Protein terdiri dari asam-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptide.
Gugus karboksil dari satu asam amino berikatan dengan gugus amino asam amino
yang lain. Dengan demikian, protein memiliki sebuah terminal karboksil bebas (C -)
dan sebuah teriminal amino (N-). Protein yang terbentuk ditentukan oleh rangkaian
asam aminonya. Sifat structural protein sedikit banyak jjuga ditentukan oleh
rangkaian asam aminonya. Sttruktur primer protein berupa lembaran heliks-alfa dan
besar dan kompleks dengan berikatan dengan protein lain. Protein memiliki banyak
fungsi, termasuk sebagai komponen structural sel, enzim yang mengkalisis reaksi
janin, menyiapkan produksi ASI, dan sebagainya. Protein bisa didapat dari produk
hewani (daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut) dan produk nabati alias
Protein yang terdapat di dalam makanan kita, masuk ke dalam tubuh lalu
dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorbsi dan
di bawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino di ambil oleh hati, sebagian lagi
digunakan untuk biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi
asam keto yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea.
Hati merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme.
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme
protein dalam hati, dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Proses
anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang
terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus,
hasil penguraian protein dalam sel, dan hasil sintesis asam amino dalam sel.
kecepatan yang berbeda-beda untuk tiap protein. Ada tiga kemungkinan mekanisme
3. Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan
digunakan untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein
dalam jaringan yang mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen
Protein terdapat di semua sel, namun sejumlah protein dapat dimobilisasi pada
waktu puasa atau kelaparan. Pada waktu kelaparan, sejumlah protein plasma,
khususnya albumin lebih dahulu digunakan. Asam amino yang dihasilkan, terutama
hati, pankreas, dan mukosa usus, cenderung untuk cepat melepaskan proteinnya. Otot
lebih lambat membebaskan asam aminonya, namun karena sekitar 60% daripadanya
hati. Protein akan mencapai hati dalam bentuk yang paling sederhana yaitu asam
amino. Setelah mencapai hati, asam amino bisa diubah dan dipakai sebagai sumber
energi, disimpan sebagai cadangan, atau diubah menjadi urea untuk dibuang melalui
urin. Protein tertentu akan diubah menjadi amonia di dalam usus halus kita. Proses
perubahan ini melibatkan bakteri usus. Amonia bersifat toksik (racun) bagi tubuh
sehingga harus dibuang. Untuk membuangnya, amonia harus dipecah dan diubah
terlebih dahulu menjadi urea. Dan yang mampu melakukan hal itu adalah organ hati
kita.
Sebagian besar protein serum dan protein pembekuan disintesis oleh hati,
sehingga kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati. Protein serum yang
disintesis oleh hati adalah albumin serta globulin alfa dan beta (gamma globulin
tidak). Hati adalah tempat sintesis lebih dari 90% dari seluruh protein dan 100%
albumin.
jaringan dan hemoglobin. Protein plasma utama terdiri dari albumin, globulin dan
fibrinogen.
transferin,
transcobalamin
hemostatis.
TOTAL PROTEIN
Meningkat pada
– Dehidrasi
– Makroglobulinemia of Waldenstrom
– Penyakit tropis : Kala azar, leprosy
– Sarcoidosis
– Infeksi Kronik
Menurun pada
– Alkoholik kronik
– Imobilisasi berkepanjangan
– Gagal Jantung
– Neoplasma
protein dapat mengganggu metabolisme protein yang berada di hati. Ginjal akan
terganggu karena harus membuang hasil metabolisme protein yang berlebihan dan
tidak terpakai oleh tubuh. Kekurangan protein juga akan membuat tubuh mudah lelah.
Tekanan darah dan daya tahan terhadap infeksi pun dapat menurun. Pada anak-anak,
selain mudah terserang penyakit kwashiorkor atau busung lapar, juga pertumbuhan
tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi,
jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein)
maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi
adalah timbulnya penyakit lain yang disebut marasmus. Gejala marasmus adalah
seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan
lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak
walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat
arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya), maka yang terjadi adalah
cairan di rongga usus. Bagian tubuh yang menderita edema akan menjadi
bengkak, bagian tersebut bila dipencet memberikan suatu cekungan. Tejadi pula
busung (oleh karenanya disebut busung lapar). Apabila keadaan menjadi lebih
berat, kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas, rambut menjadi merah kusam
dan mudah dicabut, anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan
lain-lain.
Cara mengatasi.
makanan bergizi secara bertahap. Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi
tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi,
sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.
Kalau anak sudah agak besar, bisa mulai dengan makanan encer, kemudian makanan
lunak (bubur) dan bila keadaan membaik, maka baru diberikan makanan padat biasa.
Dalam melaksanakan hal di atas ini, selalu diberikan pengobatan sesuai dengan
penyakit yang diderita. Bila keadaan kesehatan dan gizi sudah mencapai normal,
lmunisasi pada bayi atau anak dengan keadaan kurang gizi berat (seperti
kwashiorkor) tidak akan memberi hasil yang positif. Status gizi (khususnya status
masyarakat.
infeksi. Sumber protein utama dari makanan adalah daging, ikan, telur, tahu, tempe,
susu, dan lain-lain (umumnya adalah makanan yang tergolong sebagai lauk-pauk).
Karena sistem imunitas tubuh itu sangat tergantung akan tersedianya cukup piotein,
maka anak-anak yang mengalami kurang protein akan mudah terserang infeksi seperti
disebabkan oleh pemasukan protein yang kurang. Hal ini dapat berakibat pada
anti dan serum protein. Orang mengalami defesiensi protein akan mudah terserang
penyakit infeksi, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat
sendiri.
3. pirai atau gout terjadi akibat metabolisme asam urat diamana asam
pirai atau gout dapat menyebabkan arthritis akut yang sering kambuh
jantung.
DAFTAR PUSTAKA
5. http://www.mediaindo.co.id
METABOLISME PROTEIN
OLEH :
KELOMPOK I
2. Nurfitriana M Ali
3. Kaso
4. Dwi Eriyanti
5. Diayani Sukardi
9. Jumriani