Anda di halaman 1dari 7

Kritik Abdus Salam dan Abdul Karim Soroush Terhadap

Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Dosen Pengampu

Al Ustadz Fardana Khirzul Haq, S.Fip., M.Si.

Oleh:

Muhammad Abdul Basit

NIM. 36.2015.1.1.000.7

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

1441 H/2019 M
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagasan islamisasi ilmu pengetahuan sudah menjadi

perbincangan menarik belakangan ini di kalangan akademisi muslim.,

sudah merupakan sebuah fakta dalam sejarah bahwa awal

perkembangan umat Islam pernah mengalami masa kejayaan di masa

lalu dalam hal pertumbuhan peradaban dan ilmu pengetahuan.1

Dalam perkembangan islamisasiilmu pengetahuan tersebut

terdapat kritik dari beberapa ilmuan muslim seperti Abdus Salam dan

Abdul Karim terhadap implementasinya saat ini. Untuk itu tulisan ini

akan melihat bagaimana kritik Abdus Salam dan Abdul Karim

Soroush terhadap islamisasi ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah

1. Siapakah Abdus Salam dan Abdul Karim Soroush?

2. Apa itu islamisasi ilmu pengetahuan?

3. Bagaimana kritik Abdus Salam dan Abdul Karim Soroush terhadap

islamisasi ilmu pengetahuan?

C. Tujuan Pembahasan

1. MengetahuiAbdus Salam dan Abdul Karim Soroush.

2. Memahami pengertian islamisasi ilmu pengetahuan.

3. Memahami kritik Abdus Salam dan Abdul Karim Soroush

terhadap islamisasi ilmu pengetahuan.

Muslih, Skripsi: "Kritik Ziauddin Sardar TerhadapKonsepIslamisasiIlmuPengetahuan Ismail Raji


1

Al-Faruqi". (Yogyakarta, UIN SUKA, 2017)

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. BiografiAbdus Salam dan Abdul Karim Soroush

Abdus Salam lahir di Pakistan pada 1926.

Iaadalahseorangtokoh Pakistan yang menerimaHaIah Nobel Fisika

pada 1979.2Iapernahbersekolah di Perguruan Tinggi Negeri di

Lahore, dan pada tahun 1952 iamenerimagelar Ph.D.

dalamfisikateoretisdari University of Cambridge.3

Abdul Karim Soroush lahir di Teheran Selatan, Iran pada 1945.

Ia mendapatkan gelar farmasi di Universitas Teheran dan pergi ke

Inggris pada tahun 1973 untuk meneruskan pendidikannya di

Universitas London dengan mengambil jurusan ilmu kimia. Ia juga

mengambil kuliah sejarah dan filsafat sains di Chelsea College

selama lima tahun.4

B. PengertianIslamisasiIlmuPengetahuan

Berghout mengartikan Islamisasi sebagai kegiatan ilmiah atau

tindakan eksperimental yang dilakukan untuk mencapai kelayakan

intelektual yang beradab dari masyarakat muslim.5 Imad al Din Khalil

mendefinisikan islamisasi sebagai gerakan ilmiah dengan mengambil

2Norman Dombey. “Abdus Salam: A Reappraisal. PART I. How to Win the Nobel Prize”. arXiv:
1109.1972, 2011
3https://www.britannica.com/biography/Abdus-Salamdiakses pada 20 Juli 2019 pukul 22.00 WIB

4Mulyadi, “Pemerintahan, Demokrasi, Dan Interpretasi Agama DalamPerspektif Abdul Karim

Soroush”.JurnalFilsafat, Vol. 29, No. 1, 2009


5A. Berghout,“Islamisation in modern sciences: the way forward”. Revelation and Science, Vol. 1 ,

No. 3

2
ide Islam tentang kehidupan, manusia dan alam semesta menjadi

pertimbangan yang intens6.

C. Kritik Abdus Salam dan Abdul Karim terhadap Islamisasi Ilmu

Pengetahuan

Pada umumnya para pengkritik Islamisasi Ilmu berpendapat

bahwa sains adalah mengkaji fakta-fakta objektif dan independen dari

manusia dimana budaya dan agama harus dipisahkan. Abdus Salam,

misalnya mengatakan hanya ada satu sains universal, problem-

problemnya dan bentuk-bentuknya adalah internasional dan tidak ada

sesuatu seperti sains Islam, sebagaimana tidak ada sains Hindu, sains

Yahudi, atau sains Kristen.7 Ia berpikir bahwa sains dan agama adalah

dua hal yang independen, pendapat yang secara implisit juga dimiliki

oleh para ulama tradisional, yang kebanyakan mengabaikan sains.

Abdus Salam mengatakan bahwa: "Ortodoksireligius dan

semangat intoleransi adalah dua factor utama yang bertanggungjawab

atas mundurnya sains yang pernah berkembang pesat di Islam.

Peneliti sains menyediakan cukup banyak praktisi untuk membentuk

sebuah komunitas yang dapat bekerja dengan tenang, dengan

dukungan penuh dalam hal infrastruktur eksperimental dan

perpustakaan yang diperlukan, dan dengan kemampuan untuk secara

6M. Ahsan, Shahed, BA. &A. Ahmad,“Islamization of knowledge: an agenda for Muslim
intellectual”s. Global Journal of Management and Business Research Vol. 13, No. 10
7Ismail Thoib dan Mukhlis, “Dari IslamisasiIlmuMenujuPengilmuan Islam:

MelawanHegemoniEpistemologi Barat”. UlumunaJurnalStudiKeislaman, Vol. 17 No. 1, 2013

3
terbuka saling mengkritik pekerjaan satu sama lain. Kondisi ini tidak

terpenuhi dalam Islam kontemporer.“8

Kritik terhadap islamisasi ilmu pengetahuan juga diajukan oleh

Abdul Karim Soroush. Ia juga mengajukan kritik terhadap konsep

islamisasi ilmu pengetahuan. Ia menyimpulkan bahwa islamisasi ilmu

pengetahuan adalah tidak logis atau tidak mungkin. Alasannya,

realitas bukan islami atau tidak islami. Kebenaran yang ada di

dalamnya juga bukan ditentukan apakah ini Islami atau tidak Islami.

Oleh sebab itu, sains sebagai proposisi yang benar, bukan Islami atau

tidak Islami. Para filosof Muslim terdahulu tidak pernah

menggunakan istilah filsafat Islam. Istilah tersebut adalah label yang

diberikan oleh Barat. 9

Dalamkaitannyadenganpluralisme agama Islam, menurut

Daniel Brumberg, ide Soroush tentang “menyelamatkan Islam dengan

memisahkan ulama dan negara” dipengaruhi oleh teori Weber

mengenai pembedaan antara pengetahuan agama dengan ilmu

pengetahuan dan oleh karenanya tidak menyediakan dasar bagi

politik modern. Ia mendukung penafsiran rasional atas Kitab Suci

yang mengarah pada pemisahan agama dan negara.10 Deideologisasi

agama dinilai sangat penting bagi pencegahan berkembangnya

pengetahuan atau tafsiran agama yang absolut dan otoriter serta bagi

proses integrasi sosial antara umat Islam dan masyarakat Barat.

8John Walbridge,“Review Article Islam And Science”. Islamic Studies Vol. 37, No. 3, 1998
9Ismail Thoib dan Mukhlis, “Dari IslamisasiIlmuMenuju …
10Badarussyamsi, "Pemikiran Abdul Karim Soroush TentangPersoalanOtoritasKebenaran Agama”.

ISLAMICA: JurnalStudiKeislaman Vol 10, No 1, 2015

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gagasan Islamisasi Pengetahuan telah dikritik, ditentang dan

diselidiki oleh banyak lawan bahkan dari muslim sendiri seperti

Abdus Salam dan Abdul Karim yang menolak gagasan tersebut sama

sekali disaat ilmuan lain membawa perspektif positif dengan

dukungan, dorongan dan tekad penuh untuk gagasan tersebut serta

menganggap pendapat Abdus Salam dan Abdul Karim sebagai

pendekatan yang paling menjanjikan untuk menarik bangsa Islam

keluar dari sumbernya, Al Quran dan Sunnah.

Pada umumnya para pengkritik Islamisasi Ilmu berpendapat

bahwa sains adalah mengkaji fakta-fakta objektif dan independen dari

manusia dimana budaya dan agama harus dipisahkan. Abdus Salam,

misalnyamengatakanhanyaadasatusains universal, problem-

problemnya dan bentuk-bentuknya adalah internasional dan tidakada

sesuatu sepertisains Islam, sebagaimana tidak ada sains Hindu, sains

Yahudi, atau sains Kristen.

B. Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tulisan ini dan

perluada kajian lebih mengenai kritik ilmuan lain tentang islamisasi

ilmu pengetahuan.

5
DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, M., Shahed, BA. &A. Ahmad,“Islamization of knowledge: an

agenda for Muslim intellectual”s. Global Journal of Management and Business

Research Vol. 13, No. 10

Badarussyamsi, "Pemikiran Abdul Karim Soroush Tentang Persoalan

Otoritas Kebenaran Agama”. ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman Vol 10, No 1,

2015

Berghout, A.,“Islamisation in modern sciences: the way forward”.

Revelation and Science, Vol. 1 , No. 3

Dombey, Norman. “Abdus Salam: A Reappraisal. PART I. How to Win

the Nobel Prize”. arXiv: 1109.1972, 2011

Mulyadi, “Pemerintahan, Demokrasi, Dan Interpretasi Agama

DalamPerspektif Abdul Karim Soroush”.JurnalFilsafat, Vol. 29, No. 1, 2009

Muslih, Skripsi: "Kritik Ziauddin Sardar Terhadap Konsep Islamisasi Ilmu

Pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi". (Yogyakarta, UIN SUKA, 2017)

Thoib, Ismail dan Mukhlis, “Dari Islamisasi Ilmu Menuju

Pengilmuan Islam: MelawanHegemoniEpistemologi Barat”. Ulumuna Jurnal

Studi Keislaman, Vol. 17 No. 1, 2013

Walbridge, John,“Review Article Islam And Science”. Islamic Studies

Vol. 37, No. 3, 1998

https://www.britannica.com/biography/Abdus-Salam diakses pada 20 Juli

2019 pukul 22.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai