Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 45

Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

PENGEMBANGAN KOREKSI ESAI OTOMATIS PADA


E-LEARNING DI SMK PLUS AN-NABA SUKABUMI DENGAN
MENGGUNAKAN METODE LATENT SEMANTYC ANALYSIS (LSA)
Mashun Sofyan1
1
Teknik Informatika – Universitas Komputer Indonesia
Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung
E-mail : Mashunsofyan@gmail.com1

ABSTRAK menjadi salah satu kebutuhan bagi setiap murid dan


guru.
Pengkoreksian soal esai secara manual Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang
yang menghabiskan waktu lebih lama dibandingkan guru di SMK Plus An-Naba Sukabumi yaitu bapak
dengan mengoreksi soal esai secara otomatis. Ruston Pirmasnyah, S.Kom. mengatakan bahwa
Dibutuhkan waktu sekitar 1 menit tiap soal untuk proses KBM di SMK Plus An-Naba Sukabumi saat
mengkoreksi soal esai secara manual. Jika akan ini sudah cukup baik. SMK Plus An-Naba Sukabumi
mengkoreksi 30 soal maka dibutuhkan waktu sekitar mulai membangun e-learning sejak tahun 2013.
30 menit, sedangkan jumlah pelajar di SMK Plus Dalam e-learning yang telah dibangun terdapat fitur
An-Naba Sukabumi sekitar 200 orang. latihan soal namun terbantas hanya latihan soal
Berdasarkan data tersebut, perlu dalam bentuk pilihan ganda. Namun e-learning yang
dikembangkan sebuah sistem otomatis yang telah dibangun belum menyediakan fasilitas koreksi
membantu proses penilaian esai. Pengembangan soal esai otomatis yang dibutuhkan oleh para guru di
Sistem Penilaian Esai Otomatis pada Tugas Akhir SMK Plus An-Naba Sukabumi. Pengkoreksian soal
ini menggunakan Metode Latent Semantyc Analysis esai secara manual yang menghabiskan waktu lebih
(LSA) yaitu dengan merepresentasikan kalimat lama dibandingkan dengan mengoreksi soal esai
dalam sebuah matriks semantik yang kemudian secara otomatis. Dibutuhkan waktu sekitar 1 menit
dilakukan perhitungan matematis dengan tiap soal untuk mengkoreksi soal esai secara manual.
mencocokan atau memetakan ada atau tidaknya kata Jika akan mengkoreksi 30 soal maka dibutuhkan
dari kelompok kata pada matriks menggunakan waktu sekitar 30 menit, sedangkan jumlah pelajar di
teknik aljabar linear Singular Value Decomposition SMK Plus An-Naba Sukabumi sekitar 200 orang.
(SVD). Salah satu metode penilaian esai yang
Berdasarkan hasil data penelitian alpha dan digunakan adalah Latent Semantyc Analysis (LSA)
betha dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa yaitu dengan merepresentasikan kalimat dalam
pengembangan fungsionalitas koreksi esai di SMK sebuah matriks semantik yang kemudian dilakukan
Plus An-Naba Sukabumi mampu melaksanakan perhitungan matematis dengan mencocokan atau
proses koreksi soal jenis esai dengan lebih cepat. memetakan ada atau tidaknya kata dari kelompok
kata pada matriks menggunakan teknik aljabar linear
Kata kunci : LSA, Latent Semantyc Analysis, Singular Value Decomposition (SVD).
Singular Value Decomposition (SVD). Dengan ditemukannya permasalahan yang
ada, maka dibutuhkan metode yang dapat membantu
1. PENDAHULUAN guru untuk pengoreksian soal esai secara otomatis
SMK `Plus An-Naba Sukabumi merupakan oleh sistem. Dengan dikembangkan aplikasi LMS
sekolah menengah kejuruan negeri yang beralamat ini, diharapkan bisa menjadi sebuah media yang
di Jl. Widyakrama No. 112, Sukabumi. SMK Plus mampu mempercepat proses pengkoreksian soal esai
An-Naba Sukabumi merupakan salah satu subsistem hingga pada akhirnya dapat memudahkan para
pendidikan nasional. Tanggung jawab yang terbesar pengajar di SMK Plus An-Naba Sukabumi.
diemban oleh SMK Plus An-Naba Sukabumi adalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan
membangun bangsa melalui pendidikan teknologi sebelumnya, maka penelitian tugas akhir ini diberi
dan kejuruan. Karena itu SMK Plus An-Naba judul Pengembangan Koreksi Soal Esai Otomatis
Sukabumi senantiasa berupaya melakukan Pada E-Learning di SMK Plus An-Naba Sukabumi
pembaharuan pendidikan khususnya dalam bidang dengan Menggunakan Metode Latent Semantyc
teknologi dan kejuruan. Dengan mulai Analysis (LSA).
diterapkannya kurikulum 2013 yang mengharapkan
siswanya untuk berperan aktif dalam proses kegiatan 1.1 E-Learning
belajar mengajar (KBM) maka penerapan TIK Perkembangan teknologi informasi yang
semakin maju telah mampu membantu manusia
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 46
Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033
dalam segala bidang. Salah satu bidang yang tak pengetahuan pelajar yang diuji dan dimungkinkan
luput pemanfaatan teknologi informasi dalam adanya peserta jawaban yang mendapatkan nilai
prosesnya adalah dalam bidang pendidikan. tinggi dari factor keberuntungan dengan menebak
perkembangan yang semakin maju membuat jawaban yang tersedia. Tingkat akurasi yang dapat
pergeseran paradigm cara pembelajaran dan dilakukan oleh komputer untuk ujian jenis pilihan
melahirkan metode-metode baru dalam prose ganda dapat mencapai 100% karna bentuk uijan
pembelajaran tersebut. proses belajar mengajar saat seperti ini sangat mudah diolah komputer cukup
ini dapat dilakukan dimanapun tanpa bertatap muka dengan membandingkan jawaban pelajar dengan
secara langsung dalam suatu ruangan. Interaksi kunci jawaban yang ada dalam database.
keduanya dapat dilakukan dengan menggunakan Jenis ujian tertulis berikutnya adalah isian
bantuan media-media elektronik seperti komputer. singkat. Pada jenis ujian isian singkat pelajar cukup
Proses belajar mengajar dengan menggunakan mengisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan
bantuan media elektronik seperti ini sekarang dalam satu atau beberapa kata. Ujian jenis ini sedikit
dikenal dengan sebutan e-learning. lebih baik dibandingkan pilihan ganda karna
Pada dasarnya konsep e learning dapat menuntut pelajar untuk mempunyai sebuah jawaban
dikelompokan berdasarkan basis teknologi yang sendiri. Dan jenis ujian tertulis lainnya adalah
digunakannya menjadi dua jenis, yaitu computer dengan soal esai. Esai adalah suatu tulisan yang
based training (CBT) yang menggunakan program menggambarkan opini penulis tentang subyek
komputer sebagai media utama yang digunakan oleh tertentu yang coba dinilainya. Atau juga dapat
pelajar. Dan jenis satunya adalah web based training diartikan sebagai karangan proga yang mengupas
(WBT) yang merupakan perkembangan lanjutan dari secara sepintas namun akurat, padat dan berisi
sistem CBT dengan menggunakan tambahan mengenai masalah kesusastraan, seni dan budaya
teknologi berbasis internet. Pada jenis WBT dari sudut pandang penulis secara subjektif. Menurut
penyampaian dan akses materi pelajaran dilakukan KBBI esai adalah karya tulis atau karangan dalam
melalui internet. bentuk prosa yang memaparkan tentang suatu
masalah dari sudut pandang penulis secara lugas dan
1.2 Learning Management Sistem (LMS) sepintas. Bentuk soal esai merupakan bentuk
Dalam e-learning ada dua bagian utama yang pengujian yang secara akurat mampu
menopang sistemnya, yaitu Learning Management menggambarkan pemahaman pelajar secara
Sistem dan e-learning content atau materi pelajaran mendalam mengenai topik yang diujikan. Selain itu
yang akan dipelajari oleh pemakai. Learning ujian esai juga mampu merangsang kemampuan
Management Sistem (LMS) adalah sistem yang mengemukakan pendapat dalam bentuk tulisan.
membantu dan berfungsi sebagai platform e- Ujian dalam bentuk esai memiliki
learning content. kekurangan dari segi sumber daya yang dibutuhkan
yaitu manusia dan waktu. Ketika sebuah ujian esai
1.3 Penilaian Jawaban Otomatis diikuti oleh banyak peserta waktu yang dibutuhkan
Setiap pembelajaran membutuhkan sebuah untuk memeriksa jawaban akan bertambah pula.
evaluasi untuk mengetahui sejauh mana daya serap Untuk mengatasi masalah dalam penilaian ujian esai,
informasi yang dilakukan oleh peserta didik. Secara sistem penilaian esai secara otomatis menggunakan
umum terdapat dua macam bentuk evaluasi yang komputer dapat menjadi sebuah solusi yang cukup
dapat dilakukan dalam proses belajar mengajar yaitu baik.
secara lisan dan tertulis. Ujian secara lisan memiliki
kelemahan yaitu penguji dan pelajar yang diuji harus 1.4 Text Preprocessing
berada pada satu ruang dan satu waktu yang sama Text preprocessing adalah langkah awal
dan membutuhkan waktu yang cukup banyak sebelum dilakukan sebuah pencocokan string. Proses
terutama jika peserta ujian tersebut berjumlah ini melalui beberapa tahap tindakan yang dilakukan
banyak. Sedangkan ujian tulisan jauh lebih efisien pada sebuah string jawaban dan kunci yang diisi
karna ujian dapat dilakukan dalam waktu bersamaan oleh guru dan siswa. Tahap-tahap yang dilakukan
dengan jumlah peserta ujian yang lebih banyak. dalam proses ini adalah :
Jenis ujian tulis dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu pilihan ganda, isian singkat, dan esai. 1. 1. Case folding / toLowerCase
Dari ketiga jenis ujian yang dapat dilakukan secara Case folding adalah tahapan dimana string yang
tertulis tersebut ujian yang paling mudah untuk telah diinput oleh user yang awalnya merupakan
diperiksa secara otomatis adalah pilihan ganda. Pada campuran dari huruf capital dan huruf kecil
ujian jenis pilihan ganda pelajar cukup memilih disamaratakan dengan dijadikan menjadi huruf kecil
jawaban yang dianggapnya paling benar dari semua. Hal ini dilakukan karena system komputer
beberapa pilihan jawaban yang ada. namun membedakan antara “A” dan “a” sehingga antara
kelemahan dari model ujian pilihan ganda adalah “saya” dan “Saya” pun akan dinilai berbeda pada
kurang dapatnya penguji mengetahui sejauh mana system. Tentunya hal ini akan berpengaruh pada
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 47
Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033
pencocokan string antar kunci dan jawaban dari
siswa.
2. Penghilangan tanda baca (2)
Tahapan ini adalah penghapusan tanda baca
sehingga string yang tersisa hanya terdiri dari huruf
dan angka saja. Tahapan ini dilakukan karena Keterangan :
system yang akan dibangun hanya mencocokan A = Matriks A
string dan angka belum melibarkan operasi B = Matirks B
matematika. ||A|| = Panjang Matriks A
3. Penghapusan kata umum (stopWord) ||B|| = Panjang Matirks B
Tahapan stopWord adalah penghapusan kata-kata
yang dinilai umum sehingga kata-kata tersebut tidak 1.7 Latent Semantic Analysis (LSA)
dimasukan kedalam array string yang akan
dicocokan. Latent Semantic Analysis (LSA) adalah suatu
4. Tokenizing metode perhitungan matematika teknik yang
Tokenizing adalah tahapan pemotongan string dalam sepenuhnya otomatis dalam penggalian dan
teks berdasarkan akta yang menyusunnya dan penyimpulan hubungan antara kata dan kalimat yang
sisimpan dalam sebuah variable array. ada dalam paragraf [6]. Algoritma LSA merupakan
5. Stemming (penghapusan awalan dan akhiran) salah satu algoritma pengembangan dalam bidang
Stemming adalah salah satu cara yang digunakan ilmu Information Retrival yang mampu
untuk meningkatkan performa pencarian dan menghimpun sejumlah besar dokumen dalam basis
pencocokan kata dengan cara mentransformasikan data dan mengghubungkan relasi antar dokumen
kata kata dalam sebuah dokumen teks ke bentuk dengan mencocokan query yang diberikan. Fungsi
dasarnya. Proses stemming dilakukan dengan utama dari LSA ini adalah untuk menghitung
menghilangkan semua imbuhan baik yang terdiri kemiripan (similarity) dokumen dengan
dari awalan, sisipan maupun akhiran dan kombinasi membandingkan representasi vektor tiap dokumen.
dari awalan dan akhiran. Ada banyak algoritma yang Penilaian dengan metode LSA lebih kepada kata-
digunakan untuk melakukan proses stemming. kata yang ada dalam tulisan tanpa memperhatikan
Khusus untuk stemming bahasa indonesia algoritma urutan kata dan tata bahasa dalam tulisan tersebut,
yang sering digunakan adalah algoritma nazrief dan sehingga suatu kalimat yang dinilai adalah
andriani, arifin dan setiono, algoritma veda, dll. berdasarkan kata-kata kunci yang ada pada kalimat
tersebut.
1.5 Matriks Singular Value Decomposition
SVD merupakan teorema aljabar linear yang
Untuk menghitung nilai jawaban esai
disebut mampu untuk memecah blok suatu matriks
menggunakan metode LSA, caranya adalah dengan
A menjadi tiga matriks baru yaitu sebuah matriks
cara membuat sebuah dokumen esai yang menjadi
orthogonal U, matriks diagonal S, dan transpose
acuan (query) atau kunci jawaban dan kemudian esai
matriks orthogonal V. Teorema SVD adalah sebagai yang akan dinilai dibandingkan dengan esai acuan
berikut : jawaban, semakin banyak kemiripannya maka
Amn = Umm x Smn x VTnn (1)
semakin besar nilai jawabannya.
Dimana UTU= matriks identitas ( I ), VTV = matriks
identitas ( I ). Kolom matriks U merupakan Langkah-langkah pemeriksaan esai dengan
eigenvektor orthonormal dari AAT. Sedangkan metode LSA adalah pertama tulisan
kolom matriks V merupakan eigenvektor direpresentasikan ke dalam matriks dimana baris
orthonormal dari ATA. dan S merupakan matriks matriks menunjukkan kata-kata kunci (queries) pada
diagonal akar dari nilai eigen dari matriks U atau V dokumen tersebut dan setiap kolom menunjukkan
dalam urutan dari yang terbesar. kolom dokumen. Setiap sel menunjukkan banyaknya
kemunculan kata kunci yang berada pada matriks
1.6 Cosine Similarity pada dokumen yang ada di kolom matriks.
Cosine similarity adalah salah satu metode Kemudian isi dari sel tersebut terlebih dahulu
perhitungan similarity yang paling popular untuk ditransformasikan dimana setiap frekuensi kata
diterapkan pada dokumen teks. Kelebihan utama dibobotkan dengan sebuah fungsi yang
dari metode cosigne similarity adalah tidak menunjukkan pentingnya sebuah kalimat dalam
terpengaruh pada panjang pendeknya suatu paragraph dan juga derajat yang menunjukkan
dokumen. Karna yang hanya diperhitungkan nilai seberapa pentingnya tipe kata didalam suatu kalimat.
term dari masing masing dokumen. Berikut adalah
rumus untuk cosine similarity Langkah selanjutnya adalah dilakukan
dekomposisi Singular Value Decomposition (SVD)
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 48
Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033
pada matriks kata-dokumen. Pada SVD matriks start
memuat frekuensi pemunculan kata kunci di
dekomposisi menjadi tiga buah matriks yang jika
tiga buah matriks tersebut dikalikan maka akan
muncul kembali matriks asalnya. Matriks
pertamanya mendeskripsikan entitas kolom sebagai Pre processing
nilai vektor orthogonal matriks. Matriks keduanya
berupa matriks diagonal yang memuat nilai skalar
matriks. Secara matematis, faktor yang paling baik
adalah menggunakan dimensi terkecil dari matriks
awalnya, sehingga rekonstruksi matriks terbaik Pemrosesan
dihasilkan pada saat nilai faktor lebih kecil dari dengan LSA
jumlah faktor yang digunakan.

Dimensi dari matriks yang telah


disederhanakan dengan menghapus koefisien pada end
matriks diagonal sebanyak yang diinginkan sampai
tersisa koefisien sebanyak dimensi yang terpilih. Gambar 1 Flowchart Sistem Koreksi Esai Otomatis
Tujuan penyederhanaan ini adalah agar terbentuk
matriks yang memuat nilai korelasi yang diinginkan Untuk lebih memudahkan dalam pemahaman dalam
ketika tiga buah matriks direkonstruksi. Kemudian prosesnya diberikan sebuah contoh pencocokan
penilaian akan dilakukan dengan membandingkan antara kunci jawaban dan jawaban siswa. Dalam
matriks korelasi dari query dengan matriks korelasi contoh berikut adalah salah satu ulangan yang
dari setiap dokumen dengan menggunakan diadakan yang berjumlah 2 soal esai mata pelajaran
perhitungan cosinus α. bahasa indonesia. Jika nilai sempurna dalam ulangan
ini adalah 10 maka setiap soal memiliki bobot 5
2. ISI PENELITIAN dalam penyusunan nilai tersebut.
Bagian ini dapat dibagi dalam beberapa sub
pokok pembahasan sesuai dengan kebutuhan tulisan. 2.1 Analisis metode LSA
Tidak ada batasan yang baku mengenai jumlah
pemerincian sub pokok bahasannya; tetapi Tahapan yang terdapat dalam proses LSA
setidaknya mengandung: metode, hasil, dan terdiri dari empat tahap dimana masing-masing
pembahasan. tahap ada proses perhitungan matematisnya. Proses
ini adalah kelanjutan dari proses preprocessing yang
Pengembangan koreksi esai dimasukan dalam telah dilakukan sebelumnya untuk mendapatkan
fitur latihan dalam satu halaman bersama soal nilai kemiripan antara jawaban dan kunci jawaban.
pilihan ganda. Pengembangan dilakukan karena
ditemukan persoalan dalam sistem yang berjalan
bahwa pengkoreksian jawaban esai secara manual
akan membutuhkan waktu yang lama sebagaimana
dijelaskan dalam latar belakang penelitian sehingga
membutuhkan fitur tambahan yaitu koreksi soal esai
otomatis dalam sistem. Pengembangan ditambahkan
dalam bagian latihan soal dengan fitur koreksi soal
esai otomatis yang mana dalam sistem sebelumnya
sudah teradapat fitur latihan soal namun terabatas
hanya soal pilihan ganda saja.
Sistem yang akan dikembangkan dalam
penelitian ini adalah sebuah sistem koreksi soal esai
otomatis dengan metode Latent Semantyc Analysis.
Pada prosesnya sebelum sistem melakukan
perhitungan dengan metode LSA ada proses proses
yang dilakukan terlebih dahulu. Pengembangan
koreksi esai ini terdiri dari dua subproses yaitu
proses preprocessing dan proses LSA itu sendiri.
Proses preprocessing terdiri dari case folding,
tokenizing, filtering, dan stemming. Berikut adalah
flowchart dari masing masing proses.
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 49
Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

start 0 1 0 0
1 0 1 0

Kata kunci dan


jawaban dalam 1 0 1 1 1 1 1 0 1
bentuk array
1 0 1 1 0 0 0 1 0
AT
1 1 0 0 1 0 1 0 1
Pembuatan matriks 0 1 0 0 1 1 1 0 0
Langkah berikutnya adalah dengan mencari
nilai A*AT dan AT*A sehingga didapatkan matriks
berikut:
Perhitungan nilai matriks U,S,VT
dengan SVD
7 4 4 4
4 5 2 2
AT * A
Perhitungan vektor kunci 4 2 5 3
jawaban
4 2 3 5

Perhitungan nilai cosine


similarity 3 1 2 2 2 1 3 1 2
1 2 1 0 2 1 2 0 1
2 1 3 2 2 2 3 1 1
Nilai akhir
2 0 2 2 1 1 2 1 1
A*AT 2 2 2 1 3 2 3 0 2
1 1 2 1 2 2 2 0 1
end
3 2 3 2 3 2 4 1 2
Gambar 2 Flowchart proses LSA
1 0 1 1 0 0 1 1 0
2.2 Perhitungan nilai matriks U, S, VT 2 1 1 1 2 1 2 0 2
Setelah terbentuk sebuah matriks berukuran
m x n maka langkah selanjutnya adalah dengan
mencari nilai matriks U, S, VT dengan metode SVD Setelah didapatkan hasil perkalian antara
(Singular Value Decomposition). Untuk matriks A dan transpose dari matriks A diatas maka
mendapatkan matriks-matriks berikut melalui langkah selanjutnya adalah mencari nilai eigen
beberapa perhitungan yang cukup kompleks mulai dengan cara mengurangi matriks tersebut dengan
dari melakukan transpose matriks, mencari nilai lambda dikalikan dengan matriks identitas. Yang
eigen dan mencari vektor eigennya. Namun dalam pertama adalah mencari nilai eigen dari matriks
implementasi program, proses perhitungan dapat AT*A.
menggunakan library dari JAMA yang telah
menyediakan fungsi untuk melakukan perhitungan Nilai eigen = ( )
matriks sebagai pengganti MATLAB sehingga
7 4 4 4 λ 0 0 0 7-λ 4 4 4
didapatkan matriks U, S, VT.
Dari tabel 3.7 didapatkan sebuah matriks A 4 5 2 2 0 Λ 0 0 4 5-λ 2 2
-
dengan dimensi 9x4 yang akan dilakukan proses 4 2 5 3 0 0 λ 0 4 2 5-λ 3
SVD untuk mencari nilai U, S, VT . langkah pertama
4 2 3 0 0 0 λ 4 2 3 5-λ
untuk mencari matriks tersebut adalah dengan
mencari matriks AT terlebih dahulu.
Dari perhitungan diatas dilanjutkan dengan
1 1 1 0
mencari persamaan polynomial (banyak suku) dari
0 0 1 1 matriks diatas. Caranya adalah dengan mengalikan
1 1 0 0 setiap elemen dikurangi elemen lain dari sisi
A 1 1 0 0 sebelahnya. Sehingga didapakan persamaan berikut :
1 0 1 1
1 0 0 1
1 0 1 1
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 50
Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033
Setelah didapatkan sebuah persamaan Setelah didapatkan ketiga matriks tersebut
polynomial seperti diatas langkah selanjutnya adalah langkah selanjutnya adalah dengan melakukan
mencari akar dari persamaan tersebut sehingga penyederhanaan kolom-kolom matriks.
didapatkan Penyederhanaan dilakukan pada matriks U dengan
penyederhanaan pada jumlah kolomnya, matriks S
λ1 = 15,400 λ2 = 1,235 pada baris dan kolomnya. Langkah penyederhanaan
ini dilakukan sesuai dengan nilai dimensi dari
matriks tersebut. sehingga didapatkan matriks U dan
λ3 = 3.366 λ4 = 2,000
S dengan dimensi baru sebagai berikut.
Sedangkan untuk matriks A*AT dengan -
melakukan proses yang sama didapatkan nilai eigen 0.3 0.2
sebagai berikut. 86 48
0.2 0.4
λ1 = 15,400 λ2 = 3,366 33 83
-
λ3 = 2,000 λ4 = 1,235 0.3 0.2
86 48
λ5, λ6 , λ7 , λ8, λ9 = 0,000 -
0.2 0.4
3.9
69 89
setelah didapatkan nilai eigen dari masing- Matri 24 0
0.3 0.4 Matriks S
masing persamaan diatas langkah selanjutnya adalah ks U 1.8
95 13
dengan memasukan nilai λ pada persamaan awal 0 35
0.2 0.1
yang kemudian dinormalisasi sehingga didapatkan
79 71
matriks-matriks berikut. Untuk vector eigen dari
-
matriks AT*A akan menjadi nilai V yang kemudian
0.5 0.0
akan di transpose menjadi VT. Dan vektor nilai eigen
02 06
dari A*AT akan menjadi nilai matriks U. Sedangkan
-
matriks S didapatkan dari diagonal akar nilai eigen
0.1 0.4
yang sudah diurutkan dari yang terbesar dan bukan
07 19
nol.
0.2 0.1
79 71
0.386 -0.248 -0.5 -0.025
0.233 0.483 0 -0.533 2.3 Perhitungan vektor kunci jawaban
0.386 -0.248 0.5 -0.025
Pencarian matriks vektor Q dan
0.269 -0.489 0 0.251 tiap-tiap D dilakukan untuk melakukan proses
Matriks U 0.395 0.413 0 0.131 perhitungan cosine similarity di tahap berikutnya.
0.279 0.171 0.5 0.408 Pada langkahnya tahap ini melakukan perkalian
matriks dengan himpunan term frekuensi masing-
0.502 -0.006 0 -0.302 masing query yang ditranspose terhadap matriks U
0.107 -0.419 0 -0.433 yang kemudian dikalikan kembali dengan invers dari
0.279 0.171 -0.5 0.408 matriks S (S-1). perhitungan berikut adalah contoh
dari perhitungan vektor kunci jawaban (Q).
3.924 0 0 0
̅ (2)
1.835 0 0
Matriks S
0 0 1.414 0
0 0 0 1.111

0.636 0.421 0.457 0.457


0.129 0.769 -0.443 -0.443
Matriks VT
0 0 -0.707 -0.707
0.761 -0.482 -0.307 -0.307
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 51
Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033

0.386 - ||A|| = Panjang Matriks A


0.248
0.233 0.483 ||B|| = Panjang Matriks B
0.389 -
0.248 Sehingga D1 =
0.269 - ( )( ) ( )( )
|10111 0.255 0.00
̅= 0.489 √( ) ( ) √( ) ( )
1101|
0.395 0.413 0.000 0.545
0.279 0.171 Sehingga didapatkan nilai cosine similarity
0.502 - dari D1 sebesar 0.644 . Untuk nilai yang lain juga
0.006 dilakukan dengan proses yang sama sampai
0.107 - didapatkan masing-masing nilai cosine similarity
0.419 sebagai berikut :
0.279 0.171
( )( ) ( )( )
D2 =
√( ) ( ) √( ) ( )
̅= q -0.135 |
( )( ) ( )( )
D3 =
Jadi hasil perhitungan matriks diatas √( ) ( ) √( ) ( )
didapatkan sebuah vektor dari query jawaban (Q)
adalah ̅ = | 0.617 -0.135 |. Dengan melakukan Setelah didapatkan nilai similarity dari
perhitungan yang sama maka masing-masing masing-masing jawaban maka tahap selanjutnya
jawaban akan menghasilkan nilai vektor sebagai adalah perkalian dengan bobot dari setiap soal yang
berikut : diujikan. Dalam soal ini memiliki bobot 5 dari 10
Nilai vector Q = | 0.617 - 0.135 | point yang ada dalam ulangan dari dua soal,
Nilai vector D1 = | 0.407 -0.813 | sehingga ketika jawaban dari siswa memiliki
Nilai vector D2 = | 0.444 0.470 | kesamaan sempurna dengan kunci yang diberikan
Nilai vector D3 = | 0.445 0.470 | akan memiliki 5 point pada soal tersebut.
Jadi nilai rekomendasi yang didapatkan oleh
2.4 Perhitungan nilai cosine similarity guru dari fungsionalitas koreksi soal pada contoh
soal model ini adalah sebagai berikut :
Perhitungan nilai cosine similarity
Nilai rekomendasi = nilai cosine similarity *
dilakukan guna mendapatkan nilai atau tingkat
bobot tiap soal
kemiripan antar dua buah vektor. Dalam hal ini
vektor yang akan dilakukan perhitungan adalah
D1 = 0.644 * 5 = 3.2
vektor antara kunci jawaban dan masing masing
jawaban siswa. Perhitungan ini dilakukan dengan D2 = 0.566 * 5 = 2.62
menggunakan rumus pada persamaan dibawah ini. D3 = 0.566 * 5 = 2.62

Sehingga menghasilkan Nilai rekomendasi


(3) dari 3 siswa yang telah mengerjakan soal esai
dengan jawaban berbeda yakin sebagai berikut :
Siswa pertama atau D1 menghasilkan nilai
rekomendasi 3.20 dibulatkan dengan 1 angka
desimal menjadi 3.2, Siswa kedua atau D2
menghasilkan nilai rekomendasi nilai rekomendasi
2.62 dibulatkan dengan 1 angka desimal menjadi 2.6
dan Siswa ketiga atau D3 menghasilkan nilai
rekomendasi Nilai rekomendasi 2.62 dibulatkan
Dengan :
dengan 1 angka desimal menjadi 2.6
D = jawaban siswa 3 PENUTUP
Berdasarkan dari uraian dan hasil analisis
Q = query jawaban yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Dengan adanya fungsionalitas
A = Matriks A koreksi esai otomatis guru mampu melaksanakan
proses koreksi soal jenis esai dengan lebih cepat.
B = Matirks B Sebelumnya dibutuhkan waktu sekitar 1 menit tiap
soal untuk mengkoreksi soal esai secara manual.
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 52
Edisi. .. Volume. .., Bulan 20.. ISSN : 2089-9033
Jika akan mengkoreksi 30 soal maka dibutuhkan
waktu sekitar 30 menit, sedangkan jumlah pelajar di
SMK Plus An-Naba Sukabumi sekitar 200 orang.
Setelah pengembangan dibutuhkan waktu sekitar 5
detik tiap soal untuk mengoreksi. Jika akan
mengkoreksi 30 soal maka membutuhkan waktu
sekitar 150 detik atau 2,5 Menit, sedangkan jika
akan mengkoreksi 200 soal maka membutuhkan
waktu sekitar 1000 detik atau 5 menit
Untuk pengembangan fungsionalitas
koreksi esai otomatis, saran untuk penelitian
berikutnya agar menggunakan metode selain Latent
Semantyc Analysis (LSA) dalam melakukan koreksi
soal esai otomatis.

DAFTAR PUSTAKA

[1] M P B S Sahriar Hamza, “Sistem


Koreksi Soal Essay Otomatis Dengan Menggunakan
Metode Rabin Karp,” EECCISS, vol , no 2, p
153, 2013.
[2] B. B. D. H. Anak Agung Putri Ratna,
“SIMPLE : SISTEM PENILAI OTOMATIS
UNTUK MENILAI UJIAN DALAM BAHASA
INDONESIA,” MAKARA TEKNOLOGI, vol ,
no. 1, pp. 5-11, 2007.
[3] R. S.Pressman, Software Enginering A
Practitioners Approach, New York: McGraw-Hill,
2010.
[4] Munir, “KONTRIBUSI TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI
PENDIDIKAN INDONESIA,” Indonesian
Comunity on Information and Comunicartion
Technology, vol. 2, no. 2, 2009.
[5] D. E. Hartley, Selling e-Learning, ASTD,
2006.
[6] P. W. D. L. Thomas K Launder, An
Introduction to Latent Semantic Analysis, 1998.
[7] M. S. Rossa A.S M, Rekayasa Perangkat
Lunak terstruktur dan berorientasi objek, Bandung:
Informatika, 2013.
[8] A. Nugroho, Analisis dan Perancangan
Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi
Objek, Bandung: Informatika, 2005.

Anda mungkin juga menyukai