Anda di halaman 1dari 29

I

LAPORAN PRAKTIKUM AKUSTIK DAN VIBRASI


GROUND VIBRATION

Kelompok 4

Mohammad Adenan 2414106003


Soraya Rizqi Mufidah 2414105042
Damayanti Sari 2414105016
Karina 2414105021
Mohammad Wahyu Dono 2414106030
Mochammad Arizky Pratama 2414106033

Asisten Praktikum
Muhammad Iqbal Baikhaqi2411100044

Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika


Bangunan
Program Studi Lintas Jalur S-1
Jurusan Teknik Fisika
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015
II

ABSTRAK
Pada era modern seperti ini banyak pembangunan
gedung , jembatan dan lain-lain. Kegiatan semacam itu memicu
faktor ground vibration yang membahayakan. dari permasalahn
di atas bisa diselesaikan dengan melakukan pengukuran
koefisien redaman dari ground sehingga dapat diketahui baik
atau tidaknya suatu ground untuk meredam getaran dari sumber
getar. Tujuan percobaan ini adalah mampu mempratikan
pengukuran kecepatan vibrasi partikel pada ground yang
diakibatkan oleh sumber pukulan palu pada pasak yang
tertanam pada groung dan memperoleh koefisien redaman pada
ground. Pada percobaan ini digunakan 3 buah pasak yang
ditanam di tanah dengan posisi jarak A ke B ialah 2 meter dan
B ke C ialah 1 meter. Dari hasil percobaan dapat dilihat dari
kedua PPV tersebut A1 lebih besar daripada A2 dikarenakan
posisi A1 lebih dekat dengan sumber sehingga sensor menerima
kecepatan rambat getar lebih besar daripada A2. Dengan
koefisien redaman getaran pada ground yang diperoleh
sebesar 0,5184 masih belum terlalu baik untuk meredam
getaran sehingga meminimalisir kerusakan pada lingkungan
sekitar karena koefisien redaman pada ground yang baik harus
mendekati nilai 1.

Keyword : Ground Vibration, koefisien redaman

II
IV

ABSTRACT

In the modern era, many construction of


buildings, bridges and others. Such activities trigger
factors which endanger ground vibration. The problem
above can be solved by measuring the attenuation
coefficient of the ground so it can be determined whether
or not a ground to dampen the vibration of the vibrating
source. The purpose of this experiment is capable particle
velocity measurements on ground vibration caused by a
hammer blow on the pin sources embedded in the ground
and obtain the damping coefficient on the ground. In this
experiment used 3 pieces stake planted in the ground with
the position of the range A to B is 2 meters and B to C is
1 meters. From the experimental results can be seen from
both the A1 PPV larger than A1 A2 due to the position
closer to the source so that the sensor receives a vibration
velocity is greater than A2. With the vibration damping
coefficient of 0.5184 obtained ground is still not too good
for vibration damping to minimize damage to the
environment because the damping coefficient on good
ground should be close to the value 1.

Keyword: Ground Vibration, attenuation coefficient


V

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL I
HALAMAN JUDUL I
ABSTRAK (INDONESIA) II
ABSTRACT (ENGLISH) III
DAFTAR ISI IV
DAFTAR GAMBAR V
DAFTAR TABEL VI

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Sistematika laporan 3

BAB II LANDASAN TEORI 4


2.1 Pengertian Ground Vibration 4
2.2 Accelerometer 9

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 12


3.1 Peralatan dan Komponen Praktikum 12
3.2 Prosedur Praktikum 12

14
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
14
4.2 Pembahasan 15

BAB V KESIPULAN DAN SARAN 22


5.1 Kesimpulan 22
5.2 Saran 23

IV
VI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar 2.1 Peletakan sensor pada 7


pasak di titik pengukuran.
Gambar 2.2 Vibrometer LUTRON Seri VT-8204 8
(kiri) dan VB-8200 (kanan) beserta
petunjuk fungsi tombol pada alat
ukur.

V
VI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Nilai Koefisien Redaman 6

Tabel 4.1 Perhitungan Peak Particle Velocity 14


(PPV)

VI
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini pembangunan pemukiman penduduk dan
fasilitas umum semakin berkembang dan bertambah padat
dikota-kota besar. Walau kota-kota besar saat ini sudah
dipadati oleh bangunan-bangunan besar, namun tetap ada
saja kegiatan konstruksi, entah itu pembangunan jalan
raya, pembangunan jembatan layang, fly-over, atau
pembangunan gedung tinggi yang melibatkan penanaman
pasak bumi. Kegiatan semacam ini memicu faktor ground
vibration yang ditimbulkan oleh alat-alat berat, truk-truk
besar, dan aktivitas-aktivitas konstruksi di dalamnya.
Aktivitas seperti ini di wilayah perkotaan, tanpa
disadari, dapat berdampak buruk bagi struktur bangunan
dan fasilitas umum di sekitarnya. Hal ini bisa saja
menyebabkan kecelakaan yang tak terduga dan dapat
membahayakan jiwa. Oleh karena itu, diperlukan survey
lebih lanjut terlebih dahulu untuk meminimalisir dampak
yang ditimbulkan oleh ground vibration dari kegiatan
konstruksi. Dengan melakukan pengukuran koefisien
redaman dari ground, maka dapat diketahui baik atau
tidaknya suatu ground untuk meredam getaran dari suatu
1
2

sumber getar. Sehingga ketika nilai koefisien redaman dari


ground tersebut kecil, oleh karena itu dapat dilakukan
antisipasi-antisipasi tertentu dan perlakuan khusus,
misalnya dengan memberikan bantalan pada mesin kerja
agar getaran dapat teredam dengan baik, sehingga tidak
membuat kerusakan pada struktur bangunan dilingkungan
sekitarnya, juga perlakuan-perlakuan lainnya yang
sekiranya dapat mengurangi faktor destruktif dari ground
vibration.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun permasalahan pada percobaan akustik
tentang Noise Barrier ini adalah :

1. Bagaimana mengetahui Teknik Pengukuran ground


vibration?
2. Bagaimana mengetahui pengaruh ground vibration
dari pukulan pasak yang tertanam?
3. Bagaimana mengetahui nilai dari ground vibration
dengan menggunakan vibrometer?
3

1.3. Tujuan
Praktikum ini memiliki beberapa tujuan sebagai
berikut:
1.Mampu mempraktikkan pengukuran kecepatan
vibrasi partikel pada ground yang diakibatkan oleh
sumber pukulan palu pada pasak yang tertanam pada
ground.
2.Mampu memperoleh nilai koefisien redaman pada
ground.

1.4. Sistematika Laporan


Sistematika laporan ini terdiri dari : bab I
pendahuluan, meliputi latar belakang, permasalahan,
tujuan dan sistematika laporan. Bab II landasan teori
meliputi teori-teori pada percobaan. Bab III metodologi
praktikum meliputi peralatan percobaan dan prosedur
percobaan. Bab IV analisa data dan pembahasan meliputi
analisa data dan pembahasan pada saat percobaan. Bab V
penutup.
4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ground Vibration


Ground Vibration adalah suatu istilah teknik yang
digunakan untuk mendeskripsikan vibrasi pada
permukaan bumi yang sebagian besar dihasilkan dari
kegiatan manusia. Sebagai contoh, vibrasi yang
diakibatkan oleh ledakan, pekerjaan konstruksi, jalur
kereta api, jalan raya, dan sebagainya, semua itu termasuk
dalam ground vibration. Ground Vibration terdiri atas
elastic waves yang berpropagasi melalui ground dengan
jenis yang berbeda-beda. Gelombang permukaan tersebut
antara lain gelombang Rayleigh, gelombang Bulk
Longitudinal, dan gelombang Transversal. Besar ground
vibration biasanya dideskripsikan dengan istilah particle
vibration velocity (mm/s atau m/s). Terkadang juga dapat
ditulis dalam desibel dengan nilai referensi kecepatan
partikel 10-9 m/s. Besar nilai ground vibration yang
diketahui dapat menyebabkan kerusakan pada struktur
bangunan adalah diatas 10-20 mm/s.

4
5

Ground yang baik harus dapat meredam getaran yang


dihasilkan oleh benda yang bergetar dalam jarak tertentu.
Nilai koefisien redaman pada ground yang baik harus
mendekati nilai 1. Dengan nilai koefisien yang mendekati
1, maka material ground dapat meredam getaran dengan
baik sehingga dapat meminimalisir terjadinya kerusakan
pada lingkungan disekitarnya. Hasil pengukuran ground
ini juga dapat kita bandingkan dengan hasil pengukuran
vibrasi struktur dari bangunan-bangunan di sekitarnya,
sehingga kita dapat mengetahui apakah struktur
bangunan-bangunan itu masih mampu menahan propagasi
getaran dari sumber getar yang sebelumnya telah melalui
medium ground.
Untuk mendapatkan nilai koefisien redaman pada
ground dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
𝐴2 = 𝐴1𝑒 𝛼(𝑅2−𝑅10)
A2 = Particle Peak Velocity, yaitu amplitudo tertinggi
pada getaran dalam satuan kecepatan getar pada
titik kedua (mm/s)
A1 = PPV, amplitudo tertinggi getaran pada titik pertama
(mm/s)
= Koefisien redaman vibrasi ground ( )
6

R2 = Jarak titik 2 terhadap titik nol (m)


R1 = Jarak titik 1 terhadap titik nol (m)
Tabel 2.1 Tabel Nilai Koefisien Redaman
Nilai
Material Koefisien
Redaman
Beton bertulang
 Intensitas tegangan kecil 0.007-0.010
(tidak retak) 0.010-0.040
 Intensitas tegangan 0.005-0.008
sedang (retak)
 Intensitas tegangan besar
(retak, tetapi tegangan
belum leleh)

Beton prategang (tidak retak) 0.004-0.007


Beton prategang parsial (retak 0.008-0.012
halus)
Komposit 0.002-0.003
Baja 0.001-0.002

Dari kegiatan pengukuran di lapangan, akan


didapatkan data mengenai Percepatan Root Mean Square
(RMS) Vibrasi yaitu nilai akar rata-rata dari puncak
vibrasi terhadap waktu (mm/s2) dan nilai Peak Particle
Velocity (PPV), yaitu amplitudo tertinggi pada getaran
dalam satuan kecepatan getar (mm/s). Nilai PPV bisa
diperoleh dengan menurunkan satuan dari akselerasi
7

(percepatan getar) menjadi kecepatan getar partikel.


Semakin besar nilai RMS percepatan getar dan nilai PPV,
maka semakin besar energi getar yang disalurkan.
Pengukuran ground vibration di tiap titik jarak
menggunakan 3 buah sensor accelerometer dengan arah
sumbu sebagai koordinat Cartesian (x, y, z) untuk
peletakan sensor accelerometer pada pasak atau kaki-kaki
yang terhubung atau tertanam pada ground (bisa dilihat
pada gambar dibawah).

Gambar 2.1 Peletakan sensor pada pasak di titik


pengukuran.
8

Apabila tidak menggunakan DAQ Module, kita dapat


juga mengukur vibrasi menggunakan alat ukur vibrometer.
Vibrometer sudah mampu mengukur beberapa besaran-
besaran yang diperlukan untuk menganalisa dan
mengukur ground vibration. Selain mengukur besaran-
besaran vibrasi, vibrometer juga dapat mengaplikasikan
fungsi-fungsi khusus yang dapat membantu pengukuran,
seperti RMS, peak function, maximum hold, dll. Berikut ini
adalah 2 alat vibrometer dari LUTRON dengan seri VT-
8204 dan VB-8200 untuk mengukur vibrasi yang
digunakan dalam praktikum ini.

Gambar 2.2 Vibrometer LUTRON Seri VT-8204 (kiri)


dan VB-8200 (kanan) beserta petunjuk fungsi tombol
pada alat ukur.
9

2.2 Accelerometer
Accelerometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur percepatan, mendeteksi dan mengukur getaran
(vibrasi), dan mengukur percepatan akibat gravitasi.
Sensor accelerometer mengukur percepatan dari 3 sumbu
gerakan akibat gerakan benda yang melekat padanya.
Percepatan merupakan suatu keadaan berubahnya
kecepatan terhadap waktu. Bertambahnya suatu kecepatan
dalam suatu rentang waktu disebut juga percepatan
(acceleration). Jika kecepatan semakin berkurang daripada
kecepatan sebelumnya, disebut deceleration. Percepatan
juga bergantung pada arah/orientasi karena merupakan
penurunan kecepatan yang merupakan besaran vektor.
Berubahnya arah pergerakan suatu benda akan
menimbulkan percepatan pula.
Berikut beberapa contoh penggunaan accelerometer:
Transportasi: Salah satu
pengguaan accelerometer yang sangat umum yaitu
dalam sistem airbag yang terdapat pada kendaraan,
khususnya mobil. Accelerometer ini digunakan untuk
mendeteksi penurunan percepatan yang sangat besar yang
biasanya terjadi ketika terjadinya tabrakan antar
10

kendaraan.Bidang Medis: Sport Watch, berupa jam tangan


olahraga yang juga dapat menghitung berapa banyak
langkah yang telah kitalakukan,
menggunakan accelerometer untukmenghitung kecepatan
dan jarak dari si pelari yang menggunakannya.
Science and Engineering: Accelerometer banyak
digunakan untuk menghitung percepatan dan penurunan
percepatandarisebuahkendaraan. Accelerometer membant
u untuk mengevaluasi performansi dari mesin dan sistem
percepatan dan juga breaking system (sistem penurunan
percepatan). Kecepatan yang biasa ditampilkan pada
kendaraan anda umumnya didapatkan dari
penggunaan accelerometer. Selain itu juga biasa
digunakan untuk menghitung vibrasi pada kendaraan,
mesin, bangunan, dan sistem keamanan pada kendaraan
(safety installation). Accelerometer juga dapat
mengkalkulasi percepatan yang diakiabatkan oleh
gravitasi bumi. Accelerometer yang menghitung gravitasi
secara spesifik digunakan pada gravimetry, disebut
sebagai gravimeter. Notebook atau laptop juga dilengkapi
dengan accelerometer untuk mengevaluasi goncangan
yang dirasakan oleh laptop tersebut.
11

Peralatan Elektronik: Accelerometer pada laptop


biasanya digunakan pada sistem Sudden Motion Sensor,
yang biasa digunakan untuk mendeteksi jatuhnya laptop.
Jika kondisi pada saat jatuh terdeteksi, hard disk drive
yang ada akan diproteksi sehingga tidak terjadi data loss.
Sekarang ini juga terdapat notebook yang
menggunakanaccelerometer untuk secara otomatis
mengubah arah layar (menjadi miring ataupun terbalik)
sesuai dengan arah monitor tersebut ditegakkan (portrait
atau landscape). Terdapat juga sejumlah handphone yang
menggunakanaccelerometer untuk mengubah lagu yang
dimainkan (Track Switching). Camera recorder
menggunakan accelerometer untuk menstabilkan gambar
(image stabilization). Camera digital
menggunakan accelerometer untuk menu pilihan anti blur
ketika mengambil gambar.
12

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Peralatan dan Komponen Praktikum


Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum
kali ini adalah:
1. Pasak pejal panjang 3 buah (linggis)
2. Palu besar satu buah
3. DAQ National Instrument
4. Sensor Accelerometer 2 buah
5. PC dengan program pengukuran LabView
6. Lokasi pengukuran berupa lapangan luas

3.2 Prosedur Praktikum


Adapun langkah-langkah dalam melakukan
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Accelerometer dihubungkan ke DAQ yang telah
terkoneksi PC dengan program pengukuran
LabView
2. Pasak A (sumber) ditanam sedalam 30 cm
3. Pasak B ditanam sejauh 2 m dari sumber dengan
kedalaman yang sama dengan Pasak A

12
13

4. Pasak C ditanam sejauh 3 m dari sumber dengan


kedalaman yang sama dengan Pasak A
5. Accelerometer yang telah terhubung dengan DAQ
diletakan pada Pasak B dan Pasak C , masing-
masing satu buah sensor.
6. Pasak A (sumber) dipukul beberapa kali hingga
nilai PPV pada Pasak B dan Pasak C yang tertera
pada program LabView berubah.
7. Langkah diatas diulangi sebanyak 3 kali untuk
mendapatkan data yang akurat
8. Setelah pengukuran selesai , nilai PPV dimasukan
kedalam rumus untuk mencari nilai Koefisien
Ground (α)
14

BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data


Pada percobaan Vibrasi P2 mengenai noise
vibration maka diperoleh perhitungan yang dapat dilihat
pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Perhitungan Peak Particle Velocity (PPV)


Amplitudo Rata
Tertinggi Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3 -Rata
A1 0,001218 0,001288 0,001304 0,00127
A2 0,000512 0,000725 0,001032 0,000756333

Koefisien redaman
Nilai koefisien redaman diperoleh dari persamaan 4.1

𝐴2 = 𝐴1 𝑒 ∝(𝑅2−𝑅1) Persamaan 4.1


𝐴2
ln =∝ 𝑅2 − 𝑅1
𝐴1
𝑙𝑛0,5184
∝=
−(3 − 2)
∝= 0,5184

14
15

4.2. Pembahasan
Damayanti Sari (2414105016)
Pada percobaan P2 vibrasi ini mengenai ground
vibration. Dari hasil pengukuran noise vibration yang
dilakukan pada R1=1 dan R2=2 maka diperoleh nilai
amplitude tertinggi dari getaran pukulan pasak bumi. Dari
hasil pengukuran Peak Partice Velocity (PPV) dilakukan
pengukuran A1 sebanyak 3 kali dan A2 sebanyak 3 kali
maka diperoleh nilai rata-rata A1 sebesar 0,00127 mm/s
dan nilai rata-rata A2 sebesar 0,0007563 mm/s. Dengan
menggunakan persamaan 4.1 maka dapat diperoleh besar
nilai koefisien redaman dari ground vibration yang
dilakukan dengan melakukan pemukulan pada pasak bumi
yaitu sebesar 0,5184.
Dalam hal ini hasil pengukuran koefisien redaman
sesuai dengan teori. Menurut teori koefisien redaman
berada pada rentang 0-1. Berdasarkan teori mengenai
ground vibration yang ada bahwasannya koefisien
redaman dari ground vibration yang baik adalah
mendekati 1. Karena hasil pengukuran koefisien redaman
yang diperoleh jauh dari angka 1 maka dapat disimpulkan
16

aktivitas pemukulan pasak bumi ini dapat menyebabkan


kerusakan lingkungan yang berada disekitarnya.
Hal ini dapat dipengaruhi karena kondisi tanah pada
saat mengambil data lubang pasak yang terlalu longgar
sehingga ground vibration tidak dapat diukur secara
maximal. Selain itu factor batuan, struktur tanah,
kedalaman tanah, sifat batuan, keadaan geologi, jumlah
charges , kecepatan pemukulan dan ketidakakuratan
sensor accelerometer. Sebaiknya pada saat pengukuran
dilakukan diperhatikan adalah sensor accelerometer yang
akurat, struktur tanah, keadaan geologi yang baik serta
jarak antar pasak tidak boleh terlalu dekat.

Mohammad adenan (2414106003)


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan
koefisien redaman pada ground dengan menghitung PPV
di dua titik (Pasak B dan Pasak C) yang memiliki
perbedaan jarak dari sumber getaran (Pasak A). Setelah
pengambilan data sebanyak 3 kali untuk masing-masing
titik, nilai dari kedua titik dimasukan kedalam Persamaan
4.2 dan menghasilkan nilai koefisien redaman sebesar
0,5184. Nilai koefisien redaman ini jika dibandingkan
17

dengan standar redaman vibrasi ground, yakni 0 ≤∝< 1 ,


dapat dikatakan dalam kategori kurang aman dan dapat
mengakibatkan kerusakan pada bangunan disekitar
apabila dilakukan secara kontinyu.
Dari praktikum yang telah dilakukan faktor yang
mempengaruhi nilai koefisien redaman adalah kepadatan
tanah dan komposisi tanah tersebut, hal yang dimaksud
yakni apakah tanah tersebut murni atau terdapat benda
lainnya, dalam kasus ini adalah akar pohon. Oleh sebab itu
akar pohon juga sebagai medium getaran.
Mengacu dari konsep getaran yang menyebar
kesegala arah maka rambatan yang dihasilkan jauh dari
sumber getaran akan semakin mengecil nilai PPV nya.
Penurunan amplitudo gelombang inilah yang dipengaruhi
oleh koefisien redaman. Jadi apabila koefisien redaman
yang dimiliki tanah semakin besar, penurunan amplitudo
gelombang atau nilai PPV nya pun akan semakin kecil.

Mochamad Wahyu Dono (2414106030)


Praktikum P-2 ini membahas tentang ground
vibration. mengukur dan mengetahui pengaruh ground
vibration dari pukulan pasak yang tertanam dengan
18

melakukan dua kali pengambilan data. Pengambilan data


dilakukan secara manual,dengan memasang sensor
accelometer dengan sumber getaran pada jarak pertama 2
meter dan jarak kedua 3 meter.
Pengambilan data pertama diperoleh hasil sensor
pertama x,y dan z (0,001218 mm/s 0,001288 mm/s dan
0,001304 mm/s) dengan hasil rata-rata PPV 0,002201
mm/s. Pada pengambilan data ke dua pada jarak 3 meter
diperoleh nilai x,y dan z (0,000512 mm/s 0,000725 mm/s
dan 0,001032 mm/s) dengan hasil rata-rata PPV 0,001361.
Nilai resultan didapat dari akar kuadrat dari penjumlahan
semua sensor. Setelah mendapat nilai resultan dari kedua
resultan tersebut dimasukan dalam rumus untuk mencari
nilai koefisien redaman pada ground. Diperoleh hasil nilai
0,5184. Sedangkan ground yang baik harus dapat
meredam getaran yang dihasilkan oleh benda yang
bergetar dalam jarak tertentu. Nilai koefesien redaman
ground yang baik harus mendekati 1. Dengan nilai
koefesien mendekati 1 maka material ground dapat
meredam getaran dengan baik sehingga meminimalisir
terjadi kerusakan pada lingkungan sekitar.
19

Mochammad Arizky Pratama (2414106033)


Pada percobaan P2 vibrasi ini mengenai ground
vibration. Dari hasil pengukuran noise vibration pada
ground yang di akibatkan oleh sumber pukulan palu pada
pasak yang tertanam pada ground dengan jarak pertama A
ke B 1 meter dan jarak kedua B ke C 2 meter. Dari hasil
pengukuran Peak Partice Velocity (PPV) dilakukan
pengukuran A1 sebanyak 3 kali dan A2 sebanyak 3 kali
maka diperoleh nilai rata-rata A1 sebesar 0,00127 mm/s
dan nilai rata-rata A2 sebesar 0,0007563 mm/s. Setelah
diperoleh Peak Partice Velocity (PPV) dapat dihitung
koeisien redaman dari ground vibration dengan
menggunakan persamaan 4.1 sebesar 0,5184.
Dengan koefisien redaman getaran pada ground yang
diperoleh sebesar 0,5184 masih belum terlalu baik untuk
meredam getaran. Karena koefisien redaman pada ground
yang baik harus mendekati nilai 1. Jadi dampak dari
pemasangan pasak ini akan berbahaya dan merusak
lingkungan sekitarnya.
Hal tersebut dikarenakan pemangan pasak pada tanah
dengan jarak terlalu dekat, lubang yang telah tertanam
pasak sudah terlalu longgar, struktur tanah sehingga tidak
20

maksimal saat pengambilan data, kemudian faktor dari


sensor accelerometer yang kurang akurat, kekuatan dan
kecepatan pukulan pada pasak. Sebaiknya pada saat
pengambilan data, diperhatikan dulu bagaimana struktur
tanahnya dan jarak antar pasak yang akan dipasang, serta
keakuratan sensor akselerometer.

Soraya Rizqimufidah (2414105042)


Pada praktikum kali ini tentang ground vibration.
Pengambilan data dilakukan secara manual,dengan
memasang sensor accelometer dengan sumber getaran
pada jarak pertama 2 meter dan jarak kedua 3 meter.
Pada hasil yang didapatkan, terdapat amplitude
tertinggi Dari hasil pengukuran Peak Partice Velocity
(PPV) dilakukan pengukuran A1 sebanyak 3 kali dan A2
sebanyak 3 kali maka diperoleh nilai rata-rata A1 sebesar
0,00127 mm/s dan nilai rata-rata A2 sebesar 0,0007563
mm/s. Nilai rata-rata didapat dari akar kuadrat dari
penjumlahan semua sensor. Dengan koefisien redaman
getaran pada ground yang diperoleh sebesar 0,5184.
Rentang koefisien redaman dari beberapa teori adalah
0-1. Koefisien yang termasuk baik dalam suatu
pengukuran ground vibration adalah yang mendekati 1.
21

Dari data yang telah didapat, koefisien redamannya jauh


dari angka 1, itu dapat dilihat bahwasannya aktivitas dari
pemukulan pasak bumi dapat mengakibatkan kerusakan.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi, adalah
kondisi tanah yang ditancapkan pasak, pada lubang
tersebut sebelumnya telah dipakai, sehingga hal tersebut
dapat menyebabkan aktivitas pengukuran menjadi tidak
maksimal. Dan juga struktur tanah yang tidak bersahabat
sehingga pasak tidak dapat tertanam sempurna.
22

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, didapat
beberapa kesimpulan yang dapat diambil anatara lain:
a. Dari percobaan dapat diketahui bagaimana pembacaan
kecepatan vibrasi partikel pada ground yang
diakibatkan oleh sumber pukulan palu pada pasak yang
tertanam sebagian didalam tanah.
b. Setelah pengambilan data dan proses perhitungan
didapatkan koefisien redaman vibrasi ground adalah
sebesar 0,5184.
c. Bila nilai koefisien redaman vibrasi ground mendekati
1 maka kecepatan vibrasi partikel pada ground di titik
terjauh dari pusat getaran akan semakin kecil.
d. Pada praktikum ini yang mempengaruhi koefisien
redaman pada ground diantaranya kepadatan tanah dan
ruang lingkup pengukuran yakni adanya pohon yang
memungkinkan akar pohon juga menjadi medium
getaran selain tanah itu sendiri.

22
23

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari percobaan yang
telah dilakukan antara lain:
a. Lebih diperbanyak varibel titik uji dari pusat agar
menghasilkan nilai koefisien yang akurat, apakah nilai
koefisien masing-masing mendekati atau memiliki
error yang besar.
b. Jumlah sensor Accelerometer juga diperbanyak untuk
menunjang pengukuran yang diharapkan diatas.
c. Letak pengukuran juga harus lebih dari satu sehingga
praktikan dapat memahami faktor apa saja yang
mempengaruhi koefisien redaman.

Anda mungkin juga menyukai