1. LATAR BELAKANG
Salah satu tugas dan fungsi Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada
adalah melakukan penyiapan sarana dan prasarana pengawasan dalam rangka
mendukung kegiatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan guna
mewujudkan kelestarian. Pada tahun 2010, unit kerja yang menaungi Direktorat
Pemantauan dan Operasi Armada yaitu Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP), membentuk 5 Unit Pelaksanan
Teknis (UPT) sebagai kepanjangtanganan pengawasan di tiap-tiap daerah. Pada
tahun 2016 jumlah UPT bertambah menjadi 14 unit yang terdiri dari 6 unit
Pangkalan setingkat Eselon III dan 8 unit Stasiun setingkat Eselon IV berdasarkan
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
33/PERMEN-KP/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.
Sehingga dengan adanya UPT, diharapkan kerja pengawasan lebih cepat dan
tanggap terhadap kejadian pelanggaran pengelolaan sumber daya yang tidak
bertanggung jawab. Namun demikian, dari ke-14 UPT yang terbentuk, masih
memerlukan sarana dan prasarana untuk mendukung pengawasan seperti
sarana speed boat, kapal pengawas, mobil pengawas, dan prasarana bangunan
fungsional (kantor), dermaga, mess, dsb.
Salah satu UPT Ditjen PSDKP adalah Stasiun PSDKP Tarakan yang berada
di kota Tarakan. Mengingat UPT tersebut masih terbilang baru, maka mulai dari
terbentuk sampai dengan TA 2019 masih terus melakukan pembangunan
prasarana. Berkaitan dengan hal tersebut, Direktorat Pemantauan dan Operasi
Armada melakukan pengendalian kegiatan pembangunan prasarana
pengawasan agar mendapatkan infrastruktur pengawasan yang memadai secara
akuntabel dan diselesaikan tepat waktu.
Gambar 1. Bangunan mess yang digunakan sementara oleh Stasiun PSDKP
Tarakan sebagai kantor
2. DASAR PELAKSANAAN
Dasar pelaksanaan tugas adalah Surat Perintah Direktur Pemantauan dan
Operasi Armada Nomor 20380/PSDKP.1/TU.420/VIII/2019, tanggal 6 Agustus
2019. (surat terlampir)
4. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan tugas mulai tanggal 7 s/d 9 Agustus 2019.
5. HASIL PELAKSANAAN
Hasil pelaksanaan tugas sebagai berikut:
a. Kantor Stasiun PSDKP Tarakan saat ini menempati bangunan mess operator
yang dibangun saat masih menjadi Satuan Kerja Pangkalan PSDKP Bitung.
Kantor tersebut terletak di Jl. Kusuma Bangsa, Gn. Lingkas, Tarakan Timur,
Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
b. Wilayah kerja Stasiun PSDKP Tarakan meliputi Kota Tarakan, Kabupaten
Tana Tidung, Kabupaten Malinau, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan
(WPPNRI 716). Selain itu, UPT tersebut juga memiliki wilayah kerja yang
dikoordinir oleh Satuan Pengawasan (Satwas) yang merupakan unit
organisasi nonstruktural di bidang pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan dengan rincian sebagai berikut:
2
No Satwas Wilayah Kerja
1 Nunukan Kabupaten Nunukan (WPPNRI 716)
2 Balikpapan Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kota Bontang,
Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Penajam Paser
Utara, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten
Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Mahakam
Ulu (WPPNRI 713)
3 Banjarmasin Kabupaten Balangan, Kabupaten Banjar Baru,
Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai
Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten
Tabalong, Kota Banjar Baru, Kota Banjarmasin,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin
(WPPNRI 713 dan WPPNRI 712)
4 Kotabaru Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu,
Kabupaten Kotabaru (WPPNRI 713)
Tabel 1. Satuan Pengawas dibawah kendali Stasiun PSDKP Tarakan
3
Gambar 3. Bangunan semula (kiri) dan penambahan bangunan (kanan)
4
Gambar 10. Ruang Staf Gambar 11. Ruang Pantry
f. Pada hari Kamis, tanggal 8 Agustus 2019 kami mengadakan rapat yang
dipimpin Kepala Stasiun PSDKP Tarakan dan dihadiri Penyedia Pekerjaan
dan CV. Indotec Nusantara selaku Konsultan Pengawas dengan agenda
penyampaian progres pekerjaan rehabilitasi, rencana pembuatan interior, dan
penyusunan site plan Stasiun PSDKP Tarakan dengan hasil sebagai berikut:
1) Progres pekerjaan rehabilitasi
Laporan progres sampai dengan 1 Agustus 2019 untuk pekerjaan fisik yaitu
69,75% (mengalami kemajuan 13,06% dari rencana kurva S sebesar
56,69%). (laporan terlampir)
5
Gambar 13. Lahan kosong di belakang bangunan dan tampak belakang
bangunan dari taman
6
c) Drainase
Mengingat ketinggian jalan lebih tinggi daripada lahan, maka
kemungkinan pembuangan saluran air yaitu ke area perumahan yang
berada di belakang lahan.
d) Bangunan Kantor
1) Memberikan penambahan front gate bangunan pengawasan sesuai
surat Direktur Pemantauan dan Operasi Armada Nomor
24691/PSDKP.1/TU.210/XII/2018, tanggal 7 Desember 2018,
tentang Penambahan Bentuk Arsitektur Bangunan Pengawasan yang
Modern Dinamis;
7
Gambar 17. Contoh front gate
2) Melihat dari bentuk model meja pelayanan yang dibuat oleh konsultan
perencana, ketinggian meja tersebut perlu disesuaikan dengan
ketinggian pada umumnya agar Pemohon SLO (customer) nyaman
saat berinteraksi dengan Petugas;
3) Pada ruang tunggu tamu Kepala Stasiun, agar diberikan penyekat
ruangan sebagai pemisah ruang kerja staf agar terlihat lebih nyaman.
e) Aula
Penempatan tata letak jendela perlu diperhatikan apabila ruang aula
menggunakan layar lebar.
f) Gedung Pengamanan Pelaku Pelanggaran
Mengingat keterbatasan lahan yang menyebabkan jarak antar bangunan
berdekatan (± 3 meter), maka fasad gedung pengamanan dibuat
sedemikian rupa agar tidak terkesan ruang tahanan.
8
Adapun hasil rapat sebagai berikut:
1) Kondisi Infrastruktur
a) Stasiun PSDKP Tarakan
(1) Saat masih menjadi Satker Pangkalan PSDKP Bitung, terdapat
bangunan yang dijadikan pos pada lahan Pelabuhan Tengkayu II
milik Kota Tarakan.
10
Gambar 22. Mess PT. Pertamina (Persero) di Markoni, Jl. Pangeran Antasari,
Kelurahan Pamusian, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan
Gambar 23. Tanah dan Dermaga PT. Pertamina (Persero) di Jl. Sei Berantas,
Kelurahan Kampung Enam, Kecamatan Tarakan Timur, Kota
Tarakan
11
Gambar 24. Diskusi bersama AKP Hiu 07 dan Todak 02 terkait pemanfaatan
kapal sebagai sarana pengawasan
Gambar 25. Dermaga sandar kapal pengawas dengan struktur beton bertulang
dan lantai kayu (kiri). Kapal Pengawas Hiu 07 dan Todak 02 sandar
bersama KAL Bunyu TNI-AL (kanan)
12
Gambar 26. Shore connection pada dermaga
13
e. Pengumpulan bahan evaluasi pemanfaatan speedboat
Evaluasi pemanfaatan speedboat dilaksanakan terbatas dari data yang
diberikan oleh Stasiun PSDKP Tarakan selaku pengelola barang dalam
rangka mengetahui efektifitas penggunaan operasional pengawasan sumber
daya kelautan dan perikanan yaitu:
1) Marlin 05
Operasional Marlin 05 dengan panjang 6 meter berbahan fiber
dilaksanakan oleh Satwas SDKP Kotabaru, dengan jenis perairan
berbatu/berkarang dan ada juga beroperasi di perairan dalam. Speedboat
sandar di tepi pantai tanpa diberi penutup terpal. Pada TA 2019
mendapatkan alokasi operasi sebanyak 30 hari, dengan jarak terjauh yang
dapat ditempuh 34 NM. Namun pada umumnya rata-rata operasi berjarak
12 NM.
2) Marlin 07
Operasional Marlin 07 dengan panjang 6 meter berbahan fiber
dilaksanakan oleh Satwas SDKP Banjarmasin, dengan jenis perairan
dangkal. Speedboat disimpan di steiger. Pada TA 2019 mendapatkan
alokasi operasi sebanyak 30 hari.
3) Dolphin 017
Operasional Dolphin 017 dengan panjang 8 meter berbahan fiber
dilaksanakan oleh Satwas SDKP Balikpapan, dengan jenis perairan
berbatu/berkarang dan ada juga beroperasi di perairan dalam. Speedboat
sandar di tepi pantai tanpa diberi penutup terpal. Pada TA 2019
mendapatkan alokasi operasi sebanyak 30 hari, dengan jarak terjauh yang
dapat ditempuh 25 NM. Namun pada umumnya rata-rata operasi berjarak
20 NM.
(form survey terlampir)
14
3) Agar pelayanan perkantoran lebih optimal, maka pemenuhan prasarana
pengawasan berupa kantor, mess, dsb. diutamakan pembangunannya di
Stasiun PSDKP Tarakan sebelum Satwas-Satwasnya.
8. PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat, untuk dijadikan bahan evaluasi kegiatan penyediaan
infrastruktur pengawasan.
Pelaksana Tugas
1. Teguh Wibowo
19790620 200212 1 002 ………...….
2. Agus Dwiyanto
19830818 200912 1 002 …………....
15