Disusun Oleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat –Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
yang berjudul “PENGARUH VIDEO PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TKJ MATA
PELAJARAN ADMINISTRASI SISTEM JARINGAN” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan prposal penelitian ini adalah untuk
mempelajari cara pembuatan skripsi pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Al Maksum dan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKJ di SMK Budaya Langkat.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang memberikan kritik dan saran sehingga proposal penelitian ini
dapat diselesaikan.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penilitian ini sebaik
mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
pembaca untuk menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusun proposal
penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi
para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
BAB 2 LANDASAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Hasil Belajar
2.1.2 Video Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan zaman menuntut berbagai bidang untuk terus beradaptasi.
Tak terkecuali pada bidang pendidikan. Dizaman dimana teknologi semakin
canggih ini, pendidikan juga dituntut untuk menyesuaikan diri agar
pembelajaran dapat maksimal. Pendidikan dapat diwujudkan salah satunya
dengan adanya lembaga yang bernama sekolah.
Menurut, Guswiani, et.al (2018) (Wijaya dan Rusyan
mengemukakan,1991: 2) Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal
yang mempunyai tanggung jawab untuk terus mendidik siswanya. Untuk itu
sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar sebagai realisasi dari tujuan
pendidikan yang telah ditetapkanSekolah yang merupakan lembaga formal yang
memfasilitasi siswa dalam mendapatkan hak belajar dan kewajiban sekolah
adalah menyediakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
tuntutan zaman, seperti yang dikemukakan Sanjaya (2008: 15) variabel yang
berpengaruh terhadap sistem keberhasilan pembelajaran adalah : (1) Faktor
Guru, (2) Faktor Siswa, (3) Faktor sarana dan prasarana dan (4) Faktor
lingkungan.
Dari keempat variabel diatas faktor yang paling penting dalam keberhasilan
sistem pembelajaran karena guru yang secara langsung berhadapan dengan
siswa baik berperang sebagai perencana (planner) atau desainer (designer)
pembelajaran sebagai implementator sehingga dibutuhkan tenaga pengajar yang
memiliki kemampuan visioner, selalu memperbaharui informasi serta
pengetahuan yang dimilikinya.
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirimke penerima
pesan. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of
Education and Comunication Technologi/AETC) di amerika, membatasi media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi.
Sadiman (2012: 6), menyatakan bahwa “media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Sementara itu, Briggs (1970), berpendapat bahwa “media adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Buku bukan lagi satu-satunya media pembelaran pada saat ini, seperti yang
dikemukakan oleh Hamdani (2011:243), menyatakan bahwa “meliputi alat yang
secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri
atas buku, tape recorder, flim, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi dan
komputer”.
SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat. Sekolah di jenjang pendidikan dan jenis kejuruan dapat bernama
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun
2003). SMK memiliki banyak keahlian yang disesuaikan dengan kebutuhan
dunia kerja. Salah satu program keahlian yang terdapat di SMK Budaya Langkat
adalah program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Penelitian ini dilakukan peneliti, untuk mengetahui pengaruh video
pembelajaran terhadap hasil belajar siswa kelas XI teknik komputer jaringan
pada matapelajaran admistrasi sistem jaringan di SMK Budaya Langkat.
Mata pelajaran Administrasi Sistem Jaringan (ASJ) berhubungan dengan
sistem operasi, jaringan dan server. Dimana beberapa hal yaitu sistem oprasi dan
jaringan sebagian sudah dipelajari dikelas X pada pembelajaran Komputer dan
Jaringan Dasar.
Menurut, Rini et.al (2021) mata pembelajaran Administrasi Sistem Jaringan
(ASJ) pada kompetensi Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) mempelajari
tentang prosedur bagaimana komputer dapat berperan menjadi server sehingga
membutuhkan ketelitian untuk melakukan konfigurasi layanan jaringan yang
sesuai prosedur. Dari penjabaran tersebut,dapat disimpulkan bahwa
matapelajaran Adminitrasi Sistem Jaringan (ASJ) merupakan pelajaran yang
paling penting untuk siswa yang memilih program keahlian Teknik Komputer
Jaringan.
Berdasarkan data hasil nilai ujian akhir semester ganjil dan wawancara oleh
guru Administrasi Sistem Jaringan (ASJ) di SMK Budaya Langkat, masih banyak
siswa banyak siswa yang belum mencapai nilai kreteria ketuntasan minimal
(KKM) yakni 75, rata-rata dari siswa baru mencapai ketuntasan 50. Siswa yang
mendapat nilai diatas 50 ada 6 siswa, dengan presesntase ketuntasan 54%. Dan
ada 5 siswa yang mendapat nilai kurang dari 50 deangan presntase ketuntasan
46%. Dari 11 siswa hanya 3 orang yang mencapai nilai KKM , 8 siswa mendapat
nilai kurang dari 65, dan 1 siswa tidak mengikuti ujian akhir semester 1.
Sepanjang pengetahuan peneliti, sekolah tidak memfasilitasi buku sebagai
media pembelajaran utama, hanya mengandalkan modul dari guru, dan kurangnya
kreativitas guru dalam memberi belajaran, guru hanya menggunakan metode
ceramah saja, mengakibatkan siswa bosan saat pelajaran berlangsung. Dan media
pembelajaran yang digunakan hanya powerpoint,media ini kurang efektif karena
hanya terdapat gambar dan tulisan saja, tidak ada gerak, yang menjelaskan
praktik sistem jaringan . Jika hal ini dibiarkan dapat berpengaruh kurang baik
terhadap masa depan siswa dan juga pihak sekolah untuk kedepannya.
Menurut, M.K Nasution (2017) (Tarmudji, 1994) menunjukkan
keunggukan metode ceramah, menurut Tarmudji dengan metode ceramah
keterlibatan kelas mudah di jaga dan mudah menguasai kelas, melatih
peserta untuk menggunakan pendengarannya dengan baik serta menangkap
dan menyimpulkan ceramah dengan cepat dan tepat, materi jelas sampai
kepada seluruh siswa dengan merata.
Namun metode ini,memiliki kekurangan sehingga kurang efektif digunakan
untuk pada zaman yang serba canggih ini. Menurut Abuddin Nata dalam
bukunnya Prespektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, menyatakan bahwa:
Kekurangan metode ceramah antara lain cenderung membuat peserta didik kurang
kreatif, materi yang disampaikan hannya mengandalkan ingatan guru,
kemungkinan adannya materi pelajaran yang tidak dapat diterima sepenuhnya
oleh peserta didik, kesulitan dalam mengetahui tentang seberapa banyak materi
yang dapat diterima oleh anak didik, cenderung verbalisme dan kurang
merangsang.
Ketidak ketuntasan hasil belajar, dan kurangnya kreativitas guru dalam
memberikan pembelajaran, menjadi masalah saat ini. Seharusnya guru dapat lebih
kreatif lagi dalam menyampaikan meterinya, guru dapat menggunakan video
pembelajaran sebagai media pembelajaran intraktif dengan menggunakan sarana
yang sediakan sekolah seperti proyektor atau infocus dan melakukan praktik
jaringan secara berskala, guru juga dapat memanfaat android yang dimiiki setiap
siswa dengan cara guru mengarahkan siswa untuk mengunjungi chanel youtube
guru untuk melihat video yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas dan
melakukan praktik langsung dengan diawasi dan bimbingan guru, karena tidak
siswa mampu memahami materi tanpa adanya praktik.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Hasil Belajar
a. Definisi Hasil Belajar
Secara umum pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku dan
kemampuan secara keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang
wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan
oleh pengalaman dan bukan hanya salah satu aspek potensi saja.
Setelah suatu proses belajar berakhir, maka siswa memperoleh suatu hasil
belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami
serta mengerti materi tersebut
Menurut, Nurita (2018) Hasil belajar adalah hasil pembelajaran dari suatu
individu tersebut berinteraksi secara aktif dan positif dengan lingkungannya.
Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan
terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Selanjutnya Winkel
menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu kemampuan internal yang telah
menjadi milik pribadi seseorang dan kemungkinan orang itu melakukan sesuatu
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Sedangkan menurut Gagne dan Briggs, hasil belajar adalah kemampuan
seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran tertentu.16 Berdasarkan teori
Taksonomi Bloom, hasil belajar dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif terdiri dari enam aspek yaitu
ranah ingatan (C1), ranah pemahaman (C2), ranah penerapan (C3), ranah analisis
(C4), Sintesis (C5) dan ranah penilaian (C6).17 Maka hasil belajar adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar yang meliputi
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berbeda dengan pendapat Arikunto (2009: 133) mengatakan bahwa “Hasil
belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak
dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur”. Sedang, Jihad dan Haris
(2010:15) mendefinisikan, “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa
secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan
pengajaran”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil
yang diberikan kepada siswa berupa penilaian setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan menilai pengetahuan, sikap, ketrampilan pada diri siswa
dengan adanya perubahan tingkah laku.