Code Mixing and Code Switching PDF
Code Mixing and Code Switching PDF
Code – mixing atau disebut juga dengan campur kode dan code – switching yang dalam bahasa
Indonesia disebut alih kode.
Alih kode dan campur kode adalah fenomeayang sering terjadi dikehidupan kita dan sangat
jarang pula diperhatikan oleh kebanyakan orang.
Pada kesempatan ini kami akan meneliti secara mendalam tentang pengertian dan unsur-unsur
penyebab terjadinya alih kode dan camour kode.
ABSTRAK
Alih kode dan campur kode adalah salah satu fenomena kebahasaan yang sering sekali terjadi
dikalangan masyarakat, baik masyarakat bilingual, multilingual dan monolingual. Hal ini kurang
mendapat perhatian dikalangan orang-orang yang kurang memperhatikan atau kurang terpusat
dalam dunia kebahasaan atau kebudayaan. Tapi bagi seorang peneliti bahasa atau peneliti
fenomena budaya hal ini akan menjadi suatu bahasan mnarik. Oleh karena itu kami ingin
membuat penelitian yang bisa mengungkapkan hal tersebut diatas, dengan lebih ringan dan bisa
dipahami semua kalangan, bukan hanya ahli bahasa ataupun peneliti budaya. Dijaman seperti
sekarang yang kabanyakan masyarakatnya multilingualism sangat sulit sekali untuk menghindari
alih kode atau campur kode. Tapi dalam menggunakan ali kode dan campur kode kita harus
mengetahuibatasan-batasan yang berlaku agar tidak terjadi tumpang tindih bahasa dan
kebingungan dalam memahami bahasa.
proficient bilingual speakers for interactions with other individuals who share
both languages.
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
PENGERTIAN
Alih kode atau code – switching adalah suatu perilaku berbahasa seseorang dari satu bahasa ke
dalam bahasa lain. Jadi seseorang itu merubah bahasanya dari bahasa satu ke bahasa lain, secara
keseluruhan. Berikut ini ada beberapa konsep tantang alih kode atau code – switching;
• Nababan (1991: 31) menyatakan bahwa konsep alih kode ini mencakup juga kejadian
pada waktu kita beralih dari satu ragam bahasa yang satu, misalnya ragam formal ke
ragam lain, misalnya ragam akrab; atau dari dialek satu ke dialek yang lain; atau dari
tingkat tutur tinggi, misalnya kromo inggil (bahasa jawa) ke tutur yang lebih rendah,
misalnya, bahasa ngoko, dan sebagainya.
Dari beberapa pengertian diatas kami dapat menyimpulkan baha alih kode adalah suatu
perubahan dalam berbahasa yang digunakan seseorang dengan cara merubah ragam bahasa,
merubah dialek bahasa atau kelas bahasa, perubahan yang terjadi secara keseluruhan dalam satu
konteks kalimat atau masalah.
“Nice to meet you. I’m Jim. Boleh saya duduk disini? May I sit here?”
Dari contoh diatas dapat kita lihat sebuah alih kode yang terjadi, seorang native English speaker
menggunakan alih kode terebut saat bicara dengan lawan bicara yang orang Indonesia.
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Campur kode atau Code – Mixing adalah penggunaan unsur-unsur bahasa, dari satu bahasa
melalui ujaran khusus ke dalam bahasa yang lain. Jadi bisa dibilang juga pencampuran lebih dari
satu bahasa dalam proses komunikasi.
• Beardsmore, 1982: 40, campur kode atau interferensi mengacu pada penggunaan unsur
formal kode bahasa seperti fonem, morfem, kata, frase, kalimat dalam suatu konteks dari
satu bahasa ke dalam bahasa yang lain.
• Nababan (1989:32) menegaskan bahwa suatu keadaan berbahasa menjadi lain bilamana
orang mencampurkan dua (atau lebih) bahasa atau ragam bahasa dalam situasi berbahasa
yang menuntut percampuran bahasa itu. Dalam keadaan demikian, hanya kesantaian
penutur dan/atau kebiasaanya yang dituruti. Tindak bahasa yang demikian disebut
campur kode. Dalam situasi berbahasa yang formal, jarang terdapat campur kode. Ciri
yang menonjol dari campur kode ini adalah kesantaian atau situasi informal. Kalau
terdpat campur kode dalam keadaan demikian, hal ini disebabkan karena tidak ada
ungkapan yang tepat dalam bahasa yang dipakai itu, sehingga perlu memakai kata atau
ungkapan dari bahasa lain (bahasa asing)
• Hamers dan Blanc (1983: 78) mengemukakan bahwa interferensi dapat terjadi dalam
bidang fonologi, sintaksis dan semantik. Jika interferensi dalam bidang semantik tidak
dianggap sebagai pengaruh asing, maka campur kode ini bersifat permanen dan disebut
kalimat integratif.
Intinya campur kode adalah suatu pencampuran dalamkomunikasa tapi masih dalam tahap
fonem, morfem, kata, frase, kalimat dalam satu konteks.
1. Jenis alih kode : alih bahasa, alih ragam bahasa, alih tingkat tutur;
2. Tataran alih kode: tataran fonologi, tataran fonem, tataran kata atau frase;
3. Sifat alih kode: alih kode sementara,alih kode tetap atau permanen;
4. Faktor penyebab alih kode: pribadi pembicara, hubungan pembicara dengan mitra
pembicara, topik atau subtopik.
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Campur kode
1. Jenis campur kode: campur bahasa, campur ragam, campur tingkat tutur.
2. Tataran campur kode: tataran fonem, tataran morfem, tataran kata atau frasa, tataran
kalimat.
3. Sifat campur kode: campur kode sementara, campur kode tetap atau permanen.
dari pernyataan diatas ada satu alas an dalam penggunaan campur kode dan alih kode adalah jika
kita tidak bisa menemukan kata atauterjemahan yang tepat dan sempurna dari bahasa sumber.
Grosjean (1982), code-switching can also be used for many
other reasons, such as quoting what someone has said (and thereby
emphasizing one’s group identity), specifying the addressee (switching to the
usual language of a particular person in a group will show that one is
addressing that person), qualifying that has been said, or talking about past
events.
Pernyataan selanjutnya ini bermaksud alih kode bisa digunakan jika seseorang atyau pembicara
atau penulis ingin membuat penyataan tentang apa yang telah orang lain katakan seperti hasil
wawancara dan quote
Penyebab terjadinya alih kode dan campur kode adalah sebagai berikut :
1. Pembicara dan pribadi pembicara.
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Pembicara kadang dan bisa sering menggunakan alih kode dan campur kode dikarenakan
pribadi pembicara, hal inisangat relative dan tidak bisa di justifikasi dengan ukuran yang
mutlak.
2. Lawan bicara
Lawan bicara juga akan mempengaruhi terjadinya alih kode dan campur kode, jika
pembicara dan lawan bicara berasal dari satu bahasa maka akan lebih kecil terjadi alih
kode dan campur kode. Tetapi jika pembicaraan dwi bahasa terjadi maka alih kode dan
campurkode akan sering terjadi untuk menciptakankenyamana dalam berbicara.
3. Tempat dan waktu bicara
Tempat yang resmi akan lebih sedikti menciptakan alih kode dan campur kode, karena
biasanya pembicara akan lebih mempersiapkan materi nya.
4. Topic pembicaraan
Pengkhususan topic akan mengurangi alih kode dan campur kode
5. Tingkat bahasa orang-orang yang terlibat
Semakin tinggi tingkat bahasa orang yang terlibat semakin tinggi pula kemungkinan alih
kode dan campur kode terjadi.
Contoh ini mengenai sebuah wawancara seorang pewawancara dengan sorang native dari
Australia.
Responden (R)
Usia: 32 tahun
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Responden dipilih berdasarkan hasil pengamatan, ketika ia terlibat percakapan dengan salah
seorang instruktur Bahasa Inggris ditempat kursus tersebut, yaitu:
Mediator (X)
Usia: 30 tahun
Bahasa lain yang dikuasai: Bahasa Inggris, Bahasa Sunda, Bahasa Jawa.
Pewawancara (P)
Usia: 36 tahun
Bahasa lain yang dikuasai: Bahasa Jepang, Bahasa Inggris, Bahasa Itali,
Pekerjaan: Penulis
Hasil pengamatan dan wawancara dengan responden telah ditranskripsikan (terlampir) untuk
dianalisis.
ANALISIS DATA
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Hasil pengamatan dan wawancara tersebut menjadi data utama yang dibagi menjadi 4 bagian
sesuai dengan konteks pembicaraan. Analisis data mendeskripsikan jenis, tataran, sifat, dan
faktor penyebab terjadinya alih kode dan campur kode.
Data 1
R: No, No, terima kasih. Saya cuma tunggu sebentar istri saya.(4)
X: I don’t think so. It’s Friday. The classes won’t finish until 5 o’clock.
R: Nice to meet you. I’m Jim. Boleh saya duduk disini? May I sit here?(6)
R: She’s in the Elementary class. Etty. She just started 3 days ago. (8)
X: Ooh, Etty. The one with long straight dark hair and glasses?
Keterangan Data 1
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Dari analisis data 1 dapat dikemukakan bahwa pada dialog ini terjadi alih kode, yaitu pada
kalimat (4) dan (6). Alih kode pada data 1 dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai
berikut :
Pada dialog 1 terjadi campur kode. Responden melakukan campur kode bahasa Inggris dengan
bahasa Indonesia.
Campur kode Data 1 dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut:
Data 2
X: I’m sorry to bother you er…, Jim. But, do you think you could do me a favor?(1)
speaker who also speaks Bahasa Indonesia for an interview. So, do you think you
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
X: Oh, thank you so much. It’s really kind of you. Now, let me introduce you to my
X: OK, I think I can leave you two together. I’ll be around if you need me. (8)
R: Ya, ya.(10)
Keterangan Data 2
Dari analisis data 2 dapat dikemukakan bahwa pada dialog ini terjadi alih kode, yaitu pada
kalimat (2), (3),(9) dan (10). Alih kode pada data 2 dilihat dari berbagai sudut pandang adalah
sebagai berikut :
1. jenis alih kode adalah alih kode bahasa, ragam bahasa, dan tingkat tutur.
2. tataran alih kode adalah tataran kalimat dan frase
3. sifat alih kode adalah sementara menyesuaikan dengan situasi
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
4. faktor penyebab alih kode ialah: Responden (R) terpengaruh lawan bicara (pada kalimat 2
dan 4), Pewawancara bermaksud membangun keakraban (pada kalimat 7 dan 9),
Mediator menyesuaikan dengan suasana (pada kalimat 3, 5 dan 8).
Pada dialog 2 terjadi campur kode. Responden melakukan campur kode bahasa Inggris dengan
bahasa Indonesia.
Campur kode Data 2 dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut:
1. jenis campur kode ialah campur bahasa, campur ragam, campur tingkat tutur
2. tataran campur kode ialah tataran kalimat, kata, fonem
3. sifat campur kode sementara
4. faktor penyebab campur kode ialah pengaruh bahasa asli penutur (kalimat 2), penegasan
(kalimat 3), dan keinginan menciptakan suasana akrab.
Data 3
P: I was surprised when I heard you speak Bahasa Indonesia just now. I think you are the
right person for the interview. Mudah-mudahan tidak terlalu lama. Bisa kita mulai
sekarang?(1)
P: Pertama-tama saya ingin tahu a few details, nama, usia, alamat, pekerjaan,… untuk
R: Nama lengkap saya James Andrew Moloch, saya berasal dari Australia, saya tinggal
R: Oh, saya lahir tahun tujuh dua(baca: tuju dwa). Saya bekerja di sebuah(baca:
bulan saya sudah bekerja di perusahaan yang sekarang ini. Saya mengerjakan design
animasi. (6)
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Keterangan Data 3
Dari analisis data 3 dapat dikemukakan bahwa pada dialog ini terjadi alih kode, yaitu pada
kalimat (1). Alih kode pada data 3 dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut :
Pada dialog 3 terjadi campur kode. Responden melakukan campur kode bahasa Inggris dengan
bahasa Indonesia.
Campur kode Data 3 dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut:
Data 4
P: Bahasa Indonesianya sudah lancar sekali. Apakah sebelum datang ke Indonesia pernah
Bahasa Indonesia sekiranya 4 bulan. Tetapi sebelumnya juga saya pernah belajar
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
sedikit-sedikit dari murid Indonesia yang homestay. Itu waktu saya belajar di High
School. (2)
P: And what made you interested in Bahasa Indonesia? Or maybe you were more
R: Well, first I got interested in the language. Waktu berkata bilang-bilang dengan
Andi yang dulu itu homestay, kelihatan pada saya bahasa Indonesia mudah; tidak
ada pengubahan tenses. Saya cuma harus banyak ingat kata-kata. Tetapi cerita my
uncle confirmed cerita Andi tentang the beauty of Indonesia. My uncle banyak
Indonesia very much, especially Borneo, Kalimantan. Jadi, sejak itu saya punya
Indonesianya sendiri. Jadi, waktu ada job offer untuk ke Indonesia, saya melamarkan
P: Apa ada kesulitan-kesulitan khusus ketika belajar bahasa Indonesia selama 4 bulan?
R: Ya, itu kerjasama antara agent dengan Australian Embassy. Itu program bagus.
Pengajar-pengajar juga bagus-bagus. Saya juga enjoy. Tetapi saya waktu itu juga
punya kesulitan …masalah. Sampai sekarang saya belum betul-betul mengerti the use
of affix in Bahasa Indonesia; dan saya juga tidak begitu bagus pilih-pilih kata yang
pas, semisalnya kata “boleh”, “bisa”, “dapat”, lalu kata “ingin”, “mau”, “akan”, atau
P: Menyelenggarakan?…(7)
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Selainnya itu juga saya pada mulanya merasa sulit menangkap pembicaraan di film-
film, sangat cepat. Bahasa yang saya belajar sangat berbeda dengan daily
R: Well, mungkin ada juga. Tapi saya rasa tidak banyak. Saya tahu ada beberapa huruf
tidak dibunyikan. Bahasa Indonesia saya kira mirip Bahasa Jerman, tidak banyak
beda antara tulisan dan bacaan. Tapi intonation saya masih belum bisa mengikuti.(10)
R: Iya, itu yang saya menyesal. Waktu itu orang-orang di kantor… well, they hired an
English instructor and asked me to speak English on every occasion, supaya mereka
latihan; ada program mengirim employees untuk training di luar negeri, in turns. (12)
R: I have a best friend, a local friend. Kita sering ketemu. Actually, he’s the one who first
introduced me to my wife. He’s a graduate from Monash. Dia ajak saya kerja di kantor
P: OK, then, Jim, I think I’ve had enough for my report. Terima kasih banyak. It’s really
R: Sama-sama.(16)
Keterangan Data 4
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Dari analisis data 4 dapat dikemukakan bahwa pada dialog ini terjadi alih kode, yaitu pada
kalimat (3, 4, 12, 13, 14, 15)). Alih kode pada data 4 dilihat dari berbagai sudut pandang adalah
sebagai berikut :
Pada dialog 3 terjadi campur kode. Responden melakukan campur kode bahasa Inggris dengan
bahasa Indonesia.
Campur kode Data 3 dilihat dari berbagai sudut pandang adalah sebagai berikut:
http://doeniadevi.wordpress.com/2009/10/20/perihal-alih-kode-code-switching-dan-campur-
kode-code-mixinginterference-dalam-kedwibahasaan/
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id
Linguistics 2010 Code Mixing and Code SwitchingTM
Konklusi
dari sedikitpenelitan diatas semoga tercapai kepahaman dalam bahasa alih kode dan campur kode
sehngga tercipta penggunaan yang tepat dan tidak terjadi kesalah pahaman di kemudian hari.
References
http://doeniadevi.wordpress.com/2009/10/20/perihal-alih-kode-code-switching-dan-campur-
kode-code-mixinginterference-dalam-kedwibahasaan/
http://anaksastra.blogspot.com/
Reasons and Motivations for Code-Mixing and Code-Switching by Eunhee Kim TESOL 5th
semester, Spring 2006 Issues in EFL Vol.4 No.1
http://rizalfikry.com http://originalresearch.blog.uns.ac.id