karena tepi segmen tidak terlalu terlihat. Pasien

hipermetropia lebih tepat menggunakan lensa bifokal jenis round top karena
imagejump yang terjadi lebih kecil.

Bifokal tipe Franklin atau executive tidak menimbulkan image jump karena
fokus

optikal terletak tepat pada batas atas segmen yang datar. Tipe Franklin
memiliki segmenpenglihatan jarak dekat yang luas. Akan tetapi, tipe Franklin
memiliki batas tepi yangterlihat jelas sehingga secara kosmetik kurang
disukai.

Progressive addition lenses memiliki kekuatan lensa yang berubah secara

progresif, yang menghubungkan segmen jarak jauh dengan segmen dekat


lensa.

Progressive addition lenses dapat memberikan penglihatan yang jelas untuk

berbagai jarak. Desain PAL yang tersedia memiliki distribusi kekuatan dan
transisikekuatan yang berbeda yang dapat dipertimbangkan untuk kebu-
tuhan masingmasingpasien. Pasien memerlukan waktu untuk beradaptasi
terhadap desain lensaprogresif.

  Progressive addition lenses memiliki ciri terdapat perubahan kekuatan se-


carabertahap di sepanjang permukaan lensa dari bagian atas ke bawah yang

memungkinkan penglihatan yang jelas terus menerus di semua jarak,


meliputi jarakpandang jauh, menengah dan jarak pandang dekat. Progres-
sive addition lenses memiliki tampilan lensa yang mulus. Progressive addi-
tion lenses terdiri dari empatzona optik yaitu zona sferis yang menyediakan
jarak pandang jauh, zona baca yangmenyediakan jarak pandang dekat, zona
transisi atau zona koridor, dan zona distorsiperifer. Kekurangan PAL adalah
distorsi yang tidak diinginkan pada zona periferlensa.

 Kekuatan lensa jarak dekat akan mempengaruhi efek distorsi yang

ditimbulkan, adisi yang lebih tinggi akan menghasilkan peningkatan astigma-


tismadi zona perifer akibat perubahan yang lebih besar pada kelengkungan
lensa. Efekdistorsi yang ditimbulkan memberikan sensasi berenang pada
pasien saat

menggerakan kepala.

Meridian vertikal yang menghubungkan optik jarak jauh dan dekat bebas dari

permukaan astigmatisma dan memberikan ketajaman penglihatan yang


maksimal.

Desain lensa dengan area distorsi perifer yang lebih lebar menyebabkan

penyempitan zona bebas distorsi, efek ini adalah dasar dari PAL soft design.
Desainlensa dengan zona bebas distorsi yang lebih luas untuk jarak jauh dan
dekat tetapimenimbulkan zona distorsi lateral yang lebih kuat. Efek ini adalah
dasar dari PALhard design. Zona koridor yang panjang menyebabkan efek
distorsi lebih kecil.

Ukuran PAL yang tersedia adalah -8.00 sampai +7.50 dioptri untuk sferis dan

sampai 4.00 dioptri untuk silinder. Ukuran kekuatan tambahan yang tersedia
adalah+1.50 dioptri sampai +3.50 dioptri.

Presbiopia adalah suatu keadaan penurunan akomodasi yang diakibatkan


oleh

proses penuaan terkait dengan usia. Gejala presbiopia yang utama adalah

penglihatan kabur saat melihat dekat. Pemeriksaaan amplitudo akomodasi

digunakan dalam menentukan kekuatan lensa tambahan jarak dekat untuk

mengkoreksi presbiopia. Pemeriksaan akomodasi ada dua yaitu subjektif


dan

objektif. Pemeriksaan akomodasi subjektif yang sering digunakan adalah


metodepush up dan lensa sferis, sedangkan pemeriksaan objektif adalah
dengan retinoskopidinamik.

Tatalaksana presbiopia terdiri dari metode bedah dan metode non bedah.
Metodenon bedah meliputi kacamata dan lensa kontak. Desain kacamata
presbiopia yaitusingle vision lenses, lensa bifokal, lensa trifokal dan PAL. De-
sain kacamata

presbiopia dapat menjadi terapi presbiopia yang tepat bila diberikan sesuai
dengankebutuhan pasien.

Anda mungkin juga menyukai