Anda di halaman 1dari 14

DISKURSUS ISLAM DAN SAINS DI INDONESIA

PASANG SURUT DISKURSUS ISLAM DAN SAINS


INTEGRALISME ARMAHEDI MAZHAR

Disusun Oleh :
Dedi Munawwar Yasin (23041070191)
Ahmad Amri Yusron (23041070192)
Septa Riska (23041070193)
Dosen Pengampuh:
Eva Nuryanti,M,Pd

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “DISKURSUS ISLAM DAN
SAINS :PASANG SURUT DISKURSUS ISLAM DAN SAINS, INTEGRALISME
ARMAHEDI MAZHAR” ini. Makalah ini merupakan laporan yang dibuat sebagai bagian
dalam memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan sholawat kami kirimkan kepada
junjungan kita tercinta Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya serta
seluruh kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan disebabkan oleh
kedangkalan dalam memahami teori, keterbatasan keahlian, dana, dan tenaga penulis.
Semoga segala bantuan, dorongan, dan petunjuk serta bimbingan yang telah diberikan
kepada kami dapat bernilai ibadah disisi Allah SWT. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, bagi penulis sendiri.

Palembang, 20 maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………..ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….1
A.latar belakang…………………………………………….….1
B. Rumusan Masalah……………………………….………….2
C. Tujuan………………………………..………………...……3
BAB II PEMBAHASAN……………………..…………………………3
A.Pasang surut diskursus islam dan sains……….…………..3
B.Integlarisme Armahedi Mahzar ……………… ………….5
C.Paradigma Integrasi Ilmu Masa Depa….…………..6
BAB III PENUTUP…………………………………………...…..…….7
A. Kesimpulan……………….………………………..…..7
B. Saran………………….…………………………………8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………..….………….9

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbicara mengenai sains dan agama, maka secara tidak langsung orang akan
berfikir Sejarah hubungan diantara keduanya. Dalam perjalanan Sejarah pertemuan
antara sains dan agama tidak hanya pertentangan saja akan tetapi juga orang
berusaha untuk mencari hubungan di antara keduanya,
Sains dan agama merupakan hal yang sangat menarik untuk kita pelajari
bersama, Hingga saat ini masih banyak terdapat anggapan yang kuat dalam
Masyarakat luas yang mengatakan bahwa antara sains dan agama susah untuk
disatukan (dipertemukan). Antara sains dan agama mempunyai daerah masing-
masing terpisah antara satu dengan lainnya, baik itu dilihat dari segi objek formal
material, objek penelitian, kriteria kebenaran dan juga peran yang dimainkan olh
ilmuan. Ungkapan lain mengatakan bahwa sains tidak mempedulikan agama dan
agama pun tidak mempedulikan sains.
Sebenarnya relasi antara sains dan agama dapat dituntut pada pemberontakan
pemikiran yang dilakukan oleh para penemu di bidang sains terhadap kekuasaan
gereja pada abad ke-15. Pertentangan pertama dilakukan oleh Galileo Galei dengan
membalik ide gereja yang mengatakan bahwa bumi sebagai 2 pusat tata surya
(geosentris), namun Galileo Galei berpendapat bahwa bukan bumi sebagai 2 pusat
tata surya (heliosentris).
Selanjutnya ketidak sesuian agama dan sains berlanjut hingga masa lahirnya
Issac Newton yakni masa Dimana sains modern lahir, tepatnya pada abad ke-17.
Issac Newton membalik hukum gerak yang pernah dikemukakan oleh Aristoteles
yang mengatakan pada dasarnya benda-benda itu diam sehingga membutuhkan
penggerak dari luar dirinya, konsekuensi dari konsep ini maka dibutuhkan Tuhan
sebagai sebab utama (causa prima) ini berarti Tuhan dalam pandangan Aristoteles
memliki peranan.1
Dalam terori Issac Newton, dikatakan bahwa benda bergerak dengan kecepatan
tetap, gaya bukanlah penyebab gerak melainkan penyebab perubahan berupa
perlambatan, percepatan dan pembelokan. Gaya tidak diperlukan dari luar benda
tersebut akan tetapi bend aitu sendiri yang memiliki gaya, pandangan Issac Newton
dikenal dengan teori mekanistik Newtonian. Karena gerak diketahui dengan sesuatu
yang relative dan gaya bukan penyebab gerak, maka tidak diperlukan lagi penyebab
pertama seperti apa yang telah diungkapkan oleh Aristoteles. Dengan kata lain
1
Armahedi Mazhar, “Menuju Islamisasi Paradigma Sains Modern” (Pengantar). (Bandung: Mirzan, 2003)
hal 17

1
Tuhan tidak tidak diperlukan lagi untuk menjelaskan semua gerak benda.
Pandangan sains ala Newtonian ini dikatakan telah menjadi sebab akan banyaknya
krisis dalam kehidupan modern. Hal ini dapat kita lihat pada akhir abad k-20 dunia
dilanda krisis kemanusiaan. Yang paling terlibat adalah krisis ekologi dan
keterasingan manusia (alienasi). Karena manusia modern memandang alam hanya
sebagai objek yang berada diluar dirinya yang bisa diekspolitasi
berdasarkankepentingannya, tidak ada yang lebih berhak dari manusia tidak juga
makhluk Tuhan yang lain., manusia sebagai pusat. Para pemikir agama mengklaim
bahwa hal ini terjadi karena pandangan Newtonian telah memutus rangkaian
eksistensi hanya sebatas pada materi dan manusia sebagai pusat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pasang surut diskursus islam dan sains di Indonesia?
2. Bagaimana integlarisme Armahedi Mahzar tentang hubungan antara sains
dan agama?
C. Tujuan
Tujuan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui pasang surut dari islam dan sains di Indonesia.
2. Mengetahui pandangan integlarisme Armahedi Mahzar tentang hubungan antara
sains dan agama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pasang surut diskursus islam dan sains

Diskursus mengenai islam, terdapat beberapa istilah dalam kamus tentang akar
kata islam. Secara umum kata ini mempunyai dua kelompok makna dasar yaitu
selamat, bebas, terhindar, terlepas dari, sembuh, meninggalkan. Bisa juga berarti ;
tunduk, patuuh, pasrah, menerima. Kedua kelompok makna dasar ini saling terkait
dan tidak terpisah satu sama lain.2
Salima juga berarti murni seperti dalam ungkapan ‘salima lahu asy-sya’ Artinya
sesuatu itu murni milik/untuknya. Artinya bebas dari Persekutuan dengan orang
lain. Dalam kaitan ini aslama juga berarti memurnikan kepatuhan kepada Allah swt.
Adapun pengertian islam secara terminologi akan kita jumpai rumusan yang
berbeda beda. Dalam ensiklopedia Agama dan filsafat dijelaskan bahwa islam
adalah agama allah yang diperintahkan-Nya untuk mengajarkan tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturannya kepada nabi Muhammad saw. Dan
menugaskannya untuk menyampaikan agama tersebut kepada seluruh manusia
dengan mengajak mereka untuk memeluknya.3
Harun nasution mengatakan bahwa islam menurut istilah adalah agama yang
ajaran-ajarannya diwahyukan tuhan kepada Masyarakat manusia melalui nabi
Muhammad saw. Sebagai rosul. Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran
yang bukan hanya megenai satu segi tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan
manusia.
Umat islam pernah menorehkan kegemilangan peradaban pada sekitar abad VII
sampai dengan abad XIII Masehi, bahkan beberapa abad setelahnya pengaruh itu
masih sangat terasa kuat di Eropa. Pada abad-abad yang dikenal sebagai the golden
age of islam ini, kaum muslimin menjadi mercusuar peradaban dunia dan pelopor
kecemerlangan ilmu pengetahuan. Peradaban muslim menjadi rujukan dari umat-
umat lain. Bahasa arab menjadi Bahasa internasional dalam bidang keilmuan, yang
harus dikuasai oleh mereka yang hendak mendalami bidang yang satu ini.

2
Nasr, Sciense and Civilization in Islam, diterjemahkan oleh J Mahyuddin dengan judul Sains dan
peradaban dalam Islam (cet, I; Bandung; Pustaka, 1989) hal, 23-41 Lihat Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wa
al-A’lam, (Beirut: Dar al-Masriq, 1975), hal 374
3
Effendi, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, Buku II, Cet ; Palembang: Universitas Brawijaya, 2001), hal,
500

3
Pada masa kejayaannya, dunia islam dikenal dengan para ilmuwannya yang
menguasai beragam disiplin keilmuan, misalnya dibidang teologi ada al-Asy’ari (W.
935) dan al-Maturidi (944), dibidang sastra seperti al-jahiz (W. 780) dan Ibn
Qutaybah (W. 828), dibidang Sejarah dan geografi ada al-Baladhuri (W. 820) dan
al-Ya’kub (W.897), di bidang sufisme ada al-Muhasibi (W. 857), Abu Yazid al-
Bustami (W. 875), dan Al-Hajjaj (W. 922), di bidang kedokteran seperti al-Razii
(W.923-32 dan Ibn Sina (W. 1037), di bidang matematika dan astronomi seperti
Khawarizmi ( W. setelah 846) dan Ibn Haitsam ( W. 1039) dan dibidang filsafat ada
al-Kindi, Al-Farabi (W. 870), Ibn Sina ( W.980), dan lain-lain.
Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan yang dicapai oleh umat islam sealam
berabad-abad tersebut diperoleh melalui ikhtiar yang kuat dengan motivasi yang
didorong oleh agama. Sinergisitas yang bagus bagus antara penguasa (pemerintah)
dengan para ilmuwan disertai dengan adanya tradisi ilmiah atau budaya ilmu yang
sangat kuat menjadikan pencapain yang luar biasa dari bangsa terkebelakang (Arab
Badui) dan tidak pernah diperhitungkan dalam percaturan peradaban menjadi
pemimpin peradaban dan memberikan sumbangan yang sangat berharga pada
bidang keilmuan seperti astronomi, matematika, kimia, fisika, hingga filsafat, yang
kemudian menjadi tonggak kemajuan dan pencapaian ilmu pengetahuan dunia
modern saat ini.
Setelah beberapa abad berada dipuncak peradaban dunia, umat islam memasuki
fase kemunduran. Nasib tragis menimpa umat yang pernah memimpin peradaban
ini. Mereka mengalami kehinaan dan ketertindasan dalam penjajahan. Kemiskinan
dan kebodohan menjadi sesuatu yang melekat padanya. Nurcholis Madjid pernah
memberikan ilustrasi tentang realitas yang menyedihkan dari umat ini dengan
mengatakan : Dewasa ini dunia islam praktis merupakan Kawasan bumi yang paling
terbelakang diantara penganut agama-agama besar. Negeri-negeri islam jauh
tertinggal dari Eropa Utara, Amerika Utara, Australia dan Selandia Baru yang
protestan; Eropa Selatan dan Amerika Selatan yang Katolik Romawi; Eropa Timur
yang Katolik Ortodoks; Israel yang Yahudi; India yang Hindu; Cina (giant dragon),
Korea Selatan, Taiwan, Hongkong dan Singapura (little dragon) yang Budhist-
Konfusianis; Jepangyang Budhis Taois; dan Thailand yang Budhist. Praktis tidak
satu pun agama besar dimuka bumi ini yang kebuh rendah kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi ( iptek)-nya daripada Islam.
Disajikan pula pandangan kontemporer tentang perkembangan riset ilmu
pengetahuan dinegara-negara islam saat ini. Disebutkan dalam laporan itu,
perkembanga sains didunia islam tak merata kemajuannya. Negara-negara islam di
Afrika Utara masih berkutat dengan masalah kemiskinan dan masalah social dan
ekonomi sehingga tak menunjukkan kemajuan dalam bidang sains. Sedangkan
dinegara-negara teluk yang kaya minyak, rupanya berkah petrodollar tidak serta

4
merta membangkitkan riset sains. Negara teluk yang dianggap maju dalam sains
adalah Iran yang terwakili oleh proyek riset nuklir dan persenjataan militer.
Sedangkan Turki, satu-satunya anggota OKI yang juga anggota Uni Eropa, memacu
dirinya dalam riset sains karena ingin mensejajarkan diri dengan Masyarakat Eropa
yang lain. Di anak benua asia, Pakistan juga pelopor dalam riset sains khususnya
dalam persenjataan nuklir.
Meski ada beberapa negara muslim yang relative dianggap maju dalam
pengembangan sains dan teknologi, namun secara umum disimpulkan bahwa
negara-negara muslim tidak memiliki konsern yang bagus dan terhadap
pengembangan sains.

B. Integlarisme Armahedi Mahzar


Dalam islam hubungan antara sains dan agama bukanlah suatu masalah besar.
Karena sains hanyalah bagian dari ilmu atau ‘ilm, yang berasal dari kata kata dasar
‘alima yang berarti mengetahui. ‘Ain-Lam-Mim merupakan kata yang paling sering,
setelah Lam-Lam-Ha dari kata Allah, yang ditulis dalam Al-Qur’an sebagai
Kumpulan wahyu Allah Swt. Kepada rasul-Nya yang terakhir, Muhammad SAW.
Rasulullah sendiri dalam banyak hadits menganjurkan untuk menuntut ilmu.
Itulah sebabnya seperti kita temukan dalam kemajuan Sejarah islam klasik,
generasi-generasi ulama rajin menerjemahkan tulisan-tulisan ilmiah dari berbagai
Bahasa untuk kemudian disesuaikan dengan ajaran islam dan dikembangkan lebih
lanjut.
Jadi, secara instrinsik tidak ada pertentangan antara sains dan islam. Sains dalam
pengertiannya yang modern adalah pengembangan dari filsafat alam yang
merupakan dari filsafat yang menyeluruh dalam khazanah Yunani. Namun filsafat
Yunani terlalu deduktif, yang lebih berdasarkan pada pemikiran spekulatif. Karena
itu perlu dilengkapi pengamatan empiris sebagaimana diperintahkan dalam Al-
Qur’an.
Berdasarkan argument epistemologi, ilmu pengetahuan antroposentris dinyatakan
bersumber dari manusia dengan ciri khas akal (rasio) sedangkan ilmu pengetahuan
teosentris dinyatakan bersumber dari tuhan dengan ciri khas- kewahyuan. Maka
terbentuklah pertentangan antara wahyu dan akal.4
Salah satu metode dalam proses pengilmuan islam yaitu integralisasi.
Integralisasi ialah pengintegrasian kekayaan keilmuan manusia dengan wahyu
(petunjuk Allah dalam Al-Qur’an beserta pelaksaannya dalam sunnah nabi ).5

4
Kuntowijoyo, Islam sebagai ilmu : Epistemologi, Metologi dan Etika, ( Yogyakarta, Tiara Wacana, 2006 ),
hal.204.
5
Kuntowijoyo, Ibid, hal 49.

5
Ilmu integralistik adalah ilmu yang menyatukan ( bukan sekedar
menggabungkan) wahyu tuhan dan temuan pikiran manusia. Ilmu-ilmu integralistik
tidak akan mengucilkan tuhan (sekularisme) atau mengucilkan manusia(other
worldly asceticisme. Diharapkan bahwa integralisme akan sekaligus menyelesaikan
konflik antara sekularisme ekstrem dan agama-agama radikal dalam banyak sektor.6
Armahedi Mahzar, seorang iteksonof dan pengajar di ITB, menyimpulkan bahwa
islam sendiri telah memiliki konsep kesepaduan. Konsepsi kesepaduan dalam islam
telah banyak ditafsirkan oleh pemikir dikalangan muslim sendiri, seperti Ibn Arabi
dan Mulla Shadra. Namun sebagai filsafat tradisional islam, kedua filsafat tersebut
dan filsafat islam tradisional lainnya tidak cukup untuk menampung perkembangan
keilmuan saat ini. Dari sinilah kemudian lahir filsafat integlarisme atau Al-Hikmah
Al-Wahdatiyah.
Dalam interglarisme islam terdapat kesatuan hierarkis yang disebut Armahedi
Mahzar sebagai integralitas. Integralitas mempunyai dua sumbu yang saling tegak
lurus. Sumbu vertical disebut dengan dimensi-dimensi internalitas, sedangkan
sumbu horizontal disebut sebagai dimensi-dimensi eskternal. Internalitas
mempunyai lima dimensi, yaitu materialitas, energisitas, informasitas, normativitas
dan originitas yang secara popular dikenal dengan dimensi-dimensi materi, energy,
infomasi, nilai dan sumber atau yang oleh Imam Al-Ghazali disebut jism, nafs, qalb
dan ruh.
Sementara itu, eksternalitas mempunyai dimensi-dimensi yang bermula dari
manusia sebagai individualitas atau mikrokosmik, Masyarakat sebagai sosialitas
atau mesokosmis, alam semesta sebagai naturalitas atau makrokosmis, dan berakhir
pada tuhan sebagai metakosmis. Jadi realitas lebih dipetakan sebagai jala-jala
rectangular ketimbang jala-jala sirkular ala holarki Wilberian. Jala-jala integralitas
adalah sebuah matriks, bukan sebuah jala atau lingkaran-lingkaran sepusat.
Tentu saja, jala-jala persegi integralitas dalam integralisme islam bukan berarti lebih
unggul daripada jala-jala lingkaran holarki dalam integralisme universal Wilberian.
Yang jelas jala-jala integralitas itu sebenarnya lebih mudah dipahami oleh seorang
muslim, soalnya dimensi-dimensi vertical dalam tataran individu bersesuaian
dengan Tingkat-tingkat kesadaran yang dalam tradisi tasawuf, sebagai implimentasi
dari ihsan, diidentifikasi dengan jism, nafs, qalb dan ruh individu.
Dimensi horizontal dalam tataran sumber, teridentifikasi dengan keempat rukun
iman tentang Allah, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan rasul-rasul. Sedangkan
dimensi-dimensi horizontalitas dalam tataran materi mencerminkan rukun-rukun
iman kelima dan keenam, yaitu iman akan hari kiamat dan akhirat, serta iman
tentang takdir illahi yang dicerminkan oleh perjalanan hidup manusia dari dunia
Kembali ke haribaan Illahi diakhirat.

6
Kuntowijoyo, Ibid, hal 55.

6
Sementara itu dimensi-dimensi horizontal yang menghubungkan individu dan
peradaban melalui lima tahap mencerminkan rukun islam yang lima sebagai intisari
proses islamisasi peradaban yang disebut Armahedi Mahzar dengan tazkiyah al-
madaniyah yang selalu diawali dengan tazkiyah al-nafsi yaitu proses islamisasi
individu. Proses ini dimulai dengan tazkiyah al-nafsi yang intinya adalah tauhid
dengan mengucapkan syahadat, diikuti tazkiyah al-jamaati atau islamisasi
kelompok yang intinya dicerminkan oleh perintah shalat. Kemudian proses ini
diikuti oleh islmisasi Masyarakat atau tazkiyah al-ijtima’I yang intinya dicerminkan
oleh perintah shaum.
C. Paradigma Integrasi Ilmu Masa Depan
Dewasa ini, manusia sedang menghadapi pilihan orientasi hidup yang krusial antara
memilih agama dan sains. Ada perbedaan pendapat dari parah ahli penentang agama
dan pihak agamawan. Para penentang (sekuler), menyatakan bahwa dalam
menafsirkan alam tidaklah merupakan keharusan menghubungkannya dengan tuhan,
sebab mereka dapat menafsirkan alam dalam segala fase dan periodenya
berdasarkan penemuan modern tanpa menghubungkannya dengan tuhan. Tuhan
bagi mereka adalah pikiran non-esensial. Walaupun ada suatu anggapan seperti ini,
namun hamper semua ilmuwan modern beranggapan bahwa segala peristiwa yang
terjadi berjalan sesuai dengan law of nature (hukum alam).
Sebagai pandangan-dunia alternative, pandangan-dunia islam memasukkan Kembali
relasi kepada allah dalam bentuk Din Al-Islam sebagai ruh kolektif tubuh umat
muslim yang merupakan Ummatan Wasathan atau Umat Penengah, umat yang
membentuk sebuah Al-Madinah Al-Fadhilah atau Peradaban Utama.
Din Al-Islam7 menyangkut hubungan manusia secara social kolektif ke sang
pencipta-Nya Yang Maha Esa melalui Syariah (hukum) dan secara personal
individual atau Thariqah (metode) yang berdasarkan Aqidah (keyakinan).
Din Al-Islam mengatur hubungan antara manusia dan Masyarakat melalui tazkiyah
al-ijtima’I (penyucian Masyarakat), dan hubungan antara manusia dan dirinya
memlalui tazkiyah al-nafs (penyucian diri), membentuk akhlaqul karimah (moral
mulia) sesosok nafs al-mardhiyah (diri yang diridhoi Allah). Inilah komponen
teologis pendangan dunia baru islam yang mengoreksi ideology sekelarisme global
dengan cara melengkapinya dan menyempurnakannya melalui islamisasi peradaban
atau tazkiyah al-madaniyah (penyucian peradaban), sebagai kelanjutan tazkiyah al-
insaniyah ( penyucian manusia), yang meruapakan intisari dari Din Al-Islam.
Proses tazkiyah al-madaniyah adalah proses islamisasi peradaban terhadap
hubungan manusia dengan alam, melalui penyerasiannya kedalam
kesepaduan,keserasian dan keselarasan dengan Din Al-Islam, teknologi adalah
bentuk hubungan manusia dengan alam

7
Armahedi Mahzar, Revolusi Integralisme Islam, (Bandung : mizan), hal 262.0

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa silam sebagai
agam dengan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai sumber ajaranya banyak berbicara
tentang ilmu pengetahuan dan menempatkan orang yang mempunyai ilmu
pengetahuan pada derajat terhormat. Semua ilmu pengetahuan agama ataupun ilmu
pengetahuan kealaman semuanya bersumber dari Allah SWT, sehingga tidak perlu
ada dikotomi antara keduanya.
Sehingga berkembang nya temuan saintis barat beserta ide-ide yang
ditimbulkannnya berpengaruh besar terhadap munculnya ide dan gagasan
pembaharuan didunia islam. Integrasi sains dan agama dapat dilakukan dengan
mengambil inti filosofis ilmu-ilmu keagamaan fundamental islam sebagai
paradigma sains dimasa yang akan datang. Inti folisofis tersebut adalah dengan
terdapatnya hierarki epistemology, aksiologis, kosmologis dan teologis yang
berkesesuaian dengan hierarki integlarisme berupa materi, energi, informasi, nilai-
nilai dan sumber.

B. Saran
Adapun saran pada makalah ini sebaiknya kita lebih mengenal Sejarah dalam islam
dan pengetahuan agar tidak ada kekeliruan yang terjadi, serta terus mengembangkan
kegiatan IPTEK yang berhubungan dengan agama.

8
DAFTAR PUSTAKA

Az-Zamakhsyari. (1989). Azas al-Balaghah. Beirut: Dar al-Fikr.


Effeni, Mochtar. (2001). Ensiklopedi Agama dan Filsafat. Palembang:
UniversitasBrawijaya.
Kuntowijoyo. (2006) Islam sebagai Ilmu: Epistemologi, Metodologi dan Etika,
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Mahzar, Armahedi. (2003). Pengantar Epistemologi Islam. Bandung: Mizan.
Revolusi Integralisme Islam; Merumuskan Paradigma Sains dan Teknologi Islami,
Bandung: Mizan, 2004.
Umais. (1994). Mu’jam al-Wasith, Jilid I, Kairo: Dar al-Ma’arif.

9
10

Anda mungkin juga menyukai