Dokumen - Tips - Makalah Listrik Motor Induksi 3 Phasadocx
Dokumen - Tips - Makalah Listrik Motor Induksi 3 Phasadocx
Dengan memanjatkan Puji Syukur atas limpah rahmat Tuhan yang maha
Esa, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Motor Induksi Tiga Fasa
dengan tujuan mengetahui dan memahami sistem kerja pada Motor Induksi Tiga
Fasa tersebut.
Makalah ini hanya memuat hal-hal pokok berkaitan dengan Motor Induksi Tiga
Fasa tersebut. Baik dari pengertian, konstruksi, sistem kerja dan keuntungan dari
motor ini. Makalah ini bersumber dari buku referensi dan referensi dari internet
kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun, penulis berharap makalah ini mudah-mudahan bisa berguna bagi kita
semua, dan mejadi amal soleh bagi kita semua. atas perhatianya penulis ucapkan
terima kasih.
Penulis,
Adi Septiawan
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling
luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja
berdasarkan induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. Motor induksi ini terdiri
dari dua jenis, yaitu: motor induksi satu fasa, dan motor induksi tiga fasa. Motor
induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri
maupun di rumah tangga. Hal ini disebabkan karena motor induksi memiliki
berbagai keunggulan dibanding dengan motor listrik yang lain, yaitu diantaranya
karena harganya yang relatif murah, konstruksinya yang sederhana dan kuat serta
karakteristik kerja yang baik.
Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak
digunakan pada perindustrian, motor inilah yang akan digunakan untuk memutar
beban yang ada diperindustrian. motor induksi tiga fasa keluaran besarannya
berupa torsi untuk menggerakkan beban. Jika torsi beban yang dipikul motor
induksi tiga fasa lebih besar, maka motor induksi tiga fasa tidak akan berputar.
Dan jika torsi beban yang dipikul motor induksi tiga fasa terlalu kecil, maka ini
dianggap suatu hal yang berlebihan.
3
Oleh karena itu semua kita perlu mengetahui dan mempelajari konsep
serta melakukan analisa hal-hal yang berkaitan dengan motor induksi tiga phasa
ini.
1.3 Tujuan
4
1.4 Manfaat
5
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi pengertian motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang merubah
energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan
mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor yang dioperasikan pada sistem tenaga tiga
fasa.
Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi
gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator
dan medan rotor. Motor induksi 3-fasa dioperasikan pada sistem tenaga 3-fasa dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang besar.
Bentuk gambaran motor induksi 3 fasa diperlihatkan padagambar 2.1, dan contoh
penerapan motor induksi ini di industri diperlihatkan pada gambar 2.2.
6
a) bentuk fisik b) motor induksi dilihat ke dalam
Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang
berhubungan dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate)
motor induksi. Contoh data yang ditampilkan pada plat nama motor induksi ini
diperlihatkan pada gambar 2.3
7
Gambar 2.3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi
8
pengemudian motor induksi dengan pemakaian khusus menggunakan sensor
mekanik akan menyulitkan.
Metode Direct Torque Control merupakan tipe kontrol close loop. Kontrol close
loop umum digunakan di dalam pengaturan kecepatan motor induksi karena
memberikan respon kecepatan yang lebih baik dari pada open loop. Kontrol close
loop disebut juga kontrol umpan balik yang menjadikan output sebagai
perbandingan dengan input (referensi) untuk memperoleh suatu error. Didalam
suatu sistem yang handal, adanya error merupakan suatu kerugian. Oleh karena
itu, digunakan control PI yang diharapkan dapat menekan error sampai nilai
minimal. Namun hal ini membutuhkan perhitungan matematik yang rumit dan
komplek dalam menentukan Kp dan Ki yang sesuai, agar diperoleh kinerja motor
yang bagus.
9
berubah. Perubahan cepat dari torsi elektromagnetik dapat dihasilkan dari putaran
fluk stator, sebagai arah torsi. Dengan kata lain fluk stator dapat seketika
mempercepat atau memperlambat dengan menggunakan vektor tegangan stator
yang sesuai. Torsi dan fluk kontrol bersama-sama dan decouple dicapai dengan
pengaturan langsung dari tegangan stator, dari error respon torsi dan fluk. DTC
biasanya digunakan sesuai vektor tegangan dalam hal ini untuk memelihara torsi
dan fluk stator dengan dua daerah histerisis, yang menghasilkan perilaku bang
bang dan variasi prosedur frekuensi pensaklaran dan ripple fluk, torsi dan arus
yang penting.
b. Kontrol PI
10
Gambar 2. 4. Kostruksi utama Stator dan Rotor
A. Stator
Stator pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor
sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari laminasi-laminasi
dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d 5) mm dengan dibuat alur sebagai
tempat meletakan belitan/kumparan, secara detail ditunjukan pada gambar 2
berikut.
11
Gambar 2. 5. Konstruksi stator dengan alur-alurnya
B. Rotor
Ini adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas,
rotor terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur
magnetik silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian listrik dari rotor dapat berupa :
Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
12
Gambar 2.6. Rotor sangkar Tupai
Jenis rotor sangkar tupai, yang terdiri dari satu set tembaga atau potongan
aluminium yang dipasang ke dalam slot, yang terhubung ke sebuah akhir-cincin
pada setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini menyerupai 'kandang tupai'.
Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati ke dalam slot rotor, yang membuat
konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan rotor aluminium berada dalam
kontak langsung dengan laminasi baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji
aluminium dan tidak di laminasi. Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran
maupun yang banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan ”Rotor
Sangkar”. Alasan umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang sederhana
dan juga lebih murah harganya. Konstruksi rotor sebagaimana gambar 2.7. berikut
ini, menunjukkan konstruksi batang-batang konduktor dari bahan tembaga atau
alumunium yang dihubungkan singkat.
13
Sejumlah batang-batang konduktor tersebut dimasukkan ke dalam
laminasi-laminasi yang terbuat dari bahan besi silikon serta menjadi satu dengan
poros rotor. Sebagaimana konstruksi tersebut di atas terutama batang-batang
konduktor yang terhubung singkat, maka tidak dimungkinkan untuk menambah
”Tahanan Luar” (yang dipasang secara seri) dengan rotor guna keperluan
”Pengasutan”. Selain itu pula posisi dari batang-batang konduktor/tembaga
posisinya dibuat tidak paralel (tidak segaris) dengan poros rotor. Posisi batang
konduktor agak dimiringkan sebagaimana terlihat pada gambar 4 di atas.
14
Motor dengan jenis rotor belitan biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau
pengaturan kecepatan dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi
Gambar 2.9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3 fasa
15
Gambar 2.10. Konstruksi detail motor induksi dengan ”rotor sangkar”
C. Parts lainnya
16
Dua flensa di ujung untuk mendukung dua bantalan, satu di drive-end
(DE) dan yang lainnya di non drive-end (NDE)
Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan NDE
Poros baja untuk transmisi torsi ke beban
Kipas pendingin yang terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang
kuat untuk stator dan rotor
Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima sambungan listrik
eksternal.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya
fluks yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami
gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai
17
dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat
kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya yang dililitkan pada sejumlah
kutub tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator
yang terjadi yang diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan
mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.
Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Menurut Azhary (2011) jika dijelaskan secara sistematis maka prinsip kerja motor
induksi itu sebagai berikut:
a) Pada keadaan beban nol ketiga phasa stator yang dihubungkan dengan
sumber tegangan tiga phasa yang setimbang menghasilkan arus pada tiap
belitan phasa.
b) Arus pada tiap fasa menghasilkan fluks bolak-balik yang berubah-ubah.
c) Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya
tegak lurus terhadap belitan phasa.
d) Akibat fluks yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya
adalah e1 = -N d Ф / dt ( Volt ) atau 4,44FN1 Ф (Volt ).
e) Penjumlahan ketiga fluks bolak-balik tersebut disebut medan putar yang
berputar dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns ditentukan oleh
jumlah kutub p dan frekuensi stator f yang dirumuskan dengan Ns = 120 F
/ P ( rpm ).
f) Fluksi yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada
rotor. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl)
sebesar E2 yang besarnya 4,44FN2 Ф ( Volt )
dimana :
E2 = Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam (Volt)
Фm = Fluksi maksimum(Wb)
18
g) Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl tersebut
akan menghasilkan arus I2.
h) Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F pada
rotor.
i) Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul
kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator.
j) Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan
sinkron. Perbedaan kecepatan medan stator (ns) dan kecepatan rotor (nr)
disebut slip (s) dan dinyatakan dengan S = Ns - Nr / Ns
k) Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya tegangan yang
terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip.
Tegangan induksi ini dinyatakan dengan E2s yang besarnya E2s =
4,44FN2 Фm ( Volt )
Dimana:
l) Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir
pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan
jika nr < ns.
19
Gambar 12. Analogi dan rangkaian ekivalen motor induksi
Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor
sangkar.
Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil.
Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.
20
2.6 Perawatan
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin
yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia.
Walau begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena
umur motor dan operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak
benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak
transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan
kenaikan suhu. Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada
kinerja motor. Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir
yang korosif, dan kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan
mekanis karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan
penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja motor.
Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi sebagai berikut.
21
dan bearings lebih cepat aus, mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan
peralatan yang digerakkan.
5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan
pemasangannya benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus
diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan kekencangnya.
6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor
bersih untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan
yang berlebihan. Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap
kenaikan suhu operasi motor 10oC diatas suhu puncak yang direkomendasikan,
waktu pegulungan ulang akan lebih cepat, diperkirakan separuhnya.
22
Gambar 2.13. Bagian- bagian elevator
23
Bagian-bagian diatas belum termasuk system control pada rangkaian
elecktro penggatur arus listrik pada elevator. Bagian-bagian rangkaian elektro
pengatur arus listriknya adalah :
1. Motor Penggerak
Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik tiga fasa yang putarannya
diteruskan dengan transmisi roda gigi. Motor penggerak ini dilengkapi dengan
rem magnet (magnetic brake) yang berfungsi menahan motor ketika kereta
elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau lambatnya
elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) . Motor penggerak dalam
menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar
pada puli mesin ( sheave ).
2. Pulley
Sistem pulley dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan
majemuk.
3. Tali Baja
24
Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke gerakan
naik turun sangkar pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan diameter tali baja
ditentukan dari besarnya beban yang akan diangkat.
4. Sangkar / Kereta
Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut
penumpang maupun barang. sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur dan
menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail
( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki rail. Selain pemandu rail
( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer rubber ) yang berfungsi
untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain itu
pula terdapat pendeteksi beban ( switch overload ) yang terdapat dibawah kereta
elevator. Pada pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dan
sensor sentuh (safety shoe) yang terpasang pada pintu kereta dan berfungsi
supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu elevator, didalam kereta
elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai ( floor button ) yang akan
dituju oleh pengguna elevator. Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang
digerakkan oleh motor stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang
asalnya dari sensor kedekatan ( proximity ) yang berfungsi menentukan level atau
tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level atau rata maka motor stepper akan
membuka pintu secara otomatis.
6. Rem
Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang paling
umum adalah rem lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan
lapisan, dan perakitan sebuah solenoida . Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan
25
pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum rem yang menimbulkan torsiatau
tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk menahan
rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan
secara langsung di salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam
kedua kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik
magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator
tersebut.
7. Governor
Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja
pengaman. Tali pengaman ini meneruskan gerakan dari kereta ke governer dan
memutar roda governor. Apabila kecepatan kereta melebihi kecepaan aman yang
diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara sebagai berikut :
a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.
b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Kusumah, Inu.H. ( 2008 ). Diktat ( Bahan Ajar ) Teknik Listrik dan Elektronika.
https://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_MESIN_INDUKSI_3-PHASA
https://www.digilib.unimus.ac.id/download.php?id=3841
28