Pemeliharaan Pembangkit Tenaga Listrik
Pemeliharaan Pembangkit Tenaga Listrik
Manajemen pemeliharaan
Manajemen pemeliharaan adalah proses kegiatan pemeliharaan yang meliputi
rangkaian tahapan kerja yang teratur, dan sejak perencanaan pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, penelitian dan pengembangan.
Pemeliharaan pusat listrik
Pemeliharaan pusat listik adalah segala kegiatan pemeliharaan yang meliputi
program pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan uji ulang dengan tujuan utama
untuk dapat mempertahankan unit pembangkit tersebut beroprasi secara optimum.
Pemeliharaan darurat
Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan yang mendadak yang waktunya tidak tertentu, yang
pelaksanaannya tidak direncanakan sebelumnya dan sifat darurat. Terkadang
penanganan untuk pemeliharaan darurat ini bersifat temporary, penanganan
sampai tuntas dilakukan jika sparepart pengganti telah ada.
Jam kerja mesin/pembangkit
Jam kerja mesin/pembangkit adalah lamanya unit pembangkit beroperasi yang
dihitung secara kumulatif dalam satuan jam untuk satu periode tertentu.
Material pemeliharaan (fast moving)
Material pemeliharaan adalah material untuk keperluan pemeliharaan yang terdiri
dari material umum dan saku cadang yang frekuensi pemakaiannya relatif tinggi.
Material cadang (slow moving)
Material cadang adalah material yang dicadangkan dalam rangka
pemeliharaan.Khususnya komponen yang jarang rusak.Pengadaan material ini
biasanya memerlukan waktu yang lama.
Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan korektif dikenal dengan istilah reactive maintenance. Merupakan
suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan ketika unit pembangkit
mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya
dengan maksud untuk mengembalikan pada kondisi semula.
Pemeliharaan preventif
Preventive maintenance dikenal juga dengan istilah time base maintenance,
dimana sistem pemeliharaan berdasarkan jam kerja operasi mesin.
Pemeliharaan preventif adalah sistem pemeliharaan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan yang tiba-tiba dan untuk mempertahankan
performa kerja sesuai/mendekati dengan yang digaransikan.
Sistem pemeliharaan ini membutuhkan skedul pemeliharaan yang tetap dan
management spare part yang baik, sehingga proses produksi dapat berjalan
dengan konstan.
Predictive maintenance
Prediktif maintenance dikenal juga dengan istilah condition base maintenance.
Sistem pemeliharaan ini menggunakan peralatan online condition monitoring
yang dapat memprediksi kondisi kesehatan suatu peralatan dan kapan peralatan
tersebut akan mulai rusak. Sistem pemeliharaan dapat menghemat waktu dan
biaya pemeliharaan, karena pemeliharaan dilakukan sebelum peralatan tersebut
benar2 rusak. Sistem pemeliharaan ini membutuhkan SDM yang handal dan
investasi peralatan prediktif yang relatif mahal.
Proactive maintenance
Proactive maintenance dikenal juga dengan istilah precission maintenance atau
realibility centre maintenance. Jika kelebihan dari sistem online condition
monitoring (prediktif maintenance) adalah dapat memprediksi kapan suatu
peralatan mulai rusak, namun sistem ini tidak dapat mengidentifikasi akar
penyebab kerusakan tersebut. Untuk itulah sistem proaktif maintenance muncul.
Proaktif maintenance menggunakan riset yang mendalam untuk mencari akar
penyebab kerusakan dan solusi terbaik untuk mengatasi kerusakan tersebut agar
kerusakan tidak berulang. Terkadang solusi yang ditawarkan dapat berupa
penyempurnaan desain, modifikasi dan inovasi.
Strategi Pemilihan sistem pemeliharaan yang tepat
Dari beberapa sistem pemeliharaan yang ada diatas, tidak ada sistem
pemeliharaan yang terbaik, semua dapat diterapkan untuk semua unit
pembangkit kita tergantung dari kekuatan sumber daya yang ada pada suatu
pembangkit tersebut. Strategi yang harus dilakukanadalah mengukur kemampuan
dari segi finansial dan SDM yang ada. Langkah2 yang harus diambil adalah:
- Pemetaan semua peralatan (vital, essensial, supporting, non operating)
- Pemetaan SDM (Jumlah, Skill, Pengetahuan)
- Pemetaan finansial dan tools.
Dengan adanya pemetaan tersebut, maka kita dapat mengkombinasikan
beberapa jenis pemelihaan tergantung dari peralatan yang akan dipelihara dan
tools yang ada. Untuk pembangkit dengan kapasitas yang besar, dan investasi
peralatan yang besar, maka sistem prediktif dan proaktif maintenance sudah harus
dapat diterapkan.
Pemeliharaan adalah satu fungsi dari manajemen operasi suatu instalasi tenaga
listrik. Kegiatan pemeliharaan : Pada hakekatnya adalah melakukan
Rencana kegiatan pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan, serta
Kegiatan pengendalian pemeliharaan dan evaluasi atas seluruh fasilitas produksi
(energi listrik).
Kegiatan pemeliharaan juga merupakan kegiatan manajerial yang harus dapat
mempertahankan keandalan instalasi dalam segala kondisi lingkungan dan sistem
pembebanan, tetapi tetap berpedoman pada azas biaya terendah terhadap suatu output
tertentu yang ditetapkan.
Dalam Perencaan Pemeliharaan sesuai dengan 6 hal di atas, kebutuhan yang harus
direncanakan adalah sbb :
2. Persyaratan Lingkungan
3. Persyaratan K3
4. Prosedur – prosedur yang berlaku
5. Ijin-ijin yang dapat dipakai
6. Estimasi / Standard-standard
7. Mengkaji ulang WR (Work Request) atau PM Master
8. Inspeksi Lapangan bila diperlukan
9. Parts dan Material
10. Status WR terkait
Kelebihan:
Meningkatkan umur pakai (life cycle) dari komponen.
Mengurangi kegagalan peralatan / proses
Lebih hemat sekitar 12% - 18% bila dibandingkan program pemeliharaan reaktif
Kekurangan:
Kegagalan Catastrophic masih sering terjadi
Melibatkan banyak tenaga kerja
Pekerjaan pemeliharaan yang tidak perlu dilakukan
Potensi kerusakan karena melakukan pekerjaan yang tidak perlu.
b. Pemeliharaan Prediktif
Tidak perlu seluruh peralatan (mesin) pada unit pembangkit dipelihara secara
pridiktif, tetapi lebih bijaksana dipilih peralatan-peralatan yang kritis atau mahal.
Pemilihan ini dipengaruhi juga oleh fungsi dan kondisi spesifik suatu peralatan.
Karena ada kalanya suatu peralatan lebih menguntungkan dipelihara dengan cara
breakdown maintenance atau preventive maintenance. Yang penting faktor
keamanan dan lingkungan harus tetap diutamakan. Sebagai panduan pemilihan
peralatan-peralatan yang kritis pada jenis-jenis unit pembangkit dapat dilihat pada
lampiran.
Menentukan sisa umur mesin adalah pekerjaan yang hampir mustahil. Selain
dari pada itu bagaimana perlakuan operasi mesin yang akan datang sulit ditentukan.
Tetapi walaupun demikian kita bisa melakukan pendekatan-pendekatan dengan
teknik pemantauan dan analisa. Sebagai pendataan awal diperlukan data/informasi
sejarah mesin sebanyak mungkin
Data / informasi sejarah itu adalah :
Data desain
Data sejarah operasi
Data sejarah operasi mesin lain yang sejenis (jika ada)
Dari data tersebut diatas kondisi mesin pada saat ini dapat diketahui.
Pemasangan alat-alat sensor
Pemasangan alat-alat sensor pada bagian-bagian tertentu untuk dapat
memantau kondisi peralatan sangat diprlukan pada pemeliharaan prediktip.
Pemantauan itu antara lain : vibrasi, temperatur, tekanan, laju aliran, korosi,
misi gas buang dan lain sebagainya
Pemantauan rutin bisa dilaksanakan ketika unit sedang beroperasi, atau unit
sedang stop. Hal ini tergantung dari pada objek yang hendak dipantau. Tenaga
pelaksana bisa dari operatoe atau tenaga pemeliharaan, atau lebih baik lagi jika
operator yang juga tenaga pemeliharaan. Cara terakhir ini yang sedang berkembang
sekarang pada pemeliharaan Generasi III.
Pemantauan rutin kondisi mesin ada 2 macam yaitu :
• Kondisi langsung, yaitu meliputi pengukuran volume/massa aliran, suhu,
kecepatan, tekanan
• Kondisi tidak langsung, yaitu meliputi pengukuran vibrasi, jumlah dan ukuran
partikel suatu komponen yang terlepas, kondisi keretakan, nilai konduktivitas,
kebisingan dan tahanan listrik.
Hasil pemantauan dianalisa untuk mengetahui kondisi sekarang dan kondisi
perkiraan yang akan datang. Analisa kerusakan merupakan tulang punggung dari
pada pemeliharaan prediktip.
Ada dua jenis analisa kerusakan yaitu :
• Analisa teknik
Analisa teknik menentukan sebab dan tingkat kerusakan. Analisa ini
biasanya dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya seperti : Engineer Vibrasi,
Engineer Tribologis, Metalurgis, Performance engineer, dan lain sebagainya.
• Analisa statistik
Analisa statistik menentukan hubungan kerusakan terhadap waktu. Analisa
ini bertujuan untuk memprediksi kondisi peralatan yang akan datang kapan unit
distop untuk perbaikan atau overhaul, atau bagaimana kondisi operasi yang perlu
diambil untuk menjaga kelangsungan produksi. Pekerjaan ini merupakan tugas
engineer kerjasama dengan engineer analisa teknik.
Objek yang dipantau pada suatu mesin/peralatan untuk keperluan pemeliharaan
prediktip meliputi :
Thermography
Infrared (IR) thermography dapat didefinisikan sebagai proses
pencitraan variasi radians infrared dari suatu permukaan. Pada prinsipnya, IR
thermography akan menampilkan profil temperatur objek. IR akan mendeteksi
kondisi-kondisi atau stressor yang mengakibatkan penurunan kinerja suatu
peralatan atau desain umur pakainya. Sebagai contoh koneksi listrik yang korosi
atau kendor akan menghasilkan citra kedalaman temperatur yang abnormal oleh
karena bertambahnya resistansi listrik. Pada peralatan yang berputar (raotating
equipment), bentuk-bentuk perubahan friksi akan menaikkan temperatur
komponen yang tercermin dalam perubahan profil termal komponen. Gambar
bawah memperlihatkan temperatur bearing motor yang panas (ditandai dengan
warna yang terang) yang diambil dengan menggunakan kamera infared/ infared
thermometer.
Kelebihan:
Meningkatkan umur operasional komponen (availability)
Memungkinkan menghilangkan tindakan-tindakan yang bersifat korektif
Mengurangi downtime peralatan atau proses
Kualitas produk yang lebih baik.
Meningkatkan kualitas pekerja dan keselamatan lingkungan
Meningkatkan moral pekerja
Menghemat energi
Lebih hemat 8% - 12% terhadap pemeliharaan preventif
Kekurangan:
Menaikkan investasi untuk peralatan diagnostik
Menaikkan investasi untuk pelatihan staff
Potensi penghematan tidak bisa segera dilihat oleh manajemen
Batasan atau standar referensi
Batasan atau Standar Referensi parameter-parameter objek pemantauan
sebagai kriteria bisa mengacu pada :
• Ketentuan pabrik pembuat.
• Pengalaman dari peralatan/mesin yang sama atau sejenis.
• Data saat Komisioning Test pada awal operasi.
• SPLN.
• Standar ISO atau standar-standar dari negara-negara industri maju
yang dapat dipercaya.
c. Pemeliharaan Berkala
Pada umumnya ada tiga jenis pemeliharaan periodik yang diberlakukan pada PLTU
yaitu :
Breakdown Maintenance
Batasan jam kerja tersebut sebelumnya telah disepakati pada forum diskusi pemeliharaan
tanggal 06 Februani 1987, dimana pada diskusi tersebut batas selang waktu untuk Major
Overhaui (MO) dibagi tiga pola yaitu :
a. Pola A, pada pola ini unit pernbangkit (PLTA) melaksanakan MO setelah unit mencapai.
interval 40.000 jam kerja.
b. Pola B. pada pola mi unit pembangkit (PLTA) melaksanakan MO setelah unit mencapai
interval 60.000 jam kenja.
c. Pola C, pada pola ini unit pembangkit (PLTA) melaksanakan MO setelah unit mencapal.
interval 80.000 jam kerja
3.1.2 PENGUJIAN
Hasil pemeriksaan alignment poros. Pemeriksaan kelurusan poros ini bertujuan untuk
memperhalus/mengurangi vibrasi unit pembangkit,
Hasil pengukuran clearance bantalan-bantalan, sudu atur dan lain lain. Pengukuran
ini dilakukan untuk mengetahui kondisi clearance apakah masih dalam batas-batas
yang diijinkan
Setting relay-relay proteksi. Relay-relay yang ada harus dilakukan pengujian bukan
hanya hasil kerjanya tetapi juga kebenaran pengawatannya. Jalannya relay diperiksa
dengan arus yang sebenarnya pada sisi primer. trafo arus (CT) yang bersangkutan
dengan hubungan rangkaian yang sebenarnya pula.
Kalibrasi meter-meter. Alat ukur besaran ternperatur, tekanan, vibrasi. dan lain- lain
harus dikalibrasi terIebih dahuiu sehIngga pencatatan data akan lebih akurat.
3.1.4 PELAKSANAAN PENGUJIAN
Hubung singkat tiga phasa yang dilakukan antara pemutus beban (PMT) dan
terminal generator pada saat putaran nominal dengan tegangan generator tertentu
tanpa beban. Kemudian arus hubung singkat diperbesar sedikit demi sedikit dan
diatur sehingga suhu kumparan stator mencapai suhu tertentu dan diusahakan suhu
stator tersebut konstan. Selama pemutaran berjalan suhu kumparan, suhu udara
pendirigin, nilai tahanan isolasi diukur dengan interval waktu tertentu. Nilai tahanan
isolasi akan naik dan setelah mencapai titik jenuh percobaan ini harus dihentikan.
Pembebanan bertahap.
Latar belakang percobaan ini adalah untuk mengetahui bahwa emergency stop
dapat dilakukan dengan pengoperasian peralatan kontrol bila terjadi gangguan
electrikel selama PLTA beroperasi. Caranya adalah sebagai berikut, PLTA
dioperasikan hingga beban 40% dan beban nominal. Emergency stop relay (86-1)
secara manual dikerjakan. Pencatatan pada percobaan ini adalah waktu dan putaran.
Quick stop test
Latar percobaan ini untuk mengetahui bahwa stop unit secara cepat dapat
dilakukan dengan peralatan kontrol bila terjadi gangguan mekanis pada waktu PLTA
beroperasi. Percobaan ini dapat dilakukan dengan dua cara :
Quick stop relay
Pertama PLTA dioperasikan dengan beban 40 % beban nominal. Salah satu
dan quick stop relay dikerjakan secàra manual. Pencatatan pada percobaan ini
adalah waktu dan putaran.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keandalan dari relay over speed.
Sebelum dilakukan pengujian relay over speed terlebih dahulu di setting pada harga
yang tel.ah ditentukan. Kemudian PLTA dioperasikari (diputar tanpa beban) sampai
relay over speed bekerja. Putaran pada saat relay over speed kerja dicacat sampal
dengan PLTA stop.
Pengujian ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa unit dapat dioperasikan pada
beban 100 % beban nominal dengan aman. PLTA dioperasikari pada putaran,
tegangan, dan beban nominal. Pengukuran bemacan- macam besaran dilakukan
dengan interval waktu tertentu. Pengukuran yang dilakukan antara lain, temperatur
bantalan, temperatur air pendingin, tegangan, arus, frekuensi, factor daya (cos q),
tekanan penstock, :runner dan juga level air. Pada pengujian ini juga harus diperiksa
kebocoran pelumas, air. dan lain-lain.
4.1KESIMPULAN
4.2 SARAN
1. Internal watuk pemeliharaan tidak boleh terhambat agar tidak terjadi kerusakan yang
lain.
2. Penggunan bahan bakar pada pembangkit harus bersih agar hasil yang didapat baik
dan komponen-komponen mesin awet.
PERTANYAAN
Keterangan :
Simple inspection
Mean inspection
Serious inspection
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN LISTRIK