RINGKASAN
PT Bio farma merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi di
Indonesia, Keunggulan kompetitif Bio Farma di bidang biotech expertise diimplementasikan
melalui knowledge-based dan R&D-base driven. Fokus bisnis Bio Farma sejalan dengan
filosofi mengabdi untuk kualitas hidup yang lebih baik. Bio Farma fokus pada penelitian,
pengembangan, produksi, dan pemasaran produk biologi, produk farmasi secara nasional dan
global.
Penelitian ini terkait dengan proses pengendalian kualitas proses packing di bagian
packing dengan menggunakan metode seven tools. Seven tools terdiri dari check sheet,
stratifikasi, histogram, peta kontrol, diagram tebar, diagram pareto, dan diagram sebab-akibat.
Hasil dari pengolahan data dengan check sheet diperoleh beberapa jenis masalah yang
menyebabkan reject produk, yaitu dus vaksin kotor, segel dus kotor, label vaksin tidak
utuh/tertilap, expire date tercetak miring, label vaksin basah, brosur/lefleat vaksin kotor dan
perekat label vaksin tidak rapat. Berdasarkan stratifikasi di klasifikasikan masalah yang
menyebabkan produk reject. Berdasarkan diagram pareto prioritas perbaikan terhadap jenis
reject produksi yang paling dominan di akibatkan dus vaksin kotor (30%), segel dus kotor
(14%), label vaksin tidak utuh/tertilap (10%), expire date tercetak miring (18%), label vaksin
basah (10%), brosur/lefleat vaksin kotor (8%) dan perekat label vaksin tidak rapat (11%).
Berdasarkan diagram tebar menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara persentase reject
dengan jumlah produksi vaksin. Berdasarkan analisa dari diagram sebab-akibat penyebab dari
reject produk adalah material, mesin, manusia, dan metode. Hal ini menuntut perusahaan untuk
dapat melakukan perawatan dan pengembangan untuk meminimalisir produk cacat, sehingga
dapat meningkatkan kualitas produk
3) Histogram
Histogram merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menunjukan data secara
visual atau seberapa sering suatu nilai yang berbeda itu terjadi dalam suatu kumpulan data.
Selain itu fungsi histogram disini untuk melihat variasi dalam produk reject yang diakibatkan
oleh jenis masalahnya.
Berdasarkan tampilan gambar 2, dapat diketahui bahwa cacat produksi yang terjadi pada
packing vaksin didominasi oleh jenis masalah dus vaksin kotor. Jadi sebaiknya perbaikan dapat
dilakukan dengan memfokuskan pada cacat produksi yang paling dominan atau terbesar
tersebut.
Setelah diketahui jumlah masing-masing kecacatan yang terjadi beserta persentasenya, maka
langkah selanjutnya adalah menganalisa dengan menggunakan Peta Kendali (p-chart) untuk
melihat pengendalian dari proses penyetripan tablet Valsartan.
1) Analisis Peta Kendali (P-Chart)
Dengan mengetahui kondisi proses produksi dari jumlah data penyimpangan produk
maka dapat dihitung proporsi ketidaksesuaian strip tablet Valsartan. Peta kendali ini juga
digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang dihasilkan masih dalam batas yang
disyaratkan. Peta Kendali juga digunakan untuk mengatasi masalah yang menyebabkan
produksi cacat sehingga perusahaan dapat mengambil tindakan penanganan sesegera
mungkin, serta pada jangka panjang menghasilkan peningkatan kualitas. Tabel 3 akan
menunjukkan perhitungan dari jumlah produksi, jumlah kecacatan yang timbul, proporsi
kecacatan, serta batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) dari produk Strip Tablet
Valsartan pada tanggal 30 Desember2019. Hasil perhitungan tersebut akan digunakan
untuk membuat Peta Kendali (p-chart).
∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 170
𝐶𝐿 = 𝑝̅ = 𝑛 = = 0.155 = 1.55 %
∑𝑖=1 𝑥𝑖 1095
𝑝̅ (1 − 𝑝̅ ) 0.155(1 − 0.155)
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̅ + 3 √ = 0.155 + 3√ , 𝑑𝑠𝑡
𝑛 98
𝑝̅ (1 − 𝑝̅ ) 0.155(1 − 0.155)
𝑈𝐶𝐿 = − + 3 √ = 0.155 − 3√ , 𝑑𝑠𝑡
𝑛 98
Berikut adalah perhitungan CL, UCL dan LCL, serta p-chart dari jumlah kecacatan Produk
Strip Tablet Valsartan :
Tabel 3. Data Produk Cacat Strip Tablet Valsartan
Sumber : data perusahaan, diolah
Berikut pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa terdapat titik yang melebihi batas
PROPORSI
Menit BANYAKNYA PRODUK
PRODUK CL UCL LCL
Ke- PRODUK CACAT
CACAT (P)
30’ 98 12 0.122 0.155 0.208 0.017
60’ 115 22 0.191 0.155 0.201 0.024
90’ 134 28 0.209 0.155 0.194 0.030
120’ 121 23 0.190 0.155 0.198 0.026
150’ 117 20 0.171 0.155 0.200 0.025
180’ 126 21 0.167 0.155 0.197 0.028
210’ 98 11 0.112 0.155 0.208 0.017
240’ 104 14 0.135 0.155 0.205 0.019
270’ 93 10 0.108 0.155 0.210 0.014
300’ 89 9 0.101 0.155 0.213 0.012
JUMLAH 1095 170 1.5059
kendali atas (UCL). Jumlah titik yang melebihi batas kendali atas tersebut adalah titik 3,
yang merupakan produksi pada menit ke 90. Sebagian besar adalah cacat strip kusut,
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2. Cacat tersebut disebabkan oleh berbagai hal.
Peta Kendali P
0.250
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2) Diagram Tebar
Scatter Diagram
150
130
110
90
70
0 5 10 15 20 25 30
Berdasarkan beberapa faktor yang tercantum dalam diagram analisis fish bone dapat
dijelaskan uraian sebagai berikut :
a) Manusia
Operator mesin penyetripan kurang konsentrasi, kurang teliti, kurang disiplin,
terburu-buru saat bekerja serta mengejar target mengakibatkan proses produksi
berjalan tidak maksimal.
kesalahan operator saat melakukan setting di awal produksi dan kurang tanggapnya
operator saat proses tidak berjalan lancar.
b) Proses / Methode
Kurangnya analisa dan pengalaman operator dalam mensetting mesin.
SOP yang kurang lengkap dan kurang dipatuhi, serta kurangnya pelatihan untuk
operator mesin menyebabkan ketidak sesuaian dalam pengaturan mesin
c) Material
Kualitas Alumunium yang dipakai untuk proses stripping memiliki ketebalan yang
berbeda beda sehingga harus sering mengubah suhu saat penyetripan sehingga akan
berpengaruh terhadap kualitas strip produk.
d) Alat/Mesin
Pemakaian mesin yang sudah terlalu lama
suhu saat penyetripan kadang tidak stabil, pisau sering patah atau tumpul, mesin
sering breakdown, dan mesin tidak presisi saat melakukan cutting.
e) Lingkungan
Kondisi ruangan yang kurang terang, sempit, panas menyebabkan pekerja kurang
nyaman dalam bekerja serta operator menjadi sering meninggalkan ruangan, tata
letak fasilitas yang tidak teratur terjadi penumpukan material dan produk jadi
disekitar lokasi penyetripan.
Diketahui data-data yang menyebabkan cacat kemasan strip rusak pada produk tablet
valsartan, maka perlu dilakukan langkah– langkah perbaikan sebagai berikut:
1. Faktor Machine
a. Melaksanakan prosedur perawatan mesin meliputi :
o Mengganti part-part mesin yang sudah tidak layak pakai
o Melakukan perawatan suhu mesin thermofirming dengan cara mengecek persediaan air
dan membersihkan cooling tower agar kestabilan suhu mesin terjaga.
o Melakukan pengecekan dan pembersihan mesin sebelum dan sesudah proses
penyetripan.
2. Faktor Method
a. Operator diberikan pelatihan secara berkala dalam melakukan settingan mesin yang
baik dan benar.
b. Mengenalkan contoh jenis-jenis cacat pada operator, hal ini dapat dilengkapi di lembar
checksheet, agar saat cacat didapat, langsung dilakukan tindakan perbaikan.
c. Dilakukan pengawasan terhadap kinerja operator dan terhadap kinerja mesin.
3. Faktor Man
a. Operator diberikan training motivasi semangat kerja dan evaluasai untuk meningkatkan
kinerja.
b. Operator diberikan pelatihan secara berkala mengenai perintah kerja yang telah dibuat
sebelumnya dengan lebih detail, serta pelatihan khusus operator dalam mengoperasikan
mesin penyetripan.
c. Operator dan karyawan harus menjalankan SOP secara keseluruhan dengan baik dan
benar, yang terbaik akan mendapatkan award, jika tidak melaksanakan akan
mendapatkan punishment.
4. Faktor Material
a. Melakukan riset dengan mencoba segala jenis ketebalan alumunium kemudian dipilih
mana yang paling baik.
b. melakukan perjanjian ulang kontrak kerja dengan pihak supplier alumunium, agar
diberikan kualitas alumunium yang baik dan memiliki presisi ketebalan yang sama.
5. Faktor Environment
a. Melakukan perbaikan tata letak fasilitas
b. Melakukan penstabilan suhu ruangan
c. Menyediakan tempat untuk alat-alat bekas pakai diberbagai tempat yang mudah
dijangkau (dekat mesin dan operator).
1. KESIMPULAN
Kualitas merupakan suatu persepsi dan konsep yang harus diterapkan oleh perusahaan
dalam dunia bisnis yang penuh dengan persaingan. Hal ini dikarenakan pengembangan konsep
kualitas akan membawa pengaruh yang besar bagi perusahaan terutama dalam pencapaian
tujuan perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. Kimia Farma, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Jenis kerusakan yang paling dominan untuk produk Strip Tablet Valsartan adalah cacat
strip kusut dengan jumlah cacat sebesar 82 strip dari 1095 strip yang dihasilkan dimana
presentasi cacatnya 48% dibandingkan dengan jenis cacat tablet pecah, retak pada
bagian salut dan jumlah tablet didalam strip tidak sesuai.
Berdasarkan hasil analisis fishbone chart terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya
cacat atau kerusakan pada produk strip yang dihasilkan meliputi faktor manusia, faktor
mesin, faktor metode, faktor material dan faktor lingkungan yang dapat dilihat pada
gambar 5.
Hasil analisa dari fishbone chart dijadikan sebagai acuan dalam merekomendasikan
usulan perbaikan kualitas penyetripan untuk menekan jumlah kerusakan atau cacat pada
produk strip.
Usulan perbaikan kualitas produksi yang telah dibuat hanya sampai pada tahap
rekomendasi dan tidak sampai pada tahap pengujian.
Pengendalian kualitas dengan metode seven tools ini dilakukan agar penyetripan Tablet
Valsartan pada PT. Kimia farma, Tbk dapat lebih efektif dan lebih efisien, sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan menambah keuntungan bagi perusahaan.